#raudhah
Explore tagged Tumblr posts
Text
[TUHANKU, DENGAN SEGALA MAHA BAIKNYA]
"Ya Allah, aku mau 10 milyar."
Celetuk seorang hamba kepada Tuhannya di tempat mustajab; Raudhah Masjid Nabawi. Doa terakhir yang dilantunkan sebelum ia memutuskan untuk menyudahi waktu berbincang di taman surga itu.
Menariknya, bahkan ia tak tau apa tujuan doanya. Hingga di kemudian hari, muncul sebuah rasa sakit yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Dan di sinilah turning pointnya, Tuhan -dengan segala kemahabaikanNya- sadarkan kembali bahwa rezeki bukan melulu tentang digit materi.
Bentuknya bermacam. Hukumnya berbanding lurus dengan syukur; yakni semakin luas kacamata syukurmu maka semakin luas pula definisi rezeki yang dapat kau pahami.
Coba bayangkan, kalau ternyata Tuhan -dengan segala kun fayakunNya- benar mengabulkan permintaan 10 milyar Si Hamba, namun hanya untuk membiayai berbagai pengobatan. Apakah benar hal itu yang hamba inginkan?
Maka, hari itu pula, Tuhan -dengan segala kelembutanNya- memberi pelajaran kepada hamba yang lemah ini. Diberinya sebuah sentuhan halus, sebuah pemahaman yang luar biasa cantik.
Nikmat paham ini berhasil diserap oleh Sang Hamba. Maka dengan segera ia mengubah doa-doanya. Bukan lagi tentang seberapa banyak, tapi tentang cukup yang berkah. Yang terdapat ridha Allah di dalamnya.
Lagi, keinginanmu adalah sebuah harapan. Namun keinginan Allah adalah sebuah kepastian. Maka berdoalah, agar apa yang kau inginkan sejalan dengan apa yang Allah takdirkan. Jika tidak, Maha yakinlah bahwa Tuhanmu Maha Segala. Ia jauh lebih tau apa yang kau butuhkan.
— @sepertibumi
#muhasabah#petuah#hidup#belajar#diri#do'a#self improvement#dewasa#islamdaily#raudhah#masjid nabawi#pelajaran hidup
47 notes
·
View notes
Text
Raudhah 'Taman Surga'
Suatu tempat di antara makam Nabi Muhammad SAW yang dahulunya merupakan rumah Nabi Muhammad SAW dan mimbar tempat Nabi Muhammad berkhotbah semasa hidupnya. Raudhah terletak di area Masjid Nabawi, Madinah. Rosulullah SAW pernah bersabda bahwa Raudhah adalah taman di antara taman taman Surga. Raudhah juga salah satu tempat yang mustajab untuk berdoa.
Allahumma sholli'ala sayyidina Muhammad wa'ala Ali sayyidina Muhammad.
#raudhah#taman surga#masjid nabawi#madinah#muhammad#nabi muhammad saw#saudi arabia#photography#original photography on tumblr#photographers on tumblr#poco f4 5g camera#arab saudi#moslem#islam
1 note
·
View note
Text
Muhaimin Cawapres, Kiai Suadi: Biar Warga Nahdliyin Tidak Hanya Disuruh Dorong Mobil
PASURUAN | KBA – Supaya warga Nahdlatul Ulama (NU) maju, Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mengambil langkah politik dengan “mendekati” dua partai politik, PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra. Tujuannya, agar bisa mencalonkan diri sebagai calon presiden atau calon wakil presiden RI. Dikutip KBA News dari akun twitter @nahdliyinbersatu, KH Suadi Abu Amar,…
View On WordPress
#‘Anies Baswedan Harapan Perubahan’#Amin#Anies Presiden 2024#jatim#KH Suadi#muhaimin#Pasuruan#Ponpes Ar Raudhah
0 notes
Text
Raudhah, Titik Puncak Tawakal
Salah satu hal yang sering dipesankan dalam perjalanan ziarah ini adalah "tidak ada yang pasti di tanah haram". Termasuk izin untuk bisa memasuki taman syurgaNya, Raudhah. Ada yang sudah dapat izin (tasreh), namun petugas bilang tidak, ada yang tidak dapat izin namun bisa masuk, dan lainnya.
Menjelang hari terakhir disini, muthawwif menyampaikan, "Jangan menggantungkan ibadah kita semua pada raudhah. Jangan menggantungkan/berharap pada pihak manapun. Karena yang membuat kita bisa masuk atau tidak, itu Allah... Jangan pundung ketika memang tidak dapat izin dan memengaruhi ibadah lainnya". Mendengarnya, rasanya, sebagian besar dari kami sudah ada di titik "Wis, jika tidak bisa masuk, ndak apa. Jika masuk, alhamdulillah..". Aku merasakan itu dan diakui oleh beberapa kawan.
Namun, ternyata Allah yang mampukan kami semua masuk kesana, dengan segala dinamika dan cerita yang ada.
Dan hanya ada dua doaku jika waktu di dalam begitu sempit. Pertama, meminta ampun atas dosa-dosaku selama ini. Kedua, memohon pada Allah agar segera memerdekakan masjidil aqsha. Namun kenyataannya, Ia membuatku berdoa lebih panjang lagi..
Fabiayyi alaa irabbikuma tukadzziban..
7 notes
·
View notes
Text
Kira Kira Sisa Berapa Tahun Lagi??
hai doa doamu di tahun lalu sudah banyak Allah ijabah, pergi ke sana cukup lama, berdoa dengan khusyu' bahkan doamu di sana Allah Ijabah hanya dalam beberapa minggu setelah kembali ke tanah air meski cukup membuat sedikit menangis but life must go on. kira kira mau manifasting apa lagi di tahun ini? Sazzadiyatan 2024
Hai Again November, bagaimana belum lelah kan ditanya kapan yang bermacam macam, atau lelah dengan drama pekerjaan dan tetek bengek di dalamnya? sebelumnya aku ucapkan terimakasih sudah bertahan selama ini, selamat bertambahnya umur yang katanya sudah tidak muda lagi, yang katanya juga harusnya sudah ini dan itu tapi kamu belum mencapainya oke gapapa kita senyumin dulu ya
2024 sebelum kita menyampaikan keluh kesahnya mari bersyukur terlebih dahulu Allah masih memberikan kesehatan paripurna, rezeki yang mencukupi dan kesempatan kesempatan berharga yang hadir
Tahun lalu ada doa yang aku panjatkan penuh harap, pergi ke baitullah melaksanakan ibadah umroh dan lihatlah Allah beri kemudahan untukmu melaksanakanya, mulai dari tiket pesawat yang terjangkau dengan fasilitas baik, waktu yang cenderung lebih lama dan segala kemudahan kemudahan saat beribadah disana, harapannya segala doa doa yang dipanjatkan baik di depan Ka'bah, di Raudhah maupun di waktu waktu mustajab Allah ijabah.
Bagaimana dengan perasaan dan moment yang ditunggu banyak orang?, haha sebentar aku ingin tertawa nope belum ada tanda tanda terlihat namun sebakda pergi ke haramain Allah beri jawaban bahwa "bukan dia ya hambaku" menangis oh tentu tapi tidak seheboh itu hanya 1 hari dan Allah hadiahkan perasaan bahagia saat tiba tiba diri yang suka tantrum pas ayah nonton bola selama ini mengagumi satu pemain timnas yang mengalihkan perhatianku dari sosok yang selama ini aku doakan
Jadi hari hariku di 2 bulan terakhir menuju berkurangnya umur menjadi lebih berwarna, traveling tetap berjalan, pekerjaan juga semakin lengkap tantanganya dan tentu menonton pertandingan baik timnas maupun klub di eropa menjadi rutinitas saat senggang
Lalu bagaimana harapan di 1 tahun ke depan?
Tentu aku ingin diberi kesehatan paripurna untuk tetap beribadah, bekerja, dan bermanfaat untuk sekitar. Diberi hati yang lapang untuk menerima segala ketetapan yang Allah berikan, diberi kesempatan baik untuk tetap menjadi sebaik baik hamba-Nya
"Walam akun biduaika rabbi syaqiyya" tidak dan tidak akan pernah aku berputus asa dalam berdoa kepada Allah tetap melangitkan doa untuk diberi kesempatan membangun keluarga dengan ikatan suci pernikahan, meski seringkali berandai andai ya Allah apa aku akan merasakan bahagia dicintai dan dirayakan oleh seseorang, apakah aku akan merasakan memiliki buah hati yang akan mendoakan aku saat wafat nanti dan akankah ada yang menemani untuk menuju surgamu kelak
bermanifestasi dalam diri dengan berharap kepadanya untuk dipersatukan dengan sosok yang baik agama dan akhlaqnya, tidak merokok, dengan izin Allah nantinya akan mencintai dan kucintai, yang diridhoi oleh ayah ibuk dan akupun diridhoi oleh orang tuanya yang dengannya surga menjadi lebih dekat serta dapat membimbing dan merawat diri yang masih sering lalai dalam urusan perintah dan larangan-Nya
Namun aku tak tahu akankah doa doaku yang terlebih dahulu terkabulkan ataukah Allah akan berkata "pulanglah kepadaku", maka di sisa umurku ini aku berharap menjadi sosok yang Allah jaga untuk tidak bermaksiat baik kecil maupun besar karena tak tahu kapan ajal itu akan datang, dan wafatkanlah hamba dalam keadaan muslim, husnul khatimah dan pertemukanlah hamba dengan orang orang salih
Terakhir ya Allah tolong cukupi segala keperluanku, sehingga sanggup untuk membahagiakan diriku, ibuk ayah, dan bisa kembali mengunjungi baitullah di tahun tahun mendatang, jadi lapangkanlah dan luaskan rezekiku ya Allah supaya gak galau galau amat di masa penantian ini
Semangat untuk tahun selanjutnya, sepertinya lanjut study kembali menjadi opsi tahun berikutnya. Untuk semua teman yang berkurang umurnya di bulan ini semoga November "bernya" berkah, berdaya, bermanfaat :)
Rabbi inni lima anzalta ilayya min khairin faqir
Sazzadiyatan, 6 November 2024
5 notes
·
View notes
Text
SACRED JOURNEYS
After the long pause brought on by COVID-19, I finally embarked on my first Umrah journey, a soul-stirring experience that I will forever cherish. My family accompanied me, except for my oldest sister, who stayed behind due to her pregnancy, my brother-in-law and second brother, both tied to their commitments back home. Alhamdulillah, my parents, in their boundless generosity, sponsored this blessed trip for all of us. Our pilgrimage began in the serene city of Madinah, where we spent a week wrapped in its tranquil embrace. Madinah’s serenity washed over me like a soothing balm, a perfect escape from the chaos of dunya. The sunrise there, painting the sky with hues of gold and pink, was the most breathtaking sight my eyes have ever witnessed. I visited many sacred sites, but the most profound moment was stepping into Raudhah, the Garden of Paradise, a place where I felt my soul draw nearer to the divine. My heart aches with longing for the peace of Madinah. Following that, we journeyed to Makkah for another week, where I had the privilege of performing Umrah not once, but twice, each experience deepening my spiritual connection. One unforgettable night, I conquered the heights of Jabal Nur at 2 AM, my determination driving me to reach the peak, basking in the quiet triumph of the moment. Now, as I look back, my heart yearns for the sacred cities of Madinah and Makkah, the places where my soul felt most alive.
2 notes
·
View notes
Text
Pemantik Rindu.
Rasa-rasanya gemerlap duniawi sudah berhasil mengelabui hati, bahwa memasang angka dan pencapaian tinggi adalah harga diri yang harus mati-matian diperjuangkan.
Tapi malam ini, aku tertampar oleh VR berdurasi 15 menit, dengan judul 'Hijra'. Aku datang dengan niat semoga bisa kembali menyemangati diriku yang merasa sedang futur dan butuh diingatkan kembali.
Di VR —yang sejujurnya terlalu- singkat itu, dipaparkan sekilas narasi dan highlight kisah hijrahnya Rasulullah SAW. dari Mekkah ke Madinah. Aku seolah ikut merasakan ketegangan saat rumah Rasulullah SAW. dikepung kaum kafir Quraisy.
Aku turut merasakan takut dan cemas saat Rasulullah SAW dan sahabat beliau, Abu Bakar Ash-Shidiq bersembunyi dari kejaran musuh di gua Tsur. Kemudian merasakan tenang yang mengalir ke jiwa saat tahu bahwa pertolongan Allah sedekat itu, lewat perantara bantuan laba-laba dan burung merpati.
Dan puncaknya, ketika video VR 'mengajak'ku berjalan di pelataran masjid Nabawi, mengajakku duduk di Rhaudhah, dan akhirnya tangis yang kutahan-tahan pecah saat melihat makam Rasulullah SAW. dan kedua sahabat beliau, Abu Bakar Ash-Shidiq RA dan Umar bin Khatab RA.
Meski hanya visualisasi dari VR, hatiku rasanya ada gejolak yang besar sekali. Perasaan yang aneh bagiku. Karena bagaimana mungkin kita bisa merindukan sesuatu yang belum pernah kita lihat lamgsung dengan mata kepala sendiri?
Iman yang setitik ini, dengan tatih-tatih langkah, kembali 'disentuh'-Nya dengan lembut. Seperti Allah sedang berbisik, "Kamu sudah jauh, hamba-Ku.. Kemari, pulanglah ke rumah-rumahKu. Kamu boleh mengadu dan menangis sepuasmu. Kemarilah, Aku akan menerimamu, hamba-Ku."
Sungguh, aku tak tahu dampak video VR durasi 15 menit bisa semenggetarkan ini. Lalu sehebat apa rasanya bila bisa lamgsung bertamu ke rumah-Nya disana? Sehebat apa rindu dengan Rasulullah SAW. di Raudhah sana kalau melihat makamnya via VR saja sudah se-menggebu ini perasaanku?
Yaa Rabbi, panggil kami. Panggil hati-hati kami yang mulai dilalaikan oleh urusan duniawi. Panggil hati-hati kami yang seringkali lupa memupuk rindu untuk mengusahakan berkunjung ke rumah-Mu. Panggil hati-hati kami agar senantiasa berbenah dan memantaskan dan mempersiapkan diri untuk menemui-Mu.
Mungkin seharusnya memang rindu-rindu macam ini yang mestinya rajin dipupuk dan terus berusaha mencari pemantiknya.
Ya Allah, izinkan kami menuju-Mu, mengunjungi rumah-Mu, dan menjadi tamu-Mu. Aamiin.
(Semarang, 9 Agustus 2024, 21:12. Perasaan rindu sepulang menonton VR Hijra yang rasanya kurang lama durasinya.)
2 notes
·
View notes
Text
Tentang Tanah Haram
Salah satu rombonganku kemarin cerita, umroh yang kemarin itu adalah umrohnya yang ke-12. Lalu katanya, yang paling berkesan adalah umroh yang pertama.
Jadi bismillah, aku mau mengabadikan perjalanan pertama ke Haramain kemarin di sini. Supaya kesannya abadi. Untuk kubaca lagi nanti-nanti.
Selain bersyukur sekali karena bisa hadir ke dekat Ka'bah langsung, aku senang dan bersyukur karena bisa mengunjungi tempat-tempat bersejarah umat Islam. Perjalanan kemarin buat aku, selain perjalanan spiritual juga jadi perjalanan intelektual. Jadi review beberapa materi pelajaran di Mu'allimaat: Tarikh, Fiqih, Tafsir, dan sedikit Nahwu Shorof (so sad karena sering ditanya muthawwif tentang bahasa arab tapi aku sudah banyak lupa. Haha pressure emang kalo ketahuan mantan anak pondok) (tapi jadi terinspirasi juga buat terus review catetan-catetan (nggak cuma bahasa arab)).
Aku banyak amaze-nya waktu berkunjung, melihat, dan menyaksikan langsung hal-hal yang selama ini hanya kutahu dari buku, dari Al-Qur'an, dari cerita-cerita, atau dari pelajaran-pelajaran sejarah. Rasanya kayak, segala yang ada di khayalanku saat itu, kemarin jadi 'berwujud', jadi 'nyata', jadi 'eksis' sebenar-benarnya eksis secara inderawi.
Di Madinah dan di Mekkah, dua kota suci ini punya tempat-tempat tersendiri yang menarik buat aku. Salah satunya di Madinah adalah Taman Tsaqifah Bani Saidah. Sebuah tempat dekat Masjid Nabawi yang masih dijaga keasliannya sampai sekarang. Di tempat inilah, dulu menjadi tempat pengangkatan Abu Bakar Ash-Shidiq sebagai khalifah pertama. Sebagai pemimpin setelah Rasulullah meninggal. Waktu itu, yang dipikirkan umat islam pertama kali setelah Rasulullah wafat adalah siapa pemimpin kita? Masyaallah. Sepenting itu peran pemimpin, sepenting itu peran Rasulullah sebagai pemimpin mereka, hingga saat beliau wafat yang dipikirkan pertama adalah memilih pemimpin, baru kemudian mengurus jenazah Rasulullah. Bisa dibayangkan bagaimana gerceupnya orang-orang yang terlibat dalam pemilihan khalifah waktu itu, karena tidak mungkin juga membiarkan jenazah Rasulullah berlama-lama tidak segera diproses untuk dikuburkan.
Di antara hotel-hotel yang berdiri, perluasan Masjid Nabawi, dan bangunan-bangunan lainnya, Taman Tsaqifah ini tidak berubah. Masih asli; sebuah perkebunan kecil yang ditumbuhi beberapa pohon kurma, dan dibuat pagar di sekelilingnya untuk menjaga keasliannya.
Rombongan kami juga diajak untuk ziarah ke Makam Syuhada Uhud di salah satu sisi Gunung Uhud, yang menjadi saksi Perang Uhud dan wafatnya sekitar 70 khalifah muslim. Mereka yang wafat dikuburkan di sini. Masyaallah. Allahummaghfirlahum.
Ustadz Hasmar sebagai muthawwif rombongan kami, bercerita tentang tempat ini. Suatu hari pernah ada hujan besar yang menyebabkan air dari pegunungan turun deras dan membuat makam para khalifah itu hanyut terbawa air. Maka tampaklah jenazah-jenazah para khalifah. Salah satunya adalah jenazah Hamzah, paman Rasulullah, yang masih utuh sempurna. Saat itu pemerintah Arab Saudi mudah sekali mengenali Hamzah dan mereka percaya bahwa itu jenazah Hamzah berdasarkan ciri-ciri yang ditulis sejarah. Hamzah yang hatinya dimakan oleh Hindun dengan keji. Masyaallah. Sudah ribuan tahun berlalu tapi jenazah pejuang fisabilillah ini masih utuh sempurna:"
Yang selain itu tentu saja masjid-masjid para khalifah yang berdiri tidak jauh dari Masjid Nabawi, Masjid Quba, lalu Masjid Nabawi itu sendiri dan makam Rasulullah. Dan Raudhah, yang kenangan saat berada di dalamnya masyaallah sulit dijelaskan.
Secara kuantitas, di Mekkah memang lebih banyak tempat-tempat menarik yang dikunjungi. Aku sangat takjub sekali saat berkunjung ke Padang Arafah dan membayangkan pertemuan Adam dan Hawa di sana.
Lalu saat melewati Mina, tempat jamaah haji berkumpul untuk bermalam di sana pada tanggal 12 Dzulhijjah, di antara Mina dan Muzdalifah ada tempat namanya Wadi Muhassir. Di antara tenda-tenda yang berdiri untuk bernaung para jamaah haji, di Wadi Muhassir ini tidak diperbolehkan berdiri tenda oleh pemerintah Arab Saudi. Karena tempat ini adalah tempat bersejarah.
Di tempat inilah Raja Abrahah dan pasukan gajahnya disiksa Allah dengan batu panas dari neraka yang dibawa oleh burung ababil. Kisah yang diabadikan di Al-Qur'an dalam surat Al-Fiil.
Masyaallah. Waktu lewat di tempat itu aku speechless, karena jadi mikir, Ya Allah, betapa kuasanya Engkau, menurunkan burung-burung dari neraka (yang kita tidak tau darimana asal-mula terbangnya), yang tiba-tiba muncul begitu saja, untuk memberi azab pada pasukan Abrahah yang ingin menghancurkan Ka'bah. Masyaallah. Semua benar-benar tampak nyata.
Kami juga diajak untuk melewati Bukit Tsur, tempat Rasulullah dan Abu Bakar bersembunyi dari kejaran kafir Quraisy saat akan berhijrah ke Madinah. Kisah di Gua Tsur inilah asal-mula laba-laba dikisahkan di dalam Al-Qur'an. Abu Bakar saat itu panik sekali karena takut kaum kafir Quraisy mengetahui persembunyian mereka. Tapi Allah dengan kuasaNya memerintah laba-laba untuk membuat jaring di mulut gua, supaya Abu Bakar dan Rasulullah aman. Normalnya, jaring laba-laba membutuhkan waktu yang lama untuk bisa menutup seluruh mulut gua. Tapi pada waktu itu, laba-laba penyelamat hanya membutuhkan waktu sebentar saja untuk membuat sarang yang menutup mulut gua. Sehingga kaum Quraisy mengira, tidak mungkin ada orang yang bersembunyi di gua itu karena ada sarang laba-laba di mulutnya.
Ada juga riwayat yang menceritakan kalau ada sarang merpati di mulut gua. Ini semakin menguatkan bahwa tidak mungkin ada orang bersembunyi di dalam gua itu. Saat ini ada banyak sekali burung merpati berterbangan di sekitar Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, dan kisah inilah yang membuat merpati memiliki makna tersendiri untuk penduduk setempat.
Tentu saja tidak ketinggalan, melihat langsung Jabal Nur, tempat Rasulullah menerima wahyu pertama. Iqra'! Iqra'! Begitu kata malaikat Jibril waktu itu. Aku benar-benar membayangkan, bagaimana Rasulullah berlari ketakutan menuruni gunung itu, menuju rumahnya, kemudian sesampainya di rumah diselimuti oleh istrinya, Khadijah. Pengalaman menerima wahyu pertama kali yang tampaknya tidak mudah bagi Rasulullah. Tapi masyaallah, wahyu-wahyu setelahnya turun berangsur-angsur hingga bisa disatukan menjadi Al-Qur'an yang saat ini sangat mudah kita dapatkan.
Rombongan kami juga melewati salah satu bukit yang menurut penduduk Mekkah, di salah satu sisinya merupakan tempat di mana Nabi Ibrahim akan menyembelih Nabi Ismail. Saat kemudian datang setan berwujud manusia menghasut Nabi Ibrahim untuk 'jangan kau bunuh anakmu. Tidakkah kau sangat menyayangi dan menantikan kehadirannya begitu lama?'. Tapi Sungguh Nabi Ibrahim sangat percaya dengan mimpinya bahwa itu adalah perintah Allah. Lalu Nabi Ibrahim melempar setan berwujud manusia itu dengan batu. Peristiwa inilah menjadi asal mula salah satu rukun haji, yakni lempar jumroh.
Di tempat itu dibangun sebuah menara kecil berbentuk kubah sebagai penanda peristiwa bersejarah tersebut. Di situ juga aku super takjub. Senang dan bersyukur bisa menyaksikan langsung tempat bersejarah, yang kisahnya selama ini hanya ada di benakku saja. Waktu menyaksikan langsung lokasinya, semua jadi betul-betul nyata. Bukan berarti aku menafikkan kisah(-kisah) itu. Tapi beda aja rasanya, waktu menyaksikan secara langsung semua saksi bisu peristiwa bersejarah. Apalagi kisah-kisah sejarah islam yang banyak mukjizatnya, banyak kuasa Allah di dalamnya yang itu membuat kisah-kisahnya tidak biasa.
Lalu, selepas rombongan kami menyelesaikan umroh, dengan sisa-sisa sedikit tenaga kami pergi ke salah satu sisi Masjidil Haram. Karena ada salah satu jamaah yang penasaran dengan rumah tempat kelahiran Rasulullah. Lalu ustadz Hasmar mengantar kami. Waktu itu kami melaksanakan umroh tengah malam, jadi baru selesai sekitar jam 1 dini hari. Udah agak ngantuk-ngantuk tapi masih semangat untuk sebentar mengitari Masjidil Haram.
Rumah itu sudah berubah jadi perpustakaan. Karena dulu waktu masih belum jadi perpustakaan, di situ sering dijadikan praktik hal-hal yang menjerumus ke kemusyrikan. Tapi waktu udah jadi perpustakaan, ternyata nggak mengurangi praktik-praktik tersebut. Jadilah sekarang tempat ini ditutup dan disekelilingnya diberi pagar pembatas. Nah di belakang bangunan ini, ada bukit yang nggak terlalu tinggi. Di bukit inilah Rasulullah dulu menerima tantangan dari kafir Quraisy untuk menunjukkan mukjizatnya. Di Bukit inilah beliau membelah bulan menjadi dua. Masyaallah.
Alhamdulillah wa syukurillah. Maha Kuasa Allah yang memberi segalanya. Senang dan bersyukur sekali hingga dua kata ini tidak bisa diungkapkan kecuali lewat air mata. Aku juga bersyukur dapet rombongan yang seru dan asyik. Yang kompak sekali meskipun secara usia kami sangat beragam.
Selepas menunaikan thawaf wada', aku jadi paham mengapa umat Muslim merasa begitu sedih saat itu, saat menunaikan haji wada' bersama Rasulullah. Ya Allah Ya Allah,
11 notes
·
View notes
Text
Hunalika da’a zakariya rabbah
Terkisah di surah Ali Imran, setiap kali Zakariya, paman Maryam yang mengasuhnya sejak kecil, mengunjungi Maryam di mihrabnya di sisi Baitul Maqdis, Ia selalu mendapati makanan terhidang di sisi Maryam. “Dari manakah engkau mendapat makanan ini?” Tanya Zakariya kepada Maryam. “Makanan ini datangnya dari sisi Allah,” Jawab Maryam. Mari kita perhatikan apa yang selanjutnya terjadi.
Hunalika da’a zakariya rabbah. Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya.
Zakariya menyadari bahwa ini adalah sesuatu yang luar biasa. Dan Mihrab Maryam adalah tempat yang istimewa. Maka seketika Zakariya mengangkat tangannya dan berdoa. Ia tumpahkan segala pintanya atas sesuatu yang ia telah bersabar begitu lama.
Rabbi habli min ladunka dzurriyyatan thayyibah, innaka sami’uddu’a. Wahai Tuhanku, berilah aku dari sisiMu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.
Zakariya mendambakan anak begitu lama. Maka tersebab doa di tempat yang istimewa ini, Allah mengabulkan pintanya. Melalui Jibril, tersampailah kabar kepada Zakariya ketika ia sedang beribadah di mihrabnya. “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran Yahya, yang membenarkan kalimat yang datang dari Allah, yang dihormati, yang pandai menahan diri, dan seorang nabi yang termasuk dikalangan orang-orang shalih.”
Hunalika da’a zakariya rabbah. Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya.
Di sini saya menyadari seringnya kelalaian itu datang. Bahwa ada hal-hal yang dapat begitu cepat menghubungkan kita dengan Allah. Baik berupa tempat maupun saat-saat tertentu. Tetapi kita sering meremehkan dan lalai darinya. Kita mengetahui kemustajaban doa diantara Adzan dan Iqamah. Begitu juga ketika turun hujan, ketika sujud dalam shalat, ketika meminum air Zamzam, dan banyak lagi waktu-waktu mustajab lainnya. Atau tempat-tempat mustajab seperti Multazam, Raudhah, dan padang Arafah. Tapi seberapa sering kita mewaspadai datangnya waktu-waktu itu dengan antusias untuk kemudian melantunkan doa-doa kita?
Hunalika da’a zakariya rabbah. Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya.
Maka sadarkah kita akan sebuah manzilah besar, manzilah induk, yang merangkum sekian banyak arus jalur perjalanan? Adalah Ramadhan, manzilah induk itu. Ia merangkum sekian banyak manzilah dalam satu manzilah besar bernama Ramadhan. manzilah diantara adzan dan iqamah, manzilah sujud dalam shalat, manzilah sahur dan berbuka, manzilah hari Jumat, manzilah lailatul qadar, dan manzilah-manzilah lainnya. Semuanya dapat kita singgahi di dalam manzilah induk yang juga penuh keberkahan; Manzilah Ramadhan.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya setiap muslim pada tiap siang dan malam harinya di Bulan Ramadhan, memiliki doa yang mustajab.” (diriwayatkan Al Bazzar, Shahih menurut Albani)
Bulan Ramadhan adalah “Hunalika da’a zakariya rabbah” kita. Hadiah istimewa dari Allah. Jangan tahan lisan kita dari mengadu dan berdoa kepada Tuhannya. Berdoalah, Tuhan kita Maha Mendengar doa
Mengutip dari : https://moslemmuda.wordpress.com/category/renungan/
11 notes
·
View notes
Text
Raudhah min Riyadhil Jannah
فكيف تنكر حبا بعد ما شهدت # به عليك عدول الدمع و السقام
" bagaimana kau dapat mengingkari cinta sedangkan saksi adil telah menyaksikannya, berupa deraian air mata dan derita yang sengsara "
apa yang kau rasakan ketika mengingat rasulullah? rindu serindu-rindunya kah meskipun kedua bola mata belum pernah menatapnya?
apa yang kau rasakan saat menerka-nerka tentang indahnya raudhah di madinah? seperti ingin kembali kah meskipun kedua kaki belum pernah menapakinya?
kami yang hina dan masih sedikit pengetahuan terhadap rasul-Mu saja tak mampu membendungkan air mata ketika sedang mengingatnya, lalu bagaimana dengan mereka sang pencinta yang lebih mengetahui tentang keagungan dan keindahan rasulMu. Maka tak heran betapa banyak syair-syair kerinduan yang dipersembahkan untuk rasul-Mu ungkapannya seperti menyayat hati karna dirundung kerinduan.
pertemuan dengan muroby yang mulia, yang akhlaknya menyejukkan setiap hati yang kering kerontang bukanlah suatu kebetulan, melainkan skenario indah yang memang sudah Allah siapkan bagimu wahai diri yang hina. jangan kau sesali empat tahun yang kau lewati tanpa menyapa dan mengenalnya, sebab justru itu yang membuat cintamu jatuh sedalam-dalamnya.
keindahan yang belum pernah kau tatap sebelumnya, dan mutiara yang sudah sejak lama kau cari-cari keberadaannya kini ada di depan mata maka janganlah kau melepaskannya. yarabb semoga diri ini bisa bersuhbah dengan muroby ruhii sampai nanti di surgaMu.
raudhah imam al-busyiri , 14 syawal 1445 H
4 notes
·
View notes
Text
#CatatanRamadhan.17
Pada suatu sambungan telfon dan membahas tentang rencana umroh dan haji serta berdoa di Raudhah nanti, suami mengingatkan sekaligus bertanya.
H : Kalau di Raudhah nanti, banyak-banyak berdoa ya. Tapi kalaupun waktunya terbatas, dan cuman bisa minta satu doa doang, kamu mau doa apa? Nggak papa kok ngga ada akunya di doa itu. Yang kamu pengeniin banget.
L : Allah ridha sama aku dunia akhirat.
Cukup, insya Allah include semua apa yang aku butuhkan di dua kehidupan itu. Kalau Allah ridha sama aku, Allah bakal perintahkan penduduk langit dan bumi untuk sayang aku juga. Yang artinya, kamu jadi ridha juga. Pada kesempatan yang terbatas, kita harus minta sesuatu yang singkat tapi paket lengkap. 😁
H : Aamiin ya Allah. Memang kalau melakukan apapun kita itu butuh strategi 😂
Dan hadiah doa dari Timil tersayang masih terus senantiasa terjaga, tapi aku tambah sedikit revisi ya Mil wkwk
🕋🤲🏻👳♀️🧕🏻 اللّهم ارزق لؤلؤ فارديسا و محمد حسن زيارة إلى بيتك المحرم 💛
6 notes
·
View notes
Text
Majlis Hadits Ahad, Kitab Jami’ Tirmidzi
Bersama Syaikhina KH. Ahmad Marwazie, murid dan katib Syaikh al Musnid Muhammad Yasin al Fadani musnid-ad-dunya; pemegang ‘sanad dunia’ abad ke-20.
📍Zawiyah Raudhah Tebet, Jakarta Selatan.
Di pertemuan kali ini, pembacaan hadits Jami’ Tirmidzi telah sampai kepada pembahasan bab isy’arul budni pada kitab Haji, yakni penggoresan punuk unta sebagai penanda hewan qurban.
Kiranya ada beberapa hal penting yg perlu kita telaah bersama mengenai majlis kali ini.
Hadits singkat itu berbunyi:
“Telah menyampaikan kepada kami Waki’ dari Hisyam dari Qatadah dari Abi Hasan al A’raj dari Ibnu Abbas bahwa Nabi menggores punuk unta bagian kanan hingga berdarah lalu mengusap darah tersebut (untuk menandai) dan mengikat sandal lalu mengalungkan kedua sandalnya di unta tersebut”.
Hadits dari Sayyidina Ibnu Abbas r.a. ini dikategorikan oleh Imam Tirmidzi sebagai hadits hasan shahih (disunnahkan untuk melakukan isy’ar/penandaan tersebut). Hadits ini dijadikan sebagai landasan dalam mengamalkan tatacara orang yg ingin berqurban, yaitu dengan memberi tanda pada hewan qurban, alhasil itu sunnah meskipun (bagi sebagian orang yg cenderung menggunakan akal & perasaannya) seakan-akan itu menyakiti unta tersebut.
Bahkan beberapa imam madzhab ummat ini juga menyetujuinya, semisal Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Imam Sufyan ats Tsauri, dan Imam Ishaq bin Ibrahim). Isy’ar ini sifatnya sunnah (tidak wajib). Di kalangan masyarakat umumnya ada yg menandai dengan melubangi telinga sebagai pertanda bahwa unta, sapi, kambing tersebut untuk diqurbankan, sehingga masyarakat mengetahui dan senang (karena sudah ada calon hewan qurban sebagai makanan bagi mereka).
Terdapat beberapa permasalahan yg muncul di kalangan orang yg mendahulukan akal & perasaannya dibanding nash:
- Kata mereka, “Isy’ar bagian dari ta’dzib (penyiksaan) terhadap hewan”. Jika kita perhatikan pada anak perempuan saat di tindik, anak laki-laki saat di khitan apakah itu ta’dzib juga? Sekali-kali bukan. Dibalik setiap perintah syariat pasti ada hikmahnya, misal faktor kesehatan yg akan didapat dari khitan: kemaluan akan lebih bersih dan terhindar dari kuman serta infeksi.
- Tidaklah mungkin seorang rasul yg diutus sebagai rahmatan lil ‘alamin berlaku jahat, jadi hukum syariat yg ada jangan semata-mata dipandang hanya dengan perasaan & logika saja karena akan menghasilkan kerancuan (setiap orang punya pandangan tentang logika & perasaannya masing-masing).
- Manusia liberal menganggap beberapa hukum syariat ‘mencederai’ hak asasi kemanusiaan, padahal itu bertolak belakang dengan nash. Jadi jika terdapat nash, kita kesampingkan dahulu logika dan perasaan dari menilai hukum syariat. Karena jika menggunakan akal saja akan banyak hukum yg hilang. Sebagai contoh jika seorang yg berzina itu muhson (sudah nikah) maka dihukumi rajam sampai mati, jika dianggap kasihan maka tidak akan ada hukum tersebut. Sebaliknya hukum syariat berupaya memberikan hukum sejajar di mata undang-undang jika orang-orang itu mau memahami.
- KH. Marwazie pernah menyaksikan bahwa di Saudi ada seorang dari Yordania tertangkap mencuri dan sudah mencapai nishob untuk dilakukan hukum qishash potong tangan. Seorang supir dari Indonesia yg membawa KH. Marwazie di taksinya mengomentari bahwa hukum tersebut sangat kejam. Beliau lalu memberikan contoh, “Jika kamu punya uang dan sedang butuh, mungkin kamu tidak hanya akan mengambil balik uangnya tapi bisa jadi sampai membunuhnya. Bahkan tidak sedikit pencuri yg dibakar hidup-hidup. Kita bayangkan hal yg begitu sulit bagi kita, jangan bayangkan kondisi yg tidak kita alami (dicuri)”.
- Imam Tirmidzi mendengar dari gurunya, Yusuf bin Isa, beliau mendengar dari gurunya Waki’ bin Jarrah, “Janganlah kalian melihat pandangan ahli ra’yi (ditujukan kepada Imam Abu Hanifah secara khusus, secara umum kepada para ulama fuqoha’) dalam hal ini (isy’ar); karena isy’ar ini sunnah, sedangkan ucapan mereka (ahli ra’yi) bid’ah (tidak bisa diterima oleh ahli hadits/muhadditsin, karena nash hadits tersebut ada dan shahih). Sedangkan ketika masih ada nash maka tidak ada satupun hujjah yg bisa mengunggulinya; karena nash adalah landasan hukum utama. Perbedaan pandangan di kalangan ulama muhadditsin & fuqoha ini telah jamak di tengah ummat, jadi bukan berarti karena kita berpegang pada madzhab Syafi’i lalu kita membenci madzhab Hanafi (karena melarang isy’ar). Bagi mereka para ulama, sudah mafhum bahwa mereka memiliki hujjah atas setiap hukum yg dilahirkan, sedangkan kita sebagai pengikut madzhab adalah cukup mengikuti dan memandang perbedaan tersebut sebagai khazanah keilmuan dan menghormati mereka yg mulia.
- Ulama ahli ra’yi (ahli logika) yg dimaksudkan oleh Imam Waki’ bin Jarrah adalah ulama fuqoha yg tidak punya kepentingan keduniawian, bukan seperti kita yg hanya memakai logika dan masih teramat banyak kepentingan duniawinya. Selain itu, ulama ahli ra’yi memiliki metodologis yg rapi dan diselaraskan dengan aspek dalil; tidak serta merta akal & perasaan semata. Kalau kita akhirnya bukan memakai akal, tapi cuma akal-akal an🤣. Karena ahli ra’yi mengambil hujjah ketika tidak ada dalil yg kuat, tidak asal-asalan.
- Maka jika kita menelusuri suatu hukum dalam rangka istidlal/ ndalil, hendaknya kita tuntaskan belajar bab tersebut, supaya tidak serampangan dalam berargumen apalagi jika justru mukhalafah/bertentangan dengan ulama-ulama yg kompeten.
- Ada seseorang yg berkata kepada Imam Waki’ bahwa, “Abu Hanifah mengatakan isy’ar ini mutslah/ta’dzib/penyiksaan, bahkan Ibrahim an Nakha’i juga mengatakan isy’ar itu penyiksaan”. Imam Waki’ marah (karena ketegasan dan berpegang pada hadits) kepada orang tersebut dan berkata, “Saya mengatakan Rasulullah bersabda, dan kamu mengatakan Ibrahim (an Nakha’i) mengatakan demikian demikian?! (Sungguh tidak layak)”. Penggunaan dalil itu harus terukur: ketika ada dalil nash yg jelas, tidak akan sebanding dengan dalil (hujjah) dari ulama siapapun. “Jangan-jangan kamu yg bohong (karena bisajadi kamu tidak selesai penelusuran dan belajarnya). Kamu lebih pantas dipenjara dan tidak keluar darinya sampai kamu menarik ucapanmu”.
- Jadi ada jenis ‘orang yg bucin’ terhadap para tokoh fuqoha akan tetapi belajarnya tidak selesai akhirnya dia menjadi ‘manusia asal nukil tanpa bukti’ dan justru menjadi permasalahan yg besar di kalangan ummat. Walaupun pendapat tersebut (isy’ar madzhab Hanafi dll) ada penjelasannya dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi Syarah Jami’ Tirmidzi, tapi orang bucin tersebut tidak mencari dan tabayyun. Disini-lah pentingnya kita duduk dan mengkaji dalil yg menjadi argumentasi ketika berhadapan dengan permasalahan yg dianggap orang hujjah kita tidak benar, terutama ketika berhadapan dengan ‘orang-orang bucin’ tersebut. Jadi tidak selalu orang yg mengatakan qawl nya berasal dari imam ini imam itu, karena bisajadi dia berdusta. Dahulukan tabayyun untuk mencari kebenarannya.
- KH. Marwazie pernah mengalami saat menyalin tulisan Syaikh Yasin, ketika diteliti beliau mengatakan nama tertentu salah dan harus dikoreksi, maka ada yg namanya proses tahqiq. Jika seseorang tidak punya ilmu makhtutot terhadap apa yg ditelusurinya maka jangan sekali-kali menukilnya. Sebagai contoh Imam Syafii punya beberapa murid yg menukil perkataan beliau. Maka diharuskan melakukan perbandingan qawl diantara murid beliau, ini yg berat. Memang, media dan teknologi sekarang membantu kita dalam belajar, namun jangan lupakan metodologi karena jika salah metode penelusurannya maka akan runtuh bangunan ilmu yg dihasilkan kemudian.
- Kelemahan pengikut madzhab zaman sekarang adalah pintar dalam dalil tapi lemah dalam tathbiq amaliy (melakukan amalannya), salah satu yg diperlukan untuk terus mengasahnya adalah rajin hadir di majelis (agar kita refresh ilmu dan amal).
- Pesan dari KH. Marwazie, bahwa jika ada seseorang yg berkata “rasulullah berkata ini dan itu” akan tetapi ternyata tidak ada nashnya maka sungguh dia termasuk dari sabda nabi, “Barangsiapa yg berdusta atas nama diriku secara sengaja, hendaklah ia bersiap menempati tempatnya di neraka”. Maka berhati-hatilah dalam menukil hadits. “Dakwah itu butuh modal (yaitu belajar dengan guru dan metode yg benar), maka jangan pernah ‘berjualan dalil’ untuk dakwahmu”. Kita boleh mengklaim kita ahlussunah wal jama’ah asalkan punya pokok & dasar ilmu yg benar.
Ahad, 25 Februari 2024.
2 notes
·
View notes
Text
Safar Story bulan Syawal 2023
Assalamualaikum readers, aku mau berbagi boleh ya? Cerita safarku dibulan Syawal yang masih penuh berkah ini. Syukur kepada Rabbku atas nikmat yang tak terhitung. Ku lanjutkan lagi cerita ini, cerita perjalanan yang aku rasa ini adalah hadiah dari Rabbku atas penantian menuju ke rumahNya yang agung, Baitullah. Sejujurnya aku tak pernah menyangka bahwa Tuhan akan memperjalanku secepat ini. Rencana yang awalnya menunggu akhir tahun, qadarullah maju dibulan Syawal, meskipun juga saat daftar awal ke biro memilih tanggal awal Ramadhan. Allah punya kehendak yang lebih baik nyatanya. Tentu, atas ridho juga dari sosok Ibu yang membuat segalanya terasa mudah dan lancar. Perjalanan umroh ini memang yang pertama dan menggunakan pesawat oman air via transit Muscat, landing di Jeddah. Hari pertama setelah landing Jeddah langsung bertolak ke Madinah menjalani ibadah di Masjid Nabawi yang memiliki keutamaan apabila sholat di Masjid tersebut akan dilipatgandakan pahalanya sebanyak 1000 kali. Selain ibadah, berkesempatan juga ke Raudhah, Makam Rasulullah SAW yang juga masih dalam area Masjid Nabawi. Pengalaman spiritualitas yang ku rasakan saat menjumpai taman syurga dan makam baginda Nabi SAW hampir tak bisa tergambarkan dengan kata indah, karena faktanya ribuan kata indah tak cukup untuk menjadi saksi bahwa begitu luar biasanya Tuhan mengirim kekasihNya Nabi penutup, Muhammad SAW yang syafaatnya selalu dinantikan oleh kami umat muslim dan kerinduan untuk menyapanya terbayar tuntas. Ada kesyukuran penuh pada Rabbku, keimanan yang semakin menguat & kedamaian batin yang mampu menembus jiwa begitu masuk Raudhah, hangat dan getaran penuh cinta bersujud di antara mimbar dan Rumah Baginda Nabi SAW. Shollu Ahaihi Wassalimu Taslima. Shalawat serta salam senantiasa mengalir pada Rasulullah SAW. 4 hari 3 malam waktu tinggal di madinah, selain raudhah juga diisi dengan kegiatan lain yaitu memperbanyak ibadah di Masjid Nabawi dan city tour jejak perjuangan Nabi SAW seperti Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Masjid dan benteng Khandaq dan Jabal Uhud. Sisanya shopping tipis-tipis.
Dari Madinah kemudian bertolak ke Mekkah tapi sebelumnya mengambil miqat di Bir Ali, melaksanakan sholat sunnah niat umroh dan melafalkan niat umroh. Sepanjang perjalanan dari Bir Ali memperbanyak talbiyah, "Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk laa syarika lak". Perjalanan berkisar 4-5 jam, sampai akhirnya tiba di hotel yang letaknya cukup dekat dengan Masjidil haram. Hanya sebentar waktu bersih" tubuh dan masih melekat segala larangan saat berikhram. Kemudian lanjut menunaikan ibadah umroh mulai dari tawaf (sebelum sa'i sholat 2 rakaat di belakang maqam ibrahim, bermunajat dan muasabbah pada Allah SWT), sa'i dan diakhiri dengan tahalul. Ada getaran spiritual yang dahsyat terasa ketika tawaf, pada satu titik kesadaran sebagai hamba bahwasanya kita bak partikel nano di muka bumi ini dan begitu Maha Rahman RahimNya Rabbku dengan kuasaNya memperjalankan sampai ke RumaNya bersama lautan manusia dari seluruh penjuru dunia, demi kerinduan dan kecintaan mendalam pada Rabbku larut dalam keimanan penuh membesarkan keagunganNya dan pengharapan kebaikan dunia akhirat dariNya. Bekal terbaik yang bisa kita siapkan untuk sampai ke baitullah adalah keimanan & ketaqwaan selebihnya Allah yang akan membuka keran rejekiNya.
Umroh kali ini benar-benar menjadi hadiah dari Rabbku, syukur senantiasa terucap semoga di manapun aku berpijak Rabbku selalu membimbingmu untuk menjadi hamba yang taat dalam koridor jalan yang diridhoiNya. Semoga diperjumpakan kembali ke tanah haram dengan kekusyukan ibadah yang lebih baik.. aamiin
Berita Update
7 notes
·
View notes
Text
Dalam suatu peristiwa, Rasulullah SAW dibawa malaikat untuk melihat suasana di dalam Syurga. Antara yang baginda lihat ialah seorang lelaki tinggi yang di sekeliling dipenuhi kanak-kanak. Malaikat menerangkan kepada Nabi:
وَأَمَّا الرَّجُلُ الطَّوِيلُ الَّذِي فِي الرَّوْضَةِ فَإِنَّهُ إِبْرَاهِيمُ صلى الله عليه وسلم وَأَمَّا الْوِلْدَانُ الَّذِينَ حَوْلَهُ فَكُلُّ مَوْلُودٍ مَاتَ عَلَى الْفِطْرَةِ
Maksudnya: Adapun lelaki yang tinggi itu di dalam Raudhah ialah Ibrahim SAW, dan sekeliling baginda itu ialah wildan (anak yang meninggal dunia pada waktu kecil). Maka semua yang dilahirkan pada waktu kecil itu mati di atas fitrah (yakni Islam dan dimasukkan ke dalam syurga).
Hadis riwayat al-Bukhari (7047)
Hadis ini menunjukkan bahawa anak-anak yang meninggal pada waktu kecil dalam penjagaan Nabi Ibrahim AS di dalam syurga.
5 notes
·
View notes
Text
Ada hal perkara hati yang terkadang sulit untuk dibuat menjadi narasi.
Ada hal perkara diri yang sulit diungkap menjadi menjadi sebuah dialog mini.
Entah apa, entah bagaimana..
Seseorang di zaman dahulu kala dapat sembuh atau entah menyembuhkan diri dari goresan takdir yang ternyata dirasa menyakiti, namun janjiNya adalah yang terbaik.
Diam, merenung...
Menutup mata, lalu melamun..
Ya Rosulullah...
seandainya memang saat aku menggerutu, mengeluh dan menangis pada saat aku menceritakan semuanya padamu, dan aku merasakan seperti engkau berkata padaku "Tenanglah, Allah tidak akan salah memberi takdir pada Hambanya yang bertakwa.. Tenanglah, kesedihan yang engkau rasakan akan berbuah manis yang tidak akan pernah kau kira sebelumnya... Akupun mengerti bagaimana hatimu, maka sembuhlah... Sembuhlah lukamu ibu... Anakmu menunggu mu di surga, dan anakmu akan segera Allah turunkan untuk menemanimu di dunia, pun di akhirat"
Tenanglah hati yang gundah dan gelisah, sembuhlah hati yang luka dengan penuh ikhlas dan pengharapan hanya kepadaNya.
Dunia akan berat jika memikulnya sendiri, makan pasrahkanlah, letakan segala kegalauan dan berserahlah...
Madinah, Mesjid Nabawi
Raudhah, July 2023
4 notes
·
View notes
Text
Ibu, makasih buat kirimannya.
Kemarin masih melow rindu mekkah-madinah. Sekarang di kabulkan Allah kiriman paket dari seorang ibu yang menemani saat di Raudhah dan mekkah😭ya Allah meleleh akutuh sama kuasaMu
2 notes
·
View notes