#oh! tv yaa
Explore tagged Tumblr posts
Text
Oh so many things to do! I shall sit here and not do any of them because I am overwhelmed!
#no actually I'll start on commissions#wait but i have laundry to do#oh and also I need to eat breakfast#oo!! and i have some fics i need to catch up on!!#ah! but i also have some drawing ideas!! but if i draw I should do commissions hmm#oh but i need some water#oh but i also want to be lazy and relax on my day off#oh! tv yaa#oh oh research on living in a van!! oh!!#hmm but#and#wait#hm#dizzy#what to do#ren won't shut up#I am constantly in a crisis!#i am procrastinating by making this post because its giving me something to do and i feel like if i relax ill be waisting time#explodes explodes explodes
42 notes
·
View notes
Text
Keteguhan Mental Sari di Usia 6 tahun
Pada hari Sabtu sore salah satu relawan YRA mendatangi rumah Sari untuk memberikan kursi roda. Ia melihat seorang anak kecil berusia enam tahun sedang menonton film kartun dari TV. Sosok anak perempuan yang manis, melakukan kesehariannya berada di ruang yang berukuran 2 x 3 meter. Karena ukuran rumahnya sangat kecil sehingga barang barang yang dimuat juga sangat sedikit. Terdapat kasur kusam tanpa sprei yang menyenderi tembok dengan warna cat abu abu yang memudar. Selain warna tembok memudar, juga terbentuk corak tetesan air rembesan karena atap yang bocor.
TV tabung jadul yang menyala untuk film kartun. Ditemani kipas kecil di samping TV untuk sedikit menyejukkan ruangan rumah. Hanya itulah seisi rumahnya, Sebenarnya tidak sedap dipandang dengan suasana yang usang rumahnya. Namun ruangan tersebut tak bisa terlepas dari kehidupan Sari, Sebab Sari hanya terduduk diam dan tidak bisa kemana mana.
“Haloo adek Sari…” Sapa relawan YRA kepada Sari yang tengah duduk dengan kaki yang lurus dan badannya tertopang tembok di belakangnya.
“iyak ka…” Suara Sari yang cempreng
“Ini kaka ingin ngasih kursi roda untuk kamu, biar kamu bisa keluar”
“itu apa ka ?” menunjuk ke arah kursi roda
“ini Kursi roda dek, biar kamu bisa kemana mana”
“oh kursi bisa jalan ka ?”
“iyakk sar hehe…”tertawa kecil mendengar pertanyaan Sari
“horeee aku bisa keluar rumah, Soalnya aku bosen di rumah” Sari yang berteriak kesenangan dengan menjulangkan tangan keatas.
“buu aku ingin naik itu” lanjutnya dengan wajah yang sangat ceria sekaligus penasaran seakan tidak sabar untuk menggunakan kursi roda. Tubuh yang melompat lompat namun hanya Pundak dan tangan yang terangkat. Sebab bagian badan kebawah saraf tidak berfungsi untuk menggerakkannya.
“sini nak ibu gendong” sahut ibunya sambil menggendong Sari memindahkannya dari bawah ke kursi roda.
Sesampainya di atas kursi roda Sari langsung melihat ke kanan kiri dengan cepat untuk memerhatikan benda asing baginya. Diraba rabalah tiap besi yang menyambung satu sama lainnya. Tangannya juga tak lepas dari dudukkan yang empuk. Juga tak terlewatkan memegang pegangan roda yang bisa membuat kursi roda maju, mundur, dan memutar.
“kenapa Sari kok seneng banget dapat kursi roda?” tanya relawan YRA
“iyakk seneng donk….” Jawab Sari
“biar aku bisa ke sekolah dan tidak di ejek sama teman aku” sambungnya Sari
“loh memangnya kenapa dek?” tanya Kembali
“iyak mas, jadi Sari ini sering kali di ejek oleh teman teman sebayanya” dipotong oleh ibunya untuk menjawab kebingungan relawan YRA. Mendengar keterangan dari ibunya, miris sekali yang dirasakan relawan YRA dan menginginkan lebih tau lagi apa yang dirasakan Sari selama ini.
***
Jauh sebelum YRA memberi kursi roda, Sari sering mengalami masalah karena keterbatasan yang dimilikinya.
Contohnya saat itu Sari sedang duduk terdiam di teras rumah, sambil memandang jalan di depannya. Tatapan kosong Saripun terpecahkan ketika teman temannya lewat dihadapannya.
“kamu lagi apa disana Sar?” tanya temanya
“lagi duduk aja” jawab si Sari
“ayokk main bareng Sar”
“emangnya bisa ? kan dia gak bisa jalan” sahut temen selainnya
“yaa wlee gak bisa main, Sari gak bisa main” dengan nada ejekkan dari temen temennya
“biarin aja” jawab cuek Sari dengan sesegukkan menahan nangis. Air mata yang terbendung. Wajahnya seketika memerah karena menahan kesal dan sedih.
Beberapa hari kemudian, Temannya lewat kembali saat Sari juga sedang duduk di teras rumah. Saat itu Sari sedang makan yang disuapi oleh ibundanya
“eh ada Sari temen temen” ucap temannya sembari membawa spidol dan kertas.
“sini dek…. sini temenin Sari” panggil ibunya kepada anak anak itu. Wajah Sari murung tiba tiba karena teringat waktu itu. Namun disisi lain ia juga ingin mempunyai teman bermain. Akhirnya Sari memberanikan diri untuk bermain bersamanya.
“nih aku punya kertas sama spidol warna warni” ucap temannya
“terus main apa ?” tanya Sari
“main gambar gambaran aja yuk Sar”
“ayukk…” Sahut Sari dengan gembira tetap sambil makan yang disuapi oleh ibunya. Awalnya mereka sangat akur dan menertawakan dengan lepas karena gambarannya semuanya sangat jelek. Saat ibunya selesai menyuapi Sari, ibunyapun masuk ke dalam untuk mencuci piring dan gelas yang tadi abis dipakai.
Dari situlah kejailan teman temannya pun di mulai. Salah Satu temannya menggambarkan pohon di kaki Sari.
“ihh jangan donk temen temen nanti kotor” usahanya Sari untuk melarang mereka menggambar di atas kakinya. Namun Apalah daya, tangannya yang pendek tidak bisa menjangkau mereka untuk mengusirnya. Terlebih lagi kakinya juga yang tidak bisa di gerakkan. Ada rasa ingin memanggil ibunya namun tadi alasannya ingin tetap bermain dengan teman sebaya.
“nanti kalau di marahin ibu gimana ?” kata Sari dengan nada memelas kasihan. Tidak mengindahkan perkataan sari, malahan teman selainnya ikutan untuk menggambar. Kini kedua kakinya penuh dengan coretan tangan yang ada gambar bunga, rumah, dan orang – orangan yang tidak memiliki kaki.
“Jangan donk…” lagi lagi Sari memintanya untuk berhenti
Seketika salah satu temennya berhenti dan berkata “oh iyaa dikit lagi masuk sekolah yaa?”
“iyaak, kamu gak sekolah Sar?” sahut temen selainnya, yang tiba tiba ingin menambah kejailannya ke Sari
“mana bisa dia sekolah, untuk ke sekolah saja harus digendong” kata temen yang bertanya tadi
“yaaa kesian dehh gak bisa sekolahhh….”
“harus digendong….”
“gak bisa jalan” dengan nada mengejek, di lontarkan teman temannya dengan suara yang ramai – ramai .
“huuaa ibuuuu…..” akhirnya Sari tidak tahan untuk menangis. Suara jeritan tangis yang kencang membuat teman temannya kabur takut di marahi oleh ibu Sari. Air mata yang deras membasahi sekujur pipi. Ibunya sontak lari kedepan dan kaget melihat anaknya penuh dengan coretan di kakinya dalam keadaan menangis kejar.
“sudah yaa nak gapapa kan namanya juga lagi main, ibu gak marah kok ke kamu” kata ibunya berusaha untuk menenangkan anaknya dengan ketulusan seorang ibu.
Selain itu ada juga kejadian mengerikan yang pernah dialami oleh Sari. Peristiwanya sebelum beberapa hari Sari mendapatkan kursi roda dari YRA. Lagi lagi kejadiannya ketika Sari berada di teras. Saat itu ibunya sedang masak di dapur. Tiba tiba Ada ular piton yang muncul di samping Sari
“buuu, ibuuu, ibuu” berkali kali Sari memanggil namanya dengan suara yang keras. Ular piton yang begitu besar berjalan seperti mencari mangsa. Kemungkinan ular itu muncul dari sawah yang berada di samping rumahnya.
“Buuuu….” Suaranya semakin mengencang, akan tetapi ibu belum juga kunjung datang untuk menolongnya.
“IBBUUUUU” dengan suara lebih keras ditambah menangis ketakutan. Karena tidak ada yang bisa dilakukan selain teriaknya untuk meminta tolong. Sekujur tubuh mulai yang gemetar, saat ular semakin lama semakin dekat dengan jaraknya. Tiada henti hentinya Sari memanggil ibunya diiringi dengan isakkan tangis yang semakin lebih kencang.
Settttt……
ibu langsung menangkap Sari yang hampir saja dililit oleh ular piton. Lalu ibu membawanya masuk ke dalam rumah untuk menenangkan Sari dan menutup pintu dengan dorongan keras. Tidak lama kemudian ibu mendiamkan tangisan Sari, ular pitonnya pun berhasil di tangkap warga sekitar.
“Gapapa nakk ? kamu gak luka kan ?” tanya ibu sambil mengelus kepala Sari dengan pelan
“tidak buu” jawab Sari dengan suara terbata bata sambil menggelengkan kepala.
“aduhhh kesayangan ibu inii” ibunya langsung memeluk Sari sangat erat. Tangan ibu yang juga mengelus elus punggung Sari dengan tulus penuh kasih sayang. Agar Sari lebih tenang lagi.
***
Tersayat sayat hati relawan YRA mengetahui hal itu. Sangat memperihatinkan jika melihat usianya yang masih sangat kecil namun sudah mendapatkan perilaku seperti itu. Sulit rasanya jika terjebak dalam kondisi yang serba keterbatasan.
Di sore hari itu juga Sari meminta ibunya untuk mendorong kursi roda.
“ayukk buu kita keluar” ajak Sari sambil menggoyangkan tangan ibunya.
“bilang apa dulu sama kakanya, tuh kakanya udah baik ngasih ini ke kamu”
“makasih yaa ka makasih, makasih” ucap sari yang juga tak lepas dari senyuman manisnya. Sari langsung menghiraukan relawan YRA dan Kembali mengajak ibundanya untuk keluar Rumah. Ibunya pun mendorong keluar rumah dan berkeliling di sekitaran lingkungan. Udara yang segar, matahari yang cerah, menambah keceriaan Sari yang sedang menikmati. Terus menerus tersenyum wajahnya sambil menganggukkan kepala, melihat ke kanan dan ke kiri. Yaa walaupun hanya ada rumah di kanan kiri jalanan dan juga terdapat beberapa pohon yang bantu menyejukkan.
“heiiii aku udh bisa jalan, wleee” sontak Sari tiba tiba meneriaki temannya yang sering jail kepadanya
“lihat nih kursi baru, cantikkan”
“ke sekolah juga tidak di gendong lagi” sambungnya tiada henti pamer ke temen temennya. Tidak bisa menyangka dengan hanya satu barang yang diberikan donatur ke YRA bisa merubah kemurungan seorang anak disabilitas menjadi bahagia. Secepat itu Sari bisa kembali semangat setelah sekian lamanya memendam kesedihan yang seharusnya tidak dirasakan oleh anak seusianya.
Tamat.
4 notes
·
View notes
Text
Lembang Bandung Ketika Bergenderuwo
Ayu adalah ibu rumah tangga yang mememiliki 2 anak yang ceria dan lincah. Seperti umumnya ibu rumah tangga, ayu hanya mengurus anak anak, suami dan pekerjaan rumah. Rumah ayu di daerah sekitar lembang bandung. Tak cukup luas, ada halaman kecil di depan rumah. Beberapa tanaman hias mengisi ruang halaman. Rumah ayu di ujung jalan buntu bersebelahan dengan tanah kosong. Tanah kosong yang dipenuhi dengan bambu bambu yang banyak, tinggi tinggi pula. Ada dua makam tua di lahan kosong itu. Menurut warga setempat tanah kosong itu angker. Ayu dan ryan tak begitu menghiraukan gosip tetangga tersebut.
“assalamualikum” salam ryan yang baru pulang dari kantornya “waalaikumsalam” jawab ayu “de, aa lusa berangkat luar kota ya. Seminggu kemungkinan kerjanya” kata ryan “oh ya atuh, biar ade siapin baju bajunya besok” balas ayu Ya begitulah kerjaan ryan, sering keluar kota. Ayu dan anak anak sering ditinggal kerja selama berminggu minggu. Sedikit cemas ayu, karna orangnya penakut. Daerah atas gunung kalo sudah jam 9 malam tuh sepiiii banget. Sedikit warga yang berlalu lalang kalo sudah malam. Apalagi rumah ayu ujung jalan, sangat hening sekali.
Hari kamis tepatnya, ryan berangkat luar kota. Semakin hening kondisi rumah ketika ryan tidak ada. Biasanya kalo malam tv berisik karena ryan hobi menonton film dan serial netflix. Sekitar jam 10 malam, anak anak ayu sudah tertidur pulas. Ayu tutup semua gorden jendela, mengunci pintu pagar dan pintu rumah. Mencoba untuk ikut tidur di sebelah anak anak, tapi sangat sulit untuk memejamkan mata. Ayu merasa sangat gerah, hawanya sangat panas di dalam rumah. Saking panasnya ayu pun menyalakan kipas angin. Tak begitu membantu ternyata kipas angin, sampai kehausan ayu dengan kondisi panas ini.
“kok gerah banget sih ini” kesal ayu. Sambil berjalan ke arah dapur untuk minum air putih. “jarang jarang panas gini cuaca, padahal di atas gunung. Kok bisa sepanas ini yaa” gumam ayu.
“duaaaak” (suara genting atap ketiban batu besar)
Ayu pun terkejut dengan suara itu. Langsung panik berlari ke arah kamar tidur tanpa mematikan lampu dapur. Peluk anak anak karena saking panik dan takutnya. Gemetar seluruh tubuh, terasa dingin kedua tangan ayu.
“astagfirullah astagfirullah” ucap ayu “suara apaan tuh yaa, kok ngeri gini suasana rumah” dalam benak ayu
Ayu mengambil hapenya untuk menghubungi ryan, untuk sekedar menemani karena suasana rumah terasa mencekam. Tetapi ryan tak menjawab telpon. Ayu mencoba tenang, membaca beberapa doa doa. Sembari membaca doa ayu pun tertidur.
Beberapa menit dari tidur pulasnya. Ayu merasakan gerah kembali. Setengah sadar dia bangun dan membuka bajunya agar gerah yang dirasakan memudar.
“de de” ayu mendengar suara ryan memanggil. Setengah ngantuk ayu pun menjawab “iya a” jawab ayu sambil tiduran di atas kasur “de, aa pengen lah. Udah semingguan kita gak begituan” kata ryan “atuuh a, ade ngantuk” kata ayu yang masih tiduran dengan setengah telanjang “bentar doang de” kata ryan “sok atuh sini aa nya” ujar ayu. Meraih tangan ryan untuk mengajak bers*nggama
0 notes
Text
Hari ini kakak haura dan adik sarah gembira sekali. Memakai baju dan jilbab dengan warna yang sama. Berjalan kaki ke rumah eyang karena ingin pergi ke perpustakaan. Membaca buku dan tentu saja, bermain tipis" 🥰
Sesampainya di perpustakaan. Biasanya mereka langsung menuju rak buku favorit. Tapi hari ini tida biasa. Karena tv di ruang baca menyala. Dan yang ditayangkan adalah film animasi Masha and the bear. Tentu saja mereka sangat antusias 🤣 Karena ini pertama kalinya mereka menonton di layar yg besar.
Setelah menonton mereka memilih buku untuk di pinjam lagi. Karena masih hujan kami berpindah ke ruang bermain.
Perpustakaan sudah tutup. Tapi hujan masih belum reda. Hmmm... sepertinya hujannya awet. Petugas mengatakan tida apa jika ingin bermain dulu. Sebab diluar masih hujan. Oh tidak, melihat perkiraan cuaca sampai sorepun akan turun hujan. Akhirnya kami bertekad untuk pulang.
Setelah uma membuka jok motor ternyata tida ada jas hujan di dalamnya. Bersyukur ada orang baik yg Allah kirimkan. Ia memberikan jas hujan plastik baru miliknya.
"Gapapa mb. Ambil aja jas hujannya..." katanya sambil membetulkan jilbab haura.
"Alhamdulillah... terimakasih ya mb. Semoga Allah mudahkan dan lancarkan semua urusannya yaa mb..."
Subhanalladzi sakhhara lana hadza wa kunna lahuu mukrinin. Wainna ilaa Rabbina lamun qolibuun...
0 notes
Text
Wednesday, December 13th, 2023
jenaissaente : “Salah satu barang yang selalu ngingetin aku sama masa lalu tuh dalgona candy. Soalnya pas kecil aku suka banget makan permen ini sambil emosi karena sesulit ituu buat mecahin pinggirannya. Biasanya aku makan pas pulang sekolah pas dulu.”
hwangyeyi : “Dulu waktu kecil aku sering diajak main kartu Yu-Gi-Oh! TAPI YA, funfactnya aku gak ngerti sama sekali! Jadi aku lebih jadi kolektor daripada mainnya! HEHEHE. (FOMO dari kecil) Jadi inget dulu pernah berantem sama temen soalnya kartu ku hilang. Aku nuduh dia nyuri soalnya dia juga mau kartu itu, TAPI ASLINYA DIA BENERAN NYURI BJIL. Sudah saatnya kita cut off!!”
sichtng : “Ini barangku namanya hot wheels bumblebee. Dulu aku suka spongebob makanya suka warna kuning. Terus suka transformers. Nah bumblebee ini warna kuning. Kalo kamu barang affh, boleh sfeal dong”
meinggyu : “Kalau nostalgia jaman dulu tuh inget mainan ini. Si telur puyuh yang bisa dirawat sepenuh hati kayak malika.”
ayahi : “Setiap kali gue liat kartu Animal Kaiser, langsung inget masa kecil yang rajin mengoleksi, bertukar, dan mengumpulkan banyak kartu. Gambar dan warna hewan yang terpampang di setiap kartu, terus ada tulisan-tulisan kecil yang berisi statistik kekuatan, disusun kedalam album yang merasa makin banyak makin keren. Apalagi kalau inget suasana di sekitar mesin permainan, bikin kangen banget!”
Jinyounig : “Punya saya ada mainan piano ini, soalnya dulu suka nyanyi sambil main musik.”
mirmjeong : “ini lebih ke mainan yang bikin aku nostalgia. aku dulu jago banget main ini *merasa keren* soalnya diajarin sama suhunya alias temen aku”
ohseengmin : “Kalau punya gue ini noona. Congklaknya tukeran sama gameboy gue ya. Gue dulu suka banget main gameboy ini karena berasa lagi perang otak. Udah gitu dulu seringnya main sama temen-temen, yang paling cepet menuhin tetrisnya sampe atas. Itu yang menang!”
Jitung : “Punya gua congklak. Soalnya dulu waktu kecil, gua suka main congklak sama saudara dan teman gua. Tapi sekarang kalau mau main congklak cuma bisa di aplikasi Plato aja, tapi tetep aja gua masih suka kangen main congklak beneran.”
MYEMlEM : “Dulu aku suka banget naik mainan kuda-kudaan ini sambil nonton kartun di TV. Makanya kalau liat ini, langsung keinget masa kecilku. Sampai sekarang masih suka nonton kartun sih, tapi gak sambil naik mainan ini. 😿”
MarkLleem : “Saya suka banget main fishing toy ini, pas jaman masih kecil pulang dari sekolah terus langsung main ini di kamar mandi bisa lama banget mandinya sampe tangan keriput dimarahin emak.”
Jenofli : “Dulu gua dikasih kado ini, trs tiap hari bener bener tiap hari gua slalu bawa ini kemanapun! Detailnya persis kaya gini bisa dibuka ditutup dan bahannya besi bukan plastik, trs skrg ilang soalnya udh lama ga dimainin!”
sullyoin : “Kue putu ayu ini ngingetin aku banget sama masa kecil, karena dulu waktu main ke rumah nenek, beliau suka bikinin ini tiap abis main. Jadi tiap kali makan putu ayu, rasanya nostalgia banget.”
jsomein : “Kalau ditanya barang yang bikin nostalgia, jawabannya perahu otok-otok! perahu ini tuh unik banget dan seru buat dimainin bareng temen-temen pas sore-sore atau engga pas banjir. balapan perahu gitu 🤧”
ningnnrg : “aku juga sukanya main congklak dulu! alasannya apa yaa.. aku suka aja main congklak tuh seru gak ngebosenin! tiap kalah pengen main terus sampe menang pokoknya. trus melatih berpikir juga sih buat strateginya biar gimanapun caranya harus bisa menang hshsh”
Woznyoung : “aku kalau lihat music box ini, selalu inget deh sama setiap malam bunda puter ini buat lullaby ku!”
Minwju : “Kalo aku itu majalah legend alias majalah bobo! Aku suka banget sama majalah ini bahkan hampir punya semua edisinya! Aku suka baca cerita Nirmala dan Rong-Rong! Tapi paling kau pengenin sih punya sahabat pena ya...”
ajiwon : “haii kalau versi aku barbie sama diary! soalnya dari kecil suka banget nulis di diary atau curhat sama barbie. terus wajib pink, kalau engga pink gamau :D jadii, kalau lihat barbie atau diary pink ini selalu bikin aku nostalgia deh!”
rosenuane : “ini mainan kesukaanku duluu, sering rebutan sama sepupuku kalau main inii🤧”
mcoups : “Ini barang yang bikin saya nostalgia. Seru banget nggak sih main ini? Soalnya tuh satu sisi gregetan, satu sisi bisa memacu emosi juga karena si ikannya terlalu cepat buka tutup mulutnya hahahaha.”
ijeonjeongguk : “Kalau dulu saya suka mainan ini, terus hasil jarahannya kalau menang dijadiin koleksi, soalnya cantik-cantik warnanya.”
juyueon : “Gua suka banget jajan permen ini waktu kecil. Soalnya manis rasa mangga, padahal gak suka mangga. Jajannya diem diem soalnya kadang gak boleh sama bunda hehe.”
Rhujiny : “Aku kalau masa kecil ingetnya suka games inii, soalnya seru bangeet deh. Bisa nanam ngurus kebun sama punya anak sama istri wkwkw.”
wonbinri : “Saya permen ini sih bikin nostalgia banget sama permen gulali jadul yang bisa request bentuknya. Seru juga liatin proses bikinnya.”
davhin : “Ini. Combo maut dari sayur lodeh + empal empuk gurih. Tiap ngeliat atau makan ini serasa balik ke jaman TKㅡSD yang masih disuapin sambil nongkrong di atas pager rumah tiap pulang sekolah. Kata Mama Defan dulu bisa nambah sampe 5 piring sendirian, sampe blio pegel nyuapin wkwkwkwk.”
jongneong : “Kalau aku Tamiya, biasanya ngumpul bareng anak-anak komplek buat pamer model baru atau ngadain balapan gitu nunjukin mana yg paling keren! Sampe sekarang masih ada aku simpen soalnya lumayan mahal waktu itu harganya dan butuh effort buat ngerakitnya. Mainan epic yg pernah dipunya pada masanya!😎🤟🏻”
wonnwoom : “boneka po, soalnya dulu first time dibeliin ayah boneka yaa ini. sekarang bonekanya au kemana yak aaowkwowkwok.”
junghwcan : “Barang ini yang bikin nostalgia. Mungkin kalo sekarang ada pou, kalo dulu ada tamagotchi. Beneran kaya ngerawat anak, dikasih makan, diberesin poopnya. Terus pamer ke temen-temen dah tamagotchinya gede.”
YUMKHEI : “Kalo gua ada barang/mainan lele klemer ini, karena lucu banget gk woy? Kalo lele beneran gk boleh, jadinya lele boongan aje. Dulu tuh pertama beli ini sama papa ku (kangen).”
urjunqwon : “Kalau aku sendiri barang yang ngingetin aku sama masa kecil tuh topi ini. Karna waktu kecil sering banget di pakaikan topi ini sama mama :D”
Hjyeju : “ini barang mainan nostalgia aku, karena ya aku dulu pengen jadi princess, so siapa yang mau hidup seperti ala princess? 👸🏻🎀”
Yirezn : “Kalau makanan jaman dulu yang bikin aku berkesan (mungkin sampai sekarang juga) itu... Mochi isi kacang! Aku sendiri suka banget sama mochi. Seneng banget makananin ini. Soalnya mochi itu manis. Aku kalau makan ini juga enggak bisa cuma satu butir. Kadang satu kotak sendirian.”
hanniphaz : “Ini jajanan yang bikin aku nostalgia kak, dulu waktu kecil kalo ke warung gitu aku suka jajan ini karena murah banget harganya terus sesuai uang jajan aku. Selain itu, rasa cikinya juga aku sukaaaa”
karinx : “jadi ini rumah-rumahan kesayangan Tiya ⊹ paling berkesan karena u know enih slah satu mainan termahal dan tersering dimainin. barbie besar, barbie kecil, boneka beruang juga mainnya dalem rumah ini { rumah tak mandang spesies } mana minta belinya harus tantrum dulu damn! pokoknya ini kesayangan banget!”
reqjun : “Ada barang yang berkesan banget buat saya. Ini saya di belikan karena dulu pengen banget beli kapal api dan bisa jalanin kapalnya sendiri. Karena saya masih kecil, jadi saya dibelikan yang kecil ini dulu.”
Jeomngwoo : “Kalau gua sepeda roda empat. Dulu suka banget sepedahan sore sama anak-anak komplek. Banyak kenal temen juga karena punya sepeda ini. Jadi bukan cuma asik, tapi juga nyimpen banyak memori yang bikin masa kecil gua jauh lebih menyenangkan.”
IGlSELLE : “kalo aku mau kasih ini buat kakak. pas aku tk-sd iklan hamster ini lewat mulu tiap hari sampe akhirnya aku dibeliin sama ayah sekalian sama set lintasannya yang lucu. soalnya katanya, aku kalo liat iklannya ga kedip, padahal sebenernya aku ga sempet maininnya karena harus les sana sini dan lebih tertarik buat nonton tv aja/baca majalah bobo kalo senggang!”
asai : “aku suka beli kalo lewat depan rumah. aku suka yang rasa stroberi!”
jihofn : “Tamiya!!! Waktu kecil beneran suka koleksi tamiya dan sayang sekarang udah gaada. Kaya, suka rajin mandi karena sorenya tanding tamiya di gang kecil (jadi semangat mandu karena mau main tamiya) 😂👊”
Gauon : “ini mainan yang bikin gue nostalgia! anak-anak early 2000s pasti tau mainan ini karena terinfluence film upin ipin. demen banget main ini sampe tangan merah. 😁”
Johnnystuh : “Ini punya guaa, permen susu white rabbit. Soalnya enak jujur, dulu gua gamau berbagi saking enaknya (sori pelit) tapi sekarang udah jarang deh, apa tempat gua doang ya”
kseonwuo : “Ini barang masa kecil yang sangat berharga buat aku, karena dari kecil aku suka banget main bola dan sebelum jadi boyben, cita-citaku adalah menjadi atlet sepak bola terkenal >_<”
jgkesim : “punyaku es lilin! mengingatkan kegerahan pulang sekolah walau pulang dijewer mama soalnya es teroooss”
zhaohlusi : “Aku duluan ya, dulu aku suka mainan ini, soalnya ini lucu banget terus pasang-pasangin bajunya eh gak berapa lama kepalanya pegat tapi ini keseruannya.”
Jowohyun : “Ini mainan dari Ailee! Jangan dihilangkan yaaa? Waktu kecil aku suka banget main bepe bepean sama adikku. Kebetulan masih punya banyak koleksinya jadi aku mau bagiin ke kalian satu satu, harap tetap kondusif dan jangan rebutan ya adik adik? - 3 -”
Shani’s version
Ini adalah salah satu barang atau mainan yang bikin aku teringat sama masa kecil. Kalo di tempatku sih sering disebut ‘congklak’. Dulu sering banget mainin ini sepulang sekolah atau pas lagi hari libur.. mainnya sama temen, sama sodara atau bahkan sama mama sendiri. Jujur walaupun sering main ini tapi aku banyak kalahnya dibanding menangnya. Tapi gapapa yang penting mainan ini sangat sangat memorable buat aku!
Dulu aku sering banget beli bp bpan di kantin sekolah atau beli di abang-abang jualan mainan yang suka keliling komplek. Mainin ini tuh lucu aja gitu... cocok-cocokin baju sama orangnya, ada aksesorisnya.. terus abis itu dilanjutin main sinetron-sinetronan gitu antar mainan bpnya! Ngakak dikit tapi memorable banget dan bikin aku jadi kangen sama masa kecil.
Salah satu makanan yang ngingetin aku sama masa kecil adalah rambut nenek! Dulu sering banget beli ini ke warung sampe dimarahin mama, tapi kalo aku lagi rajin.. lagi baik.. mama suka beliin aku rambut nenek sekaligus satu bungkus di pasar!
0 notes
Text
Memungut Hikmah🍉: Belajar Berkomunikasi
Pontianak. 11:15. 11122023.
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tattimush shalihaat.
Mulai dari mana lagi nih ya cerita yang ini. Draft foto-fotonya sudah dari Jumat minggu lalu. Khawatir semangat dari fotonya kurang sinkron dengan "nyawa" tulisan saya sekarang. Sebenarnya ini foto-foto penuh semangat, hasil gandengan tangan dengan Azel. Tapi sekarang narasi blognya ditulis oleh aypris yang lowbatt. Semoga pelan-pelan dari tulisan ini memunculkan "cahaya" ya.
Pada keadaan yang tampak memburuk di Palestina, saya bertemu tulisan bayyinahtv berikut ini. Kata-kata yang hangat sekali. Ingin saya buat terjemahan dan sebarkan ah, tapi tentuuuuu... ndak mau sendirian. Kali ini saya ajak-ajak Azel, sahabat pena dari Malang.
Kenapa sahabat pena? Karena kami bertemu hanya sekali pada silaturahmi Syawal lalu di Malang, namun alhamdulillaah selama ini kalau diskusi via chat, seperti sahabat jaman TK. Awal mulanya kami berteman karena saya tertarik dengan kehidupan Azel sebagai seorang wartawati Metro TV, yaaa follow ig nya deh. Ternyata banyak selera kami yang sama, terutama selera bacaan buku. 💛
Kelakuan impulsif ini, ternyata ada manfaatnya. Insting untuk memilih Azel dari sekian banyak teman yang saya tau memiliki kemampuan bahasa Inggris, akhirnya saya sadari karena Allah berkenan menitipkan kemampuan pada Azel untuk tidak hanya menulis, namun juga menitipkan rasa pada tulisannya.
Ternyata setelah dikerjakan baru sadar, bahwa saya dan Azel, dan teman-teman semua... adalah penyuka kata-kata baik, dan kita semua... menantikan kabar-kabar baik.
Postingan IG Azel:
Postingan IG saya:
Pada 3 tulisan seri "Memungut Hikmah 🍉" sesungguhnya saya bergerak ingin merangkul teman-teman yang sepenuh hati sekarang menjadi ibu rumah tangga, membagi semangat, harapan, dan pelukan kepada madrasatul 'ula lainnya, yang mungkin lelah dan sepi. Tribute khusus dari saya.
Alhamdulillaahilladzi bini'matihi tattimush shalihaat, pada takdir yang saya jalani sekarang, banyaaaaaak kesempatan saya melihat dunia luar, menjalar kesana-kemari, berinteraksi dengan banyaaaaak manusia (yaa walau capek juga 🐒🐒🐒), punya kesempatan diskusi dengan berbagai pihak.
Beberapa minggu terakhir saya amati bahwa ibu-ibu rumah tangga ini lebih militan dan kencang bersuara tentang isu Palestina dibandingkan dengan teman-teman bekerja. Di antara tugas domestik dan tanggung jawabnya, mereka luangkan juga untuk membuka mata dan belajar banyak hal (termasuk bahasa inggris kaaan?). Mencoba meresapi postingan-postingan tentang 🍉🫒 dari teman-teman yang menjadi ibu rumah tangga, membuat saya bertanya, adakah teman diskusinya, semoga suami-suami mereka berkenan mendengar dan menjadi teman diskusi sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW. Semoga mereka tidak burn out "sendirian." Bukankah sejatinya kenapa perempuan sebaiknya di rumah saja agar tidak terlalu banyak melihat pembanding yang membuatnya lupa bersyukur? Bukankah perempuan yang mengisi sebagian neraka adalah perempuan yang lupa bersyukur? Naudzubillaah min dzaliik.
Bagaimanapun kita semua memang punya potensi kesepian. Sedikit cahaya yang kami coba nyalakan, semoga tiba di rumah-rumah mereka, dari layar handphone yang sering membuat lelah. Yuk kita belajar lagi ya sesuatu yang ndak ada habisnya... belajar berkomunikasi.
Warm Regards,
ayu dan azel
Azelia Fitriana adalah mantan jurnalis Metro TV yang sekarang memilih untuk berdaya dari rumah dalam bisnis jastip. Oh iya ini link hadiah tulisan dari Azel 🍉🫒💛
0 notes
Text
MIG TV | EP.20 | Kama Dewandaru
01. Menurut kalian, masa muda tuh gimana sih?
Kalau menurut gue, masa muda ini tuh masa yang nakutin tapi juga di sisi lain menyenangkan. Kenapa gue bilang gitu karna ya di masa muda ini kita bisa ngelakuin apapun yang kita mau. Kita bisa explore ini itu dan coba semua hal baru yang belum pernah kita lakuin. Tapi di sisi lain masa muda juga nakutin karna bisa jadi pintu gerbang atau awal kita terjerumus ke hal-hal buruk kalau kita nggak pinter ngefilter mana yang bisa kita ikuti mana yang harus kita jauhin.
02. Kalian seneng gak ngelakuin pekerjaan kalian di dunia tarik suara? Alasannya?
Seneng banget. Karna gue ngerasa gimana ya, kalau orang lain dengerin suara gue dan mereka ngerasa tenang, seneng, damai, gue jadi seneng banget. Gue jadi ngerasa, oh ternyata suara gue bisa seberpengaruh ini buat seseorang. Bisa nemenin mereka waktu lagi happy, bisa nemenin mereka waktu lagi sedih, bahkan bisa bikin mereka yang sedih berubah lagi jadi happy.
03. Selama bareng MIG, banyak belajar hal baru nggak? Kalau ada sebutin salah satunya.
Banyak sih, salah satunya belajar buat nggak terlalu sombong atau pede sama kemampuan yang kita miliki, karna di MIG gue bisa liat banyak banget talenta-talenta yang jauh lebih keren dari gue. Tapi disini bukan berarti gue bilang untuk kita nggak bangga sama kemampuan kita sendiri ya. Kita bangga, boleh banget tapi juga inget kalau di dunia ini banyak yang jauh di atas kita, dan mereka-mereka yang jauh di atas kita itu jangan dijadiin alasan buat insecure tapi justru alasan kita buat bisa lebih berkembang jadi lebih baik kaya mereka.
04. Kalau misalnya dikasih kesempatan, kalian mau comeback lagi gak? Kalau mau, pengen ambil genre apa?
Mau dong! Karna kemarin genrenya lebih ke semangat gitu, kali ini mau coba ballad deh, lagu-lagu galau gitu karna kata orang kebanyakan wajah dan suara gue cocok buat nyanyiin lagu dengan genre itu.
05. Apa yang mau kalian sampaikan ke CEO kalian?
Hai bang joshe, bang kaje! Makasih ya udah mau kasih gue tempat di MIG ini. beneran gue seneng banget disini, ngerasa dirangkul sama talent yang lain sama kalian juga. Sorry yaa kalau gue pernah ada salah kata atau sikap, jangan males ketemu gue lagi plis?
06. Apa yang mau kalian sampaikan ke fans kalian dan kalau disuruh buat nama fandom sendiri, pengen dinamain apa?
Hai! Sebelumnya makasih banyak udah mau dukung gue sampai sekarang, disamping gue yang masih banyak kurangnya di sini dan di sana. Kalau nggak karna dukungan kalian gue yakin gue nggak akan berhasil sampai di titik ini. Kedepannya gue akan berusaha buat terus berkembang dan semakin bikin kalian bangga jadi fans dari seorang Kama Dewandaru. Thank you, Misty! Hehe jadi kalau mau buat nama fandom gue kepikiran Misty sih. Misty tuh artinya tiny drops of water, rintik air. Rintik air emang keliatan kecil, tapi semakin banyak rintikan air yang turun mereka bisa bermanfaat buat berbagai aspek kehidupan dari tanaman, hewan, sampai manusia. Jadi ya menurut gue filosofi nama Misty ini cukup keren dan menurut gue semua fans gue dimanapun mereka berada, sekeren filosofi nama Misty ini.
0 notes
Text
Perjalanan ke Lombok: Cerita Berlayar
Hai. Rasanya sudah lama aku tidak bercerita tentang bagaimana hari-hariku. Sebenarnya, ada banyak hal yang terjadi. Dan dari yang banyak itu, mungkin ada beberapa yang bisa kubagi di sini. Mumpung masih luang (re: status mahasiswa tapi menganggur :) ), aku mau sedikit cerita -curhat- tentang pengalamanku yang masih cukup fresh, ini adalah pengalamanku melipir ke (agak) Timur Indonesia, tepatnya ke Lombok.
Oke, jadi behind storynya adalah.. Aku dan timku alhamdulillah terpilih berkesempatan melaksanakan kegiatan pengmas dari kampusku. Daaaan wilayah yang kami tuju adalah Nusa Tenggara Barat, yang mana orang lebih banyak mengenalnya dengan Lombok. Sebelumnya aku tidak begitu tahu Lombok, selain pulau yang terwajahkan "islami" karena dikenal dengan banyak masjid berdiri di atasnya. Selain itu, yang belum lama ini ada, Sirkuit Mandalika, ya? Iya, itu. Aku menonton dari TV, indah betul sirkuitnya ada di pinggir pantai. Aku menantikan perjalanan ini ~
Acara pengmasnya sendiri sebenarnya tidak lama, hanya tiga hari. Namun, waktu tempuh perjalanannya cukup panjang. Sebab apa? Kami menggunakan moda transportasi darat dan laut. Seruu sekalii. Kami berangkat menggunakan kereta api dari Gambir menuju Surabaya Pasar Turi. Lalu dilanjutkan pergi ke Pelabuhan Tanjung Perak untuk menaiki kapal menuju Pelabuhan Lembar, Lombok Barat. Kalau dihitung, perjalananku ini mengambil waktu tempuh total selama dua hari. Apakah badan aman? Oh tentu tidak :) Fres*car* dan coun*erpa*n selalu ada di kantongku.
By the way, ini adalah kali pertama aku berpergian jauh dengan "mengeteng" alias backpacker-an. Track record perjalanan yang pernah kulalui adalah tiga puluh jam. Itu pun menggunakan mobil pribadi, hanya di pulau Jawa, dan disebabkan karena terkena puncak arus mudik, macet-cet-cet. Jadi, aku sempat yakin-gak-yakin juga sebenernya untuk perjalanan ini. Yaa meski ada keluh lelah membawa segambreng bawaan, tapi aku tetap berusaha untuk enjoy dengan perjalananku ke Lombok. Bismillah.
Dikarenakan keretaku berangkat malam hari, jadi di kereta aku banyak menghabiskan waktu dengan tidur. Tidak ada yang begitu spesial, jadi skip saja langsung ke kapal, yuk.
Tentang berlayar. Aku tidak punya pengalaman naik kapal dengan waktu yang lama sebelumnya. Sewaktu SMA, aku pernah menaiki kapal menyebrang dari Banyuwangi-Bali, jaraknya dekat, hanya ditempuh dalam waktu dua jam. Maka, sejujurnya aku sempat takut terjadi sesuatu disaat aku menaiki kapal kali ini //astaghfirullah udah mikir yang buruk-buruk aja heu. Begitu sampai pelabuhan Tanjung Perak, aku melihat kapal yang akan kunaiki. Tidak kecil, tapi juga bukan tipe kapal yang besar. Entah kenapa, lamat-lamat aku memandanginya. Aku melangkah memasukinya, mengucap "Bismillahi majreha wa mursaha", berharap Allah senantiasa melindungi.
Ternyata di dalam kapal ada begitu banyak pendaki yang ingin summit ke Rinjani, gunung yang menjadi primadona di NTB. Mereka membawa tas carrier, tas yang khas sekali digunakan oleh para pendaki gunung. Selain itu, tampak juga para pekerja yang ingin pulang ke kampung halaman, ada pula para supir truk yang saling berbagi makanan. Serta bapak, ibu, mas, mba lainnya yang aku juga nggak tahu satu persatu mereka mau ngapain ke Lombok. Oh iya, salah satu hal yang membuat enjoy menunggu perjalanan di kapal adalah adanya playlist dan atau film-film tertentu yang diputarkan oleh staf kapal. Di antaranya ada murotal Muzammil Hasballah, lagu Denny Caknan, sampai lagu-lagu Peterpan (fav akuuw). Lumayan membantu menghilangkan rasa bosan.
Terlepas dari mabuk lautnya yang ternyata tidak bisa aku hindari, aku merasa pengalaman berlayar ini luar biasa. Ada hal berkesan yang aku dapatkan. Aku merasa sepertinya Allah sedang memberiku kesempatan yang begitu besar untuk healing dengan cara favoritku. Ya, menatap laut dan langit! Puas sekali rasanya.. Cuaca mendukung, ombak tidak begitu besar. Aku bisa melihat langit, bintang, dan bulan dengan jelas. Gradasi warna langit saat sore dan paginya pun aku suka, membuat sisi hatiku menjadi hangat. Pada moment matahari terbit kebetulan kapalku sedang melintasi Utara Pulau Bali. Dan pada peralihan malam ke pagi itu juga, Gunung Agung bisa kulihat dengan jelas dari laut. Maasya Allah, Allahu akbar, alhamdulillah.. :')
Mungkin ini terlihat norak(?) Tapi bagiku, berlayar di tengah laut seperti itu benar-benar menyadarkanku kembali bahwa aku ini keciiiil sekali. Masalahku, bebanku, kerisauanku, tidaklah seberapa dibanding Ke-Maha-Besar-an-Nya, pencipta dunia yang begitu luas ini. Dan di antara jutaan nikmat yang diberikanNya, masih sedikiiiit sekali yang aku syukuri. Kemana saja aku ini? Apa yang sebenarnya aku cari dari dunia ini? Tiba-tiba saja ada banyak renungan yang menghampiri.
Untuk beberapa saat, aku iri dengan para nahkoda itu. Setiap harinya bisa melihat langit dan laut yang tak berujung. Setiap harinya, ada banyak kesempatan melapangkan hati yang menyempit. Ya, aku tahu. Mereka di sana untuk bekerja. Jadi, anggap saja bahwa hal-hal yang kusebut di awal paragraf ini adalah priviledge yang mereka miliki dari pekerjaannya. Boleh, ya?
Kini aku telah kembali ke kamarku. Tepat di depanku ada laptop yang menampilkan foto langit sore awal Agustus lalu yang aku abadikan di tengah perairan Surabaya.
Terima kasih yaa Rabbi, telah menggerakkan satu demi satu halnya hingga akhirnya aku bisa merasakan pengalaman ini. Semoga setelah ini, hatiku benar-benar bisa lapang, melembut, dan tenang menjalani kehidupanku yang telah Engkau gariskan.
1 note
·
View note
Text
Sabtu Pertama
Hari ini masih sama kaya kemarin dan biasanya hehe. Berangkat jam 6.40an terus ke warung dulu dehh. Minum kopi dulu segelas sama diem bengongin pagi, udahnya ke kantor deh jam 7.40an. Seperti biasa selalu jadi yang pertama dateng dan keadaan kantor di hari sabtu lengang sepi. Oh iya hari ini bawa bekel sarapannya sate sama lontong sisaan semalem. Tadi pas sampe makan itu dulu deh.
Hari ini di kantor bener-bener udah bingung mau ngapain karena slide presentasi udah selesai dan yaa persiapan lomba nunggu minggu depan. Untungnya ada temen yang bawa PES, jadi yaudah sambungin ke proyektor malah jadi main deh kita bikin liga wkwk. Oh iya pagi tadi juga nemenin dulu temen gua buat ganti ban sama masang kampas rem gitu-gitu. Skip-skip sambil nungguin jam pulang kerja tadi sempet benerin detail kecil slide presentasi sama nyari kosan buat di penempatan nanti. Begitu jam 2an akhirnya balik ke rumah dengan perasaan berat karena ngerasa kaya sayang aja balik ke rumah cepet-cepet haha. Begitu sampe rumah naro tas sama ganti sendal langsung ambil laundry sama sparepart yang udah disiapin, pergi deh nganter laundry dulu sama ke bengkel buat masang-masang. Ada banyak yang dipasang yaitu kampas rem depan belakang sama gear set berikut rantainya. Sengaja dibenerin di sini dulu biar ntar penempatan tinggal fokus make sama kerja aja. Sebenernya tadinya mau sekalian ganti oli tapi ternyata harus beli online karena di beberapa spbu ga ada. Sampe lagi ke rumah jam 4an sore terus yaudah tadinya mau tidur kan karena ngantuk tapi cek hape ternyata ada chat dari seseorang dan jadinya yaudah balesin chat dulu sampe jam set 6. Karena terlalu ngantuk jadinya dipaksain aja tidur walaupun tau bentar lagi juga udah bangun untuk maghrib.
Malemnya jujur bingung mau ngapain jadi setelah makan malem pake gule sama soto betawi, kerjaannya yaudah nonton youtube di tv aja sama abis itu mulai nyicil barang buat dibawa ke penempatan nanti. Baru masukin kemeja, kaos sama beberapa celana aja sih. Agak maleman lagi tadi duduk dulu di kursi pijet agak lamaan sejam sampe ketiduran haha. Bangun-bangun ngelakuin tanggung jawab kaya biasa deh ngunci pager garasi sama bersiin sama ngasih makan minum kucing hehe. Udahnya matiin lampu dan nutup pintu kamar, nulis ini deh.
0 notes
Text
Lejar
Episode 3 // Ibu
Pembaca berita di televisi membacakan sebuah kejadian pembegalan di sebuah jalan protokol di tengah kota. Hal tersebut terjadi bahkan di jam yang belum begitu larut. Aku melihat jam dinding di atas tv menunjukkan pukul 8 tepat dan Dinda belum pulang.
"Dinda kemana sih bu? Masa jam segini belum pulang?" ucap Bapak yang berdiri di belakangku.
Aku sebenarnya malas menjawab pertanyaan suamiku. Karena Bapak pasti sudah tahu kalau Dinda sedang lembur. Aku menjawab sekenanya. Aku pun tahu, setelah pertanyaan ini Bapak akan membahas tentang pekerjaan Dinda dan menyuruhku menasihati Dinda untuk menjadi PNS seperti bapak dulu.
Benar saja, Bapak kembali menyinggung topik tersebut sesuai dugaanku. Aku hanya mengangguk pelan saat Bapa memintaku untuk kembali berbicara dengan Dinda. Ia pun pergi ke teras untuk merokok.
Sejak Dinda dan Alif remaja, Bapak jadi tidak pandai berkomunikasi dengan kedua anaknya. Padahal saat mereka masih SD, keduanya tak bisa lepas dari Bapak. Sekarang, aku sudah bagaikan merpati penyampai pesan sebagai penyambung antara Bapak dan anak-anak. Dinda dan Alif jadi segan bila harus mengobrol dengan Bapak yang sedikit-sedikit sudah mengomel.
"Assalamu'alaikum" suara Dinda terdengar dari pintu rumah dan sudah cukup untuk menyingkirkan cemas dihatiku.
"Wa'alaikumussalam, habis lembur, Din?" tanyaku.
"Iya bu. Lumayan lagi banyak kerjaan. Untung Ibu ngasih aku bekal bergizi jadi aku kuat untuk lembur 2 hari 2 malam juga. " Jawab Dinda sambil mencium tanganku. Matanya terlihat lelah tapi Ia masih punya energi di penghujung hari seperti ini. Ia pun langsung beranjak dan berjalan ke kamar Alif.
"Din, nanti kalau udah beres dari kamar Alif, kesini dulu yah sebentar Ibu mau ngobrol."
"Oke bu." sahut Dinda sebelum mengetuk pintu kamar Alif.
Aku tidak berniat mengulang topik yang bapak pinta untuk aku diskusikan lagi dengan Dinda. Ada hal lain yang ingin aku bahas dengan Dinda. Semenjak, Bapak pensiun setahun yang lalu, penghasilannya menjadi tidak sebesar dulu. Aku yang mengatur tabungan bapak sejak dahulu dan sekarang jumlahnya kian menipis. Aku berniat untuk memutar uang tabungan bapak dengan sedikit bantuan Dinda.
Suara pintu kamar Alif terbuka dan mengusir lamunanku. Dinda pun keluar dan duduk di sebelahku.
"Iya ada apa Bu?"
"Iya jadi begini, Din. Kamu kan tahu, tabungan bapak makin tipis. Daripada habis, jadi Ibu ada rencana mau bikin toko grosir. Untuk tempatnya sudah ada. Cuma yaa.. Kayaknya masih kurang untuk modalnya. Dinda masih ada uang kan di tabungan?"
Dinda sedikit berpikir "Oh gitu. Dinda kira ada apa. Kalau tabungan masih ada kok, Bu. Cuma emang ga banyak, soalnya baru Dinda pake juga."
"Dinda pake untuk apa sampai sedikit lagi? Mau kamu pake liburan lagi yah?"
Aku melihat Dinda hanya diam. Ah benar sepertinya benar dia akan liburan lagi.
"Aduh Din, kamu kan baru tahun lalu liburan sama temen-temen kamu. Masa Udah mau liburan lagi. Mau pergi kemana lagi sekarang? " Aku jadi agak kesal. Dinda masih terdiam.
"Sudahlah Din, tabung saja uangnya, bisa kamu pake bantu Ibu sama Bapa atau bisa kamu pake untuk tambah-tambah kamu nikah. Umur kamu lho udah ga muda lagi nak."
Dinda lalu berdiri dengan cepat. "Aku mau mandi dulu Bu."
Dinda lalu beranjak dari sofa. Aku baru akan menahannya, namun langkahnya goyah. Badannya seperti kehilangan keseimbangan dan terjatuh bebas ke lantai dengan bunyi gedebuk yang cukup keras. Aku pun mendekati badan Dinda yang terbujur dilantai sembari berteriak.
"BAPAK, TOLONG PAK!"
1 note
·
View note
Text
HIDUP BERSAMA
“Dulu ya, Ibuk pernah tuh cuma berdua sama Kakak di dalem rumah. Semaleman. Bapak entah kemana, belum pulang-pulang. Mbak tuh rewel banget. Lagi demam, mau flu. Wah, beneran engga bisa ditaruh sama sekali. Maunya nemplok Ibuk terus.”
“Terus gimana, Buk?” tanyaku.
“Ya gimana lagi, semaleman itu Ibuk gendong. Tidur pun Ibuk sambil duduk. Soalnya Kakak kalo di rebahin di kasur bangun dan nangis lagi.”
“Wow, aku engga inget.”
“ Malem itu ya, entah karena capek atau gimana, atau pikiran Ibuk yang lagi kemana-mana, Ibuk tuh sering kedengeran suara derap langkah.”
“Oh yaa? Langkahnya siapa?” tanya Adek setengah kaget.
“Iya, Ibuk kira kan langkahnya Bapak ya, Ibuk samperin buka pintu. Eh, engga ada orang dong. Itu engga Cuma sekali, dua, atau tiga kali kejadian malam itu. Lorong kosong, sepi, engga ada yang lewat.”
“Aku jadi berpikir aneh-aneh, Buk.”
“Emang aneh, Mbak. Tapi Nyata!” timpal bapak.
“Iya kaaah?”
“Lha wong Bapak tuh pernah ya, denger orang mandi. Jebar-jebur-jebar-jebur. Eh lha kok sekilas Bapak lewat depan kamar mandi pintunya ketutup kan, tapi lampu dalam kamar mandinya ga nyala. Padahal malem. Kan gelap banget ya,” tambah Bapak.
“Hah???” sahut Adek kaget.
“Padahal jelas banget, sumber suaranya dari situu,” lanjut Bapak.
“Terus – terus?” timpalku.
“Bapak mainin saklar lampunya. mati-hidup-mati-hidup. Lha kok engga ada suara manusia yang keluar. "
“Suara apa dong yang keluar, Pak? Adek makin penasaran.
“Tetep suara jebar-jebur. Akhirnya Bapak merinding sendirikan.”
“Udah tiga bulan kan ya pindah ke rusun ini. Ibuk tuh niteni, Mbak tuh selama disini ringkih banget. Seminggu sehat, dua minggu sakit. Dan ya kayak gitu, kalo mulai demam, engga mau direbahin di kasur,” imbuh Ibuk.
“Wah, parah banget sih dirimu,” ledek Adek.
“Tolong-tolong, ini bayi juga engga tau apa-apa kali,” balasku tak terima.
“Terus ada kejadian lagi, Buk?” Tanya Adek semakin penasaran.
“Karena polanya berulang ya, akhirnya kami panggil ‘orang pintar’ dateng ke rumah,” kata Bapak.
“Ibuk inget banget, pas beliau dateng, Ibuk disuruh masuk ke kamar dan tidur, biar engga takut atau kepikiran macem-macem. Beliau baca doa-doa sama Bapak di depan TV. Tapi Ibuk pura-pura tidur, terus nguping.” Ibuk menceritakan sambil tersenyum simpul.
“Memang benar, disini ada sosok lain.” Bapak seolah menirukan apa yang dikatakan ‘orang pintar itu.
“Terus, bagaimana?” tanya adek penasaran.
“Ya.. hidup bersama.” Bapak menjawabnya dengan santai.
“Ih, serem. Engga bisa bayangin,” sahutku.
“Engga apa-apa. Itu engga seserem kalo ada sosok lain berbentuk manusia hidup bersama diantara kita. Iya kan, Buk?” goda Bapak sambil mentowel dagu Ibu yang duduk disamping kursi kemudi.
“Mulaiii, mulaaaii..” sahut Adekku yang sudah paham banget pola gombalan Bapak.
“Ibuk selalu jadi satu-satunya. Eeeeaa.” Bapak terus merayu heboh.
“Iya-iya..” jawab ibuk senyum-senyum, tersipu malu.
“Selaaaamanyaa.. Sampai kita tua, sampai jadi debu..” dendang Bapak dengan suara khasnya.
Di kursi belakang aku hanya bisa tertawa ngakak melihat interaksi Ibuk dan Bapak.
Perjalanan mudik lebaran yang dihiasi kemacetan parah di beberapa titik, tidak berhasil membuat kami berempat bosan. Di dalam mobil, kami heboh sendiri. Bergantian bercerita hal random, saling menertawakan kekocakkan hidup. Yang tak pernah luput, obrolan selama perjalanan ini juga jadi arena pengakuan hal-hal yang tak terungkap sebelumnya. hehehe. Semoga terus begini. Hidup bersama dengan kehangatan seperti ini.
1 note
·
View note
Text
Tentang Anak (lagi?) dan TV
Sebenernya ga tentang anak juga sih. More like how my parents raised their daughters.
Dulu di rumah gue ga ada tv. Emang sengaja ngga beli, sampe dulu gue kalo ngomong di rumah ga ada tv tuh malu wkwk, kaya orang-orang komen "how come, tv kan murah". Yaaaa itu salah satu cara orang tua gue. Awal nya karena gue tinggal sama nenek di Semarang sampe umur 4 tahun apa-apa ya tv terus, makan lihat tv main pun sambil lihat tv. Tapi setelah pindah rumah dan tinggal bareng orang tua, tv nya ilang. Gue sama adek biasanya kalo mau nonton tv tuh nginep di rumah nenek. Jumat malem gitu pulang sekolah langsung ke rumah nenek, Sabtu dijemput. Inget banget gue judul ftv nya "Ustad Juga Manusia", jadilah setiap weekend itu jatah nya kita nonton tv. Nah sebagai gantinya ga ada tv di rumah, gue diajarin pegang komputer. Inget ga sih komputer yang gede banget gitu belakang nya, yang kaya tv tabung.
Di komputer itu gue dan adek gue (waktu itu masih berdua) mengenal dunia, cailah wkwk. Walaupun ga ada tv tapi tontonan kita ga ada abis, umi abi hampir setiap pulang kantor bawa dvd buat kita tonton, yang biasa di stasiun tuh wkwk bajakan sih tapi okelah. Karena film nya yang beliin umi abi jadi nya kan film-film yang kita tonton udah kefilter ya. Kalau ada muslim meme yang nunjukin sikon keluarga lagi nonton trs ada adegan kissing mereka tutup muka, yeah it happens to me. Bagus nya ya kebawa sampe sekarang sih, walaupun suka drakoran, tapi kalo ada adegan gitu gue cepetin WKWKWKWK.
Selain film, gue dikenalin sama internet sejak dini, umur 6 tahun kayanya itu baru masuk sd. Inget banget gue diajarin buka pbs kids sama games.co.id. Walaupun dengan berbagai catatan sih, karena orang tua gue tau anak nya tukang ngoprek. Dikasih tau do and don't nya gitu, lagian pop up ads dulu nggak seancur sekarang. Terus selanjutnya gue yang searching sendiri gimana cara make internet. Gue kecil sampe tau gimana refresh connection modem, reset ip, dll sebelum abi ngajarin, malah kadang gue yang ngajarin (pinter bgt gue pas kecil wkwk). Sampe adek gue pernah ada masalah sama komputer, terus mau dibenerin umi yang lulusan informatika, eh dilarang katanya gue lebih jago ngebenerin. Kayanya umi sakit hati merasa tersaingi soal nya sampe sekarang doi masih inget digituin sama adek gue wkwkwkwkwk.
Filter dari orang tua gue ngga cuma di film aja, tapi juga di lagu. Makannya gue kalo ditanya lagu lama suka bingung karena ga banyak tau juga. Istilah orang tua gue itu lagu cinta-cinta an wkwk, udah mah lagu Indonesia hampir semua genre nya gitu kan. Lagu yang kita dengerin ya lagu religi atau nasyid gitu, diluar itu paling lagu-lagu yang emang viral jadi sering disetel dimana-mana, dan yaa ga ada unsur cinta-cinta an nya. Oh sama kita denger lagu dari art juga sih, mereka kan kalo beres-beres rumah gitu hampir pasti setel lagu. Tapi mereka kalo kita request setel lagu suka takut "nanti dimarahin umi kalo dengerin ini" wkwk segitu nya emang.
Gue keinget untuk nulis ini karena kemarin habis melewati percakapan sama para orang tua. Ada yang bilang anak nya susah anteng nonton youtube, di kepala gue "loh bukan nya bagus ya, jadi bisa lebih aktif, kalo nonton kan otak nya ga berkembang sempurna". Zaman memang berubah sih, udah nggak mungkin lagi juga kalo gue punya anak terus dikondisikan ga punya tv, atau sekarang ngga dikenalin sama yt, netflix and friends. Gue belum punya anak sih (jodoh juga blm ada hilal wkwk) jadi ya gue juga sebenernya belum paham sikon nya ngedidik anak gimana. Tapi nyatanya orang tua gue bisa nerapin parenting "ga ada tv" disaat yaaa semua rumah ada tv nya. Mungkin nanti bisa gue terapin peniadaan entah apa di rumah gue, allahua'lam.
Ohiya, rumah gue akhirnya ada tv sekitar tahun 2008 atau 2009 gitu. Di masa tv led udah murah orang tua gue beli nya malah tv tabung, dan antena sengaja ditaro di dalem rumah biar rada semutan. Udah gitu tv nya bukan buat keluarga gue, tapi buat art. Jadi posisi nya ngga enak blas buat nonton. Tapi emang dasar bocah bandel tetep aja gue jabanin curi-curi nonton sinetron.
Terus gue menemukan dikit tulisan umi soal media di rumah wkwk nih linknya
Let's put some hashtag here biar gak apa kali
1 note
·
View note
Text
The Best Voices I Ever Heard.....
Sudah lama tidak menulis di sudut Tumblr saya ini. Yaa, biasa menulis di sudut berbagai CMS sana sini (baca: kerja), dan menghadiri event sana sini.
Jujur saja, banyak sekali di kepala ini berbagai topik yang ingin diangkat ke dalam blog. Hingga akhirnya, saya mengambil topik 'suara' setelah beberapa hari lalu saya ditanya oleh salah satu kolega siapa vokalis atau solois favorit saya.
Ia bertanya setelah saya bercerita betapa bagus dan tertibnya konser LANY yang saya saksikan Minggu lalu di ICE BSD. Saya mengaku bahwa Paul Jason Klein adalah salah satu vokalis favorit saya tentu saja.
Tetapi jauh di dalam benak ini, ada lagi deretan musisi jauh di atas mantan kekasih Dua Lipa tersebut. Yap benar, Paul Jason Klein adalah favorit tapi bukanlah yang terbaik bagi saya yang (sok-sokan) seorang pencinta musik.
Lantas siapa deretan musisi tersebut? Ah, saya yakin kalian juga pasti mengenal mereka.
Michael Joseph Jackson atau biasa dikenal dengan Michael Jackson atau MJ adalah salah satu di dalam deretan musisi dunia tersebut. Entah ada berapa lagu yang tiap hari saya dihiasi oleh karya King of Pop ini.
Ketika saya masih mengenakan seragam putih-merah, hendak berangkat sekolah, MTV masih menyala. Seperti biasa, memutar berbagai hits dari berbagai musisi dunia. Hingga akhirnya saya dapat mendengar, "If you care enough for the living, make a better place for you and for me... Heal the world, make it a better place.." membuat saya kecil saat itu hanya bisa diam di depan tv, tak beranjak juga untuk pergi sekolah.
Saya tutup mata dengan apapun skandal atau isu yang dialamatkan kepada MJ. Karena bagi saya pribadi (entah bagi kalian), sebuah karya tetaplah karya.
Hingga kini, saya masih tetap mendengarkan suara seorang Michael Jackson dengan lagu-lagu yang bagi saya hanya dia yang dapat menyanyikannya.
Man in the Mirror, Thriller, Billie Jean, Beat It, Smooth Criminal, hingga You Are Not Alone adalah sebagian kecil karya terbaik Michael Jackson yang hingga kini masih dinikmati.
Ada yang tidak mengenal beliau di atas? Baik, saya perkenalkan kepada Anda semua, beliau adalah Whitney Elizabeth Houston, seorang musisi asal New Jersey, Amerika Serikat. Peraih enam piala Grammy Awards.... oh come on! She is the one and only Whitney Houston, my friend!
Saya juga yakin, siapa di sini yang belum pernah mendengarkan lagu When You Believe, sebuah soundtrack ternama untuk salah satu film animasi? Di sana, ia dan Mariah Carey membawakannya dengan sangat sempurna. Sebuah duet maut yang tak terkalahkan hingga kini.
Dari When You Believe juga, saya bisa menganga melihat Whitney dengan suaranya yang begitu megah dan mewah. Bahkan dengan pedenya, saat remaja saya pernah berkata kepada sahabat begini.. "Gue mah sombong lho kalau punya suara kayak Whitney.." Yaa, pantaslah ya saya tidak diberikan Tuhan suara macam seorang Whitney Houston.
Believe it or not, suara Whitney Houston adalah suara perempuan terbaik yang pernah saya dengar hingga kini.
Tak percaya? Ya gapapa. Tapi cobalah dengarkan karya-karya abadi beliau seperti I Will Always Love You, I Have Nothing, hingga Greatest Love Of All.
Enjoy!
Pencinta musik rock mana yang tidak mengenal seorang Chester Charles Bennington? Seorang vokalis dari band rock ternama Linkin Park, yang hingga kini juga tak tergantikan.
Mengenal Linkin Park awal 2000-an, dan sebagai generasi 90-an, LP membawa angin segar untuk saya dapat lebih menikmati genre musik rock hingga metal.
Album Hybrid Theory hingga Meteora juga bagi saya adalah salah satu album terbaik yang pernah saya dengarkan hingga kini.
Tak ada Linkin Park tanpa seorang Chester Bennington. Teriakan, hingga lengkingannya yang cempreng nan khas itulah yang membuat saya kerap mendengarkan hits LP hingga hari ini.
Masa kecil hingga remaja saya dipenuhi oleh karya-karya Linkin Park, yang tentunya suara khas Chester selalu hadir. Sepertinya jika Chester juga menyanyi lagu lain, saya pasti akan dengan mudah menebaknya.
Because, to be honest, he has the unique one.
"I'm just a poor boy nobody loves me.. He's just a poor boy from a poor family Spare him his life from this monstrosity Easy come, easy go, will you let me go Bismillah! No, we will not let you go! (Let him go!) Bismillah! We will not let you go (Let him go!) Bismillah! We will not let you go.."
Atau ini,
"Love of my life, you've hurt me You've broken my heart, And now you leave me Love of my life, can't you see?
Bring it back, bring it back, Don't take it away from me Because you don't know What it means to me.."
Yap, suara terbaik nan terindah yang pernah saya dengar hingga detik ini jatuh kepada Farrokh Bulsara atau biasa dikenal dengan Freddie Mercury, vokalis band rock ternama asal Inggris, Queen.
Teriakan, hingga permainan pianonya membuat saya seakan lupa sesaat akan keadaan sekitar. Entah bagaimana fokusnya Tuhan saat menciptakan makhlukNya satu ini.
Hah, suara-suara indah tersebut tak bisa lagi disaksikan secara langsung untuk menunjukkan betapa hebat mereka semua.
Saya yakin, mungkin mereka sibuk konser di berbagai festival di sana, misalnya... Heaven Festival.
1 note
·
View note
Text
Oh boy get ready. Note: This is still an ongoing list since I’m still like actively watching and looking for Alice things but yeah. Also I haven’t technically watched all of Nel Mondo di Alice but I put here cause I’m gonna FINALLY finish it this Saturday
Alice adaptations I’ve watched:
1951(I've also read A Twisted Tale's Unbirthday and Tommy Kovac's Wonderland. I've also ridden the teacups at Disney World and Disneyland and the dark ride at Disneyland)
Alice’s Wonderland Bakery(I also have basically all the books related to it)
Burton 2010
2016 TTLG(I've also read A Matter of Time)
Wonderland the Musical(versions I’ve watched/listened to in full: Broadway, Tampa 2009, Houston 2010, Tampa 2011, Uk tour 😑, YAA concert)
1972
1999
Hanna Barbera 1966
Adventures in Wonderland
MHTP(versions I’ve watched: 2014 and 2016/7. Crossing fingers that they’ll release the 2024 recording I wanna watch it so bad)
1987 TTLG
Royal Opera House ballet
1986 BBC mini series
Twisted Wonderland book I(the one that focuses on the AIW dorm)
1981
1982 TTLG
1966 TTLG
Hello Kitty in Wonderland
1988 Alice
Alice by Heart
Carebears in Wonderland
1985 AIW/TTLG
1988 Burbank
1903
1933
What's the Matter with Hatter
1995
1973 TTLG
Fairytales on Ice
1949
1915
1998 TTLG
1910
Festival of Family Classics(this is a show made by Rankin Bass so there is indeed a Rankin Bass AIW adaptation)
Greastest Tales
Funky Fables
1988 Bideo
1989 anime short
1995 Toei
Yoi Kono bideo
Yoiko Anime 2000
Sekai 2006
Children's Storyhouse
1983
SyFy Alice 🤢
1931
Alice at the Palace
Alice of Wonderland in Paris
2003 TTLG
1976 Argentina movie
Wonderland: Alice's Rock and Roll Adventure(only the BSM one since that's the only one available rn)
RSC AIW/TTLG
Erase que se era Alicia
Come Away
1970
Alice in Dreamland
Children's Theatre Company
Kraft TV
Hallmark Hall of Fame
Black Light Theatre of Prague
Anglia TV
Dora in Wonderland
Highland Arts Theatre(HAT)
Roderick Williams' opera(only the 2016 production. After Unsuk Chin I realized I'm not a fan of opera)
Abby in Wonderland
Alice dos anjos
Rise of Red
Alice no mundo da Internet
Alice and the Queen of Hearts: Back to Wonderland
Peter Westergaard's opera
Unsuk Chin's opera
Super Why's AIW
Alice in Wonderland: A Dance Fantasy
Muppet Show: Brooke Shields
Aacademia teatro Dimitri
Fomenko Theatre
Teatro di Sacco
Nel Mondo di Alice
@mocktortis @the-lavender-creator
Would you guys like to see my list of AIW adaptations that I’ve watched
(Spoiler: it’s a lot)
12 notes
·
View notes
Text
Witcher character name confusion
Why Yennefer's name isn't Jennifer: (For English speaking fans of The Witcher): This is petty but I just realized how few English speaking Witcher fans know this bit of trivia and so keep asking about certain character names. The reason Yennefer's name is spelt with a Y instead of a J in The Witcher is because the original Witcher novels were in Polish before being translated to English. In Polish and German the J (Jay) letter as we know it is called the Yacht (I spelt it like that for English language readers) so names like Jennifer, Johann, and Jasmine start with a "Yaa" sound instead of a "Jaa" in German and Polish. There's something similar with W names too, where we hear a "Wha" they'd pronounce with a "Vaa". Wagner is pronounced as Vagner in Germany. Also an "e" at the end of a German name tends to make an "ah" sound. So names like Martha are spelt Marthe. (Thank you, Goethe's Faust.) The spelling of Yennefer's name was a Y so English speaking fans would know how it's supposed to be pronounced. Jaskier's name is kept with a J but pronounced with a "Y" because it's not a common word in English, while Jennifer is already associated with a "Jaa" sound in our language. So to make sure the character's name had the Polish pronunciation in English speaking countries, the spelling was with a Y. That's why the character's name is Yennefer (Yen for short) instead of Jennifer.
The i in Jennifer is also an E in Yennefer, this is also to retain Polish pronunciation.
Side note: Jaskier's name is Dandelion in the video games and English language versions of the novels because Jaskier is actually Polish for "Buttercup." Though Buttercup (Jaskier) is a perfectly acceptable boy's name in Polish, in the English speaking world it's usually a girl's name. I think the translators failed to realize that was kind of intentional as Jaskier IS a bit flamboyant. Oh, well. At least Dandelion has "Dandy" in it.
So to recap: Yennefer is Jennifer but the spelling was deliberately changed so English language fans would use the Polish pronunciation. Jaskier (Yass-key-er) is the correct name for the Bard character in the original Polish novels and the Netflix TV show and it means "Buttercup." But fear of it being "Too feminine" is why his name is Dandelion in the video games and English language version of the novels. They didn't change his name "to" Jaskier for the Netflix show. They changed it back. Though, personally, I think they should just call him Buttercup, since that's what Jaskier means and it's how the Polish readers see his name. Finally: Geralt's horse. Roach is not named for the insect. Geralt's horse (named Roach) is named for a common type of fish, similar to Tuna. He did not name his horse after the insect. He named his horse after a fish. It IS like naming your horse "Tuna" or "Sardine" or "anchovy." It also has a bit of a slang meaning similar to “Small fry.”
Also, though Polish isn't actually a Germanic language (It's actually Slavic) it does have certain pronunciation similarities, which is why I made so many German comparisons in this post.
Finally, the reason I created this post is I saw a comment on Facebook where someone legitimately thought she was called "Yennefer" to mock her childhood lisp. And I can tell you with certainty, no, that is not the case.
982 notes
·
View notes
Text
Rumah Tangga atau Rumah Makan?
Pontianak. 03072023.
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Saya gampang ketawa kalau sama tulisan-tulisan Surayah Pidi Baiq nih. Termasuk petuah di atas. Kadang saya bayangkan apa Abu Nawas seperti Surayah ya. Konsumsi bacaan di masa muda dulu ya prakarya-prakarya Surayah ini. Celetukan-celetukan Pidi Baiq sering jadi trigger untuk mikir, dan angguk-angguk oh iya ya iya ya. Terlihat lawak, tapi sebenarnya bijak. Gitu. Tambah senang hati saya karena kemudian Mama juga ikut-ikutan sama selera bacaannya. Alhamdulillaah.
Kalau mau coba dibahas serius, celetukannya ini jadi bahan berkaca.
Memulai sesuatu kan biasanya ada ekspektasi ya, walau makin tua makin sadar mesti ditekan sebisanya, bersamaan dengan barrier of happiness yang mesti setipis mungkin. Apa kabar dengan memulai untuk menikah?
Saya pikir, di alam bawah sadarnya, laki-laki akan mencari perempuan yang miriiiip dengan sesuatu pada diri Ibunya. Belum pernah saya baca penelitian tentang ini sih. Sekedar opini pribadi melihat sekeliling.
Salah satunya tentang: perempuan mesti bisa masak 😄😄😄. Yah kurang lebih dengan anggapan bahwa laki-laki mesti bisa pasang lampu neon. Kurang lebihnya karena standar sosial masyarakat mungkin ya. Padahal ya banyaaak laki-laki lebih jago masak. Itu chef-chef di hotel dan acara tv malah didominasi laki-laki. Chef sushi di Jepang juga laki-laki, padahal kerjannya mesti aluuuuus khas seperti perempuan. Sepengetahuan saya, karena proses menjadi itamae (sebutan untuk ches sushi) perlu mental yang kuaaaat sekali, belajarnya bisa sampai 10 tahun. Ndak boleh tuh langsung pede masak-masak, prosesnya mesti jadi pelayan cuci piring atau bagian gudang dulu selama kurang lebih 5 tahun. Kemudian belajar masak nasi, bisa sampai 2 tahun. Hehehehehehe. Seru kan?
Nah jadi melantur ceritanya.
Kembali ke masak-masak.
Alhamdulillaaah semasa kecil saya dipelihara oleh Nenek dan Mama. Nenek itu... wah, saya mau daftar jadi fansnya yang nomor satu. Kata Mama, dulu Nenek itu guru ngaji. Tapi yang melekat di memori saya adalah masakan-masakan rumahannya yang enaaak sekali. Semakin keren Nenek di mata saya, karena Nenek piawai menebas rumput, menebang pohon, dan beberapa pekerjaan dengan label 'maskulin' lainnya. Padahal Nenek tidak tomboy. Kata Mama, kita dari kampung ya memang terbiasa semuanya bisa dikerjakan. Salah satu memori masa kecil tuh, kasur Nenek yang masih jadul kan berat yaa, karena isinya adalah kabu-kabu atau kapuk randu. Rutin Nenek jemur, dan biasanya minta bantu saya menjemurnya, waaaaa itu berat sekaliii, miring-miring badan saya menyeretnya. Kadang Nenek bawa sendiri. Dengan umurnya yang sudah 80 tahun kan rasanya luar biasa ya Allah titipkan kekuatan.
Mama juga alhamdulillaah banyak bakatnya dalam berbagai pekerjaan rumah. Mama senang bikin kue yang repot-repot, yang penanganannya njlimet. Mama pun bisa menebas rumput (hehe saya ndak bisa nebas rumput), bisa ngecat rumah, bisa gergaji kayu. Wow keren keren keren. Subhanallaah.
Saya bisa apa? Berat kalau perbandingannya mesti Mama dan Nenek. Saya ngaku-ngakunya bisa masak, padahal itu kemampuan survival karena dulu merantau jauh. Terjawab kenapa ada orang kuliah jauh yang instagramnya keren-keren kaaan masakannya? Ya karena butuh bertahan hidup.
22:05. 18072023.
Ada banget nih efek sugar rush kebanyakan kopi hitam dan kena micin indomi. Arsip tulisan lama pun alhamdulillaah bisa dilanjutkan lagi.
Hari ini saya bekal pisang tanduk ini. Pisangnya dipotong, mentega dilelehkan di wajan anti lengket, susun pisang, beri bubuk kayu manis, main hp bentar, balik deh. Alhamdulillaah 3 menitan selesai. Kalorinya lebih rendah dari pisang goreng 😄😄😄 makannya pakai kopi hitam, alhamdulillaah senaaaang sekali.....
...dan malamnya kebanyakan ngoceh di sini karena tenggak kafein kebanyakan, plus gula, plus micin 😆😆
Kembali lagi ke tema istri harus bisa masak?
Jawabannya tidak. Karena ndak ditulis di Quran begitu.
Taaaaapiii, secara pribadi ya saya maunya bisa masak.
Saya meyakini setiap ibu diikhtiarkan lebar rentang komposisi makanan yang ia makan, agar nutrisi anaknya nanti pun bisa lebar juga. Namanya juga usaha. Misalkan ibu ndak mau makan ikan dan sayur, ya kan butuh usaha lebih agar anaknya mau makan ikan dan sayur. Apa perlu pindah ke Belanda supaya makannya keju saja? 😁
Saya ingiiinn jago masak....
Supaya seperti saya sekarang, punya kenangan hangat tentang apa saja masakan Nenek dan masakan Mama, sesederhana sayur bening bayam yang tak pernah bisa saya tiru rasanya💛.
Spesial terima kasih untuk postingan instagram Lola tentang menghabiskan makanan sisa anak yang menjadi penyemangat menyelesaikan tulisan ini.
Salam,
ayuprissakartika.
1 note
·
View note