#nama anak laki laki dalam islam 3 kata
Explore tagged Tumblr posts
Text
*Amalan rahasia unĺtuk mengetuk pintu langit"
Mengatasi lelah hati dengan caper ke langit.
Andalkan keajaiban dari Allah
"Betapa menakjubkan orang² yg beriman"
SOP nabi tidak boleh mewariskan harta, hanya mewariskan dakwah/risalah islam
"Tegaklah dengan izin rabbmu"
Amalan rahasia untuk mengetuk pintu langit :
1. Atstsiqoh billah
"percayalah kepada Allah"
Allah tidak terikat dengan cara, seperti anak yg tidak di lahirkan dari orng tua: adam, yg tanpa ayah: isa
Jika kita ragu sedikit saja, akan mendelay keajaiban dari Allah
Kalo kita mendapatkan kebaikan itu dari Allah, kalo keburukan itu dari diri sendiri.
Jangan lupa doa safar
Doa musibah
Cukup Allah yg menjadi saksi "wa kaffah billahi syahida"
Cukup Allah yg menjadi penjamin dan sebaik-baiknya saksi
Hati tidak boleh terikat oleh makluk, karena hati adalah iman
Siapa yg bererimakasih dengan manusia, maka berterimakasih jg dengan Allah
Seberapa kuat km percaya sm Allah tanpa kata tapi
Bisa di latih dengan shadaqah namun yg ambil resiko
Riba di langit, sedekah mengambil resiko fi sabilillah
Kita tidak boleh riba sesama manusia, Hanya Allah yg boleh riba dengan manusia
Ujian dari Allah itu bekerja dalam kemisteriusan
Ketika kita bekerja untuk Allah, Allah akan memuliakan kita
2. Sabar ketika menghadapi kondisi sulit
Ketika menghadapi satu kondisi yg sulit, akan ada beberapa kondisi lainnya yg manut
Ulul azmi adalah penyabar di antara para nabi yg lainnya
Nuh, zakaria, ibrahim, muhammad
3. Do'a
Do'a itu senjata untuk orang yg beriman
Do'a menciptakan hal yg mustahin menjadi mungkin
Do'a yg bisa mengetuk pintu langit:
1. Munajat (curhat) dengan bahasa arab
2. Memanggil nama Allah yg ada di dalam Asmaul husna
3. Berdo'a di tempat dan waktu yg istimewa
-Yg paling mustajab = di kasih berlebih, minta seribu di kasih 10k
-Waktu yg istimewa = sepertiga malam, safar, ramadhan
-Tempat yg baik = tanah haram madinah, mekkah
Khauwla binti su'abah, yg keluar di surat al-mujadalah (doa curhat)
Curhat sm Allah tanpa cerita ke mahluk lg
Menjelang adzan shubuh
-istighfar
-shalat witir 15 mnt sebelum adzan
Siapa yg membaca 100x lahaula di waktu pagi di angkat derajat
3 cara istiqomah:
-latihlah kebaikan itu selama 40 hari
-mencari lingkungan yg mendukung (suhbah shalihah)
-recharge iman duduk di dalam majlisnya orng² shalih
Nikmatnya ibadah malam hari kata ali bin abi thalib:
Untuk laki² jaga mata di pagi dan siang hari.
Untuk perempuan Jagalah lisan di siang hari maka Allah akan memberikan nikmat di malah hari.
Tidak selalu yg di segerakan adalah kebaikan untuk kita. Justru menunda bisa jadi itu kebaikan
Keutamaan dan keajaiban istighfar surat an-nuh ayat 11,12,13
3 notes
·
View notes
Text
JUDUL: MANIFESTASI TENTANG DIRI SENDIRI
Nama saya Muhammad Khairul Nizam. Saya dilahirkan di sebuah kota yang dijuluki kota Bumi Panrita Kitta Kabupaten Sinjai pada tanggal 03 April 2004.Dari seorang ayah yang bernama AMBO Dan ibu yang Bernama Nirmawati Sejak kecil saya tinggal di kota kelahiran bersama dengan orang Tua Dan dua orang kakak laki-laki Saya sangat bersyukur dilahirkan di tengah-tengah keluarga yang sangat menyayangi diri saya. Selain itu keluarga ini juga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai religius, sederhana, sopan Santun,dan disiplin dalam segala hal.
saya menempuh pendidikan sekolah dasar SDN 96 Mannanti pada tahun 2010 dan lulus di tahun 2016,lalu lanjut di MTS Al-Azhar Mannanti pada tahun 2016 dan lulus pada tahun 2019 dan lanjut di SMK Mannanti lalu memilih jurusan Agribisnis Tanaman Pangan Dan Hortikultura (ATPH) dan lulus pada tahun 2022. Waktu saya masih duduk di bangku SMK masa itu saya masih kelas 11 saya mengikuti program praktik kerja industri di salah satu laboratorium pertanian terbesar yang ada di kecamatan tellulimpo,berjalan satu minggu saya masuk prakerin ibu saya meninggal pada saat itu di situlah saya mulai patah semangat dan jarang mengikuti prakerin Sampai-Sampai saya mengulang pada waktu itu,setelah saya berpikir bahwa saya ini adalah harapan keluarga saya kembali bersemangat karna terus di Bayang-Bayangi oleh perkataan terakhir ibu yaitu kau adalah harapan keluarga anak jadi Bersungguh-sunggulah dalam belajar.saya juga dikenal sebagai anak yang cukup cerdas, aktif, mudah bergaul, dan religius. Penilaian terhadap diri saya tersebut dilakukan oleh orang-orang di sekitar saya diantaranya ialah orang tua, kakak, adik, sahabat, guru, dan lainnya. Meskipun mereka menilai saya seperti itu, namun saya sama sekali tidak merasa bahwa diri saya pintar, aktif, apalagi religius. Lebih tepatnya saya mengupayakan diri agar bisa seperti itu dan klaim tersebut tidak berpengaruh apa-apa pada diri saya.
Setelah lulus di Smk saya mulai bekerja sebagai seorang kurir makanan di kampung saya pada saat itu saya di gaji 300 rb perbulanya tapi semua itu saya syukuri tak berselang lama orang-orang di kantor lurah itu melihat saya semangat dalam bekerja saya di panggil untuk masuk di kantor lurah itu semua kesyukuran yang saya dapatkan tetapi saya juga tetap menjadi kurir walaupun itu saya sudah berkerja di kantoran karna ada masa kerja di kurir itu yang telah saya sepakati selama 3 bulan kerja. Tak lama kemudian di awal tahun 2023 saya mencoba mendaftar sebagai panitia pemungutan suara di kelurahan saya yakni kelurahan mannanti dan di situ juga saya pertama kali melaksanakan ujian komputer dan alhamdulilah saya bisa lanjut ke tahap wawancara, ternyata setelah mengikuti wawancara alhamdulillah saya terpilih menjadi PPS untuk pemilu serentak pada tahun 2024 di kelurahan saya dan juga saya mendapat tanggung jawab sebagai ketua.Di situ saya berpikir kalau saya hanya tamatan smk mungkin kita hanya di pandang sebelah mata oleh orang lain,nah semangat saya kembali membara dan teman-teman,keluarga ,dan senior juga mendukung untuk melanjutkan pendidikan Strata satu di universitas islam Ahmad dahlan alhamdulillah saya bebas tes dengan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) setelah itu saya melihat pengumuman bahwa ada pendaftran beasiswa kip maka saya mendaftar dan alhamdulillah saya lulus ini berkat doa dan kerja keras saya mengucapkan trimakasi banyak atas bantuan teman-teman yang selalu mengsupport saya memberikan wejangan dan petunjuk hingga saya bisa seperti sekarang ini.
Cukup sekian tulisan saya ini yang masih jauh dari kata sempurna tetapi saya mempunyai prinsip bahwa tidak ada orang yang bisa tanpa melalui proses.wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.
Penulis
Muhammad Khairul Nizam
(MAHASISWA UIAD SINJAI)
1 note
·
View note
Text
Tentang pola pikir
Beberapa bulan yang lalu bahkan hampir setahun yang lalu aku bertemu dengan orang random di jejaring sosial. Di salah satu aplikasi yang bisa menghubungkan dengan banyak orang tanpa kita tahu orang itu siapa. Fyi aku main itu karena gabut waktu itu hehe dan orang yang kutemui adalah remaja laki-laki yang usianya mungkin 3 tahun lebih muda dari aku.
Singkat cerita kita berkenalan tanpa menyebutkan nama tapi menanyakan daerah dan lain sebagainya, sampai suatu ketika kita berada di titik bahasan tentang pendidikan. Dan saat itu dia duduk di bangku kelas 12 SMA. Dengan basa basi kutanya “Wahh udah mau lanjut di perguruan tinggi nih, mau daftar dimana?” Lalu orang itu menjawab “sebenarnya pengen lanjut di perguruan tinggi, tapi tidak diizinkan, disuruh lanjutin usaha bapak”. Melihat jawaban itu langsung ku jawab “bagus dong tinggal ngelanjutin, udah tahu masa depan mu kayak apa nantinya” tak lama dia menjawab dengan intinya tidak suka melanjutkan usaha itu dengan berbagai alasan salah satunya kata dia “usahanya menurut ku kayak merugikan orang lain, tapi tanpa orang lain itu sadari. Aku takut haram”.
Btw usahanya adalah pada bidang properti tapi dari tangan ke tangan jadinya pada tangan terakhir yang menjual pasti akan meraup keuntungan yang berlipat dari tangan sebelumnya (cerita dari dia).
Tapi jujur aku juga tidak tahu hal itu dibenarkan atau tidak (dalam mengambil keuntungan) tapi dalam beberapa pandangan Islam yang ku baca seperti ini :
1. Syaikh Wahbah al-Zuhaili mengatakan baiknya seorang pebisnis tidak mengambil untung lebih dari sepertiga modalnya.
2. Pendapat lain seperti Ibnu ‘Arabi mengatakan bahwa pengambilan keuntungan harus melihat etika pasar. Tidak boleh mengambil untung terlalu besar. Karena jual beli adalah bagian dari akad mu’awadhah, yakni akad tukar menukar. Artinya ketika mengambil keuntungan yang terlalu besar maka hal tersebut sudah jatuh pada perbuatan mengambil harta orang lain dengan cara batil, bukan kategori tukar menukar.
Aku langsung tersentuh dan mikir Wahh anak se usia dia udah mikir hal seperti itu yang harusnya justru senang senang saja dengan melanjutkan usaha orang tuanya yang sudah terlihat menjanjikan. Tapi dia memikirkan dari mananya dan apa dampaknya pada dirinya apalagi dalam segi agama. Jadi pemikiran matang, mengerti dan dewasa itu bukan dari umur ternyata, tapi dari segi pengalaman dan pandangan orang tentang suatu hal. Keren keren pemikirannya ✨
1 note
·
View note
Text
Nama Bayi Laki Laki Dalam Islam Yang Penuh Makna
Nama Bayi Laki Laki Dalam Islam Yang Penuh Makna
Nama Bayi Laki Laki Dalam Islam – bayilelakiku.com. Perihal nama menjadi bagian penting dalam kehidupan tiap manusia. Dengan nama yang diberikan orangtua kepada sang anak mampu menjadi doa di masa depannya. Karena itulah Ayah & Bunda diwajibkan agar menyematkan nama terbaik bagi si buah hati tercinta. Agar kelak segala harapan baik dapat terealisasi di hidup sang putra.
Dibawah ini telah kami…
View On WordPress
#ide nama anak laki laki dalam islam#nama anak laki laki dalam islam 3 kata#nama anak laki laki dalam islam 3 kata disertai artinya#nama anak laki laki laki menurut islam#nama anak laki-laki islami dan artinya#nama bayi laki laki bernuansa islami dan artinya#nama bayi laki laki dalam islam yang penuh makna#nama bayi laki-laki dari islam beserta artinya#pilihan nama bayi laki laki dalam islam
0 notes
Text
Nama Bayi Laki Laki Islam Dalam Al Quran 3 Kata Paling Keren
Nama Bayi Laki Laki Islam Dalam Al Quran 3 Kata Paling Keren
Nama Bayi Laki Laki Islam Dalam Al Quran 3 Kata – tanyanama.com. Bingung dalam mencari rangkaian nama untuk si buah hati? Anak anda berjenis kelamin laki-laki? Pas banget nih, kami telah siapkan beberapa pilihan rangkaian nama bayi laki laki dalam alquran 3 kata. Namanya diambil berdasarkan nama yang ada disurah dalam alquran.
Dimana perekomendasian nama menggunakan referensi nama bayi laki-laki…
View On WordPress
#ide nama bayi laki laki islam dalam al quran 3 kata#Nama Anak Laki Laki Islam Dalam Al Quran 3 Kata Dan Artinya#nama bayi laki laki islam dalam al quran 3 kata terbaru#nama bayi lelaki dari Alquran#nama islami dari Alquran untuk anak laki2#pilihan rangkaian nama bayi laki laki dalam alquran 3 kata#rangkaian nama bayi laki laki dalam alquran 3 kata#referensi nama bayi laki-laki islam dari Al-Quran
0 notes
Text
#IndTravelIndonesia 1: Aceh
Setelah ditunda lama, akhirnya, ditulis juga.
Melanjutkan dari postingan ini, sebagai tulisan pertama dari seri #IndTravelIndonesia gw akan cerita gimana pengalaman gw berkunjung ke provinsi paling barat Indonesia, Aceh.
Tbh trip ini adalah pertama kalinya gw ke Aceh, Februari 2019, dan sampai sekarang belum kesana lagi. Gw masih ingat, waktu itu rasanya excited banget karena coy dikasih kesempatan (walaupun work trip) buat bisa pergi ke provinsi paling ujung ya gimana enggak happy! hehe.
Tiba di bandara Sultan Iskandar Muda sore waktu setempat, first impression gw pas sampe di bandara adalah "kok sepi banget". Tapi bandaranya emang beneran sepi banget deh, kata rekan kerja gw yang jemput sih flight gw emang flight terakhir di hari itu (padahal kan masih sore ya).
Lanjut ngobrol-ngobrol sebentar, sambil ngopi juga, terus yaudah gw langsung diantar ke hotel, pas di jalan dikasih liat juga (karena ngelewatin) salah satu lokasi pemakaman korban tsunami Aceh 2004, gede gitu lahannya. Btw gw booked hotel namanya Hotel Mekkah, di Aceh, yang sering disebut juga kota Serambi Mekkah, kalo kata temen gw di kantor "ini lo mau naik haji ya Ndra?" haha.
Seperti yang kita tau, Aceh kan satu-satunya provinsi di Indonesia yang menganut hukum syariat/hukum Islam, disana ada semacam Perda khusus atau yang biasa disebut Qanun. Nah, pas sampe lobby hotel, gw langsung liat ini:
...ya gitu, ada yang mau komentar? hehe.
Pas di Aceh ini gw coba hubungi beberapa teman yang emang tinggal disana, tapi sayang, enggak ada yang lagi free untuk bisa ketemuan, tapi gpp at least gw jadi bisa nanya-nanya rekomendasi tempat yang harus dikunjungi (di sela2 kerja tentunya hehe).
Nah, gw sempet kemana aja?
1. Museum Tsunami Aceh
Trivia: arsitek museum ini adalah kang Emil (yes, gubernur Jabar sekarang).
Museum ini masuk first list dari rekomendasi teman2 gw. Kalo mau tau apa aja isinya sebenarnya bisa googling sih, tapi intinya museum ini berusaha menggambarkan bagaimana situasi waktu terjadinya tsunami besar di Aceh, tepatnya Desember 2004, dengan banyak bagian/wahana di dalam museumnya.
Once I'm out of this museum, I feel terribly... sad. Beneran sedih yang sampe bengong lama, beneran enggak kebayang gimana situasi dan perasaan korban tsunami saat itu.
Bahkan pas baru masuk aja, langsung ada satu bagian kayak lorong panjang gelap kanan kirinya air ngalir dari atas, terus kita harus ngelewatin itu dengan ada juga suara-suara gemuruh dan sayup-sayup suara orang. Bagian ini bener-bener mencoba membuat pengunjung merasakan bagaimana suasana pas terjadinya tsunami. Mana gw pas lagi sendirian pula enggak ada orang lain, lumayan serem juga cuy jadinya, terus abis lorong ini ada bagian dengan banyak layar yang menurut gw disusun jadi kayak kuburan gitu.
Terus, ada bagian yang kayak di dalam suatu kubah, namanya Ruang Sumur Do'a atau Chamber of Blessing, disini nama-nama semua korban tsunaminya dipasang di dinding, dengan sambil diputar lantunan ayat suci Alquran + ada lafadz Allah di langit-langitnya. Haru banget rasanya.
Dan masih banyak bagian lain, pokoknya keluar dari sini gw jadi banyak bengong dan merenung, bahkan pas abis salat di Masjid Baiturrahman aja gw masih bengong mikirin semua itu.
Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan untuk hidup.
2. Masjid Baiturrahman
This is for sure the most beautiful mosque I've ever seen in life.
Bagus banget, ornamen serba putih, gede halaman luas, dan modern juga ada eskalator buat ke basement tempat wudhu nya. Btw, iya, jadi setelah dari Museum Tsunami gw langsung jalan kaki ke Masjid Baiturrahman, lokasinya kebetulan dekat cuma 10 menit kira-kira.
Alhamdulillah juga gw sempat salat zuhur berjamaah disini. Bagian dalam masjidnya enggak terlalu luas, terus interiornya banyak tiang gitu. Nah pas selesai salat, gw keluar, terus duduk-duduk di tangga ini lah momen gw bengong lagi hahaha. Tapi suasanya emang enak sih, adem, banyak orang juga lalu lalang warga lokal ataupun turis kayak gw.
3. Mie Razali
Ok, the next one is a must try kalo ke Aceh, apalagi kalo bukan: Mie Aceh.
Waktu sampe Aceh baru di bandara aja kebetulan gw udah lapar banget, cari-cari di pinggir jalan, cek gofo*d juga, kok enggak ada yang jual Mie Aceh ya. Ternyata pas gw tanya-tanya, kata teman gw Mie Aceh kalo di Aceh ya namanya Mie aja ...ya iya juga sih ya hahaha. Nah si teman gw ini juga nyaranin buat cobain mie nya spesifik di Mie Razali.
Long story short, suatu siang menjelang sore selepas kerja, ada tuh waktu kosong, yaudah gw sempetin buat cobain Mie Razali. Gw pesen yang seafood, dan rasanya masya Allah... enak banget guys. Terus ini juga enggak terlalu pedas gitu lho. Mie Aceh terenak yang pernah gw coba. Pokoknya worth to try (disclaimer: semua ini menurut gw lho ya hehe). Waktu itu kalo enggak ingat celana udah mulai pada ketat, kayaknya gw akan beli 2 porsi sih.
---
Sisanya, ya kerja seperti biasa, gw berkunjung ke banyak dokter di RS sana, terus salah satu pertanyaan pertama yang ditanya ke gw adalah apakah produk yang gw bawa ada kandungan babinya atau enggak (of course kan).
Terus juga selama disana gw cuma liat dua kali perempuan enggak pakai jilbab, satu di bandara + satu lagi turis pas di museum, dan satu kali laki-laki yang pakai celana pendek, itupun kayak anak remaja gitu. Gw sampe enggak berani buat jogging pagi karena celana olahraga yang gw bawa kan celana pendek semua hahaha.
Bener-bener what an experience, I'll never forget. Semoga someday bisa berkunjung lagi, mau ke Sabang juga katanya bagus banget alamnya.
Pandemi please go away sooner than ever, we're all tired already.
Again, pas pulang pun bandaranya sepi banget, gw sampe berani tiduran di kursi tuh hahaha.
See you, Aceh.
Next post: Sumatera Utara.
4 notes
·
View notes
Text
LAGU YANG LAGI VIRAL
Bismillaah Beberapa waktu terakhir, sedang banyak perbincangan tentang hukum sebuah lagu. Sebenernya perdebatan ini udah lama sih. Masih hangat juga pertanyaan dari Nana; kamu pilih lagu atau Qur'an? Nah loh. Di grup kemarin sempet bahas juga pengalaman baik Nana maupun Afid yang sempat terlena karna lagu trs mempengaruhi hafalan trs mereka berlepas dari lagu. Ya gitu, shock habbits juga kan baru dari boarding school ke kampus yang lebih bebas pegang gadget. Sempat juga dilarang buat ga mikirin suatu makhluk kalo ingin bnrbnr intens sama Qur'an. Iya, untuk hal itu bukan dalam bentuk pertanyaan lagi. Tapi anjuran serta larangan! Haha oke deh aku pengen ngerangkum pandangan Bunda Riannawati yang biasa ku panggil Bunda Ri. Beliau jadi pembina IQ di pengurusan ku ke-3 dan kami pernah berkunjung ke rumahnya. Bunda juga aktif menjadi pembicara di banyak acara. Pernah bertemu di Sekolah Keluarga Samara haha ex SPN atau Sekolah Pra Nikah-nya UNS ft. KPPA Benihnya Bu Vida. Juga sering bgt ketemu di kajian Jumat siang tiap akhir bulan di NH. Biasanya aku terkorbankan oleh para takmiroh menjadi panitia dadakan seperti penjaga snack, tilawah, maupun MC. But Im happy sih. Bunda Ri mengawali diskusi dengan rambu-rambu bahwa akan banyak perbedaan pendapat karena memang ini kajiannya terkait dengan fiqh khilafiyah/perbedaan pendapat, tinggal kemantapan hatinya bagaimana. Tapi kita ingin kemantapan hati itu dengan ilmu kan ya... Dari awal aja udah ada perbedaan, misalnya ada yang yakin mengharamkan lagu dan musik, ya udah akhirnya kita hormati itu, terus berarti gak perlu dong mengkaji tafsir lagu? Ya boleh saja, siapa tahu bermanfaat bisa melihat sisi lain mengapa kita masih suka bernyanyi. Nah, dijelaskan bahwa Bunda Ri termasuk yang tidak mengharamkan lagu dan musik, menganggap boleh asal isi lagu tersebut baik dan menyeru pada kebaikan. Musik sebagai sarana yang mengantar liriknya, jadi boleh. Tapi akan berbeda jika musik tersebut laghwi/berlebih-lebihan dan membuat kita terlena. Maka di sinilah kita mengambi tengah-tengah. Nah sekarang ke lagu Aisyah Istri Rasululah. Banyak sekali yang hafal liriknya, bahkan youtuber banyak sekali yang cover. Disebutkan beliau bahwa ini merupakan fenomena budaya populer. Ketika suatu produk laku di pasaran, maka berbondong-bondong produk sejenis akan menirunya. Meniru ini dengan tujuan masing-masing, ada yang komersil (diunggah di youtube ingin dapat uang), ada yang untuk sarana dakwah, atau hanya untuk having fun aja, senang-senang. Lagu ini awalnya dari Malaysia yang berjudul ‘Aisyah Satu Dua Tiga Cinta Kamu’ milik band asal Malaysia Projector Band. Berbeda dengan lagu Aisyah Istri Rasullullah yang lebih islami, lagu awalnya justru menceritakan sepasang kekasih yang putus nyambung. Kemudian dengan notasi yang sama, lirik lagu itu diubah Mr. Bie youtuber asal Malaysia dengan lirik seperti yang kita kenal sekarang. Awalnya lagu ini bernada ceria, tapi Sabyan Gambus membawakan lagu ini dengan gaya khusyu dan mellow, diposting 29 Maret 2020. Barulah kemudian peng-cover lainnya bermunculan. Bahkan liriknya sama sekali beda, tidak tentang Aisyah, tapi dengan notasi yang sama. Ada Aishwa anak sholehah, Ramadhan dll itu. Semua menggunakan nada yang sama bukan? Karena memang itu yang sudah akrab di telinga masyarakat. Mengapa tafsir yang muncul berbeda-beda? Sama sebenarnya saat kita membaca karya sastra, ada tafsir yang berbeda juga terhadap karya yang sama. Ini muncul karena wawasan masing-masing orang berbeda. Ada yang mengganggap bahwa lirik lagu tersebut terlalu ulgar, terlalu menggambarkan fisik Rasulullah, tidak sopan menyebut beliau tanpa embel-embel. Ini menurut orang yang sudah paham tentang Aisyah dan dan punya kesan tersendiri atas pemahamannya itu. Sehingga muncul pendapat, tak layak Sayyidah Aisyah digambarkan seperti itu dalam lagu. Begitu penjelasan dosen Sastra S1 UNS tersebut. Tapi bagi orang yang tidak tahu atau sedikit sekali wawasannya tentang Aisyah, akan mengatakan o... pipinya Aisyah itu putih bersih ya, romantis banget ya sama Rasul kalau marah dicubit hidungnya, minum dengan gelas yang sama, pernah lomba lari. Itu semua sumbernya dari hadits lho, bukan karangan si pencipta lirik. Ada wawasan baru buat dia bahwa ternyata seromantis itu hubungan Rasul dan Aisyah. Bahkan ada yang kemudian mengalihkan pengidolaan mereka dari wanita atau slebritas yang cantiiik banget versi mereka, ke Aisyah yang ternyata lebih cantik. Alumni sastra postgraduated UGM ini mengemukakan rasa salut bahwa sekarang mulai banyak yang cinta Aisyah, mengenal lebih jauh dan mengidolakannya. Serta berpesan untuk proses yang sekarang ini jangan berhenti, yang perlu dikritisi justu visualisasi dalam video klip lagu. Ada kan yang menghadirkan perempuan cantik putih tidak bercadar (karena ingin menunjukkan pipi putih berseri) dan ‘dimaknai’ penonton sebagai “Aisyah kayak gitu to?” apalagi ditambah penyanyinya yang genit dengan kedip mata. Orang jadi berpikir bahwa ini ‘pelecehan’ terhadap sosok Aisyah, ada juga yang berpikir “besok kalau cari istri yang begitu’. Bunda Ri menjelaskan bahwa itu semua ranah hermeneutik, penafsiran. Menurut ilmu hermeneutik, tidak ada tafsir yang salah jika berdasar pada alasan yang jelas. Salah itu menurut orang yang menganggap tafsiran orang lain tidak sama dengan tafsirannya. "Ya akhirnya kita kembali pada selera kita yang mana. Tapi harus diingat, kita tidak bisa menyalahkan orang lain yang tidak sama seperti kita karena memang sampai di situlah dia menafsir. Dalam proses lebih, kemudian ada yang mengubah liriknya seperti yang disarankan Buya Yahya, jadi ada Sayyidah di depan nama Aisyah. Ada unsur kecerdasan Aisyah juga dimasukkan lirik, bukan hanya fisik. Dalam video klip juga sudah ada yang dibuat sederhana, tanpa memunculkan visualisasi perempuan. Ya itu semua sah-sah saja. Budaya populer ya begitu. Dibuat untuk memenuhi selera masyarakat.Digubah dan didesain ulang sesuai tujuan masing-masing." Jelasnya panjang lebar. Bunda Ri lebih sepakat dengan apa yang disampaikan Ust Abdul Shomat dalam hal ini. Bahwa permasalahannya adalah pada siapa lagu itu ditujukan. UAS menganalogikan Aisyah adalah ibu (ummull mukminin) yang kemudian kita (anaknya ini) akan mengenalkannya ke cucunya (generasi milenial), maka menggunakan bahasa milenial juga https://republika.co.id/berita/q8lg3r5524000/viral-lirik-lagu-aisyah-istri-rasulullah-ini-kata-ustaz-abdul-somad [bisa dibaca lengkapnya] "Jadi kita ambil sisi positifnya bahwa populernya lagu itu menjadi sarana generasi milenial untuk lebih mengenal dan mencintai Aisyah. Tapi setelahnya jangan berhenti sampai di situ, kita harus terus menyemangati diri dan teman-teman kita untuk belajar sosok Aisyah tidak hanya dari lagu." Analogi dari Bunda Ri sama dengan muslimah yang belum berjilbab, kita harus lembut hati mengajak mereka untuk berjilbab. Yang berjilbabnya masih ngikat leher, ya pelan-pelan kita ajak mereka mengulurkan jilbab menutup dada, yang jilbab lebar pergaulannya masih aduhai, ya pelan-pelan kita luruskan. Eishhhh. Ketampar nihh!!! :') "Jangan terlalu ekstrim hitam putih dalam berdakwah yang kaitannya dengan akhlaq. Kalau aqidah iya, tapi kalau akhlak kan semua orang butuh berproses. Tapi bagi yang sudah paham ya ayo segera, jangan berproses itu selalu dijadikan alasan nggak maju-maju." Ehm ada kegalauan lagi; tapi bagaimana kalau lirik itu membuat laki-laki memvisualisasikan dan mengundang syahwat? Jawaban beliau, "wah, ini harus dicek dulu nih, benar nggak lirik itu mengundang syahwat. Subyektif sekali saya kira. Kalau begitu, banyak lirik lagu lainnya yang jauuuuh lebih mengundang syahwat dan mengapa itu tidak dipermasalahkan. Kalau ini soal orangnya ya, bukan soal lagunya. Saya akan berikan contoh cerpen karya Hamsad Rangkuti yang berjudul “Kuhapus bekas bibirnya di bibirmu dengan bibirku” Coba, ini vulgar nggak? Itu cerpen terbaik lho versi sastrawan Kompas. Tapi tidak bagi saya Ya mereka biasa dengan istilah2 begitu. Tapi sastra Islami tidak sama estetikanya dengan mereka, sehingga ketika menuls karya, kita tentu bisa membedakannya. Yang ekstrim ya bandingkan saja Ayu Utami dengan Helvy Tiana Rosa." Artinya apa? Perbedaan itu akan selalu ada. Kalau dikaitkan dengan dakwah di masyarakat, begitulah ternyata lahan dakwah memang sangat luas. Mereka yang masih menafsirkan dengan pemahaman mereka itu ya harus diajak lebih lagi mengenal sosok Aisyah tidak hanya dari lagu. Tapi banyak referensi, bacaan dan sumber ilmu lainnya. Semoga kita bisa mengambil ibrah, lebih bijak dalam menyikapi fenomena budaya yang terkait dengan Islam. Insya Allah iini bisa memicu kita belajar lebih banyak lagi tentang Sayyidah Aisyah. Mohon dimaafkan jika ada kekurangan, wabillahi taufiq wal hidayah. Allahua'lam.
18 notes
·
View notes
Text
Perempuan dalam Islam: Peran, Kemandirian dan Pemahaman yang Keliru dalam Konteks Keluarga
Apabila kita membahas sesuatu dalam Islam, kita tentu akan menemukan berbagai macam pembahasan dan diskusi tentang hal itu karena begitu komprehensif-nya Islam memandang sesuatu dan di saat yang sama begitu beragam penafsiran ulama atas hal tersebut (Lihat pandang saya berjudul “Islam: Ilmu Pengetahuan, Kewajiban dan Moderasi”). Hal tersebut juga berlaku dalam hal kita membahas peran dan posisi perempuan dalam Islam, serta berlaku pula apabila kita membahas peran dan posisi lelaki.
Dengan tidak menyampingkan berbagai pembahasan mengenai perempuan dalam Islam, dalam artikel berikut kita akan membahas secara khusus bagaimana Islam memandang peran dan kemandirian seorang perempuan.
Untuk membuka diskusi kita, saya ingin mengutip salah satu kisah yang diceritakan dalam Al Quran, yaitu kisah tentang keluarga Imran. Dalam akhir kisah ini, sebagaimana ditafsirkan oleh para ulama, kita akan menemukan bahwa pada saat keadaaan lingkungan sekitar tidak mendukung peran perempuan dalam masyarakat seketika itu pula agama Islam membela dan mendukung posisi perempuan.
Keluarga Imran merupakan salah satu keluarga yang sangat mulia dalam sejarah manusia. Imran dan istrinya, Hanah, merupakan pasangan suami istri yang taat mengamalkan Taurat. Cukup lama mereka sabar menantikan seorang anak yang menjadi pelengkap kebahagiaan dalam keimanan. Agar doanya cepat dikabulkan, karena usia Hanah dan Imran tak lagi muda, mereka bernazar:
"Suamiku, kelak anak ini akan aku serahkan untuk mengabdi Baitul Maqdis. Biarlah dia menjadi manusia yang dekat kepada Allah." ucap Hanah,
Suatu hari, doa Imran dan Hanah terkabulkan dalam usia yang tak muda lagi, Hana hamil, sungguh, itulah janji Allah yang akan mengabulkan pinta hamba-hambanya. Namun, Imran sempat bertanya, akan nazar istrinya itu " Bagaimana jika anak kita perempuan?". Imran tahu betul kondisi di lingkungan Baitul Maqdis pada saat itu, karena dia adalah seorang pengajar Taurat di Baitul Maqdis. Ribuan pelajar yang berada di majelis ilmu itu semuanya laki-laki sehingga keadaan itu sangat tidak mendukung nazar Hannah apabila anak yang dilahirkan adalah seorang perempuan. Pertanyaan Imran tersebut ternyata merupakan takdir Allah swt., anak Imran dan Hana benar-benar terlahir perempuan. Kejadian ini diceritakan dalam Al Quran Surat Ali Imran ayat 36 (QS 3:36):
فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَىٰ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَىٰ
“Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan….".
Para ulama memahami “وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَىٰ” tidak hanya berarti “lelaki tidaklah seperti perempuan” tetapi juga berarti sebuah penegasan (dalam konteks firman Allah swt. tersebut) bahwa perempuan memiliki hal-hal istimewa yang mana lelaki tak memilikinya dan perempuan yang dilahirkannya itu lebih baik dari bayi laki-laki yang dimintanya (lihat tafsir yang disampaikan Ust. Adi Hidayat dan Tafsir Al Misbah karya Prof. Quraish Shihab). Dalam ayat tersebut kita melihat bagaimana Allah swt. membela posisi bayi perempuan yang telah lahir tersebut dari keragu-raguan Ayah dan Ibu-nya akibat kondisi lingkungan yang dianggap tidak akan mendukung. Kemudian benar adanya, bayi perempuan tersebut akan diberi nama Maryam (ibunda dari Nabi Isa as.) dan menjadi salah satu perempuan paling mulia dalam sejarah manusia.
Dalam kisah yang lain, apabila kita mengacu pada kita suci Al-Quran, ditemukan citra perempuan yang terpuji, salah satunya, adalah yang memiliki peran dan kemandirian dalam berbagai dimensi kehidupan termasuk ekonomi dan politik. Al-Quran menceritakan bahwa anak-anak perempuan Nabi Syu’aib as., yang Ketika itu masih muda, bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan Ayahnya yang telah tua (baca QS al-Qashash [28]:23). Bahkan, Al-Quran berbicara tentang perempuan yang menjadi penguasa tertinggi negara sebagaimana terbaca dalam kisah ratu yang menduduki tahta negeri Saba’ yang konon bernama Balqis (baca QS An Naml [27]: 29 – 44).
Pada masa Nabi, yang mulia, Muhammad saw., para perempuan diberi oleh Al Quran dan Nabi saw., hak-hak kesetaraan dalam berbagai aspek. Hak ini tentunya setara dengan kewajiban sebagaimana dinyatakan dalam QS Al Baqarah [2]: 228:
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf.”
Penggalan ayat di atas merupakan pengumuman menyangkut hak-hak perempuan. Ulama mengatakan bahwa didahulukannya penyebutan hak atas kewajiban menunjukkan betapa pentingnya hak itu diperhatikan. Hal ini merupakan antitesis dari keadaan masyarakat Jahiliah pada saat itu dimana hak-hak perempuan tidak diakui.
Hak perempuan di atas yang diberikan oleh Islam, dalam tataran implementasi, mewujudkan kebebasan perempuan di berbagai bidang. Dalam bidang perdagangan, istri Nabi saw., sendiri Khadijah binti Khuwailid r.ha., merupakan seorang pebisnis atau pengusaha yang sangat amat sukses. Dalam bidang politik dan pergerakan (bahkan perjuangan), Asma binti Abu Bakar As Shidiq merupakan pemegang peran penting dalam gerakan hijrah kaum muslimin, Umarah Anshariyah r.ha dan Nusaybah r.ha (lihat Himpunan Fadhilah Amal karya Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi), merupakan para tokoh perempuan di pasukan muslimin pada saat perjuangan di bukit uhud. Dalam bidang pemikiran dan filsafat, Rabiah Al-Adawiyah seorang wanita yang menjadi banyak rujukkan dalam ilmu tasawuf. Dalam bidang pendidikan, Fatima binti Muhammad Al-Fihriya yang mendirikan universitas pertama di dunia, Universitas Al-Qarawiyyin di Fez, Maroko pada sekitar tahun 800 Masehi.
Pembahasan di atas menunjukkan bagaimana Islam sangat mengakui kemandirian serta peran perempuan dalam masyarakat. Hal ini merupakan bukti kemajuan pemikiran Islam dibandingkan berbagai peradaban yang banyak tidak mengakui hak perempuan. Bahkan, sebagai contoh, jauh lebih maju dibandingkan Negara modern seperti Amerika Serikat yang baru mengakui hak politik perempuan pada tahun 1920 dalam Amandemen Konstitusi ke-19 (sekitar 300 tahun setelah Amerika merdeka).
Banyak pandangan yang keliru memandang bagaimana Islam memposisikan perempuan akibat norma dalam Islam yang memberikan posisi lelaki sebagai pemimpin (beserta kewenangannya) dalam keluarga. Oleh karena itu, kita akan membahas poin di atas secara spesifik.
Allah swt. berfirman dalam QS An Nisa ayat 34:
ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita”
Firman Allah swt. di atas sering kali dipahami tidak secara menyeluruh. Banyak pandangan di masyarakat bahwa ayat tersebut semata-mata memberikan posisi bagi lelaki sebagai pemimpin sehingga memiliki berbagai kewenangan pada dirinya. Padahal, ulama (lihat Tafsir Al-Wajiz karya Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili dan Tafsir Al Misbah karya Prof. Quraish Shihab) mengartikan “قَوّٰمُونَ” tidak semata-mata pemimpin melainkan seseorang/posisi yang berperan melindungi, mengurus, menangani urusan-urusan perempuan (istrinya). Sehingga, ayat tersebut justru memberikan kewajiban kepada lelaki.
Dalam konteks menjalankan kewajiban di atas, Al-Quran maka memberikan beberapa kewenangan bagi lelaki untuk membimbing istri-nya. Namun, banyak sekali pandangan yang keliru mengenai bagaimana kewenangan tersebut dapat dipergunakan. Dalam contoh yang ekstrim, misalnya, Islam memperbolehkan seorang suami menasehati istri-nya secara fisik apabila sangat dibutuhkan, namun, untuk melakukan hal tersebut ada banyak sekali syarat yang harus dipenuhi Syarat tersebut antara lain adalah (1) Tindakan fisik tidak boleh sampai (dan dengan tujuan) menyakiti (lihat HR Muslim no 1218); (2) Tindakan fisik tidak boleh hingga menimbulkan bekas luka dan diarahkan ke wajah (lihat Hadits sahih. Riwayat Abu Dawud (VI/180 no 2128), Ibnu Majah (I/593 no 1850), dan Ahmad (IV/447), dari Mu’awiyah bin Hairah RA); (3) Tidak boleh menghina pasangan kita (lihat referensi Hadist sebelumnya); (4) Tidak boleh dilakukan apabila dinilai tidak akan bermanfaat. Imam ar-Ramli dalam kitabnya Nihayatul Muhtaj menjelaskan. "Jika diketahui bahwa tindakan fisik tersebut tidak bisa memberikan efek, hal tersebut haram untuk dilakukan karena hukuman tersebut tidak berfaedah”, dan berbagai syarat lainnya.
Kalau Islam memberikan begitu banyak syarat yang membuat kewenangan tersebut sulit dilaksanakan, mengapa Islam memberikan kewenangan tersebut? Jawabannya sangat sederhana. Islam merupakan agama yang memahami realitas (Idrak Al Waqi) dan merupakan sebuah realitas bahwa terdapat berbagai macam keluarga serta banyak sekali fenomena dan persoalan di dalamnya. Sebagai perumpamaan, apakah jika Negara mengatur mengenai Lembaga pemasyarakatan berarti Negara menginginkan rakyatnya masuk ke lembaga tersebut? Jelas jawabannya tidak. Namun, adalah realitas bahwa akan ada saja masyarakat yang masuk kesana (karena beberapa alasan) sehingga hal tersebut harus diatur.
Hal di atas merupakan hal yang tidak diinginkan dalam Islam kita bisa lihat dalam kisah berikut. Umar ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu berkisah dengan panjang yang penggalannya sebagai berikut.
“Kami orang- orang Quraisy mengalahkan istri-istri kami. Namun, ketika kami datang (ke Madinah) dan tinggal di kalangan orang-orang Anshar, kami dapatkan mereka itu dikalahkan istri-istri mereka. Mulailah istri-istri kami mengambil adab/kebiasaan wanita-wanita Anshar. Suatu hari, aku bersuara keras kepada istriku, ia pun menjawab dan membantahku. Aku mengingkari perbuatannya yang demikian.
“Mengapa engkau mengingkari apa yang kulakukan, sementara demi Allah, istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri mendebat beliau, sampai-sampai salah seorang dari mereka memboikot beliau dari siang sampai malam,” kata istriku membela diri.
Berita itu mengejutkan aku, “Sungguh merugi orang yang melakukan hal itu dari mereka kepada Rasul saw.” kataku kepada istriku. Lalu kukenakan pakaian lengkapku dan turun menemui Hafshah, putriku.
“Wahai Hafshah, apakah benar salah seorang kalian ada yang marah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari siang sampai malam?” tanyaku.
“Ya,” jawab Hafshah.
Maka Umar ra. menasihati Hafshah agar tidak berlaku demikian kepada Nabi saw., yang mulia “Jangan kamu mendebat beliau dalam satu perkara pun dan jangan memboikotnya. Minta saja kepadaku apa yang ingin kamu minta.” (HR. al-Bukhari no. 4913, 5191 dan Muslim)
Dari Hadist di atas terlihat bagaimana Rasul saw. bersikap lembah lembut dan amat sangat penyabar kepada Istri-nya. Beliau menghargai dan bersabar (bahkan menerima ketika di-diamkan sampai harus orang lain yang meminta istri beliau tidak melakukan itu) atas tindakan istri-nya. Disisi yang lain, Rasul saw. mendahulukan kasih sayang hingga marah itu hilang karenanya. Dalam sebuah hadits diriwayatkan, satu kisah ketika Rasullullah saw. sedang ada sedikit perselisihan dengan istrinya, Aisyah rha. Rasulullah berkata kepada Aisyah supaya istrinya tersebut memjamkan matanya.”Pejamkanlah matamu” Lalu kemudian Rasulullah saw. mendekat ke arah Aisyah berdiri. Setelah tubuh beliau berdua berdekatan, Rasulullah saw. memeluk istrinya tersebut seraya berucap, ”ya Khumairaku, rasa marah telah pergi dariku usai aku memelukmu.” (HR Muslim)
Akhlak Nabi saw. di atas sesuai dengan hadist beliau, sebagaimana tertulis dalam kitab Ihya Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali:
“Sebaik-baiknya orang beriman adalah orang yang berakhlak baik kepada istrinya” (HR. Imam Tirmidzi dan Imam Nasa’i).
Imam at-Tirmidzi meriwayatkan hadits shahih dalam kitab sunannya:
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: الْمُتَحَابُّونَ فِي جَلاَلِي لَهُمْ مَنَابِرُ مِنْ نُورٍ يَغْبِطُهُمُ النَّبِيُّونَ وَالشُّهَدَاءُ.
“Muadz bin Jabal berkata, “Aku mendengar Rosululloh bersabda bahwa Alloh subhanahu wata’ala berfirman, ‘Orang-orang yang saling mencinta di bawah keagungan-Ku untuk mereka mimbar-mimbar (tempat yang tinggi) dari cahaya yang membuat para Nabi dan orang yang mati syahid.” (HR. Tirmidzi)
Wallahualam bissawab.
2 notes
·
View notes
Text
HARU
Sabtu, 20 Juni 2020
Tiga anak kebanggaanku sejak dua tahun lalu aku mengenalnya. Mungkin kalau aku sudah mengenal mereka lebih lama, aku akan sama bangganya.
Hari ini, mereka sudah resmi lulus dari SD. Nama sekolah mereka Al Fatih Primary Islamic School (AFIS). Terharu sekali, aku bisa membersamai kelulusan mereka walau dari jauh. Alhamdulillah, yang tidak kalah mengharukan, mereka meraih prestasi sebagai 3 besar siswa berprestasi. Nadine (1), Keysha (2), dan Neysa (3). Sebetulnya angka-angka itu engga penting, cuma biar aku inget aja prestasi mereka. Mereka semua sudah jadi juara satu selama ini.
Oke kita flashback ke 2 tahun lalu.
Aku tetiba dipanggil oleh Mrs. Ranny. Beliau bilang aku akan memegang satu kelas 5 yang baru (bukan 1 murid baru), mereka datang satu kelompok dari sekolah yang sama, SDIT At-Taqwim (kalian yang baca jangan bingung kok sekolahnya beda, nanti ada ceritanya) otomatis harus dibuatkan kelas baru, dan aku ditugaskan untuk mengajar kelas itu.
Waktu itu, jam 4 sore. Aku lupa tanggalnya, yang jelas kalau tidak Selasa, berarti hari Kamis, mereka datang. “Aduh ini mana banyakan lagi berenam” pikirku saat itu, tapi biarin lah.
Mereka tidak seperti anak kebanyakan, bisa langsung akrab seketika. Lalu kita berkenalan dulu. Mereka ada 6 anak, 5 perempuan dan 1 laki-laki. Salah tiganya adalah Neysa, Nadin, dan Keysha.
Perjalanan aku mengajar mereka banyak naik turunnya. Mereka berenam punya kemampuan yang bisa dibilang beda-beda dan jomplang. Agak susah sebetulnya mengajar anak-anak dengan kemampuan yg beda di satu kelas (walaupun cuma berenam), karena pada kenyataanya kalau kita kasih soal yg sama, yang satu udah beres dan minta soal tambahan, yang lain masih harus dituntun. Mungkin itu ujiannya.
Tapi alhamdulillah, mereka engga pernah membuat onar yang keterlaluan. Ribut? Jelas! 4 dari 6 orang adalah orang yan seneng ngomong, 2 lagi kelelep dalam keributan temen-temennya. Tapi mereka engga pernah engga sopan, paling moodyan parah, gamau ngerjain soal mah pernah pernah aja 😅 namanya juga anak-anak.
Suatu ketika, Keysha memilih keluar dari kelas reguler dan memutuskan ambil kelas privat, tapi meminta gurunya tetap aku. Hal ini tentu sedikit banyak meringankan beban kelasku. Dia salah satu anak yg kemampuannya di atas rata-rata, kalau ngerjain soal suka ngebut dan gereget sendiri kalau kitanya lambat. Jadi pilihan yang baik ketika dia milih untuk privat, supaya kebutuhan dia bisa fokus terpenuhi.
Jadi kondisi kelas sekarang hanya berlima. Suatu hari mereka cerita, bahwa sekolah mereka, SDIT At-Taqwim, ada permasalahan internal yang membuat sekolah ini tahun depan akan berpecah kongsi. SDIT At-Taqwim dan AFIS. Mereka sedih karena gamau berpisah dengan teman-teman, tapi keadaan mengharuskan mereka memilih dimana mereka akan sekolah saat kelas 6 nanti.
Walaupun begitu, mereka tetap serius belajar. Mereka tipikal anak yang “bertanya terus sampai bisa”. Mereka ga segan-segan bilang “Ga ngerti!” sesaat setelah aku membereskan kalimatku saat ngajar. Seolah-olah apa yang aku katakan ga ada gunanya barusan 😥 Kadang murid kaya gini bikin guru dongkol dan merasa ga bisa ngajar 😅 tapi kemudian aku mikir, mungkin ini adalah salah satu tipe murid yang terbaik yang pernah ada. Supaya guru engga merasa selalu benar, engga merasa selalu superpower, mau lebih mendengarkan, dan mau mengintrospeksi cara ngajar.
Hasilnya? Alhamdulillah, mereka benar-benar mengerti, bahkan sampai ke soal yang advance (kadang aku suka iseng kasih 🎃).
Treatment yang aku berikan harus adil, baik ke kelas maupun ke privat Keysha. Aku mau dua-duanya sama-sama berhasil dan alhamdulillah pada saat itu peringkat beberapa dari mereka di kelas mulai merangsak naik. Semua karena kerja keras mereka dan doa mereka.
Tibalah masa kelas 6. Ternyata pecah kongsi itu benar adanya. Pada saat daftar ulang ada sekelompok anak mendaftar dengan nama AFIS dan minta dipetakan jadwal lesnya (yang pada saat itu sebenernya aku belum tau nama sekolah baru yang pecah kongsi itu). Ternyata isinya adalah mereka lagi, tapi tanpa Keysha dan dua murid lain.
Murid lain memutuskan tinggal di sekolah lama, SDIT At-Taqwim, dan otomatis mereka tidak bisa bergabung lagi dengan teman les mereka yang lama. Jadi mereka pun punya kelompok sendiri nantinya.
Keysha? Dia tetap ambil privat karena aku menyarankan agar dia tetap di privat saja, supaya lebih terkontrol olehku.
Okey, kita akan membahas AFIS mulai sekarang. Hitungannya sekolah ini masih baru, belum punya lulusan malah. Jadi anak-anakku ini nantinya akan menjadi the first graduate 👩🎓
Kelas 6 ini pressurenya agak berat ya memang. Jadi emosi anak-anak juga naik turun, rajinnya naik turun. Apalagi di kelas les yang sekarang aku punya 2 tambahan murid baru yang aku belum tahu kemampuan mereka sampai mana.
Ternyata, sejauh ini, mereka dapat mengikuti dengan baik. Aku tak terlalu sulit mengontrol kelas karena mereka pun sudah memahami karakter aku saat mengajar. Mereka tetap jadi orang yang selalu bertanya, orang yang mau menerima sebanyak apapun aku kasih soal, dan yang paling penting aku merasa sangat dihargai karena mereka betul-betul mendengarkan apa kata-kataku. Aku merasa dipercaya. Alhamdulillah.
Sampai suatu ketika, kelas kedatangan murid baru bernama Syalwa yang secara karakter dan kemampuan aku liat dia akan susah fit dengan ritme belajar yang sudah aku bangun sejak tahun lalu. Karena aku tidak sanggup menangani Syalwa, aku usul dia dipindah ke kelas lain agar lebih fokus belajar. Mengorbankan satu anak lebih baik daripada mengorbankan 5 anak lainnya, menurutku pada saat itu. Toh dia tetap les di tempat yang sama, jadwal yang sama, hanya ruangan yang berbeda. Tapi sayang, dia memutuskan ga lanjut les setelah satu dua bulan kemudian.
Kelas kembali kondusif. Privat Keysha pun tetap jalan seperti biasa. Mau tidak mau aku harus menambah speed kelas untuk latihan menuju UN. Ada yang terpacu, ada yang terseok-seok, tapi aku ga menyerah. Semuanya harus bisa, minimal dia bisa optimal di pelajaran yang mereka suka dan kuasai.
Semester 2 dimulai. Keysha memutuskan untuk berhenti privat bersamaku. Dia memutuskan les di guru kelasnya.
Sebenarnya secara kemampuan, Nadin, Keysha, dan Neysa semuanya sudah juara satu dimataku, tapi yang namanya ranking ya harus 1-2-3. Jadinya mereka sejak kelas 5 semester 1 itu selalu salip-salipan siapa yang ranking 1. Kalaupun kesela murid lain, mereka stay di 5 besar.
Aku semakin semangat mengajar mereka, kali ini seminggu 3x di Senin, Selasa, Kamis. Dengan jadwal les yang bertambah dan jadwal sekolah juga yang makin padat, kadang pas les aku cuma dapat sisa tenaga mereka aja. Kadang mereka udah lemes banget sampai gamau ngapa-ngapain, padahal les kan bayar ya.
Sebulan dua bulan kemudian, Mama Keysha mengontak kembali, bahwa anaknya akan mengambil privat lagi karena dia kangen les katanya. Aku cuma bisa siap-siap aja dengan adaptasi yang baru, karena sebulan dua bulan ga ketemu pasti banyak yang berubah.
Akhirnya aku jadi punya kelas dan privat lagi. Materi kembali aku susun supaya adil. Tapi sayang, belum selesai Keysha beradaptasi, corona sudah muncul. Sejak Maret awal aku tak pernah bertemu mereka lagi. Hidupku langsung hampa sekaligus takut. Ujian kalau jadi dilaksanakan paling tinggal 2 bulan lagi, apakah mereka bisa?
Lalu pada bulan April atau Mei awal aku dapat info kalau mereka tetap ujian. Aku bertanya apakah mereka akan ikut les online atau tidak, setidaknya aku berusaha membantu, tapi ternyata tidak. Mereka memutuskan untuk mencukupkan lesnya sampai disini. Aku cuma bisa minta semoga Allah melancarkan ujian mereka, mengeluarkan segala kemampuan mereka selama ini.
***
Hari ini, aku senang sekali, mereka menduduki posisi 1,2,3 dari seluruh kelas 6 yang ada. Padahal biasanya gapernah berurutan, suka keselip sama satu atau dua anak yang suka kita omongin 🤣. Mereka membuktikan bahwa apa yang telah kita usahakan bersama selama ini ga sia-sia. Mungkin gini rasanya jadi orang tua dan guru, melihat mereka lulus rasanya terharu banget. Mengingat pernah ada di hidup mereka aku merasa berharga.
***
Mereka akan melanjutkan ke sekolah yang berbeda. Mudah-mudahan aku masih bisa bertemu mereka dan mereka selalu sukses dimanapun berada 🙏🏻
Sayang kalian selalu ❤️😥
Bonus foto kalian ya!
4 notes
·
View notes
Text
Orang Tua Pun Harus Saleh
“Sejak dia kecil, saya itu sudah doakan supaya dia jadi orang baik. Tapi kok ketika sudah besar, dia jadi seperti ini,” kata seorang bapak.
Sudah beberapa kali, bapak itu berkata hal yang sama. Ia begitu kecewa pada anak laki-laki sulungnya yang tumbuh tak seperti harapannya. Dengan usaha beliau seperti menyekolahkan anaknya ke sekolah muslim dan memasukkannya ke Taman Pendidikan Alqur’an terbaik agar salah satu angannya terpenuhi, ialah si anak menjadi pemuka agama. Alih-alih demikian, si anak justru berpindah keyakinan menjadi bukan muslim lagi. Naudzubillahi min dzalik.
��Dulu itu saya sudah bilang untuk cari gadis lulusan pondok saja, pasti kan mengerti agama. Kalau bisa yang anaknya pak ustadz sekalian. Tapi, ternyata dia malah memilih perempuan itu,” tambah si bapak itu.
“Yah, doakan saja. Terus diberitahu kalau yang dia lakukan itu salah,” begitu jawab orang-orang yang mendengar cerita si bapak.
***
Dalam batinku pun bertanya mengapa doa baik si bapak untuk anaknya tidak dikabulkan oleh Allah. Bukankah doa orang tua itu begitu mustajab? Begitu istimewa karena memiliki keajaiban mudah diijabah.
Dari Abu Hurairah radiallahu anhu, Nabi ﷺ bersabda, “Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi, yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar), dan doa orang yang dizalimi.” (HR. Abu Daud no. 1536)
Orang tua tentunya menginginkan yang terbaik untuk anaknya, apapun dilakukan baik melalui usaha maupun doa. Namun, jika anak terjerumus pada kenakalan atau menjadi tak sesuai harapan, orang tua perlu kembali melihat dan merenungkan kembali apa yang telah diperbuatnya selama ini. Karena terlepas sebagai orang tua yang juga hanya manusia biasa, perlu diingat lagi bahwa ada hal-hal yang menghalangi terkabulnya doa.
Penyebab utama doa baik orang tua untuk anaknya tak kunjung dikabulkan adalah jauhnya dari ajaran agama. Karena orang tua yang tak paham agama, tentunya akan berdampak pada amalan sehari-hari, yaitu jeleknya amalan. Kurangnya pemahaman agama juga menyebabkan seseorang berbuat maksiat, entah sadar ataupun tidak. Sedari kecil, anak memiliki kebiasaan mencontoh. Jika orang tua tak dapat mencontohkan amalan saleh dan mentoleransi adanya perbuatan maksiat, tidak menutup kemungkinan si anak juga akan demikian nantinya. Semisal, anak yang terlibat dengan riba mungkin karena terbiasa melihat orang tuanya yang tak mempermasalahkan transaksi riba yang haram, sehingga menganggap bahwa riba dibolehkan. Termasuk juga, mencontohkan kebiasaan adat, tradisi, dan budaya turun-temurun yang tidak sesuai ajaran Islam, yang mana secara tidak langsung memberikan pemahaman pada anak bahwa ia juga harus melakukan amalan itu kelak.
“Tidaklah seseorang muslim memanjatkan doa pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: (1) Allah akan segera mengabulkan doanya, (2) Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan (3) Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdoa.” Nabi ﷺ lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan doa-doa kalian.” (HR. Ahmad 3/18)
Kurangnya pemahaman dalam agama juga dapat membuat orang tua menjadi salah dalam memenuhi kewajibannya, seperti memberi nafkah dengan jalan atau barang haram pada anaknya. Jalan yang haram seperti mendapatkan uang karena berbohong, berdagang dengan mengurangi timbangan, terlibat di dunia ribawi, mencuri –termasuk korupsi–, dan perbuatan tercela lainnya. Sedangkan, barang yang haram adalah seperti bangkai, daging babi, darah, khamr, dan yang terkadang sering terlewatkan ialah daging hewan yang tidak disembelih atas nama Allah. Atau bahkan yang tak kasat mata, seperti korsvet pada kue pastel, juga rum pada kue black forest. Silakan baca tulisan Kembali Peduli pada Isi Perut di sini, agar kita benar-benar memerhatikan apa saja yang masuk ke dalam perut
Dari Abu Hurairah, Nabi ﷺ bersabda, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik). Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada Rasul-Nya. Firman-Nya: ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rejeki yang baik-baik yang telah kami rejekikan kepadamu.’” Kemudian Nabi ﷺ menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai, dan bedebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah memperkenankan doanya?” (HR. Muslim no. 1015)
Kesalahan lain yang biasa diabaikan oleh orang tua adalah menyerahkan segala pengajaran agama pada guru, baik guru di sekolah maupun guru mengaji. Padahal si anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama orang tua –terutama ibunya– dibandingkan dengan gurunya. Itulah mengapa disebutkan bahwa Al-Ummu madrasah Al-ula (ibu adalah sekolah pertama) bagi kehidupan setiap insan. Maka, sangat penting bagi orang tua untuk terus belajar dan menambah ilmunya, agar dapat memberikan pengajaran yang baik kepada anaknya. Dengan begitu, orang tua menunjukkan sikap tawakkal kepada Allah yang sebenarnya. Karena tawakkal bukanlah hanya pasrah saja.
Oleh karena itu, jika ingin anak menjadi saleh, maka ayah dan ibunya pun harus menjadi saleh terlebih dahulu. Agar dapat memberikan contoh yang baik dan dapat mengingatkan pada kebaikan. Agar dapat membimbing anak dan menjauhkannya dengan lingkungan dan teman yang buruk. Orang tua perlu lebih banyak muhasabah dan introspeksi diri lagi jika menemui kenakalan pada anaknya. Semoga Allah senantiasa melimpahkan hidayah dan taufik-Nya kepada para orang tua, dan memberikan anak yang saleh yang dapat menjadi amal jariyah bagi keduanya.
2 notes
·
View notes
Text
11.3 Peran Orang Tua dalam Membangkitkan Fitrah Seksualitas
Jika ada pertanyaan berdasarkan judul di atas, pasti banyak orang yang bertanya "kenapa orang tua? Apakah yang lain juga tidak berperan?". Jawabannya tentu penting juga ya orang sekitar terhadap keberlangsungan fitrah seksual seorang anak, tapi, bukankah segala sesuatunya berawal dari rumah? Sumber pendidikan utama itu di rumah.
Nah, mari kita lihat sejenak realita yang ada saat ini, apakah ada yang salah setelah kita mengetahui beberapa kasus penyimpangan fitrah seksualitas? Yukkk kita cek bareng-bareng...
Nah... Nah... Nah...
Miris gak bacanya? Miris banget yah! Faktor lingkungan sangat mempengaruhi ketahanan fitrah seksualitas seorang anak. Anggota keluarga yang terdekat siapa lagi kalau bukan kedua orang tua sang anak. Kedua orang tuanya lah yang berkewajiban mendidik dan merawat fitrah seksualitas sang anak supaya dia bisa mempertahankan keimanannya sesuai dengan fitrah seksualitas yang Tuhan ciptakan, karena banyak kasus fitrah sesksualitas menyimpang diakibatkan oleh lingkungan yang tidak sehat.
Maka dari itu masing-masing orang tua memiliki peran yang penting dalam mempertahankan fitrah seksualitas sang anak.
Coba mariii kita renungkan, sudah sejauh mana kita sebagai orang tua bisa mendampingi anak-anak kita dalam menjaga keutuhan fitrah seksualitasnya?
Kalau sudah direnungkan pasti muncul pertanyaan di benak kita "ok, step selanjutnya saya harus gimana ya?" Atau.. "gimana caranya ya?". Ust. Harry Santosa yang merupakan salah satu pakar Fitrah Based Education dalam bukunya menerangkan tentang tahapan-tahapan mendidik fitrah seksualitas berdasarkan usianya, cekidot!
Dari sini... Pasti semakin menimbulkan pertanyaan yahh masih dengan pertanyaan "teknisnya gimana sih?".
Ini jawabannya...
Sudah jelaskah buibu, pakbapak?
Sangat jelas ya teknisnya bagaimana?
Alhamdulillaaah 🥰
Nahhh yuk, mulai sekarang terapkan kepada anak² kita berdasarkan usianya supaya anak² kita bisa selamat dan tidak terjerumus kepada penyimpangan fitrah seksualitas, InsyaAllah.
Kemudian untuk menyuntik semangat kita sebagai orang tua untuk lebih mawas dan waspada juga terhadap semakin banyaknya penyimpangan seksual, berikut ada kasus nyata yang bisa kita ambil pelajaran dan hikmahnya
*Sudah mendapatkan izin share tulisan ini. Tolong tidak dishare lagi ya tetehs*
Perkenalkan saya Nur Hidayat (nama samaran)
Saya seorang SSA (Same Sex Attraction) yang sudah beristri dan mepunyai seorang putra. Saya mencoba mengingat kembali apa yang menjadikan saya seorang SSA. Semoga kisah ini bisa dijadikan pelajaran untuk member grup MM sekalian.
Kata orang tua saya, dulu saya adalah sosok anak yang pintar, lucu dan aktif. Saya mempunyai 3 orang kakak perempuan dan 1 orang kakak laki-laki (abang). Masa kecil saya adalah anak yang baik budi dan sangat dimanja. Berbeda dengan saya, abang adalah anak yang cukup nakal. Abang tidak dekat dengan saya.
Berdasarkan cerita dari ibu, dulu kakak perempuan saya sering mengajari saya tarian india. Dan saya sangat lihai menari (*kalau mama cerita ini saya merasa malu). Mungkin ini salah satu faktor penguat yang membuat saya menjadi SSA.
Ibu saya adalah sosok yang sangat saya banggakan. Ibu yang sangat menyayangi anak-anaknya. Saya sangat sayang dan sangat dekat dengan ibu. Lalu, bagaimana dengan ayah? Ayah saya orangnya cuek. Orangnya juga keras, dan kalau marah sangat menyeramkan. Ingatan yang paling kuat soal ayah adalah : kepala saya pernah dipukul sampai bengkak gara-gara tidak mau diminta tolong membelikan korek api ke warung.
Setelah saya ingat-ingat lagi, ayah tidak pernah mengajak saya shalat kemasjid, mangajarkan mengaji, mengajak main dsb. Semua diserahkan kepada guru ngaji. Padahal ayah saya adalah orang yang taat beribadah dan terkadang diminta menjadi imam di mesjid. Pernah saya merasa iri kepada teman sepermainan yang mereka sangat dimanja/disayangi oleh ayahnya.
Suatu hari dikampung saya sedang musim permainan gangsing dari kayu. Teman-teman saya mempunyai gangsing yang sangat keren. Mereka bilang mereka dibuatkan gangsing oleh ayah mereka. Saya pulang sambil mendatangi ayah.
Saya: "Yah, bikinin gangsing yah. "
Ayah: ''Ah males. Ayah capek. Bikin sendiri saja sana'' *Dengan nada yang tidak enak.
Betapa hancurnya hati ini saat itu. Akhirnya saya pun membuat gangsing sendiri yang alakadarnya dan tentunya tidak sekeren gangsing teman-teman yang dibuatkan oleh ayah mereka.
Semenjak itu, saya tidak pernah minta dibuatkan mainan apapun lagi.
Saya coba ingat-ingat lagi. Saya lupa kapan terakhir saya dipeluk ayah. Saya lupa pernah dicium ayah. Saya lupa pernah diajak main oleh ayah. Apakah ayah saya yang membuat saya seperti ini?
Tidak, bukan. Ayah saya adalah orang yang baik. Orang yang sayang keluarga, orang yang bertanggung jawab walaupun ia tidak banyak bicara. Saya sangat menyayangi ayah. Mungkin memang karakter beliau yang seperti itu. Mungkin beliau sangat lelah seharian bekerja dan lelah pulang pergi menggoes sepedanya yang sudah usang.
Ya Allah hamba memaafkan kesalahan ayah hamba. Semua ini terjadi semata-mata hanya karena ujian dari engkau.
Saya flasback lagi. Ternyata semasa kecil, saya banyak bergaul dengan perempuan. Alasanya karena anak laki-laki dikampung saya adalah anak yang kasar. Dan saya sering dikerjain/menjadi bahan bulian. Kalau main petak umpet semua anak laki-laki selalu bersekongkol untuk ngerjain saya. Saya bisa 20 kali jaga/kalah berturut-turut. Saya melihat mereka tersenyum bahagia setiap kali ngerjain/membuli saya. Sehingga saya lebih senang bergaul dengan anak perempuan yang tidak kasar. Walaupun sebenarnya saya masih tidak suka dengan permainan perempuan. Mungkin pembulian kepada saya terjadi karena saya terlalu dimanja dirumah. Sehingga tidak mampu beradaptasi/bersaing dengan dunia luar yang keras. Tapi syukurnya, semenjak SD kelas 4 saya tidak suka bergaul dengan perempuan lagi. Mungkin karena faktor sering dikatain banci karena main dengan perempuan terus.
Saya flash back lebih dalam lagi, ternyata saya pernah dilecehkan saudara sendiri. Pertama oleh tetangga yang masih saudara yang datang mampir kerumah memakai sarung. Kepala saya dimasukan kedalam sarung untuk dipaksa melakukan or*l s*x. Dan yang kedua kali, oleh abang yang tidur sekamar dengan saya.
Saat tengah malam, abang saya membuka celananya dan memaksa saya melakukan or*l s*x. Saya hanya diam mengikuti. Semenjak itu saya merasa ada yang aneh dengan diri saya, saya malah menikmatinya. Sebagai anak kecil, saya tidak berpikiran itu adalah hal yang salah. Ditambah lagi dilakukan oleh saudara sendiri. Kejadian itu dilakukan abang hingga 3 kali. Saat saya minta yang keempat kalinya, abang marah-marah kepada saya. Mungkin karena beliau memang sudah baligh dan paham hal itu adalah dosa. Lalu bagaimana dengan saya? Ingatan utu masih membekas sampai saat ini.
Aku maafkan semua orang yang pernah mendzolimiku dulu, termasuk abang. Mungkin dia saat itu baru memasuki usia puber dan hasrat nya sedang tinggi saat itu. Alhamdulillah abang saya stright dan saat ini dia sudah menikah. Saya tidak tahu apakah perbuatan masa kecil itu masih diingat oleh abang atau tidak. Yang jelas saya memilih untuk pura-pura lupa dihadapannya.
Kesalahan yang terjadi dulu cukup ku ambil hikmahnya. Sebagai seorang ayah Inysa Allah akan kuberikan kasih sayang kepada anak laki-lakiku saat ini. Akan ku ajak ia bermain dan kubuatkan mainan semampuku dan kubahagiakan dia. Tidak akan kubiarkan hal yang menimpaku terjadi padanya. Cukuplah ujian yang sangat berat ini menimpaku saja.
Dan sungguh islam sangat sempurnya. Islam melarang anak tidur satu kasur dengan saudarnya meskipun satu jenis kelamin. Pisahkanlah anak-anak anda saat tidur dan saat mandi dengan saudaranya. Ajari anak kita tentang aurat dan bagian mana yang boleh disentuh.
Semoga kisahku bisa diambil pelajaran.
Terima kasih 😇
Hhhhhhhhhhhhhhhh.......
Subhanallah, segala puji hanya untuk Allah.swt. Sejujurnya aku yang membacabya pun langsung pusing 😌. Kisahnya sangat bisa diambik pelajaran apalagi bagi yang memiliki anak lelaki seperti aku..
Semoga kita semua bisa terlindung dari panasnya api neraka di akhirat kelak, aamiin yaa rabbal'alamiin 🤲🏻
8 notes
·
View notes
Video
youtube
MENCETAK GENERASI PEMIMPIN
Ust. Budi Ashari, Lc. (Ammar TV, 2016)
Sebelumnya saya mohon dibenarkan jika dalam penulisan resume ini, terdapat salah dalam penulisan nama, tempat atau lainnya, ya ^^
Kita hari ini adalah masyarakat yang diberi pelajaran mahal soal kepemipinan. Kalau pemimpin baik, masyarakat akan baik. Begitupula sebaliknya, ketika pemimpin tidak bisa memimpin, masyarakat akan terkena imbasnya.
Imam Ahmad pernah mengatakan, “Ketika ia diberikan satu pilihan doa yang akan dikabulkan oleh Allah, maka doa yang ia panjatkan adalah doa untuk pemimpin.” Begitu pentingnya kepemimpinan.
Allah amanahkan dunia ini kepada orang yang bertakwa, tapi kalau sudah tidak ada orang bertakwa di dunia ini, maka kepemipinan akan seperti sekarang. Efeknya merusak masyarakat, kemudian rusaknya bumi.
Imam Ibnu Katsir menjelaskan apa yang dimaksudkan rusak di darat dan di laut dalam Q.S Ar-Rum (tidak ada penjelasan untuk laut):
- Dijelaskan kerusakan di daratan yaitu harga di pasar tidak terbeli oleh masyarakat. Di zaman Umar bin Abdul Aziz harga cenderung naik tapi tetap terbeli masyarakat, sebaliknya di zaman sebelum Umar harga tidak naik, tapi masyarakat tidak bisa menikmatinya. Seperti Indonesia hari ini, banyak buah asli Indonesia tidak dapat terbeli oleh masyarakat.
Penyebab terbesar kerusakan adalah kemusyrikan
Kesmusyrikan yaitu ketika muslimin kehilangan keislamannya, mukminin kehilangan keimanannya, ulama kehilangan keilmuannya, dan mukhlisin kehilangan keikhlasannya.
Ketika itu terjadi, kepemimpinan akan berpindah (tidak ke orang muslim lagi), dan resiko atas hal ini tidak sederhana. Bumi diamanahkan ke muslim yang layak, tidak layak ya dicabut oleh Allah. Negara Islam dahulu makmur dan amat banyak. Coba sekarang? Sekarang banyak yang jatuh. Barang tentu di setiap kejatuhan negeri Islam ada hikmah yang dapat dipetik. Ketika dipelajari kita akan tahu, seluruh unsur yang menjatuhkan negara-negara Islam di Timur Tengah ada di Indonesia sekarang. Contoh: pertikaian kelompok (mahdzab, pemikiran, dan etnis).
Kehancuran Islam di Andalusia (setelah jaya 8 Abad lamanya). Bahkan Andalusia hari ini, tidak bisa lepas dari bayang-bayang muslim. Meski seluruhnya kini Andalusia bukan negeri muslim. Granada adalah kota Islam terakhir. Salah satu faktor kenapa hal itu bisa terjadi adalah muslimin mulai tidak berminat dengan ilmu.
Kemana mereka? Mereka mencari hiburan. Katakanlah belajar dengan membaca buku, perlu serius. Musik/ hiburan dengan mata terpejam saja kita mengerti. Dahulu muslim terlatih serius, terlatih kerja keras. Berbeda dengan hiburan yang tidak perlu keseriusan.
Begitu pentingnya kepemimpinan, Allah sampaikan dalam Al-Furqan 74
Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a'yunin, waj'alna lil muttaqiina imaama.
Artinya: Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
OOT:
Hamba Allah yang Maha Rohman (Ibadurrahman) ciri-cirinya: tenang, tidak mau diksusi/ berantem dengan orang bodoh (ikut tertular kebodohannya) malam harinya dipenuhi dengan sujud dan ruku. Orang mulia (Ibadurrahman) tidak mau kebaikannya berhenti pada dirinya. Menurut pendapatnya, kebaikan harus melebar. Menjadi baik jangan sendiri. Surga Allah terlalu luas untuk sedikit orang. Bagaimana kebaikan bisa menurun/ tidak hanya di diri kita, tapi ke keturunan juga. Kebaikan harus menurun ke keturunan (harus punya pasangan untuk visi besar). Bukan sekadar jumlah keturunan bertambah, hasilnya tidak berkualitas. Tambah dan berkulaitas masyaa Allah.
Membahas ayat:
“Qurrata a’yun”
Kenapa dalam Al-Furqan 74, Allah mengatakan, “Qurrata a’yun” kenapa tidak “Qurrata u’yun”? Keduanya memiliki arti sama: menyejukan, menyenangkan mata.
Kenapa yang dipilih Qurrata a’yun, ya? Arti keduanya sama-sama bentuk banyak (dari; menyejukan, menyenangkan mata), tapi ada bedanya. Kata u’yun berarti banyak sekali, kalau a’yun banyak tapi terbatas. Akhirnya diambillah kesimpulan, kalau qurrata a’yun itu jumlahnya banyak, tapi terbatas (A’yun tidak sampai ke U’yun). Wah~
“Lil muttaqiina imaama”
Jadikan orang bertakwa sebagai pemimpin. Bisa menjadi imam/ pemimpin yang bertakwa, menjadi pelajaran yang luar biasa. Didahulukan lil muttaqin (bangun masyarakat bertakwa), perbaiki diri dulu untuk mewjudukan pemimpin luar biasa.
PR masyarakat Islam sekarang adalah membangun keluarga bertakwa untuk mewujudkan masyarakat bertakwa. Dalam rangka menunggu lahirnya imam yang beriman. Meski pada akhirnya imam yang muncul tidak mesti ideal, setidaknya usahakan.
Mengapa imam menjadi bentuk mufrad (tunggal) harusnya aimma (imam banyak). Kenapa munculnya imam (tunggal)?
Kata imam arti maknanya adalah pola/ contoh (semua akan meniru pola itu). Pengen punya anak pemimpin, harus mendidik mereka sampai menjadi pola yang baik/ contoh/ teladan. Pemimpin adalah pola.
Panduan yang menarik, qurrata a’yun disebut lebih dulu sebelum imam bagi orang yang bertakwa. Menghadirkan keluarga yang menyejukkan hati bagi kita perlu dilakukan lebih dulu, sebelum ke ranah kepemimpinan masyarakat. Nama lain qurrata a’yun adalah ridho. Melihat istri ridho, melihat anak ridho. Imam adalah soal keteladanan (urusan dengan orang lain). Kalau diri belum baik, bagaimana mau jadi teladan?
Kepemimpinan islam yang baik tidak jauh dari kepemimpinan agama. Contohnya adalah Khulafaur Rasyidin.
Generasi yang tidak mudah kalah saat perjalanan panjang dan mampu membawa beban berat disebut Generasi Rohilah, generasi yang seperti unta. Ini yang diharapkan, anak kita seperti itu. Anak yang visioner. Kalau anak gampang mengeluh artinya visi dia kurang panjang. Visi terpanjang itu agama dan panjang berpikir ciri seorang muslim. Pas sekali dengan dunia sebagai lawan katanya. Dunia artinya pendek, rendah, hina. Gampang ngos-ngosan tidak kuat jadi rohilah. Misal mode/ tren mudah diikuti. Amat berbahaya karena mudah hilang. Jangan sampai kita atau anak kita mudah terbawa tren. Alhasil berpikir pendek (pragmatis). Pragmatis tidak pantas jadi pemimpin.
Rohilah itu tidak peduli mau panas atau dinginnya padang pasir, rohilah jalan terus, tidak ada yang bisa menghentikan dia.
Beban/ tanggung jawab yang diberikan di punggung kita mungkin berat sekali. Tanggung jawab itu berat, tapi dosa lebih berat. Kelebihan Rasulullah saw. oleh Allah dia dilapangkan hatinya, dihapus kesalahan yang membebani punggung (menjadikan sakit).
Rohilah diibaratkan hanya 1 dari 100 unta. Indonesia katakan 200 juta orang, berarti anggap saja 2 juta orangnya adalah rohilah. Generasi sahabat katakanlah rohilah, tidak peduli dia akan lahir di mana dan meninggal di mana. Mereka kuat.
Qowamah
Ar-rijālu qawwāmụna ‘alan-nisā`
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita
Qawwāmụna/ qowamah berbicara tentang laki-laki dan sistem kepemimpinan di dalam rumah. Di rumah, laki-laki memposisikan diri dan diposisikan sebagai pemimpin. Laki-laki yang baik dalam Surat An-Nur 36-37, yaitu dia yang bisa menjaga aktifitas ke masjidnya. Laki-laki jangan kehilangan qowamah dan perempuan jangan kehilangan keshalihan.
Contoh Rohilah
- Perempuan: Asma binti Abu Bakar melahirkan Abdullah bin Zubair (Khalifah selama 10 tahun). Asma harus keren.
- Laki-laki: Ali bin Abi Thalib, anak 10 tahun paling muda yang masuk islam. Semalaman ia berpikir (penting mengajari tentang menganalisa sebuah keputusan juga merahasiakan sesuatu). Akhirnya ketika pagi memutuskan untuk masuk Islam.
Perlu direncanakan anak kita akan berhasil di usia berapa, merencanakan, mendesain. Perjelas target. Tidak bisa seperti alur hari ini. Perlu pakai trik tambahan. Agar jelas targetnya untuk anak.
Target harus kita breakdown dengan panduan Islam. Apa saja?
Ada panduannya pola pendidikan anak itu. Sebut saja dengan halte-halte umur: Mulai dari dia lahir. Disusui sampai usia 2 tahun. Pengasuhan 3-7 tahun (pada usia 7 tahun mulai diajari sholat karena sholat adalah panduan untuk ibadah lainnya, puasa dilatih dan bagi anak perempuan adalah berjilbab menurut As-Syafi’i. At tamyiz (7-10) belum baligh secara fisik bisa memilah dan berfikir. Usia 10 tahun persiapan untuk baligh. Pisahkan tempat tidurnya (sex education). Baligh. Rusda. Sampai di halte usia dia berumah tangga.
Di setiap fase, ditengok dulu, berhenti di halte. Dicek, salah apa tidak pola yang diterapkan. Kalau ada salah, dibenerkan dulu. Itulah tugas orang tua. Tidak bisa hanya mengandalkan sekolah. Memang harus berilmu orang tua itu, ya.
PS: Jangan bawa pulang rezeki yang syubhat apalagi haram bagi keluarga.
2 notes
·
View notes
Text
Rangkaian Nama Bayi Laki Laki 3 Kata Dari Bahasa Turki Yang Baik Dan Keren
Rangkaian Nama Bayi Laki Laki 3 Kata Dari Bahasa Turki Yang Baik Dan Keren
Rangkaian Nama Bayi Laki Laki 3 Kata dari Bahasa Turki – bayilelakiku.com. Pilihan nama anak, dizaman modern ini pasti makin bervariasi bukan? Ada nama dari islami, modern, inggris, unik dan lain sebagainya. Namun, untuk kesempatan kali ini kami telah rangkumkan rangkaian nama bayi laki laki 3 kata dari bahasa turki. Nama-nama ini cukup unik serta bagus buat menjadi bahan pertimbangan Anda.…
View On WordPress
#nama anak laki laki dalam bahasa turki#nama bayi laki laki 3 kata turki#nama bayi laki laki bahasa turki 3 kata#nama bayi laki-laki islam turki 3 kata#rangkaian nama anak laki laki 3 kata dari bahasa turki
0 notes
Text
Etimologi Tiga Agama (part 1)
Assalaamu'alaikum. Shalom aleichem.
Dari berbagai agama dan kepercayaan yang ada di dunia, ada tiga agama yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain, yaitu Yahudi, Kristian, Islam. Dalam kesempatan ini insyaa-ALLAH akan dibahas tentang etimologi dari nama ketiga agama tersebut.
YAHUDI
Ada tiga hal utama yang akan dibahas terkait agama Yahudi, yaitu :
- Kata “Yahudi”
- Nabi Musa
- Torah
===================================================
Kata “Yahudi”
Kata "Yahudi" (Indonesia) berasal dari kata dalam Qur`an "al-Yahuud" [اليَهُود] (Arab). Kata tersebut juga dikenal sebagai "Jew" (Inggris) yang berasal dari kata dalam Bible "Judah", salah satu dari 12 anak Yisra`el (Ibrani) atau Isra`il (Arab). Berikut adalah keterkaitan antar-kata yang menghasilkan nama "Yahudi" atau "Jew".
اليَهُود << Yehudi (Ibrani) << Yehudah (Ibrani)
Jew << Judah (Inggris) << Yehudah (Ibrani)
Yehudah = salah satu dari 12 suku Yisra`el
Yisra`el = nama lain dari Ya'aqov (Ibrani) atau Ya`qub (Arab)
Kesimpulannya, "Yahudi" atau "Jew" bukan nama agama tetapi nama suku, yang kemudian berubah menjadi nama kerajaan (Kerajaan Yehudah).
https://en.wikipedia.org/wiki/Jews#Name_and_etymology
===================================================
Nabi Musa
Nabi Musa (Arab) atau Moshe (Ibrani) adalah tokoh utama dan tokoh sentral dalam ajaran agama Yahudi. Beliau adalah seorang keturunan Anak-anak Yisra`el yang tinggal dalam pengasuhan keluarga Fir’aun di Kerajaan Mesir. Bahasa ibu Nabi Musa adalah bahasa Ibrani dan (mungkin juga) Aramaik.
Karena Nabi Musa diasuh oleh keluarga Fir’aun, maka nama “Musa” adalah nama dalam bahasa Mesir Kuno. Arti nama “Musa” (Arab) atau “Moshe” (Ibrani) dalam bahasa Mesir Kuno adalah :
mu = air dalam jumlah besar; danau, sungai
+ shaa = berlayar
+ SaA = diambil dari air
Selain itu, alternatif lain tentang arti nama “Musa” dalam bahasa Mesir adalah terkait dengan katakerja dalam bahasa Mesir :
“ms/msi” = melahirkan, memperanakkan = walad [ولد] (Arab)
“ms” = anak, anak laki-laki = walad [ولد] (Arab), ibn [ابن] (Arab)
Sehingga nama “Musa” memiliki arti “yang berlayar di danau, sungai” atau “yang diambil dari danau, sungai”. Alternatifnya adalah nama “Musa” memiliki arti “anak, anak laki-laki”.
Jika mengacu pada Bible, maka Nabi Musa merupakan keturunan dari suku Levi, salah satu dari 12 suku Yisra`el, yang juga merupakan sukunya para ulama bangsa Yisra`el.
Yang menarik, dalam Bible terutama Perj. Lama (Old Testa.), kata "Jew" dan "Yahudi" baru ditemukan pada kitab-kitab di luar Torah. Di antaranya dalam kitab Ezra dan kitab Esther. Dengan kata lain, Nabi Musa tidak pernah menyebut dirinya ataupun nama agamanya sebagai "Yahudi".
Kesimpulannya, agama Nabi Musa bukanlah agama Yahudi dan bahasa ibu Nabi Musa adalah bahasa Ibrani dan (mungkin) bahasa Aramaik sebagaimana bahasa ibu bangsa Yisra`el.
http://www.biblehistory.net/newsletter/Moses.htm
https://www.bibleodyssey.org/en/people/related-articles/was-moses-name-egyptian
===================================================
Torah
Baik menurut Qur`an maupun menurut Bible, Nabi Musa menerima wahyu yang disebut “Torah” (Ibrani) atau “Tawrah” (Arab).
Dalam bahasa Ibrani, kata “Torah” memiliki arti “arahan, petunjuk, tujuan, perintah, pengajaran, hukum”, yang berasal dari kata “yara” yang berarti “melempar, menembak (anak panah), menunjukkan, mengarahkan”.
Dalam Bible, terutama Perj. Lama, yang dinyatakan sebagai Torah oleh umat Yahudi adalah lima kitab paling awal dari Perj. Lama, yaitu :
1. sefer Bereshit (arti: “pada awalnya”) = book of Genesis = kitab Kejadian
2. sefer Shemot (arti: “nama-nama”) = book of Exodus = kitab Keluaran
3. sefer Vayikra (arti: “dan dia memanggil”) = book of Leviticus = kitab Imamat
4. sefer Bemidbar (arti: “di padang pasir”) = book of Numbers = kitab Bilangan
5. sefer Devarim (arti: “perkataan”) = book of Deuteronomy = kitab Ulangan
Lalu kitab-kitab selebihnya bagaimana?
Kitab-kitab dalam Perj. Lama terbagi menjadi tiga kelompok :
1. Torah : arahan, petunjuk, tujuan, perintah, pengajaran, hukum
2. Nevi`im : nabi-nabi / para nabi à nevi (Ibrani) = nabi (Arab)
3. Khetuv`im : tulisan-tulisan à khetuv (Ibrani) = kitab (Arab)
Maka kitab-kitab selain Torah masuk ke dalam kelompok Nevi`im dan Khetuv`im. Kesemuanya disebut dengan istilah “TNKh” atau dibaca “Tanakh” yang merupakan singkatan dari “T-orah + N-evi`im + Kh-etuv`im”
Baik Torah, Nevi`im, dan Khetuv`im, semuanya menggunakan bahasa Ibrani dan (sedikit) Aramaik dalam naskah aslinya. Hal ini sejalan dengan fakta bahwa bahasa ibu Nabi Musa dan bangsa Yisra`el adalah kedua bahasa tersebut.
Kesimpulannya, Torah yang diberikan ALLAH kepada Nabi Musa –dengan asumsi masih sesuai aslinya– adalah lima kitab pertama Perj. Lama, dan tidak termasuk kitab-kitab selainnya. Bahasa yang digunakan dalam naskah asli Torah sama dengan bahasa ibu Nabi Musa dan bangsa Yisra`el.
https://biblehub.com/hebrew/8451.htm
https://biblehub.com/hebrew/3384.htm
1 note
·
View note
Text
Pendidikan Fitrah Seksualitas Sejak Dini
Bismillahirrohmanirrohim...
Hari ini giliran kelompok kami, yg membahas ttg pendidikan seks usia dini. Simpel & cukup aplikatif sih sebenernya... Oke langsung aja yaa, saya "copas"-kan, hehe...
🌿 *Upaya Pendidikan Sex di Tahap Awal*
🌱 Beri nama anak sesuai jenis kelaminnya.
🌱 Beri perlakuan sesuai dgn jenis kelamin anak.
🌱 Kenalkan bagian tubuh beserta fungsinya.
🌱 Tanamkan rasa malu sedini mungkin dengan membiasakan anak berpakaian sopan.
🌱 Beri tahu bagian tubuh yg boleh atau tidak boleh disentuh orang lain.
🌱 Beri tahu jenis sentuhan yg pantas dan tidak pantas. Berikut adalah contoh lagu edukasi terkait sentuhan pantas dan tidak pantas :
https://youtu.be/878HzqGwWp8
🌱 Jangan biasakan anak utk disentuh lawan jenis.
🌱 Biasakan utk menutup aurat.
🌱 Biasakan utk tidak ganti baju di depan anak².
🌱 Pada usia 0-2 th, anak laki-laki & perempuan didekatkan pd ibunya krn menyusui.
🌱 Pada usia 3-6 th, anak laki-laki & perempuan harus dekat dgn ayah ibunya agar memiliki keseimbangan emosional dan rasional.
🌱 Anak sudah harus memastikan identitas seksualnya sejak usia 3th.
🌱 Secara imaji, anak mampu membedakan sosok laki-laki dan perempuan sehingga mereka paham menempatkan dirinya sesuai seksualitasnya.
-
Sumber :
Chomaria, Nurul. _Pendidikan Seks untuk Anak_. 2012. Penerbit: Aqwam Jembatan Ilmu.
https://m.facebook.com/indonesiaparenting/posts/487089238305266
-
Okay, itu materi pertama, daaan next akan saya share ttg hasil diskusi kami yg masyaaAllah ilmunya ciamik sekali... Apa aja itu?
Jadi, ada yg bertanya, bagaimana sih maksudnya "memperlakukan anak sesuai dgn jenis kelaminnya?" hmm, okay, krn dalam Islam hanya ada 2 jenis kelamin, laki-laki & perempuan, dan itu sangat jelas, tdk ada abu², maka sedari kecil sebaiknya anak² sudah dibiasakan utk memegang peran yg sesuai dgn apa yg diperintahkan Allah, like :
☘️ Bisa dengan mengajarkan tanggung jawab yg berbeda sejak kecil semisal :
• Segera setelah adzan berkumandang, laki² menuju masjid utk sholat berjamaah sedangkan perempuan utamanya adalah sholat di dalam rumah.
• Atau mengajarkan anak laki² mengumandangkan adzan sedangkan perempuan boleh belajar boleh tidak.
• Atau mengajarkan anak laki² menjadi imam sholat saat sholat berjamaah dlm keluarga.
• Selain itu, perlu juga ditekankan mengenai cara menutup aurat yg berbeda antara laki² dan perempuan.
☘️ Lalu, apa sih kaitan antara pendidikan seks dengan fitrah seksualitas?
Seorang individu, baik laki² maupun perempuan bahkan individu berkebutuhan khusus sekalipun, akan memiliki kecenderungan atau bisa dibilang "dorongan" yg terkait dgn aspek seksualnya apalagi, jika menjelang baligh sebab ini fitrah... Nah, pendidikan yg tepat, akan memandu mereka dalam bertanggung jawab atas dorongan perilaku tsb, tentu saja krn kita adalah Muslim, "pagar"nya adalah syariat Islam...
☘️ Kemudian, bagaimana sebaiknya kita mengajarkan penyebutan "alat kelamin" kpd anak² sejak dini?
Orang tua jangan malu utk menyebut kemaluan anak dgn nama sebenarnya (vagina atau penis). Kalau orang tua merasa risih, pastikan anak mengetahui nama bagian tubuh tsb beserta fungsinya, namun boleh disebut dgn istilah "farij" atau aurat.
Orangtua jangan memberi julukan yg bisa dikonotasikan sbg hal yg kurang sakral shg julukan tsb bs dikonotasikan sbg sesuatu yg bisa dipermainkan. (Chomaria, 2012).
Opsi lain, sebaiknya anak usia dini dibiasakan menggunakan istilah "kemaluan" untuk organ genital karena berasosiasi dengan kata malu sehingga harus ditutup dan dijaga.
So, kesimpulannya...
Sekian resume presentasi & diskusi dari Kelompok 2 kali iniii... MasyaaAllah, banyak ilmu baru ternyata 🍀
1 note
·
View note
Text
Kisah Keluarga Laki-laki biasa dalam Al Qur’an
Ini adalah kisah seorang laki-laki biasa dan keluarganya yang diabadikan dalam Al Qur’an. Tepatnya, laki-laki yang luar biasa di antara laki-laki biasa, di antara manusia biasa lainnya. Tulisan ini merupakan catatan pribadi dari kajian tadabbur ayat siroh oleh Ustadz Baihaqi, Lc di Masjid Darussalam, GTA pada 16 Mei 2019 lalu. Semoga bermanfaat dan dapat kita ambil hikmahnya, terutama bagi penulis :)
Namanya diabadikan dalam Al Qur’an. Ia bukan dari kalangan nabi ataupun rasul, hanya seorang laki-laki biasa. Ya, ialah Imran, yang namanya menjadi salah satu surat awalan dalam Kalamullah.
Adapun hikmah secara umum surat ini;
Ternyata, ada yang bisa ditelaah mengapa surat ini berdekatan dengan QS. Al Baqarah dan QS. An Nisa. Surat Al Baqarah banyak membahas terkait syariat dalam Islam, yakni solat, puasa, zakat, menikah, sampai menceritakan banyaknya penyelewengan yang dilakukan oleh Bani Israil saat itu. Allah swt kiranya hendak menunjukkan bahwa di tengah kerusakan ataupun penyelewangan, tetap ada orang-orang (yang dalam kisah ini ialah satu keluarga) yang teguh mentaati RabbNya. Meskipun terjadi banyak penyelewengan yang dilakukan oleh Bani Israil, namun ada para Nabi atau bahkan keluarga dari orang-orang sholeh yang sudah Allah swt pilihkan. (QS. Ali Imran ayat 33)
Hanya generasi baik dari keluarga yang baiklah yang mampu mengemban syariat agama ini.
Ternyata, sorotan utama dalam kisah keluarga ini bukanlah kepada sosok kepala keluarga, tidak seperti kisah Nabi Adam, Nabi Nuh, dan lainnya. Namun, juga ditampilkan anggota keluarga lainnya, yakni: Hannah (istri Imran), Maryam bintu Imran (anak Imran), Zakaria bin Yahya (sepupu Imran)
Walaupun sosok Imran tidak ditampakkan, tetapi kesholihannya tidak diragukan karena dia memiliki istri, anak, dan kerabat yang sholih dan sholiha.
Setelah surat ini adalah surat An Nisa, yang akan membahas banyak perihal wanita, karena sudah ditampilkan sosok Hannah, istri Imran.
Selanjutnya, kita akan tadabbur per ayat;
Ayat 33-34: “Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
اصْطَفَىٰ
Dalam ayat 33, ada kata ini. Artinya ialah memilih, menyaring, memurnikan. Allah swt sudah memilih Adam, Nuh, Keluarga Ibrahim, Keluarga Imran melebihi keluarga lainnya, orang-orang lain pada masanya. Bukan sekedar memilih, namun makna kata ini ialah menjadikan mereka tidak bercampur baur dari sifat-sifat buruk, memurnikan mereka). Nabi Adam as dipilih di antara makhluk-makhlukNya; jin, malaikat, dsb. Nabi Nuh as dipilih ketika manusia sudah banyak saat itu dan melewati masa perjuangan dakwah yang sangat panjang. Begitupun dengan nabi Ibrahim as. Allah swt membuat mereka satu keturunan. Imran merupakan keturunan nabi Ibrahim as dari jalur nabi Ishaq as (Sarah). Ibrahim as keturunan nabi Nuh as. Nabi Nuh as pastilah keturunan nabi Adam as. Hal ini memberikan makna bahwa Allah swt mendengar doa nabi Ibrahim as, ketika ia meminta diberikan anak-cucu yang taat kepada Rabbnya.
Ayat 35: “(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Hannah berdoa kepada Allah swt dan bernadzar bahwa anak yang sedang di dalam kandungannya menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat di Baitul Maqdis.
مُحَرَّرًا
Terdapat kata tsb dalam ayat ini, mengandung arti ‘yang bebas’, namun karena pada masa Bani Israil tidak ada istilah memerdekakan budak atau mengenal tawanan perang, maka artinya ialah terbebas dari urusan dunia, menjadi hamba yang murni berkhidmat pada Allah ta’ala.
فَتَقَبَّلْ مِنِّي
Hannah meminta dikabulkan doanya.
Dari ayat ini, kita belajar;
Cita-cita Hannah perihal masa depan anaknya dalam ayat ini merupakan cita-cita tertinggi bagi orang tua, anak untuk berkhidmat pada Allah swt.
Hannah tidak meminta spesifik anaknya laki-laki ataupun perempuan. Padahal semua yang ada di Baitul Maqdis adalah laki-laki. Hannah mengajarkan kita bahwa ia murni hanya ingin anaknya menjadi anak yang taat kepada Rabbnya, tanpa berkeinginan lainnya.
Cita-cita, harapan, dan doa untuk anak itu perlu dipanjatkan sejak dini bahkan dari kandungan.
Ayat 36: “Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk".
Hannah di sini menyampaikan sebuah udzur. Bahwa yang ia lahirkan adalah anak perempuan, ia khawatir Allah swt tidak menerima nadzarnya. Dari ayat ini kita bisa petik hikmah, bahwa Hannah melahirkan seorang bayi perempuan, itu merupakan kehendak Allah, takdir Allah ta’ala. Lihatlah, bayi yang dinamai Maryam itu, tumbuh dengan baik, dijamin rizqinya (langsung dari Surga), dijaga dengan penjagaan terbaik (melalui wasilah; pamannya, Nabi Zakaria as). Allah swt memberikan takdir yang jauh lebih baik atas apa yang sebelumnya diharapkan oleh Hannah dan orang-orang terdekatnya saat itu.
Maka, jangan pernah kecewa ketika realitas tidak sesuai dengan harapan. Bisa jadi, itu merupakan takdir yang akan membawa pada kebaikan dan keberkahan yang lebih besar lagi.
Lalu, yang memberikan nama itu ialah Hannah istrinya karena Imran telah wafat. Ketika suami telah wafat, maka yang bertugas memberi nama bagi anak ialah istri, dan orangtua punya kewajiban memberikan nama yang baik bagi anak, karena itu adalah doa.
Kemudian, Hannah dalam ayat ini berdoa meminta perlindungan untuk Maryam dan keturunannya (1,2,3,.. generasi) agar dijauhkan dari syaithan yang terkutuk. Dari ayat ini kita juga belajar bahwa orangtua harus berpikir panjang terhadap keturunannya, tidak berhenti di anaknya saja, namun 1-2-3 generasi yang akan datang.
Perlindungan dari syaithan yang terkutuk mengandung arti bahwa agar manusia selalu ingat siapa musuhnya; ialah iblis dan syaithan. Karena banyak saat ini, yang menjadikan saudaranya sendiri sebagai musuh, dan lainnya. Naudzubillahi min dzalik.
Ayat 37: “Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.”
فَتَقَبَّلَهَا
kata ini artinya menerima sesuatu dengan ridha. Allah swt menerima nadzar Hannah. Ditandai dengan allah swt menjaga Maryam dan keturunannya, Isa as dari syaithan. Di sini, Zakaria as berperan sebagia wasilah ataupun jawaban dari doa Hannah, agar dijauhi dari syaithan yang terkutuk. Ditandai juga dengan Maryam walaupun ia wanita, namun tetap dapat berkhidmat di Baitul Maqdis. Allah swt yang langsung menjaga Maryam; pertumbuhan fisik dan ruhaniyahnya sangat baik. Walau nabi Zakaria as yang bertanggung jawab untuk Maryam, namun Allah ta’ala memberikan rizqi kepada Maryam (berupa makanan dari Surga).
قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَا
Dari ayat ini kita juga belajar pentingnya tabayyun (kroscek suatu informasi). Zakaria as bertanya kepada Maryam (tidak memendam sehingga menimbulkan dzon/prasangka buruk), darimana makanan itu? Maryam menjawab, dari Allah swt. Lantas, mengapa Zakaria as langsung percaya? Mungkin bisa saja ada seseorang yang diam-diam pergi ke mihrab Maryam lalu memberikan itu? Zakaria as melihat dari akhlak Maryam selama ini. Jika kita tabayyun kepada orang yang memang baik, ya percaya.
Ayat 38: “Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa".
هَبْ
artinya karunia dan pemberian tanpa ada harap balasan dari apa yang sudah diperbuat.
Kenapa Zakaria as baru berdoa? Apakah kemarin-kemarin tidak? Ia tentunya sudah berdoa dan karena ada “momen” Maryam dan ibunya, Hannah, ia mengharapkan keajaiban yang sama, untuk diberikan keturunan yang baik.
Ayat 42: “Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).”
اصْطَفَاكِ
Artinya, memilih. Allah swt memilih Maryam untuk memudahkan baginya menerima hikmah, memilihnya untuk yang diberikan rizqi langsung dari Surga, memilihnya untuk dapat berkomunikasi dengan malaikat langsung.
وَطَهَّرَكِ
Maryam sudah disucikan dari maksiat, dijauhkan dari sentuhan laki-laki, dijauhkan dari perbuatan & kebiasaan buruk.
وَاصْطَفَاكِ
Artinya memilih juga, namun lebih khusus. Ia dipilih di atas wanita-wanita lainnya, yakni melahirkan Isa as tanpa seorang Ayah, dan bayinya dapat berbicara sewaktu kecil.
Beruntunglah Maryam dan semoga dapat kita teladani kebaikan apapun darinya, terlebih perannya sebagai seorang Ibu.
Maka, siapa wanita terbaik yang diabadikan Rasulullah dalam sabdanya; “Cukuplah teladan bagi kalian wanita terbaik di jagat raya ini yaitu: Maryam binti ‘Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad dan ‘Asiyah istri Fir’aun.” (HR. Tirmidzi)
Mengapa Khadijah? Ia adalah istri seorang nabi, yang memaksimalkan perannya sebagai seorang istri
Mengapa Maryam? Ia adalah ibu seorang nabi, yang memaksimalkan perannya sebagai seorang ibu
Mengapa Fatimah? Ia adalah anak dari seorang nabi, yang memaksimalkan perannya sebagai seorang anak
Mengapa Asiyah? ia tetap berperan sebagai seorang istri yang taat kepada Rabbnya, walau teman hidupnya seorang yang dzalim.
Keluarga merupakan satu kesatuan. Kita ingin agar keturunan kita, bahkan keturunan kakak-adik-abang kita juga mendapat keturunan yang baik, sehingga dapat menjadi 1 keluarga yang utuh. Maka, pastikan saudara kandung kita juga mendapat pasangan yang baik, agar anak-anak kita berinteraksi dengan orang-orang dan keturunan yang baik.
Kondisi saat ini, banyak wanita yang mengeluh, kurang berperannya ataupun kurang memberikan teladannya sosok suami ataupun kepala keluarga yang mereka miliki. Ustadz berpesan, lihatlah perjuangan bunda Maryam, yang tetap memberikan yang terbaik, walau seorang diri menjaga dan menumbuhkan seorang nabi.
Semoga inspirasi keluarga Imran ini dapat menjadi renungan dan dapat kita amalkan segala kebaikannya kelak.
Jika terdapat kesalahan, mohon koreksi. Semoga bermanfaat :)
Wallahu a’lam bishawab.
-hq
17 notes
·
View notes