#masyarakat adat
Explore tagged Tumblr posts
teliusyikwa · 5 months ago
Text
Kebijakan diskriminatif percepat depopulasi Orang Asli Papua
“Depopulasi sudah terjadi saat ini. Itu akibat penindasan, dan segala kebijakan negara yang menyulitkan Orang Asli Papua”. Kopipaste dari jubi.id* Selebaran Diskusi Depopulasi dan Marginalisasi di Tanah Papua, Rabu (7/8/2024)-Dok jubi.id. Jayapura, – Pemahaman hakim dan aturan hukum masih menjadi batu sandungan dalam perkara pembelaan terhadap hak-hak masyarakat adat di Tanah Papua. Hakim…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
bantennews · 8 months ago
Text
Warga Baduy Akan Menggelar Seba Selama Tiga Hari
LEBAK – Masyarakat suku adat Baduy yang berada di Desa Kenekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Banten, akan menggelar Seba Baduy. Seba akan berlangsung pada Jumat hingga Minggu 17-19 Mei 2024. Dalam acara Seba Baduy tersebut, warga Baduy akan berkunjung ke Pemerintah Kabupaten Lebak di Rangkasbitung dan Pemerintah Provinsi Banten di Kota Serang dengan membawa hasil bumi yang dihasilkan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kbanews · 1 year ago
Text
Ditanya Mahasiswa UI soal Hak-hak Masyarakat Kelompok Adat, Ini Jawaban Anies
DEPOK | KBA – Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menjadi pembicara dalam kuliah kebangsaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Depok, Selasa, 29 Agustus 2023. Saat sesi tanya jawab, Wakil Ketua BEM FISIP UI, Rakha Ayu Rengganis memberikan pertanyaan tentang hak-hak masyarakat adat yang belum terlindungi…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
nininmenulis · 2 years ago
Text
Menyelisik Kearifan Masyarakat Adat yang Kian Terkikis
NININMENULIS.COM – Masih jelas terbayang bagaimana hebatnya saat gempa meluluhlantakkan Cianjur, Jawa Barat dan sekitarnya di akhir 2022 lalu. Gempa berkekuatan 5,6 skala richter (SR) itu getarannya terasa hingga wilayah yang berjarak ratusan kilometer. Terhitung ratusan nyawa melayang, ribuan rumah rusak yang menyebabkan banyak anggota keluarga tidak memiliki tempat tinggal lagi. Semakin miris…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kantorberita · 5 months ago
Text
Sekda Seluma Buka Rapat Penetapan Masyarakat Adat: Dukungan untuk Program Seluma Berbudaya
Sekda Seluma Buka Rapat Penetapan Masyarakat Adat: Dukungan untuk Program Seluma Berbudaya KANTOR-BERITA.COM, SELUMA|| Sekretaris Daerah Kabupaten Seluma, H. Hadianto, SE, MM, M.Si, membuka Rapat Rencana Tindak Lanjut untuk Tahapan Penetapan Masyarakat Adat di Kabupaten Seluma pada Selasa, (6/8/24), Rapat tersebut dilaksanakan di Ruang Rapat Bupati Seluma dan dihadiri oleh berbagai pihak…
0 notes
nusatimesid · 6 months ago
Text
Percepat Pendaftaran 3,2 Juta Hektare Tanah Ulayat, Menteri AHY: Pemerintah Hadir Menjamin dan Melindungi Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat
Nusatimes.id – Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) berkomitmen mengakselerasi pendaftaran 3,2 juta hektare bidang tanah ulayat bagi sekitar 3.000 Masyarakat Hukum Adat yang tersebar di 16 provinsi di Indonesia. Hal ini sejalan dengan terbitnya Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 14 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Administrasi Pertanahan dan Pendaftaran…
0 notes
canimbaldpo · 1 year ago
Text
0 notes
gosulsel · 1 year ago
Text
Masyarakat Adat Nusantara Rayakan HUT ke-7 Secara Sederhana - Gosulsel
MAKASSAR, GOSULSEL.COM - DPP Masyarakat Adat Nusantara (Matra) atau organisasi yang menghimpun kerajaan dan lembaga adat di tanah air, tahun ini memasuki usia yang ke-7. Perayaan HUT Matra dilaksanakan di secara sederhana di RM Istana Laut, Jl Datu Museng Kota Makassar, Minggu (13/8/2023),...
http://gosulsel.com/2023/08/13/masyarakat-adat-nusantara-rayakan-hut-ke-7-secara-sederhana/
#MasyarakatAdatNusantara
0 notes
sumbarlivetv · 2 years ago
Text
Korem 032/Wbr Bersama Lintas Agama, Toko Adat, Toko Masyarakat Berbagi Takjil Kepada Warga Kota Padang
Padang, Sumbarlivetv — Korem 032/Wbr Bersama Lintas Agama, Toko Adat, Toko Masyarakat Berbagi Takjil Kepada Warga Kota Padang, pada Selasa, Jalan Jenderal Sudirman di depan Makorem 032/Wirabraja, Selasa, 11/04/23. Pembagian takjil ini dihadiri oleh Danrem yang didampingi para Kasi Korem 032/Wirabraja, Ketua Persit KCK Koorcab Rem 032 PD I/BB, Dandim 0312/Padang Kolonel Inf Jadi, S.I.P, Dantim…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
teliusyikwa · 5 months ago
Text
Memperingati Hari Masyarakat Adat dunia, KNPB: Gerakan kami Antikekerasan
_Aksi damai KNPB pada peringatan Hari Masyarakat Adat, Jumat (9/8/2-24). – dok Jubi_ Jayapura, – Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menggelar aksi demontrasi damai memperingati hari masyarakat adat sedunia pada hari Jumat (9/8/2025). Pada saat aksi peringatan, KNPB menegaskan bahwa gerakan mereka adalah gerakan anti kekerasan. Koordinator aksi KNPB, Omikzon Balingga menyatakan mereka perlu…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
bantennews · 7 months ago
Text
Tanggapi Surat Pernyataan Dukungan Caleg DPR RI Atasnamakan Baduy, Dosen FH Untirta: Kalau Memalsukan Bisa Dipidana
SERANG – Beberapa waktu lalu sempat beredar foto surat pernyataan berisi dukungan masyarakat adat Baduy untuk salah satu Caleg DPR RI dapil 1 Banten. Surat tersebut ditandatangani oleh 4 orang yang mengaku perwakilan masyarakat dari beberapa kasepuhan. Surat tersebut dibawa oleh sekelompok orang berpakaian adat ke rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
bayuvedha · 7 months ago
Text
KEKUATAN AKHLAK
وَاِ نَّكَ  لَعَلٰى  خُلُقٍ  عَظِيْمٍ
"Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur." (QS. Al-Qalam: 4)
• Ayat ini tidak hanya menyatakan bahwa Nabi saw punya akhlak yang sangat luhur tetapi juga mengisyaratkan bahwa akhlak merupakan kekuatan yang sangat dahsyat pengaruhnya. Terutama akhlak yang terpuji.
• Kekuatan akhlak bisa mengalahkan kekuatan apa pun, sekalipun didukung kekuatan media, kekuasaan dan ekonomi.
• Sekalipun dibully sebagai pembohong, tukang sihir, teroris, pemecah belah masyarakat dan lainnya, tetapi dengan akhlaknya yang mulia Nabi saw berhasil meruntuhkan semua tuduhan yang dibiayai dan digerakkan oleh para tokoh musyrikin tersebut. Bahkan kesabaran Nabi saw dalam menghadapi semua bulliyan tersebut menimbulkan keraguan masyarakat terhadap kebenaran tuduhan tersebut dan membangkitkan rasa ingin tahu mereka tentang Nabi saw dan ajakan-ajakan yang disampaikannya. Ini merupakan kemenangan dakwah Nabi saw berkat kekuatan akhlak yang dijaganya. Kekuatan akhlak selalu lebih besar dari kekuatan dana, buzzer, dan kekuasaan.
• Sebaliknya pencitraan dan nama baik yang dibangun seorang pemimpin bertahun-tahun dengan biaya besar dan didukung kekuatan media yang gegap gempita dan ditopang kekuasaan, bisa runtuh dalam sekejap bila sang pemimpin melakukan tindakan tidak bermoral seperti suka berbohong, berkata kasar apalagi melakukan tindakan asusila.
• Akhlak menjadi tiang penyangga peradaban dan budaya. Peradaban dan budaya yang tidak mengajarkan dan menjaga akhlak yang baik pasti runtuh dan hancur.
• Sekalipun sampai berbusa-busa mulutnya mengaku sebagai penjaga budaya dan peradaban tetapi jika tidak bisa menunjukkan akhlak yang baik pasti masyarakat yang beradab dan berbudaya tinggi mengecam dan menolaknya.
• Perkataan kasar, kotor dan sarkasme yang dipertontonkan di tengah masyarakat yang menjunjung tinggi budaya bahasa yang santun, bahkan memiliki beberapa tingkatan adab berbahasa seperti "kromo inggil" dan lainnya, pasti menilai perkataan kotor dan kasar tersebut sebagai pelanggaran moral dan budaya bahasa yang selama ini sangat dijunjung tinggi. Bisa jadi pelakunya mendapat sanksi moral dan sosial yang lebih berat ketimbang sanksi hukum. Distrust.
• Islam sangat menghargai tingkatan kesopanan berbahasa. Karena itu, al-Quran menyebutkan beberapa istilah penggunaan bahasa yang beragam, sesuai tuntutan kondisi dan tingkatan adab berbahasa yang berlaku. Seperti: qaulan ma'rufa, qaulan karima, qaulan sadida, qaulan layyina, qaulan baligha, qaulan tsaqila. Ini sekaligus menunjukkan pentingnya menjaga adab dalam berbahasa.
• Setiap komunitas pasti memiliki tingkatan adab dalam berbahasa masing-masing. Menjaga budaya yang baik dalam berbahasa ini merupakan ajaran Islam, sebagaimana ragam adab bahasa yang diajarkan di atas. Melanggarnya hingga menimbulkan antipati di kalangan masyarakat sama dengan melanggar ajaran Islam yang mengajarkan adab-adab berbahasa. Karena itu para ahli fiqh merumuskan kaidah: العادة محكمة . Adat kebiasaan yang baik bisa sama statusnya dengan hukum agama.
• Akhlak yang baik muncul dari jiwa dan hati yang bersih. Hati dan jiwa yang kotor memunculkan akhlak yang kotor dan buruk. Orang yang hati dan jiwanya kotor tetapi akhlaknya baik, biasanya hanya sementara waktu. Bila ada faktor pemicunya biasanya muncul watak dan akhlak aslinya. Tidak benar ungkapan yang menyebutkan: Sekalipun mulutnya kotor dan kasar tetapi hatinya baik.
***
#vd
18 notes · View notes
selamat-linting · 3 months ago
Text
get ready for the most annoying liberals to say we're entering a new order of fascism as if rural farmers, masyarakat adat, and papuans didnt get their land stolen and their communities gunned down when they resist said robbery for the past ten years. and as if they didnt promise everyone five years ago that jokowi is the ideological opposition of prabowo. gimana rasanya jilat ludah sendiri?
who knows theyre probably busy insisting megawati should have won or something
2 notes · View notes
kantorberita · 7 months ago
Text
Konflik Lahan Masyarakat Adat Serawai Semidang Sakti dengan PT PN VII Kembali Memanas
Konflik Lahan Masyarakat Adat Serawai Semidang Sakti dengan PT PN VII Kembali Memanas KANTOR-BERITA.COM, SELUMA|| Konflik lahan yang melibatkan masyarakat adat Serawai Semidang Sakti dan PT Perkebunan Nusantara VII (PT PN VII) kembali memanas di Desa Pring Baru, Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. Sengketa ini telah berlangsung selama lebih dari satu dekade, menyisakan ketidakpastian bagi warga…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
budisnts · 4 months ago
Text
Kita yang Mudah Lupa
Tumblr media
Memori manusia terdiri dari banyak macam hal yang menghinggapinya dan bermuara di sana sebagai ingatan yang membawakan perasaan senang maupun getir, tak jarang juga manusia kehilangan lebih banyak hal dalam ingatannya atau memang manusia itu berusaha sekeras mungkin melupakannya. Menurut Gulo (1980) dan Reber (1988), lupa merupakan kondisi yang menyebabkan seseorang tidak lagi dapat mengenal dan memahami suatu hal yang pernah dipelajari atau dialami sebelumnya.
Sedangkan Zen RS mengatakan, "Lupa merupakan sahabat karib impunitas. Dengan lupa, praktik impunitas menjadi semakin mudah dijalankan", Zen sedang menerangkan kepada kita bahwa impunitas senantiasa menuntun ke sebuah bencana di mana tak akan ada lagi keadilan bagi para penyintas kejahatan negara yang makin hari makin banyak korban terus mengalaminya.
Jika kita membuka sedikit ingatan dalam impunitas yang diberikan kepada pembunuh Munir, pembunuhnya masih tetap bersembunyi di balik sebuah kabut yang dilindungi para gegeden. Sedangkan sampai hari ini keluarga Munir masih menuntut keadilan bagi suami, bapak, teman, pahlawan yang berjasa telah diracun oleh arsenik berdosis tinggi. Jikalau memang ada proses keadilan untuk para pelaku, itu bukan sebuah keadilan yang benar, keadilan itu dilaksanakan oleh negara hanya sebatas meredam tekanan dan protes dari massa. Mungkin juga kita sudah lupa pada impunitas yang terjadi pada 135+ jiwa yang dibunuh oleh polisi saat perisitwa Kanjuruhan, tapi tak ada keadilan pada keluarga korban, justru Stadion Kanjuruhan ikut dibongkar demi menghapus TKP yang menyeret institusi bobrok itu.
Adapula kita bisa melompat jauh di mana rezim Orde Baru masih berkuasa, seorang mahasiwa Institut Teknologi Bandung tewas oleh pihak kepolisian pada 6 Oktober 1970. Peristiwa nahas itu dialami oleh Rene Louis Conraad, mahasiwa teknik elektro ITB yang sebelumnya menghadiri pertadingan sepak bola antara mahasiswa ITB dengan pihak kepolisian, kondisi yang panas membuat pertandingan itu dihentikan. Selang tak beberapa lama setelah pembubaran, dua orang mahasiswa mengendarai satu motor berpapasan rombongan pihak kepolisian. Terjadilah kembali ketegangan, hingga akhirnya kekejian para pelaku memukuli terlebih dahulu korban hingga tak sadarkan diri, setelah itu korban ditembak mati dan matanya dilemparkan. Kejadian itu bisa dianggap titik mula renggangnya hubungan para mahasiswa dengan aparat bersenjata serta penunutan agar dihapusnya dwifungsi ABRI.
Bertahun setelahnya ada juga peristiwa Malari (1974), Tanjung Priok (1984), Talangsari (1989), Santa Cruz (1991) hingga deretan peristiwa ketika tahun-tahun menjelang runtuhnya Orde Baru. Kenapa seolah negara membiarkan ini terus terjadi? Mungkin dari banyaknya kejadian itu pula saya tidak mengalami atau menyaksikan, bahwa dengan ingatan seseoranglah untuk mendokumentasikannya, saya bisa menyampaikan kembali pesan ini.
Berapa banyak juga masyarakat yang mengalami represif karena mempertahankan tanahnya dari gusuran proyek negara yang impulsif? Tak hanya masyarakat adat saja yang dianggap tanah hidupnya dianggap sebagai tanah kosong untuk dijadikan sebuah proyek oleh negara atau sekedar perusakan alam atas dasar tambang-tambang, tapi masyarakat kota juga mengalami hal yang sama dengan stigma "perkampungan kumuh". Beberapanya itu yang bisa sampaikan ada Halmahera, Rempang, Kabupaten Merauke, Mandalika, Dago Elos, Tamansari, Pakel, Wadas, dan masih banyak lagi konflik tanah yang dilakukan oleh setan tanah di negara ini. Konflik Tanah ini harus menjadi perhatian kita, siapapun yang belum mengalaminya harus bersimpati kepada kawan-kawan yang sedang dan terus berjuang. Bahwa, hak atas tanah adalah Hak Asasi Manusia yang mendasar. Mungkin kita juga lupa bahwa lumpur Lapindo terjadi di bawah kekuasaan seorang mantan presiden yang bulan ini (September, 2024) berpesta pora di sebuah festival musik.
Kemudian bulan september ini telah mencapai pertengahan, bagi yang luput atau tidak tahu sebelumnya, ada istilah yang menarik ketika bulan september itu tiba menjumpai kita yaitu "September Hitam". September Hitam sendiri mempunyai arti kita memasuki kembali sebuah lorong ingatan terhadap banyaknya kejadian yang tercatat ataupun tidak, mengenai kekerasan negara terhadap rakyatnya di sepanjang bulan september dalam rentang waktu yang panjang. Mengapa masih ada segelintir orang yang tetap percaya dan menghadiri kegiatan-kegiatan September Hitam? Dari pertanyaan itu menggiring saya untuk mengahadiri langsung kegiatan "Black September" di IFI Bandung 14 September lalu.
Dalam kegiatan itu saya hanya mengikuti Hearing Session dari Remake album Homicide yang berumur 20 tahun, yang tak direncanakan sebelumnya adalah itu bertepatan dengan dibunuhnya Munir Said Thalib pada 2004. Mendengarkan kembali album yang melegenda sembari ditampilkan visual bagaimana dari tahun 1998 sejak reformasi kekerasan negara hinnga ditutupnya daftar itu ketika Munir dibunuh. Entah kenapa rasanya malam itu seperti diriku hanyut dibawa oleh lantunan suara Herry Sutersna aka Morgue Vanguard serta melihat banyaknya peristiwa kelam dalam daftar, air mata pun tak sanggup menahan. Pedih, getir, takut, memposisikan bahwa esok atau lusa, saya bisa saja mengalami hal itu.
Ingatan-ingatan itu harus dirawat secara individu maupun kolektif. Menurut Schuman dan Schott (1989), mengikuti Karl Manheim, bahwa memori atau ingatan selalu terkait dengan peroses pencetakan generasi; perihal apa yang telah dialami oleh individu di awal masa mereka dewasa. Namun, ini bukan satu-satunya model memori yang muncul. Sama seperti Karl Marx mengenai kesadara kelas yang terpisah dari setiap pekerja, begitu juga ingatan kolektif merupakan suatu yang terpisah dari kepercayaan setiap warga negaranya. Sebab kenangan selalu melekat dan bisa mengejawatahkannya sebagai bentuk kolektivitas. Ingatan kolektif tentu saja menjadi nilai lebih untuk merawat jaman yang lebih baik menuju kebenaran sejarah.
Bagaimanapun hari ini saya hanya membahasakan keresahan yang menumpuk di dada, setelah sekian lama tak menulis akhirnya kembali menulis. Kepada ingatan kita yang mudah lupa, maka dari itu juga saya mencoba mendokumentasikannya lewat bahasa yang abadi. Mari mengorganisir keputusasaan menjadi sebuah nyawa yang tak pernah padam. Merawat ingatan juga tak selalu tertulis rapih dalam kertas yang dibukukan, terkadang sejarah tersimpan dalam dendam dan darah pada jiwa-jiwa yang pernah berurusan dengan para tiran yang bajingan. Dan upaya-upaya ini untuk mangamputasi impunitas yang telah mendarah daging.
Saya pinjam kalimat Zen RS untuk penutup, "Sebab lupa tak bisa membebaskan kita". Mari menolak Lupa.
Bandung, 21 September 2024.
2 notes · View notes
tikatekii · 6 months ago
Text
Hari di mana kamu tau hidup yang kamu mau
Saat itu tahun 2020, sekelompok nelayan kepiting yang sedang kutunggu baru saja kembali dari ibu kota kabupaten usai menjual hasil tangkapan. Mereka kembali ke Desa Kuri dengan wajah murung. Itu adalah hari terakhir mereka mengantar kepiting ke pengepulnya yang bangkrut karena tidak ada pesawat, tidak ada kapal, jalan darat ditutup, dan export kepiting bakau dihentikan karena corona. Jadi aku pertama kali mendengar kabar corona itu dari para nelayan. Sudah satu minggu lebih aku tinggal di sana tanpa akses internet.
Mungkin dunia di luar sana mulai kacau, tapi kehidupan di desa ini terus berlanjut. Seperti hari-hari biasa, aku membantu Sarah memetik sayur di kebun kolektif milik keluarga Bapa Pigo, tetua adat yang memberiku tumpangan di rumahnya. Sesekali mereka juga ke hutan untuk berburu rusa, atau ke sungai untuk membubu ikan. Mungkin dunia emang lagi kacau, tapi aku menyaksikan tidak ada yang begitu terusik. Warga masih bisa mengakses sumber-sumber makanan terdekat dan masih sangat berlimpah, tanpa perlu membayar lebih.
Tumblr media
Sampai akhirnya aku kembali ke kabupaten dengan perjalanan menggunakan perahu kecil selama 4 jam. Masyarakat mulai menyerbu toko-toko sembako karena sudah tidak ada kapal-kapal yang biasa masuk membawa kebutuhan bahan pokok, termasuk sayuran dan buah-buahan. Segalanya menjadi mahal, kebayang harga di papua yang udah mahal, jadi makin mahal? Semua orang kebingungan mengatur keuangan.
Aku agak dongkol di tengah keramaian pasar. Baru saja kemarin aku panen sayur sesuka hati dan makan apapun yang dibawa Mama Pigo dan Sarah dari hutan. Umurku saat itu masih 24 tahun, aku belum tau apa dan bagaimana hidup yang baik, atau paling tidak hidup yang bisa aku upayakan. Aku dengan keterbatasan pengetahuanku berpikir bahwa hidup dari hasil hutan dan berkebun itu terasa begitu mudah, tapi belum tentu aku bisa (?).
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Lalu dalam perjalanan kembali ke site beberapa minggu yang lalu, sambil bengong aku kepikiran, apa barangkali hidup berpindah-pindah dalam 5 tahun terakhir ini adalah petunjuk untuk mempertimbangkan hidup yang aku mau?
Hari-Hari Sendiri
Ternyata hari-hari sendiri memberiku ruang untuk mengerti dan bereksperimen dengan diri sendiri. Satu hal penting yang aku sadari dalam proses ini adalah kemampuan mengakses dan memilih makanan yang baik untuk tubuh. Pada konteks ini, aku mendefinisikan "makanan baik" sebagai makanan yang utuh, tidak melalui proses pengolahan di pabrik, dan tidak tercemar bahan kimiawi. Dalam hal akses, makanan yang baik bisa diproduksi sendiri dengan didukung tanah yang sehat, atau kemampuan ekonomi kita untuk membeli kebutuhan makanan di pasar atau swayalan. Dalam hal bisa memilih, ini sangat bergantung pada pengalaman dan pengetahuan kita tentang pola makan, cara mengolah makanan, jenis makanan, dan kebutuhan nutrisi untuk menjaga fungsi tubuh. Walaupun semua informasi itu sudah tersedia, ternyata gak semua orang mau memahaminya, makanya ini bisa jadi adalah sebuah privilage.
Waktu masih tinggal di rumah, aku kurang suka makan sayur, kecuali sudah jadi tinutuan, jelas gak bisa nolak, hahaha. Hanya ada sedikit jenis sayur yang bisa kumakan, tapi itu sangat jarang. Padahal di dekat tempat tinggalku ada banyak pilihan. Sampai suatu hari aku sakit parosmia (tolong googling sendiri, wkwk), rasanya seperti sedang dihukum oleh alam, hahaha. Intinya, selama hampir 6 bulan aku tidak bisa makan makanan yang dimasak. Karena beras harus dimasak supaya jadi nasi, maka aku gak bisa makan nasi. Buah-buahan yang bisa kumakan hanya buah yang banyak kandungan air, seperti apel, ketimun, stroberi, semangka, dan anggur. Seminggu pertama tubuhku stress dan kelaparan, gak punya energi buat beraktivitas.
Tumblr media
Setelah dilalui sambil menjalani pengobatan, agak takjub sih, walaupun berat berat badan drop sampai 52 kg (idealnya 58 kg). Dengan hanya makan sayur, buah, dan kacang-kacangan, tubuhku berhasil beradaptasi. Sebuah bonus yang tidak disangka adalah jerawatku hilang, hampir sangat jarang muncul. Kulit jadi lebih sehat, dan pikiran jadi lebih tenang. Ini benar-benar sebuah eksperimen yang terpaksa, haha. Pada masa pemulihan aku mulai belajar makan daging-dagingan lagi dan makanan yang dimasak, kurang lebih butuh satu tahun untuk sembuh total. Kalau gak pernah sakit, aku gak akan pernah tau kalau dengan hanya makan tumbuh-tumbuhan, aku bisa bertahan.
Pengalaman itu buat aku banyak belajar soal tubuh sendiri. Aktivitas makan ternyata lebih dari sedekar kebutuhan energi dan nutrisi. Eksperimen ini berlanjut saat aku pindah ke Pontianak. Saat sudah pulih, aku kembali menjadi pemakan segalanya. Tapi, kali ini aku lebih mudah merasakan setiap perubahan kecil di tubuhku. Berat badan naik, kulit gak karuan, dan yang paling terasa adalah mood dan emosi negatif bikin aku susah berpikir dengan baik. Aku sadar ada pola yang salah, tapi aku tau cara mengembalikannya. Jadi kesalahan itu juga kuanggap sebagai sebuah eksperimen, hahaha.
Saat berusaha kembali ke kebiasaan makan yang baik, setahun terakir aku lebih sering ke pasar, menyetok sayuran segar, belajar mengolah makanan yang baik biar nutrisinya gak ilang, dan mencoba sayuran yang lebih beragam. Lalu sadar, di kota ini ternyata harga sayuran cukup mahal. Banyak jenis sayuran yang dikirim dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan di sini. Pilihan makanan organik dijual dengan harga yang lebih tinggi, wajar karena produksinya tidak banyak. Bisa mengkonsumsi hasil panen yang organik jadi terasa mewah bagiku.
Manusia dan Tanahnya: Mari Singgah ke Kayong Utara!
Sudah lama berencana, akhirnya liburan idul adha kemarin aku mampir ke kampung halaman teman baikku, Purwanti. Sudah lama penasaran dengan cerita Pur tentang kampung dan keluarganya yang tinggal di Kayong Utara, tepatnya di salah satu desa transmigran di mana mayoritas pendatangnya berasal dari Jawa. Aku adalah penggemarnya Pur dalam hal kehutanan. Aku senang menyimak Pur bercerita tentang pengalamannya keluar masuk hutan kalimantan, dan kemampuannya mengidentifikasi beragam jenis-jenis pohon, menurutku itu sangat keren!
Tumblr media
Dari cerita-cerita Purwanti, cara hidup dan tradisi bertani masyarakat trasmigran tidak jauh berbeda dengan yang pernah kutemui di Sulawsi Utara dan Papua Barat Daya sebelumnya. Mereka umumnya sangat berdaya dengan hasil bumi yang lebih dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Pengetahuan bertani dirawat dengan baik, walaupun tren penurunannya cukup terasa yaa karena sudah lebih banyak anak-anak muda yang meninggalkan kehidupan di desa dan pindah ke kota-kota besar. Tapi tentu, di jaman ini, makin beragam tantangan dan masalah yang memutuskan keterhubungan manusia dengan tanahnya, dan manusia dengan manusia.
Tumblr media
Keluarga Purwanti yang merawat tradisi bertani organik untuk sayuran dan buah-buahan, kini mau gak mau menerima kenyataan kualitas tanah yang memburuk karena lahan-lahan di sekitarnya sudah beralih menjadi perkebunan sawit. Ini membuatku sedih, kata Pur butuh 40 tahun lebin untuk tanah pulih, dan orang-orang gak punya pilihan selain ikut menanam sawit.
Berkunjung ke sana selama dua hari, sangat singkat, tapi bikin aku merenung selama perjalanan pulang kembali ke site. Betapa pentingnya tanah yang baik untuk mendukung kehidupan manusia, ya? Sistem yang merusak, gak adil, dan gak berpihak pada kebaikan alam bikin masalah makin kompleks, segala sesuatu saling terkait. Kita gak bisa memandang hidup secara terpisah.
Mungkin Itu Hidup Yang Aku Mau
Kita semua bekerja keras, selain aktualisasi diri dan memaksimalkan potensi dalam diri sendiri, bukankah tujuan yang baik dan paling jujur adalah untuk tetap hidup? Pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepala; bagaimana jadinya jika kita punya uang, tapi tidak ada makanan yang bisa dibeli karena tanah-tanah sudah rusak dan petani-petani menyerah karena selalu gagal panen? Mengapa kita terpaksa membayar lebih untuk makanan yang baik dan organik? Mengapa kita harus membayar lebih mahal untuk mengupayakan hidup yang sehat? Apakah dengan hanya bergantung pada pasar, kita bisa mengupayakan hidup yang sehat itu? Apakah dengan punya kesadaran ini, aku cukup punya daya untuk mengupayakan hidup yang lebih baik?
Balik lagi pada keresahan diri sendiri, aku ingin begini, aku ingin begitu, tapi percuma kalau tubuh lemah, gak sehat, dan berpikir jadi tidak maksimal.
Dengan membayangkan kemungkinan terburuk, memulai cara berpikir dari "apa yang aku tidak mau?". Mungkin itu adalah hari di mana aku tau hidup yang aku mau, dan aku yakin masih bisa diupayakan. Harapan untuk bisa menanam dan memproduksi makanan sendiri barangkali akan lebih mudah untuk hidup sehat dan bisa terus berpikir dengan baik.
Hari ini aku sedang dalam perjalanan menuju rumah untuk mengunjungi Mama. Menulis ini sambil duduk di sebuah kafe di depan pintu keberangkatan, menunggu lama jadi tidak begitu terasa. Aku melepas earphone untuk dengerin musik dari speaker bandara. Lagu-lagu yang diputer sendu sekali, ini operatornya pasti lagi galau, hahaha!
Ngomong-ngomong, kini aku jadi lebih menghargai doa-doa dan basa-basi yang bilang "semoga kamu sehat selalu". Sangat berarti, dan aku sangat menghargai itu.
Kamu, semoga sehat selalu!
Balikpapan. Juli, 2024.
5 notes · View notes