Tumgik
#lancarkan
andromedanisa · 1 year
Text
Setelah ini, aku hanya meminta agar jalanku dimudahkan. Sebab ada banyak hal yang ingin ku capai, perihal mimpi, perihal kebahagiaan banyak orang.. Allaah, jika jalan ini benar, maka luluskan ini semua, lancarkan semuanya..
-pintaku dengan penuh harap kepadaNya-
315 notes · View notes
diksibising · 1 month
Text
Semoga di bulan Agustus
Sehat terus
Rezekinya di lapangkan terus
Usahanya di lancarkan terus
Ibadah-ibadahnya jalan terus
Silaturahminya jangan sampai terputus
Yang sedang berusaha mewujudkan mimpinya semangat terus
Yang belum menemukan belahan jiwanya tarik gas terus
Dan yang sedang patah, kecewa, menunggu, putus cinta dll. semoga dikasih kesabaran terus menerus.
7 notes · View notes
akunkuini · 6 months
Text
Lancarkan doa dan hajatku ya Allah
Ada harapan ibu bapakku di sana
Ada kebahagiaan yang harus aku beri untuk mereka
Permudahkan, Aamiin
08:04:24
9 notes · View notes
punya-debusemesta · 7 months
Text
Lihatlah dirimu sekarang, niat baikmu sekarang Allah lancarkan, Allah buka jalannya. Padahal hanya sekedar niat.
Semesta turut bersimfoni, dengan irama yang diarahkan konduktor semesta, Allah.
Ia menyambutmu saat kamu mulai 'mau' kembali, bahkan itu hanya sekedar 'mau'.
Maka bayangkan di masa depan kelak, ketika kamu sangat dekat dengan Allah, sehingga dunia kamu lihat hanya sebagai perantara dan alat tukar agar kamu semakin dekat dengan Allah.
Maka lihatlah kedepan, bagaimana kamu menyadari niat banyak orang yang tidak mereka ekspresikan, karena mereka tidak biasa.
Maka rasakan masa depan dengan kepuasan sejati, ridhonya Allah.
7 notes · View notes
putrhanna · 2 years
Text
Menikah Denganmu
Tumblr media
Bukanlah kebetulan, namun sudah Allah rencanakan. Bahkan sejak aku lebih dulu lahir dari kamu.
Tepat pada hari itu kau menjabat tangan waliku, memegang erat dengan penuh keyakinan bahwa tidak ada pengulangan ijab kabul.
Dua org saling bertatapan. Waliku, dihadapkan dg seorang pemuda asing yg nekad menghalalkanku. Matanya menyiratkan tanda semoga kelak kau dan putri kakakku memperlakukan istrimu dengan sebaik-baiknya. Menjadikan dia ratu di kehidupanmu, menjadi tempat berkeluh kesah di kerisauannya, menjadi pundak tempat dia bersandar. Karna saat itu tiba hanya kau yg ia punya.
Sesekali ku lihat wajah org yg menjabat tangan waliku, kuperhatikan genggaman tangannya erat kuat pertanda bahwa ia siap mengemban amanah besar selepas ini. Menjadi seorang suami dari istrinya, menjadi bapak bagi anak² nya dan menjadi pemimpin yg akan mengarahkan keluarganya ke syurga.
Aku menangis sejadi-jadinya tatkala bapak penghulu itu meminta kami menatap mata sang ibunda. Tidak, matanya terlalu mulia untuk ditatap pendosa seperti ku, tak akan pernah mampu aku menatap mata org yang telah melahirkanku, merawatku, hingga memberikanku pendidikan tinggi. Ku peluk erat tubuh lemah yg terlihat kuat itu dengan se erat²nya. Tak kupedulikan bedakku habis dan lipstick ku pudar. Yg ku ingat adalah perjuangan ibuku menyekolahkan anaknya seorang diri, bekerja banting tulang tanpa seorang suami disisinya pun aku tak pernah lupa itu. Kata² pilu ttg seorang ibu dri penghulu itu pun semakin membuat air mataku mengucur sejadi²nya. Hingga ibu mengusap air mataku, dan menenangkan ku. Kata maaf yg kuucap tidak akan pernah membasuh luka ibu Krn keputusanku. Dalam batinku, ibu tak akan pernah ku lupakan meski aku akan terbang jauh bersama suamiku. Ku pegang erat tangan ibu, ku ucapkan kata maaf, maaf telah menyusahkan mu hingga detik ini ibu.. aku menjadi saksi atas pengorbanan mu. Kan ku persembahkan semua kebaikanku untuk dirimu.
Ijab kabulpun dimulai, keringat dingin pun kurasakan. Apa jadinya jika aku yg duduk disana dan disaksikan semua org yg hadir, setiap kata dan kalimatku di dengar. Ya Rabb lancarkan lisannya, gumamku.
Ada satu riwayat mengatakan bahkan para malaikat juga ikut menyaksikannya di angkasa raya , hingga Arsy pun berguncang karna beratnya perjanjian yg dibuat olehnya didepan Allah dan para malaikat .
Karena peristiwa akad nikah bukanlah peristiwa kecil dihadapan Allah. Akad nikah yang dilakukan dua mempelai, adalah  sama tingginya dengan perjanjian para Rasul, sama dahsyatnya dengan  perjanjian bani Israel di bawah bukit Thursina yang bergantung di atas kepala mereka. Duhai agungnya pernikahan..
Hingga detik dimana aku sudah sah menjadi seorang istripun tak pernah terbayang bahwa sekrg statusku sudah berubah. Tangannya sudah halal ku genggam hingga ku cium sebagai tanda aku menaatinya. Matanya sudah halal ku tatap sebagai tanda bahwa bnyak harapanku padanya. Jiwanya sudah kumiliki sesaat hingga ajal meminangnya nnti.
Wahai engkau yg sudah kupanggil suamiku..
Besar harapku padamu untuk keluarga kecil ini. Memilihmu bukan tanpa pertimbangan dari sekian org yg Allah hadirkan dalam kehidupanku. Engkau yg kupilih sebagai teman hidupku hingga nanti menua bersamamu.
Maka penuhilah pesan agamaku, keluargaku, mamakku, saudaraku, dan teman²ku. Engkau yg berjanji telah disaksikan langit dan bumi beserta makhluk-nya, bergetar ArsyNya atas sumpahmu terhadapku. Maka penuhilah, jadilah suami yg taat pada perintahNya, muliakan istrimu, hormati ibuku dan jadikan ia seperti ibumu, bawalah aku pada jalan yg diredhoiNya, tuntunlah aku ke syurgaNya.
Jangn pukul aku jika aku berbuat salah, nasehati dan jangn membentak karna demi Allah hatiku sangat lemah terhadap itu. Jadilah bapak yg teladan untuk anak²ku kelak. Karna melahirkannya bukanlah suatu kemudahan, meregang nyawa demi menghadirkannya ke dunia ini hingga aku dan kamu di panggil ummi dan Abi.
Kelak, akan ada masa dimana kita akan diuji. Maka jika aku difitnah, jangan pernah membenciku, tetaplah menjadi peraduanku yg ternyaman.
Jika kita kekurangan materi, ingatlah bukan itu tujuan kita menikah, tapi redho Allah atas setiap syukur kita. Jika kita diuji dengan perasaan, maka hati²lah krn itu tanda setan berhasil merusak bahtera rumah tangga yg dimulai dg proses yg suci. Jika kita diuji dengan keturunan, maka tetaplah disisiku, kepedihan itu bukan hanya kamu merasa tapi juga batinku tersiksa.
Seburuk apapun aku, aku adalah istrimu. Kekuranganku sudah dilengkapi dengan hadirnya dirimu. Begitupun kamu, seburuk apapun kamu adalah suamiku yg ku terima baik dan burukmu. Yg menjagaku dan bersama hingga tutup usia.
Tetaplah menjadi suport system ku, jangan beralih dan meninggalkanku, krn kita tidak tau rencana apa yg sudah Allah siapkan untuk kita. Boleh jadi apa yg kita Anggap buruk itu baik buat kita dan boleh jadi apa yg kita anggap baik itu buruk buat kita. Tugas kita berjalan pada reelNya, jika kita keluar batas maka siap²lah di hantam batu kehidupan.
Terimakasih telah bersamaku.. ♡
Lubuk Basung, 28 Desember 2022
64 notes · View notes
tempat-bercerita · 10 days
Text
Affirmasi setiap pagi: berkahi dan lancarkan apa yang hamba lakukan hari ini yaa Allah.
Bantulah hamba menjadi wanita yang sholehah, educated, lemah lembut, penyayang tapi tegas, teduh dan menenangkan, dan selalu memancarkan aura positif.
Bantulah hamba untuk berproses menjadi istri dan ibu yang baik setiap harinya.
Berikanlah hamba pasangan hidup yang dengannya taat terasa ringan untuk hamba lakukan dan ridhonya mudah untuk hamba gapai.
4 notes · View notes
areabrocaa · 1 month
Text
H-12 ke hari yg sdh dinanti nanti sejak 5 thn yg lalu
Masih percaya ga percaya
Aahh akhirnya giliran aku ya yaAllah ada di fase ini
Fase nyebar undangan, fase ngurusin KUA, mastiin wo, fitting final
Hwaaaa krn emg anaknya overthinking an
H-12 sdh mulai deg degkan dong :) tapiii semakin menggantungkan diri kepada Mu yaAllah
Ridhoi, berkahi, mudahkan, dan lancarkan ya Rabb
Aaamiiiin
2 notes · View notes
yonarida · 2 months
Text
Luruskan Niat
Luruskan dan betulkan niat. Karena itu yang akan sangat membantu dalam keseharian. Godaan itu selalu ada, maka, luruskan niat. Misal dalam bekerja. Pasti ada masa kita lelah, kita malas, kita menemukan kendala atau terlibat emosi negatif (misal dengan user yang membuat heran karena kok bisa ada orang senyebelin itu). Manakala kita luruskan niat, maka semua menjadi lebih enteng terasa. Dia nyebelin bukan urusanku. Urusanku adalah bagaimana sikapku, perilakuku. Aku tidak akan dimintai pertanggung jawaban atas sikapnya, tapi aku akan dimintai pertanggung jawaban atas sikapku. Jadi, fokus saja disitu. Mungkin terdengar cliche, tapi memang begitu adanya. Bekerja dengan niat untuk membantu user dalam menangani issue atau kendalanya. Berarti secara tidak langsung aku membantu dalam proses bisnis mereka. Good for me. Semoga Allah hitung itu sebagai amal, barang kecil perannya. Mungkin sama halnya dengan banyak urusan dalam hidup ini. Bukankah semua bergantung dari niatnya? Jadi, luruskan dan betulkan niatnya... Semoga Allah lancarkan dan mudahkan urusan-urusan kita. Aamiin....
2 notes · View notes
assisfy · 4 months
Text
Tumblr media
Sama Mi, ini susah sekali. I feel like Willi.
Beberapa hari terakhir terasa berat sekali, bahagia, sangat bahagia, namun seperti ada sesuatu yg akan hilang, jauh sekali. Mungkin itu juga yg dirasakan Willi.
Tetaplah bahagia Will, sebab disetiap rasa sedihmu tetap ada yg memperhatikan meskipun ada yg hilang sekalipun.
Sedangkan aku? Ya, kini kembali pada peranku, anak pertama yg kuat setelah ada peran kakak yg membuatku nyaman dengan segala perhatiannya, dan sekarang akulah kakak seutuhnya, yg bisa mencontoh peran kakak sebelumnya yg pernah ku rasakan. Terimakasih untuk singgah yg sebentar ini, semoga segala niat baik selalu Allah lancarkan dengan keindahanNya.
Sudah tanggal mainnya merayakan semua kesendirian ini, Lagi. Tetaplah waras menampung segala keluh kesah ini sendiri, Lagi.
Terimakasih Aku (si pemegang peran kakak seutuhnya), sudah bertahan untuk patah yg kedua kalinya, terimakasih sudah setia dengan kesendirian yg kesekian kalinya.
Terimakasih Aku (si pemegang peran kakak seutuhnya), selalu bersedia menjadi tempat singgah terindah untuk diri sendiri untuk saat ini bahkan selamanya.
Terimakasih Allah (Sang Pencipta dan pemegang alur skenario terindahNya), sudah menciptakan Aku dengan segala kesempurnaan yg Aku miliki dan orang" yg pernah singgah ataupun yg akan singgah, semoga Allah segera mengirimkan manusia baik yg siap menjadikan tempat untukku, bukan hanya singgah, namun tempat tujuan (?)
Salam Sayang, untuk diri sendiri dengan begitu kehebatan dan kekuatannya 🫂🤍
19.05.24
3 notes · View notes
nuhashofiya · 2 months
Text
Perempuan Teduh
Pengan cerita tapi bingung mulai dari mana. Rasanya aku masih sangat newbie di dunia mengajar. Masih banyak Bapak Ibu pendidik di luaran sana yang mempunyai banyak pengalaman yang layak dibagikan. Tapi kali ini, biarkan si paling newbie ini berceritaa... hehee
Awal tahun ajaran baru kali ini lumayan berat. Yang pertama.. dari tiga kelas paralel, ada anak guru di sekolah kami yang diplotkan di kelasku. Yang kedua, ada anak spesial yang diplotkan di kelasku juga. Dua hal ini yang bikin ketakutan duluan di awal tahun ajaran. Padahal masih ada 2 kelas lain yang gurunya lebih senior. Kenapa harus di kelasku?
Masalah anak guru itu, yasudahlah bismillah walaupun agak rikuh pekewuh karena ibunya anak ini juga guruku pas masih esde. Sedangkan untuk masalah anak spesial itu, aku mulai mencari tau. Oh ya, untuk namanya panggil saja Zu. Aku mulai banyak tanya ke gurunya Zu di kelas sebelumnya.
Hari pertama masuk sekolah, hari pertama berinteraksi dengan Zu. Anaknya tampan, matanya menyala, murah senyum pula. Dia banyak bertanya, dan aku suka. Buku tulisnya penuh dengan gambar kereta. Bayangkan, baru hari pertama masuk buku tulisnya hampir habis karena digambari kereta. Aku berusaha menggali informasi melalui asesmen diagnostik. Cita citanya menjadi masinis. Tidak selesai sampai situ, dia sering ngobrol tentang sesuatu yang aku ngga paham. Salah satunya tentang lokomotif vintage dan segala printilannya yang detail. Dari sini aku tau, Zu anak yang berwawasan luas.
Lalu, apa yang bikin Zu menjadi spesial? Ibunya minta izin untuk menunggu Zu di sekolah, bahkan sesekali masuk kelas. Zu tidak bisa fokus dalam waktu yang lama. Di sela sela pelajaran, Ibunya masuk untuk membantu Zu kembali konsentrasi, membujuk agar mau menulis, dan mengurus keperluan Zu. Ibunya yang memiliki almamater UGM itu selalu memperhatikan Zu dari jendela. Setiap hari. SETIAP HARI.
Ada apa dengan Zu? Ternyata dia ADD. Attention Defisit Disorder. Zu sulit memusatkan perhatian. Satu menit saja memperhatikan pelajaran sudah hal yang luar biasa. Ini yang menyebabkan dia berbeda dengan anak lain seusianya. Kadang dia sibuk mengeksplor lingkungan sekolah, jalan kesana kemari, ngobrolin kereta, berimajinasi yang luar biasa, atau menggambar saat jam pelajaran.
Pernah suatu hari, Zu menarik tanganku ke luar kelas. Dia menunjuk nunjuk ke sekolah tingkat SMP yang letaknya tidak terlalu jauh dengan kelas kami. Katanya "Bu Guru, itu keretanya mau ke mana?". Gedung sekolah itu seperti kereta di imajinasinya. " Bu Guru, itu kereta SMP ya? Kereta SMP mau berangkat ya?". Aku setengah ngga ngerti " Iya Zu, kereta SMP sudah mau berangkat. Yuk, sekarang Zu masuk ke kereta SD" kataku sambil menggandengnya masuk kelas lagi. Alhamdulillah, mau. Dan kejadian semacam itu yang aku alami setiap hari.
Semenjak kenal dengan Zu, aku kagum sekali dengan ibunya yang memiliki penerimaan dan kesabaran yang luas. Wajahnya teduh dan tenang. Ujian seperti ini tidak mudah pastinya. Apalagi beliau sedang mengandung 6 bulan. Setiap hari harus mengantar adiknya sekolah dan menunggu Zu di sekolah sampai akhir pelajaran. Kalau sedang istirahat, Zu sering diajak keluar untuk merefresh pikirannya karena dia teihat stres ketika bertemu tulisan. Padahal, sebagian besar kegiatan di sekolah adalah membaca dan menulis.
Ibunya Zu terlihat menyibukkan diri saat Zu terkondisikan di kelas. Beliau selalu bawa kalkulator dan buku catatan. Entah apa yang beliau kerjakan, pastinya dia ibu yang cerdas dan berpendidikan. Semoga beliau diberi kemudahan dalam menghadapi setiap ujian dari Allah. Semoga Allah lancarkan rangkaian terapi Zu di Rumah Sakit hingga tuntas.
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (Q.S Al Baqarah : 286)
Dari yang tadinya ketakutan dengan masuknya Zu ke kelasku, sekarang malah bersyukur dipertemukan dengan dia dan keluarganya. Mungkin aku bukan siapa siapa, hanya sebagian kecil dari perjalanan Zu. Tapi dari dia, aku mulai semangat lagi untuk belajar banyak hal 🤍
6 notes · View notes
wser · 6 months
Text
Where have you been, myself?
Hari ini, tepat 25 tahun yang lalu, mama melahirkanku ke dunia yang fana ini. Hari ini anaknya sedang melipir di sebuah musholla stasiun, sambil menunggu waktu datang ke tempat kerjanya yang baru. Sebuah tempat yang tidak pernah dibayangkan akan menjadi tempatnya bekerja suatu hari nanti, ya lapas perempuan di daerah Pondok Bambu, Jakarta Timur. Aku pernah bercita-cita untuk bergerak di bidang perlindungan perempuan dan anak, tapi tidak pernah menyangka jalannya melalui warga binaan. Beberapa waktu terakhir, karena banyaknya waktu luang, aku banyak merenung. Kalaulah aku tidak memiliki peran sama sekali di dunia ini, apakah aku akan merasa berharga? Apakah aku menilai diriku dari kegiatan yang aku kerjakan? Atau sebenarnya ada peran yang selalu melekat, tidak peduli apapun kegiatanmu, yaitu menjadi hamba Tuhan. Dari kajian Yaqeen Institute, satu hal yang paling ku highlight adalah dunia ini tidak akan "make sense" sampai kita percaya adanya hari Akhir. Karena untuk apa lah semua ini, semua kelelahan ini, jika bukan hanya ditujukan untuk-Nya? So, where have you been myself? Ramadhan beberapa waktu terakhir, terutama 5 tahun terakhir terasa terlewat begitu saja, terlebih setelah mbah meninggal. 2020, dengan dinamika mamah yang sakit hingga kesulitan berjalan waktu itu. 2021, dengan mamah yang juga sakit hingga dirawat di rumah sakit. 2022, dengan dinamika semester 2 perkuliahan, pembekalan psikodiagnostik. 2023, dengan dinamika penanganan kasus juga kelas-kelas intervensi. Rasanya aku begitu larut dengan segala hubungan interpersonal yang kumiliki, sampai abai dengan hubunganku dengan penciptaku sendiri. Untuk apa semua ini jika semuanya tidak bermuara pada-Nya? Semoga apapun yang sedang diusahakan menemui takdir terbaik-Nya, apapun peran yang sedang diemban tidak mengukur keberhargaan diri yang sejatinya sudah ada dari peran sebagai Hamba Tuhan~ Wallahu'alam. Semoga pertemuan hari ini Allah lancarkan dan berkahi...
4 notes · View notes
akunkuini · 2 months
Text
Bismillah ya Allah, Lancarkan dan mudahkan pilihan terbaikmu yang engkau ijinkan untuk hamba jalani. Lindungilah Hamba dan orang-orang baik disekitar hamba, jagalah dan limpahkan keberkahan untuk mereka. Aamiin
3 notes · View notes
bacabuku · 3 months
Text
[Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim] - Salim A. Fillah
Buku terakhir yang aku baca sampai berurai air mata :". Buku lama, bukunya Ustad Salim A. Fillah yang judulnya Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim. Kayaknya bakal jadi salah satu buku yang wajib punya cetaknya dan harus sering-sering dibaca ulang. Aku sendiri udah pernah khatam buku ini pas jaman SMA atau kuliah lupa deh. Jujur, sekarang udah gak terlalu inget juga buku ini bahas apa aja :'', makanya waktu nemu buku ini di rak buku di rumah akhirnya kuputuskan untuk kubaca ulang.
Tumblr media
Dulu, yang bikin aku pengen banget beli buku ini adalah judul dan quote di cover depannya. Nggak tahu ya setiap baca kata-kata Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim itu ada yang berdesir di dada. Kayak, takut banget nggak sih kalau orang2 lihat kita justru meragukan keislaman kita karna kita sama sekali nggak mencerminkan seorang muslim.
Btw, buku ini belum selesai kubaca ulang. pengen mendalami banget isi bukunya jadi nggak mau buru-buru aja (kedok, padahal mah emang lagi males aja). Tapii kebetulan waktu asal buka bukunya malah nemu satu part pembahasan di buku yang kemudian bikin aku sesengukan.
Tumblr media Tumblr media
Aku kira, dengan kehidupanku yang sekarang (jadi pegawai di salah satu lembaga pemerintah), aku sudah cukup. Tapi satu part pembahasan di buku itu justru bilang, Rasulullah mengajarkan bahwa menjadi pengusaha, businessman, berwirausaha adalah hal yang harus menjadi cita-cita seorang muslim, bukan self employee apalagi employee murni. Satu saja kalimat itu kemudian membuat air mataku mengalir.
Waktu itu aku lagi di posisi banyak banget kerjaan di kantor sampai 24 jam waktuku habis untuk kerja. Aku pernah berangkat jam setengah 7 pagi, pernah pulang jam 9 malem, sabtu minggu buka laptop, bahkan mimpi-mimpi dalam tidurku pun tentang pekerjaan. Hanya untuk kemudian menyadari bahwa apa yang aku lakukan ternyata jauh sekali dari apa yang Rasulullah ajarkan, jauh sekali dari cita-cita seorang muslim.
Setelah membaca satu part itu, aku masih jadi pegawai di lembaga pemerintah. Masih sering overwork karna kerjaan nggak abis-abis. Masih menjalani 7.30 sampai 16.00 ku berulang-ulang. Tapi aku ingin, suatu hari nanti aku bisa mengikuti apa yang Rasulullah ajarkan sebagai cita-cita seorang muslim.
Yah ada bagian yang bener sih di part itu, bahwa menjadi pegawai mengurangi keberserahan diri kita kepada Allah karna kita punya kepastian gaji dan lain lain. Tapi dalam kasusku aku justru merasa paling dekat dan berserah kepada Allah waktu lagi banyak kerjaan. Misalnya waktu menghadapi responden yang sulit didata, aku jadi rajin berdoa supaya Allah melembutkan hati responden itu. Atau waktu harus ke lapangan yang jauh dan jalannya jelek, aku berdoa supaya motorku nggak tiba2 mogok atau bocor di tengah jalan. Juga waktu lagi padat2nya deadline dan semua agenda bertabrakan, aku berdoa supaya Allah lancarkan semuanya. Aku percaya, kalau bersamaNya semuanya akan baik-baik saja.
Bagian paling tidak menyenangkan dari menjadi muslim dan menjadi pegawai adalah waktu kita tidak fleksibel. Contohnya waktu Ramadhan kemarin. Kalau jadi pengusaha mungkin bisa mengatur waktu sedemikian rupa agar satu bulan Ramadhan bisa fokus beribadah. Kalau jadi pegawai, mana bisa~~
Baiklah sekian curhat berkedok review ini, semoga ada hal baik yang bisa diambil :)
5 notes · View notes
ceritaapaaja · 3 months
Text
Sudah hampir seminggu aku terlewat untuk bangun di pagi hari. Maksudku aku melewatkan waktu emas di sepertiga malam terakhir. Apa ada yang salah dariku sehingga aku belum diizinkan lagi buat menikmati ibadah di sepertiga malam. Astagfirullah. Aku jadi malu sama Allah karena aku rajin beribadah ketika aku sedang punya hajat. Mari kita niatkan kembali untuk memperbaiki diri. Semoga Allah meridhoi, Allah mudahkan dan lancarkan perjalananya, aamiin ya rabbal alamiin 🤲🏻
● Semarang, 4 Juli 2024
3 notes · View notes
ceritasiolaa · 3 months
Text
Become a Mother
Bismillahirrahmanirrahim
Waktu berjalan dengan cepat, tidak terasa sekarang sudah awal bulan Juli. Begitu juga kehamilanku yang sudah masuk 37 minggu ini, masyaAllah sebentar lagi akan lahir penerus peradaban dari rahimku.
Meskipun waktu yang terasa cepat, namun sesungguhnya perjalanan mengandung ini cukup membuatku merasakan kekhawatiran. Seiring dengan perasaan takut menjadi seorang calon orang tua (ibu), memikirkan nutrisi untuk janin, tetap berusaha hidup sehat ditengah ada rasa malas yang seringkali muncul, dan segala hal yang aku hadapi lainnya. Apalagi di masa trimester pertama yang membuat berat badanku berkurang, nafsu makan yang hilang membuatku cemas dengan kondisi kandungan.
Bahkan sampai pada hari ini, aku merasa bersalah dengan diriku sendiri dan juga kandungan.
Nak, maafkan ibu ya. Belum maksimal dalam merawatmu dan mendidikmu dalam kandungan.
Maafkan ibumu ini, yang merasa sibuk dengan aktivitasnya sehingga waktunya denganmu selama dalam kandungan tidak maksimal.
Kurang lebih sisa waktu beberapa minggu lagi sebelum kamu dilahirkan, semoga ibu bisa memberikan perawatan terbaik, menghabiskan waktu lebih sering lagi denganmu selama dalam kandungan, dan ikhtiar lainnya.
Tapi nak, sesungguhnya ibu juga berikhtiar semampu ibu. Berusaha mengonsumsi nutrisi terbaik, jalan pagi, olahraga dengan ikut kelas senam persalinan, mengikuti kelas-kelas untuk mendidikmu dalam kandungan dan menuju persalinan, namun masih ada rasa bersalah dan keresahan ibu yang masih aktif dengan agenda-agenda lainnya.
Terkadang terlintas dalam pikiran, bagaimana nanti rasanya paska melahirkan?
Pastinya tidak ada tendangan lagi dalam perut. Bahkan selama hamil ini, Allah berikan kesempatan untuk dapat beribadah tanpa adanya masa halangan. Sehingga selama 40 minggu kurang lebih ibadah seorang ibu hamil akan berjalan atas izin Allah. Namun masa ini akan selesai ketika aku nantinya sudah melahirkan. Kembali sebagaimana siklus fitrah seorang perempuan seharusnya.
Tulisan ini menjadi pengingat bagiku, bahwa mengandung itu adalah istimewa. Mengandung adalah privilege dari Sang Pemberi Rezeki, mengandung membuatku mengerti bagaimana perjuangan ibuku, dan melahirkan merupakan ibadah yang pahalanya sama dengan pahala pejuang di jalan Allah (jihad).
Mohon do’anya, semoga Allah lancarkan dan mampukan hamba-Nya.
| Medan, 01 Juli 2024
3 notes · View notes
manifestasi-rasa · 11 months
Text
Menjelang 2024, aku kembali mengukur dan merancang masa yang akan datang. Ternyata, proses pembelajaran dan pemahaman selama ini cukup membuat perubahan mengenai apa yang akan ku tuju. Jika kemarin-kemarin aku memang ingin jadi Psikolog, terutama Psikolog Anak dan Keluarga, rupanya arahku berubah. Setelah kutimbang-timbang, terlebih karena adanya UU PLP yang bikin alur pendidikan di Psikologi berubah, aku berubah haluan dan berencana mendalami sains daripada profesi, menjadi akademisi, eaa~
Maka pada suatu hari aku samapikan pada Umi, "Mi, aku mau lulus cepat, tapi mungkin ngga untuk pulang dengan cepat. Aku mau lulus cepat untuk nyiapin beasiswa buat S2 sembari membersamai adik-adik di kampus, jadi mungkin aku masih bakal stay di boyolali biar bolak-baliknya tetap oke" Lalu umi menanyakan beasiswa apa yang kuincar, dan kujawab dengan salah satu program beasiswa yang terkenal.
"Emang kamu mau ke mana?"
"Psikologi UGM kalau ngga Mercu Buana"
"Kenapa ngga ke luar negeri sekalian? itu kan bisa untuk ke luar negeri, kan?" lalu aku yang mengernyitkan dahi.
"Memangnya aku boleh kuliah ke luar negeri? Katanya kalau mau ke luar harus pakai mahram"
"Lha iya, emang itu maksudnya" kata umi sambil ketawa, aku yang meringis.
"Itu berarti aku harus cari suami yang juga mau kuliah ke luar negeri dong, Mi?!"
"Iyalah hahaha, gimana?" aku geleng-geleng kepala lalu bilang,
"Emm sebenarnya ada mi, si itu tuh, tapi kan gatau dia mau sama aku atau engga, lagian timeline kita kayaknya beda" lalu percakapan ini diakhiri dengan tawa bersama.
Well, kita tidak tau bagaimana arah hidup akan menuju nanti. Yang bisa kita lakukan adalah berencana dan mengupayakan yang terbaik, selanjutnya Allah yang tentukan. Yah, bisa jadi yang terbaik untukku nanti adalah bersamamu (?) hahaha. Apapun itu, semoga Allah mudahkan, Allah lancarkan, Allah berkahi dan ridhoi, untukku, untukmu, dan untuk kita. Sampai jumpa di masa depan, ya?
11 notes · View notes