Bersemayam dalam hikayat, manusia dengan mimpi seluas semesta, ekspektasi dan realitas, bersua dalam tari sepi dan ramai, di antara rindu dan takdir yang terpaku.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Ambisi dalam mencintaimu
Ya Allah,
Dengan segala kerendahan hati aku datang pada-Mu,
Aku, hamba yang penuh dosa ini, yang berkali-kali mengkhianati janji pada-Mu,
Yang seringkali menukar kasih-Mu dengan kenikmatan dunia yang sementara,
Namun ya Allah, aku tetap datang,
Karena aku tahu, meskipun aku jauh, Engkau tetap dekat.
Ya Rabb,
Aku ingin mencintai-Mu, tapi hatiku keras.
Aku ingin mendekat pada-Mu, tapi dosa-dosaku menahanku.
Aku ingin Kau mencintaiku, tapi aku merasa tak layak.
Namun ya Allah, Engkau adalah Tuhan yang Maha Pengampun,
Engkau yang lebih dekat dari urat leherku,
Engkau yang tahu luka-luka di hatiku bahkan sebelum aku menyadarinya.
Ya Allah,
Aku rindu cinta-Mu. Aku rindu perasaan damai yang hanya Kau beri.
Aku rindu untuk tenggelam dalam kasih sayang-Mu,
Di mana tiada lagi rasa takut, tiada lagi rasa hampa, tiada lagi rasa kehilangan.
Ya Allah, aku ingin Kau memelukku dengan rahmat-Mu,
Aku ingin Kau menghapuskan segala gelap yang menyelimuti hatiku.
Ya Rabb,
Aku memohon dengan air mata yang jatuh ini,
Tolong jangan biarkan aku terjerumus dalam dosa yang sama lagi,
Tolong jangan biarkan aku menjadi hamba yang terlupa pada-Mu.
Tolong Ya Allah, angkatlah hijab yang menutupi hatiku,
Bukalah mataku agar aku bisa melihat betapa Engkau mencintaiku sejak aku dilahirkan.
Ya Allah,
Berikan aku cinta yang tulus kepada-Mu,
Cinta yang membuatku rela meninggalkan semua yang tidak Kau sukai,
Cinta yang membuatku merasa cukup dengan-Mu saja,
Cinta yang menguatkan aku untuk melawan nafsuku sendiri,
Cinta yang membuat aku menangis ketika jauh dari-Mu.
Ya Allah,
Aku ingin menjadi hamba yang Kau cintai.
Aku ingin berdiri di hadapan-Mu di akhirat nanti dengan wajah berseri-seri,
Dan mendengar-Mu berkata, âWahai hamba-Ku, Aku mencintaimu.â
Ya Allah, aku ingin merasakan cinta-Mu yang lebih manis dari madu,
Yang lebih indah dari surga,
Yang lebih nikmat dari apa pun yang pernah ada di dunia ini.
Ya Rabb,
Jangan biarkan aku berjalan sendirian,
Peganglah tanganku, tuntun aku agar aku tetap berada di jalan-Mu.
Jangan biarkan aku tenggelam dalam gelapnya dunia,
Jangan biarkan aku buta dari cahaya-Mu.
Bimbing aku, ya Allah, agar aku mencintai-Mu lebih dari segalanya,
Dan agar aku terus berjalan menuju ridha-Mu.
Ya Allah,
Aku mohon, cintai aku, ya Allah,
Karena tanpa cinta-Mu aku hancur.
Tanpa kasih-Mu aku hilang.
Dan tanpa rahmat-Mu aku tidak akan pernah bisa selamat.
Amin ya Rabbal âalamin.
0 notes
Text
Sebuah progres cara berpikir, biasanya aku mempertanyakan kenapa ini dan kenapa itu.
Sekarang mulai bertanya bagaimana ini dan bagaimana itu.
Biasanya bertanya "Kenapa yah kita sering lupa sama Allah?" Atau "Kenapa yah kita sering gak inget mati?"
Sekarang aku mulai berpikir "Bagaimana caranya supaya tetap terhubung sama Allah meskipun sudah merasa lupa?" Atau "Bagaimana caranya supaya ingat lagi Allah dan kematian?"
0 notes
Text
Review Film: 12 Angry Men (1957)
Klasik yang Melampaui Ekspektasi
Ketika menonton 12 Angry Men, aku sempat skeptis. Film hitam putih yang bahkan lebih tua dari ibuku? Ditambah lagi, settingnya hanya di satu ruangan? Awalnya, aku berpikir ini akan membosankan. Tapi judulnya menarik: 12 Angry Men. Tentang apa mereka marah? Dan bagaimana cara mengubah pandangan orang lain?
Ternyata, film ini adalah sebuah mahakarya yang tidak hanya bercerita tentang hukum, tapi juga moralitas, kemanusiaan, dan bagaimana logika serta sikap dapat mengubah pandangan orang.
Plot Padat yang Tematik
Film ini menceritakan diskusi 12 orang juri yang harus memutuskan apakah seorang bocah 18 tahun bersalah atas pembunuhan ayahnya. Awalnya, mayoritas juri sepakat bahwa bocah itu bersalah. Tapi satu orang, Juri No. 8 (Davis), meragukan bukti dan saksi yang disajikan. Diskusi di ruang rapat itu perlahan mengupas kebenaran, memaksa para juri untuk menghadapi prasangka, emosi, dan logika mereka masing-masing.
Plotnya sederhana, tapi cara penyampaian film ini brilian. Dengan dialog yang mengalir alami, setiap argumen yang dilontarkan terasa nyata dan bermakna. Setiap momen terasa penting, membuat penonton terpaku dari awal hingga akhir.
Karakter yang Manusiawi
Davis, Juri No. 8, jelas menjadi favoritku. Sikapnya yang rasional dan tenang berhasil memengaruhi 11 juri lainnya, menunjukkan bagaimana logika dan integritas bisa mengatasi prasangka. Tapi aku juga menghargai karakter lain, terutama Juri No. 3 dan No. 4.
Juri No. 3, meskipun emosional dan keras kepala, menunjukkan sisi manusiawi yang kompleks. Dia menilai bocah itu berdasarkan latar belakang dan luka pribadinya, bukan logika. Sementara Juri No. 4 adalah antitesisnyaârasional tapi tidak berperasaan. Ketika kebenaran muncul, dia cukup jujur untuk mengubah pandangannya. Kombinasi karakter ini membuat dinamika film terasa hidup.
Pesan Moral yang Mendalam
Film ini mengajarkan bahwa kebenaran tidak bisa selalu dilihat dengan mata atau dirasakan dengan emosi. Kadang, prasangka dan kekuasaan bisa membelokkan kebenaran. Tapi dengan keraguan rasional, kegigihan, dan keberanian, kebenaran bisa digaliâmeskipun tidak mudah.
Kesimpulan
Ekspektasi rendahku terhadap film ini pecah seiring dengan turunnya hujan dan dinyalakannya kipas di ruangan rapat. 12 Angry Men bukan hanya film hitam putih pertama yang kutonton, tapi juga salah satu film paling berkesan yang pernah kutemui.
Film ini relevan dengan kehidupan hingga sekarang, mengingatkan kita bahwa kemanusiaan, logika, dan keadilan harus selalu menjadi pedoman, terutama ketika hidup orang lain dipertaruhkan. Sebuah mahakarya yang wajib ditonton oleh siapa saja yang ingin memahami arti kebenaran dan kemanusiaan.
Rating: 9/10
1 note
¡
View note
Text
Tanda Pernikahan yang Sehat
Pernikahan yang sehat ditandai oleh hubungan yang saling mendukung, menghormati, dan penuh kasih sayang. Beberapa tanda-tanda pernikahan yang sehat:
1. Komunikasi yang Terbuka dan Jujur
Pasangan merasa nyaman berbagi pikiran, perasaan, dan kekhawatiran tanpa takut dihakimi.
Ada keinginan untuk mendengarkan dengan empati dan menyelesaikan masalah bersama.
2. Saling Menghormati
Menghormati batasan pribadi, keputusan, dan pendapat pasangan.
Tidak ada perilaku merendahkan atau mempermalukan pasangan, baik secara langsung maupun di depan orang lain.
3. Dukungan Emosional
Pasangan saling menjadi sumber dukungan saat menghadapi tantangan hidup.
Ada dorongan untuk saling berkembang, baik secara pribadi maupun dalam karier atau minat.
4. Kepercayaan yang Kuat
Tidak ada keraguan terhadap kesetiaan atau niat baik pasangan.
Tidak ada kontrol berlebihan, seperti memeriksa ponsel atau mengatur hubungan sosial pasangan.
5. Pengambilan Keputusan Bersama
Keputusan diambil dengan mempertimbangkan pendapat kedua belah pihak.
Tidak ada dominasi dalam hubungan.
6. Kemampuan Menyelesaikan Konflik
Konflik diselesaikan dengan cara yang sehat tanpa kekerasan fisik atau verbal.
Fokus pada masalah, bukan menyerang kepribadian pasangan.
7. Keseimbangan Peran
Tanggung jawab rumah tangga dan keuangan dikelola bersama sesuai kesepakatan.
Tidak ada beban yang sepenuhnya dibebankan pada salah satu pihak.
8. Kehidupan Intim yang Memuaskan
Ada kedekatan fisik dan emosional yang membuat keduanya merasa dihargai.
Keintiman dijalani dengan persetujuan dan saling pengertian.
9. Saling Memberi Ruang
Pasangan menghormati kebutuhan masing-masing untuk memiliki waktu sendiri atau melakukan aktivitas pribadi.
Tidak ada rasa posesif yang berlebihan.
10. Perasaan Aman dan Nyaman
Hubungan membuat kedua pasangan merasa diterima dan dilindungi.
Tidak ada rasa takut terhadap pasangan.
Jika ada tanda-tanda ini dalam pernikahanmu, itu adalah fondasi yang baik untuk hubungan yang bahagia dan bertahan lama.
50 notes
¡
View notes
Text
Review Film: 12 Angry Men (1957)
Klasik yang Melampaui Ekspektasi
Ketika menonton 12 Angry Men, aku sempat skeptis. Film hitam putih yang bahkan lebih tua dari ibuku? Ditambah lagi, settingnya hanya di satu ruangan? Awalnya, aku berpikir ini akan membosankan. Tapi judulnya menarik: 12 Angry Men. Tentang apa mereka marah? Dan bagaimana cara mengubah pandangan orang lain?
Ternyata, film ini adalah sebuah mahakarya yang tidak hanya bercerita tentang hukum, tapi juga moralitas, kemanusiaan, dan bagaimana logika serta sikap dapat mengubah pandangan orang.
Plot Padat yang Tematik
Film ini menceritakan diskusi 12 orang juri yang harus memutuskan apakah seorang bocah 18 tahun bersalah atas pembunuhan ayahnya. Awalnya, mayoritas juri sepakat bahwa bocah itu bersalah. Tapi satu orang, Juri No. 8 (Davis), meragukan bukti dan saksi yang disajikan. Diskusi di ruang rapat itu perlahan mengupas kebenaran, memaksa para juri untuk menghadapi prasangka, emosi, dan logika mereka masing-masing.
Plotnya sederhana, tapi cara penyampaian film ini brilian. Dengan dialog yang mengalir alami, setiap argumen yang dilontarkan terasa nyata dan bermakna. Setiap momen terasa penting, membuat penonton terpaku dari awal hingga akhir.
Karakter yang Manusiawi
Davis, Juri No. 8, jelas menjadi favoritku. Sikapnya yang rasional dan tenang berhasil memengaruhi 11 juri lainnya, menunjukkan bagaimana logika dan integritas bisa mengatasi prasangka. Tapi aku juga menghargai karakter lain, terutama Juri No. 3 dan No. 4.
Juri No. 3, meskipun emosional dan keras kepala, menunjukkan sisi manusiawi yang kompleks. Dia menilai bocah itu berdasarkan latar belakang dan luka pribadinya, bukan logika. Sementara Juri No. 4 adalah antitesisnyaârasional tapi tidak berperasaan. Ketika kebenaran muncul, dia cukup jujur untuk mengubah pandangannya. Kombinasi karakter ini membuat dinamika film terasa hidup.
Pesan Moral yang Mendalam
Film ini mengajarkan bahwa kebenaran tidak bisa selalu dilihat dengan mata atau dirasakan dengan emosi. Kadang, prasangka dan kekuasaan bisa membelokkan kebenaran. Tapi dengan keraguan rasional, kegigihan, dan keberanian, kebenaran bisa digaliâmeskipun tidak mudah.
Kesimpulan
Ekspektasi rendahku terhadap film ini pecah seiring dengan turunnya hujan dan dinyalakannya kipas di ruangan rapat. 12 Angry Men bukan hanya film hitam putih pertama yang kutonton, tapi juga salah satu film paling berkesan yang pernah kutemui.
Film ini relevan dengan kehidupan hingga sekarang, mengingatkan kita bahwa kemanusiaan, logika, dan keadilan harus selalu menjadi pedoman, terutama ketika hidup orang lain dipertaruhkan. Sebuah mahakarya yang wajib ditonton oleh siapa saja yang ingin memahami arti kebenaran dan kemanusiaan.
Rating: 9/10
1 note
¡
View note
Text
Tetap bekerja keras meskipun kamu tahu gak ada jaminan sukses dalam kerja keras itu benar-benar keren, loh!
Itu bukti kalau kamu punya hati yang tulus, tekad yang kuat, dan keyakinan bahwa setiap usaha akan ada nilainya di mata Allah. Kamu gak cuma ngejar hasil, tapi juga belajar mencintai proses. Dan ituâitulah yang bikin kamu luar biasa!
0 notes
Text
Tidak ada Pernikahan yang 100% Siap
Mungkin iya, ya
Kadang aku berpikir apa yang perlu aku siapkan untuk menikah? Mental? Finansial? Rida orangtua? Ilmu? Untuk yang terakhir, sudah aku persiapkan. Tapi, karena lama tidak di-murojaah, akhirnya banyak yang nguap. Hehe
Setelah berpikir, akhirnya aku dapat kesimpulan (sementara). Hal yang belum aku siapkan adalah; EGO.
Bisa jadi ... Hidup di kelilingi orang yang berilmu, hafal Quran, bisa dijadikan diskusi, dsb, membuatku memasang harap bahwa kelak pasanganku juga bisa menjadi partner juga teman.
Layaknya teman, ekspetasiku ya nanti bisa main bareng, kajian, cari makan, nongkrong, diskusi, bahkan saling curhat.
Padahal kehidupan pernikahan lebih luas dan kompleks daripada hubungan antar teman. Pasti akan terbahas juga perkara jemuran yang lupa diangkat, lauk yang lupa diangetin, paketan nyasar padahal lagi dibutuhkan, dan banyak hal lainnya yang -bisa jadi- menjadi pembahasan sehari-hari.
EGO
Inilah yang harus aku tundukkan. Menyiapkan hati agar mau menjalani takdir tidak sesuai ekspetasi. Menundukkan hati agar sekiranya harus mengurusi hal-hal di luar ekspetasi.
Termasuk soal pasangan. Bisa jadi ada satu hal dari pasanganmu yang lupa engkau minta ke Allah. Tak apa, ladang kesabaran. Jika tidak maka akan menjerumuskan pada dosa yang lebih besar; kufur dan takabur.
181 notes
¡
View notes
Text
5 Pesan yang Jadi Bekal Saya Memulai Awal 2025
@edgarhamas
Saya suka dengan pepatah ini, "In the beginning there is meaning, in the end there is feeling." Di permulaan ada pemaknaan, dan di akhir biasanya ada rasa.
Orang memulai harinya dengan membuat pengalaman, lalu senja harinya ia pulang membawa pengalaman, dan malamnya ia merenungi kenangan dari sebuah pengalaman. Dan, itulah yang membuat hidup jadi dinamis. Kita, memaknainya, setiap pergantiannya. Ada zikir pagi, ada pula wirid sorenya.
Bagi kita yang hidup di zaman ini, rasa-rasanya kita yang terbiasa menggunakan kalender Masehi jadi perlu membuat pemberhentian sejenak. Bukan, bukan kita merayakan akhir tahun gregorian. Kita sudah punya kalender sendiri. Namun terbiasanya kita menggunakan tahun-tahun gregorian ini akhirnya membuat kita jadi butuh juga memuhasabahi: akhir tahun 2024 aku sudah jalan sejauh apa, dan bagaimana aku memulai hari-hari setelahnya?
Maka, "in the end, there is feeling."
Alih-alih fokus membeli bahan bakar-bakaran, makin dewasa ini, saatnya diam sejenak bersama Allah dan diri kita sendiri. Hadiri kajian jika ada, mabit jika memang ada agendanya. Kalau saya sendiri, saya biasanya diam saja sambil merenung.
Saya selalu menanyakan dua hal: tentang apa yang telah saya lakukan, dan apa yang kelak akan saya azamkan. Saya akan lihat 100 target 5 tahunan, dan mulai memindai mana yang masih relevan, mana yang telah terjadi, dan mana yang masih mimpi.
Dan, pesan-pesan ini membantu saya âdan semoga kamuâ untuk kembali menyegarkan sudut pandang menjalani hari-hari ke depan.
1. "Allow yourself to be a beginner"
Izinkan diri kita untuk menjadi pemula pada hal yang baru. Pada potensi yang kita baru asah, pada pekerjaan yang baru kita jalani. Sebab banyak orang menuntut dirinya harus langsung ahli, dan itu mustahil. Banyak guru bilang pada saya bahwa setiap hal butuh "Husnul Bidayah", awal yang baik.
Dan salah satu makna awal yang baik itu adalah: berikan hak pada dirimu untuk berproses.
2. "Some years you win, some years you build characters."
Hendaknya kita memahami bahwa tahun-tahun yang berjalan, tak selalunya berakhir memuaskan. Kadang ada masa dimana kita menang. Tapi, jangan overthinking kalau memang tahun ini kita "rasanya" tak menghasilkan banyak hal berarti. Kamu salah jika berpikir begitu.
Sebab pada akhirnya kita bertumbuh: kadang berakhir dengan momentum, kadang berubah menjadi pelajaran berharga. Baca surat Ali Imran 140, dan kita akan memahami siklus ini.
3. "I'rif qadraka..."
Seseorang pernah datang pada Imam Ibnu Mubarak, lalu dia meminta nasihat. Dan, jawaban Ibnu Mubarak singkat padat jelas namun sangat dalam, "i'rif qadraka", ketahuilah kapasitasmu. Dalam jalan panjang hidup ini, kita sering mengenal orang, tapi kenapa kita jarang duduk mengenal diri kita sendiri?
Mengetahui kapasitas kita, itu artinya memetakan apa yang bisa persembahan buat Islam dan umat ini.
Sebab generasi pembebas Al Aqsha bukanlah hanya dari orang-orang militer, tapi oleh siapapun yang memenangkan potensinya di bidangnya masing-masing. Dan itu hanya bisa benar-benar terjadi jika setiap orang mengetahui kapasitasnya, sehingga ia mampu menentukan posisinya.
4. "Maa kaana Lillahi yabqaa"
"Apapun yang dilakukan karena Allah, maka akan bertahan", itulah yang dikatakan Imam Malik bin Anas ketika menulis Kitab hadits Al Muwattha. Saat itu, buku-buku hadits sudah banyak. Namun Imam Malik tetap menulis dan bahkan karyanya bertahan sampai kini. Apa rahasianya?
Ya, beliau melakukannya tulus karena Allah, maka Allah menjadikan karya itu "abadi" menginspirasi umat melintasi ruang dan zaman.
Mirip-mirip dengan quote Maximus, "What we do in life echoes in eternity"
5. Terhubung dengan misi para kesatria: Al Aqsha
Dan ini yang pamungkas. Saya terkesan dengan salah satu quote demonstran pro Palestina di Amerika, "bukan dunia yang telah membantu Gaza, tapi Gaza lah yang membangunkan dunia." Clear. Jernih.
Permasalahan Al Aqsha dan Palestina adalah milik pendekar hati nurani. Selama kita masih bertaut dengan Al Aqsha, maka kita akan sadar: beban kita belum ada apa-apanya, dan visi kita bertaut dengan mereka; yang terabadikan dalam lisan seorang ibu di pengungsian Gaza, "Al Aqsha, jika tidak dibebaskan oleh aku, maka oleh anak-anakku. Jika bukan oleh anak-anakku, maka oleh cucuku!"
222 notes
¡
View notes
Text
Janji Allah yang menggoda
Lorong godaan penuh kepalsuan,
Wanita-wanita berpoles rupa,
Senyum manis memikat,
Kosong, tanpa makna lekat.
Paras memesona,
Sekadar ilusi fana,
Cantik akan pudar dimakan usia,
Yang menggoda tak lebih dari dusta.
Layaknya alunan seruling hampa,
Melodi memikat tanpa jiwa,
Senyum bagai fajar palsu,
Terbit sesaat, lalu hilang tanpa rindu.
Sentuhan mereka seperti bayang-bayang,
Dekat namun tak pernah menyentuh ruang,
Hanya api kecil yang membakar sesaat,
Meninggalkan abu, tak pernah hangat.
Janji Allah melampaui semua,
Bidadari-bidadari-Nya dicipta dari surga,
Mata mereka seperti bintang yang bergetar,
Menatap penuh cinta, lembut, benar-benar sabar.
Mereka adalah sajak tanpa cela,
Tiada noda, tiada dusta,
Keindahan yang tak pudar oleh waktu,
Cinta mereka lebih manis dari madu.
Lebih dari itu, lebih dari segala,
Adalah janji tentang Maha Cahaya,
Ketika tabir diangkat, dan jiwa tak lagi berjarak,
Aku menatap Allah, Sang Pemilik Semesta, tanpa sekat.
Wajah-Nya bukan sekadar keindahan,
Ia adalah lautan tanpa tepi,
Angin yang menyapu dosa dan ragu,
Gemuruh cinta memenuhi kalbu.
Saat itu, segala godaan dunia memudar,
Wanita-wanita fana bagai ilalang terbakar,
Yang tersisa hanya nikmat abadi,
Melihat Allah, surga hakiki.
Wahai hati, sabarlah sejenak,
Godaan dunia hanyalah retak,
Di surga menanti cinta dan cahaya,
Janji Allah menggoda, abadi selamanya.
1 note
¡
View note
Text
Saatnya istirahat abadi
Di ujung jalan penuh luka,
Ada cahaya tak pernah sirna,
Di sana mereka menanti,
Bidadari berwajah suci.
Kulit bersinar seperti mutiara,
Lembut sutra menyapa,
Tatapannya hanya untukku,
Penuh cinta, tulus dan syahdu.
Mata jelita tak pernah mendua,
Senyum manis memeluk jiwa,
Suara lembut alunan surga,
Membisikkan kasih tak bertepi.
Dia tahu setiap rasa dalam diriku,
Memahami tanpa kuperlu mengaku,
Sentuhan membawa damai,
Menghapus letih, mengeringkan peluh.
Dia bukan hanya satu,
Allah siapkan lebih, jika aku mampu,
Menahan diri dari godaan dunia,
Melangkah teguh, meniti ridha-Nya.
Di surga, aku menjadi raja,
Dikelilingi cinta tak pernah sirna,
Bidadari itu, lebih indah dari semua,
Hadir untukku, setia selamanya.
Aku tahu perjuangan ini berat,
Tapi surga adalah tempat yang nikmat,
Godaan dunia hanyalah bayangan gelap,
Apa yang menanti jauh lebih indah, lebih terang.
Aku bertahan, demi cahaya itu,
Setiap nafas ini, setiap langkahku,
Semakin dekat dengan mereka yang setia,
Menunggu dengan cinta, di surga yang nyata.
4 notes
¡
View notes
Text
143
Lagi suka banget sama quotes: semoga tumbuh bunga di sela-sela retakmu
Jadi, perkenankan aku untuk menambahkannya untukmu...
"Semoga tumbuh bunga di sela-sela retakmu. Semoga setiap retak itu menjadi jalan bagi cahaya, hingga hatimu perlahan pulih tanpa kau sadari.
Sebab Ia selalu punya cara menumbuhkan harapan di tanah yang kau kira tandus"
@ffahraa
*Pic from Pinterest
368 notes
¡
View notes
Text
Nak, jadikan dirimu dekat sedekat-dekatnya dengan Allah. Sehingga tidaklah mendekat kepadamu kecuali yang hatinya juga dekat kepada Allah. Karena telah Allah tetapkan fitrah bagi setiap ruh (jiwa), kecenderungan hati untuk mendekati yang sefrekuensi.
Pesan Ibunda tercinta, semoga Allah selalu merahmatinya.â¨â¤
@rizqan-kareema.
277 notes
¡
View notes
Text
Review Film The Green Mile (1999)
The Green Mile membawa kita ke dunia blok penjara hukuman mati, tempat di mana para tahanan menunggu saat terakhir mereka. Dalam suasana tegang dan penuh keputusasaan, Paul Edgecomb (Tom Hanks), kepala sipir yang berintegritas, berhadapan dengan dilema moral ketika bertemu dengan John Coffey (Michael Clarke Duncan), seorang tahanan raksasa yang memiliki kekuatan supranatural untuk menyembuhkan. Coffey, dengan segala kebaikannya, menghadapi akhir hidupnya di tangan sistem yang tidak adil, sementara Edgecomb dihukum oleh waktu dengan usia panjangnya untuk menyaksikan kehilangan demi kehilangan.
Film ini berbicara tentang kehidupan, keajaiban, dan ketidakadilan dunia, dengan menyajikan pertanyaan besar: bagaimana manusia menghadapi kematian, kejahatan, dan cinta dalam sistem yang cacat? Dengan premis yang mendalam ini, The Green Mile menjadi refleksi spiritual yang menggugah hati.
Rating: 9/10. Film ini layak disebut salah satu karya terbaik dalam sejarah perfilman.
---
Sinopsis dan Kisah yang Menyentuh
John Coffey, seorang pria kulit hitam bertubuh besar, dituduh memperkosa dan membunuh dua gadis muda. Meski tidak bersalah, ia menjadi korban prasangka rasial dan ketidakadilan sistem hukum. Dalam perjalanannya, Coffey menunjukkan kekuatan luar biasa untuk menyembuhkan sakit, baik fisik maupun emosional, yang membuat para sipir, terutama Paul Edgecomb, mulai mempertanyakan kebenaran di balik hukuman mati Coffey.
Di sisi lain, Paul bergulat dengan moralitasnya, menyadari bahwa ia telah menjadi bagian dari sistem yang membunuh keajaiban. Hukuman panjang umurnya menjadi beban, sebuah pengingat abadi atas kegagalannya menyelamatkan Coffey.
---
Semiotik dan Detail Menarik
1. John Coffey sebagai Simbol Jesus Christ (Isa AS)
Nama John Coffey memiliki inisial "J.C.," yang mengacu pada Jesus Christ. Permintaan terakhir Coffey berupa roti dan anggur juga memiliki simbolisme kuat dalam tradisi Kristen sebagai bagian dari sakramen terakhir, memperkuat perannya sebagai figur penebusan. Seperti Yesus, Coffey adalah seorang tak bersalah yang dihukum mati oleh dunia yang tidak memahami atau menerima keajaibannya.
2. Green Mile sebagai Jalan Menuju Penghakiman
"The Green Mile" secara literal merujuk pada lantai hijau pucat di lorong penjara, tetapi secara simbolis menggambarkan perjalanan menuju penghakiman. Ini adalah jalan yang setiap manusia lalui, menuju akhir yang tak terhindarkanâentah kematian atau pembebasan. Dalam pandangan Islam, ini mencerminkan perjalanan manusia menuju hisab (perhitungan amal).
3. Spons Basah pada Kursi Listrik
Spons basah yang diletakkan di kepala tahanan sebelum dieksekusi menunjukkan dua sisi kemanusiaan: rasa belas kasih (mengurangi rasa sakit) dan kepatuhan buta terhadap sistem. Ketika Percy menolak membasahi spons untuk Delacroix, hasilnya adalah kematian yang kejamâpengingat betapa pentingnya tindakan kecil dalam menciptakan atau menghancurkan martabat seseorang.
4. Tikus Mister Jingles
Tikus peliharaan Delacroix, Mister Jingles, adalah simbol harapan kecil dalam dunia yang gelap dan keras. Hubungan Delacroix dengan tikus ini menunjukkan sisi lembut dan kemanusiaannya yang tersisa, meskipun ia seorang tahanan hukuman mati. Ketika Coffey menyembuhkan tikus itu, momen tersebut menegaskan kemampuan Coffey untuk membawa kehidupan bahkan pada makhluk kecil yang terabaikan. Tikus ini juga menjadi pengingat bahwa setiap makhluk memiliki tempatnya dalam dunia, meski sering kali diabaikan oleh manusia.
5. Burung yang Terbang Bebas
Setelah Delacroix dieksekusi, gambaran burung yang terbang dari jeruji penjara melambangkan pembebasan jiwa dari dunia yang penuh dosa. Ini adalah simbol kuat tentang kebebasan spiritual setelah kematian, sesuai dengan keyakinan bahwa akhirat adalah tempat keadilan sejati.
6. Edgecomb dan Air Mata
Dalam adegan terakhir, Paul menyatakan bahwa ia telah hidup terlalu lama, menyaksikan dunia berubah menjadi tempat yang ia hampir tidak kenali. Air mata Paul mewakili rasa bersalah yang abadi dan refleksi tentang kehidupan. Dalam Islam, umur panjang bisa menjadi ujian bagi seseorang untuk terus bertahan dan menguatkan iman.
---
Pandangan Islam tentang Film Ini
Dalam Islam, konsep keadilan dan penghakiman sangat berbeda dari perspektif Nasrani yang menjadi latar film ini.
1. Isa (AS) vs. John Coffey
Coffey sering dianggap sebagai paralel dari Isa (Yesus), seorang yang tidak bersalah tetapi dihukum oleh manusia. Namun, dalam Islam, Isa (AS) tidak disalib; Allah menyelamatkannya dengan mengangkatnya ke langit, dan orang jahat seperti Yudas dihukum sebagai gantinya. Perspektif ini menekankan bahwa keajaiban tidak bisa dihancurkan oleh manusia, dan setiap tindakan memiliki konsekuensi di hadapan Allah.
2. Keadilan Duniawi vs. Keadilan Ilahi
Ketidakadilan yang dialami Coffey mengingatkan bahwa keadilan dunia sering kali cacat. Namun, dalam Islam, keadilan Allah SWT sempurna dan abadi. Bahkan di dunia, orang jahat sering kali menerima balasan atas perbuatannya, meskipun mungkin tidak segera terlihat.
3. Kesempatan untuk Bertaubat
Edgecomb adalah gambaran manusia yang terus belajar dari kesalahannya. Dalam Islam, kesempatan untuk bertobat selalu ada selama seseorang hidup. Paul mungkin dihukum dengan usia panjang untuk merefleksikan dirinya dan terus berbuat baik.
---
Kesimpulan
The Green Mile adalah film yang penuh dengan makna spiritual dan emosional. Dari perspektif Islam, ia mengajarkan bahwa dunia adalah tempat ujian, dan setiap orang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah.
John Coffey adalah simbol kebaikan yang tidak bisa dihancurkan oleh kebencian manusia, sedangkan Paul Edgecomb menunjukkan bagaimana rasa bersalah bisa menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik. Mister Jingles, si tikus kecil, dan spons basah, menjadi detail kecil yang menyimpan makna besar tentang harapan dan kemanusiaan. Film ini adalah pengingat bahwa meskipun dunia penuh dengan ketidakadilan, keadilan sejati selalu ada di akhirat.
0 notes
Text
Godaan untuk menyerah.
Banyak orang cenderung terpikat pada narasi pesimisâseolah-olah keruntuhan dunia menjadi sesuatu yang nyaman untuk diterima. Mereka lebih memilih percaya bahwa segalanya hancur berantakan, bahwa harapan sudah pupus, dan kehancuran adalah sebuah kepastian. Mengapa? Karena menerima kekalahan terasa jauh lebih mudah daripada berjuang untuk mengubah keadaan. Pesimisme adalah zona nyaman, tempat di mana mereka bisa berkata, âTuh kan, gue udah bilang!â tanpa harus mengambil risiko untuk bertindak. Pesimisme laku karena tidak membutuhkan usahaâcukup dengan pasrah dan menunggu semuanya runtuh.
Namun, optimisme sejati bukanlah harapan kosong. Optimisme bukan sekadar berkata, âTenang aja, pasti beres kok,â tanpa dasar yang jelas. Optimisme sejati adalah keberanian untuk melihat potensi di balik keterbatasan. Para optimis adalah pejuang yang mampu melihat cahaya kecil di tengah kegelapan, mereka yang berani berdiri menghadapi badai dan berkata, âGas terus, gue nggak bakal nyerah!â Optimisme bukan soal menghindari kenyataan, tetapi tentang memilih untuk percaya pada kemungkinan terbaik, meskipun situasi tampak mustahil. Para optimis tidak hanya bertahan; mereka melangkah maju, menantang batasan, dan membuktikan bahwa ânggak mungkinâ hanyalah alasan bagi mereka yang takut mencoba.
0 notes
Photo
âkilling the flowers will not delay springâ / al-yarmouk palestinian refugee camp in damascus, syria
little palestine; diary of a siege (2021) dir. abdallah al-khatib
34K notes
¡
View notes
Text
We're the calm after the strom
Babe, lemme drop this real talk. The world? Itâs a battlefield, and too many people out here ain't soldiersâthey're casualties. Saw this one dude, right? Real decent guy once upon a time. Kind heart, quiet vibe, but you know what they say about the nice ones in a dirty gameâthey get chewed up and spit out.
Got sucked into the wrong crowd, picked up some trash habits, and next thing you know.
Homie couldnât hold his ground, let the worldâs bullshit drag him under. Started hanginâ with the wrong crowd, pickinâ up their poison, and now? Heâs out here wildinâ, treatinâ women like trophies, makinâ scandals like itâs a sport. And Iâm thinkinâ, "How the hell you go from a dreamer to a destroyer?" The streets donât forgive weakness, babe, and it broke him. Straight up, it scares me sometimes how easy it is to lose yourself out here.
But I ainât judgingâIâm prayinâ he finds his way, ya know? All I can do is hope the guy finds his way back to himself. Allahâs mercy, right?
But then, like a breath of fresh air after choking on smoke, I met this one girl. Just a kid, same age as my sister. And babe, let me tell you, sheâs proof that not all seeds get swallowed by the weeds. This girl? Pure, focused, strong in a way that ainât loud but solid. Made me stop and think, "Maybe the world ain't completely rotten after all." Sheâs the kind of person that gives you hopeâmakes you believe the next generation might do better, hold tighter to their values, and stay unshaken even when life tries to rip âem apart. And that, babe, is rare. Sheâs got that quiet kind of badassery, the kind that says, "Iâm unbreakable, and Iâm still soft where it counts."
Makes me think, "Yeah, the future ainât doomed yet." If we raise folks like herâstrong hearts, steady minds, and principles made of steel, maybe we got a shot.
But look, this ain't just about them. Itâs about us. About what we decide to be in a world thatâs constantly tryinâ to corrupt, twist, and break us. Itâs about fightinâ back. âCause yeah, lifeâs unfair, brutal even, but we got a choice. We can be the light in the chaos, the steady hands in a shaky world. And babe, I see it in you. That strength. That sweetness. That stubborn fire that says, "Iâm not gonna let the world win." And you know what? That makes me wanna be stronger too. For myself. For you. For anyone who needs to see that the good guys donât always lose.
So yeah, lifeâs a damn mess, but as long as we got thisâthis drive, this hope, this connectionâweâre gonna be okay. Strong enough to protect, soft enough to heal. You and me? Weâre the calm after the storm.
0 notes
Text
Why the World Doesnât Owe You a Damn Thing
Yo, lemme break it down for you, raw and unfiltered. Life ainât your soft little hug fest, alright? Problems? Theyâre like bad tattoosâalways there, even when you wanna forget âem. Theyâll creep in when youâre takinâ a bite, chattin��� with friends, or sittinâ on the toilet. You canât escape âem, so stop actinâ like you can.
This world? Itâs a dirty game, and guess what? It ainât playinâ fair. You can bust your ass, pour your soul into somethinâ, and still come up empty, while some shortcut-takinâ jerk is out there livinâ the dream. Thatâs reality. Ugly, unfair, and straight-up brutal.
And letâs talk about you for a sec. You wanna be understood, huh? But whenâs the last time you actually tried to understand someone else? Hell, whenâs the last time you even understood your own mess? You think the world owes you somethinâ? Newsflashâit doesnât. Itâs on you to get up and do somethinâ.
Stop sittinâ around dreaminâ about 'good people.' Be the damn good person. Stop cryinâ about problems, grab âem by the throat, and tell âem whoâs boss. Yeah, youâre gonna fail, youâre gonna get knocked down, and itâs gonna suck. So what? Thatâs the price you pay for playinâ this game.
Godâs up there watchinâ, takinâ notes on the effort, not the outcome. The world ainât Godâitâs just a screwed-up playground weâre all stuck in. So quit waitinâ for it to make sense or get easier. Put your head down, do what feels right, and keep swinginâ. If you donât fight for yourself, who the hell will?
1 note
¡
View note