#kutipan indah
Explore tagged Tumblr posts
Text
me, every minute. 😭😞
#love#love quotes#relatable quotes#heartbreak#heartbroken#spilled ink#spilled thoughts#loss#life quotes#life#quotes#a blog for the heartbroken#remanence-of-love#reblog this#tumblr reblog#reblog#reblog this post#reshare this post#reshare#repost#sindiran#sindiran halus#sindiran kasar#jadi bijak#jadi baik#baik baik saja#petuah#untukku#untukaku#kutipan indah
39K notes
·
View notes
Video
Mangga2bet Quotes Katabijak2u indah #tenang #kesempatan #mangga2bet #quotes #katabijak #story #fyp
#youtube#Mangga2bet#Quotes#Katabijak2u#indah#tenang#kesempatan#katakata#katabijak#motivasi#kutipan#sajak#puisi
0 notes
Text
Di usia yang hampir kepala tiga ini, rasanya ambisi untuk mencapai mimpi-mimpi sudah memudar. Tapi bukan berarti mimpi-mimpi itu hilang, dia tetap ada. Hanya saja usaha untuk mewujudkannya tak sesemangat dulu.
Saat ini hanya ingin hidup dengan tenang, ibadah yang khusyuk dan konsisten, merawat kesehatan diri, membahagiakan diri dengan hobi, membaca banyak buku yang disukai, mendengarkan cerita harian ibu, dan menikmati perasaan cukup atas karunia yang Allah beri.
Perasaan ingin menikah pun sudah tak semenggebu dulu. Takdir yang tidak sesuai harapan mengajarkanku banyak hal. Terutama tentang pandanganku terhadap pernikahan. Seandainya dulu takdirku sesuai inginku, aku mungkin tidak bisa mengupgrade diri sejauh ini. Tapi memang skenario Allah lebih indah, sehingga aku bisa memaknai pernikahan dengan lebih luas karena aku bisa ikut kelas-kelas pra nikah, kesehatan mental, belajar parenting, dan banyak hal. Meskipun saat ini aku belum menikah, tapi aku merasa lebih bahagia bisa menikmati hidup dengan tenang. Tak lagi dihantui bayang-bayang masa lalu. Justru dari kegagalan yang aku alami, banyak hal yang dapat dipelajari.
Sepertinya kutipan "Dari pada sibuk mencari, lebih baik sibuk menjadi" itu ada benarnya. Biarlah saat ini aku menjadikan diriku lebih baik dari sebelumnya. Bukan agar aku menemukan pasangan yang baik pula, tapi yang lebih dulu diutamakan adalah agar Allah ridho. Saat Allah sudah ridho, Allah akan hadirkan seseorang yang juga baik untuk menjadi partner agar aku bisa lebih dekat kepada-Nya.
Rentetan takdir yang telah aku lalui membuatku bisa memandang hidup ini dengan lebih baik, meskipun belum sepenuhnya, tetapi setidaknya lebih baik dari sebelumnya. Aku belajar untuk tidak menaruh ekspektasi berlebihan terhadap sesuatu. Belajar menyediakan ruangan kosong untuk diisi penerimaan jika kenyataan tidak sesuai harapan. Mengukur kesuksesan dan kebahagiaan hidup dengan sederhana, tidak seperti kebanyakan orang yang membuat standar sukses dan bahagia dengan muluk. Katanya bahagia itu kalo kita punya pekerjaan yang wah, gaji yang besar, rumah yang mewah, followers sosmed yang banyak, menikah dengan yang good looking, punya anak, dan lain-lain. Memang itu semua menyenangkan, tetapi hal-hal yang membuat senang tidak selalu membuat tenang bukan? Maka makna kebahagiaan aku sederhanakan, yang penting aku bisa untuk terus memupuk syukur agar bahagia itu tumbuh subur meskipun dari hal-hal yang dianggap kecil oleh orang lain.
Saat ini bukan lagi waktunya aku merasa tertinggal dari teman-teman yang lebih dulu menikah, atau yang lebih dulu sukses dalam standar kebanyakan orang, aku hanya sedang berusaha untuk hidup lebih meaningful. Menikmati setiap inci aktivitasku tanpa harus membanding-bandingkan dengan orang lain. Karena aku memahami bahwa setiap kita memiliki ranah masing-masing untuk bertumbuh.
Aku tak perlu lagi risau tentang masa depan, karena yang harus aku lakukan adalah mempersiapkan diri untuk mati, karena kata guruku, mati juga perlu seni. Semoga saat masanya tiba, aku dapat menutup hidupku dengan indah. Allah mengampuni semua dosaku, dan ridho terhadapku. Aamiin.
56 notes
·
View notes
Text
Tentang Nasihat.
Ternyata tak mudah menasihati orang yang sedang jatuh cinta, hampir apapun yang ada di matanya seingkali terlihat begitu indah, apapun yang dirasakannya juga begitu nyaman dan sempurna, meski realita berkata itu belum tentu atau bukan yang terbaik untuknya.
Hey, bangun, buka mata, hidup tak melulu soal dia. Jangan terlarut pada rasa sesaat yang menyelimuti dada, kamu harus belajar berpikir jernih dengan logika, juga menancap kuatkan iman di hati bahwa hanya Dia satu-satunya Dzat yang Maha Kuasa Mengatur Segala.
Tak usah khawatir, akan ada saatnya kamu menemukan seseorang yang telah disiapkan oleh-Nya, setersembunyi apapun kamu, percayalah nanti akan ada skenario terbaik-Nya.
teringat kutipan singkat Ust Nuzul Dzikri Hafizahullahu ta'ala
"siapa yang mengira, Aisyah RA, masih umur 6 tahun, belum terlihat sebagai siapa-siapa, tersembunyi, tapi bisa dinikahi oleh manusia terbaik, Rasulullaah SAW"
Kunci utamanya memang cuma satu, pinta dan pasrahkan hanya pada Allaah, dan senantiasa perbaiki diri sembari menunggu. Bersemangatlah menjemput cinta-Nya dulu wahai saudariku :)
38 notes
·
View notes
Text
This👍🏻👍🏻👍🏻
Be grateful for every single stage of life. Especially the ones that break you open.
#quotes#positivity#positive quotes#positive#self love#penulismuda#motivasionline#reshare#reblog#tumblr reblog#katakatapositif#positif#positive life#positive thinking#berpikir positif#jadi bijak#jadi baik#ingat ingat#katakata#katakatabijak#kata bijak#petuah#kalimat menarik#words of wisdom#wisdom#new quote#kutipan indah#kutipan baik#semoga bermanfaat#semoga membantu
5K notes
·
View notes
Text
Baca ini kalo kamu sedang mengeluh (lagi)
"Hidup yang kamu keluhkan, bisa jadi hidup yang orang lain inginkan."
Kutipan ini indah menjadi pengingat kita supaya senantiasa bersyukur.
Namun dari sudut pandang lain. Kutipan ini dapat berlaku dua arah.
"Sesuatu yang kita inginkan, bisa jadi sesuatu yang orang lain keluhkan."
Jika kita tau, akan ada kemungkinan kita mengeluh juga ketika mendapatkan sesuatu diinginkan. Lantas untuk apa kita ngoyo berlebihan dalam menginginkan sesuatu?
Batasan tugas kita sebatas ikhtiar & do'a. Then, let Allah do the rest, coz Allah know what the best.
Jadi jangan berlebihan menyikapi ketidak sesuaian dalam hidup. Allah Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita. Allah Maha Tahu kapan waktu terbaik untuk kita mendapatkan atau mencapai sesuatu.
Jawaban dari do'a yang baik itu hanya 3: 1. Dikabulkan sesuai yang kita inginkan. 2. Dikabulkan namun dengan diganti dengan yang lebih baik (di dunia maupun di akhirat) 3. Dikabulkan tertunda di waktu yang tepat menurut Allah sesuai yang kita inginkan atau diganti dengan lebih baik di dunia maupun di akhirat.
See, as a Muslim, we always win. Then why we sad?
42 notes
·
View notes
Text
Only those who are patient shall receive their reward in full, without reckoning
Ketika sedang mengalami suatu kejadian yang kurang menyenangkan hingga membuat hati berkata,
"kok begini, ya?"
"kok begitu, ya?"
Tiba-tiba saja teringat kutipan dari buku Pelajaran Agama Islam karya Prof. Dr. Hamka:
Tidak ada yang tidak adil. Semuanya ini baik. Semua indah. Bahkan Ibnu Sina filsuf, berani mengatakan sebagai hasil daripada renungan filsafatnya: "Tuhan Allah tidak menjadikan yang jahat". Menurut beliau, kalau ada yang tampak jahat, adalah karena renungan pikiran kita belum matang terhadapnya.
Kemudian aku bertanya-tanya, kebaikan apa yang kira-kira ingin Allah berikan dari kejadian yang 'terlihat' kurang menyenangkan menurut sudut pandangku saat itu. Kurang menyenangkan dan bahkan aku merasa tidak ada kebaikan yang bisa didapat.
Setelah kusadari, dari kejadian-kejadian kurang menyenangkan tersebut, misalnya, disalahpahami orang lain, dimarahi orang lain, dijadikan bahan ghibah orang lain, dan masih banyak contoh lainnya, ternyata di balik itu ada pahala kesabaran.
Ketika ditimpa kejadian yang kurang menyenangkan, sekarang mindsetnya menjadi, "oh, ini Allah mau ngasih pahala kesabaran nih buat aku kalo aku bisa melaluinya". Sedangkan pahala kesabaran itu ga main-main besarnya, utuh-penuh-tanpa ada pengurangan, diberikan secara langsung oleh Allah SWT tanpa perlu ditimbang atau dihitung seperti pahala dari amalan lainnya.
#al quran#islam#renungan#catatan#motivasi#tulisan#kehidupan#hidup#selfreminder#journaling#nasehat#nasihat#menulis
17 notes
·
View notes
Text
Ruangaksara #186
Memilih yang berkah
Aku selalu ingat kata-kata dari Boy Candra, :
"Pilihlah dirimu, kemudian pilihlah ia yang memilihmu. Jika menurut orang lain kau tak layak di samping mereka. Tegak dan kuatlah di samping dirimu sendiri."
Kutipan itu menjadi salah satu kalimat yang selalu kupegang dalam menghadapi situasi yang menantang sebelum menikah.
Mengalami langsung intisari dari tulisan itu, membuat aku belajar banyak hal.
1. Belajar menghargai orang lain yang berbeda pandangan, berbeda suku, berbeda nasab, dan berbeda dalam banyak hal dengan kita.
2. Tidak membiasakan diri memandang 'rendah' orang lain hanya karena dia bukan seseorang yang memiliki privillege yang sama dengan kita (bukan anak pesantren, misalnya).
3. Belajar menjadi orang yang tegas untuk diri sendiri dan orang lain. Karena banyak sekali mudarat yang bisa dicegah dengan membiasakan komunikask asertif, tegas dengan posisi kita ada di pihak mana. Tidak memilih sikap abu-abu.
4. Diam tidak selalu menyelesaikan masalah. Hanya karena kita diam, masalah tidak otomatis selesai jika tidak benar-benar diselesaikan. Ia hanya membuat tumpukan bom waktu yang bisa meledak di saat-saat yang tidak terduga.
5. Menjaga keberkahan = Tidak bermain dua kaki. Kadang sebagai manusia kita menyukai dua orang/hal pada saat yang sama, tidak ingin melepaskan salah satu agar jika satunya pergi, kita masih punya cadangan yang satu lagi. Guruku pernah menasehati bahwa tidak akan ada keberkahan pada orang yang bermain dua kaki, karena pasti ada hati yang akan sangat tersakiti. Jika kita tak mampu melepaskan salah satu, bukankah itu juga sebagai bukti bahwa kita seragu itu pada kuasa Ilahi(?)
6. Tidak ada persahabatan antara laki-laki dan wanita yang paling indah dan berkah kecuali persahabatan antara suami dan istri. Aku selalu memegang prinsip selama belum halal, tidak ada yang namanya sahabat laki-laki, yang gaya pertemanannya sudah menyamai suami istri, karena itu rentan sekali bermain di ranah perasaan, padahal statusnya belum halal.
________
Semoga Allah senantiasa menjagaku dan kita semua dari sikap-sikap yang menghilangkan keberkahan prosesnya. Niat baik harus dimulai dengan cara-cara yang baik, berharap Allah menghadirkan banyak kebaikan di setiap proses apapun yang sedang kita perjuangkan. Aamiin.
13 notes
·
View notes
Text
Tidak akan berhenti..,
Beberapa hari kemarin, karena sedang rindu dengan orang-orang yang menemani kehangatan ramadhan taun lalu, diri ini membuka galeri untuk mengobati sua yang masih tertunda. Ada tangkapan layar yang berisi tulisan amat panjang cukup menarik perhatian, ternyata jawaban saya di quora yang ditangguhkan, entah alasannya apa.
Jawaban untuk pertanyaan yang kurang lebih seperti ini; quotes apa yang bisa dijadikan pegangan saat hidup sedang berada di titik ter-rendah?
Dan saya rasa, tulisan yang usianya sudah hampir satu taun ini, lebih baik saya pindahkan di tumblr. Begini saya menjawabnya kala itu,
___________________
Merasa sedang dalam titik terrendah dalam hidup itu suatu hal yang akan dialami oleh semua dari kita, suatu niscaya yang pasti terjadi. Saya menuliskan ini pun dengan harap semoga saya selalu ingat dan kembali ke sini, jika saya merasakan perasaan itu kembali.
Saat dulu saya merasa sedang berada di titik terrendah dalam hidup, (walau saya percaya, masih akan ada palung-palung di depan sana yang siap menyambut saya), setelah menjalani episode itu, saya seolah merasa akan baik-baik saja jika melewati sudut gelap dan rendah itu kembali.
Ada banyak, sungguh banyak pesan cintaNya yang Alhamdulillah dirizkikanNya untuk sampai pada saya, semoga pesan cinta ini juga sampai pada yang membaca yaa,
"If Allaah bring us TO this, Allaah will bring us THROUGH this. Remember, this too shall pass."
Dan ada dua kutipan ayat dalam kalamNya yang sering kali saya jadikan pegangan kala dirundung perasaan gelap gulita, saat diri merasa hampa, kosong, dan penuh luka. Allaah dengan kalamNya seolah ingin memeluk kita erat, mendekap penuh hangat, dan menyayangi dengan sepenuh rahmat.
Atas seluruh masalah yang mengekor ikut jatuhnya diri kita, ternyata yang akan menyelesaikannya ialah Allaah, dzat yang memberikannya pada kita. Allaah yang akan menyelesaikannya, tugas kita hanyalah menghadapinya dan bertahan untuk tetap percaya pada Allaah, tetap husnudzon walau berat, dan tetap berusaha walau tak tahu di mana ujungnya.
Karena sungguh, bukan kita yang akan merampungkan masalah-masalah yang berat itu, melainkan Allaah yang menghadirkannya. Dan Allaah pula yang akan melapangkan dada kita agar ringan kita menghadapinya.
Tak ada yang lebih indah dan nikmat dibanding merasa tenang dan damai karena dicintai oleh Yang Maha Cinta, yang Maha Memiliki Cinta, dan yang Maha Sempurna Mencinta.
Allaah yang paling tahu siapa kita, keadaan kita, kita butuhnya apa, dan apapun itu yang menyangkut hidup kita.
Dan dua kutipan ayat itu ialah; QS. Az-Zumar (39): 53 dan QS. Ad-Dhuha (93): 3.
Sila dibuka dan dibaca sendiri, getar itu pasti Allaah sisipkan dalam hati kita, cahaya itu telah Allaah tanam sejak lama. Semoga kita dimampukan untuk menjaga nyalanya dan menuai terangnya untuk diri sendiri dan sekitar kita.
11 notes
·
View notes
Text
Menangis
Menulis tulisan ini sebenarnya cukup menantang karena aku tidak terlalu menyukai kata menangis. Bagiku, menangis memiliki makna yang negatif, meskipun tidak selalu seperti itu. Karena itulah aku berkali-kali mengubah outline tulisan ini.
Awalnya, aku mau menulis tentang hal-hal yang serius seperti mental health issue, lalu berubah menjadi penyakit hati, hingga sempat hampir menulis topik yang membahas perbedaan antara jiwa dan ruh.
Namun, semua ide-ide itu urung aku selesaikan. Semuanya masih mentah dan mendadak semakin mentah setelah aku mengobrol dengan dia yang di warung kopi.
Singkat saja, tidak sampai satu jam obrolan kami kali ini. Meski begitu, hanya dengan satu kalimat darinya, tulisan ini bisa mengalir dengan mudah menjadi rangkaian paragraf yang terdiri dari ratusan kata yang saat ini kamu nikmati. Ya, semoga kamu bisa benar-benar menikmatinya.
Tema tulisan kali ini sebenarnya bukan tentang menangis, tapi tentang kata sakit. Aku mengaitkan kata sakit dengan menangis karena ingatanku lebih lekat pada tangisan sedih dibanding tangisan yang mengharu-biru.
Ibukku pernah bilang bahwa luka fisik itu bisa membuat seseorang berdarah, tapi berbeda dengan luka batin yang akan menghasilkan air mata. Aku setuju dengannya. Dan di sinilah aku dengan darah bening bernama air mata.
Selama ini, biasanya dia yang di warung kopi yang meminta waktuku untuk bicara lewat telepon, tapi kemarin berbeda. Aku yang meminta waktunya terlebih dahulu karena memang kali ini aku yang punya serentetan pertanyaan. Termasuk mau memastikan kabarnya selepas kepergianku beberapa waktu lalu.
Segala puji hanya bagi Allah, ternyata dia sudah lebih baik dengan rencana-rencana masa depan yang menurutku sangat layak untuk dicoba. Walau perbaikan yang dia usahakan masih berbanding terbalik dengan kondisi hubungannya bersama orang masa lalu yang semakin rumit saja.
Serumit isi kepalaku saat mengobrol dengannya kali ini. Karena sudah berjanji pada diri sendiri bahwa aku akan mengosongkan ekspektasi saat bicara dengannya, aku jadi sangat berhati-hati. Tidak seperti biasanya yang sebebas merpati menanyakan apapun yang aku mau sesuka hati.
Dan sampailah aku pada satu pertanyaan,
"Kenapa sih, Bro, lo yakin banget bahwa gak ada perempuan lain yang lebih baik daripada orang yang di masa lalu?"
"Ini semua karena gue udah sayang, Bid. Kalau dibilang lebih baik mungkin ada, pasti ada. Orang yang misalnya kelebihannya tujuh, tapi kekurangannya cuma tiga. Tapi ini bukan soal logika aja,"
Sebenarnya kalimat-kalimat setelahnya tidak begitu aku perhatikan. Aku sudah terpaku pada kalimat pertamanya. "Oh, jadi masih sayang," begitu pikirku. Entah, apakah aku layak untuk merasa sakit di dalam rongga dadaku saat memikirkannya.
Aku pun segera mengambil alih isi kepalaku dan melanjutkan obrolan hingga akhir.
Sampai di titik ini, aku belum menangis.
Di waktu yang bersamaan, seorang teman yang serupa tapi tak sama denganku dalam hal proses pencarian, mengirimkan undangan pernikahan digitalnya. Tersenyum aku dibuatnya. Doa-doa terbaik aku sampaikan padanya dan semoga melangit tinggi. Dia membalas pesanku dengan doa yang tidak kalah indah.
Sebagaimana pemaknaan pesan doa dalam undangan. Semoga kelak Allah pertemukan Abidah dengan calon suami yang shalih, mendekatkan diri pada Allah, dan bisa memperluas manfaat. Aamiin.
Doa yang hanya bisa aku amini saja, tidak dengan embel-embel penuh semangat seperti biasanya. Aku masih bingung dengan isi kepalaku, terutama dengan rasa aneh yang ada di rongga dadaku saat ini.
Sampai akhirnya aku membaca sebuah kutipan yang tertulis di undangan digitalnya. Tanpa diminta, air mata pun jatuh begitu saja saat aku membacanya.
Allah itu baik, sangat baik, Maha Baik. Maka sungguh, tak ada takdir buruk bagi setiap hamba-Nya. Termasuk mempertemukan sepasang hamba-Nya. Tak ada kata terlambat atau terlalu cepat. Semua ada saatnya. Tugas kita adalah menjaga prasangka baik pada-Nya. Insight dari buku Teropong Waktu.
Bagaimana aku tidak menangis?
Perasaan aneh yang muncul dalam rongga dadaku pun pemberian Allah, bukan? Dia Maha Tahu apa yang aku rasakan saat ini, apa yang aku bingungkan. Dia Maha Kuasa membolak-balikkan hati sesuai kehendak-Nya. Dia Maha Penyayang yang sangat lebih dari cukup sebagai pelindung dari kesedihan dan kekecewaan yang tidak perlu.
Jadi, setidakjelas apapun yang aku rasakan saat ini. Seberantakan apapun isi kepalaku. Serumit apapun kisahku dalam mencari yang ke-12. Tugasku cuma satu, berprasangka baik pada Allah.
Itu semua cukup, insha Allah. Cukup bagiku Allah. Allah Yang Maha Baik.
Dan di titik ini, aku menangis.
Entah karena rasa sakit atau rasa haru. Atau mungkin keduanya.
#menulis#rasa sakit#sedih#kecewa#terharu#menangis#Allah Maha Baik#mencariyangke12#belajar#bertumbuh#berbagi#bermanfaat#30dwc#30dwcjilid43#day 28
19 notes
·
View notes
Text
الإهتِمام الذي نَجدهُ في لحظةِ الضعف،
أجمل من ألفِ عبارة حُب
"Perhatian yang kita temukan di saat keadaan lemah, lebih indah dari seribu kutipan kata cinta."
"Suami yang tunduk, merendahkan diri di hadapan istrinya, dunia pun tidak akan ia dapat (apalagi yang lain)".
~Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Balfaqih~
"Di antara kenikmatan yang harus kita syukuri adalah; bahwa Allah masih berkenan untuk menutupi aib² kita dari orang lain".
Janganlah kamu susah dan gelisah atas apa yang kamu lihat dari keindahan dunia..
Dan apa yang kamu dengar dari kemewahan dan perhiasan..
Sedihlah atas umurmu yang berharga, yang engkau sia²kan dengan lupa dan bermaksiat pada Allah"
سوف يفهمك شخصان فقط:
الاشخاص الذين شعروا بوضعك
والاشخاص الذين يحبونك حقا
Hanya ada dua orang yang memahamimu:
Orang yang pernah mengalami keadaan sepertimu, dan
Orang yang mencintaimu
Mereka yang menyerahkan semua urusannya kepada Allah, pasti akan melihat kekuasaan Allah dalam setiap urusannya.
2 notes
·
View notes
Text
Episode Perjalan Hidup
Memasuki umur 20 tahunan, membuatku tersadar bahwa apapun yang kita inginkan kadang tak sesuai dengan realita yang ada. kita dihadapkan dengan sebuah pertanyaan '' Akan di bawa ke mana hidup ini ?" Bahkan setiap malam pertanyaan itu sering muncul di kepala. Melihat orang-orang di sekeliling kita mereka sudah berhasil menjadi apa yang mereka mau. Kuliah, kerja di kantoran uang gaji nya sudah cukup beli mobil, tercapainya cita-cita, membina keluarga yang bahagia, dan masih banyak keberhasilan yang mereka raih. Sedangkan aku? Masih mencari jawaban atas hidup ini. Mencari sebuah kata berhasil rasanya mungkin cape apalagi dengan tak mempunya privilege tertentu, kita sedikit bersusah payah di dibandingkan mereka yang sudah punya segalanya. apakah aku iri dengan mereka? mungkin itu dulu. Seiring waktu berjalan dengan capat, aku selalu berfikir bahwa proses perbandingan hidup kita dengan hidup orang lain memang tak akan sama, garis awalnya sudah berbeda, pasti perjalanan nya pun berbeda, dan garis akhirnya berbeda. Terlalu membuang waktu, lebih baik membuat jalan sendiri dengan tanpa melihat orang lain. Setiap orang punya jalan yang berbeda, dan setiap jalan punya rintangan nya sendiri. Lebih fokus pada diri sendiri, ya meskipun mimpinya tak sebesar mereka, tapi aku yakin bahwa dengan memperjuangkan mimpi itu aku bahagia.
sebuah kutipan milik ayah Pidi Baiq " kita tak bisa merubah kehidupan, tapi kita bisa mengubah cara pandang" kurang lebih seperti itu. Maka dari itu, sedikit demi sedikit aku belajar bahwa hidup adalah sebuah anugrah yang meski kita syukuri. meskipun cape tapi hidup dengan tanpa adanya kelebihan, membuatku terus belajar bahwa di suatu masa yang indah kerja keras akan membuahkan hasil yang indah.
Perjalanan hidup terdiri atas ribuan kegagalan, air mata, canda tawa, dan kebahagiaan.
Ngomong-ngomong soal kegagalan, kita hari ini adalah bentuk kegagalan kita di masa lalu. Mungkin kita sering kali merasa bahwa kita tidak kuliah kita gagal jadi manusia yang pintar, tidak bekerja di perusahaan yang gaji nya gede adalah kegagalan tuk bisa jadi orang kaya, gagal meraih cita-cita karena tak punya kelebihan apapun, dan masih banyak hal-hal yang membuat kita merasa gagal akan hidup.
Satu hal yang membuat kita sering kali lupa terhadap kegagalan itu sendiri adalah kita lupa bahwa di antara ribuan kegagalan itu ada satu keberhasilan yang sering kali kita lupakan. Keberhasilan bangkit, keberhasilan menata kembali hidup setelah di pukul dengan sebuah kegagalan, dan keberhasilan menertawakan kegagalan itu.
Dengan kegagalan artinya kita belajar, bukan belajar menjadi yang terbaik, tapi kita belajar bahwa kegagalan juga merupakan bagian dari pewarnaan hidup.
Mari terima rasa gagal itu dengan sebuah senyuman, dan yakinkan diri kita bahwa episode terburuk pun akan kita lalui dengan mudah.
Selain kegagalan mungkin kebahagiaan sering di salah artikan oleh beberapa orang. Menitipkan kebahagiaan pada orang lain seperti "Aku jalan sama dia aku bahagia" , "aku bahagia dengan menjalani hubungan dengan dia" , "aku kalo gak sama dia gak bahagia". Padahal kebahagiaan sendiri adalah apa-apa yang kita buat, apa-apa yang kita jalanin, bukan 100% dari orang lain. Orang lain hanya menyumbang 20% atau kurang dari kebahagiaan itu sendiri. Mari membuat hal-hal kecil untuk kebahagiaan kita, karena pada akhirnya kebahagiaan itu diraih dan di perjuangkan oleh diri sendiri.
Segitu dulu ya cerita tentang Perjalan Hidup kali ini Semoga kita selalu di berikan kesehatan dan kebahagiaan di tiap-tiap episode hidup yang kita lalui
Terimakasih (♡ω♡ )
Salam hangat dri Rezika ♥
2 notes
·
View notes
Text
Pertama,
Ku ucapkan selamat kepada hati yang bersedia menjadi Redaksi.
Kepada penulis dengan rasa bersimpuh luka; yang menamai judul bab sebagai dendam dalam rasa.
Kepada Singgah atas tinta yang tak sungguh tertuang dalam alenia.
Kepada doa atas panjang umur puisi sebagai preliminaries sebelum tiada.
Kepada pembaca, Sekaligus pembeli buku yang hanya tertarik atas cover bukunya saja.
Tepat dini hari, Tulisan-tulisanku sudah larut menuai sedih sebagai Epeolatri.
Kau & dia, meracik setiap aksara; frasa dan rima sebagai isi yang tak ingin kubaca kembali.
Sequel perselingkuhanmu sebagai Ilustrasi;
Dan rahasia disisipi di bagian terdalam glosari.
Tangis adalah dialog hati dalam sepi yang menjadikan diksi sebagai saksi.
Atas kutipan yang menemani tinta dalam ajal diatas kertas.
Iya begitu indah tersusun secara alfabetis,
Tangan mungil penulis berirama airmata dalam tangis, menjadikan setiap tulisan sebagai konotasi nada yang mejamur menjadi puisi.
Sebagai isi riwayat penulis yang bersifat antagonis;
Dengan sakit hati sebagai pengantar luka psikis.
Ku awali maki kepada kutu-kutu bengis dibalik bisnis.
Yang mencuri kosakata demi label penulis romantis.
Jangan perdulikan harga ketika membuka list;
Sebab pembeliku rata rata hanyalah turis.
Ebook gratis dipasaran sudah menjadi pewaris.
Satire ini hanyalah kudapan ringan sebelum rilis.
Kini tulisanku tidak ingin mengemis,
Seperti mereka yang menginginkan bukunya di jual laris manis.
.
.
Kamis, dibuat saat gerimis.
Tertanda D.911 yang bukan seorang penulis.
2 notes
·
View notes
Text
Dari hidup, aku juga belajar tentang sudut pandang. Selama ini aku memandang hidup dari sudut pandang yang salah.
Aku terlalu fokus pada apa yg tak ada pada diriku. Padahal, apa yg kudapatkan jauh lebih banyak. Aku telah dibutakan oleh kekurangan-kekuranganku, sehingga banyak hal yg luput dari rasa syukurku. Jadi, aku ingin mengubah sudut pandangku.
Aku mencoba untuk terus bersyukur atas kebahagiaan yang kudapatkan, sesederhana atau sekecil apa pun itu. Seperti menikmati hari dengan buku-buku yang menurutku bagus, mencoba hal-hal baru, atau sekadar tertawa karena tingkah lucu kucing-kucingku.
Aku mulai menghilangkan label negatif yg kuberikan untuk diriku sendiri, dan berhenti menyalahkan diriku atas apa yang belum bisa kucapai. Aku mulai menikmati hidupku apa adanya. Meski demikian, aku juga masih berusaha untuk bisa meraih apa yang selama ini masih menjadi impianku.
Aku ingat satu kutipan di bukunya Oprah Winfrey, yang mengatakan bahwa:
Hidup ini bisa begitu sederhana dan indah— jika kita memilih untuk melihatnya dengan cara seperti itu.
Dan aku memilih untuk melihat hidup dengan sederhana dan indah. 🤍
5 notes
·
View notes
Text
Jangan pernah jadi orang yang
Ngeyelan; Ndableg
Ketika kita berurusan dengan syari'at Allah.
Carilah sumber kebenaran Islam dari sumber yang paling asli yakni Al-qur'an dan hadist Rasulullah ﷺ.
Pahamilah kandungan di dalamnya berdasarkan pemahaman para sahabat Radhiyallahu 'Anhum. Kenapa? Karena merekalah generasi terbaik yang secara langsung diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.
Beribadah bukanlah sekadar mengikuti arahan kiyai.
Beribadah bukan hanya sekadar mengikuti perasaan, akal apalagi firasat kita yang kita yakini bahwa itulah yang baik dan benar.
Kita beribadah itu untuk menyembah Allah, bukan untuk menyembah hawa nafsu, akal, perasaan apalagi khayalan kita.
Aturan tentang tata cara, rukun, syarat, apa-apa yang bisa membatalkan suatu ibadah itu sudah jelas dan terang benderang.
Tugas kita adalah tunduk kepada aturan Allah dan mengikuti apa yang sudah Rasulullah ﷺ ajarkan.
Sikap tunduk dan berserah diri kepada Rabbnya adalah inti dari sikap seorang muslim.
Tapi di zaman ini ketika kebodohan merajalela, syubhat terasa benar, maka ada saja golongan manusia yang menertawakan kaidah tunduk dan berserah diri ini.
Padahal iman itu bukan hanya sekadar ucapan yang kita ikrarkan dengan kalimat syahadat. Melainkan harus ada ketundukan hati dan amal ibadah yang kita lakukan.
Setiap kita itu sudah divonis akan mati. Maka apa yang perlu kita sombongkan?
Ketika kita bersujud di dalam rumah-Nya, kita ini mengikuti aturan siapa? Sungguh mengherankan tatkala ada sekelompok wanita yang usianya sudah tidak lagi muda, merasa begitu sombong di hadapan Rabbnya.
Beribadah di rumah Allah lantas seenaknya saja membuat aturan sendiri. Merasa enggan merapatkan shof shalat, bahkan sajadahnya pun harus diberi jarak.
Bukankah sudah begitu masyhur diketahui oleh orang-orang yang berakal bahwa salah satu syarat sahnya shalat berjamaah adalah dengan merapatkan shof? Bukankah Allah sudah memberikan kita kemudahan di hari ini ketika pandemi COVID sudah berlalu.
Lantas aturan siapa lagi yang hendak diada-adakan? Tak perlu lah jauh membahas ranah aqidah dan manhaj, bukankah rapatnya shof itu sudah diketahui bersama sebagai hal wajib yang harus ada selama tidak dalam kondisi khusus yang darurat?
Ketika kita telah merasa berjasa di dalam amal, maka ketahuilah amal itu akan habis terbakar. Sungguh mudah bagi-Nya mendatangkan kaum yang lain, yang hati mereka lebih tunduk, yang ibadah mereka sesuai dengan apa yang Rasulullah ﷺ contohkan, sesuai dengan apa yang Allah perintahkan.
Wanita tidaklah wajib shalat fardhu di masjid, karena sholat yang paling utama bagi wanita adalah di rumahnya sendiri.
Ketika kita sudah berniat memakmurkan masjid, maka pahamilah tata caranya, pahamilah aturan yang telah Allah tetapkan.
Kelak kita akan mati, ditanya di alam kubur, menemui hakikat dari kehidupan kita di dalam kubur. Sampai akhirnya kita akan di hadapkan di hadapan Allah.
Apakah kesombongan kita itu akan menyelamatkan kita?
Apakah amal-amal yang kita kumpulkan itu layak untuk dibanggakan?
Ada sebuah pepatah yang mengatakan,
"Di mana bumi dipijak, di situlah langit dijunjung."
Ini adalah sebuah pepatah yang indah yang seharusnya diterapkan oleh setiap muslim. Bumi ini milik Allah, langitpun milik Allah. Maka di manapun kita berada di dalam alam semesta ini khususnya di atas bumi Allah yang luas, maka ingatlah bahwa kita hanyalah ciptaan yang kelak akan menemui Penciptanya.
Sungguh mengherankan ketika kutipan seindah itu justru dijadikan sebagai ajang menyombongkan diri demi meraih penghormatan, penghargaan dan adab yang baik dari manusia. Padahal dirinya sendiri tidak menghormati, menghargai dan beradab kepada Allah.
Manusia hanya sibuk mengejar apa-apa yang nampak. Manusia hanya sibuk tentang bagaimana caranya untuk terlihat baik. Tapi lupa mengejar bagaimana caranya untuk betul-betul jujur, ikhlas dan benar di hadapan Rabbnya.
Aku berharap kepada Allah yang menciptakan seluruh alam semesta, apa yang aku temui di waktu Maghrib itu akan Allah berikan ganti yang lebih baik.
Entah Allah jadikan mereka bisa rujuk dengan kebenaran, atau Allah gantikan mereka dengan orang-orang yang betul-betul memurnikan agama-Nya dan melakukan ibadah sesuai dengan perintah-Nya.
Ketika menemukan orang-orang yang begitu Ngeyel/Ndableg, enggan dinasehati, enggan berkaca diri, enggan menerima kesalahan diri, menolak kebenaran, adalah saat-saat di mana dada ini sesak menahan tangis.
Apakah sesak karena sakit hati? Bukan. Melainkan sesak karena kesedihan.
Mereka tidak tau sedang menggadaikan jiwa mereka ke dalam kebinasaan.
Mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang menzalimi diri mereka sendiri.
Mereka tidak menyadari bahwa Allah sekalipun tidak membutuhkan amal mereka.
Mereka tidak sadar bahwa merekalah yang sangat butuh beramal, tapi sangat disayangkan mereka melakukan amalan sesuai dengan hawa nafsu mereka semata. Enggan tunduk, enggan patuh kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Merasa benar karena usia mereka yang semakin besar.
Camkanlah apa yang selalu kamu rasakan ketika melihat kesesatan itu terjadi di depan matamu! Camkan betapa mahalnya nilai hidayah yang sudah Allah berikan untukmu! Allah memilihmu bukan karena kamu pantas, melainkan Allah memilihmu karena hikmah-Nya, Allah ingin menghendaki kebaikan untuk dirimu.
Doakan, doakan selalu mereka yang masih begitu angkuh di atas ketidaktahuan mereka.
Jangan pernah sekalipun kamu merasa tersakiti dengan segala ucapan dan perbuatan-perbuatan mereka yang menyakiti hatimu. Kembalikan semua rasa itu kepada Allah. Nasihatilah orang lain karena Allah, cintailah sesuatu karena Allah dan bencilah sesuatu karena Allah. Bukan untuk meninggikan egomu sendiri.
Semoga Allah jadikan kita Istiqomah di atas al-Haq sampai akhir hayat. Aamiin Allahumma aamiin.
—SNA, Ruang Untukku #121
Rabu, 13-09-2023 | 00.56
Venetie Van Java,
Sembari terus menata hati dan mendidik diri sendiri.
Lurusnya shaf adalah sebab terikatnya hati orang-orang yang shalat. Dan bengkoknya shaf dapat menyebabkan berselisihnya hati mereka. Dari Abu Mas’ud radhiallahu’anhu, ia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا فِي الصَّلاةِ وَيَقُولُ : ( اسْتَوُوا , وَ��ا تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ
“Dahulu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memegang pundak-pundak kami sebelum shalat, dan beliau bersabda: luruskan (shaf) dan jangan bengkok, sehingga hati-hati kalian nantinya akan bengkok (berselisih) pula” (HR. Muslim, no. 432).
4 notes
·
View notes
Photo
Book Review ( Assalamualaikum Calon Imam )
Penulis : Ima Madani
Penerbit : Coconut Books
Kategori : Romance Religi
Tahun terbit : 2017
Halaman : 476 hlm
“Tetaplah menjadi perempuan seperti Aisyah meski sudah tak ada pria seperti Muhammad. Belajarlah mencintai seperti Fatimah meski tak ada lagi pria sebaik Ali.”
Mengisahkan seorang mahasiswa bernama Nafisya Kaila Akbar yang trauma dengan kisah perceraian orang tuanya juga harus memendam perasaan cintanya kepada tetangga sekaligus sahabat kecilnya bernama Jidan. Namun Jidan ternyata menyukai kakaknya sendiri. Hingga pertemuan tak disangka yang membuat terikat antara Nafisya dengan laki-laki bernama Alif Syaibani Alexis yang ternyata dokter sekaligus dosen dikampusnya.
Premis :
Nafisya seorang mahasiswa yang trauma dengan kisah perceraian orang tuanya yang hanya berpikiran untuk bisa jatuh cinta namun tidak dengan menikah.
Tokoh :
Banyak tokoh yang berperan dalam cerita ini. Tapi penulis berhasil menghidupkan karakter tokoh Nafisya dengan sangat kuat diantara banyaknya tokoh-tokoh pendukung lainnya yang tak kalah kuat seperti Dokter Alif, Jidan, Kak Salsya, Ummi, Abi dll.
Nafisya
Gadis shalihah yang baik, panikan, mandiri, tangguh yang sangat menyayangi umi dan kakanya. Namun, membenci sosok abi.
Alif
Dokter bedah sekaligus dosen yang berkepribadian tegas dan juga tampan menjadi idola para mahasiswi di kampusnya. Terlihat dingin dan galak namun sangat menyayangi istrinya yaitu Nafisya.
Jidan
Lelaki soleh yang menjadi suami Kak Salsya sekaligus sahabat kecil Nafisya
Kak Salsya
Sabar dan juga penyayang
Ummi
Baik, penyayang, sabar dan juga ikhlas
Alur dan Ritme
Dalam cerita ini menggunakan alur campuran yaitu alur maju dan juga alur mundur. Penyajian jalan ceritanya penuh kejutan hingga di bagian akhirnya yang sulit ditebak membuat cerita ini semakin menarik.
Latar
Cerita ini berlatar tentang kehidupan kampus dan juga medis sehingga latar tempat yang sering digunakan yaitu di fakultas kedokteran, kampus, rumah sakit, rumah Nafsiyah, rumah Alif, masjid dll.
Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakannya adalah sudut pandang orang pertama dan juga sudut pandang penulis.
Kesimpulan :
Novel ini sangat ringan untuk dibaca dan dinikmati dalam sekali duduk. Membaca novel ini pun bisa menimbulkan efek yang bikin senyum senyum sendiri juga bisa tiba-tiba nangis sesenggukan. Bener-bener deh teh ima berhasil ngebius pembaca lewat karyanya ini.
Selain itu banyak hal yang bisa kita dapatkan dari kisah perjalanan kehidupan seorang Nafisya. Penulis menyematkan banyak kutipan menarik juga bermakna untuk menyampaikan pesan yang mampu menerobos hati juga reminder buat para pembacanya. Salah satunya yaitu “Ketika kamu merasa bangkit maka bersujudlah. Turn to Allah before you return to Allah... itu rumus jitu untuk mrnjalani hidup.”
dan
“Hidup itu pilihan, kan? Ya, pilihan, tanpa bisa memilih apa yang telah Allah pilihkan. Tapi percayalah, yang Allah adalah bagian paling indah.” (Madani, 2017: 43)
Btw novel ini sudah difilmkan lho. Dan menurut kalian yang sudah menikmati dua-duanya, lebih suka versi novel atau filmnya ni?
7 notes
·
View notes