#koaslife
Explore tagged Tumblr posts
Text
"Gimana belajarnya? Sudah terasa fokus dan efektif belum?"
"Kalau belum, cek dulu, apakah adab belajarnya sudah tepat? Sudah sholat belum? Sudah membaca Al Qur'an belum? Apakah sudah mengambil wudhu sebelum belajar? Atau jangan jangan, niat belajarnya belum maksimal? Sudah berdoa dan memohon izin atas berkah ilmu belum?"
Ingat, kepahaman atas ilmu adalah sebuah rizqi yang perlu didoakan. Semoga dengan menambah nya kepahaman ilmu, maka akan ditambahkan berkahnya pula
Rabbi zidni 'ilman, warzuqni fahman
— percapakan Nadya Gifary dengan Nadya Gifary setiap memulai sesi belajar.
Lumajang, 16 Mei 2024—final exam week of pediatric rotation, yang semoga Allah ridhai atas ilmu yang sedang diperjuangkan dan ditebarkan untuk kebermanfaatan🤍
5 notes
·
View notes
Text
Mau mencintai dengan sekedar menuruti keinginan, atau seadanya kemampuan, atau bahkan mencintai dengan tanggung jawab, itu pilihan.
-mencintai dengan tanggung jawab, barangkali bisa berbentuk menyelesaikan pendidikan ini dengan semaksimal ikhtiar, bukti mencintai kedua orangtua dengan tanggung jawab.
RSDK 8/8/19 07.56 | FadhilahNF
12 notes
·
View notes
Text
Tembok Kamko Berbicara
Kajian Dokter Muda 17 Rabiul Akhir 1439H Tembok Kamko Berbicara “meninjau kembali pentingnya menjaga lisan sebagai seorang muslim sekaligus tenaga medis” dr. Syahmi Amar (Residen Pediatri)
عَنْ النَّوَّاسِ بنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu, dari Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam beliau bersabda: “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia “ Riwayat Muslim (Hadist ke 27 dalam Hadist Arbain)
Akhlak yang baik itu sangat luas. Ada akhlak terhadap Allah, sebagai tuhan kita, dengan kita mengimani-Nya, meng-Esa-kanNya. Ada pula akhlak terhadap sesama manusia seperti menjaga lisan kita, menjaga saudara kita dari bahayanya lisan kita.
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaaf: 16-18).
Allah menerangkan kepada kita bahwa segala yang kita ucapkan semuanya dicatat dan dinilai oleh Allah. Tidak hanya ucapan-ucapan baik yang akan diberi ganjaran pahala. Bukan hanya ucapan-ucapan buruk yang akan diberi balasan dosa. Tetapi ucapan-ucapan sia-sia pun juga akan dicatat. Inilah peringatan bagi kita bahwa selama 24 jam penuh akan selalu ada malaikat yang mencatat apapun yang kita lakukan, apapun yang kita ucapkan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Kita perlu berhati-hati, apakah ucapan yang keluar dari mulut kita adalah ucapan-ucapan yang justru menyebabkan dosa dan menambah berat timbangan amal buruk kita.
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat: 12)
Ada tiga hal yang dibahas dalam ayat ini,
1.Prasangka
Manusia pada umumnya, jika tidak suka pada seseorang, atau ada penyakit hati, sering sekali suudzon. Padahal mungkin tidak seperti yang kita bayangkan.
2.Mencari keburukan
Ketika tidak senang dengan orang lain, kerap kali kita mencari-cari keburukannya. Yang lebih afdol adalah kita harusnya mencari keburukan diri kita sendiri. Adakah kita lebih baik dari orang lain sehingga patut kita mencari-cari keburukan mereka?. Kita tampak baik di mata orang-orang itu karena semata Allah sangat baik menutup aib-aib kita.
3.Menggunjing
Apa itu ghibah?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim no.2589).
Allah mengakhiri surat Al Hujurat ayat 12 dengan “Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
Ghibah termasuk dosa karena di akhir ayat disebutkan Allah Maha Menerima Taubat. Artinya, apa yang disebutkan dalam ayat termasuk dalam dosa karena berarti dituntut bertaubat. Imam Nawawi juga menyebutkan bahwa ghibah termasuk perbuatan yang diharamkan, lihat Syarh Shahih Muslim, 16: 129. Dalam Kunuz Riyadhis Sholihin (18: 164) disebutkan, “Para ulama sepakat akan haramnya ghibah dan ghibah termasuk dosa besar.”
Beberapa ulama berpendapat bahwa ghibah termasuk dosa. Ulama lain menggolongkan ghibah dalam dosa besar. Akan tetapi,
Tidak ada dosa kecil ketika kita melakukannya terus menerus. Tidak ada dosa besar ketika kita menguburnya dengan istighfar.
Jadi ketika kita menganggap ini sebuah dosa kecil dan kita rutin melakukannya, itu akan menjadi sebuah dosa besar. Itulah yang menjadi sulit. Kadang dosa kecil menjadi tak terasa ketika kita lakukan karena sudah seperti menjadi kebiasaan. Kadang kita tidak merasa jika obrolan yang kita lakukan itu adalah hal yang kurang tepat. Itulah gunanya punya teman, supaya saling mengingatkan.
Perbuatan yang disebutkan dalam surat Al Hujurat ayat 12, yakni berprasangka buruk, mencari kesalahan-kesalahan orang lain, menggunjing merupakan perbuatan dosa. Dosa itu ketika mengumpul akan membentuk suatu noktah hitam di hati. Ketika semakin menumpuk maka akan membuat hati keras. Bisa jadi maksiat-maksiat yang disebabkan karena ghibah inilah yang membuat iman turun. Sebab iman itu naik turun, naik dengan ketaatan dan turun dengan kemaksiatan.
Jika kita menemui keadaan sholat jamaah kita banyak yang ketinggalan, ngaji kita berkurang, tahajjud susah bangunnya, kajian banyak halangan, pada saat itu mungkin kita perlu introspeksi diri adakah kemaksiatan-kemaksiatan, termasuk ghibah, yang kita lakukan sehingga itu membuat kita futur. Ghibah termasuk hal yang sulit kelihatan karena mungkin ia ada diantara diskusi-diskusi kita.
Bagaimana jika hanya mendengarkan?
Imam Nawawi berkata di dalam Al-Adzkar: ”Ketahuilah bahwasanya ghibah itu sebagaimana diharamkan bagi orang yang menggibahi, diharamkan juga bagi orang yang mendengarkannya dan menyetujuinya. Maka wajib bagi siapa saja yang mendengar seseorang mulai menggibahi (saudaranya yang lain) untuk melarang orang itu, kalau dia tidak takut kepada mudhorot yang jelas. Dan jika dia takut kepada orang itu, maka wajib baginya untuk mengingkari dengan hatinya dan meninggalkan majelis tempat ghibah tersebut jika hal itu memungkinkan.
Sebagai seorang cendekiawan muslim, sudah menjadi kewajiban kita untuk meninggalkan perbuatan ghibah, mengingkari jika mendengarnya, dan melarang jika ada saudara kita yang melakukannya. Bagaimana caranya tergantung bagaimana kondisinya. Saling mengingatkan dengan orang baru tentu caranya berbeda dengan saat mengingatkan teman yang sudah lama kita kenali.
Adakah ghibah yang diperbolehkan?
Imam Nawawi rahimahullah menyatakan ada enam keadaan yang dibolehkan menyebutkan ‘aib orang lain adalah sebagai berikut:
• Mengadu tindak kezaliman kepada penguasa atau pada pihak yang berwenang. Semisal mengatakan, “Si Ahmad telah menzalimiku.”
• Meminta tolong agar dihilangkan dari suatu perbuatan mungkar dan untuk membuat orang yang berbuat kemungkaran tersebut kembali pada jalan yang benar. Semisal meminta pada orang yang mampu menghilangkan suatu kemungkaran, “Si Rahmat telah melakukan tindakan kemungkaran semacam ini, tolonglah kami agar lepas dari tindakannya.”
• Meminta fatwa pada seorang mufti seperti seorang bertanya mufti, “Saudara kandungku telah menzalimiku demikian dan demikian. Bagaimana caranya aku lepas dari kezaliman yang ia lakukan.”
• Mengingatkan kaum muslimin terhadap suatu kejelekan seperti mengungkap jeleknya hafalan seorang perowi hadits.
• Membicarakan orang yang terang-terangan berbuat maksiat dan bid’ah terhadap maksiat atau bid’ah yang ia lakukan, bukan pada masalah lainnya.
• Menyebut orang lain dengan sebutan yang ia sudah ma’ruf dengannya seperti menyebutnya si buta. Namun jika ada ucapan yang bagus, itu lebih baik. (Syarh Shahih Muslim, 16: 124-125)
Bagaimana wujud ghibah?
Di zaman dulu, ghibah bisa dinyatakan dengan perkataan atau isyarat. Akan tetapi, di zaman sekarang, ghibah banyak sekali medianya seperti grup WhatsApp, Line, Facebook, Twitter, Instagram, dll. Inilah tantangan kita di zaman sekarang. Kadang kita tidak sadar, bukan dari perkataan kita, bukan dari tindakan kita, melainkan dari gerakan jempol kita di keyboard yang memiliki potensi untuk memunculkan dosa.
Tips Meninggalkan Ghibah
1. Sibukkan dengan amal
Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali yang beriman dan beramal sholeh. Dua itu, beriman dan beramal sholeh. Ketika kita sudah meyakini dalam hati, mengucap di lisan, maka yang selanjutnya adalah mengamalkannya. Perbanyaklah amal karena kita tidak pernah tahu kapan akhir hidup kita di dunia ini. sibukkanlah dengan amal baik, karena ketika kita tidak sibuk dalam kebenaran maka akan sibuk dengan kebatilan.
2. Ingatlah mengenai dosanya
Meskipun kita bersembunyi dalam dinding kamko (kamar koas), tetap Allah Maha Melihat, malaikat tetap mengawasi. Setiap ucapan dan perbuatan akan dicatat. Ini pilihan. Mau berbuat/ berkata baik, atau diam. jadilah orang yang bisa menjaga lisannya, yang khawatir kalau kalau ucapannya justru akan memberatkan timbangan amal keburukannya.
3. Memilih lingkungan yang baik
Lingkungan yang baik penting untuk saling mengingatkan.
Dari Abu Hurairah r.a“Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.” (H.R Bukhari dalam adabul mufrad, shahih menurut syaikh al-Albani)
Perbanyaklah bercermin, muhasabah diri sendiri. Seperti perkataan Umar ibn Khattab ra “hisablah dirimu sebelum nanti di hari akhir dihisab”. Jika kita melihat diri sendiri lebih baik dari orang, yakin diri ini benar lebih baik? apakah itu karena Allah menutupi aib-aib kita? Jika kita selalu mengingat itu, kita akan berhenti membicarakan orang lain karena sadar bahwa diri sendiri belum tentu lebih baik dari orang yang dibicarakan.
Bagaimana Jika Terlanjur Berghibah?
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّ��ُ هُوَ الْغَفُو��ُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At Tahrim: 8)
Bertobatlah, dengan cara
• Menyesali dosa yang telah dilakukan dahulu
• Tidak terus menerus dalam berbuat dosa
• Bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut di masa akan datang
• Dan jika berkaitan dengan hak manusia, maka ia segera menunaikannya atau meminta maaf.
Apakah dalam taubat itu disyariatkan adanya penyesalan atas segala sesuatu dan meminta maaf kepada orang yang telah digunjingkannya itu? mengenai hal itu terdapat perbedaan pendapat. Ada ulama yang mensyaratkan agar meminta maaf kepada orang yang digunjingkan. Ada yang berpendapat, tidak disyaratkan meminta maaf karena dikhawatirkan orang tersebut akan lebih merasa sakit hati daripada jika ia tidak diberi tahu. Maka, cara bertaubat dan “meminta maaf”nya adalah dengan memberikan pujian atau membicarakan kebaikan-kebaikannya, atau menghindari gunjingan dari orang lain atasnya. Sehingga gunjingan dibayar dengan pujian.
rekaman kajian dokter muda “Tembok Kamko Berbicara” dapat diunduh di sini
~dunia di tanganku, akhirat di hatiku~
#kadomu#kajiandoktermuda#kajiankedokteran#ghibah#koaslife#kamarkoas#menggunjing#doktermuda#doktermudaUNS#akhlak#menjagalisan
4 notes
·
View notes
Text
rifka : suplemen yg bagus itu imboost kan
ciyap : tapi jangan keseringan juga
vita : kenapa emang?
ciyap : mahal
@alleizanays : emosi yah denger ciyap.
1 note
·
View note
Text
Refleksi Stase Psikiatri
nb: Salah satu kegiatan dokter muda di kepaniteraan adalah mengerjakan "Refleksi Kasus" bersama pembimbing klinik setiap pekan sekali. Tapi yang hendak saya tuliskan di sini berbeda. Sesuai usulan @n-khl, saya mau posting stase-stase yang berkesan dan tentunya sempat dicatat saat itu.
Kedokteran Jiwa/Ilmu Kesehatan Jiwa
Di pekan kedua kami mulai belajar lebih dalam tentang gangguan-gangguan mental, baik dari yang "wow, ada ya yang kayak gini" karena terabaikan secara sosial oleh masyarakat sampai yang "lho ini kan gue banget" saking seringnya kita temui bahkan mungkin pada diri kita sendiri; dari yang "wow kayak gini to cara meriksanya, wow gini to diagnosisnya, wow gitu banget pengobatannya" sampai yang "nah bener kan, supaya sembuh harusnya emang didukung gitu, harusnya pola pikirnya coba diubah, harusnya dialihkan gini lebih baik."
Di RSA UGM saya bertemu dr. Tika Prasetiawati, Sp.KJ, kerennya beliau coba ya saya tulis sebisanya dengan sesedikit mungkin perubahaan redaksi:
"Dengan Ibu nggak ngasih tahu pasien misalnya, sama saja Ibu sendiri membuat stigma kan? Justru pasien itu harus tahu supaya pasien itu bisa aware juga. Kecewa nggak apa-apa kan cuma sementara. Kalau pasien masih kecewa atau marah itu tanda buat kita dan pasien bahwa dia belum sembuh, belum bisa menerima keadaan dirinya."
"Yang normal itu bukan yang nggak minum obat. Yang normal adalah yang tahu kekurangan dan kelebihan dirinya (di IKJ disebut "insight"/tilik diri) dan bisa produktif mengerjakan sesuatu bahkan sampai berkontribusi di masyarakat." --kepada pasien yang malu dengan sakitnya
"Jangan membuat keputusan-keputusan besar ketika perasaan kita sedang terganggu, karena saat itu pasti pikiran kita sedang tidak jernih. Juga jangan hanya satu pihak, karena mungkin itu baru dari kacamata sendiri." --kepada pasien bipolar yang mengutarakan ingin cerai.
"Tugas kita menggiring, bukan memberi solusi. Solusi harus dibuat oleh pasien sendiri!"
"Obat itu hanya menurunkan gejala akutnya, menstabilkan neurotransmitter di otak (something to do with serotonin and dopamine!), tapi bagaimana kalau masalah-masalah yang lebih besar datang menjadi stressor? Pasien juga butuh kita tingkatkan kapasitas mentalnya, sehingga memiliki mekanisme coping yang baik." --menjelaskan dasar psikoterapi
"Pertama-tama kita mengedukasi dan bekerjasama dengan primary support(keluarga)-nya, tapi kalau justru itu atau lingkungan nggak bisa berubah, apa yang kita lakukan? Iya, meningkatkan kapasitas mentalnya."
"Entah ini sakit karena disebabkan zat kimia otak yang kurang seimbang sehingga berpengaruh ke sistem organ yang lain atau suatu hari nanti akhirnya ditemukan bahwa ini memang penyakit organik, tapi terlalu fokus pada keluhan-keluhan bapak ini tetap saja merupakan gangguan, yang akibatnya bisa membuat cemas atau sedih dan membuat sakit bapak bertambah parah. Jadi..." --meyakinkan pasien somatoform. "Kalau diperlukan, harus mau merubah cara berpikir karena itu yang dapat meningkatkan kapasitas mental."
"Dari cerita ini pasien kelihatan tidak bisa menolak kan? Tandanya dia represif, kalau dibuat grafik represi mungkin sudah melambung melebihi batas normal. Yang terjadi itu akan kembali mempengaruhi self-worth pasien, akhirnya jadi 'lingkaran setan', pasien mengalami gangguan mood." –menjelaskan kenapa depresi bisa disebabkan salah cara pandang kita dalam menghargai diri sendiri.
"Setiap pasien itu menarik! Satu diagnosis yang sama aja semua hal-hal selainnya bisa beda."
Yap, yang paling berbeda adalah, beliau ingat semua nama dan sejarah hidup pasien-pasiennya. Semua dengan pembawaan beliau yang keibuan, tapi tegas, sekaligus ceria. Dan tentunya didasari ilmu konseling yang sudah beliau kuasai dengan baik.
Psikiater keren itu adalah tipe dokter yang semua orang pasti pingin cerita masalah-masalahnya bahkan sampai yang ter-bizzare yang dipendam dalam-dalam sendirian selama bertahun-tahun.
Berapa kali ya kami ikut kebagian berkah; setandan pisang, cups kopi instan rasa buah, atau ikut membaca puisi buatan seorang pasien.
"Kalian itu coba deh cari-cari, banyak lho komunitas di Jogja (yang berkaitan dengan gangguan jiwa tertentu dan kesehatan mental), karena kegiatan-kegiatan di sana baik yang fokusnya ke care giver-nya, konsumen (pasien)nya atau tokohnya bermacam-macam dan bagus banget untuk terapi. Besok di area PPK 1 kalian juga bisa berdayakan masyarakat untuk jadi kader, karena kalian sebagai dokter di PPK 1 pasti banyak sekali program-programnya. Kalau dokter sudah sibuk kerja siapa yang akan bergerak kalau bukan kader?"
"Ibu nggak pernah takut kehilangan pasien karena bekerjasama dengan pihak lain. Kasus gangguan mental itu kan lebih banyak yang belum ketahuan, ibarat gunung es, jadi ngapain takut kehilangan pasien, rezeki itu di tangan Allah. Pasti ada terus dari Allah. Tapi kan kita berpikir bagaimana komunitas itu bisa sehat, toh nantinya akan menghemat biaya kapitasi yang untuk kalian, dan jauh lebih hemat energi."
Koas itu tidak cuma tentang belajar hal-hal klinis, tapi juga mencari role model. Setiap stase paling tidak akan ketemu 2 dokter pembimbing klinis, dikalikan 13 jadi 26 dokter spesialis sampai konsultan, belum lagi dokter-dokter residen yang ketemu randomly di bangsal atau saat jaga, jadi kesempatan itu bisa kita manfaatkan untuk sebanyak-banyaknya mencari role model.
Kenapa? Ya karena pilihan hidup ada banyak. Mau jadi dokter seperti apa juga banyak opsinya. *macak optimis
Cerita lucu:
Siang itu saat kami mendiskusikan kasus seorang ibu paruh baya dengan schizophrenia, Eva melapor "kalau yang dari saya baca dari rekam medis, awalnya karena putus cinta, dok." Pembicaraan berlanjut sampai dr. Tika bilang, "kalau ibu nggak salah ingat, beliau itu kambuhnya selalu pas dekat-dekat lebaran, ibu juga nggak tahu, kenapa ya?"
"Soalnya takut dok, lebaran kan sering tuh ditanyain 'kapan nikah??'.." Rangga menjawab sambil bercanda. Kami pun terbahak.
"Haha. Kalau kalian kapan nikah? Udah punya pacar belum? Zahrin? Eva? Rangga?" Timpal dr. Tika tiba-tiba, yang dijawab 'belum' oleh kami semua. "Duh ketahuan banget ya, jomblo detected!"
"Rangga kan tinggal mencari Cinta. Haha. Ayo kalian cari. Ibu dulu nikahnya pas koas lho..(dst)"
"Anak istri mau dikasih makan apa?"
"Ya pasti ada lah..."
"Nggak enak kalau masih dibantu orang tua."
"Ya itu sih kesepakatan masing-masing keluarga ya.. Nggak apa-apa. Banyak juga kok pasangan yang ibu lihat kelihatannya nekat, tapi malah lancar-lancar aja, pasti makan kok, ya kan? Yang penting itu ko-mit-men... Jadi kesimpulannya, ayo cari." Hahaha.
"Aku... nunggu dicari deh." Tutupku. #galaudetected wkwk
Yogyakarta, 25 Juni 2016
4 notes
·
View notes
Photo
Wek wek wek wek wek -Riyanah- #medstudent #koaslife #work (at Cozyfield Gramedia Pondok Indah Mall)
0 notes
Photo
E.N.T Module 6/8 minor --> libur dulu baru lanjut Kulit 😂 Alhamdulillah, Ujian kasus modul ini di direksi rscm dong 👻 dan Terselamatkan berkat Otitis Eksterna Terimakasih semua atas kerjasamanya, semoga kita dilancarkan di tahap selanjutnya 💪kalian qeren . #ent #tht #koaslife #koas #coass #medicalstudent (at Dept. THT-KL FKUI RSCM Jakarta)
0 notes
Conversation
O.s.s : dok, kita ga bisa kan makan sambil tidur? ya kan? (dengan wajah serius bertanya, lalu selanjutnya ia malah tertawa)
Dokmud : (mikir bentar) ng... iya sih pak. hahah (ikutan tertawa) (aslinya bingung)
di beberapa menit sebelumny...
dokmud : bapak kesehariannya kerja apa?
o.s.s : saya kerjanya tidur terus makan dok. hahahaha. saya malas kerja dok. kerja itu gak enak. gak suka lah saya dok. saya sukanya nyanyi. hehheheheeh.
dokmud : ngggg.. haha -_-" iya pak, tapi bapak kalo gak bekerja engga dapat uang. nanti kalo ga dapat uang, bapak ga bisa makan.
o.s.s : ya saya nyanyi aja dok. kan enak. dapat uang banyak
dokmud : (dalam hati, 'iya deh terserah bapak aja udah, terserah-___-')
0 notes
Photo
Koas interna hari ke-42 ✔ Tinggal 15 hari lagi 🔜 Keluar dari interna aku harus tau obat2 buat bekal jaga klinik❕❕ Masalah ilmu komunikasi harus masih terus belajar.
0 notes
Photo
Banyak sih yg berpikir bahwa profesi ini tidak jarang inginnya menghisap pundi pundi rezeki pasiennya. Banyak yg mulai berpikir bahwa mindset dari para pemegang profesi ini money oriented, bahwa main idea mereka ya uang. Padahal ga seperti itu nyatanya.
Believe me, beside and behind oknum oknum yang banyak orang berpikir memiliki procurement minded, masih banyak pemegang profesi ini yang selalu muter otak dan memakai hati being an engineer minded di setiap keadaan pasiennya. Bahwa kita ga boleh hanya berpikir tentang penyakit, tapi juga keadaan sosial ekonomi pasien.
I told someone, things i saw where i’m doing my educational program. An impropiate things. And so sorry for that, maybe that someone being disappointed abt things i shared with. Tapi disamping semua itu, masih banyak hal-hal yang berani profesi ini korbankan untuk pasien-pasiennya.
Hari itu giliran jaga malam, ada pasien yg harus di observasi karena keadaanya mengkhawatirkan. Ga habis-habis diberikan instruksi untuk melakukan ini itu supaya pasien lebih nyaman dan kondisinya paling tidak membaik, cek ini itu untuk pasiennya. Informed consent ke keluarga, kondisi pasien sekarang seperti apa. Konsul ke ICU. blablabla. The most touchful thing is, my resident told me, “hidup dia tergantung padamu, antarkan secara terhormat”. Secara implisit dia mau memberikan pelajaran, gimana kita harus punya rasa tanggung jawab dan empati yang besar terhadap pasien. Dia mau ngasih tau kalau nyawa pasien berharga dek.
Kita semua harus belajar caranya memanusiakan manusia. Bahwa ketika seseorang datang ke kamu, dia bukan tunggal. Dia manusia yg merupakan bapak dari seorang anak, dia adik dari seorang kakak, dia suami dari seorang istri, dia kolega dari teman kerjanya, mungkin guru dari anak anak muridnya?
Belajar lama untuk lulus dan akhirnya punya SIP, bukan dengan tujuan untuk diakui oh dia hebat, oh pinter yah, oh waw bisa ya dia. Bukan. Semua nya punya tujuan supaya bisa bermanfaat untuk siapapun itu. Seems pathetic banget kalau goals nya hanya untuk dapet pengakuan dari orang-orang dan ujung ujungnya uang.
Inget banget, konsulen obgyn pernah bilang. Kalian ga akan pernah bisa bayar hutang kalian ke saya, ke dokter R, dokter D. Kalau kalian mau bayar hutang, titip pasien-pasien ibu dan anak di daerah daerah nnt kalian sudah bertugas. Semoga kalian bener-bener bisa jadi perpanjangan tangan kita dan jadi primary entry buat mereka disana. Jadi embun pagi yah. Kamu tau kan embun pagi? Sedikit tapi selalu ada😊
0 notes
Text
Bu I : Mbak, mudik kemana?
L : hehe, tahun ini belom mudik Bu. asli Semarang.
Bu I : lha rumahnya dimana memang Semarangnya?
L : belom punya rumah Bu, masih numpang di rumah Ayah. Di xxx.
Bu I : lho, sampek tua ya kita itu bakal numpang terus. Sekarang numpang di rumah orangtua, besok nek dah nikah ya numpang di rumah suami.
L : hehe...
Obrolan lebaran tahun 2019 sama seorang Ibu, yang baru kenal tapi anak bayiknya berhasil nyaman kali tidur di pelukan saya. Iya. Pendidikan pra nikah ke sekian kali yang ALLAH selipkan di antara waktu-waktu koas ini.
Kemarin tentang konsep rejeki. Kemarin lagi tentang sebesar apapun penghasilan kita sbg perempuan, nyatanya nafkah kita tetaplah tanggungjawab suami.
4 notes
·
View notes
Text
ciyap : sekarang aku make baju sendiri, ga kegedean kan, kecil baju nya
bebek : berarti kamu gendutan
1 note
·
View note
Text
✅10 stase siklus bawah (23/5/16 - 23/4/17) ️🔜 9 stase siklus atas 💪💪💪
_______
Is not the help of Allah close by? Certainly it is. Allah says, "Call upon Me and I will respond." (Qur'an 40: 60)
0 notes
Text
Puskesmas
IKGM (Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat) adalah salah satu pelajaran favorit saya sewaktu kuliah dulu karena menurut saya IKGM lah ilmu yang unik dari yang lain. IKGM mengajarkan kita untuk terjun langsung ke masyarakat bukan hanya sebagai praktisi yang bekerja kuratif (mengobati) saja, tapi juga promotif dan preventif. Ada juga di dalamnya ilmu manajemen praktek, bagaimana menjadi manajer dan bagaimana memanaj sumber daya.
Alhamdulillah kali ini saya sedang berada di stase Puskesmas. Stase dimana kita cuma stay di puskesmas tanpa cari pasien, tanpa menangani pasien. Selama enam minggu libur dari kesibukan cari-mengobati-membayari pasien, libur dari berpusing pusing mengatur jadwal pasien, libur dari di PHP-in pasien yang janji dateng tapi tiba tiba ngebatalin, dan libur dari keterpurukan pasien yang pergi keluar kota untuk menetap disaat tinggal satu kali kunjungan kontrol lagi ke RSGM .Cuma Enam minggu kok, Iya cuma enam minggu….. *kembali bersedih*
Saya Amat menikmati stase Puskesmas ini. Saya bersama 6 orang lainnya ditempatkan di salah satu puskesmas di kota Bandung yang Alhamdulillahnya lebih dekat dari rumah daripada ke RSGM, hehe. Tugas kami di puskesmas bukanlah menjadi seorang praktisi yang turut mengobati pasien. Kami ditugaskan untuk mengamati,menganalisis permasalahan di puskesmas dan wilayah kerja puskesmas lalu kemudian melakukan program yang mendukung pemecahan masalah tersebut. Puskesmas merupakan unit pelayanan dengan jenjang terendah yang disediakan pemerintah. Puskesmas bertanggung jawab untuk menjalankan program pemerintah tentang peninggkatan derajat kesehatan di wilayah kerja puskesmas tersebut. Sangat dekat sekali dengan masyarakat terutama masyarakat menegah ke bawah, harga pelayanannya pun sangan bersahabat dengan rakyat kecil. Seru kan? Kita sebagai dokter bukan hanya mengobati pasien yang sudah sakit, tetapi paasien sehat yang beresiko sakit pun menjadi tanggungjawab kita. Bukan hanya pasien dengan isi dompet tebal, tapi pasien dengan modal dompet kosong (BPJS) pun kami layani sepenuh hati.
Kegiatan sehari hari yang kami lakukan dalam rangka mencari dan menganalisis permasalahan adalah dengan terjun langsung di semua pekerjaan puskesmas, terlebih poli gigi. Kami setiap hari bergantian tugas yakni asisten poli gigi, mengunjungi posyandu di setiap RW, dan kegiatan UKGS di sekolah dan penyuluhan penyuluhan . Dari kegiatan tersebut lah kami menjadi tahu sedikit gambaran kesehatan gigi dan mulut di masyarakat pada umunya dan pekerjaan dan peran dokter di mata masyarakat. Ternyata apa yang di temukan di lapangan tak seideal apa yang kami pelajari di kampus. Penanganan 50 pasien di puskesmas bisa dilakukan dalam 3 jam. Sedangkan kerja kami di rsgm paling banyak hanya mengerjakan 3 pasien dalam 3 jam. Kebayang kan hasil pekerjaannya gimana? Bisa bisa hasil kerja dokter puskesmas gak lebih baik daripada hasil kerjanya koas fkg *ups. Saya bukan menyalahkan tetapi memang tuntutan dokter di puskesmas memang harus bekerja cepat karena jumlah pasien yang banyak setiap harinya sedangkan waktu kerja yang terbatas. Bahan habis pakai pun disediakan puskesmas dengan standar bahan aman terendah. Sarung tangan yang harusnya dipakai satu untuk satu pasien bisa dipakai seharian baru diganti. Mau mengernyitkan alis rasanya…. Tapi inilah faktanya. Sekelas Puskesmas kota besar hanya ada satu orang dokter gigi, lalu apa kabar di puskesmas daerah tingkat kabupaten? Apakabar daerah yang tidak ada puskesmas? Tidak ada dokter ataupun dokter gigi. Masih banyak pula masyarakat yang beranggapan bahwa sakit gigi bisa diobati dengan minum obat, memang benar… tapi kalau hanya minum obat hanya menghilangkan rasa sakitnya tanpa mengobati penyebab rasa sakitnya. Rasanya gak bisa banget deh kita bisa kerja Ideal di Puskesmas. Entah apa yang salah… dan saya pun tidak bisa menyalahkan keadaan. Saya hanya mengamati dan memahami apa yang saya temukan di lapangan.
Permasalahan ini menarik untuk saya, dan menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk menentukan ingin menjadi dokter gigi seperti apa saya nanti? Yang berorientasi pada penghasilan? Atau kebermanfaatan bagi orang yang membutuhkan. Sebenarnya masyarakat ini tidak membutuhkan kita, toh kita ada atau tidak ada tidak berdampak apa apa bagi mereka, yang berdampak adalah kebermanfaatan kita untuk masyarakat disekitar kita. Ah… saya ingin sekali bisa berbagi kebermanfaatan di puskesmas atau ditempat manapun yang membutuhkan saya. Semoga dimasa depan saya bisa mencicipi mimpi saya untuk mencari pengalaman lewat puskesmas. Kali ini hanya 3 minggu semoga nanti bisa tiga tahun… sebelum saya buka klinik sendiri, ehehe.Aamiin.
(c) Hanifah, 23 Maret 2017
0 notes
Photo
Alhamdulillah bisa dipertemukan weekend lagi 😂 Minggu penuh drama,...*tapi bukan drakor Lagi-lagi menjadi lebihhh lebihh bersyukur dengan apa yang sudah kita milikii, bersyukur dengan apa yg kita jalani, Alhamdulillah kembali didekatkan dengan orang-orang yang bisa selalu mengingatkan kebaikan juga Happy weekend gaiss #koaslife #coass (at RS Persahabatan)
0 notes
Text
Makian Tukang Parkir
Bagi pengendara sepeda motor berurusan dengan tukang parkir merupakan hal yang lumrah. Tapi tadi berbeda dari hari biasanya. Alkisah pulang koass nitip motor di parkiran salah satu donat(?) disekitaran kampus. Karena mikir ada tulisan besar besar bebas parkir bagi pengguna. Nah, saya sih langsung nyosor aja pas mau keluar dari parkiran.. Dan jeng jeng.. Pas keluar pintu pagar nya dia kunci.. Saya sih biasa aja mikir oh mungkin untul menjaga keamanan.. Nah pas keluar dari pagarnyanya eike langsung nyelong keluar dan yaps.. Dia mengeluarkan sumpah serapahnya secara tiba tiba.. Mendadak saya shock menjadi pusat perhatian.. Si bapak mendekat dengan masih marah marah. Dan untungnya masih ada uang duaribuan dikantong.. Sebenarnya sih kalau si bapak parkir mintanya baik baik sih saya sih oke aja. Tapi karena bapaknya maki maki saya jadi ikutan kesal… :((
Diperjalanan pulang masih kepikiran dengan adegan si bapak parkir yang maki maki saya.. Tapi saya kembali berfikir mungkin karena dia hidupnya keras dua ribu itu jadi sangat berharga buat kehidupannya. Duh… Hati… Jangan sedih lagi pehlis
0 notes