#kitab kuning jawa
Explore tagged Tumblr posts
Text
Kisah Dua Santri Ikuti Lomba Baca Kitab Kuning Di Magelang, Tempuh Jarak Puluhan Kilometer
Kisah Dua Santri Ikuti Lomba Baca Kitab Kuning Di Magelang, Tempuh Jarak Puluhan Kilometer
BNews–MAGELANG– Dua orang santri datang ke lokasi Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK) Zona 4 Jawa Tengah pada pukul 06.00 WIB. Keduanya berboncengan naik motor dari pondok pesantrennya di Pati ke Magelang, berangkat pada Sabtu (11/12/2022) malam pukul 23.00 WIB. Ketua pelaksana kegiatan LBKK Zona 4 Partai Keadilan Sejahtera wilayah Jawa Tengah, Andi Tri Nugroho sangat mengapresiasi semangat kedua…
View On WordPress
#Berita Jateng#Berita Jogjakarta#Berita Magelang#Berita Nasional#Berita Viral#Borobudur News#Kitab Kuning#Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK) Zona 4 Jawa Tengah di Magelang#Magelang#PKS Kabupaten Magelang
0 notes
Text
Perhaps You Will Gradually…
"Bintang kecil di langit yang tinggi, amat banyak menghias angkasa. Aku ingin terbang dan menari, jauh tinggi ke tempat kau berada."
─ Bintang kecil
Pernah suatu ketika lewat panggilan video, saya curhat ke ibu saya perihal kesulitan saya dalam membaca kitab kuning, ketidakmampuan saya lebih tepatnya. Lalu, saya membandingkan diri saya dengan sepupu saya yang sangat lanyah (baca:luwes) dalam membaca kitab kuning gundul berkat kegigihannya menimba ilmu di sebuah pondok pesantren kecil. Saya berkecil hati, sebab sudah jauh-jauh pergi ke negeri orang, tapi untuk mengetahui kedudukan sebuah kalimat saja masih meraba-raba, susah. Kemudian kekhawatiran saya ini merambah kemana-mana, lalu bertanya-tanya dimana letak keistimewaan saya?
Ibu saya dengan santainya, sambil memotong sayuran di depannya bilang, kurang lebih seperti ini: "Kamu dan Yusfi ─sepupu saya─ sebenarnya sudah sampai di tujuan yang sama, tapi kalian pake kendaraan yang berbeda. Lha wong, kamu pakai motor, Yusfi jalan kaki. Jelas lebih perhatian siapa."
Dengan berjalan kaki kamu akan lebih memperhatikan keadaan sekitar, lebih awas pada setiap tanda, dan bisa tahu letak setiap gedung yang dilewati, papan kedai makanan, bahkan mungkin tahu tumbuhan apa saja yang ada di sepanjang jalan. Berbeda dengan perjalanan menggunakan motor yang mungkin semuanya hanya sepintas lewat, bahkan terkadang kamu akan melewatkan hal-hal penting dalam perjalanan, lalu sedetik kemudian lupa. Boleh jadi saya memang menang soal pengalaman karena sudah lebih lama sampai di tempat tujuan, lebih dahulu menjelajah banyak tempat, tapi soal ilmu baca kitab Yusfi tentu lebih unggul dari saya. Dari sini, saya belajar bahwa semua hal di dunia ini memang perlu dijajaki perlahan, ada tahapannya, kalo kata orang jawa ojo kesusu alias jangan terburu-buru. Kalo enggak, ya nanti jadinya seperti saya ini, hehe.
Makanya dalam sebuah ilmu tertentu kita dituntut mengetahui dasar-dasar ilmu tersebut terlebih dahulu, ibarat membangun rumah, pondasinya harus kuat terlebih dahulu, kemudian bertahap. Level dasar, pertengahan, hingga level tertinggi. Semua ada waktunya, ada caranya masing-masing. Butuh niat, guru, dan kesungguhan. Kalau pondasi awalnya kurang kuat, nanti kaya saya gini nih, goyah ketika sudah berada diatas, kerepotan menambal sana-sini. Ya, 'ala kulli hal, semuanya patut dinikmati. Selalu coba buat ngejalanin semuanya semampunya, jangan merasa dikejar target yang malah bikin kamu terburu-buru dan mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Nah, kalo kasusnya kaya saya yang sebentar lagi pulang mengabdi, tapi belum selesai menambal banyak kekurangan, ya gak papa juga (hehe), sampaikan yang kamu bisa, katakan tidak bisa jika memang begitu adanya. Lagi-lagi kata ibu saya: "Ilmu itu walau sedikit, asal diamalkan, Insyaallah akan terjaga dan bertambah."
Kami berbicara sampai Ibu saya selesai memotong semua sayuran di depannya, lalu sebelum menutup panggilan video Ibu saya membahas perihal tahun terakhir saya disini, dari gelagatnya saya tahu, ia dengan halus meminta saya untuk pulang terlebih dahulu. Kemudian saya jadi berfikir, mungkin saja pondasi kuat yang saya cari selama ini ada di rumah. Mungkin hal yang dapat membuat saya utuh kembali ada di rumah. Sebuah kemungkinan yang hanya akan terjawab ketika saya pulang nanti. Entah hasilnya akhirnya nanti saya akan menetap atau justru akan pergi merantau lagi. Saya tetap harus pulang dulu, sebab ada kewajiban besar yang menunggu untuk saya tunaikan. Segera.
3 notes
·
View notes
Text
kalimat dalam gramatika bahasa arab, yakni terkait dengan nahwu dan shorofnya.
Ari/Utawi/Adapun, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai mubtada.
Eta/Iku/Adalah, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai khobar.
Saha/Sopo/Siapa, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai fail/naibul fail yang berakal.
Naon/Opo/Apa, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai fail/naibul fail yang tidak berakal
Kana/Ing/Kepada, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai maf’ul bih.
Kalayan/Kalawan/Dengan, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai maf’ul muthlaq.
Dina/Ingdalem/Di, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai dharaf zaman.
Dan sebagainya.
Tabelnya kira-kira seperti ini:
Keterangan tabel dalam gambar di atas:
Kolom 1: Nomor
Kolom 2: Rumus, berupa aksara pegon singkat yang digunakan sebagai kode makna gramatikal
Kolom 3: Posisi penempatan kode pada kalimat bahasa arab dalam kitab, bisa di atas, di bawah atau sejajar
Kolom 4: Musyar ilaih, yakni takib atau kedudukan kalimat dalam gramatikal nahwu, contohnya mubtada, khobar, fa’il, dsb.
Kolom 5: Makna dalam bahasa indonesia, jawa atau bahasa lokal lainnya
Kolom 6: Contoh penerapan dan aplikasinya dalam bahasa arab atau kitab kuning.
0 notes
Text
Melihat Kupu Kupu Kuning Pertanda Kamu Akan Mendapatkan Jodoh dan Kekayaan yang Melimpah, Prediksi Kehidupan - Rakyat Priangan
https://www.rakyatpriangan.com/gaya-hidup/1438576653/melihat-kupu-kupu-kuning-pertanda-kamu-akan-mendapatkan-jodoh-dan-kekayaan-yang-melimpah-prediksi-kehidupan
Jawa Barat Nasional Internasional Mimbar Rakyat Ekobis Wisata Hiburan Warisan Gaya Hidup Teknoto Feminim Pustaka Islami Opini Surat Pembaca Video Photo
Melihat Kupu Kupu Kuning Pertanda Kamu Akan Mendapatkan Jodoh dan Kekayaan yang Melimpah, Prediksi Kehidupan
Syarif Hidayat
Rabu, 26 April 2023 | 08:28 WIB
prediksi kehidupan hari ini tanda kupu-kupu kuning disekitar kita (pixebay)
RAKYAT PRINGAN, Mitos- Pernakah kamu melihat kupu kupu kuning disekitar kita atau masuk ke rumah kamu?
Bila pernah ada kabar gembira untuk kamu dan keluarga apabila melihat hewan indah ini. Bagaimana prediksi kehidupan bagi orang yang melihat kupu kupu kuning itu.
Karena kupu kupu kuning kerap membawa pesan dan simbol kehidupan bagi siapa saja yang melihatnya.
Menurut kitab primbon Jawa kuno, tanda kupu kupu kuning pertanda lebih banyak menjurus ke arah keberuntungan.
Tanda kupu kupu kuning yang pertama adalah kamu akan mendapatkan rezeki nomplok.
Apabila melihat kupu kupu kuning dianggap membawa keberuntungan, Karena banyak diyakini bahwa hewan kecil tersebut dipercaya menyimbolkan kelimpahan kesuburan dan emas.
Apabila kamu tiba-tiba melihat kupu kupu kuning pertanda ketika terbang di sekitar rumah bahkan masuk ke dalam rumah akan datang sebuah kebaikan kepada kamu.
Akan tetapi, selain diyakini dan dipercayai kamu harus tetap melakukan ikhtiar untuk mendapatkan rezeki dan memohon kepada Allah SWT agar terwujud nyata.
Selanjutnya anda kupu kupu kuning pertanda apa yang perlu kita ketahui. Kamu akan segera mendapatkan kesempatan besar untuk memperbaiki kehidupan terutama memperbaiki diri dari segi hablumninannas dan hablumninallah.
Karena kupu kupu kuning identik dengan simbol kekayaan, oleh sebab itu apabila kamu melihatnya bisa jadi hal tersebut adalah pertanda bahwa akan ada kesempatan besar untuk memperbai ekonomi. Seperti promosi jabatan, gaji naik, tawaran pekerjaan yang lebih baik.
Kemudian tanda kupu kupu kuning yang ketiga pertanda kamu akan mendapatkan pengakuan dan penghargaan atas kerja keras kamu selama ini.
Apabila kamu selama ini merasa tidak ada yang menghargai atas usaha kamu, maka dengan hadirnya kupu kupu kuning diyakini akan membawa pertanda yang sangat baik terutama untuk hidup kamu.
Contohnya saja apresiasi pekerjaan, pendidikan, kehidupan sosial, dan juga asmara.
Nah, untuk tanda kupu kupu kuning yang keempat kamu akan mengalami hadirnya anggota keluarga yang baru.
Serta menandakan adanya kesuburan dan pertumbuhan keluarga besar kamu seperti bertambahnya keturunan.
Itulah uraian melihat kupu kupu kuning pertanda apa yang harus dicermati dengan seksama. Namun kita harus tetap melakukan usaha dan ikhtiar serta doa agar hasilnya sesuai dengan kehendak Allah SWT.***
Editor: Syarif Hidayat
Sumber: Youtube Hoki dan Nasib
0 notes
Video
youtube
0813-5173-3881, Kitab Kuning Lengkap
#kitab kuning jurumiyah#kitab kuning jurumiah#kitab kuning jawa#kitab kuning jawahirul kalamiyah#kitab kuning jawa pegon#kitab kuning jilid terbanyak#kitab kuning jawi#kitab kuning jawi pdf#apa sih kitab kuning#kitab kuning kifayatul akhyar bab nikah#kitab kuning kapolri#kitab kuning khusus wanita#kitab kuning khozinatul asror pdf#kitab kuning kifayatul awam#kitab kuning karangan siapa#kitab kuning karangan syekh nawawi#kitab kuning klasik#kitab kuning lengkap dengan terjemahan#kitab kuning lengkap apk#itab kuning latin
2 notes
·
View notes
Photo
WAKAF MUHAMMADIYAH Hari-hari ini sangat menarik ketika mengikuti narasi-narasi yang dituliskan di media sosial baik FB, Instagram ataupun grup WA terkait dengan pengisian jabatan di kabinet presiden Jokowi periode 2019 – 2024. Ada yang menggerutu atau bahkan memaki-maki karena kadernya tidak masuk dalam daftar pembantu Presiden sekarang ini. Bahkan lebih konyol lagi ada yang mengolok-olok Muhammadiyah dengan kata-kata tidak bisa “ndalil” dan tidak bisa membaca “Kitab Kuning”. Padahal Muhammadiyah tidak ada hubungannya dengan penyusunan personal dalam kabinet, karena penyusunan itu murni hak prerogatif presiden terpilih. Muhammadiyah tidak pernah meminta jabatan, ataupun posisi di pemerintahan walaupun jika ditillik secara historis jasa Muhammadiyah bagi bangsa ini sangatlah besar. Muhammadiyah tidak pernah minta jatah Menteri Agama, walaupun keberadaan kementerian agama dulunya merupakan gagasan tokoh Muhammadiyah dari Jawa Tengah, KH Abu Dardiri bersama dengan tokoh Masyumi lainnya yakni K.H.M Saleh Suaidy, dan M. Sukoso Wirjosaputro pada sidang Pleno Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang diselenggarakan pada tanggal 25-27 November 1945. Muhammadiyah juga tidak pernah minta kepada pemerintah agar kadernya menjadi Dirjen Haji walaupun pada tahun 1912 Muhammadiyah untuk pertamakalinya memiliki gagasan mendirikan Bagian Penolong Haji yang diketuai oleh KH. M. Sudjak yang menjadi rintisan munculnya Direktorat Urusan Haji. Dimana pada tahun 1930, Kongres Muhammadiyah ke-17 di Minangkabau merekomendasikan untuk membangun pelayaran sendiri bagi jemaah haji Indonesia. Kemudian pada tanggal 21 Januari 1950, Yayasan PHI terbentuk dengan susunan pengurusnya; sebagai Ketua KH. M. Sudjak, Wakil Ketua KH. Wahab Hasbullah, Penulis Muhammad Saubani, Bendahara Abd. Manaf dan pembantu Ki. Bagus Hadikusumo, R. Muljadi Djojomartono dan KH. M. Dachlan. Muhamnmadiyah juga tidak ingin menguasai Badan Amil, Zakat, Infak, dan Shadaqah, walaupun cikal bakal pengelolaan zakat modern di Indonesia adalah Muhammadiyah. Ditandai dengan dibentuknya divisi sosial dan kesejahteraannya PKU (Penolong Kesejahteraan Umum) yang didirikan pada tahun 1920. Muhammadiyah tidak pernah minta kepada pemerintah agar kadernya menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak walaupun tokoh-tokoh Aisyiyah yakni Hayyinah, dan Munjiyah menjadi pelopor pergerakan perempuan atas lahirnya Konges Perempuan Pertama pada 1928. Muhammadiyah tidak pernah minta kepada pemerintah agar kadernya menjadi Panglima TNI walaupun dalam perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan, kontribusi Muhammadiyah terbesar melalui Soedirman adalah perang gerilya yang kemudian melahirkan serta menjadi Bapak Tentara Nasional Indonesia. Muhammadiyah tidak pernah minta kepada pemerintah agar kadernya menjadi Menteri Perikanan dan Kelautan, walaupun peran tokoh Muhammadiyah Ir Djuanda juga sangat penting dalam menyatukan seluruh kepulauan Indonesia melalui Deklarasi Djuanda 1957, yang menjadi pangkal tolak perjuangan Indonesia di PBB untuk menyatukan lautan dan daratan dalam satu kepulauan Indonesia. Perjuangan tersebut berhasil tahun 1982 dengan diakuinya kesatuan laut dan daratan kepulauan Indonesia oleh PBB dalam hukum laut internasional. Muhammadiyah tidak pernah minta agar kadernya duduk di pemerintahan walaupun Kiai Mas Mansur (Ketua PB Muhammadiyah) menjadi tokoh empat serangkai bersama Sukarno, Mohammad Hatta, dan Ki Hadjar Dewantara dalam persiapan kemerdekaan Indonesia. Dalam kesempatan yang lain, tokoh Muhammadiyah seperti Ki Bagus Hadikusumo didukung Kahar Muzakkir dan Kasman Singodimedjo menjadi penentu konsensus nasional penetapan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945, sebagai konstitusi dasar sekaligus penetapan Pancasila sebagai dasar negara. Ini semua adalah wakaf Muhammadiyah baik dari segi pendanaan, gagasan maupun praktek amal yang semuanya dilakukan dengan ihlas, demi kemajuan dan kemakmuran rakyat Indonesia. (FB Page Muhammadiyah)
1 note
·
View note
Photo
HARGA GROSIR!! WA +62 877-2500-3184 Harga Kitab Kuning Ihya Ulumuddin, Harga Kitab Kuning Termahal, Harga Kitab Kuning Fathul Muin, Harga Kitab Terjemahan Fathul Qorib, Harga Kitab Bajuri Dki, Harga Kitab Bajuri Jilid 1, Harga Kitab Bajuri Beirut, Harga Kitab Matan Jurumiyah, Harga Kitab Kuning Safinah, Harga Kitab Kuning Hikam, Harga Kitab Kuning Alfiyah, Harga Kitab Kuning Bulughul Maram, Harga Kitab Kuning Nashoihul Ibad
Mau cari dan Beli KITAB KUNING BEIRUT ASLI? dan Buku TERJEMAHAN KITAB KUNING?
atau cari Buku-buku Pelajaran Agama untuk Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah? Pelajaran Kitab-kitab Pesantren. DISINI tempatnya
Insya Allah READY STOK !!!
Kami melayani GROSIR dan ECERAN KITAB KUNING harga EKONOMIS. Kami melayani pengiriman ke Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua.
Pedagang yang jujur serta terpercaya tempatnya bersama para Nabi, orang-orang yang jujur, dan orang-orang yang mati Syahid pada hari kiamat. (HR. Bukhari, Hakim, Tirmidzi dan Ibnu Majjah)
Langsung Order: WA: 0877-2500-3184 (Akh. Syukri)
Silakan klik, untuk Order Langsung! https://wa.me/6287725003184 https://wa.me/6287725003184 https://wa.me/6287725003184
#JualKitabKuningBekas#JualKitabKuningOnline#JualKitabKuningTerdekat#JualKitabKuningMaknaPesantren#JualKitabKuningLengkap
1 note
·
View note
Text
Pengalamanku
aku laki-laki, umurku sekarang 20 tahun. udah banyak tempat yang aku datengin, menetap tinggal. aku pernah masuk pesantren. di kampung, tempat tinggal mamahku. namanya ponpes Baitul hikmah-Haur kuning. pondok Alat/kitab. intinya aku dulu pernah tinggal dikampung(leuweung). banyak hal yang aku dapetin. pengalaman-pengalaman yang udah aku jalanin. membentuk jati diri ku sampai sekarang. aku pernah dianggap aneh, karena buat aku yang dari kota(pendatang) trus tinggal dipedalaman yang mayoritas pake bahasa sunda(daerah), memakai b indo ditengah mayoritas b sunda. itu pertama
kedua, lingkungan. udah banyak lingkungan yang aku alamin. sampai aku ngerasa bingung sama jati diri aku. ketika aku dateng dan tinggal di satu tempat, aku mengikuti lingkungan. lalu pindah ke lingkungan yang lain, lagi lagi aku harus merubah jati diri aku sesuai lingkungan. udah banyak tempat yang aku datengin, sampai lupa sama diri sendiri.
trus aku pernah tinggal di pondok modern, semacam boarding school. islamic boarding school. namanya, HSG SMP khairu ummah. disitu tiga tahun. lalu pindah ke SMA.
SMA aku di swasta. PKBM INTAN---> mengejar paket C, karena aku tidak masuk SMAN negeri tapi masuk PPTQ(pondok pesantren tahfidzul quran) Darul bayan. lalu karena lingkungan, aku pindah ke jawa. mondok di jawa.
Dijawa, aku modok di PPTQ Daarul furqon. pondok quran di kota kudus. disitu aku dapet dua tahun, lalu hijrah.
setelahnya, aku tinggal dirumah, selama 6 bulan kegiatan ku cuman nderes quran , bantu orangtua dan mengajar ngaji (kebetulan orang tuaku ini punya lembaga majelis ta’lim). nama majelis ta’lim nya, pengajian nurul iman.
orang tuaku mikir, aku harusnya sekolah lagi, jangan diem dirumah terus. tapi waktu itu teh aku kaya ga mau sekolah gitu, tapi yaa mau gimana lagi aku harus sekolah. awalnya aku mau dimasukkin di unipersitas Al-ma’soem, tapi karena pendaptaran telat dan jurusan yang tidak ada minat buat aku, akhirnya orang tuaku memasukkan aku ke yea.
YEA adalah sekolah bisnis (pengusaha). disitu juga aku harus ngelaluin semua ujian. drama, dan tantangan yang harus aku hadepin. susah emang, tapi mau gimana lagi.
bersambung...
1 note
·
View note
Text
Sajak-Sajak Penyair Muda Tasikmalaya, Muhammad Irfan Ilmy
(Oleh: Rendy Jean Satria*)
“Sebab engkau Khidir
Bagi Kemusaanku”
(Ajari Aku, Muhammad Irfan Ilmy)
*
Pada satu waktu, saat masih menjadi santri di Pondok Pesantren Al-Ikhwan Hajjah Djuhaenah, Tasikmalaya, Irfan kerap kali menulis sajak di asramanya. Sajak-sajak awalnya saat masih SMA, sering ia sembunyikan. Hanya untuk dibaca oleh dirinya saja. Semangat menulisnya memang diawali dari hobi membaca karya-karya sastra. Lazimnya seorang santri Irfan harus membagi waktunya antara membaca buku dan mengaji kitab kuning secara rutin. Namun, hal itu tidak menjadi masalah bagi penyair muda kelahiran Cikondang, Cineam, Tasikmalaya ini.
Irfan memang mempunyai semangat dalam menulis dan memburu buku-buku puisi yang ditulis para penyair-penyair Indonesia. Dia lakukan dengan keiklasan, tak peduli kiriman uang dari orangtuanya habis sesaat. Koleksi buku-buku puisinya pun terbilang cukup banyak ditaruh dengan cukup rapi dan terjaga di rak buku miliknya. Kadang buku puisi tersebut juga ia taruh berdampingan di antara kitab suci Al-Qur’an, dan Hadits Bukhari - Muslim. Konon ia hampir setiap hari membaca buku puisi, membaca ulasan puisi di media online, dan membaca proses kreatif dari para penyair favoritnya. Suatu proses yang cukup baik, bagi penyair muda yang memiliki potongan rambut seperti remaja masjid ini.
Step by step dia lakukan juga ternyata, untuk menambah nilai bobot puitika dan kepenyairannya, seperti sholat dhuha, menanyakan kabar ibunya lewat WA, menghadiri acara-acara puisi di kota Bandung, memposting puisinya di feed Instagram dan berguru kepada penyair kakak kelas di kampusnya. Saat ini Irfan tercatat sebagai mahasiswa S2 PAI, di UPI Bandung dan rajin bermain instagram dan membuka chanel youtube.
*
Saya pertama kali membaca sajak-sajak Muhammad Irfan Ilmy di kolom puisi Pertemuan Kecil, koran Pikiran Rakyat, Juli 2017. Sudah jadi kebiasaan saya kalau di hari sabtu atau minggu membeli koran di Cikapundung River Spot. Saat sedang memesan bala-bala dari gerobak ibu Romlah yang sudah bertahun-tahun berjualan di sana, saya menemukan dua buah sajaknya, berjudul Mencuci Hati dan Kamu Puisiku. Dua sajak yang cukup sederhana. Dari dua sajak awal itu saya sudah bisa menangkap, kemana arah sajak-sajak penyair muda Muhammad Irfan Ilmy yang termaktub dalam kumpulan puisi Abadi di Telapak Kaki ini dan saya cukup senang, dilihat dari tahun kelahirannya Irfan masih sangat muda. Dengan begitu, perpuisian di Jawa Barat, tidak kehabisan bensin kata-kata.
Dilihat dari asbabun nuzulnya tak heran kalau Irfan yang berasal dari pesantren dan Tasik mengidolakan dan bahkan membabtis penyair kawakan Tasikmalaya Acep Zamzam Noor, sebagai kyai puisinya secara intuitif. Seperti dalam sajak Ajari Aku, yang ia dedikasikan buat Acep Zamzam Noor. Sampai-sampai ia menyamakan Acep sebagai Khidir, “sebab engkau Khidir, bagi Kemusaanku” dan Irfan sendiri, sebagai Musa-nya. Dalam Sajak berjudul Berfoto Bersama, ia juga mendedikasikan lagi sajak tersebut untuk Acep Zamzam Noor kali ini ia kerasukan persona Acep seperti katanya “aku seperti kerasukan ruh kepuitisanmu menggila dalam malam-malam hingga kini”.
Lalu pada sajak Melukis Wajah Tasikmalaya, Irfan berusaha betul agar sajak tentang kota kelahiranya bisa ia tangkap dengan marwah puitika yang mengena dan pas, namun Irfan hanya bisa melukiskan Tasikmalaya secara klise, dan mengolah perangkat modus puitikanya dengan terburu-buru.
Karena sebuah sajak suasana dan alam, dalam ujaran penyair era romantik Charles Armitage Brown (1787- 1842) di Hampstead pada 1820, bisa dilihat dari kedalaman sang penyair menghadirkan seluruh tubuhnya pada sebuah tempat yang ia kunjungi. Totalitas kehadirannya memiliki andil penting dalam susunan komposisi sebuah sajak yang detail, khas, dan bisa mengekspresikan perasaannya dengan baik lewat visi imajinatif dan metaforik. Puisinya pasti memiliki jiwa dan rasa.
*
Ada beberapa sajak dari Irfan yang menarik perhatian saya dan berpotensi, terutama pada sajak yang berjudul Cikondang, “kukira di sinilah kita harus dibenamkan/bersama tanah tempat tumbuh/bersama udara-udara yang selalu kita hirup/mulai saban subuh/bersama ingatan-ingatan masa kanak yang menolak lumpuh/ kukira di sinilah kita harus melabuhkan tubuh” pada bait sajak ini Irfan mampu mengolah visi puitika dengan tenang, setiap kata-katanya hasil dari pengendapan, dan pembacaan yang baik pada sebuah objek yang ia kenal, baik secara lahir dan batin. Daerah Cikondang dan Nenden, dimana puisi ini ia persembahkan, menjadi tubuh puisi yang memiliki rasa, gejolak dan bahkan pengalaman sang penyair pada sajak ini terbentuk. Seperti pada bait sajak yang lain, berjudul Jadi Lampu Kamar “Aku ingin jadi lampu kamar tidurmu/ dari atas sana/aku menemanimu membaca buku/ dan mengerjakan tugas saat gelap datang menyergap”
Buku puisi perdana dari Muhammad Irfan Ilmy ini, harus bisa menjadi langkah ا (‘alif) bagi penyairnya dalam mengaji kata-kata secara intens, dalam, dan tajam sampai ia menemukan ي (ya). Dan saya secara pribadi sangat mengapresiasi kehadiran buku puisi ini. Kelak, kalau ia terus belajar dan serius penyair yang terlihat santun dan pendiam ini mampu menghasilkan sajak-sajak berkualitas pada perkembangan kepenyairannya. Semoga.
Tegallega, Bandung, Januari 2019
*Penulis adalah penyair.
3 notes
·
View notes
Text
mahasantri satu semester:(
Mahasantri, katanya mahasiswa yang sambil nyantri. Status mahasantri sendiri pernah ada pada diri saya. Tahun 2017, setelah kenyataan saya tidak bisa daftar ulang di politeknik negeri malang, saya masih mencoba daftar di banyak kampus negeri tetapi hasilnya tetap tidak menyenangkan hati. Sedikit putus asa dan hampir ingin mati. Tapi saya ingat dosa saya banyak, belum ada bekal di akhirat eh masa mati bunuh diri.
Akhirnya, saya dan bapak saya berangkat ke Jawa Tengah. Diantar bapak untuk mengabdi menjadi santri sekaligus mahasiswa. Ingin menangis ketika teman-teman yang lain diantar ayah dan ibunya tetapi saya hanya diantar bapak. Ingin menangis ketika berpamitan kepada Ibu yang hari itu sedang sakit. Ingin menangis ketika bapak memutuskan untuk langsung pulang tanpa menginap sehari atau dua hari. Lalu, tangisan saya memang gak bias ditahan lagi, ia datang di hari ketiga ketika saya menjadi santri. Bapak menelfon, “Gimana, betah?” saya jawab sambil menahan supaya nggak terdengar menangis, “Betah.”
Padahal selama satu minggu tinggal di pondok, saya selalu nggak bias tidur, saya selalu memimpikan orang-orang rumah, saya selalu kepikiran orang tua. Iya, ini pertama kali saya mondok. Selalu menangis kangen orang tua. Saya jadi teringat ketika hari pertama penyambutan mahasiswa baru, saat itu dinyanyikannya hymne kampus, saat itu juga saya menangis. Cengeng sekali saya, hahaha. Saya berpikir, kenapa saya ada disini, kenapa saya seorang mahasantri, kenapa saya bukan maba politeknik negri malang, kenapa saya jadi anak rantau, kenapa… kenapa… banyak sekali kenapa yang saya pikirkan saat itu.
Tiga minggu menjadi mahasantri, bapak sering menelfon ke pondok. Saya jadi diingat pengurus pondok karena sering mendapat telfon. Kalau orang tua menelfon, selalu bertanya, “Kamu udah makan?” “Udah mulai hafalan?” “Makannya sama apa?” “Gimana ngajinya?” ah selalu nangis kalau ditelfon. “Aku udah makan, sama kerupuk aja, soalnya aku nggak suka ikan.” “Tadi pagi lauknya terong, tapi aku nggak suka, jadi aku makan sama kerupuk aja.” “Kemarin lauk ayam, makan bareng temen-temen pas malam lebaran.” Lemah sekali menjadi saya, tidak suka lauk ini, tidak suka lauk itu.
Tapi, hari ke hari dijalani sebagai seorang mahasantri yang kalau setelah shalat berjamaah selalu berdoa, “Ya Allah, saya kepingin kuliah di kedinasan. Semoga tahun depan keterima ya Allah.” Yang tentunya berdoa tapi nggak disertai usaha, usaha sih, tapi sedikit. Waktu jadi santri kan kalau pagi ngaji, pagi agak siangan kuliah, sore ngaji, malam ngaji. Itu semua nggak full, masih ada waktu luang yang kalau saya bisa manage-nya, pasti dipake untuk belajar soal-soal kedinasan. Tapi ya waktu itu saya hanya belajar ikhlas, saya udah diterima kuliah bonusnya saya sambil nyantri, waktu itu saya belajar bersyukur. Harusnya memang bersyukur. Alhamdulillah.
Sayangnya, saya nggak benar-benar bias bersyukur, di semester kedua saya keluar. Saya belum selesai hafalan, saya belum selesai kitab fiqh, saya belum bisa baca kitab kuning, saya belum bias sarungan, saya belum benar-benar menjadi santri. Saya malu, orang tua saya lebih malu. Saya sudah mengecewakan orang tua saya. Bapak bilang, “Bapak udah cerita ke temen-temen bapak kalau kamu jadi santri, tapi kamu malah boyong,” katanya ketika menjemput saya pulang. Ibu bilang, “Duh, kata teman mamah seneng banget pasti ya punya anak yang santri, tapi kamu malah boyong.” Saya menjadi orang yang paling tidak bisa dibanggakan pada hari-hari itu.
Tapi, mau bagaimana lagi. Keinginan saya, hati saya, keikhlasan saya, nggak ada semua disana. Di status mahasantri yang pernah saya punya. Saya juga malu, saya juga merasa bersalah, tapi saya nggak tahu harus bagaimana lagi. Orang tua susah payah cari uang tapi anaknya malah menyerah sebelum berjuang. Akhirnya, sambil menunggu pendaftaran 2018, saya latihan soal ini soal itu. Sampai hari tes, semuanya nggak ada yang menerima saya. Sampai, suatu hari saya pernah berpikir, apa ini karma udah kabur dari pondok pesantren ya? Apa nggak mendapat berkahnya ya? Seketika, saya menjadi ketakutan nggak keterima dimana-mana lalu mengharuskan saya kembali kesana. Tapi, Allah sedang mengabulkan keegoisan saya, Ia telah mengabulkan doa-doa saya. Saya diterima kuliah di ptn, Alhamdulillah.
Kesedihannya, ke-merasa-bersalahan-nya adalah, Pengasuh pondok menelfon bapak, menanyakan dimana saya melanjutkan kuliah. Beliau bilang, “Dimana saja nggak apa-apa, yang penting tetap belajar.” Subhanallah, pengasuh pondok saya itu benar-benar luar biasa. Akhir-akhir ini saya sedang senang membaca tulisannya. Lalu sesekali timbul kegemasan kepada diri sendiri, “Saya tuh seharusnya mahasantri, bukan sekedar mahasiswa. Saya tuh harusnya menuju semester lima, bukannya maba menuju semester tiga.”
Tapi, biar begitu, harus tetap mengucap Alhamdulillah.
1 note
·
View note
Text
Al-Arobiy Solusi Tepat Mempelajari Pegon Jawa
Al-Arobiy Solusi Tepat Mempelajari Pegon Jawa
Ahmadalfajri.com – Al-Arobiy Solusi Tepat Mempelajari Pegon Jawa Al-Arobiy Solusi Tepat Mempelajari Pegon Jawa Selamat datang di website sederhana kami yang berisi kumpulan kitab kuning dalam berbagai bidang keilmuan secara lengkap. Pada artikel ini, kami akan membagikan Buku Al Arobiy Solusi Tepat Mempelajari Pegon Jawa Dan Memberi Ma’na Kitab Kuning. Buku ini terdiri atas dua jilid. Arab…
View On WordPress
0 notes
Text
ngalogat
Ari/Utawi/Adapun, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai mubtada.
Eta/Iku/Adalah, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai khobar.
Saha/Sopo/Siapa, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai fail/naibul fail yang berakal.
Naon/Opo/Apa, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai fail/naibul fail yang tidak berakal
Kana/Ing/Kepada, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai maf'ul bih.
Kalayan/Kalawan/Dengan, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai maf'ul muthlaq.
Dina/Ingdalem/Di, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai dharaf zaman.
Dan sebagainya.
Tabelnya kira-kira seperti ini:
NOINDONESIAJAWASUNDAMENUNJUKAN1AdapunUtawiAriMubtada2AdalahIkuEtaKhobar3SiapaSopoSahaFa'il4ApaOpoNaonFa'il5KepadaIngKanaMaf'ul Bih6DenganKelawanKalayanMaf'ul Mutlaq7DiIng dalemDinaDhorof Zaman8Dsb.Dsb.Dsb.Dsb.
Contoh lengkapnya bisa dilihat pada gambar/tabel berikut ini:
Keterangan tabel dalam gambar di atas:
Kolom 1: Nomor
Kolom 2: Rumus, berupa aksara pegon singkat yang digunakan sebagai kode makna gramatikal
Kolom 3: Posisi penempatan kode pada kalimat bahasa arab dalam kitab, bisa di atas, di bawah atau sejajar
Kolom 4: Musyar ilaih, yakni takib atau kedudukan kalimat dalam gramatikal nahwu, contohnya mubtada, khobar, fa'il, dsb.
Kolom 5: Makna dalam bahasa indonesia, jawa atau bahasa lokal lainnya
Kolom 6: Contoh penerapan dan aplikasinya dalam bahasa arab atau kitab kuning.
0 notes
Photo
*Fiqh Pernikahan Studi Pernikahan Usia Dini Dalam Pandangan Ulama* _Penulis : Dr. Jamal Ma'mur Asmani, MA_ _Penerbit : Aswaja Pressindo _ISBN : 978-623-7593-03-4_ _Tahun : 2019 Cetakan Pertama_ _Tebal : x + 180 Halaman_ _Berat : 218 gram_ _Ukuran : 14,5 x 20,5 Cm_ ORIGINAL Harga : Rp. 75.000 diskon 15% Rp. 63.750 Sinopsis Pergumulan sengit dan panjang terjadi dalam konteks pernikahan usia dini di antara para ulama Jawa Tengah. Sebagian besar mereka membolehkan pernikahan usia dini. Teks-teks kitab kuning dan praktik Nabi menunjukkan hal itu. Justru, membatasi pernikahan adalah pelanggaran terhadap syariat Islam, karena tidak disyariatkan Nabi Muhammad SAW. Justru, di tengah merebaknya seks bebas, sahnya pernikahan usia dini sangat besar manfaatnya untuk menahan laju perzinahan yang terjadi di mana-mana yang didukung dengan arus informasi yang terbuka dan tanpa batas. Sebagian ulama yang lain tidak memperbolehkan dan mendukung undang-undang pemerintah yang membatasi usia menikah perempuan 16 tahun dan laki-laki 19 tahun. Bahkan kelompok ini mendukung peningkatan usia menikah sampai 19 tahun untuk perempuan dan 21 tahun untuk laki-laki. Kelompok ini memberikan otoritas penuh pemerintah untuk mengatur urusan publik, termasuk urusan usia menikah. Alasan kelompok ini adalah pemerintah adalah pihak yang mempunyai otoritas penuh dalam mengatur kebijakan yang bertujuan untuk menegakkan kemaslahatan umum. Urusan menikah ini adalah urusan umum, apalagi disertai dengan riset yang menunjukkan banyaknya dampak negatif yang dirasakan akibat pernikahan anak usia dini. #fiqih #tauhid #sunnah #hijrah #islam #dakwah #fiqihwanita #manhajsalaf #aqidah #muslim #alquran #kitabkuning #hadits #bukuislami #kajiansunnah #salaf #dakwahtauhid #dakwahsunnah #santri #kajianislam #fiqhpernikahan #studipernikahanusiadinidalampandanganulama #bukuislam #kitab #muslimah #salafi #tasawuf #ngaji #aswaja #dakwahislam https://www.instagram.com/p/CfMP0PupqjK/?igshid=NGJjMDIxMWI=
#fiqih#tauhid#sunnah#hijrah#islam#dakwah#fiqihwanita#manhajsalaf#aqidah#muslim#alquran#kitabkuning#hadits#bukuislami#kajiansunnah#salaf#dakwahtauhid#dakwahsunnah#santri#kajianislam#fiqhpernikahan#studipernikahanusiadinidalampandanganulama#bukuislam#kitab#muslimah#salafi#tasawuf#ngaji#aswaja#dakwahislam
0 notes
Text
0813-5173-3881, Kitab Fiqih
0813-5173-3881, Kitab Kuning Versi Indonesia, Kitab Kuning Washoya, Kitab Kuning Waroqot, Kitab Kuning Wajib, Kitab Kuning Wali Songo, Kitab Kuning Ahlussunnah Wal Jama'ah, Kitab Kuning Yang Membahas Pernikahan, Kitab Kuning Yang Membahas Hubungan Suami Istri, Kitab Kuning Yang Sudah Diterjemahkan, Kitab Kuning Yang Berisi Cerita,
Para santri tingkat awal belajar fiqih melalui kitab kecil seperti Safinah dan Taqrib. Ini kitab fiqih berdasarkan mazhab Syafi'i. Baru kemudian meningkat pada kitab syarh-nya seperti Kasyifatus Saja dan Fathul Qarib.
Seiring naik tingkat, para santri akan mengenal kitab fiqih Syafi'i kelas menengah seperti Fathul Mu'in dan syarhnya seperti I'anah. Lanjut kemudian dengan kitab fiqih babon mazhab Syafi'i seperti Minhaj-nya Imam Nawawi.
Dengan asumsi dasar-dasar fiqih Syafi'i sudah kokoh, para santri senior kemudian dikenalkan dengan keragaman pendapat di luar mazhab Syafi'i. Di bawah ini saya tuliskan sedikit catatan mengenai sejumlah kitab fiqih yang merangkum 4 mazhab fiqih: Syafi'i, Maliki, Hanafi dan Hanbali. Di luar 4 mazhab juga ada mazhab lain seperti Zhahiri, Jafari, Zaidi dan mazhab lain yang sudah tak ada pengikutnya lagi seperti Abu Tsaur, Auza'i, Thabari.
Di luar itu juga masih ada opini lain dari individual ulama yang kadang kala berbeda dengan pendapat mazhabnya. Namun sekarang kita fokuskan saja dulu ke-4 mazhab.
Yang saya cantumkan ini adalah kitab yang merangkum 4 mazhab, bukan kitab yang ditulis oleh ulama mazhab tertentu yang kemudian mencantumkan dan mengomparasikannya dengan mazhab lain--kitab kategori ini misalnya al-Mughni Ibn Qudamah, al-Majmu' Imam Nawawi atau Hasyiah Ibn Abidin.
Pertama, kitab Rahmatul Ummah fi Ikhtilafil A'immah. Ini kitab fiqih yang merangkum pendapat dari keempat mazhab. Disusun berdasarkan bab fiqih standar. Tidak ada pencantuman dalil, diskusi maupun pandangan penulisnya. Ini hanya merangkum saja. Tidak lebih. Fungsinya hanya membantu kita mengetahui adakah perbedaan pendapat dalam satu kasus. Judul kitab ini menyifatkan pesan khusus bahwa perbedaan pendapat fiqih para imam mazhab itu adalah rahmat untuk umat. Kitab ini sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
Kedua, kitab al-Mizanul Kubra. Biasanya dicetak bareng dengan Kitab Rahmatul Ummah (pada hamisy atau pinggir). Dalam kitab ini sudah ada penjelasan singkat terhadap pendapat yang dirangkum, bahkan Imam Sya'rani pengarang kitab al-Mizanul Kubra ini juga memaparkan pandangannya dengan memberikan pertimbangan mana pendapat fiqih yang ringan dan mana yang berat untuk dilaksanakan. Rasanya belum ada kitab terjemahnya dalam bahasa Indonesia (CMIIW).
Ketiga, kitab Bidayatul Mujtahid karya Ibn Rusyd. Di pesantren modern seperti Gontor kitab ini dibaca oleh para santri senior, namun di pesantren salaf tidak semuanya mengajarkannya. Kitab ringkas 4 juz ini bukan saja merangkum perbedaan pendapat tapi juga menjelaskan sebab perselisihannya. Dalil juga dicantumkan hanya saja cukup terbatas. Saya rekomendasikan untuk membaca juga kitab Syarh-nya yang menjelaskan lebih detil mengenai dalil yang dicantumkan Ibn Rusyd. Maklum saja kitab ini memang sekedar permulaan saja (bidayah). Anda tidak bisa mengklaim sebagai mujtahid hanya karena membaca kitab ini. Kitab ini sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
Keempat, kitab yang lebih luas dari Bidayatul Mujtahid adalah kitab al-Fiqh 'ala Mazahabil Arba'ah. Kitab 5 jilid ini disusun oleh Abdurrahman al-Jaziri. Kitab ini sudah ada di aplikasi android (arab). Saya pernah lihat terjemahannya juga sudah ada di Gramedia. Pembahasannya lebih kengkap dari ketiga kitab di atas.
Kelima, kitab al-Mausu'ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah disebut-sebut sebagai yang paling lengkap merangkum opini 4 mazhab. Ditulis oleh kumpulan para ulama yang disponsori oleh pemerintah Kuwait. Terdiri dari 45 jilid yang pembahasannya berdasar alfabet arab. Jelas ini memudahkan untuk mencari topik pembahasan. Anda cukup mencari kata kunci dan melacaknya berdasarkan huruf hijaiyah. Tentu ini berbeda dengan kitab fiqih standar yang berdasarkan topik dan selalu dimulai dengan pembahasan masalah thaharah. Di bagian akhir kitab ensikopledia fiqih Kuwait ini memasukkan info mengenai nama dan bio singkat para fuqaha. Corak pembahasannya: setelah mengurai defenisi, kemudian menyebutkan persoalan pokok dalam entry fiqih yang sedang dibahas, setelah itu menyebutkan perbedaan pandangan para ulama yang diurai dengan sistematis berikut masing-masing dalilnya. Kelemahannya adalah tidak adanya diskusi maupun analisis perbandingan. Sedari awal ini disadari oleh penyusunnya dan itulah sebbanya mereka memilih judul mausu'ah atau ensiklopedia.
Keenam, tentu masih ada kitab fiqih muqarin (perbandingan) lainnya seperti karya Syekh Wahbah al-Zuhaili yang berjudul al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu yang isinya 9 jilid dengan jilid ke-10 berisi index dan maraji'. Syekh Wahbah al-Zuhaili juga menulis Mausu’ah Al-Fiqh Al-Islami wa Al-Qadhaya Al-Mu’ashirah (14 jilid)
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/76678/mengenal-kitab-kitab-fiqih-perbandingan-mazhab
Kami melayani pembelian kitab kuning karya ulama salaf yang tak terbantahkan kealimannya
Pemesanan hubungi: 0813-5173-3881
#Kitab Kuning Untuk Anak#Nu Kitab Kuning#Terjemahan Kitab Kuning Nu#Belajar Membaca Kitab Kuning Nu#Kitab Kuning Versi Jawa#Kitab Kuning Bab 1#Kitab Kuning Sifat 20#Daftar Harga Kitab Kuning 2020#Kitab Kuning Versi Indonesia#Kitab Kuning Washoya#Kitab Kuning Waroqot#Kitab Kuning Wajib#Kitab Kuning Wali Songo#Kitab Kuning Ahlussunnah Wal Jama'ah#Kitab Kuning Yang Membahas Pernikahan#Kitab kuning#Kitab Kuning Tentang Zakat#Kitab Kuning Bab Zakat#Kitab Kuning Bab Zina#Kitab Fiqih Dasar#Kitab Fiqih Wanita#Kitab Fiqih Sunnah
4 notes
·
View notes
Text
✅ GELOMBANG II
DAI SCHOOL
PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU
TP. 2022 / 2023
Jenjang Pendidikan SD/MI
Pengasuh :
Ustadz Abu Rayyan Sakti, Lc.
🟧 VISI
▪️Menjadi Lembaga Pendidikan Islam yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah sesuai dengan Pemahaman Shalafush Shalih.
🟧 MISI
▪️Mencetak generasi rabbani yang visioner, cerdas, beradab dan berakhlak mulia bermanhaj Ahlussunnah wal jama’ah ala fahmi salaf.
▪️Menjadikan Tahfidzul Qur’an sebagai prioritas.
▪️Membekali ilmu dasar islam secara sistematis termasuk memberikan kaidah dasar cara membaca kitab kuning sehingga mampu membaca literatur islam yang berbahasa arab.
▪️Menghafal matan kitab para ulama ahlussunnah wal jama’ah
🟦 PROGRAM UNGGULAN
▪️Adil (adab sebelum ilmu)
▪️Ilma (ilmu sebelum amal)
▪️Bahasa Arab
▪️Belajar al-Qur’an
▪️Leadership
▪️Ekstra Kulikuler
🟪 FASILITAS PENDIDIKAN
▪️Ruang Belajar Yang Nyaman
▪️Perpustakaan
▪️Seragam Sekolah (3 Stel)
▪️Modul / Buku Panduan Belajar Untuk Satu Tahun
▪️Buku Rapot
▪️Gratis SPP Juli 2022
🟨 WAKTU PENDAFTARAN
▪️ GELOMBANG II
▪️ 08 MARET – 08 APRIL 2022
🟫 ALAMAT
Komplek Griya Winaya, Jl. Winaya Raya, Blok A2 No.26, RT/RW 05/12, Pasirwangi, Kecamatan Ujung Berung, Bandung, Jawa Barat, 40618
🟩 INFO DAN PENDAFTARAN
Klik bit.ly/PPDBDAI
CP:
wa.me/6282117240715
🔳 YAYASAN DAAR AL ATSAR INDONESIA
#sekolahislam #sekolahbahasaarab #sekolah #sekokahsunnah #sekolahdasar #sdtq #sdit #backtoschool #ppdb2022 #ppdb #psb #pesantren #pesantrensunnah #bandungislamicschool #DAISchool #mahad #pendidikananak #pendidikankarakter #pendidikan #education #sekolahsdislam #sekolahsd #sekolahsdit #sekolahsdterbaik #sekolahpaketa #paketa #tahfizquran #sekolahtahfidz #tahfiz #sekolahalquran
#daarulatsar#islam#alquran#islamquotes#quran#sunnah#muslim#tauhid#arab#arabic#sekolah#elementary school#sekolah sd#sdit#sdtq#selolah dasar
0 notes
Text
Jejak M Kace, Diusir Karena Mengkristenkan Warga Desa
KONTENISLAM.COM - Otong Kace "Selamat ya. Anda wartawan pertama yang menemukan identitas lengkap siapa Muhammad Kace," tulis saya kepada Deni Mithun kemarin. Saya juga memuji pimpinan harian Radar Pangandaran yang memuat tulisan Deni dengan karya jurnalistik yang cukup baik. Sudah seminggu saya mencari siapa sebenarnya Muhammad Kace yang menghebohkan itu. Gagal. Saya hubungi banyak aktivis Islam. Tidak ada yang kenal. Saya hubungi banyak teman saya yang Kristen. Juga tidak tahu. Saya benar-benar penasaran: siapa Muhammad Kace. Ternyata Deni-lah wartawan pertama yang menemukan identitas lengkapnya. Deni beruntung. Jumat dua hari lalu ia ditelepon Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pangandaran H Otong Aminudin. Sang ulama baru saja nonton TV. Setelah salat Jumat. Ia melihat ada berita ditangkapnya Muhammad Kace oleh polisi. Ia lihat wajah Kace di layar TV. Langsung saja Otong menelepon Deni. "Orang itu penduduk tetangga desa kita," ujar Otong kepada Deni. Lalu Otong menceritakan bagaimana ia kenal Kace. Otong bersama warga desa sekitar itu pernah ''mengusir'' Kace dari desa itu. "Tahun berapa?" tanya saya pada Otong. Saya sendiri ikut menelepon Otong kemarin. "Tahun 1997 atau 1998. Sebelum moneter-moneter itu," ujar Otong. Maksudnya, sebelum krisis moneter 1998. "Mengapa bapak ''usir'' Kace dari desa itu," tanya saya. "Ia bikin masalah terus," ujar Otong. Yang ia sebut ''bikin masalah'' ternyata mulai banyak warga desa itu yang pindah agama. "Sudah ada sekitar 25 orang," ujar Otong. Waktu itu Pangandaran belum menjadi kabupaten. Masih kecamatan. Masih jadi bagian dari Kabupaten Ciamis. Baru tahun 2012, daerah di pantai Selatan Jawa Barat itu menjadi kabupaten. Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti berasal dari sini. Markas besar Susi Air di sini. Di sebuah landasan pinggir laut yang wujudnya hamparan rumput yang bisa didarati pesawat. Kalau Kabupaten ini maju, kelak, pantainya ibarat Ipanema dan Copacabana di Rio de Janeiro, Brasil. Di lengkung timurnya bisa melihat matahari terbit. Di lengkung baratnya bisa melihat matahari tenggelam. Sekarang pantai itu masih kumuh –untuk ukuran daerah wisata modern. Rumah-rumah dan pedagang kaki lima masih terlalu dekat ke pantai. Pangandaran juga masih jauh dari mana pun. Kelak, kalau sudah ada jalan tol jalur selatan, Pangandaran akan lebih menarik. Tapi ketika saat itu nanti tiba, mungkin, Pangandaran Ads by optAd360 sudah kian sulit dibenahi. Kini ada tiga gereja di seluruh Kabupaten Pangandaran. Satu gereja Katolik, dua gereja Kristen. Yakni Gereja Maranatha (Kerasulan Baru) dan gereja GPdI Parapat. Ke gereja yang dekat perbatasan Cilacap inilah warga desa yang dikristenkan Kace itu melakukan kebaktian di hari Minggu. Nama desa kelahiran Kace itu adalah Limusgede. Masuk Kecamatan Cimerak. Tidak sulit Deni menemukan desa itu. Deni orang Pangandaran. Istrinya juga asli sana. Dari Pangandaran, Deni naik motor ke arah barat. Sekitar 10 km. Lalu belok ke utara, menyusuri jalan desa, juga sekitar 10 km. Deni saya minta balik lagi ke desa itu, kemarin. Alumnus informatika Universitas Siliwangi Tasikmalaya itu harus bertemu adik Kace yang masih tinggal di situ. Universitas Siliwangi itulah yang sering dipelesetkan sebagai UGM –Universitas Gambar Macan, karena logonya yang berupa kepala harimau. Deni juga harus bertemu teman sekolah Kace. "Saya teman sekolah Kosman," ujar Asep Saipudin kepada Deni. Kosman adalah nama asli Kace di desa itu. "Sampai SMP saya masih bersamanya," ujarnya. Ayah Kosman adalah kepala dusun di situ. Juga punya kebun kopi. Kosman sudah dibelikan sepeda motor ketika SMP. Ia satu-satunya murid SMP itu yang punya motor. "Kelas 2 SMP Kosman berhenti sekolah. Saya tidak tahu penyebabnya," ujar Asep. Sejak itu Kosman pindah ke Pondok Pesantren Nurul Huda. Yang letaknya sekitar 10 Km dari desa itu. Deni juga mendatangi Nurul Huda. Benar. Kosman pernah mondok di situ. Belajar agama. Juga belajar membaca kitab kuning, seperti kitab Jurumiyah. Kosman hanya setahun di Nurul Huda. Kebiasaan yang ia suka di pesantren itu adalah salawatan –pujian kepada nabi yang dilagukan. Tidak lama setelah keluar dari Nurul Huda, Kace kawin dengan gadis yang juga mantan santriwati Nurul Huda. Perkawinan itu terjadi sekitar 1986. Belum jelas apa pekerjaan Kace setelah kawin itu. Yang jelas ia segera punya dua anak. Setelah itu sang istri menjadi TKW ke Arab Saudi. Berarti masa-masa ditinggal istri inilah Kace menjadi misionaris. Yang lantas jadi sorotan pemuka agama Islam di sana. Lalu Kosman diminta meninggalkan desa itu. Kosman pindah ke kota Banjar, yang dulu juga masuk Kabupaten Ciamis, kini jadi kota sendiri. Dari Banjar ia pindah ke Bekasi. Lalu ke Jakarta. Dalam sebuah publikasi online KRISTIANI.NEWS disebutkan, Kosman menjadi Kristen karena ayahnya disembuhkan oleh doa seorang pendeta. Tapi tidak disebutkan itu terjadi kapan. Yang jelas penasaran saya kini sudah terjawab oleh liputan Deni Mithun, wartawan Radar Pangandaran itu. "Nama saya Deni Nurdiansah. Bukan Deni Mithun. Mithun itu nama pemberian teman-teman," ujar Deni. Kata mereka, Deni itu mirip bintang film Bollywood Mithun Chakraborty. (Dahlan Iskan)
from Konten Islam https://ift.tt/3DCVdgb via IFTTT source https://www.ayojalanterus.com/2021/08/jejak-m-kace-diusir-karena.html
0 notes