#kalo jam
Explore tagged Tumblr posts
Text
♡kalo jam♡
heyyyy!
today, we’re diving into the world of Bengali sweets with a classic treat that’s bound to make your sweet tooth sing – Kalo Jam! Think of it as the bigger, bolder cousin of the beloved Rosogolla, with a rich, dark exterior and a syrupy surprise inside.
Step 1: Making the Dough
We’re keeping things simple by using store-bought paneer. Yes, you heard that right – we’re taking a shortcut without sacrificing flavor! But feel free to make your own chana (I have instructions and tips listed in my other recipes).
Crumble the Paneer: Start by crumbling the paneer into a large bowl. You want it to be as fine as possible, so get in there with your hands and make it crumbly and soft. No big chunks allowed!
Add the Ingredients: To the crumbled paneer, add milk powder, ghee (clarified butter), sugar, all-purpose flour, and a pinch of baking powder. These ingredients are the dream team that’s going to turn your paneer into delicious Kalo Jam dough.
3. Knead Away: Now, it’s time to knead! Use your knuckles and create a fist to really pound the dough and make it smooth. This part is like a mini workout, but hey, it’s all worth it for dessert, right? Knead until the dough is smooth and holds together without falling apart.
4. Spice It Up: Since cardamom is my favorite spice, I added some whole cardamom seeds to the dough once I was done kneading. It’s like giving your Kalo Jam a little extra love.
Step 2: Shaping and Frying Now that we’ve got our dough ready, it’s time to shape and fry these beauties.
Shape the Balls: Create slightly large balls from the dough. Kalo Jam is typically pretty big, so don’t be shy. Roll them between your palms until they’re smooth and round.
Heat the Oil: Heat some oil in a deep pan. You want it hot enough to fry the dough balls to a beautiful brown on the outside but not so hot that they burn.
3. Fry Until Golden: Gently drop the dough balls into the hot oil and fry them until they turn a rich brown color on the outside. Keep an eye on them and turn them occasionally to ensure they cook evenly. Once they’re done, remove them from the oil and let them drain on a paper towel (which I forgot haha).
Step 3: Making the Sugar Syrup (Rosh) No Bengali sweet is complete without a luscious sugar syrup. Let’s whip up some rosh to soak our Kalo Jams in.
Prepare the Syrup: In a pot, combine water, sugar, saffron, and a splash of rose water. Add some whole cardamom pods for that aromatic touch. Bring it all to a boil and let the sugar dissolve completely.
2. Simmer and Soak: Once the rosh is ready, gently add the fried Kalo Jams into the pot. Let them simmer in the syrup until they’re fully soaked and have absorbed all that sugary goodness. Cover using a lid with a small hole for the air to escape. This is where the magic happens – the Kalo Jams will get soft and juicy on the inside while retaining a good chew on the outside.
Step 4: Presentation Because we eat with our eyes first, let’s make these Kalo Jams look as good as they taste.
Silver Leaf Glam: For a touch of elegance, top your Kalo Jams with silver leaf. It’s like putting a little crown on each one – they deserve it!
2. Serve and Enjoy: Your Kalo Jams are now ready to impress! Serve them warm, and watch as everyone’s eyes light up with delight.
Fun Fact: Kalo Jam gets its name from the dark color it takes on after frying. It literally means "black jamun" in Bengali, named after the fruit that it resembles in color and shape.
And there you have it – a step-by-step guide to making Kalo Jam that’s as fun to make as it is to eat. Whether you’re a seasoned dessert maker or just getting started, this recipe is sure to make you the star of any sweet occasion.
1 note
·
View note
Text
i need to rip my skull out of my head
#why am i so mad. i have nothing to be mad about#i think i need to eat some of the kalo jam my mom made#sigh
2 notes
·
View notes
Text
Okay, so maybe this isn't our BEST work. But here's a song for biking through a region we have never been to!! Sorry, but I can barely get my tongue around languages I actually speak, let alone Kalosian.
#the ice type aipoms#pkmn irl#pokeblogging#pokemon irl#pokeblog rp#real pokemon#irl pkmn#pokemon rp#billieposting#brand new jam#pokemon music#pokemon xy#kalos
7 notes
·
View notes
Text
Onde-onde
Jadi waktu aku ulangtahun kemarin, suami lagi dinas ke Surabaya. Sebenernya kemarin udah agak sebel karena dia selalu menerima pekerjaan di hari ultahku, setelah mikir-mikir lagi aku nggak jadi sebel karena ya kan kerjaan itu--aku juga yang menikmati😂
Nah, jadwal dia pulang dinas itu dini hari. Dia minta jemput. Wah pikiranku sudah berkelana kemana-mana, hmmm pasti dia mau kasih kejutan ini☺️☺️. Tapi lagi-lagi aku mencoba berpikir jernih, kayanya sih nggak mungkin ya dia kasih aku kejutan. Secara, dia nggak semanis itu😂
H-2 jam sebelum aku jemput dia, dia tanya nih, capek nggak aku, kalo capek gausah jemput. Oh fix ini emang ga ada kejutan apa-apa🤣 kalau kasih kejutan, pastilah dia keukeuh aku jemput ya kaaan... yaudah aku bilang capek jadi dia naik ojol aja pulangnya.
Besok paginya, dia bangunin aku dengan ucapan "Selamat ya!! udah tiga puluh tahun". Udah🤣 nggak ada kejutan, nggak ada kado, nggak ada apa-apa. Untungnya aku ga berharap apa-apa juga yah...
Terus aku cerita tuh... "aku pikir kamu bakal kasih aku kejutan lho, kan ada kesempatan itu, kamu pulang tengah malam, bisa jadi yg pertama ngucapin, bisa bawa hadiah atau bunga, atau apa gitu..."
Dia bilang, "iya maaf ya, aku nggak pinter beginian, kamu tau sendiri... ajarin aku ya gimana cara nyenengin kamu hari ini."
"Hehe iya nggak papa, aku juga tau diri. Tapi hari ini aku mau beli onde-onde kesukaan aku."
Dijawablah "okee!!! Kamu mau apalagi?"
"Aku mau beli nakas (meja kecil samping dipan) ya!"
"Siap tuan putri!"
Terus malamnya kita mau cari onde-onde, seperti biasa, di keluarga kami ada ritual makan dulu sebelum ke mall supaya ga kalap (ritual yg awalnya bagiku nyebelin karena ORANG GILA MANA YG KE MALL GA MAKAN???!!!) 😅
Singkat cerita, kita makan dan aku bilang ke manajer restonya kalo aku ultah, ada promo ga wkwkwkwk, turns out dikasi kejutan sama restonya🥰
Oke selese makan, kita ke mebel dan aku jadi dibeliin nakas, selese deh hadiah pertama, gas kita mau beli onde-onde. Dan ternyata jeng..jeng!! dia ada meeting😂
Mau nangis tapi masa iya nangis karena ga dibeliin onde-onde???? Mau ga ngambek tapi udah terlanjur ngambekk🤣🤣
Setelah dipikir-pikir, aku udah dibeliin nakas jadi aku ngambeknya cuma semalam aja. Hahaha.
Besok paginya aku sudah seperti mbak-mbak 30 tahun yg mature dan melanjutkan hari dengan gemilang. Aku menyapa suamiku dengan penuh senyum (wkwk), aku bikin sarapan, dan kami cerita-cerita lagi...
Setelah dipikir-pikir (wow aku banyak berpikir ya), aku bersyukur atas hubungan sehat dan dewasa ini.
1. Kami bahkan bisa menyampaikan dan bercerita dengan santai apa adanya perihal aku kecewa dia ga kasi kejutan, bukannya ga semua hubungan bisa?
2. Dia belikan apa yang aku butuh dan aku mau (nakas), meski ada hal yg kelewat, tapi namanya manusia hanya bisa merencana dan aku menerima, meski menerima dengan ngambek dikit wkwk
3. Dia minta maaf
Hehe aku pikir onde-onde cuma bumbu dari inti cerita ini. Aku bersyukur sekali diberi hubungan yang sehat. Hubungan sehat bukan berarti tanpa ngambek, tanpa perdebatan, atau tanpa ada gejolak. Hubungan sehat itu, perlibatan dua orang dalam suatu hubungan, yang dua-duanya terlibat aktif untuk saling menerima dan memberi yang terbaik. Hubungan sehat itu sesimpel nggak saling menyakiti. Kita bisa aja merasa sakit, tapi bukan karena pasangan kita sengaja menyakiti.
Ini cukup buat hadiah di tahun ini. Onde-ondenya besok aku beli sendiri bisa😅
118 notes
·
View notes
Text
Zonasi
Kalau di 2007 ada sistem zonasi, mungkin sekarang aku berakhir sebagai ibu 3-4 anak, gak kuliah, dan bekerja jadi buruh pabrik gaji sejuta/bulan di desa.
Gak akan ada "jiwa kompetitif" karna bersekolah di sekolah favorit satu kabupaten. Perlu bangun pagi, berangkat 05.45 biar bisa ngejar angkot ke Kota yang jaraknya 27km, sampai di sekolah 06.30. Pulang jam 3 sore, repeated again and again for 3 years.
"Untung" aku gak sekolah di SMA "favorit" di kecamatan ku, yang mana 90% teman SMP pasti sekolah disana. Pikir ku, bersekolah di kecamatan tidak ada "prestige" nya. Kalau dipikir sekarang, bukan soal prestige, lebih ke, lingkungan yang support untuk belajar, dengan teman-teman yang cukup "ambis".
Anak "kota" gak akan paham gimana rasanya bersekolah dengan fasilitas biasa dan teman-teman yang malas. Si anak desa ini, somehow, butuh lingkungan yang kondusif biar ga terus-terusan "miskin" pemikiran.
Mungkin zonasi bisa works di kota besar, tapi GAK di desa/kabupaten. Mereka, anak-anak "kampung" yang pintar, butuh lingkungan yang "pintar" di kabupaten/kota nya. Berlian butuh berlian lagi, bukan malah disimpen di pasir dan jadi stagnan sendirian.
Sistem zonasi hanya membuat sisi anak-anak medioker (yang porsinya besar) untuk malas-malasan semakin tinggi. Padahal, kalo mereka bisa di lingkungan yang "banyak orang pinternya", mereka bisa ikutan "pinter" walau dipandang "gak pinter-pinter" amat.
Yang ngide sistem zonasi siapa sih? gak aneh ada tiktok berseliweran kalo Jakarta itu termasuk ke Provinsi Jawa timur.
22 Oktober 2024
64 notes
·
View notes
Text
Lari Malam
.
Kejadian ini terjadi beberapa tahun lalu selepas aku pulang dari menghantar isteriku berkerja syif malam disebuah kilang kira-kira 5 kilometer dari rumah aku. Jam 10. 30 malam aku dah keluar dari rumah kerana isteri aku masuk kerja jam 11. 00 malam. Semasa dalam perjalanan pulang aku singgah kedai 24 jam untuk membeli rokok, selesai aku membeli rokok aku terus menuju kekereta dan aku terpandang seorang wanita india sedang berjalan membawa sebuah beg sedang menangis teresak-esak. Kebetulan masa tu tak ramai orang lalu lalang mahupun singgah di kedai 24 jam tu. Aku biarkan wanita itu berlalu melepasi kereta aku, aku memerhatikan dibelakangnya samada dia diekori atau pun tidak.
Dalam hati aku berkata’ kemana dia nak pergi malam-malam buta ni?lari rumah agaknya’ . Setelah aku pastikan tiada orang mengekorinya, aku segera menghidupkan injin kereta dan mengekorinya dari belakang. Setelah kereta aku hampir dengannya aku membunyikan hon. Terkejut dia sambil menoleh ke belakang memendang ke arah aku.
Aku menurunkan cermin tingkap’ aci mau pegi mana?’ sapa aku dari dalam kereta.’ Encik boleh tolong hantar saya pegi station bus tak?’ . Kata wanita india itu.’ Boleh. . mari masuk’ aku mempelawanya masuk kedalam kereta aku.
Rumah aku dengan station bus tak lah jauh sangat cuma lebih kurang 100 meter.’ U mana mau pegi?’ . soalan yang sama aku lontarkan pada wanita india tu.’ Saya tak tau mana mau pegi encik’ jawabnya.’ Apa pasal U mau lari rumah? Aku bertanya lagi.’ Saya gaduh sama saya punya emak’ . jawab wanita india dalam lingkungan usia 19 tahun itu lagi.’ U apa nama?’ lagi aku menyoalnya.’ Saya punya nama Shanti’ .
Dalam perjalanan menuju ke hentian bas macam macam soalan yang aku tanya. Lagi pulak saja aku drive pelahan-lahan. Lebih kurang 20 minit maka sampailah aku di perhentian bas.’ Sekarang sudah sampai U boleh turun’ kata aku.’ Tapi encik saya lupa mau angkat wang mari, boleh kasi pinjam sikit?. Pulak dia mintak duit aku.’ U mau pinjam berapa’ ?tanya aku.’ Rm50′jawabnya ringkas.’ tapi saya tarak bawak wang, kalau U mau mari saya punya rumah saya boleh kasi pinjam’ kata aku lagi. Dia menganggukkan kepala dan aku terus saja menuju kerumah aku yang tak berapa jauh dari situ. Dalam kepala otak aku dah terbayang bagaimana tubuhnya akan aku ratah sepuasnya.
Sesampainya aku dirumah, aku mempelawanya masuk, dia mengikut aku masuk kedalam rumah teres 2 tingkat yang aku beli setahun yang lalu. Aku menyuruhnya duduk diatas sofa sementara aku naik ketingkat atas mengambil duit RM50. 00.
‘ Shanti. . aku memenggilnya sambil menuruni anak tangga’ apa macam U mau bayar balik saya punya wang?’ Aku saja pasang perangkap.’ Nanti saya sudah dapat kerja, saya mari sini cari abang’ . jawabnya. Aku duduk dihadapannya. Aku tak percaya dia akan bayar balik duit aku.’ Macam ni la Shanti, saya kasi U RM100. 00 dan U tak payah bayar, tapi dengan satu syarat’ . Aku pasang lagi soalan perangkap.’ Apa syarat?’ . Tanyanya ringkas.’ Sekarang U pegi mandi dan tukar U punya pakaian’ kata aku.’ Itu saja abang punya syarat’ katanya. Aku cuma menganggukkan kepala.’ Itu macam kalo ok saya pegi mandi dulu’ . Jawabnya lagi. Aku membiarkan dia pergi kebilik air dengan membawa sehelai tuala yang diambilnya dari dalam bag yang dibawanya.
Dalam hati aku berkata kejap lagi aku akan kerjakan tubuh engko. Lagi pun aku dah dekat seminggu tak dapat memuaskan nafsu pada isteriku kerana dia datang bulan. Kepala pun dah rasa berat sangat.
Lebih kurang 10 minit dia keluar dari bilik air dengan hanya berkemban, dia bertanyakan bilik untuk dia menukar baju. Aku tunjukkan dia bilik stor yang didalamnya hanya terdapat sebuah kerusi malas.’ U boleh tukar baju di bilik tu’ kata aku sambil aku membawakan beg nya masuk kebilik.’ Ok U boleh pakai baju disini’ . kata aku sambil duduk dikerusi malas yang memang sudah tersedia.’ Abang tak mau keluar ke?’ tanya Shanti.’ Tak mau lah, saya mau duduk sini tengok U pakai baju’ jawab aku selamba. Aku memerhatikan dia terbongkok-bongkok mengambil pakaiannya dari dalam beg. Dalam hati aku berkata’ sat lagi aku akan terkam engkau’ . Aku semakin tidak dapat mengawal gelora nafsu yang semakin membara terhadap perempuan india yang berdiri dihadapan aku yang hanya berkemban.
Dia mula memakai coli berwarna merah tapi mengadap dinding yakni membelakangkan aku. Dadaku berdebar-debar badan ku seram sejuk dan bulu roma ku naik bila dia melonggarkan ikatan tualanya. Serentak itu juga aku bangun dari kerusi malas dan berdiri dibelakangnya sambil kedua tanganku memeluk erat tubuhnya, dia terkejut beruk.’ Abang nak buat apa ni?’ . tanya Shanti. Aku hanya diam sambil lidahku menjalar ketengkuknya. Aku jilat hingga ke telinganya. Dia menggeleng dan meronta-ronta minta dilepaskan. Semakin kuat dia meronta, semakin eret pelukan aku pada tubuhnya. Bau sabun mandi yang digunakannya menaikkan lagi nafsu berahiku yang dah seminggu tak merasa cipap.
Rontaannya semakin lemah apabila kedua-dua tanganku melekap pada dua bukit kembarnya yang agak besar juga mungkin saiznya 36 C. Aku ramas bukit kembarnya sambil lidah ku mengerjakan tengkuk dan lehernya. Selang beberapa saat kemudian kedengaran suara nikmat keluar dari mulutnya, aku segera melonggarkan pelukan tapi masih lagi meramas bukit kembarnya. Aku jeling kearah matanya dan aku dapati matanya terpajam rapat dan kepalanya terdongak mugkin sedang menikmati kenikmatan yang sedang dirasainya. Aku pusingkan dia agar mengadap aku, aku lihat matanya semakin kuyu. Perlahan lahan aku lepaskan tuala yang membaluti tubuhnya dan menyerlahkan tubuhnya yang hanya bercoli merah. Aku tanggalkan pencangkuk colinya dan aku lemparkan kelantai. Sungguh indah permandangan tubuh si Shanti yang telanjang bulat dihadapan aku tanpa seurat benang. Walau kulitnya hitam tapi itu tidak menjadi masalah pada aku, yang penting boleh dipakai.
Aku rendahkan sedikit badan aku dan aku meneruskan jilatan pada dadanya dan turun ke bukit kembarnya yang sedang menggembang, Aku jilat pada hujung puting susunya yang berwarna pink. Jilatan demi jilatan pada puting susunya telah menyemarakkan lagi ghairahnya. Dia meramas-ramas rambutku dan aku tetap meneruskan aktiviti menjilat puting susunya, puas disebelah kiri aku beralih pula kesebelah kanan, kadang kala aku sedut dan aku hisap puting susunya yang telah mengeras. Suara erangannya membuatkan aku semakin tidak keruan untuk meneruskan xpdc terhadap tubuhnya.
Dalam keadaan berdiri aku merendahkan lagi badanku, kini mukaku betul-betul berada dicelah kelangkangnya. Bulu kemaluannya tak lah berapa lebat sangat hanya ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku selak cipapnya dengan kedua-dua ibu jariku, wow kelopak luarnya warna kemerahan, biji kelentitnya panjang juga dan telah menampakkan dirinya, hanya menanti untuk dijilat. Tanpa membuang masa lagi aku sembamkan mukaku kecelah kelangkangnya, aku jilat sekitar kelopak luarnya yang mekar dan biji kelentitnya yang dah siap sedia untuk disedut. Aku kerjakan lubang cipapnya hingga suara erangannya semakin kuat. Lubang cipapnya basah dengan air liurku dan bercampur dengan air mazinya yang banyak keluar.
Aku berdiri dan mengarahkan dia duduk di kerusi malas yang berada ditengah bilik. Dia menuruti perintahku sementara aku menanggalkan satu persatu pakaianku hingga aku juga telanjang bulat tanpa seurat benang. Batang kemaluanku yang sejak tadi meronta minta dilepaskan kini tegak terpacak dihadapan Shanti yang menanti tindakan lanjut dari aku. Aku merapatkan batang kemaluanku ke mulutnya dan aku gosok-gosok kebibirnya. Dia memegang batang kemaluan aku dan memasukkan kedalam mulutnya. Dia mula mengocok batang aku keluar masuk dalam mulutnya. Wow…sungguh nikmat…Dalam hati aku berkata’ pandai juga si Shanti ni menghisap batang aku’
Aku semakin tak tahan, aku menarik keluar batang kemaluanku dari mulutnya dan aku mahu dia berbaring maka aku baringkan kerusi malas. Dia sudah telentang dan kakinya terkangkang luas menyerlahkan lagi cipapnya yang telah basah dan berlendir. Aku merapatkan batang kemaluanku tepat kearah cipapnya yang dah ternganga menanti kemasukan batang kemaluanku. Aku gosok batang aku kebibir cipapnya dan sesekali aku lajakkan ke biji kelentitnya yang terjulur panjang.
Matanya masih terpejam rapat mulutnya terbuka luas dadanya berombak dan nafasnya tidak teratur. Aku tekan batang kemaluanku masuk kedalam lubang cipapnya, dahinya berkerut bagai menahan sakit. Aku sodok batang aku perlahan-lahan, tiba-tiba’ aawww…sakit abang.’ dia menjerit kecil. Mungkin daranya dah pecah. Aku berhenti seketika sambil kedua-dua tangan aku meramas-ramas buah dadanya. Aku tak mahu menunggu lama aku teruskan tusukan perlahan-lahan, dahinya kebali berkerut. Memang panas dan ketat lubang cipapnya, mujur juga air mazinya banyak dah keluar jadi tiada masalah untuk batang aku meluncur masuk kedalam telaga nikmatnya. Aku tekan hingga habis batang kemaluanku hingga habis ditelan oleh telaga nikmatnya.
Aku biarkan seketika batang aku berendam dalam telaga si Shanti dan aku merebahkan tubuhku keatasnya mulutku mencari puting susunya dan aku mula menyedut, menghisap dan menggigit-gigit lembut hujung putingnya. Dia kembali mengeluarkan suara erangan nikmat. Sambil aku mengerjakan puting susunya aku mulakan dayungan, sekejap laju sekejap perlahan. Tanpa aku sedari kedua-dua kakinya melingkar dipinggang aku. Kali ini suara erangannya semakin kuat diikuti dengan sepitan kuat kakinya di pinggang aku. Tangannya memegang erat kerusi malas aku, punggungnya terangkat-angkat. Menandakan dia sudah sampai kekemuncaknya. Dia melonggarkan sepitan dipinggang aku , aku mencabut batang kemaluanku dari telaga nikmatnya.
Aku arahkan dia bangun dan menonggeng dia hanya menuruti arahanku. Apabila dia sudah siap sedia dalam posisi menongeng, aku benamkan batang aku dari belakang. Kali ini dengan sekali tekan terus hingga kepangkal. Aku pegang kedua-dua bahunya sambil punggungku menghentak telaga nikmatnya. Kali ini dia sendiri membantu dayungan aku, semakin lama semakin laju diikuti dengan suara erangan yang agak panjang menandakan dia sekali lagi telah sampai kekemuncak kenikmatan.
Air maniku masih belum mahu keluar lagi. Aku cabut batang kemaluanku dari telaga nikmatnya, sekali lagi aku arahkan dia supaya berdiri. Dia menuruti kehendak aku. Aku letakkan kaki kirinya diatas kerusi malas dan aku masukkan batang aku dari depan. Aku peluk dia dan aku hayun lagi sampai lemah longhlai tubuhnya aku kerjakan. Penat berdiri, aku baringkan tubuhnya diatas lantai dan aku kangkangkan kakinya sekali lagi aku henjut cipapnya kali ini aku songket naik sedikit batang kemaluanku agar biji kelentitnya bergesel dengan lebih rapat lagi.
Ghairahku semakin memuncak dan ghairah si Shanti juga semakin memuncak. Aku semakin tidak dapat mengawal situasiku lagi rasa nak terpancut air maniku semakin hampir. Aku rangkul pinggangnya agar dia duduk dan dia meminta aku melajukan hentakan pada telaga nikmatnya hingga tubuhnya mengejang lagi, aku lajukan tusukan hingga aku pula yang mengerang menandakan keluarnya air nikmatku yang sudah seminggu bertakung. Aku merasa begitu puas dapat merobek dara si Shanti walaupun tubuh kami bermandikan peluh.Aku terbaring di sebelah Shanti yang keletihan. Aku perhatikan dadanya masih lagi berombak dan kedengaran jelas bunyi nafasnya yang tercungap-cungap. Matanya masih terpajam rapat. Ditelaga nikmatnya kelihatan cecair putih meleleh keluar. Aku tersenyum puas.
74 notes
·
View notes
Text
Sejak meyakinkan diri sendiri bahwa w tidak sedang dalam mode survival, gue belajar merawat diri dengan lebih baik. Makan dengan kalori yang tidak berlebihan. Tidak demonizing makanan. Berusaha tidur dengan baik, mandi dengan baik, rutin membersihkan kamar dan memikirkan prioritas hidup yang entah harusnya kemana.
Jujur gue bingung antara ambil S3 atau serius ngejar profesi jadi Game Designer. Tapi diri gue kalo lagi autopilot ya mode Game Designer. Even kalo ketemu orang di lift mulai beberapa kali disapa:
"Udah daftar PhD?"
Sama halnya dengan di rumah:
"Udah punya calon?"
Yang pada akhirnya ngebuat gue semakin paham bahwa yang pertama banget perlu kita pelajari dalam hidup adalah....
"Hiduplah untuk diri kamu sendiri dulu. Baru setelah itu pikirkan yang lain"
Menjalani hidup semacam ini ternyata bukan hidup yang egois. Karena andai kita mencintai seseorang dan pengen bertahan lama bareng dia, pertama banget kita butuh badan dan mental yang sehat 😅 Kalo mau PhD, perlu tau dulu apa yang mau kita cari. Meskipun ya nggak semuanya dapet Profesor yang beneran linear sama bidang risetnya.
Lupakan perkara PhD. Mungkin ini kelihatan cukup lebay karena gue sampe nyimpen beberapa jenis suplemen di laci meja. But it helps me a lot buat bertahan menjadi waras di tengah kesibukan.
Belakangan ini, gue tuh jaga makan banget. Ga makan gorengan sama sekali. Ga makan pedes. Double protein di piring dan selalu makan sayur. Gue juga mengurangi frekuensi ngopi maksimal 3 kali seminggu. Nggak kayak biasanya yang 2x sehari minum americano ato latte.
Gue minum vitamin B jadwal lagi padat-padatnya. Ternyata tidur gue lebih nyaman dan pencernaan gue lancar.
Gue juga beli produk buat ngerawat diri dan hiburan juga 😂 Sumpah gue happy banget kalo lagi capek terus mainin busanya Lovojoy. Lucu banget. Pink dan creamy. Thanks banget buat yang ngembangin produk Shower Mousse selucu ini
Meskipun gue berusaha biar badan dan otak gue bisa dipaksa kerja 12 jam tanpa stress, w masih berharap kelak jam kerja w berkurang, kebutuhan gue sama keluarga tercukupi dengan baik. Dan gue bisa masak makanan yang enak buat orang rumah.
Let's have a peaceful live, Dea!
87 notes
·
View notes
Text
PUFFIN, SI BURUNG MULTITALENTA
Okey jadi gini guys kalo di antara kalian ada yang pernah bertanya-tanya ada gk sih burung yang bisa menyelam tapi bisa terbang juga? Nah kalo ada, ini nih si burung yang menjadi jawaban dari pertanyaan kalian itu.
Kita kenalan dulu ya dengan burung lucu satu ini. Burung dengan tampilan unik ini biasanya hidup di daerah pantai berbatu atau tebing curam di wilayah Arktik dan sub-Arktik, seperti di pantai Islandia, Norwegia, dan Alaska. Mereka seringkali bersarang dalam koloni besar.
Burung Puffin beneran bisa berenang kaya pinguin?
Yup bener banget mereka ini bisa berenang, kalau dilihat sekilas dia bahkan mempunyai kaki yang berselaput seperti kaki bebek. Mereka akan menggunakan sayapnya bagaikan sirip nih guys. Jadi bisa dibilang mereka adalah perenang dan penyelam ulung. Mereka bahkan dapat menyelam hingga puluhan meter untuk mencari makanan.
Keunikan mereka bagaikan burung dengan kemampuan yang multitalent ini menjadi daya tarik tersendiri, dimana dapat melakukan dua hal yang tidak bisa semua hewan lakukan yaitu menyelam dan terbang. Mereka bahkan dapat mengepakkan sayapnya hingga 400 kali per menit dan melesat di udara dengan kecepatan hingga 88 km/jam. Hal ini disebabkan oleh Puffin yang memiliki tulang yang berongga sehingga memudahkan saat terbang karena dapat meringankan tubuhnya.
Jadi apa lagi nih yang ingin kalian ketahui tentang satwa lainnya?
17 notes
·
View notes
Text
Struggle
Sepertinya salah satu trait aku adalah menolak untuk memilih hidup susah. Bukan berarti hidupku isinya pelangi dan unicorn semua. Tapi ketika membuat pilihan hidup, aku selalu mengambil keputusan berdasarkan hal yang memberi kebahagiaan, small joy in every step. Konsekuensi pilihan ini mungkin membuat aku ga punya duit sebanyak kalo aku mau struggle, atau ga seproduktif kalo aku mau struggle, tapi aku ga percaya sama delayed gratification, I want to be grateful in every minute I have.
Seperti sudah kuceritakan disini, akhir-akhir ini hidup lagi overwhelmed banget. Kapan hari si Adit bilang "untuk pertama kalinya sejak kita nikah aku liat kamu lupa beresin kasur, aku tau kamu overwhelmed banget ya pagi-pagi soalnya itu selimut udah dilipet tapi disampirin di crib". Yes, di hari itu aku udh mau beresin kasur, udah lipet selimut dan disingkirin, niatnya mau rapihin sprei dan tata bantal tapi entah apa yang terjadi aku terdistraksi dan ga selesai (kayanya boy nangis minta susu atau pup gitu).
Karena tau aku pagi agak susah menghandle bayi sendiri, akhirnya aku geser mandi aku dan bayi jadi malam hari sebelum tidur. Cuci botol dan siapin susu bayi juga Adit yang handle jadi alhamdulillah ngurangin to do list pagi hari dan jadi lebih chill.
Begitu juga kemaren pas bayi suatu hari bangun lebih awal, aku punya pilihan ke kantor lebih awal vs ngopi. Aku tau akan lebih happy kalo beli kopi wkwk jadinya itulah yang aku lakukan.
Memasuki tahun keEMPAT postdoc, sudah mulai harus mikir independent project untuk dilead sendiri. Jujur agak gapunya waktu untuk brainstorming. Akhirnya aku chat mentorku (yang juga perempuan dan punya dua balita) untuk curhat, bahwa aku merasa produktifitas turun banget karena harus pumping 2-3 jam sekali. Belum daycare drop off dan keribetan pagi hari. Guess what. Dia bilang "Pit, semua hal ada alternatif yang lebih mudahnya. Misal mengasihi bikin kamu overwhelmed, formula pun ga buruk loh. Kalo pagi kamu ga sempet mandiin bayi, gapapa banget loh dia ke daycare ga mandi pagi. Semisal kamu ga apply fellowship tahun ini, masih akan ada loh opportunity lain yang bisa kamu pegang. Be kinder and more gentle to yourself ya. Ga harus semua kepegang yang penting kamu masih waras dan punya semangat menjalani ini semua! Aku ingat pas di fase anak bayi pun bisa mandi aja udah bagus banget. Give credit to yourself". Haaa nangis banget. Bener semua ada alternatifnya, tinggal pilih yang sesuai dengan hal yang bikin kita bahagia dan sejalan dengan value kita.
18 notes
·
View notes
Text
Temen gw janjian ama gw abis dzuhur, udah gw pertegas abis dzuhur itu jam 1 atau jam 2 ya, jangan jam 3, dia bilang oke, kalo jam 3 itu asar.
Gw tetep aja suudzon ama dia wkwk udah apal banget soalnya.
Dan jeng jeng jeng, sekarang dah jam 3 dia belom nyampe.
Menurut gw dia masih belum lulus soal menejemen waktunya, dari dulu gak pernah tepat waktu, iya sekali lagi, gak pernah tepat waktu.
Ya alhamdulillahnya gw bisa sabar dan menganggap yaudah aja gitu, gak mau memperpanjang masalah dengan komplen dan mara-mara, toh udah gak sesering dulu ketemunya.
Untuk beberapa case ya dia suka “ditinggal” karena selalu telat itu, jadi yodah santai aja.
7 notes
·
View notes
Text
The Wild Robot
Haii hari Sabtu adalah waktunya aku menulis tumblr post. Ini lagi di department, awalnya sih mau kerja, tapi yaudah secukupnya aja lah ya crossing off to-do lists yang kubikin Jumat kemarin. Seharian ini udah banyak banget deh yang dikerjain: bangun-bangun udah ngucek sprei, sarung bedcover, alas bed yang di bawah sprei, bedcovernya juga, sama ada mattress topper ya namanya (tentu saja juga underwear dan celana tidur) gara-gara tembus heboh, buset. Jadi dari bangun pun udah cranky dan langsung bekerja keras. Terus ngevakum rumah karena udah lama banget gak divakum dan debu-debu sampe kelihatan. Cabut jam 11.18-an buat ke bioskop, jalan 25 menit-an, jadwal filemnya padahal 11.30, plan awalnya tu mau jalan dari rumah jam 11 tapi ya namanya juga Noni kan, pake ada acara masukin laundry dulu dsb. Untungnya sampe studio belum mulai filmnya. Tapi udah gelap, jadinya susah banget nemu tempat duduk. Berujung sepanjang film ku duduk di 1 seat belakang tempatku yang seharusnya. Untungnya dari nonton jam 11.30 tu tapi studionya sepi sih, jadi aman-aman aja sebetulnya mau duduk di mana-pun. Kayanya tadi total penontonnya ga sampai 15 orang di satu studio itu.
Nonton The Wild Robot huhu bagus banget. Dan di Odeon tuh cuma £5 kursi standard jadi yaudah lumayan banget kan. Sebetulnya semalam dikasih link ilegalnya sama Hanif tapi aku tuh kalau nonton film perlu banget dengan sound system yang proper. Jadi £5 tu worth it banget kalo kata aku mah. Se-Oxford raya ada 3 bioskop. Dulu paling rajin nonton di Curzon di Westgate sampai punya annual membership (karena se-suka itu aku nonton di bioskop dengan proper sound system). Si Curzon ini bioskop yang paling proper di Oxford, se-levelnya CGV-lah, tapi MUAHAL banget. Sekali nonton £15. Waktu itu pas member kayanya bayar £50/tahun dapet 4 film gratis dan sisanya diskon 20% apa ya. Terus baru Odeon. Dulu ada 2 Odeon di Oxford, tapi yang satu yang Magdalene St tutup, karena emang udah gedung tua banget juga sih, dan kayanya nggak se-laku itu buka bioskop di Oxford. Ramenya kan pas lagi term time aja. Sempat nonton Suzume di Odeon Magdalene St itu. Terus kayanya sisanya selalu yang di George St. Sempet nonton Godzilla Minus One sama Mas Rangga, terus Wonka juga sama Diny dan Deva. Tadi kayanya baru pertama kali dapet yang Screen 1 deh. Pernah nonton supermurah juga dulu apa ya filemnya, sama Sarah Iris. Lupa euy. Odeon Oxford ini murah banget tapi juga kualitasnya B banget, cenderung jelek bahkan. Betul-betul bioskop tua aja gitu. Jadi kalo gak pinter milih tempat duduk bakalan jauh banget dari Screen dan kaya lagi lihat slide kuliah. OH, kayak Depok XXI! Yang di Ramayana itu. Kalau gak salah ada screen di situ yang modelnya mirip banget kaya bioskop Odeon. Jadi dulu kayanya aku nonton Frozen 2 apa ya sendirian Jumat-jumat gitu pas lagi break Jumatan. Nah karena gak tahu layout studionya, kupilih aja yang A paling atas kan. Eh ternyata JAUH BANGET itu teh dari layar, buset. Anyway, iya gitu, jadi kalau ke Odeon pun harus pintar-pintar pilih seats. Bioskop satu lagi bioskop indie gitu dekat rumah, namanya The Phoenix, lumayan tua juga itu bioskop. Waktu itu sempat nonton The Boy and The Heron di situ. Yang diputer situ biasanya film-film festival gitu sih, bukan yang di Box Office.
Lah jadi cerita panjang bioskop, naon Non. Awalnya mau cerita betapa bagusnya ni filem, The Wild Robot. Tapi kalau diceritain banyak kepanjangan. Intinya kalau kalian fansnya DreamWorks, nonton Puss in Boots: The Last Wish kemarin yang juga bagus banget dan sangat menghibur, nah inituh kualitas animasinya di level itu, tapi writingnya, dan character buildingnya dan SOUND FXnyaaa. Semua berkombinasi menjadi satu dan jadi filem yang sangat CAKEUP. Ku nangis 7x deh kayanya. Mulai nangis pas Brightbill training habis-habisan buat bisa terbang dan ada background music yang super touching (sebetulnya agak uplifting sih), ku langsung yang: YAAMPUN ITU ADALAH AKU DI PHD INI (nangis). Hahaha bukan bermaksud membuat everything is about me tapi betulan yang relatable aja gituu. Kaya.. what are the odds buat dia succeed, but he’s still trying anyway.
Terus nangis lagi lainnya lebih ke karena hubungan ibu-anak aja sih, kan hubungan ibu-anak-ku agak traumatic yah (ku rasa kebanyakan dari kalian juga). I love my mom, I do, with all of my heart. Dan kalau bukan karena kritikannya, supportnya, semua pilihan yang dia ambil: ke mana aku sekolah SD, SMP, SMA, kuliah, les sempoa, ga bakal aku di sini sekarang. Cuma ya exactly criticism itu pulak yang membuatku jadi gampang burnout, jadi unnecessarily perfeksionis yang bikin ku juga punya acute procrastination, ga bisa kind ke diriku sendiri, being SO HARD on myself, selalu ngerasa gak good enough karena ga pernah di-validate feelingnya.
Nangis ke-3 kayanya karena climate change yang membuat SEMUA MAKHLUK HIDUP suffer!!! Si hewan-hewan (dan tumbuhan) ini gak tau apa-apa, mereka literally just existing aja, tapi harus menanggung beban berat kena storm, long super cold winter, dan harus bisa survive. Sedih banget lihatnya.
Terus apa lagi ya… kayanya karena ku juga hard empath aja jadinya ngerasa sedih sama Fink, Ros, dan Brightbill yang dimusuhi semua orang dan gapunya teman padahal bukan salah mereka, Cuma karena mereka beda aja.
Udah sih sisanya sedih balik lagi ke interrelationship character itu lagi. Yang ku bisa relate banget juga tuh sebagai dosen/guru kadang kita yang bantuin students kita sampe udah jago, terus tapi supaya mereka bisa terus berkembang ya gabisa kita keep terus, at one point harus dilepas merekanya, padahal kita udah sayang (ini berlaku buat ibu ke anak juga).
Yaudah intinya ni filem bagus banget lah. Gatau sih bakal beda apa nggak reaksi emosional diriku ini kalau nggak lagi mens, mungkin jumlah nangisnya bakal berkurang.
Terus mau cerita apa lagi ya… Minggu ini lumayan seru dan produktif walaupun hari Jumat kemarin KAYAK HELL. CAPEK BANGET semua ada di twitter aku. Bentar, kita coba recount dari Minggu dulu. Oh! Minggu ke rumah Bu Yani merayakan ulangtahunku huhu dan makan-makan. Sambil ada rapat mau bikin acara minggu depan juga sih ada orang pemerintahan gitu lah dateng ke Oxford, aku sih gak ikut-ikutan yah karena fokusnya mau submit thesis. Cuma seru aja melihat dinamika itu semua. Dikasih bunga juga sama Kak Kaca! Huhu so happy.
Senin lupa lagi ngapain. Kayanya Senin Selasa Rabu kerja kaya biasa aja deh. OHHHHH. Hari Selasa sore KU SUBMIT chapter result ke-2 dari thesisku ke JOURNAL! HAHAHA. Harusnya ini lebih jadi highlight of the week, tapi jujur the Wild Robot >>> submit paper sih. Terus Kamis meeting sama spv dan postdoc, mulai keluar nama-nama calon internal/external examiner HAMDALAH makin dekat ni finish line saya PhD.
Jumat kemarin itu sebetulnya capek karena mix antara dapet hari ke-2, salah pake underwear (yang tidak period friendly), dan co-author-ku yang resek (dan post-doc-ku juga sih yang entah kenapa berulah banyak bener kemarin), dan kurang tidur juga kayanya karena belakangan ini susah banget tidur di bawah jam 1 entah kenapa???
Tapi yaudah overall good kok hidup. Amat sangat bersyukur. MAKASIH BANYAK YAA ALLAH. Sekian dulu. Kayanya pulang aja ah. Bawa laptop. Serem juga departemen kalau udah gelap. Bye, undur diri dulu. Oh. Terakhir. Tadi juga habis datang dari acara kumpul-kumpul warga Oxford gitu setelah ku selesai nonton bioskop. Dan sempat bahas sama teman-teman terkait ada satu teman kami (sebut namanya A) yang sudah memasuki tahun ke-4 PhD-nya tapi progresnya cukup mengkhawatirkan. Masalahnya (nggak masalah juga sih), aku adalah salah satu orang yang cukup frequent ketemu sama si A ini. Seminggu bisa minimal 1x-lah. Tapi emang aku ketemuan sama si A ini betulan buat nyampah aja gitu. Ku jarang banget nanya “gimana kerjaan?” begitu pula dia. Betul-betul buat decompress aja gitu. Dan lagipula ku mikirnya kalau ku nanya-nanya dia, dia jadi nggak comfortable lagi dan malah makin narik diri dan avoidant (dia bukan tipe yang banyak teman, jadi kalau udah sekali ilang, bubar). Barusan tapi udah ku-chat ke dia kalau aku pun pernah sempat konseling ke uni (karena kadang cuma perlu tahu satu orang lain buat bisa mendorong berani melakukan hal yang sama). Soalnya kesimpulan dari diskusi dengan teman-teman tadi, kami semua gaada yang bisa bantu juga… semua punya load PhD masing-masing… dan emang udah di ranahnya professional gaksih kalau sampai udah 3 tahun dia nggak tahu dia PhD-nya ngapain??? Karena kita teman-teman yang peduli juga kan, jadi gak bisa dibiarin aja… Bismillah deh. Semoga membaik keadaan si kawan ini.
Dah beneran terakhir, karena udah dingin banget beneran. See you next week!!!
Best,
Noni
Office 26/10/2024 18:48
8 notes
·
View notes
Text
Hello and welcome to Day 5 of "Let's Explore My Plot Bunnies"
Do you know that moment when you hear an opening from a childhood TV show that you were obsessed with before and your brain is like, "But what if you combine this with this and make it into a fanfic idea?". Cause this is how my brain came up with a Mo Dao Zu Shi Pokemon AU. (The Diamond and Pearl Openings are still my jam to this day)
The AU is not fully detailed in my head (yet), but I came up with two versions for it, so I will just write down some details I already have for both versions:
Ver.1
Edit: As of February 6th, this has a title : "Some roads are not meant to be traveled alone"
Wei Wuxian is a new Pokemon Trainer that just started his journey with his partner Vulpix (Kantonian)
Lan Wangji is a more seasoned Pokemon Trainer (he has been on a journey for at least 2 years) and has an Alolan Vulpix as a partner.
The two meet in Kalos, more specifically in Lumiouse City. WWX wanted to see if he could start challenging the Gyms right away, and his Vulpix got a bit too excited and ran off and got lost.
Lan Wangji is in Lumiouse City for a vacation rather than to start a new journey. His Vulpix is the one that finds WWX's Vulpix. Seeing that the Kantonian Vulpix is very young, LWJ feels anger towards the trainer who let the young fox unattended.
When WWX finds them, LWJ is ready to berate him for being irresponsible, but WWX's "Please never run off again like that Vulpix. I was so scared." stops him in his tracks.
WWX turns to thank LWJ for finding his Vulpix and apologizes for the troubles. LWJ, instead of just accepting the apology, tells WWX he shouldn't be so careless, especially when his Vulpix is so young. (LWJ is kicking himself for saying that) WWX takes offense because he wasn't being careless, nor was he abusive towards his partner.
And so their first meeting is kind of a disaster. That, however, doesn't stop them from constantly meeting around Lumiouse for the next week and then the universe (aka me) decides they should journey around Kalos together. (We all know how the relationship will progress)
Ver.2:
Edit: As of February 6th, this fic has a title:
"Life is a journey you must walk to behold"
In this version, WWX is from Hoenn (Hoenn has a lot of water = Lotus Pier). He and Jiang Cheng have been journeying through other regions (started in Hoenn, went to Kanto and Unova) but this year they want to have an individual journey for themselves.
Jiang Cheng wants to go to Johto, while WWX is going to Sinnoh.
I am on my "Give Jiang Cheng a Shinx" Agenda because just imagine him having a Shinx that is as much of a trouble maker as WWX. (Jiang Cheng's sanity is in danger)
WWX has an Absol as his partner. (The similarities between Absol's lore and WWX's personality make me believe that this is a good pair.) Also, Absol is definitely the one that is more serious and responsible between the two.
Lan Wangji and Lan Xichen are from Johto and their family is well known for being Coordinators.
Lan Wangji has an Eevee that evolved into Glaceon as a partner and has participated in a lot of Pokemon Contests in Johto and Kanto.
Lan Xichen has a Lapras as a partner and is not as interested in Pokemon Contests. He does, however, like to nurse Pokemon back to health and thinks about becoming a Pokemon Doctor.
LWJ wants to go and journey around Sinnoh and learn more about Pokemon Battles (the Lan family doesn't like how trainers that challenge Gyms push their Pokemon so hard, and they are more against Pokemon Battles. In their words, "Contests are a more refined art. Pokemon Battles are barbaric and violent.") LWJ doesn't want to jump to conclusions on that topic, while LXC believes both can be just as good, but it depends if the Trainer is a good person or not.
LWJ, once in Sinnoh, wants to experience a Gym Challenge for himself, so he decides to go to Oreburgh City and challenge Roark, the Gym Leader.
He ends up watching a battle between Roark and WWX instead and falls at first sight for WWX and for his passion for Pokemon Battles. WWX is also very kind to his pokemon, so inner LWJ aproves even more of his choice in love interests.
WWX and LWJ end up traveling through Sinnoh together. (Team Galactic is the main villain that they seem to find/fight against all throughout the journey too)
On the other hand, LXC meets Jiang Cheng and decide to travel together through Jotho, with LXC using this journey to further his knowledge as a Pokemon Doctor and to learn more about Jiang Cheng, who, although says harsh things all the time, is a kind person.
LXC and Jiang Chen end up dealing with Team Rocket during their journey.
There you have it.
This is about everything that I have about this AU. Honestly, I think this one will probably continue to grow in the back of my mind for a while longer before I come up with a title for it and, possibly, even scenes (be it Battles or Contest Performances).
So, what do you think? Good? Bad? Let me know!
I might post some more things later today, but for the moment, I am gonna wish you guys a good morning/day/night.
Till next time,
- TooManyPlotBunnies-Send Help
#fanfic ideas#mdzs#mo dao zu shi#wei wuxian#wei ying#lan wangji#lan zhan#lan xichen#jiang cheng#pokemon au#wangxian#pokemon trainer wwx#absol is probably the best pokemon partner for wwx; i will die on this hill#did you know Absol and Glaceon can breed? cause I didn’t till today#pokemon contest#pokemon trainer#pokemon coordinator#pokemon doctor#someone save me from my own brain rot
25 notes
·
View notes
Text
Kesempatan itu diciptakan
Sebagai kepala keluarga yg belum memiliki pekerjaan tetap dengan usia menuju 30 tahun, udah cukup umum pikirkan dipenuhi sama banyak kekhawatiran terutama untuk menjawab bagaimana nantinya bisa tetap memberikan nafkah yg pantas untuk keluarga.
Apalagi melihat realita saat ini dimana banyak lowongan pekerjaan yg membatasi usia maksimal kandidat di sekitaran 25 tahun atau jika tidak, ada ketentuan belum menikah atau memiliki anak. Dan ya, untuk semua persyaratan itu, kualifikasiku sama sekali gak akan bisa masuk dan aku bener2 menyadari bahwa tantangan pasca campus untuk kedua kalinya ini akan semakin menantang.
Melihat banyak kabar orang orang terdekat yg naik pangkat, mendapatkan pencapaian tertentu atau mendapatkan pekerjaan baru membuat aku merasa bahagia tapi sekaligus merasa khawatir. Is it okay kalo aku gini2 aja....??
Even though aku sadar kalo hidup bukan perlombaan, kadang pertanyaan "kenapa sih aku gak bisa kaya mereka?" Itu kerap kali muncul. Dan itu udah pasti cukup menekan meski masih bisa aku bawa santai dengan mengingat kembali kalo "aku udah ngelakuin yg terbaik kok, aku udah lebih baik dr kemarin kok, so mending dr pada mikir kenapa aku gini-gini aja, mending mikir apa yg bisa aku lakukan saat ini"
Daaan, entah dari mana pikirkan itu muncul, aku mulai uninstall aplikasi yg gak guna, mulai bikin timer oembatas aplikasi biar gak terlalu lama dipake tiap hari, dan yg paling mengagetkan adalah aku mulai coba memperbaharui profil linkedIn aku.
Surprisingly, ketika aku coba add skill, title dsb, muncul notifikasi masuk yg ngasih Tau peluang kerja yg sesuai sama profil yg baru aja aku update, dan lebih mengejutkan lg adalah recrutmen yg dibuka itu gak ngasih batasan umur dan embel2 nya, perusahaannya di luar negeri dan mekanisme ya WFH apalagi pas cek gajinya sekitar 50$-100$ per jam atau 200.000$ per tahun yg mana itu sekitar 3M.....
Meski aku mungkin gak akan coba apply dulu karena mereka butuh cepet Dan aku Masih ngerjain tesis, tapi experience ini bikin aku sadar bahwa peluang itu gak dateng tiba2 dan terus tinggal kita ambil. Tapi kita harus buka pintu rumah kita dulu, atau seengganya kita harus ngasih Tau kalo kita ada di rumah biar kalo peluang itu hadir, dia gak Salah rumah dan masuk ke rumah yg tepat.
So, kalo kamu pengen menambah peluang dalam hidupmu jawabannya cukup sederhana yaitu coba lakukan hal yg berbeda.
7 notes
·
View notes
Text
Debat capres #3 [FINAL]
Akhirnya sesi debat pamungkas hadir, membawa meme-meme lucu di bumi X wkwkwk.
Performa Pak ganjar bagus, lebih bagus malah dari sesi terakhir, takjub dengan counter argumen beliau soal isu stunting makan gratis. Kasih paham PAKKKKKK!!!!! Kalo bukan Pak ganjar yang mulai nyerang, mungkin sesi debat 2.5 jam itu anyep kek sayur kurang garem. Closingnya bagus banget, nyindir petahana, dan mengingatkan masyarakat bahwa seseorang itu pasti berubah, menjadi lebih buruk lebih tepatnya.
Sementara, bapak kemeja biru, yang kalau ditanya A, jawabnya B, ngalor ngidul kemana-mana, duh kasihan, udahlah pak miara ayam aja di rumah, istirahat. Kalo HILIRISASI jadi kata favorit nepo baby, MAKAN GRATIS adalah jawaban pamungkas beliau. MAKAN. MAKAN. MAKAN. Ya memang sih urusan perut itu penting, tapi ratusan trilliun untuk program makan siang? udah kebayang jadi lahan korupsi. Hadeh.
Hampir 3x debat, kaya gak niat debat, atau emang kapasitas nya hanya segitu? gak ngerti dah. Tapi di saat yang sama, banyak banget influencer yang dukung, yang meskipun bukan sekelas Dian Sastro atau Daniel Mananta :) yang penting kan influencer jutaan followers yah? hehe.
Juga seperti biasa, Pak anies selalu bagus dengan kalimat dan gagasan yang ciamik. Opening statement bagus, ada bahasa isyarat juga! Keren! Jawaban soal bansos, apalagi, JLEB banget. Lebih dari itu, isu perlindungan perempuan dan UKT yang diangkat, brilliant banget. Closing speech nya juga bagus. Gak ada nyerang-nyerang kinerja kaya sesi terakhir, dan berhasil mengambil hati banyak penduduk Indonesia yang bisa berpikir.
Yah, udahlah, he is only 1 out of million Indonesian people, yang terlalu cemerlang untuk dilewatkan. Kalau menang, alhamdulillah, kalau enggak, mungkin memang negara ini belum siap jadi negara yang membahagiakan rakyatnya.
Oya, resume ada disini ya:
Debat capres 1
Debat capres 2
Debat cawapres 1
Debat cawapres 2
6 Februari 2024
53 notes
·
View notes
Text
Satu bulan di Taipei
Setelah harusnya berangkat Februari, di kasih worst case jd ikut Joint degree gak, pusing dan minta pertimbangan sana-sini. Here me now, sudah sebulan hidup di Taipei.
Kampus yang aku ketahui ketika tahun kedua kuliah, TMU. Salah satu kampus yg masuk wishlist sekolah selain unimelb dan unsw *yaa mimpi aja dulu kali yaa.. meskipun S2-ku di kampus yg sama lagi dan cukup butuh waktu berdamai buat acceptance krn pertimbangan byk hal, salah satunya kesehatan.
Beneran! Kejadian belum se-bulan tinggal di Taipei, udah periksa ke obsgyn TMU Hospital buat check endometriosis krn haid. Worry harusnya udh minum obat hormon ga haid, tp semenjak sakit DBD sblm berangkat haid lagi. Ternyata its okay dan di resepin anti perdarahan.
Keluarga dan teman-teman asli pasti khawatir ttg kesehatanku terutama disini. Entah kenapa semenjak sekolah lagi, di uji yg namanya "sehat" bolak-balik ke obsgyn, impaksi 4 gigi, DBD, dokter sp.kk, alergi kulit h-1 uts. Wkwk cukup challenging.
Sebulan adaptasi byk hal yg bikin kageet
Beli apapun disini jgn dirupiahin beda jauhh harganya, kemana-mana bawa botol kosong untuk cebok krn ga ada bidet, kuat jalan 10.000-20.000 langkah perhari hal yg biasa, air isi ulang di kampus dan mrt adaa, transumnya oke bgt dan tertata tepat waktu, buang sampah pake jam sesuai kedatangan truck sampah dan hrs pake plastik berlogo bisa dibeli di sevel, kartu id card ajaib yg bisa dipake naik transum, bayar sevel, boba, akses ke perpus dan kampus. Perpusnyaa buka sampai malam dan sabtu minggu buka, setiap sore di kampus beragam olahragaa ada, ga ada uts uas adanya tugas presentasi dan paper. Setiap minggu sekali ada lab meeting sm Prof brsm anak" yg sebimbingan. Dosen disini dari segi memuji dan memberi apresiasi baguss banget sampai takjub kalo sering di bilang "Good Job" bener" membimbing dgn baik.
Sebulan disini byk pertolongan dari org" yg kutemui entah bestian sama mba"tkw di belanjain ke pasar, di kasih gorengan sm ibu tkw tetangga apartement, di gratisin print sm akung", di buangin sampah sama kakek", di anter ke apartemen sm Ibu baik hati, ibu kost yg baikk pernah hujan2 anterin kunci krn kunciku ketinggalan di kamar. Ke Px mart di bawain belanjaan ke dalam pas hujan sm mas kasirnya biar ak bisa belanja. Di Shuang Ho dianterin pak satpam ke kelas dan selalu di sapa. Pengen udang hbs itu bbrp hari dpt nasi sayur gudangan lauk udang. Pengen pepayaa, bbrp hari dikasih mbak samping kamar pepaya. Dpt lungsuran barang" mbak kos sebelumnya jd ndak perlu beli printilan. Dpt lungsuran alat makan juga dari Mb Vivii. Anak PPI TMU yg helpfull dan baik hatii. Di cariin dan dianterin beli laptop sm Amir dan Eva krn lepiku udh udzur wkwk. Staf perpus yg membantu install dan tanya ini itu dibantu. Di tawarin ikut course JCI sm Prof management health. Ketemuu berbagai kalangan yg bener" bisa jd panutan dan inspirasi. Ga sengaja waktu maem bekal ngobrol sm Pak Wartawan yg lagi Ph.D beliau insightfull sekalii di komporin buat sekolah S3 aamiin Ya Allah. Begitupun hari ini ketemu Prof.Roro beliau jg ngendika seperti itu "saya suka liat anak yg suka sekolah". Ibu bangeet pokoknyaa.
Meskipun hari-hari selalu mikir mau maem apa atau masak apa ya hari ini, ga ada dapur jd masaknya pake magic jar dan panci listrik. Proudd of me bisa survive krn bantuan 2 benda tersebut😂
Terimakasih untuk Abah Mama yg sudah ridho dan support memfasilitasi anaknya yg banyak mau dan hobinya sekolah ini. Terimakasih joint degree UGM TMU yg bikin program ini jd selain bisa ikut course Nursing, bisa ikut course Global health/public health & management health 2 jurusan yg aku tertarik sblm ambil nursing😂Terimakasih beasiswa TMU boleh ya sekolah disini sampai Ph.D (?) Hehee aamiin Ya Allah. Terimakasih Ya Allah udah ridho juga buat ngasih kesempatan sekolah disini, semoga dpt ilmu yg barokah dan bermanfaat untuk diriku sendiri dan banyak orang aamiin aamiin Ya Allah.
14 notes
·
View notes
Text
Kemarin dateng ke wisuda dengan make up super tipis. Nggak expect bakal ditanyain beberapa orang tentang skincare karena kulitnya kelihatan bagus banget. Keliatan bersih dan seger padahal kulit w tanned.
Sayangnya kulit w jadi keliatan bening dan flawless bukan pure karena skincare. Gue sengaja pake foundation high end yang teksturnya agak cair dan gampang diratain di muka. Finishingnya pake translucent powder yang transparan. Dan beneran 5 jam aman banget nggak pake touch up.
Jadi pengen ngasih tau ke orang-orang kalo complexion yang katanya "natural" tuh ya harganya emang mahal. Entah didapat dari skincare dan perawatan yang rajin banget atau kalau nggak gitu ya pake produk foundation dan bedak minimal mid-end 😌
30 notes
·
View notes