#jika—kita
Explore tagged Tumblr posts
aksara-rasa · 1 year ago
Text
Aji Nurrudin;
(Teruslah membumi dan sederhana, karena dari kesederhanaan yang kamu bumikan, aku jatuh cinta 🤍)
______________
Hari ini adalah pertama kalinya aku ketemu sama bonnnfiee (panggilan sayang) setelah LDR ke 5 pada jarak 223km.
Seperti biasanya, aku selalu menyiapkan kejutan kecil setiap kali kepulangannya. Bukan karena dia yang meminta. Tapi ini bagian dari diriku. Bagiku, memikirkan ide sebuah kejutan untuk orang tersayang adalah hal yang menantang dan begitu mengasyikkan, terlebih jika ide-ide ciamik yang aku dapatkan bisa teralisasikan dengan baik dan berhasil sesuai perencanaan.
Selain itu, hal yang paling kusuka adalah aku ingin menjadi orang yang pertama kali dilihatnya setelah dia pulang kerja. Dari sanalah aku berpikir bahwa, selama aku bisa, aku mau terus menjemputnya di tempat terakhir dia turun dari kendaraan sebelum menuju rumah.
Kalau ada yang tanya, "ko kamu mau aja si jemput dia?"
Tentu saja aku mau, kalau ditanya alasannya kenapa— aku juga gak tahu pasti apa alasannya. Tapi yang jelas, bagiku kepulangannya adalah hal yang paling kunantikan, karena dengan pulang, kita bisa berbagi ruang dengan lebih luas lagi tanpa dibatasi jarak maupun waktu.
Aku berjalan menjemput dia mengendarai sepeda motor. Tidak seperti kepulangan kemarin, kali ini aku berhenti pada tempat yang sama tapi belum juga terlihat bonnfiee yang sudah menunggu. Begitu aku melihat ke arah depan, terlihat dari kejauhan senyum manisnya sudah merekah meskipun dia masih berjalan menuju ke arahku. Jarak kami lumayan jauh, jadi kuputuskan untuk menghampirinya agar dia tidak berjalan terlalu banyak. Kita sama-sama berjalan, bedanya dia jalan kaki, aku mengendarai sepeda motor. Kita sama-sama berjalan, kita sama-sama berhenti dan bertemu pada satu titik.
Wajah kepiting rebus (salting) adalah salah satu andalan kita setelah sekian lama tidak bertatap muka secara langsung. Aku langsung memberikan kejutan sederhana yang sudah kusiapkan. Seperti biasanya, dia selalu tersenyum, tapi kali ini senyumnya terlihat lebih mekar, saat aku tanya kenapa, ternyata ada kejadian lucu yang ingin sekali dia ceritakan kepadaku.
"Ya udah nanti di jalan cerita ya sayang.."
"Iya sayang.." jawabnya sambil mengambil alih posisi penyetir.
"Neng aja yang nyetir, aa kan capek baru pulang."
"Nggak, capeknya juga hilang udah ketemu sama neng mah."
(Kepiting rebus) "Hahaha, bisa bae."
Di perjalanan, kami tentu saja saling menanyakan kabar, berbagi cerita dan yang pasti dia cerita soal kejadian lucu tadi.
"Yang, absurd banget tau.. masa tadi aa naik mobil elfnya yang udah disewa, pantes ya pas aa melambaikan tangan biar mobilnya berhenti tuh ko lurus aja. Nah pasnya di deket rel tuh kan berhenti, jadi udah aja aa langsung naik. Awalnya pas naik gak sadar sama sekali, sadar-sadar tuh pas ada dua ibu-ibu yang mau naik tapi ini mobil ko gak mau berhenti juga, udah gitu aa lihat sekeliling ko banyak ibu-ibu sama anak-anak TK di dalamnya. Akhirnya, aa beranikan diri tuh buat bertanya sama salah satu ibu-ibu yang disana."
"Bu, ini mobil udah disewa tah?"
"Iya a, ya udah gapapa.. da mau pulang juga kitanya."
"Iya pantesan pas tadi disuruh berhenti jalan terus. Hehehe"
"Iya gapapa a.."
Aku yang mendengarnya seketika juga ikut tertawa, "Benar-benar absurd tapi bukan sesuatu yang memalukan ko. Lagian aa juga kan bayar sampai tujuan. Pantes ya neng tadi mikir .. ko tumben cepet pisan ngabarinnya tadi bilangnya udah dikanci terus tiba-tiba langsung ngabarin lagi kalau udah nyampe buntet, Hahaha. Tapi beneran ada hikmahnya yang.. Allah tuh tau kalau aa capek, jadinya dibuat begini. Alhamdulillah jadinya kan bisa nyampe lebih cepet yang."
"Alhamdulillah iya bener sayang.. tapi, asli aa baru ngalamin seumur hidup yang, jadi vibesnya kek bakal keinget terus gitu."
"Ya udah gapapa. Gak ada yang salah. Hahaha"
"Iya sayang, aa tuh mau ngakak pas disana juga ditahan, makanya pengen cepet-cepet cerita sama neng biar bisa ngakak bareng. Hahaha"
"Percayaaa... makasih ya sayang."
"Makasih buat apa?"
"Udah mau berbagi cerita sekecil apapun ke neng, pokoknya jangan bosan cerita, sekecil aa digit nyamuk juga cerita ya.."
"Iya sayang, aa juga makasih banget neng bisa jadi pendengar yang baik. Tapi emang aa pernah digigit nyamuk? Perasaan nyamuk di semarang mah yang ada juga nabrakin orang bukan gigitin."
"Hahaha ya udah itu pokoknya, dah ah fokus nyetir."
Di bawah langit mendung, dec 18
9 notes · View notes
seblakgeboy · 7 months ago
Text
SEBLAK GHEBOY, Seblak terenak di Batujajar yang wajib dicoba, Seblak gurih pedas di Batujajar
Seblak GHEBOY: Kenikmatan Pedas yang Menggoda di Banjaran, Bandung Barat Jika Anda penggemar kuliner pedas, terutama seblak, maka Anda harus mencoba Seblak GHEBOY yang terletak di Banjaran, Bandung Barat. Seblak GHEBOY menawarkan pengalaman kuliner yang tak terlupakan dengan cita rasa pedas yang menggugah selera. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa Seblak GHEBOY menjadi pilihan terbaik bagi para pecinta seblak di Banjaran dan sekitarnya.
Kenikmatan Pedas yang Menggoda Seblak GHEBOY dikenal dengan kelezatannya yang khas dan pedasnya yang menggelegar. Dengan berbagai tingkat kepedasan yang dapat disesuaikan dengan selera Anda, Seblak GHEBOY mampu memuaskan keinginan Anda akan makanan pedas. Bumbu rahasia yang digunakan memberikan rasa yang autentik dan kaya, membuat setiap gigitan menjadi pengalaman yang menggugah selera.
Beragam Pilihan Topping Selain rasanya yang luar biasa, Seblak GHEBOY juga menawarkan beragam pilihan topping yang bisa Anda pilih sesuai dengan selera. Mulai dari kerupuk, bakso, sosis, makaroni, hingga ceker ayam, semua bisa Anda nikmati dalam satu porsi seblak. Setiap topping diolah dengan sempurna sehingga memberikan tekstur dan rasa yang sempurna ketika dicampur dengan kuah seblak yang gurih.
Harga Terjangkau Salah satu keunggulan Seblak GHEBOY adalah harganya yang terjangkau. Dengan kualitas dan rasa yang luar biasa, Anda tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk menikmati seblak yang lezat ini. Seblak GHEBOY menawarkan harga yang bersahabat sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan, mulai dari pelajar hingga pekerja kantoran.
Lokasi Strategis di Banjaran Terletak di Banjaran, Bandung Barat, Seblak GHEBOY mudah diakses oleh siapa saja yang berada di sekitar wilayah tersebut. Lokasinya yang strategis membuat Seblak GHEBOY menjadi pilihan yang tepat untuk makan siang, makan malam, atau bahkan sebagai camilan di tengah hari. Anda bisa dengan mudah menemukan tempat ini dan menikmati seblak pedas yang menggoda selera.
Layanan Delivery Untuk Anda yang tidak memiliki waktu untuk datang langsung ke lokasi, Seblak GHEBOY juga menawarkan layanan delivery. Anda bisa memesan seblak favorit Anda dan menikmati kelezatannya di rumah atau di kantor. Layanan ini sangat cocok bagi Anda yang ingin menikmati seblak pedas tanpa harus keluar rumah.
Testimoni Pelanggan Seblak GHEBOY telah mendapatkan banyak testimoni positif dari para pelanggannya. Banyak yang mengatakan bahwa seblak ini adalah yang terenak di Banjaran. Rasa pedas yang pas, porsi yang mengenyangkan, dan harga yang terjangkau membuat Seblak GHEBOY menjadi pilihan favorit. Berikut adalah beberapa testimoni dari pelanggan setia Seblak GHEBOY:
"Seblak GHEBOY memang juara! Pedasnya pas dan toppingnya banyak. Harga juga terjangkau." - Rina, Banjaran "Aku selalu pesan seblak ini kalau lagi kangen makanan pedas. Porsinya besar dan rasanya mantap!" - Andi, Bandung Barat "Seblak GHEBOY benar-benar terbaik di Banjaran. Wajib coba!" - Siti, Banjaran Kesimpulan Jika Anda berada di Banjaran, Bandung Barat, dan mencari seblak pedas yang lezat, Seblak GHEBOY adalah pilihan yang tepat. Dengan rasa yang autentik, beragam pilihan topping, harga terjangkau, dan lokasi yang strategis, Seblak GHEBOY siap memanjakan lidah Anda. Jangan ragu untuk mencoba dan rasakan sendiri kenikmatan seblak pedas yang menggoda ini!
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
#Seblak GHEBOY: Kenikmatan Pedas yang Menggoda di Banjaran#Bandung Barat#Jika Anda penggemar kuliner pedas#terutama seblak#maka Anda harus mencoba Seblak GHEBOY yang terletak di Banjaran#Bandung Barat. Seblak GHEBOY menawarkan pengalaman kuliner yang tak terlupakan dengan cita rasa pedas yang menggugah selera. Dalam artikel#kita akan membahas mengapa Seblak GHEBOY menjadi pilihan terbaik bagi para pecinta seblak di Banjaran dan sekitarnya.#Kenikmatan Pedas yang Menggoda#Seblak GHEBOY dikenal dengan kelezatannya yang khas dan pedasnya yang menggelegar. Dengan berbagai tingkat kepedasan yang dapat disesuaikan#Seblak GHEBOY mampu memuaskan keinginan Anda akan makanan pedas. Bumbu rahasia yang digunakan memberikan rasa yang autentik dan kaya#membuat setiap gigitan menjadi pengalaman yang menggugah selera.#Beragam Pilihan Topping#Selain rasanya yang luar biasa#Seblak GHEBOY juga menawarkan beragam pilihan topping yang bisa Anda pilih sesuai dengan selera. Mulai dari kerupuk#bakso#sosis#makaroni#hingga ceker ayam#semua bisa Anda nikmati dalam satu porsi seblak. Setiap topping diolah dengan sempurna sehingga memberikan tekstur dan rasa yang sempurna k#Harga Terjangkau#Salah satu keunggulan Seblak GHEBOY adalah harganya yang terjangkau. Dengan kualitas dan rasa yang luar biasa#Anda tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk menikmati seblak yang lezat ini. Seblak GHEBOY menawarkan harga yang bersahabat sehingga d#mulai dari pelajar hingga pekerja kantoran.#Lokasi Strategis di Banjaran#Terletak di Banjaran#Seblak GHEBOY mudah diakses oleh siapa saja yang berada di sekitar wilayah tersebut. Lokasinya yang strategis membuat Seblak GHEBOY menjadi#makan malam#atau bahkan sebagai camilan di tengah hari. Anda bisa dengan mudah menemukan tempat ini dan menikmati seblak pedas yang menggoda selera.#Layanan Delivery#Untuk Anda yang tidak memiliki waktu untuk datang langsung ke lokasi
0 notes
ceritamelayuboleh · 10 months ago
Text
Tumblr media
TERLAJAK TERUNA SELEPAS MALAM PERTAMA (VERSI SUAMI)
Entah bagaimana aku hendak memulakan cerita ini. Perasaan malu mula menyelubungi diri ku tetapi apa kan daya, isteriku mengugut untuk menyebarkan gambar kelemahan ku jika aku tidak menurut perintahnya.
Aku berjumpa isteriku ketika kami masih belajar di universiti. Aku tahun akhir dan isteriku tahun pertama. Pada awalnya kami menjadi kawan, aku mengajarnya beberapa subjek kelemahannya dan lama kelamaan kami menjadi makin rapat.
Ketika aku bergraduasi, isteriku ini menemaniku dan berjumpa dengan ibu ayah ku. Ibu ayah ku berkenan dengannya dan terus bercadang untuk mengahwinkan kami berdua walaupun isteriku masih belajar. Namun, pihak isteriku meminta perkahwinan selepas isteriku habis belajar. Kami pun bersetuju.
Sepanjang 4 tahun menunggu, aku sentiasa menghubungi isteriku, sentiasa menghantar hadiah dan barangan hasil dari gaji ku. Isteriku menyambut baik akan aku dan kami makin rapat. Walaupun isteriku sibuk tapi dia sentiasa akan menjawab panggilan ku. Beberapa aku pernah menghubunginya ketika dia sedang belajar bersama ahli kumpulan lelakinya yang lain, tapi dia tetap menjawab panggilan aku dengan mesra.
Sebaik sahaja isteriku graduasi, aku terus masuk melamar dan mengahwini isteriku. Dalam masa beberapa bulan, kami selamat diijab kabulkan dan bergelar suami isteri secara sah. Semuanya berjalan lancar sehinggalah malam pertama ku.
Aku bersiap sedia di atas katil, menunggu isteriku habis mandi. Tubuhku berbau wangi selepas mandi menunggu kedatangan isteriku. Isteriku keluar dari tandas berpakaian baju tidur merah jambu telus cahaya. Jalannya ayu dan tubuhnya melenggang lenggok bergerak ke arah aku. Isteriku meraba-raba tubuhku dan menolak ku terbaring. Dia merangkak naik ke atas aku dan mula bercumbu dengan aku.
Jantungku berdegup bagai hendak meletup, kali pertama dalam hidupku aku bercumbu dengan seseorang wanita. Bau mulut isteriku amat wangi, lidahnya berlegar-legar di dalam mulutku. Walaupun aku tidak berapa pandai dalam bercumbu, aku ikut sahaja rentak isteriku. Selepas beberapa minit bercumbu, isteriku mula mencium leher ku, dada ku, perut ku, dan akhirnya ke paha ku.
Disitulah masalah ku bermula, walaupun seronok dan bernafsu untuk isteriku, batang aku tidak tegang dan tidak berfungsi seperti sepatutnya. Isteriku mula meraba-raba batang aku dan melancap batang aku, tetapi walau bagaimanapun aku dilancap, aku tetap tidak dapat menegang. Isteriku yang manis ayu berubah menjadi bengis.
"ISSSSY APA U NI?" tengking isteriku kepada ku. Aku terkejut dengan perubahan sikapnya yang mendadak. Aku cuba menenangkan isteriku tetapi isteriku kian marah.
"BUAT RUGI MASA I SAJA!" herdik isteriku sambil mengambil telefon bimbitnya dan bergegas keluar dari bilik. Aku mendengar pintu bilik ku dihempas kuat. Aku duduk di atas katil dengan perasaan malu dan kecewa. Minda ku cuba berfikiran positif tetapi aku menjadi lebih kecewa dan sedih. Aku tidak keluar dari bilik untuk hampir 30 minit dan cuba untuk menenangkan diri ku.
Tiba-tiba aku terdengar loceng rumah ku berbunyi. Aku berasa pelik kerana aku tidak pernah mendapat pelawat selewat ini. Aku pun memakai pakaian ku kembali dan bergegas keluar.
Alangkah terkejutnya aku apabila aku melihat isteriku sedang berpelukan dengan lelaki yang aku tidak kenali di ruang tamu rumah. Jantungku berdegup kencang tetapi mulut ku tidak dapat mengucap apa-apa.
"Ini ke suami u ayang?" tanya lelaki tersebut melihat aku yang tercegat dihadapan mereka.
"Ya u, ni la si lembik tu, malu i kahwin dengan dia u," kata isteriku sambil melihatku dengan mata benci.
"Endahkan dia la u, jom ke bilik, i dah betul-betul terdesak sekarang," kata isteriku sambil membawa lelaki tersebut ke bilik aku.
"Ayang, takkan kita nak biarkan suami u macam ni," tanya lelaki tersebut sambil mengusap rambut isteriku.
"Biar saja dia u. Dia tu tak boleh pakai," ejek isteriku sambil memandangku.
"I ada rancangan yang lebih bagus ayang. Kita bagi suami u tengok kita atas katil dia. Baru lah sedap lagi," jawab lelaki tersebut sambil bergerak laju ke arah aku.
"Nakal la u ni, dari dulu macam ni," jawab isteriku sambil tertawa. Aku bertembung dengan lelaki tersebut dan bergelut. Tanpa aku menyangka, isteriku datang dari belakang dan menendang tepat di celah kangkang ku. Aku terus jatuh tersungkur dan tidak mampu melawan kembali. Lelaki tersebut mengambil peluang dan mengikat kaki dan tangan ku dan mengheret ku ke bilik aku sendiri.
Aku dihempas di atas katil, dan walaupun aku bergelut sehabis kuat, aku tidak dapat bergerak dari kekangan ikatan di tangan dan kaki ku.
"Hey laki tak guna, tengok betul-betul malam pertama kau," kata isteriku sambil menyandar tubuhnya ke lelaki tersebut. Dalam sekelip mata mereka mula bercumbu di hadapan ku. Kedua-dua mereka begitu khusyuk, mata mereka tertutup tetapi tangan mereka giat bekerja. Lelaki tersebut dengan cepat mengoyakkan pakaian malam isteriku manakala isteriku pulak menanggalkan seluar dan baju lelaki tersebut.
"Ni la yang dikatakan lelaki," kata isteriku sambil mengurut-urut batang lelaki tersebut yang separa menegang. Sememangnya batang lelaki tersebut lebih panjang dan besar berbanding dengan batang ku. Semakin diurut semakin tegang, berurat dan besar batang lelaki tersebut.
Isteriku kemudiannya berlutut dihadapan batang lelaki tersebut dan mula menjilat kepala batangnya seperti lolipop. Lelaki tersebut hanya tertawa kecil dan mengusap-usap rambut isteriku. Isteriku mula menjolok batang lelaki tersebut ke dalam mulutnya, sedikit demi sedikit sehinggalah keseluruhan batang lelaki tersebut terbenam kedalam mulut isteriku. Kepala isteriku bergerak dengan laju melancap lelaki tersebut dengan mulutnya. Aku mula berasa sedih dan kecewa melihat isteriku menduakan aku dihadapan aku sendiri dibilik aku sendiri. Maruah ku tercabut dari diriku.
Selepas hampir 10 minit isteriku berkhidmat kepada lelaki tersebut, lelaki tersebut memberhentikan isteriku dan menolaknya ke atas katil bersebelahan dengan ku. Lelaki tersebut terus menerkam isteriku, dan mula mencium isteriku di mana sahaja mulutnya bertembung. Air mata ku berlinang melihat reaksi isteriku digigit manja di lehernya. Lidah lelaki tersebut menjalar menjilat, menghisap puting isteriku. Gigitannya bertalu-talu menanda leher, tetek, pinggul dan paha isteriku.
Lelaki tersebut kemudiannya, membuka kangkangan kaki isteriku dan terus menjolok cipap isteriku. Isteriku terjerit keseronkan dan mukanya menunjukkan reaksi yang amat seronok. Dengan rakusnya lelaki tersebut mula menghenjut isteriku. Bunyi tangisan ku di tutupi oleh bunyi raungan keenakan isteriku dihenjut. Kekadang akibat terlalu seronok, isteriku akan mencengkam rambut ku atau tubuhku tanpa disedarinya. Aku sungguh pilu dan hanya mampu melihat isteriku dipuaskan lelaki lain.
Itulah kali pertama aku melihat isteriku klimaks. Tergetar-getar badannya. nafasnya tercungap-cungap sambil meraung keseronokan, berpeluh tubuhnya membasahi tilam katil aku. Namun walaupun isteriku sedang klimaks, lelaki tersebut melajukan hentamannya bertubi-tubi, menyebabkan isteriku klimaks lebih keras seperti direnjat elektrik. Lelaki bertahan lebih lama dari isteriku dan akhirnya memancut kedalam cipap isteriku selepas bertahan lama.
"Nah, rasa tengok air mani jantan asli. Pondan macam kau memang layak minum," herdik isteriku sebelum terus duduk di muka ku. Cipapnya yang basah dan meleleh air mani di hempap di mulut aku.
"U ni nakal la ayang," lelaki tersebut tertawa melihat isteriku.
"Jangan berhenti u, guna yang lagi satu," kata isteriku. Dalam masa beberapa minit, aku dapat merasakan pinggul isteriku ditekan dan lebih menghimpit muka aku. Dengan perlahan aku dapat merasakan pinggul isteriku dihempap dihenjut berkali-kali diikuti oleh jeritan keseronokan isteriku.
Rupa-rupanya isteriku sedang dihenjut lubang punggungnya sementara aku masih berada di celah kangkangannya. Air mani lelaki tersebut makin meleleh membasahi muka ku. Aku berasa sungguh sedih dan malu tetapi tidak dapat berbuat apa-apa sehinggalah menunggu mereka habis. Muka ku dihempap berulang kali tanpa rasa belas kasihan sehingga muka ku berasa kebas. Jeritan keseronokan isteriku dan lelaki tersebut bergema di seluruh bilik. Isteriku klimaks sekali lagi semasa dihenjut, campuran air cipapnya dan air mani lelaki tersebut memancut membasahi keseluruhan muka dan bibirku.
"Boleh I tidur sini hari ini ayang," tanya lelaki tersebut selepas memancut kali kedua ke dalam punggung isteriku. Isteriku hanya tersenyum dan menolak lelaki tersebut ke ruang kosong katil dan memanjat naik ke atasnya. Mereka berdua berpelukan dan bercumbuan sambil aku terbaring di sebelah mereka, terpaksa melihat keakraban mereka di atas ranjang
1K notes · View notes
ofa168id · 2 years ago
Text
Tumblr media
0 notes
kurniawangunadi · 3 months ago
Text
Memilih Pasangan Hidup
Setiap orang jelas memiliki valuenya masing-masing. Dan ketika kita bicara value, ini bisa bertentangan satu sama lain. Hanya saja, tulisan ini tidak ingin mempertentangkan itu. Penulis akan menggunakan sudut pandang orang pertama yang bersumber pada pengamatan, karena ini hal yang dirasa berlaku secara universal. Ada tiga hal yang mau kutulis, di luar soal bagaimana hubungan ia dengan Tuhannya. Aku mau nambahin beberapa aspek yang menurutku sangat krusial untuk dipertimbangkan secara mendalam.
Pertama, cara bicara dan apa yang dibicarakan. Karena dua hal tersebut mencerminkan isi kepalanya. Kalau kamu mendapati orang yang suka bergunjing, sindir menyindir, memfitnah, berkeluh kesah, berkata kasar, dan berbagai macam pembicaraan buruk. Pikirkan ulang untuk memilihnya sebagai pasangan hidup. Mungkin ia bisa jadi fit sama kamu, tapi apakah itu yang kamu harapkan saat kalian menjadi orang tua dan mendidik anak? Sampai sekarang, dalam berbagai kesempatan dan pengamatan. Kenapa anak-anak yang kutemui bisa sekasar itu, bisa senegatif itu, salah satunya dampak dari bagaimana bahasa dan cara bicara sehari-hari orang tuanya. Apalagi saat di level orang tua menganggap pembicaraan itu sebagai hal yang biasa, bukan hal buruk.
Bagiku, lebih penting mengajarkan anak bisa berbahasa yang baik alih-alih bisa banyak bahasa. Karena kalau ia bisa menggunakan bahasa yang baik, tahu tata bahasa, tahu kapan penggunaan dan cara menggunakannya dalam beragam situasi. Itu jauh lebih penting daripada ngajarin dia bisa bahasa macem-macem. Nanti kalau sudah besar, ia bisa belajar bahasa-bahasa yang lain. Kedua, hubungannya sama harta. Ini sebuah hal yang mungkin tidak bisa secara kasat mata dilihat, tapi bisa diamati jika sudah mengenal. Bagaimana cara pandangnya terhadap uang. Apakah segala sesuatu diukur dari uangnya. Apakah uang jadi tujuan hidupnya. Apakah pengambilan keputusannya sangat bergantung dengan ada tidaknya uang. Dan berbagai percakapan yang bisa kamu simpulkan sendiri, ini orang dikit-dikit nyingung duit. Mulai pertimbangkan lagi. Uang (harta) penting, tapi bukan segalanya. Tidak semua hal didunia ini diukur dengan uang. Nanti kita lupa untuk bisa belajar ikhlas, bisa belajar tulus. Mengira semua hal pasti ada maksud dan tujuannya. Melakukan sesuatu karena ada maunya. Karena nanti anak-anak pun akan belajar cara hidup dan cara berpikir kita sebagai orang tuanya. Dan saat itu, saat kita mulai berhitung. Semuanya akan jadi transaksional. Ketiga, bagaimana ia ngehargai dirinya sendiri dan ngenal dirinya sendiri. Orang-orang yang pandai menghargai dirinya sendiri akan mudah respect sama orang lain. Bisa membuat keputusan-keputusan penting untuk dirinya dengan lebih mudah. Nanti, saat kita jadi orang tua. Ada banyak sekali keputusan yang bakal diambil, aku nemu banyak sekali orang tua yang membuat keputusan yang bagiku aneh, bahkan cenderung tidak masuk akal untuk hal-hal yang amat sederhana. Penilaian ini memang subjetif, tapi jika mau dilihat secara objektif pun tetap aneh.
Kemampuan untuk membuat keputusan yang baik adalah bekal yang krusial saat jadi orang tua. Karena waktu anak-anak kita masih kecil, kitalah yang akan membuatkan keputusan untuk mereka. Menemukan orang yang mengenal dirinya dan menghargai dirinya sendiri jadi sesuatu yang menurutku perlu untuk diupayakan. Selain kita juga berusaha untuk jadi seperti itu. Seseorang yang tak bisa membuat keputusan justru akan merugikan dan merepotkan orang lain, entah anaknya sendiri, pasangannya, atau bahkan orang-orang di sekitarnya. Semoga membantu :) (c)kurniawangunadi
451 notes · View notes
zam-jb · 3 months ago
Text
Aku Disetubuhi Pacar Adikku Saat Suamiku Dinas Luar
“Kirim aja kak?” Suara yang ramah mengagetkanku dari belakang.
“Aku.. Iya” Jawabku sambil menoleh ke belakang.Namaku Irma, tapi biasa dipanggil Iin oleh orang di rumah. Aku anak tertua dari 4 bersaudara yang semuanya perempuan. Saat ini usiaku 34 tahun dan adikku Tita 21 tahun. Aku sangat menjaga bentuk tubuhku, dengan tinggi badan 167 cm dan berat badan 59 kg, tak disangka kalau aku sudah memiliki 2 orang anak yaitu Echa yang berusia 6 tahun dan Dita yang berusia 3 tahun. Kalau menurut suamiku, teman-temannya sering memuji tubuhku, terutama pada bagian pinggul dan payudara yang terlihat sangat seksi jika sedang mengenakan baju yang menempel di badan. Beginilah ceritaku..Kenaikan jabatan yang diterima oleh suamiku membuatnya harus berada di luar daerah, dan hanya bisa pulang sebulan sekali. Otomatis kebutuhan biologisku hanya dapat terpenuhi pada saat suamiku pulang saja. Bahkan sering juga aku harus berpuasa sampai berbulan-bulan karena pada saat suamiku pulang aku sedang kedatangan “tamu”. Tapi itu tak terlalu kupedulikan, juga saat kita berhubungan, aku jarang sekali mengalami orgasme karena suamiku biasanya sudah keluar duluan dan bila sudah begitu pasti ia langsung tertidur dan membiarkanku menggantung sendirian.Sampai akhirnya terjadi peristiwa yang membuatku sangat malu pada awalnya, namun menjadi ketagihan pada akhirnya. Orang yang membuatku mabuk kepayang itu bernama Hasan yang tidak lain adalah pacar adikku yang paling berani. Orangnya lumayan tampan dengan bentuk tubuh yang aneh karena ia adalah seorang atlet renang perwakilan daerah. Hasan sudah berpacaran dengan adikku Tita selama 5 tahun sehingga hubungan keluarga kami dengan sudah sangat dekat, aku sendiri bahkan sudah menganggapnya sebagai adik iparku demi melihat keseriusan hubungan Hasan dan adikku.Hasan juga sering datang ke rumah untuk mengantarkan aku pergi karena aku tidak bisa naik motor, tentu saja sebelumnya aku selalu meminta tolong melalui Tita. Selama tidak sibuk, dia pasti mau menolongku sehingga kami menjadi lumayan dekat. Ia sering bercerita tentang hubungannya dengan Tita, adikku, sehingga aku jadi tahu kalau dia adalah pemuda yang sangat menghormati wanita. Itu adalah pandanganku sebelum terjadi perselingkuhan antara kita berdua.Jadi saat itu aku berangkat bersama diantar Tita adikku untuk berenang di sebuah hotel yang cukup besar di kota SMD. Setelah berganti dengan baju renang, aku melangkahkan kaki ke tepi kolam. Beberapa pemuda melirikku dengan pandangan nakal. Setelah melakukan pemanasan, aku lalu turun ke udara. Setelah menyesuaikan diri dengan suhu air baru, saya mulai berenang. Setelah bolak-balik 3 kali putaran, saya beristirahat di tepi kolam sambil mengatur napas. Beberapa pemuda yang menggodaku, aku hanya tersenyum. Lalu aku terhanyut dalam lamunanku yang sudah 3 bulan tidak melakukan hubungan suami-istri.Setelah melihat siapa yang menyapaku, aku menjadi tenang tetapi sedikit berisiko karena ternyata ia adalah Hasan yang melihatku tanpa berkedip. Sambil mengajakku mengobrol, ia melakukan pemanasan. Kadang-kadang aku melirik untuk melihat tubuhnya yang aneh. Lalu mataku turun lagi ke dada yang bidang dan perutnya yang sangat berotot. Saat mataku sampai ke celana renangnya, dadaku berdegup ketat, celana itu terlihat sangat menonjol di bagian tengahnya. Pasti besar sekali, bahkan mungkin lebih besar dari pada milik suamiku, batinku.Lalu aku terkejut saat Hasan melompat terjun ke kolam renang dan langsung meluncur. Setelah 7 kali bolak-balik ia menepi ke sampingku untuk beristirahat. Ia meletakkan tangan di sampingku sehingga sikunya menyentuh paha kananku.
“Kesini pake apa Kak?” Tanyanya sambil menatapku dengan tajam.
“Diantar sama Tita” Jawabku sambil menghindari pandangan mata.
“Benar.. Sekarang Titanya kemana?” Sahut Hasan melirik sekeliling.
“Langsung pulang jagain Dita sama Echa..” Sebelum dia sempat menanyakanku lagi, aku langsung melompat terjun.Setelah menyeberang, saya berencana naik karena ingin segera pulang. Sebelumnya aku tidak menyangka akan bertemu dengan orang yang kukenal di kolam ini. Dan yang bertemu denganku ternyata Hasan, terlebih lagi aku hanya mengenakan baju renang hingga otomatis menampakkan sebagian tubuhku. Aku tidak mau menoleh ke belakang karena aku takut Hasan akan berbicara lagi denganku. Setelah mengenakan rok setinggi lutut, aku mengenakan pakaian yang cukup ketat sehingga memperlihatkan garis tubuhku yang masih terbentuk.Saat melangkahkan kaki menuju jalan raya untuk mencari angkot, ada motor yang memotong jalanku. Aku kaget bukan kepalang, terlebih lagi saat melihat siapa yang menaikinya, lagi-lagi ternyata Hasan.“Aku antar ya Kak?” Tawar Hasan dengan sopan.
Aku berpikir sejenak, sebelum aku sempat menjawab Hasan sudah menyodorkan helm. Dengan ragu aku menerima helm itu, setelah mengenakannya aku lalu duduk menyamping di belakang dengan tangan kananku melingkar di pinggangnya. Sebenarnya hal ini sudah sangat sering kulakukan, tapi untuk saat ini aku merasa sangat serba salah. Perasaanku semakin tidak enak saat ia mengarahkan motornya ke arah yang berlawanan dengan arah ke rumahku. Bodohnya, aku cuma diam saja sampai akhirnya Hasan menghentikan motornya di depan sebuah bioskop yang cukup terkenal di kota SMD.
“Nonton dulu ya Kak?” Pintanya sopan.
“Aduh gimana ya San.. Ini kan sudah sore” Jawabku panik.
“Please Kak.. Ini film yang pengen banget aku tonton, lagian ini hari pemutarannya yang terakhir” Sahut Hasan dengan tatapan yang memohon.
“Iya deh.. Tapi habis itu langsung pulang” tegasku. Hasan tersenyum dengan penuh kemenangan.
Setelah memesan tiket, kami pun masuk ke dalam dan ternyata yang menonton sangat sedikit. Setelah mendapatkan tempat duduk, kami berdua mulai menikmati film yang diputar. Belum lama berselang, aku tercekat kaget saat tangan Hasan merangkul bahuku. Aku berusaha untuk tenang dan tak bereaksi apa-apa. Melihat aku diam saja Hasan semakin berani, mukanya didekatkan ke wajahku hingga sontak aku menolak saat ia mencoba mencium bibirku. Tapi malah bertambah parah karena yang dia cium adalah telinga dan leherku, padahal itu termasuk daerah sensitifku.
Aku menjadi deg-degan, dan sepertinya Hasan mengetahui kalau aku mulai memakan umpan yang ia berikan. Tangannya mulai turun ke dadaku dari bahu. Ternyata tangannya sangat lihai meskipun dari luar putaran-putaran jarinya mampu membuatku sesak karena buah dadaku yang telah mengeras. Tangannya terus aku pegang. Tangannya yang satu berhasil kutahan semantara yang lain berhasil lolos dan semakin aktif.
Dia berhasil membuka kancing-kancing bajuku bagian atas lalu tangannya bermutar-mutar di atas BH-ku yang tipis. Malu juga rasanya kalau Hasan tahu bahwa putingku sudah keras sekali. Bibirnya yang bermain di leherku mulai turun ke bahu dan entah bagaimana caranya, ternyata Hasan telah menurunkan tali BH dan bajuku sampai ke pinggang lalu bibirnya bermain diatas BH-ku dan sekali renggut buah dadaku telah terekspos pada bibirnya.
Aku menjadi semakin lupa diri, lupa pada suami dan anak-anakku, dan lupa kalau Hasan adalah kekasih adikku dan kemungkinan besar akan menjadi iparku kelak. Begitu buah dadaku terekspos, Hasan tidak langsung mencaplok tapi putingku yang keras dirangsang dulu dengan hidungnya. Nafasnya yang hangat sudah bisa membuat putingku semakin mengeras. Lalu dia ciumi pelan-pelan buah dadaku yang berukuran 34B itu, mula-mula bagian bawah terus melingkar sehingga hampir semua bagian buah dadaku dicium dengan lembut olehnya. Belum puas menggodaku, lidahnya kemudian mulai menari-nari di atas buah dadaku. Akhirnya pertahananku pun jebol hingga aku mulai mendesah halus. Akhirnya apa yang kukhawatirkan terjadi, lidahnya mulai menyapu sekitar puting dan akhirnya..
Akh.. putingku tersapu lidahnya.. Perlahan mula-mula, semakin lama semakin sering dan akhirnya putingku dikulumnya. Ketika aku merasa nikmat, ia melepaskannya dan kemudian mulai mengecup dari bagian tepi lagi. Perlahan mendaki ke atas dan kembali ditangkapnya putingku. Kali ini putingku digigitnya perlahan sementara lidahnya berputar-putar menyapu putingku. Sensasi yang ditimbulkannya sungguh luar biasa, semua keinginan yang kupendam selama 3 bulan ini serasa terpancing keluar dan berontak untuk segera dipuaskan.
Melihatku mendesah, Hasan semakin berani. Selain menggigit-gigit kecil putingku sembari lidahnya menyapu-nyapu, tangannya mulai bermain di lututku. Perasaan yang kupendam selama ini kelihatannya mulai bergejolak. Hal itu membuatku membiarkan tangannya menggerayangi lutut dan masuk menyelusup ke dalam rokku untuk mengelus pahaku. Dia tahu bahwa tubuhku merinding menahan nikmat dan dengan lihai tangannya mulai mendaki dan kini berada di selangkanganku.
Dengan lembut Hasan mengusap pangkal pahaku di pinggiran CD-ku. Hal ini menimbulkan sensasi dan nikmat yang luar biasa. Aku tak dapat duduk tenang lagi, sebentar-bentar menggelinjang. Aku sudah tak dapat lagi menyembunyikan kenikmatan yang kualami, hal ini bisa dia ketahui dengan telah lembabnya CD-ku. Jarinya yang besar itu akhirnya tak mampu kutahan ketika dia memaksa menyelinap ke balik CD-ku dan langsung menuju clitku. Dengan lembut dia memainkan jarinya sehingga aku terpaksa menutup bibirku agar lenguhanku yang keluar tak terdengar oleh penonton yang lain. Jarinya dengan lembut menyentuh clitku dan gerakannya yang memutar membuat tubuhku serasa ringan dan melayang.
Akhirnya pertahananku jebol, cairan kental mulai keluar dari vaginaku dan Hasan mengetahuinya hingga semakin mengintensifkan serangannya. Akhirnya puncak itu datang, kupeluk kepalanya dengan erat dan kuhunjamkan bibirku ke bibirnya dan tubuhku bergetar. Hasan dengan sabar mengelus clitku hingga membuatku bergetar-getar seolah tak berhenti. Lubang vaginaku yang basah dimanfaatkan dengan baik olehnya. Sementara jari jempolnya tetap memainkan clitku, jari tengahnya mengorek-ngorek lubangku mensimulasi apa yang dilakukan laki-laki pada wanita. Aku megap-megap dibuatnya, entah berapa lama Hasan membuatku seperti itu dan sudah berapa kali aku mengalami orgasme.
Aku lalu memberanikan diri, kujulurkan tanganku ke arah selangkangannya. Di sana jemariku menemukan gundukan yang mulai mengeras. Begitu tersapu oleh belaianku, gundukan itu berubah menjadi batang hangat yang mengeras. Jariku terus membelai turun naik sepanjang batang itu yang menurutku sangat besar untuk ukuran seorang pemuda berusia 21 tahun. Secara perlahan batang tersebut bertambah panjang dan besar hingga menimbulkan getaran-getaran yang membuatku kembali mencapai orgasme. Saat orgasme, tanganku secara tak sengaja meremas-remas bolanya sehingga Hasan pun terangsang.
“Kita ke tempat kosku ya Kak..” bisiknya kemudian sambil mengecup daun telingaku.
Aku mengangguk, dan setelah merapikan pakaian yang aku kenakan, Hasan menarikku sehingga aku berjalan mengikutinya. Setelah 10 menit naik motor, kami mulai memasuki sebuah bangunan yang besar dan agak sepi. Saat dia menggandeng pinggulku menuju kamarnya, beberapa orang anak kost di sana tampak menatap kami dengan pandangan penuh pengertian. Tapi itu tetap tak mengurangi rasa kikuk dan canggung yang menyerangku. Apa yang sedang kulakukan di sini, batinku.
Saat aku sampai di depan pintu kamar kostnya yang terbuka, aku terdiam sejenak. Keraguan besar mendadak menyerangku, dan itu ternyata ditangkap oleh Hasan. Dengan tenang dia menangkap bahuku dari belakang dan dengan pelan dia mendorongku masuk ke dalam. Setelah menutup pintu dan menguncinya, lalu tangannya turun ke pinggulku dan kemudian memutar tubuhku sehingga kini kami saling berhadapan untuk pertama kalinya sejak dari kolam renang.
Kami berhadapan sejenak, lalu Hasan tersenyum dan kembali bibirnya mengecup bibir bawah dan atasku bergantian dan berusaha membangkitkan gairahku lagi. Aku mendesah kecil ketika tangannya turun ke bokongku kemudian meremasnya lalu menarik tubuhku merapat ke tubuhnya. Bibirnya perlahan mengecup bibirku, bibirnya merambat di antara dua bibirku yang tanpa sadar merekah menyambutnya.
Lidah itu begitu lihai bermain di antara kedua bibirku mengorek-ngorek lidahku agar keluar. Sapuan lidahnya menimbulkan sensasi-sensasi nikmat yang belum pernah aku rasakan, sehingga dengan perlahan lidahku dengan malu-malu mengikuti gerakan lidahnya mencari dan mengikuti kemana lidahnya pergi. Dan ketika lidahku menjulur memasuki mulutnya, dengan sigap Hasan menyambutnya dengan lembut dan menjepit lidahku di antara langit-langit dan lidahnya. Tubuhku menggeliat menahan nikmat yang timbul, itulah ciuman ternikmat yang pernah kurasakan dalam hidupku.
Pada saat itulah aku merasa Hasan membuka kancing-kancing bajuku. Tubuhku sedikit menggigil ketika udara malam yang dingin menerpa tubuhku yang perlahan-lahan terbuka ketika Hasan berhasil memerosotkan bajuku ke lantai. Kemudian tangannya menjulur lagi ke pinggul, kemudian berhenti di bokong untuk meraih retsleting yang ada di rokku lalu menariknya ke bawah dan menanggalkan rokku ke lantai.
Aku lalu membuka mataku perlahan-lahan dan kulihat Hasan sedang menatapku dengan tajam tanpa berkedip. Dia tampak tertegun melihat tubuh mulusku yang hanya terbungkus oleh BH dan CD yang ketat. Sorotan matanya yang tajam menyapu bagian-bagian tubuhku secara perlahan, pandangannya agak lama berhenti pada bagian dadaku yang kencang membusung. BH-ku yang berukuran 34B memang hampir tak sanggup menampung bongkahan dadaku, sehingga menampilkan pemandangan yang mengundang syahwat lelaki, apa lagi darah muda seperti Hasan.
Tatapan matanya cukup membuatku merasa hangat, dan dalam hati kecilku ada perasaan senang dan bangga dipandangi lelaki dengan tatapan penuh kekaguman sperti itu. Rasanya semua usahaku selama ini untuk menjaga kekencangan tubuh tidak sia-sia. Aku terseret maju ketika lengan kekar Hasan kembali merangkul pinggangku yang ramping dan menariknya merapat ke tubuhnya. Tanganku terkulai lemas ketika sambil memelukku, Hasan mengecup bagian-bagian leherku sambil tak henti-hentinya membisikkan pujian-pujian akan kecantikan bagian-bagian tubuhku. Akhirnya kecupannya sampai ke daerah telingaku dan lidahnya secara lembut menyapu bagian belakang telingaku.
Aku menggelinjang, tubuhku bergetar sedikit dan rintihan kecil lepas dari kedua bibirku. Hasan telah menyerang salah satu bagian sensitifku dan dia mengetahui sehingga ia melakukannya berulang kali.
Kemudian bibirnya kembali menyapu bagian belakang telingaku hingga pangkal leherku. Aku tak sanggup menjawab, tubuhku terasa ringan dan tanpa sadar tanganku kulingkarkan ke lehernya. Rupanya bahasa tubuhku telah cukup dimengerti oleh Hasan sehingga dia menjadi lebih berani. Tangannya telah membuka kaitan BH-ku dan dalam sekejap BH itu sudah tergeletak di lantai.
Tubuhku serasa melayang. Ternyata Hasan telah mengangkat tubuhku, dibopongnya ke tempat tidur dan dibaringkan secara perlahan. Kemudian Hasan menjauhiku dan dengan perlahan mulai melepaskan pakaiannya. Aku sangat menikmati pemandangan ini. Tubuh Hasan yang kekar dan berotot itu tanpa lemak hingga menimbulkan gairah tersendiri untukku. Dengan hanya mengenakan celana dalam, Hasan duduk di ujung ranjang. Aku berusaha menduga-duga apa yang akan dilakukannya. Kemudian dia membungkuk dan mulai menciumi ujung jariku kakiku. Aku merintih kegelian dan berusaha mencegahnya, namun Hasan memohon agar dia dapat melakukannya dengan bebas. Karena penasaran dengan sensasi yang ditimbulkannya, akhirnya aku biarkan dia menciumi, menjilat dan mengulum jari-jari kakiku.
Aku merasa geli, tersanjung sekaligus terpancing untuk terus melanjutkan kenikmatan ini. Bibirnya kini tengah sibuk di betisku yang menurutnya sangat indah itu. Mataku terbelalak ketika kurasakan dengan perlahan tapi pasti bibirnya semakin bergerak ke atas menyusuri paha bagian dalamku. Rasa geli dan nikmat yang ditimbulkan membuatku lupa diri dan tanpa sadar secara perlahan pahaku terbuka. Hasan dengan mudah memposisikan tubuhnya di antara kedua pahaku. Aku berteriak tertahan ketika Hasan mendaratkan bibirnya di atas gundukan vaginaku yang masih terbungkus CD. Tanpa mempedulikan masih adanya celana dalam, Hasan terus melumat gundukan tersebut dengan bibirnya seperti saat sedang menciumku.
Aku berkali-kali merintih nikmat, dan perasaan yang lama telah hilang dalam setahun ini muncul kembali. Getaran-getaran orgasme mulai bergulung-gulung, tanganku meremas apa saja yang ditemuinya, sprei, bantal, dan bahkan rambut Hasan. Tubuhku tak bisa diam bergetar menggeliat dan gelisah, mulutku mendesis tanpa sengaja, pinggulku meliuk-liuk erotis secara refleks dan beberapa kali terangkat mengikuti kepala Hasan. Untuk kesekian kalinya pinggulku terangkat cukup tinggi dan pada saat itu Hasan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menarik celana dalamku lepas. Aku agak tersentak tetapi puncak orgasme yang makin dekat membuatku tak sempat berpikir untuk bertindak apa pun. Bukit vaginaku yang sudah 3 bulan tak tersentuh suami terpampang di depan mata Hasan.
Dengan perlahan lidah Hasan menyentuh belahannya, aku menjerit tak tertahan dan ketika lidah itu bergerak turun naik di belahan vaginaku, puncak orgasmeku datang tanpa tertahankan. Tanganku memegang dan meremas rambut Hasan, tubuhku bergetar-getar dan melonjak-lonjak. Hasan tetap bertahan pada posisinya, sehingga lidahnya tetap bisa menggelitik klitorisku ketika puncak kenikmatan itu datang. Aku merasa dinding-dinding vaginaku telah melembab, dan kontraksi-kontraksi khas pada lorong vaginaku mulai terasa. Itulah salah satu kelebihanku yaitu lorong vaginaku secara refleks akan membuat gerakan-gerakan kontraksi hingga membuat suamiku selalu tak bisa bertahan lama.
Hasan tampaknya bisa melihat kontraksi-kontraksi itu, sehingga membuatnya semakin bernafsu. Kini lidahnya semakin ganas dan liar menyapu habis daerah selangkanganku, bibirnya ikut mengecup dan bahkan cairanku yang mulai mengalir disedot habis olehnya. Nafasnya mulai memburu, aku tak lagi bisa menghitung berapa kali aku mencapai puncak orgasme oleh permainan lidah dan bibirnya. Hasan kemudian bangkit. Dengan posisi setengah duduk dia melepaskan celana dalamnya. Beberapa saat kemudian aku merasa batang yang sangat besar itu mulai menyentuh selangkanganku yang basah.
Hasan membuka kakiku lebih lebar dan mengarahkan kepala kemaluannya ke bibir vaginaku. Meskipun tidak terlihat olehku, aku bisa merasakan betapa keras dan besarnya milik Hasan. Dia mempermainkan kepala penisnya di bibir kemaluanku, digerakkan ke atas dan ke bawah dengan lembut untuk membasahinya. Tubuhku seperti tidak sabar untuk menanti tindakan selanjutnya, lalu gerakan itu berhenti. Dan aku merasa sesuatu yang hangat mulai mencoba menerobos lubang kemaluanku yang masih sempit. Tetapi karena liang itu sudah cukup basah, kepala penis itu dengan perlahan tapi pasti terbenam, semakin lama semakin dalam.
Aku merintih panjang ketika Hasan akhrinya membenamkan seluruh batang kemaluannya. Aku merasa sesak tetapi sekaligus merasakan nikmat yang luar biasa, seakan seluruh bagian sensitif dalam liang itu tersentuh. Batang kemaluan yang keras dan padat itu disambut hangat oleh dinding vaginaku yang sudah 3 bulan tidak tersentuh. Cairan-cairan pelumas mengalir dari dinding-dindingnya dan vaginaku mulai berdenyut hingga membuat Hasan membiarkan kemaluannya terbenam agak lama untuk merasakan kenikmatan denyutan vaginaku. Kemudian Hasan mulai menariknya keluar dengan perlahan dan mendorongnya lagi, semakin lama semakin cepat.
Sodokan-sodokan yang sedemikian kuat dan buas membuat gelombang orgasme kembali membumbung, dinding vaginaku kembali berdenyut. Kombinasi gerakan kontraksi dan gerakan maju mundur membuat batang kemaluan Hasan seakan diurut-urut, suatu kenikmatan yang tidak bisa disembunyikan oleh Hasan hingga gerakannya semakin liar, mukanya menegang dan keringat bertetesan dari dahinya. Melihat hal ini, timbul keinginanku untuk membuatnya mencapai nikmat.
Pinggulku kuangkat sedikit dan membuat gerakan memutar manakala Hasan melakukan gerakan menusuk. Hasan tampak terkejut dengan gerakan ‘dangdut’ ini hingga mimik mukanya bertambah lucu menahan nikmat, batang kemaluannya bertambah besar dan keras, ayunan pinggulnya bertambah keras tetapi tetap lembut. Akhirnya pertahanannya pun bobol, kemaluannya menghunjam keras ke dalam vaginaku, tubuhnya bergetar dan mengejang ketika spermanya menyemprot keluar dalam vaginaku berkali-kali. Aku pun melenguh panjang ketika untuk kesekian kalinya puncak orgasmeku kembali tercapai.
Sesaat dia membiarkan batangnya di dalamku hingga nafasnya kembali teratur. Tubuhku sendiri lemas luar biasa, namun kuakui kenikmatan yang kuperoleh sangat luar biasa dan belum pernah kurasakan sebelumnya selama aku telah 10 tahun menikah. Kami kemudian terlelap kecapaian setelah bersama-sama mereguk kenikmatan.
Pagi itu aku terbangun sekitar jam 05:45, dan aku merasa seluruh badanku sangat pegal dan linu. Setelah beberapa saat mengembalikan kesadaran, aku kembali teringat tentang malam hebat yang baru saja aku lalui. Bahkan saat malam pertama bersama suami dulu pun aku tidak merasakan kepuasan yang teramat sangat seperti ini. Bulu kudukku meremang saat mengingat tiap detik kejadian tadi malam. Lalu aku mencoba bangkit untuk duduk, tapi badanku tertahan.
Saat kuperhatikan, ternyata badanku tertahan oleh kedua lengan Hasan. Tangan kanannya menjadi bantal untuk kepalaku dan sedang menggenggam lemah salah satu payudaraku, sementara tangan kirinya melingkar di pinggang dengan telapak tangan terjepit di antara kedua belah pahaku. Lalu aku merasakan hembusan nafas hangat yang halus di tengkukku, lalu aku menolehkan kepala sedikit. Aku melihat wajah Hasan yang sedang tertidur tenang di sampingku, wajah itu seperti sedang tersenyum puas. Siapa pun akan berwajah seperti itu jika habis ML, batinku.
Saat aku mencoba melepaskan tangan kirinya, aku mendengar suara Hasan yang bergumam di belakangku. Kutolehkan wajahku, perlahan dia membuka kedua matanya lalu sebuah senyum tipis terlihat di wajahnya. Bersamaan dengan itu aku merasakan tangan kanannya semakin erat menggenggam payudaraku dan tangan kirinya mulai mengelus-elus pangkal pahaku. Aku yang tidak siap dengan serangan itu agak terkejut sehingga tubuhku bergetar halus.
“Pagi Kak I’in tersayang”, sapanya halus sambil mengecup leherku.
“Mmh.. Pagi san.. kamu.. mau.. ngapain..?”, balasku sambil mencoba mengatasi pergerakan kedua tangan Hasan yang semakin aktif.
Lalu kecupannya mulai bergerak dari tengkuk menuju leher di bawah telinga kemudian lidahnya menjilati belakang telingaku yang memang sejak semalam mendapatkan rangsangan berkali-kali.
“Saan.. Kakak boleh nanya nggak?”, ucapku sambil menikmati jilatannya.
“Masalah apa Kak?”, balasnya sambil terus menjilat dan meremas.
“Kenapa kamu.. Mau sama Kak I’in yang sudah tua ini?”.
Sejenak Hasan terdiam, lalu ia membalikkan tubuhku sehingga kini aku berhadap-hadapan dengannya, kemudian dia mengecup bibirku lembut. Lalu Hasan bercerita kalau dia sangat suka melihat keindahan tubuhku yang tetap terjaga walaupun telah memiliki 2 orang anak. Selama ini dia masih bisa menahan hasratnya, tapi saat melihat aku yang mengenakan pakaian renang, Hasan tidak dapat lagi mengendalikan birahinya. Saat aku menanyakan bagian mana dari tubuhku yang membuatnya sangat terangsang. Hasan mengatakan bahwa pinggangku yang ramping terlihat sangat seksi dari belakang. Terutama kalau mengenakan celana kain yang ketat, tambahnya.
Aku cuma terdiam mendengar penuturannya, tak kusangka kalau selama ini Hasan sangat memperhatikan diriku. Lalu dengan tenang Hasan mulai meremas dadaku lagi, aku cuma diam menerima apa yang bakal dia lakukan. Kedua jari-jari tangannya aktif meremas kedua payudaraku, apa lagi saat jari-jari itu mulai memilin dan kemudian memelintir kedua puting susuku. Rasa nikmat yang luar biasa dari dada itu menyebar ke seluruh badanku, sehingga membuat tubuhku bergetar dan mengerang halus. Tiba-tiba semua kenikmatan itu terhenti, tapi ada sesuatu yang hangat di sekitar dadaku, terus berhenti di putingku. Aku membuka mata sebentar, ternyata Hasan sedang asyik menjilati putingku dan sesekali menghisap-hisapnya.
Aku terus meresapi setiap kenikmatan yang dihasilkan oleh permainan lidah Hasan di dadaku, pelan-pelan kubuka mataku. Dan aku bisa menyaksikan bagaimana Hasan menjelajahi setiap lekuk tubuhku. Aku mendesah panjang saat aku merasakan ada sesuatu yang menyentuh vaginaku. Rupanya jari-jari Hasan telah mengelus-elus vaginaku yang sudah basah sekali. Sambil terus memainkan lidahnya di puting susuku yang sudah sangat mengeras, seperti semalam sambil menghisap lidahnya memutar-mutar puting susuku, sesekali dia menggigitnya sehingga aku menjadi berkelojotan tak tertahankan. Saat aku terengah-engah mengambil nafas, Hasan memindahkan serangannya ke arah selangkanganku.
Aku menarik nafas dalam-dalam sewaktu lidahnya yang basah dan hangat pelan-pelan menyentuh vaginaku, aku mendesah tertahan saat lidahnya naik ke klitorisku dan menyentuhnya. Kemudian dengan lihainya Hasan memelintir klitorisku dengan bibir hingga benar-benar membuatku merem-melek keenakan. Aku seperti tersetrum karena tidak tahan, melihat itu Hasan semakin ganas memelintir klitorisku.
Aku sudah tidak tahu bagaimana keadaanku waktu itu, yang jelas mataku buram, semua serasa memutar-mutar. Badanku lemas dan nafasku seperti orang yang baru lari marathon. Aku benar-benar pusing, terus aku memejamkan mataku, ada lonjakan-lonjakan nikmat di badanku yang bermula dari selangkangan merambat ke pinggul lalu bergerak ke dada dan akhirnya membuat badanku kejang-kejang tanpa bisa kukendalikan.
Hasan memandangi wajahku yang sedang menikmati puncak kenikmatan yang telah dia berikan, sesungging senyum terlintas di sana. Aku mencoba mengatur nafasku, dan sewaktu aku telah mulai tenang Hasan menyodorkan penisnya yang.. wow, ternyata 2 kali lebih besar daripada milik suamiku.
Kini penisnya yang telah hampir maksimal berdiri di depan mukaku, tangan kanannya digunakan untuk memegang batang penis itu sementara tangan kirinya membelai rambutku dengan lembut. Aku tahu dia mau dioral. Sudah 2 tahun aku tidak melakukannya sehingga ada rasa jijik sedikit. Tapi rasanya tidak adil, dia sudah memuaskan aku, masa aku tolak keinginannya.
Aku buka mulutku dan kujilat sedikit kepala penisnya, terasa hangat dan membuatku ketagihan. Aku mulai berani menjilat lagi terus dan terus. Hasan duduk di ranjang, kedua kakinya dibiarkannya telentang. Aku juga duduk di ranjang, lalu aku membungkuk sedikit, aku pegang batang penisnya yang 2 kali lebih besar daripada milik suamiku itu dengan tangan kiri dan tangan kananku menahan badanku agar tidak jatuh saat mulutku sedang bekerja.
Mula-mula cuma menjilati, terus aku mulai kulum kepala penisnya. Aku hisap sedikit terus kumasukkan semuanya ke mulutku tapi sayang tidak bisa masuk semuanya. Kepala penisnya sudah menyodok ujung mulutku tapi masih ada sisa beberapa centi lagi. Aku tidak mau memaksakannya, aku gerakkan naik turun sambil aku hisap dan sesekali aku gosok batang penisnya memakai tangan kiriku.
Hasan sepertinya puas dengan permainanku, dia memperhatikan bagaimana asyiknya aku mengkaraoke batang penisnya, sesekali dia membuka mulut sambil sedikit mendesah. Sekitar 10 menit kemudian, masih juga belum ada tanda-tanda kalau dia akan keluar. Lalu dia melepaskan batang penisnya dari mulutku yang masih penasaran. Lalu Hasan berdiri dan mendorong tubuhku ke ranjang sampai aku telentang.
Lalu dibukanya pahaku agak lebar dan dijilatinya lagi vaginaku yang sudah kebanjiran. Terus dipegangnya penisnya yang sudah berukuran maksimal, kemudian Hasan mengarahkan batang penisnya ke vaginaku, tapi tidak langsung dia masukkan. Dia gosok-gosokkan kepala penisnya terlebih dulu ke bibir vaginaku, baru beberapa detik kemudian dia dorong batang penisnya ke dalam.
Terasa sesuatu yang keras padat hangat dan besar memaksa masuk ke dalam vaginaku, menggesek dindingnya yang sudah berlendir. Aku mulai berkejap-kejap lagi merasakan bagaimana penisnya menggosok-gosok dinding vaginaku hingga rasa nikmat yang luar biasa kembali menjalari tubuhku. Tiba-tiba penis Hasan memaksa masuk terus melesak ke dalam vaginaku hingga membuat tubuhku berkelojotan tak karuan menahan nikmat.
Lalu Hasan mulai menggerakkan pinggangnya naik turun. Penisnya menggesek-gesek vaginaku, mula-mula lambat lalu semakin lama semakin cepat. Ada rasa nikmat luar biasa setiap kali Hasan menusukkan penisnya dan menarik penis itu lagi. Hasan semakin cepat dan semakin keras mengocok vaginaku, aku sendiri sudah merem-melek tidak tahan merasakan nikmat yang terus mengalir dari dalam vaginaku.
Saat rasa nikmat itu semakin menggumpal dan hampir tumpah keluar, tiba-tiba Hasan mencabut penisnya dari vaginaku. Dia tengkurap diatasku, walau sudah lemas tapi aku tahu apa yang ingin Hasan lakukan. Lalu aku angkat pantatku ke atas, aku tahan pakai lututku dan kubuka pahaku sedikit sementara tanganku menahan badanku agar tidak ambruk dan aku bersiap untuk ditusuk olehnya dari belakang.
Hasan memasukkan penisnya ke vaginaku dari belakang, terus dia kocok lagi vaginaku. Dari belakang kocokan Hasan tidak terlalu keras, tapi semakin cepat. Aku sudah sekuat tenaga menahan badanku agar tidak ambruk, dan aku rasakan tangan Hasan meremas-remas dadaku dari belakang, terus jari-jarinya menggosok-gosok puting susuku hingga ini membuatku merasa seperti diserang dari dua arah, depan dan belakang.
Hasan kembali mengeluarkan penisnya dari vaginaku, kali ini dimasukkannya ke dalam anusku. Dia benar-benar memaksakan penisnya masuk, padahal inilah pertama kalinya ada batang penis yang menjelajahi lubang anusku. Hasan sepertinya tidak peduli, dia mengocok anusku seperti mengocok vaginaku, kali ini cuma tangan kirinya yang meremas dadaku sedangkan tangan kanannya sibuk bermain-main di selangkanganku, dia masukkan jari tengahnya di vaginaku dan jempolnya menggosok klitorisku.
Aku benar-benar melayang, tubuhku bergerak-gerak tak karuan dan mataku berkejap-kejap keenakan. Anusku dikocok-kocok, klitorisku digosok-gosok, dadaku diremas-remas dan putingnya dipelintir-pelintir dan vaginaku dikocok-kocok juga pakai jari tengah. Aku benar-benar tidak kuat lagi, serasa seperti ada aliran setrum yang menyerang tubuhku dan menyebar ke segala arah. Bersamaan dengan itu aku merasa kepala penis Hasan membesar di dalam lubang anusku. Secara bersamaan aku menjerit halus dan ambruk ke atas kasur, batang penisnya sudah tidak bergerak-gerak lagi tapi kedua tangannya tetap aktif bergerak membantuku meresapi setiap detik kenikmatan di setiap sendi tubuhku. Hasan lalu membalikkan tubuhku kemudian menjilati kedua puting susuku.
Sambil menikmati sisa-sisa gelombang orgasme yang masih terus menjalar, aku pegang rambut Hasan yang lumayan panjang dan kujambak. Setelah itu aku melangkahkan kaki ke kamar mandi yang terletak di dalam kamar kostnya. Guyuran air yang dingin mengembalikan kesegaran tubuhku yang terasa linu di sana-sini. Saat sedang asyik menikmati semua itu, ada ketokan halus dari arah pintu. Kubuka pintu kamar mandi dan Hasan tampak terkesima menyaksikan tubuhku yang telanjang bulat dengan rambut yang basah. Dia masuk dan langsung merangkul tubuhku.
Ternyata dia mau menurut dan langsung mengguyur badannya dengan air, kemudian Hasan menyabuni tubuhnya dengan sabun cair. Melihat tubuh kekar yang berotot itu basah oleh air, gairahku mulai naik kembali.
Selama ini aku belum pernah bercinta sambil mandi dengan suamiku, mungkin inilah kesempatan untukku, batinku. Kudekati tubuh Hasan, kuambil sedikit sabun cair lalu kuoleskan ke telapak tanganku. Setelah itu kusabuni tubuhnya, pertama ke dadanya yang bidang, lalu turun ke perutnya yang berotot dan akhirnya ke arah batang penisnya yang sudah berdiri tegak kembali.
Melihat batang kejantanannya yang membesar dan mengeras itu membuatku bergidik dan gemas. Pelan-pelan kuoleskan sabun ke penisnya lalu kuusap-usap lembut batang penis yang perkasa itu. Kulihat Hasan mulai gelisah, sehingga kutingkatkan gerakan tanganku menjadi sebuah kocokan tapi tetap lembut. Kulihat gerakan tubuh Hasan semakin tidak beraturan, mau keluar rupanya dia, batinku.
Tiba-tiba Hasan menarik tanganku dan melepaskannya dari batang penisnya. Lalu Hasan ganti menyabuni tubuhku, mula-mula dia menggosok kedua tanganku terus kedua kakiku. Sampailah gerakan menyabunnya pada daerahku yang vital. Lalu Hasan berdiri di belakangku. Kemudian dia merangkulku dan mulai menyabuni kedua payudaraku dengan telapak tangannya yang besar dan lebar. Aku berusaha bertahan agar tidak mengeluarkan suara desahan, tapi apa mau dikata saat dia mulai memelintir puting susuku sebuah desahan panjang keluar juga dari bibirku.
Puas bermain di sekitar dada, usapannya merangkak ke bawah melewati perutku dan terus turun hingga akhirnya sampai di liang senggamaku. Aku kembali merintih saat Hasan mengusap liang vaginaku dengan lembut, busa sabun hampir menutupi permukaan lubang vaginaku. Saat gerakanku semakin liar, Hasan menarik tangannya dari bawah pahaku dan mengguyur tubuh kami berdua dengan air yang dingin menyejukkan. Aku lalu membalikkan tubuhku sehingga kini kami saling berhadapan, tinggi badanku hanya sampai kening Hasan.
Kucium bibirnya dan dia membalasnya, gerakan lidahnya yang liar menari-nari di dalam rongga mulutku dan aku sangat menikmatinya. Tangan kami pun tidak tingal diam, dia menyentuh payudaraku dan aku pun menyentuh batang kejantanannya yang berdiri tegak perkasa. Terjadilah perang gerakan tangan antara kami berdua, Hasan asyik meremas dan memelintir sepasang puting susuku sambil sesekali menghisap dan menggigitnya. Sementara aku mencoba mengimbanginya dengan terus aktif mengocok batang penis Hasan yang sudah sangat keras. Desahan nafas dan rintihan kenikmatan kami berdua memenuhi semua sudut kamar mandi itu.
Setelah kurasa cukup, secara perlahan kubimbing batang penisnya untuk memasuki lubang vaginaku. Kulebarkan sedikit kakiku agar batang kejantanan Hasan dapat lebih mudah memasuki liang vaginaku. Secara perlahan batang penis itu mulai menerobos liang senggamaku yang seakan menyedotnya. Kubiarkan sejenak rasa nikmat itu menjalari semua sendi tubuhku, lalu kulilitkan tanganku ke lehernya. Lalu Hasan menggendongku dan menyandarkan tubuhku ke dinding kamar mandi. Kemudian Hasan mulai menggoyang pinggulnya yang membuat batang kejantanannya keluar masuk di lubang vaginaku. Rasa nikmat luar biasa menderaku saat batang penis Hasan menghunjam ke dalam liang senggamaku. Sekitar sepuluh menit kemudian rasa nikmat itu mulai menjalari tubuhku, dan akhirnya sebuah erangan panjang menyertai ledakan orgasme yang menghantam tubuhku.
Hasan berhenti sejenak untuk memberikan kesempatan padaku menikmati orgasme yang kesekian kalinya. Setelah melihat nafasku yang kembali teratur, dia kembali melanjutkan gerakan pinggulnya yang semakin cepat dan tajam. Aku tak menyangka kalau gerakannya itu bisa kembali membuatku merasakan detik-detik menjelang orgasme. Saat Hasan menjerit dan menumpahkan spermanya ke dalam lubang vaginaku, saat itulah aku merasa tubuhku seakan disetrum dan kembali ledakan orgasme menderaku. Padahal baru lima menit yang lalu aku mencapai klimaks. Setelah cukup tenang, aku menarik wajah Hasan lalu menciumnya lembut.
“Saan.. Kakak boleh nanya nggak?”, ucapku membuka pembicaraan.
“Apa kamu sudah pernah melakukan ini dengan Tita.. Atau dengan cewek lain?”, tanyaku lembut. Dia tersenyum menatapku, lalu ia memelintir kedua puting susuku sehingga aku mendesah kecil, lalu dia berbisik..
“Kak I’in adalah orang pertama yang menikmati batang kejantananku”.
Astaga, ternyata pada saat Hasan bercinta denganku dia masih perjaka, tapi aku tidak begitu saja percaya dan sepertinya Hasan bisa melihatnya dari air mukaku. Lalu ia berkata bahwa dia rajin membaca buku dan cerita mengenai seks, selain itu dia juga sering menonton film BF untuk mencari trik-trik baru. Dan saat bersamaku dia mengeluarkan semua ilmu yang telah didapatnya, dan yang membuatku lebih kaget lagi adalah dia mengatakan bahwa itu pun belum semua ilmunya dikeluarkan.
Karena periode datang bulanku dan kepulangan suamiku dari tempatnya bekerja, membuat hubunganku dengan Hasan agak terganggu. Praktis selama dua minggu lebih kami tidak melakukan pertemuan sejak hubungan seks pertama yang kami lakukan. Memang pernah sekali dia datang ke rumahku tapi itu hanya untuk menemani Tita adikku yang juga pacarnya.
Selama dua minggu itu, aku selalu terbayang-bayang bagaimana perkasanya Hasan saat sedang mencumbuku malam itu, bahkan saat sedang bercinta dengan suamiku, yang kubayangkan saat sedang memasukkan batang kejantanannya ke liang senggamaku adalah Hasan.
Dan siang itu, setelah suamiku kembali ketempat dia bekerja, aku mendapat SMS dari Hasan yang mengatakan bahwa dia sangat kangen padaku dan ingin bertemu di sebuah mall yang cukup terkenal di kota kami. Aku segera bersiap sambil mengkhayalkan apa yang akan kami lakukan siang ini.
Setelah mengenakan celana kain ketat berwarna hitam lalu BH yang juga berwarna hitam yang menjadi pilihanku untuk menopang sepasang payudaraku yang menggantung indah. Dengan baju kaus warna putih yang agak kekecilan sehingga memamerkan lekuk tubuhku yang tak kalah dengan anak remaja. Aku segera bergegas pergi ke Mall dengan taksi yang kupesan melalui telepon.
Setelah membayar ongkos taksi, aku segera melangkahkan kaki ke dalam mall yang cukup megah itu. Lalu aku menunggu di suatu tempat yang mana dari tempat itu kita akan bisa melihat hampir ke seluruh sudut ruangan. Saat sedang asyik memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang, ada tangan yang merangkul pinggangku dan disertai sebuah ciuman di pipi.
“Halo Kak I’in.. Apa Kabar? Aku kangen loh..” sapanya sopan.
“Baik.. Kangen ketemu.. Atau kangen yang lain..?” godaku.
“Ah kakak.. Paham aja..” sahut Hasan sambil meremas pelan pantatku.
Kemudian kami berbincang-bincang sejenak untuk menghilangkan kekakuan. Berkali-kali Hasan memuji penampilanku saat itu yang katanya tidak seperti seorang ibu yang telah memiliki dua orang anak, tetapi lebih mirip seorang perawan yang minta diperawani. Aku merasa malu dan langsung mencubit pinggangnya sehingga dia berteriak dan membuat beberapa orang yang lewat menoleh ke kami. Lalu Hasan menarik pinggulku untuk segera beranjak pergi dari sana.
Dengan mesra kulingkarkan tanganku ke pinggang Hasan, sementara tangan Hasan semakin sering meremas-remas sepasang pantatku yang terlihat kencang dibalut celana kain yang ketat. Aku menunggu sebentar di luar mall, tak berapa lama Hasan datang dengan motornya. Lalu aku membonceng ke motor itu dan melingkarkan kedua tanganku ke pinggangnya sementara sepasang payudaraku menempel di punggung Hasan yang lebar.
Sepanjang perjalanan, Hasan terus bercerita bagaimana dia sangat ingin bertemu lagi denganku, sementara aku hanya berdiam menempelkan dadaku ke punggungnya. Begitu sampai di tempat kostnya, Hasan memintaku naik duluan karena ia masih harus memarkir motor. Beberapa mata mengawasiku saat melangkahkan kaki ke kamar Hasan, entah karena penampilanku atau karena aku pernah bermalam di sini. Setelah membuka pintu aku melangkah masuk dan menutupnya lagi, kuperhatikan seisi kamar masih rapi seperti terakhir kali saat aku berkunjung dan bercinta di sini.
Tak lama aku mendengar suara pintu dibuka lalu ditutup lagi, kemudian ada suara langkah kaki yang mendekat ke arahku. Kemudian sepasang tangan yang kokoh merangkul pinggangku, dan sebuah kecupan halus mendarat di leherku. Kuletakkan tanganku di kedua tangan Hasan yang sedang merangkulku, kemudian kecupan bibirnya bergerak ke arah sisi lain leherku. Perlahan tapi pasti rangsangan itu mulai merasuk ke tubuhku, ini kurasakan dari payudaraku yang mulai mengencang dan liang vaginaku yang mulai basah.
Lalu kecupan di leher itu mulai berubah menjadi jilatan di sekitar leherku. Sementara tangan Hasan sudah mulai menelusup masuk ke dalam bajuku dari arah depan. Aku memejamkan mataku saat tangan itu mulai mengusap-usap perutku, jarinya berputar-putar di sekitar lubang pusarku hingga menimbulkan sensasi geli tertahan. Kemudian tangan itu bergerak ke atas sambil menyingkap bajuku, sementara kecupan dan lidah Hasan menyerang telingaku sebelah kanan. Ini membuatku mendesah halus.
Perlahan aku membuka kedua mataku, dan entah kapan ternyata Hasan telah memindahkan posisiku yang kini menghadap ke arah cermin lemari pakaiannya. Di cermin itu aku menyaksikan bahwa tangan Hasan telah sampai ke buah payudaraku, sementara kaus yang kukenakan sudah tersingkap setengahnya. Lalu kedua tangan Hasan mulai meremas lembut sepasang payudaraku yang masih berbalut BH, mataku menyipit dan dari bibirku keluar suara mendesah yang halus menikmati remasan tangannya pada dadaku.
Lalu Hasan melepaskan baju kaus yang masih menggantung di leherku sehingga kini tubuh atasku hanya mengenakan BH hitam yang kontras dengan warna kulitku yang putih kekuning-kuningan. Aku merasakan di punggungku ada benda hangat yang bergerak turun dengan perlahan. Dengan giginya Hasan membuka kaitan pada bagian belakang BH-ku, dan dengan gerakan yang lembut akhirnya BH hitam itu melayang jatuh ke lantai. Seperti dikomando, semua aktivitas Hasan di tubuhku berhenti serempak.
“Kakak punya sepasang susu yang sangat indah..” bisiknya di telingaku. Aku melihat ke arah cermin dan bola mata Hasan tampak sangat bersinar terbakar oleh kobaran api birahi.
“Aku nggak bosan.. dan tak akan pernah bosan melihat.. menikmatinya..” bisik Hasan sambil mencium pipiku. Aku menjadi terharu mendengar perkataannya hingga rasa sayang dan hasrat birahiku semakin menjadi-jadi padanya.
Aku bisa merasakan nafasnya mulai memburu dan berat. Dengan pasti bibir kami saling bertemu, pertama-tama hanya ciuman ringan. Kemudian mulai menjadi liar tak terkendali lagi, mataku kembali terpejam menikmati setiap sensasi yang kualami. Kusambut serangan lidah Hasan yang bergerak-gerak liar di dalam rongga mulutku. Selama beberapa saat lidahku dan lidah Hasan bergulat bagai dua naga langit yang sedang bertarung. Secara tiba-tiba Hasan mencengkeram kedua payudaraku dengan keras hingga membuatku melenguh keras dan kakiku limbung seolah tanpa pijakan.
Entah mengapa ia melakukannya tapi itu memberikan sensasi luar biasa pada diriku. Aku hanya bisa pasrah sambil tanganku meremas rambut Hasan. Selama beberapa detik ia menahan posisi itu sehingga membuat nafasku mulai menjadi sesak, lalu secara perlahan dia melepas cengkeraman tangannya dan aku segera menghirup udara segar sepuas-puasnya. Tangan Hasan kembali bekerja dengan lembut di kedua buah payudaraku. Sesekali tangan nakal itu memilin-milin puting susuku kemudian meremasnya lagi dengan lembut, lalu puting susuku ditekan dan ditarik sampai membuatku menjerit pelan karena sensasi nikmat yang ditimbulkannya.
Sambil duduk di tepi kasur Hasan memutar tubuhku hingga kini kami saling berhadapan, sementara kepalanya tepat berada di depan payudaraku yang telah mengeras dengan putingnya yang telah memerah. Sebuah senyum simpul terlukis di wajahnya, lalu dia membenamkan wajahnya di belahan kedua payudaraku. Aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang hangat di sana, kemudian seperti seekor anjing yang sedang mengendus bebauan, hidung Hasan bergerak mengitari kedua payudaraku, ini menambah rasa geli dan nikmat yang kurasakan.
Akhirnya mulutnya memangsa salah satu puting susuku yang telah memerah dan mengeras. Di dalam mulutnya putingku mendapat serangan yang teramat dahsyat, lidah itu bergerak melingkar-lingkar di putingku sementara giginya menggigit-gigit halus buah dadaku. Hasan melakukannya bergantian pada kedua payudaraku. Dan ini sangat menyiksa batinku hingga kulampiaskan dengan menjambak rambut Hasan yang gondrong ikal itu.
Kedua tangan Hasan mulai turun ke arah pantatku dan mulai meremasnya dengan lembut. Hisapan, jilatan dan gigitan pada payudaraku, dan remasan pada sepasang pantatku yang kencang membuatku semakin tak dapat mengontrol diri. Aku bisa merasakan bagaimana selangkanganku sudah sangat basah dan lembab, sementara belum ada tanda-tanda bahwa Hasan akan segera menyelesaikan permainannya pada bagian-bagian sensitif pada tubuhku. Tangannya tetap asyik bekerja di pantatku dan mulutnya terus aktif memangsa sepasang payudaraku.
Ada rasa lega saat Hasan mulai membuka resleting celanaku, dan saat ia memerosotkannya ke bawah tampaklah pemandangan yang pasti akan membuat setiap lelaki akan lupa diri jika melihatnya. CD putih yang kukenakan sudah sangat basah sehingga mencetak jelas apa yang ditampungnya di sana. Rambut vaginaku yang tebal karena belum sempat dicukur sudah basah oleh lendir yang keluar dari liang senggamaku dan mengeluarkan bau khusus yang merangsang.
“Wah sudah basah banget nih Kak.. Gimana dong..?” godanya nakal.
“Kamu sich nakal.. Bikin kakak terangsang hebat.. Pokoknya kamu harus tanggung jawab San” bentakku pura-pura dongkol.
dengan sekali sentak aku merasa melayang dan saat tersadar, tubuhku sudah terbaring di kasur tanpa ada benang yang melekat pada tubuhku. Lalu Hasan naik ke atas kasur dan langsung menindih tubuhku. Dengan nakal dia mencium bibirku lembut dan saat aku ingin membalasnya, bibirnya sudah bergerak turun ke arah leher sampai akhirnya mendarat di dadaku. Di sini bibir itu berhenti sejenak untuk menetek pada sepasang payudaraku, setelah puas di sana bibir itu kembali bergerak turun. Dan ketika mulai menyentuh rambut kemaluanku, bibir itu kembali berhenti dan menjulurkan lidahnya untuk menjilat perbatasan antara bagian yang berambut dan yang tidak.
Aku yang benar-benar telah terbakar oleh birahi jadi tak sabar. Kujambak rambut Hasan dan kuarahkan kepalanya ke arah pangkal pahaku. Sebuah lenguhan panjang keluar dari sepasang bibirku saat lidah Hasan menyentuh bibir vaginaku.
“Kakak cantik dan seksi sekali, Sayang..” katanya dngan suara parau pertanda bahwa dia juga sudah sangat terangsang.
Setelah itu Hasan membentangkan kedua belah pahaku lebih lebar, kemudian kepalanya kembali tenggelam di selangkanganku. Tanpa membuang waktu, bibir Hasan mulai melumat bibir kemaluanku yang sudah sangat basah. Tubuhku menggelinjang hebat, sementara kedua tangannya merayap ke atas dan langsung meremas-remas kedua buah payudaraku.
Bagaikan seekor singa buas ia menjilati liang kemaluanku dan meremas buah dadaku yang kenyal dan putih ini. Lidahnya yang hangat mulai menyusup ke dalam liang kemaluanku. Tubuhku terlonjak dan pantatku terangkat ke atas saat lidahnya mulai mengais-ngais bibir vaginaku. Diringi desahan dan erangan dari bibirku, tanganku menarik kepala Hasan lebih ketat agar lebih kuat menekan selangkanganku, sedangkan pantatku selalu terangkat seolah menyambut wajah Hasan yang masih tenggelam di selangkanganku.
Aku semakin megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang amat sangat dan sulit dilukiskan dengan kata-kata. Aku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geli dan nikmat ketika bibir dan lidah Hasan menjilat dan melumat bibir kemaluanku. Aku semakin melayang dan seolah terhempas ke tempat yang kosong. Tubuhku bergetar dan mengejang bagaikan tersengat aliran listrik. Aku mengejat-ngejat dan menggelepar saat bibir Hasan menyedot klitorisku dan lidahnya mengais-ngais dan menggelitik klitorisku.
Dengan diiringi jeritan panjang akhirnya aku merasakan orgasme yang teramat nikmat. Benar-benar pandai memainkan lidah si Hasan ini, pikirku, hingga pantatku secara otomatis terangkat dan wajah Hasan semakin ketat membenam di antara selangkanganku yang terkangkang lebar. Napasku tersengal-sengal setelah mengalami orgasme yang sangat hebat tadi.
Lalu dengan tenang Hasan membersihkan cairan kenikmatan yang masih terus mengalir keluar dari liang senggamaku, sementara aku masih menetralisir aliran nafasku yang tersengal-sengal setelah mencapai puncak orgasme yang luar biasa. Rasanya seluruh tubuhku remuk dan pegal, kemudian Hasan pamit ke kamar mandi untuk berkumur sebentar.
Beberapa saat kemudian dia kembali sudah dalam keadaan telanjang bulat dan langsung berdiri di samping kepalaku dengan batang kejantanannya berdiri tegak menantang ke arahku. Aku merinding melihat besarnya batang pelir milik Hasan dan saat membayangkan bagaimana rasanya saat batang kontol yang besar itu memasuki liang vaginaku. Hasrat yang sempat turun itu mulai naik lagi. Saat tanganku hendak memegangnya, Hasan bergerak mundur hingga membuatku menjadi bingung.
“Hari ini biarkan aku saja yang muasin Kakak ya..” ucap Hasan sambil duduk di tepi kasur.
“Maksud kamu..? Kakak nggak ngerti San..?” tanyaku bingung.
“Hari ini aku pengen sepuasnya menikmati setiap inci tubuh Kakak” katanya tersenyum sambil membelai rambutku yang awut-awutan.
“Hari ini aku pengen membuat kakak mencapai kenikmatan sampai mau pingsan.. Boleh ya Kak..?” pintanya memelas.
“Ya udah.. Terserah kamu aja..” jawabku, walaupun sebenarnya aku tidak begitu paham dengan apa yang dia inginkan.
Kemudian dengan tersenyum Hasan mencium keningku yang dilanjutkannya dengan mencium kedua mataku, lalu bibirnya mengecup hidung dan kedua pipiku. Setelah menggosok-gosokkan hidungnya dengan hidungku, bibirnya mengecup pelan bibirku. Dengan mesra aku melingkarkan kedua tanganku pada lehernya dan menariknya agar lebih puas, aku ingin menikmati permainan lidahnya dalam mulutku karena tadi aku merasa lidah itu terlalu cepat turun ke bawah.
Lidah Hasan mulai menari-nari di dalam rongga mulutku, dengan lihainya lidah itu menelusuri setiap sudut rongga mulutku seolah memiliki mata. Sementara gerakan lidahku tidak dapat mengimbangi pergerakan lidah Hasan yang sangat liar. Dan itu menimbulkan sensasi nikmat yang memabukkan. Apa lagi saat kedua tangan Hasan mulai meremas-remas kedua buah payudaraku yang telah mengeras lagi. Payudara berukuran 34B itu seakan tenggelam dalam genggaman tangannya yang besar.
Hasan lalu memegang batang kemaluannya dan ditusukkannya ke celah-celah bibir kemaluanku yang sudah sangat licin. Dengan lembut dia mendorong pantatnya sampai akhirnya ujung kemaluan Hasan berhasil menerobos bibir kemaluanku hingga membuat tubuhku menggeliat hebat ketika ujung kemaluan yang besar itu mulai menyeruak masuk. Perlahan namun pasti rasa nikmat mulai kurasakan dari arah selangkanganku.
Kenikmatan yang kurasa betul-betul membuatku hampir berteriak histeris. Sungguh batang kemaluan Hasan luar biasa nikmatnya. Liang kemaluanku serasa berdenyut-denyut saat menjepit ujung topi batang kemaluan Hasan yang bergerak maju mundur secara perlahan. Dia terus menerus mengayunkan pantatnya, sementara keringat kami berdua semakin deras mengalir dan mulut kami masih terus berpagutan.
“Akkhh.. Ssaann..” aku menjerit perlahan saat kurasakan betapa batang kemaluan Hasan menyeruak semakin dalam dan serasa begitu sesak memenuhi liang senggamaku. Batang penisnya terasa berdenyut-denyut dalam jepitan liang vaginaku. Apa lagi lidah Hasan yang panas mulai menyapu-nyapu seluruh leherku dengan ganasnya hingga bulu kudukku serasa merinding di buatnya.
Aku tak sadar saat Hasan kembali mendorong pantatnya hingga batang kemaluannya yang terjepit erat dalam liang kemaluanku semakin menyeruak masuk. Aku yang sudah sangat terangsang menggoyangkan pantatku untuk memperlancar gerakan batang kemaluan Hasan dalam liang kemaluanku. Kepalaku bergerak-gerak liar merasakan sensasi hebat yang sedang kualami. Liang kemaluanku semakin berdenyut-denyut dan ada semacam gejolak yang meletup-letup hendak pecah dari dalam diriku.
Bless.., dengan perlahan tapi pasti batang kemaluan yang besar itu melesak ke dalam lubang kenikmatanku. Vaginaku terasa penuh sesak oleh batang kemaluan Hasan yang besar itu.
“Hebat Kak.. Gak terasa kalau lubang kakak ini sudah dua kali ngeluarin anak..” puji Hasan. Ini membuatku semakin merasa bangga dan bahagia.
Terasa kehangatan batang kemaluannya dalam jepitan liang kemaluanku. Batang kemaluan Hasan mengedut-ngedut dalam jepitan lubang kenikmatanku. Kemudian dengan perlahan sekali Hasan mulai mengayunkan pantatnya hingga kurasakan batang kejantanannya menelusuri setiap inci liang kenikmatanku. Ini menimbulkan sensasi yang teramat nikmat untukku. Aku tak sempat mengerang karena tiba-tiba bibir Hasan sudah melumat bibirku. Lidahnya menyeruak masuk ke dalam mulutku dan mencari-cari lidahku. Aku pun membalasnya.
Hasan mendengus perlahan pertanda bahwa birahinya sudah mulai meningkat sementara gerakan batang kemaluannya semakin mantap di dalam liang kemaluanku. Aku dapat merasakan bagaimana batang kontolnya yang keras menggesek-gesek dinding vaginaku. Aku pun mengerang dan tubuhku bergerak liar menyambut gesekan batang kejantanannya. Pantatku mengangkat ke atas seolah-olah mengikuti gerakan Hasan yang menarik batang kejantanannya dengan cara menyentak seperti orang memancing sehingga hanya ujung batang kejantanannya yang masih terjepit di dalam lubang kenikmatanku.
Lalu ia mendorong batang kejantanannya secara perlahan hingga ujungnya seolah menumbuk perutku. Hasan melakukannya berulang-ulang. Aku merasa ada semacam sentakan dan kedutan hebat saat Hasan menarik batang kemaluannya dengan cepat. Gerakannya ini membuat napasku semakin terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang terus naik dan tak tertahankan. Besarnya batang kejantanan Hasan membuat liang vaginaku terasa sempit. Sangat terasa sekali bagaimana nikmatnya batang kemaluan Hasan menggesek-gesek dinding liang vaginaku.
Secara refleks aku pun mengimbangi genjotan Hasan dengan menggoyang pantatku. Semakin lama genjotan Hasan semakin cepat dan keras, sehingga tubuhku tersentak-sentak dengan hebat. Slep.. slep.. slep.. demikian bunyi gesekan batang kejantanan Hasan saat memompa liang kemaluanku.
“Akhh..! Akkhh..! Oohh..!” erangku berulang-ulang. Benar-benar luar biasa sensasi yang kudapatkan. Hasan benar-benar menyeretku ke surga kenikmatan, aku kembali merasa seperti gadis perawan yang sedang melepaskan mahkotanya.
Tak berapa lama kemudian aku merasakan nikmat yang luar biasa dari ujung kepala hingga ujung kemaluanku. Tubuhku menggelepar-gelepar di bawah genjotan Hasan. Aku menjadi lebih liar dan menyedot-nyedot lidah Hasan dan kupeluk tubuhnya erat-erat seolah takut terlepas.
“Ooh.. Oh.. Akhh..!” aku menjerit ketika hampir mencapai puncak kenikmatan. Tahu bahwa aku hampir orgasme, Hasan semakin kencang menggerakkan batang kemaluannya yang terjepit di liang kenikmatanku. Saat itu tubuhku semakin menggelinjang liar di bawah tubuh Hasan yang kekar. Tak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks.
“Oohh.. Aauuhh.. Oohh..!” jeritku tanpa sadar. Secara refleks jari-jariku mencengkrram punggung Hasan. Pantatku kunaikkan ke atas menyongsong batang kemaluan Hasan agar bisa masuk sedalam-dalamnya. Lalu kurasakan liang senggamaku berdenyut-denyut dan akhirnya aku merasakan sedang melayang, tubuhku serasa ringan bagaikan kapas. Aku benar-benar orgasme! Gerakanku semakin melemah setelah mencapai puncak kenikmatan itu. Hasan lalu menghentikan gerakannya.
“Enak kan Sayang..” bisik Hasan lembut sambil mengecup pipiku. Aku hanya terdiam dan wajahku merona karena rasa malu dan nikmat. Hasan yang belum mencapai klimaks membiarkan saja batang kejantanannya terjepit dalam liang kemaluanku. Hasan sengaja membiarkan aku untuk menikmati sisa-sisa kenikmatan itu. Aku kembali mengatur napasku, sementara aku merasakan batang kemaluan Hasan mengedut-ngedut dalam jepitan liang senggamaku. Tubuh kami berdua sudah mengkilat karena peluh yang membanjiri tubuh kami berdua. Hanya kipas angin yang membantu menyejukkan kamar kost mesum itu.
Setelah beberapa saat, Hasan yang belum mencapai klimaks kembali menggerak-gerakkan batang kemaluannya maju mundur. Gerakannya yang perlahan, lembut dan penuh perasaan itu kembali membangkitkan birahiku yang telah sempat menurun. Kugoyangkan pinggulku seirama gerakan pantat Hasan. Rasa nikmat kembali naik ke ubun-ubunku saat kedua tulang kemaluan kami saling beradu. Gerakan batang kemaluan Hasan semakin lancar dalam jepitan liang senggamaku.
Aku yang sudah cukup lelah hanya dapat bergerak mengimbangi ayunan batang kemaluan Hasan yang terus memompaku. Hasan semakin lama semakin kencang memompa batang kemaluannya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi pipi dan leherku dan kedua tangannya meremas sepasang payudaraku yang indah. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu, nafsuku kembali merambat naik menuju puncak. Dapat kurasakan bagaimana kenikmatan mulai kembali menjalari seluruh tubuhku.
Bermula dari selangkanganku, kenikmatan itu menjalari putingku dan naik ke ubun-ubun. Aku balik membalas ciuman Hasan. Pantatku bergerak memutar mengimbangi batang kemaluan Hasan yang dengan perkasanya menusuk-nusuk lubang vaginaku. Gerakan Hasan semakin liar dengan napas yang mendengus tak beraturan. Pantatku kuputar-putar, kiri-kanan semakin liar untuk menggerus batang kejantanan Hasan yang terjepit erat di dalam lubang kenikmatanku.
Aku pun semakin tak bisa mengontrol tubuhku hingga kusedot lidah Hasan yang menelusup masuk ke dalam mulutku. Tubuh Hasan mengejat-ngejat seperti orang yang terkena setrum karena rasa nikmat yang luar biasa. Kemudian jeritan panjang memenuhi ruangan kost itu saat aku mencapai orgasme untuk yang kesekian kalinya. Sementara gerakan tubuh Hasan mulai mengejat-ngejat tak beraturan.
“Ough.. Ough.. Ughh..!” Dengan napas yang terengah-engah, Hasan yang berada di atas tubuhku semakin cepat menghunjamkan batang kejantanannya. Lalu.. Crrtt.. Crrtt.. Crrtt.. Crrtt.. Crrtt.. Aku bisa merasakan bagaimana batang kejantanan Hasan menyemprotkan air maninya dalam kehangatan liang senggamaku. Matanya membeliak dan tubuhnya berguncang hebat. Batang kejantanan Hasan pun mengedut-ngedut dengan kerasnya saat menyemburkan air maninya. Aku bisa merasakan ada semprotan hangat di dalam sana, nikmat sekali rasanya. Kami mencapai puncak kenikmatan secara bersamaan.
“Teruss.. Teruss.. Putarr.. Sayanghh..!” dengus Hasan. Aku membantunya dengan semakin liar memutar pinggulku. Setelah beberapa saat, tubuhnya ambruk menindih tubuhku dengan batang kemaluan yang masih menancap pada liang vaginaku. Kurasakan ada cairan yang mengalir keluar dari liang kemaluanku. Napas kami menderu selama beberapa saat setelah pergumulan nikmat yang melelahkan itu. Lalu kupeluk tubuh Hasan yang basah oleh keringat, kuciumi seluruh wajahnya.
“Thank’s ya San.. Kamu memang sangat perkasa.. Tita sangat beruntung memilikimu..” bisikku di telinganya.
“Kak I’in juga.. Jangan menolak kalau lain kali aku pengen bercinta lagi dengan kakak ya..” balasnya. Aku mengangguk perlahan.
Lima belas menit kemudian aku membersihkan diri di kamar mandi sementara Hasan masih berbaring mengatur napasnya. Saat mengenakan pakaian dan celana, Hasan masih mencuri kesempatan untuk meremas kedua dadaku dan mencium bagian belakang leherku. Atas permintaannya, BH dan CD yang kupakai saat itu kuberikan pada Hasan sebagai tanda mata bahwa hubungan kami tak akan berhenti sampai di sini saja.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
363 notes · View notes
jndmmsyhd · 4 months ago
Text
Setiap orang pasti akan mendapatkan ujian, dan ujian yang paling berat biasanya datang dari yang paling dekat. Ayah atau ibu, pasangan, anak, teman, dan semua hal yang dekat dengan kita. Jangan terlalu merasa memiliki, ya.
Yang diminta Allah itu bukanlah kita keluar dari ujian dan masalah, bukan pula menyelesaikan masalah yang ada. Bukan, bukan itu.
Allah hanya ingin kamu kembali pada-Nya, hanya menghamba pada-Nya, dekat dengan-Nya, dan semua yang diprioritaskan hanyalah Dia. Karena adanya ujian dan masalah itu sejatinya untuk mengembalikan fitrah kita pada.
Coba deh kamu lihat lagi, kira-kira hubunganmu dengan Allah bagaimana hari-hari ini? Gapapa jika harus menangis dalam doa dan rintihnya pengaduan, sebab Allah suka dengan itu.
Allah dekat, Dia bisa melakukan segalanya, apalagi jika hanya untuk hidup dan duniamu yang kecil ini.
Mari, kita tumbuh bersama dalam iman dan takwa, aku dan kamu.
@jndmmsyhd
408 notes · View notes
edgarhamas · 1 month ago
Text
5 Pesan yang Jadi Bekal Saya Memulai Awal 2025
@edgarhamas
Saya suka dengan pepatah ini, "In the beginning there is meaning, in the end there is feeling." Di permulaan ada pemaknaan, dan di akhir biasanya ada rasa.
Orang memulai harinya dengan membuat pengalaman, lalu senja harinya ia pulang membawa pengalaman, dan malamnya ia merenungi kenangan dari sebuah pengalaman. Dan, itulah yang membuat hidup jadi dinamis. Kita, memaknainya, setiap pergantiannya. Ada zikir pagi, ada pula wirid sorenya.
Bagi kita yang hidup di zaman ini, rasa-rasanya kita yang terbiasa menggunakan kalender Masehi jadi perlu membuat pemberhentian sejenak. Bukan, bukan kita merayakan akhir tahun gregorian. Kita sudah punya kalender sendiri. Namun terbiasanya kita menggunakan tahun-tahun gregorian ini akhirnya membuat kita jadi butuh juga memuhasabahi: akhir tahun 2024 aku sudah jalan sejauh apa, dan bagaimana aku memulai hari-hari setelahnya?
Maka, "in the end, there is feeling."
Alih-alih fokus membeli bahan bakar-bakaran, makin dewasa ini, saatnya diam sejenak bersama Allah dan diri kita sendiri. Hadiri kajian jika ada, mabit jika memang ada agendanya. Kalau saya sendiri, saya biasanya diam saja sambil merenung.
Saya selalu menanyakan dua hal: tentang apa yang telah saya lakukan, dan apa yang kelak akan saya azamkan. Saya akan lihat 100 target 5 tahunan, dan mulai memindai mana yang masih relevan, mana yang telah terjadi, dan mana yang masih mimpi.
Dan, pesan-pesan ini membantu saya —dan semoga kamu— untuk kembali menyegarkan sudut pandang menjalani hari-hari ke depan.
1. "Allow yourself to be a beginner"
Izinkan diri kita untuk menjadi pemula pada hal yang baru. Pada potensi yang kita baru asah, pada pekerjaan yang baru kita jalani. Sebab banyak orang menuntut dirinya harus langsung ahli, dan itu mustahil. Banyak guru bilang pada saya bahwa setiap hal butuh "Husnul Bidayah", awal yang baik.
Dan salah satu makna awal yang baik itu adalah: berikan hak pada dirimu untuk berproses.
2. "Some years you win, some years you build characters."
Hendaknya kita memahami bahwa tahun-tahun yang berjalan, tak selalunya berakhir memuaskan. Kadang ada masa dimana kita menang. Tapi, jangan overthinking kalau memang tahun ini kita "rasanya" tak menghasilkan banyak hal berarti. Kamu salah jika berpikir begitu.
Sebab pada akhirnya kita bertumbuh: kadang berakhir dengan momentum, kadang berubah menjadi pelajaran berharga. Baca surat Ali Imran 140, dan kita akan memahami siklus ini.
3. "I'rif qadraka..."
Seseorang pernah datang pada Imam Ibnu Mubarak, lalu dia meminta nasihat. Dan, jawaban Ibnu Mubarak singkat padat jelas namun sangat dalam, "i'rif qadraka", ketahuilah kapasitasmu. Dalam jalan panjang hidup ini, kita sering mengenal orang, tapi kenapa kita jarang duduk mengenal diri kita sendiri?
Mengetahui kapasitas kita, itu artinya memetakan apa yang bisa persembahan buat Islam dan umat ini.
Sebab generasi pembebas Al Aqsha bukanlah hanya dari orang-orang militer, tapi oleh siapapun yang memenangkan potensinya di bidangnya masing-masing. Dan itu hanya bisa benar-benar terjadi jika setiap orang mengetahui kapasitasnya, sehingga ia mampu menentukan posisinya.
4. "Maa kaana Lillahi yabqaa"
"Apapun yang dilakukan karena Allah, maka akan bertahan", itulah yang dikatakan Imam Malik bin Anas ketika menulis Kitab hadits Al Muwattha. Saat itu, buku-buku hadits sudah banyak. Namun Imam Malik tetap menulis dan bahkan karyanya bertahan sampai kini. Apa rahasianya?
Ya, beliau melakukannya tulus karena Allah, maka Allah menjadikan karya itu "abadi" menginspirasi umat melintasi ruang dan zaman.
Mirip-mirip dengan quote Maximus, "What we do in life echoes in eternity"
5. Terhubung dengan misi para kesatria: Al Aqsha
Dan ini yang pamungkas. Saya terkesan dengan salah satu quote demonstran pro Palestina di Amerika, "bukan dunia yang telah membantu Gaza, tapi Gaza lah yang membangunkan dunia." Clear. Jernih.
Permasalahan Al Aqsha dan Palestina adalah milik pendekar hati nurani. Selama kita masih bertaut dengan Al Aqsha, maka kita akan sadar: beban kita belum ada apa-apanya, dan visi kita bertaut dengan mereka; yang terabadikan dalam lisan seorang ibu di pengungsian Gaza, "Al Aqsha, jika tidak dibebaskan oleh aku, maka oleh anak-anakku. Jika bukan oleh anak-anakku, maka oleh cucuku!"
227 notes · View notes
seventheaventh · 18 days ago
Text
Tumblr media
"Nak, memang tidak semuanya harus berbalas..."
Tak semua senandung harus menemui gema, tak semua seruan akan dibalas oleh gaung yang merdu. Ada doa yang terbang tinggi, memecah langit dengan rindu, namun layu sebelum sempat mencapai singgasana-Nya. Ada pinta yang mengalir, lembut seperti sungai, namun tenggelam di pusaran sunyi yang tak berbatas. Tidakkah kau mengerti? Tidak semua yang kita titipkan pada malam, akan sampai pada bintang.
Kita ini, makhluk yang menabur harap seperti petani menebar benih di ladang yang asing. Tapi apakah setiap bibit mesti tumbuh? Tidak semua tanah ramah, tidak semua musim bersahabat. Ada yang jatuh di tanah tandus, diserap oleh hampa, lalu menguap menjadi angin tanpa arah.
Dan bukankah hujan pun tak selalu menjadi berkah? Di tempat yang kering, ia adalah nyawa. Namun, di bumi yang telah basah, ia bisa menjadi beban. Begitu pula doa, ia tak selalu menjelma jawaban. Kadang, ia hanya menjadi riak kecil di lautan takdir, tak cukup kuat untuk mengubah arus.
Tuhan, yang Maha Mendengar, kadang memilih diam, bukan karena lupa, tapi karena tahu. Ia tahu kapan kita perlu dilimpahi, kapan kita mesti belajar kekurangan. Sebab, tidak semua kehilangan adalah celah, dan tidak semua penolakan adalah luka.
Maka, jika pinta kita seperti embun yang terhapus mentari sebelum sempat menyentuh bumi, mungkin bukan karena ia sia-sia, melainkan karena Tuhan sedang menyusun hujan di waktu yang lebih tepat. Jika doa kita seperti burung yang terbang, hilang di cakrawala tanpa arah, mungkin ia sedang mencari sarang yang lebih baik untuk hinggap.
Tidak semua yang tak berbalas adalah penolakan. Kadang, ia adalah cara semesta mengajarkan ikhlas tanpa syarat, dan keyakinan tanpa perhitungan. Sebab, cinta yang tulus pun tak selalu harus diterima. Dan di situlah, manusia belajar bahwa berharap adalah seni mencintai, bahkan ketika jawaban tak pernah datang.
200 notes · View notes
aksara-rasa · 1 year ago
Text
Aji Nurrudin;
(Teruslah membumi dan sederhana, karena dari kesederhanaan yang kamu bumikan, aku jatuh cinta 🤍)
______________
Sebetulnya hari ini gak ada rencana sama sekali untuk keluar. Tapi tiba-tiba ada saja keperluan yang mengharuskan kita keluar dan ketemu lagi.
"Besok kan ada acara haulan, mau gak antar neng ngprint kupon dan administrasi lainnya untuk acara besok?"
"Hayukk.. "
"Habis isya aja ya.. da sekarang malam jumat barangkali sehabis maghribnya mau al-kahfi dan yasinan dulu."
"Iya sayang.."
Seperti biasanya, aku yang minta antar—dia juga yang selalu menjemputku.
Kami jalan menuju fotokopian.
"Aa udah makan belum?"
"Hmm belum.. neng si?"
"Belum juga, nanti sekalian beli aja sayang.. Aa mau apa?"
"Udah nanti aja sayang.."
"Dih beneran tau orang neng udah dibilangin sama mamah nanti sekalian beli makan sama aa, jatah kita sayang.."
"Emang beneran?"
"Iya sayang.."
"Neng si mau apa?"
"Apa ya ..."
Padahal dari siang BM mie ayam.. tapi ko jadi bingung gini.
Obrolan menu makan malam kita terpotong dengan sampainya kita di tempat fotokopian.
Aku langsung saja menjelaskan kepada petugasnya. Mau ngprint ini, masing-masing satu lembar dan sekalian minta di potongin. Selama menunggu pesananku selesai, kita duduk di kursi tunggu sambil mengobrol santai. Tak peduli orang sekitar karena nyatanya yang datang ke fotokopian hanya 1-2 orang. Tidak terlalu ramai.
"Ciee calon pengantin." Dia terus  mengatakan itu sejak turun dari motor, dia benar-benar berniat menggodaku.
"Ciee calon pengantin juga.." aku membalasnya tak mau kalah.
"Dih dibalikkeun.."
"Nya meren da sama aja aa ge calon pengantin.. "
"Nya si .. tapi neng serius dech.. kalau neng jadi di hias jam 2 malam, trus pagi-paginya beneran pup. Neng bakal jadi cewek yang lagi pup dalam keadaan yang paling cantik."
Aku tertawa tak terima tapi kalau iya terjadi, benar juga apa yang di katakannya. Mana ada pup dalam kondisi wajah bermakeup pengantin kan?
"Dih iya ya.. apalagi neng jadwal pupnya kan emang pagi."
"Nah kan pas.. pokoknya neng harus cerita nanti ke aa."
"Emang absurd si.."
Kemudian obrolan dia tiba-tiba serius.. membicarakan banyak persiapannya menuju pernikahan. Aku spechless karena dia begitu serius dan tiba-tiba. Mata teduhnya menyimpan kematangan selayaknya orang yang benar-benar bertanggungjawab. Jelas aku bisa melihat value dia bahkan saat pertama kalinya memutuskan untuk mengenal dirinya dengan lebih baik lagi.
"Ko pengen pecel ya?"
"Neng mau pecel?"
Aku menggeleng. Bingung.
"Mie ayam, bakso, pecel, atau sate?"
"Neng dulu coba maunya apa.. nanti baru aa yang ngasih tau."
"Neng mauuu sa....te."
"Nah! ya udah aa juga mau itu."
Hahaha aku tertawa sponton. Mengatainya curang.
"Beneran neng, da aa ge pengen sate."
"Oke.."
Pesananku selesai dan kita melanjutkan perjalanan membeli sate kambing langganan si aa.
Setiap tempat yang kita singgahi—selalu ada cerita di dalamnya.
Setiap jalan yang kita lalui—selalu juga ada cerita di dalamnya.
Ngprint sudah. Beli sate juga sudah. Saatnya pulang menuju rumah. Kita memang berencana makan di rumahku. Jadi, kita hanya membeli satenya saja. Tidak makan di tempat.
Satu desa terlewati. Dua desa lagi yang harus kita lalui untuk menuju ke rumahku.
"Neng, nanti mampir ke alfa dulu ya.."
"Mau ngapain yang?"
"Beli kebutuhan neng katanya."
"Aa masih ingat?"
"Iya sayang pokoknya nanti beli ya..."
"Oke.."
Dari awal masuk, nyimpan barang ke keranjang sampai melakukan pembayaran ke kasir aman-aman saja. Dan begitu kita berbalik badan sambil jalan menuju keluar ada saja obrolan renyah yang dibicarakan,
"Yang..  ada yang foto di luarnya.."
"Iya gening.. beu urang miluan beu (ayo kita ikutan yuk)"
"Kalau kita ikutan, nanti berasa lagi foto pengantin a. Hahah."
Mas mas.. boleh minta fotonya sebentar?"
Aku dan aa spontan bertatapan. Aku menahan tawa, mengikuti coolnya si aa.
"Sini mbanya juga deketan"
"Ohh.. saya ikutan juga?"
"Iya mba.."
Cekrek! Satu dua kali gambar kita diambil.
"Makasih mas.. pengantin baru?"
"Insya Allah mau pa.."
"Ohh baru mau.. semoga dilancarkan ya.."
"Aamiinn..makasih pa," jawab kami serentak
"Mari pa.."
Kami menganggukkan kepala. Pamit
"Ya.. hati-hati.".
Di perjalanan, tentu saja kita membicarakan hal absurd yang barusan terjadi. Tapi sekalipun hal absurd tentu di dalamnya ada kebaikan bukan? Kita membantu beliau dalam laporannya, kita juga didoakan beliau tanpa kita pinta. Kapan lagi kan di doakan langsung olah pak pol? Hihi
Kita melanjutkan perjalanan sampai tiba di sebuah perbatasan desa,
"Yang.. pegangin yang.. sembunyiin." Ucap aa sambil memindahkan bungkusan sate dari depan ke tangan aku.
Awalnya aku sempet bingung apa maksudnya, tapi begitu melihat jalanan sekitar yang gak ada permukiman warga sama sekali, akhirnya aku paham.
"Oke yang.. neng pegangin yang kuat."
"Nah.. paham kan neng?"
"Paham sayang .. bisi nanti ilang satu gimana.. udah mah ada 10.  Nanti aa 5 masa neng 4 makannya." Hahaha aku bercanda tapi merinding juga. Meminta ke si aa untuk lebih cepat mengendarainya.
"Hahah maksudnya mah takut kenikmatannya berkurang sayang, ini kan sate kambing. Beda kalau misalnya sate ayam si. Sate kambing tuh da kesukaannya makhluk-makhluk yang kayak begituan."
"Iya aa.. neng paham.. berarti aa setiap beli sate juga begini ya?"
"Hahaha ..ketahuan dech.. udah neng udah aman sekarang mah,"
"Dih belum aa.. kan ada lagi.. "
"Dih enya nya.. jembatan. Hahaha pinteran gening neng?"
"Hahah ya atuh kalau ke susukan baru tuh udah.. kalau ke rumah neng kayaknya harus sampe rumah dech di pegang terus. Jembatan, belum lagi kuburan."
"Hahaha ya udah siplah pegangin sampe rumah."
Setibanya di rumah, aku langsung menyiapkan alat makan, minum, dan nasi yang hangat. Kita makan bersama, dan rasanya pun masih enak. Alhamdulillah..
Kamis malam, 21 des
6 notes · View notes
andromedanisa · 15 days ago
Text
tidak semua..
tidak semua kebaikan-kebaikan itu bertemu dan cocok. cinta tahu kemana harus pulang, jodoh tahu kemana harus memupuk keshalihan. menjadi baik adalah tugas kita, mencari jodoh yang baik adalah upaya kita. pada akhirnya kita akan paham bahwa kita adalah ujian bagi satu sama lain.
beberapa waktu ini berseliweran tulisan di media sosial seperti ini,
otak: gak harus dia.
hati: gak, harus dia!!
dan aku jadi teringat dengan beberapa kejadian waktu lalu, tentu cerita ini aku tulis sudah atas persetujuan kedua belah pihak. berawal dari suami yang sering dimintai temannya laki-laki untuk dibantu dicarikan jodoh. sejak awal suami tidak ada niatan untuk menjadi perantara seseorang mencari jodoh. namun entah mengapa suami berubah pikiran dan mau membantu temannya mencarikan jodoh.
suami melihat keseharian temannya ini yang Masya Allaah sekali. mulai dari keilmuannya tentang agama, adab, akhlaknya ia yang sopan, lemah lembut, serta secara fisik teman suami ini tergolong tinggi, kulit bersih terawat untuk ukuran laki-laki, berjenggot, dan teduh.
lalu suami membicarakan ini denganku, bertanya kepadaku apakah aku punya teman perempuan yang juga mencari jodoh. aku terpikirkan dengan seorang teman, aku kenal baik sebelum aku menikah bahkan sampai aku telah menikah. dia perempuan yang baik, lemah lembut sekali, tutur bicaranya lembut namun tidak lebay. dia cantik, berpendidikan tinggi (S2), agamanya baik, selama bermuamalah dia orang yang amanah. menurut pandanganku dia akan cocok dengan teman suami.
singkat cerita, aku dan suami bersepakat untuk membantu keduanya menjembatani proses ta'aruf. barangkali Allaah takdirkan mereka berjodoh,. karena akan Masya Allaah, sekali jika memang mereka bersatu. pertukaran biodata keduanya sama-sama ada ketertarikan, cocok dan bersepakat untuk lanjut ditahap berikutnya. tahap berikutnya mereka bertemu untuk nadzor. kedua belah pihak pun setuju, proses ta'aruf berjalan dengan baik.
selama proses ta'aruf berlangsung aku dibuat takjub oleh kedua pasangan ta'aruf ini. mereka benar-benar menjaga diri mereka dari hal-hal kecil selayaknya bermudah-mudahan berkirim pesan tanpa udzur. mereka berdua bahkan tidak tahu nomer satu sama lain. komunikasi dilakukan benar-benar melalui kami selaku perantara. komunikasi berjalan dengan baik, bahkan pertanyaan yang diajukan ketika proses bertemu benar-benar berbobot, tidak menya-menye, point penting ekonomi, pengasuhan anakpun mereka bicarakan dengan baik. keduanya bersepakat untuk lanjut ke proses khitbah dan bersepakat untuk menikah.
ujian dimulai.
ketika kedua belah pihak bersepakat untuk menuju jenjang pernikahan. mereka diuji satu sama lain. orangtua teman perempuanku jatuh sakit, ayahnya stroke. ketika ayahnya sakit, tanggal pernikahan yang sudah ditentukan terpaksa dimundurkan dari rencana. sebab temanku ingin melakukan baktinya sebagai anak sebelum menjadi istri orang. laki-lakinya setuju untuk menunggu beberapa bulan sampai ayahnya sembuh atau setidaknya bisa beraktivitas dengan tidak dibantu.
selama proses perawatan ayahnya, mereka berdua tidak ada komunikasi. benar-benar menjaga satu sama lain. lalu ujian berikutnya datang di pihak laki-laki. ibu dari pihak laki-laki memiliki calon yang ingin dikenalkan ke anak laki-lakinya. awalnya teman laki-laki suamiku ini menolak, sebab ia sudah berjanji akan menunggu ayah calonnya ini sembuh. namun ibunya sudah tidak sabar ingin melihatnya segera menikah, mengingat usianya sudah tidak muda lagi menurut pandangan sang ibu. "35 tahun umur yang sudah seharusnya bisa meanugerahi ibumu ini cucu"
meski teman suamiku ini sudah ngaji, sudah paham, namun ia mengatakan bahwa ia masih perlahan-lahan memahamkan Islam di keluarganya terutama ibu bapaknya. aku memahami ini, bahwa tidak semuanya dari kita cukup beruntung bisa lahir dan tumbuh di keluarga yang paham nilai-nilai dasar agama Islam.
sampailah pada putusan final, suami mendapat undangan langsung dari teman laki-lakinya tersebut. suamiku cukup kaget dan menanyakan bagaimana dengan proses ta'aruf yang ia jalani. sebab dari kabar terakhir keduanya memutuskan untuk ditunda, menunggu dan saling menjaga ditempatnya masing-masing. belum ada salah satu pihak yang memutuskan untuk diakhiri.
pada akhirnya teman suami merangkul suami dengan meminta maaf dan menangis. ia siap pergi menemui teman perempuanku untuk mengakhiri proses ta'aruf nya dan meminta maaf sebab memutuskan sepihak. dia tidak menjelaskan kenapa akhirnya ia memutuskan memberikan. undangan ke suamiku. namun setiba dirumah suami bercerita dan akhirnya kita mencoba memahami sudut pandang satu sama lain, bahwa tidak semua kebaikan-kebaikan akan cocok. tidak semua ikhtiar baik yang dilakukan akan berakhir dengan kesepakatan. bahwa tidak semua rencana manusia akan berjalan sesuai dengan kemauannya. manusia boleh berencana bagaimanapun, pada akhirnya Allaah yang menentukan takdir untuk kita semua.
singkat cerita, aku, suami, dan teman laki-laki suami bertandang kerumah teman perempuanku. untuk meminta maaf, untuk meminta kelapangan hatinya, untuk memutuskan proses ta'aruf ini. aku meminta maaf kepada temanku dan ikut menangis dengannya ketika selesai, dan suamiku juga menenangkan temannya yang menangis dimobil. rasanya semua merasakan sakit tak berdarah satu sama lain.
baru kali ini, aku merasakan sakitnya dari berakhirnya prosesi ta'aruf. bukan karena perempuan ini temanku, atau laki-laki itu teman suami. melainkan sedihnya melihat perpisahan kedua orang yang menurut pandanganku keduanya ini baik, dan akan cocok bila bersatu. namun sekali lagi Allaah lebih tahu mana yang terbaik untuk hambanya.
aku dan suami menghadiri pernikahan teman suami. kami berdua hadir di acara ijab qobulnya. berlangsung khidmat. aku berada diruang tunggu mempelai pengantin wanita. aku duduk bersebelahan dengan seorang ibu yang jika dilihat usianya seperti ibuku sendiri. rupanya benar, beliau adalah orangtua dari calon pengantin. aku memberikan tisu dan minum untuk menenangkannya, dan tak terasa aku dan beliau terlibat obrolan yang mendalam.
selama perjalanan pulang aku terdiam sambil ku takjubi apa yang sedang aku rasakan. aku bercerita kepada suami bahwa aku bertemu dengan ibu pengantin temannya. rupanya si A (inisial nama pengantin) ini sudah yatim sejak umur 5tahun, ibunya membesarkan dia dan kedua saudaranya sendiri. si A ini lulusan terbaik di LIPIA ditahun itu. seorang hafidzah, S2, dan dia punya yayasan tempat untuk anak-anak mempelajari Al-Qur'an. dan disaat yang sama aku mendapat kabar di Wa dari teman perempuanku. bahwasanya ada seorang kakak kelasnya datang kerumah dan memitanya langsung ke orangtuanya. dia menerimanya dan bersepakat bulan depan untuk menikah. sebab calonnya yang juga kakak kelasnya ini sedang menempuh study S3nya ini di Malaysia.
ya Allaah, lalu aku menangis. kedua orang baik ini bertemu dengan pasangannya masing-masing dengan caranya masing-masing. selama perjalanan pulang pembicaraanku dan suami hanya tentang mereka berdua. kami mencoba menelusuri satu per satu yang membuat masing-masing dari kami berpikir tentang bagaimana jodoh itu berjalan. bagaimana ketetapan Allaah itu terjadi.
if something is destined for you, never in million years it will be for somebody else.
Barangkali kita pernah. menjadi satu diantara pilihannya, menjadi tujuan perjalananya. meski pada akhirnya ketetapan Allaah yang jadi pemenang.
barangkali kita pernah. melepas seseorang yang baik itu, menabahkan diri atas keputusan yang kita pilih. sebab memaksa berjalan pada tujuan yang sama tidak menemukan titik temunya.
barangkali kita pernah. dibuat takjub atas perjalan yang Allaah kehendaki. sesuatu yang kita tangisi dengan begitu, justru memberi lebih banyak arti atas serangkaian hidup yang kita jalani.
pada akhirnya kita akan paham bahwa tidak semua kebaikan-kebaikan itu bertemu dan cocok. cinta tahu kemana harus pulang, jodoh tahu kemana harus memupuk keshalihan. menjadi baik adalah tugas kita, mencari jodoh yang baik adalah upaya kita. pada akhirnya kita akan paham bahwa kita adalah ujian bagi satu sama lain.
akhirnya aku memahami kembali, benar ya, seseorang yang begitu menjaga dirinya akan Allaah jodohkan dengan seseorang yang juga terjaga dengan baik. dan akupun juga menyadari bahwa sesuatu yang kita tangisi kelak akan kita syukuri pada akhirnya. Allaah tidak akan membiarkan hambanya yang sudah bersabar tanpa memberikan kabar gembira.
menuliskan ini dengan perasaan masih haru, dan berkaca-kaca, lalu hujan turun. || 19 Januari 2025
255 notes · View notes
yunusaziz · 11 days ago
Text
Dua Kebiasaan yang Penting Sebelum Menikah
Ada dua kebiasaan yang menurut saya penting buat mulai dibiasakan sebelum memutuskan berumah tangga; 1) Biasakan untuk mengembalikan barang setelah menggunakan, dan 2) Kalau lihat sesuatu yang nggak seharusnya (lantai kotor, ruang tamu berantakan, dsb), segera ambil tindakan.
Berumah tangga itu tidak sesederhana berbagi peran, 'ini tugasmu, ini tugasku', tetapi juga tentang bagaimana membangun kesadaran bersama bahwa, untuk mencapai tujuan bersama, rumah tangga yang harmonis misalnya, wajib didasari kepekaan dan tanggung jawab bersama untuk mewujudkannya. Setiap anggota keluarga.
Jika setiap anggota keluarga, tersekat pada tugas dan tanggung jawabnya masing-masing tanpa adanya kesadaran dan kepedulian untuk membantu satu sama lain, harmoni dalam rumah tangga tidak akan tercapai. Begitulah yang Umi ajarkan.
Kenapa dua aktivitas tersebut menurut saya penting?
Mengembalikan barang ke tempat asalnya tidak hanya soal menjaga nilai estetika rumah, melainkan ada makna mendalam tentang tanggung jawab dan kepedulian. Ketika kita memahami bahwa setiap barang memiliki tempatnya, kita belajar bahwa segala sesuatu di dunia ini bekerja dengan harmoni ketika berada pada 'fitrahnya' atau posisinya yang semestinya.
Saat sesuatu keluar dari fitrahnya, ia sering kali menjadi penyebab kekacauan atau kerusakan. Contohnya, barang yang tidak dikembalikan bisa mengganggu kenyamanan, menciptakan kekacauan, dan memicu konflik kecil dalam rumah tangga. Hal ini bisa menjadi pengingat bahwa kealpaan kecil dapat berdampak besar jika tidak segera ditangani.
Lalu, kebiasaan segera bertindak saat melihat sesuatu yang tidak semestinya adalah sebenarnya untuk meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Hal ini saya rasa penting, karena berumah tangga bukan hanya soal “melakukan tugas yang sudah ditetapkan”, tetapi tentang berkolaborasi untuk menciptakan kenyamanan bersama. Ketika kita terbiasa mengambil inisiatif, menunjukkan bahwa kita peduli terhadap kebutuhan setiap anggota keluarga.
Pada akhirnya, pelajaran utama dari kedua habit di atas adalah bahwa harmoni rumah tangga tercapai bukan melalui pembagian tugas yang kaku, apalagi melekat dengan gender, big NO, tetapi melalui sikap proaktif, kepedulian, dan rasa tanggung jawab bersama. Membangun kebiasaan seperti ini sebelum menikah adalah hal yang sangat berharga nantinya, menurut hemat saya.
Kebiasaan sederhana tapi punya pelajaran yang mendalam bukan? ^^ Oiya, tulisan ini saya buat random aja, baru balik ngadep monitor pengen nulis ini aja sebagai pengingat dan agar terus isqtiqomah menjalankannya :D
242 notes · View notes
tentangtenang · 7 months ago
Text
Barangkali benar bahwa diam-diam semua orang sedang bertahan dan berjuang di medannya sendiri-sendiri: untuk tetap baik-baik saja meski sedang menghadapi hari yang berat, untuk tetap melangkah meski terluka disana-sini, untuk tetap tersenyum dan tertawa meski ada kesedihan dan duka yang mencabik-cabiknya, dan untuk tetap menjalani hidup meski hidup itu sendiri seolah sedang tidak menawarkan apa-apa selain tuntutan untuk tetap dijalani saja.
Jika suatu hari atau saat ini kita sedang merasakannya, semoga kita selalu ingat bahwa Allah pasti punya rencana baik dan kita tidak akan dibiarkan-Nya menghadapi hari-hari yang terus begini-begini saja.
454 notes · View notes
kurniawangunadi · 6 months ago
Text
Cara Pandang Baru Saat Dewasa
Menuju dewasa yang kemudian melihat kehidupan ini bergeser Point of View-nya " 1. Mulai memahami kalau nggak ada yang terlambat dalam hidup, selama kita masih hidup. Itu adalah takdir terbaik yang kita miliki, kalau kita baru memulainya sekarang karena memang sekarang saatnya, bukan karena kita terlambat. Namun, itulah perjalanan hidup kita. Jadi, jangan takut kalau orang lain udah sampai mana, kitanya baru mulai
2. Belajar untuk merasa cukup. Dunia ini nggak ada ujungnya kalau dikejar. Nasihat terbaik yang kudapatkan di umur 34 ini adalah kalau kita gagal satu dua hal terkait urusan dunia, kita masih bisa ngulang. Tetapi kalau gagal di akhirat, ngak akan bisa ngulang buat memperbaikinya.
Rezeki kita itu cukup, tapi nggak akan cukup buat ambisi dan ketakutan kita akan kemiskinan. Ya Allah, kita berdoa setiap hari biar dikasih hati yang benar-benar terus bisa merasa cukup. Biar nggak hasad sama orang, nggak iri sama rezeki orang lain, dan lebih bersyukur sama apa yang kita miliki sekarang.
3. Pondasi agama sangat penting. Sebagai generasi yang tumbuh di lingkungan yang biasa-biasa aja dalam beragama, dulu di sekolah negeri juga agama tidak menjadi materi yang prioritas. Di umur sekarang dan menjadi orang tua, baru ngerasa banget kalau pondasi agama sedari kecil itu penting sekali sebagai panduan hidup. Agar melihat dunia ini lebih bijak dan prioritas hidup lebih benar dan terarah.
Mungkin itu yang bikin sebagian besar orang tua di generasiku sekarang yang milih anaknya sekolah di sekolah berbasis agama. Sebab di fase dewasa ini, sadar jika pemahaman hidup atas landasan spiritual ini yang benar-benar menyelamatkan diri dari masalah-masalah anxiety (kecemasan), feeling lonely (kesepian), depresi, dan beragam isu kejiwaan lain. Itu yang kurasain.
4. Belajar jujur sama diri. Badan itu pasti punya sinyal tertentu sebagai respon terhadap situasi/hal yang lagi jadi beban pikiran. Jangan sampai dzalim sama diri sendiri karena hal-hal yang sebenarnya bisa diputus tapi tetap dipertahankan karena rasa nggak enakan. Dan berujung pada langganan IGD, obat antidepresan, dan segala macam.
Jangan lupa menolong diri sendiri dengan kejujuran. Dan jangan takut buat minta tolong ke orang lain, ke profesional, dsb. (c)kurniawangunadi
935 notes · View notes
kayyishwr · 2 months ago
Text
Meyederhanakan makna cinta, menjadi sebab dua manusia bisa membangun hubungan saling, bukan paling
Karena akhirnya cinta itu sederhana dan tidak rumit, ketika saling mengetahui posisi, hak, dan kewajiban; dan yang tertinggi saling menasihati dalam kebaikan dan kebenaran
Karena akhirnya cinta itu sederhana dan tidak rumit, ketika saling mengerti, memahami, dan membantu untuk pelaksanaan tujuan penciptaan; mengabdi padaNya
Lalu, apakah sederhana berarti tanpa tujuan? Bukan begitu, sederhana dalam perilaku dan cara hidup justru lebih memudahkan untuk mencapai tujuan; karena kerumitan hadir jika tanpa tujuan, pun menghambat mencapi tujuan
Sebagaimana sederhananya Rasulullah sholallahu 'alaihi wa salam, ada makanan beliau makan, tidak ada makan beliau berpuasa
Atau Sayyidah Fatimah Az Zahro, mengadu pada ayahanda berkenaan dengan perlu hadirnya seorang khodimah, beliau Al Amin, mengajarkan sebuah dzikir agung yang lebih utama
Semoga kita dilimpahkan kesadaran dalam kesederhanaan, sebagaimana ungkapan sebuah nasyid "menggegam nikmat dunia, bukan untuk letakan di hati. Syurga tempat kembali yang abadi~"
233 notes · View notes
jndmmsyhd · 7 months ago
Text
Menyimpan Rencana
Soal rencanamu, tidak semua orang harus tahu. Malah sembunyikan jika perlu.
"Kerana yang membencimu pasti akan menghalangimu, yang memanfaatkanmu pasti akan berusaha untuk menikmatimu, dan yang hasad juga iri padamu akan berusaha mengambilnya darimu"
Seringkali, rencana yang kita sembunyikan akan sampai pada tujuannya. Dan yang kita umbar juga beritahu, seringkali tidak jadi dan berakhir gagal.
Sebaiknya, rencana masa depanmu hanya kamu dan Allah saja yang tahu, selebihnya, tidak perlu.
Simpan rencana dan cerita yang seharusnya disimpan, sampaikan yang seharusnya dan seperlunya untuk disampaikan. Memang, agak sulit untuk menahan bercerita itu, apalagi untuk orang dengan tipe ekstrovet yang tinggi. Tapi, cobalah untuk mengontrol lisan dan keinginan. Ingat, seperlunya dan tidak semua orang harus tahu, ya. Selamat mengendalikan lidah dan menyimpan kisah :')
@jndmmsyhd
472 notes · View notes