aksara-rasa
aksara-rasa
253 posts
Segala riuh biar tumpah ruah disini, lewat aksara dan rasa yang utuh. -dhise
Don't wanna be here? Send us removal request.
aksara-rasa Ā· 4 days ago
Text
Renjanaā€”katamu malam itu sambil memperlihatkan armada yang ada di depan matamu.
Entah bagaimana bisa, tetapi renjanamu malam itu benar-benar membuatku semakin jatuh cinta.
Rasanya belum pernah kudapati binar matamu merindu sedalam itu. Walaupun aku tahu, rindu kita selalu mengudara setiap harinya, menyatu menjadi sekumpulan doa-doa yang lebih syahdu.
Renjanaā€”katamu malam itu dibawah sinar penerangan yang sedikit samar.
Renjanaā€”kutunggu kamu pada jarak nol kilometer selalu.
Pada jarak ratusan kilometer renjana kita saling beradu tak kenal waktu.
Pada jarak ratusan kilometer juga kita sama-sama belajar.
Saling menjaga. Saling percaya. Saling setia, dan saling-saling yang menjadikan kita tumbuh bersama.
Sebab renjanaā€”akan selalu pulang kepada kita yang mau untuk sama-sama saling.
Renjanaā€”pada semua yang ada pada kamu.
|Renjana, 14.25
4 notes Ā· View notes
aksara-rasa Ā· 10 days ago
Text
Dua puluh lima tahun, waktu yang terlampau jauh untuk aku baru menyadarinya.
Dua puluh lima tahun, waktu dimana aku ada dan menjadi pembuka bertambahnya usiamu kala itu.
Di balik cahaya lilin yang berpendar, ada senyum kita yang saling beredar.
Memancarkan kebahagiaan setelah sepuluh tahun lebih mata kita tidak saling berbalasan.
Melukiskan kebahagiaan setelah sepuluh tahun lebih tanpa temu yang nyata.
Dua puluh lima tahun, waktu yang terlampau lama untuk kita beberapa kali menjadi jelas dan temaram (blur).
Sangat jelas! bahkan mungkin sejak kita menjadi lawan dalam lomba calistung?
Terputus. Blur. Tidak sadar.
Sangat jelas! disambung dengan secret admirer di sekolah menengah pertama.
Terputus lagi. Blur lagi. Belum juga sadar.
Berlanjut lagi via direct message lewat obrolan-obrolan ringan yang sampai di depan mata.
Berusaha terus berusaha.
Lewat masukan-masukan yang sampai di telinga.
Akankah yang blur menjadi jelas, yang terputus menjadi terhubung, dan kita sama-sama saling menyadari?
Terimakasih karena tidak pernah berhenti berusaha.
Mengingatkan lagi dan lagi. Berkali-kali tanpa lelah, membantuku untuk bisa pelan-pelan menerima dan melepaskan apa yang seharusnya memang dilepaskan.
Berusaha terus berusaha, sampai tiba pada lingkar hijau penuh suara.
Kita saling meracau, membuat kepala kita sama-sama kacau.
Kita saling menyadari, membuat yang blur menjadi jelas tanpa tanda tanya lagi.
Karena pada akhirnya, semua yang terlewati menjadi candu yang tak bisa terganti.
Dan bersamamuā€”adalah takdir yang selalu kusyukuri.
| Blur, 15.26
15 notes Ā· View notes
aksara-rasa Ā· 10 days ago
Text
Pada akhirnya kita menjadi asing dan berjalan masing-masing (lagi).
Entah untuk yang keberapa kalinya, tapi kupastikan kali ini menjadi akhir untuk selamanya.
Kita yang kemarin berpikir untuk bisa menjadi saling nyatanya Allah silangkan dan menjadi garis bersinggungan.
Kiā€”ta? Kurasa hanya aku!
Aku yang membuat garis keyakinan sendiri sampai akhirnya garis itu saling menyilang tak beraturan. Bertabrakan dengan garis baru yang entah darimana datangnya.
Buntu!
Rupanya saling yang kurasa menjadi silang yang tak kunjung hilang. Ia akan terus ada dan menyilang, membentuk pola berulang dengan garis-garis yang sama.
Semakin lama semakin semrawut sulit diuraikan sampai akhirnya melilitku tanpa perhitungan.
Kali ini kita benar-benar asing dan aku sangat bersyukur atas silangmu yang kemarin.
| Asing, 14.48
4 notes Ā· View notes
aksara-rasa Ā· 10 days ago
Text
Ada begitu banyak bentuk baiknya tuhan pada kita, sayangnya kita seringkali melupakannya atau jangan-jangan kita malah tidak menyadarinya juga?
Nikmat yang katanya Allah turunkan satu persen di dunia, sembilan puluh sembilan persen untuk kita di akhirat nanti.
Adakah kita mampu menghitungnya?
Secara logika memang angka yang terbilang kecil, tetapi kenyataannya kasih sayangnya Allah tak mampu kita hitung dengan logika dan matematika kita.
Adakah kita mensyukurinya?
Atau justru terus menyalahinya ketika dunia dirasa tidak berpihak pada kita?
Percayalah, baik dengan air mata atau bahagiaā€”selalu ada Allah yang membersamai kita.
Terus mendekat dan merekat, sebab apalah kita jika bukan karena kasih sayangnya Allah pada kita?
| Tuhan, 13.51
31 notes Ā· View notes
aksara-rasa Ā· 13 days ago
Text
Pada ruang yang dipenuhi kursi-kursi kelas, adakah kamu berdoa untuk bisa mengisi ruang hatiku suatu hari nanti?
Pada jarak yang tidak bisa kamu jangkau sebelumnya, pada kursi yang tidak bisa kamu duduki sebelumnya, adakah kamu berdoa untuk bisa menduduki kursi teratas orang yang paling aku sayangi di dunia?
Dan kepada kamuā€”apakah kamu tersenyum-senyum ketika membaca pertanyaan itu?
Semoga kamu selalu bahagia menjadi lakuna di dalam hidupkuā€” yang dengan suka rela menjagaku untuk terus hidup dan berfungsi setiap harinya.
Terimakasih karena baik buruknya aku, rumpangnya aku pun selalu berhasil kamu rampungkan dengan begitu baik.
Terimakasih sudah memilih dan selalu mengusahakanku untuk bisa sampai seperti sekarang.
Dari melawan ketidakpercayaan diri, menghidupkan kembali keberanian yang telah lama mati sampai akhirnya kamu benar-benar berhasil.
Kamu benar-benar berhasil menduduki kursi nomor satu orang yang paling aku sayangi di dunia.
Kamu juga berhasil mengisi dan merampungkan apa yang benar-benar rumpang dari diriku.
Kamu berhasil dan itu nyata!
Kita sama-sama sampai.
Kita penuh. Tumbuh. Bahagia.
| Lakuna, 14.21
15 notes Ā· View notes
aksara-rasa Ā· 13 days ago
Text
Dengan adanya intuisi yang menyala, bukan berarti tidak lagi percaya, tapi begitulah radarku bekerja ketika segalanya sudah menjadi satu senyawa.
Meski jalannya tidak selalu berujung baik, radarku akan selalu berhenti pada apa yang belum aku pelajari.
Sesekali menunjukkan jenis kecemasan dan ketakutan yang baru, tetapi tidak jarang juga menunjukkan ketenangan dan kebahagiaan yang haru.
Radarku selalu berjalan agar rasaku tidak cepat mati, agar ruang penerimaan selalu terisi dengan lebih luas lagi.
Terus meradar dan berhenti pada jalan yang belum aku ketahui, karena aku percaya bahwa akhirnya selalu bisa menghangatkan sekitar. Membuat segalanya terasa lebih dari sekadar.
Pelajarannya, pengalamannya, penerimaannya, juga denganā€”cintanya.
| Paradoks, 13.18
10 notes Ā· View notes
aksara-rasa Ā· 16 days ago
Text
Panggilan pagi hari paling mengejutkan.
Denial di bawah langit-langit yang diatasnya menggantung sebuah proyektor.
Sedang yang disisi terus meyakinkan dengan pasti disaat aku merasaā€”semua itu di luar kapasitas diri.
Entah bagaimana bisa semua berjalan begitu saja?
Rasanya masih seperti mimpi, rasanya seperti bukan diriku sendiri.
Aku benar-benar menangis di perjalanan pulang. Tak ingin sampai tujuan. Inginnya terus menangis sambil mengelilingi jalanan kota sampai petang.
Kenapa harus aku?
Pertanyaan itu menggantung setiap harinya.
Semakin takut semakin kalut. Enggan menghitung hari. Persetan dengan dua puluh enam februari.
Sampai waktunya tiba, semua benar-benar berjalan! Entah atas kehendak siapa!
Adakah campur tangan-Nya?
Adakah cara takdir-Nya bekerja?
Tapi kenapa rasanya begitu sulit menerima di saat orang lain menginginkan semuanya?
Tanpa proses. Dengan tiba-tiba. Perayaaan. Kebahagiaan. Hadiah?
Kalau boleh memintaā€”ingin rasanya menghilangkan kenyataan itu, menghapusnya dari perjalananku diusia dua puluh empat tahun.
Amor fatiā€”sedang aku masih tertatih-tatih untuk sembuh yang pasti.
| Amor fati, 17.45
10 notes Ā· View notes
aksara-rasa Ā· 16 days ago
Text
Setelah kamu mati, apa rencana hidupmu selanjutnya?
Mungkin bukan ke rencana tapi lebih keā€”yang aku inginkan setelah aku mati.
Jika waktunya tiba, karena kematian adalah sesuatu yang pasti, saat ini aku hanya bisa berdoa.
Semoga nantinya, orang-orang mau dengan suka rela memaafkan semua kesalahanku dan sejenak mendoakanku yang terbaik dimanapun mereka berada.
Tidak perlu karangan bunga terbagus atau bahkan tangisan terhebat, karena sesungguhnya aku hanya pulang lebih dulu pada sebenar-benarnya tempat kita pulang.
Tempat yang semoga di dalamnya dipenuhi dengan sungai-sungai yang mengalir dengan tenang, taman-taman yang luas lagi indah, serta banyak kenikmatan lainnya yang bahkan tidak bisa kita dapatkan di dunia ini.
Tempat yang semoga di dalamnya kita bisa bertemu dan hidup bersama dengan orang-orang yang kita cintai dan sayangi semasa kita di dunia.
Adalah rumah kita, rumah masa depan kita yang abadi.
Semoga!
Mari kita usahakan rumah itu bersamaā€”bukan sekadar rencana-rencana tanpa usaha dan doa.
| Setelah kamu mati, apa rencana hidupmu selanjutnya? 14.29
14 notes Ā· View notes
aksara-rasa Ā· 17 days ago
Text
Sampai detik ini kadang masih gak nyangka bisa satu atap dengan orang yang dulunya hanya sebatas kelas yang berdampingan.
Aku B dia C.
Begitulah takdir-Nya bekerja, membuat yang berdampingan menjadi bergandengan searah sehaluan.
Maha Baik Allah.. karena ternyata bukan hanya satu atap, Sang Pemilik Rasa benar-benar menjadikan kita sama-sama tumbuh dan bersenyawa. Saling merasa apa yang kita rasa, yang pandai membaca tanda dan semua rasa yang ada pada diri kita.
Sepertinya kita saling hidup di dalam nadi kita masing-masing? Aku yang mengalir deras di dalam nadimu, begitupun kamu yang mengalir deras di dalam nadiku. Sama-sama mengalir deras menjadikan denyut demi detak jantung terus nyala menuju Sang Maha Kehidupan.
Semoga menjadi cinta yang murni abadi, meski nadi kita sama-sama telah sampai dan berhenti di hadapan Sang Maha Memiliki.
| Dalam Nadimu, 12.39
11 notes Ā· View notes
aksara-rasa Ā· 18 days ago
Text
Jika aku terlahir kembali, takkan kusia-siakan waktu untuk bisa menerimamu lebih dulu dari ini. Menghargai setiap detail pertemuan yang Allah takdirkan untuk kita.
Tak peduli berapa banyak kamu menjelaskan padaku bahwa yang sekarang adalah sebaik-baiknya takdir. Katamuā€”jika kita lebih dulu menerima, belum tentu juga kita sebesyukur sekarang. Kalau dipikir-pikir ada benarnya juga ya apa yang kamu katakan?!
Maka yang pasti adalahā€”jika aku terlahir kembali, aku tak meminta yang lain selain ingin selalu ditakdirkan denganmu. Hidup dan bersenyawa denganmu sampai kita terlahir kembali di hadapan Sang Maha Pencipta Kita.
Sebab kamu adalah, satu-satunya takdir yang tak ingin kuhilangkan bahkan jika aku terlahir kembali untuk pertama kalinya.
| Jika aku terlahir kembali, 12.50
17 notes Ā· View notes
aksara-rasa Ā· 28 days ago
Text
Makna penting bagi setiap orang itu beda-beda ya ternyata?
Karena, apa yang menurut kita penting belum tentu juga penting bagi orang lain.
Gerimis, 21.33
6 notes Ā· View notes
aksara-rasa Ā· 11 months ago
Text
Lagi ngerasa capek di bumi, hehe :)
6 notes Ā· View notes
aksara-rasa Ā· 1 year ago
Text
Di saat kamu berusaha memahami sesuatu agar tidak egois tapi disisi lain kamu juga sedang mengalami Premenstrual syndromeā€” is another level of susah šŸ˜­
18 notes Ā· View notes
aksara-rasa Ā· 1 year ago
Text
Aji Nurrudin;
(Teruslah membumi dan sederhana, karena dari kesederhanaan yang kamu bumikan, aku jatuh cinta šŸ¤)
______________
Sebetulnya hari ini gak ada rencana sama sekali untuk keluar. Tapi tiba-tiba ada saja keperluan yang mengharuskan kita keluar dan ketemu lagi.
"Besok kan ada acara haulan, mau gak antar neng ngprint kupon dan administrasi lainnya untuk acara besok?"
"Hayukk.. "
"Habis isya aja ya.. da sekarang malam jumat barangkali sehabis maghribnya mau al-kahfi dan yasinan dulu."
"Iya sayang.."
Seperti biasanya, aku yang minta antarā€”dia juga yang selalu menjemputku.
Kami jalan menuju fotokopian.
"Aa udah makan belum?"
"Hmm belum.. neng si?"
"Belum juga, nanti sekalian beli aja sayang.. Aa mau apa?"
"Udah nanti aja sayang.."
"Dih beneran tau orang neng udah dibilangin sama mamah nanti sekalian beli makan sama aa, jatah kita sayang.."
"Emang beneran?"
"Iya sayang.."
"Neng si mau apa?"
"Apa ya ..."
Padahal dari siang BM mie ayam.. tapi ko jadi bingung gini.
Obrolan menu makan malam kita terpotong dengan sampainya kita di tempat fotokopian.
Aku langsung saja menjelaskan kepada petugasnya. Mau ngprint ini, masing-masing satu lembar dan sekalian minta di potongin. Selama menunggu pesananku selesai, kita duduk di kursi tunggu sambil mengobrol santai. Tak peduli orang sekitar karena nyatanya yang datang ke fotokopian hanya 1-2 orang. Tidak terlalu ramai.
"Ciee calon pengantin." Dia terusĀ  mengatakan itu sejak turun dari motor, dia benar-benar berniat menggodaku.
"Ciee calon pengantin juga.." aku membalasnya tak mau kalah.
"Dih dibalikkeun.."
"Nya meren da sama aja aa ge calon pengantin.. "
"Nya si .. tapi neng serius dech.. kalau neng jadi di hias jam 2 malam, trus pagi-paginya beneran pup. Neng bakal jadi cewek yang lagi pup dalam keadaan yang paling cantik."
Aku tertawa tak terima tapi kalau iya terjadi, benar juga apa yang di katakannya. Mana ada pup dalam kondisi wajah bermakeup pengantin kan?
"Dih iya ya.. apalagi neng jadwal pupnya kan emang pagi."
"Nah kan pas.. pokoknya neng harus cerita nanti ke aa."
"Emang absurd si.."
Kemudian obrolan dia tiba-tiba serius.. membicarakan banyak persiapannya menuju pernikahan. Aku spechless karena dia begitu serius dan tiba-tiba. Mata teduhnya menyimpan kematangan selayaknya orang yang benar-benar bertanggungjawab. Jelas aku bisa melihat value dia bahkan saat pertama kalinya memutuskan untuk mengenal dirinya dengan lebih baik lagi.
"Ko pengen pecel ya?"
"Neng mau pecel?"
Aku menggeleng. Bingung.
"Mie ayam, bakso, pecel, atau sate?"
"Neng dulu coba maunya apa.. nanti baru aa yang ngasih tau."
"Neng mauuu sa....te."
"Nah! ya udah aa juga mau itu."
Hahaha aku tertawa sponton. Mengatainya curang.
"Beneran neng, da aa ge pengen sate."
"Oke.."
Pesananku selesai dan kita melanjutkan perjalanan membeli sate kambing langganan si aa.
Setiap tempat yang kita singgahiā€”selalu ada cerita di dalamnya.
Setiap jalan yang kita laluiā€”selalu juga ada cerita di dalamnya.
Ngprint sudah. Beli sate juga sudah. Saatnya pulang menuju rumah. Kita memang berencana makan di rumahku. Jadi, kita hanya membeli satenya saja. Tidak makan di tempat.
Satu desa terlewati. Dua desa lagi yang harus kita lalui untuk menuju ke rumahku.
"Neng, nanti mampir ke alfa dulu ya.."
"Mau ngapain yang?"
"Beli kebutuhan neng katanya."
"Aa masih ingat?"
"Iya sayang pokoknya nanti beli ya..."
"Oke.."
Dari awal masuk, nyimpan barang ke keranjang sampai melakukan pembayaran ke kasir aman-aman saja. Dan begitu kita berbalik badan sambil jalan menuju keluar ada saja obrolan renyah yang dibicarakan,
"Yang..Ā  ada yang foto di luarnya.."
"Iya gening.. beu urang miluan beu (ayo kita ikutan yuk)"
"Kalau kita ikutan, nanti berasa lagi foto pengantin a. Hahah."
Mas mas.. boleh minta fotonya sebentar?"
Aku dan aa spontan bertatapan. Aku menahan tawa, mengikuti coolnya si aa.
"Sini mbanya juga deketan"
"Ohh.. saya ikutan juga?"
"Iya mba.."
Cekrek! Satu dua kali gambar kita diambil.
"Makasih mas.. pengantin baru?"
"Insya Allah mau pa.."
"Ohh baru mau.. semoga dilancarkan ya.."
"Aamiinn..makasih pa," jawab kami serentak
"Mari pa.."
Kami menganggukkan kepala. Pamit
"Ya.. hati-hati.".
Di perjalanan, tentu saja kita membicarakan hal absurd yang barusan terjadi. Tapi sekalipun hal absurd tentu di dalamnya ada kebaikan bukan? Kita membantu beliau dalam laporannya, kita juga didoakan beliau tanpa kita pinta. Kapan lagi kan di doakan langsung olah pak pol? Hihi
Kita melanjutkan perjalanan sampai tiba di sebuah perbatasan desa,
"Yang.. pegangin yang.. sembunyiin." Ucap aa sambil memindahkan bungkusan sate dari depan ke tangan aku.
Awalnya aku sempet bingung apa maksudnya, tapi begitu melihat jalanan sekitar yang gak ada permukiman warga sama sekali, akhirnya aku paham.
"Oke yang.. neng pegangin yang kuat."
"Nah.. paham kan neng?"
"Paham sayang .. bisi nanti ilang satu gimana.. udah mah ada 10.Ā  Nanti aa 5 masa neng 4 makannya." Hahaha aku bercanda tapi merinding juga. Meminta ke si aa untuk lebih cepat mengendarainya.
"Hahah maksudnya mah takut kenikmatannya berkurang sayang, ini kan sate kambing. Beda kalau misalnya sate ayam si. Sate kambing tuh da kesukaannya makhluk-makhluk yang kayak begituan."
"Iya aa.. neng paham.. berarti aa setiap beli sate juga begini ya?"
"Hahaha ..ketahuan dech.. udah neng udah aman sekarang mah,"
"Dih belum aa.. kan ada lagi.. "
"Dih enya nya.. jembatan. Hahaha pinteran gening neng?"
"Hahah ya atuh kalau ke susukan baru tuh udah.. kalau ke rumah neng kayaknya harus sampe rumah dech di pegang terus. Jembatan, belum lagi kuburan."
"Hahaha ya udah siplah pegangin sampe rumah."
Setibanya di rumah, aku langsung menyiapkan alat makan, minum, dan nasi yang hangat. Kita makan bersama, dan rasanya pun masih enak. Alhamdulillah..
Kamis malam, 21 des
6 notes Ā· View notes
aksara-rasa Ā· 1 year ago
Text
Aji Nurrudin;
(Teruslah membumi dan sederhana, karena dari kesederhanaan yang kamu bumikan, aku jatuh cinta šŸ¤)
______________
Hari ini rencananya kita mau jajan bakso ikan yang biasa langganan si aa. Seperti biasanya, dia selalu menjemputku sekalian minta izin ke orang tuaku. Sebelum berangkat menjemputku, aku minta tolong sama dia supaya dibawakan 1 masker untuk dipakai keluar nanti.
"Nih maskernya sayang.."
"Beneran dibawain ya.. makasihh.. , tapi bukan yang hijab ya a? Soalnya neng konektornya gak tau kemana šŸ˜‚ ini juga sebenernya bisa si, tapi harus buka dulu kerudungnya nanti lama lagi ya.."
"Dih iya ya.. Ya udah terserah neng mau dipake atau nggaknya."
"Beli lagi aja dhika, maskernya habis ya?" sahut mamah yang mendengar percakapan kami.
"Ya udah nanti sekalian beli ya sayang.."
"Gapapa nanti aja sayang.."
"Udah pokoknya beli sekarang, ayo naik.."
Kami akhirnya berangkat menuju penjual bakso ikan. Sepanjang perjalanan ada saja hal-hal yang kita obrolkan mulai dari masker sampai random kemana-mana. Sebelum beli bakso ikan, kita mampir dulu ke toko olahraga karena si aa sekalian mau beli training dan kaos untuk outfit lari pagi.
Sesampainya di bakso ikan, bisa-bisanya aku dibikin salting sama dia sampai-sampai dia ngasih uang pas ke penjual juga aku malah diem aja nunggu kembalianšŸ˜­šŸ˜‚ padahal kan tau kalau uangnya pas. Gak tau kenapa, disitu tiba-tiba naku gblank dan jadilah absurdku keluar lagi. Hahaha
Oke, selanjutnya kita berangkat lagi menuju toko nice so, karena aku biasanya beli masker disitu. Kita sampai dan berjalan masuk ke toko.
Baru saja selangkah masuk toko langsung dapat protes dari si aa, "Dih neng mah, orang sama aa mau dibukain juga pintunya."
Act to servicenya dia yang selalu ingin keluar, tapi memang kadang-kadang akunya yang gak peka lalau di depan banyak kesempatan buat dia melakukan act to service šŸ™ˆšŸ˜‚
(Aku mencari-cari tempat masker)
"Dimana yang?"
"Biasanya disini tau, ini kayaknya penataan barangnya berubah yang. Aa bantu tanya dong ke panjaganya."
Setelah nanya ke petugas yang paling dekat dengan kita akhirnya dapat juga tuh masker.
"Udah?"
"Udah sayang?"
"Apa lagi yang?"
"Udah ini aja sayang, aa tuh ya.. selalu begini."
"Iya apalagi sayang mumpung ada disini."
"Udah nanti aja, jangan disini yang."
"Ohh okee.."
Selesai transaksi, kita pun langsung keluar.
"Makasih ya sayang.."
"Iya sama-sama.."
Baru saja naik motor keluar dari parkiran, liat di depan ada yang jual es buah tiba-tiba si aa nawarin.
"Yang mau beli es nggak?"
"Emang aa mau?"
"Beli nggak ya.. nengnya mau nggak?"
"Ya belum haus banget si sebenernya."
"Ya udah beli aja yaa.."
Dan turun lagi lah kita, beli es buah.
"Neng mau apa?"
"Neng mau es teller aja dech, aa apa?"
"Es oyen aa mah.."
"Dih es oyen? Ya udah neng juga es oyen"
"Yang benar sayang, es teller atau ea oyen?"
"Es teller aja ya, kan nanti bisa saling nyobain." Jawab kami serentak.
"Pak, es teller satu, es oyennya satu yaa.," pesan aa ke penjualnya.
Kita duduk di kursi yang sudah disiapkan sambil menunggu pesanan, si aa tiba-tiba membuka obrolan.
"Neng, padahal mah ya tadi aa tuh niatnya mau video neng diem-diem pas lagi belanja. Biar nanti captionnya tuh gini; lagi nganter ibu negara shopping, tapi da nengnya gak jalan duluan ke depan.. maunya bareng terus sama aa."
"Hahaha serius? Atuh ih makanya bilang-bilang sayang, ya mana bisa neng jalan duluan di depan. Hahaha."
Setelah menerima pesanan, kita langsung jalan lagi menuju arah pulang. Tidak terlalu lama, 15-20 menit pun sampai di rumah. Setibanya di rumah, kita langsung memindahkan jajanan kita ke dalam mangkuk.
1 mangkuk bakso ikan = aman
1 mangkuk es teller = aman
1 mangkuk es oyen = ribut
Kalau ada yang nanya kenapa ribut? Karena waktu dipindahkan ke dalam mangkuk, aku spontan bilang gini;
"Ih aa ko ada es krimnya si itu mah.."
Dan dengan senangnya dia malah menanggapiku sambil sedikit manas-manasin.
"Hahaha.. ini mah punya aa ada es kriman ahh, emangnya neng cuma buah-buahan aja.." šŸ˜
"Ih aa barengan .."šŸ„ŗ
"Mbung (gak mau).." šŸ˜œ
"Ih aa ayoo.. barengan" šŸ˜¶
"Orang ini punya aa.." šŸ˜
"Sebel! neng mah ada melon serutnya dong, emang aa gak ada." šŸ˜
"Ndihh emang ada? Mana coba orang gak ada.." šŸ˜¶
"Ya ada aa kalau mau ditambahin sendiri mah. Hahaha.. lagian tuh aa nya nyebelin, kenapa yang dapat eskrimnya harus aa coba.." šŸ„ŗ
Ya segimanapun kita saling meledek, pada akhirnya kita tetap makan bareng ko, karena itu memang sudah menjadi ciri khas kita. Hanya sajaā€”ledekan itu benar-benar original keluar dari ucapan kita. Dan gemesnya es oyen jadi topik obrolan kita beberapa hari kedepan sebelum akhirnya kita memutuskan untuk membelinya lagi.
Terik, 20 dec
6 notes Ā· View notes
aksara-rasa Ā· 1 year ago
Text
Aji Nurrudin;
(Teruslah membumi dan sederhana, karena dari kesederhanaan yang kamu bumikan, aku jatuh cinta šŸ¤)
______________
"Yang, kita mau kemana?"
"Nggak tau a.. kemana ya..?"
"Beli telur gulung sama jus aja yuk, nanti di makannya di rumah aa."
"Boleh.."
Telur gulung dan jus buah adalah jajanan andalan kita di waktu malam. Tentu saja ini bukan pertama kali kita membelinya. Mungkin akan ada pengulangan yang sama selagi semuanya sehat selalu dan panjang umurnya. Aamiinn...
Tempatnya kebetulan satu arah meskipun beda jalur. Biasanya kita beli telur gulung dulu, baru nanti pas arah pulang kita beli jus buahnya.
"Neng mau jus apa?"
"Jus alpuket dech a, soalnya neng lagi pengen jus alpuket."
"Ya udah jus alpuketnya dua ya pak.." Pesan aa ke penjualnya.
"Dih aa jus alpuket juga? jangan ngikutin neng, sayang.."
"Eh nggak beneran, da aa ge lagi pengen jus alpuket sayang.."
Aku protes karena biasanya jus buah andalan kita adalah jus sirsak, baru yang kedua dimenangkan oleh jus alpuket šŸ˜ berhubung kita lagi pengennya jus alpuket, jadi pesanlah kita jus alpuket dua.
Mungkin salah satu hal yang harus disyukuri adalah ketika kita lebih banyak memiliki kesamaan dengan pasangan kita. Soal selera makan, warna, music atau bahkan kesukaan-kesukaan lainnya. Tentu saja pasti ada hal berbeda lainnya, tapi dengan perbedaan itu juga sebenarnya kita bisa saling melengkapi dan menyempurnakan satu sama lain.
Di bawah langit malam, des 19
3 notes Ā· View notes
aksara-rasa Ā· 1 year ago
Text
Aji Nurrudin;
(Teruslah membumi dan sederhana, karena dari kesederhanaan yang kamu bumikan, aku jatuh cinta šŸ¤)
______________
Hari ini adalah pertama kalinya aku ketemu sama bonnnfiee (panggilan sayang) setelah LDR ke 5 pada jarak 223km.
Seperti biasanya, aku selalu menyiapkan kejutan kecil setiap kali kepulangannya. Bukan karena dia yang meminta. Tapi ini bagian dari diriku. Bagiku, memikirkan ide sebuah kejutan untuk orang tersayang adalah hal yang menantang dan begitu mengasyikkan, terlebih jika ide-ide ciamik yang aku dapatkan bisa teralisasikan dengan baik dan berhasil sesuai perencanaan.
Selain itu, hal yang paling kusuka adalah aku ingin menjadi orang yang pertama kali dilihatnya setelah dia pulang kerja. Dari sanalah aku berpikir bahwa, selama aku bisa, aku mau terus menjemputnya di tempat terakhir dia turun dari kendaraan sebelum menuju rumah.
Kalau ada yang tanya, "ko kamu mau aja si jemput dia?"
Tentu saja aku mau, kalau ditanya alasannya kenapaā€” aku juga gak tahu pasti apa alasannya. Tapi yang jelas, bagiku kepulangannya adalah hal yang paling kunantikan, karena dengan pulang, kita bisa berbagi ruang dengan lebih luas lagi tanpa dibatasi jarak maupun waktu.
Aku berjalan menjemput dia mengendarai sepeda motor. Tidak seperti kepulangan kemarin, kali ini aku berhenti pada tempat yang sama tapi belum juga terlihat bonnfiee yang sudah menunggu. Begitu aku melihat ke arah depan, terlihat dari kejauhan senyum manisnya sudah merekah meskipun dia masih berjalan menuju ke arahku. Jarak kami lumayan jauh, jadi kuputuskan untuk menghampirinya agar dia tidak berjalan terlalu banyak. Kita sama-sama berjalan, bedanya dia jalan kaki, aku mengendarai sepeda motor. Kita sama-sama berjalan, kita sama-sama berhenti dan bertemu pada satu titik.
Wajah kepiting rebus (salting) adalah salah satu andalan kita setelah sekian lama tidak bertatap muka secara langsung. Aku langsung memberikan kejutan sederhana yang sudah kusiapkan. Seperti biasanya, dia selalu tersenyum, tapi kali ini senyumnya terlihat lebih mekar, saat aku tanya kenapa, ternyata ada kejadian lucu yang ingin sekali dia ceritakan kepadaku.
"Ya udah nanti di jalan cerita ya sayang.."
"Iya sayang.." jawabnya sambil mengambil alih posisi penyetir.
"Neng aja yang nyetir, aa kan capek baru pulang."
"Nggak, capeknya juga hilang udah ketemu sama neng mah."
(Kepiting rebus) "Hahaha, bisa bae."
Di perjalanan, kami tentu saja saling menanyakan kabar, berbagi cerita dan yang pasti dia cerita soal kejadian lucu tadi.
"Yang, absurd banget tau.. masa tadi aa naik mobil elfnya yang udah disewa, pantes ya pas aa melambaikan tangan biar mobilnya berhenti tuh ko lurus aja. Nah pasnya di deket rel tuh kan berhenti, jadi udah aja aa langsung naik. Awalnya pas naik gak sadar sama sekali, sadar-sadar tuh pas ada dua ibu-ibu yang mau naik tapi ini mobil ko gak mau berhenti juga, udah gitu aa lihat sekeliling ko banyak ibu-ibu sama anak-anak TK di dalamnya. Akhirnya, aa beranikan diri tuh buat bertanya sama salah satu ibu-ibu yang disana."
"Bu, ini mobil udah disewa tah?"
"Iya a, ya udah gapapa.. da mau pulang juga kitanya."
"Iya pantesan pas tadi disuruh berhenti jalan terus. Hehehe"
"Iya gapapa a.."
Aku yang mendengarnya seketika juga ikut tertawa, "Benar-benar absurd tapi bukan sesuatu yang memalukan ko. Lagian aa juga kan bayar sampai tujuan. Pantes ya neng tadi mikir .. ko tumben cepet pisan ngabarinnya tadi bilangnya udah dikanci terus tiba-tiba langsung ngabarin lagi kalau udah nyampe buntet, Hahaha. Tapi beneran ada hikmahnya yang.. Allah tuh tau kalau aa capek, jadinya dibuat begini. Alhamdulillah jadinya kan bisa nyampe lebih cepet yang."
"Alhamdulillah iya bener sayang.. tapi, asli aa baru ngalamin seumur hidup yang, jadi vibesnya kek bakal keinget terus gitu."
"Ya udah gapapa. Gak ada yang salah. Hahaha"
"Iya sayang, aa tuh mau ngakak pas disana juga ditahan, makanya pengen cepet-cepet cerita sama neng biar bisa ngakak bareng. Hahaha"
"Percayaaa... makasih ya sayang."
"Makasih buat apa?"
"Udah mau berbagi cerita sekecil apapun ke neng, pokoknya jangan bosan cerita, sekecil aa digit nyamuk juga cerita ya.."
"Iya sayang, aa juga makasih banget neng bisa jadi pendengar yang baik. Tapi emang aa pernah digigit nyamuk? Perasaan nyamuk di semarang mah yang ada juga nabrakin orang bukan gigitin."
"Hahaha ya udah itu pokoknya, dah ah fokus nyetir."
Di bawah langit mendung, dec 18
9 notes Ā· View notes