#jangan mengeluh
Explore tagged Tumblr posts
Text
Ga usah iri dengan rezeki orang lain..
Setiap orang punya rezeki dan ujiannya masing-masing..
Kita ga tau ujian apa yang sudah mereka hadapi.
Berprasangka baik lah kepada Yang Maha Pemberi Rezeki, dan Yang Maha Adil..
Jangan mengeluh.
0 notes
Text
kurangnya sabar.
kala ada banyak nikmat yang Allaah beri dalam kehidupan ini. namun seringkali kita masih memandang nikmat yang tidak kita miliki. membandingkan pencapaian yang lebih jauh, membandingkan kepemilikan yang sejatinya tidak pernah kita miliki.
kala ada banyak kebaikan yang Allaah berikan kepada kehidupan ini. seringkali kita menganggap bahwa hal yang terjadi dalam hidup kita adalah sudah sewajarnya memang demikian. padahal kalau menilik lebih jauh, tidak semua orang berada pada kondisi yang demikian. pada kondisi baik. barangkali kondisi yang kita keluhkan hari ini, adalah kondisi yang diinginkan orang lain namun kita tidak menyadarinya.
kurangnya sabar dalam diri kita yang membuat kita tamak dan tidak pernah merasa cukup. kurangnya sabar dalam diri kita yang seringkali membuat hidup tidak tenang. merasa khawatir pada hal-hal yang sudah Allaah jamin. kurangnya sabar dalam diri kita yang membuat kita merasa punya hak untuk mengeluh dan menyalahkan takdir.
padahal, nikmat Allaah sudah begitu berlimpahnya. kebaikan Allaah sudah begitu banyaknya. kasih sayang Allaah tak terhingga begitu luasnya. namun kurangnya sabar dalam diri kita membuat kita menutup mata akan hal-hal itu.
Allaah, pada hal-hal yang tidak pernah bisa aku mengerti. aku mohon ampun. pada hal-hal yang selalu ku keluhkan setiap harinya, aku memohon ampun. pada hal-hal yang membuatku kufur akan semua kebaikanmu, aku memohon ampun kepadaMu, ya Allaah. jangan Engkau hukum diri ini atas ketidaktahuanku, atas kelalaianku, atas kehinaanku, atas kurang tahu dirinya aku. aku sungguh memohon ampun kepadaMu.
aku memohon ampun atas kurangnya sabar pada diriku. pada hal-hal yang selalu membuatku marah perihal takdir yang tak akan pernah bisa aku mengerti. bukan ranahku untuk demikian. maafkan diriku ini, ampuni diriku ini. atas semua kurangnya sabar dalam diriku yang membuatku tamak dan tak pernah merasa cukup. aku mohon ampun. jangan uji aku dengan dunia yang sungguh membuatku lelah setiap harinya. ampuni aku ya Allaah, kasihanilah aku, kasihanilah hambaMu yang lemah ini.
ruang tunggu || 21.17
116 notes
·
View notes
Text
Cara Berdo'a agar Mustajab
Berikut 6 adab Berdo'a yg Allah janjikan akan terkabul, sebagaimana terkabulnya do'a Nabi zakariya. Disarikan dari kajian Tafsir surat Maryam ayat 1-9 oleh Buya Yahya.
1. Menyadari kelemahan. Ungkapkan kelemahan dan keterbatasan kita selaku manusia. misalnya do'a Nabi Zakariya diawali pernyataan "Ya Allah sesungguhnya tulang ku sudah lemah dan rambutku sidah putih (baca : berusia tua).."
2. Sebutkan Hajat/permohonan kita. Hajat yg paling utama ialah dikuatkan iman, diperbaki alhlak dan dimudahkan taat, serta dijauhkan dari maksiat. Juga hajat lain misalnya : ingin menikah, punya anak dsb.
3. Khusyuk dan menyadari keagungan Allah. Sadari dan yakini bahwa Allah Maha Kuasa. Tidak ada yg mustahil bagi Allah.
4. Bersyukur atas kenikmatan yg dimiliki. Jangan hanya mengeluh, sadari nikmat yg Allah berikan. misalnya ketika hendak berdo'a agar anak menjadi sholeh (saat itu masih nakal) maka ungkapan rasa syukur bisa berupa : "Ya Allah, Alhamdulillah engkau beri aku karunia berupa anak, karena ternyata tidak semua orang dapat memiliki anak."
5. Jelaskan kegunaan/fungsi/tujuan/motivasi hajat. Misalnya (do'a Nabi zakariya) : "Aku takut tidak ada yg mewarisi kebaikan yg Engkau berikan kepada-ku dan kebaikan keluarga Ya'kub.." contoh lain ketika minta harta bisa dijelaskan kegunaan harta tsb : membayar hutang, bersedekah dsb.
6. Didasari rasa tulus dan husnuzhan. Yakini bahwa Allah pasti mengabulkan sesuai kehendak-Nya yg hal itu adalah pasti baik untuk kita. Jangan putus asa. Pengabulan do'a bisa jadi dalam bentuk lain yg lebih dibutuhkan, atau bahkan nanti di akhirat.
Wallahua'lam.
445 notes
·
View notes
Text
Pertemanan Anti-Ribet (?)
Belakangan ini saya lagi mikir, kayaknya saya sudah memasuki fase dimana saya nyaman membangun batasan yang sehat dengan orang-orang yang ribet, mempermasalahkan hal kecil, banyak mengeluh, suka berprasangka, dan nggak sat-set. Wkwk! Bingung sih menjelaskannya, tapi saya yakin teman-teman, if we are in the same phase, pasti paham juga kan terkait dengan hal ini?
Benar saya suka berteman, benar saya juga tipe yang berusaha untuk mempertahankan relasi pertemanan agar silaturrahim bisa memanjang. Tapi, di situasi dan kondisi tertentu, sejujurnya saya juga terkadang merasa lelah untuk mengurusi hal-hal yang saya pikir sudah bukan waktunya lagi untuk dipermasalahkan sekarang, dalam relasi pertemanan masa dewasa.
Memang, terkadang teman-teman ini karakternya beda-beda. Ada yang low maintenance (super chill, gapapa jarang ketemu, tapi sekalinya ketemu kita tahu kalau kita masih sangat terkoneksi tanpa banyak ba-bi-bu), ada juga yang high maintenance (suka pundung, ribet, dsb). Terus gimana? Jalan tengahnya, kalau buat saya, saya akan tetap memperjuangkan silaturrahim sebisa, semampu, sesanggup yang saya lakukan. Masalahnya, hidup di masa dewasa ini urusannya sudah semakin kompleks, kan? Maka, kebijaksanaan untuk memilih persoalan apa yang perlu kita fokuskan dan yang mana yang bisa nanti dulu juga jadi penting.
Well, tulisan ini ceracau saja sih sebenarnya. Tapi saya jadi ingin refleksi ke diri sendiri, jangan sampai saya jadi teman yang ribet dan high maintenance. Sebaliknya, saya ingin menumbuh-suburkan cara berteman yang sama-sama memudahkan, sama-sama respect, sama-sama chill dan tidak penuh tuntutan. Dan untuk teman-teman yang pernah merasa saya sebaliknya, saya minta maaf ya. Semoga kita, di masa dewasa ini, bisa terus berproses untuk berelasi dengan cara yang dewasa juga.
Any opinion? :)
75 notes
·
View notes
Text
Tuhan maaf jika aku masih banyak mengeluh
Aku melihat jauh di dalam diri ku ada kesedihan Yang tak pernah redam, ku dapati diri ini bertarung kalah dan mati berkali-kali Seorang diri.
Proses ku yang lambat ini, kadang-kadang membuat ku merasa jauh tertinggal dari yang lain, melihat orang-orang dengan pencapaian yang telah mereka raih, terbesit sedikit rasa iri yang mengganjal ketenangan malam-malam ku yang seharusnya bisa aku nikmati.
Apakah selama ini ada yang kurang dalam segala usaha yang telah aku upayakan?, setelah melalui proses yang begitu panjang mengapa tak kelihatan hilal usaha ku menemukan titik terang pencapaian nya, atau jangan-jangan yang bermasalah selama ini justru adalah aku yang kurang bisa mensyukuri semua nya?
Aku yang kadang tak pernah merayakan besar kecil nya semua pencapaian yang telah aku raih selama ini,
@ceritajihan
Luwuk banggai 08-07-2024
101 notes
·
View notes
Text
Jika ternyata bukan kamu juga, tidak apa. Aku masih punya cukup banyak waktu untuk menjelajahi dunia, menemukan seseorang itu kalau ternyata pertemuan kita hanya sebatas tetangga yang saling sapa.
Tapi aku tetap ingin mengucapkan kalimat sambutan; hai langit di ufuk barat, selamat datang di hatiku. Mohon jangan terlalu banyak mengeluh, jika rasanya terlalu dingin dan keras.
21.08.2023
204 notes
·
View notes
Text
teruntuk diriku, sampai kapan kau menjadi pemimpi dari khayalan yang menolak untuk bangun menghadapi kenyataan.
mengeluh dengan semua problematika, tanpa merealisasikan semua rencana jalan keluarnya.
sudahi bersandiwara dengan diri sendiri.
mulai lah Terima konsekuensi dari setiap yang kau lakukan di masa lalu.
ada yang lebih baik untuk direnungkan, jangan terlalu lama terjebak dari kesalahan yang telah berlalu,
semua kesalahan itu adalah batu loncatan menuju versi terbaik dirimu, kau tak perlu berlarut larut di dalamnya.
kecuali kau ingin derana pada muara putus asa yang tak jauh berbeda dengan neraka.
62 notes
·
View notes
Text
Dapat juga Merasa
Sex. Aku memang kuat. Walaupun sudah ada isteri aku masih menyimpan perempuan lain. Cerita ini baru berlaku tak berapa lama dulu. Aku suka main perempuan, tinjau perempuan mandi walaupun isteri orang. Dekat tempat kerja aku, ramai perempuan yang gebu-gebu termasuk isteri orang. Salah seorang tu namanya R. Bodynya cantik, tetek 36 pinggang ramping, putih melepak. Aku selalu mengintai lenggang lenggok punggungnya yang mengiurkan. Pada satu hari aku berkunjung ke rumahnya untuk pergi memancing dengan suaminya. Sampai di rumah, R mengatakan suaminya keluar sekejap entah kemana. R menjemput aku masuk duduk dulu. Lepas R menghidangkan air minuman, dia berlalu ke biliknya.
Sekejap itu dia keluar berkemban terus ke bilik air. Hati aku berdebar bila terlihat keputihan bodynya. Aku bangun menjenguk ke biliknya. Terletak bra dan seluar dalamnya atas katil. Aku capai branya lalu aku cium. Punyalah wangi. Tengok saiznya 36b punyalah besar. Tetek isteri aku baru 34. Konek aku mencanak tegak. Aku dengar air berderau di bilik air. Tanpa buang masa aku mencari lubang. Dari bawah pintu saja yang nampak. Tanpa berlengah aku menjenguk dari situ. Terserlah tembam pantatnya. R sedang menyapu sabun di sudut-sudut sulitnya. Lagilah aku tak tahan melihatnya. Aku bangun jenguk keluar. Line clear. Aku tunggu R di luar pintu bilik air. Perasaan aku berdebar-debar menunggu R keluar. Terdengar kunci bilik air terbuka. Aku terus menolak R ke dalam semula. R terperanjat sampai tak berkata-kata. Aku tarik kainnya, terburai tetek 36 nya putih gebu……
Aku terus sedut dan mengepal teteknya. R bersuara, “Jangan tolonglah. Saya menjerit nanti ahh. janganlah”. Aku terus sedut dan meraba pantatnya. Bau wangi syampu rambutnya buat aku mengila. Terus menjalar tangan aku ke setiap sudut bodynya. R meronta-ronta untuk melepaskan diri. Aku kunci terus bilik air tersebut. Terus aku junamkan kepala aku ke pantatnya. Aku jilat biji kelentit R semahunya. R cuma diam tak berkata-kata. Aku jilat, aku sedut bijinya, tangan aku meramas kedua-dua teteknya. Uli punya uli, aku merasakan teteknya mula beri respon menegang. Sambil jilat pantatnya, mata aku menjeling ke atas. Aku lihat R tengah memandang ke arah aku. Cepat-cepat ia memusing arah lain. Aku tahu R telah mula merasakan kesedapannya. Aku terus uli tetek dan menjilat pantatnya. Sekejap tu perlahan terdengar suara R mengeluh kesedapan…..
“Aaahhh. emmmm.”. Matanya memandang aku yang sedang menjilat pantatnya. Aku terus melajukan lagi jilatan ke bijinya. “Eemmmm. emmmmm”. Aku bersuara, “Sedapnya pantat kau R. emm ahhhh emmmhuuuuh.”. Kejap itu mata R pejam. R meletakkan tangannya di kepala aku dan menekan ke pantatnya. “AAAAhhhhh. emm ahhh. oh. arrrarrrr”. Semakin kuat suara R menunjukkan dia dah sampai kemuncak. Aku sedut dan terus hisap bijinya. Lama R mengerang. R kejang mengigil menolak-nolak pantatnya ke mulut aku. Terasa air mengalir dalam mulut aku. R diam. keletihan. Aku bangun terus letaknya duduk di atas kolam. R pandang ke arah aku dan ia bersuara, “Tolong cepat sikit. nanti suami aku balik”. Aku tanya, “You tak nak lagi ke?”. R mengelengkan kepala.
Aku kangkangkan R. Aku bisik di telinganya yang aku dah lama geram kat dia sambil konek aku menjunam ke dalam puantatnya. R mengerang. Aku picit teteknya. Aku putar-putar kiri kanan. R membisu. Selain itu R suruh aku pancut cepat. Aku kata kalau nak cepat jilat tetek aku. R terus jilat dan sedut tetek aku. Punyalah manja, terasa mulut dan pantat sama panas Aku hayun seolah-olah nak mengoyakkan puki R. “Ganasnya”, R bersuara. “Barang baru. sayang. Uhu. ahhh. uhh. ahhh RRRRRR sedapnya”, aku makin kuat menghentak menyebabkan R semakin terkangkang luas. “Uuhh. ahahhhhhhhh. dah datang sayang uhhhh R R R ahhhh. “. Aku menekan sedalamnya ke dalam tabung R. “Ahhhhh. Uhhhh eeeemmmaa aaaa aaaaa aaaa”. R membeliakkan matanya ke arah aku. Aku terus rebah ke atasnya. Aku bisik padanya, “Sedapnya pantat kau R”. Dia membisu dan menolak aku. Aku bangun. Janji aku puas. Dapat juga pantat kau R.
526 notes
·
View notes
Text
Kemarin, kumpul-kumpul sama circle baik yang kupunya. Salah satu dari mereka adalah sohibku sejak SMP. Seneng banget tiap ketemu dia, selalu dapat nasihat baru. Dan hampir selalu relate sama apa yang lagi dialami saat ini. Asli, dinasehati sama orang yang benar-benar mengenal kita, I mean bukan sekedar bersama di waktu yang lama, tapi bener-bener mau mendengarkan dan memahami kita sepanjang perjalanan hidup ini, adalah rezeki yang besar.
Seperti biasa, kalau ketemu dia, bibir rasanya otomatis merepet. Apa lagi kalau bukan merepet tanpa henti mengeluh tentang kehidupan sebagai orang dewasa.
Mengeluh bukan karena kekurangan satu apapun. Tapi mengeluh karena saya kesal dengan diri sendiri yang masih bergelut dengan dosa yang itu-itu aja.
"Han, nggak semua masalah yang kamu tau, harus kamu yang selesain"
"Han, jangan terkecoh sama urusan dunia. Masalah-masalah itupun dunia. Aku yakin niat kamu baik, tapi apakah harus segitunya? Kita juga jangan lupa mikirin diri sendiri, terutama nasib kita setelah di dunia ini"
Iya, saya selalu cerita soal kegeraman saya tentang dunia. Betapa banyak orang yang dzalim, betapa banyak orang yang nggak peduli dengan nasib orang yang menjadi tanggung jawabnya (yupp ini soal kerjaan sebagai pelayan masyarakat). Dan biasanya diakhiri dengan betapa saya juga merasa gagal membersamai anak-anak saya sendiri karena sibuk mengurusi urusan yang bukan porsi saya.
"Han, coba deh dengerin kajian singkat tiap subuh. Insyaa Allah bisa jadi benteng kita seharian"
Ya Allah, rasanya nyesss banget. Nggak, nggak ada rasa marah sama sekali. Merasa tersinggung atau apa. Saya tau sahabat saya ini menyampaikannya dengan sangat hati-hati, mungkin takut saya tersinggung dan lari. Tapi Wallahi, justru saya sangattt bersyukur. Pertama, bersyukur karena Allah memberikan saya sahabat yang mau mengingatkan dalam kebaikan, kedua, Allah juga memberikan saya kecenderungan untuk sadar dan menerima nasihat.
Maka sejak pertemuan kemarin itu, meski fisik lelah tapi batin rasanya lebih enteng. Lebih menyadari bahwa dibalik semua keruwetan di dunia ini, ada Allah Sang Pengatur Terbaik.
Pada akhirnya, di usia dewasa ini saya menyadari. Dalam pertemanan, bukan "banyak" yang jadi tujuan. Tapi seberapa berdampak (baik) kehadirannya bagi kehidupan kita.
Serang, 9 Juli 2024
32 notes
·
View notes
Text
Ikhtiar Menemukan Pendamping Hidup (2)
"Ya Allah, aku memang belum baik. Masih banyak kekurangannya dan malu untuk meminta pasangan yang shalih dan mencintai Quran. Tapi orang tuaku, mereka adalah orang yang baik dan mencintai Quran. Ya Rabb. Kalau memang aku belum pantas mendapatkan suami seperti itu, izinkan orangtuaku mendapatkan menantu seperti itu ya."
Itu doa seorang teman yang dia ceritakan kepadaku. Berhubung dia anak perempuan satu-satunya di keluarga, jadi dari narasi doa seperti itu sudah tersirat maksudnya ke Allah ialah menantu untuk orangtua yang tidak lain akan menjadi suaminya. 😂
Tidak berhenti disitu saja, tapi dia dan ibunya serius untuk merayu Allah agar dihadirkan laki laki shalih dan cinta Quran yang kelak akan menjadi suami dan menantu di rumah tersebut. Karena hajat yang diminta besar, maka wasilah menuju kesana juga tidak main-main. Mereka berdua, tilawah 8 Juz sekali duduk. (Buatku itu sungguh tidak main-main 😂)
Dengan izin Allah, datanglah laki laki shalih, hafizh Quran, pejabat kampus, yang ketika dia menyebarkan undangan, orang-orang terkejut. Haah kamu nikah sama si itu? Masya Allah!!
Padahal tidak pernah berinteraksi sebelumnya dengan calon suami meski satu kampus. Pada usia yang sekeliling sepupunya sudah menyumbang cucu untuk nenek. Masa penantian mencari suami sebelumnya ia putuskan untuk hijrah ke luar pulau selepas sarjana, mengajar di sebuah pesantren selama setahun lalu hijrah lagi ke kota Bandung, melanjutkan studi S2 di ITB. Disana pun melanjutkan kembali hafalan Quran di lingkungan yang mendukung.
Pada usia tersebut, galaunya pasti ada, tapi alih-alih mencoba peruntungan dengan mendekat ke laki-laki yang dianggap berpotensi, atau mengeluh di sana sini, ia lebih memilih mengadukan semua kepada Illahi dengan terus mengasah kualitas diri.
Teringat lagi kisah tiga laki-laki yang terperangkap di dalam gua. Juga ayat di Quran yang membolehkan kita untuk mencari wasilah. Dan sebaik-baiknya wasilah ialah amal shalih.
Jadi, mungkin bisa dicoba sebagai ikhtiar. Mengingat kembali suatu amalan yang sudah pernah kita kerjakan dan kita ingat dalam pengerjaannya, tak ada tersirat nafsu riya disana. Lalu memohon kepada Allah. Ya Rabb, seandainya Engkau ridha aku pernah melakukan hal ini atau hal itu tolong kirimkan pasangan yang shalih untukku, juga menantu terbaik untuk orangtua, dan ipar yang baik untuk kakak adikku.
Namun karena kualitas diri kita jauh dibandingkan tiga laki-laki yang terperangkap dalam gua, doa itu jangan dituntut untuk segera pengabulannya. Terus diucapkan, hingga sampai di titik dimana kita terperanjat syukur karena terpesona dengan indahnya skenario hidup yang Allah ciptakan. Dan tak henti memantaskan diri, untuk senantiasa bertahan menyusuri jalan hidup yang baik meski tak menjadi yang paling unggul disana. Menjadi yang biasa saja tak apa, asal istiqomah senantiasa bertahta.
23 notes
·
View notes
Text
Kita akan selalu dihadapi oleh tuntutan pekerjaan yang kadang tidak kita suka..
jalani saja..
mengeluh hanya akan memperburuk keadaan.
0 notes
Text
Neptunus yang kau sangka sebagai jalur edarmu. Nyatanya dia pergi jauh meninggalkanmu sendirian. Mungkin bagimu semua hal didunia ini bisa pergi begitu saja tanpa berpamitan lebih dulu kepadamu. Namun satu hal yang harus kamu tahu dan kau pahami. Bahwasanya semua boleh meninggalkanmu begitu saja, namun tempat kembali hanya ada satu. Dia yang selalu melihatmu dalam keadaan terburukmu sekalipun, tetap akan menerima dengan segala hal yang telah menyakitimu hingga begitu hancur.
Allaah, ada untukmu. Dia tempatmu untuk pulang dan mengeluh tentang bagaimana dunia begitu buruk memperlakukanmu. Neptunus yang kau sangka sebagai jalan edarmu hanyalah salah satu dari ujian yang harus kamu lewati. Perlakuanmu kepadanya akan membuatmu mengerti tentang sebuah rasa mengikhlaskan atau kesadaran..
Relakan Neptunusmu pergi. Allaah akan ganti dengan Neptunus yang lain. Atau mungkin Allaah akan menghadirkan pertemuanmu dengan Saturnus, Uranus, atau mungkin Merkurius kedalam hidupmu. kamu tidak akan tahu nasib masa depan bukan? Jadi tenanglah, sepekat apapun malam. Hal itu akan berlalu juga. Sesakit apapun kesedihan, ia pun akan terlewati juga.
Jangan lupa meminta kebaikan kepada Allaah, meminta dikuatkan atas segala rasa sakit dan kehilangan yang membuatmu lebur. Mintalah ganti yang lebih besar lagi untuk kehidupanmu, sebab Allaah tak pernah bosan mendengar segala rintihmu. Siapapun nanti dan bagaimanapun jalan edarmu, kamu jangan pernah meninggalkan harap untuk selalu berbaik sangka kepadaNya.
Jangan pernah tinggalkan doamu sekalipun kamu begitu merasa hancur dan ingin sekali berhenti. Jangan pernah tinggalkan. Sebab doa adalah lentera untukmu, untuk menemukan jalan keselamatan setelah terombang-ambing diluasnya kehidupan dunia ini.
Allaah selalu ada untukmu, sekalipun kamu mungkin lupa dan berniat untuk menjauh dariNya. Allaah selalu ada dengan begitu banyak Rahmat dan kasihNya kepada makhluk ciptaanNya. Demikianlah agar kamu tahu untuk sekadar tahu diri...
205 notes
·
View notes
Text
Baca ini kalo kamu sedang mengeluh (lagi)
"Hidup yang kamu keluhkan, bisa jadi hidup yang orang lain inginkan."
Kutipan ini indah menjadi pengingat kita supaya senantiasa bersyukur.
Namun dari sudut pandang lain. Kutipan ini dapat berlaku dua arah.
"Sesuatu yang kita inginkan, bisa jadi sesuatu yang orang lain keluhkan."
Jika kita tau, akan ada kemungkinan kita mengeluh juga ketika mendapatkan sesuatu diinginkan. Lantas untuk apa kita ngoyo berlebihan dalam menginginkan sesuatu?
Batasan tugas kita sebatas ikhtiar & do'a. Then, let Allah do the rest, coz Allah know what the best.
Jadi jangan berlebihan menyikapi ketidak sesuaian dalam hidup. Allah Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita. Allah Maha Tahu kapan waktu terbaik untuk kita mendapatkan atau mencapai sesuatu.
Jawaban dari do'a yang baik itu hanya 3: 1. Dikabulkan sesuai yang kita inginkan. 2. Dikabulkan namun dengan diganti dengan yang lebih baik (di dunia maupun di akhirat) 3. Dikabulkan tertunda di waktu yang tepat menurut Allah sesuai yang kita inginkan atau diganti dengan lebih baik di dunia maupun di akhirat.
See, as a Muslim, we always win. Then why we sad?
41 notes
·
View notes
Text
Hati-Hati di Jalan
Pengen terus terang, tapi hujan terus...
Di Instagram, banyak orang ramai mengeluh karena jalanan besar yang tiba-tiba banjir. Dan, hujan deras yang mengguyur sepanjang hari ini pun ternyata berdampak pada menurunnya semangat jogging-ku.
Iya, aku jalan-jalan santai saja selama ini, bukan jogging seperti yang lazim dilakukan orang-orang atau yang dipikirkan kamu, hehe. Aku juga sedang mengurangi gula dan makanan berlemak, biar body goals. Kerjaanku juga lancar, meski ya sesekali bosku masih suka mengomel karena tagihan banyak yang macet.
Jadi, apa lagi yang ingin kamu dengar dariku?
Oke, kalau kamu? Kerjaanmu aman? Menyenangkan kah? Tolong jangan diforsir ya, apalagi jam kerjamu kan lumayan banyak sekarang. Bagaimana jadwal tidurmu? Sudah bisa adaptasi? Oh maaf, kalau aku sebut kamu nokturnal. Makanmu sehat? Kamu juga kurangi junk food, kan? Sesekali gapapa lah kalau lagi kepengen.
Betul, belakangan ini, aku memang sengaja membalas pesanmu lama sekali. Padahal di waktu yang bersamaan aku sedang tidak sibuk, pun tidak sedang melakukan hal-hal berarti lainnya. Aku sepenuhnya minta maaf karena mengulur waktu. Aku hanya tidak mau terlihat terlalu senang sendirian karena cepat merespon pesanmu.
Karena, mungkin kamu duluan begitu. Jujur, aku kangen sesi chatting kita yang sederhana namun menggembirakan. Aku kangen kamu yang bercerita tanpa diminta—aku senang dengar kamu menggerutu karena kakimu tiba-tiba lebam entah karena apa atau kamu yang begah karena kebanyakan makan hari itu. Makasih, lho, at least di usiaku yang segini, aku masih bisa mengalami butterfly era seperti anak remaja yang lagi jatuh cinta.
Atas jawaban yang hanya sebatas “iya, hehe, haha, oh gitu, hmm…” yang lebih sering tersampaikan, dibandingkan “oh terus gimana lagi? Cerita dongggg…” Begitulah. Kini, aku mau menyampaikan permintaan maafku yang kedua. Karena bukan aku yang tidak mau mencari topik. Tapi, kamu tidak terlihat ingin diajak bicara.
Jadi, aku lebih memilih diam, semakin diam, dan tak terlihat, agar menghilang secara alami dari ingatanmu.
Kamu jujur saja, tidak apa-apa. Aku pasti bakalan ngerti. Soalnya aku payah dalam hal menebak-nebak perasaan orang. Dulu, sih, rasanya aku oke-oke saja mengirimi pesan random padamu; tanya ini-itu, sembarang tanya kabar. Entahlah, kayaknya sekarang lumayan sia-sia.
Boleh 'kan kalau aku egois waktu menulis? Kamu juga tidak akan baca ini padahal sudah aku bagi tautannya padamu. Ah, ya, mungkin kamu sungkan.
Tapi ya, kalau kamu pada akhirnya membaca ini, semoga kamu tahu—aku cuma takut untuk bisa bicara segalanya, karena aku di matamu itu, siapa coba?
Tapi ya, semoga lewat ini juga, pesan yang ingin kukatakan bisa tersampaikan—meski aku tidak mengatakannya langsung:
Thank you, it’s been a wonderful ride for a month—my shortest time of falling in love with someone. So, tighten your seatbelt from now on, and have a safe journey. I love(d) you.
Kukira kita akan bersama, begitu banyak yang sama, latarmu dan latarku...
28 notes
·
View notes
Text
Beban Tidak Pernah Salah Memilih Pundak
Berterima kasihlah pada hidup yang terasa berat, hati yang selalu terlukai, masalah yang tak kunjung usai, kepala yang tak henti berpikir, dan air mata yang semakin mengalir deras. Kehadiran mereka semua membentukmu. Menjadikanmu manusia yang lebih baik di hari lalumu. Jangan mengeluh.
54 notes
·
View notes
Text
Setiap kali ingin memaki kehidupan, aku ditampar oleh tulisan yang aku tulis sendiri.
"Jangan mengeluh, kamu pernah berdoa untuk hari ini."
Manusia satu ini harus banyak diingatkan. Akan sombong kalau terus dibiarkan mendongak- merasa berpengetahuan.
26 notes
·
View notes