#jalanan padat
Explore tagged Tumblr posts
Text
Hotel Bandung Agoda Stasiun Bandung, WA 0895-3610-70670, AMAN
KLIK https:wa.me/62895361070670, hotel lembang bandung murah bagus, hotel bandung cihampelas, novena hotel bandung lembang, hotel bandung dekat lembang, hotel di bandung lembang, hotel lembang bandung pemandangan bagus Anda ingin sewa kamar atau penginapan hotel di bandung dengan kamar lengkap,pemandangan yang indah,fasilitas yang bagus dan pelayanan selama 24jam dijamin murah Hotel Bandung yang hanya menerima pasangan sudah menikah, ketika check in memberikan bukti nikah berupa buku nikah, atau ktp alamat yg sama, atau foto nikah. Ada dapur juga bisa masak dr jam 6 pagi sampai 9 malam aja, dispenser free kopi,teh 24 jam. Masuk hostel lepas alas kaki, didalam kita pake sendal khusus hostel, jd bersih. feels like home banget. Parkir mobil kalau siang agak susah karna di daerah pasar bersih. eels like home banget. Parkir mobil kalau siang agak susah krn di daerah pasar bersih, jalanan padat, klo malem lowong, parkiran banyak. Keunggulan fasilitas yang di dapat: - AC - Kasur - Kamar mandi di dalam dan di luar - Free Wifi - TV - Dapur - Parkiran GOGLE MAPS: https://goo.gl/maps/cQyyQxucGPmuhAji9 INSTAGRAM: https://instagram.com/hotelmurah.bdg?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ== FACEBOOK: https://www.facebook.com/hotelmurah.bdg?mibextid=LQQJ4d Kami Melayani Penginapan Atau Sewa Kamar Hotel Syariah Murah dengan Kualitas Terbaik DI Bandung: WA: 0895-3610-70670 (ADMIN) WA: 0895-3610-70670 (ADMIN) hotelbandungreview, hotelbandungrecommended, hotelbandungselatan, hotelbandungs, hotelbandungstrategis, hotelbandungsyariah, hotelbandungsoekarnohatta, shotelbandung, shotelbandungmurah, hotelbandungtengah #hotelbandungreview #hotelbandungrecommended #hotelbandungselatan #hotelbandungs #hotelbandungstrategis #hotelbandungsyariah #hotelbandungsoekarnohatta #shotelbandung #shotelbandungmurah #hotelbandungtengah
#KLIK https:wa.me/62895361070670#hotel lembang bandung murah bagus#hotel bandung cihampelas#novena hotel bandung lembang#hotel bandung dekat lembang#hotel di bandung lembang#hotel lembang bandung pemandangan bagus#Anda ingin sewa kamar atau penginapan hotel di bandung dengan kamar lengkap#pemandangan yang indah#fasilitas yang bagus dan pelayanan selama 24jam dijamin murah#Hotel Bandung yang hanya menerima pasangan sudah menikah#ketika check in memberikan bukti nikah berupa buku nikah#atau ktp alamat yg sama#atau foto nikah. Ada dapur juga bisa masak dr jam 6 pagi sampai 9 malam aja#dispenser free kopi#teh 24 jam. Masuk hostel lepas alas kaki#didalam kita pake sendal khusus hostel#jd bersih. feels like home banget. Parkir mobil kalau siang agak susah karna di daerah pasar bersih. eels like home banget. Parkir mobil ka#jalanan padat#klo malem lowong#parkiran banyak.#Keunggulan fasilitas yang di dapat:#- AC#- Kasur#- Kamar mandi di dalam dan di luar#- Free Wifi#- TV#- Dapur#- Parkiran#GOGLE MAPS: https://goo.gl/maps/cQyyQxucGPmuhAji9
0 notes
Text
18 ke 18
18 Mei menjadi tanggal baru yang masuk ke dalam daftar pengingat. Konon katanya angka 1 dan 8 pada angka 18 memiliki makna menjadi satu selamanya, sehingga dipilih sebagai tanggal sakral dimana ijab dan kabul diucapkan dalam hari pernikahan. Sebut saja pemaknaan barusan berasal dari si ahli cocoklogi, tiga detik yang lalu sambil membuat tulisan ini.
Dalam waktu 31 hari, 18 Mei ke 18 Juni tahun ini berjalan dengan mode ultra cepat. Saking cepatnya, cukup sulit untuk menjalani setiap momen dengan penuh kesadaran hingga menyelami rasa dan emosi yang muncul. Sampai ke tanggal 18 Mei saja rasanya surreal, apalagi sampai ke 18 Juni yang tiba-tiba sudah berbeda 11 jam lamanya dengan rumah sehari-hari.
Kalau ditanya apa rasanya, cuma bisa bilang alhamdulillah kayak mimpi. Nggak pernah terbayang ternyata pengalaman merantau pertamaku langsung mode ekstrem ke belahan dunia yang jarang sekali tersebut dalam daftar melancong impianku, apalagi menetap walau sementara.
Rasanya kemarin masih duduk bernafas sejenak sambil memandang lapangan timur Masjid Salman, jajan baso tahu bersama teman-teman di seberang kantor, mencoba gerakan pose pilates ala-ala bersama guru pilates yang empat tahun lebih muda, jalan kaki bersama ibu di kompleks sebelah, ketiduran di mobil ketika dijemput bapak malam-malam, membantu enin troubleshooting HP yang katanya error padahal kepencet, menyapa kucing kuning (menolak memanggil dengan kucing oren) di jalanan rumah yang awalnya dikira hanya satu ternyata ada empat, dan momen tak terhingga lainnya bersama familiar faces yang sekarang sedang berjauhan.
Kota tempat aku tinggal saat ini terbilang sepi, katanya karena penduduknya banyak mahasiswa dan sekarang sedang libur musim panas. Menurut suami, kota ini less entertaining jika dibandingkan Bandung atau Jakarta, domisili asal kami. Menurut temannya yang dulu berkuliah di ITB Jatinangor, kota ini seperti Jatinangor, tapi masih lebih ramai Jatinangor. Tentu saja lebih ramai Jatinangor, di area yang sangat padat terdapat tiga (atau lebih?) perguruan tinggi. Pusat perbelanjaan dulu hanya ada satu (Jatos), sekarang sudah ada waralaba-waralaba ibukota yang jumlahnya satu-satu, kebayang kan kemana-mana sepertinya ketemu orang yang kenal. Ini semi-semi hiperbola, sebenarnya kotanya ramai-ramai saja lho.
Dibekali dengan diri yang masih minim riset namun bermental letsgo dulu weh, ternyata Ann Arbor (yak ini dia namanya) memiliki daya tarik tersendiri untuk orang yang tidak suka ramai-ramai sepertiku. Meskipun datang bukan sebagai mahasiswa, setiap kali diajak eksplor kampus rasanya ingin ikut membaca, menulis, belajar hal-hal yang sudah lama tertunda, laptopan, drafting ide-ide yang muncul di kepala.
Perpustakaan kampus ada berbagai macam dengan arsitekturnya yang menarik mata dan boleh dimasuki oleh siapa saja, belum lagi district library yang jumlahnya ada lima dalam satu kota. Di area downtown, terdapat toko buku bernama Literati yang sangat bikin betah dan berbagai toko buku bekas yang belum aku jelajahi semuanya. Dulu sering ngebatin pengen deh di kota tempat tinggal ada lebih banyak tempat umum buat baca atau ber-produktif-ria, dengan fasilitas yang nyaman dan bisa diakses seluruh warga kota. Alhamdulillah di sini diberikan rezeki itu, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Ayo gunakan kesempatannya buat banyak baca dan dalami ilmu-ilmu yang ingin dipelajari, Shab!
Masih banyak aspek kota yang belum dieksplor, tapi insya Allah akan menyenangkan untuk disinggahi satu per satu. Sekilas cari-cari di Instagram dan juga pamflet yang ditempel di sudut-sudut kota, ada banyak komunitas dan kegiatan kerelawanan yang bisa diikuti, salah satu yang menarik adalah relawan taman kota. Bagi yang suka blusukan, banyak sudut kecil di jalanan tempat para seniman mural berkarya. Selain itu banyak sekali event lokal yang dibangun dengan semangat komunal, yang tidak harus ramai-ramai dan tetap disyukuri berapapun peserta yang akan hadir.
Jalan dua minggu di sini aku masih harus bekerja ngalong, alias bekerja dengan jam kebalik karena mengikuti WIB. Alhasil jalan-jalan di waktu "normal" dengan tenang baru bisa dilakukan Mulai dari Jumat sampai Minggu. Berhubung judul tulisan ini adalah review perubahan secepat kilat dari tanggal 18 ke 18 lainnya, adaptasi adalah hal yang sedang diupayakan sebaik-baiknya. Bukan hanya pindah domisili, tapi juga pindah kartu keluarga yang mana sekarang ada peran baru sebagai istri dalam rumah tangga.
Buat seseorang yang selama 28 tahun hidupnya tinggal bersama keluarga di rumah, mengurus rumah tangga sendiri rasanya seruuu sekali (dalam arti yang sebenar-benarnya). Rasanya tiap hal kecil, tiap aktivitas, tiap hari ada aja hal baru yang perlu dipelajari dan dievaluasi. Sangat rawan jadi overwhelming, tapi bismillah tarik napas ayo ingat jalani semuanya satu per satu. Gapapa kalau masih melakukan kecerobohan-kecerobohan lucu, yang penting tahu berikutnya agar lebih hati-hati lagi.
---
Dengan ini mari kita akhiri dulu tulisan pertama dari Ann Arbor! Satu bulan lebih sembilan hari sudah dilewati, semoga hari-hari yang akan datang bisa dijalani dengan lebih berkesadaran, juga diisi dengan mencari berkah dan menemukan makna.
Have a good day!
7 notes
·
View notes
Text
Mesin Paving Surabaya Hidrolik: Solusi Efektif untuk Produksi Paving Berkualitas
Mesin paving hidrolik merupakan salah satu teknologi unggulan yang digunakan dalam produksi paving block berkualitas tinggi. Di Surabaya, mesin ini semakin diminati karena kemampuannya untuk menghasilkan paving dengan presisi tinggi dan daya tahan yang luar biasa. Bagi para pelaku industri konstruksi, mesin paving Surabaya hidrolik adalah pilihan yang sangat efisien dalam memenuhi permintaan proyek pembangunan infrastruktur yang terus meningkat.
Mesin paving hidrolik bekerja dengan menggunakan sistem tekanan hidrolik untuk memadatkan campuran beton hingga menghasilkan paving block yang kuat dan tahan lama. Teknologi ini berbeda dengan mesin paving manual atau mekanik biasa karena mampu menghasilkan tekanan yang lebih stabil dan seragam, sehingga kualitas paving block yang dihasilkan lebih konsisten. Hasil paving yang dihasilkan tidak hanya lebih padat, tetapi juga lebih tahan terhadap beban berat dan cuaca ekstrem, menjadikannya ideal untuk jalanan, trotoar, hingga area parkir.
Di Surabaya, berbagai produsen menawarkan mesin paving hidrolik dengan kapasitas dan spesifikasi yang beragam, mulai dari mesin skala kecil hingga besar, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan produksi. Keunggulan lainnya adalah efisiensi energi dan biaya operasional yang relatif rendah dibandingkan dengan metode tradisional.
Selain itu, mesin paving hidrolik juga menawarkan kemudahan dalam pengoperasian. Desainnya yang ergonomis membuat proses produksi paving lebih cepat dan aman. Proses pencetakan yang cepat ini tentunya sangat menguntungkan bagi perusahaan konstruksi yang memiliki target produksi dalam jumlah besar.
Jika Anda sedang mencari mesin paving berkualitas di Surabaya, mesin paving hidrolik adalah solusi terbaik untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi paving block Anda. Dengan teknologi ini, proyek pembangunan Anda akan berjalan lebih lancar dan hasil yang lebih memuaskan.
Temukan dan cari kami di: WEBSITE : https://jauramesin.com/ Youtube : https://www.youtube.com/@juaramesin/ IG : https://www.instagram.com/juaramesin/ Twitter : https://twitter.com/JuaraMesin/ FB : https://web.facebook.com/juaramesin
Call/Whatapp : 085 707 300 536 (admin Muhyi)
Terima kasih atas kunjungan anda di situs Juara Mesin produsen Mesin cetak batako dan paving, mesin bata ringan, mixer dan mesin stone clusher pemecah batu serta mesin pelengkap lainnya.
#mesincetakbatakohydrolik#mesincetakbatakosemiotomatis#mesincetakbatakootomatis#mesinpavingblockhidrolik#mesincetakpavingblocksemiotomatis#mesincetakpavinghydrolik#mesinpavingblock#mesinpavingotomatis#juaramesin#mesinpavingsurabayahidrolik#mesinpavingsurabaya
2 notes
·
View notes
Text
Hari Raya, Ramadhan Pergi.
Melihat indahnya langit sore pada tanggal 9 April 2024, membuat diri merenungi apa apa yang sudah terlewati dibulan paling baik ini. Rasanya 1 Ramadhan baru terjadi dua hari yang lalu, rasanya sahur 7 Ramadhan baru terjadi kemarin, rasanya berbuka 17 Ramadhan baru terjadi Maghrib kemarin. Tibatiba jalanan sudah dipenuhi oleh hiruk pikuk sanak saudara rantauan yang hendak pulang menuju rumah ternyaman masing masing.
Singkat. Padat. Jelas.
Itulah, waktu Ramadhan tahun ini.
Sudahkah berpuas diri menikmati ramadhan?
Sudahkah mencapai target yang diinginkan pada Ramadhan tahun ini? Atau semua hanya terbengkalai sia sia.
Sudahkah memberi maaf kepada siapa siapa yang menyakiti? Menyadari bahwa diri sendiri tentu menyakiti hati orang lain.
Sudahkah merasa kehilangan untuk kepergian bulan suci ini? Menyadari bahwa waktu yang kita miliki hanya Allah yang mengetahui.
Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Shiyamana Wa Shiyamakum
Semoga kita berjumpa kembali dibulan suci Ramadhan berikutnya.. Salam Rindu.
-9April2024-
2 notes
·
View notes
Text
Kehabisan Akal
122 hari sudah. Banyak yang sudah lelah sekadar mengikuti berita saudara-saudaranya di negeri jihad Palestina khususnya Gaza. Tapi para mujahid tidak lelah. Mereka masih seperti hari pertama perang. Terus memberikan perlawanan yang membuat Israel pulang membungkus mayat tentara mereka dan meninggalkan persenjataan militer mereka menjadi rongsokan di Gaza. Masyarakat Gaza dengan semua kesulitan hidup masih mampu mengeluarkan kalimat indah tentang kekuatan, harapan dan kebanggaan. Anak-anak selalu mampu mencari celah bahagia dan senyum dengan permainan mereka.
Sementara di kota-kota yang dikuasai Israel yang sebenarnya tidak mengalami kehancuran seperti Gaza mengalami stres tinggi, runtuh mental, pertikaian berujung adu fisik di lapangan dan kekacauan politik di pemerintahan.
Seperti laporan media Israel Haaretz yang memberitakan bahwa kesehatan mental sebagian masyarakat Israel memburuk. Tidak kurang dari 625 ribu orang di Israel mengalami gangguan jiwa alias stres atau gila efek Badai Al Aqsha. Sementara sudah puluhan dokter ahli kejiwaan memilih untuk kabur meninggalkan Israel dan pergi ke Inggris mencari tempat yang lebih nyaman. Dan sudah bisa diduga jumlah penderita orang stres dan gila di Israel terus bertambah.
Efek stres dan ketegangan tersebut membawa dampak berikutnya. Sebagaimana yang ditayangkan oleh media Israel lainnya; Walla, hasil kajian lembaga penelitian The Brain Pool yang merilis bahwa 40% tentara yang pulang perang memerlukan pengobatan. Hal ini menyebabkan kehancuran di sisi baru dan ini lebih bahaya. Yaitu 31% para istri dari tentara cadangan menggugat cerai suami-suami mereka. Ini adalah hasil survey terhadap 1070 orang di grup para istri tentara.
youtu.be/-fxNBuEqwmM?si…
Pemandangan Hari Minggu (4/2), sebagaimana yang diberitakan oleh Televisi Israel Channel 12 adalah merupakan hari yang paling padat penerbangan Israel, di mana satu hari saja 30.000 orang meninggalkan Israel. Angka ini sangat besar di Israel. Jika dikatakan kepergian mereka meninggalkan Israel karena peperangan yang tidak kunjung berhenti, itu hubungan yang sangat jelas. Tapi lebih dari itu, ketidakjelasan di Israel semakin memburuk. Pertikaian terjadi di internal Israel di semua kalangan; dari level sesama pimpinan pemerintah, hingga masyarakat yang demo besar-besar setiap saat di jalanan Israel karena marah terhadap sikap pemerintah mereka, hingga mulai terjadi adu fisik di lapangan demo.
youtu.be/wpQxNmJ1Ne0?si…
Tentu saja keadaan sesungguhnya yang dengan sangat mudah dipotret oleh kamera berita mereka sendiri tersebut, tetap tidak sama dengan bualan para pemimpin mereka. Yoav Galant, menteri pertahanan baru saja menyampaikan resmi bualan barunya. Klaim bahwa mereka berhasil melumpuhkan setengah kekuatan Hamas sama sekali tidak sejalan dengan keadaan di lapangan yang memperlihatkan keadaan yang masih sama; di mana para pejuang masih menyebarkan video penghancuran kendaraan-kendaraan tempur Israel dan melaporkan korban dari pihak Israel yang terus bertumbangan. Bualan Galant berikutnya tentang Yahya Sinwar yang diberitakan telah berhasil diketahui keadaannya oleh tentara Israel dan terus lari dari satu tempat ke tempat lain, bukan berita baru yang diberitakan oleh Israel. Justru ini menjadi tertawaan media dan cibiran masyarakat Israel sendiri. Sebelumnya di hari ke-80 perang, televisi mereka memberitakan telah sampai di rumah Sinwar dan menemukan sandalnya tanpa bisa diverifikasi kebenaran datanya
youtu.be/pNFzPS3qpos?si…,
kini bualan itu disampaikan oleh menteri pertahanan mereka langsung.
Selain Sinwar, berita tentang para panglima Al Qassam yang lainnya tidak kalah serunya. Berita-berita Israel memberitakan bermacam-macam isu tanpa kejelasan data. Di Bulan Desember lalu, ketika Abu Ubaidah menghilang sekitar 2 pekan, mereka menyebarkan isu bahwa Abu Ubaidah telah mati. Dan tiba-tiba Abu Ubaidah muncul dengan berita terbaru perang. Sungguh menggelikan. Kita mau heran, ini Israel...
Kini Abu Ubaidah kembali menghilang beberapa waktu apalagi Muhammad Dheif yang sejak memukul gong pembuka perang 7 Oktober, tidak terdengar sama sekali beritanya.
Sekarang, dengarkan baik-baik penjelasan langsung dari internal para mujahid berikut ini beberapa hari lalu. Disampaikan oleh Usamah Hamdan, pimpinan Hamas.
"Para pejuang lintas kelompok bukan saja saling berkoordinasi tapi mereka bersatu dalam satu kesatuan. Mereka beroperasi bersama bukan dalam dimensi kelompok, tetapi sebagai kesatuan perjuangan Palestina.
Adapun Abu Ubaidah sebentar lagi dia akan muncul, sebagaimana yang saya pahami dari teman-teman.
Yahya Sinwar dan Muhammad Dheif mereka dalam tugasnya tengah mengatur pertempuran di berbagai dimensinya. Mereka dalam keadaan baik dan berada di tengah-tengah masyarakatnya. Alhamdulillah mereka dalam keadaan baik, walau mereka berharap syahid lebih besar dari harapan kami tentang mereka."
Israel benar-benar kehabisan akal. Dan memang mereka tidak punya akal. Dan kini stres dan gila menjadi momok dan bom waktu bagi sosial masyarakat dungu itu.
Sumber : Budi Ashari Official
3 notes
·
View notes
Text
Ceritanya hari ini saya mudik, tapi ini bisa dibilang gak mudik juga. Ya, karna perjalanannya hanya sekitar 26km ((:.
Sebenarnya poinnya bukan disitu. Hanya saja akhir² ini saya slalu merasakan momen awkward setiap memasuki kota kelahiranku. Dulunya tidak pernah kusebut kota, bahkan kadang kata macet slalu jadi candaan (mana ada macet). Tapi sekarang berbeda, memasuki kota, jalanan sesak dipenuhi mobil dan motor. 2012-2013 sepanjang ingatanku, memanglah rame, tapii ya setidaknya hanya padat di jam2 dan titik tertentu seperti sekolah/kantor.
Apakah memang selama itu saya tak kembali ke kota kelahiranku. Tolah toleh jalan pinggiran kota sudah dipenuhi entah kafe atau swalayan.
Dan....lagi lagi saya takjub... waww... ramai ya. Sepertinya kota kelahiran yg kurindukan tidak sama lagi. Begitulah siklus kehidupan memang seperti itu.
9 notes
·
View notes
Text
Variasi-variasi kecil
Pengambilan keputusan itu kadang menciptakan beban yang gak penting tapi bisa bikin stress juga. Terutama kalau lagi mau berpindah dari satu titik ke titik lainnya dengan kendaraan sendiri. Belum pergi aja udah repot sendiri ngecek maps, mau ambil jalan yang mana, lalu menyusun itinerary kalau mau mampir ke beberapa tempat dan menjalankan beberapa urusan sekaligus.
Mesen ojol meringankan beban itu. Tiap hari, minimal aku pesan ojol dua kali - sekali di pagi hari ketika mau jalan dari rumah ke Stasiun Rawa Buntu, dan sekali di sore hari ketika mau jalan dari kantor ke Stasiun Kebayoran. Rasanya ada excitement kecil aja setiap kali naik ke jok - dia bakal lewat mana ya? Dan rasanya amazed juga ketika dibawa ojol lewat rute-rute tidak biasanya - bahwa ya, memang ada banyak jalan menuju Roma (atau ya, Stasiun Rawa Buntu). Padahal jaraknya gak sampai 3km, tapi kayaknya udah ada 5-6 pilihan kombinasi belokan dan juga tempat berhenti.
Kadang kesel juga sih kalau ojolnya milih jalan yang muter jauh - padahal kalau belok kanan itu ada jalan motong yang kecil tapi bebas macet, tapi malah pilih belok kiri ke jalan raya dan berakhir perjalanan molor beberapa lama karena macet. Tapi tetep lebih banyak serunya, sih, terutama dengan rute monoton harian yang itu-itu aja, aku juga jadi suka memperhatikan kiri-kanan jalanan padat penduduk yang penuh dengan orang berjualan. Sekalian observasi, ada bisnis-bisnis baru apalagi sih yang bermunculan? Ada berapa Mixue baru di rute ini? Kok makin banyak ya klinik gigi? Si tukang peuyeum di belokan itu hari ini jualan gak ya?
Variasi-variasi kecil di tengah kemonotonan hari-hari pekerja ini ternyata esensial juga.
4 notes
·
View notes
Text
Kota rupanya berhasil membawa ramainya sampai di kepalaku juga. Tidak selamanya ramai.
Seperti jalanan di ibu kota—kadang tenang, kadang senggang, lebih sering padat.
Padat di jalanan, sesak di kepala.
Ramai di jalanan, riuh di kepala.
Dua empat di kelipatan tujuh, menjadi waktu yang paling dinantikan.
Perjalanan pulang terasa lebih panjang. Pemilahan riuh di kepala, mencari-cari apa yang membuat sesak dan begitu penuh. Membuang yang tidak perlu, menyimpan yang membuatku kembali utuh.
Bukan hal yang mudah, seringkali yang seharusnya tak perlu tinggal justru melekat kuat di ruang kepala. Menghabiskan ruang lain yang masih kosong menjadi penuh. Terpenuhi dengan itu-itu saja?
Di perjalanan pulang senandika memainkan peran. Sampai rumah—selalu dan tiba-tiba hilang semua apa yang menjadi riuh di kepala.
Bagaimana bisa?
Semoga! Semoga rumah selalu menjadi tempat pulang untuk isi kepalaku yang ramai.
18 notes
·
View notes
Text
Persimpangan Jalan
Aku berada di persimpangan jalan
Terpaku terdiam memikirkan kemana kah kaki harus melangkah
Dalam ku berpikir
Ku toleh kanan ku toleh kiri
Semakin bingung aku dibuatnya
Skenario berputar di kepalaku
Apakah jika aku ke kanan aku akan menjadi orang suci
Yang dapat menyelamatkan dunia dengan dalih dan seruan yang memotivasi seluruh manusia di muka bumi
Dan apakah jika aku ke kiri aku akan menjadi power ranger dengan kekuatan yang tidak terkira
Menyelamatkan dunia dengan bertarung, berjuang, gunakan seluruh tangan dan kakiku
Tapi aku
Aku tidak sebijak itu untuk memimpin umat manusia dengan lidahku
Aku juga tidak sekuat itu untuk melawan kejahatan, disentil saja aku layu
Aku juga tidak punya kekuatan hati untuk menjadi tersohor
Aku terlalu penakut dan ingin lari menyembunyikan diri ini dari keramaian
Maka aku semakin terdiam
Berkontempelasi di antara jalan yang bercabang
Melamun panjang sambil menimbang bimbang
Kemana aku harus melangkah
Di persimpangan jalan ini
Semua norma dan tuntutan berbaris di belakangku
Siap mengikuti kemanapun jalan yang aku tempuh
Ku tengok barisan kacau mereka
Mengernyit aku menerka-nerka
Bisakah aku lepaskan rantai pengikat antara kita
Sambil kucoba goyang sedikit hingga lengah
Maka kembali aku menatap kedua cabang di depanku
Kemanakah aku harus melangkah
Kutarik napasku dalam-dalam
Kuhitung sampai tiga
Kuangkat kaki melangkah
Cepat-cepat-cepat
Berharap barisan di belakangku akan tertinggal
Kanan-kiri bukan masalah
Karena aku memilih untuk menerobos rerumputan pembatas tengah
Sambil berharap jiwa ragaku kuat menahan segala beton penghalang
Sambil berharap aku dapat merangkai mimpi dan harapan tanpa adanya ekspektasi dari dunia luar
Maka berlari aku sekencang-kencangnya
Lurus terus lancang lewati marka
Karena kanan dan kiri bukan satu-satunya arah
Selalu ada arah jika ada kemauan
Selalu ada jalan jika ada impian
Keraguan bukan dinding padat penghalan
Hanya sebatas kabut tebal yang selalu bisa dikalahkan
Dengan sinar matahari pengharapan dan hembusan angin penuh kegigihan
Aku berada di persimpangan jalan
Dan aku memilih maju tanpa mengindahkan jalanan yang sudah ditetapkan
Aku berada di persimpangan jalan
Dan aku akan membangun sendiri jalan yang telah aku impikan
Aku berada di persimpangan jalan
Dan aku menentukan arah yang aku inginkan
Aku berada di sebuah perjalanan
-mad
Sept 3
After a long day of cleaning up my place, this spontaneous poem feels so right while I’m wide awake gazing at my ceiling.
2 notes
·
View notes
Text
Sidareja dan Kawan yang Berbahagia
Bermula dari berita baik dipertemukan dan menemukannya salah satu kawan dengan partner hidupnya. Kami akhirnya juga bersua kembali dalam keadaan sehat, tiada kurang suatu apapun. Pop Mie menjadi menjadi makanan pertama kali yang kami makan saat tiba di Sidareja. Disambut dengan langit oren di pagi hari, kami juga sempat menelusuri Pasar Sidareja. Kami membeli beberapa jajanan untuk mengganjal perut agar asam lambung tidak naik hahaha.
Meski gagal ke destinasi yang sudah kami tulis di itinerary karena pawai 17-an yang membuat jalanan padat dan macet, kami jadi bisa istirahat dan tidak terlalu lelah. Tidak lupa foto-foto cekrek untuk mengisi galeri.
Malamnya, kami pergi ke salah satu cafe terdekat dengan berjalan kaki dari hotel biar jadi AGS 'Anak Gaul Sidareja'. Singkat cerita, esoknya kami satu persatu memesan grab bike karena go ride belum ada menuju lokasi acara. Disambut dengan sangat hangat oleh keluarga mempelai pria serta dibawakan beberapa buah tangan. Aura pengantin memang berbeda, akhirnya salah satu kawan kami menggenapkan separuh agama.
Seperti sepasang pohon yang terus bertumbuh dari waktu ke waktu, melewati ketidakpastian satu per satu. Semoga kalian tumbuh kuat, saling melindungi, menentramkan, dan berbahagia selalu.
4 notes
·
View notes
Text
Dimulai dengan dua lembar roti bakar ceres dan tiga teguk air. Lalu menyusuri jalanan yang agak padat lancar menuju ke barat Balikpapan. Langit cerah, debu-debu jalanan beterbangan. Lalu berbagi tentang penguatan pengasuhan kepada lima puluhan orang tua yang semangat dan antusiasnya menular.
Matahari terik, panas membahana, lalu melipir menikmati jajanan yang dirindu; es teler paket komplit. Lalu bertemu bapak baik hati yang menawarkan untuk membayarkan serta menu yang dipesan. Lalu kembali menyusuri aspal menuju rumah. Saat hendak masuk ke pagar, lalu dihampiri oleh tetangga yang mengajak ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan RT dalam rangka hari kemerdekaan.
Lalu memanaskan makanan di kulkas sebagai menu makan siang. Lalu membalas satu demi satu pesan WA yang masuk. Lalu menyalakan komputer yang difasilitasi suami agar istrinya tidak menggunakan notebook yang berlayar kecil. Lalu memindahkan beberapa data penting ke komputer yang layarnya tiga kali lebih lebar dari notebook yang dimiliki. Sembari data berpindah, lalu memutar rekaman kajian yang tak sepenuhnya disimak dengan baik karena sibuk mencari berkas psikotes yang akan dibuatkan laporan.
Lalu suami menginfokan bahwa ia telah selesai bekerja dan siap untuk agenda nonton bioskop. Lalu memesan dua tiket film mission impossible yang terbaru. Jadwal menonton masih 1,5jam lagi, lalu melipir di cafe bioskop menikmati secangkir es kopi hazelnut dan senja, sambil melanjutkan pekerjaan masing-masing. Lama tak menonton di bioskop, sempat terkaget-kaget dengan efek suara yang menggelegar, apalagi film yang ditonton rasa-rasanya semua adegannya memicu adrenalin, klimaks. Film selesai jam 10.30 malam, lalu para penonton bergegas mencari jalan keluar mall yang hampir sepenuhnya tutup. Lalu berjalan cukup jauh ke area parkir hingga kaki terasa sakit karena mengenaka sepatu berhak 5cm.
Lalu berkendara pulang, menyusuri suasana Balikpapan di malam hari yang ternyata masih ramai. Lalu sampai rumah dan menemukan paket buku karya mas Rifai sudah sampai, “Merahasiakan Kebaikan”. Lalu bersih-bersih badan, memakai skincare, menulis ini, lalu istirahat.
Terima kasih untuk hari ini. Alhamdulillah. Today is wrapped 🌼
Bpn, 030823
2 notes
·
View notes
Text
RIUH
Pergulatan#1
“Tik, tik, tik” suara jam dinding di kamar berukuran 3x4m2 memecah keheningan malam. Jarum panjang berwarna hitam sudah berpindah menuju angka 12 dan jarum pendek tetap diam di angka 1. Sudah empat jam Masya berusaha menghentikan otaknya yang sangat aktiv berpikir sampai tidak memberikan jeda untuk mengizinkan matanya terlelap. Tidak jarang Masya membolak-balikan badannya ke kanan dan ke kiri berusaha mencari posisi yang bisa membantunya untuk tidur. Lagi-lagi matanya melihat samar-samar sudut ruangan karena lampu dimatikan. Sambil mencoba memejamkan mata berulang-ulang pikirannya seolah memutar rekaman ingatan tentang kebingungannya.
“Tiza bener aku harus pindah dari kerjaan yang sekarang. Tapi aku harus lanjut kerja apa ya? Skill juga cuma bisa ngajar doang, apa yang bisa aku tawarin dari diriku. Satu sisi bertahan di kerjaan sekarang bikin aku stress setiap hari. Jalanan macet belum lagi lingkungan toxic orang pake baju agak beda aja di komen, makan siang gosip-in atasan. Kalau gini terus kapan aku berkembangnya”.
Masya, yang juga akrab dipanggil Acha oleh keluarga dan teman-teman dekatnya, sudah bekerja sebagai guru sekolah dasar di salah satu sekolah swasta elit yang ada di kota tempat tinggalnya sejak ia lulus kuliah dua tahun lalu. Meskipun jurusan kuliahnya bukan keguruan tetapi dari beberapa pekerjaan yang dilamar satu-satunya tempat yang menerimanya saat itu adalah sekolah tersebut. Sehingga sangat mudah untuknya terjebak dalam situasi burnout terlebih ia adalah tipe orang yang akan habis energi jika terlalu lama berinteraksi dengan banyak orang.
”ah sudah senin lagi” meraih telpon genggam untuk mematikan alaram yang sudah lima menit bunyinya mengisi seluruh ruang kamar Masya. tok, tok, tok, disusul suara decitan pintu terbuka
“Asya ayo sholat subuh nanti kamu terlambat pergi kerja”. Suara yang sangat familiar terdengar di telinga Masya meskipun seluruh kepala dan tubuhnya ditutupi selimut.
Tanpa mengomentari perintah Ibu, Masya bergegas bangun dari tempat tidur untuk sholat, mandi dan siap-siap berangkat kerja. Melakukan pekerjaan yang bukan menjadi cita-cita memang membuatnya tidak bersemangat untuk datang lebih awal. Bersama dengan motor matic hitamnya Masya melaju menelusuri jalan yang padat dan ramai khas jam sibuk orang-orang pergi bekerja dan mengantar anak sekolah ditambah suara klakson kendaraan yang tidak sabaran, menambah buruk suasana hati Masya di hari itu. Jam digital yang berada di dinding pintu masuk menunjukkan tepat pukul 07:30 wib.
“Pas tidak telat”. Sambil mengarahkan jarinya ke alat finger print untuk merekam bukti kehadirannya bekerja samar-samar ia mendengar ada suara dari arah belakang yang semakin jelas mendekat ke arahnya.
“ACHA!!”
Acha menoleh ke arah bahu kanannya karena ditepuk oleh seseorang yang ia mencoba mengingat siapa pemilik wajah ini dengan logat bahasa dan yang khas. Setiap orang yang baru pertama kali berbicara atau mendengar suaranya pasti sudah bisa menebak daerah asalnya.
“Eh Tiza”
“Kusut amat tu muka”
“Iya nih pagi-pagi jalanan macet banget mana orang pada mikirin diri sendiri sok paling buru-buru klakson sana sini”
“Setiap pagi gua denger itu mulu keluhan hidup lu. Kenapa nggak ngekost aja sih?”
“Sempet sih kepikiran, tapi kalau dihitung lebih hemat kalau pulang pergi (PP) dari rumah”
“Ya udah kan lho udah tau konsekuensinya milih PP dari rumah akan sering kejebak macet berarti lho harus terimaI”
“IYA… aku tau kalimat lanjutannya, pasti kamu mau bilang tinggal milih aja duit atau waktu, udah hapal di luar kepala jadi nggak usah di ulang terus”. Saling mentertawakan satu sama lain.
“Apa aja kegiatan lu hari ini?”
“Ngajar lah masak nyangkul kan aku bukan petani”
“Itu juga gua tau kali, maksud gua hari ini kita ada rapat untuk persiapan kegiatan di bulan depan”.
“Untung kamu ngingetin, aku lupa soalnya karna udah terlalu banyak kegiatan yang dibuat”
“Kapan sih lu tuh inget tentang beginian. Gua kan udah berkali-kali bilang mulai aja cari-cari kerja baru daripada di sini lu nggak happy”.
“Mulut kalo ngomong bisa dipelanin nggak” Refleks menutup mulut Tiza dengan tangannya.
“Itu juga Za yang mau aku bahas sama kamu karna aku butuh sudut pandang kamu yaa walaupun nggak banyak membantu sih” senyum tipis menghias wajah Masya
“Dasar lu, bilang aja lu nggak bisa kalo nggak ada gua kaaaan, ngaku aja” balas tertawa.
“Idih males banget, nanti kalo aku udah punya pacar pasti nggak butuh kamu lagi”
“Iihh jahat banget, gue do’ain lu nggak dapet pacar”
“Amit-amit” mengetok kepala dan dinding secara bergantian tiga kali
“Maksud gua, lu nanti bukan dapet pacar tapi dapet suami, suudzon aja kerjaan lu”.
“Aaaammiiiinnn. Nah gitu dong do’ain temen tuh yang baik jangan yang jelek”
“Pikiran lu yang jelek sama kayak suasana perasaan lu pagi ini” tertawa terbahak-bahak
”Udah ah lama nanti kalo ngobrol sama kamu, nanti kita sambung lagi pas makan siang ya, see you Za”. Memberikan lambaian tangan kea rah Tiza
“Oke deh, nanti berkabar aja” Membalas dengan melambaikan tangan.
2 notes
·
View notes
Text
Berat ya ternyata menjalani masa-masa dewasa ini..
Banyak yang ternyata harus gue korbankan. Mimpi, comfort zone, dan hal-hal kecil lainnya yang kalau dipikir-pikir ternyata berbeda sama yang gue bayangkan dulu. Masa dewasa yang dulu gue kira akan jadi masa-masa bebas dan menyenangkan. Di masa dewasa ini, semua serba harus ada pengorbanannya. Mungkin sih dulu juga begini ya, cuma mungkin pengorbanannya ngga begitu penting dan confusing. Sekarang, rasanya susah banget ngeluangin waktu buat diri sendiri walaupun hanya 1-2 jam. Harus pilih, mau olahraga, atau menggambar, atau menulis jurnal, atau nonton. Itupun… ada risikonya. Kayak sekarang, bisa sempet nulis di Tumblr lagi tapi harus pulang telat dan siap-siap menghadapi jalanan yang lebih padat ketimbang kalau pulang ‘teng-go’.
Yah, udah mu dijemput. Semoga nanti-nanti bisa kusambung lagi ya ceritanya. Kangen bisa ngobrol dan cerita sama diri sendiri 🥹
3 notes
·
View notes
Text
Aroma
Barangkali mereka tidak akan pulang ke rumah yang sama.
Ranti gadis penuh tawa ceria nan merona itu sudah menyusuri banyak kota, banyak tempat-tempat indah, banyak orang menarik, dan banyak percakapan yang lestari. Tatapan teduh miliknya bak sihir senja yang siap memeluk apapun yang dia lihat, tiap helai rambutnya yang panjang menjuntai melambai pada angin seolah siap dengan keadaan dunia hari ini.
“Tenang ini baru 24 tahun, apa yang perlu si risaukan” gumamnya. Iya barangkali Ranti pun lihai dalam menggadaikan keresahan miliknya yang tak bertuan, sebagai gantinya ia punya hari yang penuh kejutan tak terduga tanpa harus menunggu hari ulang tahunnya, Pak Badra adalah salah satu kejutan di hidup Ranti, tentu saja dengan laporan mendadak di meja kerjanya pukul 9 pagi.
Hari senin,..
Padat, semua orang menggeliat, jalanan tidak ramah sama sekali, debu dan asap kendaraan saling berebut minta diakui, anak kucing sibuk meong mencari makan, sayangnya bukan whiskas.
Tapi semburat jalanan yang tak lenggang sama sekali adalah cara terbaik untuk berfikir ~sebenarnya banteng menyukai warna merah atau membenci warna merah? Atau justru tidak keduanya?…
Petang yang semakin arogan
Burung walet berdesakan di kabel listrik, manusia silver sempoyongan, tikar angkringan mulai terbentang, klakson beriringan seolah sedang mengumpat “sialan!”. Segalanya seolah menghardik ingin dimengerti, padahal kaki telanjang lelah dan tak tau malu tersebar bak wijen di onde-onde. Kecil sekali kalau begitu?
Ya, barangkali pikiranmu yang kecil
To be continue ….
0 notes
Text
Sewa Mobil Xenia di Malang: Solusi Praktis untuk Liburan atau Perjalanan Bisnis
Malang, sebuah kota yang terletak di Jawa Timur, dikenal dengan keindahan alamnya, wisata pegunungan, serta berbagai tempat wisata yang menarik. Untuk menikmati semua itu, memiliki kendaraan pribadi seperti mobil sangat penting agar perjalanan Anda lebih nyaman dan fleksibel. Salah satu pilihan mobil yang banyak disewa oleh wisatawan dan pelaku bisnis di Malang adalah Toyota Xenia. Mobil jenis MPV ini terkenal karena kapasitasnya yang cukup besar, kenyamanan, dan konsumsi bahan bakarnya yang efisien, membuatnya ideal untuk perjalanan keluarga atau kelompok kecil.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui tentang sewa mobil Xenia di Malang:
1. Keunggulan Toyota Xenia untuk Sewa di Malang
Kapasitas Penumpang: Xenia mampu menampung hingga 7 orang, cocok untuk keluarga besar atau grup wisata.
Kenyamanan: Dilengkapi dengan fitur-fitur modern seperti AC, audio system, dan kursi yang nyaman, Xenia bisa membuat perjalanan jauh menjadi lebih menyenangkan.
Harga Terjangkau: Dibandingkan dengan mobil lain seperti SUV atau MPV premium, harga sewa Xenia di Malang tergolong lebih ekonomis, menjadikannya pilihan yang populer di kalangan wisatawan.
Performa yang Stabil: Dengan mesin 1.3L atau 1.5L, Xenia menawarkan performa yang cukup baik di medan pegunungan atau jalanan kota yang padat.
2. Harga Sewa Mobil Xenia di Malang
Harga sewa mobil Xenia di Malang bervariasi tergantung pada durasi sewa dan jenis layanan yang Anda pilih. Secara umum, harga sewa per hari berkisar antara Rp 300.000 - Rp 450.000. Untuk sewa mingguan atau bulanan, harga bisa lebih murah per hari, dan banyak penyedia layanan menawarkan paket khusus. Pastikan untuk memeriksa harga dan ketentuan yang ditawarkan oleh agen penyewaan.
3. Penyedia Layanan Sewa Mobil Xenia di Malang
Ada banyak agen penyewaan mobil di Malang yang menyediakan Toyota Xenia sebagai salah satu pilihan kendaraan. Beberapa penyedia terkenal antara lain:
Pesona Malang merupakan tempat penyewaan mobil yang terletak di Jl Danau Bratan Timur VI No. D25, Sawojajar, Malang. Pesona Malang ini menyediakan berbagai macam pilihan unit, mulai dari mobil yang kecil hingga besar, diantaranya yaitu: Brio, Agya, Innova Reborn, Avanza, Xenia, hingga Hiace/Elf. Kalian juga bisa memilih transmisi sesuai kebisaan dan kebutuhan, tesedia matic dan manual. Untuk mengetahui update tiap harinya kalian bisa kunjungi instagram mereka di @pesonamalangtour dan kalian bisa booking cd atau tanya-tanya lewa nomor berikut 081359774661.
Malang Rent Car: Menyediakan Xenia dengan pilihan sewa harian maupun mingguan, serta layanan sopir jika diperlukan.
Laksana Rental: Menawarkan harga bersaing dan kendaraan yang terawat dengan baik.
Rental Malang: Penyedia layanan sewa mobil dengan reputasi yang baik, menawarkan paket sewa mobil Xenia dengan harga fleksibel.
4. Prosedur Sewa Mobil Xenia di Malang
Proses penyewaan mobil Xenia cukup sederhana. Anda hanya perlu:
Menentukan Durasi Sewa: Tentukan berapa lama Anda membutuhkan kendaraan.
Pilih Jenis Sewa: Pilih apakah Anda ingin menyewa dengan sopir atau tanpa sopir.
Siapkan Dokumen: Biasanya penyedia akan meminta fotokopi KTP dan SIM sebagai jaminan.
Periksa Kendaraan: Pastikan kendaraan dalam kondisi baik sebelum berangkat.
5. Tips untuk Sewa Mobil Xenia di Malang
Booking Lebih Awal: Agar mendapatkan mobil yang Anda inginkan, terutama di musim liburan, pastikan Anda memesan jauh-jauh hari.
Cek Kondisi Mobil: Pastikan semua fitur seperti AC, rem, lampu, dan ban dalam kondisi baik sebelum menggunakan mobil.
Periksa Asuransi: Tanyakan apakah harga sewa sudah termasuk asuransi kendaraan dan asuransi jiwa.
6. Lokasi Wisata yang Bisa Dikunjungi Menggunakan Xenia di Malang
Sewa mobil Xenia memungkinkan Anda untuk mengeksplorasi berbagai destinasi wisata di Malang dengan lebih fleksibel. Beberapa tempat yang patut dikunjungi antara lain:
Gunung Bromo: Dengan Xenia, Anda bisa menuju ke Bromo dengan mudah, meski medan sedikit berat.
Kota Batu: Jangan lewatkan tempat wisata di Batu seperti Jatim Park, Batu Night Spectacular, dan Coban Rondo Waterfall.
Kampung Warna-Warni Jodipan: Tempat ini cocok untuk Anda yang suka berfoto dan berwisata kuliner.
Kesimpulan: Sewa mobil Xenia di Malang adalah pilihan yang sangat praktis dan efisien, terutama bagi Anda yang berencana untuk menjelajahi kota ini dan sekitarnya bersama keluarga atau teman. Dengan harga yang terjangkau dan kenyamanan yang ditawarkan, Xenia dapat menjadi kendaraan ideal untuk perjalanan Anda. Pastikan untuk memilih penyedia layanan yang terpercaya, dan nikmati perjalanan Anda dengan tenang.
#Sewa mobil malang#Sewa mobil di kota malang#Sewa mobil di malang#Rental mobil malang#Rental mobil di malang#Rental mobil di kota malang#Travel agent malang#Biro perjalanan wisata malang#Agen tour malang#Agen sewa mobil malang#Sewa innova reborn malang#Sewa innova reborn dengan supir dimalang
0 notes
Text
Oplet Jakarta: Sejarah, Peran Penting dalam Transportasi Kota, dan Transformasi Layanan Angkutan Umum di Ibukota
Oplet Jakarta: Sejarah, Peran, dan Transformasi Layanan Angkutan Umum di Ibukota
Transportasi umum di Jakarta memiliki beragam jenis moda yang menghubungkan berbagai sudut kota metropolitan ini. Salah satu moda transportasi yang memiliki sejarah panjang dan masih dikenang oleh warga Jakarta adalah oplet. Meskipun kini keberadaannya semakin tergerus oleh perkembangan angkutan umum lainnya seperti Transjakarta, MRT, dan aplikasi transportasi online, oplet Jakarta tetap memiliki tempat tersendiri dalam ingatan masyarakat kota. Oplet bukan hanya sekadar alat transportasi, tetapi juga menjadi bagian dari sejarah mobilitas urban Jakarta yang khas.
Sejarah dan Asal Usul Oplet Jakarta
Oplet pertama kali muncul di Jakarta pada masa penjajahan Belanda, sekitar tahun 1940-an. Moda transportasi ini berasal dari mobil-mobil yang dimodifikasi, biasanya kendaraan tipe minibus atau mobil penumpang yang diubah untuk mengangkut lebih banyak orang daripada kapasitas standar. Istilah "oplet" sendiri diyakini berasal dari kata "autolet", yang merujuk pada kendaraan roda empat dengan ukuran lebih kecil daripada bus besar, tetapi lebih besar dari angkot (angkutan kota) biasa.
Pada awalnya, oplet digunakan sebagai sarana transportasi alternatif yang menghubungkan daerah-daerah perumahan dengan pusat-pusat bisnis atau pusat kota Jakarta. Oplet menjadi pilihan transportasi yang terjangkau bagi masyarakat kelas menengah dan bawah yang membutuhkan angkutan umum yang lebih fleksibel dan tidak terikat dengan jalur tertentu, seperti halnya kereta api atau bus besar yang memerlukan jalur tetap.
Seiring waktu, oplet mulai berkembang pesat dan menjadi moda transportasi yang populer di Jakarta. Oplet tidak hanya berfungsi mengangkut penumpang, tetapi juga berperan sebagai simbol dari kehidupan kota yang dinamis. Oplet menjadi penghubung antara berbagai wilayah Jakarta, menghubungkan kawasan-kawasan padat penduduk seperti Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Selatan dengan pusat-pusat bisnis seperti Jakarta Pusat.
Peran Oplet dalam Transportasi Jakarta
Oplet memiliki peran yang sangat penting dalam sistem transportasi Jakarta, terutama sebelum adanya pengembangan moda transportasi besar seperti bus kota, Transjakarta, atau kereta komuter. Selama beberapa dekade, oplet menjadi tulang punggung transportasi publik Jakarta, terutama di daerah-daerah yang tidak dijangkau oleh transportasi massal lainnya.
Salah satu alasan utama popularitas oplet adalah fleksibilitasnya. Oplet tidak terikat dengan rute tetap seperti bus besar atau angkutan massal lainnya, yang sering kali terhambat oleh kemacetan atau pembatasan jalur. Oplet memiliki rute yang lebih fleksibel, bahkan bisa berkeliling hingga ke gang-gang kecil atau kawasan-kawasan perumahan yang sulit dijangkau oleh kendaraan besar. Selain itu, oplet juga lebih murah dan lebih mudah dijangkau dibandingkan kendaraan pribadi.
Pada era 1990-an, oplet semakin menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jakarta. Kendaraan yang biasanya berukuran kecil ini dapat mengangkut hingga 10-15 penumpang sekaligus, tergantung pada kapasitas mobil yang digunakan. Pada waktu itu, oplet melayani berbagai rute yang menghubungkan berbagai wilayah di Jakarta dengan terminal-terminal utama atau pusat-pusat perbelanjaan. Beberapa rute terkenal yang dilayani oleh oplet pada waktu itu termasuk rute dari Jakarta Barat ke Jakarta Pusat, Jakarta Utara ke Jakarta Selatan, dan berbagai jalur lain yang memudahkan pergerakan warga kota.
Krisis dan Dampak Kemacetan Terhadap Oplet
Meskipun oplet memiliki peran penting dalam menghubungkan berbagai wilayah Jakarta, keberadaannya mulai terancam ketika Jakarta mulai menghadapi masalah kemacetan yang parah. Pada awal 2000-an, jumlah kendaraan pribadi yang semakin meningkat membuat ruas jalan di Jakarta semakin sesak. Banyak jalanan yang dulu bisa dilalui oplet dengan mudah, kini terhalang oleh kemacetan yang luar biasa. Ini membuat perjalanan oplet menjadi tidak efisien dan tidak nyaman, dengan penumpang yang harus menghabiskan waktu lebih lama untuk sampai ke tujuan mereka.
Selain itu, oplet juga menghadapi tantangan dari angkutan umum lain yang lebih modern, seperti bus kota, Transjakarta, dan layanan berbasis aplikasi seperti Gojek dan Grab. Moda transportasi baru ini menawarkan kenyamanan lebih, dengan fasilitas yang lebih baik dan harga yang lebih transparan. Hal ini menyebabkan oplet kehilangan banyak penumpangnya, dan mulai terpinggirkan oleh perkembangan transportasi modern.
Namun, meskipun oplet semakin tergerus oleh angkutan massal dan aplikasi online, oplet Jakarta tetap memiliki daya tarik tersendiri bagi sebagian kalangan. Oplet tetap menjadi pilihan bagi mereka yang menginginkan perjalanan yang lebih pribadi, meskipun harga tiketnya sedikit lebih mahal dibandingkan dengan angkutan umum lainnya.
Modernisasi dan Transformasi Oplet
Seiring berjalannya waktu, oplet Jakarta mulai bertransformasi. Meskipun jumlah oplet yang beroperasi berkurang drastis, beberapa operator oplet masih berusaha bertahan dengan melakukan modifikasi pada kendaraan mereka. Ada yang memperbaiki kondisi fisik oplet agar lebih nyaman bagi penumpang, ada pula yang menawarkan layanan oplet dengan harga lebih terjangkau, meskipun tak sepopuler dulu.
Salah satu inovasi yang muncul dalam dunia transportasi Jakarta adalah penggabungan antara oplet dengan sistem transportasi modern. Sebagai contoh, beberapa oplet kini beroperasi di beberapa rute tertentu yang terhubung dengan sistem Transjakarta atau halte-halte MRT. Ini memberikan opsi tambahan bagi penumpang yang memerlukan koneksi dari dan ke area yang tidak terjangkau oleh sistem transportasi massal.
Selain itu, banyak oplet yang beralih menjadi kendaraan wisata, yang digunakan untuk tour keliling kota atau wisata sejarah Jakarta. Pada perjalanan semacam ini, oplet tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi, tetapi juga sebagai alat untuk mengenalkan wisatawan kepada budaya dan sejarah Jakarta yang kaya. Dengan modifikasi interior yang lebih modern dan nyaman, oplet kini menjadi bagian dari pengalaman tur Jakarta yang unik.
Tantangan dan Prospek ke Depan
Meski demikian, masa depan oplet di Jakarta masih penuh tantangan. Salah satu tantangan utama adalah ketergantungan pada kondisi jalanan yang semakin macet. Oplet, meskipun fleksibel, tetap terhambat oleh kemacetan parah yang sering terjadi di Jakarta. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih terintegrasi dan efisien, yang dapat mengakomodasi kebutuhan mobilitas warga Jakarta tanpa terjebak dalam kemacetan.
Pemerintah Jakarta juga telah berupaya meningkatkan sistem transportasi umum dengan memperkenalkan berbagai inovasi, seperti sistem angkutan berbasis aplikasi dan pengembangan transportasi massal yang lebih efisien seperti MRT, LRT, dan Transjakarta. Namun, hal ini juga berarti bahwa moda transportasi tradisional seperti oplet harus beradaptasi dengan tuntutan zaman. Jika oplet masih ingin bertahan, mereka perlu menawarkan kenyamanan, keamanan, dan keandalan yang lebih baik agar tetap menjadi pilihan bagi masyarakat Jakarta.
Kesimpulan: Oplet sebagai Bagian dari Sejarah Jakarta
Meskipun kini keberadaan oplet semakin terbatas dan tergerus oleh perkembangan transportasi modern, oplet tetap menjadi bagian dari sejarah transportasi Jakarta yang tak terlupakan. Sebagai moda transportasi yang pernah menghubungkan berbagai sudut Jakarta dengan cara yang fleksibel dan efisien, oplet telah meninggalkan kesan mendalam bagi banyak warga kota. Perannya dalam mengantarkan jutaan orang menuju tempat tujuan mereka pada masa lalu adalah sebuah kenangan yang tidak mudah dilupakan.
Keberadaan oplet menjadi simbol perubahan dalam sistem transportasi Jakarta, dari yang tradisional menuju yang lebih modern dan terintegrasi. Oplet mungkin tidak lagi menjadi pilihan utama bagi sebagian besar warga Jakarta, namun kenangannya tetap hidup dalam ingatan kolektif kota ini, sebagai saksi sejarah perjalanan Jakarta menuju kota metropolitan yang lebih maju.
0 notes