#- Kamar mandi di dalam dan di luar
Explore tagged Tumblr posts
steven-wijaya · 1 year ago
Text
Kakak Iparku Yang Menggoda
Pagi ini berawal ketika aku baru saja mengantar istriku ke Jakarta untuk tinggal beberapa minggu disana dalam rangka tugas kantor. Sebelum berangkat istriku menitipkan sebuah barang  untuk dikembalikan ke kakak istriku. Sehabis mengantarnya ke bandara dengan cuaca agak mendung aku langsung mengantarkan barang titipan untuk kakak ipar istriku. Sampai dirumahnya ternyata terlihat sepi, tidak ada orang dan pintu rumahnya juga tertutup rapat. Kemudian Ku ketuk pintu rumahnya.
“Tok..tok…tokkk, Mbah heni….permisi mbak”, teriaku memamggil nama kakak ipar istriku.
Karena tidak ada jawaban dan pintu  berulang-ulang kuketuk tidak dibuka. Akhirnya iseng-iseng kupegangan pintu dan ku dorong, ehhhh..ternyata pintu nggak terkunci.
Teledor benar kakak iparku ini, begitu pikirku. Aku masuk ke kamar tamu dan terlihat sepi. Sayup-sayup ku dengar suara gemercik air di kamar mandi belakang dan aku segera berjalan kekamar mandi dan menyapa kakak iparku.
“Mbakk…Heniiii….mbak”, teriak dengan nada agak keras.
“Siapa ya?” jawab dari dalam kamar mandi.
“Aku Mbak Budi”jawabku.
“Ada apa Bud tumben mampir?”tanyanya lagi.
“Ini mbakk aku disuruh adikmu mengantarkan barang untuk mbak” jawabku.
“Oh ya, tungga bentar ya Bud” jawab mbak Heni dari dalam kamar mandi.
Akhirnya aku duduk-duduk di ruang tamu sambil membaca majalah yang ada dimeja. Lima menit berlalu, sepuluh menit, limabelas menit sudah aku menunggu, ternyata Mbak Heni belum juga kelar mandinya dari tadi.
Karena lamanya aku menunggu iseng-iseng aku bangkit menuju kamar mandi dan mencoba melihat dari luar apa yang sedang dilakukan kakak iparku ini. Dari lubang kunci aku intip kakak iparku yang sedang mandi dengan detak jantung sedikit Deg Degkan. Saat kulihat ternyata kakak iparku sedang menggosok-gosok badannya dengan sabun mandi sambil duduk di pinggir kamar mandi dengan kaki mengangkang, Terlihat jelas di mataku, karena posisi duduknya menghadap ke pintu kamar mandi. Kedua matanya tertutup rapat dan bibirnya menganga sambil sesekali mengeluarkan erangan kecil.
“Unghhh…ahhhnnngg”. Kulihat buah dadanya, walaupun agak kecil, tapi bentuk putting susunya sangat besar seperti biji buah salak dan menegang.
Pandangan langsung ku alihkan ke bagian bawah. Spontan darah kelaki-lakianku mendidih melihat bentuk vaginanya terlihat sangat bagus, seperti mawar merah yang sedang merekah tanpa ada bulu-bulu kemaluan yang sudah dicukur habis. Tampak tangan Mbak Heni sedang menikmati gesekan dan gegesekan tanganya masuk kedalam lubang vaginanya sambil pantatnya bergoyang – goyang.
Ohhh melihat kakak iparku yang sedang masturbasi dikamar mandi. Aku tak begitu saja menyia-nyiakan kesempatan ini. Dan terus ku intip dari lubang kunci sambal kukocok-kocok batang penisku yang sudah menegang.
Goyangan pantatnya semakin bergetar keras ketika jarinya menyentuh klitoris dan jari-jari tangan nya yang lain masuk diantara bibir vaginanya. Dikocok-kocok vaginanya dengan jari tanganya dengan gerakan memutar seirama dengan goyangan pantatnya. Mungkin Mbak Heni  sudah mulai klimaks, karena kulihat tubuhnya mulai mengejang-ngejang sambil menyilangkan kedua kakinya menyilang menjepikan jari tanganya yang berada didalam vaginanya.
Khawatir aku taku ketahuan oleh Mbak Heni aku segera bangkit dan berlari menuju ruang tamu dan kembali duduk. Pura-pura aku kemabli membaca majalah.
Tak lama terdengar suara pintu kamar mandi dibuka. Kakak iparku keluar dari kamar mandi dengan mengenakan daster satin yang sangat pendek dengan dua tali kecil yang menempel ditubuhnya, hingga membuat tenggorokanku kering menahan gairah seksku yang sudah sangat bergairah sekali. Astaga bentuk kedua putting susunya itu tidak bisa menyembunyikan dibalik kain satin dasternya yang licin itu. Tetapi aku berusaha pura-pura cuek saja dan bertanya.
“Mbak Om Andre kemana”tanyaku basa-basi.
”Biasa lah suamiku sedang ke bandung seminggu”.
“Pantesan kesepian dong mbak, jadi janda sementara dong, heheheh”, candaku sambil aku goda.
“Lah istrimu ke Jakarta berapa hari Bud?”.
“Ya sama seperti Om Andre seminggu”.
“Berarti duda ketemu janda nich”, kata kakak iparku.
“Oh ya Ini mbak titipan dari adikmu”.
“Ok makasih ya Bud”.
Baru berbincang-bincang sebentar diruang tamu , tiba-tiba hujan turun dengan sangat derasnya diluar sana.
“Waduh hujan ” kataku memecah suara hujan yang jatuh di atas genting.
“Ya disini dulu to Bud, ngapai buru-buru kan ngak ada acarakan”.
“Ngak Mbak”, sahutku.
“Sebentar ya Bud tak buatkan kopi kesukannmu” sahutnya.
“jangan pakai susu mbak ngak enak”, sahutku sambil bercanda lagi
“Kalau pakai susuku pasti kamu suka kan”, katanya sambil mencoba mengodaku.
“Hahah…kalau itu ngak usah ditanya mbak sekali sedot mbak pasti ketagihan, apalagi bentuk itu lho”.
“Emang kelihatan Bud”, dengan kata menggoda.
“Jelas sekali mbak, untung Cuma ada aku disini, coba kalau orang lain pasti mbak diperkosa”.
“Hahaha….kalau yang memperkosa kamu mbak pasti rela kok”, dia terus semakin menggodaku.
Kulihat Mbak Heni berjalan ke dapur membuat aku menelan ludah karena kulihat pantat yang hanya terhalang olek kain satin dasternya bergoyang ke kanan dan ke kiri, seakan-akan menantang setiap lelaki untuk menjamahnya. Kulihat terus setiap gerakan tubuhnya dengan seksama. Darahku seakan semakin kian tak terkontrol lagi.
Saat membuat kopi didapur tiba-tiba kakak iparku lari tungang langak dari dapur sambil berteriak dan langsung naik keatas tubuhku sambil memeluk tubuhku erat-erat.
“Kamu ini kanapa sih mbak pakai lari dan teriak kayak dikejar maling saja”.
“Itu lho Bud ada tikus lewat dikakiku tadi“, katanya sambil menunjuk ke arah dapur.
”Sudah tenang-tenang Cuma tikus saja tak kirai ada maling“, sahutku sambil tetap memeluk kakak iparku.
“Tapi aku jijik lihat tikus Bud”, kami tetap masih saling berpeluakan diatas kursi sofa.
Jantungku mulai berdetak kencang dan gairah kelaki-lakianku langsung cepat naik atas ubun-ubun kepalaku. Dengan masih saling berpelukan dan sama-sama  saling berpandangan antara kedua mata tanpa berkedip sedikitpun, Sementara hujan diluar semakin tambah deras sekali menambah Susana menjadi dingin dan syahdu. Tanpa sadar entah siapa yang memulai duluan kami berdua sudah saling berciuman antara bibir dan lidah dan saling berpagutan.
Kulumat bibir kakak iparku itu dengan penuh birahi dan nafsu. Kugigit pelan bibirnya dan kumainkan lidahku di dalam mulutnya dibagian atas langit-langit. Kakak iparku membalasnya dengan sangat nafsunya membalas setiap lidahku yang menjulur ke mulutnya dengan cara menyedot lidahku. Nafsu dan birahi kami berdua sudah sama-sama tidak bisa dikendalikan lagi. Aku sadar bahwa ini tidak boleh aku lakukan dengan kakak iparku, tetapi apa daya aku sudah tidak bisa lagi menahan dan menghentikan gairah nafsku ini.
Kami semakin tenggelam dalam kenikmatan birahi. Kucium dan kujilat bagian leher kakak iparku dan hampir saja aku mencipok lehernya itu, kalau tidak ditepis oleh kakak iparku itu.
“Budi Jangan disitu nanti membekas entar ketahuan sama Mas Andre”, larangnya.
Kemudian kujilat lidahku berlanjut kearah bagian kuping belakang kakak iparku sambil kubisikkan sesuatu.
“Mbak kita pindah kekamar aja yuk” dan kakak iparku hanya mengangguk saja.
Kemudian kuangkat tubuhnya dan berjalan masuk kedalam kamarnya dengan cara ku gendong dan kubaringkan tubuhnya terlentang diatas tempat tidurnya. Kubuka baju dan celanaku sendiri hingga dalam hitungan detik aku sudah bugil total dengan batang penisku yang sudah siap bertempur.
“Bud ternyata punya kamu besar juga ya”, saat melihat penisku mengajung keatas dengan sangat tegangnya.
“Ah ngak juga Mbak pasti punya Mas Andre lebih besar dariku”. Sambal kupandangi tubuh kakak iparku dengan hanya terbalut daster satin itu terlentang ditempat tidur.
Setelah melepas semua pakaianku aku segara naik keatas tubuh kakak iparku tapi sebelum naik keatas tubuhnya, dengan cepat kulapas celana dalamnya hingga jatuh diatas lantai. Kemudian aku mulai menjilat dan mencium dengan lidah dan mulutku kebagian tubuhnya yang masih terbalut daster satin yang licin itu hingga lidahku berhenti dibagian kedua putting susunya yang semakin kian mengacung keatas menebus menjeplak dikain satin dasternya.
Kusedot dan putar-putar lidahku dibagian puting susunya secara bergantian tanpa melepas kain satin  penghalang dasternya. Pelan-pelan kaki kanannya mulai ku lebarkan sedikit ke kanan. Jemari tangan kananku mulai memainkan belahan bibir vaginanya mulai dari bagian atasnya hingga bawah dengan cara kugesek-gesek masuk kedalam vaginanya. Kudengar desahan kakak iparku melenguh-lenguh tanda dia mulai terangsang dan menikmati setiap gesekan jari tanganku.
“Unggghhhh…..anghhhh….ouuuhh…Budiiiiii…..nikkkkmaaaattt…..sekali…..sayanggg…. terussss Bud”.
Tampaknya kakak iparku sudah benar-benar merasakan kenikmatan yang makin mendalam,  setelah puas memainkan kedua putting susunya kemudian bibirku dan lidahku mulai turun bagian bawah selangkannya  dengan menelusurin bagian tubuhnya hingga mendarat dibagian belahan vaginanya yang sudah basah oleh cairan kewanitanya.
Kujilat dengan lembut dengan lidahku dengan mesra sambil sesekali menggigit bagian dalam bibir ujung klistorinya itu.
“Ohhh….unghhhh….Budiii…..anghhhh…..unghhhhh..enak banget budiiii……sedot bud bagian itilku (klistori)”, tampaknya kakak iparku semakin mendesah kenikmatan.
Kakak iparku terus mendesah dan mendesah kenikmatan saat bibirku terus menyedot bagian biji klistorinya dan lidahku kadang-kadang berputar-putar dibagian dinding vaginanya. Kemudian dengan hitungan detik kami sudah berganti posisi 69. Kini didepan wajahku terpampang vagina yang menganga dan memerah.
Tanpa membuang waktu lagi langsung saja ku jilat Kembali vaginanya dengan lidah dan bibirku hingga Mbak Heni menggelinjang penuh kenikmatan. Tetapi sebaliknya kakak iparku dengan sangat lincahnya juga langsung menghisap batang penisku dengan cara disedot-sedot dan dihisap-hisap dengan mulutnya secara bernafsu. Tiba-tiba baru hampir sekitar empat menit kakak iparku langsung bangun dan mendorongku posisiku diatas tubuhnya hingga jatuh telentang.
Diluar sana hujan belum juga berhenti masih terdengar sangat deras. Kakak iparku mulai ambil posisi membelakangiku dan membimbing batang penisku yang sudah mengarah mengajung keatas seperti rudal siap luncur dan langsung dimasukan kedalam lubang vaginanya yang sudah becek itu. Dengan sekali dorong Blesss…..dengan mudahnya penisku langsung masuk tenggelam kedalam vaginanya dan langsung digoyang dengan gerakan naik turun tubuh kakak iparku diatas tubuhku.
Gerakanya tubuhnya dari Pelan-pelan mulai sedikit agak cepat sampai seperti kesetanan dia terus menggoyang pantatnya naik turun. Melihat gerakanya itu aku mulai megimbangi gerakannya dengan mendorong batang penisku maju mundur.
Desahan dari mulutnya tak henti-hentinya mendesah tak karuan mengisi setiap ruang dalam kamarnya. Untungya suara hujan diluar sana lebih keras dari suara desahanya. Dengan masih melakukan gerakan bergoyang-goyang diatas tubuhku kemudian dengan cepat kuremas-remas kedua buah dadanya yang bergoyang-goyang naik turun itu. Hingga akhirnya kakak iparku menjerit kecil.
“Ohhhh…..Budiiii….aku sudah nggak tahan lagi….Ahhhhhhhh”. sebelum dia orgasme Segera kuambil posisi konvensional.
Kutelentangkan tubunya diatas tempat tidur dan membuka kedua pahanya lebar-lebar Kuterobos langsung masuk ke lubang menganga itu dengan penisku dan kuserang habis-habisan. Kugenjot keluar masuk penisku kelubang vaginanya dengan Gerakan sangat cepat tapi pasti dengan kedua kaki kakak iparku mulai menyilangkan kebagian tubuhku. Dengan posisi permainan seperti ini kami lakukan diatas ranjang hampir bertahan 15 menit dan sampai akhirnya kakak iparku berdesah hebat sambil berkata.
“Budiiii…..sayanggggg….anghhhh…..anghhhh….aaahhhh….ouuggghhh….akkkkuuu mmmmaauuu kkkellluuaaaarrrrr sayangggg…..ounghhhh”.
Melihat kakak iparku yang mulai akan orgasme gerak keluar masuk penisku kedalam vaginanya semakin kecepatan dan tak lama kemudian akupun juga merasakan hal yang sama merasakan detik-detik cairan spermaku akan segera muncrat. Tapi sebelum aku mucrat lebih dahulu kakak iparku yang merasakan orgasme. Tubuhnya mengejang-ngejang dan kedua kakinya semakin menguci menyilang ketubuhku disertai desahan Panjang yang sangat keras.
“Budiii…..sayanggggg……aku…..onghhhh….anghhhh….ahhhhhh”, kedua matanya terpejam menikati detik-detik orgasme yang mengalir disetiap bagian tubuhnya.
Selang beberapa menit kakak iparku orgasme, Kurasakan cairan spermaku mulai mengalir dari dalam tubuhku dan akan segera keluar dari dalam penisku. Kugoyang dan kugenjot terus penisku keluar masuk vaginanya  sampai cairan spemaku keluar menyembur ke dalam vagina kakak iparku itu sambil kupeluk erat-erat tubuhnya yang terlentang diatas tempat tidur.
Crottt….crottt…crottt….cairan spermaku mucrat dengan sangat dahsyat disertai tubuhku yang juga ikut mengejang-ngejang disaat cairan kental itu keluar membasahi bagian dalam vaginanya.
“Ohhhh…..ohhhh…..Mbah….Heniiiii…..ohhhh…..aku keluar…..juga Mbakkk…..ohhh…..anghhhh”. desahanku saat cairan spermaku keluar.
“Terus sayangg….keluari sampai habis didalam vaginaku biar kamu puas sayangg”, sambil membisikan dibagian telingaku.
Setelah sama-sama puas diatas ranjang kami berpangutan mesra hingga sepuluh menit lamanya dengan posisi penisku masih tertancap didalam vaginannya. Hingga batang penisku mulai mengecil didalam vaginanya disertai lelehan sisa cairan spermaku yang jatuh membasahi sperai tempat tidur kakak iparku.
“Mbak Heni”, panggilku.
“Iya sayang ada apa?”, dengan nada mesra menjawabku.
“Tadi pas Mbak Mandi aku ngitip mbak mandi dan ternyata mbak lagi mastrubasi”.
“Dasar kamu nakal Bud, ngapai kamu pakai ngintip segala”.
“Habis ditunggu mandi kok lama banget jadinya aku penasaran dan mengintip mbak”.
“Oh ya Mbak ngapai juga mbak pakai acara mastrubasi segala”. Kataku dengan santainya.
“Habis Mas Andre udah dua hari aku ditinggal kebandung dan semalam aku lagi nonton film bokep jadinya aku pingin lho Bud”.
“Tapi sekarang udah puas kan mbak”, kataku sambil menciumnya.
“Puas banget Bud, makasih ya bud aku bisa tersalurkan gairahku ini sama kamu” dan dia menciumku Kembali.
“Ya mbak sama-sama aku juga puas bisa main sama mbakku ini”.
“Bud, kapan-kapan kamu mau kan mengulangi seperti ini kalua Mas Andre keluar kota”.
“pokonya Mbak mau kapan mbak mau, Budi siap kok”, Senda gurau berakhir sampai aku berpamitan pulang dan kebetulan hujan sudah agak reda. Sebelum pulang kucium mesra pipi dan bibirnya sambil kubisikkan di telinganya
”Mbakk Heni adalah kakak iparku tersayang dech”.
“Iya Bud kamu juga adik iparku yang Mbak sayang juga”.
Semanjak itu aku jadi sering ketagihan untuk mengulangi dan mengulangi dengan permainan yang sama diatas ranjang saat Mas Andre tidak dirumah dan istriku yang juga sering ditugaskan keluar kota.
SEKIAN
561 notes · View notes
prawitamutia · 10 months ago
Text
menyembuhkan
beberapa waktu lalu ngetren istilah "healing". hmm katanya sih, healing ini maksudnya kegiatan yang bisa menyembuhkan luka atau trauma hati. ada yang melakukannya dengan jalan-jalan, makan-makan, leyeh-leyeh sebentar--eh ini tuh self reward bukan healing nggak sih?
saya nggak punya latar belakang psikologi dan nggak tahu healing yang sebenarnya itu apa. saya pernah beberapa kali ke psikolog, mungkin saat itu psikolog yang saya temui nggak cocok jadi saya nggak merasa healed. saya coba juga tuh melakukan jalan-jalan makan-makan dan leyeh-leyeh tapi yang ada boros bukan healing. jadi sebenarnya healing itu ngapain?
hal-hal sederhana seperti nyuci piring, ngosek kamar mandi, merapikan kamar, mandi, atau minum teh katanya juga bisa menjadi ajang healing. menulis juga katanya bisa menjadi media untuk healing. tapi... rasanya belum deh. belum dan bukan itu semua.
sampai suatu ketika, saya baca buku-buku parenting dalam rangka memperbaiki cara mengasuh Mbak Yuna dan sekaligus menyongsong lahirnya anak kedua (Mas Yasa). saya kaget banget menemui diri saya nangis sesenggukan karena baca buku parenting--saat itu yang paling membuat air mata tumpah ruah adalah The Book You Wish Your Parents Had Read. suatu waktu lain, saya baca buku Nicole Lepera, ternyata mbak ini juga mengalami yang saya alami wkwk nangis sampai kamiseseken karena buku parenting.
ternyata menyembuhkan diri itu perjalanan hati ya? hanya bisa dilakukan oleh diri kita sendiri dan caranya adalah dengan menemui diri kita sendiri, anak kecil dalam diri kita, inner child kita. cung yang kalau dengar lagu Satu Satu nya IDGITAF meleleh! nah.
saya bersyukur meskipun agak menyesal mengapa perjalanan menyembuhkan hati ini baru benar-benar terasa dimulai ketika saya baca buku yang seharusnya saya baca bertahun sebelumnya. tapi, ah saya bersyukur sekali sudah akhirnya berani menemui diri saya di masa kecil. memaafkan semuanya.
karena buku-buku parenting itu, sekarang saya hampir selalu rindu membaca. semacam bahagia sekali ada seseorang di luar sana yang bisa mengartikulasikan yang kita rasakan dengan lebih baik, membuat benang kusut di kepala ini terurai.
prompt 3.
apakah ada momen dalam hidupmu yang membuatmu merasa perjalanan menyembuhkan dirimu dengan sadar dimulai? momen apa? apa kegiatan healing favoritmu?
90 notes · View notes
crescenthemums · 9 days ago
Text
Awal minggu ini gue lalui dengan sangat tidak nyaman, karena harus kembali berhadapan dengan permasalahan paling utama dalam hidup: ngga bisa tidur.
Meski kedengarannya "kekinian", masalah ini triggering dan cukup membuat damage di gue.
Jadi pas hari pertama ngga bisa tidur itu awalnya gue sempet tidur, tapi emang kebangun-bangun karena ac kamar lagi suka netes. Karena merasa udah gue tadahin gayung dan ngga akan basahin kasur, jadi gue sempet tidur. Lalu tiba-tiba jam 2 pagi tetesannya tambah banyak dan kayanya terlalu banyak energi kalo gue harus pake buat mikir mau ditadah apa lagi. Akhirnya gue pindah ke kamar bawah.
Dan dimulailah. Gue ngga bisa tidur sampe matahari terbit.
Sempet merem bentar tapi ngga pules, kebangun-bangun dan merasa ngga tuntas, padahal hari itu gue kerja siang. Tapi yaudah gue masih sempet workout mandiri, trus mandi, lalu coba tidur lagi dikit mayan dapet 30 minit.
Hari itu gue coba berpikir; oh, mungkin karena pindah kamar, jadi susah tidur karena ngga terbiasa sama suasana asing.
Besokannya ac kamar masih belum bener, gue males ribet mindahin barang-barang ke bawah dan takut ngga bisa tidur lagi, sehingga gue memutuskan tetep tidur di kamar gue dan pake kipas angin.
Jam 12 teng: masih seger. Main township dikit kali yah, siap-siapin produk di pabrik, nanem-nanem dikit di kebun. Minum anti histamin kali yah biar dapet efek ngantuknya.
Jam 1: oke matiin hp, kita coba merem.
Jam 2: hm kok belum ada nguap sama sekali. Coba kita nyalain playlist ngantuk.
Jam 2.30: wah ngga bener ini. Ganti playlist "sound for sleeping". Ada yang klaim-nya 3-minutes auto sleepy.
Jam 3.30: udah 20x3 menit masih belum ngantuk juga. Oke coba kita ganti yang ada orang ngomongnya kali yah. Ada tuh "bedside stories for grown up". Minum anti histamin 1 lagi kali yah. Ngga boleh sih harusnya, tapi gapapa kalopun mati OD, gue matinya dalam keadaan ngantuk.
Jam 4: pasrah. Yaudah, mau tidur silakan, ngga tidur silakan.
Gue lupa tepatnya, tapi kayanya setelah lewat adzan subuh tuh ingatan gue ilang. Asumsi gue, itu gue udah tidur. Tentu ngga lama, sekitar setengah delapan gue kebangun karena gerah.
Gue masih berpikir; oh, ngga bisa tidur mungkin karena ac ngga nyala dan harus tidur pake kipas kecil. Jadi kurang nyaman.
Hari itu gue memutuskan ngga olahraga, karena selain badan ngga karuan rasanya, gue harus kerja jam 2 siang, jadi mending waktunya gue pake berusaha tidur lagi.
Gue tetep mencoba makan, meski gue nggatau apa yang gue pesen dan apa yang gue makan, yang penting perut ngga kosong. Hari itu juga gue memilih beli minuman buah jualan perawat gue aja, alih-alih kopi.
Seharian bentukan badan rasanya nggausah ditanya lagi. Kayak kuntilanak. Dikit-dikit nada tinggi, muka awut-awutan, dingin, dan melayang. Rasanya ngga napak tanah, mata kayak mau merem terus. Gue pikir hari itu akan berlalu cepat tanpa ada pasien-pasien yang menuntut banyak energi. Ternyata di penghujung shift justru ada satu pasien baru yang handlingnya butuh ekstra energi, karena keluarganya luar biasa tidak siap dengan grief.
Gue harus juggling antara jelasin kondisi penyakit pake bahasa sebayi mungkin, mikir tindakan yang mau gue kerjain beserta alternatifnya dan resiko-resikonya, nyiapin konsulan rencana operasi besok yang gue sambi sembari nunggu keputusan keluarga, angkat telpon konsulen, dan yang ter-draining: comforting keluarganya yang sangat "physical touch" sehingga gue harus menyambut setiap peluk, genggaman tangan, senderan kepala. Gila. Gue rasanya sedetik lagi gila.
Sampe rumah, gue udah bener-bener mode asal ga lupa napas aja udah. Semua kegiatan yang gue lakukan hanyalah muscle memory aja. Sebelum balik dari rs pun gue cuma makan batagor yang gue gofood dari magrib dan baru kemakan jam 9 malem.
Abis mandi, gue minum obat batuk yang ada anti histaminnya juga. Usaha terakhir. Masih di kamar gue dan masih pake kipas angin.
Untungnya, malem itu gue tertidur effortlessly sebelum jam 12 malem dan kebangun jam 7 pagi karena tukang ac dateng. Walaupun tidur dengan banyak mimpi dan kepala masih berat banget ngerasa ngga tuntas tidurnya, nggapapa.
Kelar ac dibenerin, gue beberes rumah, nyapu ngepel nyuci ganti sprei, lalu workout. Lalu mandi pake sabun wangi menyenangkan dan pake losion menyenangkan. Sebelum shift malem, gue sempet tidur siang. Enak, tapi masih pusing dikit.
Setelah cukup tidur (yha dibanding kemarennya), gue mulai bisa menganalisa. Kalo hari ketiga gue bisa tidur di kamar gue dengan kipas angin, berarti masalahnya bukan di kipas angin. Sempet kepikir apa karena tidur sendirian dua malem? Tapi di hari pertama gue nggabisa tidur justru itu lagi ngga sendirian. Jadi gue nggabisa tidur kenapa? Ngga tau.
Jujur, hari dimana sampe gue denger adzan subuh masih melek itu sungguh traumatis. Setiap kali gue tau malam bertambah larut dan pagi dikit lagi dateng, sementara gue nguap aja rasanya gue buat-buat sendiri saking pengennnya tidur; itu stressfull banget. Jadi siklusnya muter di situ-situ aja. Ngga bisa tidur - stres - makin ngga bisa tidur. Sampe level gue pengen nangis saking stresnya. Semua cara yang gue inget, gue lakuin. Mulai dari yang sesepele dengerin audio, atur napas ala savasana, minum obat dengan efek samping ngantuk, apapun itu semua gue lakuin. Gue bahkan berhasil mengendalikan pikiran gue biar ngga kemana-mana selama ngga bisa tidur, tapi ternyata gue tetep ngga bisa tidur.
Those feelings of being unable to control yourself, of being helpless, of being clueless. Gila, depresif banget. Ditambah lagi ingatan-ingatan sekelebat (yang sebenernya bisa langsung gue tangkis) ketika masa-masa kelam gue berhari-hari ngga tidur dan sekalinya tidur harus mimpi buruk berlapis. Hhhh kalo aja gue ngga tidur sebelahan sama Celak, mungkin tindakan yang gue ambil bisa lebih destruktif lagi. Untung ada Celak yang clingy, yang bisa gue pegang bulunya, gue endus wanginya, lumayan buat grounding.
Bahkan perasaan ketika mimpi buruk sekalipun justru gue syukuri karena itu jadi pertanda bahwa gue sempat tidur; it's freakin painful. Gimana coba, lo sampe merasa nggapapa sama hal ngga enak karena ada hal lebih ngga enak lagi kalo itu ngga terjadi.
Ngga suka banget sama semua perasaan-perasaan itu. Ngga suka.
Gue tau, pasti ada sesuatu yang salah. Yang mungkin lagi gue kubur, lagi gue tutup-tutupin dan gue bantah sampe gue ngga inget lagi itu apa. Mungkin gue lagi butuh waktu yang tepat buat menata ulang, lalu menerima keberadaannya sehingga ngga perlu gue tutup lagi. Gue tau, setiap kali gue ngga bisa tidur, ada hal-hal yang harus gue rapihkan dengan kepala tenang.
Waktunya aja yang belum ada. Atau gue menolak menyediakan waktunya.
Entahlah.
Kemarin, gue yoga. Mencoba kembali mindful, ngerasain lagi satu-satu komponen tubuh ketika gerak, ngedengerin pelan-pelan badan gue mau apa, butuh apa. Benerin napas. Benerin postur yang kemarin-kemarin oleng terus kayak zombie haus darah. Trus nyoba pincha lagi. Masih mentok di 1 menit 10 detikan. Bahkan di percobaan ketiga udah nggabisa ngangkat. Yaudah, nggapapa. Ketawain aja.
Semalam, gue sudah kembali tidur tanpa banyak usaha, meski pas bangun masih ada banget ngantuknya. Sempet agak takut nggabisa tidur lagi karena pas otw pules tiba-tiba dibangunin karena katanya ada suara tetesan dari ac lagi. Marah banget, gue nggamau kejadiannya keulang. Tapi untungnya gue tetep tidur, kebangun pas menjelang kelas workout pagi sama coach.
Ya udah, hidup bakal muter gitu-gitu aja. Kadang semua berjalan tanpa peak pose, tanpa hal-hal kejutan. Kadang semuanya plot twist berlapis, grudak gruduk tercepot-cepot. Kadang semua terasa benar, kadang napas juga rasanya salah. Setelah semua terapi, latihan, upaya-upaya menyembuhkan lainnya; akan selalu ada episode-episode "kambuh" yang akan muncul. Ngga ada hidup yang akan selalu baik-baik aja sempurna senantiasa. Gue juga ngga pernah berharap punya hidup yang begitu. Makanya sekarang, doanya adalah;
se-chaotic apapun hari akan terjadi, semoga selalu punya kepala yang waras untuk mengelola dan menjadikan hari itu tertutup dengan kendali.
Selamat pagi dan mari eek lagi 🙏
8 notes · View notes
ummumukhbita · 6 months ago
Text
Talaqqi Qira’at Riwayat Imam ‘Ashim
Hanya 10 hari, rasanya belum cukup untuk menggali ilmu Allah yang sangat luas. Sementara diri ini sangat terbatas. Meski sebentar, tapi kenangan setiap harinya akan terus membekas.
Aku akan selalu rindu suasana komplek PT PUSRI yang rindang lengkap dengan masjid Aqobahnya yang sangat “hidup”. Hingga malam-malam panjang saat itu terasa singkat seperti Ramadhan. Syahdu, penuh keberkahan🥹
Aku juga tidak akan lupa momen-momen sulit ketika talaqqi pertama yang bahkan untuk menyelesaikan 1 juz butuh waktu 6 jam lamanya. Dari isti’adzah bahkan sampai ketika mengucapkan lafazh “Barakallah” saja tak luput jadi bahan koreksi ustadz. Betapa semakin belajar kita akan sadar bahwa masih banyak lagi yang perlu kita pelajari.
Selain halaqoh talaqqi yang penuh kenikmatan, berkumpul dengan orang-orang sholih juga menularkan semangat. Ada pensiunan pejabat PUSRI yang meski menjadi paling senior di antara kami, tapi semangatnya paling membara. Ada juga Pak RT yang di tengah kesibukannya mengurusi umat tetap berjuang untuk bisa hadir di setiap halaqoh. Yang jauh dari Muara Enim pun ada. Belum lagi para pekerja yang meski tidak libur, tapi tidak menjadikan itu alasan untuk meninggalkan kesempatan emas ini.
Di sana juga aku dipertemukan sengan sahabat baru yang meski baru bertemu dan kenal di saat itu juga, tapi terasa seperti saudara yang sudah kenal sejak lama. Mitha yang sejak halaqoh pertama tak pernah putus asa untuk berlatih huruf isti’la, qolqolah dan semua catatan yang diberikan padanya. Bahkan baru juga membuka mata di pagi hari, ia sudah siap meminta bacaannya dikoreksi. “Mbaa, bener dak bismillah aku?” Hahaha
Juga Resty yang meski harus berbagi waktu dalam kesibukannya tapi tetap berjuang dengan maksimal. Melihatnya aku seperti diberi gambaran “mastato’thum” dalam kehidupan nyata. Meski di malam terakhir demam dan kedinginan, ia tetap hadir dengan jaket tebal yang menyelimutinya.
Dan dua bersaudara Dhiya dan Syasya yang punya sosok ibu luar biasa sehingga di usia muda mereka meraih prestasi yang jauh melampaui usianya. Bacaan mereka jangan ditanya, wong mereka murid Ustadz dari sejak belia���� masya Allah.
Ah rindu sekali,
Rindu juga sama kamar 210 Wisma Delima yang serasa hotel bintang 4nya PUSRI dengan kamar mandi estetik yang ada showernya😅 Rindu juga jokes bapak-bapak yang receh tapi menggelitik juga. Rindu ngebandrek untuk nahan ngantuk halaqoh malam. Rindu makan 3x sehari yang hampir selalu nasi padang🤭
Masya Allah. Nikmatnya berkumpul dengan orang-orang sholih. Semoga Allah beri kesempatan untuk terus belajar Al-Qur’an. Aamiin.
Palembang, 11 Juli 2024 || Baru 4 hari berlalu, sudah rindu🥹
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
8 notes · View notes
ruangsyindi · 9 months ago
Text
Ketika memutuskan untuk menikah, satu hal penting yang paling dikhawatirkan bahkan ditakutkan oleh hampir semua perempuan adalah bagaimana mertuanya nanti. Seperti apakah sikap dan karakter orang tua dari laki-laki yang akan menjadi suaminya itu. Secara tidak langsung, orang tua suami pasti akan menjadi orang tua istri juga.
Berbeda dengan laki-laki, meski terasa penting tapi bagi mereka khawatir dan takut pada calon mertua tidak perlu seberlebihan perasaan kaum perempuan. Salah satu penyebabnya yaa karena perempuan emang lebih sering melibatkan perasaan atas apa pun yang mereka lakukan. Jadi kalau ketemu dengan mertua yang berisik, pasti akan menimbulkan perasaan tidak nyaman. Kebanyakan mertua yang paling berisik itu adalah pihak ibu, ibu mertua.
Banyak sekali konflik yang bertebaran di media sosial terkait penyebab dari perceraian dalam sebuah rumah tangga disebabkan oleh ibu mertua bahkan ditambah ipar perempuan. Berbagai alasan yang diatasnamakan oleh ibu mertua agar tetap bisa memiliki hak sepenuhnya terhadap anak laki-lakinya. Menganggap bahwa menantu adalah saingan yang harus selalu mengalah. Sehingga kalau ibu mertuanya seperti itu, tinggal bersama dalam satu atap bersama mertua adalah salah satu yang ingin sekali rasanya dihindari oleh seorang perempuan yang sudah berstatus menjadi istri.
Meski tidak sedikit juga, ada begitu banyak perempuan yang beruntung di luar sana ketika menikah, dia bertemu dengan mertua yang memperlakukannya seperti anak sendiri. Ibu mertua yang penuh dengan ketenangan dan jauh dari riuh kebisingan, alias tidak berisik. Bahkan ibu mertuanya terus berusaha memastikan bahwa anak laki-lakinya akan selalu memperlakukan istri (menantunya) ini dengan sebaik mungkin, selalu mengingatkan anak laki-lakinya tentang tugas dan tanggung jawab sebagai seorang suami, serta berbagai bentuk perlakuan baik lainnya dari sosok ibu mertua kepada menantu. Perlakuan itu begitu diimpi-impikan oleh semua perempuan di dunia ini.
Bercerita tentang menantu dan mertua, saya juga jadi kepikiran bahwa selama ini kalau sudah menikah kemudian masih memilih untuk tinggal di rumah orang tua, jika rumah itu rumah orang tua istri, suami seperti tidak punya tuntutan untuk ikut bekerja dalam rumah tersebut, sepulang kerja menghabiskan waktu untuk mengurung diri istirahat di kamar, keluar kamar untuk makan atau kemudian pergi lagi jika ada keperluan. Jikalau harus membantu pekerjaan di rumah, yaa itu hanya pekerjaan ringan dan tidak selalu dilakukan. Beban hidup di rumah mertua bagi laki-laki kayaknya tidak seberat perempuan ketika tinggal di rumah bersama mertua atau orang tua suami.
Mengurung diri di kamar dalam beberapa jam saja akan jadi kesalahan besar, apalagi sepanjang berada di rumah. Baru keluar lagi kalau mau makan, mandi atau butuh sesuatu. Termasuk ketika urusan pekerjaan rumah sedang banyak-banyaknya. Harus begini, begitu pokoknya banyak tuntutannya haha. Belum lagi kalau bertemu dengan kasus saling membandingkan menantu karena tidak menempati ekspektasi yang sama. Menuntut untuk dipahami, tetapi berat untuk menghargai.
Cerita tentang mertua ini membuat saya jadi sangat mensyukuri sosok kedua orang tua yang saya miliki saat ini. Orang tua yang sudah begitu full memenuhi tengki kasih sayang anak-anak mereka, yang kasih sayang itu tidak akan pernah ada tandingannya di luar sana, meski sejauh manapun kami berkelana mencarinya.
Satu hal juga yang selalu mama ingatkan pada kami sebagai anak perempuan yang sudah atau belum menjadi istri, bagaimana pun perlakuan buruk ibu mertua kami nanti, kami tidak punya alasan untuk tidak berbuat baik kepada beliau. Kami harus terus dan selalu menyisihkan rasa peduli dan kasih sayang kepada mertua, sekali pun ibu mertua itu pelit kepada kami. Jangan pernah membalasnya dengan bersikap pelit juga. Jika perhatian, peduli dan kasih sayang itu tidak bisa kami sisihkan dalam jumlah besar, usahakan meski sedikit dan kecil kami tetapi memberikan itu pada mertua.
Semoga Allah merihoi kita untuk menjadi menantu yang baik dan bertemu dengan mertua yang baik juga. Karena bisa jadi, mertua yang baik adalah seiring sejalan dengan diri kita yang selalu berusaha untuk menjadi menantu yang baik. Aaamiin
Senin, 21 Ramadhan 1445 H / 01 April 2024
7 notes · View notes
rubahlicik · 10 months ago
Text
Poketrip, Hotel angker
Berawal dari aink yang sesumbar minta ke teteh cariin penginapan yang 'gapapa angker yang penting murah'
Akhirnya beneran kejadian.
Tumblr media
Aink nyampe penginapan tuh sekitar jam dua. Konfirmasi di resepsionis trus dapet kunci dan ditunjukin kamarnya.
Tumblr media
Rapi sih, mirip foto promosi cuman lebih kumuh dan terkesan lama banget ga dibersihin.
Aink cek kamar mandi, ga ada masalah meski sedikit kotor. Yang penting bisa mandi. Agak keganggu sama bunyi entah mesin apa yang nyala kalo nyalain lampu kamar mandi. Sama pintu ga bisa nutup sempurna, jadi ga bisa dikunci. Yauda sih ya toh cuma sendiri di kamar.
Setelah cuci muka, rebahan dan nyiapin bawaan buat ke venue, aink ninggalin hotel. Baru pulang malam jam tujuhan.
Agak panas di kamar, untung ada kipas angin. Di file booking, tertera ada wifi gratis. Yauda dong aink ke resepsionis nanya wifi. Eh ternyata beliau mau keluar sama cewe berpakaian minim dan ninggalin posnya.
Setelah konek wifi, aink balik kamar. Ternyata sinyalnya jelek, balik lagi lah ke depan soalnya ada beberapa wifi hotel yang lain. Minta pw buat jaringan wifi lain.
Ternyata resepsionis ga ada yang ngisi. Beneran ditinggal gitu aja bukan ganti shift. Aink jadi mikir aneh aneh kan. Kamar sebelah aink ada yang ngisi. Opik berto belum pulang. Kamar lain kosong 🙃
Aink agak ngahuleng di kamar. Mau mandi juga perasaan jadi agak ga enak. Yauda aink ganti baju doang lah trus nyoba buat tidur.
Hawa di kamar mulai panas, tapi aink ga mau nyalain kipas takut pileknya makin parah. Aink mau funrun besok.
Aink mulai gelisah, bolak balik posisi tidur, trus bolak balik bantal.
Pas bantal di balik, ada noda darahnya🙂. Aink balikin lagi ke posisi awal. Moga aja ini darah dari keperawanan yang hilang, bukan darah lain lain.
Aink ga tau ketiduran jam berapa, badan cape sih jadi meski gelisah aink tetep tidur cukup nyenyak. Kebangun jam 2 pagi, merem lagi, bangun jam 3, merem lagi bangun jam 4.
Ngerasa kamar makin panas, aink mutusin keluar buat nyari masjid terdekat. Pas keluar, meja resepsionis masih kosong 🙂. Okesip.
Di luar ada beberapa orang yang mulai sapu sapu. Padahal jalanan bersih banget. Salut lah sama penduduk lokal yang totalitas dalam kebersihan.
Mesjid uda rame meski adzan shubuh masi sejam lagi. Aink bab dan mandi di WC mesjid. Nyaman banget, alhamdulillah.
Balik hotel setengah 6, opik uda siap funrun. Karena waktu yang mepet buat ganti baju dan siap siap, aink ga sempet cerita.
Pas aink sama opik berangkat, berto yang sekamar sama opik juga ikut keluar. Padahal aink pikir mau tidur, perjalanan bogor-bali jalur darat plus feri kan pasti capek tuh.
Malemnya aink balik hotel jam 7an. Resepsionis uda kosong atau entah masi kosong 🙂. Sebelum ke hotel, aink mampir mesjid deket venue dulu buat jamak magrib dan isya, trus mampir indomaret buat beli roti.
Aink masih galau buat mandi di kamar, jadi balik lagi ke masjid deket hotel buat nebeng mandi. Sepulang dari masjid, opik nelpon bilang berto uda otw pulang sama nanya aink uda di hotel belum. Aink pikir mau ngajak tidur di kamarnya kan karena berto pulang, ternyata opiknya belum pulang. Yaudah aink tidur duluan aja wkwk.
Beda sama kemarin, sekarang aink tidur dalam kondisi fresh, meskipun kasur tetep bau keringat dan ada noda darah di balik bantal. Aink tidur cepet malam itu.
Menjelang tengah malam, opik nelpon sambil ngetok pintu kamar. Bilang mau ngambil kaos sama medali fun run. Aink bangun, ngasihin, basa basi makasih trus nutup pintu.
Aink ga tau berapa lama aink tidur setelahnya, soalnya opik nelpon lagi. Katanya kunci motor ilang mungkin jatoh di kamar aink.
Yauda aink bukain tuh, dan ketemu. Emang jatoh tadi pas dia ngambil medali. Setelah basa basi singkat, aink nutup pintu dan tidur lagi.
Paginya aink bangun telat, uda mulai siang. Aink uda ga begitu was was masuk kamar mandi buat wudhu. Selesai solat aink siap siap buat ke Sanur.
Sebelum pergi aink ke kamar opik dulu, kemarin dia bilang kamar mandinya jelek banget jadi mau numpang mandi di kamar aink. Jadi aink pagi pagi ngasi kunci kamar sekalian pamit dan ngebangunin buat shubuh.
Aink pulang ke hotel jam 9an, meja resepsionis uda ada yang ngisi. Aink jadi curiga kalo resepsionis cuma datang pas matahari terbit dan pulang setelah malam. Who knows.
Aink ngetok kamar opik. Ternyata masih tidur, tumben. Padahal biasanya rajin bangun pagi. Sambil ngusahain buka mata dia bilang kalo semalem dia ada yang gangguin.
Pas aink tanya siapa, dia nunjuk ke arah dinding depan kasur. Aink ga begitu merhatiin sebelumnya dan emang dari kemaren ga pernah masuk ke kamar opik.
Tumblr media
"Lukisannya ada yang ngisi"
Setelah giliran mandi di kamar aink, kami langsung cek out. Opik mau pindah hotel, kebetulan ada temennya yang baru nyampe ke Sanur. Opik mau nebeng sama temennya.
Aink dianter opik ke bandara pake motor. Di jalan dia cerita kalo semalem nyaris ga bisa tidur. Dia denger suara berisik dari arah lukisan. Aink ga nanya detail suara kayak gimana tapi cukup ngeganggu ampe dia kebangun tiap 15menit sekali.
"Ga cuma itu, semalem wajah lukisannya sempet ganti 3 kali. Itu yang paling bikin kaget"
Duh, aink jadi ga enak semalem ga peka nyuruh dia tidur dempetan di kamar. Kirain kamar aink doang yang apes, ternyata kamar opik berto yang berada paling ujung justru paling serem.
Di sebelah kamar ada lorong kecil sepanjang 2-3 meter. Kosong doang, ga diisi apa apa. Trus sebelah lorong kosong itu ada lorong sempit yang nyambung ke ruangan lain yang belum selesai dibangun.
Aink sempet kepo sebelum cekout. Jadi liat liat ke ruangan yang belum selesai itu. Berantakan dan penuh debu. Ga tau ga selesai dibangun ga tau emang ruangan rusak dan dibiarin gitu aja.
Pas uda nyampe bandung, aink cerita ke berto soal opik yang digangguin. Trus dia bales gini
Tumblr media
Seinget aink Kamar mereka tuh satu satunya yang di depannya dipasangin dupa. Pagi sebelum cekout, aink liat ada tante tante yang pasang dupa disana. Aink pikir room service kan yah, ternyata ga semua kamar dapet. Disana doang 🤣
Aink tanya berto kok ga bilang, tau gitu aink temenin opik tidur disana. Berto malah bilang si opik katanya mau pindah tidur di kamar aink🙃, jadi ga bilang apa apa.
Jadi semalem pas opik bangunin tuh mungkin sebetulnya dia mau nebeng tidur tapi ga enak. Ainknya juga ga peka, wkwkwk. Kamar aink polos, cuma agak serem aja kamar mandinya.. Jadi ga mikir aneh aneh.
Ga banyak mikir, aink langsung cek google maps dan baca review hotelnya. Emang ancur banget, kampret. Ga lupa aink pun ngasih review yang realistis buat hotelnya.
Semoga ga ada lagi korban yang kegocek sama harganya yang murah
Tumblr media
Sekian penutup trip aink ke Bali awal bulan Maret. What a trip🤣🤣🤣
12 notes · View notes
mencobaberakal · 7 months ago
Text
Bernostalgia dengan Rasa
Hari kemarin, berkunjung ke tempat singgah pertama sesaat sampai di Bandung, tempat pertama kalinya berjarak lebih jauh lagi dari zona nyaman di rumah, berjuang sendirian. Tempat singgah dan menetap selama setahun lebih dimana beragam emosi seperti terjebak, baik emosi bahagia, senang, sedih, khawatir, takut, hingga kecewa. Tempat yang membuatku belajar lebih dalam mengenal diri sendiri.
Seperti de javu, ragam emosi itu tiba-tiba terasa nyata kembali saat berdiri di dapur rumah singgah itu setelah semenjak 5 bulan yang lalu telah berpindah. Apakah ini yang sering kudengar dengan istilah Place Attachment? Ada emosi yang terpaut antara aku dan ruang dapur itu, ingin mengungkap, tapi seperti susah dicerna otak, tapi akan kuuraikan secara perlahan-lahan.
Macam di film-film, scene saat memasuki dapur dan melihat beragam perabotnya, mencium aroma khas di sana, menginjak lantai tackle yang selalu dibersihkan, posisi meja, kursi, dan kompor yang tak pernah berubah, juga pintu kamar mandi yang tampak di hadapan mata, tiba-tiba sekilas muncul scene flashback pada beragam emosi yang pernah terekam di sana. Ruang itu, semacam jadi saksi bisu beragam emosi pernah dihadirkan, ragam emosi yang bergumul sehingga membentuk karakter diri menjadi pribadi yang semakin kuat dan lebih dewasa (?). Ruang itu, seperti cuplikan video yang mengundang diri untuk bernostalgia. Mungkin karena, di sana lah tempat awal yang kudatangi saat tekanan/stressor dari luar mulai terlepas secara perlahan. Nuansa yang menenangkan dan seringkali membuat diri merasa lebih mindful dengan keadaan.
Apakah emosinya akan sama jika suatu saat bernostalgia dengan rumah yang kusinggahi sekarang? Mungkin saja akan berbeda, akan sangat berbeda. Bukan tentang mana perasaan yang lebih menarik, tapi lebih kepada, perjuangannya yang berbeda, fasenya berbeda pula. Jika sebelumnya adalah tentang bagaimana bertahan dengan kesendirian, mungkin saat ini adalah, tentang berjuang dengan kebersamaan. Seperti kata-kata bijak yang seringkali terdengar:
Setiap masa punya cerita
03062024
2 notes · View notes
catatancr · 8 months ago
Text
🍂قدّر اللّه وما شاء فعل🍂
Tumblr media
Singkut, 01 Mei 2024
🍂قدّر اللّه وما شاء فعل🍂
Kalimat inilah yang tak henti²nya kami ucapkan atas apa yang terjadi hari ini di rumah kami tercinta. Di saat sore hari hujan badai diiringi dengan petir telah mengguyur daerah Singkut dan sekitarnya. Dan tak lama setelah suara petir yang amat dahsyat dengan kehendak Allah Ta'ala tiang tower yang berada tepat dibelakang rumah roboh mengenai atap rumah kami. Alhamdulillah tidak semua bagian di rumah kami yang terkena, hanya sebagian kecil ruangan di rumah kami yang terkena imbasnya yaitu dapur, kamar mandi serta satu kamar tidur.
Tower yang roboh menimpa rumah kami adalah tower jaringan internet dan wifi yang dikelola oleh Tim Kakak keduaku yang sudah dibangun cukup lama hampir 6/7 tahun berjalan.
Dan قدّر اللّه وما شاء فعل tepat di awal bulan ini tower tersebut terjatuh. Jatuhnya tower terjadi atas kehendak Allah Ta'ala. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dan pihak keluarga lain yang dirugikan. Kami sekeluarga tak henti-hentinya bersyukur karena tragedi ini tidak merugikan orang lain/tetangga kami dengan izin Allah Ta'ala.
Kami yakin Allah Ta'ala tidak akan memberikan ujian/cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya, dan kami yakin disetiap musibah yang saat ini menimpa keluarga kami pasti ada hikmah di balik ini semua.
Semoga usaha kakak keduaku beserta timnya senantiasa diberikan kemudahan dan keberkahan rezeki oleh Allah Ta'ala dan diberikan kesabaran yang seluas-luasnya atas musibah yang terjadi.
Dan tentunya dalam menjalani kehidupan di dunia ini tidak lain dan tidak bukan hanya untuk mengharapkan keridhoan dari Allah Ta'ala semata.
Karena kehidupan di dunia ini adalah tempat ujian/cobaan serta tempat untuk mencari bekal amal sholih yang akan kita bawa kelak di kehidupan akhirat.
Karena kehidupan akhirat lebih kekal dan disanalah tempat kebahagiaan yang abadi.
.
.
.
Secuil pesan dari adek bungsumu tercinta💕
Bogor, 01 Mei 2024 | 23.16 WIB
2 notes · View notes
sikemiri · 8 months ago
Text
SUARA TANGISAN DI MALAM HARI
Tumblr media
Tengah malam dengan lapar yang melanda bukanlah kombinasi yang bagus. Pertama, karena malam aura kostan sangat tidak bersahabat bagi penakut seperti Asan. Kedua, Asan penakut. Pada intinya, nyali lelaki itu hanya secuil saja.
Tapi, perutnya semakin meronta untuk minta diisi. Maka dia coba lawan rasa takut itu dengan mencoba membayangkan mie kuah dengan telur dan cabai iris di atasnya. Begitu nikmat hingga dia memberanikan diri untuk keluar dari biliknya.
Baru saja pintu terbuka, sayup-sayup terdengar suara tangisan yang entah datangnya dari mana. Belum apa-apa bulu kuduknya sudah meremang jabrik. Maka dia mundur satu langkah dari pintu untuk berdoa dalam hati terlebih dahulu. Setelahnya, dia mencoba meyakinkan diri bahwa itu hanya halusinasi belaka.
Asan bergerak cepat untuk mengunci pintu kamarnya. Namun suara tangisan tersebut semakin jelas terdengar. Sebab Asan tidak berani untuk menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, maka dia percepat kegiatannya. Dua langkah baru saja dia lakoni, suara tangisan semakin jelas. Kali ini dia berada di depan pintu kamar Isan. Tangannya sibuk memegang ponsel dan mie instan, sedang telinganya mencoba didekatkan ke daun pintu. Benar saja, suara tangisannya muncul dari dalam sana.
Apa ada hantu bersarang di kamar tetangga barunya itu? Atau malah Isan yang menangis di tengah malam?
Kali ini rasa takutnya perlahan memudar karena sudah menemukan di mana sumber suara yang sempat membuatnya merinding itu. Dia mencoba mengetuk daun pintu karena terlalu penasaran, “San? Isan?”
“ITU SIAPA DI LUAR? PLIS TOLONGIN AKU!! HUWEEEEE!!!”
“Hah?” Asan semakin merinding karena suara tangisan itu kini berubah menjadi suara orang meminta tolong. Kalau saja dia tidak malu, pasti dirinya sudah mengompol di tempat. Namun sekali lagi dia tekankan, bahwa di dalam sana adalah kawan barunya. Bukan makhluk tak kasat mata yang meminta tolong.
Asan menarik nafas lebih dulu sebelum kembali buka suara, “kenapa, San? Minta tolong apa?” Dia berusaha setenang mungkin meski jantungnya berpacu begitu cepat.
“Eh, tapi lu manusia apa bukan?” Terdengar bodoh memang pertanyaannya, tapi Asan ingin memastikan sendiri kalau yang ada di dalam benar-benar makhluk hidup sama seperti dirinya.
“IYAA AKU MANUSIA!” Ada sedikit teriakan dari dalam sana. Mungkin karena kesal ditanya demikian. “Tolongin aku, hiks, aku kekunci di kamar mandi!!”
“HAH? BUSET. KOK BISA?” Kini malah Asan berubah panik.
“Ya, enggak tau!! Hng tolongin aku, plis. Pintunya gak bisa dibuka. Tolong buka dari luar!!”
“Gimana caranya?”
“Masuk aja ke kamarku. Terus buka pintu kamar mandinya dari luar.”
“Ini gapapa nih gue masuk?”
“Masuk aja gapapa! Pintu kamarnya gak dikunci! ” Tukas Isan di sela tangisannya yang langsung dilakoni oleh tetangga barunya detik itu juga. Dan benar saja, pintunya tidak dikunci sama sekali.
“Buset, beneran gak dikunci. Kok gak dikunci si? Nanti ada orang gila masuk lho,” komentar Asan setelah berhasil membuka kenop pintu. “Emang iya bakal ada orang gila masuk?” Tanya Isan dari dalam sana, “kagak tau, sih. Gue asbun doang.”
Aroma daun teh menyerbu indra penciumnya. Netra menyisir ruang sekitar seraya menaruh mie instan di atas meja Isan, “kamar lu rapih amat. Rajin lu ya?” Duh, Asan terlalu banyak berkomentar!
“Huwee, Iya, aku rajin,” sambar Isan tidak sabaran, “plis cepet tolongin aku. Aku udah hampir setengah jam di sini. Dingin banget!” Ada suara sedotan ingus dari bilik kamar mandi yang mengundang tawa kecil dari seorang Asan. Lucu sekali mendengar suara bindeng Isan yang biasa ketus, kini malah memohon padanya dengan amat sangat.
“Bentar. Udah, jangan nangis. Bakal gua tolongin kok.” Asan berusah menenangkan kawan barunya itu seraya membuka kenop pintu kamar mandi. Benar saja, pintu itu macet dan tidak bisa terbuka. Dia mencoba melihat ke sana ke mari, melihat apakah ada benda yang bisa digunakan untuk mencungkil pintu atau mengotak-atik gagangnya. “Lu punya obeng gak?”
Isan menggeleng dari balik pintu, “enggak. Huwee Asan, gimana dong?”
“Yaudah, tunggu dulu. Gua ke kamar dulu.” Baru saja tungkainya hendak beranjak, lebih dulu Isan memanggil, “ASAN, tapi kamu bakal balik lagi kan? Bakal bantuin aku kan?” Ada suara gelisah dari balik sana. Asan yakin Isan begitu ketakutan untuk ditinggal.
“Iye, tenang aja. Gua ambil obeng dulu di kamar. Nanti gua balik lagi.”
“Makasih, Asan …” Kini Isan lebih melembut dari sebelumnya. Walau rasa gelisah masih bersarang di dalam dada dan pikirannya, tapi Isan mencoba untuk mempercayai Asan sepenuhnya. Isan yakin Asan orang baik meski tingkah lakunya menyebalkan. Selang beberapa menit, suara Asan kembali terdengar dari balik pintu.
“Gua coba lepas kenop pintunya ya. Kalau gak bisa, baru gua dobrak.”
“Okay …”
“Ada hening tercipta diantara keduanya. Asan yang sibuk membuka sekrup pada kenop sedangkan Isan mencoba diam dan tidak berlaku panik. Tapi bukan Asan kalau tidak memiliki seribu satu ide jahil. Maka dia membuka suara lebih dulu,
“Isan, kalau ini berhasil gimana?”
“Aku bakal berterima kasih banget ke kamu …” Jawab Isan yang membuat Asan berhenti bekerja. “Itu doang?”
“Aku gak bakal curi ayam serundeng kamu lagi.”
“Lah itu mah memang sebuah kewajiban. Itu doang?”
“ish. Kamu maunya apa, Asan?”
Asan tersenyum licik, “Jadi babu gua selama seminggu. Turutin semua perkataan gua selama seminggu penuh. Gimana?”
“HAH?”
“Take it or leave it.”
“Fine, I’ll take it. Asal keluarin aku dari sini dulu.” Senyum kemenangan tercetak jelas di bibir tuan kucing. Maka kuasa Asan kembali digerakan untuk membuka sekrup terakhir. “Jangan sampe bohong, ya.” Dan selang beberapa menit, pintu berhasil terbuka.
“Anjay, kebuka.” Adalah kalimat yang pertama Asan lontarkan saat hasil kerja kerasnya ternyata tidak sia-sia. Matanya menangkap presensi Isan dengan piyama beruang dan matanya begitu sembab karena terlalu banyak menangis.
“Huweee Asan makasih banyak!!” Dia menghampiri tubuh Asan dan memeluknya begitu erat. Reflek tubuh, “aku gak bakal curi ayam serundeng kamu lagi setelah ini.”
Asan hanya bisa terpaku, badannya begitu kaku laiknya batu atau patung yang ada di tengah taman. Begitu terus sampai Isan melepaskan pelukannya.
“Makasih sekali lagi.” Ucap Isan yang membuat Asan berdeham kaku, “k-kan ini enggak gratis!” Isan menatap Asan seraya menghapus air mata yang tersisa.
“Tugas pertama lo sebagai bayaran atas hal tadi …” Belum jua rampung bicara, Isan lebih dulu angkat suara, “HAH? Kok udah ada aja?”
Senyum liciknya kembali tersemat, “ada. Sekarang anterin gua ke dapur. Gua mau masak mie, laper.”
Dan mau tidak mau Isan mengantar Asan menuju dapur yang ada di lantai dasar. Bagaimana pun juga, janji adalah janji. Isan harus menepatinya. Dan ini baru cobaan pertama. Entah cobaan apa lagi yang akan dia terima ke depannya. Semoga tidak berat.
- Bersambung
4 notes · View notes
koreebear · 1 year ago
Text
Cross the Line.
•••
Tama terbangun di sebuah ruangan seorang diri dengan keadaan telanjang bulat. Tama ingat ini tepat hari ketiga ia menghabiskan waktunya bersama Abraham. Abraham, Enigmanya menemaninya saat masa-masa heat pertamanya.
Tama ingat tiga tahun lalu dirinya menjadi partner heat mantan kekasihnya yang seorang Omega. Kejadiannya sama persis dengan apa yang dia alami selama tiga hari. Bedanya, sekarang bukan Tama yang melalukan penetrasi.
Pipi Tama memerah ketika memorinya memutar apa yang dilakukannya selama tiga hari. Tama ingat bagaimana dirinya memohon, meminta bahkan merengek pada Abraham untuk disentuh.
‘Anjing! Kayak bukan gue!’ Tama merutuki dirinya di dalam hati. ‘Kok gue kayak Omega banget? Kenapa bisa gue kayak gitu?! Fuck! Fuck! Fuck!’
Wajah Tama semakin panas saat Tama ingat bagaimana Abraham dengan lembut menangani heat Tama, kadang sedikit kasar tapi Abraham langsung sadar ketika dirinya terlalu kasar untuk Tama. Hatinya terasa aneh, seperti ada segerombolan semut berjalan-jalan di hatinya. Aliran darah Tama berdesir lebih cepat, jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. Otaknya pusing penuh dengan Abraham dan feromonnya. Tama menutup wajahnya dengan bantal, kakinya menendang-nendang tidak berarah karena merasa malu dengan dirinya sendiri yang menjadi seperti ini.
“Tam?” Tama mendengar suara Abraham yang berada di luar. “Udah bangun?”
‘Hah? Gimana ini, anjing? Si Aje mau kesini!’ Tama memekik dalam hati. Tama langsung terbangun dari posisinya yang berbaring, mencari bajunya atau baju apapun yang bisa ia kenakan untuk menutupi tubuhnya yang masih telanjang bulat.
“Tam? Gue masuk, ya?” Kata Abraham lagi.
‘Anjing! Gimana ini?! Mana gak ada baju yang bisa gue pake?!’
Pintu terbuka secara perlahan. Tama langsung kembali berbaring dan menarik selimut agar menutupi seluruh tubuhnya kecuali kepala. Tama melihat Abraham berjalan masuk dengan tumpukan baju di tangan kirinya.
Abraham tersenyum, “Hai? Udah bangun?”
Jantung Tama semakin berdebar kencang, rasanya ingin Tama lepas saja jantungnya ini. Karena Tama merasa tidak cukup nyaman dengan apa yang ia rasakan.
Tama hanya mengangguk. Dirinya merasa kecil saat ada Abraham. Rasanya Tama ingin menjatuhkan tubuhnya pada Abraham, memeluk Abraham dan mencium aroma feromonnya sampai puas.
Abraham duduk di sisi ranjang tepat di samping Tama. Tangannya mengecek suhu tubuh Tama. “Gimana perasaan lo? Badan lo? Udah mendingan? Gak kayak kemarin, kan?”
Tama menggeleng. Matanya melihat sekeliling, mencoba untuk tidak bertemu tatap dengan Abraham.
Abraham mengangguk, senyum masih terlukis di wajahnya yang luar biasa tampan. “Gue rasa heat lo udah selese, sih. Soalnya feromon lo gak sekuat kemarin, gue ciumnya udah normal lagi. Semalem gue udah bersihin badan lo. Tapi kayaknya lo perlu mandi air anget biar badan lo lebih rileks. Di kamar ini gak ada kamar mandi, lo harus mandi di kamar gue. Gue udah isiin bathupnya sama air anget. Ini baju gue yang ukurannya paling kecil, baju lo baru gue laundry jadi belum bisa dipake. Lo pake baju ini dulu aja. Gapapa kan?”
Tama lagi-lagi hanya mengangguk.
“Gue tau lo pasti bingung banget sama keadaan lo sekarang. Lo yang Alpha tiba-tiba jadi kayak Omega ketika sama gue. Gue minta maaf sekali lagi, gue gak niat untuk hancurin hidup lo. Gak sama sekali. Kalo lo bisa kasih gue kesempatan dan percaya sama gue, gue janji bakal jagain lo dan kasih banyak kebahagiaan buat lo. Gue memang rese kemarin. But I swear i’ll be a good Enigma for you. Not perfect but I’ll try to be the best Enigma for you, Tam.” Abraham menatap Tama serius.
Abraham tidak pernah seserius itu dalam hidupnya. Sebelum ini hidup Abraham terlalu banyak minusnya. Sering menyepelekan Alpha yang menjadi partner rutnya. Tidak jarang Abraham bermain kasar ketika bersama para Alpha yang tidak Abraham ingat namanya. Tapi bertemu dengan Tama, merasakan bahwa Tama adalah matenya, Abraham ingin menjadi lebih baik. Ingin menjadi Enigma yang terbaik untuk Tama. Hanya untuk Tama.
Tama hanya diam mendengar perkataan Abraham. Dirinya masih berjuang untuk menerima keadaan. Dirinya masih ingin menolak dengan apa yang terjadi pada hidupnya sekarang, tapi… hati kecilnya, sangat kecil, menginginkan Abraham di hidupnya.
Tama tidak bisa marah atau kasar pada Abraham sekarang, karena Tama ingat dengan jelas Tama yang menginginkan ini tiga hari lalu. Bahkan Tama ingat berapa kali Abraham melakukan knot pada Tama.
“Lo masih takut, ya?” Abraham mencoba menyentuh pipi Tama.
Tama sedikit kaget, tapi ia diam. Apa Tama takut? Bingung? Tama tidak tahu apa yang dirasakannya. Semua seperti bercampur menjadi satu.
“It’s okay to be afraid and confused about all of this. Gue paham. Lo butuh waktu lagi untuk nerima gue, Tam? Gue bakal kasih lo waktu. Tapi jangan terlalu lama, gue gak sanggup nahan kangen kalo lama-lama gak liat lo atau ketemu lo.” Terlihat kesedihan di mata Abraham.
Tama ingin menangkis sentuhan Abraham dan menjauh dari Abraham. Tapi tubuh Tama malah semakin nyaman dengan sentuhan Abraham, tanpa sadar Tama semakin mendekatkan tubuhnya pada tubuh Abraham, kepalanya bersandar pada tangan Abraham yang membelai pipinya.
“God, Tam. Lo gak tau gimana gue nahan diri gue buat cium lo sekarang.” Abraham berbisik. Tapi Tama bisa mendengarnya dengan jelas.
Tama malu. Abraham bisa mencium aroma feromonnya sedikit lebih kuat dari sebelumnya. Tama senang dengan semua yang Abraham bicarakan tadi. Tidak ada aroma tidak sedap dari feromon Tama. Tapi Abraham paham, mungkin Tama memerlukan waktu lebih lama untuk menerima ini semua.
“Yaudah lo mandi, ya? Gue mau beli sarapan dulu sebentar. Mungkin lo juga perlu penjelasan lebih jelas tentang Enigma dan Alpha kalo udah knotting, Tam. Nanti sambil sarapan gue jelasin apa yang gue tau, ya?” Abraham berdiri dari duduknya.
Tama sedikit sedih kehilangan kehangatan yang Abraham berikan.
Abraham seolah paham yang dirasakan Tama. “Gue cuma sebentar. Dan baju gue… itu tadi udah gue pake sebentar, lo bisa cium feromon gue di sana. Gue tau abis heat gini lo bakal masih butuh feromon gue, Tam.”
Tama ingin mengubur dirinya sedalam mungkin. Tama seperti buku terbuka yang bisa di baca oleh Abraham.
Abraham tersenyum melihat rona merah di pipi Tama. “Gue pergi, ya? Lo mandi langsung, kalo di lama-lamain gue takut airnya udah gak anget lagi.”
Tama melihat Abraham menghilang di balik pintu kamarnya. Setelah mendengar Abraham keluar dari apartemennya, Tama menutup wajahnya dengan bantal lalu berteriak sekencang-kencangnya. Tama berteriak karena ia bisa merasakan hatinya berbunga dengan semua sikap yang diberikan Abraham padanya dan Tama juga berteriak karena frustasi karena dirinya belum mau menerima kenyataan.
•••
sorry for any mistakes and typos
12 notes · View notes
apriliakinasih · 11 months ago
Text
Ibu Rumah Tangga (Sebuah Cerita Pendek)
Menikah di usia muda adalah keputusan besar yang pernah kuambil. Beruntung, aku dipertemukan dengan laki-laki yang baik. Aku mengenalnya sejak mengenakan seragam putih biru. Dulu, suamiku adalah kakak kelasku. Usia kami selisih dua tahun.
Waktu itu, sungguh di luar dugaanku, dia mengajakku menikah. Aku pun langsung mengiyakannya. Sebab sebenarnya, aku juga sudah menyukainya sejak lama. Kini, hidup kami bertambah lengkap dengan hadirnya malaikat kecil yang cantik. Ayra, namanya. 
Semenjak menikah, aku tinggal berdua dengan suamiku di kota tempat suamiku bekerja. Kami terpisah jauh dari keluarga. Aku pun menjalani kehidupanku sebagai ibu rumah tangga. Suamiku meminta aku untuk fokus mengurus rumah. Tentu saja, sekarang aku juga harus fokus mengurus anak. Karena aku tidak bekerja di luar rumah, otomatis, aku juga seratus persen bergantung ke suami kalau soal uang.
Menjadi ibu rumah tangga ternyata tidak semudah yang kubayangkan. Dulu, aku bahagia sekali saat suamiku memintaku untuk fokus di rumah. Betapa tidak, mengurus rumah sudah seperti "healing" bagiku. 
Tapi semua berubah sejak anak kami lahir. Rumah lebih sering berantakan. Aku tidak sempat membersihkannya. Kalaupun dibersihkan, pasti satu menit kemudian lantai sudah penuh lagi dengan mainannya Ayra yang berserakan. Mau kumarahi, tapi dia pasti belum mengerti. Lagipula, usianya belum genap dua tahun. 
Ayra seperti prangko, sukanya mengikutiku kemanapun aku pergi. Bahkan jika aku ke kamar mandi pun dia akan ikut, meski aku tidak membawanya masuk ke dalam. Baru ditinggal sebentar sudah menangis. Seringnya dia menangis karena haus, minta disusui. Kalau sudah begitu, semua pekerjaan yang saat itu kulakukan harus seketika kutinggalkan sebentar. Sungguh, aku sudah tidak sebebas dulu. Apalagi, aku mengasuh Ayra tanpa bantuan baby sitter. 
Pernah suatu waktu, saat siang bolong aku menangis hebat di kamarku. Saat itu aku terlalu lelah dengan semuanya. Aku capai sekali. Rumah berantakan, anak pun tak bisa ditinggal. Tantrum, tapi tak bisa kutenangkan. Tidak mau digendong atau dipeluk. Aku tidak paham apa yang dia minta. Dia hanya menangis sejadi-jadinya. Ya Tuhan, stress sekali rasanya. 
Karena sudah tidak bisa lagi mengendalikan emosiku, aku kemudian berkata padanya dengan nada yang tinggi dan volume suara yang lebih kencang dari biasanya. 
"Ayra maunya apaaa siih??!! Mama juga capeeekk!!!" Bentakku.
Bukannya malah diam, Ayra justru tambah menangis tak karuan. Akhirnya, kutinggalkan saja Ayra dengan tangisnya. Tidak kuapa-apakan lagi dia. Tidak lagi kupeluk, tidak juga kutenangkan. Kubiarkan saja dia biar menangis teriak-teriak sepuasnya. Aku menuju kamar dan merebahkan tubuhku yang lelah di kasur. Aku pun menangis. Aku menyesal karena telah membentak anakku yang masih balita. Tapi di sisi lain, sungguh, aku lelah. Tenagaku sudah terkuras habis. Aku lelah secara fisik dan mental.
Tak berapa lama kemudian, aku mendengar tangis Ayra mereda. Aku keluar kamar, dan kulihat dia sedang memainkan salah satu mainannya, meski sambil terisak. Aku lalu menggendongnya, dan membawanya ke kamar. Aku yakin, dia pasti haus setelah menangis sekian lamanya. 
Di saat-saat Ayra sedang menyusu, aku biasanya curi-curi waktu untuk membuka media sosial. Karena di saat itulah aku berkesempatan untuk memegang handphone. Aku membuka media sosialku, meski tidak lama. Dari media sosialku, aku bisa tahu kabar teman-temanku. Rasanya, kami sudah sangat asing. Padahal, dulu sewaktu kuliah, kami sangat dekat. Tapi kini, semua sudah punya kehidupan masing-masing. 
Aku tidak ingin munafik. Rasa iri kerapkali menyelinap dalam hati saat aku melihat foto teman-temanku yang karirnya sukses. Betapa beruntungnya mereka bisa mengaktualisasikan dirinya di ranah publik. Mereka telah menjadi wanita-wanita yang mandiri. Mereka berdandan, melakukan perawatan, dan menjadi jauh lebih cantik dari saat masih kuliah dulu. Mereka juga memakai baju rapi, dan pasti mereka juga wangi. Tidak seperti aku, yang sehari-hari hanya memakai daster. Memakai lotion untuk badan pun kalau ingat. 
Diam-diam, aku merasakan penyesalan dalam hatiku, kenapa aku memilih menjadi ibu rumah tangga. Harusnya, aku bisa menjadi seperti mereka. Bukankah jika aku menjadi wanita karir, nanti hidupku tambah sempurna, sebab secara finansial aku merdeka, tidak lagi bergantung pada suami. Aku merasa teman-temanku beruntung sekali. Mereka tidak riweuh mengurus anak, tidak lelah mengurus rumah. 
Tiba-tiba, aku dikagetkan oleh pesan masuk dari seorang teman via WhatsApp. Temanku ini sudah lama menjadi PNS di Jakarta, dan sekarang tinggal di Depok. Suaminya pun PNS di sana, sama seperti dirinya. Bahkan, mereka satu kantor. Mereka telah dikaruniai seorang anak. 
Kami kemudian mengobrol via WhatsApp. Saat itu, dia juga mengatakan:
"Beruntung sekali ya kamu menjadi ibu rumah tangga. Bisa banyak menghabiskan waktu dengan anak. Bisa tahu tumbuh kembang anak setiap harinya. Pasti kamu banyak melewati momen-momen "pertama kali"-nya anakmu ya. Saat anakmu bisa mengeluarkan kata untuk pertama kalinya, bisa berjalan untuk pertama kalinya, dan sebagainya. Waah, aku iri sekali padamu. Aku dan suamiku sama-sama bekerja. Karena kami tinggal lumayan jauh dari kantor, kami berangkat pagi-pagi sekali. Jam 05.20 WIB, kami sudah berangkat ke kantor, dan sampai di rumah malam hari. Sampai rumah sudah sangat lelah rasanya. Sebagai ibu, aku merasa tak banyak waktuku yang kuhabiskan dengan anakku. Tak jarang, aku dan suamiku baru sampai di rumah saat anak kami sudah tertidur pulas. Keesokan harinya, saat dia belum bangun, kami harus berangkat lagi untuk bekerja. Begitu terus setiap harinya. Aku bahkan pernah iri dengan mbak yang membantuku, sebab dia punya kesempatan untuk menghabiskan waktu lebih banyak dengan anakku. Untungnya, anakku tidak lupa siapa mamanya. Haha.
Sejujurnya, aku ingin mundur dari pekerjaan ini, tapi karena satu dan lain hal, aku belum bisa. Makanya, aku iri sama kamu. Bersyukurlah, kamu punya banyak waktu sama anakmu. Jangan sia-siakan itu, karena tidak semua ibu bisa merasakannya."
Tak terasa, air mataku meleleh membacanya. Mataku kemudian tertuju pada Ayra, anakku satu-satunya. Kuelus pipinya, kuciumi dia sambil berurai air mata. Aku menyesal karena tidak bisa bersikap sabar pada tingkahnya. 
Aku pun berkata lirih pada anakku,"Ayra sayang, maafkan mama ya nak. Mama janji akan belajar lebih sabar lagi saat Ayra rewel. Mama akan belajar lagi untuk memahami maunya Ayra. Maafkan mama ya nak."
Kucium lagi dahi anakku yang sudah tertidur pulas itu. Dan aku bersyukur dalam hati, sebab aku dianugerahi kesempatan oleh Tuhan yang tidak semua ibu bisa merasakannya, seperti kata temanku.  
Semoga aku bisa menjadi ibu yang lebih baik untuk Ayra, putri kecilku nan cantik. Sekarang, aku jadi bersyukur telah menjadi ibu rumah tangga. Sebuah keputusan yang semoga nanti tak akan pernah kusesali lagi. 
2 notes · View notes
truegreys · 2 years ago
Text
Yang Lekat dari Yang Lalu: Bagian Ketiga
Benar saja.
Satu dua kali aku bisa anggap sebagai mimpi. Tapi ketiga kali? Tidak mungkin lagi-lagi aku bereinkarnasi dalam waktu singkat. Jika memang reinkarnasi ada, aku seharusnya menjalani hidup yang penuh, tidak sepotong-sepotong macam ini.
Baiklah, kali ini aku sudah bersiap.
Byur!
Tiba-tiba ada air mengguyur ujung kepalaku. Aku langsung berteriak saking kagetnya. Loncatan jiwa macam apa yang disambut dengan guyuran air? Kulihat sekelilingku setelah cukup sadar. Ternyata aku berada di kamar mandi. Sendirian. Berarti air yang mengguyurku berasal dari tanganku sendiri. Sialan. Bodoh sekali kaget dengan ulah diri sendiri.
Sedikit sabun masih menutupi beberapa bagian tubuhku. Ada rasa perih di kakiku. Awalnya tidak begitu perih, tapi lama kelamaan perih itu semakin menjadi. Sontak kulihat kakiku. Ternyata, ada luka menganga di sana. Sayatan dan lecet yang entah berasal dari mana. Aku meringis kesakitan. Pelan-pelan kubasuh seluruh busa sabun yang masih tersisa. Kubalut tubuhku dengan handuk yang tergantung di kenop pintu.
Kamar mandi ini tidak asing. Aku ingat betul keramik kekuningan yang menghiasi setengah permukaan dinding dan lantai. Bak berwarna merah muda dangdut, hingga cermin yang ketinggian (aku harus berjinjit untuk melihat rupa tubuh di mana jiwaku bersemayam kali ini). Ternyata aku adalah diriku sendiri di usia remaja. Dengan paras ini, mungkin umurku sekitar empat belas atau lima belas tahun.
Darah ternyata masih mengalir dari luka menganga di kakiku. Rasa perihnya berganti dengan denyutan nyeri yang konstan. Mungkin aku sudah mulai terbiasa dengan rasa sakit ini. Tapi, bagaimana bisa aku mendapatkan luka ini? Kucoba untuk bercermin lagi. Di sana, ada mukaku yang begitu sembab.
Aku ingat. Kini aku ingat. Bapak pernah marah dan melempari kakiku dengan keramik.
Dari sekian banyak fragmen kehidupan, mengapa aku harus mampir di fase yang tidak aku sukai? Mengapa reinkarnasi ini hanya mengingatkanku pada tragedi demi tragedi? Apa memang hidupku begitu berdosa hingga reinkarnasiku selalu berisi duka?
“Udah mandinya? Ibu bawa perban.” Dari luar kamar mandi kudengar suara Ibu.
Dengan darah yang masih mengucur, kubuka pintu dan keluar dari kamar mandi. Tak kupedulikan aliran darah dari kakiku yang tetes demi tetesnya mengikuti langkahku keluar kamar mandi.
“Duduk aja dulu di situ, biar Ibu bisa balut lukanya. Darahnya netes-netes ke lantai. Nanti Ibu harus beres-beres lagi.”
Ya. Ibu memang tukang beres-beres. Ia tak suka yang kotor, berantakan, dan tidak resik. Semua harus tertata. Semua harus teratur. Bahkan dalam kondisi anaknya terluka saja yang ia pikirkan hanyalah darah yang harus ia bersihkan di lantai. Tapi, karena aku anaknya penurut, dan aku juga agak takut kehabisan darah, kuturuti maunya. Toh, aku butuh menghentikan pendarahan dari kakiku.
“Makanya jangan bikin Bapak marah.” Ujarnya sambil mencoba membalut kakiku. Awalnya ia tekan lukanya, lalu ia tetesi dengan obat merah. Perihnya bukan kepalang. Aku ingin sekali menangis, meraung, dan marah-marah.
“Bapak kenapa marah?” Pertanyaanku akan sangat aneh jika begini. Segera kuralat, “Kenapa Bapak bisa marah ngamuk sampe nyiksa gini?”
“Bapak lagi mabok. Bapak hampir dipecat dari kerjaan. Terus kamu malah nyari masalah. Harusnya kalau lihat Bapak kayak gitu, diem aja.”
“Ibu kenapa gak belain aku?”
“Karena nanti ibu yang berdarah kayak gini.”
Ibu macam apa yang mendahulukan dirinya sendiri? Tapi setelah kuingat, dia bukan ibuku yang sebenarnya. Ya. Wajar dia mementingkan dirinya sendiri.
Bapak macam apa yang melempari keramik pada anaknya sampai berdarah begini? Meski, terlepas dari aku bukan anak kandungnya, apakah manusia sepertiku wajar saja menjadi samsak di hidupnya yang sedang kacau? Apakah berarti manusia lain bisa menjadi pelampiasan amarah yang tak terkendali atas dunia yang penuh tragedi ini?
Banyak sekali pertanyaanku. Saking banyaknya, ada pertanyaan lain yang nampaknya aku abaikan. Apakah ini benar serupa reinkarnasi? Kembalinya aku ke dalam diriku di masa muda, jelas bukanlah reinkarnasi. Apa mungkin sebenarnya aku sedang masuk ke dalam mesin waktu? Jika iya, bagaimana caraku kembali?
Lukaku sudah terbalut rapi. Tidak lagi ada tetesan darah di lantai. Aku langsung menuju kamar dan memakai baju. Aku tak mau keluar kamar karena kudengar Bapak masih ada di rumah, berteriak, meracau tentang anak-anaknya yang katanya begitu tak tahu diri. Adik-adik, saudara-saudara tiriku, sudah diungsikan semua oleh Ibu di rumah tetangga. Kukunci diri di dalam kamar sambil kucari barang-barang yang mungkin bisa membuatku kembali.
Disket, kaset-kaset di laci, buku paket, semua tersusun rapi di meja belajar. Tak ada petunjuk apapun di sana. Tidak ada buku panduan untuk kembali ke masa depan meski telah kuubrak-abrik seluruh buku yang ada di kamar. Aku terduduk putus asa. Aku ingin segera pergi dari sesi hidup yang (mungkin) kusinggahi kali ini.
Setelah kuingat-ingat, sebelum dan sesudah jiwaku meloncat, pastilah ada dengingan atau sesuatu yang membuat kepalaku sakit bukan main. Aku ada ide gila. Tidak begitu gila sebenarnya, karena di tempat aku berasal, di masaku yang sebenarnya, aku sering melakukan ini jika sedang sangat stres. Tidak ada salahnya mencoba.
Kuhampiri dinding terdekat. Aku bersiap membenturkan kepalaku ke dinding. Satu. Dua. Bug! Sekali tak membuat kepalaku pening—mungkin karena aku tadi agak ragu ini akan berhasil. Kucoba satu kali lagi. Satu kali lagi. Satu kali lagi, hingga hantaman ke lima, seketika pandanganku gelap.
Aku berhasil. Tolong jangan ditiru. Kau lebih pintar dariku jadi kuharap kau tidak membuat dirimu susah seperti apa yang kuakukan barusan.
***
Jika bukan reinkarnasi yang kualami, lalu apa yang terjadi kepadaku?
Aku pernah baca tentang regresi kehidupan masa lalu. Katanya, dengan hipnosis, kita bisa melihat hal-hal yang terjadi di masa lalu untuk mengatasi masalah di masa kini. Itu berarti, aku sedang dihipnosis oleh seseorang. Jika benar dugaanku, aku harus terbangun. Aku tak lagi mau melihat apapun di masa laluku. Masa lalu adalah masa lalu. Meski ia membentukku menjadi seseorang di masa sekarang, aku tak sudi kembali ke masa itu. Aku hanya ingin fokus pada apa yang ada di depan mata. Aku ingin berhenti dari putaran memori ini.
Aku terbangun di kasur rumah sakit. Kepalaku sakit, tentu saja. Aku ingat sudah menjadi tempat pembuangan sampah. Aku ingat sudah menjadi anak TK yang dipanggil Raga. Aku ingat membenturkan kepalaku ke dinding agar aku bisa segera pulang ke masaku yang seharusnya.
Tapi hidup selalu memberikan kejutan yang menarik.
Rupanya, aku masuk ke rumah sakit karena lima benturan bodoh yang kulakukan. Konsekuensinya cukup merepotkan. Beberapa kabel menempel di dadaku. Ada benda yang menjepit jari telunjukku. Ada selang di hidungku. Ada kateter yang membuatku tak usah buang air kecil ke kamar mandi. Pantatku lembab karena popok yang mungkin sudah berisi tahi yang entah kapan. Aku tidak bisa banyak bicara. Hal pertama yang kulakukan adalah mencabut selang di hidungku karena rasanya sangat tidak nyaman. Tapi, selang itu ternyata sangat panjang. Rupanya, selang itu dipasang di hidung untuk memberiku makanan. Aku tersedak saat menariknya dari hidung. Suster lalu menghampiriku dan menyuntikkan sesuatu ke dalam belitan selang kecil lainnya yang menancap di lenganku. Sepersekian detik kemudian, aku terlelap dalam tidur yang panjang.
***
Apakah aku masih di masa remajaku?
“Ha…us…” ujarku dengan terbata-bata kepada entah siapa di samping ranjang tempat aku terbaring. Ia lalu menyodorkan ujung sedotan dari gelas yang ia pegang. Kuhisap semua, teguk demi teguk, dan tandas dalam hitungan detik. Tidak lagi ada selang di hidung yang terpasang hingga ke tenggorokan. Aku bisa bernapas dengan lebih nyaman.
“Hai, Gena.” Sapa orang asing yang barusan menyodorkan air minum kepadaku. Aku tak kenal dengan dia. Ia sama sekali tidak ada dalam ingatanku. Usianya kutaksir awal empat puluhan. Pakaiannya sangat rapi seperti akan berangkat kerja. Awalnya dia hanya membantuku untuk bangun, memanggil dokter yang berjaga agar kondisiku dipantau, bertanya apa yang kubutuhkan dan apa yang kurasakan, hingga kemudian ia (akhirnya) memperkenalkan diri.
“Kenalin, saya Daria dari Dinas Sosial.”
Baiklah, ternyata aku salah. Aku tidak pernah siap dengan kejutan apapun di hidupku.
Bersambung...
12 notes · View notes
glyhndzkr · 1 year ago
Text
Memori Mendung Hujan Sore
Sore ini, walau emang gak hujan, tapi berkumpulnya awan, turunnya kecerahan sinar mentari dan suhu udara, cukup mendatangkan sekelibat memori mendung sore di pondok dulu
Dimulai dari memori kami selesai halaqah sore, berkebut kebutan ambil meja pingpong yang cuma dua, balapan taro gayung ngantri kamar mandi di blok favorit masing masing, (F pojok favorit sih), serobotan minta tanda tangan izin keluar beli buka yang paling paling ya cuma beli siomay sama es sirup (Eh, atau gak minta izin tanda tangan karena udah punya yang unlimited? hadir gan wkwk). Atau cuma sekedar, duduk di pelataran masjid, sambil makan, menyaksikan pertandingan IAFL (Ibnu Abbas Football League) yang kastanya bak liga champion di eropa. Dan sekali kali kena tendang sedikit.
Ada juga memori pas kedapetan jatah halaqoh main bola di lapangan besar deket kuburan sama SD, kolab sama halaqoh sebelah. Kamu main bola 11 vs 11? mana maen, 20 vs 20 dong, itung itung latian demo. Kepeleset dikit ga ngaruh. Yang ditendang bola, yang terbang genangan airnya, ya maklum, beceknya luar biasa, eh, atau dendam? wkwk engga lah, sejauh yang saya ingat, kami tersenyum tertawa saat itu, tersenyum getir tertawa puas? wkwkw ngga ngga. Balik balik full kotor, ngantri mandi sampe telat solat maghrib. Mending cuma telat dapet tahiyat akhir, kalo apes ya udah isti'daad (agenda persiapan hafalan buat setoran besok), terpaksa solat deket meja piket dilanjut push up. Ya mau gimana lagi kan ya? kotor.
Itu yang reguler sehari hari, ada juga memori khusus event. Pas siyahah, hujan, karena kedinginan kami inisiatif pake hot and cream biar anget, karena sesuai namanya kan ya hot, eh tapi tololnya, blas ora hot, malah cold, wkwk coba aja. Lain siyahah, lain kemah atau mukhoyam yang tendanya kuat bukan main. Bocor dikit? mana maen, roboh lahh. Alhasil, dapet tidur di mesh tentara, alhamdulillah nyenyak.
Selain kegiatan alam, ada juga class meeting, atau SIA GAMES dan AKASIA yang dilaksanakan setelah UAS dan sebelum kepulangan. Yang tiap bangunnya rajin menghitung 'pulang berapa hari lagi ya' lanjut tidur lagi habis ma'tsurotan karena gaada halaqah, bangun lagi sarapan dilanjut lomba sampe sore, malamnya nonton film bareng, horor, dan di hari terakhir class meeting bagi bagi hadiah, besoknya pulang. Sangat sangat sempurna.
Dan saat benar benar di akhir masa SMP, ada memori lailatul wada' yang atas karuniaNya diakhiri dengan gerimis, dilanjut hujan deras. Seolah langitpun bersedih, melepas kelulusan kami kala itu, slebeu. Eh, atau nangis karena ga kuat liat penampilan kami yang memalukan? wkwk ngga lah. Keren gitu og AHAHAHAHA.
Sebenarnya masi banyak memori lain di pondok dulu yang menarik, cuma sementara segini dulu. Kalo ada pertanyaan atau tambahan boleh tulis di komen. Insyaa allah kalau sempet, tak lanjutke, yang ini cuma dalam rangka Hari Santri kemarin.
Mungkin kisah kami tidak sewarna warni di SMA biasa, tapi kisah kami 24 kali 7 kali 365 dikurangi kepulangan yang satu semester paling total cuma 3 pekan. Yak benar! asik bet bosen wkwkw, teko tangi tekan turu kowe meneh kowe meneh, AHAHAHAHA 🤣🤗.
Selamat Hari Santri 22 Oktober ges.
Tumblr media
5 notes · View notes
ruang-belajar · 1 year ago
Text
Assalamualaikum wr wb.
*CIRI-CIRI RUMAH YANG TERKENA GANGGUAN JIN/SYAITHAN*
Sering sekali rumah menjadi sasaran dari gangguan jin dan sihir sehingga menimbulkan ketidak yamanan bagi penghuninya . Kadang di rumah sering terjadi hal hal yang tudak dapat dilogikakan tetapi nyata dan faktual. Diantara hal yang sering di rasakan sebagai gangguan di rumahnya adalah :
1. Terdengar suara aneh seperti memanggil nama salah seorang penghuni rumah , menangis ,membentak , menjerit , bahkan suara menyanyi, Kadang ada pula suara binatang seperti gonggongan, kicauan burung , auman harimau dan sebagainya .Pernah ada juga yang mendengar suara air gemericik di kamar mandi ,suara musik dan gendang, suara langkah kaki dan tepukan tangan, atau suara suara lain yang tidak ada sumbernya setelah di periksa.
2. Terjadi pertengkaran suami istri atsu orang tua dan anak. Dan itu hanya terjadi jika mereka ada di rumah, sementara jika mereka ada di luar rumah atsu di tempat lain tidak terjadi pertengkaran di antara mereka . Bahkan yang terjadi adalah tanda tanya besar di kepala mereka masing masing , mengapa hal itu bisa terjadi ?
3. Rumah terasa panas dan gerah . Terasa panas dan gerah , bukan karena tidak ada pendingin udara ( AC atau kipas angin ). Dirumah orang orang kaya tidak mungkin udaranya panas karena fasilitas pendingin sangat lengkap, tetapi banyak di antara mereka yang sering kepanasan dan tidak betah di rumah.
4. Rumah terlihat gelap ( Samun Bhs Jawa ) dan tidak memiliki cahaya jika dilihat orang , Padahal pencahayaan sangat cukup, mulai dari halaman depan ,taman, sampai halaman belakang atau kebun, Tetapi orang lain merasa rumah itu seperti tidak berpenghuni atw ( samun ) .Sepi senyap dan kata orang tidak ada auranya ( Baeroh Bhs Jawa ).
5. Jika rumah itu di gunakan sebagai tempat usaha , orang tidak melihat adanya kegiatan bisnis , usaha dan sebagainya di dalam rumah itu. Seakan akan rumah itu tertutup tembok yang tinggi atau yang terlihat hanya bangunan tua dengan rumput dan pepohonan yang sudah tinggi dengan akar akarnya yang menjalar ke seluruh bagian rumah tersebut.
6. Sering ada bau yang tidak sedap seperti , bau kemenyan , bau busuk ,bau bangkai ,bau mayat , bau minyak wangi, dan lainya . Sering melihat bayangan yang menyeramkan ,berkelebat ,hitam ,putih , melihat sinar ,melihat pola api , cahaya serta lainnya , semua itu apabila di cari sumbernya tidak apa apa ,
Cara dan solusi apabila rumah seperti di atas
1. Memberi peringatan pada jin- jin fasik serta dholim keluar dari rumah tersebut.
Rasulullah Bersabda ;
Jika kamu melihat ular-ular di tempat tinggalmu maka katakanlah,
" Kalian kuhimbau dengan janji yang di ambil Nuh terhadapa kalian, kalian kuhimbau dengan janji yang diambil Sulaiman terhadap kalian, agar kalian tidak menyakiti kami" Jika ular - ular itu kembali maka bunuhlah mereka ( HR Abu Dawud )
2. Membaca Surah Al-Baqarah
Fadilah dan keutamaan surah Al-Baqarah telah disajikan berdasarkan dalil dalil yang valid.
Rasulullah bersabda :
Jangan jadikan rumahmu kuburan . Sesungguhnya rumah yang ( selalu ) di bacakan di dalamnya Surah Al-Baqarah tidak akan di masuki setan ( HR Muslim )
3. Meruqyah Rumah Secara Syar'i
Jika upaya kedua belum menunjukan hasil. Setan atau jin masih mengganggu, maka lakukan ruqyah rumah dengan cara yang islami, bukan seperti memburu hantu yang di tayangkan di salah satu TV tersebut.
4. Membaca ayat ayat ruqyah pada air
Ushakan membaca ayat ruqyah seperti Al-Fatihah , awal surat Al-Baqarah, ayat Kursi , akhir surat Al-Baqarah , ayat ayat yang berhubungan dengan sihir 10 ayat pertama surah Ash-Shafaat, Al-Iklas, Al-Mu'awwidzatain, dekatkan ke mulut air tersebut, setiap selesai surah tiaupkan kedalam air tersebut. Air tersebut bisa di percikkan, di semprotkan ke tempat yang di anggap ada kelainan, bisa juga air tersebut buat ngepel serta mandi penghuni rumah tersebut.
5. Memperbanyak membaca Al-Qur'an ,shalat sunnah, buat kajian, menyatunni fakir- miskin , yatim -piatu , hilangkan zimat ,zimat yang di percayai ada kekuatannya selain Allah ,seperti keris ,raja, wafaq, gembolan ,kain mori yang ada di rumah tersebut.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya sehingga Allah melindunginya dari gangguan setan dan jin- jin fasiq serta dholim.
Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.
Semoga bermanfaat💡
Wassalamualaikum wr wb
3 notes · View notes
amaris-hotel-surabaya · 1 year ago
Text
Amaris Hotel Surabaya: Pemondokan Nyaman di tengah Kota
Amaris Hotel
Tumblr media
Amaris Hotel Surabaya - Surabaya, kota paling besar ke-2 di Indonesia, mempunyai beberapa pilihan hotel untuk beberapa pelancong. Salah satunya opsi yang terkenal ialah Amaris Hotel Surabaya. Dengan lokasi yang vital di pusat perkotaan, hotel ini tawarkan pengalaman bermalam yang sangat nyaman dan memberikan kepuasan untuk beberapa tamunya. Dalam artikel berikut, kita akan menelusuri lebih dalam mengenai Amaris Hotel Surabaya, dimulai dari sarana sampai lokasi yang vital.
Amaris Hotel Surabaya tawarkan beragam sarana yang hendak membuat pengalaman bermalam Anda jadi lebih menggembirakan. Dimulai dari kamar yang nyaman dan bersih, Wi-Fi gratis di semua hotel, AC yang dingin, sampai restaurant yang menyuguhkan sajian sedap, hotel ini pastikan Anda merasakan seperti pada rumah sendiri. Staff yang sangat ramah dan professional siap juga menolong Anda dengan semua keperluan Anda sepanjang bermalam di sini.
Sarana Kamar yang Nyaman
Kamar di Amaris Hotel Surabaya direncanakan bagus untuk memberi kenyamanan optimal untuk beberapa tamu. Tiap kamar diperlengkapi tempat tidur yang sangat nyaman, TV monitor datar, meja kerja, dan kamar mandi individu. Anda pun bisa nikmati panorama kota Surabaya dari jendela kamar Anda. Kamar-kamar ini mempunyai design yang kekinian dan menawan, membuat situasi yang menggembirakan untuk istirahat sesudah sepanjang hari melakukan aktivitas di luar hotel.
Tempat Tidur yang Nyaman
Amaris Hotel Surabaya pastikan jika tiap tamu dapat tidur secara nyaman dalam kamar mereka. Tempat tidur yang disiapkan sangat nyaman dan diperlengkapi sprei yang bersih dan halus. Anda dapat rasakan kualitas tidur yang bagus tiap malamnya.
TV Monitor Datar
Untuk melipur tamunya, tiap kamar diperlengkapi TV monitor datar. Anda bisa nikmati beragam aliran TV lokal dan internasional, hingga Anda tidak ketinggal informasi atau acara favorite Anda sepanjang bermalam di hotel ini.
Meja Kerja
Bila Anda mempunyai tugas yang penting dituntaskan sepanjang bermalam di Amaris Hotel Surabaya, Anda akan suka ketahui jika tiap kamar diperlengkapi meja kerja. Anda bisa secara nyaman duduk dan bekerja di dalam kamar Anda sendiri, tanpa ke ruangan kerja umum.
Kamar Mandi Individu
Tiap kamar di Amaris Hotel Surabaya diperlengkapi kamar mandi individu. Kamar mandi ini diperlengkapi peralatan mandi yang komplet, termasuk shower sama air dingin dan panas. Anda dapat merasa fresh dan bersiap-sedia untuk mengawali hari Anda secara baik.
Wi-Fi Gratis di Semua Hotel
Amaris Hotel Surabaya sediakan Wi-Fi gratis di semua hotel, hingga Anda tetap tersambung dengan keluarga dan beberapa teman Anda sepanjang bermalam di sini. Wi-Fi yang cepat dan konstan memungkinkannya Anda berselancar di internet secara lancar dan lakukan tugas yang penting dituntaskan. Anda pun bisa secara gampang terhubung sosial media, mengecek e-mail, atau melihat video favorite Anda tanpa masalah.
Wi-Fi Cepat dan Konstan
Hotel ini sudah menginvestasikan tehnologi yang hebat untuk pastikan jika Wi-Fi yang disiapkan ke tamu ialah cepat dan konstan. Dengan begitu, Anda tidak butuh cemas mengenai jaringan yang lamban atau terputus-putus sepanjang bermalam di Amaris Hotel Surabaya.
Akses Wi-Fi di Semua Hotel
Bukan hanya di dalam kamar, Wi-Fi gratis ada di semua tempat hotel. Anda bisa terhubung internet di lobi, restaurant, atau di kolam renang bila Anda ingin masih tetap tersambung waktu istirahat dan santai.
AC yang Dingin
Di Surabaya yang panas, AC yang dingin ialah sesuatu kewajiban. Amaris Hotel Surabaya pastikan jika AC setiap kamar bekerja secara baik dan memberi udara yang fresh dan sejuk dalam ruangan. Anda bisa nikmati temperatur yang sangat nyaman di dalam kamar Anda, khususnya sesudah melakukan aktivitas di luar yang panas dan capek.
AC dengan Penataan Temperatur
Tiap kamar diperlengkapi AC yang bisa ditata temperatur seperti keinginan tamu. Anda bisa sesuaikan temperatur ruang supaya sesuai opsi Anda, hingga Anda dapat tidur pulas dan merasa fresh tiap pagi.
Perawatan dan Perawatan Teratur
Amaris Hotel Surabaya mempunyai team pemeliharaan serta perawatan yang professional dan terbiasa. Mereka dengan periodik mengecek dan bersihkan AC setiap kamar untuk pastikan jika AC selalu berperan secara baik dan memberi udara yang fresh ke tamu.
Restaurant dengan Sajian Sedap
Hotel ini mempunyai restaurant yang menyuguhkan sajian sedap, dimulai dari sajian lokal sampai sajian internasional. Anda bisa nikmati makan pagi, makan siang, dan makan malam di restaurant ini, dengan opsi menu yang bermacam. Restaurant Amaris Hotel Surabaya memprioritaskan rasa, kualitas, dan presentasi makanan, hingga Anda bisa nikmati sajian yang sedap dan memberikan kepuasan sepanjang bermalam di hotel ini.
Opsi Menu yang Bermacam
Restaurant Amaris Hotel Surabaya tawarkan opsi menu yang bermacam sesuai selera dan opsi tamu. Anda bisa temukan sajian lokal seperti nasi goreng atau sate, dan sajian internasional seperti pasta atau steak. Restaurant ini sediakan sajian vegetarian dan camilan untuk penuhi keperluan semua tamu.
Kualitas Bahan Baku Berkualitas Tinggi
Amaris Hotel Surabaya jaga kualitas makanan dengan memakai bahan baku yang berkualitas tinggi. Beberapa bahan fresh dan opsi dipakai untuk pastikan rasa dan gizi terbangun dalam tiap sajian yang dihidangkan. Restaurant ini memerhatikan kebersihan dan sanitasi dalam penyiapan makanan untuk mempertahankan kesehatan tamu.
Lokasi Vital di Pusat Kota
Amaris Hotel Surabaya berada di pusat perkotaan, menjadikan lokasi yang bagus untuk beberapa pelancong yang ingin menelusuri Surabaya. Sejumlah tempat rekreasi populer seperti Monumen Kapal Selam, House of Sampoerna, dan Tugu Pahlawan bisa secara gampang dicapai dari hotel ini. Disamping itu, hotel ini dekat sama pusat usaha dan pusat belanja yang membuat jadi opsi yang prima untuk beberapa pelaku bisnis dan wisatawan.
Monumen Kapal Selam
Monumen Kapal Selam berada cuma beberapa saat berkendaraan dari Amaris Hotel Surabaya. Ini ialah kapal selam riil yang sudah diganti jadi museum yang memikat buat didatangi. Anda bisa berkunjung kapal selam ini dan pelajari sejarah dan kehidupan didalamnya.
House of Sampoerna
House of Sampoerna ialah museum tembakau yang berada dekat sama hotel ini. Di sini, Anda bisa pelajari sejarah produksi tembakau di Surabaya dan menyaksikan proses pembikinan rokok secara tradisionil. Museum ini tawarkan tour gratis yang memikat dan informasional.
Tugu Pahlawan
Tugu Pahlawan ialah lambang penting pada sejarah Surabaya.Tugu Pahlawan ialah sebuah monumen yang diperuntukkan untuk kenang kembali perjuangan masyarakat Surabaya saat menjaga kemerdekaan Indonesia. Monumen ini berada di alun-alun Kota Surabaya dan bisa dicapai gampang dari Amaris Hotel Surabaya. Anda bisa berkunjung monumen ini untuk pelajari selanjutnya mengenai sejarah dan beberapa nilai keberanian yang dijunjung oleh warga Surabaya.
Pusat Usaha
Surabaya ialah pusat usaha khusus di Indonesia, dan Amaris Hotel Surabaya ada di lokasi yang vital untuk akses ke beragam pusat usaha. Banyak beberapa perusahaan, kantor pemerintah, dan lembaga keuangan berada disekitaran hotel ini. Dengan begitu, hotel ini jadi opsi yang bagus untuk beberapa pelaku bisnis yang ingin atur tatap muka usaha atau mendatangi acara professional di Surabaya.
Pusat Perbelanjaan
Selainnya jadi pusat usaha, Surabaya banyak memiliki pusat belanja yang tawarkan beragam opsi berbelanja. Amaris Hotel Surabaya dekat sama sejumlah pusat belanja populer seperti Tunjungan Plaza dan Grand City Mall. Di sini, Anda bisa temukan beragam toko, restaurant, bioskop, dan pusat selingan yang lain. Anda bisa habiskan waktu senggang Anda untuk belanja atau nikmati makanan sedap di beberapa tempat ini.
Akses Gampang ke Tempat Perbelanjaan
Bila Anda suka belanja, Amaris Hotel Surabaya ialah lokasi yang pas untuk Anda. Hotel ini berada dekat sama pusat belanja populer seperti Tunjungan Plaza dan Grand City Mall, di mana Anda bisa temukan beragam toko, restaurant, dan bioskop.
Tunjungan Plaza
Tunjungan Plaza adalah pusat belanja paling besar di Surabaya. Terbagi dalam sejumlah gedung, Tunjungan Plaza tawarkan beragam jenis toko dimulai dari butik eksklusif sampai beberapa toko pada harga dapat dijangkau. Anda bisa temukan baju, aksesori, electronic, buku, dan banyak di sini. Tunjungan Plaza mempunyai beragam restaurant dan food court untuk memberikan kepuasan hasrat kulineran Anda.
Grand City Mall
Grand City Mall ialah pusat belanja kekinian yang dekat sama Amaris Hotel Surabaya. Mall ini tawarkan pengalaman belanja yang komplet secara beragam merk populer dan butik-boutik mode. Anda pun bisa nikmati makanan sedap di restaurant-restoran yang terdapat didalamnya. Grand City Mall mempunyai pusat selingan seperti bioskop dan tempat untuk bermain anak, hingga pas untuk keluarga yang ingin habiskan waktu bersama-sama.
Sarana Rapat dan Tatap muka
Amaris Hotel Surabaya sediakan sarana rapat dan tatap muka yang bisa dipakai untuk acara usaha atau sosial. Ruangan pertemuan yang diperlengkapi perlengkapan kekinian akan pastikan jika acara Anda jalan secara lancar dan sukses. Hotel ini tawarkan beragam paket tatap muka yang bisa disamakan keperluan Anda, dimulai dari rapat kecil sampai pertemuan besar. Staff yang professional akan menolong Anda saat membuat acara dan sediakan service yang memberikan kepuasan sepanjang tatap muka berjalan.
Ruangan Pertemuan yang Nyaman
Ruang pertemuan di Amaris Hotel Surabaya dibuat untuk memberi kenyamanan dan keproduktifan dalam tiap acara. Ruang ini diperlengkapi bangku yang sangat nyaman, meja kerja, LCD proyektor, monitor prediksi, sound sistem, dan akses Wi-Fi. Anda bisa atur meja dan kursi sesuai keperluan acara Anda.
Paket Tatap muka yang Fleksibel
Amaris Hotel Surabaya tawarkan beragam paket tatap muka yang bisa disamakan keperluan dan bujet Anda. Anda bisa pilih paket yang meliputi sarana seperti minuman dan makanan, perlengkapan presentasi, dan service pendukung yang lain. Dengan begitu, Anda bisa melangsungkan tatap muka atau acara usaha secara efektif dan tanpa cemas mengenai detil teknisnya.
Keamanan yang Terjaga
Keamanan tamu ialah target utama di Amaris Hotel Surabaya. Hotel ini diperlengkapi mekanisme keamanan yang hebat, termasuk CCTV dan petugas keamanan yang siap siaga 24 jam. Tiap tamu diberi kartu akses ke kamar mereka sendiri, hingga cuma tamu yang mempunyai kartu itu yang bisa masuk ke dalam kamar. Keamanan ini memberi perasaan aman dan tenang untuk beberapa tamu sepanjang bermalam di hotel ini.
Mekanisme Keamanan Hebat
Amaris Hotel Surabaya memakai tehnologi keamanan terbaru membuat perlindungan tamu dan property hotel. CCTV terpasang di semua tempat hotel untuk mengawasi kondisi secara real-time. Petugas keamanan yang eksper berpatroli disekitaran hotel untuk pastikan jika semua tamu merasakan nyaman dan aman.
Kartu Akses Kamar
Dalam rencana tingkatkan keamanan, tiap tamu diberi kartu akses kamar mereka sendiri. Kartu ini berperan sebagai kunci electronic yang cuma bisa buka pintu ruang tamu yang tepat. Dengan begitu, cuma tamu yang mempunyai kartu itu yang bisa masuk ke dalam kamar, memberi keamanan dan privacy yang optimal.
Harga Dapat dijangkau
Paling akhir, Amaris Hotel Surabaya tawarkan harga yang dapat dijangkau untuk beberapa tamunya. Dengan kualitas servis yang bagus dan sarana yang komplet, hotel ini memberi nilai yang baik sekali untuk uang Anda. Anda bisa nikmati pengalaman bermalam yang sangat nyaman dan memberikan kepuasan tanpa keluarkan dana yang mahal. Hotel ini kerap tawarkan promosi dan potongan harga khusus, hingga Anda bisa mengirit semakin banyak .
Keseluruhannya, Amaris Hotel Surabaya ialah opsi yang prima untuk beberapa pelancong yang cari pemondokan nyaman di pusat perkotaan Surabaya. Dengan sarana yang komplet, lokasi yang vital, dan harga yang dapat dijangkau, hotel ini akan membuat pengalaman bermalam Anda jadi lebih menggembirakan.
Reference
Menyukai tulisan seperti Amarirs Hotel Surabaya ini? Kunjungi tanken-ka.com untuk mendapatkan informasi sejenis.
2 notes · View notes
rubahlicik · 10 months ago
Text
Poketrip, Pokemon Indonesia Journey
Masi amaze aja dengan giveaway pas comday kemarin. Dari 900an partisipan se-Indonesia, aink terpilih jadi salah satu dari empat orang beruntung yang dapet tiket pp ke Bali dan uang saku.
Uang saku tentu untuk biaya makan, penginapan dan transportasi ke bandara. Sekitar dua minggu sebelum hari h, aink uda searching penginapan murah denpasar dekat venue. Agak panik juga ngeliat hotel terdekat harganya bisa 200-300 permalam. Mana aink rencananya nginep dua hari kan yah. Acara tgl2-3 Maret, aink berangkat tgl 2 pagi pulang tgl 4 siang.
Begitu pencarian hotel diperluas, aink dapet yang semalemnya cuma 45rb. Murah anjay!, aink liat foto fotonya juga not bad lah. Toh disewa cuma buat tidur-mandi doang. Seharian pasti di luar hotel. Ga banyak mikir aink langsung booking, padahal harusnya liat review dulu. Bego emang
Tapi gpp, bad decisions make great story. I'll get to that later.
Berangkat abis shubuh dari shelter Arnes yang di baltos, nyampe bandara stg 7. Trus cetak boarding pass, berangkat dari bandara kertajati sekitar jam 9. Nyampe Bali menjelang dhuhur.
Tumblr media
Panas bos. Aink mulai maklum kenapa disini bule banyak yang berpakaian minim. Aink naik gojek ke hotel yang jaraknya sekitar 13km dari bandara.
Sampai hotel jam2, cekin, taro barang goler bentar dan bersih bersih, trus langsung jalan ke venue. Iya, aink jalan karena uda menjelang sore dan ga begitu panas. Sekitar 2kiloan kalo jalan kaki karena tinggal lurus. Tapi kalo naik motor mesti muter-muter. Parah bet kayak di cimahi.
Asli, kalo ga panas dan ga terlalu jauh mending jalan aja.
Tumblr media
Begitu sampai venue, langsung ke meja pendaftaran buat dapetin kartu pikachu batik dan pikachu visor. Trus jalan jalan ke area merchandise dan booth. Hunting stiker gratisan wkwkwk.
Tumblr media
Ingin hati sepik sama bule dan warga jepun buat nambah temen main di game, apa daya aink datang dalam kondisi batuk dan sakit tenggorokan. Jadi yaaa, skip skip.
Aink cuma kenalan sama beberapa orang dari komunitas lokal, trus ketemuan sama temen sesama Player dari bandung dan bogor yang nyusul lewat kereta. Sama mereka berdua, aink nginep di hotel yang sama. Beda kamar, mereka bareng di kamar double bed.
Di booth pokemon go, aink dikenalin sama perwakilan pokemon go Indonesia. Dia itu yang komunikasi sama aink sejak aink dinyatakan sebagai pemenang giveaway. Berasa artis karena diliatin banyak orang dan dikenal sebagai orang hoki se-Indonesia raya.
Aink tuh sebetulnya bawa baju batik, karena ada meet and greet sama pikachu yang pake baju batik. Biar samaan cerita nya. Tapi pas liat antriannya uda males banget.
Tumblr media Tumblr media
Dah lah, aink foto sama charizard aja. Sama foto foto objek pokemon yang lain.
Menjelang sore, temen yang trainer bandung ngajakin ke mall living World. Ternyata event Indonesia Journey ini diadain di dua lokasi. Yang di mall ada registrasi pokemon run, booth pokemon TCG dan pokemon go juga. Jadilah aink kesana dibonceng naik motor.
Mallnya terlihat biasa aja dari luar, tapi pas masuk terasa estetik banget. Kalo liat mall bandung tuh suasananya agak kaku, tapi di living World tuh bawaannya santai banget. Bahkan diijinin bawa piaraan asal dipakein diaper..
Aink suka mall ini, mushola nya juga enakeun. Cuman karena jalan depan mallnya kecil, jadinya tiap ada kendaraan keluar masuk mall bakal nyumbat arus dan bikin macet..
Pulang dari mall, aink diajakin nongkrong di caffe sama komunitas trainer lokal. Tapi aink uda tepar, jadi aink pulang duluan. Apalagi temen dari bandung, sebut saja opik ngajakin ikut funrun besok. Katanya ada 3 org yang berhalangan, jadi minta tolong digantiin lari ampe finish biar dapet medali.
Well, aink mesti ngumpulin tenaga. Jadi aja aink pulang duluan ke hotel. Pas pulang, aink ga mandi, cuma ganti baju trus tidur.
Besoknya paginya, aink jadi joki funrun sama opik. Trainer dari bogor, sebut saja berto, ga ikut funrun. Tapi ikut keluar dari hotel dan jalan jalan sendiri..
Aink nyampe venue sekitar jam 6an dan situasi masih gelap. Tapi ternyata larinya uda mulai. Buset, rajin amat. Mungkin karena 5k dan ngincer sebelum panas, jadi dimulai pagi banget.
Pas lari, aink liat ada 5 bodyguard item badannya kekar, ngelilingin dua orang cewe. Aink sama opik mikirnya pasti itu artis. Tapi entah siapa. Ternyata,
Tumblr media
Aink ga kenal🤣
Hari kedua fokus main pokemon go. Nyari shiny pikachu batik dan pokemon legendaris dengan latar Bali.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Aink pulang sebelum jkt48 naik panggung. Uda lemes dan ada niat pengen jalan-jalan besoknya. Toh aink ga begitu suka girlband, jadi langsung jalan balik.
Berikut hasil rampasan aink dari Bali. Beberapa stiker aink dapet dobel karena ikut challenge dua kali wkwkwk.
Tumblr media
Seperti malam kemarin, aink mutusin tidur cepet setelah nebeng mandi di masjid terdekat. Berto pulang malam itu juga jam 8an, sedangkan opik nginep lagi di hotel. Tengah malem, opik sempet dua kali ngetok pintu kamar aink. Tidur aink jadi agak terganggu, tapi ga separah opik yang hampir ga bisa tidur sama sekali.
7 notes · View notes