A place to channel my melancholic-choleric personality beside my visual journal and pile of thoughts.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Alhamdulillah bisa kembali ke spot favorit, laptopan ditemani dengan cappuccino pertama yang dibeli karena memang BM, bukan karena promo hihi. Nama kedai kopinya adalah Comet Coffee, tempatnya kecil tapi baristanya sangat ramah. Di sana setiap meja diberi tulisan laptop-free, jadi memang hanya untuk quick coffee break atau to-go.
Tiap keluar rumah mencoba menyempatkan jalan kaki diantara hiruk-pikuk mahasiswa yang berpindah tempat menuju kelas berikutnya. Juga berkegiatan (laptopan, baca buku, nulis-nulis) di tempat-tempat yang membuat diri ini tergugah lagi.
Berikutnya nulis tentang masak-memasak atau groceries ah, karena dua hal ini terasa menyenangkan dan dari waktu-ke-waktu rasanya selalu kaya latihan dan iterasi hehehe. Tiap Bogi coba masakannya, selalu tanya apa yang bisa di-improve. Sebisa mungkin nggak melontarkan pertanyaan "apa yang kurang?", agar diri ini nggak melulu melihat yang kurang-kurangnya aja dan mengabaikan banyak hal yang sudah baik ✨
Semoga proses memasakmu juga menyenangkan!
3 notes
·
View notes
Text
Reblog sebagai pengingat buat diri sendiri :-) Refleksi cara pandang baru setelah melalui empat bulan pernikahan:
Saatnya memaafkan dan menyayangi, jangan melulu menyalahkan diri sendiri.
Nggak jago melakukan sesuatu di saat ini bukan berarti "nggak bisa" melakukan hal tersebut selama-lamanya. Bisa dilatih dan akan bisa pada waktunya.
Nggak apa apa melakukan kesalahan, insya Allah bisa mencoba lagi di kesempatan berikutnya.
Konteksnya lebih ke pekerjaan dan dinamika rumah tangga sehari-hari. Keep going!
Cara Pandang Baru Saat Dewasa
Menuju dewasa yang kemudian melihat kehidupan ini bergeser Point of View-nya " 1. Mulai memahami kalau nggak ada yang terlambat dalam hidup, selama kita masih hidup. Itu adalah takdir terbaik yang kita miliki, kalau kita baru memulainya sekarang karena memang sekarang saatnya, bukan karena kita terlambat. Namun, itulah perjalanan hidup kita. Jadi, jangan takut kalau orang lain udah sampai mana, kitanya baru mulai
2. Belajar untuk merasa cukup. Dunia ini nggak ada ujungnya kalau dikejar. Nasihat terbaik yang kudapatkan di umur 34 ini adalah kalau kita gagal satu dua hal terkait urusan dunia, kita masih bisa ngulang. Tetapi kalau gagal di akhirat, ngak akan bisa ngulang buat memperbaikinya.
Rezeki kita itu cukup, tapi nggak akan cukup buat ambisi dan ketakutan kita akan kemiskinan. Ya Allah, kita berdoa setiap hari biar dikasih hati yang benar-benar terus bisa merasa cukup. Biar nggak hasad sama orang, nggak iri sama rezeki orang lain, dan lebih bersyukur sama apa yang kita miliki sekarang.
3. Pondasi agama sangat penting. Sebagai generasi yang tumbuh di lingkungan yang biasa-biasa aja dalam beragama, dulu di sekolah negeri juga agama tidak menjadi materi yang prioritas. Di umur sekarang dan menjadi orang tua, baru ngerasa banget kalau pondasi agama sedari kecil itu penting sekali sebagai panduan hidup. Agar melihat dunia ini lebih bijak dan prioritas hidup lebih benar dan terarah.
Mungkin itu yang bikin sebagian besar orang tua di generasiku sekarang yang milih anaknya sekolah di sekolah berbasis agama. Sebab di fase dewasa ini, sadar jika pemahaman hidup atas landasan spiritual ini yang benar-benar menyelamatkan diri dari masalah-masalah anxiety (kecemasan), feeling lonely (kesepian), depresi, dan beragam isu kejiwaan lain. Itu yang kurasain.
4. Belajar jujur sama diri. Badan itu pasti punya sinyal tertentu sebagai respon terhadap situasi/hal yang lagi jadi beban pikiran. Jangan sampai dzalim sama diri sendiri karena hal-hal yang sebenarnya bisa diputus tapi tetap dipertahankan karena rasa nggak enakan. Dan berujung pada langganan IGD, obat antidepresan, dan segala macam.
Jangan lupa menolong diri sendiri dengan kejujuran. Dan jangan takut buat minta tolong ke orang lain, ke profesional, dsb. (c)kurniawangunadi
916 notes
·
View notes
Text
Memaknai Keputusanmu di Antara Pilihan
Orang lain hanya akan melihat keputusan yang kamu ambil, mereka tidak akan pernah melihat pilihan-pilihan yang kamu miliki.
Sehingga, ketika kita hanya dinilai dari keputusan kita, jangan berkecil hati. Sejatinya mereka tidak pernah tahu struggling-nya kita terhadap pilihan-pilihan yang ada saat itu. Dan keputusan kita saat itu adalah keputusan terbaik dari semua pilihan yang kita miliki.
Mari kita lihat dengan hati yang lebih lapang pada setiap pilihan yang kita miliki. Sebab, dalam hidup ini kita tidak perlu menjelaskan kepada semua orang tentang pilihan yang kita ambil.
Meski dinilai tidak menguntungkan, memilih yang tak pasti, memilih yang sulit, memilih yang nggak ada uangnya, dsb.
Selama kamu yakin sama pilihanmu dan mau sama risikonya. Ambil dan jalanilah, kemudian tutup telinga.
Pada akhirnya, kita perlu percaya kepada Allah bahwa keputusan yang kita ambil lahir dari ilham yang diberikan-Nya. Ada hal-hal yang tidak kita tahu soal masa depan, rasanya mungkin khawatir dan menakutkan. Tapi percayalah, jarak antara kita dengan banyak kebaikan di depan, kadang hanya di masalah keberanian buat mengambil keputusan. (c)kurniawangunadi
540 notes
·
View notes
Text
Merenungkan Perpisahan dalam Satu Kali Duduk
Yang namanya perpisahan, ternyata mau direncanakan sebagaimanapun tetap terasa menyesakkan. Kenangan indah akan dirindukan dan kenangan pahit sudah bisa diambil buah pelajarannya. Pada akhirnya semua jatuh bangunnya kita rayakan, kita syukuri, kita evaluasi sebagai bekal perjalanan berikutnya.
Tiga tahun delapan bulan adalah waktu yang tidak sebentar untukku. Relatif ya, tentunya. Dari perjalanan ini, banyak "kali pertama" yang tidak disangka-sangka bisa dilewati juga. Banyak sekali kemudahan yang datang bersamaan dengan kesulitan apapun pada tiap keadaan. Alhamdulillah, Allah Maha Baik dengan setiap tempat dan orang-orang yang menyertai pada setiap waktunya.
Yang paling disyukuri dari perjalanan ini adalah Allah mewujudkan cita-cita dan harapanku tentang apa yang dicari dari sebuah pekerjaan. Kurang lebih rangkumannya pernah aku tulis di sini. Perasaan mengerjakan hal yang terasa manfaatnya oleh orang lain tidak bisa dibayar oleh apapun. Semoga dalam fase-fase kehidupan yang sedang maupun akan dijalani nanti bisa terus meluruskan niat dan mensyukuri hasil dari usaha yang diberikan.
Kamu bukan pekerjaanmu. Jangan berhenti mensyukuri pekerjaan yang telah menjadi bagian dari hidupmu selama tiga tahun delapan bulan ini. Semoga pengalaman ini menjadi berkah ya, dan memantik lebih banyak lagi kebaikan.
Janji ya walaupun nggak ada program dari Klub Menulis, kamu bakal terus nulis, Shab. Di jurnal, di struk belanjaan, di Google Keep, di Medium, di sini, dimanapun itu.
Sayonara! 🌻
-Ditulis dalam 30 menit sesampainya di perpustakaan kota.
9 notes
·
View notes
Text
Kalau kita lihat ke atas, pasti ada orang lain yang di atas kita.
Kalau kita lihat ke bawah, pasti ada juga orang yang hidupnya di bawah kita.
Tapi, kalau kita lihat ke dalam, pasti kita akan lebih mensyukuri dengan kehidupan yang kita jalani saat ini.
124 notes
·
View notes
Text
Kembali dengan lagu-lagu yang mengandung bawang, biar semangat nulis.
---
Sedikit update kehidupan, ceritanya jam tidurku sudah mengikuti jam di sini sehingga untuk bekerja di jam terbalik artinya memang harus begadang sepanjang malam.
Melihat ke histori begadang seumur hidup, aku lebih masuk ke tipe yang tidur dulu baru bangun dini hari. Alhasil bisa nggak tidur dari malam sampai matahari terbit adalah sebuah...achievement? Di minggu-minggu awal jam tidurku adalah jam 16.00 - 21.30, sedangkan sekarang jam tidurnya bergeser ke dini hari (kalau nggak ketiduran di tengah-tengah).
Sudah mau enam minggu di sini, ternyata masih belum nemu ritme tidur terbaik seperti apa. Contohnya hari ini ketika bangun tidur jam 11.30 pagi rasanya terlambat memulai hari, padahal kan memang geser ya. Akhirnya setelah masak-masak, cuci-cuci, beres-beres dan nonton youtube, aku mencari suasana yang seger dikit dengan laptopan di perpustakaan.
Kali ini mampir ke Ann Arbor District Library cabang Westgate. Paling deket sama apato + suasananya paling mendorong untuk produktif, karena semua orang di sini produktif mulai dari anak kecil sama orang tuanya hingga kakek-kakek nenek-nenek. Ditambah ada kopi seharga $2 dari Sweetwaters, dan lokasinya satu area dengan tempat-tempat menyenangkan seperti supermarket, toko buku, toko board game, toko alat-alat olahraga bekas, dan lain-lain.
Penampakan AADL Westgate dan Bogi yang selalu bisa fokus kapanpun dimanapun.
---
Masa-masa merasa seperti zombie ini perlu dinikmati. Malam-malam ngantuk, siang hari pun terasa leuleus, lebih lama mikir dan pelupa kalau kata Bogi. Bismillah semoga ketemu ritme yang lebih baik lagi sehingga bisa menjalani hari dengan lebih penuh energi :')
Mau lebih semangat olahraga juga, yuk yuk yuk. Kalau sekarang tiap Bogi lari pagi aku nggak ikut, alibinya nyiapin sarapan :p
1 note
·
View note
Text
18 ke 18
18 Mei menjadi tanggal baru yang masuk ke dalam daftar pengingat. Konon katanya angka 1 dan 8 pada angka 18 memiliki makna menjadi satu selamanya, sehingga dipilih sebagai tanggal sakral dimana ijab dan kabul diucapkan dalam hari pernikahan. Sebut saja pemaknaan barusan berasal dari si ahli cocoklogi, tiga detik yang lalu sambil membuat tulisan ini.
Dalam waktu 31 hari, 18 Mei ke 18 Juni tahun ini berjalan dengan mode ultra cepat. Saking cepatnya, cukup sulit untuk menjalani setiap momen dengan penuh kesadaran hingga menyelami rasa dan emosi yang muncul. Sampai ke tanggal 18 Mei saja rasanya surreal, apalagi sampai ke 18 Juni yang tiba-tiba sudah berbeda 11 jam lamanya dengan rumah sehari-hari.
Kalau ditanya apa rasanya, cuma bisa bilang alhamdulillah kayak mimpi. Nggak pernah terbayang ternyata pengalaman merantau pertamaku langsung mode ekstrem ke belahan dunia yang jarang sekali tersebut dalam daftar melancong impianku, apalagi menetap walau sementara.
Rasanya kemarin masih duduk bernafas sejenak sambil memandang lapangan timur Masjid Salman, jajan baso tahu bersama teman-teman di seberang kantor, mencoba gerakan pose pilates ala-ala bersama guru pilates yang empat tahun lebih muda, jalan kaki bersama ibu di kompleks sebelah, ketiduran di mobil ketika dijemput bapak malam-malam, membantu enin troubleshooting HP yang katanya error padahal kepencet, menyapa kucing kuning (menolak memanggil dengan kucing oren) di jalanan rumah yang awalnya dikira hanya satu ternyata ada empat, dan momen tak terhingga lainnya bersama familiar faces yang sekarang sedang berjauhan.
Kota tempat aku tinggal saat ini terbilang sepi, katanya karena penduduknya banyak mahasiswa dan sekarang sedang libur musim panas. Menurut suami, kota ini less entertaining jika dibandingkan Bandung atau Jakarta, domisili asal kami. Menurut temannya yang dulu berkuliah di ITB Jatinangor, kota ini seperti Jatinangor, tapi masih lebih ramai Jatinangor. Tentu saja lebih ramai Jatinangor, di area yang sangat padat terdapat tiga (atau lebih?) perguruan tinggi. Pusat perbelanjaan dulu hanya ada satu (Jatos), sekarang sudah ada waralaba-waralaba ibukota yang jumlahnya satu-satu, kebayang kan kemana-mana sepertinya ketemu orang yang kenal. Ini semi-semi hiperbola, sebenarnya kotanya ramai-ramai saja lho.
Dibekali dengan diri yang masih minim riset namun bermental letsgo dulu weh, ternyata Ann Arbor (yak ini dia namanya) memiliki daya tarik tersendiri untuk orang yang tidak suka ramai-ramai sepertiku. Meskipun datang bukan sebagai mahasiswa, setiap kali diajak eksplor kampus rasanya ingin ikut membaca, menulis, belajar hal-hal yang sudah lama tertunda, laptopan, drafting ide-ide yang muncul di kepala.
Perpustakaan kampus ada berbagai macam dengan arsitekturnya yang menarik mata dan boleh dimasuki oleh siapa saja, belum lagi district library yang jumlahnya ada lima dalam satu kota. Di area downtown, terdapat toko buku bernama Literati yang sangat bikin betah dan berbagai toko buku bekas yang belum aku jelajahi semuanya. Dulu sering ngebatin pengen deh di kota tempat tinggal ada lebih banyak tempat umum buat baca atau ber-produktif-ria, dengan fasilitas yang nyaman dan bisa diakses seluruh warga kota. Alhamdulillah di sini diberikan rezeki itu, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Ayo gunakan kesempatannya buat banyak baca dan dalami ilmu-ilmu yang ingin dipelajari, Shab!
Masih banyak aspek kota yang belum dieksplor, tapi insya Allah akan menyenangkan untuk disinggahi satu per satu. Sekilas cari-cari di Instagram dan juga pamflet yang ditempel di sudut-sudut kota, ada banyak komunitas dan kegiatan kerelawanan yang bisa diikuti, salah satu yang menarik adalah relawan taman kota. Bagi yang suka blusukan, banyak sudut kecil di jalanan tempat para seniman mural berkarya. Selain itu banyak sekali event lokal yang dibangun dengan semangat komunal, yang tidak harus ramai-ramai dan tetap disyukuri berapapun peserta yang akan hadir.
Jalan dua minggu di sini aku masih harus bekerja ngalong, alias bekerja dengan jam kebalik karena mengikuti WIB. Alhasil jalan-jalan di waktu "normal" dengan tenang baru bisa dilakukan Mulai dari Jumat sampai Minggu. Berhubung judul tulisan ini adalah review perubahan secepat kilat dari tanggal 18 ke 18 lainnya, adaptasi adalah hal yang sedang diupayakan sebaik-baiknya. Bukan hanya pindah domisili, tapi juga pindah kartu keluarga yang mana sekarang ada peran baru sebagai istri dalam rumah tangga.
Buat seseorang yang selama 28 tahun hidupnya tinggal bersama keluarga di rumah, mengurus rumah tangga sendiri rasanya seruuu sekali (dalam arti yang sebenar-benarnya). Rasanya tiap hal kecil, tiap aktivitas, tiap hari ada aja hal baru yang perlu dipelajari dan dievaluasi. Sangat rawan jadi overwhelming, tapi bismillah tarik napas ayo ingat jalani semuanya satu per satu. Gapapa kalau masih melakukan kecerobohan-kecerobohan lucu, yang penting tahu berikutnya agar lebih hati-hati lagi.
---
Dengan ini mari kita akhiri dulu tulisan pertama dari Ann Arbor! Satu bulan lebih sembilan hari sudah dilewati, semoga hari-hari yang akan datang bisa dijalani dengan lebih berkesadaran, juga diisi dengan mencari berkah dan menemukan makna.
Have a good day!
7 notes
·
View notes
Text
Finally it dawned on me that I just want to be proud of me too. I want to be happy for me. And I hope I have the courage and strength to pursue whatever it takes.
2 notes
·
View notes
Text
580 notes
·
View notes
Text
Untuk jadi reminder diri sendiri yang masih kasih diri sendiri insentif buat hal yang seperti ini :')
Tak perlu menetapkan standar, seperti:
Aku akan rajin baca kalau beli e-reader, karena bisa baca dimana aja.
Padahal yang penting itu kebiasaan membacanya.
Aku akan rajin menulis kalau beli laptop baru, karena ngetiknya enak dan dibawa kemana aja.
Padahal yang penting adalah apa pun dan gimana pun kondisinya tetap menulis.
Aku akan bahagia kalau punya ini, punya itu.
Padahal menginginkan apa yang sudah dimiliki adalah bentuk syukur. Dengan syukur, bahagia.
Atau ada yang lebih familier
Aku akan berkinerja tinggi kalau gajiku sekian. Karena aku lebih bersemangat.
Padahal gaji adalah efek dari kinerja tinggi.
Nyatanya ketika udah punya dan tercapai, belum tentu otomatis bahagia dan menjadi yang disyaratkan di awal.
Jadi, bahagia saja sekarang.
Pemalang, 19 April 2024.
121 notes
·
View notes
Text
Mengembalikan Semangat
Teruntuk seorang pekerja swasta yang sedang berusaha mengembalikan semangat di hari pertama kerja setelah libur lebaran, berterima kasihlah pada semesta yang menuntunmu menemukan video siang ini.
Sembari membuka Slack yang sedang "ngadat" dan minta di-restart, terdorong untuk buka YouTube dengan keyword "Reset Your Intention". Sayangnyaaa...tidak ada suggested video yang memuaskan.
Tiba-tiba kepikiran mencari keyword "Aida Azlin" yang mana aku tahu channel Youtube-nya sudah tidak ada dan video-video yang dulu sering jadi plester hati ini pun sudah tidak ada :-( Tapi siapa tau ya kan...
Alhamdulillah ternyata siang hari ini aku dipertemukan dengan video "Reflections on Being Uninspired" yang terbit enam tahun lalu. Menariknya lagi, isinya di luar ekspektasi karena Aida menjelaskan tentang perbedaan dirinya ketika masih tinggal di Singapura maupun ketika berkunjung ke belahan dunia lain, versus ketika ia tinggal di Maroko.
youtube
Di Singapura Aida hampir setiap hari keluar rumah, bertemu orang, ikut berbagai kelas yang bisa diikuti dengan mudah, hingga tercermin pada hitungan langkah kakinya. Ketika Aida pindah ke Maroko, ia belum memiliki kehidupan sosial seperti di Singapura sehingga lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Di satu sisi, ia bisa menjadi sangat produktif karena waktunya tidak tersita banyak untuk interaksi sosial secara fisik. Di sisi lain, 99% berada di rumah berdampak pada hari-hari yang terasa membosankan dan repetitif.
Kata Aida, well namanya juga hidup. Ada kalanya kita menjalani hari dengan semangat, ada kalanya pula kita merasa "uninspired". Berikut tips dari Aida Azlin yang bisa dilakukan ketika sedang kehilangan semangat dan "mencari inspirasi" untuk datang kembali:
Talk to the husband Sebagai orang yang menjadi satu-satunya "teman" di lingkungan baru, ngobrol apapun itu dengan suami. Mulai dari perasaan hari ini, kepikiran mau ngapain, mau bikin apa, mau masak apa, atau sekadar ranting, aaapapun. Karena dari ngobrol bisa jadi ada celetukan suami yang merupakan ide segar di luar kepala kita yang sedang "banyak kabutnya".
Bersih-bersih, beres-beres. Cleaning is therapeutic, isn't it? Mulai dari nyapu, nyuci, mengembalikan barang ke tempatnya masing-masing, semuanya membutuhkan fisik yang bergerak. Sambil ditemani audio favorit, semoga bersih-bersihnya terasa enjoy dan hati menjadi lebih ringan.
Once you're in the flow, hit your nearest idea dump tools Kira-kira inspirasi bisa kita tunggu untuk datang dengan sendirinya, atau perlu kita jemput? (jadi kaya hidayah ya...) Buat Aida, ketika ia sudah "terpancing" dengan beres-beres atau apapun itu, dengan bismillah ia mulai buka notes dan menulis. Itulah bagaimana inspirasi hadir kembali dalam keseharian.
Kalau dipikir-pikir, aku yang terakhir nulis di Tumblr entah kapan ini juga kaya "kesambet" ya setelah nonton video berdurasi kurang dari tiga menit. Sekarang pukul 12.38 WIB, masih ada setengah hari untuk back on track dan kembali berkarya dari meja kerja. Memang harus diromantisasi, Shab. Udah lama engga, kan?
Sebenarnya video di atas punya makna tersendiri juga buatku, bukan hanya tentang betapa hari ini feeling uninspired ya. Tapi karena insya Allah dalam waktu dekat akan relate dengan apa yang Aida rasakan. Insya Allah optimis nanti bisa menikmati keseharian di manapun itu. Kenapa? Karena sungguh ada banyaaak banget hal produktif dan bermanfaat yang bisa dijelajahi di dunia ini, dengan selalu mengingat "tujuan utama" dan Ia Yang Menciptakan kita.
Bismillah mari kita lanjutkan hari! Oh iya pagi ini senang sekali bisa seduh kopi lagi di rumah pakai Breakfast Blend dari Tanamera, hadiah ulang tahun (hasil request sendiri) dari Saniyah Yusrachmasari a.k.a Sobat Larva 🤍🐛
5 notes
·
View notes
Text
Tulisan: Dialog
Rangkaian usia yang semakin bertambah, kekhawatiran yang semakin banyak, entah perihal dunia atau pun lainnya. Terkadang ia akan menguras hati, malam yang tak kunjung bisa mengistirahatkan badan dan jiwa. Namun begitulah keadaannya, sebab dewasa itu berasal dari akumulasi masalah yang diselesaikan dengan baik dan tenang.
Ikhtiarkan apa yang hari ini masih bisa diikhtiarkan, perbaiki apa yang bisa diperbaiki, terutama soal mengenal diri sendiri lebih dalam lagi.
Andai lelah, istirahatlah sejenak. Andai sakit, sembuhkanlah meski harus menangis. Air mata itu adalah sumber kehidupannya hati.
Aku dan kamu pun sama, kita sedang berproses dan berjuang menuju takdir kita masing-masing. Semoga, pemberhentian akhir kita berujung pada tujuan yang sama. Kebaikan dan keberkahan.
@jndmmsyhd
512 notes
·
View notes
Text
youtube
Rumahku pulang, ternyata ada di sini 🍀
8 notes
·
View notes
Text
youtube
'Membasuh' dulu pernah menjadi lagu yang diputar setiap hari dan sekarang-sekarang sudah tidak pernah lagi. Ajaibnya tadi malam tiba-tiba kepikiran, dan pagi ini dengar versi live featuring Nadin.
Mengering sumurku terisi kembali
Kutemukan makna hidupku di sini
Ketika masuk ke part ini rasanya selalu familiar. Seperti ada rasa 'deg' yang menekan dada dilanjut keluar air mata. Setitik aja tapi, nggak kaya emoji 😭 hehe. Mau denger lagi ah, kayaknya kangen sama suara Rara Sekar.
4 notes
·
View notes
Text
“Mungkin kamu membutuhan jeda, agar masalah dan emosi tidak bercampur menjadi satu. Rehatkan sebentar hati untuk merasa dan ingatan untuk mengenang. Istirahatlah, mungkin kamu sedang lelah luar dan dalam”
—
Dunia ini adalah perjalanan yang akan menguras pikiran dan rasa, pandai-pandailah mengatur semuanya, kamu sudah dewasa, kan?
@jndmmsyhd
606 notes
·
View notes
Text
November ternyata membawa lebih dari apa yang sudah dinantikan. Ada banyak pertemuan yang diiringi dengan beberapa perpisahan. Keduanya bersifat sementara, jadi jangan penuhi hati dengan kekhawatiran.
Bulan ini ada satu pertanyaan besar tentang keberkahan, mungkin karena sehari-harinya dilewati tanpa selalu berkesadaran penuh. Hari ini sibuk sampai nggak nafsu makan untuk apa, besok naik kereta ke Jakarta untuk apa, lusa menyambung transportasi online dari satu tempat ke tempat lain untuk apa?
Menjelang bulan terakhir di tahun 2021, setiap hari ingin rutin check-in ke diri sendiri. Sambil meluruskan niat dan sekadar sadar tujuan dari hal yang akan dilakukan setiap harinya.
Alhamdulillah November ini masih berkesempatan untuk bersilaturahmi dengan orang-orang, baik yang di Bandung maupun di luar Bandung. Alhamdulillah juga di November ini diberi kesempatan buat melihat laut lagi, setelah terakhir pada November 2019.
Semoga segala suka, tawa, dan upaya di bulan ini menjadi berkah. Juga segala yang masih luput dan terlewatkan masih bisa diperbaiki pada kesempatan berikutnya.
Sampai bertemu lagi :-)
5 notes
·
View notes