#iman booster
Explore tagged Tumblr posts
zhrr-aira · 3 months ago
Text
Tumblr media
yang di banyakin itu, dzikir
bukan overthinking...
-𝐳𝐡𝐫𝐫.𝐚𝐢𝐫𝐚
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
(QS.13:28)
1 note · View note
oneonedreams · 1 year ago
Text
Selamat datang di bulan Juni. Sebuah perjalanan dengan ugal-ugalan yg ku mulai sejak bulan April. Belum berakhir haha.
Ya Allah, desperate untuk sidang tahap 1. Mohon maaf lahir dan batin, temanku. Mari saling memaafkan untuk masa depan kita yg (seharusnya) cerah.
Bulan ini juga puncak evaluasi bagi siswa-siswiku. Masih saja pusing dengan nilai siswa yg 0. Jika idealis sih memang menyalahkan diri dan bertanya pada diri, kok bisa sampe mereka gak paham hal yg sederhana saja. Arrgh, stop. Kamu tau kan bedanya? That's okay. Sampe saat ini, kamu sudah melaksanakan segalanya dengan upaya terbaikmu. Hanya saja, selalu ada yg harus dikorbankan sedikitnya. Demi tesisku; diriku yg lain, yg bukan hanya seorang guru.
Kemarin karena cemas dan takut, aku membuka beberapa video ustadz mengenai hal tsb untuk booster iman. Katanya, berprasangka baiklah pada Allah dan dzikrullah.
Mau nangis rasanya.
Apa sih pentingnya semua ini? ingin kan berteriak dan bertanya begitu.
Ya Allah, kuatkan aku dan berikan kemudahan dalam menyelesaikan studi S2 ini. Maafkan aku jika ada bibit jelek pada hati baik itu sombong, iri, tidak bersyukur dsb.
6.6.23
2 notes · View notes
annisayayy-blog · 2 years ago
Text
Iman Mutiara
Iman tak dapat diwarisi
Dari seorang ayah yang bertaqwa
Ia tak dapat dijual-beli
Ia tiada di tepian pantai
Walau apapun caranya jua
Engkau mendaki gunung yang tinggi
Engkau berentas lautan api
Namun tak dapat jua dimiliki
Jika tidak kembali pada Allah
(Iman Mutiara, by Raihan)
Nasyid yg jadul banget, tapi kalau selintas terngiang, masyaAllah, booster~
Dua baris pertama udah cukup bikin tertampar, udah seberapa lalainya diri ini? Ingatkah bahwa manisnya keimanan itu bukan ujug-ujug hadir padamu? Dia adalah jalan Panjang yg ditempuh seseorang dalam perjalanan mencari Rabb nya. Bagaimana ceritanya hingga iman bisa sampai padamu? Masihkah kamu merasakan manisnya?
Iman bukan uang, bukan harta warisan yang sepeninggal si empunya bisa dibagi dan habis tak bersisa. Iman bukan rumah bertingkat tingkat yang sepeninggal si empunya bisa ditinggali dan dipindah hak miliknya. Iman itu harta yg paling berharga, baru keluarga *colek BCL wkwk
Intinya, dari dua baris pertama itu selalu cukup menenggelamkan pikiran ini ke dalam perenungan,
“udah ngapain aja selama ini?”
“udah ngerasa seberapa baik sih kok skrg santai banget?”
“udah seyakin apa sama keimanan yg kamu punya? Apa jaminannya? Siapa yg ngejamin?”
“sadar ga sih, ada tanggung jawab besar yg akan kamu tanggung kelak, keimananmu dan keimanan anak-anakmu.”
Anak-anakmu, mereka sangat berhak lahir dari Rahim ibu yg istiqomah menjaga keimanannya, tidak, tidak supaya serta merta si anak langsung jadi beriman juga, ingat kan? Iman tidak diwarisi. Tapi ibu yg istiqomah menjaga dan meningkatkan keimanannya pasti Allah beri Ruh yg kuat juga untuk menghidupkan Ruh kebaikan dalam rumahnya. Allah beri kekuatan pada si ibu untuk menjadi madrasatul ula’ yg mampu menanamkan bibit2 keimanan pada anak2nya. Bermodalkan keistiqomahan menjaga keimanannya itu, Allah lapangkan hati si ibu untuk senantiasa bersabar membimbing dan penuh keikhlasan mendoakan anak-anaknya agar mereka menemukan manisnya keimanan dalam hidup mereka. Ibu yg mantap dgn keimanannya, pasti akan mampu menjadi qudwah hasanah bagi anak-anaknya, sehingga memudahkan anak2nya menyerap dan meniru perilaku baik yg sudah menjadi tradisi di rumahnya.
Wahai para ibu dan calon orang tua. Sesekali yuk bercermin, sudah sejauh mana kita pupuk keimanan itu dalam diri kita? Sudahkah ia siap dipetik untuk dinikmati oleh anak-anaknya kelak? Apa yg akan kita berikan untuk anak-anak kita, kalau bukan iman, yg merupakan kunci kebahagiaan hidup mereka di dunia dan akhirat?
Perjalanan Panjang akhirnya Allah pertemukan pada manisnya iman. Walau kini masih terasa naik turun, tapi kesadaran untuk tetap mencari hidayah adalah nikmat besar yg tak boleh luput untuk disyukuri.
Ingat banget waktu masih kecil Allah karuniai saya ibu dan nenek yg shalihah. Ibu yg senantiasa menjaga diri dan keluarganya dari sesuatu yg haram, nenek yg sangat teguh pendiriannya untuk menanamkan semangat mengaji dan menuntut ilmu pada anak dan cucunya. Pernah suatu hari, sebagaimana anak2 pada usianya yg gemar bermain, saya malas sekali berangkat mengaji, tapi emak bilang, “kalau gak mau ngaji mau jadi apa?” seolah gak berguna banget kalau hidup di dunia tapi kamu ngga mengaji. Suatu kali juga saya malas sekali berangkat sekolah, saat itu jadwalnya masuk siang, rasanya berat sekali meninggalkan acara dahsyat pada waktu itu, apalagi harus menggoes sepeda pukul 10 an ke sekolah, ugh. Tapi emak dgn kerasnya menyuruh saya berangkat, akhirnya dgn hati yg berat saya berangkat sambil ngedumel, dan lgsg kena tegur dari Allah, qodarullah di jalan saya keserempet motor yg pengendaranya ceroboh ngobrol dgn salah satu pejalan kaki, saya pun jatuh dan tangis yg ditahan dari rumah karena geram dilarang bolos akhirnya tumpah juga,  tangan saya terkilir sedikit dan diberi uang 10 ribu, senang juga wkwk alhamdulillah. Terimakasih emak, Allahummaghfirlaha warhamha wa’afihi wa’fu’anha, insyaAllah semua ilmu dan amal kebaikan anak cucumu menjadi amal jariah untuk emak, aamiin Allahumma aamiin..
Teringat juga teguhnya pendirian ibu yg meyakini bahwa Allah akan memberi rezeki untuk anak-anaknya sekolah di tempat terbaik. Benar, bermodal keyakinan itu ibu pilihkan pesantren yg saat itu direkomendasikan oleh uwa ku. Bertempat di cigombong, Namanya pesantren terpadu al kahfi. Ibu merasa tidak cukup ilmu untuk memberi pemahaman agama untuk anak-anaknya, maka dari itu ibu memilih jalan ninjanya, ikhtiar yg terbaik, biar Allah yg urus rezeki dan mencukupi hidup anak-anaknya. Hidup di pesantren bukan biaya yg murah. Apalagi ibu pejuang tunggal. Tentu butuh iman dan tekad yg bulat untuk melangkah demi dirinya sendiri, apalagi untuk menghidupi ketiga anaknya. Biaya selama di pesantren, jgn tanya sudah habis berapa. Transport setiap kali penjengukan, belum lagi list bekal jajanan yg anaknya request-kan, uang jajan, SPP, dll. masyaAllah semua Allah cukupkan.  Darimana sumber kekuatan dan keimanan itu ibu dapatkan kalau bukan dari Rabb nya, Allah subhanahu wata’ala. Buah dari keimanan ibu adalah, ketiga anaknya yg skrg masih selalu mencoba istiqomah, insyaAllah, mohon doakan :”)
Dari ibu saya belajar banyak. Terhitung banyak sekali hikmah yg dapat dipetik, teladan yg dapat ditiru, sangat dekat rasanya kalau sumber kebaikan itu sudah tercipta di rumah bukan? Untuk diriku kelak, sudahkah ada iman yg kuat itu tertanam dalam dirimu juga? Sudahkan sujudmu itu khusyuk meminta manisnya iman dari Rabb mu? Tidak melulu meminta urusan dunia, tapi mintalah agar keimananmu dikuatkan. Mintalah kebaikan untuk keturunanmu kelak. Tentu siapapun ingin selalu Bersama orang2 yg dicintainya selama di dunia, begitu juga di akhirat. Jika ada satu hal yg dapat mempersatukan kembali dirimu dengan org2 tersayangmu di akhirat kelak, mungkin itu hanyalah segenggam iman.
Wallahua’lam bisshawwab~
5 notes · View notes
cantikahanah · 14 days ago
Text
First Fulltime First Resign
31 Oktober 2023
Pagi
Aku ingat pagi itu, aku bangun seperti biasa, dari bunyi alarm setengah 4. Tapi rasanya belum full energi. Niat 5 menit mengumpulkan nyawa, nyatanya malah jadi bangun jam 5 ((sudah kuduga)). Langsung kaget bangun buru-buru, alhasil aku terjatuh.
Literally jatuh tersungkur di lantai, tepat di depan pintu kamar, kakiku seperti mati rasa karena kesemutan, begitu sulit digerakkan. Aku terdiam sejenak dan sadar kalau aku belum siap bangun sepenuhnya, darah dari kepala belum mengalir sampai ke bawah ujung kaki, jadi kubiarkan dulu sejenak sampai terasa derasannya.
Di sini seperti ada yang memberi pesan: aku bisa berjalan sampai di titik ini karena izin Allah. Setelah bisa kurasakan kakiku kembali, aku berdiri dan siap membuka tungkai pintu kamar sekaligus pintu episode kehidupan baru.
Siap-siap dan otw dari rumah. Singkatnya, begitu duduk di kereta, aku chat Maretha. Karena biasanya, dia yang selalu ingat momen-momen pentingku dan menyapa dengan ciri khasnya. Misalnya ketika sidang, ketika wisuda, ketika hari pertama kerja, dsb. Dia selalu menyambut hari baru bersamaku. Pagi itu, aku duluan yang chat. 
“Mar, today last day in Amalsholeh (tempat kerja fulltime pertamaku).”
“Ih, baru mau ngechat bilang gini juga.”
“Serius??? Angger ya kita mah.”
“Serius baru mau bilang, 'Can terakhiran ya di Amsol.'”
Aku memang sengaja naik kereta lagi. Rasanya ingin meromantisasi rutinitas perjalanan sejak hari pertama sampai hari terakhir. Lalu tiba-tiba saja udah sampai kantor, taro helm (bawa helm sendiri biar bisa nebeng Azel pas pulang), finger print, ambil dan isi ulang gelas (biasanya, tapi pagi itu nggak dulu karena buru-buru), naik ke lantai atas, di ruang cewe masih kosong, baru ada aku.
Beberapa saat, orang pertama masuk setelah aku datang …. Arin. Dia orang pertama yang membantuku untuk bisa bergabung ke lingkungan ini. “Hari terakhir, ya,” katanya, lalu kami saling tersenyum yang memuat rasa campur aduk.
Lalu makin lama makin ramai, satu per satu datang. Lalu ada di satu titik waktu, mereka keluar ruangan lagi dan hanya sisa aku beserta leader-ku, Teh Putri. Hening. Kami memang sama-sama introver. Aku pun bingung harus apa. Jujur, aku sempat merasa bersalah karena setelah kepergianku ini, pasti bebannya jadi makin banyak, tapi aku tau dia adalah salah satu perempuan tangguh yang kukenal.
Akhirnya jam 10. Seruan panggilan kumpul ke lantai bawah tiba juga. Kami menyebutnya CHS, Catatan Harian Santri, “diabsen” satu-satu untuk lapor Tahajud selama seminggu, sharing booster dari para direktur, dan pengumuman. Jadi ... ini CHS terakhirku.
Selama sharing, aku tidak begitu fokus karena berusaha menenangkan gemuruh dalam diriku. Meski begitu, aku tetap mencatat insight yang kudapat dan ingat pesannya. Intinya, soal perjalanan awal penciptaan kehidupan manusia sampai akhir, lalu soal tobat-iman-amalsholeh.
Seharian ini, rasanya semua waktunya begitu cepat. Sampai tiba akhirnya, aku resmi pamitan pada semua orang. Sama seperti hari pertama, aku berdiri di antara kerumunan, aku masih ingat hari itu begitu terharu karena rasanya udah lama gak berada di antara/menjadi bagian suatu perkumpulan, mereka menyambutku dengan riuh sapaan senang, “Hai, Cantik.”
Sama seperti hari terakhir, dengan getar terharu, kusampaikan skenario cuap-cuap pamitan yang sudah kusiapkan di kepala. Begitu selesai, mereka melepasku dengan wajah hangat, pelukan, ucapan selamat beserta doa-doa. 
Siang
Meeting terakhir.
Sore
Lanjut meeting. Di akhir sesi, kupersembahkan hadiah sederhana (donat dan kata-kata) pada 6 orang yang paling menghidupiku selama di sini: Arin, Teh Put, Kayla, Azel, Alya, Dhea. Berisi paragraf maaf, terima kasih, dan semoga. Juga catatan tambahan bahwa hadiah kecil tersebut memang gak bisa membalas semua kebaikan yang udah mereka kasih ke aku, tapi semoga terus bersemayam dalam jiwa dan raga mereka agar rasanya kami selalu bersama. Lanjut sesi foto-foto (meski geus teu paruguh) lalu selesai sudah.
Sejak jauh-jauh hari rasanya ingin menangis, menghabiskan sedih sebelum siap maksimal menyambut senang setelah ini. Tapi rasanya masih sulit. Masih tertahan di dalam diri. Sampai akhirnya, momen yang paling berkesan dan seperti “patah” itu akhirnya tiba. Pintu terakhir Kayla.
Kayla lahir tahun 2003, orang termuda di bawah atap ini. Cerah hujan, suka duka kami lewati bersama selama 5 bulan terakhir, dia partner satu tim. Kami belajar banyak dari satu sama lain. Saling melengkapi kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Waktu teng jam 5 sore, seperti biasa waktunya pulang, hampir selalu ada bapaknya yang menjemput. Sebelum keluar pintu, dia sempat membeku dulu melihatku. Aku gak tega, langsung memeluknya lagi. Lalu aku melihatnya dari jauh, ia mengucap, “Assalamu’alaikum.” Lalu, punggungnya berlalu dari balik pintu yang tertutup.
Di situ baru kurasakan patah dan seketika ingin menangis, tapi gak bisa (tapi aku bisa menangis ketika mengetik kalimat ini haha). Aku buru-buru mengintip dari jendela ruangan lantai dua ke arah luar, menunggu sampai melihat sosoknya yang baru keluar pagar dan pergi bersama bapaknya dengan sepeda motor.
Aku terdiam lagi. Menunggu magrib untuk pulang bareng Azel.
Malam
Sampai di parkiran, aku melihat plang “amalsholeh.com #jembatankebaikan”. Seketika sekelebat memori cepat terputar dari awal hingga akhir aku di sini.
Akhirnya tangisku pecah, aku dipeluk Azel, kami sudah sama-sama memakai helm dan motor yang siap melaju. “Nangis aja jangan ditahan.” Kurang lebih gitu kata Azel, lalu kami melaju pulang. 
Aku merencanakan menangis sepanjang jalan biar lega, tapi lagi-lagi gak bisa lama, air mata itu cepat kering. Sepanjang jalan, kami sibuk dengan pikiran masing-masing.
Aku bertanya-tanya, kenapa aku harus mengalami semua ini, kenapa aku mau mengambil keputusan ini. Tapi aku yakin, rasanya ini seperti patah untuk tumbuh. Ke depannya … bakal ada perjalanan menakjubkan apa lagi? Ada tanggungan dan tantangan besar apa lagi? Ada kejutan romantis apa lagi?
Tiba-tiba sampai di depan pagar rumahku. Azel mematikan mesin motornya, duduk santai dengan posisi siap berdiam dulu agak lebih lama. Beberapa kali kutawarkan masuk ke dalam rumah, tapi dia tetap di atas motornya. Aku bersandar ke pagar. Kami mengobrol panjang yang ringan, cerita-cerita refleksi diri, lebih banyak tertawa daripada sebelumnya karena tangisan melelehnya udah dihabiskan minggu kemarin. 
Selesai. Aku melihat mata Azel untuk “terakhir kalinya”. Aku masuk ke dalam rumah.
Mari kita lanjutkan lembar perjalanan skenario baru-Nya.
1 note · View note
bartzellaint · 8 months ago
Text
Tumblr media
Di beberapa post sebelumnya aku pernah nulis kalimat kayak gini "memang apa lagi yang lebih indah dari pada hati yang lapang?"
Beberapa waktu lalu aku diminta untuk sharing ke adik-adik huhuhuhu yang ternyata jaraknya udah 9-10 tahunan dari aku (tua detected) materinya ini tentang lapang sama setiap perubahan yang ada TMI ini materi emang kayak closingan dari rangkaian acara jadi yha gitu mungkin agak mellow. Aku pernah dikasih tau kalau semisal anak sekarang itu kayak 2 tahun lebih muda jadi semisal dia kelas 1 SMA jadi jiwanya tuh kayak masih kelas 2 SMP, kurang paham juga sih terkait infonya dari mana dan saat itu aku belum berencana mencari tau lebih dalam, tapi di saat itu aku memutuskan buat percaya sama yang temenku omongin jadi aku akan ngebawa sharingnya ke arah yang lebih fun dan nggak tok sekedar kayak ceramah karena waktunya juga panjang banget ya shay kita bingung banget 75 menit mau ngomong apa :").
Singkat cerita aku minta mereka buat beberapa kelompok terus aku minta mereka nyusun puzzle tapi setiap 30 detik sekali aku switch jadi kelompok 1 bakal ngelanjutin puzzle kelompok 2, kelompok 2 bakal ngelanjutin puzzle kelompok 3 dan seterusnya.  Ya inti dari game nya simpel kan tentang perubahan, maksudnya harus selalu siap dan beradaptasi dengan adanya perubahan yang ada di hidup. Aku adalah salah satu orang yang meyakini bahwa perjalanan hidup itu sama dengan perjalanan menuntut ilmu, karena Ilmu datangnya bisa dari mana aja gaksih? Dan sepanjang perjalanan ga mungkin jalanannya selalu semulus aspal, pasti ada kerikil, yang tajem yang tumpul, yang besar yang kecil. Ya sama kan kayak hidup, ada waktu dimana seneng dan semangat setiap ngejalanin hari, ada waktu dimana ngerasa entah itu berjalan lama banget, jenuh, mumet, sedih, kecewa, campur aduk deh.
Intinya di sepanjang perjalanan ini rukun iman keenam (percaya qada qadar) dituntut untuk selalu di refresh. Karena ya jujur aja, manusia itu mudah gaksi untuk kecewa apalagi terhadap hal-hal yang berbau duniawi, berharap sama nilai, sama hasil ujian, pekerjaan, jodoh dan lain-lain. Dan ternyata rasa kecewa itu pertanda bahwa kita menggantungkan harapan ke tempat yang salah entah itu benda mati atau manusia, apalagi manusia, karena manusia tuh sumber kecewa. Singkatnya kalau kita menggantungkan harapan Cuma sama Allah, kayaknya rasa kecewa tuh bisa hilang aja dalam sekejap, jadi inget Ali bin Abi Thalib pernah ngomong tentang doa, "jika Allah mengabulkan doaku maka aku bahagia, tetapi jika Allah tidak mengabulkan doaku maka aku lebih bahagia, karena yang pertama adalah pilihanku sedangkan yang kedua adalah pilihan Allah" kalimat ini tuh selalu jadi booster tiap aku lagi sedih buat ngeyakinin diri kalo Allah pasti punya jalan lain yang lebih baik buat aku yap kita punya kendala tapi Allah punya kendali, karena sebaik-baik perencana adalah Allah bukan manusia. Idealnya apapun keputusan yang Allah tetapkan di garis perjalanan hidup kita harus tetep kita terima dengan ridha dan lapang, susah banget gaksih? jujur aja nyampein materi ini berat banget karena dalam implementasinya di diriku pun aku masih babak belur dalam menjaga prasangka baik ke Allah, tapi kalo aku pribadi percaya ketika Allah nyuruh aku buat nyampein sesuatu itu artinya adalah reminder besar buat diriku sendiri juga buat menjaga hal tersebut. Jadi yahhhh ayok cepet-cepet kita semangat lagi buat terus berlapang dada, ridha, dan segera bangkit lagi kalau kalau lagi di situasi kecewa. Harus tetep inget sama 'laa yukallifullahu nafsan illa wus'aha' Allah ga akan tuh ngasih rasa kecewa dan ujian di luar batas kemampuan hambaNya, jadi jangan sampe malah kita yang membatasi diri kita sendiri. Semangaat! Laa tahzan, innallaha ma'ana.
0 notes
fullofjoy · 2 years ago
Text
[futur : takkan bisa ku hindari, sehingga perlu ku waspadai.]
Tumblr media
booster iman memang diperlukan bukan ketika sudah merasa iman perlu di recharge?
bismillah, semoga semua orang yang memiliki niat baik mendapatkan persis sesuai dengan apa yang mereka niatkan.
#catatanku
0 notes
sulastmusiam · 5 years ago
Text
How to heal yourself?
Assalamu ‘alaykum warahmatullahi wabarakatuh.
Aloha people. It feels so good to be back. Now I want to share about how to heal myself.
When we are growing up, the burdens and the pressures are also increasing, right?
In the process of being an adult, I learned that the world is not always going to be like what I am expected. Allah’s plans sometimes not the same as mine. So I felt disappointed, sad and hurt.
However, I don't want that kind of feeling to take over my souls, so I try to find a way to heal my self. Some people use any kind of thing to take a break from the real world and refresh themselves. Some watch movies, some listen to music, some go to the concert, some do vacation, some read books, some do physical exercise and many more.
And for me? I go to ‘Kajian’.
My first Kajian was with Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri at Nurul Iman Mosque, Blok M Square, the theme at that time was “Rambu Memasuki Taman Surga”. If I am not mistaken. I remember I went to that kajian alone because none of my friends wanted to join me.
After that, I wasn’t into kajian directly. I still try to find another way to heal myself. But then, I found that only kajian is the best way for me to take a break from world especially when it is getting hard to handle.
The reason why I post this is I hope when my iman is futur or falling down and feel lazy go to kajian, I can read this post again.
“Remember Ul! Remember when ustadz Nuzul explains about surah As-Syura 52, read it again! Read the meaning! If you’re going to kajian it means you are chosen. Allah The Almighty chooses you, despite all of your sins. Allah still choosing you. Be grateful because Allah wants to save you. Are you sure you want to leave that ‘syurga’ in this world? That beautiful kajian that can touch your heart? Wake up Ul. Be strong. Allah chooses you. Allah still remembers you even if you did so many mistakes. Bismillah Ul. Raise your chin again.”
5 notes · View notes
nomadicstranger · 4 years ago
Text
*
8 notes · View notes
myanuary · 4 years ago
Video
"SHOLAT TAPI BOKEPAN, HAI TAPI PELIT ? MUNAFIK LO ! PERCUMA SHOLAT/HAJI LO" Pernah dengar kalimat di atas, ternyata kalimat di atas itu salah kaprah banget ! . Orang maksiat itu belum tentu munafik, simak berikut . Reposted from @salingsapaid . Tidak Ada Manusia Yang Tidak Berbuat Salah - KH. Tengku Zukarnain - . Orang baik bukan yang tidak pernah salah. . Jangan jadi makhluk tekor di akherat. Rugi banget pastinya. Apalagi yang suka memvonis sepihak yang hanya melihat sisi kesalahan manusia saja. Simak tausyah buya Tengku Zulkarnain yang satu ini . Tag teman dan saudaramu yang hobi suudzhon . Barakallahu fiik Buya @tengkuzulkarnain.id . 🕌 Dukung gerakan #sedekahkuota bersama SalingSapa TV. Hanya dengan menonton, mensubscribe, like, comment dan share link Youtube kami. Juga follow,like dan komen di Instagram juga facebook kami @salingsapaid. Insyaallah anda sudah menjadi penggerak #sedekahkuota yang insyaallah menjadi amal sholeh untuk bekal di akherat. . #SalingSapa #SalingSapaID #1minutebooster #oneminutebooster #booster #dakwah #newnormal #IslamRahmatanlilAlamin . #islam #instaislam #iman #Sunnah #taat #motivation #hijrah #dakwah #taat #taqwa #yukngaji #istiqomah #penduduklangit #myan #pemuda #khtengkuzulkarnain #khilafah #syariah #ilmu #nafsiyah #quotes #quran #qolbu https://www.instagram.com/p/CFRZ6xLhOEn/?igshid=mdac4t3w6f8x
2 notes · View notes
salsaamira · 5 years ago
Text
Persedikit beban, perbanyak bekal. Persedikit penggugat, perbanyak pembela. Agar siap menjadi terdakwa di pengadilan-Nya
Ustad Salim A. Fillah - "Kisah Inspiratif Sahabat Rasulullah", Channel Youtube Pro-You Channel
2 notes · View notes
ibnualyafizi · 7 years ago
Photo
Tumblr media
#SelfReminder ❤ . . . Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata; adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terbiasa membaca do'a "YA MUQALLIBAL QULUUB TSABBIT QALBII 'ALAA DIINIKA (wahai Dzat yang membolak balikkan hati teguhkanlah hatiku berada di atas agamamu)." Kemudian aku pun bertanya, "Wahai Rasulullah, kami beriman kepadamu dan kepada apa yang Anda bawa. Lalu apakah Anda masih khawatir kepada kami?" beliau menjawab: "Ya, karena sesungguhnya hati manusia berada di antara dua genggaman tangan Allah yang Dia bolak-balikkan menurut yang dikehendaki-Nya." . . HR. Tirmidzi, No. 2066, Shahih . . #nasehatdiri #muhasabahdiri #ntms #selfreminder #islam #peaceful #muslim #muslimah #hijrah #adventure #quote #booster #iman #faith #instagram #instamood #daily #jadibaik #institute #indonesia #palestine #syria #rohingya
3 notes · View notes
arinailma · 2 years ago
Text
Merdeka
Belakangan ini dan mungkin sampai beberapa bulan kedepan, aku bakalan nunggu-nunggu malem Senin. Walaupun besoknya Senin yang selalu dilabeli sebagai hari terhectic tapi Ahad malem InsyaAllah bakalan jadi booster buat satu minggu kedepannya. Booster, udh kek apa aja wkwk. Tapi asli, Ahad malem bersama mentor yang MasyaAllah beneran bakal memantik iman banget si:'
Kayak pertemuan kedua kita kemarin. Pembahasan tentang 'merdeka' ternyata maknanya sedalem itu. Walaupun sebenernya yang dibahas banyak yang diluar makna merdeka, makanya jadi greget kan mau nulis yang mana dulu. Soalnya semua yang disampein tetehnya daging semua:')
***
Bayangin, suatu hari kita mau pergi safar gitu ya, udah siap-siap semua barang di packing-in. Pas udah otw, eh baru sadar kalau ada satu barang yang ga mungkin ga kita bawa kalo mau kemana-mana. Sampai sini udah ketebak kan barangnya apa? Pastinya, hp. Kalo misalnya hp yang ketinggalan pasti kita bakal rela buat muter balik demi ngambil hp kita doang. Padahal sebenernya kalaupun nggak ada hp gapapa. Perjalanan masih bisa berlanjut. Ya begitulah, aku pribadi juga sering banget kayak gini. Mau kemana-mana yang dicek hp dulu, udah aman kah hpnya, udah bawa charger kah. Ya pokoknya mah kalo gada hp kayak seolah-olah kita gabisa ngapa-ngapain. Hp disini jadi representasi urusan dunia. Dengan kata lain kita ga mungkin terlepas dari urusan dunia itu sendiri.
Makna tuhan itu apa si? Sesuatu yang dipuja, disembah, sebagai tempat bergantung? Tapi, sadar ga sadar bisa aja kita menuhankan lebih dari satu tuhan dan memang ada Tuhan yang begitu populer di kalangan manusia. Tuhan terpopuler itu adalah trinita. Harta, tahta, dan wanita (bagi laki-laki). Emang ya, kita harus beneran hati-hati banget sama urusan dunia. Karena kita ga mungkin ninggalin segala urusan dunia juga, jadi yang bisa kita lakuin cuma menjaga takarannya supaya tetap seimbang. Menjadi orang yang berorientasi pada ibadah, bukan pada harta, tahta, atau wanita yang sejatinya memang membuat lalai.
Masuk ke pembahasan tentang merdeka,
Percaya ga percaya, semua manusia itu dilahirkan merdeka. Allah udah menciptakan pilihan antara fujur dan taqwa dan kita tau kalau setiap pilihan tu pasti ada konsekuensinya. Konsekuensinya juga udah jelas banget Allah jelasin di Al-Quran. Tapi diluar itu semua, kita punya hak buat memilih. Kita punya hak atas semua pilihan dan tindakan. Agak ngeri juga ya.
Terus, apa kemerdekaan tertinggi bagi umat manusia? Bukan lagi sekedar pilihan, tapi kalimat "Laa ilaha illallah". Kemerdekaan tertinggi tu ketika kita menghamba sepenuhnya pada Allah. Melakukan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Allah larang. Menjadikan Allah sebagai sandaran pertama dan utama. Berharap apapun hanya kepada Allah.
***
Kamu tau?
Ketika seseorang berhasil berharap hanya kepada Allah, kemudian benar-benar bersandar kepada-Nya, output yang akan ia terima adalah perasaan yakin. Yakin terhadap apapun yang telah Allah tetapkan. Mau itu tentang kesedihan, musibah, kesenangan, ujian, penghargaan, ia akan yakin sepenuhnya kalau itu semua adalah kehendak Allah. Kehendak Allah akan selalu menjadi yang terbaik karena Allah Maha Mengetahui. Tau mana yang lebih baik untuk kita, dan Allah itu pasti menyayangi hamba-hambanya. Allah gamungkin mau bikin hambanya sedih dan terpuruk sendirian.
Oleh karena itu, dari semua kejadian yang kita lalui coba dicari hikmahnya. Cari sebanyak-banyaknya. Bahkan dari kejadian buruk sekalipun, ayo tetep berusaha untuk cari hikmahnya. Hikmah akan berujung pada cinta. Semakin dalam cinta kita pada Allah, semakin dalam kita mencari upaya agar kita pun dicintai oleh Allah. Semoga ya, kita menjadi pecinta yang berbalas dicintai (oleh Allah).
Ocean #2 || Kamis, 07 Juli 2022
9 notes · View notes
ilmist · 4 years ago
Photo
Tumblr media
What to do to when we have low Iman 1. Everyone's Iman goes low sometimes This feeling of low iman happened to even the most noble of people in Islam. Accept the fact that it can happen to everyone and you are not the only one experiencing it. 2. Dhikr “Remember Me, I will remember you” - Quran Try to say simple dhikr like “Alhamdulillah, SubhanAllah, La ilaha ill Allah, Allahuakbar” etc. during small breaks or when you are free or while doing daily chores. 3. Read Quran Quran is the best medicine to cure anything. Recite Quran with your full heart. Read the translation to understand what that Ayah says. 4. Dua Allah loves those who ask Him. Dua is the weapon to get whatever you wish! Ask Allah to ease your difficulties. Allah listens to everything. 5. Do not ignore your Salah Whatever happens even if you are lazy or very tired, pray. Even if it is not perfect Salah, do it. Something is better than nothing. Remember that on the day of judgement the first to be asked is about Salah. Are you prepared for it? 6. Fast on any day Fasting is actually a great Iman booster and you try to do more good deeds. You can do sunnah fasting on mondays and Thursdays. It's also good for your health. 7. Read more about Jannah from Quran verses or Islamic books Abu Huraira narrates the Prophet ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him) said: “Allah said: “I have prepared for My righteous slaves (such excellent things) as no eye has ever seen, nor an ear has ever heard nor a human heart can ever think of.” [Bukhari] Remembering what is the purpose of living in dunya will make us motivated to get back on track. https://www.instagram.com/p/CIR_KMGBFmJ/?igshid=utyzzrj3qq6x
5 notes · View notes
seaweedya · 4 years ago
Text
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
قُلْ هُوَ الَّذِيْۤ اَنْشَاَ كُمْ وَجَعَلَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَا لْاَ بْصَا رَ وَ الْاَ فْــئِدَةَ ۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ
"Katakanlah, "Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani bagi kamu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.""
(QS. Al-Mulk 67: 23)
Deg, hari ini baru saja aku mendengar booster tilawah Q.S Al Mulk oleh Ust. Hanan Attaki. Dan beliau mengulang-ulang ayat 23, pada bagian "qoliilam maa tasykuruun" yang artinya sedikit sekali kamu bersyukur.
Subhanallaah :" disitu aku merasa telah kufur akan nikmat-nikmat yang telah Allaah berikan padaku. Baik nikmat islam, nikmat iman, nikmat berkumpul dengan keluarga, nikmat dipertemukan dengan orang-orang sholih, nikmat melihat, mendengar, bernapas, daaan masih banyak hal lainnya yang tak perlu kusebut, tetapi kamupun pasti mengetahuinya.
Maa syaa Allaah, Allaah memang Maha Baik memberikan semua fasilitas bagi seluruh umat manusia untuk menjalankan aktivitas demi mencapai tujuan yang telah Allaah tetapkan tanpa memilah-milih hamba-Nya, baik orang beriman ataupun tidak secara bebas dan tak terbatas.
Tapi bagaimana dengan sikap kita sebagai hamba-Nya?
Apakah dalam berbuat baik kita masih melihat fisik?
Apakah dalam berbuat baik kita masih melihat harta?
Apakah dalam berbuat baik kita masih melihat status?
dan apakah dalam berbuat baik kita masih mengharapkan imbalan?
Ah dasar kita manusia, berbuat baik masih terbatas. Namun selalu berharap kebaikan untuknya tak terbatas.
Egois, memang itulah sifat manusia pada umumnya.
Menuntut berbagai kebaikan untuk dirinya, namun abai terhadap lingkungan di sekitarnya.
Aku malu sebagai makhluk ciptaan-Nya,
Selama ini aku masih hanya berpikiran tentang aku, aku, dan aku
Padahal siapa aku?
Ku telaah, ku selami, ternyata aku, kamu, dan kita hanyalah seonggok daging yang tercipta dari tetes air yang hina.
Lantas apa yang patut kita banggakan?
Apa yang patut kita sombongkan?
Bukankah kita berada disini karena kehendak Allah?
Bukankah segala kelebihan dan kekurangan yang kita punya itu titipan dari Allah?
yang setiap saat sangat mungkin untuk diambil kembali
Lantas masihkah kita patut untuk tinggi hati?
Merasa tinggi hati, tak menjadikanmu apa-apa. Justru akan membuatmu jatuh tersungkur ke dalam dasar lubang yang hina. Sebab kesombongan itu selendang Allah, dan hanya Allah lah yang pantas untuk memakainya.
Jika kamu merasa cerdas sehingga merendahkan orang lain, maka pikirkanlah bagaimana jika otak dan isinya Allah buat rusak?
Jika kamu merasa paling menawan sehingga tak menghargai orang lain, maka pikirkanlah bagaimana jika kamu menua atau Allah membuat takdirmu untuk celaka?
Jika kamu merasa paling kaya sehingga meremehkan dan menghina orang lain, maka pikirkanlah bagaimana jika Allah melenyapkan harta kita yang hanya titipan-Nya itu?
Jika kamu merasa paling tak berdaya, tak apa rendahkanlah hatimu, tundukkan kepalamu dalam sujud malam panjangmu.
Semoga Allaah perkenankan untuk mendengarkan dan mengabulkan harapan kita semua.
Terakhir, bersyukurlah atas apapun yang kita rasakan, atas apapun yang kita hadapi, baik senang ataupun sedih. Kenapa senang dan sedih patut kita syukuri?
Jelas, jika senang itu adalah nikmat yang harus kita syukuri.
Sedihpun patut kita syukuri karena ujian yang membuat kita sedih itu bisa jadi membawa hikmah besar bagi kita, menaikkan derajat kita, serta menambah dan meningkatkan ketaqwaan kita.
Ingat, jika kita bersyukur Allah akan tambahkan nikmatnya :")
Maa syaa Allaah tabarakallaah..
Selamat malam, selamat berprogres, jangan lupa tuk bersyukur ikhwatii fillaah 😉
1 note · View note
autumnowll · 4 years ago
Text
Prinsip Cinta
Dalam Al Quran dengan jelas Allah SWT telah menggariskan bahwa laki-laki yang baik diperuntukkan bagi perempuan yang baik begitu pun sebaliknya. Sudahkah kita memenuhi kriteria-Nya ?
Dulu preferensi utama adalah berdasarkan paras atau kecantikan, namun ketika semakin dewasa, ternyata karakter dan keselarasan visi hidup justru lebih penting dan diatas itu semua ketaatan terhadap Allah adalah nomor satunya. Banyak orang diluar sana yang memiliki paras ayu namun enggan untuk menutup auratnya. Ada dia yang berhijab dan cerdas namun pemikirannya cenderung pada feminisme. Memang tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, namun selama status manusia itu adalah sebagai makhluk, selama orang tersebut masihlah seorang muslim, maka ketaatan terhadap Sang Pencipta adalah mutlak dan inilah yang harus menjadi prioritas ketika memilih pasangan.
Semakin kita dewasa, masalah kehidupan bukannya menjadi semakin mudah tetapi justru menjadi semakin pelik. Akan selalu ada yang namanya batu sandungan dalam hidup untuk menguji konsistensi seseorang dalam ketaatannya terhadap Allah. Bersedekah ketika lapang itu sudah biasa, tapi ketika seseorang diganjal kesulitan dan masalah harta namun tetap mampu bersedekah, itu baru luar biasa. Oleh karena itu, pilihlah pasangan yang dapat saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran, termasuk sabar dalam menerima kekurangan yang ada pada diri kita. Sabar menjadi point penting disini, banyak orang diluar sana yang mencita-citakan kebaikan namun tidak mampu bersabar menjalaninya.
Ummul Mukminin, Khadijah binti Khuwailid R.A. adalah contoh terbaik mengenai keselarasan visi, ketaatan, dan kesabaran. Beliau adalah pelipur lara dikala medan dakwah yang dihadapi Rasul tidaklah mudah. Beliau adalah pendukung setia Rasulullah SAW yang hartanya dihabiskan untuk mendukung perjuangan sang suami. Beliau adalah sosok yang sabar dengan konsekuensi ketika sang suami menyampaikan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak hawa nafsu penguasa Mekah saat itu. Seorang Khadijah adalah sosok yang tidak dapat dinafikan dari perjuangan dakwah Rasulullah di Mekah, meskipun saat itu dakwah masihlah sangat jauh dari kata sukses.
Pada akhirnya cantiknya paras akan luntur oleh usia, harta yang banyak akan habis, dan status sosial dapat berubah sewaktu-waktu, namun karakter dan visi hidup (termasuk juga iman) akan selalu melekat pada diri seseorang. Boleh jadi selama prosesnya, iman itu akan naik-turun tapi setidaknya karakter dan visi hidup itu akan menjadi rem dan alarm di kala turun dan menjadi booster di kala sedang naik.
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Wanita itu dinikahi karena empat hal. Karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Namun dari empat itu paling utama yang harus jadi perhatian adalah masalah agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat." (HR. Bukhari Muslim).
4 notes · View notes
tehkuning · 4 years ago
Text
It's sooo truee di kondisi kayagini kita bukan cuma butuh booster imun tapi juga booster iman:""
1 note · View note