#hasil motogp Austria
Explore tagged Tumblr posts
Text
Hasil Race MotoGP Austria 2023
RiderTua.com, Spielberg, Hasil Race MotoGP Austria 2023 — Francesco Bagnaia akhirnya merebut kemenangannya di balapan MotoGP Austria 2023. Pebalap andalan Lenovo Team itu mampu melesat terdepan hingga garis finish dan tak tersentuh. Dalam race yang berlangsung di Sirkuit Red Bull Ring, Minggu (20/8/2023), ‘Pecco’ mengalahkan Brad Binder (Red Bull Racing ) dengan selisih waktu +5.191 detik dan…
View On WordPress
#Brad Binder#Francesco Bagnaia#hasil motogp Austria#hasil race motogp Austria#Lenovo Team#Marco Bezzecchi#Mooney VR46#Red Bull Racing
0 notes
Text
Hasil MotoGP Austria 2024 Red Bull Ring : Pecco Bagnaia Juara, Jorge Marrtin 2, Enea Bastiani 3 ........... Marc Marquez Perjuangan
Hasil MotoGP Austria 2024 Red Bull Ring ., salam pertamax7.com, Hasil MotoGP Austria 2024 Red Bull Ring : Pecco Bagnaia Juara, Jorge Marrtin 2, Enea Bastiani 3 ……….. Marc Marquez Perjuangan Link ponsel pintar ( di sini ) Salam Balap Mania. Balapan MotoGP Austria 2024 berlangsung di trek kering Red Bull Ring. Pebalap Ducati langsung saja gas pol di kandang KTM oranye ini dengan aksi Pecco Bagnaia…
0 notes
Text
Hasil MotoGP Austria 2021: Binder Menang, Marquez Crash 🔔 Taliban Nonton #MotoGP
Hasil MotoGP Austria 2021: Binder Menang, Marquez Crash 🔔 Taliban Nonton #MotoGP
Jakarta, CNN Indonesia — Brad Binder berhasil memenangi MotoGP Austria 2021 di Sirkuit Red Bull Ring, Minggu (15/6). Sementara Marc Marquez terjatuh meski sempat pimpin balapan. Binder berhasil membukukan waktu tercepat 40 menit 43,938 detik dan unggul atas Francesco Bagnaia di posisi kedua. Sementara Jorge Martin harus puas finis di posisi ketiga. Persaingan sengit terjadi sejak awal balapan.…
View On WordPress
#Austria#Binder#crash#fabio quartararo#francesco bagnaia#hasil#hasil motogp#hasil motogp styria 2021#marc marquez#Marquez#Menang#motogp#motogp styria#motogp styria 2021#nonton#Taliban
0 notes
Text
Kualifikasi MotoGP Austria 2021, Jorge Martin Rebut Pole
Kualifikasi MotoGP Austria 2021, Jorge Martin Rebut Pole
Spielberg, APN – Jorge Martin akan memulai balapan MotoGP Austria 2021 dari posisi terdepan. Pebalap Pramac Ducati itu jadi yang tercepat di sesi kualifikasi. Dalam sesi kualifikasi MotoGP Austria 2021 di Sirkuit Red Bull Ring, Sabtu (14/8/2021) malam WIB, Jorge Martin mencatatkan waktu 1 menit 22,643 detik. Catatan tersebut jadi rekor putaran baru dilansir dari detik.com. Ini jadi pole…
View On WordPress
0 notes
Text
Damian Marini
Dingin AC seketika terasa menjadi panas ketika Damian mendengar berita yang entah kenapa masih muncul mengenai kecelakaan pada sesi latihan bebas empat hari lalu yang terpampang nyata di siaran televisi. Ia beberapa kali menghela nafas panjang lalu mematikan tayangan tersebut untuk kemudian menatap langit-langit kamar ruang inap miliknya.
Hembusan nafas berat terdengar begitu jelas ketika ia kembali mengingat insiden kecelakaan yang menimpanya empat hari yang lalu hingga membuatnya berakhir di atas ranjang rumah sakit.
Keputusan tim untuk membuatnya absen di pertandingan selanjutnya yang akan diadakan di sirkuit Austria membuat laki-laki semakin putus aja. Tentu saja ia juga tidak bisa menyalahkan keputusan tim ataupun dokter sepenuhnya, karena bagaimanapun juga kecelakaan itu terjadi bukan karena kehendak mereka ataupun dirinya.
Damian mengalami kecelakaan pada sesi latihan bebas ketiga, Sabtu kemarin. Awalnya ia merasa tidak ada masalah apa-apa dengan kondisi tubuhnya setelah kecelakaan terjadi, namun belum juga pertandingan usai ia kembali mendapatkan penanganan yang serius karena cedera yang ia alami ternyata jauh lebih serius. Ia terjatuh dengan keras pada tikungan ke 11 yang mana membuatnya mengalami cedera di bagian tangannya. Damian lalu dibawa ke pusat medis sirkuit untuk menjalani pemeriksaan. Hasil pemeriksaan X-rays memperlihatkan adanya keretakan pada tulang radius pada pergelangan tangan kirinya. Ia selanjutnya dibawa ke Silverstone Medical Center untuk menjalani perawatan lanjutan. Tim dokter lantas melakukan prosedur minor untuk menstabilkan tulang yang patah sehingga Damian bisa segera diterbangkan ke Singapura untuk menjalani operasi.
"Kayaknya gue beneran bisa gila kalau sampai nggak ikut juga di San Marino." celetuk Damian pada Manager Teamnya yang baru saja datang.
Daniel berjalan mendekat kearah Damian sambil memutar bola mata malas. Ia kemudian mendudukkan diri di sofa tepat disebelah ranjang milik Damian sambil memperhatikan laki-laki itu yang terlihat jadi tidak bersemangat.
"Gue tahu lo punya ambisi naik kelas ke MotoGP, tapi jangan keterlaluan juga dong, Yan." kata Daniel yang sudah hafal betul dengan sifat Damian yang ambisius dalam segala hal.
Sepuluh tahun lebih mengenal Damian membuat Daniel paham bagaimana putus asanya laki-laki itu setelah keputusan tim diumumkan. Berada di puncak klasemen dan memimpin poin sementara benar-benar membuat Damian berharap besar momen kali ini akan punya hasil yang sama dengan tahun lalu. Ia optimis pada awalnya, tapi melihat bagaimana kondisinya sekarang rasa percaya dirinya runtuh begitu saja. Apalagi butuh waktu yang cukup lama baginya untuk kembali berkendara dan harus melewatkan beberapa pertandingan ke depan demi kondisinya.
Lusa pihak medis sudah mengizinkan ia untuk pulang yang mana hal itu membuat Damian sedikit lega. Ia tidak bisa terus berada di ruangan ini karena bisa-bisa kepalanya akan pecah karena merasa jenuh.
"Gue mau balik ke Jakarta." ujar Damian yang membuat Daniel sedikit terkejut.
Dua tahun lalu adalah tahun dimana terakhir kalinya Damian pulang ke Indonesia. Daniel tidak tahu pasti alasannya apa, hanya saja ketika ditanya jawaban Damian akan selalu sama, "Ngapain juga gue di sana? Sepi, nggak ada orang."
"Tumben? Biasanya juga malas." cibir Daniel yang membuat laki-laki itu seketika dibuat terdiam.
Butuh beberapa menit bagi Damian untuk menjawab pertanyaan managernya itu seolah pertanyaan barusan adalah yang paling sulit.
"Nggak tahu. Tiba-tiba pengen ketemu Alex." jawabnya.
Andrea Alex Marini adalah adik bungsu Damian yang umurnya satu tahun lebih muda darinya. Adiknya itu berprofesi sebagai seorang Dokter spesialis di salah satu rumah sakit di Jakarta. Mereka memiliki hubungan yang cukup dekat. Lebih dekat dari yang orang-orang bayangkan. Bahkan hubungan mereka lebih dekat dibandingkan dengan Kakaknya yang berumur lima tahun lebih tua dari Damian.
"Besok gue pesanin tiketnya." kata Daniel pada akhirnya. Setidaknya jika hal ini membantu proses pemulihan Damian, maka akan jadi hal yang bagus.
Damian juga tidak tahu alasan apa yang sebenarnya mendasari keinginannya untuk pulang setelah dua tahun lamanya. Pikiran itu tiba-tiba muncul setelah ia menerima pesan beruntun dari Alex kemarin malam.
"Enam minggu doang kan, Mas?" tanya Damian yang dijawab berupa anggukan oleh Daniel, mengiyakan pertanyaan laki-laki itu sesuai dengan kata dokter.
"Gue bakal sembuh dalam enam minggu."
40 notes
·
View notes
Text
Hasil Kualifikasi MotoGP Austria 2017: Marquez Pole Di Depan Duo Ducati, Rossi 7!
Anangcozz.com – GPmania, sesi kualifikasi berlangsung dalam kondisi lintasan kering dan suhu yang bersahabat. Dani Pedrosa yang memulai dari Q1, langsung tancap gas di putaran pertama dengan waktu tercepat 1.23.9s. (more…)
View On WordPress
#Austria 2017#hasil kualifikasi motogp austria#hasil Q2 Austria#Kualifikasi#motogp#motogp austria#redbull ring
1 note
·
View note
Text
MotoGP Malaysia 2019 - Tim Yamaha Sukses Atasi Dua Faktor Kunci - Bolasport.com
MotoGP Malaysia 2019 – Tim Yamaha Sukses Atasi Dua Faktor Kunci – Bolasport.com
https://twitter.com/YamahaMotoGP
Valentino Rossi (#46) kala tampil pada sesi balapan MotoGP Austria 2019 yang digelar di Crimson Bull Ring, Minggu (11/8/2019)
BOLASPORT.COM – Direktur Tim Monster EnergyYamahaMassimo Meregallimenilai hasil apik timnya pada hari pertamaMotoGP Malaysiaditentukan keberhasilan mereka menaklukkan dua…
View On WordPress
1 note
·
View note
Text
Vale, Seb dan Saya
Baru saja selesai mengikuti live tweet balapan F1 2019 bertempat di sirkuit Silverstone, ya cukup live tweet karena tidak ada lagi tv nasional yang menayangkan balapan F1, dan karena saya tidak berlangganan channel fox sport maka hanya live tweet yang saya mampu lakukan,kalau ada yang memiliki rekomendasi link terbaik untuk streaming menonton F1, saya akan sangat mengapresiasi jika mau membagikannya. Insiden antara pembalap favorit Sebastian Vettel dan Max Vertappen membuat baper untuk kesekian kalinya. Baper sejak Motogp Assen 2017, berlanjut hingga F1 Silverstone 2019. Kompetisi yang berbeda tapi sama, sama idolanya. Tetap mengikuti Motogp dan mengindolakan Valentino Rossi. Hanya bertambah mengikuti F1 dan mengindolakan Sebastian Vettel.
Saya memang tidak intens menonton F1, karena menurut saya Motogp jauh lebih seru dan menarik untuk menjadi sebuah tontonan dengan genre olahraga balapan, hal itu terjadi hingga saat ini. Saya selalu mengidolakan Michael Schumacher dan Ferrari. Mereka adalah kombinasi terbaik yang F1 miliki, menurut saya. Sedikit ironis karena Michael berasal dari Jerman dan saat ia menjadi bagian Mercedes yang berasal dari Jerman juga, kombinasi itu tidak lebih baik dari Michael dan Ferrari. Faktor usia? Saya perlu riset terlebih dahulu untuk itu, mengingat saya tidak terlalu mengikuti F1. Jujur, baru sebulan belakangan ini saya intens mengikuti perkembangan F1 yang ternyata cukup menarik untuk diikuti. Bukan balapannya, tapi “aksesoris” dan Sebastian Vettel, Simi, Charles Leclerc, Pierre Gasly, konten youtube Redbull/ Ferrari/ Shell, dan Daniel Ricciardo dan daniel x Max atau Daniel x Seb atau bromance lainnya yang menarik hati, hehe. Mungkin terbiasa bertahun-tahun menonton balapan Motogp, yang notabene memiliki durasi waktu yang lebih pendek juga sensasi geregetan dan rasa khawatir yang terkadang berlebihan saat melihat pembalap idola terlihat ingin jatuh dari motor menjadikan menonton F1 tidak semenarik Motogp.
Sejak dulu saya beranggapan, yang menarik ya saat menjadi pembalap F1, bukan sekadar menjadi penonton. Saya lebih memilih bermain permainan Formula 1 di playstation dibandingkan sekadar menonton balapannya. Tetapi, sekarang saya menyadari saya menyukai F1 juga, secara keseluruhan. Selain karena alasan yang sudah saya sebutkan, ada beberapa balapan yang memang cukup menarik untuk ditonton, contohnya F1 Canada 2019. Ya, itulah saat saya benar-benar mengikuti F1 dan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Herr Vettel. Lebih tepatnya dengan karakternya yang menurut saya cukup mirip dengan pembalap idola sepanjang masa Valentino Rossi. Saya memang sudah pernah jatuh cinta dengan Seb, tetapi sekadar dengan penampilannya yang wow ganteng wow hehehehehe dan prestasinya, saat ia masih dikenal dengan sebutan baby schumi setelah menyabet titel juara dunia F1 tahun 2010 dan tiga tahun berikutnya. Wajarlah, jarang pembalap memiliki prestasi dan penampilan yang wow ganteng wow, HAHA, terutama Motogp sih :p
Saya tidak tahu kapan tepatnya peristiwa jatuh cinta itu terjadi, tetapi diawali dengan menonton semua video di Youtube yang berhubungan dengan Seb, begitupun di Instagram dan Twitter. Terima kasih media sosial! Selain Seb, Dan si manusia penuh senyum yang selau menularkan senyumnya kepada siapaun yang melihatnya juga menarik hati ini. Kombinasi keduanya cukup membuat saya senyum-senyum sendiri, tetapi Simi masih menjadi kombinasi nomor satu bagi saya, selain juga dengan adanya kombinasi Dan dan Max yang selalu membuat ingin tertawa.
Sampai hari ini Vale tidak pernah menginjakkan kaki di podium tertinggi Motogp alias merebut posisi pertama sejak Motogp Assen 2017. Hasil terbaiknya hanya posisi kedua. Hasil terbaiknya tahun lalu hanya meraih medali perunggu, posisi ketiga di klasemen akhir musim 2018. Bagi saya, hal itu sudah cukup luar biasa, mengingat kondisi motor yang tidak sekompetitif Honda atau Ducati dan ya usianya yang paling tua dari semua pembalap Motogp yang masih aktif. Empat balapan terakhir musim 2019 ini, posisi terbaik yang ia dapat yaitu posisi kedelapan di Sachsenring sebelum jeda paruh musim. Ia selalu gagal finis sejak di tiga balapan sebelumnya, di Mugello jatuh, di Catalunya ia terkena insiden dengan Jorge dan kawan-kawan lalu di Assen ia jatuh dan ikut menyeret Nakagami. Jika saya jadi Vale, mungkin saya sudah ingin pensiun di akhir musim ini.
Nasib yang mirip juga dialami Seb, sejak bergabung dengan Ferrari ia tidak pernah menyabet gelar juara dunia. Kemenangan terakhir Seb diraih tahun 2018 di Belgia. Sejak itu, ia tidak pernah meraih podium tertinggi sampai hari ini di Silverstone. Podium pertama hampir ia raih di Kanada tetapi karena mendapat pinalti 5 detik, ia harus puas dengan posisi kedua. Bahkan, tiga balapan berikutnya ia tidak pernah menaiki podium. Di Prancis ia berada di posisi kelima, di Austria ia meraih posisi keempat dan di Silverstone ia mengalami insiden dengan Max dan berakhir di posisi keenambelas.
Vale dan Seb sama. Sama-sama memiliki masalah pada kendaraan masing-masing. Sama-sama kalah dengan rekan setim yang lebih muda. Sama-sama mendapat kritik dari sana sini beberapa tahun terakhir ini, dianggap sudah tua dan tidak bisa kompetitif. Sama-sama disuruh pensiun. Tapi, mereka tetap melakukan apa yang menurut mereka baik, yang mereka sukai, yang merupakan hidup mereka. Balapan. Itulah hasrat mereka, hal itulah yang menjadikan mereka hingga seperti saat ini. Semangat dan dedikasi pada olahraga balapan yang mereka cintai yang saya rasa membuat mereka bertahan hingga hari ini.
Vale dan Seb mengajarkan saya untuk tidak mudah menyerah, pantang mundur. Seberapa buruk kondisi yang mereka hadapi, mereka tetap bertahan. Seberapa keras kritik yang mereka dapatkan, mereka selalu berusaha terus-menerus membuktikan untuk menjadi lebih baik. Tidak pernah bosan dan mengeluh, dan tetap dapat tersenyum apapun hasilnya. Selalu melihat sisi positif dari segala kondisi yang ada. Mereka membuat saya semangat untuk memperbaiki diri. Semangat untuk meningkatkan kualitas diri. Semangat untuk sidang skripsi. Semangat untuk lulus mata kuliah akuntansi. Semangat untuk lulus kuliah. Semangat untuk wisuda. Semangat untuk meraih apapun yang saya inginkan. Semangat untuk melakukan rencana-rencana saya.
Teruntuk Valentino Rossi dan Sebastian Vettel, terima kasih sudah menginspirasi saya. Terima kasih sudah membuat saya tersenyum. Terima kasih atas aura positif yang kalian selalu tunjukkan. Terima kasih sudah membuat saya semangat dan semakin semangat untuk bertemu kalian langsung. Saya bertekad untuk dapat menyampaikan rasa terima kasih itu secara langsung. Vale, Seb, Kita semua boleh jatuh, tapi harus bangkit, bangkit kembali! -Hivi-
Jadi, sampai bertemu ya, secepatnya. Aamiin. SEMANGAT! #Iostoconvale #AlwaysBelieveinVettel :D
2 notes
·
View notes
Text
Finis Kelima di Austria, Luca Marini: Saya dan Vale Nyaris Gores Sejarah!
Luca Marini senang bisa meraih hasil terbaiknya musim ini, yakni finis kelima dalam MotoGP Austria, apalagi nyaris bisa naik podium bareng sang kakak. source https://www.bola.net/otomotif/finis-kelima-di-austria-luca-marini-saya-dan-vale-nyaris-gores-sejarah-2284ae.html
0 notes
Text
Hasil Latihan MotoGP Austria 2023
RiderTua.com, Spielberg — Hasil latihan MotoGP Austria 2023 : Jumat (18/8/2023), Rider Mooney VR46, Marco Bezzecchi mencatatkan waktu terbaik dalam sesi latihan yang menentukan masuk ke Q2 Grand Prix Austria untuk kelas MotoGP. ‘Bez’ menorehkan waktu tercepatnya di 1 menit 28.533 detik. Saat dia memimpin +0.044 detik atas Maverick Vinales. Sementara rider Lenovo Team, Francesco Bagnaia melengkapi…
View On WordPress
#aprilia racing#Francesco Bagnaia#Hasil Latihan MotoGP Austria#hasil motogp Austria#Lenovo Team#Marco Bezzecchi#maverick vinales#Mooney VR46
0 notes
Text
Hasil Sprint MotoGP Austria 2024 : Pecco Bagnaia Juara, Marc Marquz Crash
Hasil Sprint MotoGP Austria 2024 ., salam pertamax7.com, Hasil Sprint MotoGP Austria 2024 : Pecco Bagnaia Juara, Marc Marquz Crash Link ponsel pintar ( di sini ) Salam Balap MotoGP mania. Akhirnya nonton balap MotoGP Austria 2024 yang dimulai dari balap singkat Sprint Race yang mana tampak jelas Jorge Martin banyak mengambil risiko besar guna mendapatkan posisi terdepan ! ARTIKEL INI BUKAN…
0 notes
Text
Hasil Kualifikasi Moto3 Austria: Indonesia Gresini ke-3 🔔 ISIS Jumat Palestina
Hasil Kualifikasi Moto3 Austria: Indonesia Gresini ke-3 🔔 ISIS Jumat Palestina
Jakarta, CNN Indonesia — Pembalap tim Indonesia Gresini, Jeremy Alcoba, menempati peringkat ketiga dalam kualifikasi Moto3 Austria 2021 di Sirkuit Red Bull Ring, Sabtu (14/8) malam waktu Indonesia. Sesi kualifikasi Moto3 Austria 2021 diawali pembalap Indonesia, Andi Gilang, ynag sempat berada di posisi lima besar dengan catatan waktu di kisaran 1 menit 37 detik. Carlos Tatay dari tim Avintia…
View On WordPress
#Austria#gabriel rodrigo#Gresini#gresini racing#hasil#Indonesia#indonesia gresini#indonesian gresini racing#ISIS#jeremy alcoba#Jumat#Ke3#Kualifikasi#moto3#moto3 2021#motogp#motogp 2021#motogp austria#motogp austria 2021#palestina
0 notes
Text
Hasil Kualifikasi MotoGP Jorge Martin Rebut Pole
Jorge Martin akan memulai balapan MotoGP Austria 2021 dari posisi terdepan. Pebalap Pramac Ducati itu jadi yang tercepat di sesi kualifikasi.
INFO HUB :
WA : +6285213378314
IG : Slot_pelangi
Pinterest : PelangiSlot
WWW.JOKERPELANGI.COM
0 notes
Text
Covetous; Despair of losing
Damian
Semakin dewasa, gue makin sadar kalau ada banyak perubahan besar yang terjadi di dalam hidup gue. Entah itu perubahan yang bersifat positif ataupun negatif. Lalu kemudian gue paham kalau semua itu termasuk dalam proses hidup yang memang semua orang akan mengalami. Ketika fase itu datang, ada sedikit rasa takut didalam benak gue. Gue takut kalau perubahan besar yang terjadi pada diri gue akan mempengaruhi orang-orang terdekat dan berakhir membuat gue jadi orang jahat.
Setelah resmi bertunangan, sifat posesif gue ke Alessia makin kelihatan. Entah kenapa setiap kali gue jauh dari dia, perasaan cemas sering kali menggerogoti hati gue. Aneh— iya, aneh. Kadang gue berakhir maki-maki diri sendiri begitu sadar udah ngatur dia ini-itu.
"Lo dimana deh? Gue bentar lagi keluar." Mata gue melirik jam tangan untuk mengkalkulasi sudah berapa jam yang gue habiskan selama perjalanan Austria–Jakarta.
Hasil pertandingan kemarin Minggu nggak jauh beda dari Grand Prix Inggris minggu kemarin. Gue masih konsisten finish di sepuluh besar dan memperoleh poin tambahan. Sekalipun belum bisa menyentuh posisi pertama, gue lumayan puas dengan performa gue di tahun pertama kelas MotoGP. Seperti halnya orang lain, gue juga percaya sama yang namanya proses. It's not easy, and everyone know that. Gue cuma butuh waktu buat beradaptasi dengan rival baru gue di kelas ini, lalu mempelajari strategi mereka.
"Lah, kan Ales yang jemput lo?" Alis gue sedikit terangkat karena bingung.
"Gue udah bilang lo yang jemput gue. Dia hari ini sibuk."
"Yee, gue pikir dia ke airport sekalian jemput lo."
Gue makin bingung begitu Alex bilang Ales lagi ada di airport. Dia jemput siapa?
"Tunggu-tunggu, dia ngapain ke airport?"
"Kan jemput teman satu residennya waktu di US? Emang dia nggak ngomong ke lo?"
Teman? Di US?
"Yaudah bentar, gue on the way sekarang."
***
Begitu sambungan telepon Alex mati, Damian buru-buru menghubungi Alessia untuk mencari tahu siapa teman yang Alex maksud.
Damian tahu beberapa teman dekat Alessia, termasuk juga Lily yang sering kali mereka jadikan sebagai bahan obrolan di setiap kesempatan. Tapi bukankah seharusnya tunangannya itu akan sangat heboh jika temannya itu akan datang?
Laki-laki itu hanya mampu menghela nafas panjang ketika ia tidak menemukan sosok Alessia yang katanya juga ada di sini. Bukankah sangat aneh?
"Woy!" Damian sedikit terperanjat ketika suara Alex mengejutkan dirinya dari lamunan.
"Ngelamun aja lo kayak orang kesurupan. Udah gue panggil dari tadi juga." ujar Alex lalu menyabet tas milik Damian untuk laki-laki itu bawa dan berjalan mendahului Kakaknya itu.
Damian mau tak mau mengikuti langkah Alex menuju mobil sambil sesekali menatap sekeliling untuk mencari sosok Alessia yang mungkin saja masih ada di sekitar sini.
"Is she told you siapa yang datang?" tanya Damian penasaran sambil memasang seatbelt sebelum akhirnya mobil Alex melaju meninggalkan bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Kini Alex yang malah dibuat bingung atas pertanyaan saudaranya itu. "Emang Ales nggak bilang ke lo?" Damian menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
Alex menghela nafas panjang lalu kemudian menatap Damian singkat, "Kalau lo tahu Lily, nah abangnya yang datang."
"You mean Cedric?"
"Gue nggak tahu namanya siapa, that's probably him."
Benar. Kekhawatiran Damian sejak tadi ternyata benar-benar terjadi. Laki-laki itu menyandarkan punggungnya lemas karena bingung kenapa Alessia tidak mengatakan apapun mengenai kedatangan Cedric ke Jakarta.
"Katanya dia pernah confess ke Ales." Dibandingkan seperti pernyataan, kata-kata Alex barusan lebih terdengar seperti pertanyaan bagi Damian.
Tentu saja Damian tidak tahu soal ini. Laki-laki itu hanya tahu sebatas Cedric menyukai Alessia, mengenai confession yang Alex maksud ia malah baru mendengarnya.
"Maybe?" tanggap Damian berusaha bersikap sesantai mungkin.
"Antarin gue ke apartemen Ales aja. Gue nanti balik sendiri."
Hal tidak beres semakin jelas begitu laki-laki itu sampai di tempat Alessia. Bagaimana tidak, gadis itu malah tidak memperbolehkan Damian untuk masuk dan menyuruh Damian menunggu di lobi apartemen.
Tentu saja Damian masih berpikir positif. Ia hanya berharap teman Alessia itu tidak berbuat macam-macam, seperti memutuskan untuk tinggal di apartemen gadis itu misalnya.
"Hey!" Damian menyunggingkan senyum tipis begitu Alessia berlari kecil kearahnya untuk mendekat.
Ia merindukan gadisnya itu. Ingin rasanya ia menarik Alessia masuk kedalam dekapannya untuk menyalurkan rasa rindunya.
"Kenapa aku nggak boleh masuk? Are you alright?" tanya Damian dengan perasaan penuh khawatir. Tangan laki-laki itu berjalan untuk mengusap pipi Alessia ketika ekspresi gadisnya itu terlihat sama khawatirnya.
"I'm fine. Kamu kenapa di sini? Aku pikir kamu datangnya besok." ujar Alessia dengan sedikit gugup.
Alis Damian seketika terangkat ketika perasaan janggal itu semakin terlihat jelas. Tidak-tidak, dugaannya tidak lah mungkin benar. Cedric tidak mungkin semiskin itu dengan menumpang di apartemen sempit milik Alessia.
"I'm so tired now, i wanna lay down on your bed—"
"You can't!" Alessia memejamkan matanya sesaat lalu kemudian menghela nafas panjang, bingung bagaimana ia menjelaskan situasi ini kepada Damian.
"What you mean? Kamu kenapa sih dari tadi kayak sembuyiin sesuatu gitu?" suara Damian yang sebelumnya tenang kini terdengar sedikit menuntut.
"Kamu istirahat di apartemen Alex aja, ya? Aku anterin kamu sekarang." Dengan cekatan Damian menahan lengan Alessia ketika gadis itu hendak beranjak. Ia butuh penjelasan yang konkret mengenai hal apa yang membuat ia harus tertahan di sini dan tidak bisa masuk kedalam.
"Who's in your apartment?"
Wajah Alessia seketika berubah menjadi pucat pasi. Ia tahu Damian akan sangat marah padanya karena keputusan yang ia ambil secara buru-buru.
"Damian listen, I don't have a choice, I—"
"Answer my question."
Ia rasanya ingin menangis didepan Damian saat ini juga. Tentu saja laki-laki itu akan marah. Siapa juga orang yang tidak marah ketika ada laki-laki lain yang tidur di apartemen tunangannya?
"Cedric."
Damian tertawa tidak percaya ketika dugaannya kembali benar. Ia semakin bingung ketika Alessia justru membiarkan laki-laki itu dengan begitu mudah memasuki apartemennya.
"Please listen to me, aku nggak punya pilihan lain, okay? Cedric kabarin aku satu jam sebelum dia landed. I don't know about his plan."
"Oh ya berarti the problem is on him. Kamu nggak perlu repot-repot buat nampung dia dong?"
Beberapa orang yang berlalu lalang di lobi pun seketika mengalihkan perhatian mereka menuju dua insan yang tidak mau saling mengalah. Alessia menarik tangan Damian untuk keluar ketika ia sadar sudah mengganggu orang lain.
"He's my friend, Yan."
"And I'm sure he's not that poor buat booking hotel?" sahut Damian tidak mau kalah karena yang dikatakannya adalah sebuah fakta. Persetan dengan alasan teman, ia tahu jalan pikiran seorang laki-laki. Dan alasan klise semacam itu tidak bisa dijadikan excuse untuk menormalisir hal seperti ini.
Alessia menghela nafas panjang sambil memijat pelipisnya ketika ia kembali dihadapkan dengan sifat Damian yang seperti ini.
"Where is he?" tanya Damian lalu kembali melangkah masuk.
"No Damian, please! Aku tahu aku salah but please let him stay, aku nggak enak sama Cedric." Damian tidak mempedulikan Alessia yang kini berjalan membuntutinya.
Begitu sampai didepan pintu apartemen milik gadis itu, perasaan Damian seketika terbakar. Ia yakin betul jika mana perkataan Alex beberapa saat lalu memang benar adanya, Alessia tidak mungkin semudah itu lupa.
Suasana awkward seketika menyelimuti mereka bertiga ketik pintu apartemen gadis itu terbuka dengan posisi Cedric yang tengah terduduk manis di sofa. Laki-laki itu beranjak dari duduknya lalu menyambut Damian dengan senyum terbaiknya.
"I'm sure you're Damian Marini. I'm Cedric by the way. I heard a lot about you, also you're quite famous." Cedric menyodorkan tangannya untuk mengajak Damian berjabat tangan namun tidak dihiraukan oleh laki-laki itu.
"Damian—"
"Thanks. It's already late, I think you should go now. My fiance wanna take a rest and she's s not used to being around strangers." Damian tersenyum tipis sambil mengusap puncak kepala Alessia.
Perasaan tidak enak pun seketika menggerogoti gadis itu. Ia hanya mampu menunduk karena tidak sanggup menatap wajah Cedric yang saat ini pasti merasa tidak nyaman dengan kata-kata Damian.
"I'm so sorry—"
"No, please don't say that. It's not your fault." Potong Alessia yang membuat Damian memutar bola mata malas.
Cedric berlalu untuk mengambil barang-barang miliknya, bersiap untuk meninggalkan tempat ini.
"I'm sorry, Cedric." ujar Alessia penuh penyesalan. Laki-laki itu menggeleng kecil lalu tersenyum, "It's okay, I got it."
Cedric sempat menatap Damian sekilas sambil tersenyum kaku.
"I booked a hotel for you. It's not far from here." sambung Damian sebelum Cedric keluar dari tempat ini.
Tentu saja Damian masih punya rasa belas kasih apalagi saat ini sudah cukup larut.
"Thanks."
Ketika punggung laki-laki itu tidak terlihat Alessia pun kembali menghela nafas panjang. Ia benar-benar merasa tidak enak karena mempermalukan Cedric seperti ini.
"What's wrong with you? Harusnya kamu nggak perlu bilang begitu ke dia. He's my friend, Damian."
"He likes you. He confessed his feeling to you and you're not tell me about that."
Damian melempar tas ransel miliknya ke sembarang arah lalu kemudian berkacak pinggang sambil menghela nafas panjang. Ia tidak ingin memperpanjang masalah ini dan memulai keributan di antara mereka. Masalah pertandingan kemarin sudah membuatnya benar-benar pusing.
"Jesus, it's been a year dan kita nggak ada apa-apa. Kamu nggak percaya sama aku? Why you always make things up?" Damian benar-benar terganggu dengan nada bicara Alessia yang mulai meninggi.
"You don't understand, he's a man, Al."
"Ya terus masalahnya apa kalau dia cowok? I told you he's just friend!"
Gadis itu menatap Damian dengan penuh perasaan tidak mengerti mengenai jalan pikiran tunangannya itu. Tentu saja ia membawa Cedric kemari dengan alasan yang jelas karena ia ingin menolong Kakak temannya itu.
"How about him? Did he called you as a friend? No, Al. Dia nggak akan semudah itu nyerah buat berhenti suka sama kamu."
Alessia terdiam. Tidak— ia yakin Cedric tidak mungkin masih memiliki perasaan padanya, apalagi semua kejadian itu sudah berlalu satu tahun lebih.
"I'm so tired now, let's talk about it later." lanjut Damian lalu mengambil tas ranselnya itu kembali.
Masalah ini tidak akan usai jika mana mereka sama-sama masih kerasa kepala dan tidak bisa berbicara dengan nada yang tenang.
"Why you always get jealous over him? I'm yours, Damian! Aku nggak akan sebodoh itu juga buat khianatin kamu!"
Langkah Damian kembali terhenti ketika ia sudah sampai didepan pintu. Damian berbalik menatap Alessia dari jarak dua meter, mengamati wajah marahnya yang terlihat terluka karena berpikir ia tidak mempercayainya.
Ia tahu maksud daripada perbuatan Alessia. Hanya saja ia tidak akan membiarkan Cedric mengambil celah yang sudah diberikan Alessia sebagai kesempatan untuk mengambilnya dari laki-laki itu.
"I'm not talking about you, Al. I trust you. I know what's Cedric capable of doing selama kamu belum sepenuhnya terikat sama aku,"
Damian terdiam sejenak untuk mengatur nafasnya yang kembali memburu. Ia tahu perbuatannya sangatlah kekanakan, tapi jika langkah ini adalah yang terbaik maka ia tidak akan ragu untuk melakukannya.
"You call it jealousy but i call it fear of losing you."
Punggung Damian menghilang dibalik pintu meninggalkan Alessia yang kini hanya mampu berdiri diam.
Damian tidak bohong jika ia benar-benar takut kehilangan Alessia. Sudah cukup ia kehilangan gadis itu dua kali, ia tidak akan membiarkan Alessia pergi karena orang lain kecuali jika gadis itu menginginkannya sendiri.
Kadang kala bersikap egois menjadi pilihan yang terbaik untuk tidak kehilangan orang yang kita sayangi. Dan mungkin itulah Damian.
7 notes
·
View notes
Text
Puas dengan Hasil Musim Lalu, KTM Kembali Harapkan Pedrosa di MotoGP 2021 : Okezone Sports
Puas dengan Hasil Musim Lalu, KTM Kembali Harapkan Pedrosa di MotoGP 2021 : Okezone Sports
MUNDERFING – Red Bull KTM bakal mempercayakan sepenuhnya proyek pengembangan motor mereka pada sosok Dani Pedrosa. Pabrikan asal Austria itu nampak sangat puas dengan pengaruh besar The Little Samurai -julukan Pedrosa- sebagai pembalap pengembang. Hal tersebut sebelumnya sempat disampaikan langsung oleh Manajer Tim KTM, Mike Leitner. Melihat dampak yang diberikan, Leitner yakin rider asal…
View On WordPress
0 notes
Text
Jorge Martin: Finis Ketiga di Austria Lebih Baik dari Menang di Styria
Debutan Pramac Racing, Jorge Martin, menyebut hasil finis ketiga di MotoGP Austria, lebih bermakna dari kemenangannya di Seri Styria. source https://www.bola.net/otomotif/jorge-martin-finis-ketiga-di-austria-lebih-baik-dari-menang-di-styria-4e1fe0.html
0 notes