#goyah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Jika tanpa pertolongan dan atas penjagaan mu. Aku tidak pernah membayangkan sesuatu yang akan membuatku menyerah, karena ujian-ujian diluar sana banyak yang membuat keyakinanku jadi goyah.
8 notes
·
View notes
Text
Jangan goyah dalam kesesakan
Amsal 24:10 Jika hatimu goyah dalam kesesakan, kekuatanmu akan berkurang. Kita mengakui bahwa setiap orang Kristen terkadang goyah. Kita juga memiliki rasa takut. Hal ini muncul bukan karena besarnya bahaya yang dihadapi, tetapi karena kelemahan imannya. Walaupun bahayanya besar, tetapi kalau imannya tidak lemah, maka hati kita tidak goyah. Jika hati kita goyah pada waktu sedang kesesakan, maka…
View On WordPress
0 notes
Text
temukan dirimu sendiri, sebelum kau berniat mencari belahan jiwamu.
agar nanti nya kau memiliki pijakan untuk bertahan, karena pada fakta nya akan ada masa dimana pasangan meninggalkan, entah itu karena kematian atau hanya karena sebuah rasa bosan.
tegak dan hidup lah, jiwa mu lebih berharga dari pada apapun di dunia.
tak usah goyah hanya karena suatu perasaan yang mengatasnamakan cinta.
karena kasih dari cinta tak melulu hanya tentang "dia". Kasih dari Cinta yang sebenernya berserakan dimana mana, kau hanya enggan untuk memungutnya.
225 notes
·
View notes
Text
33 Tahun dan mengapa belum menikah di usia ini?
Ini tentu bukan bercerita tentangku, tapi tentang pengamatan. Sebagai penulis, beberapa kali melakukan proses interview, ngobrol, bertukar pikiran, dan sebagainya. Dulu, pandangan seperti ini tidak banyak kutemukan karena dulu usiaku masih 24 tahun saat memulai karir. Sekarang, tahun ini telah beranjak 33 tahun, sebentar lagi anak pertama masuk SD. Dan beberapa kali juga, melalui istri, ditanya apa ada temanku yang bisa dikenalkan ke teman-temannya istri. Yang tahun ini, menjelang kepala tiga. Dari proses-proses yang risetku selama menulis dan apa yang terjadi, datanya tidak sesederhana itu. Kita berada di lingkungan yang baik, tidak serta merta membuat kita langsung ketemu pasangan hidup yang sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Dipadu padankan dengan obrolan bersama psikiater beberapa waktu terakhir. Ada beberapa pendapat subjektif yang bisa kuhadirkan dari seluruh kumpulan riset itu, nanti kalau kamu ada lainnya, boleh ditambahkan : 1. Kehidupan yang semakin materialistik, ukuran terhadap materi dan kesiapan materi menjadi parameter yang sangat menentukan dalam pernikahan. Dan ukuran ini membesar, seperti kepemilikan rumah, kendaraan, atau gaji dalam nominal tertentu, serta tuntutan hidup materialistik (apa-apa diukur dengan uang) ini berpengaruh pada pola pikir dan kesiapan orang untuk menikah. Memang, mempersiapkan finansial untuk menikah itu penting, tapi ketika semua keputusan berpusat pada uang - mendominasi pikiran. Itulah awal mula dari kondisi tersebut. Apakah kamu setakut itu pada masalah rezeki? Kondisi yang sangat mungkin berbeda dengan waktu orang tua kita dulu. 2. Kondisi mental dan emosional yang belum pulih. Percaya atau enggak, orang lain bisa merasakan apakah kita ini cukup stabil atau se-eror itu. Apalagi jika keeroran kita tervalidasi melalui asesmen. Kita perlu untuk mengakui dan menyadari kalau memang kita perlu meluangkan waktu untuk mengobati diri sendiri. Kalau pun butuh waktu beberapa tahun, ya itu bagian dari konsekuensi. Karena masuk ke dalam pernikahan memang memerlukan kondisi mental emosional yang cukup kuat. "Badai"nya sesuatu, dinamikanya sangat beragam, dan tantangan yang akan dihadapi sangat berbeda dengan saat kita masih single. Kita akan berkompromi dengan banyak sekali orang. Apalagi jika nanti kita memiliki anak. Mereka perlu orang tua yang sehat jiwa dan pikirannya. Agar jangan sampai, kalau saat kita memiliki trauma, ternyata tanpa sengaja menjadi penghambat bagi anak-anak kita. 3. Romantisasi keadaan. Belum menikah di usia tersebut sebenarnya itu bukan masalah, tidak ada panduan bahwa menikah itu harus usia 25-30. Tidak ada dosanya juga belum menikah di umur 30 lebih. Tapi, membiarkan diri meromantisasi keadaan sehingga dari sana kita merasa mendapatkan dukungan, validasi, pembenaran pendapat, dan apapun yang sebenarnya digunakan untuk menutupi kekhawatiran diri karena belum menikah. Alih-alih berusaha untuk membangun persepsi diri yang benar, pandangan hidup yang lebih luas, dengan demikian kita bisa memiliki value kita sendiri yang kuat, yang tidak goyah saat kita sendirian dikamar yang sepi, atau saat di tengah kumpulan keluarga.
4. Tidak siap dengan masalah. Kalau kata buku yang kubaca, menikah itu seperti memilih masalah yang akan kita jalani seumur hidup, jadi pilihlah masalah yang kamu mau menjalaninya. Tontonan berupa film, drama, dan romanitasi yang berseliweran di media sosial secara tak sengaja membangun kesadaran kita bahwa menikah itu pasti akan sebahagia itu. Ini juga berkaitan pada poin satu tadi salah satunya. Tidak siap dengan beragam masalah, harus beradaptasi dengan beragam kondisi, kompromi dengan pasangan, belum lagi hal-hal lainnya. Tidak setiap pernikahan itu selalu dimulai dengan sudah memiliki rumah, kadang harus ngontrak. Tidak dimulai dengan langsung ada mobil, harus kerja bertahun-tahun dulu. Belum lagi nanti kalau harus memilih sekolah anak yang disesuaikan sama budget keluarga. Belum lagi, bersosialisasi dengan masyarakat. Singgungan yang banyak itu akan menciptakan dinamika, salah satu dinamikanya adalah masalah-masalah tersebut. Belum lagi dinamika soal tinggal di mana, siapa yang akan ngejar karir duluan, dan berbagai pembagian peran dan tugas dalam keluarga. Apakah kamu siap menghadapi dan berkompromi dengan beragam masalah itu? Sesuatu yang memang sudah sepaket dengan pilihanmu untuk berkeluarga.
Apakah kamu bisa membayangkan? Empat dulu, ada banyak temuan lainnya dari hasil diskusiku selama ini. Pendapat di atas sangat subjektif, benar-salahnya tidak mutlak. Tapi semoga bisa menjadi pelajaran penting. Pelajaran yang membuat kita bisa memiliki perspektif yang lebih luas dalam mengamati sesuatu. Ada tambahan? (c)kurniawangunadi
609 notes
·
View notes
Text
yang selalu diupayakan hingga akhir..
aku sudah baik-baik saja. aku sudah tak lagi menangis, aku sudah lapang menerima segala kepahitan. karena memang ada hal-hal yang tidak akan bisa ku pahami sekeras apapun aku mencoba untuk mengerti. dan semakin keras aku mencoba untuk memahami hal itu tidak akan membuat semuanya baik-baik saja. maka jalan terbaik adalah dengan mengikhlaskan semuanya dan menerima bahwasanya ketetapan Allaah adalah yang terbaik. pengetahuanku saja yang terbatas.
aku sudah tak lagi menangis ya Allaah, aku sudah belajar untuk menerima segalanya. hatiku sudah jauh lebih lapang, bukan karena aku mendewasa, bukan. tapi mungkin barangkali karena doa-doa yang ku mintakan kepadaMu. meminta untuk diberi hati yang tenang dan kelapangan hati yang meluas.
aku sudah tak lagi kecewa ya Allaah. segala luka yang terjadi menjadi prosesi untuk diriku bertumbuh dan memaknai kehidupan. bahwa ini hanyalah dunia, tak boleh aku terlalu larut dan hilang arah hanya untuk mengejar sesuatu yang semu.
aku sudah baik-baik saja ya Allaah. meski setiap hari aku terus meminta kepadaMu u tuk selalu dikuatkan setiap waktu. karena memang kalau bukan atas pertolonganMu, diriku sudah kalah dan hancur sedari awal. aku memahami diriku yang begitu lemah dan tak memiliki daya sedikitpun.
aku sudah bisa tersenyum kembali ya Allaah. sesuatu yang begitu aku tangis pada akhirnya sangat ku syukuri. sebab keterbatasan pengetahuanku yang tak menjangkau hikmah atas kebaikan yang telah Engkau takdirkan kepada diriku.
segala puji hanya bagi Engkau ya Allaah. aku memujimu meski dilain waktu aku terjatuh dan hatiku goyah untuk mengeluh atas hal yang terjadi kepadaku.
jika nanti aku kembali terjatuh dan merasa begitu terluka, tolong aku untuk kembali ya Allaah. berilah aku kepahamaman bahwasanya rahmatMu begitu luas untukku, kasih sayangMu tak terkira untukku, dan ampunanMu selalu ada untuk diriku yang selalu berdosa ini. tolong aku untuk kembali meski dengan tertatih-tatih aku memulainya kembali.
214 notes
·
View notes
Text
Tabiat dan hakikat hati
Tabiat hati, yang senantiasa berada dalam kebaikan dan kebenaran. "Hati diciptakan dalam keadaan mencintai kebenaran, menginginkannya, dan mencarinya."— Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, dalam Majmu Al fatawa (88/10)
Setiap hati senantiasa mencintai kebenaran, menginginkannya, dan mencarinya, karena hati itu akan goyah dan gaduh sendiri bila ada sesuatu yang terasa keliru atau berada dalam kesalahan. Karena, pada tabiatnya hati itu berpihak pada kebenaran.
Hakikat hati, adalah bagian tubuh yang paling baik di antara yang baik. "Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia, ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik maka akan baik seluruh tubuhnya, dan jika segumpal daging itu buruk maka akan buruk seluruh tubuhnya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah tubuh manusia."(Muttafaq Alaih)
Jadikanlah hatimu baik, maka akan baik seluruh yang ada padamu.
"Pada fitrahnya, hati adalah tempat tumbuhnya iman, maka hati yang senantiasa baik dan berada dalam perbaikan, akan membuat iman itu tumbuh sempurna dengan baik di dalam hati." — Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni hafidzahullah
Seseorang yang mengusahakan perbaikan hati dan tidak memberi celah kerusakan pada hati nya, adalah seseorang yang sedang berusaha untuk menyempurnakan fitrahnya sebagai manusia yang dibekali hati oleh Allaah.
88 notes
·
View notes
Text
Aku sengaja membiarkan beberapa orang berfikir keliru. Aku diam sebenernya bukan karena takut atau tidak berdaya.
Melainkan hasil dari pengendalian diri.
Aku ingat bagaimana aku dibicarakan, aku juga memahami dengan baik bagaimana aku di perlakukan.
Namun, tidak banyak yang tahu bahwa lebih sulit tidak membalas ketimbang membalas. Lebih tangguh tidak goyah daripada terpancing marah.
Ilmu tenang itu mahal, datangnya dari badai yang hebat. Tidak semua orang mampu memilikinya.
Ruangsemesta, 26 Aug 2023
#senjabercerita#jejaksemesta#goresanpena#tentangrasa#my writing#writing#writers on tumblr#introvert#self improvement#be myself
483 notes
·
View notes
Text
Orang baik yang diuji di dunia, dan sukses melewati ujian itu, sehingga Allah akan beri ia kenikmatan di akhirat semaksimal mungkin dan terhapus dosa-dosanya semaksimal mungkin.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
يُبتلَى الرَّجلُ علَى حسَبِ دينِهِ ، فإن كانَ في دينِهِ صلبًا اشتدَّ بلاؤُهُ ، وإن كانَ في دينِهِ رقَّةٌ ابتليَ علَى قدرِ دينِهِ ، فما يبرحُ البلاءُ بالعبدِ حتَّى يترُكَهُ يمشي علَى الأرضِ وما علَيهِ خطيئةٌ
“Seseorang diberi cobaan tergantung pada keadaan agamanya. Jika teguh agamanya, maka cobaannya semakin berat. Jika goyah agamanya, maka cobaannya sesuai dengan kadar agamanya. Maka cobaan terus menimpa hamba (yang shalih) sampai ia berjalan di muka bumi tanpa memiliki dosa lagi” (HR. Tirmidzi no.2398 , ia berkata: “hasan shahih”).
Adapun orang buruk yang Allah beri nikmat dan kemudahan-kemudahan, bisa jadi itu merupakan istidraj (penundaan hukuman), karena bisa jadi ia semakin sesat, semakin takabur, engga bertaubat dan semakin buruk, sehingga kelak di akhirat Allah hukum dia semaksimal mungkin wal’iyadzubillah. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا ، وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Jika Allah menginginkan kebaikan pada seorang hamba, Allah segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menginginkan keburukan pada seorang hamba, Allah menahan hukuman atas dosa-dosanya, sehingga kelak ia akan membayarnya hasil perbuatannya di hari kiamat” (HR. Tirmidzi no. 2396, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).
Maka bersabarlah ketika dapat cobaan, dan senantiasa bersyukur dan introspeksi diri ketika mendapat kenikmatan.
Semoga Allah memberi taufik.
Sumber: kangaswad.id
44 notes
·
View notes
Text
167/366
Dalam bukunya, Yasmin Mogahed, Reclaim Your Heart:
"Kebutuhan utama kaum lelaki adalah untuk dihormati, sementara kebutuhan utama wanita adalah untuk dicintai."
Mungkin itu sebabnya banyak kaum lelaki yang meninggalkan untuk pergi dengan wanita lain karena merasa sudah tidak lagi dihormati. Sedangkan di sisi lain kaum wanita akan mudah goyah ketika ia mengizinkan orang lain mencintainya lebih dari pasangannya sendiri.
Pada akhirnya, penting untuk memahami kebutuhan dasar emosi satu sama lain. Sebab bagaimanapun pemenuhannya akan saling memengaruhi. Ketika kebutuhan dasar sang wanita terpenuhi, maka secara alamiah ia akan terdorong untuk memenuhi kebutuhan dasar emosional pasangannya, demikian sebaliknya. Maka, ketika kebutuhan tersebut tidak lagi terpenuhi, akan sulit baik bagi lelaki ataupun wanita untuk memenuhi kebutuhan pasangannya.
-Na, 22th
55 notes
·
View notes
Text
Sudah terpikir untuk angkat kaki belum dari tempat persembunyianmu? Apakah kamu masih nyaman bergelung memeluk kaki, enggan menyalakan lampu dan membiarkan gelap merengkuhmu siang dan malam? Manusia-manusia baik memanggilmu untuk menikmati cahaya, tidakkah kamu gubris mereka?
Anak baik, sampai kapan mau seperti ini terus? Tidakkah kamu rindu dengan masa dimana antusias membuncah dalam diri, dan ia sukses menjadi mesin penggerak?
Tidakkah ingin kembali menikmati waktu dimana kamu berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bertemu ragam manusia dengan berbagai ekspresi mereka? Mencipta senyum dari pertemuan yang kita datangi. Sudikah kamu memilih menghancurkan dirimu perlahan demi perlahan di dalam guamu sendiri?
Anak baik, dimana Allah? Dimana Allah dalam hatimu? Dimana Allah dalam bathinmu? Dimana Allah? Apakah NamaNya masih bertahta hingga membuat kau ketakutan jika mulai berani-berani merambah yang salah?
Apakah NamaNya masih bertahta sehingga semilir bahagia memenuhi hatimu tersebab ingat bahwa RahmatNya mengalahkan murkaNya? Apakah NamaNya masih bertahta, sehingga membuat kita leluasa mengerdilkan masalah tersebab ada Allah Yang Maha Besar senantiasa mendekap kita?
Anak baik, pekat sekali aroma kebusukan disini. Dalam relung nurani yang mulai terdominasi noktah hitam dosa, kurasakan keberadaanku semakin terhimpit. Tak terpikirkan kah untukmu mulai bersih-bersih? Mulai mengenyahkan sampah-sampah yang kau timbun lewat ibu jarimu, lalu dari matamu, juga dari telingamu, dan sampai mengalir di saraf ingatanmu. Apakah memang tak boleh lagi aku yang mengisi relung ini?
Anak baik, nafasku sudah mulai patah-patah. Tapi yakinku padamu senantiasa terbuncah. Kalaulah kamu berpikir keadaan telah membuat jiwamu goyah, sehingga membuatmu memilih menjalani hidup bak orang yang kalah. Yakinlah bahwa selalu ada aku yang setia menemanimu untuk kembali mengejar Jannah.
Kamu belum kalah anak baik. Aliran nafas masih penuhi rongga dadamu. Maka ampunanNya masih akan terus terkucur untukmu. Maka kesempatan untuk memperbaiki hidup masih terbuka selalu.
Anak Baik, senang rasanya kita bisa kembali bicara. Meski banyak hal yang menjadi penghalang diantara kita, aku akan selalu temukan cara untuk bisa bersuara dan meyakinkanmu bahwa semuanya masih akan baik-baik saja.
Hari ini, ketika jutaan manusia bershalawat mengingat momen Maulid Nabi Muhammad SAW, dan kisah Salman Al Farisi yang kita simak di waktu menjelang siang. Membuat kita kembali berpikir panjang, bahwa perjumpaan dengan Baginda Nabi SAW adalah sebuah perjumpaan yang harus dibayar dengan harga mahal. Kita ingin berjumpa dengan beliau, di Telaga Kautsar dan FirdausNya kan, Anak Baik?
Bicara sendiri buat diri sendiri, di usia seperti ini melalui kanal biru ini masih jadi andalan ternyata. Lama uninstall tumblr, aku sangat rindu dengan vibes positif yang orang-orang tularkan di beranda! 😭
30 notes
·
View notes
Text
Merayakan Sesak
Terkadang, kita seringkali mengharapkan kebahagiaan dan ketenangan selamanya tapi justru bertumpu pada hal-hal yang sifatnya sementara.
Bisa jadi, pencarian makna kebahagiaan terlalu banyak berorientasi kepada dunia, hingga saat terbentur dengan realita, hati menjadi sesak tak berdaya.
Hati itu ibarat rumah, sedangkan dada adalah halamanya.
Untuk melegakan hati, kita perlu melonggarkan dada yang sesak dari prasangka-prasangka, ekspektasi dunia, dan berharap kebahagiaan dari Allah semata. Halaman yang luas, asri, dan indah adalah cerminan hati yang tentram.
Saat musibah datang menimpa, hati akan mudah goyah dan Allah tahu itu. maka Ia memberikan kabar gembira untuk kita semua dalam firmanya :
“Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.”
Ketika Allah hadirkan 1 masalah di hidup kita, minimal Ia hadirkan juga 2 solusi yang membersamai.
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap!
Jadi, sudah mau menyerah?
(Notulensi Event "Merayakan Sesak" Quran Review)
#abamenulis#quranreviewaba#menujukemerdekaanpalestina#seperempadabad#menyambutkemenangan#dakwahkampus#pemudaislam
22 notes
·
View notes
Text
Aku tidak tahu kenapa aku harus menulis ini, saat aku tahu ia tidak akan pernah singgah di sini, mengenaliku lebih jauh meski kebanyakan yang kurangkai adalah rekayasa perasaan alias fiksi belaka. Mungkin sebab itu aku menulisnya di sini, entah siapapun yang membaca mereka akan mengira-ngira apakah aku sedang berkarya atau sedang bercerita tentang kenyataan.
Aku tak ingin menceritakannya dengan gamblang, dengan jelas layaknya prosa yang menarasikan karakter utama dalam paragrafnya. Aku pula tak ingin menuliskannya sebagai puisi, yang setiap kata mewakili ia dari berbagai lini dan dimensi. Maka aku akan menuliskannya sebagai kalimat yang kehilangan keindahan, yang tak memiliki struktur serta ejaan yang tak disempurnakan.
Aku menuliskannya sebagai sesuatu yang rancu dan kehilangan pesan dalam isinya.
Kami bertemu dalam riuh rendah dunia yang semakin bising, hadir dengan wajah masing-masing. Aku menjelma bijak yang pendiam, membunuh diriku yang skeptis dan pemarah. Ia datang bagai rupa lamaku, dalam bentuk yang lebih matang. Tentu aku abai untuk pertama kali, hingga satu-persatu kebetulan atau kesengajaan mengetuk pertanyaan di dadaku, dan rasa penasaran itu bertamu.
Jika tak membohongi hati, aku bisa katakan yang sepertinya berulang kali aku temukan, namun jika menelaahnya menjadi sebuah perasaan yang lebih lekat, aku sudah lupa kapan terakhir kali ingin tahu tentang seseorang, dalam konteks yang lebih jauh. Mungkin empat tahun lalu, dan aku tahu itu bukan perasaan yang baik.
Maka aku menjelma nama yang hadir dalam banyak eksistensinya, berkeliaran untuk memuaskan rasa penasaran, mencari celah untuk jadi pelajaran, namun sayangnya aku malah terjebak dengan ilusi yang membuatku kembali mempertanyakan diri sendiri.
Jika ada seseorang yang menanyakan perasaan apa yang paling kubenci saat ini, ia adalah rasa penasaran kepada seseorang. Aku dibuat belajar kembali untuk menahan segala gejolak, keinginan spontan yang terkadang harus diredam paksa agar tak mengakibatkan buruk pada pola diri dan pikir. Karena bagaimanapun kadang aku menguasai diri, ada perasaan-perasaan baru yang harus mati-matian baru mampu dikendalikan.
Sekarang aku ingin menutup buku yang menuliskan tentangnya, aku lelah bertanya, goyah dan menebak-nebak. Meski sebagian besar bisa aku tepis, namun bukankah lebih baik tak memikirkannya sama sekali. Di saat aku bisa melihat satu dua tanda bahwa apa yang kulakukan hanya berujung kepada kesia-siaan.
55 notes
·
View notes
Text
Ramadan Day 2
Letakkan harapanmu pada tempat yang semestinya
Agar nanti ketika nyata yang kau dapati tidak sebagaimana yang kau harapkan, kau tak perlu merasa terlalu kecewa
Agar nanti ketika yang terjadi melenceng jauh dari apa yang kau harapkan, yakinmu akan kesempurnaan skenario-Nya tak goyah begitu saja
69 notes
·
View notes
Text
Masyaallah tabarakallah, setelah sepuluh tahun umur rumah ini, nabung sedikit demi sedikit. Bisa mewujudkan keinginan @ajinurafifah buat punya dapur indoor yang lebih nyaman. Masih on progress pengerjaan setelah 5 bulan sudah proses renovasi berlangsung. Melewati beragam dinamika selama 5 bulan terakhir seperti masuk rumah sakit, ramadan dan idul fitri, bisnis agak goyah, nyari team baru, dan sebagainya. Alhamdulillah bisa terlewati. Alhamdulillah ketemu arsitek dan kontraktor yang baik, sejauh ini pekerjaan tepat waktu dan rapiiiiiih. Memang ada beberapa missed, tapi langsung diperbaiki. Alhamdulillah. Semoga dengan membuat istri semakin nyaman di rumah dan bahagia, rezeki semakin mengalir berkah. Aamiin. Ditulis sebagai pengingat kalau istri sudah bersabar selama 8 tahun terakhir dengan dapur outdoor yang kalau pas musim tertentu, hewan-hewan sawah pada masuk semua XD, kalau ujan badai - tempiasnya masuk, dan kalau siang panas terik ikutan panas semua karena atapnya galvanis :)
88 notes
·
View notes
Text
sebuah kepahaman..
ajarkan aku tentang paham untuk kelapangan hati ya Allaah, agar hatiku tak bergemuruh ketika melihat orang lain mendapatkan nikmat yang belum aku dapatkan. ajarkan aku tentang ikhlas untuk merelakan sesuatu yang bukan menjadi milikku. dan ajarkan aku menerima untuk tetap baik-baik saja ya Allaah, agar hatiku tetap merasa ridho atas ketetapan yang telah Engkau tetapkan.
Ramadhan tahun ini ajarkan aku tentang banyak hal ya Allaah. tentang perasaan cukup, tentang perasaan lapang untuk menerima dan tentang memahami diriku sendiri. sebab hanya dibulan inilah momentum terbaik untuk mendidik diri ini menjadi lebih baik dari sebelumnya.
ajarkan aku tentang banyak hal tentang sebuah hati yang hanya mengharapkan ridhaMu ya Allaah. sebab aku tak ingin lagi merasa kosong atas sesuatu yang aku sendiri tak paham mengapa demikian.
ya Allaah, ya Tuhanku, aku begitu lelah dengan sesuatu yang aku tuju. aku begitu merasa ingin berhenti saja dari apa yang telah kudapatkan. aku begitu merasa tak berguna pada apa yang belum aku dapatkan. jangan biarkan aku larut dalam hal demikian ya Allaah. jangan biarkan aku jatuh dalam rasa keputusasaan. jangan biarkan aku berjalan sendiri tanpa Engkau beri diri ini petunjuk.
ajarkan aku paham ya Allaah, agar aku bisa menerima semua kenyataan yang terasa pahit dalam hidupku. ajarkan aku sebuah rasa syukur agar aku selalu merasa cukup atas semua hal yang kumiliki dan Ridha atas apa yang terlepas dariku. sebab kehidupan dunia ini begitu melelahkan untukku ya Allaah. aku sungguh begitu lelah dengan kehidupan dunia yang sebagian sudah mengambil jiwaku.
ajarkan aku paham ya Allaah, bahwa kepahitan dalam hidup ini bukan tentang kehilangan dunia. namun kepahitan sesungguhnya adalah kala Engkau meninggalkan diriku sendiri dalam kegelapan. dan aku merasa baik-baik saja akan hal itu.
~*
Bagi setiap pendoa, akan selalu menemukan fase untuknya menanti doa-doa yang telah dilangitkan. Entah dalam keadaan lapang, senang, himpit, kesusahan, kegundahan, kegalauan, kebahagiaan, dan berbagai macam rasa.
Akan selalu juga merasakan ketidakyakinan dalam masa penantian terkabulnya sebuah doa. Dalam hal ini, akan banyak sekali alasan yang meminta seorang pendoa berhenti melangitkan doanya. Akan ada banyak pula yang mencari seribu satu alasan agar seorang pendoa berhenti pada apa yang diyakininya.
Masa ini sungguh masa yang menyakitkan. Bagaimana tidak? kamu yang sedari awal meminta dengan keadaan sungguh-sungguh, penuh dengan pengharapan, penuh dengan keyakinan. Tetiba saja orang-orang disekitarmu meminta kamu untuk berhenti percaya. Meminta kamu untuk berhenti berupaya, dan meminta kamu untuk berhenti berdoa.
Akan ada masa pula, ketika kamu mulai goyah. Dengan apa-apa yang kamu mintakan, dengan apa-apa yang kamu yakini, dengan apa-apa yang kamu upayakan.
Kamu terhenti, berpikir beribu-ribu kali untuk menyerah, berpikir beribu-ribu kali untuk tetap percaya. Sebab menyesakkan memang, jika bahka orang-orang terdekat yang meminta kamu untuk berhenti menjadi pendoa yang setia.
tak apa sayang, meski saat ini kamu merasa begitu kehilangan entah apa yang sedang kamu rasakan. semoga tak membuatmu menyalahkan takdir Allaah yang telah ditetapkan untukmu. apapun itu, semoga Allaah memberimu kelapangan hati yang selapang-lapangnya ya. dan segala doa yang kau pinta Allaah ijabah dalam syukur yang melangit.
02 Ramadhan 1445 H
#ramadhan2#ramadhan#ramadhankareem#tulisan#menulis#catatan#nasihat#wanita#kebaikan#perjalanan#syukur
217 notes
·
View notes
Text
Disakiti?
Barangkali ia sedang terkena Mental Illness
Kalau kita selama ini sudah berbuat baik pada orang lain, tapi ternyata dia malah jahatin kita, percayalah tidak apa-apa. Sebab, orientasi kita berbuat baik itu Allah, bukan manusia, mungkin kita sedang diingatkan saat itu. Jangan sampai membalasnya, even though kita tau aib-aibnya.
Kalau kita memahami value diri, kita tidak perlu repot-repot mencari validasi, menjelaskan diri kita pada orang lain yang termakan hasutannya, apalagi membalas perbuatannya. Tidak perlu. Cukup diam dan fokus pada hal-hal penting yang kita kerjakan saat ini. Orang yang mengenal dirinya sendiri, dia tidak akan goyah ketika orang lain berkata buruk padanya.
Satu, dua, tiga kali, dst okelah. Tapi kalau sudah keterlaluan dan berkali-kali mengganggu kita, that's enough. Manusia punya batas; manusia punya hak untuk memberi batasan pada orang lain. Sampai akhirnya Allah ciptakan batas itu sendiri, subhaanallah walhamdulillaah
Ya. Salah satu nikmat yang patut disyukuri ialah ketika Allah menjauhkan kita dari orang yang jahat, bermuka dua dan manipulatif. Tidak perlu takut memutus tali pertemanan, terlebih lagi bila ia berbuat zalim dan menusuk dari belakang.
Sok baik di depan, busuk di belakang. Inilah kenapa akhlak selalu menjadi yang pertama sebelum ilmu. Betapa banyak orang berilmu, tapi lupa cara berakhlak pada sesama manusia. Dia menutupi kekurangannya, dengan cara menjatuhkan orang lain. Na'udzubillahi min dzaalik..
Kadang nggak habis pikir sih, dan tidak pernah menyangka, punya teman yang setega ini. Seumur-umur tidak pernah punya teman yang suka menjelekkan temannya sendiri, supaya dia terlihat paling baik. Seumur-umur tidak pernah punya teman yang merasa kita ialah saingannya. Seumur-umur tidak pernah punya teman yang suka berpikir negatif dan menyakiti. Subhaanallah. Semoga menjadi pengalaman yang pertama dan terakhir.
"Orang kayak gitu sakit nggak sih?" Iya. Sakit. Psikisnya terserang, namun ia mungkin tidak menyadarinya. Sebenarnya rasa sakit yang dulunya pernah ia terima, di kemudian hari berpotensi menyakiti orang lain kalau tidak serius diobati.
Namun kita sebagai manusia, berbaiksangkalah, bahwa apapun yang terjadi tentu atas izin Allah. Barangkali memang karena dosa-dosa kita sendiri, Allah hadirkan orang yang demikian. Allah tegur kita karena ingin kita lebih dekat, dan lebih mengingat-Nya.
Semoga ini menjadi pelajaran hidup untuk diri kita sendiri, berkaca dari apa yang orang lain perbuat terhadap kita. Bahwasannya, saat kita disakiti oleh orang lain, berdamailah dengan diri. Jikalau tidak, suatu saat kita akan berpotensi menyakiti orang lain, dengan cara yang sama, seperti yang orang itu lakukan terhadap kita.
Pandai-pandailah menata hati, dan memperbaikinya; demi kebaikan diri kita sendiri. Jangan remehkan penyakit mental, ia butuh dua sisi untuk disembuhkan; jasmani dan rohani.
Pena Imaji
154 notes
·
View notes