#fungsi ekonomi kain tenun | Explore Tumblr Posts and Blogs

souvenirkantorpremiuml · 2 months

Text

Souvenir kantor eksklusif (0821-3108-7971)

Pendahuluan

Jakarta, ibu kota Indonesia, bukan hanya pusat pemerintahan dan bisnis tetapi juga surga bagi para pemburu souvenir. Souvenir tidak hanya sekadar oleh-oleh tetapi juga bentuk dukungan terhadap budaya dan ekonomi lokal. Memilih Jakarta sebagai tempat membeli souvenir memberikan banyak keuntungan yang mungkin tidak ditemukan di tempat lain.

Ragam Souvenir di Jakarta

Batik dan Tekstil : adalah salah satu souvenir paling ikonik dari Indonesia, termasuk Jakarta. Batik Betawi, khususnya, memiliki pola dan warna yang unik yang mencerminkan budaya Betawi. Selain batik, ada juga kain tenun Jakarta yang dibuat dengan teknik tradisional. Produk-produk ini sering dijadikan pakaian, syal, atau dekorasi rumah.

Kerajinan Tangan : dari Jakarta mencakup berbagai produk seperti anyaman rotan, patung kecil, dan barang-barang dekoratif lainnya. Pengrajin lokal menggunakan bahan-bahan alami dan teknik tradisional untuk membuat produk-produk ini, yang mencerminkan keahlian dan kreativitas mereka. Souvenir kerajinan tangan tidak hanya unik tetapi juga memiliki nilai seni yang tinggi, menjadikannya pilihan populer bagi wisatawan yang mencari sesuatu yang khas dan otentik.

Miniatur Ikon Kota : seperti Monas (Monumen Nasional) dan Patung Ondel-ondel adalah souvenir populer yang mewakili landmark terkenal Jakarta. Miniatur ini biasanya dibuat dari bahan seperti kayu, logam, atau plastik, dan dihiasi dengan detail yang akurat. Mereka tidak hanya berfungsi sebagai kenang-kenangan tetapi juga sebagai dekorasi rumah yang menarik.

Aksesoris dan Perhiasan : buatan tangan dari Jakarta juga sangat diminati. Produk-produk ini mencakup gelang, kalung, cincin, dan bros yang dibuat dengan berbagai bahan, seperti perak, manik-manik, dan batu alam. Desainnya sering kali menggabungkan motif tradisional dan modern, menjadikannya aksesoris yang unik dan elegan yang cocok untuk semua kesempatan.

Testimoni Pembeli: Nurul Aisyah, Jakarta:

Saya sangat senang dengan souvenir kantor unik dan menarik yang saya beli di Jakarta. Kualitasnya sangat bagus dan desainnya sangat kreatif. Souvenir ini benar-benar menjadi perbincangan di acara kantor kami

Tips Memilih Souvenir di Jakarta

Tentukan Tujuan Pembelian : Sebelum membeli souvenir, penting untuk menentukan tujuan pembelian Anda. Apakah souvenir ini untuk kenang-kenangan pribadi, hadiah untuk teman atau keluarga, atau untuk acara bisnis? Memahami tujuan pembelian akan membantu Anda memilih produk yang sesuai dan bermakna.

Sesuaikan dengan Anggaran: Tetapkan anggaran sebelum berbelanja souvenir. Jakarta menawarkan berbagai souvenir dengan harga yang bervariasi, dari yang terjangkau hingga yang eksklusif. Mengetahui batas anggaran Anda akan membantu Anda menyaring pilihan dan menemukan produk yang tidak hanya menarik tetapi juga sesuai dengan kantong Anda.

Cari Informasi dan Rekomendasi: Sebelum membeli, lakukan riset tentang toko-toko souvenir terbaik di Jakarta. Anda bisa mencari informasi dan rekomendasi melalui internet, ulasan online, atau bertanya kepada teman dan keluarga yang pernah berbelanja di sana. Toko yang direkomendasikan biasanya memiliki reputasi yang baik dalam hal kualitas produk dan layanan pelanggan.

Pilih Souvenir yang Unik dan Bermakna: Souvenir yang unik dan bermakna akan lebih dihargai oleh penerimanya. Pilihlah produk yang mencerminkan budaya dan tradisi lokal, atau yang memiliki nilai sentimental tertentu. Misalnya, batik dengan motif khas Betawi atau miniatur Monas yang detail dan indah.

Perhatikan Kualitas Produk : Kualitas produk adalah faktor penting dalam memilih souvenir. Periksa bahan dan pengerjaan produk untuk memastikan bahwa mereka tahan lama dan berkualitas tinggi. Souvenir berkualitas akan memberikan kesan positif dan bertahan lebih lama sebagai kenang-kenangan.

Pilih Souvenir yang Praktis dan Fungsional : Selain estetika, pertimbangkan juga fungsi dari souvenir yang Anda pilih. Produk yang praktis dan fungsional, seperti tas, aksesori, atau alat tulis, akan lebih sering digunakan oleh penerimanya.

Berbelanja di Tempat Terpercaya: Pastikan Anda berbelanja di tempat yang terpercaya. Toko dengan reputasi baik biasanya menawarkan produk berkualitas dan layanan pelanggan yang baik. Mereka juga lebih mungkin untuk memberikan informasi yang jujur tentang produk yang mereka jual dan menjamin keaslian serta kualitasnya.

Souvenir Jakarta menawarkan beragam pilihan yang mencerminkan kekayaan budaya dan kreativitas kota ini. Mulai dari batik dan tekstil, kerajinan tangan, makanan khas, miniatur ikon kota, hingga aksesoris dan perhiasan, setiap jenis souvenir memiliki daya tarik dan keunikannya sendiri. Memilih souvenir yang tepat melibatkan pertimbangan tujuan pembelian, anggaran, kualitas, serta fungsi dan makna produk. Dengan mengikuti tips-tips ini, Anda dapat menemukan souvenir yang tidak hanya indah tetapi juga bermakna dan bermanfaat.

Jakarta, dengan segala keunikan dan keragamannya, menawarkan pengalaman belanja souvenir yang menyenangkan dan memuaskan. Setiap souvenir yang dibawa pulang tidak hanya menjadi kenang-kenangan dari perjalanan, tetapi juga membawa sebagian kecil dari kekayaan budaya Jakarta ke tempat asal Anda. Semoga panduan ini membantu Anda dalam menemukan souvenir yang sempurna di Jakarta.

KESIMPULAN

Membeli souvenir di Jakarta memberikan banyak kelebihan. Dari ragam produk, kualitas, harga yang bervariasi, hingga dukungan terhadap pengrajin lokal, semuanya menjadikan Jakarta sebagai tempat terbaik untuk membeli souvenir. Dukungan Anda terhadap produk lokal tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga mempromosikan budaya Indonesia kepada dunia.

#saka souvenir

0 notes

souvenirkantoreksklusif · 2 months

Text

Souvenir di Jakarta |0821-3108-7971

Pendahuluan

Ragam Souvenir di Jakarta

Testimoni Pembeli: Nurul Aisyah, Jakarta: Saya sangat senang dengan souvenir kantor unik dan menarik yang saya beli di Jakarta. Kualitasnya sangat bagus dan desainnya sangat kreatif. Souvenir ini benar-benar menjadi perbincangan di acara kantor kami

Tips Memilih Souvenir di Jakarta

KESIMPULAN

youtube

#Youtube

0 notes

mojokco · 8 years

Text

Selamat Hari Ulos Nasional!

Tak banyak yang tahu bahwa tanggal 17 Oktober diperingati sebagai Hari Ulos Nasional. Peringatan ini didasarkan atas keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk meresmikan ulos sebagai warisan budaya tak benda nasional pada tanggal yang sama tahun lalu.

Kini, untuk kali pertama, Hari Ulos Nasional diperingati — baik di Jakarta maupun di berbagai wilayah di Sumatera Utara sebagai tuan rumah tenunan tradisional khas Batak ini — dengan berbagai rangkaian kegiatan meriah yang digelar di lokasi yang megah, seperti hotel dan gedung pemerintahan. Salah satunya adalah fashion show ulos–di mana kreasi ulos diperagakan oleh model-model cantik nan semampai.

Rangkaian acara peringatan Hari Ulos Nasional ini pertama-tama dibuka dengan sambutan dari para Ketua seperti pejabat, budayawan, maupun pengamat, serta pemerhati dan desainer busana. Dan, entah kenapa, sambutan mereka memiliki narasi yang isinya nyaris sama klisenya:

“Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan keberagaman budaya… Ulos merupakan warisan nenek moyang kita… Sudah menjadi kewajiban kita untuk melestarikan budaya tersebut…”

Menyaksikan pembukaan itu, saya kemudian teringat pengalaman saat mendampingi salah seorang partonun (penenun ulos).

Kala itu, saya dan teman-teman lain berbincang ringan dengan Inang Sitorus, salah seorang partonun. Hingga kemudian salah seorang teman ikut menimpali. Ia menyinggung tentang warisan budaya Indonesia yang, lagi-lagi, terdengar amat klise seperti sambutan para Ketua di atas:

“Inang kok mau jadi partonun? Untuk melestarikan budaya Batak, ya? Wah, hebat kali ya, nang?

“Gaya kali lah melestarikan budaya Batak. Aku pindah tahun 1998 ke Medan karena krisis ekonomi. Di saat anak-anakku butuh makan dan aku nggak punya modal serta keahlian apapun untuk bertahan hidup, aku memutuskan untuk mulai martonun (bertenun ulos). Aku pernah belajar martonun di kampung, ku coba-coba aja di Medan ini. Ternyata aku bisa hidup karena ulos.”

“Jadi bukan ada niat Inang untuk melestarikan ulos sebagai warisan budaya Batak atau memperkenalkannya ke luar negeri?”

“Nggak muluk-muluk kalilah niatku, boru. Yang penting anakku bisa makan dan sekolah, itu aja udah cukup buat aku.”

Jawaban Inang Sitorus tersebut membuat saya termenung. Bagi beliau – yang tanpa ia sadari sendiri adalah pahlawan sebenarnya dalam urusan pelestarian ulos – narasi mengenai kain sakral tersebut jauh dari urusan perwujudan orasi budaya yang hebat-hebat dan membosankan itu.

Baginya, ulos adalah sesimpel cara untuk bertahan hidup.

Saya pernah punya pengalaman dengan partonun lainnya. Ia lebih mapan karena memiliki butik ulos sendiri. Ia kerap mengeluh:

“Susah, nang. Mau makan dari ulos. Sedangkan ulos (cetak) kini banyak diimpor dari luar negeri. Harganya jauh lebih murah daripada tenun ulos buatan kami (partonun Batak). Kami sendiri tidak mungkin menurunkan harga ulos, karena proses pembuatan yang rumit dan lama dengan pemilihan bahan yang tidak boleh sembarang.”

Ulos memang memiliki posisi yang sangat sentral dalam kehidupan orang Batak. Setiap peristiwa kehidupan selalu melibatkan ulos yang berbeda-beda jenis dan fungsi sesuai dengan peristiwa tersebut.

Banyak masyarakat kini lebih memilih ulos cetak yang jauh lebih murah karena tidak mampu membeli ulos mahal untuk dipakai di berbagai ritual adat Batak. Dan sebab ulos mahal – selain karena proses pembuatan dan bahan – terutama dikarenakan langkanya partonun untuk memproduksi ulos jika dibandingkan dengan permintaan ulos yang cukup tinggi.

Mengingat pengalaman itu ketika menyaksikan berbagai peringatan Hari Ulos Nasional sedang digelar kemarin ini rasanya ironis betul. Dengan orasi budaya yang ilmiah dan canggih, gunting pita peresmian sana sini, serta fashion show kreasi ulos mewah nan mahal, perayaan tersebut sejatinya hanya menunjukkan sensasi ketimbang memelihara esensi.

Esok hari, ketika perayaan gegap gempita itu selesai, ulos hampir pasti akan kembali dilupakan.

Ulos, yang sejatinya adalah simbol kehangatan bagi orang Batak, hanya akan diingat kembali untuk digunakan saat pesta. Ketika pesta usai, para partonun kembali melanjutkan hidup dengan bertenun ulos, dengan harapan bisa tetap memenuhi kebutuhan sehari-hari di tengah gempuran impor ulos yang jauh lebih murah dan diminati banyak orang.

Dan berbagai kreasi ulos yang sudah masuk rekor segala macam dan dipuji banyak budayawan itu hanya akan berakhir sebagai pajangan di galeri mewah dan rumah-rumah orang berduit. “Buat koleksi,” kata mereka. “Demi nasionalisme,” ujar yang lain. Entahlah mana yang benar dan berguna.

Apapun itu, selamat Hari Ulos Nasional. Semoga kain ini tetap lestari meski tak ada lagi perayaan banal di gedung mewah yang dingin dan angkuh.

0 notes

tobasatu · 5 years

Link

tobasatu.com, Medan | Penulis buku Filsafat Dr. A.S Kobalen, SE, M.Phil, MBSM, PGDMM, PGDEM akan meluncurkan buku baru berjudul Siwapuranam Dalam Kehidupan, yang berisikan tentang kehidupan di Kota Medan. Buku tersebut rencananya akan diluncurkan tepat pada tanggal 20 Februari 2020, dan akan dicetak sebanyak 5.000 eksemplar untuk dibagi-bagikan secara gratis kepada masyarakat.

“Buku Siwapuranam ini pada intinya berisikan tentang kehidupan di Kota Medan,” tutur Kobalen saat berbincang dengan wartawan di Hotel Adimulia, Medan, Senin (14/10/2019).

Kobalen sebelumnya dikenal telah melahirkan sejumlah buku filsafat bernafaskan Hindu, diantaranya Thirukural (Tuntunan Bijak Dari Masa ke Masa), yakni buku mengenai seorang tukang tenun kain yang telah ditulis kurang lebih 3000 tahun yang lalu. Buku tersebut telah diterjemahkan dalam 67 bahasa.

Sejumlah buku yang telah dihasilkan A.S Kobalen.

Menurut Kobalen sapaannya buku tersebut bukan buku agama namun buku filsafat hidup tentang kehidupan manusia, tentang fungsi setiap individu di dunia. Ada 133 pesan dan fungsi setiap individu. Contoh fungsi seorang guru apa, anak, seorang raja, seorang istria dan lainnya. Jadi ada 133 topik yang ditulis setiap topik 10 pesan sehingga ada totalnya terdapat 1.330 pesan di dalamnya.

“Saya menerjemahkan ini menghabiskan waktu 7,5 tahun kali 3 jam per hari. Sehingga ini menjadi buku Thirukural tertebal di dunia. Kata pengantarnya dari 5 negara dari tokoh nasional dan internasional salah satunya ada tanda tangan Pak Jokowi saat menjabat Gubernur DKI, Menteri Malaysia, dan Tokoh-tokoh agama Singapura dan India,” katanya pada wartawan, Selasa (15/10/2019).

Kobalen didampingi istri saat memberikan keterangan kepada wartawan di Medan.

Buku itu menurut Kobalen juga telah dimiliki sejumlah tokoh di Sumatera Utara termasuk diantaranya Wali Kota Medan Dzulmi Eldin dan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat masih menjabat sebagai Pangkostrad.

Selain buku tersebut terdapat belasan buku lainnya yang telah ia lahirkan, diantaranya Rahasia Surga di Telapak Kaki Ibu. Buku ini menurut Kabalen berisikan tentang bakti seorang anak kepada ibunya, dan bila diresapi dengan sungguh-sungguh pembaca akan hanyut dan akan meneteskan air mata bila mengingat peran dan jasa seorang ibu.

Saat ini Kobalen bertugas sebagai Asisten Pribadi Bidang Politik dan Pemerintahan dari Hasyim Djojohadikusumo, yang merupakan adik kandung dari Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto. Kobalen mengaku menulis buku-buku miliknya di waktu libur dan mengajar lalu saat berdiskusi dan berorganisasi. Ia juga saat ini tercatat sebagai Ketua DPP Partai Gerindra.

Pendiri gapura little India di Kota Medan ini mengisahkan perjalannya sebagai seorang penulis buku pada usia 25 tahun yang baru lulus SMA karena himpitan ekonomi. Saat itu ia berpikir harus menulis karena tempat-tempat Ia bertanya selalu memberikan jawaban yang tidak memiliki acuan untuk berdebat.

“Sehingga saya berpikir saya harus cari sumber-sumber buku dalam bahasa Inggris dan dalam bahasa India. Kemudian kalau berpikir kalau saya saja tidak tahu bagaimana dengan kawan-kawan lainnya. Sehingga timbul ide bagaimana saya cari buku-buku itu dan kemudian saya terjemahkan,” terangnya.

Awalnya hanya bentuk paper 2 sampai 3 lembar saja yang dia bagikan pada saat hari besar. Sampai pada tahun 1994 Kobalen mendapatkan beasiswa ke India. Lalu kuat keinginannya membuat sebuah buku pada tahun 2001. Karena di Sumut saja menurutnya buku untuk umat Hindu sangat sulit dijumpai dan sampai untuk warga India di Sumut.

“Ada sebanyak 13 buku yang sudah saya lahirkan dengan bernafaskan Hindu yang bertujuan menjadi motivasi untuk masyarakat kami (Hindu), agar generasi kami tidak beragama hanya sekedar ikutan-ikutan atau menjadi pengikut buta atau blind follower. Sehingga mereka punya alasan-alasan, harus ada perubahan karena pemerintah juga mendukung untuk perubahan itu,” jelasnya.

Dikatakannya untuk seluruh bukunya seperti buku Makna Siwapuranam Dalam Kehidupan, Rahasia Surga Di Telapak Kaki Ibu, Tata Cara Sembahyang dan Pengertiannya, Teologi Hindu dan lainnya sudah masuk ke Sumut.

“Namun hanya saja ada yang mau baca atau tidak. Harapan saya mereka mau mencari buku-buku ini lagi. Saya menawarkan pada yang bisa menghubungi kami ataupun bisa menghubungi teman kami di Parisada. Buku ini gratis,” jelasnya.

Selain rencana launching buku barunya di Medan, Kobalen bersama masyarat India lintas agama di Kota Medan juga pada 26 Oktober 2019 nanti akan merayakan setahun berdirinya Gapura Little India di Jalan Zainul Arifin. Kegiatan ini bertepatan dengan perayaan Deepavali yang ke 5121 Kaliyuga tahun 2019 di Kuil Mariamman. (ts-02)

The post Penulis A.S Kobalen Luncurkan Buku Baru Siwapuranam appeared first on tobasatu.com.

#tobasatu #beritamedan

0 notes

trimahar · 7 years

Text

Ceritanya Hantam Magang Di KBRI Bangkok : Atdag

Yeah I know it’s almost midnight. Dan gue juga baru aja kelar mandi karena abis pulang dari IMPACT Arena, Exhibition & Convention Center tempat berlangsungnya OTOP Expo. Gue bukannya jalan-jalan aja, tapi itu juga termasuk agenda magang gue yang baru berlangsung sehari. Endeuss kan?

Sawasdee Khrab!

Hari ini, Senin 22 Mei 2017 adalah garu pertama gue magang di KBRI Bangkok. Banyak sekali pengalaman seru yang gue alami di hari ini. Mulai dari ikut pertemuan kunjungan mahasiswa-mahasiswi agribisnis Pascasarjana IPB ke KBRI, ketemu sama Kak Jets, dan juga seru-seruan bantu-bantu di Atase Perdagangan KBRI Bangkok.

Sudah bukan cerita khayalan lagi kan kalau Bangkok itu panasnya bisa bikin mandi keringat? Bahkan pagi setelah mandi pun rasa-rasanya masih ingin tetap mandi. Lembab-lembab panas gimana gitu teh udara di sini. Bagi yang newbe seperti gue, harus beberapa jam buat adaptasi.

Gue tadi datang ke KBRI bareng Syifa (doi dateng kepagian, jam 7 udh sampai padahal masuk jam 9). Setelah bertemu dengan pak Sudarmanto, staff di Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud), kami langsung diajak bantu-bantuin persiapan nerima kunjungan dari Pascasarjana Agribisnis IPB. Dari nata-nata snacks sampai bantu-bantuin foto-foto selama acara.

Kami juga ikut nyimak pertemuan itu yang intinya membahas tentang bagaimana strategi Thailand kok bisa gencar banget masuk pasar-pasar luar negeri di bidang pangan. Sudah nggak jadi pertanyaan lagi jika Thailand jadi semacam katalog dunia untuk makanan. Muacem muacem makanan ada di sini. Sejauh yang gue pernah icip, gue suka semua. Masih masuk lah di lidah gue.

Kenyataan itu semakin dikukuhkan dengan branding Thailand sebagai The Kitchen of The World. Sumpah nya, gue baru denger itu kalimat dan langsung keinget matkul Brand Management. Hehehehek. Maksudnya gue nggak takjub banget, hanya saja semacam ada kalimat “Damn, that’s so kewl!” Kitchen of The World gitu lho. Dapurnya dunia, yang mana pasti ada buanyak makanan di sana. Dan bener kan?

Dalam pertemuan tadi, Pak Widodo, Atase Pensosbud menambahkan jika Thailand benar-benar serius menggarap agrikultur dari mentah menjadi matang. Maksudnya, bukan hanya fokus pada komoditi pangan mentah, tetapi juga diolah. Itu ditunjang dengan pendidikan jurusan pangan di Thailand yang mumpuni mulai dari riset, pengembangan, sarana dan juga laboratorium pangan. Sampai segitunya Thailand serius menggarap sektor ini. Siapa sih yang nggak butuh pangan?

Dari mengikuti pertemuan itu, gue dapet banyak banget insight tentang banyak hal terutama di bidang strategi pangan. Nggak hanya itu saja, tadi juga dibahas tentang masalah-masalah yang pernah menimpa Thailand seperti saat cadangan beras Thailand sangat melimpah dan harga jadi drop banget. Hukum supply and demand lah. Ternyata teh masalah bukan hanya bisa terjadi karena kekurangan, kelebihan bahan makanan, beras dalam hal ini pun juga bisa jadi masalah dan itu serius karena menyangkut sikap yang diambil pemerintah Thailand. Manteb lah pagi tadi belajar banyak hal banget.

Gue dan Syifa sempat tinggal beberapa jam di ruangan Atdikbud sebelum dibagi ke fungsi-fungsi atase. Abis makan siang gue ketemu sama Kak Jets yang selama ini hanya bisa komunikasi lewat facebook. Sekedar say hai anw biar kenal. Hehek.

Nah, akhirnya gue kebagian tempat di Atase Perdagangan (Atdag) yang dikomandoi oleh Bu Rita. Dari beberapa blog yang pernah gue baca sih, fungsi ini yang paling hectic dengan adanya dering telepon setiap saat dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan perdagangan. Ternyata memang benar adanya. Gue langsung dikasih tugas oleh Bu Rita untuk terjemahin berita-berita yang menyangkut kebijakan-kebijakan ekonomi, industri dan perdagangan di Thailand. Terjemahin beritanya dari majalah maupun koran.

Nggak hanya itu saja, tadi gue setelah jam pulang kantor juga diajak ke OTOP Expo yang diselenggarain di Impact Arena, Exhibition & Convention Center. Jadi, OTOP itu singkatan dari One Tamboon One Product. Njir keren banget. Jadi gini sederhananya, pemerintah Thailand itu support banget dengan komunitas-komunitas yang ada di daerah-daerah. Setiap daerah punya satu produk unggulan dan di OTOP Expo ini produk-produk itu dijajakan. Nggak main-main hlo, dari tempat, layout dan dekorasinya bener-bener keren. Produknya juga bermacam-macam.

Di OTOP Expo ini ada juga peserta dari negara-negara selain Thailand yang masih masuk dalam ASEAN. Indonesia tadi ada empat booth dan semuanya mengangkat batik. Tadi gue diajak buat nemenin Bu Rita dan Pak Widodo yang berkunjung ke sana.

Gue juga sempat jalan-jalan ke bagian booth belakang yang khusus makanan. Demi Nyonya Meneer yang sudah berdiri sejak 1919 gue langsung ngiler saat lihat berbagai macam makanan yang dijual di sana. It’s like, “damn! I should control myself!!!” karena ya semuanya terlihat lezat. Apalagi juga harga yang ditawarkan sangat terjangkau. Bahkan bisa dikatakan murah jika dibandingkan dengan harga di Bandung. Kalau nggak inget gue tadi juga diajak makan bareng, gue udah nyicip satu-satu dah itu makanan.

Gue dahulu beli kain tenun khas Lombok melalui toko daring di Instagram harganya 185 ribu rupiah, di OTOP Expo ini, kain tenun yang bermotif mirip-mirip seperti daerah timur Indonesia dengan uang segitu sudah dapat dua sampai tiga lembar. Murah!!! Gatau kenapa gitu bisa semurah itu.

Satu kain yang gue taksir adalah kain yang kelihatan seperti kain jeans, tetapi itu tenun. Warnanya biru dan ada aksen-aksen putih gitu. Kece banget dah. Naksir gue.

Nah, expo atau pameran-pameran gitu adalah juga salah satu acara yang di-handle oleh Atdag. Sudah terasa belum ke-hectic-annya? Jika belum masih ada beberapa hari lagi kok gue di Atdag. Dan gue yakin, gue bakal lebih seru-seruan lagi bareng Bu Rita, Khun Prim, Khun Dom, Mbak Ria dan Mas Richard. Gue belum terlalu kenal anw, walau gitu gue yakin besok juga bisa lebih kenal.

Nah, terakhir tadi gue ikut makan malem gitu bareng tenants dari Indonesia yang ikut OTOP Expo bersama Bu Rita juga Pak Widodo. Keren sih, manteb banget KBRI respek sama penggiat industri kreatif Indonesia dengan salah satu caranya yaitu mengundang mereka untuk mengisi booth di OTOP Expo ini. Masih banyak Expo lainnya anw seperti Pameran Industri yang akan diadakan Juli ini. Manteb!

Oke segitu aja ya cerita gue di hari pertama magang gue di KBRI. Next, insyaAllah bakal masih tetep update tiap hari. Tetap semangat!

0 notes

souvenirkantorpremiuml · 2 months

Text

Souvenir merchandise kantor (0821-3108-7971)

Pendahuluan

Pengenalan tentang souvenir khas Jakarta

Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, tidak hanya merupakan pusat bisnis dan pemerintahan, tetapi juga memiliki kekayaan budaya yang unik. Souvenir khas Jakarta mencerminkan warisan budaya Betawi dan sejarah kota ini. Souvenir-souvenir ini tidak hanya menarik bagi wisatawan, tetapi juga penting dalam memperkuat identitas budaya lokal dan ekonomi.

Pentingnya souvenir dalam budaya dan ekonomi lokal

Souvenir memainkan peran penting dalam budaya dan ekonomi lokal. Dalam budaya, souvenir berfungsi sebagai alat untuk memperkenalkan dan mempromosikan warisan budaya dan tradisi kepada wisatawan. Mereka juga berfungsi sebagai kenang-kenangan bagi wisatawan, yang membawa pulang sebagian kecil dari pengalaman mereka di Jakarta.

Secara ekonomi, industri souvenir memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal. Penjualan souvenir menciptakan lapangan kerja bagi pengrajin lokal, meningkatkan pendapatan bagi usaha kecil dan menengah, serta menarik wisatawan untuk berbelanja, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan kota dari sektor pariwisata.

Sejarah Souvenir Khas Jakarta

Asal-usul dan perkembangan souvenir di Jakarta

Souvenir khas Jakarta memiliki sejarah panjang yang mencerminkan perkembangan budaya dan ekonomi kota ini. Souvenir awal yang diproduksi di Jakarta biasanya berasal dari kerajinan tangan tradisional Betawi. Misalnya, kerajinan dari anyaman rotan dan kain tenun telah lama menjadi bagian dari budaya lokal.

Seiring dengan perkembangan kota, souvenir Jakarta juga berkembang. Pada awal abad ke-20, dengan meningkatnya jumlah wisatawan dan ekspatriat yang tinggal di Jakarta, permintaan akan souvenir meningkat. Ini mendorong para pengrajin lokal untuk menciptakan produk yang lebih beragam dan inovatif.

Evolusi desain dan fungsi souvenir

Desain souvenir Jakarta telah mengalami evolusi yang signifikan. Pada awalnya, desain souvenir lebih sederhana dan tradisional, sering kali menggunakan motif dan teknik yang diwariskan dari generasi ke generasi. Namun, dengan masuknya pengaruh modern dan kebutuhan pasar, desain souvenir mulai menggabungkan elemen-elemen kontemporer tanpa mengabaikan akar tradisionalnya.

Fungsi souvenir juga telah berkembang. Selain sebagai kenang-kenangan, souvenir kini sering kali memiliki fungsi praktis, seperti dekorasi rumah, aksesori fashion, atau alat tulis. Hal ini membuat souvenir lebih menarik bagi berbagai kelompok konsumen, baik lokal maupun internasional.

Jenis-Jenis Souvenir Khas Jakarta

Batik Betawi : adalah salah satu souvenir paling ikonik dari Jakarta. Batik ini memiliki motif khas yang mencerminkan budaya Betawi, seperti motif ondel-ondel, rumah Betawi, dan flora serta fauna lokal.

Ondel-ondel Mini : adalah replika kecil dari boneka raksasa ondel-ondel yang merupakan ikon budaya Betawi. Ondel-ondel biasanya digunakan dalam upacara adat dan festival, melambangkan roh pelindung. Ondel-ondel mini terbuat dari bahan seperti kayu atau plastik dan sering dihiasi dengan warna-warna cerah serta aksesoris khas. Souvenir ini sangat populer di kalangan wisatawan sebagai cinderamata yang unik dan otentik dari Jakarta.

Kerajinan Rotan : adalah produk yang terbuat dari anyaman rotan, bahan alami yang banyak ditemukan di Indonesia. Kerajinan ini mencakup berbagai produk seperti keranjang, tas, topi, dan perabotan kecil. Kerajinan rotan Jakarta dikenal karena keahlian pengrajinnya dan desainnya yang menarik serta fungsional. Produk rotan ini sering dijadikan souvenir karena selain indah, juga ramah lingkungan dan tahan lama.

Miniatur Monas : adalah replika kecil dari monumen ikonik yang terletak di pusat Jakarta. Monas adalah simbol perjuangan kemerdekaan Indonesia dan salah satu objek wisata utama di Jakarta. Miniatur Monas biasanya terbuat dari bahan seperti kayu, logam, atau plastik, dan dihiasi dengan detail yang akurat. Souvenir ini populer karena menggambarkan salah satu landmark paling terkenal di Indonesia.

Kain Tenun Jakarta: adalah kain tradisional yang ditenun dengan tangan oleh pengrajin lokal. Kain ini sering menampilkan pola dan warna khas Betawi yang kaya akan simbolisme budaya. Kain tenun digunakan dalam berbagai produk, seperti pakaian, syal, dan aksesoris rumah. Souvenir kain tenun tidak hanya indah tetapi juga mencerminkan warisan budaya yang kaya dan keahlian pengrajin lokal.

Pentingnya Souvenir Khas Jakarta dalam Pariwisata

Kontribusi souvenir terhadap industri pariwisata

Souvenir khas Jakarta berkontribusi signifikan terhadap industri pariwisata. Mereka menarik wisatawan untuk mengunjungi pasar tradisional dan toko souvenir, yang pada gilirannya meningkatkan jumlah kunjungan dan pengeluaran wisatawan. Souvenir juga membantu mempromosikan Jakarta sebagai destinasi wisata budaya yang kaya dan beragam.

Dampak ekonomi dari penjualan souvenir

Penjualan souvenir memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Industri souvenir menciptakan lapangan kerja bagi pengrajin, pedagang, dan sektor terkait lainnya. Selain itu, penjualan souvenir juga meningkatkan pendapatan usaha kecil dan menengah, yang sering kali menjadi tulang punggung ekonomi lokal. Pengeluaran wisatawan untuk membeli souvenir juga berkontribusi pada pendapatan daerah dari sektor pariwisata.

Jakarta, ibu kota Indonesia, dikenal dengan keragaman budayanya yang kaya dan beragam. Souvenir khas Jakarta tidak hanya menjadi simbol kenang-kenangan tetapi juga memiliki peran penting dalam memperkenalkan budaya dan mendukung ekonomi lokal. Souvenir ini, dengan berbagai jenis dan bentuknya, mampu mencerminkan identitas dan keunikan kota metropolitan ini.

Sejarah souvenir di Jakarta dapat ditelusuri sejak zaman kolonial, di mana berbagai kerajinan tangan mulai dikenal dan dijadikan oleh-oleh oleh para pendatang. Seiring waktu, souvenir mengalami evolusi dari segi desain dan fungsi, menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan pasar.

#souvenir perusahaan

0 notes

souvenirkantorpremiuml · 2 months

Text

Souvenir kantor kekinian