Tumgik
#ekaristi perkawinan
poetrafoto · 4 years
Photo
Tumblr media
(via Suasana Upacara Sakramen Perkawinan dalam Ekaristi Pemberkatan Pernikahan di Gereja Katolik Bedog Yogyakarta) Suasana Upacara Sakramen Perkawinan dalam Ekaristi Pemberkatan Pernikahan di Gereja Katolik Bedog Yogyakarta
https://poetrafoto.wordpress.com/2017/02/26/17-foto-sakramen-pemberkatan-pernikahan-di-gereja-katolik-bedog-jogja/foto-pemberkatan-sakramen-pernikahan-di-gereja-katolik-bedog-jogja-9/
#UpacaraSakramenPerkawinan #Sakramen #SakramenPerkawinan #Perkawinan #PerkawinanKatolik #EkaristiPerkawinan #SakramenPernikahan #EkaristiPernikahan #PemberkatanPernikahan #PemberkatanPerkawinan #PernikahanKatolik #GerejaKatolik #PerkawinanYogyakarta #PernikahanYogyakarta
0 notes
wartakanlah · 6 years
Text
‘Sesamaku adalah Aku yang Lain’ bagi Komunitas Perempuan Manggarai
FOKUS, dawainusa.com – “Sesamaku adalah Aku yang Lain”. Kalimat tersebut merupakan sebuah tagline yang dipilih dan disepakati oleh para perempuan Manggarai, Flores, NTT sebagai spirit yang menggerakkan Komunitas Perempuan Manggarai (KPM) yang mewadahi mereka di Jakarta, dalam perayaan hari jadinya yang pertama di Wisma Slipi, Jakarta Barat, Minggu (21/10).
Ungkapan yang tertuang di dalam kalimat ini memiliki daya reflektif yang sangat dalam. Dari penjelasan Ketua KPM Yosefina Syukur, kalimat tersebut memuat sejumlah permenungan para perempuan Manggarai yang berada di Jakarta terkait makna keberadaan mereka dalam situasi hidup di tengah sesamanya di dunia ini.
Sama seperti filsuf asal Prancis bernama Gabriel Marcel yang melihat orang lain sebagai ‘Ada yang Menjelmah’ dan kepadanya setiap orang dituntut untuk saling berbagi cinta, dengan ungkapan tersebut, para perempuan Manggarai di Jakarta hendak menegaskan bahwa “kehadiran kita di dunia ini dituntut untuk saling berbagi dan bertanggung jawab terhadap sesama”.
Baca juga: Pakai Kata ‘Lingko’, Bupati Manggarai Surati Gubernur Anies Baswedan
“Ungkapan tersebut menyiratkan dan menyuratkan suatu tanggung jawab kemanusiaan para perempuan Manggarai di Jakarta khususnya, untuk dapat menciptakan dunia yang lebih baik dan bermartabat, yakni dengan menjadi pelayan dan pembawa berkat serta kasih terhadap sesama,” jelas Yosefina Syukur kepada Dawai Nusa.
Ibu Yosefina Syukur & Para Perempuan Manggarai – ist
Apa yang disampaikan oleh Yosefina Syukur soal makna di balik kalimat itu juga ditegaskan secara teologis oleh Pater Petrus C. Aman, OFM, yang memimpin perayaan ekaristi dalam misa kudus peringatan satu tahun KPM tersebut.
Sebagaimana melalui refleksi yang diberikannya pada saat misa kudus itu,  Pater Pater menerangkan bahwa ungkapan ini sengaja dipilih oleh para perempuan Manggarai yang tergabung di dalam KPM untuk menunjukkan kepada setiap orang tentang suatu kebenaran yang paling fundamental tentang sosialitas manusia.
Ungkapan ini, demikian Pater Peter melanjutkan, memiliki landasan Biblis, yakni dimuat di dalam Kitab Kejadian yang menceritakan tentang kisah penciptaan manusia pertama oleh Allah. Dalam kitab tersebut diceritakan bahwa Adam menyadari dirinya ketika Allah menghadirkan Eva di hadapan wajahnya.
“Waktu adam melihat Eva, ia mengatakan begini, ‘inilah dia tulang dari tulangku dan daging dari dariku’. Adam melihat dirinya pada Eva. Juga sebaliknya,” ungkap Pater Peter.
Bagi Pater Peter, kisah ini hendak mengingatkan kepada setiap orang bahwa setiap manusia diciptakan Allah untuk saling melengkapi, saling menolong, serta mesti dapat membangun sikap solider terhadap yang lain. Sebab, dengan menjalankan segala kebajikan tersebut, makna dan kualitas diri seseorang akan ditemukan.
Pater Peter Aman, OFM – ist
“Ini merupakan kebenaran paling fundamental tentang sosialitas manusia. Orang lain adalah diri kita yang lain, yang mestinya menjadi sumber inspirasi bagi kebersamaan, bagi kehidupan bersama, juga bagi solidaritas,” terang Pater Peter.
Jejak-jejak KPM dalam Pelayanan kepada Sesama
Spirit ‘Sesamaku adalah Aku yang Lain’ yang berusaha sedang dihidupi oleh  Komunitas Perempuan Manggarai (KPM) tersebut sejauh ini sudah memiliki jejak-jejaknya dalam kehidupan nyata dan aksi-aksi konkrit.
Dalam usianya yang sudah memasuki satu tahun tersebut, mereka telah berhasil memberikan begitu banyak pelayanan dan pengabdian sebagai wujud dari keprihatinan, cinta kasih, dan tanggung jawab sosial mereka terhadap sesama atau yang lain.
Perempuan Manggarai sedang Memainkan Alat Musik Tradisional – ist
Dari keterangan yang diberikan oleh Yosefina Syukur, wujud keprihatinan, cinta kasih, dan tanggung jawab sosial itu mereka lakukan dalam bentuk aksi peduli terhadap orang-orang lemah, sentuhan kasih dan bantuan kepada mereka yang menderita akibat sakit.
Baca juga: Anies Baswedan Beri Ucapan Terima Kasih untuk Masyarakat Manggarai
“Pertama, membagi kasih natal kepada orang Manggarai yang dianggap memerlukan bantuan, antara lain kepada orang Manggarai yang tuna netra pada bulan Desember tahun 2017. Kedua, mengadakan kunjungan dan memberikan tanda kasih kepada orang Manggarai yang sedang sakit, baik yang dirawat di Rumah Sakit maupun yang sedang dalam perawatan jalan,” jelas dia.
Tarian Adat Manggarai – ist
Tidak hanya melakukan hal demikian, KPM juga memiliki semangat yang tinggi dan apresiatif terhadap nilai-nilai budaya yang ada. Banyak hal yang telah mereka wujudkan sebagai bagian dari upaya mereka untuk mendorong pertumbuhan dan kemajuan budaya di Indonesia umumnya dan budaya Manggarai khususnya.
“Kami telah mengadakan misa inkulturasi dan pentas budaya. Juga pernah memberikan apresiasi kepada seniman Manggarai,” kata Yosefina Syukur.
“Kami juga selalu memberi tanda duka cita (Wae Lu’u) kepada beberapa Orang Manggarai yang meninggal. Selain itu, kami juga sangat terlibat aktif dalam menyumbangkan koor dalam misa perkawinan ataupun misa kematian apabila diminta atau diperlukan,” lanjut dia.
Bagi Yosefina Syukur, apa yang telah dicapai oleh KPM di usianya yang pertama ini bukan merupakan suatu akhir dari segalanya. Ia mengatakan bahwa segala hal tersebut hanyalah suatu modal bagi KPM untuk terus melakukan berbagai bentuk pelayanan di hari selanjutnya. Sebab, masih sangat banyak mimpi yang belum diwujudkan oleh KPM.
Tentang Komunitas Perempuan Manggarai (KPM)
Komunitas Perempuan Manggarai (KMP) ini sendiri merupakan sebuah wadah yang menghimpun dan menyatukan semua perempuan Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang saat ini sedang berdomisili di Jakarta.
Komunitas ini didirikan pada 21 Oktober 2017 oleh 22 orang perempuan Manggarai di hadapan Notaris Gunawan, SH, M.Kn di Tangerang Banten, dengan legitimasi hukum diperoleh lewat SK Menteri Hukum dan HAM RI No. AHU-0000093.AH.01.07 Tahun 2018 tertanggal 9 Januari 2018.
Seorang Ibu dari Manggarai sedang Membawakan Sebuah Lagu Daerahnya – ist
Sebagai sebuah komunitas sosial, KPM merupakan organisasi masyarakat yang bersifat mandiri, tunggal dan tidak berafiliasi dengan organisasi masyarakat atau organisasi politik apapun.
Baca juga: 10 Tempat Wisata Terbaik di Kabupaten Manggarai, Flores, NTT
Karena itu, dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, KPM melayani setiap orang dalam bingkai semangat kekeluargaan yang menjunjung tinggi sikap sukarela, sosial, dan mandiri, netral dan tidak membeda-bedakan atas dasar profesi, jenis kelamin, suku, agama, ras, dan golongan.
Dasar perjuangan yang diembankan oleh KPM ialah keberpihakannya kepada nilai kebenaran, kejujuran, non diskriminasi, persamaan kedudukan, anti kekerasan, solidaritas, dan gotong royong.
Ketua KPM, Yosefina Syukur sedang Meniup Lilin Ulang Tahun – ist
“Itu sebabnya, kami datang sebagai perempuan Manggarai dan melepaskan segala atribut kami termasuk profesi kami masing-masing. Kami semua mempunyai kedudukan dan hak yang sama,” kata Ketua KPM, Yosefina Syukur.
Visi yang hendak diwujudkan oleh KPM ialah memupuk, membangun dan mengembangkan semangat kekeluargaan dan gotong royong antar Perempuan Manggarai dalam usaha saling membantu sesama termasuk perempuan Manggarai yang berada di perantauan.
Semua hal itu dimaksudkan untuk mencapai terwujud Perempuan Manggarai yang berwawasan luas, terampil, kreatif dan berkualitas, yang patuh hukum dan berkembang di bidangnya, serta mandiri dan memiliki pengabdian serta tanggung jawab pada pembangunan umumnya dengan penuh kesadaran dan dalam rasa kesetiakawanan.
Keceriaan Para Perempuan Manggarai di Hari Jadi KPM yang Pertama – ist
“KPM Masih menerima anggota dengan syarat: perempuan secara perorangan yang mempunyai spirit perempuan Manggarai, yang diwujudkan dalam kecintaan dan kepedulian pada perempuan Manggarai dan pembangunan Manggarai, tantap melihat asal-usul, keturunan, golongan, agama dan profesi,” kata Yosefina Syukur.*
Selengkapnya: ‘Sesamaku adalah Aku yang Lain’ bagi Komunitas Perempuan Manggarai
https://www.dawainusa.com/sesamaku-adalah-aku-yang-lain-bagi-komunitas-perempuan-manggarai/
0 notes
vituspolikarpus · 7 years
Video
youtube
Lagu Hiburan Anak Berkebutuhan Khusus Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Kota Wisata Cibubur, pada acara Hari Perkawinan Sedunia 11 Pebruari 2018. Anak-anak berkebutuhan khusus ini meyanyikan 4 lagu berturut-turut mengawali acara hiburan dan ramah tamah setelah perayaan Ekaristi. 1.Terima kasih cinta 2.Jangan Menyerah, 3.Aku Bangga jadi Anak Katolik 4. Cinta untuk Mama Salut ketika melihat semangat anak-anak berkebutuhan khusus, bisa menyanyikan sejumlah lagu dengan gembira,
0 notes
serafinalovejoshua · 8 years
Text
Thought via Path
Jumat, 24 Februari 2017 Hari Biasa Pekan VII Gereja menegaskan lagi prakteknya yang berdasarkan Kitab Suci, untuk tidak mengizinkan mereka yang bercerai, kemudian menikah lagi, menyambut Ekaristi Kudus. Mereka tidak dapat diijinkan, karena status dan kondisi hidup mereka berlawanan dengan persatuan cinta kasih antara Kristus dan Gereja, yang dilambangkan oleh Ekaristi dan merupakan buahnya. Selain itu masih ada alasan pastoral khusus lainnya. Seandainya mereka itu diperbolehkan menyambut Ekaristi, umat beriman akan terbawa dalam keadaan sesat dan bingung mengenai ajaran Gereja, bahwa pernikahan tidak dapat diceraikan. (Paus Yohanes Paulus II, Anjuran Apostolik Familiaris Consortio, 84) Antifon Pembukaan – Yesus bin Sirakh 6:5-6  Tutur kata yang manis mendapat banyak sahabat, dan keramahan diperbanyak oleh lidah yang manis lembut. Mudah-mudahan banyak orang berdamai denganmu. Pengantar Ada orang yang bersahabat hanya selama menguntungkan. Sahabat yang setia tak ternilai harganya. Kata-kata bijaksana itu diterapkan Yesus dalam kesetiaan keluarga. Kesetiaan Yesus kepada Gereja, mempelai-Nya dapat dijadikan gambaran. Doa Pembukaan Marilah bedoa: Allah Bapa mahabaik, Engkaulah sahabat dan pemimpin kami berkat Yesus utusan-Mu. Semoga kami Kauperkenankan saling memberikan persahabatan dan kebijaksanaan, yang kami terima daripada-Mu. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, …. Bacaan Pertama – Yesus bin Sirakh 6:5-17 Sahabat sejati itu tanpa pamrih dan tetap setia, sekalipun mengalami kesulitan. Sahabat demikian tak ternilai. Hal itu mungkin, karena dilandasi sesuatu yang luhur, yang merupakan ungkapan iman. “Sahabat yang setia tiada ternilai.” Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh: Tutur kata yang manis mendapat banyak sahabat, dan keramahan diperbanyak oleh lidah yang manis lembut. Mudah-mudahan banyak orang berdamai denganmu, tetapi dari antara seribu hanya satu saja menjadi penasihatmu. Jika engkau mau mendapat sahabat, ujilah dia dahulu, dan jangan segera percaya padanya. Sebab ada orang yang bersahabat hanya selama menguntungkan, tetapi di kala engkau mendapat kesukaran, ia tidak bertahan. Ada juga sahabat yang berubah menjadi musuh, lalu menistakan dikau dengan menceriterakan percekcokanmu dengan dia. Ada lagi sahabat yang ikut serta dalam perjamuan makan, tetapi tidak bertahan pada hari kemalanganmu. Pada waktu engkau sejahtera ia sehati sejiwa dengan dikau dan bergaul akrab dengan seisi rumahmu. Tetapi bila engkau mundur ia berbalik melawan dikau serta menyembunyikan diri terhadapmu. Jauhilah para musuhmu, dan berhati-hatilah terhadap para sahabatmu. Sahabat yang setia merupakan pelindung yang kuat; yang menemukannya, menemukan suatu harta. Sahabat yang setia, tiada ternilai, dan harganya tiada terbayar. Sahabat yang setia laksana obat kehidupan; hanya orang yang takwa akan memperolehnya. Orang yang takwa memelihara persahabatan dengan lurus hati, sebab sebagaimana ia sendiri, demikianpun sahabatnya. Demikianlah sabda Tuhan. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan – Mazmur 119:12.16.18.27.34.35 Refren: Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu. Mazmur:  Terpujilah Engkau, ya Tuhan; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.  Ketetapan-ketetapan-Mu akan menjadi sumber sukacitaku, firman-Mu tidak akan kulupakan.  Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban hukum-Mu.  Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.  Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.  Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya. BAIT PENGANTAR INJIL Yoh 17:17ab S: Alleluya. U: Alleluya. S: Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran. U: Alleluya. Bacaan Injil – Markus 10:1-12 Dengan jelas Yesus mengajarkan bahwa suami-istri, karena pernikahan tak dapat diceraikan lagi. Dalam hidup berkeluarga pria wanita harus dapat saling menemukan pribadi masing-masing dan saling melengkapi kekurangannya. Dengan demikian mereka membangun kemanusiaan mereka bersama. “Yang dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia.” Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus: Pada suatu hari Yesus berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah seberang Sungai Yordan. Di situ orang banyak datang mengerumuni Dia, dan seperti biasa Yesus mengajar mereka. Maka datanglah orang-orang Farisi hendak mencobai Yesus. Mereka bertanya, “Bolehkah seorang suami menceraikan isterinya?” Tetapi Yesus menjawab kepada mereka, “Apa perintah Musa kepadamu?” Mereka menjawab, “Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai.” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Karena ketegaran hatimulah Musa menulis perintah untukmu. Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka pria dan wanita; karena itu pria meninggalkan ibu bapanya dan bersatu dengan isterinya. Keduanya lalu menjadi satu daging. Mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia.” Setelah mereka tiba di rumah, para murid bertanya pula tentang hal itu kepada Yesus. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan wanita lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika isteri menceraikan suaminya lalu kawin dengan pria yang lain, ia berbuat zinah.” Demikianlah Injil Tuhan. Terpujilah Kristus Ajaran Gereja: Magisterium KGK 1643 "Cinta kasih suami isteri mencakup suatu keseluruhan. Di situ termasuk semua unsur pribadi: tubuh beserta naluri-nalurinya, daya kekuatan perasaan dan afektivitas, aspirasi roh maupun kehendak. Yang menjadi tujuan yakni: kesatuan yang bersifat pribadi sekali; kesatuan yang melampaui persatuan badani dan mengantar menuju pembentukan satu hati dan satu jiwa; kesatuan itu memerlukan sifat tidak terceraikan dan kesetiaan dalam penyerahan diri secara timbal balik yang definitif, dan kesatuan itu terbuka bagi kesuburan. Pendek kata: itulah ciri-ciri normal setiap cinta kasih kodrati antara suami dan isteri, tetapi dengan makna baru, yang tidak hanya menjernihkan serta meneguhkan, tetapi juga mengangkat cinta itu, sehingga menjadi pengungkapan nilai-nilai yang khas Kristen". (FC 13). Perkawinan Itu Satu dan Tidak Terceraikan KGK 1644 Cinta suami isteri dari kodratnya menuntut kesatuan dan sifat yang tidak terceraikan dari persekutan pribadi mereka, yang mencakup seluruh hidup mereka: "mereka bukan lagi dua, melainkan satu" (Mat 19:6) Bdk. Kej 2:24.. "Mereka dipanggil untuk tetap bertumbuh dalam kesatuan mereka melalui kesetiaan dari hari ke hari terhadap janji Perkawinannya untuk saling menyerahkan diri seutuhnya" (FC 19). Persatuan manusia ini diteguhkan, dijernihkan, dan disempurnakan oleh persatuan dalam Yesus Kristus yang diberikan dalam Sakramen Perkawinan. Ia memperdalam diri dengan hidup iman bersama dan oleh Ekaristi yang diterima bersama. KGK 1645 "Karena kesamaan martabat pribadi antara suami dan isteri, yang harus tampil dalam kasih sayang timbal balik dan penuh-purna, jelas sekali nampaklah kesatuan Perkawinan yang dikukuhkan oleh Tuhan" (GS 49,2). Poligami melawan martabat yang sama suami isteri dan cinta dalam keluarga, yang unik dan eksklusif. Bdk. FC 19. KGK 1646 Dari kodratnya cinta Perkawinan menuntut kesetiaan yang tidak boleh diganggu gugat oleh suami isteri. Itu merupakan akibat dari penyerahan diri dalamnya suami isteri saling memberi diri. Cinta itu sifatnya definitif. Ia tidak bisa berlaku hanya "untuk sementara". "Sebagaimana saling serah diri antara dua pribadi, begitu pula kesejahteraan anak-anak, menuntut kesetiaan suami isteri yang sepenuhnya, dan menjadikan tidak terceraikannya kesatuan mereka mutlak perlu" (GS 48, 1). KGK 1647 Alasan terdalam ditemukan dalam kesetiaan Allah dalam perjanjian-Nya dan dalam kesetiaan Kristus kepada Gereja-Nya. Oleh Sakramen Perkawinan suami isteri disanggupkan untuk menghidupi kesetiaan ini dan untuk memberi kesaksian tentangnya. Oleh Sakramen, maka Perkawinan yang tak terceraikan itu mendapat satu arti baru yang lebih dalam. KGK 1648 Mengikat diri untuk seumur hidup kepada seorang manusia, dapat kelihatan berat, malahan tidak mungkin. Maka lebih penting lagi untuk mewartakan kabar gembira, bahwa Allah mencintai kita dengan cinta yang definitif dan tak terbatalkan, bahwa suami isteri mengambil bagian dalam cinta ini, bahwa cinta ini menopang dan membantu mereka dan bahwa mereka dapat menjadi saksi-saksi cinta Allah yang setia melalui kesetiaan mereka. Suami isteri, yang dengan bantuan Allah memberi kesaksian ini dalam keadaan yang sering kali sangat sulit, berhak atas terima kasih dan bantuan dari persekutuan gerejani. Bdk. FC 20. KGK 1649 Tetapi ada situasi, di mana hidup bersama dalam keluarga, karena alasan-alasan yang sangat bervariasi, praktis tidak mungkin lagi. Dalam keadaan semacam ini Gereja mengizinkan, bahwa suami isteri secara badani berpisah dan tidak perlu lagi tinggal bersama. Tetapi Perkawinan dari suami isteri yang berpisah ini tetap sah di hadirat Allah; mereka tidak bebas untuk mengadakan Perkawinan baru. Dalam situasi yang berat ini perdamaian merupakan penyelesaian yang terbaik, jika mungkin. Jemaat Kristen harus membantu orang-orang ini, agar dapat menanggulangi situasi hidup mereka ini secara Kristen dan dalam kesetiaan kepada ikatan Perkawinannya yang tak terpisahkan. Bdk. FC 83; CIC, cann. 1151-1155. KGK 1650 Dalam banyak negara, dewasa ini terdapat banyak orang Katolik yang meminta perceraian menurut hukum sipil dan mengadakan Perkawinan baru secara sipil. Gereja merasa diri terikat kepada perkataan Yesus Kristus: "Barang siapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinaan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zina" (Mrk 10:11-12). Karena itu, Gereja memegang teguh bahwa ia tidak dapat mengakui sah ikatan yang baru, kalau Perkawinan pertama itu sah. Kalau mereka yang bercerai itu kawin lagi secara sipil, mereka berada dalam satu situasi yang secara obyektif bertentangan dengan hukum Allah. Karena itu, mereka tidak boleh menerima komuni selama situasi ini masih berlanjut. Dengan alasan yang sama mereka juga tidak boleh melaksanakan tugastugas tertentu dalam Gereja. Pemulihan melalui Sakramen Pengakuan hanya dapat diberikan kepada mereka yang menyesal, bahwa mereka telah mencemari tanda perjanjian dan kesetiaan kepada Kristus, dan mewajibkan diri supaya hidup dalam pantang yang benar. KGK 1651 Kepada orang-orang Kristen yang hidup dalam situasi ini dan yang sering kali mempertahankan imannya dan ingin mendidik anak-anaknya secara Kristen, para imam dan seluruh jemaat harus memberi perhatian yang wajar, supaya mereka tidak menganggap diri seakan-akan terpisah dari Gereja, karena mereka sebagai orang yang dibaptis dapat dan harus mengambil bagian dalam kehidupannya. "Hendaklah mereka didorong untuk mendengarkan Sabda Allah, menghadiri kurban Ekaristi, tabah dalam doa, menyumbang kepada karya-karya cinta kasih dan kepada usaha-usaha jemaat demi keadilan, membina anak-anak mereka dalam iman Kristen, mengembangkan semangat serta praktik ulah tapa, dan dengan demikian dari hari ke hari memohon rahmat Allah" (FC 84). Homili Betapa Luhurnya Sebuah Perkawinan Seorang Romo merasa kecewa ketika seorang ibu muda berusia 22 tahun yang barusan menikah 6 bulan datang ke pastoran untuk menanyakan syarat-syarat perceraian di dalam Gereja Katolik. Dia mau bercerai dengan suaminya. Romo dengan keras mengusirnya dari pastoran. Romo mengatakan kepadanya, “Saya mempersiapkan kalian cukup lama melalui pembinaan pra nikah sampai menikah di gereja itu untuk bersatu bukan untuk bercerai.” Ini hanya salah satu contoh kecil yang di alami seorang romo. Saya sendiri pernah mewawancarai calon pasutri selama persiapan perkawinan. Saya bertanya kepada calon istri, “Apa yang anda harapkan setelah menikah dengan suamimu ini?” “Pokoknya saya ingin kawin aja, selanjutnya Tuhan yang tahu”, jawabnya. Saya mengatakan kepadanya, “Wah, kalau ini keinginanmu, pulanglah dan pikir-pikir dulu baru mengambil keputusan untuk menikah” Calon pasutri itu kaget dengan pernyataanku ini. Saya mengatakan kepada mereka bahwa hidup sebagai suami dan istri itu sebuah panggilan untuk menjadi kudus bukan hanya sekedar keinginan sebagai pria dan wanita untuk hidup bersama. Hal-hal yang dicontohkan di atas mencerminkan betapa lemahnya katekese dan pembinaan umat tentang sakramen-sakramen di dalam Gereja katolik. Di samping itu keluarga-keluarga katolik juga mengalami kemunduran dalam memahami hakikat hidup berkeluarga dan kurangnya keluarga katolik sebagai model seperti keluarga kudus di Nazareth. Bagaimana anak-anak dapat belajar membentuk keluarga kalau orang tuanya bukanlah orang tua terbaik dalam hidup perkawinan mereka? Bacaan-bacaan Kitab Suci dalam perayaan Ekaristi hari ini, terutama bacaan pertama dari Kitab Kejadian dan Injil Markus berbicara tentang nilai-nilai luhur sakramen perkawinan. Di dalam bacaan pertama, Tuhan menunjukkan rencana luhurnya untuk menciptakan manusia pria dan wanita. Tuhan bersabda: “Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja! Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan dia”. (Kej 2:18). Manusia pertama itu kemudian berkata, “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan karena ia diambil dari laki-laki. Maka laki-laki meninggalkan orang tuanya dan bersatu dengan istrinya menjadi satu daging” (Kej 2:23-24). Hal penting yang patut kita ingat di sini adalah Tuhan menciptakan Hawa bukan untuk mencintai Adam tetapi supaya sepadan atau cocok dengan Adam. Mereka berdua juga bukan hanya sepadan tetapi saling menolong satu sama lain. Orang-orang Farisi mengenal dengan baik Kitab Taurat tentang keluhuran perkawinan tetapi mereka mau mencobai Yesus. Mereka bertanya kepada Yesus apakah seorang suami boleh menceraikan istrinya karena Musa sendiri juga mengijinkannya dengan surat cerai (Ulangan 24:1-4). Yesus tidak menjawab ya atau tidak tetapi mengatakan bahwa adanya perceraian di atas dasar surat cerai yang dibuat oleh Musa karena “ketegaran hati” mereka. Tetapi Tuhan sendiri tidak memiliki rencana apa pun untuk memisahkan relasi pria dan wanita dalam perkawinan. Sejalan dengan Kitab Kejadian, Markus menulis, “Allah pada mulanya menciptakan laki-laki dan perempuan dan laki-laki itu akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya supaya menjadi satu daging sehingga apa yang dipersatukan Allah janganlah diceraikan manusia”. (Mrk 10:6-9). Seberapa luhurkah perkawinan itu? Di dalam Kompendium Katekismus Gereja Katolik dikatakan bahwa baik pria maupun wanita harus mengerti bahwa Allah adalah cinta dan yang telah menciptakan manusia untuk cinta, telah memanggilnya untuk mencinta. Dengan menciptakan laki-laki dan perempuan, Allah memanggil mereka kepada persatuan hidup yang intim dan cinta di antara mereka dalam perkawinan. Dengan demikian mereka bukan lagi dua melainkan satu (Mat 19:6). Tuhan sendiri bersabda dan memberkati mereka, “Beranakcuculah dan bertambah banyaklah” (Kej 1:28). Pertanyaan yang muncul adalah apa tujuan Tuhan menetapkan perkawinan? Hubungan perkawinan antara laki-laki dan perempuan, yang didasarkan dan didukung dengan hukum-hukumnya sendiri oleh Tuhan sang Pencipta, bertujuan untuk persatuan dan kebaikan suami dan istri dan mempunyai serta mendidik anak-anak. Untuk tujuan yang mulia ini maka perkawinan itu tidak dapat diceraikan. Yesus dalam Injil hari ini mengatakan, “Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia” (Mrk 10:9). Lebih keras lagi Yesus berkata, “Barangsiapa menceraikan istrinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan dengan istrinya itu. Dan jika istri menceraikan suaminya lalu kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zina” (Mrk 10:11-12) Tuhan Yesus memang menghendaki agar perkawinan memiliki martabat baru dalam bentuk sakramen. Perkawinan menjadi simbol cinta kasih Kristus dengan GerejaNya. Santo Paulus menulis kepada jemaat di Efesus, “Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus mengasihi jemaat” (Ef 5:15). Sakramen perkawinan melahirkan ikatan yang kekal dan eksklusif antara suami dan istri. Tuhan Allah sendiri memeteraikan kesepakatan nikah. Maka perkawinan yang sudah ratum dan consummatum antara pria dan wanita yang sudah dibaptis tidak pernah dapat diceraikan. Mereka justru diberi rahmat untuk mencapai kekudusan dan bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anak. Keluhuran perkawinan terletak pada kesepadanan suami dan istri. Namun demikian ada saja dosa yang dapat mengancam perkawinan. Akibat dosa asal maka persekutuan laki-laki dan perempuan seringkali terancam oleh ketidakharmonisan dan ketidaksetiaan. Dosa-dosa dalam perkawinan adalah perzinahan, poligami, menolak untuk tidak memiliki anak dan perceraian. Perzinahan dan poligami bertentangan dengan kesetaraan martabat pria dan wanita. Menolak untuk tidak mempunyai anak bertentangan dengan anugerah untuk mempunyai anak dalam perkawinan. Perceraian tentu bertentangan dengan sifat tak terceraikannya perkawinan. Namun demikian harus diingat bahwa Tuhan selalu mempunyai rencana ilahi bagi setiap orang untuk tetap bersatu. Sabda Tuhan menguatkan dan meneguhkan semua keluarga, suami dan istri yang telah dipanggil secara istimewa untuk menjadi kudus. Kita belajar dari Yesus dalam bacaan kedua yang sangat empati dan rela berkorban bagi manusia yang berdosa. Ia rela direndahkan di bawah malaikat-malaikat padahal malaikat adalah pembantu Tuhan. Yesus sendiri berkata, “Malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak manusia” (Yoh 1: 51). Ia bahkan menderita sampai wafat untuk keselamatan manusia. Inilah pengorbanan diri Yesus bagi manusia. Suami dan istri dapat bahagia dalam perkawinan kalau mereka memiliki rasa empati dan berkorban demi kebaikan bersama. Di samping nilai empati dan pengorbanan diri, suami dan istri juga dipanggil untuk memberikan diri secara total. Mengapa memberikan diri kepada pasangan secara total? Sabda Tuhan memberi jawaban pasti yakni karena suami dan istri diciptakan sepadan dan mereka menjadi satu daging. Tuhan mempersatukan mereka selama-lamanya dan mereka juga bertugas untuk mendidik anak-anak. Maka para pasutri ingatlah, berikanlah dirimu secara total bukan memberi diri setengah-setengah kepada pasanganmu. Kita berdoa semoga Tuhan memelihara dan mempersatukan suami dan istri dalam sakramen perkawinan selama-lamanya. Doa: Tuhan, terima kasih atas keluarga: bapa, mama dan saudara-saudari yang Engkau berikan kepadaku. Amen (Rm John Laba SDB) Renungan Apa maksud-tujuan Allah bagi kita dalam hidup, entah kita menikah atau belum? Yesus menyelesaikan masalah perceraian dengan cara menggiring pikiran para pendengar-Nya kembali ke awal penciptaan dan rencana Allah bagi umat manusia. Dalam Kejadian 2:23-24 kita melihat niat dan cita-cita Allah bahwa dua orang yang menikah harus menjadi satu yang tak terpisahkan dan bahwa keduanya adalah satu daging. Contoh ideal ini bisa ditemukan dalam kesatuan tak terpecahkan antara Adam dan Hawa. Mereka diciptakan untuk satu sama lain dan bukan untuk yang lain. Mereka adalah pola dan simbol untuk semua orang yang akan datang. Yesus menjelaskan bahwa Musa mengijinkan perceraian sebagai konsesi dalam pandangan ideal yang telah hilang. Yesus menetapkan ideal yang tertinggi dari pernikahan di hadapan mereka yang bersedia untuk menerima perintah-Nya. Yesus, juga menetapkan ideal yang tinggi bagi mereka yang dengan bebas meninggalkan pernikahan demi kerajaan surga (Matius 19:11-12). Perkawinan dan hidup selibat adalah panggilan dari Allah untuk menjalani hidup bakti, yaitu hidup sebagai pasangan yang sudah menikah atau tidak menikah bukan sebagai milik sendiri melainkan milik Allah. Hidup kita bukanlah milik kita sendiri, tetapi milik Allah. Dia memberikan rahmat dan kekuatan untuk mereka yang ingin mengikuti jalan kesucian dalam keadaan hidup mereka. Apakah Anda mencari Tuhan dan kasih karunia-Nya dalam keadaan hidup Anda saat ini? “Tuhan Yesus Kristus, panggilan-Mu untuk hidup kudus meluas ke semua di setiap tahap dalam kehidupan. Kuduskanlah hidup kami – entah sebagai pasangan yang sudah menikah atau tidak menikah – agar kami dapat hidup sebagai pria dan wanita yang disucikan untuk Engkau. Jadikan kami ragi dalam masyarakat yang meremehkan kesetiaan pernikahan, kesucian, dan hidup selibat untuk Tuhan “.(ofm.or.id) Renungan Bacaan ini diperdengarkan pada Misa Perkawinan yang mengingatkan akan kesetiaan dalam hidup berumah tangga. Perkawinan Katolik bersifat monogami dan tidak terceraikan kecuali oleh kematian. Namun dalam kenyataannya kita berjumpa dengan kasus percekcokan dan perselisihan yang berujung pada pemutusan hubungan perkawinan. Ini adalah kenyataan yang memprihatinkan. Kita perlu menyikapinya dengan bijaksana sembari berupaya membangun kesetiaan.(RUAH 2017: Sabda Allah Menyegarkan Jiwa, Penerbit Karmelindo, Malang) Renungan Menikahi orang yang mencintai kita itu biasa. Namun, tetap mencintai orang yang kita nikahi itu yang luar biasa. Dalam pernikahan Kristiani seorang laki-laki dan seorang perempuan berjanji untuk setia dalam suka-duka, untung-malang, sakit-sehat. Perjanjian antara suami dan istri itu harus dilakukan secara sungguh-sungguh (tidak ada manipulasi), total (sepenuh hati dan jiwa), dan dalam keadaan bebas (dari tekanan, paksaan dan ketakutan). Ketika suami-istri dalam keadaan suka, untung dan sehat barangkali kesatuan dan kesetiaan lebih mudah diciptakan. Bahkan hal itu dipandang biasa. Akan tetapi, pasti jauh lebih sulit memperhatikan kesatuan dan kesetiaan itu apabila mereka mengalami situasi duka, malang, atau sakit. Namun, apabila mereka mampu menghayati hakikat perkawinan itu justru di saat-saat sulit, inilah yang luar biasa, suami-istri hidup selaras amanat Allah. Yesus sendiri menggarisbawahi bahwa suami atau istri tidak boleh menceraikan pasangannya dengan alasan apa saja karena kesatuan mereka itu tanpa syarat. Allah sendiri yang menciptakan perkawinan. Allah menghendaki laki-laki dan perempuan saling melengkapi dan saling menyempurnakan. Tempat bagi kesempurnaan itu adalah perkawinan. Marilah menjadi pasutri yang luar biasa, mampu mencintai orang yang dinikahi sepanjang hayat. Dan semoga keluarga “bahtera” (bahagia harmonis tentram dan sejahtera) bisa tercipta. Ya Allah sumber cinta, mampukanlah aku untuk tetap saling mencintai terutama pada saat-saat kehidupan ini menjadi sulit. Amin. (Sumber: Ziarah Batin 2017, Renungan dan Catatan Harian, Penerbit Obor, Jakarta) Doa Persembahan Allah Bapa sumber sukacita, semoga kami memahami bahwa roti anggur ini menjadi lambang cinta kasih-Mu. Karenanya berilah kami kehidupan dan penuhilah kami dengan sukacita-Mu. Demi Kristus …. Antifon Komuni – Yesus bin Sirakh 6:14a.16a  Sahabat setiawan merupakan perlindungan kokoh. Sahabat setiawan adalah obat kehidupan. Doa Sesudah Komuni Marilah berdoa: Allah Bapa umat manusia, himpunlah kami menjadi umat-Mu, sekalipun berbeda warna kulit, bahasa, dan budayanya. Bongkarlah tembok pemisah satu sama lain. Janganlah Engkau menghindari kami, tetapi persatukanlah kami dengan Dikau dan sesama. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. – Read on Path.
0 notes
poetrafoto · 4 years
Photo
Tumblr media
(via Suasana Tata Liturgi Upacara Sakramen Perkawinan dalam Ekaristi Pernikahan di Gereja Katolik Bedog Jogja) Suasana Tata Liturgi Upacara Sakramen Perkawinan dalam Ekaristi Pernikahan di Gereja Katolik Bedog Jogja
https://poetrafoto.wordpress.com/2017/02/26/17-foto-sakramen-pemberkatan-pernikahan-di-gereja-katolik-bedog-jogja/foto-pemberkatan-sakramen-pernikahan-di-gereja-katolik-bedog-jogja-8/
#TataLiturgi #SakramenPerkawinan #LiturgiPerkawinan #SakramenPernikahan #EkaristiPernikahan #EkaristiPerkawinan #PerkawinanKatolik #PernikahanKatolik #PerkawinanJogja #PernikahanJogja #GerejaBedog #UpacaraSakramen #UpacaraEkaristi
0 notes
vituspolikarpus · 7 years
Video
youtube
Plakat World Merriage Day dan Foto Bersama Bapa Uskup Paskalis Bruno Syukur. Plakat estafet pelaksanaan WOrd Merriage Day 2019 diserahkan kepada Romo Agustinus dari Paroki St Yoseph Sukabumi. Setelah acara Ekaristi, dilanjutkan acara ramah tamah yang diawali dengan foto bersama antara Pasangan Suami istri yang usia perkawinannya 40 tahun ke atas dengan Bapak Uskup Paskalis Bruno Syukur. Aca foto bersama selalu menjadi rebutan umat, di setiap acara yang dihadiri oleh Bapa Uskup. Word Merriage Day 2018 diselenggarakan di Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Kota Wisata Cibubur, pada Hari Minggu Tanggal 11 Pebruari 2018 Pukul 10-14 WIB, diawali dengan Perayaan Ekaristi pembaharuan janji perkawinan dan acara hiburan. Perayaan Word Merriage Day ini dihadiri oleh pasangan suami istri bersama anak-anaknya yang telah mengikuti acara Weekend Merriage Encounter, sebuah acara retret khusus bagi pasangan suami istri tentang cara berkomunikasi dalam kehidupan berkeluarga sehari-hari.
0 notes
vituspolikarpus · 7 years
Video
youtube
Plakat World Merriage Day dan Foto Bersama Bapa Uskup Paskalis Bruno Syukur. Plakat estafet pelaksanaan WOrd Merriage Day 2019 diserahkan kepada Romo Agustinus dari Paroki St Yoseph Sukabumi. Setelah acara Ekaristi, dilanjutkan acara ramah tamah yang diawali dengan foto bersama antara Pasangan Suami istri yang usia perkawinannya 40 tahun ke atas dengan Bapak Uskup Paskalis Bruno Syukur. Aca foto bersama selalu menjadi rebutan umat, di setiap acara yang dihadiri oleh Bapa Uskup. Word Merriage Day 2018 diselenggarakan di Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Kota Wisata Cibubur, pada Hari Minggu Tanggal 11 Pebruari 2018 Pukul 10-14 WIB, diawali dengan Perayaan Ekaristi pembaharuan janji perkawinan dan acara hiburan. Perayaan Word Merriage Day ini dihadiri oleh pasangan suami istri bersama anak-anaknya yang telah mengikuti acara Weekend Merriage Encounter, sebuah acara retret khusus bagi pasangan suami istri tentang cara berkomunikasi dalam kehidupan berkeluarga sehari-hari.
0 notes
vituspolikarpus · 7 years
Video
youtube
Plakat World Merriage Day dan Foto Bersama Bapa Uskup Paskalis Bruno Syukur. Plakat estafet pelaksanaan WOrd Merriage Day 2019 diserahkan kepada Romo Agustinus dari Paroki St Yoseph Sukabumi. Setelah acara Ekaristi, dilanjutkan acara ramah tamah yang diawali dengan foto bersama antara Pasangan Suami istri yang usia perkawinannya 40 tahun ke atas dengan Bapak Uskup Paskalis Bruno Syukur. Aca foto bersama selalu menjadi rebutan umat, di setiap acara yang dihadiri oleh Bapa Uskup. Word Merriage Day 2018 diselenggarakan di Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Kota Wisata Cibubur, pada Hari Minggu Tanggal 11 Pebruari 2018 Pukul 10-14 WIB, diawali dengan Perayaan Ekaristi pembaharuan janji perkawinan dan acara hiburan. Perayaan Word Merriage Day ini dihadiri oleh pasangan suami istri bersama anak-anaknya yang telah mengikuti acara Weekend Merriage Encounter, sebuah acara retret khusus bagi pasangan suami istri tentang cara berkomunikasi dalam kehidupan berkeluarga sehari-hari.
0 notes
vituspolikarpus · 7 years
Video
youtube
Lirik Lagu Perayaan Ekaristi Katolik : Agnus Dei. Dinyanyikan pada Hari Jumat Tanggal 10 Nopember 2017. Pada Misa Sakramen Perkawinan There dan Rolas. Misa dipersembahkan oleh RD Yohanes Angga Sri Prasetyo. Dirigen Bapak Felix Nunang
0 notes
vituspolikarpus · 7 years
Video
youtube
Lirik Lagu Perayaan Ekaristi Katolik : Agnus Dei. Dinyanyikan pada Hari Jumat Tanggal 10 Nopember 2017. Pada Misa Sakramen Perkawinan There dan Rolas. Misa dipersembahkan oleh RD Yohanes Angga Sri Prasetyo. Dirigen Bapak Felix Nunang
0 notes
vituspolikarpus · 7 years
Video
youtube
Lirik Lagu Perayaan Ekaristi Katolik : Agnus Dei. Dinyanyikan pada Hari Jumat Tanggal 10 Nopember 2017. Pada Misa Sakramen Perkawinan There dan Rolas. Misa dipersembahkan oleh RD Yohanes Angga Sri Prasetyo. Dirigen Bapak Felix Nunang
0 notes
vituspolikarpus · 7 years
Video
youtube
Lirik Lagu Perayaan Ekaristi Katolik : Agnus Dei. Dinyanyikan pada Hari Jumat Tanggal 10 Nopember 2017. Pada Misa Sakramen Perkawinan There dan Rolas. Misa dipersembahkan oleh RD Yohanes Angga Sri Prasetyo. Dirigen Bapak Felix Nunang
0 notes
vituspolikarpus · 7 years
Video
youtube
Kyrie Lagu Rohani Katolik pada Perayaan Ekaristi. Dinyanyikan oleh Koor Orang Muda Katolik Wilayah 8Paroki St Yohanes Maria Vianney Cilangkap. Dirgen Bapak Feli Nunang Dinyanyikan pada Hari Jumat Tanggal 10 Nopember 2017 pada Misa Penerimaan Sakramen Perkawinan There dan Rolas. Misa dipersembahkan oleh RD Yohanes Angga Sri Prasetyo
0 notes
vituspolikarpus · 7 years
Video
youtube
Kyrie Lagu Rohani Katolik pada Perayaan Ekaristi. Dinyanyikan oleh Koor Orang Muda Katolik Wilayah 8Paroki St Yohanes Maria Vianney Cilangkap. Dirgen Bapak Feli Nunang Dinyanyikan pada Hari Jumat Tanggal 10 Nopember 2017 pada Misa Penerimaan Sakramen Perkawinan There dan Rolas. Misa dipersembahkan oleh RD Yohanes Angga Sri Prasetyo
0 notes
vituspolikarpus · 7 years
Video
youtube
Kyrie Lagu Rohani Katolik pada Perayaan Ekaristi. Dinyanyikan oleh Koor Orang Muda Katolik Wilayah 8Paroki St Yohanes Maria Vianney Cilangkap. Dirgen Bapak Feli Nunang Dinyanyikan pada Hari Jumat Tanggal 10 Nopember 2017 pada Misa Penerimaan Sakramen Perkawinan There dan Rolas. Misa dipersembahkan oleh RD Yohanes Angga Sri Prasetyo
0 notes
vituspolikarpus · 7 years
Video
youtube
Kyrie Lagu Rohani Katolik pada Perayaan Ekaristi. Dinyanyikan oleh Koor Orang Muda Katolik Wilayah 8Paroki St Yohanes Maria Vianney Cilangkap. Dirgen Bapak Feli Nunang Dinyanyikan pada Hari Jumat Tanggal 10 Nopember 2017 pada Misa Penerimaan Sakramen Perkawinan There dan Rolas. Misa dipersembahkan oleh RD Yohanes Angga Sri Prasetyo
0 notes