#ekaristi
Explore tagged Tumblr posts
Text
Diambil, Diberkati, Dipecah-pecah, Dibagikan
Pada waktu malam menjelang ditangkap, Yesus makan bersama dengan dua belas murid. ”Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikan kepada mereka, kata-Nya: ”Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (Luk. 22:19). Setelah bangkit dari antara orang mati, ada kesaksian Yesus menemani perjalanan dua murid ke Emaus. “Lalu…
View On WordPress
0 notes
Link
0 notes
Text
Interior dalam Gereja
Interior dalam gereja adalah salah satu aspek yang paling penting dalam menciptakan atmosfer ibadah yang penuh kedamaian, refleksi, dan spiritualitas. Setiap elemen desain, mulai dari struktur arsitektur hingga ornamen kecil, dirancang untuk membantu jemaat merasakan kehadiran Tuhan dan memperdalam pengalaman rohani mereka. Interior gereja tidak hanya berfungsi sebagai ruang fisik, tetapi juga sebagai tempat yang memfasilitasi pertemuan antara manusia dengan Tuhan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai elemen yang membentuk interior gereja, serta bagaimana setiap bagian tersebut bekerja sama untuk menciptakan lingkungan ibadah yang mendalam dan bermakna.
youtube
Elemen Utama dalam Desain Interior Gereja
1. Altar Gereja
Altar adalah elemen paling penting dalam interior gereja, karena merupakan tempat perayaan sakramen Ekaristi atau perjamuan kudus. Altar menjadi pusat dari setiap perayaan liturgi dan simbol dari pengorbanan Kristus di kayu salib.
Desain altar umumnya dibuat dari bahan yang mulia, seperti marmer, batu, atau logam untuk menunjukkan kemuliaan dan kesucian. Pada gereja-gereja tradisional, altar sering kali dikelilingi oleh ornamen yang rumit, sementara pada gereja-gereja modern, desainnya bisa lebih minimalis, dengan meja altar yang lebih sederhana dan bersih.
Altar juga biasanya dilengkapi dengan elemen-elemen lain seperti tabernakel (tempat penyimpanan Sakramen Mahakudus), salib, dan lilin yang semuanya memiliki makna teologis yang mendalam.
2. Tabernakel
Tabernakel adalah tempat untuk menyimpan roti yang telah dikuduskan dalam perayaan Ekaristi. Ini adalah tempat yang sangat suci, dan biasanya terletak di dekat altar, sering kali di bagian tengah ruang ibadah. Tabernakel biasanya terbuat dari bahan yang mulia seperti emas, perak, atau perunggu, dan sering dihiasi dengan simbol-simbol agama.
Lampu abadi yang selalu menyala di dekat tabernakel menunjukkan kehadiran Kristus yang tidak pernah padam, menciptakan atmosfer sakral di dalam gereja.
3. Salib dan Patung
Salib adalah simbol utama dalam agama Kristen, mewakili pengorbanan Kristus di kayu salib untuk penebusan dosa umat manusia. Salib biasanya menjadi pusat perhatian dalam gereja dan sering diletakkan di belakang altar atau pada dinding utama gereja.
Patung-patung juga sering ditemukan di sekitar altar atau di sepanjang dinding gereja. Patung-patung ini menggambarkan tokoh-tokoh suci seperti Yesus Kristus, Bunda Maria, atau para santo dan santa. Meskipun desain gereja modern cenderung lebih minimalis, patung-patung ini tetap menjadi bagian penting dari interior gereja untuk mengingatkan jemaat akan teladan hidup suci.
4. Mimbar dan Kursi Jemaat
Mimbar adalah tempat bagi imam atau pendeta untuk membaca Kitab Suci dan menyampaikan khotbah kepada jemaat. Mimbar sering kali dirancang agar mudah diakses oleh imam, tetapi tetap mencolok dan menarik perhatian umat.
Kursi jemaat atau bangku gereja dirancang untuk memberikan kenyamanan selama ibadah. Di gereja-gereja besar, kursi biasanya disusun dalam barisan yang rapi dan teratur. Gereja-gereja yang lebih kecil mungkin menggunakan bangku panjang yang bisa menampung lebih banyak orang.
5. Pencahayaan dan Kaca Patri
Pencahayaan dalam gereja sangat penting untuk menciptakan suasana yang tepat selama ibadah. Pencahayaan alami melalui jendela besar atau atap kaca memungkinkan cahaya Tuhan yang ilahi untuk masuk ke dalam gereja. Dalam gereja-gereja besar, kaca patri yang berwarna-warni sering digunakan untuk menambah keindahan dan memberikan sentuhan artistik.
Lampu-lampu kristal atau lampu gantung juga sering digunakan untuk memberikan pencahayaan yang lembut namun dramatis, menyoroti bagian-bagian penting dari gereja seperti altar atau tabernakel.
6. Lantai dan Dinding Gereja
Lantai gereja sering kali terbuat dari marmer, batu, atau ubin yang tahan lama dan mudah dibersihkan. Lantai gereja juga sering dihiasi dengan karpet atau pelapis khusus yang menambah keindahan visual dan kenyamanan selama ibadah.
Dinding gereja biasanya dicat dengan warna netral atau dihiasi dengan gambar religius, mural, atau mosaik. Mosaik-mosaik yang menggambarkan cerita-cerita dalam Alkitab, seperti Kebangkitan Kristus atau Perjamuan Terakhir, dapat ditemukan di beberapa gereja, memberi gambaran visual yang mendalam tentang kisah-kisah iman.
7. Orgel dan Musik Gereja
Musik adalah bagian integral dari ibadah gereja, dan orgel gereja sering kali menjadi instrumen utama yang digunakan untuk memimpin pujian dan doa. Orgel yang besar dan megah sering kali ditempatkan di bagian belakang gereja, memberikan suara yang penuh gema yang memenuhi seluruh ruangan. Musik gereja, baik itu paduan suara atau alat musik lain, berfungsi untuk meningkatkan pengalaman rohani umat.
8. Dekorasi Liturgi
Dekorasi gereja berubah-ubah mengikuti kalender liturgi gereja, dengan warna-warna tertentu digunakan untuk menandai musim-musim penting dalam kehidupan gereja. Misalnya, warna ungu digunakan untuk Prapaskah dan Adven, merah untuk Pentakosta, dan putih untuk perayaan besar seperti Natal dan Paskah. Warna-warna ini dapat diterapkan pada kain altar, taplak meja, dan hiasan lainnya di dalam gereja.
Menggabungkan Keindahan dan Fungsi
Desain interior gereja bertujuan untuk menciptakan ruang yang tidak hanya indah tetapi juga fungsional. Setiap elemen, mulai dari struktur bangunan hingga elemen dekoratif, memiliki peran dalam menciptakan atmosfer yang mendalam dan mendukung pengalaman ibadah yang penuh makna. Desain gereja dapat sangat bervariasi, tergantung pada tradisi denominasi, ukuran gereja, dan anggaran yang tersedia. Namun, setiap gereja memiliki satu tujuan yang sama: untuk menciptakan ruang yang memungkinkan umat merasa dekat dengan Tuhan.
Desain Interior Gereja Modern vs. Tradisional
Gereja Tradisional
Gereja tradisional sering kali menggunakan gaya Gotik atau Baroque dengan banyak ornamen, patung-patung, dan kaca patri. Desain interior gereja tradisional menekankan keagungan dan keindahan Tuhan dengan elemen-elemen yang kaya dan rumit. Altar besar, mimbar tinggi, dan ornamen emas sering kali ditemukan di gereja tradisional.
Gereja Modern
Di sisi lain, gereja modern lebih mengutamakan kesederhanaan dan fungsionalitas. Gereja-gereja ini sering kali menggunakan desain minimalis dengan meja altar sederhana, kursi modern, dan warna netral untuk menciptakan atmosfer yang lebih tenang dan kontemplatif. Gereja modern juga sering menggunakan teknologi, seperti sistem suara digital dan pencahayaan LED, untuk menciptakan pengalaman ibadah yang lebih interaktif dan dinamis.
Kesimpulan
Interior gereja adalah representasi fisik dari pengalaman spiritual umat. Setiap elemen, dari altar dan tabernakel hingga pencahayaan dan kursi jemaat, dirancang untuk mendukung tujuan utama gereja sebagai tempat ibadah yang kudus dan penuh makna. Dengan memadukan keindahan arsitektur, simbolisme religius, dan fungsi yang tepat, interior gereja mampu menciptakan ruang yang memungkinkan umat untuk merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup mereka.
#interior gereja katolik#interior design#interior gereja#gereja#bagian dalam gereja#gereja katolik#tampilan bagian dalam gereja#interior#gereja indah#gereja katedral#gereja asri#interior 3d animation#interior design 3d animation#gereja yang asri#gereja yang teduh#gereja katedral medan#design gereja#Youtube
0 notes
Text
Sejarah dan Asal Usul Wine
Wine adalah minuman beralkohol yang dibuat dari fermentasi anggur, dan telah menjadi bagian penting dari budaya manusia selama ribuan tahun. Berbagai jenis anggur menghasilkan beragam varietas wine, yang setiap jenisnya memiliki karakteristik unik dalam hal rasa, warna, dan aroma. Wine tidak hanya dinikmati sebagai minuman tetapi juga memiliki peran dalam gastronomi, agama, seni, dan sejarah. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai apa itu wine, bagaimana proses pembuatannya, berbagai jenis wine, serta dampaknya terhadap kesehatan dan budaya.
1. Sejarah dan Asal Usul Wine
Sejarah wine sangat panjang dan kaya. Wine diperkirakan telah ada selama lebih dari 8.000 tahun, dengan bukti arkeologis menunjukkan bahwa wine pertama kali dibuat di wilayah Kaukasus, yang sekarang meliputi Georgia, Armenia, dan Iran. Dari sana, teknik pembuatan wine menyebar ke Mesopotamia, Mesir, Yunani, dan Romawi. Wine kemudian menjadi bagian integral dari budaya Eropa, terutama di negara-negara seperti Italia, Prancis, Spanyol, dan Portugal, yang hingga saat ini terkenal sebagai produsen wine berkualitas.
Dalam agama dan budaya, wine juga memiliki tempat yang istimewa. Dalam tradisi Kristen, wine digunakan dalam sakramen Ekaristi, sedangkan dalam budaya Romawi dan Yunani kuno, wine dianggap sebagai minuman para dewa.
2. Proses Pembuatan Wine
Wine dibuat melalui fermentasi buah anggur, yang dilakukan oleh mikroorganisme alami bernama ragi. Proses pembuatan wine melibatkan beberapa tahap, yang masing-masing mempengaruhi karakteristik akhir dari minuman ini. Berikut adalah tahapan umum dalam pembuatan wine:
a. Pemanenan (Harvesting)
Langkah pertama dalam membuat wine adalah pemanenan anggur. Waktu pemanenan sangat penting karena kematangan anggur memengaruhi kadar gula dan asam, yang menentukan rasa dan keseimbangan wine. Anggur bisa dipanen secara manual atau menggunakan mesin.
b. Penghancuran dan Perasan (Crushing and Pressing)
Setelah dipanen, anggur dihancurkan untuk melepaskan jusnya. Pada tahap ini, kulit anggur bisa dibiarkan bersama jus untuk membuat wine merah, atau dipisahkan lebih awal untuk membuat wine putih. Dalam pembuatan wine merah, fermentasi biasanya terjadi bersama dengan kulit anggur, yang memberikan warna merah dan tanin pada wine.
c. Fermentasi (Fermentation)
Pada tahap ini, ragi mengubah gula dalam jus anggur menjadi alkohol dan karbon dioksida. Fermentasi dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu tergantung pada jenis wine yang dibuat dan kondisi fermentasi. Proses ini dapat terjadi secara alami menggunakan ragi liar, atau dengan menambahkan ragi komersial.
d. Pematangan (Aging)
Setelah fermentasi selesai, wine disimpan untuk proses pematangan. Wine bisa dimatangkan dalam tong kayu ek, tangki baja, atau botol. Pematangan dalam tong kayu ek memberikan karakteristik rasa yang lebih kompleks seperti vanila, kayu, atau rempah-rempah. Lamanya pematangan juga mempengaruhi kualitas dan rasa wine.
e. Penyaringan dan Pembotolan (Filtering and Bottling)
Sebelum wine dijual, biasanya dilakukan proses penyaringan untuk menghilangkan sedimen atau partikel yang mungkin tersisa. Setelah itu, wine dikemas dalam botol dan disegel untuk distribusi.
3. Jenis-Jenis Wine
Wine dapat dikategorikan berdasarkan beberapa faktor, seperti jenis anggur yang digunakan, metode produksi, dan warna. Berikut adalah beberapa jenis wine yang umum:
a. Wine Merah (Red Wine)
Wine merah dibuat dari fermentasi anggur merah atau hitam dengan kulitnya. Kulit anggur memberikan warna merah pada wine serta memberikan tanin, yang berkontribusi pada rasa dan tekstur wine. Beberapa varietas wine merah yang terkenal antara lain Cabernet Sauvignon, Merlot, Pinot Noir, dan Syrah.
b. Wine Putih (White Wine)
Wine putih dibuat dari anggur hijau atau anggur merah yang dipisahkan dari kulitnya sebelum fermentasi. Wine putih cenderung lebih ringan dan segar dibandingkan wine merah. Beberapa varietas wine putih yang populer adalah Chardonnay, Sauvignon Blanc, dan Riesling.
c. Wine Rosé
Wine rosé berada di antara wine merah dan putih. Wine ini dibuat dengan membiarkan kulit anggur merah kontak dengan jus hanya untuk waktu singkat, sehingga menghasilkan warna merah muda yang khas. Wine rosé biasanya ringan dan cocok untuk cuaca panas.
d. Wine Berkilau (Sparkling Wine)
Wine berkilau, seperti Champagne, mengandung gelembung karbon dioksida yang dihasilkan dari fermentasi sekunder. Proses ini memberikan wine tekstur yang berkilau dan segar. Champagne adalah wine berkilau terkenal yang berasal dari wilayah Champagne di Prancis.
e. Wine Manis (Dessert Wine)
Wine manis atau dessert wine memiliki kadar gula yang lebih tinggi, sering kali disajikan bersama makanan penutup. Wine jenis ini mencakup varietas seperti Port, Sauternes, dan Moscato.
4. Manfaat dan Dampak Wine terhadap Kesehatan
Wine, terutama wine merah, sering kali dikaitkan dengan manfaat kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah sedang. Beberapa studi menunjukkan bahwa wine merah mengandung senyawa antioksidan seperti resveratrol yang dapat membantu melindungi jantung dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Namun, meskipun ada manfaat kesehatan, konsumsi wine secara berlebihan dapat berdampak negatif. Alkohol dapat merusak hati, menyebabkan kecanduan, dan meningkatkan risiko beberapa jenis kanker. Oleh karena itu, wine harus dikonsumsi secara bijak dan dalam jumlah yang moderat.
5. Wine dalam Budaya dan Gastronomi
Wine bukan hanya sekadar minuman, tetapi juga bagian penting dari budaya kuliner di banyak negara. Wine sering kali disajikan bersama makanan, dan pemilihan wine yang tepat dapat memperkaya pengalaman bersantap. Misalnya, wine merah sering dipadukan dengan daging merah, sementara wine putih cocok disajikan dengan makanan laut atau daging putih.
Di beberapa negara, seperti Prancis dan Italia, wine menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari dan identitas budaya. Wine juga sering menjadi bagian dari perayaan, ritual agama, dan acara sosial, mencerminkan pentingnya minuman ini dalam kehidupan manusia.
6. Kesimpulan
Wine adalah minuman yang memiliki sejarah panjang dan kaya, serta telah menjadi bagian penting dari budaya, seni, dan gastronomi di seluruh dunia. Dari proses pembuatannya yang melibatkan fermentasi anggur hingga berbagai jenis wine yang tersedia, minuman ini menawarkan pengalaman yang unik dan beragam. Wine tidak hanya dinikmati karena rasanya, tetapi juga karena nilai budaya dan kesehatannya, asalkan dikonsumsi dengan bijak.
Namun, di balik semua keistimewaannya, penting untuk diingat bahwa wine mengandung alkohol, dan konsumsi berlebihan dapat memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Dengan pemahaman yang tepat dan konsumsi yang seimbang, wine dapat menjadi bagian dari gaya hidup yang sehat dan memperkaya pengalaman kuliner serta sosial kita.
0 notes
Text
Sebenernya kesalahan besar gua baca isi pesan obrolan adeku dengan pacarnya. Aku patah hati dan gelisah banget. Sungguh nggak membuatku nyaman.
Hamil??????????? Sungguhlah membuatku nggak nyaman.
Minta cek kehamilan.
Bercumbu.
Nginep di apartemen di Jakarta Utara.
245 ribu, jangan pakai nama panjangku ya.
Tuhan, maaf aku nggak bisa ke gereja hari ini. Tapi aku akan nonton misa di rumah. Aku nggak merasa layak menyambut ekaristi hari ini.
Tuhan Yesus, aku nggak bisa ngomong apa-apa lagi. Aku terlalu terkejut dan syok dan marah dan panik dan tidak bisa berhenti memikirkannya. Sedangkan aku harus berbagi pikiranku ini.
Mami — aku nggak cukup tega menceritakannya, bahwa anaknya selaknat itu.
Masb — lagi sibuk.
Adeku juga mangkir di tugasnya. Di kampus. Yang dia sendiri pengen masuk kampus itu.
Aku nggak tau gimana memproses ini semua. Tapi, anjir betul, aku sakit kepala.
0 notes
Text
Kalender Liturgi 02 Jun 2024
Minggu Hari Raya
Warna Liturgi: Putih
Bacaan I: Kel 24:3-8
Mazmur Tanggapan: Mzm 116:12-13.15.16bc.17-18
Bacaan II: Ibr 9:11-15
Bait Pengantar Injil: Yoh 6:51
Bacaan Injil: Mrk 14:12-16.22-26
Bacaan I
Kel 24:3-8
Inilah darah perjanjian yag diikat Allah dengan kamu.
Bacaan dari Kitab Keluaran:
Ketika Musa turun dari Gunung Sinai,
dan memberitahukan kepada bangsa Israel
segala firman dan peraturan Tuhan,
maka seluruh bangsa itu menjawab serentak,
"Segala firman yang telah diucapkan Tuhan itu,
akan kami laksanakan!"
Lalu Musa menuliskan segala firman Tuhan itu.
Keesokan harinya, pagi-pagi,
didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu,
dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel.
Kemudian disuruhnyalah orang-orang muda dari bangsa Israel
mempersembahkan kurban bakaran
dan menyembelih lembu-lembu jantan
sebagai kurban keselamatan kepada Tuhan.
Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu,
lalu ditaruhnya ke dalam pasu,
sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu.
Lalu diambilnya kitab perjanjian itu dan dibacakannya,
dan bangsa itu mendengarkan.
Lalu mereka berkata,
"Segala firman Tuhan akan kami laksanakan dan kami taati!"
Kemudian Musa mengambil darah itu
dan memercikkannya kepada bangsa itu seraya berkata,
"Inilah darah perjanjian yang diikat Tuhan dengan kamu,
berdasarkan segala firman ini."
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 116:12-13.15.16bc.17-18
R:13
Aku akan mengangkat piala keselamatan
dan akan menyerukan nama Tuhan.
*Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan
segala kebaikan-Nya kepadaku?
Aku akan mengangkat piala keselamatan,
dan akan menyerukan nama Tuhan.
*Sungguh berhargalah di mata Tuhan
kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
Ya Tuhan, aku hamba-Mu!
Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu!
Engkau telah melepas belengguku!
*Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu,
dan akan menyerukan nama Tuhan;
aku akan membayar nazarku kepada Tuhan
di depan seluruh umat-Nya,
Bacaan II
Ibr 9:11-15
Darah Kristus akan menyucikan hati nurani kita.
Bacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani:
Saudara-saudara terkasih,
Kristus telah datang sebagai Imam Agung
demi kesejahteraan masa yang akan datang:
Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan lebih sempurna,
yang bukan buatan tangan manusia,
-- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --
dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya
ke dalam tempat yang kudus
bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu,
tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri.
Dan dengan itu Ia telah mendapat pelunasan yang kekal.
Sebab, jika darah domba jantan dan lembu jantan
dan percikan abu lembu muda
mampu menguduskan mereka yang najis,
sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
betapa lebihnya darah Kristus,
yang atas dorongan Roh Abadi
telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah
sebagai persembahan yang tidak bercacat;
Betapa darah ini akan menyucikan hati nurani kita
dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia,
supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Karena itu
Kristus adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru,
supaya mereka yang telah terpanggil
dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan,
sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran
yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.
Demikianlah sabda Tuhan.
(Madah Ekaristi, fakultatif).
Bait Pengantar Injil
Yoh 6:51
Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga.
Barangsiapa makan roti ini,
ia akan hidup selama-lamanya.
Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku,
yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.
Bacaan Injil
Mrk 14:12-16.22-26
Inilah tubuh-Ku, inilah darah-Ku.
Inilah Injil Suci menurut Markus:
Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi,
pada waktu orang menyembelih domba Paskah,
murid-murid berkata kepada Yesus,
"Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi
untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?"
Lalu Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan,
"Pergilah ke kota!
Di sana kamu akan bertemu dengan seorang
yang membawa kendi berisi air.
Ikutilah dia,
dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya:
Guru berpesan: Di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku
untuk makan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku?
Lalu orang itu akan menunjukkan kepadamu
sebuah ruangan yang besar,
yang sudah lengkap dan tersedia.
Di situlah
kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!"
Maka berangkatlah kedua murid itu.
Setibanya di kota, didapati mereka semua
seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka.
Lalu mereka mempersiapkan Paskah.
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan,
Yesus mengambil roti,
mengucap berkat,
membagi-bagi roti itu lalu memberikannya kepada para murid
seraya berkata,
"Ambillah, inilah tubuh-Ku!"
Sesudah itu Ia mengambil cawan,
mengucap syukur, lalu memberikannya kepada para murid,
dan mereka semua minum dari cawan itu.
Dan Yesus berkata kepada mereka,
"Inilah darah-Ku,
darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang.
Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya Aku tidak lagi akan minum hasil pokok anggur
sampai pada hari Aku meminum yang baru, yaitu dalam Kerajaan Allah."
Sesudah menyanyikan lagu pujian,
pergilah mereka ke Bukit Zaitun.
Demikianlah sabda Tuhan.
#jdogomo#katolikroma#katolikkukeren#bacaanharian#bacaanliturgi#bacaanhariankatolik#kalenderliturgikatolik#kalenderliturgi#bacaankatolik
0 notes
Text
Babinsa kelurahan Tirtohargo Pelda Bekram sertu Triyana dan Bhabinkamtibmas melaksanakan pengamanan perayaan Ekaristi Minggu Palma bertempat digereja Kapel Baros yang dipimpin oleh RM. Raymudus Sugiarto dengan tema Mengenang Sengsara Tuhan
0 notes
Text
youtube
Renungan 3Mar2024
Bacaan Injil Yoh 2,13-22
Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
Terpujilah Kristus
Di tengah kehidupan kita yang serba cepat dan penuh dengan berbagai godaan, seringkali kita lupa akan esensi sejati dari keberadaan kita di dunia ini. Kisah yang tercantum dalam Yohanes 2:13-25, dimana Yesus membersihkan Bait Allah, dan bacaan pertama dari Keluaran 20:1-17, yang memuat Sepuluh Perintah Allah, mengajarkan kepada kita tentang pentingnya kembali kepada inti dari iman kita dan menghormati kekudusan ruang dan waktu dalam hubungan kita dengan Allah.
Kedua bacaan ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya menjaga kesucian dalam hubungan kita dengan Allah. Dalam kehidupan sehari-hari, ini bisa berarti menghindari perilaku yang merusak diri sendiri atau orang lain, menjauhi praktik yang tidak jujur atau tidak adil, dan menjalani kehidupan yang mencerminkan nilai-nilai Kerajaan Allah.
Dalam bacaan Injil malam ini, kita mungkin ‘shock’ melihat apa yang Yesus perbuat jauh 180’ dari apa yang kita kenal sebagai sosok yang penyabar, penuh kasih namun kali ini Ia marah besar mengusir semua pedagang dan binatang, membuat porak poranda barang dagangan mereka. Dalam ayat 16 Yesus menyatakam kekesalan-Nya karena Bait Allah digunakan untuk berdagang. Yesus mengajarkan bahwa Bait Suci adalah tempat kudus dimana Allah tinggal dan memperdengarkan sabda-Nya sehingga orang yang ambil bagian dalam persekutuan dengan-Nya akan dikuduskan, oleh sebab itulah Ia marah ketika melihat rumah Bapa-Nya dijadikan tempat berjual beli dan mencari keuntungan duniawi dan bukan menjadi tempat untuk memuliakan nama Allah.
Dalam ayat selanjutnya Yesus menyatakan “Hancurkan Bait Allah ini dan dalam tiga hari Aku akan membangunnya kembali”, dan membuat orang Yahudi heran atas kuasa apa hingga Ia boleh membuat ‘heboh’ di Bait Allah dan marah kepada-Nya hingga berusaha untuk membinasakan Yesus. Mereka berpikir ‘sombong’ amat ya mau membangun Bait Allah dalam tiga hari padahal perlu 46 tahun untuk membangun Bait Allah ini, dan Engkau akan membangunnya dalam waktu tiga hari?” Orang Yahudi gagal paham bahwa yang dimaksud Yesus dengan Bait Allah adalah tubuh-Nya sendiri (ay 21) yang akan dikorbankan dan bangkit pada hari ketiga karena begitu besar kasih Allah kepada manusia hingga Ia merelakan Anak Tunggal-Nya untuk menebus dosa kita. Yesus menjanjikan jalan keselamatan dan hidup menjadi ‘manusia baru’ setelah kita mau merendahkan hati meruntuhkan ‘manusia lama’ kita yang penuh dengan dosa dan menyerahkan diri menerima kehadiran-Nya dalam hidup kita. Hanya melalui persekutuan dengan Roh Kudus dan kehadiran Yesus dalam diri kita melalui sakramen Ekaristi lah kita meletakkan dasar bangunan bait Allah dalam diri kita.
Bacaan hari ini mengingatkan kita untuk membersihkan 'Bait Allah' dalam diri kita, membuang segala yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya, dan mempersiapkan hati kita sebagai tempat yang layak bagi-Nya. Dengan demikian, kehidupan kita akan menjadi saksi nyata dari cinta dan kasih karunia Allah kepada dunia.
Mari kita renungkan: bagaimana cara kita menjaga kesucian hubungan kita dengan Allah? Apakah kita telah membiarkan hal-hal duniawi mengalihkan kita dari kekudusan yang Dia inginkan bagi kita? Di tengah kesibukan dan kebisingan dunia, marilah kita berusaha untuk kembali kepada esensi iman kita, menjaga hati dan pikiran kita tetap fokus kepada Allah, dan hidup sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan-Nya. Dengan demikian, kita tidak hanya akan mendekatkan diri kepada Allah tetapi juga menjadi terang bagi sesama, memancarkan kasih dan kebenaran-Nya dalam segala yang kita lakukan.
Berkah Dalem
0 notes
Text
Babinsa Kal.Sumbermulyo Serka Widayadi melaksanakan pengamanan kegiatan Ekaristi di Gereja HKTY Ganjuran Sumbermulyo
0 notes
Text
Kue, Lilin, dan Doa di Malam Jakarta yang Basah
Tanggal 4 November, menjelang perayaan hari ulang tahunku, Jakarta diguyur hujan deras yang membentang hingga ke jalan Gatot Subroto. Meski hujan mengguyur, tekadku untuk menemuimu tidak tergoyahkan. Aku menembus hujan dan angin, menapaki jalan dari Gatot Subroto hingga Poltangan Raya, dengan harapan bahwa malam itu akan menjadi istimewa.
Setelah mengikuti ibadah minggu ekaristi di Gereja Katedral bersama rekanku, aku bergegas menuju ke tempatmu. Sesampainya di sana, aku cukup terkejut. Ketika pintu terbuka, mataku disambut oleh kilatan lilin yang menyala di atas kue ulang tahun. Kamu, dengan senyum hangat, menyambutku dalam kehangatan rumah.
Tidak hanya sekadar kue ulang tahun, tetapi juga doa yang tersemat di langit-langit malam hujan itu. Bersama-sama, kita meringankan hati dan membiarkan doa kita terbang tinggi, melebur dengan setiap tetes air hujan yang turun dari langit. Suara gemuruh petir seperti iringan harmoni untuk setiap doa yang kita panjatkan.
Malam itu, di tengah guyuran air dari langit, aku merasa diberkahi. Kamu, dengan kue ulang tahun dan doa, menjadi hujan yang meresap ke dalam hatiku. Aku bersyukur atas kehadiranmu dan momen istimewa itu. Perayaan ulang tahunku bersamamu menjadi kenangan yang tumbuh dalam kehangatan dan cinta di tengah malam yang bersemi dengan doa dan harapan.
1 note
·
View note
Text
"QUATTUOR NOVISSIMA" (EMPAT HAL TERAKHIR) BAG.1
Dalam tradisi Gereja Katolik Sejati, ketika memasuki masa Advent, maka Gereja Katolik dalam setiap kotbah para Pastor pada Perayaan Ekaristi selalu mengingatkan kepada umat beriman untuk merenungkan apa yang disebut dengan “Quattuor Novissima” atau Empat Hal Terakhir, yaitu: Kematian, Penghakiman, Surga dan Neraka. Pada tulisan kali ini, akan disajikan tulisan dari Fr. Martin Von Cochem, O.S.F.C,…
View On WordPress
0 notes
Text
Pastor Adrianus: "Rendah Hati dalam Mengalami Hidup adalah Modal Utama Membangun Institusi"
memberikan spirit penguatan rohani pengurus Yayasan Putri Hati Kudus (YPHK) Pematangsiantar dalam sesi Perayaan Ekaristi Hari Studi Pengurus YPHK Periode 2019-2024 yang berlangsung di Samosir Village Tuktuk, Kabupaten Samosir pada tanggal 30 Agustus -1 September 2019. Pastor Adrianus mengajak peserta Hari Studi untuk menyadari betapa sikap rendah hati adalah modal manusia dalam mengalami dan…
View On WordPress
0 notes
Link
0 notes
Text
Desain Interior Gereja Minimalis
Desain interior gereja minimalis semakin populer dalam beberapa dekade terakhir, seiring dengan tren arsitektur modern yang mengutamakan kesederhanaan dan fungsionalitas. Meskipun gereja pada umumnya dikenal dengan desain megah dan ornamen yang kaya, gereja minimalis mencoba untuk mengeksplorasi kedalaman spiritual melalui kesederhanaan dan penggunaan elemen yang lebih sedikit, namun sangat bermakna. Pendekatan ini tidak hanya menekankan estetika, tetapi juga bertujuan untuk menciptakan ruang ibadah yang lebih tenang, kontemplatif, dan intim bagi jemaat.
youtube
Filosofi Desain Interior Gereja Minimalis
Filosofi dasar di balik desain interior gereja minimalis adalah kesederhanaan, keheningan, dan penghormatan terhadap ruang suci. Konsep ini mengurangi elemen-elemen dekoratif yang tidak perlu, menggantinya dengan desain yang lebih bersih, dengan fokus utama pada ruang dan elemen-elemen yang mendalam secara spiritual. Dalam gereja minimalis, ruang tidak hanya dimaksudkan untuk menampung jemaat, tetapi juga untuk memungkinkan pengalaman rohani yang lebih mendalam.
Kesederhanaan desain memberikan ruang bagi umat untuk lebih fokus pada inti dari ibadah itu sendiri—berdoa dan bersekutu dengan Tuhan. Dengan menghilangkan distraksi visual, desain minimalis membantu umat menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan dan dengan sesama.
Ciri-ciri Utama Desain Interior Gereja Minimalis
Gereja minimalis mengutamakan penggunaan garis-garis bersih, warna-warna netral, dan bahan-bahan alami. Meskipun tampilannya lebih sederhana, gereja minimalis tetap dapat menciptakan atmosfer yang sakral dan penuh makna. Berikut adalah beberapa ciri utama dalam desain interior gereja minimalis:
1. Ruang Terbuka dan Terang
Salah satu karakteristik utama dari gereja minimalis adalah penggunaan ruang terbuka yang luas dan terang. Desain interior gereja minimalis menghindari penggunaan dinding atau sekat yang membatasi pandangan atau pergerakan di dalam ruang. Ruang terbuka ini memberikan kesan kedalaman dan kelapangan, memungkinkan jemaat merasa lebih bebas dan terkoneksi dengan ruang ibadah secara keseluruhan.
Pencahayaan alami menjadi elemen yang sangat penting dalam desain minimalis. Jendela besar atau atap kaca memungkinkan cahaya alami mengalir ke dalam ruang, menciptakan atmosfer yang terang, bersih, dan penuh kedamaian. Cahaya alami juga dapat berfungsi sebagai simbol kehadiran Tuhan yang menerangi kehidupan umat-Nya.
2. Penggunaan Material Alami
Dalam desain interior gereja minimalis, bahan alami seperti kayus dan batu sering digunakan untuk menambah rasa hangat dan keaslian pada ruang ibadah. Kayu, sebagai bahan yang bersifat organik, memberi kesan kedekatan dengan alam dan kemanusiaan Kristus. Penggunaan batu atau beton yang kasar pada dinding atau lantai juga sering diterapkan untuk memberikan kesan kekuatan dan keteguhan iman.
Material alami tidak hanya menciptakan keindahan yang sederhana, tetapi juga menciptakan suasana yang lebih harmonis dan lebih terhubung dengan ciptaan Tuhan. Penggunaan bahan yang lebih bersih dan kurang hiasan ini mengurangi distraksi, sehingga umat dapat lebih mudah fokus pada ibadah.
3. Altar yang Sederhana dan Fungsional
Di gereja minimalis, altar sering kali dirancang dengan sangat sederhana, menggunakan meja datar yang terbuat dari bahan alam, seperti kayu atau batu. Altar yang bersih dan tanpa ornamen yang berlebihan mengajak umat untuk merenung dan berfokus pada inti dari Ekaristi—pertemuan dengan Tuhan.
Meja altar dalam gereja minimalis mungkin tidak dihiasi dengan banyak bunga atau patung, melainkan hanya dengan lilin atau salib sederhana yang menandakan sakralitas dan pusat dari liturgi. Pendekatan ini memberi penekanan lebih pada keheningan dan kedamaian, daripada pada hiasan yang berlebihan.
4. Pemilihan Warna yang Netral dan Tenang
Warna yang digunakan dalam gereja minimalis cenderung bersifat netral dan lembut, seperti putih, abu-abu, beige, dan warna kayu alami. Warna-warna ini tidak hanya menciptakan suasana yang tenang, tetapi juga mengarahkan perhatian jemaat kepada inti dari ibadah tanpa terganggu oleh warna-warna cerah yang bisa mengalihkan fokus.
Putih, sebagai warna yang sering digunakan pada altar atau dinding gereja, melambangkan kesucian dan kemuliaan Tuhan. Warna netral ini juga memiliki efek menenangkan, menciptakan ruang yang kondusif untuk refleksi spiritual dan doa pribadi.
5. Detail yang Minimalis dan Simbolis
Meski desain gereja minimalis menghindari ornamen yang berlebihan, elemen-elemen simbolis tetap penting. Salib tetap menjadi simbol utama dalam gereja minimalis, tetapi sering kali disajikan dengan desain yang lebih sederhana, mungkin terbuat dari kayu atau logam dengan garis-garis bersih.
Patung-patung atau ikonografi juga bisa hadir, tetapi biasanya dalam bentuk yang lebih sederhana dan terintegrasi dengan keseluruhan desain ruangan. Misalnya, patung Yesus Kristus atau Bunda Maria bisa dibuat dalam bentuk yang lebih sederhana, atau hanya berupa gambaran artistik yang minimal, namun tetap memiliki kedalaman makna spiritual.
6. Kursi Jemaat yang Sederhana dan Rapi
Kursi atau bangku jemaat dalam gereja minimalis sering kali dibuat dari kayu alami atau logam dengan desain yang sangat sederhana. Kursi-kursi ini biasanya disusun dalam barisan yang teratur, memberikan kesan keteraturan dan ketenangan. Tak ada kursi yang menonjol atau berlebihan, melainkan semuanya dirancang untuk mengakomodasi jemaat dalam suasana khusyuk dan reflektif.
7. Pencahayaan yang Lembut dan Mencerahkan
Pencahayaan dalam gereja minimalis sangat penting untuk menciptakan atmosfer yang sakral dan damai. Selain cahaya alami dari jendela besar atau skylight, pencahayaan buatan juga digunakan secara bijak untuk menyoroti elemen-elemen penting, seperti altar dan salib. Lampu sorot atau lampu gantung minimalis yang dirancang dengan elegan dan tidak mencolok akan mempertegas pusat perhatian di ruang ibadah, tanpa mengganggu kesederhanaan.
Keuntungan Desain Interior Gereja Minimalis
1. Meningkatkan Fokus pada Ibadah
Kesederhanaan desain interior gereja minimalis mengurangi gangguan visual dan memperkuat fokus pada inti dari ibadah itu sendiri. Dengan sedikitnya ornamen dan hiasan yang berlebihan, umat bisa lebih mudah merenungkan makna spiritual dari sakramen dan doa yang sedang mereka lakukan.
2. Menciptakan Atmosfer yang Damai dan Khusyuk
Gereja minimalis, dengan ruang terbuka dan cahaya alami yang melimpah, menciptakan atmosfer yang lebih tenang dan damai. Atmosfer ini sangat cocok untuk meditasi dan doa pribadi, serta membantu umat untuk merasakan kehadiran Tuhan dengan cara yang lebih intim dan reflektif.
3. Desain yang Fungsional dan Modern
Gereja minimalis juga sangat fungsional dan cocok dengan gaya hidup modern. Desain ini memungkinkan untuk memanfaatkan ruang dengan lebih efisien, menciptakan gereja yang tidak hanya cantik secara estetika, tetapi juga praktis dalam hal kebutuhan ibadah dan kegiatan gereja sehari-hari.
Kesimpulan
Desain interior gereja minimalis bukan hanya soal mengurangi jumlah elemen dekoratif, tetapi lebih pada menciptakan ruang yang mendalam secara spiritual. Melalui kesederhanaan, gereja minimalis membantu umat untuk lebih fokus pada Tuhan dan merasakan kedamaian dalam hati mereka. Dengan ruang terbuka, bahan alami, warna netral, dan desain yang elegan namun sederhana, gereja minimalis menawarkan ruang yang mendukung ibadah yang tenang, intim, dan reflektif.
#gereja minimalis#gereja#interior gereja katolik#desain interior masjid minimalis#interior greja#desain gareja minimalis modern#minimalist church design#minimalis#altar gereja kristen#minimalis modern#interior#desain kapela minimalis modern#altar gereja#arsitek rumah minimalis#gereja modern#desain gereja kristen katholik#ardes interior#altar gereja katolik#Youtube
0 notes
Text
Dari Ajang DDFF 2023, Wawali Arya Wibawa : “Denpasar Siap Wadahi Kreativitas Sineas Muda Lahirkan Karya Hebat”
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR - Denpasar Documentary Film Festival (DDFF) kembali digelar. Pada gelaran yang ke-14 kalinya, tahun ini DDFF menjadi bagian dari Makin Dekat Film Festival, yang perhelatannya dirangkaikan bersamaan dengan ajang D’Youth Fest 3.0. Beberapa kegiatan pun turut digelar dalam rangkaian DDFF 2023, antara lain pelatihan, pameran, dan kompetisi film, termasuk juga di dalamnya "Malam Anugrah DDFF", yang memuncaki rangkaian kegiatan itu pada Sabtu (21/10/2023) di Taman Kota Lumintang. Hadir langsung pada kesempatan itu, Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa. Wawali Arya Wibawa dalam kesempatan itu mengemukakan, Kota Denpasar melalui perhelatan DDFF siap untuk untuk menjadi wadah aktualisasi kreatifitas para sineas, tak terkecuali kalangan pelajar dalam menelurkan karya-karya perfilman. "Kita perlu bangga, karena Kota Denpasar lewat DDFF ini bisa merangkul para sineas berbakat di bidang perfilman untuk menunjukan karya karyanya. Dihadirkan di kegiatan D'Youth Fest 3.0, pelaksanaan DDFF tentu sejalan dengan komitmen Pemerintah Kota Denpasar untuk dapat memfasilitasi anak muda dalam berkreasi dengan karya-karya yang hebat," ungkapnya. Arya Wibawa menambahkan, selaras dengan hal tersebut, Kota Denpasar senantiasa konsisten menjadikan ekonomi kreatif sebagai salah satu poros kebangkitan pembangunan. Potensi para generasi muda yang berkarakteristik kreatif, adaptif, dan inovatif adalah pondasi kuat menjadikan Kota Denpasar sebagai kota kreatif berbasis budaya. Direktur DDFF, Maria Ekaristi menjabarkan, pada gelaran tahun ini, pihak penyelenggara DDFF sebelumnya telah mengelompokkan karya dari para sineas berbakat tersebut menjadi dua kategori. Yakni, Kategori Umum dan Kategori Pelajar. "Pada DDFF tahun ini kami menerima banyak karya para sineas, baik kategori umum sebanyak 79 film maupun kategori pelajar sebanyak 35 film. Ada 10 nominasi karya unggulan yang diputar di Ruang Audio Visual Dharma Negara Alaya. Pemutaran film-film unggulan disertai juga dua film tamu dari Perancis, yakni film Bali Aga dan film Rahasia Fixer karya Henri Boudart bersama Halida Illahude," katanya. Adapun jawara kompetisi film dokumenter DDFF 2023 untuk kategori umum jatuh pada “Memories of Moluccas” karya Sutradara Risang Panji Kumoro. Film ini menyisihkan empat film unggulan lain yakni “Lahbako” karya Daris Dzulfikar, “Ludruk Dahulu, Kini dan Nanti” (Reni Apriliana), “Sang Punggawa Laut Sumbawa” (Harsa Perdana dan M.Farhan), dan “Wulla Poddu dan Padi” (Widya Arafah). Sedangkan pada kategori pelajar tampil sebagai Juara 1 adalah “Topeng dalang Klaten” karya Latifah Rahma. Untuk juara 2 dan 3 diraih oleh “Story of bus Scalper” (Muhammad Ardi Rizqi), dan “Nguri Uri” (Auliya Qori'ah Dzulkarnaen). Para tokoh yang terlibat sebagai juri pada kompetisi tersebu adalah Tonny Trimarsanto, Erlan Basri, Rio Helmi, I Wayan Juniartha, Dwitra J Ariana, dan Agung Bawantara. Seperti disebutkan di awal, perhelatan DDFF yang menjadi bagian dari Makin Dekat Festival Film (MDFF), penyelenggaraannya dirangkaian dengan D’Youth Fest 3.0. MDFF sendiri merupakan festival yang mendekatkan beberapa festival dan aktivitas yang terkait dengan film. Acara tersebut antara lain menghadirkan pemutaran dan diskusi film dokumenter tentang Bali era 1930-an. Film-film tersebut merupakan hasil repatriasi (pemulangan kembali) film-film dokumenter lama tentang Bali produksi sineas Barat yang tersebar di berbagai museum dan lembaga arsip di seluruh dunia. Repratriasi tersebut dilakukan oleh Yayasan Arsip Bali 1928 pimpinan Marlowe Bandem. “Film-film tersebut merupakan rekaman tentang lingkungan alam dan masyarakat Bali pada tahun 1930-an dari berbagai aspek budaya, tradisi, hingga kehidupan sehari-hari,” ujar Marlowe Bandem. Selain itu, diputar pula film “Mesatya” karya Rai Pendet dan Gung Ama Gama (Produksi Silur Barong) serta pemutaran film-film pendek produksi Komunitas Searah Creative Hub.(bpn) Read the full article
0 notes
Text
Napak Jero 2023
Anda telah ditambahkan dalam grup “Napak Jero 2023”
Tetiba ponsel menampilkan notifikasi demikian. Nomor WhatsApp telah ditambahkan kembali ke dalam grup Napak Jero 2023 untuk memudahkan koordinasi antar peserta serta penyelenggara. Romo Irtikandik sesegera mungkin membagi informasi terkait hal-hal teknis dalam Napak Jero. Kali ini, perjalanan dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 5 Juni 2023, dengan rute Novisiat Batu – Kolumbarium Parantijati (Pandanlandung) – Gereja Katolik St. Yusup (Ngrejo) – Gua Maria Sendang Purwaningsih (Donomulyo).
Sehari sebelum keberangkatan para peserta yang datang dari berbagai kota berkumpul dan mendengarkan instruksi serta tips perjalanan. Hari pertama di Novisiat Batu diakhiri dengan ibadat malam dan devosi kepada Sakramen Mahakudus. Matahari sama sekali belum terlihat di hari selanjutnya, hal ini dikarenakan para peserta memulai perjalanan pada pukul 04.00 WIB. Mereka akan memulai perjalanan pertama mereka menuju Kolumbarium Paranti Jati, Pandanlandung Malang. Para peserta harus menempuh sekitar kurang lebih 20 km untuk sampai ke Kolumbarium. Medan yang ditempuh pun beragam termasuk tanjakan dan bebatuan yang cukup terjal. Sesekali mata dimanjakan dengan pemandangan gunung yang menyembul dari balik hamparan perkebunan jeruk yang siap panen. Di hari pertama para peserta mendapat kesempatan untuk singgah di Rumah Sosial Belas Kasih untuk sejenak mengistirahatkan kaki. Setelah singgah, segera saja para peserta melanjutkan perjalanan mereka menuju tujuan akhir di hari itu.
Kolumbarium dan Taman Doa Paranti Jati, menjadi tempat istirahat mereka di malam hari. Setelah menutup kegiatan di hari pertama dengan perayaan Ekaristi, para peserta berbagi pengalaman berjalan mereka di hari yang pertama. Ada yang merasakan kram, sehingga harus tertinggal dari teman seperjalanan namun malah mendapat kesempatan untuk berkontemplasi. Salah satunya adalah Christian yang baru pertama kali mengikuti kegiatan ini. Ia merefleksikan sesuatu hal tentang berjalan naik dan turun. Ketika berjalan naik, tubuh butuh tenaga dan perjuangan lebih di jalan menanjak, namun ketika berjalan turun, tubuh tak perlu banyak tenaga. Demikian pula dengan “naik” untuk menjadi baik butuh banyak perjuangan tak semudah “turun” lalu jatuh ke dalam dosa.
Keesokan harinya para peserta memulai perjalanan lebih awal. Pemanasan dilakukan pada jam 03.10 dan mereka mulai berjalan meninggalkan Kolumbarium pada pukul 03.30 WIB. Hari ini mereka berjalan menuju Gereja Katolik St. Yusup, Ngrejo, Kepanjen. Tercatat di peta Google, mereka harus menempuh kurang lebih 30 km untuk bisa sampai ke tujuan. Ritme berjalan tak semulus hari pertama, wajar karena rasa sakit di kaki yang masih tersisa setelah menyelesaikan perjalanan hari pertama. Tak sedikit yang harus berjalan dengan langkah terseok. Tak banyak pula peserta yang saya jumpai. Pasalnya, ketika berjalan mereka banyak menemukan jalur selain yang tertera pada peta Google. Begitulah Napak Jero, prosesnya akan berbeda pada masing-masing pribadi namun bertujuan sama. Hal ini diamini oleh beberapa peserta yang saya jumpai di titik temu. Pengalaman mereka berbeda satu dengan yang lain, ada yang melewati sungai kecil, ada yang tersesat di rimbunnya perkebunan tebu, ada pula yang tertidur di kios milik warga. Bu Ari dan Pak Agus Sur adalah yang pertama kali sampai di pintu gerbang gereja. Pak Agus Sur sampai dengan membawa buah tangan, yakni satu batang tebu untuk melepas dahaga. Semakin sore para peserta berdatangan. Beberapa peserta harus dijemput dengan paksa karena hari semakin gelap dan tidak memungkinkan untuk mereka menyelesaikan perjalanan di hari kedua. Setelah seluruh peserta kembali, malam itu ditutup dengan perayaan Ekaristi bersama umat Stasi Ngrejo.
Pada hari terakhir, rute yang harus ditempuh sekitar 33 km untuk sampai ke tujuan akhir. Dari Stasi Ngrejo, para peserta memulai perjalanan pada pukul 04.15 WIB. Seperti pada hari sebelumnya, mereka memulai perjalanan dengan pemanasan dan doa. Suasana masih gelap dan hening karena penduduk setempat belum memulai aktivitas mereka di luar rumah.
Ada yang menarik terkait rute di perjalanan hari ketiga. Para peserta diharuskan menyeberang dengan menggunakan perahu motor untuk memangkas jarak kurang lebih sekitar 12 km. Jika hanya dengan perjalanan darat tanpa menyeberang danau, mereka harus menambah 12 km untuk sampai ke tujuan. Dermaga penyeberangan terletak di sebuah tempat wisata bernama Wisata Rajut Indah tepatnya di Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung. Penyeberangan ini memangkas perjalanan sehingga bisa langsung sampai di Kecamatan Kalipare. Cuaca panas dan kondisi jalanan yang berdebu menambah lika-liku perjalanan hari itu. Satu persatu para peserta saya temui dengan langkah yang tak seoptimis hari-hari sebelumnya. Dalam perjalanan, perkebunan tebu di kanan dan kiri tak sengaja menjadi peneduh perjalanan mereka.
Ketika berjalan, ada satu cerita menarik tentang buah semangka. Salah satu frater yang turut menjadi peserta membawa buah semangka utuh dari sebelum menyeberang danau. Semangka tersebut ia beli dipasar. Ia berpikir bahwa meski buah ini menambah beban bawaan, ia meyakini semangka tersebut bisa menjadi pelepas dahaga nantinya. Benar saja, setelah beberapa kilometer berjalan dari dermaga Kalipare, semangka tersebut menjadi penghilang dahaga di tengah panas terik. Semangka tersebut juga menjadi cerita tersendiri untuk Santy, salah satu peserta Napak Jero dari luar kota. “Semangka yang dibawa frater kemarin adalah semangka terenak seumur hidup saya!” begitu ujarnya. Buah yang selama ini hanya sekadar buah tiba-tiba menjadi penyegar di teriknya matahari. Itulah Napak Jero, membuat para pelakunya kembali menyadari secara penuh hal-hal sederhana yang ternyata sangat berharga.
Singkat cerita, para peserta satu persatu sampai ke tujuan akhir, Gua Maria Sendang Purwaningsih, Donomulyo. Kali ini ada hal menarik tentang siapa yang menjadi paling akhir mencapai tujuan. Waktu semakin malam bahkan menjelang hari selanjutnya, beberapa peserta mengkonfirmasi belum dekat dengan tujuan di hari terakhir. Mau tak mau mereka harus dijemput demi keamanan dan keselamatan mereka. Satu peserta bersikeras untuk tetap menyelesaikan perjalanan. Dengan segala sisa tenaga yang ia punya, ia berhasil sampai di Gua Maria sebelum tengah malam. Ia berhasil mengalahkan dirinya, ia berhasil melampaui batas dirinya.
Selalu ada cerita-cerita menarik dari Napak Jero. Cerita tentang semangka, cerita tentang mengalahkan ego diri, cerita tentang kontemplasi dan masih banyak lagi. Satu benang merah kembali saya dapatkan dari kegiatan ini, mungkin dalam praktiknya kita akan bersama-sama dalam berjalan, menemukan teman seperjalanan, bergurau dan saling berbagi dengan teman seperjalanan. Sampai pada akhirnya lelah mengharuskan untuk fokus dengan diri masing-masing. Pada saat itulah masing-masing pribadi berkesempatan untuk mencari/menemukan jawaban, berkontemplasi, dan menyadari hal-hal yang menjadi tujuan menyelesaikan perjalanan.
Napak Jero menjadi kesempatan untuk kita yang sudah terlalu riuh dan membutuhkan kesempatan untuk melambat dan menikmati. Hal yang selama ini sangat sederhana seperti keberadaan buah semangka di tengah terik matahari adalah hal yang (mungkin) jarang disadari dan disyukuri. Mungkin banyak hal yang kita lewatkan termasuk senyum dan kemurahan hati seseorang yang menawarkan tempat berteduh dan segelas air. Napak Jero membantu Anda menyadari hal-hal sederhana itu.
0 notes