#duka
Explore tagged Tumblr posts
Text
SEJENAK
Kita telah berusaha dengan segala usaha yang kita usahakan.
Tidak apa apa jika hasilnya masih tidak sesuai harapan.
Namanya skenario kehidupan, segalanya tidak terprediksi dan segalanya dipenuhi kejutan.
Banyak hal yang harus kita lalui dan bahagia itu perlu waktu.
Mungkin kita sedang jatuh saat ini.
Mungkin kita sedang berduka saat ini.
Mungkin kita sedang terluka saat ini.
Kita harus terus beranjak dari perasaan hati yang tercabik-cabik.
Akan ada dimana kita akan merasakan kebahagiaan itu.
Perbanyak percaya dan harus percaya karena roda waktu terus berputar.
17 notes
·
View notes
Text
Seakan-akan sedang berhenti, tapi realitanya terus berlanjut. Bagaimana cara melanjutkan hidup sementara seseorang sudah tak lagi menetap tinggal di bumi? Ini akan selalu menjadi luka yang tidak akan pernah tertutup, menjadi duka yang tak berujung.
10 notes
·
View notes
Text
Sedihnya. Ketika melihat matamu, aku bisa melihat masa depan di situ. Sedangkan ketika melihat mataku, kamu melihat aku bagian dari masa lalumu.
- Sastrasa
#quote#puisi#quotes#galau#inspirasi#sedih#bahagia#motivasi#senang#kasih#inovasi#patah#mantan#gebetan#pacar#qotd#duka#suka#cinta
26 notes
·
View notes
Text
Setu Gintung, tempat menghilangkan penat tak pernah terhitung. Tempat diskusi disaat petang menjelang, menyatukan isi kepala yang sempat hilang.
Di kota inilah awal mulainya sebuah cerita, menimba ilmu mewujudkan cita-cita. Tangis tawa, duka bahagia, selalu datang menghiasi perjalanan hidup tanpa di minta.
Oooh... Ciputat kau bukan hanya memberikan pelajaran, tapi juga tamparan.
6 notes
·
View notes
Text
Duka
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk berduka?
Di saat orang-orang mulai baik-baik saja, di saat semuanya mulai berjalan seperti biasanya. Di sini, di ruangan ini, di tempat semua kenangan dibangun, di mana setiap kenangan diciptakan dan abadi, ada yang berubah dan dipaksa harus berjalan seperti biasanya.
Di sudut, di semua tempat di mana kenangan itu hidup, di mana orang yang menciptakan hampir semua kenangan itu hilang, kita pada akhirnya diminta untuk menerima.
Di luar sana, di balik tembok ini, saat aku melangkahkan kaki keluar, aku tiba-tiba tersadar. Aku tidak ingin mengakui bahwa dirimu telah hilang. Namamu yang mereka tulis di mana-mana, pada akhirnya membuat aku sadar bahwa tidak ada bagian dari semua ini yang tidak nyata.
Rupanya, dirimu benar-benar telah pergi.
Begitu saja.
Tanpa mengatakan apa-apa.
10 notes
·
View notes
Text
Small Ideas
YAYY caught up!
there's close upz and extra alt text describing what each character lookz like under the cut!
Duka
Wedi
Bungah
Lara
Sedhih
Emosi
Kapercuyan
#art#digital art#oc art#oc#ocs#furry#furries#fursona#?#art stuff#Duka#Wedi#Bungah#Lara#Sedhih#Emosi#Kapercuyan
2 notes
·
View notes
Text
Dibalik ceria ada duka yang bersahaja. Ada canda tak bisa tertawa dan ada tangis yang tak mengeluarkan air mata. Bahkan ada cerita tanpa sepatah kata. Apalah yang tersisa di dunia ini. Yang ada hanyalah serpihan kenangan.
Selamat jalan buat rekan kerjaku, Mbak Vina yang sudah seperti sohib bagiku. Mbak Vina sudah sehat sekarang dan sakit yang dialami sudah berakhir. Kini, sedih rasanya bila melihat kembali foto bersama mbak Vina. Aku jadi teringat masa-masa nongkrong serta curhat bersama Mbak dan Puji, bersama-sama mengerjakan proyek dan juga ngopi bareng Puji. Saat ini, yang tersisa hanyalah kami berdua di dalam grup, Mbak. 🥲
Terima kasih, Mbak Vina atas kontribusi yang telah Mbak berikan untuk tim. Banyak hal yang ku pelajari darimu, Mbak. Salah satunya kegigihan Mbak dalam bekerja. Mbak yang juga selalu ceria walau terkadang suka kesal sama Puji dan aku sering menjadi pendengar dikala itu terjadi. Dibalik semua itu, hal itu menjadikan hari-hari berwarna untuk pertemanan kita di dunia kerja. Semoga tenang dan berbahagia di sana ya, Mbak. 🥲😭
8 notes
·
View notes
Text
Hidup tapi Mati
Setiap mendengar apapun yang berkaitan denganmu, dada ini begitu sesak. Air mata tak pernah mampu lagi terbendung. Walaupun raga ini hidup tetapi hati ini tampak mati.
Sekuat apa pun diriku, ternyata aku hanyalah makhluk lemah. Yang kuat hanyalah Dia Yang Maha Kuat.
Jika takdir dapat ditukar, mungkin aku akan meminta Tuhan untuk menukarkan ujung takdirmu dan takdirku. Sayangnya takdir Tuhan tidak demikian.
Sekarang yang harus ku lakukan hanyalah berusaha untuk ridla akan takdir Tuhan. Terpenting, yang harus ku yakini adalah apapun takdir Tuhan itulah takdir yang terbaik.
Sesempurna apapun skenario kita, skenario Tuhan adalah skenario yang paling sempurna.
Semoga apa yang seharusnya hidup akan tetap hidup selamanya dan tak pernah mati lagi. Amin.
7 notes
·
View notes
Text
Gadis Berhati Duri
Gadis itu menggiring secentong besar lara di dalam dadanya. Memakai centong itu, disiramnya bunga-bunga di halaman depan dengan air mata. Dalam sekejap, bunga-bunga itu tumbuh dewasa, tetapi runcing sekali batang, daun, dan akarnya. Tajam menusuk-nusuk kulit luar dan dalam si gadis hingga ia mengerang hebat tanpa suara. Tanaman itu yang tidak lagi ia sebut sebagai bunga, berkembang dengan sangat subur dan lebat. Daunnya makin lama makin runcing seperti siap menggores luka siapa saja yang lewat. Gadis itu juga tumbuh remaja, menggendong kawan setia yang ia beri nama duka. Makin tua ia, makin bungkuk badannya sebab kawannya itu terus-terusan menekan punggungnya. Gadis itu masih menggiring secentong besar lara di dalam sukmanya, sungkan mengakui bahwa ia tidak pernah sakit apa lagi tertusuk karena bunga-bunga itu tumbuh besar di hatinya.
7 notes
·
View notes
Text
Bena
Peracik: Magdalene
Bena, aku datang kepadamu atas ego konflik memandu. Kali ini bukan karena panggilan atas napas yang kau bagi untuk keberlangsungan hidupku; bukan pula utang kayu ara. Aku datang untuk memupus angkara.
Bena, benar berita tentang bilah hatiku pergi selamanya. Pergi hanya tinggalkan utas gema dan bayangan. Suram lampu kuning dan aromanya mengendap di sudut ruangan. Udara rumah yang sering kurindukan kini berubah menyilukan. Tak ayal aku nyaris kehilangan moral. Aku takut berubah buas. Hingga aku berani membisukan, menikam, dan membunuh diriku agar tidak ada yang kecewa. Walau hewan itu sebenarnya terjebak di sangkarnya sendiri.
Bena, langkahku semakin berat. Aku kerap menemui terjal dan tanjakan curam. Mimpi-mimpiku adalah beban terberat dari semua yang kubawa. Sedangkan perjalananku masih lebih berupa aral melintangnya. Jika kupikul ia lebih jauh, ia akan menyakitiku.
Bena, mimpiku adalah satu-satunya bintang di langit yang aku ketahui nama dan rasinya. Pendar cahaya di rembang tengah hari dan petangnya. Bertahta tinggi menyundul langit tanpa apa pun yang mencapainya. Ia membuatku mendongak, berlari mengejar. Naif tangan si kecil meraup bias sia-sia. Barang pemberian mendiang kakek pun tersisihkan.
Bena, tolong bawa mimpi-mimpi ini tenggelam sedalam-dalamnya palung yang bisa kau sembunyikan. Jangan biarkan bulan sekalipun dapat menggapai keadaannya barang secercah sebesar zarah. Aku tidak mau lagi melanjutkan mimpi.
Bena, aku tahu pengorbananku tidak sebesar keberlimpahan alam yang kau berikan kepadaku. Ia hanya sekedar mimpi. Sekedar barang kebetulan berpendar. Aku tidak akan lebih payah membuang mimpi ketimbang ditinggal separuh hatiku. Harapanku telah pupus seperti jejak yang hilang dilimbur pasang. Biarlah aku linglung tanpa haluan. Biarlah lindungan angin membawaku entah ke mana. Pokoknya, aku harus terus berjalan.
3 notes
·
View notes
Text
Pilu 2023
Tidak ada yang benar benar paham cerita masing masing kita.
Tanpa kita sadari, kita sudah banyak kehilangan.
Teman masa kecil, teman beranjak dewasa dan juga teman yang kita anggap akan selalu ada saat suka dan duka. Saat kita kecil, kita yakin nenek dan kakek akan selalu hadir. Sesekali berfikir membayangkan ada diumur 30 dengan skenario terbaik dan ideal versi kita. "Gak muluk muluk ko, diumur 30, aku sudah punya keluarga, karir yg baik, bisa membiayai orang tua dan mengajak liburan nenek kakek ke sana sini. Ideal sperti kehidupan banyak orang" ucap beberapa dari kita kala itu. Ya, kala itu, kita tidak berpikir bahwa kematian dan kebahagiaan jaraknya setipis tisu. Kita tidak mau sadar bahwa kelak kita akan kehilangan.
Pelan...pelan...pelan..hilang...
Oh, rasa kehilangan tetap jauh lebih traumatic meski di ganti dengan 3x kebahagiaan. Kenapa? Mungkin karena kita tau, kebahagiaan tidak bener benar abadi, itu pun bisa pergi..lalu..hilang..
Tahun ini 2023, di awal tahun, sudah dimulai dengan kehilangan kekasih hati yang nyatanya membuat hati dan pikiran kehilangan arah. Ah, lalu Tuhan bawa seorang kawan yang dipikir nya akan ada sehidup semati, tapi baru bercerita sudah pamit lebih dulu menghadap yang kuasa.
Oh, seolah AKU lulus karena sudah di hadapkan dengan 2 kehilangan tadi, Tuhan beri lagi satu kehilangan YANG seakan harapan hanya omong kosong dan khayalan kala itu sebuah dosa besar. Sakiiiiit rasanya, karena AKU kehilangan pemeran utama cerita masa kecil yang juga menguatkan proses remaja lalu saat mulai dewasa tidak pernah dilupakan. Yang peran nya tidak bisa tergantikan. Yang pergi dengan harapan kumpul saat lebaran. Yang aku lupa bahwa ketika aku beranjak dewasa, dia pun bertambah tua. Yang sayang seribu sayang, Nenek sekaligus Ibu terbaik ku harus pergi di lebaran tahun ini. Masa kecilku hilang, segala khayalan itu omong kosong, bahkan sedikit sama seperti kehidupan orang lain saja TIDAK. Rasanya masih selalu sakit, ketika ingat Nenek sudah gak ada lagi.
Lalu sekarang 25 September 2023,aku kehilangan 1 tahun umur muda-ku. Untuk AKU yg dulu berpikir bisa menikah, punya anak, karir, dan lain lain, kamu terlalu termakan drama korea. Nyatanya 29 itu kamu kehilangan banyak hal, utama nya soal Nenek dan masa kecil mu. Kamu belum menikah, apalagi punya anak, karirmu juga terancam karna sikapmu, ah keluarga mu masih saja ributin uang dan utang, teman2mu makin sedikit, adik2mu jadi tanggunganmu.
Eh, bukan tidak bersyukur, tentu saja ada hal bahagia.
Tapi bukan untuk 2023, yang akan jadi 1 episode pilu tak terlupakan. Setelahnya? , meski lagi...lagi berharap, karena apa lagi yang aku punya? Haruskah aku juga kehilangan harapan? Padahal, aku masih berharap, aku layak bahagia dan punya hidup ideal. Meski sudah tidak ada yang menyaksikan.
Dan kita tidak benar benar paham cerita masing2 kita, bahkan kita sendiri.
Salam
FNA
Fatmawati, Sept 2023
Happy Birthdaaaay yaaa...
Semoga Mimi dilapangkan kubur nya.
2 notes
·
View notes
Text
Kau telah memberi terlalu banyak nama pada setiap kesedihan, sampai kita bingung harus mengingat yang mana.
Kau terlalu memberi banyak nama pada kesedihan, hingga kita bingung menulis apa pada lembaran pertama.
Kau samarkan segala duka di wajahmu, menopengkan senyum agar senang mereka yang mengenalmu.
16 notes
·
View notes
Text
Aku tertimbun diantara tumpukan puing-puing bangunan.
Aku tak mampu mendengar apapun kecuali deru nafasku, dan do'a-do'aku kepada Tuhan.
Rasanya; dingin mulai menjalari tubuhku pelan-pelan, bergerakpun aku tak mampu lakukan.
Kini, yang kurasakan hanya dahaga, dan gelap yang aku tak tau dimana ada sumber cahaya.
Tapi aku tak sendiri, Tuhan pasti menemaniku melewati ujian ini.
Dan diantara sunyi yang sepi; suara abi dan umi tak mampu kudengar lagi.
Sajak ke - 25
15 notes
·
View notes
Text
Sulit untuk tetap berteman denganmu dalam rasa suka yang berlebih-lebihan. Aku enggak bisa. Sepertinya satu hal yang paling tepat adalah menjadi pengagum rahasiamu, dalam diam, dari kejauhan. Sambil belajar melepasmu pelan-pelan.
- Sastrasa
Masih untuk Aritifical Intelligence.
#quote#puisi#quotes#galau#inspirasi#sedih#bahagia#motivasi#senang#kasih#cinta#kisah#inovasi#duka#suka#sastra#literasi
17 notes
·
View notes
Text
Duka
Setiap manusia mungkin akan merasakan kehilangan. Kehilangan orang yang dicintai untuk selamanya. Mungkin belum berada di fase kehilangan yang mendalam, tetapi merasakan duka pernah dirasakan.
Lebih tepatnya kehilangan teman bercerita, tahun lalu merupakan suatu penyesalan dan kesedihan. Orang yang selama ini menjadi teman bercerita san belajar kehidupan pergi untuk selamanya.
Kehilangan dua orang dalam waktu dekat yang menjadi tujuan untuk pulang berkunjung. Mbah dan Bulik sebutannya di Jawa, keduanya pergi dengan cara yang berbeda dan dalam keadaan yang sangat baik. Pergi dengan cara versi terbaik menurut Allah dalam keadaan tenang dan damai. Setelah kepergiannya pun masih memberikan cerita tersendiri.
Semoga kelak diri ini bisa bertemu denganMu dalam keadaan yang terbaik seperti orang-orang soleh lainnya. Al-fatihah untuk Mbah dan Bulik
1 note
·
View note
Text
Orang-Orang Yang Tak Pernah Didengar
Sebagian manusia membuat kita bertanya-tanya, "mengapa diamnya lebih nyaring ketimbang ocehannya?"
Dalam setiap fase hidupku, baik sejak aku anak-anak lalu menjadi remaja hingga dewasa, pasti kutemukan beberapa orang yang diamnya lebih nyaring ketimbang ocehannya. Dari pengalamanku, mereka yang suka murung bukanlah orang yang duduknya paling belakang di dalam kelas. Mereka yang diamnya menumbuhkan banyak tanda tanya malah kerap kutemui duduk di barisan tengah—sengaja menenggelamkan diri supaya tidak terlihat oleh yang lainnya. Memang benar, jarang ada yang bertanya soal keadaannya. Jarang ada yang menawarkan telinga untuknya bercerita. Jarang ada yang memberikan uluran tangan karena terlihat baik-baik saja. Lebih ironinya lagi, sebagian dari mereka malah sukarela menjadi tempat penghiburan ketika tidak ada lagi yang bisa diajak berbicara.
Aku salah satu orang yang menganggap mereka baik-baik saja. Aku tidak pernah berani bertanya mengapa mereka lebih sering diam ketimbang berbicara. Kupikir mereka memang hanya enggan untuk terbuka karena takut menerima prasangka, sampai akhirnya ketika di usia menginjak dua puluh tiga aku mulai mengerti dan mendapatkan polanya.
Mungkin tidak semua orang seperti yang kukira tetapi dari sebagian temanku yang banyak diam semasa hidupnya adalah mereka yang tak pernah didengar keluh kesahnya. Mereka bukan tipikal orang populer yang sering di reach out oleh teman-temannya, bukan juga orang yang selalu menggebu-gebu untuk menyampaikan berita. Mereka hanya diam sambil mendengarkan orang lain bersuka cita dan sesekali tersenyum karena terhibur oleh suasana. Padahal dalam pikirannya, kita tak pernah tau sekalut apa.
Pernah sekali aku bertanya pada salah satu di antara mereka, "kenapa kamu selalu diam dari pada bercerita?"
Kalian tahu apa jawabannya?
"Kamu tahu, nggak. Apa yang lebih menyakitkan ketimbang ditunjuk atas kesalahan kita?" Jujur aku tidak tahu jawabannya.
"Aku terbiasa diam bukan karena takut salah. Aku bungkam bukan karena penuh dengan prasangka. Tetapi aku diam karena tidak pernah diberi kesempatan untuk bercerita. Orang-orang menganggap aku biasa saja, menganggap aku tak perlu telinga. Tidak diberi kesempatan jauh lebih menyinggungku dari pada dihakimi karena ucapan yang sudah aku lontarkan."
Aku diam. Membeku. Mencoba memahami lewat sudut pandangnya. Tapi inilah hidup dengan segala kompleksitasnya, aku tidak pernah benar-benar bisa memahami hanya berdasarkan kalimat yang ia ucapkan. Aku hanya akan benar-benar tahu jika aku menjadi darah yang mengalir di bawah kulitnya, menjadi sepasang mata yang ia gunakan untuk melihat, menjadi suara yang banyak didengar oleh telinganya, dan menjadi udara yang masuk ke dalam rongga dadanya.
Omong-omong soal tulisan ini, aku sengaja menulisnya di akhir tahun setelah ada banyak sekian berita duka yang aku dapatkan. Berita-berita tentang orang hilang, melarikan diri bahkan mengakhiri hidupnya karena dirundung oleh rasa sepi merupakan makanan sehari-hari di akhir musim ini. Tulisan ini sekaligus akan menjadi pengingat untukku supaya lebih peka terhadap kondisi orang lain. Aku tidak ingin orang-orang yang aku kenal menjadi salah satu orang yang akan kubaca namanya di dalam headline news duka.
Di penghujung tahun 2024 ini, aku berdoa supaya banyak orang yang mulai mau untuk bercerita dan terbuka. Minimal kepada keluarganya. Di antara riuhnya sistem yang merusak mental kita, aku berharap kita semakin dikuatkan pundaknya, diluaskan rasa sabarnya dan dipenuhi ketenangan dalam pikiran serta nuraninya. Yakinlah, bahwa tahun berikutnya pasti akan terlewati lagi seperti sebelum-sebelumnya.
Untuk siapapun yang tak pernah didengarkan ceritanya, siapapun yang tak pernah diberi kesempatan untuk membuka suara, semoga kita semua mendapatkan muara yang tepat untuk dijadikan tempat menuangkan resah gundah.
—Maynuverse
1 note
·
View note