#cinta yang terbaik
Explore tagged Tumblr posts
Text
Tuhan Tau
Tuhan tau mana yang terbaik untuk umatnya. Ia mendekatkan dan menjauhkan Ia memberikan dan memisahkan Ia membuat senang dan membuat sedih Itu perihal yang terbaik. Jadi, jika aku kini dipisahkan, maka tuhan akan memberikan yang terbaik, begitu pula aku yang sedih akan tuhan berikan kesenangan. Tuhan tau mana yang terbaik untuk umatnya.
#cinta#cinta yang terbaik#duka cita#prosa cinta#puisi ahsae#puisi cinta#puisi galau#puisi tuhan#sajak cinta#syair cinta#terbaik#tuhan tau
0 notes
Text
౦88ᒿ–l67౦–lᒿ౦ᣮ (WA) Obat Untuk Bekas Jerawat Bekas Jerawat Pie
Apakah tomat bisa menghilangkan jerawat penyebab jerawat di punggung. Sabun jerawat jerawat di muka. Obat totol jerawat yang ampuh obat jerawat yang bagus jerawat hidung. Serum jerawat paling ampuh jerawat telinga penyebab jerawat batu di dagu cara menyembuhkan jerawat meradang cara mengempeskan jerawat batu. Apa penyebab jerawat di dagu bekas jerawat hitam susah hilang. Obat jerawat untuk anak usia 13 tahun obat untuk bekas jerawat jerawat terbesar menghilangkan bekas jerawat obat jerawat totol jerawat di pipi .
#Obat Jerawat Alami#Obat Alami Jerawat#Jerawat Telinga#Obat Untuk Jerawat#Cara Mengatasi Jerawat Punggung#Cara Menghilangkan Bekas Jerawat Yang Menghitam#Obat Totol Jerawat Terbaik#Cara Menghilangkan Jerawat Di Dagu#Obat Jerawat Minum#Obat Alami Jerawat Batu#Arti Jerawat Di Hidung Tentang Cinta#Cara Menghilangkan Jerawat Batu Dengan Cepat#Jerawat Hitam#Penyebab Jerawat Di Jidat#Membersihkan Jerawat
0 notes
Text
Semakin beranjak usiaku, semakin luas dunia yang kulihat, semakin banyak hal yang kudengar. Aku semakin menyadari bahwa momen pertama kali menjadi orang tua ini memang tidak mungkin sempurna. Ada hal-hal yang mungkin akan tetap dirasa kurang bagiku dan juga bagi anak-anakku nantinya saat mereka sudah bisa mengutarakan pendapat tentangku sebagai orang tuanya.
Aku menyadari sepenuhnya bahwa memberi yang terbaik belum tentu bisa membuat mereka benar-benar bahagia, tapi bagaimana caranya memahami kehidupannya nanti beserta lika-liku hidup yang akan sangat mungkin berbeda dengan hidupku saat seumurannya.
Terima kasih telah membuatku memiliki anak-anak seperti kalian. Dengan segala rasa yang mengalir ini, ayah ingin sekali bisa menemani kalian tumbuh besar. Karena mungkin ayah tak pandai mengucapkan cinta melalui kata, tapi ayah sangat tahu bagaimana karakter kalian berdua. Semoga ayah memiliki usia hingga sampai tiba masanya :)
109 notes
·
View notes
Text
Kalo mau nunjukkin effort terbaik kita, emang paling cocok sama pas ya ke Allaah. Kalo mau nunjukkin cinta kita yang paling tinggi, emang paling pas sama cocok cuman ke Allaah. Cuman Allaah yang bener-bener sesayang itu sama kita. Masa lalu buruk aja dimaafin, kita jatuh aja gak dijudge, malah ditolong. Kita ngejauh aja, Allah masih tetep nolong kita dengan segala kemudahan-Nya. Ya, kan?
@terusberanjak
145 notes
·
View notes
Text
196.
Laras, kau pernah bertanya apa yang membuatku meninggalkannya; lelaki berlesung pipi dengan tatapan sendunya. Mari ku jawab malam ini, melalui surat yang entah kapan akan sampai kepadamu atau justru tidak sama sekali.
Laras, aku pernah mencintainya setengah mati sekaligus membencinya hidup-hidup dan sialnya bagian mencintainya adalah terbaik dari semua kisah yang pernah mampir. Aku diajarkan banyak hal melaluinya, termasuk tentang segala kesakitan dan bagaimana aku menyembuhkannya, atau sebenarnya tidak pernah sembuh?
Laras, aku melalui kisah panjang bersamanya. Bukan sekedar hitungan bulan atau seumur anak yang sedang duduk di bangku TK. Lebih dari itu. Jika dihitung setara dengan jumlah jemari yang ada di kedua tanganmu. Aku memahami kelucuan, kecerobahan berikut romantismenya pun dia terhadapku.
Kami pernah memimpikan mahligai rumah tangga dan keluarga cemara yang ingin kami ciptakan di dalamnya. Segala romansa tentang hidup di masa depan dengan anak kecil di dalamnya sudah menjadi menu favorit dalam obrolan.
Ah Laras, dunia memang tidak selamanya berjalan sebagaimana yang kita mau. Kami tidak menginjak anak tangga yang sama. Aku tidak mau menuruni anak tangganya sementara ia pun tak mungkin menaiki tangga berikutnya, saat itu.
Percayalah Laras, segala kemungkinan itu sudah kami tabrak agar bisa melangkah searah. Kami sudah mengusahakannya. Entah aku yang tidak sabar dalam menunggu atau ia yang terlalu lama untuk berani melaju mengambil keputusan di hadapan badai yang besar.
Aku akhirnya menyerah, Laras. Aku mengaku kalah. Energiku sudah tidak bersisa. Aku sudah tidak mampu memperjuangkannya dan kakiku sudah lebih dulu menaiki anak tangga berikutnya. Jelas, kini kami semakin jauh. Jauh, jauh sekali.
Aku meninggalkannya namun ia juga tidak bersikeras berlari menggapaiku. Aku harus apa Laras, selain tetap memilih maju? Bagaimana mungkin ku pilih langkah mundur setelah jauh aku berjalan.
Aku bisa apa, Laras? Aku tidak mungkin melawan garisan tangan, kami hanya bersinggungan untuk saling memberi pembelajaran dan dengan segala luka dan liku aku mencoba ikhlas melepaskannya. Mungkin dengan tidak bersamaku ia akan terbang lebih tinggi bukan sekedar menaiki anak tangga?
Laras, kau tahu, di dunia ini sekalipun ia jatuh cinta lagi ku pastikan cinta itu separuh. Tapi dengan separuh itulah ia akan mencintai dengan penuh. Ia akan memperjuangkan dengan hebat. Ia akan mengusahakan yang terbaik, dan ku tegaskan kau adalah bagian dari separuh itu. Apa lagi yang harus kau khawatirkan?
Purna, 18.28 | 10 November 2024.
52 notes
·
View notes
Text
Bagian dari cinta..
Ini tentang pernikahan. Dua orang yang Allaah tetapkan menjadi satu ikatan bernama pernikahan. Allaah pasangkan dua orang dalam kebaikan dan menjalani hari demi hari dengan berpasang-pasangan.
Namun teruslah ingat, bahwa Allaah menyatukan kedua hati tak lantas keduanya harus terus sempurna tidak ada cela. Tidak, tidak demikian. Rumah tangga Rasulullaah Shallaahu alaihi wassalam pun tak luput dari ketidaksempurnaan.
Oleh karenanya jika setiap rumah tangga nanti engkau menemukan kekurangan ada pada pasanganmu. Nasihat Al-Quran begitu tinggi, yaitu "Sabar". Jangan mudah marah, jangan membesarkan hal-hal sepele. sebab boleh jadi dibalik apa yang tidak engkau sukai, Allaah telah menyiapkan hikmah besar yang tidak pernah engkau sangka-sangka untuk melengkapi kekurangan yang didapatkan di setiap pasanganmu, dan itu bagian dari "taqwa".
Nasihat Syaikh Utsman Al-khamis hafidzhahullaah ta'ala :
"Demi Allaah, ada banyak nasihat tentang rumah tangga. Tapi saya katakan, nasihat terbaik untuk para pasangan suami istri adalah mengabaikan hal-hal sepele. Tidak perlu mempermasalahkan hal-hal sepele. Abaikan dan jalani saja. Tidak ada manusia yang sempurna. Jikalau dalam segala hal engkau selalu menyalahkan pasanganmu. Maka semua yang dia lakukan akan selalu salah dimatamu. Dan siapalah yang hanya memiliki kebaikan saja? Tidak ada sama sekali. Kecuali Rasulullah Shallaahu alaihi wassalam."
Barangkali memang benar ya, dalam rumah tangga itu hal yang kita kira besar akan menjadi ringan bila meminta pertolongan Allaah. Dan hal kita kira kecil, bisa menjadi rumit dan besar tanpa meminta pertolongan Allaah. Maka rumah tangga yang bahagia adalah keduanya saling memberi udzur untuk satu sama lain. Bahwa keduanya adalah manusia biasa yang jauh dari kata sempurna.
Dijadikan menjadi satu sama lain tidak lain tidak bukan untuk melengkapi kekurangan dan kelebihan yang telah dimiliki. Memahami bahwasanya rumah tangga adalah ibadah terlama yang mana untuk menjalankannya dibutuhkan sabar. Sabar tidak hanya dilakukan ketika ditempat ujian, namun juga kala menjalankan ibadah kepada Allaah. Itulah mengapa sabar tidak hanya berdiam diri saja tidak melakukan apapun. Sabar ridho dengan apapun yang telah ditetapkan namun terus berikhtiar hingga selesai.
Sabar itu adalah upaya, jika hari ini engkau menemukan sabar itu ada pada pasanganmu. Maka banyaklah bersyukur. Bersyukurlah kepada Allaah bila hari ini pasanganmu begitu berupaya ingin membahagiakan mu dengan cara-caranya yang untuk ukuranmu mungkin terlihat sederhana. Sebab kau tidak akan pernah tahu semaksimal apa upaya yang telah ia lakukan untuk memberikanmu sebuah kebahagiaan.
Tidak ada pasangan yang saling bertemu karena Allaah yang tidak saling berupaya untuk memberikan yang terbaik. Maka bila hari ini kau mendapati pasanganmu begitu berupaya sekali untuk memberikanmu kehidupan yang layak. Maka cara terbaik untuk membalas kebaikannya adalah dengan mendoakan kebaikan untuknya, bersyukur kepadaNya dan berupaya semaksimal mungkin untuk mengupayakan hal yang sama kepadanya. Dengan cara melakukan yang terbaik pada perannya masing-masing.
Sabar, saling memberi udzur dan memaafkan pada hal-hal sepele. Akan mendatangkan ketenangan dan kebahagian bagi satu sama lain. Allaah akan hadirkan rasa itu kepada rumah tangga yang menahan dirinya untuk marah sekalipun ia sangat mampu untuk melakukannya namun ia tahan dan bersabar sebab Allaah yang perintahkan.
Tidak pernah ku lihat sebuah cinta yang lebih indah dari sebuah pernikahan yang dilandasi rasa takut dan cinta karena Allaah. Sebab sekecil apapun yang diupayakan dalam sebuah biduk rumah tangga akan selalu bernilai ibadah disisiNya.
Ya Allaah berkahilah setiap rumah tangga yang didalamnya saling mengupayakan kebahagian satu sama lain. Labuhkanlah cinta diantara keduanya di surgaMu nanti. Sebuah tempat yang tidak lagi menemukan rasa sakit dan sedih. Aamiin..
Mendoakan bagian dari cinta, dalam perjalanan menuju rumah || 10.45
#tulisan#pernikahanimpian#pernikahan#ruangsyukur#rumahtanggamuda#rumah tangga#menulis#catatan#nasihat#wanita#kebaikan#perjalanan#syukur#akumenulis
304 notes
·
View notes
Text
Yang Terjadi = Yang Terbaik?
Beberapa hari yang lalu ikut pelatihan via Zoom. Sesi kali ini diisi Teh Kartini, penulis buku yang sudah kuikuti cukup lama. Karena antusias ingin mendengar pemaparan Teh Kar, perhatianku terfokus pada setiap kalimatnya, sampai akhirnya keluar satu kalimat yang rasanya seperti mengetuk hatiku lebih “keras”.
“... Kalau sudah terjadi, yaa berarti itu takdir terbaik ...,” kata Teh Kar.
Setelah mendengar kalimat itu, aku seolah masuk ke dalam pikiranku sendiri.
“Oh iya yaa,” respon cepatku saat itu, yang akhirnya kembali merenungi bagaimana selama ini diriku bisa terlupa akan fakta itu ...
Kepingan beberapa kejadian menampakkan dirinya dalam ingatan, mencoba menyusun segala kemungkinan yang membawaku semakin menyadari makna dari kalimat tersebut.
Beberapa kali Teh Kar memaparkan kalimat tersebut, yang juga sekaligus menjawab pertanyaan salah seorang peserta pelatihan.
“Apapun yang kita benci, sekalipun itu penyesalan, sekalipun itu masa muda yang kita sia-siakan, kalau sudah terjadi, maka itu yang terbaik. Sebaliknya, apapun yang kita suka, kalau itu belum terjadi, maka itu belum tentu baik.”
Aku kemudian teringat bagaimana saat menuju tahun ketiga kuliah, aku pernah berbagi cerita dengan teman-teman di salah satu organisasi kampus tentang sabar dan ikhlas. Dalam proses berbagi cerita itu, jawaban atas kegagalanku beberapa tahun sebelumnya akhirnya terjawab.
Memang benar, terkadang hikmah suatu kejadian belum bisa langsung kita temukan saat itu juga, sesaat setelah kejadian itu terjadi. Namun, percayalah bahwa setiap kejadian yang Allah takdirkan terjadi, maka itu adalah yang terbaik. Cepat atau lambat, kita pasti akan menyadarinya dan akan dibuat bersyukur karena cinta Allah yang begitu besar.
Dan pada akhirnya, kita akan menemukan momen-momen di dalam hidup ketika kita menyadari kalau pola pikir yang membentuk kita saat ini, pencapaian yang sudah kita raih, dan titik keberhasilan lain dalam hidup ini merupakan satu paket dengan kegagalan dan kesedihan yang sudah terjadi.
“Dunia itu tempatnya sulit, tapi bukan berarti kita kecil untuk menghadapi kesulitan tersebut. Kita punya Allah yang membesarkan kita. Kita mampu karena Allah mampukan kita. Kita kuat karena Allah yang menguatkan kita.”
Semangat, yaa?!
92 notes
·
View notes
Text
Jangan Sombong
Inget nggak dengan Quote Umar bin Khatab tentang ilmu ada tiga tahapan?
"Jika seseorang memasuki tahapan pertama, dia akan sombong. Jika dia memasuki tahapan kedua, maka dia akan rendah hati."
Tapi sebenernya, kita itu emang berhak sombong? Yakin kita belajar ilmu? Atau cuman berwawasan saja?
Ya namanya manusia memang ada kecenderungan sombong, misal dari harta- benda, kekayaan, atau bahkan ilmu.
Tapi coba lihat di Surat Al-Mulk : 04
"Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih.
Ayat ini sederhananya ingin mengajak kita untuk mentaddaburi ciptaan Allah baik langit bumi dan seisinya yang luar biasanya sehingga timbul rasa humble di dalam diri kita.
lihatlah sekali lagi dan sekali lagi.....tanpa kecacatan.
Ciptaan Allah begitu sempurna, kita itu bukan siapa-siapa, nothing dibandingkan apa yang ada di sisi Allah. Mengingat-Nya adalah cara terbaik menghilangkan rasa sombong, apalagi hanya dengan wawasan yang sedikit.
Surakarta, 13 November 2024.
Lagi jatuh cinta sama ciptaan-Nya!
Tadabbur Al-Mulk : 04, Buku "30 Nights Make It Closser" by Quranreview
#abamenulis#quranreviewaba#menyambutkemenangan#seperempadabad#mengerikan#catatankemenangan#dakwahkampus#pemudaislam#ceritabukuaba#tadabburaba
33 notes
·
View notes
Text
Bahasa Cinta-Nya
Banyak bahasa cinta-Nya yang mungkin sebelumnya sulit kita pahami, yang membutuhkan waktu sedikit lama untuk memahami maksudNya.
Ternyata, bahasa cinta-Nya Allah tidak hanya hadir lewat kejadian yang mengenakkan saja ya, bahkan kalau di runtut ke belakang, banyak juga kejadian yang kurang mengenakkan tapi justru itu malah mendekatkan kita kepada-Nya.
Harapan yang dipatahkan, kekecewaan, kegagalan, pengalaman yang kurang mengenakkan ketika bertemu seseorang, dan hal lainnya. Rasa kekecewaan itu yang akhirnya mendekatkan kita kepada-Nya, karena ternyata sadar bahwa kita tidak dapat berdiri di kaki kita sendiri, tidak bisa kita hadapi sendiri. Ternyata benar, kesedihan itu sebenarnya juga perasaan istimewa, karena perasaan itu mendekatkan kita kepada Tuhan.
Aku akhirnya memahami, bahwa apa-apa yang dihadirkan dalam hidup itu sebenarnya juga sebuah nikmat sekaligus ujian. Aku hanya bisa mengusahakan yang terbaik, dan ukuran kebaikan itu tidak pernah dalam ukuran manusia, melainkan ukuran-Nya.
Aku percaya bahwa serangkaian kejadian dalam hidup di masa lalu itu membentuk pribadi kita saat ini, membentuk pribadi yang lebih bijaksana, pribadi yang lebih tenang, lebih bisa berfikir rasional, tidak gegabah, dan lebih legowo. Indah sekali bukan bahasa cinta-Nya?, yang perlu dilatih hanya sabar, sabar menjalani proses.
Banyak cara bagi Allah untuk mengantar kita untuk dekat kepada-Nya. Semoga hal-hal yang hadir di masa lalu mengantarkan ke takdir terbaik kita.
53 notes
·
View notes
Text
Sekali saja kita merasa jatuh cinta sama Allah, kita akan merasakan cinta dan bahagia dengan kadar yang utuh dan penuh. Mencintai dan dicintai Allah adalah hal yang paling menenangkan.
Nggak ada yang bisa memberikan kita cinta, bahagia, dan tenang sama seperti apa yang Allah kasih ke kita. Orang lain nggak akan pernah bisa memahami kita secara utuh dan penuh, tapi Allah bisa. Karena Allah yang menciptakan kita, Allah yang paling tau apa yang terbaik buat hamba-hamba-Nya.
Walaupun iman seringkali naik dan turun, sekali kita merasa jatuh cinta sama Allah, insyaallah kita nggak akan pernah lupa untuk kembali, karena hati tau ke mana ia harus pulang. Semoga kita selalu ditunjukkan jalan untuk kembali ke Allah terus, ya.✨
Bandung, 20 November 2024
@monicasyarah
23 notes
·
View notes
Text
Memilih
@hardkryptoniteheart
Aku memilih menjadi diriku sendiri. Namun aku juga tidak akan menutup diri, untuk terus belajar menjadi seseorang yang lebih baik di setiap harinya. Kali ini, aku melakukannya atas kesadaranku sendiri. Kelak aku bersedia belajar mengerti dan memahami seseorang yang ditakdirkan menjadi teman hidupku. Aku berjanji terhadap diriku sendiri.
@padangboelan
Aku memilihmu sayangku, dengan segenap jiwa dan hatiku sebab aku mencintaimu dan akan terus begitu. Aku ingin berada di sisimu sayangku, dalam segala waktu. Saat ini, besok dan sepanjang adanya nafasku.
@yurikoprastiyo
Sebelumnya kita melangkah pada jalan yang sama-sama asing. Dua insan yang dipertemukan pada saat yang tidak direncanakan. Seperti anugrah yang diturunkan dari pucuk langit. Yang keduanya saling sadar bahwa satu sama lain adalah yang terbaik untuknya. Tanpa perlu saling berkata, kita sudah sama-sama saling memilih. Memilih berjalan bersama supaya langkah kaki lebih jauh lagi. Tetap bersama pada ribuan ketidaksepahaman. Saling mencintai dalam gelap dan terang. Dalam berat dan riang. Pada hari-hari yang dipatahkan dan ditinggikan. Dalam keyakinan bahwa seberat apapun dunia menghardik, memilih bersamamu hidup akan selalu terus baik. Pada sayang dan cinta yang kau berikan, setiap harinya selalu memberikan sepucuk harapan. Terus tumbuh cinta yang kita tanam bersama menjadi sebuah kebijaksanaan dari dua insan yang memilih bersama.
@gndrg
Hidup memang menyediakan beribu pilihan, namun sebenarnya kita tidak pernah benar-benar diizinkan untuk memilih. Apakah ada laki-laki yang memilih hidup tanpa perayaan dan dihajar habis-habisan oleh pertanggungjawaban? Atau perempuan yang memilih hidup terpenjara dibalik dinding dapurnya?Juga anak-anak yang menumbalkan diri sebagai persembahan mimpi orang tuanya? Lantas, apa artinya memilih jika pada akhirnya kita tidak benar-benar bisa memilih? Bukankah kita sama-sama tahu pada akhirnya takdirlah yang memenangkan semua pilihan, sebab keterlibatan campur tangan semesta dibaliknya?
@gizantara
Aku memilih diriku sendiri dan begitulah beberapa hubungan berakhir. Aku memilih Tuhanku, dan begitulah beberapa hubungan membaik. Dalam episode sebelumnya : Aku memilih semua orang, jadi aku kehilangan diriku sendiri.
@manusiafajar
Mereka bilang kita tidak bisa memilih dalam mencintai. Tapi menurutku itu salah, justru mencintai adalah bentuk pilihan itu sendiri. Dari awal kendali jatuh hati, beradaptasi, membuka lapang toleransi pada tiap kekurangan diri. Itu semua tugas sebuah kata kerja berjudul "memilih". Begitu pula pada waktu abadi mencintai, atau sebutan pada cinta sejati. Tidak ada yang berjalan begitu saja, mengikuti arah angin kemana mau membawa, tapi seluruhnya, seutuhnya, adalah mau tidaknya kita, akankah kuat hati mengikat setia? akankah tidak bosan hati memilih untuk terus berusaha berkali - kali jatuh cinta? Lagi dan lagi dengan objek yang sama? Dan ketika, rasa itu tiba - tiba tiada. Itu tidak "tiba - tiba menghilang begitu saja", ia adalah pilihan, ia adalah pilihanmu untuk tidak menjaga rasa.
@calonmanusia
Sayang, percayakah kalau manusia tidak bisa memilih?Memilih dari orang tua mana ia dilahirkan. izinkan aku mengutip potongan sebuah hadist yang artinya "Tidaklah setiap anak kecuali dia dilahirkan di atas fitrah. Maka, bapak ibunyalah yang menjadikannya Yahudi, atau menjadikannya Nasrani, atau menjadikannya Majusi" (HR. Bukhari no. 1358 dan Muslim no. 2658) Betapa menjadi orang tua adalah hal yang amat berat, berat pertanggung jawabannya atas anak-anak mereka. Memang manusia tidak bisa memilih keadaan saat ia dilahirkan, namun, setelah ia mampu atas dirinya sendiri, tak mungkin ia lewat dari Maha Besarnya hidayah dari Sang Kuasa. Memang manusia tidak bisa memilih dari rahim siapa mereka dilahirkan, namun, jika sudah besar manusia mampu memilih berperilaku yang pantas untuk sang ibu. Aku tidak menyalahkan para orang tua terdahulu, hanya saja mengajak para calon orang tua tuk menentukan bagaimana anak-anaknya kelak. Sayang, izinkan aku mengajakmu untuk menjadikan anak-anak yang suatu saat tidak kecewa dengan keluarga yang telah melahirkannya. Terakhir, ada sebuah kutipan oleh Tia Setiawati, tulisnya: Namun bila nanti Tuhan mengizinkan kita menjadi orangtua, pilih dan putuskanlah untuk menjadi orangtua terbaik yang kita bisa. Lalu bersyukurlah. Karena setiap orang adalah anak, namun tidak semua adalah orangtua.
@shofiyah-anisa
Hidup kita sekarang adalah salah satu dari sekian pinta masa lalu kita, dan terbentuk pula dari pilihan kita pada masa silam. Terkadang pilihan tanpa didasari pemikiran yang matang, akan membuat kita tak nyaman dan tak senang. Namun terkadang pula, pilihan dengan pemikiran matang harus terhempas oleh permintaan banyak orang yang bla bla bla. Makanya mari tanamkan pada diri bahwa pilihan itu sesuai dengan akal kita saja, tak usahlah berubah karena manusia tak suka akan pilihan kita. Karena standar baik buruk yang tepat hanyalah standar baik buruknya Allah. Maka, selain memiliki pemikiran yang matang mendekatlah pada Tuhan yang berkuasa di seluruh Alam.
@afifaharyani09
Begitu banyaknya pilihan yang terpampang saat ini, dan kita harus memilih. Bukan, ini bukan hanya tentang pemimpin negara saja, tapi juga tentang resiko-resiko yang harus dipilih. Karna dalam hidup ini, kita juga harus pandai dalam memilih hal yang sedikit resiko buruknya. dalam kuru podcast dikatakan, bahkan dalam hidup ini kita tidak disuguhkan "percobaan" karna sama saja ibarat kita mencoba akun yootube premium selama satu bulan tanda "resiko" untuk membayar alias "gratis". ya kalau mau memilih "do it" dengan segala resikonya atau bahkan "leave it" dengan meninggalkan segala resikonya.
@isnahidayatifauziah
"Kalaupun dahulu kita mengambil pilihan yang berbeda dari apa yang sedang kita jalani saat ini, belum tentu kita akan lebih kuat menjalani konsekuensinya, akan lebih lapang menerima rintangannya." Fokuslah pada apa yang ada di hadapanmu saat ini. Karena bagaimanapun apa yang telah kita pilih di masa lalu adalah bagian skenario terbaik dari-Nya yang mengantarkan kita sampai di titik ini.
106 notes
·
View notes
Text
Untuk kamu yang berharga...
Untukmu yang kini memilih bertahan dalam kesendirian, semoga kelak kamu dibersamakan dengan dia yang terbaik.
Untukmu yang kini memilih bersabar menanti datangnya penyempurna agamamu dan menahan diri dari cinta yang main-main,
Semoga kelak kamu menjalani pernikahan yang damai dan bahagia karena-Nya.
Senin, 14 Ramadhan 1445 H.
143 notes
·
View notes
Text
Apa Kita Sudah Merdeka?
Merdeka itu adalah Menjadi Hamba Allah seutuhnya sebab bila kita bukan Hamba Allah maka kita adalah hamba selainnya Hamba Dunia, Hamba Pekerjaan, Budak Cinta, Hawa Nafsu dan lainnya.
Sebagai hamba Allah kita terikat aturan/ syariat, namun syariat itu ada bukan untuk mengekang justru membebaskan.
Coba bayangin orang yang hidupnya bebas ngelakuin apapun tanpa aturan, Bebas bangun jam berapapun, beli apapun, ngomong apapun, bergaul sama siapapun, makan apapun, pakai apapun, ujung-ujungnya dia bakal terkekang dalam hidup yang berantakan banyak hutang, sakit2an, stress, gak produktif, banyak musuh dll. Ibarat memfungsikan sebuah perangkat tanpa panduan pasti rusak berantakan.
Begitu juga syariat yang Allah tetapkan ada untuk memerdekakan hambanya dari berbagai kemudharatan. Sehingga orang yang paling tenang hatinya, paling jernih pikirannya, yang paling berkembang kehidupannya, paling bahagia hubungannya adalah yang paling taat pada tuhannya. Karena ia lebih terjamin dan terjaga dari hal hal buruk yang mungkin menimpanya. Kalaupun hal - hal buruk itu menimpanya dia punya pelindung dan daya pulih terbaik yang tidak akan pernah membuat dirinya hancur.
#hutri#hut ri ke 79#merdeka#bahagia#selfreminder#sabar#islamic quotes#syukur#inspiration#ikhlas#islamic reminders#surga#neraka#tawakal#rumah tangga#pernikahan#jodoh#rezeki#maut#kematian#istiqomah#qanaah#zuhud
28 notes
·
View notes
Text
Untungnya, Jodoh Urusan Allah
Suatu pagi di hari raya, aku mengenakan pakaian terbaik -dan mungkin cukup mahal untuk seukuran orang desa sepertiku. Dari material, model, sampai warnanya sesuai banget dengan aku. Penuh syukur aku memakainya.
Pagi itu, aku dipertemukan dengan teman yang dulu sering ditanya "Kalian kembar, ya?" karena kami cukup mirip.
Tapi, jalan kehidupan kami tidak mirip. Selepas SMP, kami berbeda jalan sampai kemudian dia kuliah, aku kerja. Akhir tahun kemarin dia menyempurnakan separuh agamanya, sementara aku masih pusing dengan persiapan UAS santri dan raportan.
Hari raya pagi itu, aku memakai pakaian yang aku suka. Tapi, dia memakai pakaian couple dengan suaminya.
Orang bilang, aku kalah meski pakaianku lebih mahal darinya. Tapi aku belum bisa memakai pakaian couple dengan pasanganku.
Inilah, untungnya jodoh itu urusan Allah.
Dalam Al-Quran, kata "cinta" untuk pasangan halal menggunakan kata "mawaddah" bukan mahabbah. Karena level cintanya beda. Bukan hanya cinta dari hati masing-masing pasangan saja. Tapi, cinta yang Allah hadirkan pada setiap pasangan. Allah menjadikan ikatan cinta yang hanya dimengerti oleh pasangan masing-masing.
Untungnya, jodoh itu urusan Allah.
Perkara memilih, dipertemukan, diyakinkan, ada campur tangan Allah yang begitu besar. Hingga setiap lisan tidak berhak mencela siapapun yang belum menemukan pasangannya.
22 notes
·
View notes
Text
Sekali lagi, ini tentang sebuah ketenangan.
nyari yang sama-sama suka tenang itu penting. Kayak, "oh iya aku nggak boleh begini, nanti dia sakit hati, nanti bikin dia tidak bisa tenang."
Sebab ketenangan adalah hal yang membahagiakan dalam kehidupan berumah tangga. kehidupan yang tenang akan membuat orang-orang didalamnya bisa bertumbuh bersama-sama dalam kebaikan..
Satu sama lain akan mengupayakan dan menghadirkan rasa tenang untuk pasangannya. dan menurutku ini penting. berapa banyak orang yang saling mencintai namun gagal untuk saling memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi satu sama lainnya. dan akhirnya mereka mencari ketenangan itu disudut manapun yang akhirnya membuat keduanya saling menyakiti pada akhirnya.
Rasa cinta akan hadir dan terus bertumbuh bila keduanya memahami dan mengupayakan untuk menghadirkan rasa tenang bagi satu sama lain. bukankah rumah dikatakan tempat pulang sebab didalamnya kita menemukan sebuah ketenangan?
jika rumah bukanlah tempat paling nyaman dan tenang untuk pulang. maka harus kemana lagi ia akan berlabuh? dan rasa tenang itu hadirnya ada diantara rasa syukur sebab Allaah mempertemukan dua orang yang sebelumnya asing menjadi pasangan untuk melengkapi satu sama lain. rasa syukur akan hadirnya seseorang yang membuat kita akan mengupayakan kebahagian dan ketenangan untuk orang yang kita cintai.
itulah mengapa Rasulullaah Shallaahu 'alaihu wasalam selalu ditenangkan oleh Khadijah radhilyallahu anha saat-saat Rasulullaah mengalami masa sulit dan genting dalam hidupnya. ibunda Khadijah tidak pernah bertanya mengapa begini mengapa begitu. yang beliau lakukan adalah memberikan yang terbaik untuk Rasullaah, menenangkan Rasulullaah yang dalam kondisi ketakutan ketika menerima Wahyu pertamanya.
rasa tenang itu perlu diupayakan, dengan jalan satu sama lain memohon kepada Allaah agar dikarunia hati yang cukup..
jadilah rumah yang memberikan ketenangan untuk seseorang. yang didalamnya kamu akan melihat orang-orang yang kau cintai bertumbuh tanpa rasa khawatir. jadilah rumah tenang dan nyaman untuk seseorang yang kau cintai.
yach.. i'll be your home, dear...
229 notes
·
View notes
Text
Saat Merasa Berkorban; Cintamu Mulai Pudar.
"Cinta tak kenal pengorbanan, Kekasih, saat kau mulai merasa berkorban, saat itu cintamu mulai pudar." - Sujiwo Tejo
Ketimbang merasa berkorban, bagaimana jika pola pikir yang dibangun adalah memberi yang terbaik dalam rangka beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala?
Usahanya sama, pola pikirnya berbeda.
Sebagaimana pesan dari Ust. Khalid Basalamah hafidzahullah yang disampaikan beliau dalam sebuah podcast, di mana beliau bahasakan hal ini kepada istrinya di awal menikah,
“Saya dan kamu adalah seorang pegawai di sebuah perusahaan bernama rumah tangga, pemilik rumah tangga ini adalah Allah Subhanahu Wata’ala. Saya pasti memiliki tugas dan kewajiban yang saya jalankan dan itu adalah hak kamu, begitu pun sebaliknya kamu memiliki kewajiban yang merupakan hak saya. Kita jalankan ini dengan baik karena Allah Subhanahu Wata’ala maka kita akan mendapat balasannya, pahalanya.
Demikian, sebuah pondasi pemahaman dahulu. Di mana sebenarnya kita ini sekarang sama-sama sedang menjalani prosesi mengejar pahala satu sama yang lain. Indah sekali rumah tangga itu apabila suami sibuk mencari pahala dari istri. Istri sibuk mencari pahala dari suami.
Detik per detiknya dari ucapan dan perbuatan, semuanya bagaimana membahagiakan pasangan. Sangat indah karena mereka mengejar pahala. Dalam sebuah hadis Bukhari disebutkan, memasukkan kegembiraan dalam hati seorang Muslim adalah amal yang paling Allah Subhanahu Wata’ala cintai, apalagi terhadap pasangan. Senyum dengan saudara Muslim yang lain adalah sedekah, apalagi terhadap pasangan. Padahal Allah Subhanahu Wata’ala sudah menggambarkan suami dan istri adalah pakaian satu sama yang lain. Pahami jika ini adalah ajang pahala. Jadikan ini kesempatan emas."
Bilamana keduanya sama-sama membangun pola pikir demikian, demi mengejar pahala dari Allah Subhanahu Wata’ala maka tidak akan ada yang merasa si paling berkorban satu sama lain dan tidak pula saling menuntut melainkan tumbuh kesadaran di antara masing-masing terhadap pasangannya.
Apabila seseorang sudah merasa berkorban maka tanpa sadar dirinya akan menagih empati dari orang lain. Berbeda halnya, apabila dasar yang dibangun adalah dalam rangka beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala maka dirinya meyakini bahwa Allah Subhanahu Wata’ala yang akan membalasnya, dengan begitu sekalipun pasangannya tidak berbuat demikian, dirinya tetap on track memberi yang terbaik.
Dalam pembahasan yang lain bersama Ust. Muhammad Nuzul Dzikri hafidzahullah, yaitu membahas QS. An-Nisa': 128 tentang nusyuz dari sisi suami (suami yang zalim) berkebalikan dengan QS. An-Nisa': 34 tentang nusyuz dari sisi istri (istri yang durhaka).
"Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul dengan istrimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tidak acuh) maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Apabila seorang wanita khawatir ada nusyuz dari pihak suaminya, (nusyuz diartikan sebagai zalim/tidak memenuhi haknya) maka solusinya adalah islah, berdamai itu lebih baik. Tidak perlu mengikuti permainan setan sehingga jadi ribut, dsb. Tentu ini bukan hal yang mudah sebab jiwa manusia itu pada dasarnya kikir (sangat menuntut haknya dan suka lupa atau lalai terhadap hak orang lain). Dirinya bersemangat terhadap haknya namun apabila berkaitan dengan hak orang lain suka lupa atau tidak tertarik untuk totalitas dalam memenuhinya. Gaduh ketika terlambat gajian namun ingin dimengerti ketika terlambat 5 menit masuk kerja, misalnya.
Dengan tabiat manusia yang demikian maka islah seringkali gagal, titik temu dalam mencapai perdamaian, apalagi jika pihak lain sedang tidak ‘sehat’, yang emosinya sedang memuncak (bukan islah dengan pihak lain yang takwanya tinggi vs takwanya tinggi) maka jika dalam kondisi yang demikian yang dituntut bukan sekadar memenuhi hak orang lain namun juga harus rela melepas sebagian hak pribadi bahkan mungkin seluruhnya untuk sementara waktu. Dikatakan ulama ini berat bahkan sangat berat sebab istri harus rida haknya dikurangi atau dilepas.
Apalagi sudah menjadi tabiat manusia itu kikir maka dikatakan ulama seyogianya perlu berusaha sekuat tenaga untuk menghilangkan tabiat tersebut dan diganti dengan mental berusaha untuk menunaikan hak orang lain yang merupakan kewajiban diri sendiri dan siap melepas atau memangkas sebagian hak yang merupakan porsimu.
Itulah mengapa islah pahalanya sangat besar dan tidak semua orang mampu sebab untuk memenuhi hak orang lain sudah susah sekali apalagi sampai pada titik melepas hak pribadi. Dan penutup ayat ini, “Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Jika kalian ihsan (beribadah kepada-Nya seakan-akan kamu melihat-Nya dan jika tidak mampu hingga ke level itu maka beribadahlah dengan penuh keyakinan bahwa Dia melihatmu) sehingga ihsan bukan hanya sekadar berbuat baik namun berbuat baik di level tertinggi yaitu berbuat baik dengan keyakinan bahwa Allah Subhanahu Wata’ala sedang melihatmu dan jika ingin lebih maksimal lagi yaitu seakan-akan kamu melihat-Nya. Hanya yang sudah mampu beribadah hingga di level inilah yang juga dimampukan untuk islah dengan tulus sebab bagi seseorang yang hanya mengedepankan dirinya dan dia lupa bahwa Allah Subhanahu Wata’ala melihatnya maka tidak akan mampu.
Begitu seseorang tahu, “Saya tinggalkan hak saya, saya lepaskan hak saya. Saya penuhi haknya demi tercapainya perdamaian, perbaikan hubungan dan Allah Subhanahu Wata’ala melihat saya dan semoga Dia rida dengan apa yang saya lakukan.” maka islah jauh lebih mudah sebab dirinya yakin Allah Subhanahu Wata’ala melihatnya, yakin Allah Subhanahu Wata’ala rida terhadap perbuatannya dan yakin Allah Subhanahu Wata’ala akan mengganjarnya dengan ganjaran yang lebih baik.
Dan apabila kalian ihsan dan bertakwa, menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala Maha Mengetahui secara detail bukan hanya secara global atau di permukaan saja. Untuk itu, dirinya akan tenang sebab tahu Allah Subhanahu Wata’ala melihat dan mengetahui secara detail zahir dan batinnya. Allah Subhanahu Wata’ala tahu saya melepas ini bukan tersebab saya takut dengannya atau saya lemah melainkan Allah Subhanahu Wata’ala telah berfirman, ”Perdamaian itu lebih baik.”
“Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh pada kejahatan kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.” (QS. Yusuf: 53). Nafsu untuk ribut-ribut, ingin pisah ketika hak diambil atau tidak dihargai yang merupakan permainan setan ini memberikan pandangan bahwa inilah yang paling baik. Namun, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman bahwa, ”Perdamaian itu lebih baik.”
Allah Subhanahu Wata’ala tahu motif islahmu itu apa, Dia akan rida dan mengganjar dengan kebaikan yang sangat besar. Jadi, masalah besar tidak terjadi islah bukan tersebab peliknya masalah namun akar penyebabnya adalah tabiat manusia yang kikir. Renungkan bahwa konflik dalam kehidupan, “Apakah tersebab masalahnya?” jawabannya tidak, namun tersebab manusianya entah diri sendiri atau pihak lain. Bukan besar kecilnya masalah melainkan ego, arogansi, nafsu, dsb.
Dan di ayat tersebut jelas, diawali permasalahan (seorang wanita khawatir apabila suaminya zalim), dijelaskan pula akar masalah (tabiat manusia yang kikir), lalu diberi solusi (tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik), ditutup dengan tauhid (Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan) Allah, Al-Kabir yang mengetahui secara global dan detail.
Tidak akan menemukan titik temu atau bersepakat untuk islah dengan konsekuensi melepas sebagian atau seluruhnya hak pribadi apabila tauhid dalam diri seseorang lemah atau hanya sebatas teori. Dan sejatinya inilah ujian kejujuran. Sudahkah melibatkan tauhid kepada Allah Subhanahu Wata’ala dalam menghadapi lika-liku kehidupan berumah tangga?
161 notes
·
View notes