Tumgik
#cinta yang terbaik
verazka · 21 days
Text
Tuhan Tau
Tuhan tau mana yang terbaik untuk umatnya. Ia mendekatkan dan menjauhkan Ia memberikan dan memisahkan Ia membuat senang dan membuat sedih Itu perihal yang terbaik. Jadi, jika aku kini dipisahkan, maka tuhan akan memberikan yang terbaik, begitu pula aku yang sedih akan tuhan berikan kesenangan. Tuhan tau mana yang terbaik untuk umatnya.
0 notes
obatjerawatpalingampuh · 10 months
Text
౦88ᒿ–l67౦–lᒿ౦ᣮ (WA) Obat Untuk Bekas Jerawat Bekas Jerawat Pie
Tumblr media
Apakah tomat bisa menghilangkan jerawat penyebab jerawat di punggung. Sabun jerawat jerawat di muka. Obat totol jerawat yang ampuh obat jerawat yang bagus jerawat hidung. Serum jerawat paling ampuh jerawat telinga penyebab jerawat batu di dagu cara menyembuhkan jerawat meradang cara mengempeskan jerawat batu. Apa penyebab jerawat di dagu bekas jerawat hitam susah hilang. Obat jerawat untuk anak usia 13 tahun obat untuk bekas jerawat jerawat terbesar menghilangkan bekas jerawat obat jerawat totol jerawat di pipi .
0 notes
journalditaa · 2 months
Text
Penerimaan
"Hidup itu tak pernah ideal bagi sesiapapun"
Begitulah kiranya kalimat yang sering kali aku dengar di setiap kajian Ustadzah Halimah Alaydrus. Semoga Allah merahmati ustadzah.
Dan memang benar adanya, setiap dari kita akan mempunyai fase "ketidak idealan" itu. Hanya mungkin satu dan lainnya berbeda bab ujiannya, ada yang di uji melalui keluarga, harta, lingkungan dan lain sebagainya.
Hal itu karena Allah ingin menguji seberapa kuat iman dan kesabaran kita, jawaban terbaiknya ada di dalam Al-Quran :
“Dan Kami akan menguji kamu dengan sesuatu ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, ‘Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya.’ Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. Al-Baqarah: 155-157).
Maka jika kamu mulai futur atas apapun ujian yang datang kepadamu, lekaslah kembali mentadabburi Quranmu juga selalu ingat bahwa Allah sudah memberikan contoh tauladan terbaik yaitu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, Part kehidupan mana yang Rasul tak diuji ? Rasanya manusia sempurna ini sudah mengalami ujian di segala lini kehidupan. Dengan kesabaran tak terhingga juga keluasan hati yang sempurna, dan aku selalu jatuh cinta setiap kali mengingatnya.
Part awal untuk kita bisa ridha adalah penerimaan, fase sulit bagi sebagian orang namun saat mampu melaluinya, jalan kedepan nampaknya akan lebih ringan.
Maka ya Allah, Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami di atas agama-Mu🤲❤️‍🩹
152 notes · View notes
gizantara · 5 months
Text
Habis lihat story salah satu rekan komunitas, katanya:
Perempuan itu lemah dalam menghadapi ujian verbal.
Oalah, pantesan ujian terberatnya perempuan terbaik sepanjang masa alias Maryam adalah judgement terbuka dari orang lain.
Dan apa kata Allah tentang cara meresponnya? Yup, diam. Dengan diam, Allah membuat pihak lain (Bayi Nabi Isa) yang akhirnya akan berbicara membela Maryam.
Dan baru ngeh, pantesan sebagian besar perempuan betul-betul memperhatikan penilaian orang lain sehingga berlebihan dalam menyadari dirinya.
"Ih aku keliatan aneh ga ya kalo gini?"
"Ih orang mikirnya gimana nanti?"
Akhirnya jadi ngerasa perlu melatih diri untuk ga merasa too much karena sebenarnya orang lain tuh ga peduli-peduli amat. Semoga perempuan-perempuan baik dipasangkan dengan laki-laki yang juga tidak membuat perempuannya merasa too much.
Pinter-pinter jaga ucapan demi hati orang lain. Dan pinter-pinter jaga hati terhadap ucapan orang lain. Kalau kata Lee In Ah di drama Remember: War of The Son,
"Jangan membuat penilaian jika kamu tidak tahu bahwa hidup seseorang bergantung pada hal itu."
Dan ujian verbal tuh nggak melulu tentang yang menyakitkan hati. Di story rekanku itu, konteksnya justru perempuan lemah terhadap gombalan, pujian, validasi, dsb. Makanya, selagi bisa, ga perlu lah ngebuka pintu untuk celah-celah digombalin/dipuji/mengais validasi. Apalagi sekarang populer banget istilah word of affirmation. Gak salah sih kalau konteksnya percintaan di dalam pernikahan mah.
Tapi zaman sekarang WoA diromantisasi dalam bermaksiat kepada Allah. Rasanya lebih ke kocak. Udah tau kelemahan dirinya di situ, malah menyodorkan diri untuk dilemahkan. Malah menempatkan diri dalam kondisi keimanan diuji. Udah gitu, gak sadar lagi kalo itu tuh ujian. Gak jarang kan yang akhirnya berujung melakukan hal fatal hanya karena berawal dari pujian, janji manis, dan hal-hal verbal lainnya?
Buat anak perempuanku nanti, aku bakal mewanti-wanti bahwa dia nggak perlu menganggap serius ucapan-ucapan remeh dari lawan jenis. Aku bakal penuhin tabung cinta mereka dengan afirmasi positif sehingga mereka nggak perlu merasa pengen dipuji oleh laki-laki yang belum haknya.
— Giza, mencintai fitrahnya menjadi perempuan. Seru, tapi tricky juga kalo soal perasaan.
159 notes · View notes
terusberanjak · 28 days
Text
Kalo mau nunjukkin effort terbaik kita, emang paling cocok sama pas ya ke Allaah. Kalo mau nunjukkin cinta kita yang paling tinggi, emang paling pas sama cocok cuman ke Allaah. Cuman Allaah yang bener-bener sesayang itu sama kita. Masa lalu buruk aja dimaafin, kita jatuh aja gak dijudge, malah ditolong. Kita ngejauh aja, Allah masih tetep nolong kita dengan segala kemudahan-Nya. Ya, kan?
@terusberanjak
133 notes · View notes
andromedanisa · 9 months
Text
Bagian dari cinta..
Ini tentang pernikahan. Dua orang yang Allaah tetapkan menjadi satu ikatan bernama pernikahan. Allaah pasangkan dua orang dalam kebaikan dan menjalani hari demi hari dengan berpasang-pasangan.
Namun teruslah ingat, bahwa Allaah menyatukan kedua hati tak lantas keduanya harus terus sempurna tidak ada cela. Tidak, tidak demikian. Rumah tangga Rasulullaah Shallaahu alaihi wassalam pun tak luput dari ketidaksempurnaan.
Oleh karenanya jika setiap rumah tangga nanti engkau menemukan kekurangan ada pada pasanganmu. Nasihat Al-Quran begitu tinggi, yaitu "Sabar". Jangan mudah marah, jangan membesarkan hal-hal sepele. sebab boleh jadi dibalik apa yang tidak engkau sukai, Allaah telah menyiapkan hikmah besar yang tidak pernah engkau sangka-sangka untuk melengkapi kekurangan yang didapatkan di setiap pasanganmu, dan itu bagian dari "taqwa".
Nasihat Syaikh Utsman Al-khamis hafidzhahullaah ta'ala :
"Demi Allaah, ada banyak nasihat tentang rumah tangga. Tapi saya katakan, nasihat terbaik untuk para pasangan suami istri adalah mengabaikan hal-hal sepele. Tidak perlu mempermasalahkan hal-hal sepele. Abaikan dan jalani saja. Tidak ada manusia yang sempurna. Jikalau dalam segala hal engkau selalu menyalahkan pasanganmu. Maka semua yang dia lakukan akan selalu salah dimatamu. Dan siapalah yang hanya memiliki kebaikan saja? Tidak ada sama sekali. Kecuali Rasulullah Shallaahu alaihi wassalam."
Barangkali memang benar ya, dalam rumah tangga itu hal yang kita kira besar akan menjadi ringan bila meminta pertolongan Allaah. Dan hal kita kira kecil, bisa menjadi rumit dan besar tanpa meminta pertolongan Allaah. Maka rumah tangga yang bahagia adalah keduanya saling memberi udzur untuk satu sama lain. Bahwa keduanya adalah manusia biasa yang jauh dari kata sempurna.
Dijadikan menjadi satu sama lain tidak lain tidak bukan untuk melengkapi kekurangan dan kelebihan yang telah dimiliki. Memahami bahwasanya rumah tangga adalah ibadah terlama yang mana untuk menjalankannya dibutuhkan sabar. Sabar tidak hanya dilakukan ketika ditempat ujian, namun juga kala menjalankan ibadah kepada Allaah. Itulah mengapa sabar tidak hanya berdiam diri saja tidak melakukan apapun. Sabar ridho dengan apapun yang telah ditetapkan namun terus berikhtiar hingga selesai.
Sabar itu adalah upaya, jika hari ini engkau menemukan sabar itu ada pada pasanganmu. Maka banyaklah bersyukur. Bersyukurlah kepada Allaah bila hari ini pasanganmu begitu berupaya ingin membahagiakan mu dengan cara-caranya yang untuk ukuranmu mungkin terlihat sederhana. Sebab kau tidak akan pernah tahu semaksimal apa upaya yang telah ia lakukan untuk memberikanmu sebuah kebahagiaan.
Tidak ada pasangan yang saling bertemu karena Allaah yang tidak saling berupaya untuk memberikan yang terbaik. Maka bila hari ini kau mendapati pasanganmu begitu berupaya sekali untuk memberikanmu kehidupan yang layak. Maka cara terbaik untuk membalas kebaikannya adalah dengan mendoakan kebaikan untuknya, bersyukur kepadaNya dan berupaya semaksimal mungkin untuk mengupayakan hal yang sama kepadanya. Dengan cara melakukan yang terbaik pada perannya masing-masing.
Sabar, saling memberi udzur dan memaafkan pada hal-hal sepele. Akan mendatangkan ketenangan dan kebahagian bagi satu sama lain. Allaah akan hadirkan rasa itu kepada rumah tangga yang menahan dirinya untuk marah sekalipun ia sangat mampu untuk melakukannya namun ia tahan dan bersabar sebab Allaah yang perintahkan.
Tidak pernah ku lihat sebuah cinta yang lebih indah dari sebuah pernikahan yang dilandasi rasa takut dan cinta karena Allaah. Sebab sekecil apapun yang diupayakan dalam sebuah biduk rumah tangga akan selalu bernilai ibadah disisiNya.
Ya Allaah berkahilah setiap rumah tangga yang didalamnya saling mengupayakan kebahagian satu sama lain. Labuhkanlah cinta diantara keduanya di surgaMu nanti. Sebuah tempat yang tidak lagi menemukan rasa sakit dan sedih. Aamiin..
Mendoakan bagian dari cinta, dalam perjalanan menuju rumah || 10.45
301 notes · View notes
adatulisan · 3 months
Text
Yang Terjadi = Yang Terbaik?
Beberapa hari yang lalu ikut pelatihan via Zoom. Sesi kali ini diisi Teh Kartini, penulis buku yang sudah kuikuti cukup lama. Karena antusias ingin mendengar pemaparan Teh Kar, perhatianku terfokus pada setiap kalimatnya, sampai akhirnya keluar satu kalimat yang rasanya seperti mengetuk hatiku lebih “keras”.
“... Kalau sudah terjadi, yaa berarti itu takdir terbaik ...,” kata Teh Kar.
Setelah mendengar kalimat itu, aku seolah masuk ke dalam pikiranku sendiri. 
“Oh iya yaa,” respon cepatku saat itu, yang akhirnya kembali merenungi bagaimana selama ini diriku bisa terlupa akan fakta itu ... 
Kepingan beberapa kejadian menampakkan dirinya dalam ingatan, mencoba menyusun segala kemungkinan yang membawaku semakin menyadari makna dari kalimat tersebut.
Beberapa kali Teh Kar memaparkan kalimat tersebut, yang juga sekaligus menjawab pertanyaan salah seorang peserta pelatihan.
“Apapun yang kita benci, sekalipun itu penyesalan, sekalipun itu masa muda yang kita sia-siakan, kalau sudah terjadi, maka itu yang terbaik. Sebaliknya, apapun yang kita suka, kalau itu belum terjadi, maka itu belum tentu baik.”
Aku kemudian teringat bagaimana saat menuju tahun ketiga kuliah, aku pernah berbagi cerita dengan teman-teman di salah satu organisasi kampus tentang sabar dan ikhlas. Dalam proses berbagi cerita itu, jawaban atas kegagalanku beberapa tahun sebelumnya akhirnya terjawab.
Memang benar, terkadang hikmah suatu kejadian belum bisa langsung kita temukan saat itu juga, sesaat setelah kejadian itu terjadi. Namun, percayalah bahwa setiap kejadian yang Allah takdirkan terjadi, maka itu adalah yang terbaik. Cepat atau lambat, kita pasti akan menyadarinya dan akan dibuat bersyukur karena cinta Allah yang begitu besar.
Dan pada akhirnya, kita akan menemukan momen-momen di dalam hidup ketika kita menyadari kalau pola pikir yang membentuk kita saat ini, pencapaian yang sudah kita raih, dan titik keberhasilan lain dalam hidup ini merupakan satu paket dengan kegagalan dan kesedihan yang sudah terjadi.
“Dunia itu tempatnya sulit, tapi bukan berarti kita kecil untuk menghadapi kesulitan tersebut. Kita punya Allah yang membesarkan kita. Kita mampu karena Allah mampukan kita. Kita kuat karena Allah yang menguatkan kita.”
Semangat, yaa?!
91 notes · View notes
edyyanu · 1 month
Text
Bahasa Cinta-Nya
Banyak bahasa cinta-Nya yang mungkin sebelumnya sulit kita pahami, yang membutuhkan waktu sedikit lama untuk memahami maksudNya.
Ternyata, bahasa cinta-Nya Allah tidak hanya hadir lewat kejadian yang mengenakkan saja ya, bahkan kalau di runtut ke belakang, banyak juga kejadian yang kurang mengenakkan tapi justru itu malah mendekatkan kita kepada-Nya.
Harapan yang dipatahkan, kekecewaan, kegagalan, pengalaman yang kurang mengenakkan ketika bertemu seseorang, dan hal lainnya. Rasa kekecewaan itu yang akhirnya mendekatkan kita kepada-Nya, karena ternyata sadar bahwa kita tidak dapat berdiri di kaki kita sendiri, tidak bisa kita hadapi sendiri. Ternyata benar, kesedihan itu sebenarnya juga perasaan istimewa, karena perasaan itu mendekatkan kita kepada Tuhan.
Aku akhirnya memahami, bahwa apa-apa yang dihadirkan dalam hidup itu sebenarnya juga sebuah nikmat sekaligus ujian. Aku hanya bisa mengusahakan yang terbaik, dan ukuran kebaikan itu tidak pernah dalam ukuran manusia, melainkan ukuran-Nya.
Aku percaya bahwa serangkaian kejadian dalam hidup di masa lalu itu membentuk pribadi kita saat ini, membentuk pribadi yang lebih bijaksana, pribadi yang lebih tenang, lebih bisa berfikir rasional, tidak gegabah, dan lebih legowo. Indah sekali bukan bahasa cinta-Nya?, yang perlu dilatih hanya sabar, sabar menjalani proses.
Banyak cara bagi Allah untuk mengantar kita untuk dekat kepada-Nya. Semoga hal-hal yang hadir di masa lalu mengantarkan ke takdir terbaik kita.
52 notes · View notes
jejaringbiru · 8 months
Text
Memilih
Tumblr media
@hardkryptoniteheart
Aku memilih menjadi diriku sendiri. Namun aku juga tidak akan menutup diri, untuk terus belajar menjadi seseorang yang lebih baik di setiap harinya. Kali ini, aku melakukannya atas kesadaranku sendiri. Kelak aku bersedia belajar mengerti dan memahami seseorang yang ditakdirkan menjadi teman hidupku. Aku berjanji terhadap diriku sendiri.
@padangboelan
Aku memilihmu sayangku, dengan segenap jiwa dan hatiku sebab aku mencintaimu dan akan terus begitu. Aku ingin berada di sisimu sayangku, dalam segala waktu. Saat ini, besok dan sepanjang adanya nafasku.
@yurikoprastiyo
Sebelumnya kita melangkah pada jalan yang sama-sama asing. Dua insan yang dipertemukan pada saat yang tidak direncanakan. Seperti anugrah yang diturunkan dari pucuk langit. Yang keduanya saling sadar bahwa satu sama lain adalah yang terbaik untuknya. Tanpa perlu saling berkata, kita sudah sama-sama saling memilih. Memilih berjalan bersama supaya langkah kaki lebih jauh lagi. Tetap bersama pada ribuan ketidaksepahaman. Saling mencintai dalam gelap dan terang. Dalam berat dan riang. Pada hari-hari yang dipatahkan dan ditinggikan. Dalam keyakinan bahwa seberat apapun dunia menghardik, memilih bersamamu hidup akan selalu terus baik. Pada sayang dan cinta yang kau berikan, setiap harinya selalu memberikan sepucuk harapan. Terus tumbuh cinta yang kita tanam bersama menjadi sebuah kebijaksanaan dari dua insan yang memilih bersama.
@gndrg
Hidup memang menyediakan beribu pilihan, namun sebenarnya kita tidak pernah benar-benar diizinkan untuk memilih. Apakah ada laki-laki yang memilih hidup tanpa perayaan dan dihajar habis-habisan oleh pertanggungjawaban? Atau perempuan yang memilih hidup terpenjara dibalik dinding dapurnya?Juga anak-anak yang menumbalkan diri sebagai persembahan mimpi orang tuanya? Lantas, apa artinya memilih jika pada akhirnya kita tidak benar-benar bisa memilih? Bukankah kita sama-sama tahu pada akhirnya takdirlah yang memenangkan semua pilihan, sebab keterlibatan campur tangan semesta dibaliknya?
@gizantara
Aku memilih diriku sendiri dan begitulah beberapa hubungan berakhir. Aku memilih Tuhanku, dan begitulah beberapa hubungan membaik. Dalam episode sebelumnya : Aku memilih semua orang, jadi aku kehilangan diriku sendiri.
@manusiafajar
Mereka bilang kita tidak bisa memilih dalam mencintai. Tapi menurutku itu salah, justru mencintai adalah bentuk pilihan itu sendiri. Dari awal kendali jatuh hati, beradaptasi, membuka lapang toleransi pada tiap kekurangan diri. Itu semua tugas sebuah kata kerja berjudul "memilih". Begitu pula pada waktu abadi mencintai, atau sebutan pada cinta sejati. Tidak ada yang berjalan begitu saja, mengikuti arah angin kemana mau membawa, tapi seluruhnya, seutuhnya, adalah mau tidaknya kita, akankah kuat hati mengikat setia? akankah tidak bosan hati memilih untuk terus berusaha berkali - kali jatuh cinta? Lagi dan lagi dengan objek yang sama? Dan ketika, rasa itu tiba - tiba tiada. Itu tidak "tiba - tiba menghilang begitu saja", ia adalah pilihan, ia adalah pilihanmu untuk tidak menjaga rasa.
@calonmanusia
Sayang, percayakah kalau manusia tidak bisa memilih?Memilih dari orang tua mana ia dilahirkan. izinkan aku mengutip potongan sebuah hadist yang artinya "Tidaklah setiap anak kecuali dia dilahirkan di atas fitrah. Maka, bapak ibunyalah yang menjadikannya Yahudi, atau menjadikannya Nasrani, atau menjadikannya Majusi" (HR. Bukhari no. 1358 dan Muslim no. 2658) Betapa menjadi orang tua adalah hal yang amat berat, berat pertanggung jawabannya atas anak-anak mereka. Memang manusia tidak bisa memilih keadaan saat ia dilahirkan, namun, setelah ia mampu atas dirinya sendiri, tak mungkin ia lewat dari Maha Besarnya hidayah dari Sang Kuasa. Memang manusia tidak bisa memilih dari rahim siapa mereka dilahirkan, namun, jika sudah besar manusia mampu memilih berperilaku yang pantas untuk sang ibu. Aku tidak menyalahkan para orang tua terdahulu, hanya saja mengajak para calon orang tua tuk menentukan bagaimana anak-anaknya kelak. Sayang, izinkan aku mengajakmu untuk menjadikan anak-anak yang suatu saat tidak kecewa dengan keluarga yang telah melahirkannya. Terakhir, ada sebuah kutipan oleh Tia Setiawati, tulisnya: Namun bila nanti Tuhan mengizinkan kita menjadi orangtua, pilih dan putuskanlah untuk menjadi orangtua terbaik yang kita bisa. Lalu bersyukurlah. Karena setiap orang adalah anak, namun tidak semua adalah orangtua.
@shofiyah-anisa
Hidup kita sekarang adalah salah satu dari sekian pinta masa lalu kita, dan terbentuk pula dari pilihan kita pada masa silam. Terkadang pilihan tanpa didasari pemikiran yang matang, akan membuat kita tak nyaman dan tak senang. Namun terkadang pula, pilihan dengan pemikiran matang harus terhempas oleh permintaan banyak orang yang bla bla bla. Makanya mari tanamkan pada diri bahwa pilihan itu sesuai dengan akal kita saja, tak usahlah berubah karena manusia tak suka akan pilihan kita. Karena standar baik buruk yang tepat hanyalah standar baik buruknya Allah. Maka, selain memiliki pemikiran yang matang mendekatlah pada Tuhan yang berkuasa di seluruh Alam.
@afifaharyani09
Begitu banyaknya pilihan yang terpampang saat ini, dan kita harus memilih. Bukan, ini bukan hanya tentang pemimpin negara saja, tapi juga tentang resiko-resiko yang harus dipilih. Karna dalam hidup ini, kita juga harus pandai dalam memilih hal yang sedikit resiko buruknya. dalam kuru podcast dikatakan, bahkan dalam hidup ini kita tidak disuguhkan "percobaan" karna sama saja ibarat kita mencoba akun yootube premium selama satu bulan tanda "resiko" untuk membayar alias "gratis". ya kalau mau memilih "do it" dengan segala resikonya atau bahkan "leave it" dengan meninggalkan segala resikonya.
@isnahidayatifauziah
"Kalaupun dahulu kita mengambil pilihan yang berbeda dari apa yang sedang kita jalani saat ini, belum tentu kita akan lebih kuat menjalani konsekuensinya, akan lebih lapang menerima rintangannya." Fokuslah pada apa yang ada di hadapanmu saat ini. Karena bagaimanapun apa yang telah kita pilih di masa lalu adalah bagian skenario terbaik dari-Nya yang mengantarkan kita sampai di titik ini.
102 notes · View notes
mamadkhalik · 2 months
Text
Diam-diam
Tiba-tiba foto itu lewat begitu saja di linimasamu. Foto yang memperlihatkan siluet seseorang dengan berlatar senja, yang secara tidak sadar membuat hatimu bergetar.
Memang benar. Jatuh cinta yang paling indah adalah jatuh cinta diam-diam.
Diam-diam itu akan membawamu kepada perasaan berbunga-bunga, khayalan tingkat tinggi, dan harapan happy ending seperti drama korea.
Pikiranmu berkecamuk.
Confess gak ya?
Apakah dia memiliki perasaan yang sama?
Apakah dia sudah punya pasangan?
Apakah dia punya standar yang tinggi?
Apakah dia mau dengan diriku yang seperti ini?
Hingga suatu masa kamu menyadari satu hal : ini semua kurang tepat, hatiku tak boleh terpaku dengan angan-angan belaka.
Memang indah memiliki perasaan itu, tapi kita perlu cepat memahami realita.
Bahwa belum tentu drama korea berakhir dengan happy ending. Belum tentu kita menjadi orang yang diinginkan. Belum tentu dia jodoh kita.
Tapi jodoh kita pasti ada, sudah tertulis di Lauhul Mahfudz sana.
Biarlah itu menjadi jatuh cinta diam-diam. Karena dengan itu kamu bisa memahami ekspektasi, menjaga hati yang tak pasti, dan kelak akan terbentur realita yang menyakitkan hati.
Tapi semoga jatuh cinta dalam diam akan membawa rasa kepada asalnya, bersembunyi di lubuk hati paling dalam, mulai memudar, menciut semakin kecil, lalu terlupakan.
Hingga suatu saat nanti, kita dipertemukan oleh doa yang dilantunkan dalam diam, semata-mata mengharap takdir terbaik, untuk merengkuh bahagia bersama-sama.
YCMI, 19 Juli 2024
53 notes · View notes
auliasalsabilamp · 6 months
Text
Untuk kamu yang berharga...
Untukmu yang kini memilih bertahan dalam kesendirian, semoga kelak kamu dibersamakan dengan dia yang terbaik.
Untukmu yang kini memilih bersabar menanti datangnya penyempurna agamamu dan menahan diri dari cinta yang main-main,
Semoga kelak kamu menjalani pernikahan yang damai dan bahagia karena-Nya.
Senin, 14 Ramadhan 1445 H.
143 notes · View notes
kurniawangunadi · 8 hours
Text
Tumblr media
Semakin beranjak usiaku, semakin luas dunia yang kulihat, semakin banyak hal yang kudengar. Aku semakin menyadari bahwa momen pertama kali menjadi orang tua ini memang tidak mungkin sempurna. Ada hal-hal yang mungkin akan tetap dirasa kurang bagiku dan juga bagi anak-anakku nantinya saat mereka sudah bisa mengutarakan pendapat tentangku sebagai orang tuanya.
Aku menyadari sepenuhnya bahwa memberi yang terbaik belum tentu bisa membuat mereka benar-benar bahagia, tapi bagaimana caranya memahami kehidupannya nanti beserta lika-liku hidup yang akan sangat mungkin berbeda dengan hidupku saat seumurannya.
Terima kasih telah membuatku memiliki anak-anak seperti kalian. Dengan segala rasa yang mengalir ini, ayah ingin sekali bisa menemani kalian tumbuh besar. Karena mungkin ayah tak pandai mengucapkan cinta melalui kata, tapi ayah sangat tahu bagaimana karakter kalian berdua. Semoga ayah memiliki usia hingga sampai tiba masanya :)
24 notes · View notes
kafabillahisyahida · 1 month
Text
Apa Kita Sudah Merdeka?
Merdeka itu adalah Menjadi Hamba Allah seutuhnya sebab bila kita bukan Hamba Allah maka kita adalah hamba selainnya Hamba Dunia, Hamba Pekerjaan, Budak Cinta, Hawa Nafsu dan lainnya.
Sebagai hamba Allah kita terikat aturan/ syariat, namun syariat itu ada bukan untuk mengekang justru membebaskan.
Coba bayangin orang yang hidupnya bebas ngelakuin apapun tanpa aturan, Bebas bangun jam berapapun, beli apapun, ngomong apapun, bergaul sama siapapun, makan apapun, pakai apapun, ujung-ujungnya dia bakal terkekang dalam hidup yang berantakan banyak hutang, sakit2an, stress, gak produktif, banyak musuh dll. Ibarat memfungsikan sebuah perangkat tanpa panduan pasti rusak berantakan.
Begitu juga syariat yang Allah tetapkan ada untuk memerdekakan hambanya dari berbagai kemudharatan. Sehingga orang yang paling tenang hatinya, paling jernih pikirannya, yang paling berkembang kehidupannya, paling bahagia hubungannya adalah yang paling taat pada tuhannya. Karena ia lebih terjamin dan terjaga dari hal hal buruk yang mungkin menimpanya. Kalaupun hal - hal buruk itu menimpanya dia punya pelindung dan daya pulih terbaik yang tidak akan pernah membuat dirinya hancur.
28 notes · View notes
gizantara · 5 months
Text
Tutup Pintu
Tumblr media
Kalau "ingin dilihat" itu awal mula cinta, aku tidak ingin dilihat kamu. Kalau "ingin melihat" itu awal dari rindu, aku tidak sekalipun ingin melihat kamu. Cinta dan rindu itu hanya milik Yang Layak. Kamu siapa?
Kalau "ingin dipahami" itu awal mula kesepian, maka aku cuma ingin ditemani oleh Allah sebab hanya Dia yang paling paham aku. Kalau "ingin memahami" itu awal dari pengenalan yang baik, maka aku ingin memahami-Nya sebagaimana Dia memperkenalkan diri. Dialah Tuanku, satu-satunya yang layak dilayani.
Kalau "ingin didengar" itu ungkapan dari rasa butuh maka aku hanya butuh Dia. Kalau "ingin mendengar" itu berarti penurunan ego, maka di hadapan Yang Maha Tinggi egoku tak punya arti. Sebab dialah hakimku, satu-satunya yang layak didengar dan dimuliakan.
Sekarang aku cuma ingin dilihat Allah dan melihat-lihat kekuasaan-Nya dalam setiap naik turunnya perjalananku. Sekarang aku cuma ingin namanya menjalar di daun telingaku. Supaya kebijaksanaan-Nya terpahat di batang otakku, kebaikan-Nya hinggap di cabang daya ingatku, dan kasihnya menjadi buah di bibirku.
Supaya terkesan Dia padaku.
Membaca ayat-ayat-Nya adalah sebaik-baik kita melihat. Maka tak ada lagi tempat bagi siapapun yang hendak menghalangi pemandangan itu. Jadi beberapa pintu memang harus ditutup agar kita tidak melihat, tidak dilihat, tidak mendengar, dan tidak didengar oleh orang yang tak perlu tahu kita tetap baik-baik saja tanpanya sebab Allah will take care of us. Karena, seperti yang Nabi Ibrahim katakan pada Azar, "sungguh Tuhanku Baik sekali padaku," sementara tak ada yang baik dari manusia kecuali Allah yang menurunkan baginya kebaikan.
Tersadar makna "iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin" bahwa sebelum bilang:
"Ya Allah, lihat aku sekarang, hehe!"
"Ya Allah, dengerin ya aku mau cerita."
"Ya Allah, Engkau ngerti kan isi hatiku?"
Pastiin udah bilang:
"Oh, ini ya maksud Engkau? Kalau gitu, mau-Mu aku gimana? Aku ikut mau-Mu sekarang, perasaanku belakangan."
"Maaf ya sempet salah paham sama Engkau. Janji bakal terus memperbarui pemahaman tentang Engkau."
"Ya Allah, aku sok-sokan banget ya menggurui Engkau harusnya begini begitu. Aku pasti bodoh banget di mata-Mu."
"Pengaturanmu menyelamatkanku, terima kasih Ya Allah."
"Aku melihat langit dan aku temukan kerendahan hati."
"Aku senang deh jadi milik-Mu. Kalau boleh ngulang hidup sekali lagi, aku mau jadi hamba-Mu lagi!"
"Sebuah kehormatan dipilih Engkau menjadi khalifah di bumi."
"Engkau senang dan ridha kah dengan ini? Kalau iya, aku bakal mengulanginya lagi besok dan seterusnya sampai ruhku tiba di sisi-Mu."
"Beneran cuma Engkau yang paling layak atas semua jerih payah ini. Maaf pernah salah menuju. Akan kulakukan yang lebih baik dan memuaskan daripada kepada yang salah tuju kemarin!"
Kini hidup jadi serangkaian kompetisi tentang siapa yang paling mengesankan-Nya. Maka menghambalah dengan versi terbaik diri kita. Untuk mengetahui versi terbaik itu, membaca ayat-ayat Allah dalam diri menjadi wajib (re: mengenali potensi). Pahami bahwa Allah menitipkan sesuatu dalam diri yang cuma kita yang bisa mengolahnya. Pahami keinginan Allah atas diri kita serta sadari Dia memperlakukan kita jauh lebih baik dari siapapun.
Yang Maha Melihat takkan diam saja lihat kita berjerih payah. Barangkali Dia memang sudah siapkan tempat di sisi-Nya atas nama kita, oleh sebab kita cuma ingin dilihat oleh-Nya. Barangkali Dia juga cuma ingin tempat itu diisi oleh kita. Jadi jangan disia-siakan ya, kesempatan itu?
— Giza. Kamu siapa, memangnya?
147 notes · View notes
lacikata · 1 year
Text
Saat Merasa Berkorban; Cintamu Mulai Pudar.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
"Cinta tak kenal pengorbanan, Kekasih, saat kau mulai merasa berkorban, saat itu cintamu mulai pudar." - Sujiwo Tejo
Ketimbang merasa berkorban, bagaimana jika pola pikir yang dibangun adalah memberi yang terbaik dalam rangka beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala?
Usahanya sama, pola pikirnya berbeda.
Sebagaimana pesan dari Ust. Khalid Basalamah hafidzahullah yang disampaikan beliau dalam sebuah podcast, di mana beliau bahasakan hal ini kepada istrinya di awal menikah,
“Saya dan kamu adalah seorang pegawai di sebuah perusahaan bernama rumah tangga, pemilik rumah tangga ini adalah Allah Subhanahu Wata’ala. Saya pasti memiliki tugas dan kewajiban yang saya jalankan dan itu adalah hak kamu, begitu pun sebaliknya kamu memiliki kewajiban yang merupakan hak saya. Kita jalankan ini dengan baik karena Allah Subhanahu Wata’ala maka kita akan mendapat balasannya, pahalanya.
Demikian, sebuah pondasi pemahaman dahulu. Di mana sebenarnya kita ini sekarang sama-sama sedang menjalani prosesi mengejar pahala satu sama yang lain. Indah sekali rumah tangga itu apabila suami sibuk mencari pahala dari istri. Istri sibuk mencari pahala dari suami.
Detik per detiknya dari ucapan dan perbuatan, semuanya bagaimana membahagiakan pasangan. Sangat indah karena mereka mengejar pahala. Dalam sebuah hadis Bukhari disebutkan, memasukkan kegembiraan dalam hati seorang Muslim adalah amal yang paling Allah Subhanahu Wata’ala cintai, apalagi terhadap pasangan. Senyum dengan saudara Muslim yang lain adalah sedekah, apalagi terhadap pasangan. Padahal Allah Subhanahu Wata’ala sudah menggambarkan suami dan istri adalah pakaian satu sama yang lain. Pahami jika ini adalah ajang pahala. Jadikan ini kesempatan emas."
Bilamana keduanya sama-sama membangun pola pikir demikian, demi mengejar pahala dari Allah Subhanahu Wata’ala maka tidak akan ada yang merasa si paling berkorban satu sama lain dan tidak pula saling menuntut melainkan tumbuh kesadaran di antara masing-masing terhadap pasangannya.
Apabila seseorang sudah merasa berkorban maka tanpa sadar dirinya akan menagih empati dari orang lain. Berbeda halnya, apabila dasar yang dibangun adalah dalam rangka beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala maka dirinya meyakini bahwa Allah Subhanahu Wata’ala yang akan membalasnya, dengan begitu sekalipun pasangannya tidak berbuat demikian, dirinya tetap on track memberi yang terbaik.
Dalam pembahasan yang lain bersama Ust. Muhammad Nuzul Dzikri hafidzahullah, yaitu membahas QS. An-Nisa': 128 tentang nusyuz dari sisi suami (suami yang zalim) berkebalikan dengan QS. An-Nisa': 34 tentang nusyuz dari sisi istri (istri yang durhaka).
"Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul dengan istrimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tidak acuh) maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Apabila seorang wanita khawatir ada nusyuz dari pihak suaminya, (nusyuz diartikan sebagai zalim/tidak memenuhi haknya) maka solusinya adalah islah, berdamai itu lebih baik. Tidak perlu mengikuti permainan setan sehingga jadi ribut, dsb. Tentu ini bukan hal yang mudah sebab jiwa manusia itu pada dasarnya kikir (sangat menuntut haknya dan suka lupa atau lalai terhadap hak orang lain). Dirinya bersemangat terhadap haknya namun apabila berkaitan dengan hak orang lain suka lupa atau tidak tertarik untuk totalitas dalam memenuhinya. Gaduh ketika terlambat gajian namun ingin dimengerti ketika terlambat 5 menit masuk kerja, misalnya.
Dengan tabiat manusia yang demikian maka islah seringkali gagal, titik temu dalam mencapai perdamaian, apalagi jika pihak lain sedang tidak ‘sehat’, yang emosinya sedang memuncak (bukan islah dengan pihak lain yang takwanya tinggi vs takwanya tinggi) maka jika dalam kondisi yang demikian yang dituntut bukan sekadar memenuhi hak orang lain namun juga harus rela melepas sebagian hak pribadi bahkan mungkin seluruhnya untuk sementara waktu. Dikatakan ulama ini berat bahkan sangat berat sebab istri harus rida haknya dikurangi atau dilepas.
Apalagi sudah menjadi tabiat manusia itu kikir maka dikatakan ulama seyogianya perlu berusaha sekuat tenaga untuk menghilangkan tabiat tersebut dan diganti dengan mental berusaha untuk menunaikan hak orang lain yang merupakan kewajiban diri sendiri dan siap melepas atau memangkas sebagian hak yang merupakan porsimu.
Itulah mengapa islah pahalanya sangat besar dan tidak semua orang mampu sebab untuk memenuhi hak orang lain sudah susah sekali apalagi sampai pada titik melepas hak pribadi. Dan penutup ayat ini, “Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Jika kalian ihsan (beribadah kepada-Nya seakan-akan kamu melihat-Nya dan jika tidak mampu hingga ke level itu maka beribadahlah dengan penuh keyakinan bahwa Dia melihatmu) sehingga ihsan bukan hanya sekadar berbuat baik namun berbuat baik di level tertinggi yaitu berbuat baik dengan keyakinan bahwa Allah Subhanahu Wata’ala sedang melihatmu dan jika ingin lebih maksimal lagi yaitu seakan-akan kamu melihat-Nya. Hanya yang sudah mampu beribadah hingga di level inilah yang juga dimampukan untuk islah dengan tulus sebab bagi seseorang yang hanya mengedepankan dirinya dan dia lupa bahwa Allah Subhanahu Wata’ala melihatnya maka tidak akan mampu.  
Begitu seseorang tahu, “Saya tinggalkan hak saya, saya lepaskan hak saya. Saya penuhi haknya demi tercapainya perdamaian, perbaikan hubungan dan Allah Subhanahu Wata’ala melihat saya dan semoga Dia rida dengan apa yang saya lakukan.” maka islah jauh lebih mudah sebab dirinya yakin Allah Subhanahu Wata’ala melihatnya, yakin Allah Subhanahu Wata’ala rida terhadap perbuatannya dan yakin Allah Subhanahu Wata’ala akan mengganjarnya dengan ganjaran yang lebih baik.
Dan apabila kalian ihsan dan bertakwa, menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala Maha Mengetahui secara detail bukan hanya secara global atau di permukaan saja. Untuk itu, dirinya akan tenang sebab tahu Allah Subhanahu Wata’ala melihat dan mengetahui secara detail zahir dan batinnya. Allah Subhanahu Wata’ala tahu saya melepas ini bukan tersebab saya takut dengannya atau saya lemah melainkan Allah Subhanahu Wata’ala telah berfirman, ”Perdamaian itu lebih baik.”
“Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh pada kejahatan kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.” (QS. Yusuf: 53). Nafsu untuk ribut-ribut, ingin pisah ketika hak diambil atau tidak dihargai yang merupakan permainan setan ini memberikan pandangan bahwa inilah yang paling baik. Namun, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman bahwa, ”Perdamaian itu lebih baik.”
Allah Subhanahu Wata’ala tahu motif islahmu itu apa, Dia akan rida dan mengganjar dengan kebaikan yang sangat besar. Jadi, masalah besar tidak terjadi islah bukan tersebab peliknya masalah namun akar penyebabnya adalah tabiat manusia yang kikir. Renungkan bahwa konflik dalam kehidupan, “Apakah tersebab masalahnya?” jawabannya tidak, namun tersebab manusianya entah diri sendiri atau pihak lain. Bukan besar kecilnya masalah melainkan ego, arogansi, nafsu, dsb.
Dan di ayat tersebut jelas, diawali permasalahan (seorang wanita khawatir apabila suaminya zalim), dijelaskan pula akar masalah (tabiat manusia yang kikir), lalu diberi solusi (tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik), ditutup dengan tauhid (Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan) Allah, Al-Kabir yang mengetahui secara global dan detail.
Tidak akan menemukan titik temu atau bersepakat untuk islah dengan konsekuensi melepas sebagian atau seluruhnya hak pribadi apabila tauhid dalam diri seseorang lemah atau hanya sebatas teori. Dan sejatinya inilah ujian kejujuran. Sudahkah melibatkan tauhid kepada Allah Subhanahu Wata’ala dalam menghadapi lika-liku kehidupan berumah tangga?
158 notes · View notes
andromedanisa · 10 months
Text
Sekali lagi, ini tentang sebuah ketenangan.
nyari yang sama-sama suka tenang itu penting. Kayak, "oh iya aku nggak boleh begini, nanti dia sakit hati, nanti bikin dia tidak bisa tenang."
Sebab ketenangan adalah hal yang membahagiakan dalam kehidupan berumah tangga. kehidupan yang tenang akan membuat orang-orang didalamnya bisa bertumbuh bersama-sama dalam kebaikan..
Satu sama lain akan mengupayakan dan menghadirkan rasa tenang untuk pasangannya. dan menurutku ini penting. berapa banyak orang yang saling mencintai namun gagal untuk saling memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi satu sama lainnya. dan akhirnya mereka mencari ketenangan itu disudut manapun yang akhirnya membuat keduanya saling menyakiti pada akhirnya.
Rasa cinta akan hadir dan terus bertumbuh bila keduanya memahami dan mengupayakan untuk menghadirkan rasa tenang bagi satu sama lain. bukankah rumah dikatakan tempat pulang sebab didalamnya kita menemukan sebuah ketenangan?
jika rumah bukanlah tempat paling nyaman dan tenang untuk pulang. maka harus kemana lagi ia akan berlabuh? dan rasa tenang itu hadirnya ada diantara rasa syukur sebab Allaah mempertemukan dua orang yang sebelumnya asing menjadi pasangan untuk melengkapi satu sama lain. rasa syukur akan hadirnya seseorang yang membuat kita akan mengupayakan kebahagian dan ketenangan untuk orang yang kita cintai.
itulah mengapa Rasulullaah Shallaahu 'alaihu wasalam selalu ditenangkan oleh Khadijah radhilyallahu anha saat-saat Rasulullaah mengalami masa sulit dan genting dalam hidupnya. ibunda Khadijah tidak pernah bertanya mengapa begini mengapa begitu. yang beliau lakukan adalah memberikan yang terbaik untuk Rasullaah, menenangkan Rasulullaah yang dalam kondisi ketakutan ketika menerima Wahyu pertamanya.
rasa tenang itu perlu diupayakan, dengan jalan satu sama lain memohon kepada Allaah agar dikarunia hati yang cukup..
jadilah rumah yang memberikan ketenangan untuk seseorang. yang didalamnya kamu akan melihat orang-orang yang kau cintai bertumbuh tanpa rasa khawatir. jadilah rumah tenang dan nyaman untuk seseorang yang kau cintai.
yach.. i'll be your home, dear...
229 notes · View notes