#cerita guru
Explore tagged Tumblr posts
Text
Saya seorang guru, sedang berada di usia yang tidak lagi muda. Seperempat abad kan katanya udah tua? usia menikah? apalagi untuk seorang perempuan?
Tapi, saya tidak merasa kekurangan cinta. Saya bahagia, dikelilingi murid-murid yang penuh cinta dan saya pun mencintai mereka.
maksudnya, saya belum punya pasangan juga. Tetapi ga apa kalau pun belum ada sekarang. Paham ga sih?
kenapa mesti menuntut lain-lain?
konteks yg lainnya memang berbeda, tapi untuk saat ini hal itu ga masalah, ga apa-apa buat saya.
menikah? nanti saya pun akan menikah :)
tetapi, kebahagiaan versi saat ini saya senang menjalani nya. Saya ga kesepian, serius deh. Karena profesi saya saat ini, itu bonusnya dari Allah kayanya. heheh saya yakin dengan titik terbaik takdir. Sabar.
5 notes
·
View notes
Text
Assalamu'alaikum, teman-teman! Sebelumnya kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pedagang langganan Abi Hasan atas kepercayaannya. Berkat kalian, Abi Hasan bisa menafkahi warga pondok dan terus mengajarkan kebaikan melalui Al-Quran. Sekaligus memohon maaf apabila banyak kekurangan dari segi penyajian kami yang apa adanya dari gambar, suara dan jaringan internet yang kadang naik turun, kadang turun dan tidak naik-naik. Beri dukungan kalian agar channel ini terus berkembang. Terima Kasih. Di video kali ini, kita akan mengikuti perjuangan inspiratif Abi Hasan, seorang guru tahfidz Quran disabilitas yang gigih mencari nafkah dengan berjualan kerupuk. Namun, selain menghadapi tantangan ekonomi, Abi Hasan juga harus menangani sebuah masalah yang tak terduga dari sahabatnya sendiri. Salah satu sahabat Abi Hasan mendengar ceramah secara sepotong-sepotong, yang kemudian menyebabkan salah paham. Tanpa disadari, sahabat ini menyebarkan ilmu yang belum jelas dasar referensinya, dan hal ini menyebabkan kebingungan di kalangan para sahabat. Bagaimana cara Abi Hasan menanggapi dan menyelesaikan salah paham ini? Apakah beliau mampu menjelaskan dengan bijaksana dan mengembalikan pemahaman yang benar kepada sahabatnya? Mari saksikan bagaimana keteguhan hati dan kebijaksanaan Abi Hasan dalam menghadapi berbagai tantangan ini. Semoga kisah ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu berhati-hati dalam menyebarkan ilmu dan tetap berbuat baik di segala keadaan. Jangan lupa untuk LIKE, COMMENT, dan SUBSCRIBE untuk mendukung channel ini dan agar tidak ketinggalan cerita-cerita inspiratif lainnya. Selamat menonton dan semoga bermanfaat! Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
#kerupuk#GuruTahfidzQuran#PerjuanganHidup#InspirasiHidup#JualanKerupuk#SalahPaham#MotivasiHidup#CeritaInspiratif#SemangatPantangMenyerah#Kesederhanaan#PendidikanIslami#Bijaksana Menyikapi#Cerita Nyata#Cerita Motivasi#Cerita Perjuangan#Dakwah Islam#Guru Tahfidz Quran#Inspirasi Kehidupan#Jualan Kerupuk#Kesederhanaan Hidup#Kisah Inspiratif
1 note
·
View note
Text
Nikmatnya Sekolah part5
-bilik-
Aku mengendap kak daiyan yang sedang mandi dalam bilik air melalui celah lubang pintu. 'Arghhh shiitttt, sedap juga body akak aku ni. Dapat doggie sambil ramas tetek dia ni comfirm hari-hari tido sebilik'. Tetiba idea jahat aku datang. Aku buka seluar dan keluarkan batangku yang sederhana keras dan mula mengocok perlahan. Aku menatap setiap inci tubuh kakakku dari depan ke belakang dari atas ke bawah. Tak payah layan video lucah hari-hari, cukup ngendap kakak daiyan je.

~ring ring~
Aku lupa nak mute fon and aku perasan kak daiyan terkejut dan pandang tepat ke pintu. Aku cepat lari ke bilik dan buka fon. Guru kelas hantar gambar poster dalam whatsapp group kelas. Poster Konsert Malam Ke Bulan hujung minggu. Ada artis daripada Rusa Music datang sekolah aku. Semua pelajar wajib hadir. 'arghhh hancur harapan aku nk buat projek dengan awek Litmatch weekend ni'. Aku membelek ke status whatsapp. 'Wow Mia dah ada bf, ada juga lelaki yang nak kan dia. Oh shit, qitina upload gambar selfie kat gym dengan member dia tapi aku tak kenal. Caption with Aqish. Boleh tahan gak berdua ni'. Batangku kembali keras, aku hanya gosok dari luar seluar. Tiba-tiba aku dapat whatsapp dari qistina send gambar dia pakai sport bra with G-string. Shit mcm nak pancut aku, aku cepat-cepat lucutkan seluarku dan snap gambar batangku yang tegang memacak berselindung boxer. 'tunggu jelah kau qis, sampai masa aku henjut kau sampai kau tergila-gilakan aku hahahah'

~riiiiinnnnggggg-riiiiiinnnnngggg~
Qis video call aku. Aku angkat call and shittt qis naked. "Hye, batang u buat i hornylah. Nak datang rumah tapi dah malam. Kita vcs nak i dah gilakan batang u". "You gilakan batang i? Tapi u kena langsaikan hutang u dulu. Haritu i dah pancut untuk u, so today i nak u pancut untuk i". Qis mula menggosok pussy sambil ramas teteknya. "Arghh.. ermmm... Ermmmm... Ssssss ahhhhhh..." Aku buka boxer aku dan terjojollah batangku yang dah keras. Aku mula mengocok sambil halakan camera ke arah batangku. "Arghhh kerasnya batang u, i dapat rasa batang u tengah jolok pussy i"." Carilah something yang boleh jolok pussy u" aku terkejut qis keluarkan dildo yg berukuran hampir sama dengan batangku. Qis mula menojolk dirinya dengan dildo." Erhhh ARGGHHHH...AHHHHHH......SHIIIITTTT..." " Gosok biji kelentik u qis, ramas lagi tetek u" hampir masuk 10-15 minit kami melancap bersama aku merasa batangku seperti ingin menyemburkan air benihku tapi aku kena tahan sampai qis klimaks. " Err ahh ahh i nak klimaks, ARRGHHHHHH...ETSSS....ARGHHHH..."
Aku nampak lelehan air benih qis keluar dari pussynya. "U lama lagi ke nak pancut?" "I takleh pancut kosong. Kena ada muka someone untuk i pancut baru best". Tetiba aku dapat idea aku nak pancut kat muka kak daiyan. Aku cepat habiskan call dengan qis dan matikan call. Aku senyap-senyap masuk ke bilik kak daiyan dan intip dia tido. Oh shit kak daiyan just pakai singlet without bra and seluar pendek. Aku sempat meraba pussy kak daiyan dan selak singlet sempai nampak tetek kak daiyan. Aku snap gambar kak daiyan and mula melancap depan dia yang sedang tidur. Aku terdengar kak daiyan mendengus membuatkan batangku makin keras. Aku terus pencutkan air benihku ke muka kak daiyan. Banyak juga airnya mungkin sebab lama tahan kot hahahah. Aku sapukan air benihku serata muka kak daiyan. Sempat juga aku hisap puting tetek kak daiyan. Aku cepat balik ke bilikku dan tido

Comment for part 6 and leave your feedback
2K notes
·
View notes
Text
Adik Tiriku jadi istri
Bookmark and ShareCerita berikut ini merupakan kisah nyata sahabatku yang beberapa waktu lalu melangsungkan pernikahan dengan adik tirinya. Cerita ini dibuat agar sahabatku tersebut dapat melepaskan beban yang selama ini dia pikul bersama dengan istrinya. Cerita ini dibuat berdasarkan apa yang aku dengar langsung dari sahabatku. Nama tokoh dalam cerita ini bukanlah nama yang sesungguhnya (telah disamarkan).
******************************************************* *********************************
Namaku Joe. Aku adalah seorang pria dengan tinggi 188 Cm dan berat 80 Kg. Aku memiliki tubuh yang padat berisi dan wajah yang lumayan tampan sehingga membuat banyak gadis tertarik padaku.
Cerita ini berawla ketika Ayah ku memutuskan untuk menikah lagi setelah 5 tahun menduda karena ibu kandungku meninggal dalam kecelakaan mobil. Ayahku adalah seorang pengusaha sukses di kota pahlawan Surabaya ini. Sebenarnya cukup mudah bagi ayahku mencari pengganti ibuku. Tetapi karena cintanya yang besar pada ibu, maka baru 5 tahun kemudian ayah mau menikah lagi.
Aku yang merasa kasihan pada ayahku menyetujui keputusannya untuk menikah lagi dengan seorang janda beranak satu. Wanita tersebut bernama Desy dan anaknya Julia. Ketika aku bertemu dengan calon ibu tiriku, aku sangat menyukainya karena telah lama aku mendambakan sosok seorang ibu yang aku temukan dalam sosok seorang Desi. Dan aku juga sudah lama menginginkan seorang adik. Apalagi melihat calon adik iparku yang ceria dan menggemaskan. Betapa bahagiannya kehidupan nanti.
Setelah ayah menikah hidupku memang bahagia bersama ibu dan tiriku. Aku yang pada waktu itu baru kelas 2 SMP senang sekali bermain bersama adik tiriku Julia yang pada waktu masih duduk di kelas 4 SD.
Tetapi kebahagiaan itu berubah ketika akhirnya ayah dan ibu tiriku bercerai 4 tahun kemudian yang disebabkan ayahku yang berselingkuh dengan sekretaris di kantornya. Aku benar-benar tidak rela harus kehilangan seorang ibu kembali. Aku selalu menyalahkan ayah sehingga ibu pergi membawa Julia adik tiriku.
Namun kini kami berada di tempat yang berbeda aku di Surabaya sedangkan ibu tiriku di Malang. Setiap akhir bulan aku pergi mejenguk ibu tiriku. Dan ibu tiriku sangat senang dengan kedatanganku. Dia masih mau menerimaku di rumahnya.
Aku masih belum bisa memaafkan ayahku yang berselingkuh. Hal ini membuat aku menjadi pria yang Bengal di luar rumah tetapi sopan di dalam rumah. Bahkan ketika aku lulus SMA dan akan masuk perguruan tinggi di Bandung aku secara sembunyi-sembunyi menyewa sebuah vila dan mengajak teman-temanku pesta Miras dan Sex. Seks memang bukan hal baru di perairan. Sex pertamaku adalah dengan guru BP SMA-ku sebagai “Uang Suap” karena dia mengetahui sifat bengalku. Aku sih tidak menyesal melakukan hal tersebut dengan guruku. Selain guru BP-ku cantik, juga karena aku ingin merasakan yang namanya sering disebut orang sebagai sorga dunia. Bahkan selama aku sekolah di SMA itu aku menjadi “teman tidur” guru BP-ku.
Memasuki masa kuliah, tingkah lakuku semakin tidak terkendali. Sex dan miras sudah menjadi bagian kehidupan. Apalagi aku tinggal sendiri disebuah rumah kontrakan yang diberikan ayahku. Dalam satu semester aku memiliki 2 sampai 3 orang pacar resmi dan 4 sampai 5 orang “teman tidur”. Dan setiap malam selalu ada wanita yang menemani aku di kontrakan untuk melayani nafsu sex-ku.
Pacar resmiku pun sudah aku nikmati tubuhnya. Dan setiap semester aku berganti-ganti pasangan yang sudah pasti aku nikmati tubuh mereka di atas kasur. Aku melakukan hal ini karena aku mencari seorang wanita yang memang tulus mencintai aku. Sedangkan selama ini mereka bilang cinta padaku padahal mereka hanya menginginkan uangku karena memang selama kuliah bisa dibilang uangku tidak terbatas. ini membuat teman-teman menjuluki aku sebagai Don Juan anak tehnik.
Setelah lulus kuliah saya diterima bekerja di suatu perusahaan kontraktor terkenal di Surabaya. Walau aku kembali ke Surabaya aku tidak mau tinggal bersama ayah. Saya memutuskan untuk membeli apartemen. Dengan uang sisa kuliahku dan sedikit bantuan dana dari ayahku. Bukan rasa kecewa terhadap ayah yang menyebabkan aku tidak mau tinggal dengan dia tetapi aku ingin mandiri. Aku telah memaafkan ayahku dan ayah pun menyetujui keinginanku untuk mandiri.
Sejak bekerja aku tidak lagi mengonsumsi miras secara berlebihan seperti waktu kuliah, tetapi petualangan sex-ku terus berlanjut. Sudah banyak wanita yang menjadi korbanku. Terutama mereka yang sering clubbing di diskotik-diskotik besar. Kenikmatan demi kenikmatan yang aku rasakan tetapi semua itu semu karena aku tidask mendapatkan cinta didalamnya.
******************************************************* *********************************
Suatu hari sekitar jam 2 siang, telepon apartemenku berdering. Dan ketika kuangkat ternyata ibu tiriku yang menelepon. Oh, bagaimana aku bisa lupa dengan ibu tiriku ini, selam ini aku jarang dan bahkan tidak pernah lagi menelepon beliau. Padahal beliau adalah orang yang bisa menjadi tempat aku curhat.
Ibu tiriku menelepon untuk meminta ijin agar anaknya Julia bisa tinggal di rumahku, karena Julia diterima di jurusan kedokteran di PTN yang terkenal di Surabaya. Aku merasa bahagia karena bisa bertemu dengan adik tiriku yang lucu dan menggemaskan. Aku langsung menerima permintaan ibu dengan senang hati karena aku jadi ada teman di apartemen selain itu juga aprtemenku (Orang barat bilang sih penthouse) yang memiliki tiga kamar tidak terasa kosong. Apartemenku memiliki 1 kamar utama, 1 kamar tamu dan 1 kamar berukuran kecil yang menjadi tempat tidurku.
Satu minggu kemudian bel apartemenku berbunyi. Aku tau itu pasti Julia, Karena ibu bilang bahwa Julia akan datang satu minggu lagi, Aku membayangkan Julia yang lucu dan menggemaskan yang menjadi teman bermain waktu kecil.
Aku buka pintu dan terkejut. Dihadapanku berdiri seorang wanita cantik bertubuh lanngsing, putih mulus, dengan payudara yang agak menyembul (padahal baju yang dipakai sudah agak longgar), dengan rambut pendek yang memperlihatkan lehernya yang indah. Benar-benar menggugah birahi setiap pria.
“Hai mas Joe. Apa kabar?” sapanya tidak menghilangkan sikap kekanak-kanakannya.
“Julia.. Kamu Julia?” Tanya ku heran.
Dia hanyu menganggukan kepala. “Wah….. terakhir lihat kamu masih kecil dan suka nangis. Sekarang sudah jadi bidadari” pujiku kepadanya
“Ah… Mas Joe bisa aja”
Aku persilahkan dia masuk ke apartemen, dia terkagum-kagum akan suasana aprtemenku yang memang mewah menunjukan bahwa pemilik apartemen adalah seorang pria jantan.
���Wah….. Apartemennya bagus banget”
“Ah… gubuk seperti ini kok dibilang bagus” jawabku merendah dengan menyebut apartemenku sebagai gubuk.
Kemudian aku tunjukan kamarnya yang berada di kamar utama. Dia sedikit malu ketika mengetahui bahwa kamar yang akan ditempatinya lebih besar dari kamarku. Dia minta tukar kamar tetapi aku menolak. Kemudian Julia berjalan kearah kamar mandi yang memang jadi satu dengan kamar utama tersebut. Cukup lama Julia di dalam kamar mandi itu dan setelah keluar dia tersenyum sambil menyembunyikan sesuatu dibelakang punggungnya,
“Hehehe……. Ternyata mas Joe nakal juga ya” kata Julia tiba-tiba
“Apa maksudmu?”
“Udah deh nggak usah pura-pura nggak ngerti”
“Aku benar-benar nggak ngerti”
“Kalau begitu ini punya siapa ?” jawab Julia sambil mengeluarkan benda yang dia sembunyikan di balik punggungnya.
Bagai tersambar petir 100 kali aku melihat benda yang dibawa Julia. Sebuah celana dalam dan BH hitam berenda. “Mampus aku. Aku kok bisa lupa balikin benda itu ke Cindy” kataku dalam hati. Cindy adalah salah satu staff personalia di kantorku. Dia yang biasa disebut orang hypersex. Kalau bercinta dengan dia nggan bisa Cuma 2 kali orgasme. Harus minimal 5 kali orgasme.
“Eeengg…..Eengg…. Itu punya teman aku. Lupa belum aku kembalikan. Soalnya 2 hari yang lalu ada meeting dadakan disini sampai malam. Jadi dia numpang tidur disini” Jawabku berbohong.
“Numpang tidur atau numpang ditiduri. Nggak usah bohong deh. Julia maklum kok. Mas Joe-kan udah dewasa emang sudah waktunya kok ngelakuin hal-hal begitu” Jawab Julia.
Dan hari itu kami habiskan dengan ngobrol melmpiaskan rasa kangen kami berdua. Saat itu aku baru mengenal Julia yang baru yang berbeda dengan Julia yang dulu. Julia yang sekarang tidak jauh berbeda dari aku. Dia juga adalah seorang petualang sex. Dia sering hunting cowok di club-club atau vila dekat kota malang. Dia menceritakan bahwa keprawanannya direnggut oleh pacarnya waktu SMP. Tapi lama kelamaan dia jadi ketagihan ngesex.
“Emang mama tau kelakuanmu?” tanyaku heran
“Ya ennggak lah. Bisa dibunuh aku kalau mama tau”
“Terus kamu nggak takut hamil?”
“Halooo. Jaman sekarang gitu loh. Masa takut hamil. Aku sering minum pil anti hamil” jawabnya
Sejak saat itu kami berdua hidup dengan bebas dan hanya ada satu aturan bahwa Julia tidak boleh mengganggu privasi –ku dan begitu juga sebaliknya. Kami sering membawa pasangan kami ke apartemen untuk memuaskan nafsu kami. Bahkan belum satu bulan Julia kuliah dia sudah bisa gaet kakak kelasnya ke atas ranjang. Emang hebat adik tiriku ini.
Tetapi lama-kelamaan ada perasaan lain dihatiku. Perasaan sayang dan takut kehilangan dia. Aku mengakui kalau aku telah jatuh cinta kepadanya. Setiap kali cowoknya datang dan bercumbu dengan dia, ada perasaan cemburu dihatiku.
************************************************** ********************************
Sekitar satu setengah tahun kemudian, ketika itu hujan telah sering mengguyur kota Surabaya, Julia pulang dari kampus dengan raut wajah yang aneh. Julia yang biasanya ceria sekarang terlihat sedih. Julia langsung masuk kedalam kamar. Sebagai kakak aku ingin tau apa yang terjadi pada adik tiriku ini langsung mengetuk pintu kamar Julia. Setelah sekian lama mengetuk pintu dan tidak ada respon, aku akhirnya memaksakan diri masuk kedalam kamar.
Aku melihat Julia yang sedang duduk termenung dengan kedua kakinya dilipat sehingga siku kakinya menempel pada dagunya dan beberapa butir air mata jatuh menelusuri pipinya. Aku mendekati Julia dan memeluknya dengan penuh kasih sayang serta bertanya apa yang terjadi pada dirinya.
Julia menceritakan kepadaku semua maslahnya yang ternyata bahwa dia baru saja diputusin sama cowoknya. Dia sedih karena ini pertama kalinya dia diputusin sama cowok. Biasanya dialah yang memutuskan hubungan dengan cowok-cowoknya.
Sebagai seorang kakak aku mencoba untuk menghiburnya. Tetapi bukannya rasa terima kasih yang aku dpat malah dia semakin marah kepadaku.
“Mas Joe sih gampang ngomong seperti itu. Mas Joe kan nggak ngerasain apa yang Julia rasakan” Bentak Julia
“Siapa bilang aku nggak bisa ngerasain kesusahanmu. Kamu tau nggak kenapa hampir seminggu ini mas nggak bawa cewek mas ke sini? Mas udah nggak punya cewek lagi. Cewek mas semuanya juga ninggalin mas. Mereka enak setelah mendapatkan sedikit harta dari mas, langsung ditinggal kawin sama laki lain” Jawabku nggak mau kalah.
Sejenak kami berdua terdiam merenungkan apa yang terjadi pada hidup kami. Yah, mungkin ini adalah karma bagi kami yang sering seenaknya sendiri ganti-ganti pasangan tanpa memikirkan perasaan pasangan kami. Tetapi tidak lama kemudian kami saling pandang dan tertawa bersamaan.
“Kok bisa ya kita bisa senasib seperti ini?” Tanya Julia
“Iya, ya. Mungkin kita emang udah jodoh. Senang sama-sama, susah juga sama-sama. Eh, gimana kalau kita cari makan aja diluar. Dari pada kita disini bete mikirin pacar kita yang kurang ajar”
“Wah boleh juga tuh. Tapi mas Joe yang traktir ya”
“Oke”
Akhirnya kami keluar apartemen untuk mencari makanan disekitar jalan MayJend yang memang banyak terdapat penjual makanan yang murah tapi enak. Setelah makan kami kembali ke apartemen dengan sebuah wine yang telah kami beli sebelumnya di restortan tempat kami makan.
Sesampainya di apartemen aku langsung membuka wine dan duduk di ruang tengah bersama Julia. Kami minum Wine itu sambil melihat acara Discovery Channel yang menayangkan beberapa macam binatang di Afrika dan mengobrol. Tak terasa bahwa kami telah menghabiskan 1 botol wine berdua. Arah pembicaraan kami pun semakin kacau. Setiap pembicaraanku yang mengarah ke masalah sex selalu ditanggapinya. Perasaan hangat menjalar di sekujur tubuh kami. Sentuhan-sentuhan kulit kami terasa sensitive sekali. Setiap dia menepuk pundakku dikala aku membuat suatu joke, menjadi terasa membangkitkan nafsu birahiku. Kami duduk semakin rapat hingga aku dapat memeluk tubuhnya. Dan entah siapa yang mulai kami telah ada dalam suatu percumbuan yang panas. Julia mencium bibirku dengan lindahnya dia masukan ke dalam mulutku. Aku yang mendapat serangan seperti itu segera merespon ciumannya sambil tanganku mulai bergerilya di sekwilda (Sekitar wilayah dada)-nya.
“Julia kita pindah ke kamar yuk” ajakku sambil mengulurkan tangan untuk membantu Julia bangkit.
Julia hanya mengangguk sambil mengulurkan tangan sebagai pertanda dia menyetujui ajakanku.
Sesampainya di dalam kamar, aku membaringkan tubuh Julia di tempat tidur. Aku mulai mencium bibir tipisnya dengan lembut. Tangan ku tidak tinggal diam. Tanganku mulai meremas payudaranya yang masih tertutup T-shirt ketatnya. “Mmmhhhh……” desah Julia didalam mulutku. Aku mulai melepas T-shirt ketatnya berserta BH-nya. Payudara Julia aku remas lembut. Kulitnya yang halus dan payudaranya yang 36 B semakin membakar birahiku. Aku semakin tidak kuat menahan nafsuku lagi. Akhirnya aku buka seluruh pakaiannya dan melepas pakaianku sendiri.
Sesaat aku tertegun melihat tubuh Julia yang telanjang didepanku. Ini pertama kalinya aku melihat tubuh Julia dalam kondisi telanjang total. Terhampar dihadapanku Tubuh Julia yang putih-mulus dan seksi yang dihiasi oleh payudara 36 B dengan puting yang mungil. Sedangkan kemaluan Julia yang gundul tampak menonjol dibagian bawah perutnya.
“Tubuhmu benar-benar indah Julia” pujiku kepada Julia.
Aku memulai kembali remasanku pada payudaranya sambil menciumi bibirnya, yang kemudian berpindah ke telinganya kemudian merambat turun ke lehernya dan tengkuknya. Tanganku di payudaranya pun tidak hanya meremas tetapi juga memilin –milin putting Julia. Aku mulai mencium payudara Julia, mengulum, menjilat putting Julia. Julai mengeliat dan langsung memeluk tubuhku. Gairahku semakin meningkat ketika melihat Julai tampak menikmati saat payudaranya aku permainkan. Tangan Julia tidak tinggal diam. Tanganya mengelus dan mengocok penisku dengan lembut.
“Aaahhh…. Enak banget Julia, terusin sayang” erangku merasakan kenikmatan.
Perlahan aku mulai menurunkan posisi badanku hingga kini menghadap tepat di depan vagina gundulnya. Aku hanya meneguk ludah menyaksikan vagina Julia yang sangat merangsang. Ini adalah vagina terindah yang pernah kulihat” gumamku dalam hati. Tanganku mulai mengelus-elus bibir vaginanya. Julia semakin melebarkan kakinya sehingga vaginanya semakin terbuka lebar. Tanpa menunggu lama lagi akupun mulai memainkan dan menjilat vaginannya terutama dibagian daging menonjol di dalam vaginannya.
“Ah… Ooooohhhh…. Enak mas, Uuuhhh…..jilat terus mas” Julia mendesah semakin kuat, goyangan badannya semakin terasa.
“Ooooohhh…. Mas…. Aku pingin penismu, mmmhhh….. Please….”
Mendengar permintaanya tersebut aku membaringkan tubuhku disebelah Julia sementara Julia langsung menindih tubuhku dengan posisi 69. Julia mengocok penisku yang semakin lama semakin tegang. “Ooohhh….. Sayang enak banget” lenguh-ku merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Tidak lama kemudian aku merasakan penisku terasa hangat. Ternyata Julia sudah mengulum penisku ke dalam mulutnya. Julia mengulum penisku dengan ritme yang pelan tetapi terasa sekali pergesekan penisku dengan dinding-dinding mulutnya.
Aku yang tidak mau kalah mulai menjilati vagina Julia dengan sedikit bantuan dari tanganku yang mencoba mengocok vaginanya. “Uuuhhh… mas … enak mas…. Terus jilati klitorisku mas” erang Julia begitu melepas penisku dari mulutnya.
Kurang lebih 10 menit kemudian, “Uuuhhh…. Mas…. Sedikit lagi mas…. Aku mau keluar….”
“Tahan….. sayang, aku ……juga mau…… keluar…….” Balasku. Jilatan serta kocokanku didalam vaginanya semakin lama semakin cepat, begitupun kuluman Julia pada penisku. Dan tidak lama kemudian aku merasakan tubuh Julia menegang dan vaginannya yang mengalirkan cairan yang begitu banyak. Aku langsung meminum cairan orgasme Julia. Begitu terasa hangat dan nikmat. Ini adalah pertama kalinya aku meminum cairan orgasme wanita. Sebelumnya aku tidak pernah mau meminum cairan tersebut. Entah kenapa aku ingin merasakan cairan orgasme Julia.
Julia masih mengulum penisku. Bahkan gerakannya makin tidak teratur. “Oooohhhh sayang… aku…. Keluar….. Aaahhhh……” Croooottt…. Croootttt….. Croooottttt….. Menyemburlas seluruh spermaku kedalam mulut Julia yang langsung di telannya sampai habis. Bahkan dia tidak langsung melepas penisku. Ditunggunya penisku sampai mengecil.
“Wooww…… kamu benar-benar hebat sayang. Aku belumpernah ngalami orgasme seperti ini”
Julia hanya tersenyum hambar ke arahku.
“Ada apa sih sayang ? “ tanyaku heran kepada Julia. Aku memluk tubuh telanjangnya dari belakang.
“Mas. Kita seharusnya nggak ngelakuin ini”
“Kenapa sayang ?”
“Mas Joe kan kakakku. Apa jadinya kalau orang tau apa yang sudah kita perbuat. Apalagi kalau mama dan papa tau”
“Kamu nggak usah khawatir. Nggak akan ada yang tau kalau kita nggak beri tau mereka. Memang aku adalah kakakmu, tetapi kita nggak ada hubungan darah. Aku adalah kakakmu hanya karena status bukan hubungan darah. Dan sebenarnya aku sudah jatuh cinta sama kamu waktu kamu datang ke sini. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku tidak bisa memelukmu, menciummu dan mendekapmu dengan mesra. Karena kau adikku. Aku hanya bisa memendam, dan melampiaskan kepada teman-teman wanitaku. Bahkan ketika kau bersetubuh dengan pacarmu, ada perasaan cemburu dalam diriku” Kataku menjelaskan secara jujur kepada Julia.
Julia terlihat sedikit terkejut akan pengakuanku. “Mas Joe cinta sama aku ?”
“Sangat”
Dia terdiam sejenak, kemudian dia berkata “Kenapa mas Joe ngak bilang dari dulu. Aku sebenarnya juga cinta sama mas Joe sejak dari kecil. Aku mengagumi sifat mas Joe yang begitu sayang sama aku. Aku jadi begini juga karena aku nggak mungkin bisa jadi pacar mas Joe. Karena aku takut kalau aku ungkapkan mas Joe menolak aku karena aku adik mas Joe, terus sikap mas Joe berubah padaku”
Aku yang mendengar hal itu gantian terkejut. Rasanya nggak percaya kalau sebenarnya Julia sudah mencintaiku sejak kami masih kecil.
“Ya sudah. Kalau begitu nggak ada masalahkan. Biar kita simpan hubungan kita ini dari orang lain. Sekarang ayo kita lanjutkan acara kita. Hehehe….”
“Iiihhh…. Udah nggak tahan ya mas”
“Mana ada laki-laki yang tahan lihat bidadari telanjang seperti kamu”
Kembali aku menindih tubuh indah Julia. Aku cium kembali kedua buah payudara Julia sambil sesekali menyentil putingnya dengan lidahku. Setelah puas bermain dikedua payudaranya aku menurunkan posisiku ke bawah Julia sehingga berada kembali di depan vaginanya. Akupun mulai menjilati dan menciumi vagina dengan buasnya, kujilati semua permukaan vagina Julia dengan liarnya. Julia pun hanya bisa pasrah dan menikmati seranganku, kakinya semakin dibuka dengan lebar. Kuarahkan lidahku ke klitoris Julia, kumainkan dan kuputar – putar ujung lidahku dengan cepat pada klitoris Julia, Julia mendesah dan menggoyangkan pinggulnya, kedua kakinya kini bergantung di bahuku. Desahan Julia semakin kuat dan sering, kumainkan lidahku, kujilat pula lubang vaginanya, lalu kembali ke klitorisnya. Jarikupun tak ketinggalan ikut beraksi, kutusukkan jari tengahku ke lubang vagina Julia, dan Julia makin merasa nikmat dengan permainan lidahku dan juga sodokan jariku pada lubang vaginanya, tangannya pun meremas – remas dan menjambak rambutku. Sesekali tangan Julia memainkan payudaranya, menghisap putingnya. Cukup lama aku menggarap vagina Julia dengan lidah dan jariku. “Ooouuuhhhh….. mas….. masukin penismu dong” pinta Julia yang sudah tidak tahan segera memulai pertarungan ranjang pertamanya bersama denganku.
Tanpa menunggu waktu lagi segera aku posisikan penisku ke depan gerbang surga milik Julia. “Mas Joe, pelan-pelan ya. Soalnya aku belum pernah kemasukan benda besar seperti punya mas Joe”
“Tentu sayang. Mas akan pelan-pelan kok”
Aku menempelkan kepala penisku di bibir vagina Julia dan sedikit-demi sedikit aku mulai memasukan penisku ke dalam vagina Julia. Entah penisku yang besar atau vagina Julia yang kecil, terasa sekali gesekan dinding kemaluan Julia ke penisku sehingga aku merasakan kenikmatan surga dunia. Perlahan kepala penisku menerobos ke dalam lubang vagina nikmat milik Julia.Tubuh Julia agak bergetar saat penisku menerobos masuk. Kembali Julia melebarkan kakinya dan menaikkan pantatnya perlahan, hingga batang penisku masuk seluruhnya ke dalam lubang vagina Julia. “Aaahhhh…..” bersamaan kami mengerang ketuika penisku menghantam dinding rahim Julia. Saat penisku berada di dalam vagina Julia, rasanya sangat nyaman, hangat dan berdeyut – denyut dengan nikmatnya. Aku belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini dengan pacar-pacarku terdahulu.
Akupun mulai menggerakkan pantatku naik dan turun. peniskupun mulai memompa dengan nikmatnya di dalam vagina Julia. Sungguh teramat sangat nikmat. Kulakukan dengan perlahan – lahan, tidak tergesa – gesa, sekali – kali bibirku mencium bibir tiptis Julia dengan lembut dan penuh gairah. Kulihat payudara Julia yang besar itu bergoyang – goyang seiring pompaan penisku di dalam vaginanya. Sungguh enak dilihat, satu tangankupun mulai meremas – remas dan memainkan putingnya, sekali – kali kuhisap dan kujilati. Cukup lama juga aku memompa penisku, Julia mulai mendesah – desah, dan menggoyang – goyangkan pinggulnya…
“Aaahhh…. Aaaahhhh…. Terus mas. Enak banget penismu mas. Uuuhh…. Uuuhhh….Ini penis ternikmat yang pernah Julia rasakan. Aaaahhhh…..”
“Vaginamu juga nikmat Julia….. sempit dan enak”
Sekitar sepuluh menit kemudian,”Oouuhhhh….. Mas…. Julia mau keluar nih. Aaahh.. Aaahh…. Aaaahhhh…….” Erang panjang Julia menyambut orgasmenya kembali. Kurasakan Vagina Julia menyemburkan cairan hangat ke penisku, Julia nampak lemas dengan ekspresi penuh kepuasan di wajahnya.
“Mas Joe hebat juga ya aku sudah dua kali keluar tapi mas Joe baru sekali”
“Kamu juga hebat kok. Vaginamu begitu sempit. Pokonya nikmat banget bersetubuh sama kamu”
Aku kembali memeluk tubuh telanjang Julia yang telah penuh dengan keringat pertempuran kami dan membelai rambutnya dengan penuh kasih sayang.
“Mas, jangan tinggalin Julia ya. Julia nggak tau bakalan seperti apa Julia tanpa mas Joe”
“Iya sayang, Aku nggak akan meninggalkanmu. Mas cinta banget sama Julia. Apalagi vaginamu begitu nikmat. Sayang sekali kalau ditinggal. Hehehe….”
“Penis mas Joe juga enak. Besar dan panjang. Aku sepertinya juga akan ketagihan bersetunuh sama mas Joe”
“Kalau begitu tunggu apa lagi” Jawabku langsung kembali mencium bibirnya kembali. Setiap memulai percumbuan aku selalu memulainya denga ciuman-ciuman. Sebab kebanyakan wanita akan gampang terlena jika diberi banyak ciuman.
Ciumanku menuju kearah telinga kanan Julia. Disana aku kulum daun telinga Julia sambil sesekali aku masukan lidahku ke dalam lubang telinganya. Julia bereaksi dengan menggeliatkan tubuhnya dan mendesah-desah. Kembali menurunkan tubuhku untuk mengerjai vaginannya. Terus terang aku benar-benar terangsang dengan vaginanya yang gundul. Selama ini tidak satupun dari pacar-pacarku yang mau mencukur bulu kemaluannya. Aku kembali menciumi vaginanya dengan sangat rakus.
Aku permainkan vaginanya dengan lidah dan jari-jariku. Aku terus kocok lubang vaginannya dengan jari-jariku sementara klitorisnya menjadi mainan lidahku.
“Aaahhh… Aaahhh… Mas…. Nikamat….. Terus mas. Mainin Klitorisku….Uuuhhhh….. Kocok yang cepat mas…. Ahhhhh…..”
Aku seakan mendapat dorongan semangat semakin mempercepat kocokan tanganku pada lubang vaginanya dan jilatanku pada klitorisnya pun semakin liar. Bahkan terkadang klitorisnya aku kulum dan hisap sekuat-kuatnya. Ini menyebabkan tubuh Julia menggeliat tidak beraturan,
“Ooooouuuhhh….. mas…. Aku….. kelll…luaaarrr…. Aaaaahhhh……..” Jerit Julia membahana di dalam kamar. Aku merasakan kembali semprotan cairan orgasme Julia. Tubuh Julia melemas dan tampak nafasnya seperti mau putus. Aku membiarkan Julia menikmati orgasmenya kembali.
Setelah kurang lebih 10 menit mengatur nafas , aku menyuruh Julia untuk menungging. Julia tau kalau aku ingin bersetubuh dengan gaya anjing (Doggy Style). DIa menuruti keinginanku karena dia ingin aku juga merasakan kenikmatan seperti apa yang dia rasakan.
Aku menciumi telinga kiri Julia yang belum sempat mendapat jamahan selama persetubuhan kami kemudian merambat ke bagian leher belakang Julia. “Aaahhh…. Mas. Kamu romantis banget. Aku belum pernah diperlakukan seromantis ini oleh cowok manapun”. Ciumanku turun melalui punggungnya semakin lama semakin trurn hingga wajahku berada di depan dua buah pantat montoknya. Pantanya begitu bulat dan montok sehingga membuatku benar-benar gemas. Aku cium pantatnya dengan sedikit sedotan dan gigitan sehingga meninggalkan bercak merah pada pantatnya.
Setelah puas menikmati pantat montok Julia. Aku memposisikan tubuhku dibelakang Julia untuk memulai pertarunagn kami selanjutnya. perlahan aku maju, mula – mula tanganku mulai memegang kedua paha Julia, lalu tanganku mulai melebarkan paha Julia, kuarahkan penisku secara perlahan, perlahan tapi pasti kepala penisku mulai memasuki vagina Julia. Julia mulai mendesah, akupun mulai menekankan pantatku ke depan, kini peniskupun mulai masuk, Julia mulai mendesah, akhirnya peniskupun masuk seluruhnya ke dalam vagina Julia, segera saja aku mulai memompanya, dengan gerakan maju mundur yang berirama, sementara tanganku bergantian meremas – remas payudara Julia yang bergoyang menggemaskan, kurasakan penisku berdenyut nikmat, vagina Julia memang nikmat, penisku terasa dijepit kuat, karena lubang yang sempit, setiap kali penisku maju mundur terasa seperti diremas dan dipijat dengan kuat…ah akupun mulai mempercepat goyanganku….Julia juga menimpali dengan ikut menggoyangkan pantatnya yang besar dan seksi itu, kenikmatan yang kami rasakan sungguh luar biasa. Setelah berapa lama, sambil tetap dengan posisi penisku di dalam vaginanya, tanpa mencabutnya, aku mulai menarik Julia. Aku segera memeluk Julia dari belakang dan perlahan duduk sambil menarik Julia ke pangkuanku. Kini Julia mulai bergerak memainkan pantatnya, penisku terasa nikmat sekali, tanganku mulai meremas – remas payudara Julia. Plook…plookk….plook….semakin nyaring terdengar suara penisku yang sedang memompa dalam vagina Julia yang sudah basah tersebut. “Ooohh… Ooohhh… Terus mas… Setubuhi aku… Aku milik mas Joe…. Uuuuhhh….” Rintihan Julia semakin membakar semangatku. akupun segera memainkan penisku dengan ganas, sambil berciuman denga Julia dari belakang. mulut Julia mulai mendesah dengan cepat, pantatnya ikut bergoyang mengimbangi setiap sodokan penisku….Tangan Juliapun meraih tanganku, mengarahkannya agar aku memainkan puting payudaranya, sementara tangan Julia yang satu lagi mulai memainkan klitorisnya.
Kurang lebih 10 menit kemudian, Julia orgasme kembali. Tubuhnya langsung lemas merasakan kelelahan yang teramat sangat. Aku pun menindih tubuhnya dari belakang. Setelah Mengatur nafas kembali aku merebahkan tubuhku disebelah kiri Julia.
“Mas Joe kok kuat sih. Pantesan cewek-ceweknya banyak yang ketagihan” puji Julia.
“Ah, nggak juga. Soalnya tubuhmu indah dan nikmat banget, jadinya sayang kalau buru-buru keluar. Aku masih ingin terus menggeluti tubuhmu sayang”
“Kalau begitu sekarang biar aku yang puasin mas Joe” jawab Julia sambil merebahkan dirinya diatasku. Sekarang giliran Julia yang ambil kendali. Diciumnya bibirku dengan penuh nafsu dan gairah yang tak pernah padam. Ciuman turun ke dadaku dan semakin turun hingga penisku berada di depan matanya. “Ini dia benda yang bikin aku ketagihan” kata Julia.
Julia mulai memainkan penisku dengan tangannya yang halus, enak benar rasanya, jempol tangannya mengurut – ngurut kepala penisku dengan lembut. Aku hanya bisa merem melek saja merasakannya. Lalu Julia mulai mendekatkan mulutnya ke arah penisku. Kurasakan rasa nikmat yang luar biasa ketika lidahnya mulai memainkan kepala penisku. Seluruh tubuhku rasanya lemas tak berdaya. Lalu perlahan tapi pasti penisku mulai masuk ke dalam mulut Julia. Nikmat rasanya saat Julia mengulum, menghisap penisku, juga saat lidahnya menjilati kepala dan batang penisku. Rasanya tidak bisa kupercaya, penisku bisa masuk ke dalam mulut Julia yang mungil dan sensual itu, lembut sekali rasanya elusan bibirnya menyentuh penisku. Tangan Julia juga mengelus – ngelus bijiku, enaaak banget rasanya. Sesekali mulut dan lidah Julia mengulum dan menjilati bijiku. Service Julia yang enak ini benar – benar membuatku kelojotan dan hanya bisa merem melek merasakan kenikmatan dan sensasi yang luar biasa ini. Sambil mengulum penisku, sesekali Julia menatapku. Sungguh luar biasa sensasi yang dirasakan saat kita melakukan kontak mata saat sedang diberikan oral seks.
Aku mengambil posisi dudu agar aku dapat melihat lebih jelas penisku yang keluar-masuk mulut mungil Julia. Ahh… pemandangan yang benar-benar indah. Tanganku memegang kepala Julia untuk membantunya mengatur ritme kulumannya.
“Sekarang waktunya pertunjukan utama. Hehehe” Kata Julia sambil tangannya memegang penisku, ke dalam surga kenikmatan. kakinya dibuka lebar – lebar, perlahan sambil duduk diarahkannya lubang vaginanya ke arah penisku yang sudah berdiri tegang itu…Jleb…ah nikmatnya. Juliapun segera menggoyangkan pantatnya, naik turun, tangankupun mulai meremas – remas dan memainkan payudaranya. Kuciumi dan kujilati leher dan bibir Julia, Julia mengelinjang kegelian. Gerakan Julia semakin cepat, memompa penisku dengan kuat, tangankupun tak ketinggalan menggosok – gosok dan memainkan bagian atas vaginanya. Julia menyandarkan kepalanya ke arahku. Desahan nafas kami makin cepat dan bunyi penisku yang sedang menggarap vagina Julia terdengar jelas…Plookk…Plookk…semakin menambah nafsu kami.
“Aahh… Aahh… Mas… Enak…. Ba…nget. Oya….. Setubuih aku….. Ooohhh…. Mas Joe…… Jantan….. Mas Joe …. Perkasa…… Aku ketagihan bersetubuh sama mas…… Aaahhh……” Erang Julia merasakan kenikmatan yang tiada duanya
“Oooohhh….. Mas….. Julia….. Cinta….. Mas Joe….. Ooohhh…. Terus mas”
Tidak berapa lama tubuh Julia mengejang, nampaknya Julia mengalami orgasme lagi, akupun juga merasakan peniskupun sudah berdenyut semakin kuat, segera saja aku ikut menggoyangkan pantatku dengan cepat, mata Julia kulihat merem melek keenakkan.
“Julia…. Mas…. Mau….. keluar……”
“Yeeesss….. aklhirnya…… keluarin aja mas….. Aku ingin spermamu….. Aaahhhh”
“Julia……. aku…. nggak…. tahan…. Lagi….. Aaaaaahhhhh…….”Croot…Croottt…Croooottt…… cairan sperma menyembur dengan kuat ke vagina Julia, kuremas payudara dengan kuat…Aahhh sungguh nikmat yang tiada duanya. Aku dan Julia terdiam sesaat, bibir kami berciuman dengan mesra….
“Mas Joe. Aku benar-benar ketagihan nih. Mas Joe harus tanggung jawab”
“Iya sayang mas Joe akan tanggung jawab. Tapi kita istirahat dulu ya. Nanti lanjut lagi” kata ku berusaha menyabarkan Julia yang sudah naik lagi nafsunya. Ketika aku melihat jam yang ada di kamar aku cukup terkejut karena sudah menunjukan jam 10 malam itu berarti sudah lebih dari 3 jam kami bersetubuh. Wow kuat juga Julia. BIasanya cewek-ku cuka mampu satu jam setelah itu sudah kelenger.
Aku terlelap dalam mimpi yang indah sampai aku merasakan ada yang geli dibagian penisku. Ketika aku membuka mata tampak Julia sedang menjilati batang penisku. Mendapat reaksi seperti itu nafsuku kembali memuncak. Dan malam itu kami melakukankembali pertarungan birahi sampai aku keluar 3 kali dan entah berapa kali Julia orgasme. Kami benar-benar kelelahan sampai aku terlambat untuk berangkat kerja pada pagi harinya. Akhirnya kami memutuskan untuk melakukan pertempuran birahi selama seminggu penuh. Aku pun menyetujuinya dan aku langsung menghubungi kantor untuk meminta ijin cuti selama seminggu
Selama seminggu penuh tersebut kami terus melakukan hubungan sex dimanapun dan kapanpun kami mau. Bahkan kami tidak pernah memakai pakaian, maksimal hanya CD yang kami pakai sebagai penutup tubuh kami. Dan dress code ini berlanjut sampai setelah acara seminggu penuh birahi itu berakhir. Jadi jika aku pulang kerja maka aku harus melepaskan semua pakaian dan hanya menyisakan sebuah CD. Hanya jika da kerabat atau orang tua atau bahkan teman-teman kami, kami baru berpakaian lengkap dan sopan.
Kehidupan yang kami jalani penuh dengan gairah. Setiap saat, setiap waktu kami selalu melakukan hubungan sex. Entah aku atau Julia yang meminta terlebih dahulu. Pernah suatu ketiak Julia sedang berada di dapur untuk mencuci sayuran yang akan dimasak untuk makan malam dengan tubuh telanjang dan hanya ditutupi apron pada bagian depannya. Aku yang melihat kondisi Julia yang seperti itu mwmbuat gairahku memuncak. Aku memeluk tubuhnya dari belakang dan mencium leher indahnya. Tanganku meluncur ke dalam apron dan menuju ke payudranya yang besar. Aku remas payudar besar itu dengan penuh gairah. “Aaahhh…. Sabar mas. Nanti nggak matang-matang lo makanannya” kata Julia mengingatkan. Tapi aku yang telah bernafsu tidak menghiraukan. Bahkan aku lepas CD ku dan menarik pantat Julia kebalakang sehingga pantat Julia menungging kebelakang sementara tangannya berpegang pada tempat cucian. Aku memasukan penisku ke vagina Julia dari belakang. Aku memompa penisku maju mundur, keluar-masuk vaginanya. Sekitar 10 menit kemudian kami mencapai puncak orgasme bersama-sama. Aku menyemprotkan spermaku ke dalam vaginanya. Selama berhubungan aku selalu meyemprotkan spermaku ke vaginanya karena baik aku maupun Julia sangat suka merasakan spermaku yang menyemprot ke dalam vaginanya. Dan untuk mencegah terjadinya kehamilan Aku menyarankan kepada Julia untuk memekai Spiral dan tetap meminum pil anti hamil.
Hubungan kami dengan kedua orang tua kami masih terjalin sangat baik. Ayahku dan ibu tiriku sangat senang melihat keakraban kami. Yang semakin hari semakin akrab. Padahal mereka tidak tau apa yang menyebabakan keakraban diantara kami. Apalagi kalau bukan sex. Hubungan kami dengan para tetangga aparteman juga masih terjalin sangat baik. Mereka masih menganggap kami adik-kakak yang harmonis. Mereka tidak tau bahwa setiap hari di apartemen sebelahnya selalu terjadi pertempuran birahi antara kakak beradik.
Aku masih tinggal di apartement walaupun aku telah membeli rumah dengan tabunganku sendiri karena rumah itu akan aku gunakan untuk nanti kehidupanku setelah menikah dengan Julia.
Setelahg Julia lulus akhirnya aku memantapkan hati untuk melamarnya menjadi istriku. Aku tau pasti orangtua kami tidak merestui, tapi kami tetap menikah dengan hanya mengundang beberapa saksi. Tetapi seminggu kemudian saat acara resepsi kami dikejutkan dengan hadirnya kedua orang tua kami. Mereka akhirnya merestui hubungan kami. Kami sangat terharu ketika mendengar bahwa kami telah direstui. Sekarang aku tinggal dirumah kecil yang telah aku beli sebelumnya bersama dengan istriku yang juga adalah adik tiriku.
************************************************** ********************************
Demikianlah cerita dari sahabatku yang belum lama ini menikah dengan adik tirinya. Jika ada kata atau kalimat yang kurang berkenan atau jika susunan kata ada yang salah aku mohon maaf sebesar-besarnya. Krutik dan Saran dari para pembaca selalu aku tunggu. Terima kasih
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
293 notes
·
View notes
Text
Perjalanan Emosi dalam 365 Hari
Desember tahun lalu, dalam sebuah momen family coaching, suami saya bertanya, "Kalau dibuat seperti tema, apa tema hidupmu di tahun depan?" Dengan penuh percaya diri, saya menjawab, "Grow in peace." Entah dari mana datangnya kepercayaan diri itu, tetapi saat itu saya begitu yakin bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun dimana saya banyak bertumbuh dalam sunyi, ketenangan, dan kedamaian.
Satu dua bulan pertama, rasanya hari-hari bergulir dengan damai. Saya lebih banyak fokus pada peran saya sebagai istri yang mensupport mimpi-mimpi suami sambil saya pun merawat mimpi saya sendiri. Tapi di bulan berikutnya, perjalanan takdir membawa saya kepada skenario-skenario yang berbeda.
Skenario "kehilangan" ternyata hadir. Memang bukan yang pertama di dalam hidup, tetapi rasanya tetap menyakitkan. Kehilangan itu dihadirkan Allah lewat berbagai perantara: kepulangan orang tersayang, terpisah dari anak-anak ideologis yang sudah saya "rawat" sejak lama, pergantian amanah, dsb. Dalam perasaan-perasaan yang tidak bisa dijelaskan, saya berteriak di dalam hati, "Ya Allah, ternyata memang nggak ada yang milikku ya di dunia ini?" Di satu sisi merasa menemukan hikmah, tetapi disisi lain saya harus rela menjumpai sisi diri saya yang ternyata masih terikat dan bergantung pada apa-apa yang tidak seharusnya.
Setelah kehilangan, selanjutnya ternyata adalah kekecewaan. Saya kecewa karena harus memaklumi orang lain atas kekeliruannya di saat saya sebenarnya tidak punya cukup energi untuk itu. Saya kecewa karena orang-orang yang saya pikir akan bisa melindungi saya dari rasa sakit tapi ternyata justru menorehkan luka yang dalam meski mereka tidak bermaksud untuk melakukannya. Saya juga kecewa karena ternyata saya harus melewati masa-masa kecewa ini sendirian: orang lain sedang sibuk dengan perasaannya, perubahan hidupnya, dsb. Sampai-sampai, saya muak mendengarkan cerita dari orang-orang terdekat. Seperti ingin berteriak, "Kenapa semua tentang kamu? Kapan kamu pernah bertanya tentang perasaanku?"
Belum cukup selesai dengan semua itu, saya pun harus berhadapan dengan sebuah kenyataan bahwa Allah menunda doa terbaik saya untuk dikabulkan. Sudah banyak waktu yang saya habiskan untuk menunggu, tapi rupanya Allah meminta saya untuk menunggu lagi. Pedihnya, dalam masa menunggu ini saya justru harus menyaksikan orang lain mendapatkan apa yang saya tunggu tanpa harus mereka menunggu sebagaimana saya menunggu. Sisi kekanakan saya berkata, "Ya Allah, boleh nggak sih saya ini dikasih bahagia? Boleh nggak doa yang ini tolong dikasih aja?" Hopeless~ Saya bahkan sempat merasakan tubuh saya begitu lemah, seperti tanpa tulang untuk bergerak.
Alih-alih grow in peace, rupanya Allah "memaksa" saya untuk grow in chaos. Saya merasa tidak punya prestasi apa-apa di tahun ini selain urusan bertahan hidup dan mempertahankan kewarasan diri. Rasanya seperti benih yang ditanam jauuuuh di dasar tanah. Pada suatu fase di hidup kita, bertumbuh itu ternyata bisa terasa sangat menyakitkan, ya!
Emosi saya di tahun ini naik dan turun. Banyak stabilnya, tapi episode tidak stabilnya pun qadarullah sering terjadi. Tapi setidaknya saya punya beberapa takeaways untuk reminder diri saya sendiri:
Grow in chaos masih lebih baik dari pada tidak bertumbuh sama sekali.
Hal-hal yang bisa membuat kita merasa utuh ternyata ada pada hal-hal kecil, sederhana, dan bahkan tidak diketahui orang lain, tetapi kita merasakannya.
Semua takdir adalah bentuk kasih sayang Allah meski sekarang kita belum bisa memahaminya.
Orang lain hidup dengan takdirnya, diuji dengan ujiannya, begitu juga kita dan keluarga.
Kata guru saya, nggak apa-apa kalau masalahnya belum selesai, toh penyelesaian juga datangnya dari Allah. Tetapi, selama kita tetap naik keimanannya, maka sebenarnya kita sedang menjemput keberhasilan kita dalam menghadapi ujian.
Subhanallah. Semoga Allah mengampuni atas setiap kekeliruan respon terhadap setiap situasi dan kondisi. Dan semoga Allah hantarkan diri kepada hikmah dari semua gelap dan rasa sakit. I'm planted seed, then I will grow and heal beautifully. InsyaAllah.
Kalau kamu, punya cerita apa di tahun ini?
75 notes
·
View notes
Text
hari ini aku belajar banyak hal tentang Islam. mengapa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam diutus sebab lain dan tak bukan adalah untuk menyempurnakan akhlak.
sebab pada hari ini banyak sekali orang-orang yang berilmu dan tidak memiliki adab. lisannya tidak terjaga untuk menyakiti hati orang lain. tapi dari sinilah kita akan belajar perihal keadilan Allaah. bahwasanya kedzaliman itu ada balasannya. bahwa lisan yang dzalim itu ada balasannya, mungkin orang yang tersakiti tidak bisa membalasnya secara langsung. tapi dia punya Allaah yang Maha Adil dan Maha Kuasa. keadilan itu ada untuk mereka yang terdzolimi.
Allaah tidak menyukai ketidakadilan dan kedzaliman.
Allaah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
Allaah akan mengangkat orang yang terzalimi di bawah naungan awan pada hari kiamat.
pintu-pintu langit akan dibukakan untuk orang yang terdalimi.
tidak ada hijab atau sekat atau penghalang antara doa orang yang terdzalimi dengan Allaah.
belajar jadi orang yang berakhlak itu adalah pembelajaran dasar yang diajarkan oleh kedua orangtua kita. belajar menjadi orang yang beradab dan berakhlak itu juga bagian dari mempelajari agama ini, Islam. masih ingat betul nasihat seperti ini,
"Buah dari tauhid dan akidah yang benar adalah akhlak yang baik." (Ust Muhammad Nuzul Dzikry, Lc hafizhahullah).
jadi jika seorang guru saja sikap dan akhlaknya kurang baik, lalu apa yang bisa diambil ilmu darinya? jika pelajaran dasar tentang beradab saja tidak bisa ia terapkan dalam kehidupan sehari-harinya.
dan pelajaran ini juga menjadi pengingat diri ini, untuk menjaga lisan selalu, meminta pertolongan Allaah selalu agar dijaga dari berbuat dzalim kepada orang lain. sebab, tidak ada sekat antara mereka dengan Allaah.
melihat beliau, aku jadi teringat Bapak hafidzhahullaah ta'ala. benar ya, seorang laki-laki itu tidak pernah bercerita bagaimana sakitnya mereka saat mencari rezeki yang halal untuk keluarganya. panas terik, hujan, badai, hinaan, cacian, mereka telan dan pendam sendiri. itulah mengapa qowwam itu ada pada diri laki-laki, sebab Allaah telah melebihkan mereka diatas perempuan. dari segi apapun, kekuatan, keamanan, bahkan waris sekalipun.
laki-laki akan bekerja seumur hidupnya.. semoga Allaah menjaga semua para pejuang nafkah, para Bapak, para kakak, para adik, dan semua yang bekerja untuk menghidupi keluarganya meski tidak pernah mudah jalannya. Allaah beri balasan kebaikan untuk mereka.
pada akhirnya kita memahami bahwa orang yang terdzalimi terlihat baik-baik saja, tidak membalas, atau bahkan tersenyum getir. tapi kita tidak pernah tahu perihal apa yang ada dihatinya, perihal rasa sakitnya, perihal tangisnya diam-diam ia adukan kepada Allaah. lalu Allaah tunaikan janjiNya bahwa tidak ada sekat doa orang terdzolimi dengan Allaah.
cerita November || 09.21
#tulisan#menulis#catatan#nasihat#wanita#kebaikan#perjalanan#syukur#doa#akhlak#adab#dzalim#terdzolimi#Bapak
62 notes
·
View notes
Text
Leman 6/7
Minggu yang mendatang sangat sibuk bagiku. Beberapa hari aku balik lewat untuk menyiapkan kertas kerja dan memastikan semua persiapan berjalan dengan lancar untuk Kem Cemerlang SPM itu. Terima kasih kepada sponsor, kami telah diberikan dewan hotel 4 bintang di Cameron Highland untuk mengadakan kem cemerlang ini bersama dengan cukup bilik untuk semua pelajar yang berjumlah di dalam 60 orang itu.
Bagi para guru, kami diberikan sebuah bilik untuk dikongsi dua orang. Aku dan Ustazah Hani sepatutnya berkongsi bilik. Tetapi oleh kerana rumah ibu mertua ustazah Hani kebetulan sangat berdekatan dengan hotel, Ustazah Hani mengambil keputusan untuk berulang alik sahaja.
Hari pertama dan kedua Kem Cemerlang itu berlalu seperti biasa, oleh kerana aku perlu menguruskan penceramah jemputan, aku sedikit sibuk sehingga mereka pulang. Dan aku hanya dapat melihat Leman dari jauh. Entah mengapa, kalau dikira pangkat, umurku yang 24 tahun ini merupakan kakak kepada Leman yang berada di Tingkatan 5.
Tetapi...
Aku menarik nafas dalam.
Setelah memastikan dewan yang digunakan itu kemas dan sedia untuk digunakan esok, untuk hari terakhir, aku melangkah keluar dari dewan. Mataku mencari Leman kerana pelajar pelajar sendiri yang membantu untuk mengemas tadi. Mungkin Leman telah pulang ke bilik? Atau lepak bersama rakannya?
Aku menggigit bibir bawah, terasa bersalah kerana mempunyai perasaan begini terhadap Leman. Ya, pantatku berdenyut perlahan meminta lagi apa yang dilakukan dengan Leman minggu lepas, namun bukan hanya pantatku yang berdenyut, aku juga mencintai pelajarku itu. Aku menggeleng kepalaku cuba mengeluarkan Leman dari kepalaku sebelum aku menuju ke bilikku. 3
Sejam kemudian, aku keluar dari bilik air hotel itu lalu aku mengelap tubuhku kering. Baru sahaja aku mencapai Tshirtku, Iphone6 ku bervibrate. Perlahan aku mengambilnya dan melihat nama si penghantar mesej.
Leman
Ustazah dah tidur?
Aku menggigit bibir bawahku perlahan membalas.
Belum, kenapa Leman?
Tak lama, Leman membalas kembali.
Urm... Nak minta ustazah tolong...? Harini kan sepatutnya hari kaunseling... Saya dah buat apa yang ustazah minta... Tak tengok cerita lucah... Tak onani...
Aku membaca mesejnya itu lalu aku letakkan Iphone6ku kembali. Wajahku bertukar merah.
"Dayana... Dayana... Macam mana ni...?" Aku menarik nafas dalam bercakap sendiri. Walaupun kepalaku cuba berfikir apa yang patut aku lakukan, namun dalam hatiku aku tahu apa yang aku mahukan. Iphone6 ku itu aku capai kembali.
403. Datang dalam lagi satu jam. Mesej ustazah bila kamu dah sampai level 4.
Aku tidak menunggu jawapan Leman lalu aku letakkan Iphone6 ku itu ke atas katil. Perlahan aku menarik luggage kecilku dan aku gali pakaikan yang paling bawah. Yang telah aku sediakan jika perkara ini akan terjadi. Di dalam hatiku aku berasa malu, kerana mengharapkan perkara ini akan berlaku.
Dayana... Apa dah jadi dengan aku ni?
*******************
Aku memeriksa diriku sekali di hadapan cermin. Tudung labuhku seperti biasa, menutup hampir ke paras pinggang. Di bawah, aku memakai jubah hitam kosong biasa berbatukan manik manik kecil biru daripada dada hingga ke pinggang, kebanyakannya terlindung oleh tudung labuhku, manakala di tangan jubah itu juga terdapat manik manik biru yang membentuk corak ombak kecil.
Aku menggigit bibir bawah, entah mengapa. Aku memakai make up nipis seperti yang aku biasa pakai ke kelas, bersama lipstik merah jambu lembut yang kena dengan kulit wajahku yang cerah itu.
Tiba tiba, Iphone ku bervibrate.
Ustazah, saya dekat depan lif.
Aku perlahan melangkah ke pintu dan membuka pintu sedikit.
Dah, masuk je. Jangan ketuk.
Aku tidak mahu kalau jiran jiran bilikku mendengar ada orang datang ke bilikku. Aku menarik nafas dalam. Tak lama, aku mendengar langkah dari luar, pintu ditolak lalu Leman masuk ke dalam. Wajahku bertukar merah dan aku dapat menghidu bau wangi sabun dari Leman. Mesti dia pun baru lepas mandi, fikirku.
Aku perlahan menutup pintu bilik hotel itu rapat.
"A... Assalamualaikum ustazah..." tegur Leman memberi salam.
"Walaikumsalam Leman... Urm... Masuklah..." kataku, mempelawanya masuk ke ruang bilik tidur yang mempunyai katil queen size itu. Leman perlahan mengambil duduk di bucu katil sebelum aku menyertainya di sebelah.
"Jadi... Macam mana kem cemerlang ni? Leman rasa okay tak?" soalku. Leman mengangguk.
"Okay... Semua penceramah best best... Faham..."jawab Leman. Aku mengangguk.
"Baguslah... Urm... Betul ke kamu tak onani atau... Tengok video lucah minggu ni?" Soalku kepada Leman. Leman mengangguk.
"Betul ustazah... Apa yang ustazah buat minggu lepas, buat saya rasa nak lagi... Urm... Dan saya sanggup tinggalkan benda benda tu demi ustazah..." jawabnya.
Wajahku bertukar merah mendengar ayatnya itu. Aku menggigit bibir bawah. Melihat bonjol seluarnya yang sudah mengeras itu. Aku senyum nakal sedikit sebelum aku perlahan turun melutut ke celah kakinya. Biasanya Leman yang akan mengeluarkan batangnya, namun hari ini aku ingin melakukan untukknya.
Perlahan tanganku mencapai tali pinggangnya, aku buka. Kemudian aku buka kancing seluarnya itu lalu aku tarik zipnya ke bawah. Leman melihat sahaja perlakuan ustazahnya itu. Selepas itu, perlahan aku menarik seluarnya ke bawah hingga ke buku lali, meninggalkan bonjol Leman tadi hanya bertutupkan boxer kecilnya.
Aku menggigit bibir bawah sebelum tanganku menarik turun boxernya itu juga, mendedahkan batang Leman yang keras padat itu untuk tatapan mataku.
"Urm... Keras sejak bila ni Leman...?" soalku. Wajah Leman bertukar merah sedikit.
"Er... Sejak... Sejak on the way tadi, ustazah..." jawab Leman. Aku menggigit bibir bawah perlahan sebelum aku mencapai batangnya, lalu aku urut ke atas dan ke bawah perlahan, merasakan batang panas beruratnya di dalam tanganku.
"Ummphh... Ustazah...." Erang Leman. Kemudian perlahan aku turunkan wajahku, sebelum bibirku yang lembut ini mengucup kepala batang Leman. Aku kucup kepala batangnya, kemudian aku turunkan bibirku ke tepi, mengucup urat urat Leman yang timbul, sambil aku terus mengurut batangnya ke atas dan ke bawah.
Kemudian, perlahan, aku masukkan batangnya ke dalam mulutku, aku hisap perlahan. Lidahku mula menjilat jilat batang keras Leman di dalam mulutku itu, sedang mata bulatku melihat ke atas ke wajah Leman yang seolah masih tidak percaya, yang ustazahnya yang bertudung labuh melutut di bawah dengan batangnya di dalam mulutku.
Aku mula menggerakkan kepalaku ke atas dan ke bawah, memasukkan dan mengeluarkan batang Leman dari mulutku berulang kali, memberinya nikmat kesedapan dari mulutku dan lidahku. Sambil aku terus mengurut dasar batangnya yang berurat keras timbul itu.
"Ahhh... Ustazah Dayana..." Leman mengerang kesedapan. Aku mahukan dia lebih sedap daripada ini. Perlahan aku tarik batangnya keluar. Aku jilat sedikit dari dasar batangnya terus ke kepalanya. Sambil aku urut batangnya ke atas dan ke bawah. Aku suka melihat Leman bernafsu begitu. Mengapa? Jujur aku tidak tahu.
Aku senyum nakal sebelum aku memasukkan tanganku ke bawah tudung labuhku itu. Hari ini, sengaja aku pilih jubah yang zipnya dari atas dada sehingga tengah dadaku. Aku tarik turun lalu aku keluarkan kedua dua buah dadaku, masih terlindung di bawah tudung labuhku. Aku menggigit bibir bawah sebelum aku menundukkan tubuhku, lalu aku masukkan batang keras Leman itu ke bawah tudung labuhku itu.
"Ummphh... Ustazah..." erang Leman. Tahu apa yang akan mendatang. Aku perlahan kepitkan batangnya ke celah buah dadaku. Aku ramas buah dadaku perlahan di bawah tudung, sebelum aku mula menggerakkan batangku ke atas dan ke bawah, sambil aku senyum nakal kepada pelajarku Leman itu.
"Um... Leman suka macam ni...? Leman suka bila ustazah kepit batang keras Leman macam ni...?" soalku manja. Leman mengangguk.
"Ahhh... suka sangat ustazah... Ummphhh... Sedapnya ustazah..." Erangnya kesedapan. Aku menggigit bibir bawah sambil aku melajukan dayungan ke atas dan ke bawah. Buah dadaku aku kepit semahunya dan sekali sekala sengaja aku gomol gomolkan buah dada gebu montokku itu ke batangnya, memberi erang lebih daripada Leman.
Leman menggenggam cadar katil erat, menahan sedap, dan aku dapat rasakan batangnya berdenyut panas di celah buah dadaku yang bulat itu. Nafasnya dan nafasku semakin laju. Aku melajukan lagi dayugan buah dadaku itu ke atas dan ke bawah, sambil jemariku meramas ramas buah dadaku itu.
"Ummphh... Ustazah..." Leman mengerang penuh berahi.
"Ummm.... Ustazah... S.... Saya nak... Saya nak gesel dekat punggung ustazah pulak... Urm... Boleh?" Soalnya perlahan. Mataku membulat sedikit sebelum wajahku bertukar merah mendengarnya. Aku senyum nakal sedikit sebelum mengangguk.
"Boleh, Leman... Awak nak buat macam mana?" soalku manja sambil aku meneruskan menggeselkan buah dadaku ke batang keras Leman itu.
"Urm... Ustazah berdiri..." Katanya. Aku mengangguk sebelum aku mendayung sedikit lagi. Lalu aku menarik batang Leman keluar dari tudung labuhku itu sebelum menolak diriku berdiri. Terasa jubahku yang longgar kerana zip yang aku buka tadi seolah ingin terlucut, lalu aku zip semula. Leman perlahan bangun sebelum tangannya memegang pinggangku. Mata kami bertemu. Aku senyum malu.
Perlahan, Leman memusingkan tubuhku yang kini menghadap meja kecil hotel itu. Aku sengaja menonggek sedikit, mengeluarkan punggungku untuk pelajarku itu. Leman kemudian tidak menunggu lama, sebelum meletakkan batang kerasnya ke celah daging punggungku yang berlapik jubahku itu. Namun aku dapat rasakan kerasnya dan padatnya batangnya itu di celah daging punggungku.
"Ahhh... ustazah..." Leman mengerang perlahan. Dia mula mendayung, menggeselkan batangnya ke atas dan ke bawah, membenamkan batangnya ke celah daging punggungku itu. Dan perlahan, tangan Leman mula naik dari pinggang, ke buah dadaku di luar jubahku itu. Diramas perlahan buah dadaku yang montok bulat itu, sambil menggeselkan batangnya ke buah dadaku.
"Ummmphh... Leman..." Aku mengerang perlahan. Terasa sedap diramas dan digesel begitu. Aku melihat refleksi ku di cermin, dan aku dapat melihat bentuk tangan Leman yang meramas ramas buah dadaku di bawah tudung labuhku itu. Membuatkan aku semakin bernafsu.
Aku dapat rasakan batang keras Leman digesel semakin kuat dan laju di celah punggungku itu, dan aku mula dapat merasakan nafas Leman di leherku, walaupun leherku masih bertutupkan tudung labuhku. Eranganku dan Leman juga semakin kuat dan laju, dan kami tahu kami berdua mahukan lebih.
Mata kami bertemu di cermin. Dan perlahan, tangan Leman turun dari buah dadaku ke pehaku, perlahan, Leman menarik jubahku ke atas. Seinci demi seinci, jubahku terangkat, mendedahkan kakiku. Dan aku dapat melihat mata Leman membulat sedikit melihat aku tidak memakai apa apa untuk menutup kakiku kali ini.
Tangan Leman masih perlahan menarik jubahku ke atas, sehinggalah jubahku diangkat melepasi punggungku yang bulat dan bogel itu untuknya, sementara bahagian depanku masih menutup celah pehaku. Dan aku tahu dia mahu menyimpannya untuk kemudian. Aku menggigit bibir bawahku nakal. Malu.
"Ummm... Ustazah..." Leman mengerang perlahan sambil mula menggeselkan batangnya kali ini di celah daging punggungku tanpa berlapik. Digeselnya ke hadapan dan belakang, dan aku dapat rasakan betapa keras dan hangatnya batang beruratnya itu di celah daging punggungku. Aku mula memegang meja kecil di hadapanku sebagai sokongan, kerana nafsu yang semakin membuak ini mula membuatkan lututku terasa lemah.
"Ummmphh... Leman.... Leman suka punggung ustazah...?" soalku manja. Leman mengangguk. Tangannya turun meramas punggungku sementara tangan yang satu lagi memegang pinggangku bersama jubahku yang ditarik tadi.
"Ahhhh... Leman...." Aku mengerang kesedapan merasakan tangan Leman yang meramas dan menguli daging punggungku itu, sambil dia mendayung di celah daging punggungku itu dengan penuh nafsu. Aku tahu jika dia mahu, pasti dia boleh hanya menggunakan daging punggungku itu sebagai pelampias nafsunya harini. Tetapi aku dapat rasakan dia pasti mahukan lebih dari punggungku.
Aku pun tidak perasan entah berapa lama Leman menggunakan daging punggungku, sambil tangannya tidak henti henti meramas buah dadaku di bawah tudung labuhku itu. Dan aku tahu dia dapat rasakan putingku yang mengeras di balik helai jubah itu. Kemudian perlahan Leman menarik tangannya dan batangnya sebelum dipusingkan kembali tubuhku.
Mata kami bertemu. Tangannya di pinggangku. Bila difikirkan kembali, aku tidak perasan sebelum ini yang Leman sedikit tinggi daripadaku. Aku menggigit bibir bawah, dan belum sempat aku berfikir apa, bibir Leman bertemu bibirku.
Bibir kami saling ditekan. Aku sedar yang kami berdua tiada pengalaman di dalam berkucupan. Namun berbekalkan apa yang dilihat di televisyen dan cerita cerita lucah, perlahan lahan bibir kami saling bertautan, dan tidak lama, lidah kami mula saling bertemu.
Jubah aku yang ditarik ke atas tadi dilepaskan kembali ke bawah, dan tangan Leman mula meramas ramas tubuhku, dari buah dadaku, punggungku, pehaku. Dan aku biarkan sahaja biarpun aku dapat rasakan batang Leman mencucuk cucuk perutku itu.
Tak lama kemudian, Leman menarik wajahnya.
"Urm... Ustazah... Leman... Leman nak pancut dengan ustazah boleh?" soalnya perlahan. Aku mengangguk.
"B... Boleh Leman... Leman nak ustazah buat macam mana?" soalku.
"Urm... Macam haritu ustazah...? Ustazah duduk atas saya...?" soalnya. Aku perlahan mengangguk perlahan. Leman senyum nakal sebelum dia mengundur lalu mula baring di atas katil. Aku perlahan mengikut Leman. Jubahku ditarik ke atas sedikit, lalu aku mula duduk di atas peha Leman. Aku tutup batang Leman dengan jubahku itu dan aku dapat rasakan batang keras panasnya berdenyut di atas pantatku.
"Urm... Tapi tak boleh masuk tau..." kataku. Dan aku tahu kataku itu kebanyakannya untuk mengingatkan diriku sendiri. Leman mengangguk faham.
Nafasku semakin berat walaupun aku belum bergerak. Perlahan, aku menolak diriku ke atas sedikit, cukup untuk aku letakkan batang keras panas Leman itu di celah bibir pantat daraku itu. Tubuhku melentik kesedapan.
"Ahhh... Leman...." Aku mengerang manja. Tangan Leman perlahan meramas punggungku sambil aku tahu Leman melihat wajahku yang penuh berahi ini. Wajah ustazahnya yang selalu mengajar subjek Pendidikan Islam, kini duduk di atasnya dengan batang kerasnya.
Nafasku semakin tidak keruan, perlahan, aku menggerakkan tubuhku ke hadapan dan ke belakang. Menggeselkan bibir pantatku yang basah, dara dan tembam itu dengan batang keras, panas dan berurat milik Leman itu.
Nafas Leman juga semakin berat. Aku perlahan melajukan dayungan, ke hadapan, belakang...
"Ahhh.... Ummphh... Leman..." Erangku kesedapan. Walau masih memakai tudung labuhku, dan jubahku masih menutup tubuhku, aku dapat rasakan batang Leman yang kini tidak berlapik itu membuatkan nafsuku semakin tidak keruan. Dan tubuhku melentik di atas batang Leman itu.
"Ahhh... Ustazah..." Leman mendengus sambil tangannya mula meramas punggungku di luar jubahku. Aku tahu dia tidak dapat melihat apa yang terjadi di bawah jubahku ini namun aku tahu dia dapat rasakan yang pantatku sudah begitu basah sekali kerananya.
Aku melajukan lagi gerakku ke hadapan dan belakang. Pantatku berdenyut semakin kuat. Aku dapat rasakan putingku mengeras di bawah jubahku. Dan aku dapat rasakan yang pantatku berrdenyut mahukan lebih dari sekadar digesel diluar bibir. Aku sedaya upaya menolak bisikan syaitan untuk memasukkan sahaja batang Leman itu ke dalamku.
"Ummphhh... Leman... Ahhh... Sedapnya batang kamu ni.... Ahhh.... Macam mana lah rasanya... kalau masuk dalam pantat ustazah...." Soalku tidak sengaja. Aku terlalu lemas di dalam nafsu dan terlalu sibuk menahan diriku daripada menyumbat batang Leman itu ke dalamku sehingga aku tidak perasan apa yang aku cakapkan.
"Ummphh... Kalau ustazah nak tahu... Ahhh... Kenalah cuba..." pancing Leman. Membuatkan darahku berderau mendengarnya. Aku sedikit lagi mahu tewas kepada bisikan nafsu itu. Namun aku menggeleng.
"T... Tak boleh Leman... Ahhh...." Aku mengerang kesedapan, menggeleng sambil aku terus menggeselkan batang Leman itu ke hadapan dan belakang. Memandikan batang Leman dengan air pantatku itu.
Leman mendengus semakin kuat. Aku dapat rasakan batangnya seolah semakin keras.
"S.... Saya minta maaf ustazah..." kata Leman tiba tiba. Ayatnya yang tiba tiba itu membuatkan aku hairan dan berhenti bergerak. Baru sahaja aku ingin bertanya mengapa, tiba tiba tubuhku ditarik turun lalu dibaringkan.
"L... Leman!" Aku mengerang perlahan. Aku tahu tubuhku mahukan ini.
"L...Leman jangan!" Kataku. Namun Leman perlahan menolak pehaku ke atas, mengangkangkan aku sambil menanggalkan jubah aku. Aku kini dalam keadaan berbogel yang tinggal hanya tudung labuh ku saja.
Tubuhnya ditundukkan sambil kepala batangnya mula mengucup bibir pantatku.
"Ummph... Maafkan saya ustazah... S.... Saya masuk ni...." Katanya perlahan. Mata kami bertentang. Wajahku merah. Aku tahu akupun mahukan ini. Dengan perlahan... aku mengangguk, mengizinkan.
Kepala batangnya menggesel bibir pantatku perlahan, sebelum kepala batangnya ditolak masuk ke dalam pantatku perlahan, membawa tubuhku melentik kesedapan.
"Ahhhh.... Lemannn!" Aku mengerang. Aku dapat rasakan kepala batang Leman membuka bibir pantatku itu, sambil Leman terus menolak perlahan lagi, memasukkan kepala batangnya ke dalam pantat ustazahnya ini. Nafasku mula tersekat mengikut gerak Leman, dan aku dapat rasakan kepala batang Leman kini bertemu penghalangku yang terakhir, lapisan daraku.
Leman melihat ke dalam mataku. Meminta izin. Aku menggigit bibir bawahku perlahan. Nafasku semakin berat, dan aku tahu diriku telah hilang di dalam nafsu serakah yang satu ini.
Perlahan... Aku mengangguk.
Pinggangku Leman pegang erat, sebelum dia menarik nafas, lalu dengan sekali tolak, kepala batang Leman memecahkan nipis daraku itu, membuatkan tubuhku melentik sedikit pedih. Dan batang Leman terus masuk memenuhi pantatku yang ketat dara itu.
"Ahhhhh Lemannn! Ahhhh~~" Aku mengerang sedikit sakit dan sedap. Mataku dan Leman bertemu. Nafas kami juga saling bertemu dengan penuh nafsu. Pantatku mengemut ngemut batang Leman ketat, terasa penuh di dalam pantatku. Nafasku berombak sambil Leman mula mengucup perlahan dahiku. Membuatkan wajahku merah sedikit.
Aku menggigit bibir bawah, dan perlahan Leman mula menarik batangnya, sebelum menolaknya kembali. Mula mendayung ke belakang dan kehadapan perlahan. Matanya sentiasa bertemu mataku. Tanganku mula menggenggam cadar katil itu menahan sedap. Dengan tudung labuhku yang masih menutup kepalaku.
"Ahh... Ustazah... Ketatnya pantat ustazah..." erang Leman. Aku menggigit bibir bawah.
"B... Batang awak tu yang... Umphh... Besar..." Usikku kembali. Leman senyum nakal sambil dia mula menarik dan menolak batangnya semakin laju. Mula selesa dengan ketatnya pantatku itu.
Leman melajukan dayungannya ke hadapan dan ke belakang. Membawa nikmat kepadaku. Tubuhku melentik kesedapan. Dengan setiap tolakan ke dalam pantatku pasti dia akan memenuhkan setiap ruang di dalam pantatku, dan mengucup hujung pantatku. Terasa seolah olah pantatku sememangnya sempurna untuk Leman.
"Ahhhh Lemannnn... Sedapnyaa batang Lemann... Ahhh... Ummphhh..." Aku mengerang kesedapan. Dan perlahan pantatku berdenyut semakin kuat. Aku meramas buah dadaku sendiri dan Leman melajukan dayungannya.
"Ummphh! Ahhh... Ustazaahh... Ahhh Ummphh!" Leman mengerang kesedapan. Mata kami bertemu lagi. Dengan itu Leman mengucup bibirku sebelum menghentak batangnya sedikit, membuatkan tubuhku terangkat kesedapan. Pantatku mengemut kuat sebelum aku terpancut kuat ke batang keras Leman yang masih terbenam di dalam pantatku itu.
"Lemannnn!!! Ustazahhh pancut!! Ummphh!! Ahhhh!!" Aku mengerang kesedapan sebelum aku mula memeluk leher Leman erat. Leman tidak berhenti mendayung, menghentakkan batangnya ke dalam pantatku kuat membuatkan pantatku berdenyut kesedapan.
"Ahhhh ustazaahh!" Leman mendengus sambil tangannya meramas buah dadaku di atas tudung labuhku itu.
"Ustazaahhh.... Saya nak pancut!" Erang Leman. "Ahhh... Pancut kat dalam Leman! Ahhh!!" Aku mengerang kesedapan. Kepuasan.
"Ahhh ustazaahh!! Ustazaahhhh!! Nak pancut!! Ummphh!!" erang Leman. Batangnya berdenyut kuat sebelum memancut mancutkan air mani pekatnya ke dalam rahimku.
"Ahhhh... Ustazah... Ummphhh... Ahhh..." Leman mengerang perlahan. Setelah habis dilepaskan ke dalam rahimku, Leman menarik batangnya keluar lalu mengelap kepala batangnya ke bibir pantatku. Aku senyum nakal sedikit sebelum aku menjilat perlahan kepala batangnya.
Leman senyum puas. Begitu juga aku.
Perlahan, Leman turun dari katil.
"Urm... Ustazah... Saya balik bilik dulu ya? Nanti dorang banyak tanya... Roommates saya tu..." katanya. Aku mengangguk faham. Pantatku berdenyut puas dan masih sedikit pedih dari dara dirodok tadi. Aku menarik nafas dalam.
Aku melihat Leman memakai kembali pakaiannya.
"Umm... Leman... Jangan melancap atau tengok cerita lucah lagi tau.. Leman milik saya sorang je tau." pesanku.
Leman senyum nakal.
"Baik ustazah... Esok masa balik ke Johor saya nak ikut ustazah ya...?" soalnya nakal. Aku mengangguk. Leman senyum sebelum keluar dari bilik hotelku itu.
Aku melihat refleksiku di cermin.
Dayana... Ustazah Dayana... Seorang ustazah yang bertudung labuh, berjubah longgar... Tetapi pantatnya berbekaskan batang pelajarnya sendiri... Berdenyut kepuasan...
58 notes
·
View notes
Text
Haikyuu-bu!! Chapter 148: Cerita Guru Cengeng di Kelas yang Tidak Terpublikasi















Sampai jumpa di chapter berikutnya~
#haikyuu!!#haikyū!!#haikyuu bu#hq#sugawara koushi#miya twins#miya osamu#tendou satori#kuroo tetsurou#terushima yuuji#miya atsumu#tsukishima kei#kyoutani kentarou#towada yoshiki#futakuchi kenji#suguru daishou#oikawa tooru#tanaka ryuunosuke#yamamoto taketora#kozume kenma#yamaguchi tadashi#ennoshita chikara#kai nobuyuki#kita shinsuke#hirugami sachirou#kawatabi shunki#shirabu kenjirou#yamaka mika#kita yumie#kunimi akira
76 notes
·
View notes
Text
Dialog Masalah
Dok, nanti edukasi pasien ini nggak bisa pakai BPJS ya.
Eh kenapa?
Pasien anak SMA, minum obat xx hampir satu strip, untuk menggugurkan janinnya. Dibelikan pacarnya online.. Jadi masuk kategori pembunuhan terencana.
Ujar staff BPJS di RS-ku.
Dok, anak-anak di SD ini susah akademisnya. Banyak yang ditinggal orang tuanya ke Jakarta, atau single parent.
Seorang kepala sekolah cerita padaku setelah usai penyuluhan.
Dok, tolong periksa pasangan calon penganten ya.
Oke
Tapi sudah positif.
Eh positif apa?
Hamil.
Seorang bidan meminta tolong sambil tersenyum iba.
Dok minta tolong visum ya.
Pasien apa, Mbak?
Ibu-ibu di KDRT, sudah 13 tahun dipukuli suaminya. Hari ini akhirnya berani memeriksakan diri.
Ujar seorang perawat saat kami di IGD.
Dok ini pasien hamil risiko tinggi, jangan lupa dirujuk.
Kenapa Bu?
Usia 15 tahun, sudah hamil 5 bulan
Percakapan di poli KIA.
Iya dok, anak itu dibully temannya karena hitam kulitnya. Sedari kecil susah mengikuti pelajaran, sosial juga kurang. Ibu bapaknya juga sulit diajak kerjasama.
Curhatan seorang guru TK tentang muridnya usai skrining perkembangan.
Bu, Pak. Anda berdua positif terkena penyakit Gonorrhea. Secara objektif ini saya sampaikan ada kumannya.
Lah, Dok? Saya gak tau dok kenapa saya sakit gini setelah menikah dengan suami saya ini!
Saya yakin saya nggak ‘jajan’, Dok. Istri saya pasti yang bawa penyakitnya!
Pertengkaran suami istri di suatu poli Infeksi Menular Seksual (IMS).
Ya Allah.. memang saat ini ummat sedang sakit ya. Semoga pribadi kita dikuatkan, keluarga dikokohkan, dan semoga Allah lindungi ummat dari kemaksiatan.
Selamat terus “belanja masalah” yaa, dan semoga Allah takdirkan kita menjadi yang bisa memberi solusi dari masalah, bukan diam saja, apalagi memperkeruh. Huhu.
-h.a.
156 notes
·
View notes
Text
bias
belasan tahun berproses mengenali diri sendiri juga berarti harus bertarung melawan banyak sekali bias. Di blog ini, gue sering bercerita tentang betapa psikolog dan psikiater banyak membantu kehidupan gue.
Tapi di sisi lain, gue juga merasa perlu berbagi pandangan realistis bahwa di antara psikolog-psikolog yang pernah gue temui tuh ada juga yang judgemental dan terjebak bias. Gue berbagi kayak gini karena berharap kalau ada yang sampai dapet psikolog yang judgemental, kita bisa banget nyari second opinion atau pause dulu kemudian bercermin:
"Di sebelah mana biasnya?"
Contoh paling sederhana adalah lebih dari satu psikolog yang nge-asses gue menuliskan bahwa gue minder dengan fisik gue sehingga gue menarik diri dari lingkungan.
Pada sesi wawancara, gue tuh udah menjelaskan dengan gamblang bahwa gue sama sekali tidak punya masalah dengan fisik gue. Nggak ada minder sedikitpun. Yang jadi permasalahan gue di masa kecil sehingga gue merasa terasing adalah karena gue kerapkali dijudge sebagai anak nakal yang tidak tahu sopan santun. Karena di kelas tuh gue sering nggak fokus, gue nggak bisa menyimak penjelasan guru dengan baik dan sangat terdistraksi, gue juga sering dinilai tidak sopan karena sering memotong pembicaraan orang.
Ini sebenarnya gejala khas ADHD namun beberapa psikolog terjebak biasnya sendiri sehingga diagnosa tentang potensi psikopatologis yang dikeluarkan ya sebatas:
,,,,, punya kecenderungan mengasingkan diri untuk melindungi diri sendiri akibat fisik yang berbeda.
Pernah juga gue tuh cerita bahwa dalam kerja ternyata gue lebih nyaman berkomunikasi dengan gen Z. Karena gen Z relatif lebih jujur dengan perasaan mereka sehingga banyak uncomfortable conversation yang bisa gue lakuin justeru dengan orang-orang yang lebih muda dari gue.
Sementara orang-orang yang lebih senior dari gue tidak terbiasa memproses emosinya dengan baik. Sehingga saat ada masalah, mereka cenderung menghindari pembicaraan yang tidak nyaman dan langsung menggunakan kartu jabatan.
Tentu gue sendiri menyadari bahwa sangat mungkin gue punya bias dalam menilai gen Z dan orang di atas gue. Sementara yang muncul di laporan diagnosa adalah:
......cenderung menyelesaikan permasalahan secara parsial sehingga tidak mampu berempati.
Gue mendapatkan diagnosa semacam itu setelah 8 tahun bekerja. Tentunya selama 8 tahun bekerja, gue udah mengamati banyak hal. Selama sesi wawancara, psikolog tidak menggali lebih jauh kenapa gue mengambil kesimpulan seperti itu. Nggak pernah menggali juga berapa kali gue harus dealing dengan awkward situation menghadapi orang-orang yang lebih tua dari gue tantrum dan nggak mau diajak berdialog.
Ada banyak pengalaman-pengalaman semacam ini yang nggak bisa gue bagi semua. Gue memilih tetap ke psikolog karena pertanyaan dan diagnosa mereka membantu gue mengenali diri sendiri. Tapi menyuruh orang sakit langsung ke psikolog tanpa cautions bahwa ada psikolog yang judgemental tuh ngebuat gue khawatir. Khawatir kalo temen gue ketemu yang kayak gini, bukan malah sembuh tapi trauma.
Instrumen-instrumen assesment yang digunakan oleh psikolog sangat membantu kita mengecek kesehatan mental kita. Tapi balik lagi, jiwa manusia itu seperti lautan luas. Assesment-assesment tersebut tidak menggambarkan kondisi kita keseluruhan karena assesment itu bersifat parsial. Butuh kejelian psikolog untuk mencari instrumen assesment yang bisa menyentuh inti masalah.
Maka kalau kamu merasa deskripsi yang dituliskan oleh psikolog kurang tepat, kamu bisa banget bertanya lebih jauh detailnya. Tapi kalau kamu merasa semakin terhakimi, kamu boleh banget nyari psikolog yang lain.
Semoga kita semua bisa mendapatkan kehidupan yang baik dengan jiwa yang lebih sehat :)
56 notes
·
View notes
Text
Cerita Mengajar
Mengajar dan mendidik anak-anak SD barangkali treatment nya memang berbeda dari anak-anak SMP, maupun SMA. Beberapa waktu lalu, saat kami (guru) sedang rapat, mereka membahas beberapa murid yang bermasalah. Dikarenakan saat itu aku dan beberapa guru lainnya, masih ada jadwal pendalaman materi (bacaan Al-Qur'an untuk murid kelas 6 yang masih kurang), jadi kami menyusul untuk ikut rapat.
Saat aku masuk ruangan, mereka sedang membahas satu murid yang dari segi adab memang kurang, akademiknya pun juga. Dia murid kelasku. Yaa memang pertama kali aku mengajar di kelas ini, luar biasa sekali tantangannya. Saat itu kelasnya masih dicampur antara laki-laki dan perempuan. Sampai ada murid laki-laki yg protes, karena aku lebih condong memberi pertanyaan ke anak-anak perempuan. Padahal saat itu, memang anak laki-laki lebih unggul, mereka lebih mudah dikondisikan daripada anak-anak perempuan. Jadi kesannya aku lebih perhatian ke anak-anak perempuan.
Kembali lagi dengan si anak yang dibahas ketika rapat. Semua guru membicarakan dia, bagaimana dia di kelas-kelas sebelumnya. Memang dulu pertama kali aku mengajar di kelas ini, dia sama seringkali tidak mau belajar, nulis catatan pun tidak. Suka mengganggu teman, kadang merusak fasilitas sekolah, tidak sopan dengan guru, bahkan caper ke teman laki-laki. Sudah diingatkan berkali-kali, bahkan sudah dipanggil kepala sekolah.
Setelah mencoba untuk pendekatan secara personal, memang dia ini sepertinya kurang perhatian. Ibunya bukan pekerja kantoran, namun mengurus beberapa bisnis. Dia anak pertama, dan punya tiga adik masih kecil, dengan kondisi ibunya sedang hamil. Menjadi ibunya pun pasti tidak mudah.
Dikarenakan adiknya yang masih duduk di kelas satu, juga belum bisa mengikuti pelajaran, jadilah beberapa guru dan bagian yayasan pun berkomentar, "Harusnya si ibu ini bisa mengorbankan diri untuk fokus mengurus anak-anaknya, dengan melepas pekerjaannya. Apa sih yang dicari? Gaji bapaknya sebagai *** masa nggak cukup?".
Namun, apakah semudah itu? Semudah itukah berkomentar demikian, tanpa kita tahu apa yang terjadi pada orang lain? Kalau dikupas satu-satu pasti panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya. Tapi, kata-kata seperti itu rasanya kurang pantas. Tentu bukan ranah kita. Tugas kita sebagai guru menjembatani, mengarahkan dan saling kerjasama terkait perkembangan anak.
Seperti yang kita tahu, memiliki banyak anak, tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, untuk menghidupi mereka secara layak. Ini sedang tidak menyalahkan siapa-siapa, tetapi tidak bisa kita langsung men-judge demikian.
Sepertinya.. tidak semua orang berada dalam kondisi yang "ideal" menurut kebanyakan orang. Terkadang, beberapa memilih melakukan sesuatu yang penuh dengan risiko, karena memang keadaannya demikian.
Aku yakin, secapek-capeknya seorang ibu, pasti ia akan melakukan yang terbaik untuk anaknya.
Enam bulan berjalan, memang sangat tidak mudah mengkondisikan beberapa murid di kelasku, menjadi seperti sekarang ini. Sampai akhirnya, anak ini mulai terlihat antusias, dan nilai akademiknya pun meningkat. Sikapnya juga mulai berangsur baik, meski kadang-kadang kumat lagi. Jadi intinya, mereka itu masih anak-anak yang perlu diperhatikan, perlu banyak nasihat, arahan dan kompromi dengan pikiran mereka.
Oh iya, saat kemarin sempat pembelajaran online karena wabah cacar dan gondongan, ibunya juga pro aktif dan selalu membantu mengirimkan tugas si anak.
Padahal kalau dipikir-pikir, anak itu perlu berproses, temani saja prosesnya. Kenapa harus diungkit lagi yang lalu? Bukankah kita sebagai orang dewasa, juga melalui proses yang panjang?
Memang tidak mudah ya, jadi guru? Jadi orang tua pun juga demikian. Yang penting, apapun yang dijalani saat ini, laa haula wa laa quwwata illa billah, bahwasannya tiada daya dan kekuatan, melainkan atas izin Allah.
Semoga Allah hadirkan hati kita ini—hati yang mudah, hati yang tulus, hati yang bersih untuk berupaya berprasangka baik.
Jakarta, 9 Januari 2025 | Pena Imaji
53 notes
·
View notes
Text
Menangani kenakalan remaja mesti dibarengi dengan kesabaran dan bijak. Apalagi dihadapkan langsung dengan orang tuanya. Iya kalau kooperatif, kalau malah ngegugu emosi? Aduhhhh, komunikasi yg baik dan kemampuan memengaruhi itu perlu sih.
Guru zaman skrg mesti banyak banyak istigfar
2 notes
·
View notes
Text
JUDUL: Study tour yang menyenangkan
Di sekolah gw mengadakan study tour ke Malang-Yogyakarta, setelah gw mengdengar itu, tentu saya senang bisa keluar Jawa, jadwal keberangkatan nya tanggal 2 minggu, yang bikin malas nya itu masukin baju ke koper, jaket lah atau apalah.
Saya akhirnya menaiki bus dan bus nya melewati rumah saya, disaat bus melewati rumah saya, saya ingin pulang dulu, MAK MINTA DUIT, duit gw disaat itu mau habis, setelah perjalanan panjang, kita istirahat dulu di rest area, sholat disana terus makan disana, setelah kita sholat dan makan, kita berangkat lagi meninggalkan rest area, tiba-tiba saya tertidur di bus berjam-jam sampe tibalah di rest area selanjutnya, kita sholat jama' dan makan, udah itu berangkat lagi, dan ofkors ( of course ) gw tidur lagi, besok nya, tiba lah di Malang, sebelum ke hotel, kita berkunjung dulu ke UB ( Universitas Brawijaya). kita seminar disana 2 jam, sesudah seminar, kita lanjut perjalanan kita ke santera, kita sholat dulu dan makan sebelum ke hotel, itu gitu kita ke bus lagi dan tentu nya gw tertidur lagi, di santera ke hotel cuman sebentar kok, tapi kok gw bisa-bisa nya tertidur lelap, terus kita sampe ke hotel jam 2, disana guru membagikan kunci hotel, sesudah ngambil kunci, gw langsung menuju ke kamar bersama teman-teman urang ( Gathan, Ihsan). setelah tiba di kamar, gw langsung loncat ke kasur, tidur sebentar, udah tidur, sholat ashar, udah sholat ashar, kumpul jam 4 di lobi hotel, kita makan malam di luar sambil sholat jama', udah sholat dan makan, kita berkunjung ke BNS sampe jam 10, udah jam 10 kita balik lagi ke bus menuju ke hotel untuk istirahat, esok nya kita sholat shubuh, terus makan, mandi, lalu jam 9 nya berangkat meninggalkan hotel samara, selanjutnya perjalanan kita langsung ke Yogyakarta, lalu gw ketiduran lagi di bus, siang nya kita sholat jama', udah solat kita makan, udah makan kita berangkat lagi menuju ke museum, sesudah dari museum, kita berangkat menuju Yogyakarta, tiba di Yogyakarta pagi jam 3, sebelum sholat, gw mandi dulu, sholat tahajud dan sholat shubuh, udah sholat, berangkat lagi, gada waktu istirahat, gw ngantuk banget, terus gw tidur lagi di bus gatau sampe jam berapa, tiba-tiba sampe UGM ( Universitas Gajah Mada), udah gitu kita seminar lagi dari jam 9 sampe 11, udah seminar kita langsung keluar menuju rumah makan, rumah makan pedes atau apalah lupa lagi gw namanya, udah makan sholat, terus berangkat lagi menuju ke lava tour, disini gw paling gasuka, tiba di lava tour, gw langsung di datengin penjual jas hujan yang rada maksa lah yah, gw tetep aja nolak, terus kita naik jeep sesuai yang sudah guru atur.
udah naik jeep kita berkunjung dulu bunker yang katanya pernah ada orang yang mati didalem bunker karena letusan lava yang masuk ke dalam bunker, ngeri juga ya cerita nya, terus udah dari bunker kita pergi ke museum naik jeep, udah dari museum, kita main air, gw nyesel pas itu gak beli jas hujan, tas gw basah!!, terus udah itu selesai, yang paling saya gasuka banget teh, pas mandinya, gw mandi tapi cuman yang mandi baju nya doang, gada air, terus udah gitu harus bayar, masa harus bayar sih, udah dari lava tour, kita berkunjung dulu ke Malioboro, gw ama temen-temen gw main dulu disana dari jam 8 sampe jam 11, seru banget gila, udah gitu kita balik lagi ke bus, menuju ke hotel Crystal lotus, gw tidur disana jam 12, terus bangun pagi jam 3 kena POIN, gara-gara si Gathan nyalain tombol mode quiet, aduh ngafbs, udah gitu gw beres-beres lagi karena nanti kita balik menuju pulang jam 10, udah beres-beres, di suruh kumpul dulu di lobi terus ke bus, siangnya gw makan di rumah makan lupa lagi namanya, seperti biasa kita sholat jama', selanjutnya gw beli oleh-oleh buat ortu gw, baju?, gw ga beli, dikarenakan no money, udah beli oleh-oleh, kita ke bus lagi, seperti biasa, gw tidur lagi, udah gitu kita ke masjid sholat magrib jama', udah sholat kita berangkat lagi, dan yah kita udah itu udah gabisa lagi keluar dikarenakan kita sedang menuju pulang, terus besoknya udah sampai di al-bayan, dan ya, sholat shubuh, study tour yang sangat amat absolute peak cinema, saya tidak akan melupakan ini.
19 notes
·
View notes
Text
PALSU (Timeline)
2019 menjadi tahun yang cukup pahit bagi saya, ditempa dari berbagai arah, diuji dengan segala kondisi. Maka ketika menemukan tulisan teteh @rumahati-deactivated20240719 tentang adik A, hati saya tergerak untuk sedikit membantu kepahitan yang sedang ia rasakan. Saya dengan sadar menghubungi teteh duluan. Tapi ternyata hari itu mungkin menjadi hari yang menyenangkan bagi teteh? Karena ada mangsa yang justru menyuguhkan seonggok daging ke kandang singa tanpa perlu dibelai rayu. Bahkan saya bawa kakak saya untuk masuk kandang tersebut.


Lalu hari-hari berikutnya saya bertekad akan membantu sebisa yang mampu saya lakukan. Memutuskan untuk rutin menitipkan sedekah di teteh, juga membawa nama baru yang ingin saya selipkan dalam doa saya. Mendoakan orang baik yang dengan sukarela menghibahkan waktu, pikiran, jiwa, raganya untuk adik-adik yatim dan keluarga dhu'afa. Bukankah apa yang teteh branding itu perbuatan yang sangat mulia?


Waktu berlalu, komunikasi kita semakin intens kan teh? Obrolan kita tidak lagi sekadar sedekah, kita saling bertukar cerita, saling menyemangati, karena kebetulan kata teteh, teteh pun pernah belajar psikologi. Yang mana saat itu saya sedang berusaha menyelesaikan studi saya di fakultas psikologi. Wah saya semakin merasa cocok sama teteh karena kita punya kecintaan yang sama, dunia psikologi serta anak-anak. Saya semakin bersyukur dipertemukan dengan teteh.

2020 tahun yang cukup sulit bagi semua orang di dunia. Kita semua menghadapi pandemi covid-19. Saya bilang ke teteh tahun itu mungkin nominal sedekahnya akan lebih kecil dari biasanya. Karena teh saat itu saya hanya bisa menyisihkan sedikit dari insentif saya sebagai honorer guru TK. Lalu, mana mungkin saya tidak sedih dan larut dengan cerita yang teteh bagikan.

Saya coba ikut bantu, tapi saya pikir akan lebih membantu kalau saya ajak juga teman-teman saya yang lain. Saya share lah cerita sinetron tersebut untuk pertama kalinya.
Dan boom, Alhamdulillah beberapa teman tergerak. Meskipun mereka juga sedang kesusahan. Ada teman yang tf, ada teman yang menawarkan sembako tapi terpaksa saya cancel karena kata teteh repot ambilnya, lalu salah seorang sahabat saya chat
N: Ju, jodoh!
J: Wah, apa nih?
N: Aku baca story IG juju, kebetulan dari kantorku aku kebagian buat menyalurkan beras sebanyak 100kg buat yang ke dampak covid. Nah, aku bagi dua aja deh sama juju. Btw itu dimana?
J: Wah serius nev? Alhamdulillah pertolongan Allah. Bisa anter kesana? Katanya sih daerah Ujung Berung.
N: Wah pas berarti, soalnya aku sama temen-temen mau menyalurkan juga ke daerah Cibiru. Minta alamat lengkapnya dong.
J: Wait ya, aku hubungi dulu. Btw makasih banyak neeev, aku seneng banget. Alhamdulillah. Sampaikan juga ke yang punya kantor ya, programnya keren banget 👍 Allah yang balas yaa
Saya hubungi teteh buat minta alamat, tapi kata teteh kendaraan dari luar gak memungkinkan buat masuk ke daerah teteh karena lagi PSBB. Oke, kami cari cara lain supaya beras ini bisa tersalurkan kesana.
J: Nev gimana nih, katanya PSBB nya ketat disana, mobil non warga sana gak bisa masuk.
N: Dia punya kendaraan gak ju? Janjian dimana gt yang memungkinkan buat dia. Kalau dari gerbang tol Cileunyi jauh gak?
J: Sebentar ya aku tanya dulu.
Saya mengajukan alternatif, tapi teteh ngasih banyak alasan yang bikin saya jadi ngerasa gak enak. Lalu mengisyaratkan buat kasih mentahnya aja. Tapiii, saya maklum, kasihan malah nanti nambah kerepotan teteh dan suami.
J: Neeev, bukan rezeki :( (Lalu saya beri alasan logis tanpa menyinggung niat baik sahabat saya ini)
N: Iya sih ya ju kasihan ya kalau kaya gt, khawatir malah bikin tambah repot orangnya. Ya udah kalau gt aku salurkan ke yang lain yaa.
J: Iya neev, maaf yaa. Makasih niat baiknya, sayang belum jodoh. Hehe
2021-2022 berjalan seperti biasa. Alhamdulillah saya punya pendapatan tambahan sebagai honorer guru SMP. Kalau saya belum tf, teteh akan tanya dan ingatkan. Jujur, saat itu saya merasa terbantu ada yang mengingatkan dan mengajak dalam kebaikan. Saya pernah merasa aneh, waktu teteh nulis berkaitan dengan penggunaan skincare, dan sempet kepikiran "Ih dia aja bisa beli skincare, lah owe mau beli skincare perlu mikir2 karena nanti kalau beli skincare gimana gak bisa titip buat adik-adik." tapi saya tepis teh, saya memaklumi, teteh juga berhak self reward dengan beli skincare. Pikiran positif saya. Tahun ini lah untuk pertama kalinya teteh meminta bantuan secara langsung di DM tumblr. Ketika saya share info tsb pun gak selalu mereka setuju, ada kakak senior saya yang bertanya kenapa gak open donasi aja di kitabisa.com, saya mencoba menjelaskan maksud teteh dengan mengatakan mungkin value komunitas tersebut gak sejalan sama value teteh yang ingin menjaga marwah penerima donasi tsb. Ia mengingatkan saya untuk hati-hati, tapi saya menolak untuk berburuk sangka sama teteh.
Saya lupa urutannya, mana yang lebih dulu. Tapi membaca ini, saya semakin takut teh. Bagaimana pertanggung jawaban saya kepada keluarga, sahabat, teman-teman dan kerabat yang pernah bantu, dihadapan Allah nanti :( saya salah teh karena mudah tertipu oleh cerita-cerita sinetron yang teteh bagikan. Sebagai orang yang kurang suka dengan cerita yang sad ending, jadi saya pengen memberikan sedikit bantuan agar tokoh-tokoh dalam cerita teteh itu memiliki akhir yang bahagia. Tapi, nyatanya semua cerita dari 2019-2024 ini palsu ya teh?






Teh, coba teteh lihat. Saya tega banget ya ngajak mereka terjerumus pada kepalsuan. Kalau semisal saya yang rugi, saya gapapa teh. Tapi mereka? Saya jadi ngerasa jahat banget sama mereka. Saya percaya sekali sama teteh sampai saya bisa menggambarkan sosok dibalik akun @rumahati ini, saya larut dengan cerita-cerita sedih itu. Karena gak pengen saudara seiman berjuang sendirian. Mungkin saya terlalu menginginkan Surga teh, sampai mengira bahwa ini adalah ladang amal sholeh yang gak boleh disia-siakan. Di dunia mungkin saya bisa menghubungi mereka satu persatu, meminta maaf dan keikhlasan dari mereka. Tapi di hadapan Allah, bagaimana saya harus bertanggung jawab? Sejak kepalsuan teteh menyeruak ke permukaan, saya kepikiran 'mungkin dosa saya teramat banyak teh, sampai Allah mengizinkan saya ketemu orang sejahat teteh!'
52 notes
·
View notes
Text
Love Language
Belakangan ini aku merasa lebih nyaman membersamai anak-anak dengan segala kerandomannya. Capek, tentu saja. Tapi rasanya senang bisa menjadi bagian kecil dari perjalanannya. Dan yang baru saja kusadari, segala macam love language terpenuhi.
- Act of service = Ketika aku sedang kerepotan membawa banyak barang, tanpa diminta mereka berebut membantu. Ketika aku turun dari motor, mereka mau membawakan tasku. Menghapuskan papan tulis, mengumpulkan buku, membereskan meja guru, dan masih banyak lagi. Tak jarang ada perdebatan kecil karena berebut ingin membantuku "aku aja bu, aku aja buu" begitu katanya.
- Quality time = Kalau yang ini jelas sekali ya. 6 hari dalam seminggu selalu bersama mereka. Pernah suatu hari, ada anak laki laki yang bertanya di tengah pelajaran yang sedang berlangsung. Matanya berkaca kaca. "Bu, kalau bu guru udah lulus kuliah, apa masih ngajar di sini?". Pertanyaan dan ekspresinya dalam sekali. Di lain cerita, ketika aku sedang mengajar di kelas lain, ada saja anak yang nyusul supaya aku segera kembali ke kelas mereka. Maaf kalo agak gr. Tapi makasih lo ya udah dijemput hehe.
- Words of afifrmation = Sering sekali aku dapet surat cinta dari anak-anak. Dan kebetulan, aku senang membaca. Aku senang mereka menyampaikan di atas kertas. Isi suratnya beragam. Mulai dari "bu guru jangan cape cape ya, bu guru semangat ngajarnya ya, makasih ya udah ngajar kita, makasih ya udah sayang sama kita, bu guru sehat-sehat ya biar bisa ngajar kita terus" dan berbagai gombalan lainnya. Dan yang paling sering mereka sampaikan adalah adalah " I Love You". Love u more, naak
- Receiving gifts = Bukan hanya di hari guru, di hari-hari biasa mereka sering memberi sesuatu. Mulai dari stiker, pulpen lucu-lucu, sampai ciki. Terlihat sepele, tapi mereka memberi apa yang menurut mereka berharga. Makasih ya
- Physical touch = Tiba-tiba ada yang gandeng tangan, ada yang meluk lama. Lama sekali. Mungkin mereka sedang kurang nyaman, cape, atau gelisah sampai sampai minta dipeluk suapaya lebih rileks. Tentu saja hanya berlaku untuk murid perempuan. Murid laki-laki kelas bawah cukup berjabat tangan, sedangkan kelas atas baru belajar untuk tidak berjabat tangan.
Setidaknya, aku sudah lebih nyaman dari sebelumnya. Guru, satu satunya pekerjaan yang aku hindari. Aku lebih tertarik dengan penelitian di laboratorium. Tidak banyak orang, tidak boleh banyak bicara, sepi, memperlakukan sesuatu yang bisa diprediksi. Sedangkan guru, ini seperti kebalikannya. Bertemu banyak orang, harus banyak bicara, rame, dan yang aku hadapi bukan bakteri, virus, dna, sel, dsb. Tapi manusia yang Allah beri akal dan perasaan. Memahami perasaan sendiri saja begitu sulitnya, hehe.
Alhamdulillah, Allah beri kesempatan untuk menuntaskan amanah yang (buatku) tidak mudah ini. Diberi kesempatan untuk menghadapi anak yang tantrum, rewel, ngambek, dan sakit. Aku belajar banyak dari mereka. Sulit sekali menyesuaikan diri dari jurusan awal bioteknologi sampai nyasar ke pendidikan. Tapi bersama mereka, prosesku menjadi menyenangkan. Sekali lagi, terima kasih ya. Entah akhirnya akan seperti apa, tapi aku bersyukur bisa membersamai sejauh ini.
Cerita random yang belum diedit. Jadi maaf kalo berantakan. Simpen di sini, mumpung inget 😁🙏🏻
49 notes
·
View notes
Text
youtube
Salah satu habit yang rutin dilakukan: dengerin podcast sambil beraktivitas malam (re: masak). Dan berasa tertampar banget habis dengerin podcast ini.
Di awal podcast, aku dibuat amazed dengan cerita hidupnya Mbak Ela yang serba cepat timelinenya. Menikah di usia 19 tahun, lulus S1 Psikologi di 21 tahun, dan mendirikan sekolah sendiri di 22 tahun.
Lucu tapi juga miris mendengar cerita di balik kenapa beliau ingin jadi guru sejak kecil. Ah ya, disini juga kita bisa tahu kenapa Mbak Ela yang ingin jadi guru tapi justru mengambil jurusan psikologi. Rasanya aku sendiri nggak punya strong values sekuat beliau dulu saat memutuskan jurusan kuliah.
Tapi part yang bagiku sangaaaat menyentil diri ini adalah part-part akhir. Dimana Mbak Ela dikasih pertanyaan,
"Gimana mendidik anak supaya nggak korupsi?"
Disitu beliau jawab,
"Jangan pernah nyogok anak, dan ajari etika bukan fokus ke konsekuensi tapi ke intensi."
Lalu Mbak Ela menjelaskan, bahwa ngasih hadiah saat anak melakukan pencapaian tertentu itu sangat nggak efektif untuk mendidik anak. Okelah sekarang yang nyogok anakmu kamu sebagai orangtua. Besok kalau dia sudah besar? Ya lingkungannya yang harus melakukan itu. Entah temannya, koleganya, dan seterusnya.
Ah, iya banget lagi :')
Seringnya kita merasa perlu memberikan hadiah atas pencapaian yang anak lakukan. Itu wajar karena hadiah adalah bentuk apresiasi kita. Tapi, ternyata efek hadiah secara jangka panjang nggak se-sederhana itu ya :')
Sistem reward and punishment mungkin efektif untuk jangka pendek. Tapi.. itu tidak efektif untuk jangka panjang. Bukankah kita ingin anak kita besok berlelakuan baik karena motivasi dan niat yang datang dari hatinya sendiri? Bukan karena ada yang diharapkan (dari eksternal) dari perbuatannya itu.
Berat rasanya di dada pas denger part ini. Ya Allah, peran jadi orangtua itu.. memang jauh menuntut untuk lebih banyak belajar ya.
Kemudian tentang etika.
Ajarkan ke anak, bahwa perbuatan yang salah itu akan selalu salah karena niatnya, bukan karena konsekuensinya.
Misal anak kita membully/mengolok temannya. Lalu menolak minta maaf karena beralasan temannya juga tidak merasa terganggu dengan bully-annya. Itu perspektif yang keliru.
Perilaku bully, mau yang dibully itu sukarela pun, akan tetap salah. Karena apa intensimu berbuat demikian? Kalau niatmu baik, cara yang akan kamu lakukan tentu akan baik pula, kan.
Terakhir, yang lagi-lagi menyentil.
Anak itu meneladani orangtuanya. Mbak Ela sendiri terus menulis sampai saat ini karena melihat Abi nya selalu belajar dan menulis, bahkan sampai sekarang.
Sementara aku, apa kabar? Ingin anak bisa ini dan itu tapi aku sendiri masih kurang memberikan teladan.
Bersyukur mendengarkan podcast ini. Inilah juga alasan kenapa aku langsung menuliskan apa insight yang kudapat.
Aku berefleksi, dan merasa sudah banyak melenceng jauh.
I have to start over.
37 notes
·
View notes