#cara bangun rumah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Desain Rumah ala Jepang Modern
Desain Rumah Ala Jepang Modern
Desain rumah ala Jepang modern menjadi pilihan populer bagi mereka yang menginginkan gaya hidup minimalis namun tetap elegan dan fungsional. Dengan memadukan elemen tradisional Jepang dan sentuhan modern, rumah ini menawarkan estetika yang menawan serta kenyamanan maksimal.
Karakteristik Utama Desain Rumah Ala Jepang Modern
1. Kombinasi Material Alami dan Modern
Rumah Jepang modern menggunakan material alami seperti kayu dan batu yang dipadukan dengan elemen modern seperti kaca dan baja. Kombinasi ini menciptakan tampilan yang elegan namun tetap hangat.
2. Tata Ruang Terbuka
Desain rumah Jepang modern sering mengadopsi tata ruang terbuka untuk menciptakan kesan luas dan menyatukan berbagai area dalam rumah.
3. Pintu Geser Modern (Shoji Modern)
Shoji tradisional yang menggunakan kertas digantikan dengan kaca atau material modern lainnya, tetap mempertahankan fungsi dan estetikanya.
4. Pencahayaan Alami Maksimal
Jendela besar dan skylight digunakan untuk memaksimalkan cahaya alami, menciptakan suasana terang dan mengurangi kebutuhan akan pencahayaan buatan.
5. Elemen Hijau di Dalam dan Luar Ruangan
Taman kecil dengan elemen air dan tanaman hijau sering dimasukkan dalam desain rumah Jepang modern, baik di dalam maupun di luar ruangan.
Tips Mendesain Rumah Ala Jepang Modern
Lantai Pertama: Area Sosial
Ruang Tamu yang Terbuka: Gunakan furnitur rendah dengan desain sederhana, dipadukan dengan aksen modern seperti lampu gantung minimalis.
Dapur dan Ruang Makan Terintegrasi: Tata letak terbuka memungkinkan interaksi yang lebih baik antara anggota keluarga.
Taman Mini Dalam Ruangan: Letakkan taman kecil di area strategis untuk menciptakan suasana yang segar dan damai.
Lantai Kedua: Area Pribadi
Kamar Tidur Modern dengan Sentuhan Jepang: Gunakan lantai kayu, tempat tidur rendah, dan elemen dekorasi alami.
Ruang Multifungsi: Ciptakan ruang yang dapat digunakan untuk bekerja, membaca, atau meditasi, dengan desain sederhana dan fungsional.
Jendela Panoramik: Pasang jendela besar untuk memberikan pemandangan luar yang indah.
Keunggulan Desain Rumah Ala Jepang Modern
Fungsionalitas Tinggi: Setiap elemen desain dirancang untuk memaksimalkan penggunaan ruang.
Hemat Energi: Penggunaan cahaya alami dan ventilasi yang baik mengurangi kebutuhan energi.
Estetika yang Elegan: Kombinasi elemen tradisional dan modern menciptakan rumah yang estetis.
Ramah Lingkungan: Penggunaan material alami dan desain berkelanjutan menjadikan rumah ini lebih eco-friendly.
Jasa Desain Rumah Jepang Modern di Medan
Bagi Anda yang tertarik dengan desain rumah ala Jepang modern, Endymion Construction adalah mitra terbaik Anda. Dengan pengalaman dan komitmen terhadap kualitas, Endymion Construction menawarkan:
Desain Gratis: Konsultasi dan desain tanpa biaya tambahan (syarat dan ketentuan berlaku).
Material Berkualitas: Material pilihan yang tahan lama dan ramah lingkungan.
Arsitek dan Kontraktor Berpengalaman: Tim profesional yang memahami tren dan kebutuhan klien.
Proses Transparan: Klien dapat memantau setiap tahap pembangunan dengan mudah.
Lokasi dan Kontak Endymion Construction
Alamat: KOMP. SETIA BUDI POINT Jl. Setia Budi No.15 BLOK C, Tj. Sari, Kec. Medan Selayang
Admin: 0838 2352 0252
Wujudkan rumah Jepang modern impian Anda bersama Endymion Construction. Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan layanan terbaik!
#rumah ala jepang#rumah jepang#desain rumah ala jepang#biaya bangun rumah#bangun rumah#bangun rumah murah#rumah ala jepang minimalis#rumah minimalis ala jepang#cara bangun rumah#desain rumah#rumah minimalis#rumah ala jepang modern#desain rumah jepang#rumah murah#bangun rumah 2 lantai#rumah gaya jepang#desain rumah murah#rumah di jepang#bangun rumah 30 juta#desain rumah minimalis#desain rumah gaya jepang#rumah minimalis jepang#rumah mungil ala jepang#desain rumah kecil ala jepang#rumah jepang modern#kamar tidur ala jepang#rumah tradisional jepang#rumah unik jepang#rumah jepang minimalis#rumah jepang modern minimalis
0 notes
Text
Biaya terbaru pemasangan lantai
Biaya pemasangan lantai dapat bervariasi tergantung pada jenis material yang dipilih, luas area yang akan dipasang, serta lokasi tempat tinggal Anda. Berikut adalah perkiraan biaya terbaru untuk pemasangan lantai berdasarkan beberapa jenis material yang umum digunakan:
1. Lantai Keramik
Lantai keramik adalah pilihan yang umum karena harganya yang relatif terjangkau dan mudah dirawat. Berikut adalah perkiraan biaya pemasangan lantai keramik:
Harga bahan: Lantai keramik bisa mulai dari sekitar Rp 50.000 hingga Rp 200.000 per meter persegi, tergantung pada kualitas, desain, dan ukuran keramik.
Biaya pemasangan: Biaya pemasangan untuk keramik biasanya berkisar antara Rp 40.000 hingga Rp 100.000 per meter persegi, tergantung pada kompleksitas pekerjaan dan lokasi.
Total biaya: Biaya total pemasangan lantai keramik bisa mulai dari Rp 90.000 hingga Rp 300.000 per meter persegi.
2. Lantai Vinyl
Vinyl semakin populer karena harganya yang terjangkau dan banyak pilihan desain. Berikut adalah perkiraan biaya pemasangan lantai vinyl:
Harga bahan: Lantai vinyl dapat ditemukan mulai dari sekitar Rp 100.000 hingga Rp 300.000 per meter persegi untuk kualitas yang lebih baik dan desain menarik.
Biaya pemasangan: Pemasangan lantai vinyl biasanya berkisar antara Rp 30.000 hingga Rp 70.000 per meter persegi.
Total biaya: Biaya total pemasangan lantai vinyl berkisar antara Rp 130.000 hingga Rp 370.000 per meter persegi.
3. Lantai Parket Kayu
Lantai parket kayu memberikan kesan alami dan elegan pada rumah. Berikut adalah perkiraan biaya pemasangan lantai parket kayu:
Harga bahan: Lantai parket kayu bisa mulai dari Rp 200.000 hingga Rp 600.000 per meter persegi, tergantung pada jenis kayu dan kualitas finishing-nya.
Biaya pemasangan: Pemasangan lantai parket kayu biasanya memerlukan biaya sekitar Rp 50.000 hingga Rp 100.000 per meter persegi.
Total biaya: Biaya total pemasangan lantai parket kayu berkisar antara Rp 250.000 hingga Rp 700.000 per meter persegi.
4. Lantai Marmer
Marmer adalah pilihan lantai yang mewah dan elegan, namun biayanya relatif lebih tinggi. Berikut adalah perkiraan biaya pemasangan lantai marmer:
Harga bahan: Lantai marmer dapat berkisar antara Rp 300.000 hingga Rp 1.500.000 per meter persegi, tergantung pada kualitas marmer dan desainnya.
Biaya pemasangan: Biaya pemasangan marmer umumnya berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 200.000 per meter persegi.
Total biaya: Biaya total pemasangan lantai marmer bisa mulai dari Rp 400.000 hingga Rp 1.700.000 per meter persegi.
5. Lantai Beton Poles
Lantai beton poles memberikan kesan industrial dan tahan lama, cocok untuk rumah minimalis dengan desain modern. Berikut adalah perkiraan biaya pemasangan lantai beton poles:
Harga bahan: Biaya material beton poles sekitar Rp 150.000 hingga Rp 400.000 per meter persegi, tergantung pada kualitas dan finishing.
Biaya pemasangan: Pemasangan lantai beton poles biasanya membutuhkan biaya sekitar Rp 50.000 hingga Rp 150.000 per meter persegi.
Total biaya: Biaya total pemasangan lantai beton poles berkisar antara Rp 200.000 hingga Rp 550.000 per meter persegi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Biaya Pemasangan Lantai
Selain jenis material, beberapa faktor lain yang memengaruhi biaya pemasangan lantai meliputi:
Luas area: Semakin luas area yang perlu dipasang, semakin tinggi biaya total yang dibutuhkan, meskipun terkadang ada diskon untuk area yang lebih besar.
Lokasi: Biaya pemasangan bisa lebih mahal di kota-kota besar atau daerah dengan biaya hidup tinggi.
Jenis desain: Desain yang rumit, seperti pola diagonal atau motif khusus, biasanya memerlukan waktu dan keahlian lebih, yang dapat meningkatkan biaya pemasangan.
Kondisi lantai lama: Jika Anda perlu menghapus lantai lama atau menyiapkan permukaan lantai untuk pemasangan, biaya tambahan bisa dikenakan.
Kualitas bahan: Kualitas bahan yang digunakan juga berpengaruh besar pada harga. Bahan dengan kualitas lebih tinggi atau dari merek terkenal biasanya lebih mahal.
Untuk mendapatkan estimasi yang lebih akurat, sebaiknya Anda menghubungi kontraktor atau penyedia jasa pemasangan lantai di daerah Anda, karena mereka dapat memberikan penawaran berdasarkan kebutuhan spesifik Anda.
#rumah minimalis#biaya bangun rumah#rumah murah#desain rumah minimalis#biaya bangun rumah minimalis#bangun rumah murah#desain rumah murah#bangun rumah minimalis#rumah minimalis modern#rumah minimalis 3 kamar tidur#desain rumah minimalis modern#cara bangun rumah#bangun rumah#rumah sederhana#rumah biaya minim#denah rumah minimalis#biaya rumah minimalis#rumah minimalis terkini#biaya membuat rumah per meter#rumah minimalis biaya 30 juta#rumah irit biaya
0 notes
Text
Adik
Keluargaku memanggilku dengan panggilan adik, aku berumur 17 tahun dan aku adalah anak bongsu daripada 2 beradik. Kakakku berumur 20 tahun, baru tiga bulan berkahwin dan masih tinggal bersama kerana suaminya seorang kapten sebuah kapal pelayaran. Suaminya akan pulang tiga bulan sekali dan kini sudah hampir dua bulan suaminya belayar. Ibuku pula berumur 39 tahun, semenjak ayahku berkahwin lagi ibu mula menjadi pendiam dan selalu menanggis. Aku merasa sangat marah pada ayah tetapi aku tidak dapat berbuat apa-apa walaupun aku merasa sedih dan kasihan melihat ibu yang kesepian kerana ayah sekarang jarang pulang ke rumah.
Pengalamanku ini bermula ketika aku sedang menunggu keputasan peperiksaan SPM.
Pada suatu hari, makcik ku yang berumur 43 tahun itu meminta aku menemaninya kerana pakcik ku tiada di rumah. Makcik ku ini masih cantik walaupun sudah berumur kerana makcik pandai menjaga tubuh badannya. Tubuh makcik gempal sedikit tetapi tidaklah gemuk sangat, buah dadanya memang besar dan punggungnya juga besar seiring dengan potongan badan nya. Makcik ku bekerja sebagai pembantu pengurus di sebuah bank. Makcik suka memakai baju kebaya yang agak ketat membuatkan buah dada serta punggung besarnya jelas kelihatan walaupun perutnya sedikit buncit. Pakcikku pulang ke kampung selama tiga hari. Makcik yang takut tinggal kesorangan mengajakku tidur di rumahnya. Petang itu aku ke rumah makcik setelah memberitahu dan meminta izin dari ibu.
Pada malamnya selepas makan bersama makcik, aku menonton tv dan nenek yang baru selesai mengemas di dapur datang duduk di sebelahku. Aku dan makcik berbual-bual sambil menonton tv, ketika berbual itu aku sempat melihat muka makcik yang tiada sedikit kedutan itu kelihatan sangat cantik dan kelihatan lebih muda dari umur sebenarnya.
“Adik… akcik masuk tidur dahulu la, ngantuk pula rasanya.” Kata makcik setelah agak lama berbual denganku.
“Ye la cik…” Jawabku sambil memandang punggung besar nya yang bergegar-gegar di sebalik kain batik yang dipakainya ketika makcik masuk ke dalam biliknya. Memang dari dahulu lagi aku tertarik pada punggung dan buah dada makcik yang besar itu.
“Adik… tolong acik jap boleh….” Makcik ku memangilku setelah hampir setengah jam aku menonton tv. Aku terus bangun lalu mamatikan suis tv dan aku terus masuk ke dalam bilik makcik yang tidak berkunci itu.
“Tolong apa acik…?” Tanyaku pada makcik yang sedang terbaring di atas katilnya.
“Tolong picitkan badan makcik ni jap, lenguh pula rasanya… tak boleh nak tidur…” Minta makcik ku sambil berpusing dan meniarap.
Aku naik ke atas katil dan duduk disebelah makcik sambil melihat punggung nya yang besar itu. Punggung makcik yang kelihatan masih pejal dan masih lentik itu membukit tinggi. Tubuh makcik kelihatan menarik, mungkin kerana makcik hanya ada seorang anak saja.
Aku mula selakkan baju t-shirt makcik ke atas lalu aku lumurkan minyak yang diberinya ke belakang tubuh makcik yang tidak memakai coli itu. Aku terus menggosok belakang makcik dengan lembut dan nenek memalingkan mukanya ke arahku dengan mata yang separuh terpejam. Aku mula merasa ghairah dan sedikit terangsang apabila melihat nenek dalam keadaan begitu. Aku mula teringat dan mula terbayangkan kembali cerita lucah yang menunjukkan lelaki dan perempuan sedang mengadakan hubungan seks.
Aku selalu menonton cerita lucah apabila bersorangan di rumah, aku merasa ghairah sekali dan mula terfikir untuk cuba merangsang nafsu makcik ku. Aku terus menggosok belakang badan makcik sambil memikirkan cara untuk merangsang nafsu makcik. Perlahan-lahan aku menyelak kain batik makcik hingga terserlah pehanya yang berisi dan gebu itu di depan mataku. Aku sapukan minyak pada peha makcik lalu aku lurutkan hingga ke hujung jari kakinya berulang kali.
“Sedapnya adik… gosok macam tu la…” Tiba-tiba makcik ku bersuara. Aku bertambah semangat, aku mengurut dari kaki hingga ke peha makcik dengan agak kuat dan aku melihat makcik menggerak-gerakkan punggungnya.
“Perlahan sikit adik… jangan kuat sangat…” Minta makcik dengan matanya terpejam rapat. Aku memperlahankan urutanku dan mula menggosok perlahan kaki serta pehanya. Aku memberanikan diri mengambil kesempatan dengan menggerakkan tanganku menggosok lembut hingga ke pangkal peha makcik lalu turun kembali ke kakinya.
“Mmmmm…. ohhhh…” makcik mengeluh perlahan, keluhannya seolah-olah satu keluhan kenikmatan yang menambahkan lagi keberanianku.
Aku mula mengusap lembut peha makcik, semaki lama semakin ke atas dan perlahan-lahan aku mula menyentuh sedikit ke celah kelengkangnya. Aku memberanikan lagi diriku dengan menyelak kain batik makcik ke atas lagi dan terus mengusap lembut peha di celah kangkangnya. Aku dapat melihat sedikit belahan punggungnya yang putih dan gebu itu kerana makcik tidak berseluar dalam. makcik membuka sedikit kangkangnya apabila tanganku sampai ke celah kangkangnya. Aku teruskan usapankan sehingga jari-jariku menyentuh sedikt punggung gebu makcik ku, makcik membiarkannya dan jari-jariku kini tersentuh sedikit bawah cipapnya. Pada mulanya makcik terus menggerakkan punggungnya tetapi kemudiannya makcik berhenti menggerakkan punggungnya apabila jari-jariku mula menyentuh bibir cipapnya.
“Adik… jangan sampai kat situ…. jangan…jangan gosok kat situ…” makcik ku bersuara dengan nada merintih tetapi makcik tidak pula menepis tanganku supaya aku berhenti dari menyentuh bibir cipapnya.
Aku semakin berani dan bertambah terangsang, aku teruskan usapan lembutku di cipap makcik sehingga cipapnya mula terasa basah dan semakin lama semakin banyak mengeluarkan lendirnya. Aku tahu makcik sudah terangsang dengan usapanku di cipapnya, aku memainkan jariku di kelentitnya yang sudah membesar dan mengeras itu. makcik menggerakkan semula punggungnya mengikut rentak gentelan jariku di kelentitnya.
“Uuuh… uhhh…ahhh…ermmm…” makcik mengerang perlahan ketika aku melajukan lagi gentelan jariku di kelentitnya.
“Adik… jangan… jangan dik, uhhh… uhhh…ahhh…” Aku tidak dapat bertahan lagi, aku lepaskan jariku di kelentitnya dan menyentuh bahu makcik untuk menelentangkannya.
Aku cuma menyentuh lembut untuk memalingkannya tetapi makcik terus berpusing terlentang dengan matanya terpejam rapat dan tangannya menutupi kedua-dua buah dadanya yang besar itu kerana baju nenek sudah terselak ke atas. Walapun buah dadanya di tutup dengan tapak tanganya, tetapi aku masih dapat melihat separuh buah dadanya kerana buah dada makcik ku yg sungguh besar. makcik tidak bersuara dan membiarkan sahaja aku mengalihkan tangannya dari menutupi buah dadanya. Aku mula meramas-ramas buah dada makcik yang besar itu, buah dada nenek terasa sungguh lembut walaupun sudah tidak pejal lagi. makcik memalingkan mukanya ke tepi, tidak memandangku mungkin kerana merasa malu. Aku meletakkan jariku di alur bibir cipap makcik lalu memainkan jariku di cipapnya.
“Arrrgghhhh…ermm..” makcik ku merintih kenikmatan membuatkan aku sudah tidak dapat mengawal nafsuku lagi dan aku tahu dalam keadaan begini makcik akan merelakan aku untuk menyetubuhinya. Muka makcik masih lagi berpaling, tidak memandangku dan ini memberikan aku peluang untuk menanggalkan pakaianku. Dengan cepat aku menanggalkan seluruh pakaianku dan setelah berbogel, aku terus menindihi tubuh makcik. Sebelah tanganku memaut tubuh makcik ku, kakiku berusaha mengangkangkan kakinya dan sebelah tanganku lagi memegan batangku lalu di halakan ke cipapnya. Batangku kini menyentuh bibir cipapnya dan nenek cuba meronta tetapi rontaannya amat lemah.
“Adik… adik tak bolehhh…jangannn..” Tiba-tiba makcik bersuara tetapi suaranya terhenti apabila kepala batangku mula menguak masuk ke dalam cipapnya.
Oleh kerana cipap makcik sudah basah dan berlendir, batangku dengan mudah menerobos masuk ke dalam lubang cipapnya. Aku menekan batangku masuk hingga rapat ke pangkal batangku, makcik berhenti meronta dan terus terdiam. Aku mula menggerakkan punggungku turun dan naik membuatkan batangku keluar masu ke dalam cipap makcik ku. Tubuh makcik hanya kaku, membiarkan aku menikmati cipapnya dan makcik tidak menunjukkan sebarang tindak balas dari tujahan batangku di dalam cipapnya. Tanganku pula meramas-ramas buah dada makcik yg semakin keras dan mengentel-gentel puting buah dadanya. makcik tetap mendiamkan diri dan aku melihat air mata nenek meleleh keluar dan mengalir laju di pipinya.
Aku yang baru pertama kali merasa kenikmatan dari cipap perempuan walaupun cipap itu adalah cipap makcik ku sendiri bertambah ghairah dan henjutanku semakin laju. makcik menutup mukanya dengan kedua-dua tangannya, aku tetap meneruskan henjutanku dan aku mula merasa air maniku hendak terpancut keluar.
“Arrrgghhh… acikk… sedapnya…. adik nak pancut niiii….” Aku mengerang apabila merasa air maniku hendak terpancut keluar. makcik cuba menolak aku tetapi aku memeluk kuat tubuhnya dan menekan batangku semakin dalam. Air maniku memancut laju keluar dengan banyaknya ke dalam cipap makcik ku sehingga meleleh keluar membasahi pehanya.
“Adik…apa adik dah buat kat acik ni… adik jahat…” makcik menolak tubuhku dari terus menindihi tubuhnya.
Aku merebahkan tubuhku di sebelah makcik dan terus memeluk tubuhnya dengan perasaan yang sungguh puas. makcik ku masih menangis tanpa bersuara dan hanya terbaring kaku, aku yang mula merasa takut dimarahi makcik terus keluar dari biliknya. Malam itu baru aku tahu kenikmatan sebenar apabila dapat bersetubuh dengan perempuan. Selama ini aku hanya melihat dari cerita lucah dan sekarang aku dapat merasainya. Aku berbaring di atas sofa sambil mengenangkan apa yang telah aku lakukan sebentar tadi pada makcik.
Apabila aku bayangkan kembali tubuh makcik yang gempal dan gebu itu, batangku kembali mengeras. Kalau di ikutkan nafsu hatiku, aku mahu menyetubuhi lagi makcik malam itu tetapi aku merasa takut di marahinya. Aku juga takut jika makcik melaporkan pada polis atau memberitahu pakcik ku atau memberitahu ibu, tentu malu besar aku nanti. Aku mula merasa sedikit menyesal kerana menyetubuhi makcik, namun aku tidak dapat melarikan diri lagi kerana perkara itu sudah berlaku. Malam itu aku tertidur di atas sofa dan tidak tidur di dalam bilik yang sudah di sediakan makcik untukku.
“Adik… bangun… kenapa tidur di sini…?” Aku terjaga apabila makcik mengejutkan aku, pagi itu aku bangun tidur agak lewat kerana persetubuhanku dengan makcik malam tadi membuatkan aku merasa sangat letih. Aku tergamam apabila melihat makcik ku berada di sebelahku, aku tidak tahu bagaimana untuk berhadapan dengan makcik pagi ini. Aku malu untuk bertentang mata dengan makcik kerana aku takut makcik akan memarahi aku.
“Letih sangat ke hingga tak sedar hari dah siang…? Dah… bangun, pergi mandi, lepas tu sarapan… acik tunggu kat dapur…” Kata makcik sambil tersenyum membuatkan aku merasa lega kerana makcik tidak memarahiku.
Aku hanya diam sahaja sambil melihat lenggokkan punggung besar makcik yang berjalan ke dapur, makcik ku bersikap seperti biasa seolah-olah tiada apa yang berlaku. Aku bangun lalu ke bilik air dan terus mandi, selesai bersiap aku terus menuju ke meja makan. Aku mencuri pandang ke arah makcik dan makcik kelihatan seperti biasa namun jantungku tetap berdebar-debar.
“Tak sedar anak sedara acik sudah dewasa dan jahat pulak tu…” Tiba-tiba makcik berkata membuatkan jantungku semakin kuat debarannya.
“Maafkan adik cik… malam tadi adik tak sengaja… adik tak…….”
“Dah la… benda dah terjadi… lupakan saja…” Kata makcik ringkas memotong kata-kataku lalu terus berlalu dan baring di atas sofa sambil menonton tv. Aku duduk bersarapan seorang dan setelah selesai, aku bangun lalu menuju ke bilikku.
“Adik…tolong picitkan kepala acik jap, makcik pening kepala la…” Panggil makcik ku. Aku terus menuju ke sofa lalu merapati makcik, aku memicit-micitkan dahinya dan makcik memejamkan matanya. Aku merasa sungguh lega kerana makcik tidak memarahiku dan ini membuatkan aku merasa bernafsu kembali terhadap makcik. Ketika memicit kepala makcik, aku memandang tubuh makcik ku yang sedang terbaring di atas sofa.
Batang aku mula mengeras apabila aku bayangkan kembali kejadian malam tadi, aku ingin mengulanginya lagi kerana makcik tidak memarahiku. Aku rasa makcik tidak marah kerana makcik juga merasa kenikmatnya dengan batang muda aku ni atau mungkin sudah lama tidak di belai pakcik ku. Aku tersenyum sendirian dan bertekad akan mengulanginya lagi sebentar nanti. Aku akan cuba merangsang makcik lagi agar makcik sanggup bersetubuh denganku.
“Adik… apa perasaan adik setelah apa yang adik buat pada makcik malam tadi..?”
Aku terkejut dengan soalan itu tetapi aku cuba menenangkan diriku.
“Adik…err… adik sayang acik…” Jawab ku.
“Itu saja ke…?” Tanya nenek dengan tenang.
“Acik cantik… adik tak tahan tengok acik, rasa nak peluk dan rasa nak……”
“Rasa nak apa…? Acik ni kan sudah tua… carila yg muda sama mcm adik.. sanggup adik buat macam tu kat acik.” jawab makcik memotong penjelasan aku.
“Ermmm..Takpe la… malam ni adik boleh tidur dengan acik lg, tapi… jangan beritahu kat sesiapa tau…” sambung makcik ku.
Aku hanya mengganguk-anggukkan kepalaku. Tiba-tiba makcik memusingkan tubuhnya menghadap aku yang sedang duduk di atas lantai sebelahnya lalu memaut leherku dan terus mencium pipiku.
“Jom kita masuk dalam bilik… adik buat acik macam malam tadi…” tiba tiba makcik bersuara
Aku terkejut bercampur gembira mendengar kata-kata makcik, tanpa segan silu makcik mengajakku ke biliknya.
“Adik… adik tolong puaskan acik, dah lama acik tak merasa kenikmatan seperti malam tadi…pakcik kau dah tak kuat macam dulu…” Kata makcik setelah berada di dalam biliknya. baru aku teringat pakcik suami kedua makcik selepas suami pertama meninggal. Pakcik yang sekarang jauh beza umur dengan makcik umur 56 tahun.
makcik mula membuka baju t-shirtnya lalu menanggalkan colinya sendiri sehingga memdedahkan buah dadanya yang besar itu. Dengan jelas aku dapat melihat buah dadanya yang besar dan ranum itu. Walaupun buah dada makcik agak ke bawah sikit, tetapi kebesaran buah dadanya membuatkan aku terangsang kuat. Batangku bertambah mengeras ketika makcik memusingkan tubuhnya lalu melurutkan kainnya menampakkan punggungnya yang berbalut seluar dalam putihnya.
makcik menanggalkan seluar dalamnya perlahan-lahan membuatkan punggung lebarnya yang besar dan gebu itu terpampang di depan mataku. makcik terus menuju ke katil lalu baring terkangkang, cipapnya sungguh tembam dihiasi bulu nipis yang di jaga rapi.
“Bukalah seluar dan baju adik tu… cepat puaskan acik meh… nanti acik hadiahkan lubang ketat acik…” Kata makcik dengan suara yang manja dan mengoda. Aku tidak bebrapa faham sebenarnya apa yang di katakan makcik dengan lubang ketat itu, namun kerana nafsuku sudah terangsang kuat, aku tidak perdulikan semua itu.
Aku terus menanggalkan pakaianku lalu berbaring disebelah makcik, aku mula memeluk tubuh makcik dan terasa batangku mencucuk pada tepi tubuhnya. Aku meraba-raba buah dada makcik lalu meramas-ramas serta mengentel puting buah dadanya dengan penuh bernafsu. makcik mula mengerang kenikmatan dan aku membawa kepalaku ke celah kangkangnya lalu menjilat cipapnya.
“Ohhhh… emmmmm…. se…sedapnya dikkkk… ahhhh…” Beberapa minit kemudian, makcik mengerang kuat dan tubuhnya mula mengejang. makcik sampai kemuncak klimaksnya dengan mengepit kepalaku dengan pehanya berserta cairan dari dalam cipapnya mula meleleh keluar.
“Adik…masukkan batang adik dalam lobang cipap acik sekarang…” rayu makcik ku. aku merangkak naik menindihi tubuh makcik lalu menekan batangku masuk ke dalam cipapnya.
“Arrrgggghhh…” Kepala makcik terdonggak ke atas apabila aku menekan masuk sampai habis terbenam batangku ke dalam cipapnya. Aku terus mengerakkan batangku menujah cipapnya dan makcik memaut leherku sambil punggungnya digerakkan mengikut rentak tujahan batangku.
Kali ini aku dapat bertahan lebih lama, setelah agak lama aku menujah cipapnya sehingga tubuhnya terhenjut-henjut, tiba-tiba makcik mengerang kuat dan serentak dengan itu tubuhnya mengejang. Aku merasa batangku yang terbenam di dalam cipap makcik basah dan di kemutnya kuat. makcik telah sampai ke puncak klimaksnya lagi, tubuh makcik tersentak-sentak dan aku menbiarkan makcik puas dengan puncak klimaksnya.
“Acik dah puas… sekarang adik baring…” pinta makcik ku. Aku terus baring dan makcik mula naik ke atas tubuhku dalam keadaan mencangkung di perutku.
Nenek memegang batangku mengarahkan ke celah kangkangnya lalu makcik ku duduk perlahan-lahan. Aku merasa batangku agak susah hendak masuk kerana aku merasa cipap makcik sungguh ketat. makcik menekan lagi tubuhnya ke bawah dan akhirnya batangku perlahan-lahan terbenam di dalam cipapnya. Punggung makcik kini rapat di pehaku dan aku melihar muka nenek berkeriut seolah-ola sedang menahan kesakitan. Buat seketika makcik tidak bergerak tetapi aku merasa batangku di cengkam kemas di sertai kemutan-kemuatan di batangku.
“Sedap tak lubang ketat acik syg…?” Tanya makcik ku membuatkan aku merasa hairan kerana cipap makcik sebelum ini tidak seketat ini.
“Sedapnya cikkk… ketatnya, tetapi kenapa rasa lain sikit cik…?” Tanyaku pula kerana aku merasa sedikit kelainan ketika aku memeasukkan batangku ke dalam cipapnya tadi. makcik hanya tersenyum lalu mula mengerakkan tubuhnya turun naik perlahan-lahan sambil tanganya memainkan kelentitnya sendiri.
Aku merasa sungguh sedap dengan kemutan lubang cipap makcik yang ketat ini, aku melihat tangan makcik bergerak laju di kelentitnya dan pergerakkan tubuhnya turun naik juga bertambah laju.
Tiba-tiba aku terpandang cipap makcik yang sedikit terbuka itu tidak dimasuki batangku. Aku memerhatikan betul-betul dimanakah batangku kini berada, aku terkejut apabila melihat batangku yang keluar masuk itu berada di dalam lubang dubur makcik. Baru aku faham kata-kata makcik, inilah lubang ketat yang dimaksudkannya.
“Cik..itukan lubang dubur acik… ohhhh….cikk…ahhh” Aku bertanya sambil mengerang kerana kenikmatan lubang dubur makcik mula membuatkan air maniku mula terasa hendak terpancut.
“Iya… inilah lubang ketat yang acik nak hadiahkan buat adik sebab dah puaskan acik… sekarang acik akan puaskan adik pulak…” Jawab makcik sambil melajukan lagi pergerakakannya sehingga punggungnya bergegar-gegar.
Aku sudah tidak dapat betahan lagi, aku menarik kuat pinggang makcik rapat ke celah kangkangku membuatkan batangku terbenah lebih dalam ke dalam lubang dubur nenek. Serentak itu, terpancutlah air maniku ke dalam dubur makcik ku dan makcik rebah di atas tubuhku. Aku memeluk kuat tubuh gempal makcik sehingga buah dadanya terpenyek di dadaku. Aku memancukkan air maniku sambil menekan-nekan kuat batangku ke dalam dubur nenek sehingga habis.
“Sedap tak dik…?” Tanya makcik setelah aku melongarkan pelukkanku.
“Sedap cik…puas sungguh adik rasa hari ni….” Jawabku lemah. Selama tiga hari aku berada di rumah makcik ku, aku selalu bersetubuh dengan makcik dan lubang dubur makcik ku pasti menjadi tempat untuk aku memancutkan air maniku. makcik juga banyak mengajarku bagaimana cara-caranya untuk memuaskan nafsu perempuan.
Setelah pakcikku pulang, pagi itu aku pulang ke rumah dengan penuh kepuasan kerana subuh tadi aku sempat menyetubuhi makcik sebelum pakcikku sampai ke rumah.
…………………………………..//………………………………………..
Sampai di rumah, aku melihat kereta kakakku tiada dan rumah pun sepi. Aku berfikir ibu dan kakak keluar jadi aku terus masuk ke dalam dan ke ruang tamu untuk berehat. Kepenatan bersetubuh dengan makcik masih terasa lagi, aku merebahkan tubuhku di atas sofa sambil mengingati kembali persetubuhanku dengan makcik. Tiba-tiba aku melihat ibu muncul dari bilik mandi di dapur. Pada mulanya aku ingin menegur ibu tetapi niatku tertanguh apabila melihat tubuh ibu yang keluar dari bilik mandi itu hanya berbalut kain tuala yang tidak begitu lebar.
Buah dada ibu yang membusung besar itu seakan-akan mahu terkeluar dari lilitan kain tuala kecilnya. Kain tuala itu hanya menutupi separuh dada ibu sehingga ke pangkal pehanya sahaja. Tidak pernah aku melihat ibu dalam keadaan begitu kerana selama ini ibu selalunya berkemban dengan kain batik. Mungkin disangkakannya tiada orang di rumah, jadi ibu berani berkemban dengan tuala kecilnya sahaja. Aku mendiamkan diri dan cuba sembunyikan sedikit tubuhku kerana aku mula merasa ingin melihat tubuh ibu. Jantungku bergerak laju apabila melihat ibu membungkukkan tubuhnya menonggeng betul-betul mengadapku untuk mengambil seluar dalamnya yang terjatuh ke lantai. Dengan jelas aku dapat melihat separuh punggung ibu dan aku juga dapat melihat sedikit cipapnya dari belakang. Ibu bangun lalu melangkah masuk ke dalam biliknya, aku melihat lengokkan punggung ibu yang besar itu begoyang-goyang. Walaupun punggung ibu tidak selebar punggung makcik ku iaitu adik ibu tetapi punggung ibu kelihatan lebih lentik kerana punggung ibu tonggek sedikit.
Sebelum masuk ke dalam biliknya, ibu melepas kain tuala diri tubuhnya lalu menyidai di pintu biliknya dalam keadaan telanjang bulat. Batangku terus mengeras kerana nafsuku terangsang kuat apabila melihat tubuh ibu yang cantik serta gebu itu dari belakang. Ibu mengiring sedikit ketika menyidai kain tualanya dan aku dapat melihat buah dada kirinya dengan jelas. Kulit tubuh ibu begitu bersih, bentuk tubuhnya masih cantik walaupun tubuhnya agak berisi namun pinggangnya yang ramping itu membuatkan punggungnya yang tonggek itu kelihatan lebar dan pejal. Ibu melangkah masuk ke dalam biliknya lalu menutup pintu biliknya.
Aku mula bayangkan betapa nikmatnya jika aku dapat menyetubuhi ibu, aku mengusap batangku yang sudah terpacak keras di dalam seluarku perlahan-lahan sambil menbayangi tubuh ibu. Tak berapa lama kemudian, aku terdengar suara ibu mengerang dari dalam biliknya dan aku terus bangun lalu menuju ke bilik ibu. Aku mengendap dari celah lubang kunci pintu bilik ibu dan aku dapat melihat ibu sedang terbaring di atas katil dengan kakinya terkangkang luas. Aku terperanjat apabila melihat ibu memainkan jarinya di celah kangkangnya sendiri.
Walaupun tidak berapa jelas tetapi aku dapat melihat ibu mengusap cipap serta kelentitnya dengan penuh ghairah dan kepalanya terdongak keatas. Aku tahu ibu terangsang kerana ayah jarang pulang ke rumah untuk memuaskan nafsunya. Jika ayah pulang pun, aku tidak tahu sama ada ayah puaskan ibu atau tidak kerana mereka selalu bertengkar akibat ayah berkahwin lagi. Mungkin kerana nafsu ibu tidak terpuaskan, ibu selalu termenung dan suka menyendiri berkurung di dalam biliknya. Jarang sekali ibu duduk berborak bersama aku atau kakak, ibu juga jarang tersenyum sekarang ini. Aku berlalu dari pintu bilik ibu perlahan-lahan lalu ke pintu depan rumahku dan berpura-pura baru pulang.
“Ibu… ibu… adik pulang ni…” Laungku kuat.
“Ib…ibu dalam bilik ni…” Terdengar suara ibu dari dalam biliknya. Kemudian kelihatan ibu keluar dari bilik dengan wajah yang kemerahan, ibu hanya berkemban dengan kain batik yang disimpulkan di dadanya.
“Akak mana…?” Tanyaku.
“Kak Lia pergi keluar dengan kawannya… apa tu…?” Aku memberikan bungkusan yang di beri makcik kepada ibu.
“Dah lama ke akak keluar… akak kemana…?” Tanyaku lagi.
“Kak Lia pergi berbincang di rumah kawanya kerana mahu pergi rombongan ke Langkawi petang nanti…” Jawab ibu sambil membuka bungkusan yang di beri nenek.
“Petang nanti… berapa hari akak ke sana…” Aku memandang tubuh ibu yang berkemban itu dan mengamati setiap lekuk tubuh ibu, batangku masih mengeras kerana melihat tubuh bogel ibu tadi.
“Empat hari tiga malam katanya… nasib baik adik dah pulang, kalau tak malam ni ibu tidur sorang la… dah la, adik bawakan barang ni ke dapur ya…” Ibu berkata lalu bangun menuju ke dalam biliknya kembali. Aku membawa bungkusan itu ke dapur lalu terus masuk ke dalam bilikku dan hari itu aku tertidur beberapa jam dengan bayangan persetubuhanku dengan nenek serta dengan bayangan tubuh bogel ibu.
Petang tadi kakak pergi ke langkawi meninggalkan aku dan ibu di rumah dan pada malam itu, aku merasa begitu susah hendak tidur kerana bayangan tubuh bogel ibu bersilih ganti dengan bayangan persetubuhanku dengan makcik bermain-main di kepalaku. Aku mula memegang batangku yang dari tadi sudah mengeras itu dan terus mengusap-usapnya perlahan-lahan. Fikiran tertumpu pada bayangan tubuh bogel ibu yang aku nampak pagi tadi, buah dada serta punggung besar ibu dan cipapnya yang terselindung di sebalik tangannya pagi tadi membuatkan nafsuku membuak-buak ghairahnya. Sedang aku berkhayal sambil mengusap laju batangku, tiba-tiba pintu bilikku di buka dari luar.
“Adik… bangun, tolong temankan ibu ke dapur… ibu nak nyalakan lilin ni…” Aku mendengar suara ibu dari muka pintu bilikku.
“Kenapa ibu…” Tanyaku.
“Api takde ni…” Jawab ibu. Baru aku tahu rupa-rupanya bekalan elektrik terputus, patut la gelap semacam je malam ni. Aku tidak menyedarinya sebab aku tidak memasang lampu di dalam bilikku kerana aku lebih suka tidur di dalam gelap. Dengan batangku yang masih separuh keras di dalam kain pelikatku, aku bangun lalu mengikuti ibu ke dapur.
“Ibu takutlah gelap-gelap ni… adik temankan ibu tidur di bilik ye..” Aku merasa sedikit terkejut dengan permintaan ibu namun perasaan gembira turut di rasaiku kerana sebentar lagi aku dapat tidur bersama ibu.
“Apa nak di takutkan… ibu ni…” Jawabku sambil mengekori ibu berjalan menuju ke biliknya setelah lilin di nyalakan.
Setelah tiba di dalam biliknya, ibu meletakkan lilin itu di atas meja soleknya lalu merebahkan tubuhnya terlentang di atas katil.
“Mana adik nak tidur ni…” Tanyaku kerana aku ingin tahu tempat untuk aku tidur, aku sebenarnya ingin sangat tidur bersama ibu di atas katilnya.
“Eh… mana lagi, sini la… kenapa, malu nak tidur dengan ibu..?” Ibu berkata sambil menepuk tilam di sebelahnya.
“Tak la… segan je…” Jawabku lalu baring di sebelah ibu dan aku merasa sungguh gembira kerana dapat tidur di sebelah ibu.
Ibu hanya tersenyum lalu mengiring membelakangiku, aku juga turut mengiring mengadap ibu yang berkain batik dan berbaju t-shirt itu. Di sebalik kesamaran cahaya dari lilin itu, jelas kelihatan punggung besar ibu kelihatan lebih tinggi dari bahunya kerana pinggangnya yang ramping itu. Punggung ibu yang lebar dan besar itu memang tonggek, apabila berjalan pasti punggungnya akan bergegar di balik kain batik yang membaluti pungungnya.
Aku berfikir bagaimana cara hendak menyetubuhi ibu sambil memandang tubuh ibu yang sedang tidur mengiring membelakangi aku itu. Setelah hampir satu jam, akhirnya aku mendapat satu akal dan aku pun sedikit demi sedikit mengesot ke arah ibu dengan harapan agar batangku yang sudah mengeras ini dapat menyentuh punggung ibu. Kehangatan tubuh ibu dapat dirasai apabila tubuhku semakin hampir dengan tubuhnya. Aku terus merapatkan lagi tubuh ke arah ibu sehingga batang kerasku berjaya menyentuh punggung ibu.
Aku membiarkan seketika kepala batangku menempel di punggung ibu lalu perlahan-lahan aku menekan-nekan batangku ke punggung ibu. Aku melihat ibu hanya mendiamkan dirinya, tidak bergerak, mungkin ibu sudah tidur. Aku semakin bernafsu dan bertambah berani, perlahan-lahan aku menarik kain batik ibu ke atas. Apabila kain batik ibu sampai ke punggungnya, aku dapat melihat keputihan dan kegebuan punggungnya kerana ibu tidak memakai seluar dalam.
Aku bertambah semangat, walaupun agak susah akhirnya aku berjaya menarik naik kain batik ibu sehingga ke paras pinggangnya.
Punggung ibu yang tonggek dan lebar itu terpampang di depan mataku, aku melihat muka ibu, matanya masih terpejam menandakan ibu masih tidur. Aku menyelak kain pelikatku ke atas dan mula mendorong batangku ke celah kangkang ibu. Kaki ibu yang sedikit terkangkang itu membuatkan batangku berjaya ke celah kangkangnya. Terasa kehangatan cipap ibu menyentuh kepala batangku, tiba-tiba punggung ibu bergerak-gerak. Aku mendiamkan diri kerana takut ibu terjaga dari tidurnya dan aku juga mula merasa takut.
Aku takut dimarahi ibu dengan perbuatanku tetapi rasa takutku mula hilang apabila melihat ibu menggerakkan punggungnya ke depan dan kebelakang perlahan-lahan. Aku merasa sungguh nikmat dengan pergerakan punggung ibu itu, batang kerasku bergeser di celah punggung ibu dan kepala batangku tersentuh sedikit cipapnya. Ibu tetap mengerakkan punggungnya itu dengan mata terpejam, aku dapat rasakan cipap ibu mula basah di kepala batangku. Aku sudah tidak dapar menahan lagi dari rangsangan nafsuku, perlahan-lahan aku mengarahkan kepala batangku ke mulut cipap ibu lalu menekan masuk sedilit ke dalam lubang cipapnya.
Sedikit demi sedikit batangku masuk ke dalam cipap ibu, aku merasa cipap ibu lebih ketat dari cipap nenek dan akhirnya batangku terbenam rapat hingga ke pangkal memenuhi rongga cipap ibu.
“Mmmmmm…” Ibu mengerang perlahan dengan tubuhnya sedikit tersentak dan punggungnya tidak bergerak lagi.
Aku mendiamkan diriku kerana aku takut ibu terjaga dari tidurnya, setelah melihat tiada pergerakkan dari tubuh ibu, aku mengerakkan batangku keluar masuk perlahan-lahan di dalam cipapnya. Aku merasa cipap ibu mengemut-ngemut batangku, aku yang merasa sungguh nikmat tetap menghayunkan punggungku perlahan-lahan ke depan dan belakang membuatkan batangku keluar masuk ke dalam cipapnya.
Aku benar-benar kenikmatan walaupun aku tahu cipap itu adalah cipap ibu kandungku sendiri, tetapi nafsu syaitan ku sudah menguasai diriku. Kerana nafsuku itu, aku tidak peduli lagi jika ibu terjaga dari tidurnya dan tujahan batangku keluar masuk ke dalam cipap ibu semakin laju. Aku memeluk tubuh ibu dan terus meramas-ramas buah dada ibu yang masih berbalut baju t-shirtnya dan tidak bercoli itu.
“Ahhh… adik… apa adik buat ni…. uhhh… aahhhh…” Kata ibu perlahan sambil mengerang setelah terjaga dari tidurnya.
Aku tidak menjawab malah aku teruskan tujahan batangku di dalam cipap ibu semakin laju dan semakin kuat sambil meramas-ramas buah dadanya. Ibu tidak pula meronta atau melarangku dari terus menyetubuhinya, ibu hanya mendesah kenikmatan sambil menekankan punggungnya lebih rapat ke arahku membuatkan batangku masuk lebih dalam. Tiba-tiba ibu menarik tubuhnya ke hadapan membuatkan batangku terkeluar dari cipapnya, aku merasa takut kerana menyangka ibu akan memarahahiku.
“Adik… masukkan sekarang nak… puaskan ibu sekarang…cepatt sygg…” Kata ibu sambil menonggeng dalam berkeadaan seperti bersujud dan aku merasa gembira dengan permintaan ibu itu.
Punggung tonggek ibu yang melentik membuatkan aku bertambah terangsang melihat ibu dalam keadaan begitu. Aku terus bangun lalu memasukkan batangku ke dalam cipap ibu yang sedang menonggeng itu dari belakang. (Doggie style) Dalam keadaan begini, batangku masuk lebih dalam sehingga terbenam rapat ke pangkal rahim ibu.
“Ooohhhhhhhh…” Ibu merintih kenikmatan
“Sedapnya ibu…” Kataku sambil meramas kuat punggung itu yang terlentik itu
“Adik… hayun cepat sayanggg… ibu dah tak tahannnn niiii….” Rayu ibu dan aku terus menghayun batangku keluar masuk menujah cipap ibu yang sungguh nikmat itu.
“Adikkkk… uuhhhh… sedapnya batang adikkkk… laju lagiii… ibu nak sampai niii…” Minta ibu.
Aku melajukan tujahanku, tanganku tidak henti-henti meramas-ramas punggung ibu yang besar dan lebar itu. Aku memegang pinggang ibu lalu menariknya supaya punggung ibu lebih rapat agar batangku masuk lebih dalam ke dalam cipapnya. Tiba-tiba akui merasakan batangku di kemut kuat oleh cipap ibu dan serentak dengan itu, tubuh ibua menggiggil lalu mengejang.
“Aarrrhhhh…. ohhhh…. mmmmm…” Ibu mengerang kepuasan dan punggungnya semakin dilentikkan membuatkan batangku terbenam rapat ke pangkal rahimnya. Aku dapat merasakan rongga cipap ibu semakin licin dan ada cairan yang meleleh keluar ketika aku menarik batangku.
Aku menujah kembali cipap ibu dan tujahan batangku bertambah laju kerana cipap ibu semakin licin. Aku mula tidak dapat bertahan lagi kerana merasa sungguh nikmat dengan keadaan ibu yang semakin melentikkan punggung tonggeknya yang besar itu.
“Ibuuu… adik nak pancut niii….” Rintihku apabila merasa kepala batangku semakin berkembang di dalam cipap ibu menandakan air maniku hendak terpancut keluar.
“Adikkk… jangan pancut kat dalam… nanti ibu mengandung, adik pancut kat luar…” pinta ibu,
Aku sebenarnya ingin memancutkan air maniku ke dalam cipap ibu tetapi aku juga tidak sanggup melihat ibu mengandung kerana perbuatanku dan aku juga tidak mahu menanggung risiko. Aku melajukan gerakkan batangku serta menekan batangku sedalam-dalamnya di dalam cipap ibu dan apabila aku merasa air maniku hendak keluar, dengan cepat aku menarik keluar batangku lalu di geselkan pada punggung ibu. Ibu memusingkan tubuhnya mengadapku lalu mengenggam batang dan terus melancapkan batangku dengan laju.
“Ooooohhhh… ibuuu…. sedappnyaaa….” Air maniku terus terpancut laju di muka serta di dadanya, ibu meyapu air maniku di sekeliling buah dadanya sambil tersenyum.
Aku terus rebah terlentang sebelah ibu yang masih menyapu air maniku di buah dadanya sambil mengelap muka dengan tanganya kerana muka ibu dipenuhi dengan air maniku. Kemudian ibu berbaring di sebelahku dan terus memeluk tubuhku, kepalanya diletakkan di dadaku. Aku yang keletihan memandang muka ibu yang berada di atas dadaku. Aku melihat mata ibu berair, ibu menanggis, mungkin ibu merasa menyesal namun aku membiarkan sahaja kerana aku merasa benar-benar gembira. Aku merasa gembira kerana dapat memuaskan nafsuku dengan menyetubuhi ibu dan malam itu aku tertidur dengan penuh kepuasan dalam pelukkan ibu.
Pagi itu apabila terjaga dari tidurku, aku mendapati ibu sudah tiada di sisiku, aku terus bangun lalu keluar dari biliknya. Aku melihat ibu sedang sibuk menyiapkan sarapan di dapur, ibu kelihatan ceria pagi itu dan tersenyum manis apabila melihatku menghampirinya.
“Sarapan dulu dik…” Kata ibu sambil menghidangkan sarapan untukku, aku duduk di meja makan dan ibu pula duduk di sebelahku. Aku minum perlahan-lahan sambil memandang ibu, ibu tersenyum memandangku dan aku membalas senyumannya.
“Ibu rasa menyesal ke pasal kejadian malam tadi…?” Aku memberanikan diri bertanya ibu kerana aku melihat tiada tanda ibu akan memarahiku setelah aku menyetubuhinya malam tadi. Ibu diam seketika sambil merenung mukaku membuatkan aku merasa serba salah.
“Mula-mulanya ibu menyesal juga… tetapi……ermmmm…” Ibu tidak meneruskan kata-katanya, suaranya perlahan dan ibu tetap memandangku membuatkan aku merasa malu.
“Maafkan adik ibu… sebenarnya adik tak dapat menahan nafsu adik malam tadi…” Kataku sambil menunduk mukaku kebawah.
“Tak pe… ibu maafkan… ibu sayangkan adik, adik jangan tinggalkan ibu macam ayah…” Kata ibu sambil meletakkan tangannya di pangkal pehaku.
Mendengar kata-kata ibu, hatiku merasa sebak tetapi berubah menjadi gembira apabila merasa tangan ibunya menyentuh batangku, serta-merta batangku mencanak naik di dalam kain pelikatku dan ibu mula mengusap batangku yang mula mengeras itu.
“Ibu berterima kasih pada adik kerana menghilangkan kerinduan ibu pada ayah, walaupun apa yang adik buat malam tadi salah… tetapi ibu merasa puas kerana ibu sudah lama tidak merasa kenikmatan sebegini…” Kata ibu berterus terang.
“Baguslah kalau ibu merasa puas… adik sebenarnya kasihan melihat ibu yang kesepian ini, adik tahu ibu inginkan kepuasan kerana adik pernah nampak ibu memuaskan nafsu ibu sendiri…” Kataku sambil mencium pipi ibu.
“Adik pernah nampak ke…? malunya ibu…” Kata ibu sambil tersenyum malu, ibu mencium pipiku sambil menyelak ke atas kain pelikat yang aku pakai lalu mengenggam lembut batangku yang keras terpacak itu.
Ibu menyandarkan kepalanya di bahuku sambil melihat batangku yang berada dalam genggamannya lalu diusap perlahan batangku itu. Aku memaut bahu ibu dan mengusap-usap bahunya lalu meramas-ramas buah dada ibu yang besar membusung di dalam bajunya.
“Batang adik ni besar… besar macam ayah punya tetapi batang adik ni panjang sikit…” Kata ibu dengan suara yang manja dan sedikit mengoda. Aku merasa bangga apabila mendengar kata-kata ibu, ibu mula melancapkan batangku perlahan-lahan.
“Adik pun suka tengok tubuh ibu yang cantik ni…” Pujiku membuatkan ibu tersenyum lagi, sungguh ayu muka ibu ketika itu dan aku merasa sungguh nikmat dengan lancapan tangan lembut ibu di batangku.
“Apa yang adik suka tengok…?” Tanya ibu manja.
“Buah dada ibu yang besar ni… punggung ibu juga besar… lebar dan tonggek pulak tu… bila ibu berjalan mesti bergega-gegar punggung dan buah dada ibu… adik tak tahan bila tengok… rasa nak ramas-ramas je…” Kataku memuji kecantikkan tubuh ibu sambil meramas-ramas punggung dan buah dada ibu, aku melihat ibu tersenyum bangga.
“Hmmm.. inikan dah dapat ramas… ” Kata ibu sambil melajukan lancapannya di batangku.
“Uuuhhhh… ohhhhh… sedapnya ibu… adik sayang ibu…” Aku mengerang kerana kenikmatan dilancap ibu.
“Ibu pun sayang adik… ibu sanggup serahkan seluruh tubuh ibu pada adik… ibu rela… tetapi adik kena berjanji… janji simpan rahsia ini, jangan cerita pada sesiapa pun…” Kata ibu sambil memandangku dan tangannya masih tetap melancap batangku.
“Oohhh… ibuuu… adik janjiii…” Jawabku kenikmatan, ibu menundukkan kepalanya ke arah batangku lalu menjilat kepala batangku.
Aku menggeliat apabila jilatan ibu turun ke batangku hingga ke pangkal lalu ibu terus memasukkan batangku ke dalam mulutnya. Ibu mula menghisap dan mengulum batangku keluar masuk ke dalam mulutnya. Aku mengusap-ngusap kepala ibu yang sedang turun naik menghisap batangku, sebelah lagi tanganku meraba dan meramas punggung ibu yang dibaluti kain batik yang ketat di punggungnya.
Aku tidak tahan lagi dengan hisapan mulut ibu, air maniku terasa hendak terpancut keluar. Pehaku mula mengejang dan serentak dengan itu, air maniku terpancut bertubi-tubi di dalam mulut ibu. Aku sedikit terkejut melihat ibu yang sedang menyedut batangku dan di telannya air maniku itu sehingga habis. Aku merasa kepala batangku ngilu ketika ibu memainkan lidahnya di situ. Menggigil tubuhku menahan kenikmatan dari mulut dan lidah ibu dan ibu mula menarik kepalanya mengeluarkan batangku dari mulutnya.
“Ibu… adik sayang sangat kat ibu…” Kataku sambil memeluk tubuh ibu.
“Ibu juga sayangkan adik…” Ibu juga memeluk tubuhku, aku merasa sungguh sayang pada ibu dan pelukkanku bertambah erat di tubuhnya.
Selama empat hari aku bersama itu, aku selalu menyetubuhi ibu dan ibu juga pernah meminta aku menyetubuhiya. Semasa ketiadaan kakak, setiap malam aku tidur bersama ibu dan setiap malam juga aku bersetubuh dengan ibu. Ibu juga membenarkan aku menujahkan batangku ke dalam lubang duburnya walaupun ibu merasa sakit kerana aku mengatakan tidak merasa benar-benar puas jika aku memancutkan air maniku di luar.
Pada mulanya ibu tidak membenarkan aku memasukkan batangku ke dalam duburnya, namun setelah aku memujuk dan mengugutnya hendak memancutkan air maniku ke dalam cipapnya, akhirnya ibu membenarkan juga. Boleh dikatakan setiap hari aku bersetubuh dengan ibu dan setiap kali persetubuhan itu, pasti lubang dubur ibu akan menjadi tempat untuk aku memancutkan air maniku. Setelah kakak ada di rumah, aku dan ibu selalu mencari masa yang sesuai untuk bersetubuh.
Apabila kakak keluar atau ketika kakak sedang tidur, aku dan ibu pasti tidak melepaskan peluang untuk bersetubuh. Aku juga selalu ke bilik ibu apabila hari sudah larut malam, ibu juga setiap malam menanti kedatanganku ke dalam biliknya. Ketika itu kakak pasti sudah dibuai mimpinya,sekarang ibu tidak lagi kesedihan dan ibu sekarang sudah selalu tersenyum serta ketawa dengan penuh ceria. Ibu juga sekarang bertambah manja denganku, ibu selalu memujiku di depan kakak.
Aku sekarang sudah jarang ke rumah makcik ku kerana aku sudah ada ibu sebagai pemuas nafsuku. Hanya beberapa kali sahaja aku ke rumah makcik ku, itu pun kerana makcik merayu-rayu memintaku datang ke rumahnya. Setiap kali aku ke rumah makcik, makcik pasti meminta aku bersetubh denganya. Untuk menjaga hati makcik sebagai orang pertama mengajar aku sex ini, aku tetap menyetubuhinya walaupun persetubuhanku dengan makcik tidak senikmat bersetubuh dengan ibu. Ini kerana makcik perempuan pertama yang aku setubuhi.
……………………………………………..//…………………………………
Sejak aku mengenal erti kenikmatan bersetubuh, aku mula merangcang untuk menyetubuhi kakak pula. Aku tahu kakak seperti mengesaki sesuatu dari perhubunganku dengan ibu kerana ibu begitu memanjakan aku. Aku mula merasa ingin bersetubuh dengan kakak kerana aku mula berafsu setiap kali melihatnya. Aku selalu mengintainya ketika kakak sedang mandi namun aku tidak pernah dapat melihat tubuh badannya yang solid itu dalam keadaan berbogel. Buah dadanya yang sederhana besar itu kelihatan sungguh pejal serta tegang, punggungnya yang lentik dengan sedikit tonggek itu sentiasa merangsang nafsuku walaupun punggung dan buah dadanya tidak sebesar milik ibu.
Aku selalu mengambil kesempatan mencuri pandang tubuhnya ketika bergurau mesra dengannya. Pasti ibu akan menjadi mangsa nafsuku untuk melepaskan geram dan aku juga selalu bayangkan ibu yang sedang aku setubuhi itu adalah kakak. Sejak akhir-akhir ini juga, ketika berbual atau ketika bergurau denganya kakak seolah-olah cuba mengodaku. Kakak selalu menepuk serta mencubit pehaku ketiaka bergurau dan tepukkan atau cubitannya begitu hampir dengan batangku. Sehinggalah pada suatu pagi, ketika itu ibu ke pasar bersama jiran di sebelah rumahku.
Ketika aku melintasi biliknya, kakak memanggilku dan aku terus masuk ke dalam biliknya yang tidak tertutup rapat itu. Setelah aku masuk ke dalam biliknya, aku tergamam apabila melihat kakak yang sedang berkemban dengan tualanya yang pendek. Tuala itu hanya menutup pangkal buah dadanya hingga kepangkal pehanya sahaja, seperti ibu dahulu. Kakak yang baru selesai mandi itu sedang bersolek di meja soleknya, pangkal serta alur buah dadanya dapat dilihatku dan peha putihnya kelihatan sungguh gebu.
“Ada apa akak panggil adik…” Tanyaku sambil menelan air liurku apabilabila melihat keadaannya ketika itu.
“Akak ada hal sikit nak tanya… eh, kenapa adik pandang akak macam tu…?” Kakak bertanya apabila melihat aku memandangnya tanpa berkelip.
“Tak… takde apa… cuma adik geram bila tengok akak macam ni…” Aku beranikan diri menjawab walaupun tergagap-gagap sambil duduk di barai katilnya.
“Tak puas lagi ke buat dengan ibu…?” Kakak berkata sambil merenungku.
“Apa akak cakap ni… apa maksud akak…?” Tanyaku sedikit cemas kerana aku merasa kakak sudah mengetahui persetubuhanku dengan ibu.
“Ala… tak payah nak sorok lagi… akak dah tahu…” Kata kakak sambil menyikat rambunya di hadapan cermin meja soleknya.
“Apa yang akak tahu… akak ni merepek la…” Tanyaku lagi, walaupun merasa sedikit cemas namun aku tidak melepaskan peluang menatap tubuh seksi kakak.
“Akak dah nampak dan akak tahu… setiap malam adik ke bilik ibu… apa adik buat kalau bukan main dengan ibu…” Kakak berkata tanpa selindung lagi. Aku tidak dapat berdalih lagi kerana rahsiaku bersama ibu sudah diketahui kakak.
“Adik sebenarnya hanya menolong ibu yang kesepian, adik kasihankan ibu dan tidak sanggup melihat ibu sedih… sekarang ibu sudah seperti biasa… ceria dan bersemangat untuk menerusakan hidup…” Jawabku panjang lebar untuk menjelaskan kenapa aku bersetubuh dengan ibu.
“Ibu seorang je ke kesepian… akak pun kesepian juga…” Kata kakak selamba dan kata-katanya yang seperti mengodaku itu mengejutkan aku.
“Kenapa… akak nak adik tolong ke… akak nak adik buat dengan akak…?” Tanyaku berani kerana keadaan kakak sekarang begitu merangsang nafsuku lagi pun sudah lama aku idamkan tubuhnya.
“Gatal… eeee… adik akak sekarang ni dah miang nak berbini, sampai ibu pun sanggup di bedalnya… sekarang akak pun adik mahu…” Jawab kakak dengan nada bergurau seperti selalu.
“Apa salahnya… hari ini adik benar-benar geram tengok akak begini… kakak tengok la adik punya ni…” Kataku sambil menunjuk kearah batangku yangg sedang menonjol di dalam seluar pendekku kerana aku tidak memakai seluar dalam.
Aku cuba merangsang nafsu kakak kerana aku tahu kakak sudah lama tidak bersetubuh dengan suaminya. Sudah dua bulan suaminya di laut dan sebulan lagi baru suaminya pulang, aku tahu kakak rindukan suaminya dan rindukan batang suaminya kerana kakak baru berkahwin.
“Habis… apa akak boleh buat dengan benda adik tu… tunggulah ibu balik…?” Kakak berkata sambil tersenyum apabila melihat bonjolan batangku di dalam seluar pendekku.
“Ibu lambat lagi balik… adik dah tak tahan ni… akak punyakan ada…” Dengan berani aku berkata dan aku melihat kakak tergamam dan muka putihnya berubah menjadi kemerah-merahan apabila mendengar kata-kataku itu. Melihat keadaan kakak seperti sudah tarangsang itu, aku memberanikan diri merapatkan tubuhku ke tubuhnya yang sedan duduk di atas kerusi meja solehnya dan terus sahaja aku mencium bibirnya.
“Eermm… emmm… adik… jangan macam ni…” Kakak menolak tubuhku tetapi aku aku terus memeluk tubuhnya dengan erat dan ketika bibirnya terbuka, aku terus memasukan lidahku lalu aku mainkan lidahku itu di dalam rongga mulutnya. Kakak cuba meronta namun aku tetap mencium bibirnya dan lidahku semakin lincah bermain di dalam mulutnya. Akhirnya rontaan kakak berhenti, tubuhnya kaku dengan matanya terpejam rapat. Tak berapa lama kemudian aku mula merasa mulutnya bergerak-gerak menbalas ciummanku dan lidahku mula disedut-sedutnya. Aku dapat rasakan dada kakak yang berada dalam pelukkanku berombak kencang.
Sambil mencium mulutnya, perlahan-lahan aku menbangunkan tubuh kakak yang duduk di atas kerusi meja soleknya lalu aku bawa ke katilnya. Aku membaringkan kakak di atas tilamnya dan kakak hanya mengikut sahaja tanpa melawan. Aku tahu hajatku untuk menikmati tubuh serta cipap kakak akan tercapai sebentar nanti. Kakak kini sudah pasrah, mungkin juga kakak mahu merasakan batangku kerana sudah sekian lama tidak dapat merasakannya dari suaminya.
“Eermmm… boleh adik rasa akak punya ni…?” Mintaku dengan penuh berani apabila aku melihat tiada lagi rontaan dari kakak sambil mengusap cipapnya yang berbukit tembam itu disebalik tualanya setelah kakak terbaring telentang.
“Kalau adik berani… cubalah…” Kata kakak dengan perlahan mencabarku.
“Betul ke ni kak…? jangan cabar adik…” Aku sengaja bertanya untuk menguji nafsunya.
“Cubalah kalau dapat…” Kakak tersenyum malu lalu memandang ke tepi, aku terus baring disebelah kakak lalu merapati tubuhnya.
Aku membuka simpulan tuala kakak lalu menyelak ke sisi tubuhnya, maka terdedahlah apa yang tersembunyi selama ini. Apa yang selalu aku idamkan terpampang di depan mataku, buah dada kakak yang pejal itu membusut tinggi, cipapnya sungguh tembam sama seperti cipap ibu tetapi bibir cipapnya tertutup rapat, tidak seperti cipap ibu yang sudah terbuka sedikit itu. Sungguh cantik tubuh kakak, walaupun buah dada serta punggungnya tidak sebesar milik ibu tetapi pinggangnya yang lebih ramping itu membuatkan punggung lentiknya menyerlah. Buah dada serta punggung kakak lebih halus kegebuannya dari milik ibu dan perutnya rata tidak seperti perut ibu yang sudah membuncit sedikit itu.
Sambil memandang tubuh indah kakak, dengan pantas aku membuka seluar pendek dan bajuku, tiada apa yang tinggal. Kakak ku menjeling batang aku. Aku terus meraba tubuh bogel kakak, aku meramas-ramas buah dada pejalnya serta mengentel puting buah dadanya yang mula mengeras itu. Kakak mengeliat sambil memaut serta mengusap belakangku dengan manja dan aku terus menghisap puting buah dadanya silih berganti. Tangan kananku mula mengusap cipap tembamnya beberapa kali lalu jariku terus mengentel kelentitnya membuatkan cipap kakak mula berair dan basah.
“Arggghhhh… adikl….. sedapnya….” Kakak mengerang kenikmatan dan dengan perlahan aku membawa tangannya ke batang aku.
“Adik… besarnya batang adik…!!!” Bisik kakak. Kakak mengenggam kemas lalu mengusap batangku, aku merasa sungguh nikmat dengan usapan tangan kakak di batangku. Batangku terpacak keras di dalam genggamannya, kakak mengusap lembut sambil melihat batangku itu.
“Kakak nak rasa tak batang besar adik ni…?” Aku sengaja mengusiknya, kakak memandangku senyum sambil mengigit bibirnya dan mengangguk perlahan. Aku bangun lalu membawa kepalaku ke celah kangkang kakak dan terus menjilat cipapnya.
“Ohhhh… arrgggghhh… adik… sedapnyaaaa….ahhhhhh….” Kakak mengerang lagi ketika lidahku bermain di kelentitnya yang sudah beberapa bulan tidak diusik itu.
“Kak… cipap akak sungguh cantik dan sungguh tembam…” Pujiku sambil melajukan lagi jilatan lidahku di kelentit dan di dalam ruang lubang cipapnya yang rapat itu. Kakak mula mengeliat, tiba-tiba badannya mengejang dan aku dapat rasakan ada air yang keluar dari dalam cipapnya. Kakak klimaks dengan kepalanya terdongak ke atas sambil menekan rapat mukaku di cipapnya.
“Adik… kakak tak tahan lagi ni… masukkan batang adik cepattttt…!!!! ” Kakak berkata sambil memegang keras batangku lalu di tarik perlahan ke arah cipapnya dan aku tidak membuang masa lagi kerana aku juga sudah tidak sabar lagi untuk menikmati cipap tembamnya.
Aku merangkak naik ke tubuh kakak mengikut tarikkan tangannya di batangku dan aku terus memasukan batangku itu ke dalam cipap kakak. Kepala batang aku mula menyodol lobang cipap kakak. tapi aku merasa susah sedikit untuk memasukkan batangku ke dalam cipapnya, kakak yang tahu kesusahanku itu membantu dengan memegang kembali batangku lalu mengeselkan batang ku di cipapnya. kakak menikmati geselan batang ku di cipapnya. sehinggalah cipap dan batang aku basah dek kerana air cipap kakak. lalu kakak memandu batangku itu ke lubang cipapnya.
“Oohhhhh… sedapnya kakkk… sempitnyaaaa…” Aku mengeluh apabila batangku mula masuk ke dalam cipap kakak dan aku menekan masuk hingga ke dasar cipapnya.
“Ahhhhhhh…adikkkkk….besar nyee batang adikkkk…”jerit kakak ketika aku tekan masuk rapat ke dalam lobang nikmat cipap kakak ku.
Aku diamkan batangku seketika di dasar cipap kakak, aku terasa batangku di himpit kemas dan ada kemutan halus dari dalam cipapnya.
“Aarghhhhhh…. emmmm… sedapnya dik….” Kakak juga mengeluh kesedapan bersama eranganku, aku mula mengerakkan batangku keluar masuk di dalam cipap kakak perlahan-lahan dan semakin lama semakin laju kerana merasa sungguh nikmat.
“Ohhh… arghhh….. dikkkk sedapnyaaa… laju lagi dik… lajuuuuu… akak dah nak sampaii niiiii..” Sekali lagi tubuh kakak mengejang, batangku dikemut kuat sehingga tujahanku terhenti.
Tak sampai 3 minit kakak sudah klimaks. tubuh kakak mula terkulai layu, aku menarik keluar batangku dari cipapnya lalu aku pusingkan tubuh kakak menonggeng. gaya doggie style. Aku berlutut di belakang punggungnya yang lentik itu lalu memasukkan kebali batangku ke dalam cipapnya dari belakang. Ketika aku menujah cipap kakak, aku dapat melihat lubang duburnya terkemut-kemut bagaikan meminta batangku untuk masuk di situ.
Aku merasa sungguh geram melihat lubang dubur kakak itu lalu aku sapukan air dari cipapnya ke lubang duburnya untuk di jadikan pelicin. Aku menarik keluar batngku dari dalam cipapnya lalu di geselkan kepala batngku ke bibir lubang dubur kakak. Aku menekan perlahan batangku sehingga kepala batangku berjaya masuk ke dalam lubang dubur kakak walaupun sedikit susah.
“Uhhhhh… adik… apa ni… jangan kat situ… sakitttt…” Kakak mengoyang-goyangkan punggungnya kerana merasa sakit tetapi aku tetap menekan lagi batangku masuk ke dalam lubang duburnya dengan memegang kemas punggungya itu.
“Akak… tahan sikit… akak akan rasa sedap nanti…” Pujukku sambil terus menekan masuk sehingga separuh batangku sudah terbenam di dalam lubang duburnya.
“Sakit dik… perlahan sikit….!!!! Aku menarik keluar sedikit batangku lalu menyapu air liurku di bibir dubur kakak dan terus menekan kembali perlahan-lahan.
“Akak… tahan… dah masuk ni…” Kataku sambil terus menekan batangku itu dan kali ini mudah sedikit kerana lubang dudur kakak mula dapat menerima kemasukkan batangku.
“Uuhhhh… perlahan dik… arrggghh….” Kakak mengerang apabila batangku masuk sehingga terbenam keseluruhan batangku.
Batangku berjaya masuk ke dalam lubang dubur kakak hingga ke pangkal batangku dan aku mula mengerakkan batangku keluar masuk ke dalam lubang duburnya. Walaupun kakak masih merasa sakit tetapi kakak merela kan aku menujah lubang duburnya yang sempit itu. Aku tidak dapat bertahan lagi, air maniku terasa hendak terpancut dan aku terus melajukan lagi tujahan batangku di dalam dubur kakak sehingga tergoncang-goncang tubuhnya.
“Adik… perlahan… jangan kuat sangat, sakittt….” Kakak cuba meronta tetapi aku terus merebahkan tubuhku ke atas belakang tubuhnya lalu memeluk kemas tubuhnya itu. Tubuh kakak rebah tertiarap di atas tilamnya apabila aku menujah dengan satu tujahan yang kuat sehingga batangku terbenam lebih dalam di dalam duburnya dan serentak dengan itu air maniku terus terpancut keluar.
“Aarrggghhhh… ohhhhh…” Aku memancutkan air maniku di dalam lubang dubur kakak dan ketika itu aku dapat rasakan ada kemutan kuat dari lubang duburnya.
“UUrrrhhhhgggg……arghhhhhhh…” Kakak melentikkan punggung tonggeknya sambil mengerang kuat lalu mencengkam cadar tilamnya dan kepala kakak terdondak tinggi ke atas.
Aku biarkan batangku di dalam dubur kakak dengan tubuhku terkulai lemah kepuasan di atas belakangnya. Aku menarik keluar batangku dari lubang dubur kakak lalu rebah di sisinya yang terbaring tertonggeng itu.
“Adik jahat… teruk akak di kerjakan adik… sakit tau…!” Kata kakak manja.
“Sedappp… sedap sungguh cipap dan dubur akak… akak puaskan…?” Aku berkata sambil bertanya.
“Emmmm… memang la puas… tapi sakit sikit bila adik buat kat sini…” Jawab kakak sambil mengusap lubang duburnya yang di penuhi dengan air maniku.
“Adik sengaja pancut kat dalam dubur akak… kalau adik pancut dalam cipap akak, bahaya nanti kalau akak mengandung…” Terangku.
“Baik jugak adik akak yang jahat ni… tapi sakit la lubang dubur akak…” Kata kakak sambil memelukku dan meletakkan kepalanya di dadaku.
“Mula-mula sakit sikit… lama-lama nanti akak akan rasa sedap pulak…” Jawabku sambil mengusap punggung gebu kakak.
“Ye ke dik… mana adik tahu…? patut la akak rasa sedap juga tadi walaupun sakit…” Kakak memelukku lebih erat, aku merasa kelembutan dari buah dada pejalnya yang melekap di dadaku.
“Ibu cakap… akak nak lagi…?” Tanyaku lalu memandang mukanya.
“Dengan ibu pun adik buat kat situ… hari ni cukuplah… lain kali bila akak nak, akak cakap… itu pun kalau ibu tak ada kat rumah…” Jelas kakak.
Sejak hari itu bermulalah kehidupan baruku, setiap malam aku masih ke bilik ibu dan pernah juga beberapa kali setelah ibu tertidur kepuasan, aku akan ke bilik kakak. Namun dengan kakak aku tidak dapat besetubuh selalu denganya kerana aku takut ibu mengetahui persetubuhanku itu. Hanya beberapa kali sahaja aku dapat bersetubuh dengan kakak, jika ibu tiada di rumah, aku dan kakak tidak akan melepaskan peluang untuk bersetubuh sepuas-puasnya. Begitu juga apabila ayah pulang, aku akan ke bilik kakak dan bersetubuh sepas-puasnya kerana aku tidak dapat ke bilik ibu.
Pernah di suatu hari, di sebelah pagi aku terpaksa melayani makcik ku, setelah pulang ketika ibu tiada di rumah aku terpaksa melayani kakak dan di sebelah malam pula aku terpaksa melayani ibu pula. Hari itu aku merasa sungguh letih dan lemah sehingga aku hampir demam, namun aku merasa puas kerana dapat memuaskan makcik , kakak dan ibu pada hari yang sama.
Begitulah pengalamanku bersama makcik ku, ibu ku serta kakak ku dan kejadian ini masih berterusan sehingga kini.
Sekarang kakak sedang mengandung tujuh bulan, anak yang kakak kandung adalan anak dari suaminya kerana aku tidak pernah memancutkan air maniku ke dalam cipapnya sebelum kakak di sahkan mengandung. Ketika kakak sedang mengandung, barulah aku berani memancutkan air maniku ke dalam cipapnya. Aku tidak mahu kakak dan ibu mengandung anak hasil dari persetubuhanku kerana aku tidak sanggup melihatnya.
Dengan makcik aku selalu memancutkan air maniku ke dalam cipapnya kerana aku tahu makcik pandai menjaga cipapnya. Walaupun aku merasa puas bersetubuh dengan makcik, ibu dan kakak, aku kini sedang merangcang untuk menikmati tubuh isteri muda ayah pula. Ibu tiriku yang lebih muda dari ibu itu adalah berbangsa cina, aku ingin merasa cipap dan lubang dubur cina pula. Itu kisah lain akan aku cerita kan.
582 notes
·
View notes
Text
PART 4
lps nampak kawan dia , aku pura” mcm takde pape and just cakap dengan kak syaa nak kemana . aku tgk muka dia dah cuak dan kawan dia pelik tgk aku .
AKU : nak kemana kak , nak ikut ! lama tak jalan jalan dgn akak
SYAA : akak ada hal kejap lah , sekejap je ni
tak lama kawan dia yang bernama fida menyampuk perbualan aku .
FIDA : ajak la dia sekali , kan nak buat report senang dia nak explain pape yang dia tahu
SYAA : hmm yelah
kita orang pun gerak , aku taktahu kenapa kak syaa lalu jalan lama ni , jalan tu ada rumah yang baru di buat tapi kosong , kat luar rumah tu pulak ada stor ke apa gitu lah . aku bagi alasan nak ke tandas and suggest dkt rumah tu , so akak aku pun berhenti dan aku ajak akak aku teman aku .
AKU : teman jap kak , takut pulak sorg”
SYAA : yelah , fida kau tunggu dlm kete kejap , aku teman adik aku
FIDA : yelah
aku dan kakak aku pun jalan masuk ke tmpt tu, agak” si fida dah tak nampak , aku terus tarik kakak aku masuk ke stor situ , memang kena akak aku ni ! aku tarik dan terus heret dan campak dia ke lantai . aku tampar kakak aku dan aku ludah . berani dia tipu aku .
AKU : berani kau kak tipu aku ? pura” layan sedap padahal tengah wayang je kau ni , tak guna !
SYAA : dengar akak cakap dulu
AKU : ah diam kau !
dia yang pakai seluar tracksuit dgn baju sukan memang mntk kena fck lah . aku terus koyak kan seluar dia , tarik panties dia dan terus jolok pussy dia pakai jari aku . dia meraung dan meronta ronta badan dia . aku terus sumbat mulut dia pakai panties dia . berair mata dia bila jari aku dalam pussy dia , aku tepuk” pussy dia . tak lama tu aku terus tanggalkan seluar cargo aku , terus halakan batang aku dalam pussy dia . PAP !! tak banyak cakap aku terus pam laju” , meronta ronta dia kat dalam stor tu . aku tampar muka dia sekuat mungkin , aku ludah dia dan maki maki dia
AKU : kenapa tipu aku !
SYAA : ahh dik ahh ahh
AKU : ni balasan sebab tipu aku ! aku buat kau sampai mengandung !
SYAA : ahhh dikk jangann jangann !
AKU : diam kau !
PAP PAP PAP aku terus jolok laju” , aku buat kasar” sbb tgh geram . aku pukul dia semua benda aku buat ! 10 minit aku fck kakak aku , aku mmg sengaja nak pancut awal . aku cabut tudung dia dan ikat dkt leher dia .
AKU : suka kan kena fck ? ni aku pancut dalam pussy kauu kak !
SYAA : erkk erk dik… ter…tercekikk ahh
AKU : ah kau kak ! orang mcm kau tk sesuai pakai tudung , jadi tudung ni utk seksa kau je
SYAA : erkk erkk sak..sakitt…
AKU : ahhh sh!t ! nak cumm dah arghhh
SYAA : jan..jangan kt dalam dik
AKU : diam kau kak ! ahh fck sikit lagi yes yes
SYAA : noo noo ahh jangan !! ARHHHH
AKU : arhhh yess yess aku cumm
aku sumbat dalam” terus aku lepaskan air mani aku . tapi aku tak stop , lepas pancut aku terus pam selaju yang mungkin , berlecak pussy dia . lepas dah hentam laju” , aku bangun dan kencingkan kakak aku . terbaring sambil menangis dia lepas kena balun dengan aku .
AKU : sedap kan ? habis la kau kak pregnant anak aku
SYAA : fid..fidaa , tolong aku…
AKU : fida ye ? kau bagi dia kat aku ke ? fck sayang kau kak . puihh !
aku pakai seluar dan tinggalkan kakak aku dalam stor sendiri , aku berjalan ke kereta seorang mcm takde apa , aku terus ke sit belakang dan duduk sebelah dia . fida sedikit terkejut dan terus menyorokkan hp dia
FIDA : eh kenapa awak sorang ? mana syaa ? nasib baik awak dtg , sini dah la gelap takut saya
AKU : kak syaa kat dalam tgh berak , dia suruh saya teman awak dulu
FIDA : oh yelah , tapi takde topik nak borak lah
AKU : takde topik tapi saya ada projek , tapi ganas sikit lah
FIDA : hmm , projek apa tu ?
AKU : projek buat anak , mesti awak suka kan fida
FIDA : buat anak ?
AKU : ye , mcm ni cara nya
aku yang dari awal mmg sengaja tak zip seluar , aku tarik keluar batang aku dan terus peluk dia . tepat ukuran aku bile batang aku terus ke mulut dia . aku duduk kt sit belakang sambil batang aku dihisap , aku tekan tekan kepala dia . gawk gawk tak bernafas dia . agak” dah puas , aku lepaskan kepala dia .
AKU : mcm ni buat anak , awak suka tak fida
FIDA : fck awak mcm tahu” je saya tgh hor*y , mesti lah sukaa !!
AKU : sh!t masuk air jugak awak ni ! sini rapat biar saya fck awak !
FIDA : sukanya sayaa dapat batang besar mcm awakk , mesti puas !
AKU : bukak seluar awak , saya tak sabar
dia pun bukak seluar , nampak panties dia dah mula basah , terus aku cekau lubang pussy dia . masih sempit tapi aku paksa masukkan 3 jari aku . ternaik naik badan dia , menjerit sekuat hati . aku apa lagi , jari aku terus menari lah dalam pussy dia , tersongket ternaik badan dia . laju” aku buat , dia cuma mengerang tak henti . tahu” dia pancut dulu , aku tetap gosok pussy dia laju” . basah sit kereta aku dgn air dia . aku gosok sambil bercium dengan dia .
AKU : awalnya squirt , sedap ke awak ?
FIDA : arhh hmm fck me fck me
AKU : sian dia hornyy , meh saya puaskan
FIDA : cepat lah wakk , saya tak tahan ni fckk please
aku terus tarik ke hujung pintu , aku pula berdiri kat luar . aku tepuk pussy dia dan basahkan batang aku pakai air liur , terus aku halakan ke pussy dia . menjerit dia lps rasa batang aku , tapi aku pelik kenapa tak dpt sumbat habis . aku terus terpikir takkan budak lagi , pussy kecik mcm ni . aku pun tanya dia .
AKU : knpe tak bole masuk habis wak
FIDA : tak..taktahu ahhh , tak pernah rasa batang besar mcm ni ahh yess emm
AKU : umur awak berapa ?
FIDA : ahh hmphh saya 15 ahh , cepat lahh fck sayaa
AKU : ah sh!t , patut lah ! badan pun kecik . awak srs ke nak kena fck ? ready tau , pegang tangan saya
aku pegang kedua tangan dia , aku tarik batang aku kluar dan PAMM !! aku tekan paksa batang aku , lagi sekali dia menjerit sampai menangis . aku pun tak sangka dapat fck budak bawah umur . lepas dah tekan paksa aku stop dulu bagi dia rilek , sambil tu aku tekan slow” kedalam kan lagi batang aku sampai betul” dalam . dia merontaa rontaa
FIDA : AWAKK STOPP STOPP PLEASEE AHH SAKIT !!
AKU : nak stop ? tunggu saya cum eh baru stop ? tadi awak kan yang nak sangat ?
FIDA : NO AHH PLEASE STOP SAKIT PUSSY SAYA PLEASEE !!
AKU : sakit ? yeke sakit ? cuba saya try lagi
FIDA : ARHHHHHHHH SHITTT SAKITT SAKITT !! STOP STOPP TAK TAHAN SAKITT AHH AHH
AKU : lagi ? best fck perempuan bertudung mcm awak
aku lakukan berulang kali , tarik dan hentam sampai dia betul” selesa . lama jugak nak bagi dia selesa , tapi sbb aku tak sabar , aku lepaskan tangan dia dan peluk kedua kaki dia , FCKK YESSS ARHHH !! aku tekan sehabis mungkin dan terus menjolok pussy dia dengan laju . tak terkata apa” dari mulut dia lps aku sumbat batang aku . cuma mampu mendesah . aku terus balun dan balun tanpa henti . dan bermacam macam gaya aku buat . tiba masa untuk aku pancut . aku terus dokong dia dan pacak lambung
AKU : awak saya nak cum ni
FIDA : ahh yess cum kt muka sayaa , nak cantik
AKU : nak cantik ? nak cantik bukan cum kt muka
FIDA : ahh sedapnyaaa , hbistu cum kt mana ahh yes yes
AKU : cum kat sini
aku terus memancut kan air mani aku dalam pussy dia , muka dia terus cuak . dia cuba untuk turun dari dukungan aku , tapi aku tahan dan sambung balun dia . air mani aku dah berlecak kt pussy dia dan tak lama aku stop . lega gila dpt 2 pussy sehari , aku letak dia kt dalam kereta , dia mula meraba pussy dia cuba untuk bersihkan air mani aku .
FIDA : wtf ! asal awak cum kt dalam !! saya masih sekolah ! saya taknak pregnant !
AKU : awak kata nak cantik ? tgk tu cantik kan pussy awak ada putih” tu
FIDA : saya nak cantikkan muka ! bukan pussy saya !
AKU : tak cakap awal” , saya mana tahu . takpe la klau pregnant tinggal gugurkan je la
tak lama tu kak syaa tetiba datang dalam keadaan layu , fida pelik tgk kak syaa . aku terus tarik kak sya masuk kereta , kak sya terus meminta maaf dekat aku . seketika dia pelik lepas tgk fida tak berseluar . dia pun tanya .
SYAA : fida apa kau buat ni !
FIDA : ak..aku…
AKU : aku fck dia lah kak , nampak tak pussy dia penuh dgn air mani aku ? mcm pussy kau lah kak
FIDA : awak rogol kakak awak sendiri ? apa nk jadi awak ni !!
AKU : awak diam lah , neh sini saya cantik kan awak lagi
aku terus tolak dia ke pintu , sampai badan dia terlipat . lagi sekali aku balun dia . kakak aku tak boleh buat apa” dah , cuma mampu tgk kawan dia kena fck . tak lama tu lagi sekali aku nak pancut , hentam selaju mungkin dan aku tekan dalam” pussy dia . memang kuat dia meraung .
AKU : sakit tak awak ? sakit ? puas tak ?
FIDA : NOOOO SAKIT SAKITT SAKITT !!!!
AKU : ni last , konfem padu benih saya
FIDA : AWAKK JANGANN JANGANN !!
AKU : awak sedap lah , kalau awak pregnant mesti cantik ! ni saya pancut kt pussy awak lagi
aku terus pancut sekali lagi dalam pussy dia , aku tarik batang aku dan hentak sekali lepastu aku cabut kluar . terus ke mulut dia , mmg puas aku malam tu . kakak kandung sendiri pun aku balun , lagikan org luar . jahanam aku kerja kan . dua” aku fck mulut dorg ganas” dan akhiri perzinaan aku malam tu dengan kencing dalam pussy dorang . dua” terbaring tak mampu berkata apa . aku cuma perlu tunggu 9 bulan hasil anak haram aku . aku keluarkan kata” mutiara utk dorang dan tepuk pussy dorg kuat” , tarik puting dan biji kelentit dorang . mmg jadi hamba aku malam tu . korang berdua memang layak digelar perempuan murah dan patut pregnant anak haram
TERIMA KASIH FIDA DAN KAK SYAA JADI TEMPAT PEMUAS NAFSU , SEMOGA PUSSY KORANG DIPENUHI AIR MANI SELALU .💦💦
#melayu lancap#melayu tudung#modal melayu#modallancap#pepekberair#pepekmelayu#pepeksedap#tudung lancap#melayuboleh#pepek tembam
209 notes
·
View notes
Text
Rezeki yang Utuh
Pasti ada momen dalam hidup ini, kita merasa kurang. Khususnya kurang harta. Saat pengin sesuatu, ternyata tidak cukup. Atau sesuatu yang kita miliki sebelumnya kemudian berkurang, misal karena berganti pekerjaan, perdagangan yang lagi sepi, dan sebagainya. Rasa kurang itu, kalau tidak terkelola dengan baik akan mempengaruhi cara pandang kita di kemudian hari. Cara pandang kita terhadap harta.
Lalu seiring berjalannya waktu, ngobrol kesana kemari, nemu satu perspektif yang menarik. Bahwa rezeki yang kita terima ini selalu utuh. Tidak dikurangi dan juga tidak dilebihkan. Apa yang kita terima saat ini adalah rezeki kita, berapapun itu jumlahnya. Kita diminta untuk mensyukurinya agar nikmat dari rezeki itu bertambah. Nikmatnya yang ditambahkan, bukan serta-merta jumlah yang kita terima saat itu yang kemudian bertambah. Jika kita bisa menikmati rezeki yang kita dapatkan, di situlah keberkahannya.
Perspektif yang kutemukan ini menegaskan kembali hal-hal yang mungkin sering kita amati, mengapa orang tua kita mungkin atau orang lain yang kita kenal, yang total pendapatannya tidak sebanyak kita ternyata bisa menyekolahkan kita atau anak-anak mereka begitu tinggi dan berhasil. Lebih bahagia, bisa memiliki sesuatu yang bagi kita rasanya mustahil sekarang ini. Bahkan dengan apa yang kita dapatkan saat ini, kita ragu apa bisa beli/bangun rumah, bisa gak ngasih pendidikan yang baik dan layak buat anak-anak nanti, dsb.
Perspektif yang juga sangat menegaskan bahwa ukuran rezeki setiap orang itu telah diatur sedemikian rupa dan kita tidak akan dimatikan hingga seluruh rezeki yang menjadi jatah kita, kita dapatkan. Tinggal kitanya yang lebih mawas diri terkait jalan apa yang mau kita tempuh untuk meraih rezeki tersebut dan bagaimana kita menggunakannya. Mudah-mudahan kita semua diberikan perasaan cukup, kemudahan dalam bersyukur, dan keberkahan. Aamiin
283 notes
·
View notes
Text
Salmah
Berapa” Tanya Salmah kepada penjual ayam.
“Sepuluh ringgit saja” jawab taukeh ayam.
Salmah menghulurkan duit sepuluh ringgit dan berlalu dengan membimbit beg plastik yang
berisi ayam. Ketika berpusing , Salmah terlanggar seseorang lalu terjatuh plastik ayamnya.
Salmah tunduk mengambil ayamnya di atas simen market. Pada ketika yang sama seorang lelaki
turut tunduk untuk menolongnya memungut beg plastiknya.
“Maafkan saya” sapa lelaki tersebut.
Salmah mengangkat mukanya.
“Abang Din” Sahut Salmah.
Lelaki tu cuma tersenyum.
Mereka sama-sama berdiri.
“Abang dari mana ni?”Tanya Salmah.
“Mari kita berbual ditempat lain” Lelaki berkenaan berpusing dan diikuti oleh Salmah.
Fikiran Salmah bercelaru. Abang Din yang sedang diikutinya ini adalah bekas “pengurus”
nya
semasa “bekerja” di ibu kota dulu. “Kontrak”nya semasa dia bekerja dulu,dia akan
dibenarkan berhenti bekerja setelah berumur 35 tahun dan sekarang Salmah sudah berumur 38
tahun. Bererti dia telah berhenti bekerja dengan Abang Din 3 tahun dulu.
Mereka sampai di warong makan dan memilih untuk duduk di bawah payong yang terjauh
daripada
orang lain. Abang Din terus tersenyum merenung Salmah yang duduk di hadapannya.
“Macam mana abang Din boleh sampai ke sini?” Tanya Salmah.
“Kau masih cantik macam dulu jugak Salmah…… kau buat apa sekarang?” Tanya abang Din.
“Biasalah bang ..balik kampung kena kerja cara kampung. Mah menjahit baju di rumah.
Cara
Kampung bang…nak cari rezeki yang halal”
Abang Din cuma tersenyum.”Udahlah Mah ,jangan cakap fasal halal haram… kita ni nak hidup.
Abang datang ni pun fasal cari makan juga ini….Mah pun tahu kan.”
“Mah tahu bang….. lapan tahun bang… Mah kerja dengan abang”
Suasana senyap seketika.
“Kau dah kawin ke Mah”
Salmah cuma senyum sinis. “ Siapa nakkan Mah ni bang…Mah pun tak berani nak terima kalau
ada orang minat pun…Mah takut orang tahu kerja Mah dulu tu…kut-kut ada antara mereka yang
pernah melanggan Mah dulu. Rioh sekampung”
“Takkan ada kat dalam kampung ni”
“Mana tahu bang…..Mah sendiri pun mana ingat siapa yang melanggan Mah atau tidak…..
Kadang-kadang Mah rasa macam kenal saja, apatah lagi kalau orang tu asyik senyum kat Mah”
“Apa kata kalau hari ini kau ikut aku ke Bandar” Pintas Abang Din.
“Buat apa bang…abang nak suruh Mah buat kerja tu lagi ke?”
“Tidaklah gitu…. Abangkan manusia yang pegang pada janji…Ha… abang dah lepaskan kau dulu…
maka lepaslah tapi kali ini anggaplah kita ada hubungan sosial saja bukan urusniaga.”
Salmah bermenung seketika.
“Kita ke rumah Mah dululah bang…kat rumah mah tu pun bukannya ada orang…. biar Mah
tukar baju dan hantar ayam ni dulu”
“Elok juga lain kali boleh aku ke rumah kau pulak”Jawab abang Din sambil bangun. Dia
meninggalkan wang di atas meja sebagai bayaran minuman yang mereka minum.
“Hah Dol kau pun ada?” tanya Salmah pada Dol yang sedang menanti di kereta.
“Hai Kak …lama tak jumpa” Salmah masuk dalam kereta di tempat duduk belakang.
“kau kerja dengan abang Din lagi” Tanya Salmah kepada Dol.
“Alah Kak……. Abang Din ni baik…dia jaga saya dari kecik lagi..lagi pun saya dapat
apa yang saya suka kalau kerja dengan abang Din ni..heh……” sambil tergelak.
Salmah fahamlah tu apa yang dia suka tu. Perempuan lah apa lagi. Sekarang ni budak Dol
ni merupakan orang kanan Abang Din lah..Body-guard sesuai dengan badannya yang besar dan
sasa.
Abang Din cuma tersengeh.
“Arah mana kak?”tanya Dol.
“Kau jalan terus..sampai simpang sana kau belok kiri” Kereta proton Perdana menderu
menyusuk ke dalam kampung. Melalui kawasan sawah dan dusun. Rumah di sini masih lagi
jauh-jauh antara satu sama lain. Dengan berlatar belakangkan banjaran bukit, kawasan
perkampungan ini sungguh tenang.
“Masuklah bang…Dol….”Salmah terus ke dapur menyimpan ayam yang dibelinya ke dalam
peti ais lalu terus menuangkan air teh sejuk yang sedia ada dalam peti ais ke dalam gelas
lalu di bawa keluar.
Abang Din berdiri dipintu memerhati keadaan sekeliling kampung. Memang rumah Salmah ni
jauh dari rumah orang. Dol duduk bersandar di sofa. Mata Dol tajam menerjah ke dalam
bukaan baju Salmah yang menyerlahkan sebahagian dari buah dadanya apabila Salmah
menghidangkan air.
“Akak ni masih cantik macam dulu” Puji Dol.
“Aku pun kata begitu jugak tadi… kadang kala menyesal aku lepaskan dia dulu….. hilang
perigi mas aku”
“Abang dengan Dol ni sama saja…kalau nakkan barang orang tu asyik memuji sajalah tu.
Mah rasa perkataan abang dengan Dol ni sama saja untuk semua ayam abang yang kat bandar
tu… jemput minum bang” Sambil melabuhkan ponggongnya yang bulat ke atas sofa.
Abang Din turut duduk di sofa dan Dol menghirup air yang dihidangkan.
“Yang abang beria-ia mengajak Mah ke bandar tu buat apa?”
Sambil meletakkan gelas minuman Abang Din bersandar semula.
“Aku sebenarnya rindukan kau ni….bila aku berjumpa dengan kau tadi”
“Maksud abang… abang nak pakai Mah?”
“Aku tahu kau memang cepat faham….hah…..” sambil tergelak.
“A.. a.. kak…. Dol pun rindukan akak”
Salmah faham benar mengenai nafsu serakah manusia berdua ini. Sebenarnya dia sendiri pun
macam terpanggil apabila bertembung dengan abang Din tadi. Memang dah tiga tahun dia
tidak merasa balak sejak “bersara” dari perkhidmatannya dengan Abang Din.
“Takpayahlah ke bandar bang….. kat sini saja lah” sambut Imah.
Bulat mata Abang Din dan Dol. “Boleh ke Mah?” tanya Abang Din.
“Abang nak sekarang ke?” tanya Salmah.
“Kalau boleh apa salahnya…adik aku dalam seluar ni pun rasa macam garang je ni”
“Dah gian lah tu” Gurau Salmah sambil bangun berjalan ke pintu. Sampai di pintu dia
menoleh ke arah Dol.
“Dol masukkan kereta ke belakang rumah” Pinta Salmah.
Dol bergegas bangun dan turun tangga. Salmah terus memerhati dipintu.
“Abang tak nak mandi dulu ke?” tanya Salmah lagi.
“Lepas nantilah mandi” Abang Din dah mula membuka bajunya.
“Lamanya si Dol “ Salmah bagaikan tak sabar.
Tiba-tiba Dol menjengah di sisi rumah “ Hah bawak kasut tu naik ke dalam”
Dol mengikut dan Salmah masih memerhati ke sekitar jalan ke rumahnya. Memang lengang
tidak kelihatan seorang manusia pun yang ada. Setelah puas hatinya yang tidak ada
orang yang akan datang ke rumahnya Salmah menutup pintu rumah.
Apabila dia menoleh ke belakang sudah bersedia dua lelaki yang dulunya sentiasa
menjamah tubuhnya tak tentu masa dalam keadaan semula jadi tanpa seurat benang lagi.
“Emm cepatnya” Sambil memegang tangan lelaki berdua tu ke dalam bilik.
Esah mengayuh basikalnya perlahan-lahan di atas batas padi. Bimbang takut terjatuh
pula ke dalam sawah yang kebetulan sedang penuh dengan air dan padi yang baru di tanam.
Janda muda ni membimbit beg plastik yang berisi kain yang baru dibelinya di bandar. Dia
perlu ke rumah Salmah untuk menjahit baju dengan cepat memandangkan dua hari lagi dia akan
menghadiri kenduri kawannya di kampung sebelah. Kalau dia terjatuh bererti habislah
kotor kain yang baru dibelinya tu.
“Auhhhhhhh bangggg nikmatnyaaaaaaa!!!!!!”Keluh Salmah. Balak Abang Din menikam
tenggelam dalam cipap Salmah yang tidak pernah diterokai sesiapa dalam masa 3 tahun ini.
Rindu dan giannya pada balak lelaki tidak terkata lagi.Kalau dulu semasa dia
menyundal dapat merasakan berbagai jenis balak berkali-kali dalam sehari tetapi
selepas balik ke kampung perigi cipapnya menjadi kering kontang terbiar tidak diusik
sesiapa.
Abang Din mula menyorong tarik dengan tenang. Sebagai bapak ayam dia cukup mahir untuk
memuaskan nafsu perempuan. Dia tahu walaupun perempuan yang dijaganya mendapat balak
daripada pelanggannya setiap hari tetapi mereka tetap menanti balaknya untuk
mendapatkan kepuasan sebenar dalam seks. Kebanyakan pelanggan mementingkan diri ‘
sendiri,mereka mementingkan kepuasan diri dan hanya menggunakan sahaja perempuan yang
meraka sewa tanpa mengambil kira kepuasan pasangannya. Bagi kebanyakan pelanggan,
perempuan yang mereka sewa hanyalah alat untuk memuaskan nafsu mereka bukan untuk
keseronokan bersama.
Esah menyorong basikalnya masuk ke lorong rumah Salmah. Hatinya terasa keciwa
apabila melihat pintu rumah Salmah tertutup,namun apabila melihat tingkapnya terbuka
dia gagahkan hati untuk mencuba, kalau-kalau Salmah ada di dapur. Sabaik sahaja hampir
dengan tangga Esah membuka mulut untuk memberi salam.
“Yeahhhhh banggg kuat lagiiiiiiiiii……Mah nak sampaiiiiii nieeee…… ahh.. ahhhh….
ahhhh……. aughhhhh!!!!!!” Esah tidak jadi memanggil.Mulutnya ternganga.
Darahnya berderau. Lututnya lemah. Dia tahu bunyi tu. Dia boleh banyangkan
apa yang Salmah sedang lakukan. Dia giankan bunyi tu. Dah dua tahun dia bercerai
dengan suaminya yang merengkok di penjara kerana dadah.
Esah melangkah perlahan mencari akal. Dia melihat keliling. Tak ada orang.
Dia pergi ke bawah rumah Salmah. Memang bunyi Salmah mengerang menjadi-jadi.
Bunyi katil berenjut juga menjadi-jadi. Dia merasakan cipapnya terangsang.
Dia mencari lobang untuk diintainya.Tiada.
“Ah!!!! Ah!!!!! Ahhhhh!!!!! Aaaaaaaah!!!!!! pancut bang……Mah tahan nie………
biar sampai sama-sama haaahhhhhhhhhh auhhh!!!! yeah!!!! yeahhhh!! yeahhhh!!!!!!!!!!”
suara Salmah meninggi.
Esah terus melilau,bagai kucing jatuh anak mencari lobang untuk diintainya ke dalam
bilik Salmah. Masih juga tidak berjaya. Kemdian terlintas satu jalan untuk dicubanya.
Dia melangkah ke dapur. Dia perasan ada sebuah kereta besar di hadapan pintu dapur.
Perlahan-lahan dia membuka pintu dapur. Perasaannya lega apabila mendapati pintu itu
tidak berkunci. Dia membukanya dan terus menutupnya kembali. Diletaknya plastik kain
di atas meja makan,dia berjengket-jengket menuju ke bilik tidur Salmah.
Di hadapan pintu bilik kelihatan bersepah pakaian lelaki dan pakaian Salmah sendiri.
Bagaikan seorang mata-mata gelap yang ingin menangkap seorang penjenayah dia
mendekatkan mata ke pintu bilik yang terbuka luas.
Kelihatan seorang lelaki yang berkulit hitam manis sedang menunjah balaknya yang
besar panjang dengan lajunya ke cipap Salmah yang sedang mengangkang lebar dengan
lututnya yang berlipat rapat hampir ke dadanya. Dari kedudukannya Esah dapat
melihat balak hitang telah pun terpalit dengan cecair putih keluar dan masuh cipap Salmah.
“Ye banggggggggggg sekaranggggggg!!!!!!!!!”jerit Salmah.
Ketika itu Esah melihat cecair mani memancut keluar dari cipap Salmah setiap kali
balak hitam itu di tarik keluar.Melimpah dan meleleh turun melalui salur ke bawah
duburnya dan membentuk satu tompokan di atas cadar biru laut. Henjutan lelaki tu
berhenti selepas beberapa ketika. Sekali lagi air mani membuak keluar apabila
balak hitam itu dicabut keluar. Cipap Salmah ternganga buat seketika dan air mani
terus melelah. Salmah meluruskan kakinya dan terus terkangkang lebar.
Lelaki berkulit hitam itu bangkit. Kelihatan peluh yang bermanik di belakangnya
meleleh turun ke ponggong. Salmah kelihatan menarik nafas panjang-panjang.
Buah dadanya yang menggunung dan mukanya kelihatan berminyak dengan peluh. Rambutnya
kelihatan tidak menentu. Wajahnya mencerminkan kepuasan yang tidak terhingga.
Tanpa di duga kelihatan lelaki lain yang berkulit cerah melangkah dari sudut yang
tidak dapat dilihat oleh Esah sebelum ini. Pastinya lelaki ini tadi duduk di kerusi
solek yang terlindung dari padangan Esah. Lelaki hitam tadi pula hilang dari pandangan…
tentunya duduk di kerusi solak yang diduduki oleh lelaki yang berkulit cerah ni.
Salmah kelihatan tersenyum apabila lelaki berkulit cerah melutut naik ke atas katil
diantara dua pahanya. Mata Esah bagaikan terbeliak melihat balak orang ini,jauh
lebih besar daripada lelaki tadi. Hampir sembilan inci agaknya. Bukan sahaja panjang
tetapi besar pula.
Kelihatan Salmah menarik bucu cadar dan mengelap cipapnya yang kelihatan banyak cecair
di situ. Salmah menggenggam balak yang bakal diterimanya. Emmm kelihatan cukup
segenggam penuh.
“Makin besar si Dol ni bang berbanding dulu” Komen Salmah.
“Dia kuat makan…latihan juga cukup..”jawab lelaki tadi dari tempat duduknya.
‘Aughhh!!!” Terkeluar suara Salmah apabila balak besar itu terus meneroka cipapnya yang
licin sampai ke pangkal.
“Ohhh…… ketatnya Kak” Keluh lelaki berkulit cerah.
Salmah terus mengangkat lututnya sekali lagi.
“Henjut Dol..henjut biar akak puas”
Dol mula menghenjut.Kelihatan cecair yang ada dalam cipap Salmah terus meleleh keluar
setiap kali Dol menarik balaknya. keluar.
Esah merasakan cipapnya juga mengeluarkan cecair. Salmah dah pancut berkali-kali
menyebabkan Esah yang mengendapnya juga tak tahan lagi. Dia mula membuka ikatan kain
sarong yang dipakainya lalu melangkah ke dalam bilik Salmah. Abang Din terkejut pada
mulanya tetapi melihat perempuan yang separuh bogel melangkah masuk dia terus berdiri
dan menyambut tangan perempuan itu lalu dibawanya ke katil.
“Kak, Esah tak tahan lagi kak”
Salmah juga turut terkejut namun dia mengukir senyum sambil menganggukkan kepala kepada
Abang Din menandakan OK. Abang Din membuka baju-T Esah dan seterusnya pakaian dalam.
Kelihatan seluar dalam merah jambu yang dipakainya basah di antara dua pahanya. Esah
terus berbaring di sebelah Salmah dan Abang Din terus mendatanginya.
“Ouuuuuuhhhhhh!!!!!! Kak ….nikmatnyaaaaa!!!!!!” Balak Abang Din terus rapat sampai ke
pangkal.
Suara Salmah dan Esah bersahut-sahutan hingga ke tangah hari. Mereka bergilir, mereka
bertukar, mereka mencari kepuasan demi kepuasan. Selepas terlelap tengah hari itu,
Esah dan Salmah masuk dapur memasak ala kadar. Selepas makan mereka sambung lagi hingga
ke petang.
Esah sampai ke rumah hampir senja.
Dua hari kemudian kelihatan Esah dengan baju baru yang dijahit oleh Salmah menaiki Proton
Perdana menuju ke ibu kota. Salmah melambaikan tangan. Esah membalasnya. Umur Esah
baru 28 tahun bererti dia akan berkhidmat untuk Abang Din sebagai ayam dagingnya selama 7
tahun lagi. Tak tahu berapa banyak balak yang akan dirasainya dan sebanyakmana pula air
mani yang akan ditadahnya. Misi Abang Din masuk kampung mencari ayam baru nampaknya
berjaya. Esah yang kehausan selama ini akan terubat kekosongan itu. Dan Salmah………
hanya menanti ketibaan Abang Din dan Dol sekali sekala menjenguknya di kampung. Mengisi
periginya yang sentiasa kontang. Mungkin…… kalau ada jodoh dia juga akan mencari
sorang suami buat teman hidup dikala tua. Selepas tiga empat tahun, tidak seorang pun
pelanggannya akan mengingati wajahnya lagi. Mereka semua mementingkan diri sendiri
dan manusia memang mudah lupa.
“Bila kau balik Esah?” Tanya Salmah.
“Semalam kak” Jawab Esah yang kelihatan ceria dengan blaus warna perang dan seluar slek
kemas.
Rambutnya kini di potong pendek.
“Seronok kerja dengan Abang Din?” tanya Salmah lagi sambil menuangkan air dari teko ke
dalam cawan.
“Biasalah kak, akak pun tahu kerja ni, kadang kala seronok dan kadang kala mengecewakan
tetapi terpaksa tunjuk seronok jugak…nak ambil hati pelanggan”
“Jemput minum Sah” Pelawa Salmah.” Kau tak kena orientasi ke Sah?” tanya Salmah lagi.
Hampir terbelahak Esah apabila mendengar pertanyaan tu.
“kena kak..teruk Esah dibuatnya…Esah rasa macam jalan tak betul dua tiga hari”
Salmah tersengeh mendengar cerita Esah. Dia faham benar, kalau bekerja dengan Abang Din,
setiap ayam jagaannya akan melalui orientasi tertentu. Dia masih ingat lagi, ketika dia
mula tiba di ibu kota dulu, Abang Din mengurungnya dalam bilik beberapa hari. Ketika itu
dia hanya digunakan oleh Abang Din seorang sahaja. Siang malam, tak tentu masa. Masa tu
Salmah merasakan bagai sedang berbulan madu sahaja. Tetapi pada satu malam tiba-tiba
sahaja dia didatangi oleh lima lelaki dari berbagai bangsa. Walau pun dia telah
mengetahui tentang kerjanya dari rakan-rakan yang lain tetapi dia sebenarnya tidak
menjangkakan akan didatangi oleh lelaki berbagai bangsa lima orang dalam satu masa.
Mahu tak mahu dia terpaksa melayan mereka habis-habisan sampai pagi. Leguh kangkangnya
tidak usah nak cerita. Apabila menjelang pagi, tubuhnya menjadi kain buruk, lembek
tak bermaya. Cipapnya melekit dan sentiasa melelehkan mani yang dipancutkan ke
dalammnya bertubi-tubi. Masa tulah dia kenal balak kulup, hitam cerah, besar kecik, lama
sekejap. Perkara yang paling menyakitkannya ialah apabila benggali yang ada bersamanya
malam tu melunyai
bontotnya berkali-kali, malahan dia yang terakhir meninggalkan Salmah pada pagi
itu dengan radokan bontot yang paling power sekali yang dialaminya. Apabila Abang Din
masuk biliknya Salmah masih tertiarap dengan mani meleleh dari lubang duburnya bercampur
dengan mani lain yang terus meleleh dari cipapnya di bawah ke atas tilam.
“Kau kena berapa orang Sah” tanya Salmah lagi.
Esah cuma mengangkat tangan dengan menunjukkan enam jari. Emmm enam orang lah tu.
Salmah cuma tersenyum.”Sekarang ni kau dah pandai melayan pelanggan lah ni?”
“Alah Kak…ayam baru…ramailah pelanggan….cuti ni pun Abang Din tak bagi cuti panjang.
Esok saya dah kena balik, nanti rugi perniagaan”
“Kumpulkan harta Sah…tapi jaga kesihatan….jangan lupa untuk makan makjun ke …. air akar
kayu ke… semua tu membantu menyegarkan tubuh badan….pelanggan suka…kita pun sihat”
“Abang Din pun pesan jugak..malahan dia pun turut perkenalkan saya dengan pembekal
ubat-ubatan tu”
Jauh di sebuah rumah di kaki bukit kelihatan dua lelaki separuh umur sedang berbual
di laman rumah lama ynag tersergam besar.
“Aku rasa dah sampai masanya aku kahwin semula” Sani menghembuskan asap rokok ke udara.
“Apahal pulak …tiba-tiba nak kawin ni” Tanya Kassim sambil meletakkan akhbar di atas
meja kopi dihadapannya.
“Aku rasa aku tak mahu lagi ke bandar setiap kali aku nak lepaskan gian pada perempuan.
Lagi pun anak lelaki aku pun dah besar-besar belaka kecuali Jiman saja yang masih
sekolah. Itu pun setahun dua lagi berangkatlah dia ke mana-mana tu. Masa tu tinggal
aku sorang-sorang”
“Elok juga cadangan kau tu..ada calon ke ?”
“Kau ingat tak pagi tu…perempuan yang aku tunjukkan pada kau tu…”
“Yang mana satu?”
“Alah masa kat pasar tu… dia sedang beli ayam kemudian dia terlanggar dengan seorang
lelaki”
“Ahhhh ye…aku ingat…tapi aku ingat wajah dia tu macam biasa aku tengoklah…tapi
di mana ye?”
“Dia tu duduk di hujung baruh sana, baru balik ke kampung ni….dia tu tukang jahit…janda”
“Emmm…kalau yang tu…kira OK…solid juga..aku pun berkenan”
“Maaf sikit…kalau kau nak cari yang lain…Esah tu pun janda juga…solid juga..hah kau
ambil lah dia”
“Esah dekat tali air tu?”
“Ahah… Esah mana lagi yang janda dalam kampung…kan dah dua tahun dia bercerai
sebab suaminya masuk penjara kerana dadah..aku pasti dia tu tengah gian lelaki habis punya”
“Hummmh kalau Esah tu…mana ada kat kampung ni lagi……dah hampir sebulan
berhijrah ke bandar…. aku dengar kerja kilang ke apa”
“Sapa nama perempuan tu?”
“Mengikut Pak Mat yang jaga kebun aku tu…namanya Salmah.”
“Salmah….emmmm aku rasa pernah jumpa….” Kassim terus berfikir seorang diri.
Memang mereka berdua kaki perempuan. Kalau giankan perempuan mereka akan ke bandar
melanggan mana yang patut. Namun aktiviti mereka ni tidak diketahui oleh anak-anak
mereka. Kassim dan Sani dah sepuluh tahun menduda dan nampaknya mereka seronok
dengan cara begitu sehinggalah Sani mengemukakan idea barunya untuk berkahwin.
Dua bulan kemudian Salmah berkahwin juga dengan Sani. Kassim kecewa sebab dia pasti
Salmah ni kira OK, Dia perasan yang Salmah ni cantik dan solid juga. Kecewa sebab
tidak terfikir untuk mendapatkan Salmah lebih awal dari Sani, namun dia merasakan
pernah berjumpa dengan Salmah nie. Walau pun begitu dia berharap kawan baiknya ini
tetap bahagia dengan isteri barunya. Perkahwinan ini diadakan secara ringkas. Salmah
hendakkan bagitu dan Sani pun setuju begitu. Malah anak mereka yang bekerja di bandar
Dee dan Jee hanya diberitahu melalui talipon sahaja.
Malam pertama Salmah dan Sani kecoh sikit. Malam tu hujan lebat. Jiman yang
sepatutnya di bawa oleh Kassim untuk ke bandar tidak dapat pergi. Kassim dan
Jiman terperap saja di rumah. Sani yang berharap untuk meriah dengan Salmah
terpaksa kawal keadaan.
Jiman sebenarnya faham benar perkara yang akan berlaku pada malam tu. Kebetulan
biliknya sebagai anak yang paling bongsu adalah bersebelahan dengan bilik ayahnya. Kasim
yang tidur di bilik tamu agak hampir dengan dapur dan jauh sedikit dari bilik Sani. Namun
Kassim juga tahu dan ingin lihat kelakuan kawan baiknya dengan isteri barunya.
Malam tu Salmah juga berdebar-debar untuk berhadapan dengan suami barunya. Dah
lama dia tak berdebar bila berhadapan dengan orang lelaki tetapi kali ini dia berdebar
pulak. Sani tidak menutup lampu bilik tidurnya dan dia nampaknya tidak bersungguh-sungguh
untuk menjamah Salmah.
“Kenapa tak tutup lampu bang?” tanya Salmah.
“Biarkanlah mah, abang suka dalam cerah gini” tangannya mula membuka baju tidur
Salmah.
“Kan Kassim dan Jiman ada kat luar tu” Bisik Salmah lagi namun dia terus membiarkan
Suaminya membuka pakaiannya.
“Malam ni special untuk dia orang” Jelas Sani.
“Special?” Salmah hairan.
“Ehemm biar dia orang intai kalau dia orang mahu… abang suka kalau kerja kita ni diintai
orang.”
“Peliklah abang ni” Tangan Salmah mula membelai dada Sani.
Jiman di bilik sebelah cuma memasang telinga. Air hujan yang lebat menyebabkan satu
perkara pun tidak dapat didengarinya. Dia memadamkan lampu biliknya. Dia dah sedia
lubang di dinding antara biliknya dengan bilik ayahnya. Bukan lubang baru, tapi kalau
dia hendak turun rumah …biasanya dia intai dulu ayahnya ada atau tidak dalam bilik.
Nampaknya lobang tu dah menjadi makin berfaedah pulak. Kalau tak dapat dengar …dapat
tonton lebih baik.
Sani mula menjilat cipap isterinya. Salmah membuka kangkangnya sambil tangannya membelai
kepala suaminya. Ah lamanya dia tidak merasa belaian sedemikian.
Kassim juga gelisah. Dia kenal benar rakannya Sani. Rakus dengan perempuan. Dahlah
dua bulan mereka tidak ke bandar. Sejak berangan nak kawin dulu Sani tak mahu ke
bandar lagi. Dia benar-benar kepinginkan tubuh Salmah. Nah malam ni Salmah dah jadi
miliknya. Tentu berasap ni.
Sambil terlentang dia memikirkan banyak perkara. Pertama sekarang ni kawan kaki
perempuan dia dah berubah tak mahu hidup liar lagi, kedua dia masih memikirkan tentang
Salmah… siapa perempuan ni sebab macam dia biasa benar tetapi tidak dapat dipastikan
di mana dia pernah jumpa dan ketiga, bagaimana dia nak intai kawannya malam ni.
Sani mula terlentang membiarkan Salmah urus balaknya yang mengembang. “Besarnya bang…
keras lagi” komen Salmah. Sani bangga dengan senjata yang dianugerahkan kepadanya.
Dengan senjata itu setiap perempuan yang ditidurinya puas dengan pemberiannya.
“Ohhhh emmm” keluhnya apabila Salmah mula menyonyot kepala balaknya yang berkilat.
Tangannya membelai bahu Salmah, jarinya menggosok-gosok tanda bulat merah dibahu itu.
Dia ingat benar tanda tu. Tanda kelahiran itu dia tidak akan lupa. Dia tahu siapa
Salmah. Sejak terpandang wajah Salmah hari tu dia terus teringat akan tanda merah tu.
Empat atau lima tahun dulu dia pernah menyewa perkhidmatan Salmah. Dia bawa balik
ke rumah sewaannya di satu perumahan mewah di bandar raya. Bayarannya mahal tetapi
berbaloi. Satu hari suntuk dia dan Kassim tidak kemana-mana. Mereka berdua
menggiliri Salmah sampai pagi esoknya dan Salmah melayan mereka dengan tidak
pernah menunjukkan tanda keletihan. Dia amat puas dengan layanan itu. Tidak
pernah dia menikmati layanan perempuan sebagaimana yang dilayan oleh Salmah.
Kerana itu dia ingat Salmah sampai bila-bila. Namus selepas pada itu dia tidak
lagi berkesempatan untuk ke bandaraya dan kalau ke sana pun dia tidak lagi
berjumpa dengan Salmah sehinggalah dua bulan lalu di pasar pagi itu.
“Mah abang dah tak tahan ni” Keluh Sani. Salmah naik ke atas suaminya sambil
memegang balaknya yang tegang dan kembang.
“Pusingan ni biar Mah mula dulu” sambil menurunkan tubuhnya ke atas balak
suaminya yang terpacak menanti. Cipapnya membuka untuk menerima kepala
balak yang berkilat.
“Ohhhh banggg” Keluh Salmah.
Tangan Sani memegang kiri dan kanan pinggang Salmah.
Salmah membiarkan balak suaminya terendam seketika sambil digerakkan otot
dalaman dengan usaha kemutan yang bertenaga. Matanya tepat ke mata suaminya
sambil mengukir senyum.
“OK ke bang” tanya Salmah.
“Barang Mah best…” Tangannya mula membelai buah dada Salmah yang bulat
besar dan masih lagi tegang putih melepak.
“Asalkan abang suka, Mah rasa bahagia bang”
Sani menarik isterinya supaya bertiarap di atas tubuhnya sambil mengucup
bibir mungil isterinya. Balaknya membengkok ke atas besar tersumbat dalam
cipap ketat isterinya.
Mata Jiman terbeliak melihat ponggong putih ibu tirinya dengan balak ayahnya
penuh tersumbat dalam lubang cipap yang dihiasi bulu hitam di kiri dan kanan
bukaannya. Perlahan-lahan Jima membuka kain yang di pakainya. Sambil tunduk
melihat balaknya sendiri, dia juga merasa bangga kerana balaknya juga tidak
kurang besarnya dari balak ayahnya. Mestinya kesan baka yang turun kepadanya.
Perlahan-lahan Jiaman mengurut bakanya yang sememangnya sedang sakit kerana
tarlalu tegang dengan cecair pelincir sudah pun meleleh keluar dari hujungnya.
Apabila Jiman melekatkan matanya ke lubang semula Salmah telah pun menonggang
balak ayahnya. Jelas kelihatan balak ayahnya keluar masuk dengan ibu tirinya
menegak dan melentik belakangnya sambil menghenjut.
Kassim gelisah lagi. Dia keluar dari biliknya dan berjalan ke pintu bilik
sahabatnya. Hujan diluar kian reda, bunyi bising timpaan hujan ke atas atap
rumah makin perlahan. Apabila dia sampai sahaja ke pintu bilik telinganya
telah menangkap bunyi suara Salmah yang mengerang dan mengeluh.
“Mah nak sampai ni bang…. Yeah!!!! Yeah !!!!!! emmmmmahhhhhhhhhh!!!!!!!!”
Kassim mendekatkan matanya ke lubang kunci. Jelas kelihatan Salmah sedang
naik turun di atas tubuh Sani. Pandangan dari sisi menampakkan seluruh tubuh
Salmah. Buah dada yang yang bulat dan tegang, ponggongnya yang melentik dan
perutnya yang rata. Kassim dapat melihat tubuh Salmah yang semakin laju
henjutannya dan kepalanya kian melentik ke belakang. Namun dia tidak dapat
melihat balak kawanya dan cipap Salmah. Perlahan-lahan Kassim juga meramas
balaknya sendiri yang keras macam paku terlekat di dinding dari atas kain
pelikat yang dipakainya.
“Ahhhhhh!!!!!!!!!!!! Banggggggggg!!!!!!!!!!!” suara Salmah bagaikan menjerit.
Mata Kassim terus kembali semula ke lubang kunci. Kelihatan Salmah tertiarap
diatas badan Sani. Mereka berkucupan dan tiba-tiba mata Kassim membuka luas.
Dia dapat melihat tanda merah di bahu Salmah. Dia ingat siapa Salmah sebenarnya
dengan jelas sekarang. Tiba-tiba tangannya meramas balaknya dengan kuat dan air
maninya tiba-tiba terpancut di dalam kain pelikat dengan derasnya. Das demi das.
Dia menggigit bibir takut terkeluar sebarang bunyi dari mulutnya sendiri. Sekali
lagi dia merapatkan mata ke lobang kunci. Kelihatan Sani menaiki tubuh Salmah dan
mula menghenjut.
Perlahan-lahan Kassim berundur dengan kainnya basah melekit dengan maninya sendiri.
Malam bagi Sani masih awal, dia boleh berjuang sampai lima atau enam kali dalam satu
malam tetapi bagi Kassim tiada gunanya dia menunggu dilubang kunci. Langkahnya
membawanya ke bilik tidurnya. Salmah….dia ingat benar sekarang.
Dibilik sebelah bilik pengantin Jiman juga dah tak berdaya untuk berdiri. Dia dah
pancut dua kali ke dinding. Dengan hujan yang telah berhenti biar fantasinya
mengambil alih pandangannya. Dia berbaring di atas katil bujangnya dengan ulikan
suara erangan dan keluhan ibu tirinya yang cantik sedang berjuang lautan asmara
dengan ayahnya yang perkasa.
“Bang kita tutup lampu bang” cadang Salmah.
“Biarlah Salmah…..abang suka tengok wajah ayu Salmah”
“Ohhhh banggggg……..hayun bang hayunnnn Mah tahan nieee” malam terus merangkak
berlalu namun bagi Salmah dan Sani semua itu tak penting lagiii. Mereka terus
belayar dari satu pelabuhan ke satu pelabuhan lain..
Salmah kelemasan. Selepas makan pagi tadi suaminya dan Kassim menariknya ke
dalam bilik dan sekali lagi mereka melunyai tubuhnya. Bergilir-gilir dan
setiap rongga yang ada pada tubuhnya digunakan sepenuhnya sehingga masing-masing
tidak berdaya lagi. Perlahan-lahan dia menolak tubuh Kasim yang hampir terlena
di atas tubuhnya ke tepi. Di sebelahnya, kelihatan suaminya turut tertidur.
Terlentok macam anak kecil.
Salmah terlentang dengan kangkangnya masih luas. Merenung ke siling rumah.
Sebentar kemudian terdengar Kassim juga berdengkur. Matanya juga turut merasa
berat, maklumlah dia juga tidak cukup tidur sejak malam tadi. Malam pertamanya
dengan suami barunya ini Sani. Pagi pulak selepas Jiman ke sekolah, dia masih
lagi melayan kehendak suaminya yang turut mahu dia melayan sahabat karibnya,
abang Kasim. Kebingungan dengan kehendak suaminya yang menyerahkan tubuhnya
kepada orang lain pada hari kedua perkahwinannya menyebabkan Salmah hanyut
dengan pemikirannya dan terus terlena.
Jiman menaiki motosikalnya melintasi batas padi. Jalan in jarang dia lalui
sebab sempit dan tidak melalui kawasan kedai. Dia selalunya lepak seketika
di kedai dengan Jusoh dan Komis atau Maniam sambil minum atau merokok dalam
kedai makan Mamak Hameed. Disitu kawasan yang selamat dari pandangan dan
Mamak Hameed pun sporting tidak tegur kalau dia merokok. Kalau kedai Joyah
ke atau kedai Ketua Kampung, mampus dia kena marah oleh bapanya sebab mereka
akan melaporkan perbuatan merokoknya kepada bapa. Bukanlah ketagih sangat
merokok tu tapi saja ikut perangai kawan . Saja suka-suka. Tak merokok pun
tak mati.
Keluar dari jalan atas batas padi dia tiba di kawasan rumah Mak Usu yang
kelihatan kosong dan tertutup. Dia berhentikan motosikalnya memerhati rumah
tersebut. Sekarang Mak Usu dah jadi Mak tirinya. Pernah juga sebelum ni
dia melihat Mak Usu semasa dia berulang alik balik dari sekolah namun dia
tak pernah tengur. Memang Mak Usu cantik menyebabkan dia tidak puas untuk
terus merenung tubuhnya kalau berselisih dalam perjalanan atau ketika dia
sedang menyapu halaman namun dia tidak ada keperluan untuk bertegur sapa.
Mak Usu pun baru setahun dua ni saja duduk di rumahnya di kampung ni.
Dalam memerhati rumah tersebut kedengaran bunyi bising di kawasan belakang rumah.
Jiman pun menongkat motornya dan terus berkejar ke belakang rumah. Dia lihat Seman,
budak penagih sedang cuba membuka pintu dapur rumah.
“Oi kau buat apa tu hah Seman” jerkah Jiman.
Seman terkejut dan terus melarikan diri. Jiman tersenyum. Nasib baik dia ada
kalau tidak habis rumah Mak Usu. Tidak ramai budak menagih di kampungnya tetapi
Seman adalah salah seorang yang terjerumus dilembah hitam ini. Dia selalunya
bergabung dengan budak kampung seberang. Bodoh punya kerja.
Perlahan-lahan Jiman menghidupkan motorsikalnya dan menuju pulang. Perutnya
pun dah keroncong. Apabila sampai ke rumah Jiman menongkat motorsikalnya di
bawah pokok manggis. Dia lihat seluruh kawasan rumahnya lengang macam tak ada
orang, namun kereta bapanya dan Pakcik Kasim masih di bawah rumah. Tidak mahu
mengganggu dia masuk ikut pintu dapur. Dia faham benar bapa dan Mak Usunya tu
orang baru. Entah apa yang sedang dibuatnya, Jiman bukan tak tahu. Bukan tak
syok tapi takut mereka segan pulak.
Jiman letak beg di atas almari dapur dan terus membuka saji. Emm masih
ada nasi goreng. Melangkah di peti ais untuk mengambil minuman kakinya
tersepak kain yang bersepah. Dia mengeleng kepala melihat kain pelekat
dan baju tidur Mak Usu bersepah di lantai. Jiman memungutnya dan menyangkutnya
di kerusi. Dia terus mengambil sebotol air dari peti ais dan diletakkannya di
meja. Dia melangkah ke singki. Tiba-tiba dia merasa kakinya melekit. Dia
melihat tapak kakinya basah dan licin. Dia petik gosok dengan hujung jari
telunjuknya dan dibawa ke hidung. Sah bau air mani. Sekali lagi dia mengelengkan
kepala. Sah Mak Usunya kena tala di singki. Jiman senyum bersendirian. Waktu nak
duduk sekali lagi dia ternampak tompokan air mani di atas kerusi yang hampir
nak kering. Sekali lagi dia menyiasat dengan jarinya. Sah.
Berjalan ke singki sekali lagi membasuh tangan dia duduk di meja dan makan.
Dah tak tahan lapar. Selesai makan nanti dia terus ke bilik. Kalau ada rezeki
dia dapat intai Mak Usu dengan bapa tengah projek lagi.
Salmah tersedar apabila merasakan buah dadanya dihisap orang. Perlahan-lahan dia
membuka matanya.
“Emmm…Abang Kasim tak puas lagi ke? Aughhh ganaslah abang nie” Salmah menepuk
bahu Kasim yang menggigit piting buah dadanya.
Ketika itu Sani turut terjaga. Perlahan-lahan dia bangun dan bersandar ke kepala
katil.. Mencapai kotak rokok di atas meja lalu menyalakan sebatang dan menyedutnya
perlahan-lahan. Salmah menyedari suaminya sudah bangun mula membelai balak suminya
yang kini benar-benar hampir dengan mukanya. Merocoh balak suaminya dengan lembut
menyebabkan balak suaminya cepat menegang.
“Sani…boleh aku dulu?” tanya Kasim. sambil mengambil kedudukan antara paha Salmah.
Sani cuma tersenyum.
“Silakan, hari ini kau tetamu aku”
Salmah mula menjilat kepala balak suaminya.
Kasim menekan kepala balaknya ke cipap Salmah.
“Ohhhhhh emmmm” Keluh Salmah sambil terus menghisap balak suaminya.dan ponggongnya
menyuakan cipapnya ke atas sedikit bagi membolehkan balak Kasim terus rapat ke dalam.
“Ahhhhhhh ehhemmmmmmmmmmpphhhhh” Jiman mendengar suara Mak Usunya apabila dia
menghampiri biliknya. Jalannya tiba-tiba menjadi perlahan. Dia membuka pintu
biliknya, masuk dan menutupnya kembali dengan perlahan. Keinginannya untuk
segera ke lubang intaiannya cukup tinggi. Jarak dari pintu ke tepi dinding
bagaikan terlalu jauh. Berjengket-jengket dia dan akhirnya sampai jua ke lubang
idamannya.
“Emm best “ Jiman bercakap seorang diri. Jelas ibu tirinya sedang mengangkang
menahan untuk bapanya. Oppps bukan, Jiman hampir tak percaya apa yang dilihatnya.
Bukan bapaknya yang menyetubuhi ibu tirinya tapi Pak Cik Kasim. Macam mana boleh
terjadi nie.
“Tekan banggg Kasimmmm tekan dalammm yeahhhh Mah dah dekat nie” Kelihatan ibu
tirinya mengayak ponggongnya melawan setiap tusukan balak Pak Cik Kasim.
“Oh Mak Usu curang pada bapa” fikir Jiman.
Bagaimana bapanya yang tegas boleh tak ada di rumah ketika ni. Fikiran Jiman celaru.
Rasa tak sanggup dia nak lihat kejadian disebelah. Mak Usu yang baik padanya kini
curang pada bapanya. Namun begitu keinginan Jiman untuk menonton adegan ghairah terus
menarik matanya untuk terus mengintai. Tiba-tiba dia lihat di penjuru pandangan
sekonyong-konyong tubuh bapanya yang juga dalam keadaan bogel dengan balaknya yang
besar panjang mencanak keras naik ke katil. Bulat mata Jiman. Perasaan marah pada
Mak Usu dah bertukar menjadi ghairah yang amat sangat. Bukan Mak Usu curang, tapi
dalam pengetahuan bapa rupanya.
“Aghhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!!!” Jerit mak Usu. Mata Jiman kembali ke dalam bilik bapanya.
Kelihatan Mak Usu mengelepar dan melentik-lentik badannya. Pak Cik Kasim yang
kelihatan berminyak berpeluh tertiarap di atas badan Mak Usu yang juga kelihatan
berpeluh dan tercungap-cungap.
Perlahan-lahan Jiman menurunkan zip seluarnya. Dengan sedikit kepayahan akhirnya dia
berupaya mengeluarkan balaknya yang keras menegang.
“Ohhhh abangggg emmmm” Mata Jiman beralih ke lubang sekodingnya sekali lagi.
Kali ini bapanya pula yang menghenjut Mak Usu. Bunyi pap !pap !pap nya begitu
jelas mungkin kerana cipap Mak Usu dah becak dek air mani Pak Cik Kasim.
Kelihatan Pak Cik Kasim bangun dan berjalan keluar bilik.
“Hayun bang, henjut biar mah pancut lagiii emmmyeahhh lagi bang…. lagiiiiiiii”
Mak Usunya mula mengayak ponggongnya sekali lagi. Perlahan-lahan Jiman mula
merocoh balaknya.
Kasim ke bilik air membersihkan badannya. Dia rasa tidak bermaya sekali.
Empat kali dia henjut Salmah pagi ini. Puas sungguh. Lama dia mandi.
Apabila dia keluar kelihatan Salmah berkemban dengan tuala bersandar di luar bilik air.
Rambutnya kelihatan kusut masai. Keliling matanya kelihatan lebam sedikit..kurang
tidurlah tu. Apabila Kasim hendak mengusiknya Salmah memberikan isyarat bahawa Jiman
ada di biliknya. Kasim terus berlalu masuk kebiliknya.
Jiman terlentang di atas katilnya. Dia sekali lagi pancut airmaninya ke dinding
tepat ketika bapanya mencut dalam cipap ibu tirinya. Fikirannya mula ligat berfikir.
Dia mesti cari akal. Kalau Pak Kasim dapat ibu tirinya..dia pun mesti dapat jugak
“Mulai hari ini kau jangan datang lagi ke rumah aku ni” Kata Sani pada Kasim Kasim
tercengang. Salmah juga tercengang. Jiman mendengar dari dalam bilik.
“Biar betul ni Sani” Balas Kasim.
“Aku serious ni” Terus Sani “Kau jangan datang lagi sehingga kau kawin dan bawa
isteri kau kemari.”
Kasim menganggukkan kepalanya. Baru dia faham.
Salmah juga faham yang suaminya nak merasa cipap isteri Kasim pulak setelah dia
menyerahkan cipapnya kepada Kasim. Lama Kasim bermenung, sesekali dia merenung
wajah Sani dan sesekali beralih kepada wajah Salmah.
“Baiklah Sani, aku akan cuba, aku tahu susah aku nak dapat isteri macam Salmah
ni dan aku nak ucapkan terima kasih kepada kau dan Salmah kerana menjadi rakan
karib aku dari dulu hingga sekarang” Kasim bangun dan bersalam dengan Sani “Aku
harap kau berdua bahagia” Sambil mencium pipi Salmah.
Hampir senja itu kelihatan kereta Kasim keluar dari kampung tu.
“Esok abang akan ke bandar uruskan hal perniagaan, mungkin lusa baru abang balik.
Mah duduklah dengan Jiman” Sambil berpegang tangan mereka beredar dari pintu
setelah kereta Kasim jauh meninggalkan halaman rumah. Jiman yang berada di
ruang tangga yang turut menghantar Pak Cik Kasim berlalu turut mendengar
rancangan bapanya dan Jiman juga ada rancangan tersendiri.
“Pak boleh tak esok Mak Usu pergi tengok rumahnya sebab tadi Seman anak Pak Abu
tu sedang mencungkil pintu dapur, nasib baik Jiman lalu kalau tidak harus rumah
tu dah dicerobohinya”
Sani berhenti daripada berjalan ke dalam bilik dan menoleh ke arah anak bongsunya
itu dan berpandangan dengan Salmah.
“Elok juga, tapi Jiman kenalah temankan…boleh?” Sani senyum sambil terus memimpin
isterinya masuk ke bilik. Jiman juga tersenyum.
Sayup-sayup kedengan muazzin melaungkan azam menandakan masukkanya waktu maghrib
dan pada ketika itu juga Salmah mengeluh dan mengerang menerima tujahan daripada
suaminya yang entah kali keberapa hari tu.
“Ye bangggg uhh uhh uhhhh uhhh emmmm” Suara Salmah diiringi oleh bunyi katil.
Jiman sekali lagi ke lobang ajaibnya dan tangannya secara automatik membelai zakarnya.
Hayun Pak…..Jiman nak pancut bersama.
#by_lanmaxtremeblog
324 notes
·
View notes
Text
Jaman sekarang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan biaya-biaya pengeluaran yang tak terduga makin membengkak, sehingga seorang istri dulu tinggal di rumah. Suami pergi bekerja, Sekarang sama-sama pergi kerja. Logikanya, lelah juga sama banyaknya.
.
Namun sesampainya di rumah, sang istri pun tak membuka jilbabnya.. Ia langsung menuju dapur.
Ambil beras dan masukkan ke dalam rice cooker...
.
Buka kulkas, keluarkan ikan dan rendam. Ambil sayuran dan semuanya, lalu potong untuk dimasak.
.
Pada saat yang sama, sang istri masuk ke kamar dan mengumpulkan pakaian bau di badannya dan segera memasukkannya ke dalam mesin cuci. Tuang sabun, tekan tombol dan langsung ke dapur lagi.
.
Tumis bawang bombay, tumis lauk pauk dan lain sebagainya.
Suaminya mana? Berbaring di sofa sambil memainkan ponsel.
Anaknya mana? Berbaring di depan TV menonton drama Korea.
Tunggu sampai makanan disajikan, lalu semua orang bangun.
Hari-hari seperti ini.
.
Halo guys! Istri dan ibu bukanlah pencari nafkah. Dia bukan robot. Apakah kamu tidak merasa kasihan pada ibumu?
.
Tunggu, setelah makan.. bahkan tidak ada yang mau mencuci satu piring pun. Taruh saja di wastafel seperti itu. Itu bisa mematahkan tulang selangkanya.
Bahkan sampah di dapur pun mau tidak mau harus dibuang.
Kalau berisik bagaimana cara mengucapkan kata-kata yang keras...
.
Mari kita semua membantu. Tidak harus diberi tau. Kita memiliki otak untuk berpikir.
Seorang istri dan ibu, Tuhan memang memberikan kekuatan untuknya. Kita hanya perlu memahami bahwa dia juga lelah sama seperti kita dan dia juga bisa sakit.
.
Aku hanya ingin memesan satu,
.
Jangan menunggu sampai dia sakit dan tidak bisa berbuat apa-apa. Saat itu kita akan menyesal.
Sayangilah dan cintailah sepenuhnya istri dan ibumu jika masih ada sebelum terlambat. Jangan sepertiku yang sudah ditinggalkan oleh kedua orang tua.😭
60 notes
·
View notes
Text
Pulang
Aku memutuskan pulang ke rumah, di pelosok yang akses apapun susah. Hidup layaknya orang desa yang bergantung kepada hasil tani.
Dulu saat aku pertama kali pulang dari rantau, tahun 2018, aku masih 23 tahun, baru lulus, emosi nggak stabil dan masih butuh validasi sosial bahwa aku sarjana yang bisa mengubah hidup keluarga.
Sekarang saat aku melakukannya ketiga kali, aku sudah belajar banyak soal pilihan hidup, soal jalan manapun yang kita tempuh adalah baik, selama prosesnya kita tidak mengkhianati hal-hal fundamental dalam hidup. Aku juga sudah tidak memiliki lingkungan yang ingin aku beri kesan, aku tahu apa yang kuinginkan.
Bila harus jujur apa rasanya lebih baik di rumah, tergantung kau mau dengar dari sisi mana. Jika dari akses senang-senang, aneka makanan yang menyenangkan dan tempat estetik, tentu tidak. Aku yang menerapkan lebih banyak mengonsumsi protein dan intermediate fasting setengah tahun belakangan, sekarang kembali ke porsi tiga kali sehari dan kadang hanya pakai sayur daun ubi rebus pakai sambal terasi.
Tapi jika kau bicara tentang kenyamanan lain, aku lupa kapan aku tidur senyenyak sekarang meski udara malam di desaku dinginnya tak bersahabat. Aku terbangun tidak lagi dengan perasaan kosong. Jam 10 malam aku sudah terlelap, pukul 5 aku sudah bangun dengan perasaan yang baik. Aku memasak, aku membereskan rumah, menyiapkan kebutuhan adikku sekolah, kebutuhan ayahku ke sawah, mencuci dan pekerjaan rumah lainnya. Dan aku merasa lebih baik.
Setiap hari aku menemukan satu hal baru untuk aku kerjakan. Selama ini keluargaku di rumah hanya bertiga, ayah, abang dan adek lelakiku. Jadi kalian bisa bayangkan seberapa banyak sudut rumah yang berdebu, perabotan yang sudah lama tidak dibersihkan.
Meski ini bukan pertama kali aku di rumah dan mengurus ketiga lelaki ini, rasanya ini masa di mana aku melakukannya dengan perasaan yang lebih ringan dan menyenangkan. Mungkin, mungkin saja aku sudah sesiap itu jadi ibu rumah tangga yang baik, hehehe.
Tetangga masih saja ada mengeluarkan kata yang tidak menyenangkan, tapi sekarang aku tahu cara membuat mereka paham tanpa harus bersusah payah bersikap menyebalkan untuk membungkam mereka. Toh pada akhirnya mereka juga mampu membuka diri, bahwa hidup ini tak selalu seperti orang lain dan hidup secara ideal sebagaimana perempuan berpendidikan dari desa dengan usia 29 tahun.
Di rumah aku tetap ke sawah, tetap ke kebun, tetap mengerjakan pekerjaan rumah dan tetap menulis. Dibandingkan dengan saat bekerja kepada orang lain, aku merasa masa ini aku mampu menggunakan waktuku sebaik mungkin. Perbedaannya, jika dulu aku bekerja demi memenuhi perut sekarang aku melakukannya dengan sukarela.
Mungkin terlalu dini mengatakan ini sebagai rasa betah dan nyaman, mengingat aku baru dua minggu di rumah. Entah nanti bagaimana, tapi di tempat yang jauh dari hiruk pikuk dunia ini, aku sudah menemukan jalan yang kuinginkan sebagai diri sendiri.
Pedalaman Negeri, 02 Juni 2024
83 notes
·
View notes
Text
Aku ni dah kahwin dan dah ada anak satu. Masa aku join kerja tu, aku di kenalkan dengan seorang secretary. Leleh kalau tengok dia.
Sekali tengok, orang selalu kata dia ni lesbian. Pakaian dia simple tapi anggun. Selalunya dia pakai baju kurung atau dress pants. hanya kadang-kadang sahaja dia pakai skirt pendek.
Kadang-kadang dia all out pakai body hugging dress yanng sexy gile. uh budak bujang office aku kata lepas tengok dia macam tu, sure boleh buat modal lancap malam tu.
Ramai budak lelaki office aku kata dia ni nampak innocent je, based on cara dia berpakaian. Cakap dia lembut. Cun gile. Badan slim. Muka tersangatla bersih. Kebanyakan body features dia yang best tu aku yang sponsor.
Tinggi lebih kurang 160 cm. cukup la tu, aku ni tak reti mahu describe rupa paras dia cam ne, tapi kalau korang tengok dia, gerenti lutut lemah, teringat sampai bila bila.
Nama dia Jeny. dia pun dah kahwin tapi belum ada anak lagi. mula mula kenal tu biasa la. Pas tu kami mula rapat. Pegi lunch pegi mana mana sama sama.
Yang bestnya family dia dengan family aku pun kenal each other. So, bini aku dan laki dia tak la syak sangat pasal our affair. Semakin lama hubungan kami orang makin ngam.
Mula cerita pasal sex. dia cerita pengalaman dia dengan laki dia. Semua dia cerita. Kat mana laki dia pancut semua aku tahu sebab they all family planning. Laki dia suka pancut mani kat celah payudara dia dan muka dia.
Lagii satu tempat pancut mani yangg favorite ialah kat alur cipap dia, lepas tu dia suka tengok mani dia meleleh kat alur cipap tu. Sampai bab bab laki dia bantai dubur dia pun dia cerita kat aku in detail.
Dia jugak ada cerita yanng dia tak selalu main dengan laki dia sebab laki dia kerja ikut shift. Kalau laki tak de, dia main gentel cipap dia je. itu pun dia cerita in detail macam mana dia buat.
Dia kata, sebulan may be 3 atau 4 kali sahaja dia main dengan laki dia. under use cipap Jeny tu dia suka main dengan laki dia bila mabuk. dia kata best.
Selalunya, Jeny dengan laki dia akan tengok blue film dulu sebelum adengan sex dia mula. Laki dia kata kena warm up dulu. Laki dia tu kena tengok blue dan kena urut batang dia dulu baru mahu bangun.
Kalau tak, tak naik. manual gear la kata kan. Setim tu biasa la bila dengar dia cerita. kadang-kadang aku nampak dia jeling kat celah kangkang aku, especially tempat yanng terbonjol tu. aku tak suspect apa apa masa dia pandang tu.
Biasalah jeling-jeling kat tempat private tu. aku pun selalu jeling kat arah cipap dan payudara dia. anyway, aku pun cerita juge pasal aku main dengan bini aku. Tapi aku dengan Jeny tak buat apa apa pun aksi sex masa tu. takat cerita sahaja lama lama, kami orang start hugging, kissing on the cheek je.
Pas tu, kiss on the lip. No french kiss. aku bukannya tak mahu main dengan dia, tapi take things slowly. walaupun aku geram teramat sangat kat dia. bayangkan la, cipap dia kadang-kadang betul betul depan mata aku bila dia mengadap aku.
Lagipun, aku kat rumah dapat sex yanng secukupnya dari bini aku. Setiap hari aku main dengan bini aku. at least 2 kali sehari. Kalau dia lampu merah, period la tu. dia akan deep throat atau blow job aku. paling kurang pun lancap aku dengan tangan.
Kadang-kadang sampai 3 kali. Jadi, bab sex ni memangg aku tak kebulur sangat la. ‘makan luar’ tu pun selalu juge dapat, especially bila pegi outstation. Berbalik pada cerita Jeny tu, ada satu hari, Jeny datang kat bilik aku.
Biasa la borak borak gurau senda dan main komputer masa lunch. By the way, bilik aku ni tersorok sikit. Jadi line clear la. tiba tiba, the ‘one million dollar question’ keluar dari mulut Jeny, ‘boleh I tengok you punya anu? ‘ sambiil menjeling kat celah kangkang aku.
Aku bagai mahu gila. erkedu kejap. Badan start menggigil. aku tanya dia balik mahu tengok? dia cepat cepat jawap, ‘ya, I mahu tengok batang butuh you’ batang butuh aku pun dah start menegak.
Tak terfikir aku dia minta benda tu. aku yanng panic ni, macam dah kena pukau terus saje bukak zip seluar aku, selak spender dan keluarkan batang butuh aku. maka terkeluarla batang butuh aku yanng dah keras tu.
Aku rasa dia ni memangg dah lama target batang butuh aku hanye tunggu masa yanng sesuai sahaja mahu luahkan perasaan dia. Once batang butuh aku keluar je, dia terus pegang dan urut-urut batang butuh aku dengan geram.
Aku pun mula la high. Tapi tak dapat concentrate sangat sebab kena make sure line clear. Nanti kalau boss masuk, mampus. dia main dengan batang butuh aku puas puas.
Dia selalunya guna air liur dia untk melicinkan pergerakan mengurut batang butuh aku tu. Tak lama lepas tu aku pun pancut sperma aku. Habis kena lantai dan tangan dia penuh dengan sperma aku.
Pas tu dia ambil tisu dan bersih kan apa apa yanng patut. Jilat sikit sperma aku yanng meleleh kat jari jari dia. sedap kata Jeny. Pas tu aku kiss dia dan thanx dia for her service.
Bila habis lunch time, kami orang pun sambung kerja macam biasa. Perkara dia lancap aku dengan tangan tu berlarutan la. dia ni macam dah gila sangat dengan batang butuh aku.
Aku tak tahu kenapa dan aku tak mau tahu kenapa. Tak pernah aku tanyakan dia soalan tu. yang aku tahu dia kata batang butuh aku best bagi dia. panas dan sedap di pegang, diramas, diurut.
Habis setiap inci batang butuh aku dan buahnya dia pegang dan urut. kadang-kadang tu, dia dekatkan muka dia kat batang butuh aku dan dengan manja dia cium puas puas dan kenakan kat seluruh muka dia.
Yang pentingnya aku enjoy dengan apa yangg dia buat kat aku. Every time/ada chance sahaja dia mahu main dengan batang butuh aku. Pagi tu memangg dah sah dapat lancap sebab kami orang selalu datang awal.
Petang pun sama. Lunch kalau malas keluar, dah sah dapat. Selalunya dia lancap aku kat dlam office aku. kitorang pretend macam tengah work on something kat komputer aku, tapi tangan dia kat batang butuh aku bawah meja.
Selalunya, kami tengok gambar bogel orang main atau gamabr bogel model model kat internet tu untk menambah stim. Bila baca cerita sex kat web ni pun kami baca sama sama sambiil tangan dia lancap butuh aku.
Setiap kali dia lancapkan aku, mesti sperma aku keluar. Kalau tak keluar, especially bila line kena cut off, dia mesti frust dan asyik mintak maaf sahaja kat aku dan janji akan buat lagii next time.
Selain air liur dia, kadang-kadang kami guna baby oil la losyen la dan macam macam lagii benda sebagai pelincir. Kat office tu, tisu bilik aku selalu kena replace, sampai clerk tu tanya aku apasal tisu cepat habis.
Aku senyum je. Jeny pulak memangg sentiasa bawak tisu bila jumpa aku, sebab dia tahu kitorang berdua perlu tisu banyak banyak. maklumla banyak sangat unexpected things between us. Di pendekkan cerita, ada aje peluang Jeny mahu pegang batang butuh aku, dia akan buat sama ada dari dalam atau dari luar je.
Dlam lif pun kadang-kadang sempat. smbil tunggu lift pun sempat. Kat pantry banyakk kali. Toilet executive kami orang bolih kunci dan tak ramai orang guna so selalu juge kami menyelinap masuk.
Lepas sejam baru keluar. dlam kereta jgn cerita la berapa kali. aku tiap tiap hari hantar dan ambil dia ke office. Jadi korang imagine la peluang yanng Jeny ada untk service aku.
Kereta aku asyik kena pancut sahaja dengan paip bomba aku tu. Kat restoren pun kami orang ambil kesempatan. aku tak boring pun walaupun dia hnya lancap aku dengan tangan sahaja dan aku hanye dari luar sahaja raba raba dia.
Kalau line clear sikit, kat mana mana pun, kami orang akan peluk peluk, cium cium manja macam orang kata cium cium kucing tu la. kadang-kadang aku ambil jugak kesempatan raba payudara dia yanng size 34/35 tu.
Memangg lembut. Putting dia color brownish sikit besar juge putting dia. Bila aku raba payudara dia je, dia jadi stim dan payudara dia makin pejal of course sedap di raba.
Cipap dia pulak, aku hanye raba dari luar je. tembam cipap dia dubur dia, fuh sedap di ramas. Pejal. aku ni bila kena lancap denga tangan, mani lambat keluar sikit.
Jadi untk cepatkan, kena la raba raba dia sikit baru ada kick. Tapi, aku tak pernah raba atau korek cipap dia lagi. itu projek aku seterusnya nanti. yang best tu, walaupun Jeny melancaplan aku banyakk kali masa waktu office, sex aku dengan bini aku tetap macam biasa.
Aku kena layan bini aku, takut nanti dia syak sesuatu. kadang-kadang tu, bini aku tanya, apasal sperma aku sikit sangat? biasa la dah buang banyakk kali mesti sikit, korang pun tau.
Mula la aku explain scientifically macam doktor pasal apa mani lelaki jadi sikit. dia percaya. uh case close. Jeny dengan aku pulak, walaupun kami orang selalu buat kerja tu, kat office kami macam biasa je.
Tadi aku cakap family dia dengan family aku baik kan. Selalu juge family aku pegi rumah dia dan family dia datang rumah aku. Bini aku dan laki dia, macam segan to each other.
Setakat cakap cakap gurau tu ok la for them. Tapi aku dengan Jeny, macam biasa bila ada chance je, dia akan main dengan butuh aku. aku pun macam biasa raba raba dia.
Wife aku dengan laki dia tak syak sangat our affair. kami orang pandai cover line. Ada sekali tu, dia datang kat rumah aku dengan laki dia. lepas makan laki dia main dengan anak aku kat taman depan rumah aku.
Aku tengah tengok tv kat living room. Dari tempat aku, bolih nampak laki dia main dengan anak aku. Jeny pulak tengah baca magazine sambiil meniarap depan aku. dia pakai tights warna hitam yanng aku bagi dia untk birthday dia dulu.
Dia saje halakan cipap dan dubur tembam dia ke arah aku. kadang-kadang dia saje angkat dubur dia dan gerak atas bawah macam orang tengan main sex. lepas tu senyum kat aku.
Gerak badan dia fuh tak leh mahu describe. Susah aku mahu concentrate tengok tv. batang butuh aku memangg dari tadi dah tegang. lepas tu bini aku datang dan dia bagi tau dia mahu pegi ke supermarket kejap.
Ntah apa yanng dia mahu beli aku tak kisah sebab dlam kepala otak, teringat si Jeny tu lancapkan aku je. Sebelum blah bini aku gurau gurau kat aku dan Jeny.
Dia kata kat aku, jgn stim tengok dubur Jeny tu. kitorang orang gelak je. dia tak tau yanng butuh aku memangg dah tegang asyik tengok dubur dan cipap Jeny yanng mengiurkan tu.
Kalau aku dengan bini aku ada projek, bini aku selalu ingatkan aku supaya jgn ingat Jeny masa main dengan dia. padahal bini aku tu lebih cantik dan tak kurang menggodanya kalau compare dengan Jeny.
Kalau orang tak kenal bini aku, mesti tersilap ingatkan dia tu macam sorang pembaca berita TV3 yanng cun, janda anak 3. orang tau kan sape. Bila bini aku blah je, Jeny duduk sebelah aku(dah biasa macam tu even depan spouse) dan ambil satu bantal besar dan cover bahagian bawah pinggang aku la.
Tangan dia mula merayap masuk seluar bola tali getah aku. Dan kerja melancap dia pun bermula. Macam biasa pelincir air liur di gunakan. smbil tangan dia urut batang butuh aku, aku sekali sekala jeling luar tengok laki dia.
Kalau kantoi mampus. Jeny ni memangg pandai urut batang butuh aku. macam macam cara dia buat. Cakap saje apa yang buku sex ajar, batang butuh aku dah merasa. what a lucky dick! Jeny continue urut-urut kan butuh aku.
Ada dekat setengah jam, sperma aku tak mahu keluar jugak. biasa la susah mahu keluar kalau tak concentrate sangat sebab asyik jengok luar je. stelah Jeny usaha sedaya upaya, akhirnya terpancut juge sperma aku.
Jauh juge pancutan tu. Macam biasa Jeny akan lap dengan tisu. Pas tu, kami orang macam biasa balik. begitu lah seterusnya perhubungan aku dengan Jeny yanng gila sangat kat batang butuh aku tu.
Aku bukannya tak gila kat cipap dia, tapi aku masih blurr apasal dia asyik main batang butuh aku je. Ada kah objective dia mahu go all the way ke atau setakat tu je.
Sebab tak sure, aku kena la buat step by step supaya apa yanng aku enjoy sekarang ni tak terlepas. takut nanti yanng di kejar tak dapat, yanng di kendong berciciran.
Ada advance sikit dlam perhubungan kami orang. Jeny dah mula hisap batang butuh aku. dia pun expert juge dlam bab hisap batang ni. in fact the best I’ve ever had.
Tapi kerja yanng macam ni susah sikit mahu cover kat office sebab muka dia kena mengadap batang butuh aku. Sekarang
68 notes
·
View notes
Text
CERITA SEKS KEPUASAN DARI ASSISTEN PRIBADIKU (Part-2)
Saat aku lagi mengepel sisa-sisa bekas cairan sperma Mas Tomi yang jatuh kelantai ruang makan. Tanpa kusadari tiba-tiba Mas Tomi yang hanya mengenakan handuk sehabis mandi, langsung memelukku tubuhku dari belakang. Gila! Juga Mas Tomi ini baru saja menyelesaikan permainan seksnya denganku diatas meja makan tadi dia sudah bergairah lagi dan benar-benar bernafsu seperti orang yang haus dipadang pasir.
“Udah dong Mas”, kataku.
“Bu, Tomi benar-benar bergairah sekali bila ibu memakai daster seperti itu lagi”. Kemudian tubuhku diangkatnya dan hendak dibawa masuk ke kamar mandi.
“Mas Jangan di situ.." bisikku.
Aku tidak mau bersetubuh di lantai kamar mandi yang dingin, Bisa-bisa besok aku masuk angin nanti.
“Lah terus kemana Bu?”.
"Ke kamar depan aja Mas.." Aku tahu tak mungkin aku menolak keinginan Mas Tomi, Apalagi aku juga menyukainya permainan seksknya bikin ketagihan.
Akhirnya tubuhku digendong ke kamar depan dan kebetulan kamar itu memang khusus untuk tamu bila ada yang menginap. Kamar tamuku fasilitasnya komplit sesuai standar rumah berkelas. Kamar itu dilengkapi tempat tidur spring bed ukuran besar dan kamar mandi didalam, serta AC.
Setelah menutup pintu kamar dengan kakinya, Mas Tomi menurunkan tubuhku diatas tempat tidur dengan posisi terlentang. Kemudian tubuhnya naik keatas tubuhku dan bibirnya mulai mencari-cari bibirku. Aku diam saja saat bibirnya menyedot-nyedot bibirku dan begitu lidahnya berusaha menyusup ke dalam mulutku kubalas dengan lidahku ikut menyambut lidahnya yang mendesak-desak dalam mulutku.
Akhirnya kami saling pagut dengan liar dan menggelora. Aku sudah tak peduli kalau Mas Tomi itu adalah anak buahku lagi. Yang kutahu adalah nafsuku sudah mulai bangkit lagi. Lalu dengan sekali tarik handuk yang melilit di pinggangnya langsung terlepas dari tubuhnya dan bugil total di hadapanku. Tampak batang penisnya berwarna cokelat dengan rambut yang sangat lebat dan topi bajanya tampak mengkilat dan mengacung ke atas dengan gagahnya dibandingakan penis suamiku yang berukuran biasa saja. Batang penis Mas Tomi benar-benar berukuran sedikit lebih besar. Pantasan saja tadi aku memang merasakan betapa sempitnya lubang vaginaku saat benda itu masuk kedalam vaginaku, Pasti Mbak Lilis, istri Mas Tomi tiap malam bisa merasa puas.
Aku tidak sempat berlama-lama melihat pemandangan itu, karena Mas Tomi langsung menyergapku. Mulutnya dengan ganas melumat bibirku sementara tangannya memeluk erat tubuhku diatas tempat tidur. Aku merasa kegelian saat tangannya meremas-remas pantatku. Aku semakin menggelinjang saat bibirnya mulai turun kebagian leher dan terus menuju kedua putting susuku yang terlihat menonjol menjemplak dikain satin dasterku. Kudua putting susuku menjadi sasaran lumatan dan sedotan oleh mulutnya yang bergairah itu.
Gila dan Liar sekali Mas Tomi mencumbuku dengan semangat yang begitu bergelora seolah-oleh harimau lapar menemukan daging. putting susuku disedotnya secara rakus dengan cara bergantian, apalagi aku agak terasa sakit tapi nikmat saat kedua putting itu mulai digigit dan disedot dengan ganasnya oleh mulut Mas Tomi. Kurasakan batang penisnya mulai digesek-gesekan dibagian bibir vaginaku yang masih terhalang kain satin dasterku.
"Ouuuhhhh..Mass….Tomii…..sedot terus mas..ounghhhh", mulutku tak sadar berbicara saat lidah Mas Tomi yang panas dan liar mempermainkan puting susuku yang masih terhalang kain satin dasterku yang sudah basah oleh bekas jilatan dan sedotan mulutnya.
Sambil masih tetap memeluk memindih tubuhku dan menciumi payudaraku, Mas Tomi terus mengesek-gesekan penisnya dikain satin dasterku yang licin dibagian bibir vaginaku. Kurasakan kain satin dasterku mulai basah oleh efek gesekan penisnya yang keluar dari ujung lubang penisnya. Kemudian Mas Tomi bangun dari tubuhku dan duduk di pinggir tempat tidur. Dilepaskannya mulutnya dari payudaraku. Tubuhnku yang terlentang ditariknya menjadi posisi jongkok didepan tubuh bugilnya, aku jadi berdiri di atas kedua lututku. Kedua payudaraku yang masih terhalang daster satinku langsung menjepit batang penis Mas Tomi yang besar dan Panjang itu.
"Unghhh..", Mas Tomi mendesis saat batang penisnya terjepit diantara kedua payudaraku.
Dipeluknya tubuhku dengan semakin erat dan hingga payudaraku semakin erat menjepit batang penisnya. Bulu-bulu kemaluannya yang sangat lebat itu menggesek-gesek pangkal payudaraku. Apalagi batang penisnya yang keras itu terjepit di tengah-tengah belahan kedua buah payudaraku yang masih terhalang kain satin dasterku, hal ini menimbulkan sensasi yang lain daripada yang lain. Aku tidak sempat berlama-lama merasakan sensasi itu saat tangan Mas Tomi yang kekar itu menekan kepalaku ke bawah. Diarahkannya kepalaku ke arah batang penisnya, sementara tangan satunya memegang batang penisnya yang berdiri gagah di depan wajahku.
Aku tahu ia menginginkan aku untuk mengulum batang penisnya itu. Tanpa perasaan malu lagi kubuka mulutku dan kujilati batang penis Mas Tomi. Gila besar sekali rasanya terasa didalam mulutku.
"Anghhh..unghhh Terusss….bu.." Mas Tomi mendesah tak karuan saat kumasukkan batang penisnya itu ke dalam mulutku.
Kujilati lubang di ujung lubang kecingnya hingga ia mendesis-desis seperti orang kepedasan cabe. Tidak puas bermain-main dengan batang penisnya itu mulutku bergeser ke bawah lidahku menyelusuri guratan urat yang memanjang dari ujung kepala penisnya hingga ke pangkalnya. Mas Tomi semakin blingsatan menerima layananku, Tubuhnya semakin liar bergerak saat bibirku menyedot kedua biji telornya secara bergantian.
"Ounghhh..Bu….Ohh..Akhh".
Aku semakin nakal, bibirku tidak hanya menyedot kantung Pelir nya melainkan lidahku sesekali mengais-ngais lubang anus Mas Tomi yang ditumbuhi rambut. Mas Tomi semakin membuka kakinya lebar-lebar agar aku lebih leluasa memuaskannya.
Beberapa saat kemudian tubuhku ditarik Mas Tomi dan dilemparkannya ketempat tidur. Dengan posisi tengkurap dan membelakangi tubuhnya kemudian tubuhku yang masih masih memakai daster satin itu ditindih oleh tubuh bugil Mas Tomi. Kakiku dipentangkannya lebar-lebar dengan kakinya dan secara otomatis batang penisnya kini terjepit antara perutnya sendiri dan atas pantatku.
Batang pensinya semakin ketat menempel di belahan pantatku yang masih terhalang kain satin dasterku yang licin kemudian penis Mas Tomi itu digesek-gesekan dikain satin dasterku. Kubiarkan Mas Tomi terus mengesek-gesekan batang penisnya dikain satin dasterku yang terasa licin itu.
“Unghhhh….ahhhh”, desahan kecil Mas Tomi saat penis itu merasakan licinya kain satin dasterku yang mengesek-gesek kulit penisnya yang Panjang dan besar itu.
“Enak Mas…gesek disitu”, kataku.
“Enak banget Bu…ungggg…bikin ketagihan nikmatanya gesek dikain satin daster punya ibu”, kurasakan kain satin dasterku terasa sedikit basah oleh cairan bening yang keluar dari lubang penisnya karen efek gesekan kain satin dasterku.
Tubuhku sangat bergairah sekali saat lidahnya mulai kembali menyusuri tulang belakangku dari leher terus turun ke punggung melewati hamparan licinya kain satin dasterku dan terus turun lagi ke arah bagian pantatku. Tanpa rasa jijik sedikitpun, lidah Mas Tomi kini mempermainkan lubang pantatku.
Gila benar Mas Tomi ini bikin sensansi yang benar-benar jarang kulakukan dengan suamiku, Aku merasakan lidahnya menusuk-nusuk lubang anusku tetapi aku tidak dapat bergerak karena pantatku ditekannya kuat-kuat. Aku hanya pasrah dan menikmati gairahnya seluruh tubuhku dijilatinya tanpa terlewatkan sedikitpun. Dari lubang anus, lidahnya menjalar ke bawah pahaku terus ke lutut dan akhirnya seluruh ujung jariku dikulumnya. Benar-benar gila sensasi Mas Tomi yang diberikan rangsangan kepadaku, rasa geli dan nikmat berbaur menjadi satu.
Kemudian tubuhku dibaliknnya oleh Mas Tomi dengan posisi terlentang diatas tempat tidur lalu tubuh Mas Tomi Kembali naik keatas tubuhku. Kedua putting susunya yang menonjol masih terlihat menjeplak diluar kain satin dasterku Kembali disedot-sedot oleh mulutnya dan membuat aku semakin mendesis liar saat mulutnya dengan liar dan gemas menyedot payudaraku bergantian.
Kedua puting payudaraku dipermainkan oleh lidahnya yang panas sementara tangannya bergerak turun ke bawah dan mulai bermain-main di selangkanganku yang sudah basah. Lubang vaginanku terasa berdenyut-denyut karena terangsang hebat, saat jari-jari tangan Mas Tomi menguak labia mayoraku dan menggesek-gesekkan jarinya di dinding bagian lubang vaginaku yang sudah basah dan semakin licin.
Sensasi hebat kembali menderaku saat dengan liar jilatan lidah Mas Tomi Kembali menjilat-jilat bagian perut bawahku yang masih rata hingga membasahi kain satin dasterku oleh jilatan itu. Perutku memang rata karena aku rajin berlatih kebugaran selain itu aku belum mempunyai anak hingga tubuhku masih sempurna.
"Anghhhh..Masss.. Ounggghh..", aku mendesis saat bibir Mas Tomi menelusuri gundukan bukit belahan vaginaku.
Lidahnya menyapu-nyapu celah di selangkanganku dari atas ke bawah hingga dekat dengan lubang anusku. Lidahnya terus bergerak liar seolah tak ingin melewatkan apa yang ada di sana. Tubuhku tersentak saat lidah Mas Tomi menyusup ke dalam lubang vaginaku dan menyapu-nyapu dinding vaginaku. Kakiki dipentangkannya leba-lebar hingga wajah Mas Tomi bebas menempel pada lubang vaginaku.
Rasa geli dan nikmat menjadi satu hingga merasuk ketubuhku. Apalagi hidungnya yang mancung itu ikut menggesek bibir lubang vaginaku dan membuat aku semakin kelabakan. Tubuhku serasa kejang-karena kenikmatan saat wajahnya dengan giat menggesek-gesek bukit kemaluanku yang terbuka lebar. Perutku serasa kaku dan mataku terbeliak lebar.
Kugigit bibirku sendiri karena menahan rasa nikmat yang amat sangat menerjang tubuhku.
"Aunggghhhh Massss..Tomiiii.. Aku..Ouuhhhh", aku tak kuasa menahan rasa nikmat itu dan meneruskan kata kataku karena aku sudah keburu orgasme saat lidahnya dengan liar menggesek-gesek kelentitku.
Tubuhku seolah terhempas dalam nikmat. Aku tak bisa bergerak karena kedua pahaku ditindih lengannya yang kekar itu. Tubuhku masih terasa lemas dan seolah tak bertulang saat kedua kakiku ditariknya hingga pantatku berada di tepi tempat tidur dan kedua kakiku menompang ke lantai.
Mas Tomi lalu membuka kedua kakiku lebar-lebar dan memposisikan dirinya ditengah-tengahnya. Kemudian ia mencucukkan batang penisnya yang sudah sangat keras itu ke bibir vaginaku yang sudah sangat basah karena cairanku sendiri yang keluar. Aku menahan napas saat Mas Tomi mendorong pantatnya hingga ujung penisnya mulai menerobos masuk ke dalam jepitan lubang vaginaku. Sedikit demi sedikit Blessss….batang penisnya mulai melesak masuk ke dalam lubang vaginaku.
Aku menggoyangkan pantatku untuk membantu memudahkan penetrasinya. Rupanya Mas Tomi sangat berpengalaman dalam hal urusan seks, hal ini terbukti bahwa ia tidak terburu-buru melesakkan seluruh batang penisnya tetapi dilakukannya secara bertahap dengan diselingi gesekan-gesekan kecil ditarik sedikit lalu didorong maju lagi hingga tanpa terasa seluruh batang penisnya ya sudah terbenam seluruhnya ke dalam lubang vaginaku.
Kami terdiam beberapa saat untuk menikmati kebersamaan menyatunya tubuh kami. Bibirnya memagut bibirku dan akupun membalas tak kalah liarnya. Aku merasakan betapa batang penisnya yang panjang itu kujepit oleh dinding vaginaku yang terasa mengedut-ngedut kurasakan.
Kami saling berpandangan dan tersenyum mesra. Tubuhku tersentak saat tiba-tiba Mas Tomi menarik batang penisnya dari dalam jepitan dinding vaginaku.
"Aunghhh…Mas…", aku menjerit tertahan.
"Enak Bu..?" bisiknya
"Kamu nakal Mas…Oungghh", belum sempat aku menyelesaikan ucapanku.
Mas Tomi mendorong Kembali pantatnya kuat-kuat hingga seolah-olah ujung penisnya menumbuk dinding rahimku di dalam sana. Aku tidak diberinya kesempatan untuk bicara. Bibirku Kembali dilumatnya sementara lubang vaginaku digenjot lagi dengan tusukan-tusukan kenikmatan dari batang penisnya yang Panjang dan besar itu.
Setelah puas melumat bibirku, kini giliran payudaraku yang dijadikan sasaran lumatan bibirnya. Kedua puting payudaraku kembali dijadikan bulan-bulanan lidah dan mulutnya. Pantas tubuhnya kekar begini habis neteknya sangat bernapsu sampai-sampai mengalahkan anak kecil cara menyedot puttingku susuku.
Tubuhku mulai mengejang-mengejang dan aku hampir mencapai orgasme lagi. Kulihat Mas Tomi masih belum apa-apa. Aku paling suka kalau posisi di atas sehingga saat orgasme bisa full sensation. Lalu tanpa rasa malu lagi kubisikkan sesuatu di telinganya.
"Giliranku diatas sayang.." Gila! Aku sudah mulai mengatakan sayang-sayangan dengan assiten kantorku.
Mas Tomi menuruti permintaanku dan langsung menghentikan tusukan penisnya kedalam vaginaku. Lalu tanpa melepaskan batang penisnya yang berada didalam vaginaku kemudian Mas Tomi menggulingkan tubuhnya ke samping. Kini aku sudah berada di atas tubuhnya. Aku sedikit berjongkok dengan kedua kakiku di sisi pinggulnya. Kemudian perlahan-lahan aku mulai menggoyangkan pantatku.
Mula-mula gerakanku maju mundur lalu berputar seperti layaknya bermain hula hop. Kulihat mata Mas Tomi mulai membeliak saat batang penisnya ku putar-putar dalam vaginaku yang terjepit dalam dinding vaginaku. Sambil kugoyang, Pantat Mas Tomi juga ikut bergoyang mengikuti iramaku.
"Oungggghh..Oughh..Terushh.. Buu.. Anggghh..goyang terusss", Mas Tomi mulai menggeram.
Tangannya yang kekar itu mencengkeram kedua pantatku dan ikut membantu menggoyangnya. Gerakan kami semakin liar. Napas kami pun semakin menderu seolah menyaingi gemuruh hujan yang masih turun di luar sana. Cengkeramannya semakin kuat menekan pantatku hingga aku terduduk di atas batang penisnya yang masuk semuanya kedalam vaginaku.
Kelentitku semakin kuat tergesek batang penisnya hingga aku tak dapat menahan diri lagi. Tubuhku bergerak semakin liar dan kepalaku tersentak ke belakang saat puncak orgasmeku untuk yang kesekian kalinya tercapai. Tubuhku mengejang-gejang di atas perut Mas Tomi dan kurasakan ada semacam arus listrik yang menjalar dari ujung kakiku hingga ke ubun-ubun kepalaku.
"Anghhh..Ouunggghh.. Terrus….Masss….Ounggghh" aku menjerit melepas orgasmeku meminta untuk semakin kuat memutar pantatnya.
Akhirnya aku benar-benar ambruk di atas tubuh Mas Tomi. Tulang belulangku seperti terlepas. Tubuhku lemas tak bertenaga. Napasku ngos-ngosan seperti habis mengangkat beban yang begitu berat. Aku hanya pasrah saja saat Mas Tomi yang belum orgasme, Dia mengangkat tubuhku dan membalik tubuhku.
Mas Tomi mengganjal perutku dengan beberapa bantal hingga aku seperti tengkurap di atas bantal. Kemudian Mas Tomi menempatkan diri di belakangku. Dicucukkannya batang penisnya di belahan vaginaku dari belakang. Rupanya ia paling menyukai doggy style. Aku jadi teringat SMS lucu dari kolegaku yang katanya, "Gaya seks paling ideal bagi orang berusia lanjut adalah gaya anjing.. Cukup diendus-endus saja”.
Kalau Mas Tomi ini memang paling senang dengan gaya doggy style, katanya full imagination. Setelah tepat sasaran, Mas Tomi mulai menekan pantatnya hingga batang penisnya Kembali amblas masuk tertelan Lubang vaginaku. Mas Tomi diam beberapa saat untuk menikmati sensasi indahnya jepitan Liang vaginaku. Dengan bertumpu pada kedua lututnya, Mas Tomi mulai menggenjot Lubang vaginaku dari arah belakang.
Kembali terdengar suara tepukan cplak…cplokkk….cplakkk….cplok.....pantatku dengan tulang kemaluan Mas Tomi yang semakin lama semakin cepat mengayunkan pantatnya maju mundur. Kurang puas dengan jepitan lubang vaginaku, kedua pahaku yang terbuka dikatupkannya hingga kedua kakiku berada diantara kedua paha Mas Tomi.
Kembali ia mengayunkan penisnya dengan goyangan maju mundur secara teratur. Aku merasakan betapa jepitan lubang vaginaku kian erat menjepit batang penisnya. Aku bermaksud menggerakkan pantatku mengikuti gerakanya, tetapi tekanan tangannya terlalu kekar untuk kulawan hingga aku pasrah saja. Aku benar-benar dibawah penguasaannya secara total. Tempat tidurku ikut bergoyang seiring dengan ayunan batang penis Mas Tomi yang menghunjam ke dalam lubang vaginaku.
Nafsuku mulai kian lama kian bangkit kembali. Perlahan-lahan gairahku meningkat saat penisnya yang Panjang itu menggesek-gesek kelentitku.
"Ugh.. Ugh.. Uhh.." terdengar suara Mas Tomi mendengus saat memacu menggerakkan pantatnya menghunjamkan penisnya keluar masuk kelubang vaginaku tanpa henti.
"Terushh.. Terushh Massss….terushh.. Angghh.." kembali tubuhku bergetar melepas orgasmeku.
Kepalaku terdongak ke belakang, sementara Mas Tomi tetap menggerakkan penisnya dalam jepitan lubang vaginaku yang semakin becek. Kini tubuhnya sepenuhnya menindihku. Kepalaku yang terdongak ke belakang didekapnya dan dilumatnya bibirku sambil tetap menggoyangkan pantatnya maju mundur.
Aku yang sedikit terbebas dari tekanannya ikut memutar pantatku untuk meraih kenikmatan lebih banyak. Kami terus bergerak sambil saling berpagutan bibir dan saling mendorong lidah kami. Entah sudah berapa kali aku mencapai orgasme selama bersetubuh dengan Mas Tomi malam ini. Hebatnya ia baru sekali mengalami ejakulasi saat persetubuhan sejak pertama tadi.
Tubuhku terasa lemas sekali. Aku sudah tidak mampu bergerak lagi. Mas Tomi melepaskan batang penisnya dari lubang vaginaku dan mengangkat tubuhku hingga posisi telentang kembali. Aku sudah pasrah apa yang ingin dilakukan lagi ketubuhku. Dibentangkannya kedua pahaku lebar-lebar lalu kembali Mas Tomi menindihku. Lubang vaginaku yang sudah becek itu dilapnya dengan kain satin dasterku. Kemudian ia kembali menusukkan batang penisnya lubang vaginaku.
Perlahan namun pasti, seperti gayanya tadi dikocok-kocoknya terlebih dahulu batang penisnya hingga sedikit demi sedikit Kembali terbenam dalam kehangatan lubang vaginaku. Tubuh kami yang sudah basah oleh peluh kembali bergumul.
"Mas….kamu memang sungguh luar biasa hebatanya, suamiku sudah tidak ada tandinganya lagi" bisikku.
"Biasa saja Bu.. Kalau ronde kedua saya memang agak lama keluarnya.." demikian kilahnya.
Kami tidak dapat berbicara lagi karena lagi-lagi bibir Mas Tomi sudah melumat bibirku dengan ganasnya. Lidah kami saling dorong mendorong sementara pantat Mas Tomi kembali menggenjotku sekuat-kuatnya hingga tubuhku timbul tenggelam dalam busa springbed yang kami gunakan. Kulihat tonjolan urat di kening Mas Tomi semakin jelas menunjukkan napsunya sudah mulai meningkat. Napasnya semakin mendengus seperti kerbau gila. Aku yang sudah lemas tak mampu lagi mengimbangi gerakan Mas Tomi.
"Ugh.. Ughh.. Unghhhhh.." dengus napasnya semakin bergemuruh terdengar di telingaku.
Bibirnya semakin ketat melumat bibirku. Lalu kedua tangannya menopang pantatku dan menggenjot Lubang vaginaku dengan tusukan keluar masuk batang penisnya. Aku tahu sebentar lagi ia akan sampai. Aku pun menggerakkan pantatku dengan sisa-sisa tenagaku. Benar saja tiba-tiba ia menggigit bibirku dan menghunjamkan batang penisnya sedalam-dalam ke dalam lubang vaginaku dan Crottttttt….Crrrrrottttttt.. Crott.. Crott.. Crrot.. Ada lima kali atau lebih Mas Tomi menyemprotkan cairan spermanya ke dalam vaginaku hingga memenuhi rahimku.
“Anghhh…..anghhh…ahhhhh….aku keluar Buu….unghhhh”, tubuhnya mengejang-ngejang saat cairan spermanya keluar didalam vaginaku.
Kulihat Mas Tomi masih bergerak beberapa saat seperti berkelojotan, lalu ambruk di atas tubuhku. Aku yang sudah kehabisan tenaga tak mampu bergerak lagi. Kami tetap berpelukan menuntaskan rasa nikmat yang baru kami raih. Penisnya yang Panjang itu masih kencang tetap menancap didalam vaginaku. Keringat kami melebur menjadi satu. Akhirnya kami tertidur sambil tetap berpelukan dengan penisnya masih tetap tertancap didalam vaginaku.
Paginya sebelum berangkat kekantor kami sempat bersetubuh lagi diatas tempat tidur yang semalam kita pakai. Kami pun berjanji bahwa kami akan berlaku wajar seoalh-olah tidak terjadi apa-apa di antara kami.
Bersambung.
91 notes
·
View notes
Text
Penyusunan Rencana Membangun Rumah secara Profesional
Membangun rumah adalah perjalanan besar yang memerlukan perencanaan yang matang dan profesional. Agar proyek berjalan dengan lancar dan hasil akhir sesuai dengan ekspektasi, penyusunan rencana yang terstruktur sangat penting. Dalam artikel ini, kami akan membahas langkah-langkah yang perlu diambil dalam penyusunan rencana membangun rumah secara profesional, mulai dari perencanaan awal hingga manajemen proyek.
1. Perencanaan Awal yang Matang
Mengidentifikasi Kebutuhan dan Anggaran
Langkah pertama dalam menyusun rencana membangun rumah adalah mengidentifikasi kebutuhan spesifik Anda, seperti jumlah ruang yang diperlukan, fungsi masing-masing ruangan, serta gaya dan desain rumah yang diinginkan. Selain itu, penting untuk menetapkan anggaran yang realistis dan sesuai dengan kapasitas finansial Anda. Endymion Construction, sebagai kontraktor terpercaya di Medan, dapat membantu Anda dalam merancang anggaran yang efisien berdasarkan kebutuhan dan prioritas Anda.
2. Desain dan Arsitektur Rumah
Perencanaan Desain yang Sesuai dengan Kebutuhan
Desain rumah adalah inti dari seluruh proyek pembangunan. Dalam tahap ini, memilih desain yang tidak hanya estetis tetapi juga fungsional sangat penting. Endymion Construction memiliki tim arsitek berpengalaman yang mampu merancang rumah sesuai dengan keinginan Anda tanpa mengabaikan aspek kenyamanan dan efisiensi. Desain yang baik memastikan bahwa ruang yang ada dapat dimanfaatkan dengan optimal.
3. Pemilihan Material Berkualitas
Menjamin Keawetan dan Kualitas Rumah
Material yang digunakan dalam membangun rumah harus berkualitas tinggi agar rumah tahan lama dan aman. Dalam proses penyusunan rencana, pastikan memilih material yang sesuai dengan kebutuhan, mulai dari bahan untuk dinding, lantai, hingga atap. Endymion Construction hanya menggunakan material berkualitas tinggi yang sudah teruji untuk memastikan hasil yang optimal.
4. Manajemen Proyek yang Efisien
Pengelolaan Proyek dengan Jadwal yang Terstruktur
Manajemen proyek merupakan aspek penting dalam pembangunan rumah. Dari perencanaan awal hingga tahap penyelesaian, pengelolaan yang baik memastikan bahwa semua aspek berjalan sesuai dengan waktu dan anggaran yang telah ditentukan. Dengan Endymion Construction, Anda mendapatkan manajemen proyek yang terorganisir, dengan jadwal yang jelas dan komunikasi yang efektif sepanjang proses.
5. Perizinan dan Regulasi
Mematuhi Peraturan dan Persyaratan Hukum
Penting untuk memastikan bahwa seluruh proses pembangunan rumah mematuhi peraturan dan perizinan yang berlaku. Endymion Construction membantu dalam mengurus semua aspek perizinan dan memastikan proyek berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku di Medan.
6. Konsultasi dan Dukungan Profesional
Layanan Konsultasi yang Komprehensif
Penyusunan rencana membangun rumah secara profesional melibatkan banyak detail teknis dan keputusan yang kompleks. Dengan Endymion Construction, Anda mendapatkan layanan konsultasi yang komprehensif dari tahap awal hingga penyelesaian. Tim kami akan memberikan saran terbaik yang disesuaikan dengan kebutuhan Anda, memastikan bahwa setiap keputusan diambil dengan pemahaman yang matang.
7. Penyelesaian Proyek yang Berkualitas
Hasil Akhir yang Sesuai dengan Harapan
Dalam setiap tahap pembangunan, dari struktur hingga dekorasi, Endymion Construction berkomitmen untuk memberikan hasil akhir yang berkualitas tinggi dan sesuai dengan ekspektasi. Proyek Anda akan diselesaikan dengan presisi dan dedikasi penuh, menjadikan rumah Anda tidak hanya nyaman tetapi juga bernilai investasi.
Kesimpulan
Penyusunan rencana membangun rumah secara profesional memerlukan perencanaan yang cermat dan kolaborasi dengan mitra yang terpercaya. Endymion Construction adalah pilihan terbaik untuk mewujudkan hunian impian Anda di Medan dengan layanan arsitek dan kontraktor yang berpengalaman. Dengan bantuan kami, Anda dapat merasakan proses yang efisien, transparan, dan bebas hambatan.
Kontak: KOMP. SETIA BUDI POINT Jl. Setia Budi No.15 BLOK C, Tj. Sari, Kec. Medan Selayang Admin: 0838 2352 0252
#kontraktor medan#pemborong medan#jasa bangun rumah#jasa kontraktor#jasa renovasi rumah#arsitek medan#renovasi rumah#arsitek indonesia#jasa arsitek di medan#jasa arsitek medan#bangun rumah#biaya bangun rumah#tips bangun rumah#rumah minimalis#bangun rumah dari nol#bangun rumah sendiri#hitung biaya bangun rumah#biaya bangun rumah 2 lantai#biaya bangun rumah minimalis#bangun rumah murah#cara bangun rumah murah#biaya bangun rumah murah#ide bangun rumah#rumah idaman#desain rumah#proses bangun rumah#cerita bangun rumah#budget bangun rumah#bangun rumah di hutan#bangun rumah 2 lantai
0 notes
Text
Panduan Memilih Lantai Rumah Ideal
Memilih lantai rumah yang ideal adalah salah satu keputusan penting dalam mendesain interior rumah. Lantai tidak hanya berfungsi sebagai penopang aktivitas sehari-hari, tetapi juga dapat menentukan keseluruhan suasana dan estetika sebuah ruang. Dengan berbagai pilihan material lantai yang tersedia, setiap jenis lantai memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Artikel ini akan memberikan panduan lengkap untuk membantu Anda memilih lantai yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan gaya rumah.
1. Tentukan Gaya Desain Rumah Anda
Sebelum memilih material lantai, pertimbangkan terlebih dahulu gaya desain rumah yang ingin Anda ciptakan. Apakah Anda lebih suka gaya minimalis, modern, klasik, atau industrial? Setiap gaya rumah memiliki jenis lantai yang lebih cocok dan dapat mendukung tema keseluruhan.
Gaya Minimalis: Pilih lantai yang sederhana dan bersih, seperti lantai keramik polos, vinyl, atau parket kayu. Warna netral seperti putih, abu-abu, atau cokelat muda sangat cocok untuk gaya ini.
Gaya Modern: Keramik dengan pola geometris, lantai beton poles, atau parket kayu dengan finishing matte adalah pilihan tepat untuk gaya modern.
Gaya Klasik: Lantai marmer atau parket kayu jati dengan warna cokelat gelap dan urat kayu alami akan memberikan sentuhan klasik yang elegan.
Gaya Industrial: Beton poles atau lantai dengan tekstur kayu kasar memberikan kesan industrial yang khas.
2. Pertimbangkan Fungsi dan Kebutuhan Ruangan
Setiap ruangan di rumah memiliki kebutuhan yang berbeda terkait material lantai. Pastikan Anda memilih lantai yang sesuai dengan fungsi ruang tersebut.
Ruang Tamu: Ruang tamu adalah area pertama yang dilihat tamu, sehingga lantai harus mencerminkan estetika rumah Anda. Keramik, marmer, parket kayu, atau vinyl adalah pilihan populer untuk ruang tamu. Pilih material yang mudah dibersihkan dan dapat menahan lalu lintas tinggi.
Kamar Tidur: Kamar tidur membutuhkan lantai yang memberikan kenyamanan. Parket kayu atau lantai vinyl dapat memberikan kesan hangat dan nyaman. Hindari bahan yang terlalu dingin atau licin.
Dapur: Dapur merupakan area yang sering tergenang air dan terkena noda minyak. Lantai keramik, granit, atau porselen adalah pilihan terbaik karena mudah dibersihkan dan tahan lama.
Kamar Mandi: Lantai kamar mandi harus tahan terhadap kelembapan dan licin. Pilih lantai keramik dengan permukaan anti-slip atau lantai vinyl tahan air yang mudah dibersihkan.
Ruang Keluarga: Lantai yang tahan lama dan mudah dirawat sangat penting di ruang keluarga yang sering digunakan. Parket kayu atau keramik adalah pilihan yang tepat.
3. Pertimbangkan Ketahanan dan Daya Tahan Material
Setiap jenis material lantai memiliki ketahanan terhadap keausan, kelembapan, dan goresan. Pilih material lantai yang sesuai dengan tingkat penggunaan ruang.
Lantai Keramik dan Porselen: Keramik dan porselen adalah pilihan lantai yang sangat tahan lama, tahan terhadap kelembapan, dan mudah dibersihkan. Mereka sangat ideal untuk area yang sering terkena air, seperti dapur dan kamar mandi.
Parket Kayu: Kayu adalah pilihan yang memberikan kesan alami dan hangat. Parket kayu premium seperti jati, oak, atau merbau sangat tahan lama, namun membutuhkan perawatan ekstra agar tetap awet. Hindari penggunaan kayu di area yang rentan terhadap kelembapan seperti kamar mandi.
Lantai Vinyl: Lantai vinyl sangat tahan lama dan mudah dipasang, cocok untuk ruang dengan lalu lintas tinggi. Vinyl juga tahan terhadap kelembapan dan goresan, sehingga ideal untuk dapur dan kamar mandi.
Lantai Beton Poles: Beton poles memberikan tampilan industrial yang modern dan sangat tahan lama. Lantai beton ini tahan terhadap goresan dan mudah dirawat, namun bisa terasa dingin di musim tertentu.
4. Perhatikan Keamanan dan Kenyamanan
Lantai juga harus aman dan nyaman untuk digunakan, terutama jika Anda memiliki anak kecil atau hewan peliharaan. Beberapa jenis lantai bisa lebih licin dibandingkan yang lainnya, yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan.
Lantai Keramik dengan Finishing Anti-slip: Keramik dengan permukaan anti-slip sangat aman untuk digunakan di kamar mandi, dapur, atau ruang luar.
Lantai Parket Kayu: Parket kayu memberikan kenyamanan dan kehangatan, namun pastikan permukaannya tidak terlalu licin untuk menghindari risiko terjatuh.
Lantai Vinyl atau Karet: Kedua jenis material ini menawarkan permukaan yang lebih lembut dan aman, terutama di ruang bermain anak-anak.
5. Perawatan dan Pemeliharaan
Pilih lantai yang mudah dirawat dan sesuai dengan gaya hidup Anda. Beberapa material lantai membutuhkan perawatan lebih intensif daripada yang lain. Misalnya, lantai parket kayu membutuhkan pemeliharaan rutin seperti pemolesan atau pengecatan ulang untuk menjaga keindahannya.
Keramik dan Porselen: Sangat mudah dibersihkan dengan sabun dan air. Hanya perlu memastikan agar nat atau sambungan antar keramik tetap kering untuk mencegah tumbuhnya jamur.
Parket Kayu: Kayu perlu dibersihkan secara rutin dengan lap lembab dan produk pembersih kayu. Pemolesan atau pelapisan ulang diperlukan agar kayu tetap awet dan indah.
Vinyl: Vinyl mudah dibersihkan dengan kain basah dan tidak memerlukan perawatan khusus. Meskipun demikian, hindari pemakaian alat yang bisa merusak permukaan vinyl.
Beton Poles: Lantai beton poles mudah dirawat dan dibersihkan. Namun, perlu perhatian khusus pada retak atau kerusakan karena beton dapat lebih rentan dibandingkan material lainnya.
6. Anggaran dan Harga
Harga lantai sangat bervariasi tergantung pada material yang dipilih. Lantai keramik dan vinyl biasanya lebih terjangkau dibandingkan dengan parket kayu atau marmer. Namun, lantai yang lebih mahal seperti parket kayu premium atau marmer dapat memberikan nilai estetika dan ketahanan jangka panjang yang lebih tinggi.
Sesuaikan pilihan material lantai dengan anggaran yang Anda miliki, namun ingat bahwa investasi pada lantai berkualitas baik dapat meningkatkan nilai rumah Anda.
7. Pemilihan Warna dan Motif Lantai
Warna dan motif lantai sangat memengaruhi tampilan keseluruhan ruang. Warna terang seperti putih, beige, atau abu-abu bisa membuat ruangan terlihat lebih luas dan terang. Sebaliknya, warna gelap seperti cokelat atau hitam memberikan kesan dramatis dan elegan.
Lantai dengan Motif Geometris: Untuk menciptakan tampilan modern dan dinamis, pilih lantai dengan motif geometris atau pola unik.
Lantai dengan Warna Netral: Warna netral cocok untuk hampir semua gaya desain rumah, mulai dari minimalis hingga klasik. Lantai ini memberi fleksibilitas untuk memadukan berbagai furnitur dan aksesoris.
Kesimpulan
Memilih lantai rumah yang ideal melibatkan banyak pertimbangan, mulai dari gaya desain, fungsi ruang, ketahanan material, kenyamanan, hingga perawatan dan anggaran. Dengan memahami berbagai jenis material lantai yang ada dan kebutuhan ruang, Anda dapat membuat keputusan yang tepat untuk menciptakan rumah yang nyaman, estetis, dan fungsional. Jangan lupa untuk mempertimbangkan faktor jangka panjang, karena lantai adalah investasi yang akan bertahan lama dan memengaruhi tampilan rumah Anda secara keseluruhan.
#tinggi ideal tembok rumah 1 lantai#desain rumah#lantai rumah#memilih keramik lantai#rumah 2 lantai#tinggi rumah 1 lantai#tinggi rumah 2 lantai#desain rumah 2 lantai#tips memilih keramik lantai#cara memilih keramik lantai#tahapan bangun rumah 2 lantai#renov rumah 2 lantai#biaya bangun rumah 2 lantai#bangun rumah 2 lantai 100 juta#tinggi ideal rumah#rumah minimalis#beli rumah#review rumah#lantai spc#cara mengatasi keramik lantai rusak#lantai kayu
0 notes
Text
Jangan bangun narasi kesempurnaan dalam rumah tangga, karena pernikahan itu adalah pertautan antara dua sosok: yang satu pendosa, dan yang satu pendosa.
Rasulullah �� bersabda:
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Semua bani Adam sering melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang sering melakukan kesalahan adalah yang sering bertaubat. [HR. Ibnu Majah, at-Tirmidzi dan lain-lain.]
Terinspirasi dari nasihat Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri hafizhahullaahu ta'ala dalam kajian tematik, "Ruh Sebuah Kehidupan".
Repost dari akun @ummuaisyah, syukron umm sudah nulis ulang dan jadi renungan diri. Biar ngga banyak PR setelah nikah semoga disandingkan dengan seorang yang setara dengan kita, setara dalam memandang dunia dan akherat. Jika merasa belum baik dan saat ini masih sendiri, manfaatkan waktu, berbenah dan perbaiki diri, kalau kata bang @herricahyadi
" Bahwa kita telah yakin kalau Allah ﷻ itu hanya akan memasangkan kita sesuai dengan kadar diri kita. Kalau kita baik, maka Dia ﷻ akan memberikan kita yang baik juga. Begitu sebaliknya. Jadi, menurut hemat saya, cara terbaik untuk merealisasikan janji Allah ﷻ tersebut adalah dengan menjaga diri kita sendiri menjadi baik."
_________
Sudah punya sepatu yang sama tinggal sebelahnya yang belum ada.
📷pinterest
28 notes
·
View notes
Text
Hal yang Membuat Bahagia dan Membuat Tidak Bahagia
Catatan. Hasil dari perjalanan pengalaman dan kontemplasi diri yang coba dibuatkan poin-poinnya. Sebagai pengingat bagi diri. Cobalah baca kembali manakala futur. Hal-hal yang membuat bahagia: 1. Tersenyum 2. Bersyukur. Syukur tidak harus atas hal-hal besar, hal-hal kecil sehari-hari pun sangat pantas menjadi sebab syukur kita. 3. Workout, olahraga. Angkat beban, melakukan hobi kaitannya dengan kegiatan fisik. 4. Belajar. The sense of mendapat pencerahan dan insight bagi hati dan jiwa, itu membuat bahagia. 5. Berinteraksi dengan al-Quran. Setiap hari. Terserah dengan cara apapun. 6. Memulai aktivitas sepagi mungkin. Vibesnya terasa lebih positif. 7. Pay attention to what we eat and what we drink. "Aku suka sesuatu yang berkualitas. Termasuk makanan dan minuman. Aku hanya memberikan tubuhku sesuatu yang dibutuhkannya, sesuatu yang berkualitas." Cobalah berkata demikian pada diri. Ya walaupun kadang-kadang zonk, tapi setidaknya kita punya dasar itu dulu dalam diri, jadi ada rem. Jadi kita kira-kira dan tidak berlebihan saat memakan sesuatu yang sesungguhnya kita tidak butuh-butuh amat. 8. Membaca buku yang bagus. 9. Membuat bahagia orang lain, berbuat kebaikan. 10. Membereskan dan merapikan rumah. Mungkin segala tugas rumah tangga tidak harus dilakukan sendiri, kalau ada rejeki ya nggak masalah dialihkan ke orang lain, hitung-hitung memberi rejeki ke orang lain. Diniatkan begitu supaya berkah dan semua bahagia. Tapi kalau bahasa cinta suamimu adalah act of service yang merasa bahagia banget dan merasa dicintai banget manakala istrinya nyuciin baju dia, ya apa mau dikata. Kerjakanlah dengan hati riang gembira duhai para istri wkwkwkwkwkw. Tapi kalau bahasa cinta suamimu adalah quality time yangmana bakal merasa dicintai manakala kamu ada di sampingnya, mungkin definisi dicintai bakal beda, bukan sibuk ini dan itu dengan pekerjaan rumah yang tiada berakhir. Tergantung sikon juga. Pandanglah suami sebagai jembatanmu menuju surga duhai para istri. Pembahasan agak melebar ya, dari merapikan rumah sampai bahasa cinta. Tapi memang banyak hal yang saling berkaitan jika dipikir-pikir. Ini menarik untuk jadi topik pembahasan lanjutan. 11. Do skincare and bodycare dengan produk-produk sesuai dan cocok dengan kebutuhan kulit kita masing-masing. Seringkali ini perjalanan panjang untuk mencari yang cocok. Semangat! Sunscreen is a must. Ingat itu. The sense of melihat kulit kita yang better than before, itu membahagiakan. Ingat ya, better than before. Bukan membandingkan dengan orang lain. Karena tentu banyak yang lebih uwaw dibanding kita. Terimalah diri. Perbaikilah diri. Dah, gt aja. Hal-hal yang membuat tidak bahagia: pada dasarnya kebalikan dari poin-poin diatas. 1. Terlalu banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang memberi insight bagi diri. Terlalu banyak scrolling sosial media. 2. Makan dan minum sesuka-sukanya. "I only drink the best". "I only eat the best". "Makanan dan minuman adalah sumber kesehatan atau kesakitanmu" . at least kita berusaha menjaga, walau semua atas takdir Allah. Sekalipun makan dan minumnya ngaco, imbangi dengan workout yang lebih rajin. Konsekuen. 3. Menunda-nunda pekerjaan/ tugas yang harus dilakukan. buat to-do. Supaya clear di otak mengenai apa saja yang perlu kita kerjakan hari ini. Syukur sebelum tidur sudah dibuat agenda untuk esok hari. Jadi esok ada semangat lebih untuk bangun. Kita tau apa saja yang harus kita kerjakan esok. 4. Terlalu banyak berbicara / too much.
17 notes
·
View notes
Text
Betina Gila Batang
Aku ni dah kahwin dan dah ada anak satu. Kerja kat PJ sejak 1/98. Masa aku join company tu, aku dikenalkan dengan sorang secretary (bukan secretary dept aku). Fuhh!.. kalau tengok dia. Sekali tengok, orang selalu kata dia ni lesbian. Pakaian dia simple tapi anggun. Selalunya dia pakai baju kurung atau dress pants. Cuma kadang2 je dia pakai skirt pendek. Kadang2 dia all out pakai body hugging dress yang sexy gile. Fuhhh!!.. budak bujang office aku kata lepas tengok dia macam tu, sure boleh buat modal lancap malam tu. Ramai budak lelaki office aku kata dia ni nampak innocent je, based on cara dia berpakaian.
Cakap dia lembut. Cun gile. Badan slim. Muka tersangat la bersihnya. Kebanyakan body features dia yang best tu aku yang sponsor. Tinggi lebih kurang 1.6m. cukup la tu, aku ni tak reti nak describe rupa paras dia cam ne, tapi kalau korang tengok dia, gerenti lutut lemah teringat sampai bile2. Nama dia shaliza(bukan nama sebenar). Aku panggil Sha (real name yang aku panggil dia) aje. Dia pun dah kahwin tapi belum ada anak lagi. Mula2 kenal tu biasa la. Pas tu kita mula rapat. Pegi lunch pegi mana2 sama2. Yang bestnya family dia dengan family aku pun kenal each other. So, bini aku dan laki dia tak la syak sangat pasal our affair.
Semakin lama hubungan kita orang makin ngam. Mula cerita pasal sex. Dia cerita pengalaman dia dengan laki dia. Semua dia cerita. Kat mana laki dia pancut semua aku tahu sebab they all family planning. Laki dia suka pancut mani kat celah tetek dia dan muka dia. lagi satu tempat pancut mani yg favorite ialah kat alur cipap dia lepas tu dia suka tengok mani dia meleleh kat alur cipap tu. Sampai bab2 laki dia bantai bontot dia pun dia cerita kat aku in detail. Dia juga ada cerita yang dia tak selalu main dengan laki dia sebab laki dia kerja ikut shift. Kalau laki tak de, dia main gentel cipap dia je. Tu pun dia cerita in detail macam mana dia buat.. Dia kata, sebulan may be 3 atau 4 kali je dia main dengan laki dia. Dia suka main dengan laki dia bila dua2 mabuk. Dia kata best. Selalunya, Sha dgn laki dia akan tengok blue film dulu sebelum adengan sex dia mula. Laki dia kata kena warm-up dulu. Laki dia tu kena tengok blue dan kena urut batang dia dulu baru nak bangun. Kalau tak, tak naik, manual gear la kata kan. Stim tu biasa la bila dengar dia cerita. Kadang2 aku nampak dia jeling kat celah kangkang aku, especially tempat yang terbonjol tu aku tak suspect apa2 masa dia pandang tu. Biasalah jeling2 kat tempat private tu. Aku pun selalu jeling kat arah cipap dan tetek dia. anyway, Aku pun cerita jugak pasal aku main dengan bini aku. Tapi aku dengan Sha tak buat apa2 pun aksi sex masa tu setakat cerita je Lama2, kita orang start hugging, kissing on the cheek je. Pas tu, kiss on the lip. No french kiss. Aku bukannya tak nak main dengan dia, tapi take things slowly…walaupun aku geram teramat sangat kat dia. bayangkan la, cipap dia kadang2 betul2 depan mata aku bila dia mengadap aku. Lagipun, aku kat rumah dapat sex yang secukupnya dari bini aku. Setiap hari aku main dengan bini aku at least 2 kali sehari. Kalau dia lampu merah, period la tu.. dia akan deep throat atau blow job aku.. paling kurang pun lancapkan aku dengan tangan. kadang2 sampai 2/3 kali. Jadi, bab sex ni memang aku tak kebulur sangat la. ‘makan luar’ tu pun selalu jugak dapat, especially bila pegi outstation.
Berbalik pada cerita Sha tu, ada satu hari, aku rasa bulan 2/98, Sha datang kat bilik aku. Biasa la borak2 gurau senda dan main komputer masa lunch. By the way, bilik aku ni tersorok sikit. Jadi line clear la. Tiba2, the ‘one million dollar question’ keluar dari mulut Sha, ‘boleh I tengok you punya anu?’ sambil menjeling kat celah kangkang aku. aku bagai nak gila. Terkedu kejap. Badan start menggigil. Aku tanya dia balik nak tengok? dia cepat2 jawap, ‘ya, I nak tengok batang you.’ Batang aku pun dah start menegak. Tak terfikir aku dia minta benda tu. Aku yang panic ni, macam dah kena pukau terus saje bukak zip seluar aku, selak spender dan keluarkan batang aku. toing! terkeluar la batang aku yang dah keras tu. Aku rasa dia ni memang dah lama target batang ak. Cuma tunggu masa yang sesuai je nak luahkan perasaan dia. Once batang aku keluar je, dia terus pegang dan urut2 batang aku dengan geram. Aku pun mula la high. Tapi tak dapat concentrate sangat sebab kena make sure line clear. Nanti kalau boss masuk, mampus. Dia main dengan batang aku puas2 . dia selalunya guna air liur dia untuk melicinkan pergerakan mengurut batang aku tu. Tak lama lepas tu aku pun pancut air mani aku. Habis kena lantai dan tangan dia penuh dengan air mani aku. Pas tu dia ambil tisu dan bersih kan apa2 yang patut. Jilat sikit air mani aku yang meleleh kat jari2 dia. sedap kata Sha. Pas tu aku kiss dia dan thanx dia for her service. Bila habis lunch time, kita orang pun sambung kerja macam biasa.
Perkara dia lancap aku dengan tangan tu berlarutan la. Dia ni macam dah gila sangat dengan batang aku. Aku tak tahu kenapa dan aku tak mau tahu kenapa. Tak pernah aku tanyakan dia soalan tu. Yang aku tahu dia kata batang aku best bagi dia panas dan sedap di pegang, diramas, diurut. Habis setiap inci batang aku dan buahnya dia pegang dan urut. Kadang2 tu, dia dekatkan muka dia kat batang aku dan dengan manja dia cium puas2 dan kenakan kat seluruh muka dia. Yang pentingnya aku enjoy dengan apa yg dia buat kat aku. Every time/ada chance je dia nak main dengan batang aku. Pagi tu memang dah sah dapat lancap sebab kita orang selalu datang awal. Petang pun sama. Lunch kalau malas keluar, dah sah dapat. Selalunya dia lancap aku kat dalam office aku. Kita pretend macam tengah work on something kat komputer aku, tapi tangan dia kat batang aku bawah meja. Selalunya, kita tengok gambar bogel orang main atau gamabr bogel model2 kat internet tu untuk menambah stim. Bila baca cerita sex kat web ni pun kita baca sama2 sambil tangan dia lancap konek aku. Setiap kali dia lancapkan aku, mesti air mani aku keluar. Kalau tak keluar, especially bila line kena cut-off, dia mesti frust dan asyik mintak maaf je kat aku dan janji akan buat lagi next time. Selain air liur dia, kadang2 kita guna baby oil la losyen la dan macam2 lagi benda sebagai pelincir. Kat office tu, tisu bilik aku selalu kena replace, sampai clerk tu tanya aku apasal tisu cepat habis. Aku senyum je. Sha pulak memang sentiasa bawak tisu bila jumpa aku, sebab dia tahu kami berdua perlu tisu banyak2.. maklum la banyak sangat unexpected things between us. Di pendekkan cerita, ada aje peluang Sha nak pegang batang aku, dia akan buat samada dari dalam atau dari luar je. Dalam lif pun kadang2 sempat. Sambil tunggu lift pun sempat. Kat pantry banyak kali. Toilet executive kita orang boleh kunci dan tak ramai orang guna. Lepas sejam baru keluar. Dalam kereta jangan cerita la berapa kali. Aku tiap2 hari hantar dan ambil dia ke office. Jadi korang imagine la peluang yang Sha ada untuk service aku. Kereta aku asyik kena pancut je dengan paip bomba aku tu. Kat restoren pun kita orang ambil kesempatan. Aku tak boring pun walaupun dia hanya lancap aku dengan tangan je dan aku cuma dari luar je raba2 dia. kalau line clear sikit, kat mana2 pun, kita orang akan peluk2, cium2 manja macam orang kata cium2 kucing tu la.
Kadang2 aku ambil juga kesempatan raba tetek dia yang size 34/35 tu. Memang lembut. Putting dia color brownish sikit…. besar jugak putting dia. Bila aku raba tetek dia je, dia jadi stim dan tetek dia makin pejal off course sedap di raba. Cipap dia pulak, aku cuma raba dari luar je… tembam cipap dia bontot dia, fuhhh sedap di ramas. Pejal. Aku ni bila kena lancap denga tangan, mani lambat keluar sikit. Jadi untuk cepatkan, kena la raba2 dia sikit baru ada kick. Tapi, aku tak pernah raba atau korek cipap dia lagi.. itu projek aku seterusnya nanti. Yang best tu, walaupun Sha melancaplan aku banyak kali masa waktu office, sex aku dengan bini aku tetap macam biasa. Aku kena layan bini aku, takut nanti dia syak sesuatu. Kadang2 tu, bini aku tanya, apasal air mani aku sikit sangat biasa la dah buang banyak kali mesti sikit, korang pun tau. Mula la aku explain scientifically macam doktor pasal apa mani lelaki jadi sikit. Dia percaya fuhhh case close. Sha dengan aku pulak, walaupun kita orang selalu buat kerja tu, kat office kita macam biasa je.
Tadi aku cakap family dia dengan family aku baik kan. Selalu jugak family aku pegi rumah dia dan family dia datang rumah aku. Bini aku dan laki dia, macam segan to each other. Setakat cakap2 gurau tu ok la for them. Tapi aku dengan Sha, macam biasa bila ada chance je, dia akan main dengan konek aku. Aku pun macam biasa raba2 dia. Wife aku dengan laki dia tak syak sangat our affair.. kita orang pandai cover line. Ada sekali tu, dia datang kat rumah aku dengan laki dia. lepas makan laki dia main dengan anak aku kat taman depan rumah aku. Aku tengah tengok tv kat living room. Dari tempat aku, boleh nampak laki dia main dengan anak aku. Sha pulak tengah baca magazine sambil meniarap depan aku. Dia pakai tights warna hitam yang aku bagi dia untuk birthday dia dulu. Dia saje halakan cipap dan bontot tembam dia ke arah aku. Kadang2 dia saje angkat bontot dia dan gerak atas bawah macam orang tengan main sex.. pas tu senyum kat aku. Gerak badan dia fuhhh tak leh nak describe. Susah aku nak concentrate tengok tv. Batang aku memang dari tadi dah tegang. Pas tu bini aku dating dan dia bagi tau dia nak pi supermarket kejap. Ntah apa yang dia nak beli aku tak kisah sebab dalam kepala otak, teringat si Sha tu lancapkan aku je. Sebelum blah bini aku gurau2 kat aku dan Sha. Dia kata kat aku, jangan stim tengok bontot Sha tu. Kita orang gelak je. Dia tak tau yang konek aku memang dah tegang asyik tengok bontot dan cipap Sha yang mengiurkan tu. Kalau aku dengan bini aku ada projek, bini aku selalu ingatkan aku supaya jangan ingat sha masa main dengan dia. padahal bini aku tu lebih cantik dan tak kurang menggodanya kalau compare dengan Sha. Kalau orang tak kenal bini aku, mesti tersilap ingatkan dia tu macam sorang pembaca berita TV3 yang cun, janda anak 3 orang tau kan sape.
Bila bini aku blah je, Sha duduk sebelah aku(dah biasa macam tu even depan spouse) dan ambil satu bantal besar dan cover bahagian bawah pinggang aku la. Tangan dia mula merayap masuk seluar bola tali getah aku. Dan kerja melancap dia pun bermula. Macam biasa pelincir air liur di gunakan. Sambil tangan dia urut batang aku, aku sekali-sekala jeling luar tengok laki dia. kalau kantoi mampus. Sha ni memang pandai urut batang aku. Macam2 cara dia buat. Cakap saje apa yang buku sex ajar, batang aku dah merasa.. what a lucky dick! Sha continue urut2 kan konek aku. Adalah dekat2 setengah jam, air mani aku tak nak keluar jugak…biasa la susah nak keluar kalau tak concentrate sangat sebab asyik jengok luar je. Setelah Sha usaha sedaya upaya, akhirnya terpancut jugak air mani aku. Jauh jugak pancutan tu. Macam biasa Sha akan lap dengan tisu. Pas tu, kita orang macam biasa balik.
Begitulah seterusnya perhubungan aku dengan Sha yang gila sangat kat batang aku tu. Aku bukannya tak gila kat cipap dia, tapi aku masih blurr apasal dia asyik main batang aku je. Ada kah objective dia nak go all the way ke atau setakat tu je. Sebab tak sure, aku kena la buat step by step supaya apa yang aku enjoy sekarang ni tak terlepas takut nanti yang di kejar tak dapat, yang di kendong berciciran. Awal 1/2000 hari tu, ada advance sikit dalam perhubungan kita orang. Sha dah mula hisap batang aku. Dia pun expert jugak dalam bab hisap batang ni.. in fact the best I’ve ever had. Tapi kerja yang macam ni susah sikit nak cover kat office sebab muka dia kena mengadap batang aku. Sekarang tak yah letak air liur kat tangan dan lumurkan kat batang aku. Air liur automatik dari mulut dia ke batang aku. Dia jugak dah benarkan aku finger cipap dia(tengok cipap life dia belum lagi) banyak sungguh air cipap dia keluar bila aku korek2. Penggunaan tisu kita orang pun bertambah.
So harapan aku dalam dua tiga bulan ni ialah untuk menikmati dan membaham cipap dia pulak, tak kira la samada dapat jilat atau masukkan batang aku dalam cipap dia lagi bagus going all the way home(macam main baseball) sekarang ni baru dapat pegi second base je. Cipap Sha memang tak boleh di biarkan begitu saja tanpa perhatian. Aku takut nanti, aku pulak yag gila kat cipap dia… belum tengok lagi secara life lagi. Buat apa nak gelojoh kejar cipap dia. banyak lagi masa. Tapi cipap Sha memang aku punya ultimate target. Aku nak ganyang sepuas2nya. Ahh… lupa nak cerita. Kadang2 tu Sha hanya ambil masa 2-3 minit je nak keluarkan air mani aku especially bila dia dah geram sangat dengan batang aku tu. Tapi on the average abut 20-30 mins la. Tapi dia very patient and like I said expert in handling dick. Kita selalu jugak main game kalau dia dapat keluarkan air mani aku dengan cepat aku bagi dia hadiah. Rekod paling cepat dia keluarkan air aku ialah 50 sec. Aku kalah teruk masa tu. Kadang2 sesak jugak nak tahan air mani dari keluar bila Sha gunakan macam2 trick tangan dia mengurut batang aku… korang imagine la sendiri. Sha punya favourite ialah pegang batang aku bila lembik dan urut2 sampai keras mencanak. Dia kata best pegang batang lembik, ada umpph. Selalunya dia tak sempat tengok batang aku masa keadaan lembik. Sebab bila aku nampak dia je atau fikir pasal dia je, batang aku dah mengeras, By the time aku bukak zip seluar aku je, dah mencanak2 dan mengangguk2 macam panggil Sha suruh belai lagi. So tough luck for her. The only chance for ialah after aku keluar mani. itu pun kalau masa masa mengizinkan, lepas air mani aku keluar Sha akan pegang2 batang aku yang separuh lembik tu(nak jadi lembik pas tu) dan main2kan. itupun kalau dia nasib baik. Sebab most of the time, even lepas dia lancap aku, batang aku samaada separa tegang atau tegang keras macam batu. Kesian Sha.
Our most obstacle is spender aku la. Menyusahkan pergerakan kita orang. Kadang2 tersepit batang aku. Kalau tak pakai bahaya bila dia naik nanti. Orang nampak. Batang aku tu automatic gear. Tak de disiplin. Naik nafsu sikit je dah nak bangun. Tak yah nak urut2, unlike manual gear laki dia tu. Batang aku tu memang ikut kepala dia je sendiri je.. betul2 dickhead. Sha pulak bila dah dapat batang aku tak ingat dunia lagi. Dia tak kira. Dia tibai je. Kadang2 sampai merah, sore pun dia masih nak lancapkan aku..apa nak buat dah nasib.
Status aku dengan Sha sekarang ni, Sha masih menikmati aku punya ever loaded and ever ready gun semenjak dua tahun yang lalu. Budak2 office kita orang still tak suspect apa2. Kalau dia orang tahu, gerenti aku kena peril kecoh wooo sebab Sha memang pemalu dengan dengan laki2 lain. So they all tak de chance nak kacau Sha. Aku tersangat lah luckynya. Bini aku dan laki dia pun tak suspect apa2. What a great life hah! The billion dollar question now, apasal Sha gila sangat kat konek aku jeMonday, February 21, 2000 Yang peliknya, bila dia lancapkan aku, dia selamba saje macam tak expect anything in return from me. Yang aku pulak macam dah kena pukau sampai tak reti nak buat apa2 kat Sha bila dia lancap atau blow job aku.
Pelik tapi benar! Tapi, bila dia main batang aku, dan aku raba2 atau korek2 cipap dia, dia ada response la. Pompuan pun pandai stim jugak kan. Aku pernah tanya dia, dia pernah buat macam ni dengan orang lain tak, dia kata cuma aku dengan laki dia saja yang dapat perhatian macam ni. Hmmmm malas nak tanya banyak2. Aku harap perkara ni berterusan sampai bila2 dengan aksi2 yang lebih hebat lagi, walaupun duit aku kopak sikit nak maintain dia. kita orang memang ada plan nak hidup sama. Tapi apa boleh buat dua2 dah ada commitment. Nak break that tak sampai hati, so continue je la macam ni as long as tak kantoi. Dulu dia pernah kata laki dia fantasize nak main dia dan sorang lelaki. Dia nak bantai bontot sha, dan laki tu tibai cipap dia… hmmm best jugak ye. Aku harap laki dia pilih aku nanti but I have doubt.
32 notes
·
View notes
Text
FREEDOM - Chapter 2: Virtual dan Ideal (2)
Eichi: …Dalam beberapa jam, kota menjadi porak poranda dan dunia akan menemui kehancurannya. Medetashi medetashi*(1)~
Makoto: Ini mah sama sekali nggak hepi…! Uwaa, padahal harusnya nggak seperti ini loh~!?
Mao: Aku juga, gedung tinggi balai kota yang aku bangun sedikit demi sedikit juga aku tinggal sebentar aja udah jadi kayak lahan lama tak terawat lagi.
Hokuto: Kasihan banget kalian.
Mao: Nggak nggak, ini semua kan salahmu ama Subaru!? Malah bikin menara gak ngotak besarnya.
Subaru: Eh, kok jadi salahku?
Karena budgetnya ada banyak, aku cuma membangun dan menumpuk “Menara” yang di daftar bangunan harganya paling mahal.
Yang salah bukannya Hokke yang terbakar mental bersaingnya dan malah membangun menara lebih tinggi dari aku ‘kan?
Hokuto: Nggak, ini salahnya Akehoshi. Gara-gara menara yang kau buat, kotaku jadi nggak dapet paparan cahaya matahari yang cukup nih.
Buat nyindir*(2)kelakuanmu aku juga ikutan bangun menara, tapi nggak disangka malah dua-duanya roboh.
Eichi: Bener-bener mirip kayak yang ada di film kaijuu*(3) ya sosok kalian yang teriak nangis heboh meminta pertolongan.
Karena ini masih uji coba, aku berpikir akan mengakhirinya secara paksa dengan menjatuhkan meteor gitu. Nggak disangka malah hancur dengan sendirinya. Ke depannya bakal sulit nih.
Yang penting, kalian pasti sudah sadar sendiri, refleksi benahi diri kalian dan berusaha lebih keras untuk pembangunan kotanya.
Subaru: Ya, aku akan berusaha. Sally~, punya ide apa gitu nggak?
Mao: Tiba-tiba apaan nih?
Subaru: Ketua OSIS ‘kan? Kayaknya ahli deh soal ginian♪
Mao: “Mantan” ya. Subaru sendiri mikir ketua OSIS itu apaan sih?
Kayak ginian mah pekerjaan walikota atau pejabat gitu ‘kan. Atau karena ini game pembuatan kota, ya tanya ke orang yang jago main game gitu kek. Tenshouin-senpai juga udah bilang diantara kita Trickstar mah Makoto yang paling jago sih ya.
Hokuto: Hum, aku mengandalkanmu, Yuuki.
Makoto: Ahaha, seneng banget sih, tapi rasanya kayak ada tekanan jadinya.
Mao: Nggak perlu memaksakan diri dan menanggungnya sendirian ya? Kita juga nggak ada niat buat melempar semua bebannya ke dirimu seorang.
Makoto: Ya, biar kalian bisa main dengan nyaman, aku juga harus cepat buat memahami cara-caranya. Tujuannya sih kita berempat mengembangkan satu kota bersama-sama, tapi selagi belum terbiasa berdiam hanya mengelola di satu tempat saja juga resikonya tinggi. Aku juga ingin menghindari “Kecelakaan karena Sepihak*(4)” seperti tadi, makanya gimana kalo kita pisah ke empat mata angin dan main dengan bebas sambil menumpuk pengalaman?
Subaru: Bagus tuh bagus, begitu aja kuy☆
Yosh, ayo kita buat kota yang bersinar di dunia~ Yey yey ouu♪
(Beberapa hari kemudian, di dunia virtual 【FREEDOM】, di wilayah yang dipegang Mao)
Makoto: Halo~ Isara-kun, aku datang berkunjung nih~♪
Mao: Selamat datang, belum ada apapun sih tapi dibikin santai aja ya♪
Makoto: Beneran belum ada apa-apa sama sekali ya, ini tadinya semua langsung kamu ratain semua?
Mao: Nggak kok, dari awal juga udah begini. Aku sama avatarku juga tinggalnya kayak gelandangan gitu. Kasihan juga kalau nggak ada apapun, makanya pertama-tama aku mau ngumpulin bahan materialnya dulu. Kalau situ gimana?
Makoto: Tempatku lagi menata letak bangunan-bangunan gitu, ini juga lagi buat pembangkit listrik juga.
Mao: Pembangkit listrik?
Makoto: Iya, soalnya buat membangun peradaban listrik adalah hal yang wajib ada, ‘kan ini dasar dari dasar game pengelolaan kota.
Mao: Heee, begitu ya.
…loh, aku coba ngintip data kok kelihatan penduduk di wilayah kotamu pada migrasi ke luar?
Makoto: Aku lagi fokus ke pengembangan kota sih. Cara yang paling efisien adalah mengurangi rumah tempat tinggal dan menambah tempat pembangkit listrik. Kalo orangnya berkurang, keluhan yang didapat juga akan jadi makin sedikit dan administrasi kota juga bisa berjalan ada perkembangan. Sekali dayung dua tiga pulai terlampaui.
Mao: Dingin banget…! Tapi yah, di game kayak gini kepribadian masing-masing jadi kelihatan ya.
Kalau Subaru bilangnya sih, “Pengen bikin kota yang fokus ke kegiatan idol”… Namanya “Sanctuary” kalo gak salah ‘kan?
Dia membangun taman bermain yang mirip sama yang dibangun Tenshouin-senpai juga sih.
Hokuto mah meski nggak ahli tetep serius banget bikin kotanya. Meski kelihatan payah, syukur deh kalo dia sedikit demi sedikit bisa menemukan cara dengan menemui banyak kegagalan.
Masalahnya lebih ke pergerakan para avatar bakal kayak gimana, mereka semua mirip banget sama yang aslinya sih terlalu bebas…
(Tak lama kemudian, di wilayah yang dipegang Mao, di daerah terpencil)
Mao: [Hei, Hokuto. Kita dari tadi udah jalan sat-set gini, tapi kok pemandangannya sama sekali nggak berubah. Jangan-jangan kita ini kesasar?]
Hokuto: [Ya, beneran kesasar ini mah. Aku juga nggak tahu jalan kita darimana kita datang tadi.]
Mao: [Kok pede banget sih ngomongnya~! Harusnya di titik tersadar kalo kita kesasar, kau bilang ke aku dong! Aku tanpa pikir panjang cuma ngikutin kau soalnya ini.]
Hokuto: [Tenang aja, aku udah dikasih tahu sama nenekku cara jitu kalo pas kesasar.]
Mao: [Neneknya Hokuto serba tau ya.]
Hokuto: [Yoi, beliau mah tahu semua fakta yang ada di dunia ini.]
[Namanya metode tangan kanan, jika kita terus berjalan dengan menempelkan tangan kananmu ke tembok, suatu saat kita akan mencapai garis finis.]
Mao: [Mau dibilang tembok gimana, wong sekitaran kita cuma ada pepohonan?]
[Lagian ya, meski aku dapetnya dari manga, kalo nggak salah metode tangan kanan ‘kan digunainnya di labirin?]
Hokuto: [……]
[Nggak apa-apa kok, percaya deh sama aku.]
Mao: [Apaan pula kok bisa pede banget padahal nggak ada dasarnya nih. Aku bisanya khawatir doang ini…!]
[….hm? Bentar dulu, Hokuto. Disana kayak ada sesuatu loh.]
[Uwa, ada dinosaurus…! Sebelum kita ketahuan, ayo kita cabut pergi menjauh aja.]
Hokuto: [Nggak, lebih baik kita jinakkan dan jadiin dia teman saja. Kita bisa bergerak lebih cepat daripada jalan pake kaki sendiri. Kalo kita naik ke lehernya yang panjang, kita pasti bakal bisa mendeteksi tempat kita berada juga.]
[Ajaran nenek hebat ya, dengan pake metode tangan kanan aku jadi bisa nemuin dinosaurus seperti ini.]
Mao: [Yang nemuin dinosaurusnya perasaan aku deh tapi...?]
NB:
*1 めでたしめでたし (medetashi medetashi) itu ungkapan yang biasanya digunakan untuk menutup cerita yang akhirnya happy end atau berakhir lancar lah pokoknya. Makanya Ukki bilang “Ini mah sama sekali nggak hepi.”
*2 暗に示す (an ni shimesu) artinya itu melakukan suatu perbuatan atau kata-kata yang dibaliknya ada makna khusus, jadi nggak pake cara langsung buat menyampaikan sesuatu ke lawan bicara. Disini aku pake kata nyindir karena maksud Hokke bikin menara lebih tinggi itu buat bikin sadar ke Subaru kalo menara buatannya tuh ganggu. Kalo bahasa ibu-ibunya “Aduh jeng, bisa nggak sih biasa aja kalo bikin menara. Baru kayak gitu aja bangga jeng, eike nih bisa buat lebih tinggi.”
*3 Kaijuu itu artinya makhluk hidup yang identitasnya misterius, yah singkatnya monster. Kalo film kaijuu itu biasanya isinya monster yang menyerang kota-kota besar dan menghancurkannya. Pas banget ama keadaan nih anak-anak oon malah ngehancurin kota buatan sendiri.
*4 Di naskah aslinya pake istilah “もらい事項” (morai jikou) yang artinya kecelakaan yang korbannya sama sekali nggak ada salah full yang salah pelakunya karena mungkin kelalaian, jadi korban aslinya dapat menerima seluruh ganti rugi. Tapi karena si korban hampir nggak kehilangan apapun selain “yang bisa diganti rugi”, sering kali pihak korban nggak bisa menuntut lebih lanjut pelaku. Sehingga dinamakan morai jikkou, dimana morai artinya mendapat, iya dapat apesnya tapi mau nyari untung dari ganti rugi juga sulid bos. Konteks disini ya korbannya MaoMako pelakunya HokuSuba, kayak anjir mau kesel ya mau gimana lagi cuma game nasi udah jadi bubur.
< Sebelumnya
#ensemble stars#enstars#enstars translation#trickstar#makoto yuuki#subaru akehoshi#mao isara#hokuto hidaka#eichi tenshouin
3 notes
·
View notes