#beasiswa S1 dan S2 di inggris
Explore tagged Tumblr posts
andiniseprijadi · 2 months ago
Text
Mengenang Keambisan Jaman Kuliah
Hari ini aku lagi pengen sharing tapi bukan yang ala puitis gitu, tapi lebih ke pengalaman saat kuliah dulu. Barusan aku baca tumblr seorang kakak-kakak (ibu-ibu precisely) yang baru aja ngambil S2 setelah punya anak. Beliau cerita kalau strugglenya itu beneran luar biasa MasyaAllah.
Jujur setelah punya anak aku tuh berasa kayak melepaskan semua impian dan keambisanku. Kek yaudahlah yang penting sekarang aku fokus ke anakku gimana caranya dia bisa bertumbuh dengan baik sesuai tugas usianya. Suamiku beberapa kali nanyain: kamu nggak pengen kuliah lagi? Sebenernya sih aku pengen cuman nggak sekarang, entah kapan. Rasanya agak berat meninggalkan pekerjaanku saat ini dengan segala kenyamanannya. Tapi kalo dipikir-pikir lagi, it's time to pursue my education cz I'd like to be an expert, moooreeee than I am today. Buat diriku yang beberapa tahun ini menjalani hidup secara medioker sebenernya agak takut, sih. Could I survive academic life? Tapi dibalik semua keraguan itu, InsyaaAllah yakin aja sebenernya aku mampu kok.
Dulu pas jaman kuliah S1 bisa dibilang aku ambissss banget. Aku tipikal orang yang kalau udah menetapkan satu tujuan yaudah itu, I will run after it until I get it. Misalnya, dulu di awal kuliah aku pengen banget exchange ke Fukuoka Women's University Jepang. Alasannya karena aku tertarik sama programnya (mingle sama students dari berbagai belahan dunia), bisa belajar bahasa Jepang, dan tentunya kecover beasiswa full termasuk tiket pesawat PP.
Dua tahun menjalani perkuliahan di UGM, FWU nggak buka kerjasama lagi sama OIA entah kenapa. Sampai akhirnya di tahun 2017, admission FWU buka. Langsunglah aku daftar dan menyiapkan segala tetek bengeknya. Seingatku, dulu aku nggak pulang pas libur semester demi mempersiapkan semua dokumennya. Teruuus surat rekomendasi aku ngirim mepet banget dan alhamdulillahnya dibantuin dosenku Pak Arif yang sangat baikk dan murah hati (btw, sekarang beliau jadi konsulat di Inggris).
Fast forward, setelah daftar beasiswa aku diterima pertukaran pelajar di FWU dengan beasiswa JASSO dari pemerintah Jepang. Alhamdulillah. One bucket list crossed.
Tumblr media
Foto bareng Mikachan dan Hiroka, JD mates. By the way, JD mates ini temen Jepang yang nemenin kehidupan sehari-hari kita selama exchange and at last, they become my best friends too.
Nyampe Jepang, aku kena masalah koperku hilang wkwk. Sumpah drama kali. Pihak ANA airlines (maskapai Korea) bilang kalau kemungkinan besar koperku nggak akan ketemu. Pun, bisa ketemu within 3-6 months. Yakaliii. Tapi berkat bantuan Ota-san (salah satu senseiku di FWU) koperku balik kurang dari 24 jam! Ngga tau lah gimana deal-dealannya orang Jepang dengan orang Korea waktu itu. Aku pengen cerita panjaangggg kali soal kuliah di Jepang ini, itung-itung mengenang memori yang seharusnya sudah aku tulis sejak dulu wkwk. Next lah ya, di postingan berikutnya.
Lanjut cerita kehidupan akademik di Jepang! Waktu itu aku bener-bener kesusahan kali belajar kanji. Meskipun aku sempat les Bahasa Jepang dan dapet materinya di SMA, tapi belajar bahasa dengan aksara yang jelas-jelas beda sama Bahasa Indonesia intens beneran bikin pusinggg cuyyy. Tapi lagi-lagi alhamdulillahnya aku punya learning curves yang tinggi, aku mau belajar terus sampai akhirnya nilai ujian kanjiku terbaik di kelas. Tajiri sensei bahkan ngasih pujian buatku karena progres itu. Means I have potentials, bigger than I thought.
Laluuu selain exchange dan survive di Jepang dengan segala dinamikanya, di UGM sendiri bisa dibilang aku cukup berprestasi (monmaap jangan mual yaa wkwk. Emang ceritanya memuji diri sendiri). Dulu banyak kali lomba-lomba paper yang aku ikutin dan menangkan, lomba debate Bahasa Inggris (pernah juara I team up sama Teguh lord debate), dapet title mahasiswa berprestasi II FIB UGM, dan tentunya jadi awardee XL Future Leaders. Oh, yaampun. I was that coool back then in college! Tapi kenapa sejak covid aku merasa menciut kek kerupuk. Keambisanku menguap entah kemana. Aku menjalani hidup sekedar hidup. Kerja sih tetep karena aku butuh media untuk menampung aspirasiku, butuh temen untuk sosialisasi, dan tentunya to gain a sum of bucks to live up another dreams.
Hmmm. Indah kali mengenang masa lalu meskipun dulu menjalaninya ngos-ngosan juga wkwk. Ngga papa, tulisan ini jadi pengingat aja kalau aku dulu pernah ada di titik itu dan seharusnya aku bisa kembali di titik yang sama, atau bahkan lebih tinggi dari itu. Semangat buat aku! Makasih udah berjuang sejauh ini. Lopp, diriku sendiri <3
0 notes
shafiars · 10 months ago
Text
Keputusan S2
Bagi sebagian orang, untuk melanjutkan studi dari jenjang sarjana ke magister mungkin tidak terlalu banyak mengambil pertimbangan. Tapi buatku, ini sebuah fase hidup yang rasanya cukup drastis, bahkan lebih krusial dari saat mengambil S1 dulu selepas SMA.
Tumbuh di keluarga yang memang memiliki latar belakang sarjana, membuatku merasa untuk melanjutkan dari SMA ke jenjang kuliah S1 adalah template. Setelah mengambil keputusan jurusan yang akan diambil, saat itu memang drama penolakan terjadi, sehingga aku berada di antara opsi menunda (ambil gap year) atau melanjutkan di instansi yang bukan menjadi awal tujuanku saat itu. Akhirnya resmilah aku menjadi mahawasiswa Politeknik Kesehatan saat itu.
Apakah ada keganjalan tersendiri menjadi mahasiswa yang bukan dari PTN Dikti, disaat kakak, saudara, teman, mayoritas berasal dari PT bergengsi? Tentunya ada, bahkan hingga saat ini. Masih kadang membayangkan diri, coba aku dulu masuk… atau jadi mahasiswa… seolah-olah kita si paling tepat dalam memprediksi sesuatu sesuai nalar kita. Padahal, apa yang aku lalui dan miliki saat ini juga sungguh banyak hal yg bisa disyukuri. Knp manusia tll terfokus dgn hal-hal yg tidak dimiliki? Padahal faktanya memang kita tdk bisa memiliki semuanya? Yes, life is a choice.
Kembali ke keputusan S2, di keluargaku saat ini belum ada yang menempuh pendidikan sampai magister. Bahkan kakak laki-lakiku. Yah terdengar gender rasisme tapi ini masih menjadi senuah pertanyaan bagiku. Haruskah aku, sbg adik dan anak perempuan satu-satunya di keluarga mengambil keputusan ini?
Mimpi ini bukan mimpi spontan. Sudah ada dari beberapa tahun lalu bahkan saat aku menempuh pendidikan sarjana. Mungkin krn dulu cita-citaku ingin menjadi dosen. Selepas menuntaskan kuliah D4 aku mulai mengenal dunia kerja praktisi yang rasanya sudah “cukup” tanpa aku harus kuliah lagi. Apalagi sudah mengenal uang/gaji. Kata orang, itu melunturkan motivasi kuliah lagi biasanya.
Tapi ada spt luka lama, ambisi untuk kuliah di PT bergengsi yang saat itu belum terwujud, kembali menyeruak bahkan di saat aku sudah lulus dari sarjana. Tekad ku waktu adalah, aku harus ganti almanater! Aku harus bisa menyebutkan kampus bergengsi ketika ditanya lulusan mana? Sounds like a revenge indeed.
Sehingga dengan segala bentuk motivasi tsb, ditambah cita-cita dosen yang masih ada, aku memulai langkahku untuk mewujudkan mimpi S2 itu. Sangat lambat bisa dibilang, karena aku merasa perlu perbaikan karir terlebih dahulu, resign dari tempat lama dan gabung ke tempat yg lebih possible untuk aku bisa prepare kuliah lagi, meskipun progress yg terjadi sangat little by little.
Singkat cerita, setelah kurang lebih 4,5 tahun kerja, mimpi S2 itu akan semakin dekat untuk direalisasi, insyaaAllah bismillah. Apakah motivasinya masih sama? Sejujurnya masih, sehinggal hal tsb sangat mempengaruhiku dalam pemilihan kampus.
Aku memutuskan mengambil S2 di luar negeri dgn beasiswa pemerintah. Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah beasiswa tsb sudah secure saat ini. Tinggal bagaimana aku mencari dan menentukan kampus. Salah 1 kampus tujuan pertamaku di US, Cornell University, sudah menolakku. InsyaAllah aku punya opsi di Belanda dan Inggris. Tapi spt ada rasa greget ketika aku tidak bisa kuliah di US, apalagi di kampus yg reputasinya lbh baik dari Eropa. Ahhh apakah ini sindrom 10 tahun lalu, yg aku harus menentukan di antara ego, untuk lanjut kuliah saja di kampus yg sudah menerima atau harus menunda untuk mencoba kampus impian tahun depan 🥹🥹
Hufft rasanya tidak mudah. Terlebih krn perempuan biasanya ada stigma “diburu-buru” waktu, maka lebih baik tidak ditunda kalau jalannya sudah ada. Sepertinya timeline bertemu jodoh itu akan tetap sama, terlepas dari kapan atau dmn aku akan berkuliah? Benarkah spt itu? Knp harus mengejar kuliah secepatnya kalau timeline itu akan beriringan. Beberapa yg lain menyebutkan bahwa, kesempatan kuliah di luar tsb bisa jadi life changing experience so I shouldnt make it less priority, moreover to decide campus destination.
Ya Allah, spt biasa postingan ini akan ditutup dgn harapan dan doa atas kebingungan dan kegundahgulaan yang terjadi recently. Banyak sekali ketidakpastian dan pertanyaan, tapi aku yakin Engkau Maha Mengetahui segalanya ya Allah, khususnya yg terbaik bagia hamba-Mu. Ya Allah sungguh perkara cita-cita dan cinta ini menjadi apa yang memenuhi kepala, impian san harapan hamba. Semoga Engkau meridhoi jalan ini dan berikan kami petunjuk seterang benderang sehingga kami tidak salah dan memilih jalan ya Allah. Tunjukilah kami jalan yang lurus yang Engkau ridhoi. Berikan kami takdir terbaik dan rasa syukur serta kelapangan hati untuk menjalankan takdirmu.
Nggapapa kalau saat ini semua masih burem, sungguh hamba ingin menjadi seseorang yang terus berprasakngka baik terhadap Engkau, oh Allah.. Please ease and bless our journey. Aamiin yaa Rabbal alaamiin
Kota Cimahi, 13 Ramadhan 1445 - 24 Maret 2024
1 note · View note
konsultanpendidikan · 4 years ago
Text
Beasiswa Korea 2021 Full (KGSP) untuk S1 dan Diploma
Beasiswa Korea 2021 Full (KGSP) untuk S1 dan Diploma
Tumblr media Tumblr media
http://www.beasiswapascasarjana.com
Mungkin Anda salah satu yang menantikan Beasiswa Pemerintah Korea 2021 ini. Korean Government Scholarship Program (KGSP). Kali ini beasiswa KGSP ditujukan bagi lulusan SMA/sederajat yang ingin menempuh kuliah diploma atau sarjana di universitas-universitas Korea. Beasiswa disediakan full yang menanggung kebutuhan selama studi di Korea.
Pendidikan…
View On WordPress
0 notes
hellopersimmonpie · 4 years ago
Text
Selama jadi Dosen :3
Hello teman-teman. Saya pengen cerita nih.....
Kemarin, kalau ada yang nanya, kenapa saya jadi dosen dibandingkan Engineer?
Saya awalnya mikir, pertanyaan ini enaknya dijawab ga ya?  wkwk. Kalo dijawab tuh jawabannya nggak heroik sama sekali hha. Cuman endingnya saya merasa perlu cerita sih. Biar kita nggak memandang impian itu bukan sesuatu yang harus dicapai secara heroik di film. Kadang-kadang, yang bisa bertahan hidup justeru orang yang paling realistis. Soalnya, orang yang hidupnya realistis itu cenderung mencari peluang bagaimana mereka bisa bertahan di segala tekanan. Meskipun jeleknya, orang lain kadang ngelihat kita sebagai orang yang hidupnya kayak nggak punya harapan alias pesimis di setiap waktu hha.
Dalam hidup, yang kelihatan punya pilihan sebenernya nggak selalu benar-benar punya pilihan. Kita terikat pada takdir. Saya lulus S2 tahun 2013. Temen-temen saya banyak yang apply jadi engineer di perusahaan bagus atau kuliah di luar negeri. Nah, dari luar, saya kelihatan punya pilihan itu. Tapi kenyataannya......
Di tahun saya lulus, saya masih harus struggle sama diagnosa Bipolar Disorder. Saya masih rutin terapi tapi sayangnya terapi saya tidak signifikan hasilnya. Pada tahun tersebut, saya sebenarnya sudah punya LoA untuk kuliah doktoral di RWTH Aachen. Tapi, karena saya masih struggle dengan terapi, saya berencana menunda keberangkatan saya sampai 2014. 
Dokter waktu itu tidak merekomendasikan saya mengambil doktoral karena khawatir kesehatan saya bisa memburuk. Nah, selama menunggu bisa berangkat doktoral, saya berencana ambil kerjaan freelance. Namun, waktu itu ada temen yang bilang ke saya kalau di kampus saya sekarang ada lowongan. Akhirnya, saya daftar aja ikut-ikutan temen. Kami daftar bertiga, tapi yang keterima cuma 1. Saya doang. Ibu saya seneng banget saya keterima jadi dosen. Makanya kerjaan tersebut saya ambil.
Sebenernya, saya juga berencana jadi dosen. Tapi setelah S3 dan melanglang buana di banyak tempat. Ternyata, takdir buat jadi dosen datengnya lebih cepat. Tahun 2014 agak berat bagi saya. Dalam bayangan saya, di tahun itu, saya harusnya berangkat ke Jerman. Again, karena alasan kesehatan, saya nggak bisa beneran berangkat. Sedih juga sih. Padahal orang di sekitar saya udah supportif banget bantu cari LoA. Dulu, S2 saya tuh beasiswa Fast Track. Kampus tempat saya kuliah ngasih fasilitas banyak. Saya dikasih bimbingan bahasa inggris sampai setahun penuh. Saya juga dapat fasilitas bimbingan bikin proposal riset sampe bisa nyari LoA. Di awal, jalan kelihatan mulus banget, tapi kejutan justeru datang di akhir.
Dulu saya nggak berani cerita ke sekitar tentang alasan saya yang sebenernya kenapa kok sampe nggak berangkat ke Jerman. Soalnya dulu wawasan orang tentang mental illness tidak seperti sekarang. Saya sempat juga apply jadi engineer di perusahaan yang bagus dan lolos. Cuman, balik lagi ke yang tadi ya, saya masih harus rutin terapi. Jadi, kerjaan yang butuh kecepatan dan kurang waktu istirahat tidak cocok untuk saya waktu itu.
So, akhirnya saya bertahan jadi dosen. Kerja jadi dosen itu bukan hal yang ringan kayak yang dibayangin temen-temen. Cuman, bagusnya, jadi dosen itu ada sisi fleksibelnya. Saya pas awal-awal kerja,sering pulang jam 1 malem atau dikurung di hotel sampe 3 hari karena dapat amanah ngurusin akreditasi wkwk. Tapi pas ibu saya sakit, saya bisa tetep ngajar sambil jagain ibu. Soalnya jadwal ngajar masih bisa digeser-geser dan beberapa kerjaan bisa dikerjain di rumah.
Kebanyakan ibu-ibu mau jadi dosen karena pengen kerjaan yang fleksibel, nggak berat dan bisa ngurus anak. Sebenernya mindset kayak gini keliru juga sih. Kalo motivasi di awal kayak gini, kita jadinya kadang kurang maksimal ngeluarin usaha-usaha kita.
Jadi buat yang cewek, sekalipun profesi dosen bisa ngasih kita fleksibilitas ngurusin keluarga, tapi jangan sampe niatnya sekedar itu. Saya di awal menjalani profesi ini tanpa niat. Jadinya saya kayak ngerasa buta gitu loh mau jalan ke arah mana.
Di tahun-tahun pertama, saya masih ngelirik profesi lain. Saya berharap kondisi saya membaik dan lekas resign dari sini dan hijrah entah kemana. Tapi mungkin takdirnya emang saya jadi dosen hha. Sekarang saya nggak ngelirik tempat manapun. Saya ngerasa lebih suka berkarya di sini.
Titik balik saya buat mantap jadi dosen tuh terjadi di tahun 2017. Pas Ibu saya sakit Kanker Kolorektal. Jadi pas ibu sakit, biaya rumah sakit kan tinggi banget. Gaji saya dari tahun 2017 sampe 2021 itu kepake buat bayar hutang ~XD Akhirnya, buat makan, saya harus nyari kerjaan lain. Nah, pas tahun 2017 itu, alhamdulillah proposal penelitian saya lolos. Langsung 2. Satunya dapet 20 jutaan. Satunya dapet 60 jutaan. Meskipun honor bersihnya nggak segitu, tapi dari penelitian itu, saya jadi dapat skill baru. Skill baru ini yang bisa menghasilkan duit.
Penelitian yang 20 juta itu tentang advertising pake Social Media Mining. Yang 60 juta tentang algoritma pencahayaan di 3D rendering. Kalo temen-temen pengen tahu topiknya, saya lampirkan papernya di sini, dan di sini. Masih aneh sih papernya. Nulisnya berantakan.
Gara-gara si Social Media Mining ini, saya jadi bisa bikin API dan tahu tentang Apache Spark dkk. Terus pas ngerjain penelitian tentang algoritma pencahayaan, saya jadi ngoprek OpenGL agak jauh. Emang ga semua dari temen-temen faham istilah ini sih. Cuman sebagai gambaran aja biar tahu benda yang bisa di-googling macem apa.
Nah, setelah ngerjain riset itu, ada dua hal yang saya dapet. Pertama, saya sama temen-temen satu tim ngelanjutin proposal penelitian tentang 3D rendering. Proposal kami diterima dan dapet dana 190-an juta. Kalo dulu kami develop algoritma sendiri di kampus, sekarang kami mulai kerja bareng industri. Tapi produk yangg kami kembangkan masih bersifat prototype riset ya. Bukan yang siap jual. Industri ini ngebantu kami buat testing implementasi software di lingkungan nyata aja. Riset kami harusnya berjalan 2019 kemarin. Cuman, prosesnya nggak berjalan lancar. Gara-gara pandemi ini, jadwal riset kami mundur.
Sementara setelah riset tentang social media mining tadi, saya akhirnya pelan-pelan nyari projek sebagai programmer freelance buat bikin API untuk data streaming dan pengolahannya.  Dari sini, skill saya nambah dikit-dikit, saya juga bisa nyari duit. 
Tapi jeleknya, temen-temen yang jadi PNS bareng saya, rata-rata udah ngurus pangkat tahun 2018. Saya sendiri baru ngurus pangkat di tahun 2020 gegara saya sibuk nyari duit LOL. Tiap ketemu temen, saya jadi sering ditanyain:
“Deaaaa, kamu kapan ngurus pangkat? Kamu ga pengen serdos?“
“Iya. Ini lagi diurus hha“
Makanya temen-temen saya udah serdos, tapi saya belum hehehe. Emang lambat banget sih jalannya ~XD Tapi di tahun tersebut, saya justeru sadar bahwa ada banyak hal menyenangkan dalam profesi dosen.
Jadi dosen gajinya kecil? Iya. Gaji pokoknya kecil. Kalo pengen penghasilan yang lebih gedhe, kita harus bisa ngelihat peluang. Mungkin saya orang teknik ya, jadi tiap tahun pasti kepikir:
“Kita enaknya bikin apa?“
Kebetulan, temen-temen di lingkungan kerja saya enak. Kalo diajak halu-halu babu buat berimajinasi gitu bisa meskipun endingnya ga selalu terlaksana karena amanah masing-masing di kampus. 
Wah, cerita ini kalo dicopas di MS Word jadi berapa lembar ya?
“Apakah pernah kecewa dengan sistem pendidikan di Indonesia?“
Kecewa sih pernah. Ada istilah lucu yang sering saya obrolin bareng temen-temen.
“Sindrom Pasangan Muda“ atau “Sindrom Pengantin Baru“
Apakah itu?
Kadang-kadang, suatu hal sifatnya seperti pasangan. Ketika dilihat dari jauh sepertinya menarik dan flawless. Tapi begitu kita dekati, jeleknya kelihatan semua hha. Cuman, kita akhirnya milih bertahan karena sekalipun kita ngelihat buruknya, kita masih menemukan banyak hal yang membuat kita bertahan. Entah karena bucin beneran atau karena ada kebaikan dari mereka yang nggak kita temukan di tempat lain. Semacam itu. Di dunia ini nggak ada yang sempurna. Tempat kerjapun juga. Kalau kita bersyukur dengan kebaikan di sana, kita juga harus belajar nerima sisi lainnya dengan ikhas.
Balik lagi ke berkarir jadi dosen ya.
Masuk ke kampus itu ibarat masuk ke hutan belantara. Buta banget. Nggak ada yang mengarahkan career path kita. Nggak ada yang ngajarin kita harus ngapain. 
Ibarat freelance tapi punya gaji pokok ~XD
Kampus di Indonesia itu banyak banget. Nggak bisa dipukul rata. Jadi kalo kamu milih profesi dosen, jangan bayangin langsung dapet posisi ideal dan punya lab sepaket dengan mahasiswa yang ngerjain riset kamu. Kamu harus belajar, kampusmu itu sampe fase mana :)
Saya ngajar di Teknologi Game. Program Studi ini berdiri tahun 2013. Di Indonesia waktu belum ada benchmark-nya. Jadi di tahun-tahun awal, kami tidak sempat memikirkan tentang riset. Kerja kami lebih banyak untuk bikin pondasi kurikulum, nyari kenalan di industri dan ngurus akreditasi. Sibuk banget. 
Ada yang nanya, jadi dosen itu butuh pinter banget nggak?
IPK saya pas S1 tuh 3.23 dan pas S2 3.58. Skor TOEFL stabil di rentang 530 sampe 540. Ini masuk rentang tengah-tengah. Dibilang pinter juga enggak. Tapi ya nggak bodoh-bodoh banget :))
Mentalitas apa yang penting banget buat dipegang kalo kita punya profesi sebagai dosen?
Pertama, kamu boleh mengkritik sistem pendidikan di Indonesia. Pake kritik se-harsh apapun silahkan tapi jangan punya mentalitas victim. Soalnya mentalitas victim itu membuat kita jadi pasif dan merasa nggak bisa berbuat apapun. Di samping itu, mentalitas victim juga ngaruh banget ke mental kita. Kita kerjanya jadi nggak ikhlas.
Sistem pendidikan kita emang nggak ideal ya. Tapi nggak semuanya buruk. Seperti di tempat-tempat lain. Di kampus itu ada orang yang nyebelin banget dan toxic. Tapi banyak juga para guru yang pinter, bijak, dan humble. Kalau kita membuang ego kita, insya Allah pelan-pelan kita bisa menemukan mereka. Orang-orang yang bekerja di lingkungan tidak ideal tapi tetep ikhlas dan produktif.
Ketika kita dewasa, belajarlah untuk benar-benar menilai banyak hal tidak sekedar dari achievement. Kalo kita ngelihat dari situ doang, mungkin kita jadi minder dan nggak menghargai orang yang achievement-nya nggak kelihatan ~XD Padahal ya cara kerja hidup kita tuh bukan kayak gitu. Orang nggak akan memandang kita rendah karena kita nggak punya achievement. Kalo sampe kita direndahin gara-gara itu, berarti yang ngerendahin kita tuh yang nggak beres. Ngapain kamu ngabisin hidup buat orang yang nggak beres semacam itu.
Tujuh tahun jadi dosen, H index saya masih 0. Temen-temen seumuran saya udah banyak yang di atas 10. Kalau saya inferior, saya mungkin nggak berani ketemu mereka. Tapi, yang ada malah saya sering mendengarkan mereka berbagi tentang bagaimana mereka menjalankan riset. 
Mungkin di awal, kita bakal mikir:
“Wah labku nggak kayak gitu e. Manajemennya nggak bagus“
Kalo ada pikiran ke arah sini, biasanya ada dua opsi yang bisa kita pilih. Pertama yha give up sambil nyalahin keadaan. Kedua, memulai semuanya dari hal yang paling sederhana. Kamu perlu inget bahwa kemapanan temen-temen saya tadi juga hasil kerja keras generasi sebelumnya. Ngerintisnya pasti lama. 
Saya bilang gini bukan buat ngerendahin kerjaan temen saya. Tapi biar kita nggak give up. Saya pengen kita melihat orang-orang yang achievement-nya lebih tinggi dari kita tuh sebagai tempat belajar. Bukan sebagai saingan. 
Nggak ada hal yang instan. Kemajuan besar itu dicapai ketika kita mau melakukan hal-hal sederhana dan konsisten.
Kedua, di kampus itu, kerjaan yang berkaitan dengan administrasi banyak banget. Tapi kamu harus tetep waras dan berusaha terus mengingat bahwa yang terpenting dari profesi dosen adalah tridharma Perguruan Tinggi. Ngajar, neliti dan mengabdi kepada masyarakat.
Ada masanya kita sibuk banget sama kegiatan administrasi. Tapi ada masanya kamu ngambil jarak dari situ buat berdiam diri di lab. Ini yang susah banget hha. Saya pernah jadi musuh masyarakat di kampus karena nolakin amanah. Sampai sekarang, saya belum bisa nemuin jalan untuk ini selain memaksakan diri untuk bekerja semampu saya. Dalam artian, kalau misal dikasih kerjaan administrasi dan sampai jam 5 sore kerjaan tersebut belum selesai, saya akan berhenti ngerjain. Emang kesannya nggak amanah dan saya bakal dimarahi banyak sekali orang.
Tapi kerja di kampus itu marathon, kita berkarir jadi dosen itu puluhan tahun dan kita yang pelan-pelan membentuk career path sendiri. Kalau mau jadi peneliti ya harus mau kekeuh neliti. 
Sementara, kalau kita jadi PNS, udah jadi rahasia umum semisal kerja kita bagus kita akan dipanggil terus untuk kerjaan yang sama. Saya bukan ngajakin jelek sih. Perlu bagi kita untuk berpikir memanajemen tenaga kita mau dialokasikan dimana.
Nah, biar hubungan kamu nggak buruk dengan sekitar, emang kudu belajar assertif sih. Kalo kita dikasih kerjaan yang banyak banget, kerjain dengan sebaik-baiknya. Tapi kamu juga harus belajar nyampein bahwa ada hal lain yang dikerjain. Deadline kerjaan administrasi kalau dituruti terus ya ga bakal habis. Yang ada, kita harus terus berpikir gimana berkomunikasi sama yang lain sekaligus berusa bekerja dengan efektif agar kita bisa menyediakan waktu untuk diam dan membaca buku.
Bahas ini panjang sekali wkwk. Jangan dibagiin ke platform lain ya, kalo dibaca senior saya, ntar saya yang kena tabok.
Anyway, sekali lagi harus diinget, jadi dosen itu kayak marathon. Kamu harus belajar menjaga hubungan dengan sekitar. Belajar berkomunikasi yang baik biar kita bisa tetep kritis mengkritik banyak hal tapi musuhnya juga ga banyak-banyak amat.
Ketiga, kamu boleh mengambil projek di luar tapi jangan sampai meninggalkan kewajiban sebagai dosen. Lebih bagus lagi kalau projekmu bisa dibawa pulang ke lab buat riset.
Ini yang jadi hal paling kritis sih. Kebanyakan kita, kalo udah punya projek luar suka lupa pulang ke kampus. Saya pas butuh duit banget dulu tuh ngambil projek juga ga pilih-pilih sih. Semua saya ambil sampe kurang tidur. Tapi saya juga masih ngajar. Sekarang pas hidup agak tenang, saya mulai milih projek yang bisa nambah skill aja.
Jangan serakah. Saya percaya kalau takdir rezeki kita 100 juta, kita berdiri dimanapun, akan selalu ada jalan dimana duit tersebut bisa jatuh ke tangan kita. 
Kerjakan projek luar dengan baik dan terus perbaiki kinerja kamu. Kamu harus punya prinsip bahwa kita bisa bekerja cepat karena experience dan skill kita nambah. Bukan karena kita memakan hak orang lain. Dalam artian, kamu produktif di projek itu harus karena kamu skillfull bukan karena kamu makan haknya mahasiswa kamu buat diajar. Makanya kadang ada masanya kamu berhenti dari projek. Hibernasi dan nyobain hal-hal baru.
Ketiga, kamu harus mau put effort buat mempelajari sesuatu secara ototdidak dan kamu harus inget kalau mau jadi akademisi yang baik, modal terbesar kamu itu ada di otak. Jadi, kalo ada dana penelitan yang banyak, belanjakan secara maksimal untuk beli alat yang bisa kamu explore. Jangan buru-buru serakah ngambil dalam bentuk duit. Kamu belum waktunya panen.
Dulu, dosen pembimbing S2 saya tuh demanding sampe saya pengen nangis. Tapi pas saya jadi dosen, saya suka mikir:
“Kayaknya pas jadi mahasiswa dulu lebih enak deh. Meskipun dimarahi dosen tiap hari, tapi kita dapet duit dari riset, kita dapet supply paper yang bisa dibaca plus sering ditagih-tagih deadline juga“
Sementara pas jadi dosen, kita yang harus nyari duit buat modal riset. Harus nyari judul paper sendiri dan harus mendisiplinkan diri sendiri buat patuh sama deadline ~XD 
Pas jadi dosen, saya juga sadar bahwa ga semua ide riset bisa tiba-tiba jadi produk. Kita harus punya skill manajerial yang baik biar bisa mem-breakdown riset kita ke mahasiswa. Tahun ini, ada kolega saya yang bilang ke saya:
“Kamu harus segera doktoral. Kalau kamu bukan doktor, labmu kepentok di resource soalnya kamu cuma punya mahasiswa D4 yang bisa diajakin kerja lapangan tapi ga bisa diajak mikir. Kalo kamu doktor, penghuni labmu mahasiswa S2“
Di titik ini, saya jadi nemu motivasi kenapa saya harus mikir doktoral lagi. Ada yang bilang kalo guru itu datang setelah murid siap. Kalau misal lingkungan kamu nggak mendukung buat riset, kamu harus kerja keras biar segera nemu mentor. Jangan sekedar menadahkan tangan soalnya orang-orang yang produktif itu biasanya sibuk banget. Kamu yang harus ngejar.
Sekian cerita dari saya. Semua profesi itu butuh effort banyak. Tapi effort itu juga harus dijalani sambil mikir juga biar hasilnya maksimal. Semoga ini membuka wawasan ya :)
88 notes · View notes
nasigorengg · 4 years ago
Text
Memulai Perjalanan S3 di Jerman
Di antara berbagai alasan yang sering diucapkan adalah alasan menunggu siap. Namun pada akhirnya kita hanya akan tahu bahwa kita telah siap adalah saat sudah menyelesaikannya. Jauh sebelum itu, kita tak benar-benar siap.
Lama tidak menulis blog, bila memang ada yang membaca, saya mohon maaf karena 2 bulan belakangan sedang fase berat-beratnya. 1 Maret, 1.5 bulan setelah menikah, saya menginjakkan kaki di Bandara Internasional Frankfurt untuk memulai perjalanan kuliah S3 di MEET Battery Research Center, University of Münster, Jerman. Memutuskan untuk menikah kemudian menjalani hubungan jarak jauh ternyata sangat tidak mudah. Namun bukan itu fokus tulisan kali ini. Saya akan bercerita perjalanan mendapatkan tempat untuk studi S3.
Boleh dibilang perjalanan ini bukan perjalanan yang pendek. Seringkali disaat saya meragukan diri saya sendiri, ia memaksa saya untuk memutuskan. Ia memaksa saya untuk mencoba, disaat saya sendiri tidak yakin. Karena hidup tidak pernah memberi jeda. Ia tidak menunggu sampai kamu siap untuk memulai kembali.
Menginjak semester 3 saat kuliah S2, saya mulai berpikir setelah lulus mau bagaimana. Tawaran PhD dari Profesor saya tolak baik-baik karena ingin memiliki pengalaman kerja di industri. Kala itu tidak terlalu khawatir, karena lulusan NCTU terkenal sangat mudah mendapat pekerjaan di Taiwan. Lulusan Materials Science NCTU untuk diterima di TSMC sudah seperti air yang masuk ke kerongkongan lalu ke perut. Tanpa hambatan.
Ketika itu saya mengirim aplikasi ke Google Taiwan karena ada lowongan yang sesuai dengan kualifikasi saya. Gayung bersambut, saya mendapat panggilan wawancara via telpon. Sayangnya, ketidakseriusan saya menjadikan kesempatan ini melayang begitu saja. Berlanjut, saya mengirim aplikasi ke company lain. Ternyata masih mendapat penolakan. Ketiga, keempat, sampai kesepuluh ternyata masih ditolak. Mulai was-was. Berpikir apakah saya memang tidak pantas, tidak cukup memiliki skill, dan disusul pikiran-pikiran negatif lain yang bermunculan.
Saya menyadari, ternyata diumur yang hampir mencapai 25 mungkin kerjadian-kejadian inilah yang orang sebut quarter life crysis. Insecure dan merasa tidak pantas. Sampai pada akhirnya saya menemukan lifehacks:
Don’t think you deserve job? Apply for it anyways
Don’t think they’ll reply to your email? Send it anyways.
Don’t self-reject.
-Anonym-
Sampai aplikasi ke 30-an menjadikan saya terbiasa dengan penolakan. Anehnya tidak ada rasa kecewa sama sekali. Sebaliknya, malah pikiran positif yang muncul. Rejection does not define who you are. Your qualification just does not match with their criteria. It is not because you are not good enough.
Di linkedin saya mulai aktif menghubungi orang, walau mereka adalah orang yang tidak saya kenal dan tidak pernah bertemu. Saya kirim pesan menanyakan apakah ada lowongan. Beberapa membalas tapi kebanyakan hanya membaca.
Then I realized I am in the phase which I re-questioned my career decisions. What I actually want and what my passion is. I kept in faith, under whatever circumstances I am in, putting a step by step career decision progress is very important. At the end of the day, it took 243 applications rejected before I found one.
Memilih tempat PhD
Tips pertama dari saya adalah melihat track record pembimbing yang di bidang yang ingin kita tekuni. Dalam hal ini pemilihan universitas menjadi tidak relevan. Saya tanpa ragu mendaftar di tempat sekarang karena Profesor saya saat ini menjadi “bos” di salah satu tempat riset baterai terbaik di Eropa bahkan dunia. Pembimbing saya saat ini adalah renowned researcher di bidang baterai. Kebetulan saat itu ada job vacancy di mana dibuka kesempatan PhD untuk 12 orang di bawah timnya. Lansung saya apply. Lantas, apa saja informasi yang perlu diperhatikan dan diketahui?
Personal statement dan CV
Dua hal ini adalah langkah awal dan salah termasuk yang paling penting. Ibaratnya ini adalah senjata utama untuk menembus dinding pertama dari perjalanan S3. Saya ingat betul personal statement saya dikoreksi lebih dari 5 orang. Secara singkat isi dari personal statement ini adalah perkenalan singkat, pengalaman saat S1 dan S2 yang menunjang S3, termasuk pengalaman riset, kegiatan ilmiah. Alasan ketertarikan dengan bidang riset dan tempat yang dituju, serta tujuan akhir juga perlu dipaparkan. CV juga hal yang penting karena mereka membaca dengan cermat apa yang sudah kita tekuni, so jangan malas untuk update CV ya!
Beasiswa
Beberapa lembaga Jerman yang memberikan beasiswa pada studi S3 seperti DAAD, DFG, BMBF. Kalau dari Indonesia ada Dikti dan LPDP. Kalau saya dan kebanyakan mahasiswa S3 di Jerman mendapatkan supply dana dari gaji. Di Jerman, mahasiswa S3 sudah dianggap semi-professional. Sebtuannya Mitarbeiter atau scientific staff, sehingga kegiatan perkuliahan S3 kebanyakan diisi dengan penelitian. Di sini kami mendapat hak dan kewajiban yang sama dengan pegawai kampus, digaji dan membayar pajak.
Bahasa Inggris
Memiliki kemampuan aktif Bahasa Inggris, minimal understandable adalah hal yang wajib namun tidak perlu melampirkan bukti TOEFL IBT/IELTS (at least dikasus saya). Unik ya? Karena mereka bisa menilai kemampuan Bahasa Inggris saya ketika proses interview.
IPK
Indek Prestrasi Komulatif penting dan tidak penting karena ada Profesor lebih mengutamakan pada personal statement atau proposal riset pendaftar. Meskipun demikian, bukan berarti kita menganggap remeh soal IPK (Indeks Prestasi Kumulatif), namun IPK bagus tidak menjadi jaminan.
Interview
Kalau sudah sampai tahap ini, selamat! Artinya tinggal selangkah lagi. Di proses interview ini yang paling-paling-paling-paling kritis. Harus sebisa mungkin menarik perhatian interviewer dalam waktu yang singkat. Pengalamanku saat proses interview dibagi 2 sesi. Sesi pertama adalah round table dengan aplikan lain dari berbagai negara. Masing-masing kita diberi 10 menit untuk presentasi mengenai tesis S2 dihadapan 4 Profesor. Setelah itu sesi individu di mana ke 4 Profesor tersebut akan menanyai kita lebih dalam mengenai presentasi yang sudah diberikan, CV, personal statement, dll. Jadi mereka akan tahu kalau di CV itu real atau tidak, kalau tesis kita berkualitas atau tidak. Bahkan mereka menanyai kita tentang basic keilmuan yang kita miliki. Saat itu saya ditanya tentang ilmu dasar kimia, ilmu dasar baterai, dan ilmu dasar elektrokimia.
Berdoa
Yang kadang luput dan disepelekan adalah bahwa semua ikhtiar ketika sudah dilakukan maka setelahnya bukan jatah kita. Out of our control, maka yang bisa dilakukan adalah berdoa. 30 menit setelah interview ternyata salah satu examiner mengirim e-mail bahwa saya melakukan pekerjaan hebat dan sangat besar kemungkinan untuk diterima. WOW! Langsung loncat-loncat lah saya. Alhamdulillah.
Pada akhirnya, dorongan bisa datang dari mana saja, bisa juga sekuat-kuatnya, termasuk setelah kalian membaca tulisan ini. Tapi untuk melangkah, kamu tetap butuh kakimu sendiri 😊. I would be happy if there is anything I can help with.
Münster, 24 Mei 2021
14 notes · View notes
lokerlampung · 4 years ago
Text
Ayo Ikuti Beasiswa Kuliah S1-S2 ke Inggris Senilai Rp 321 Juta
Ayo Ikuti Beasiswa Kuliah S1-S2 ke Inggris Senilai Rp 321 Juta
LokerLampung.co.id. Ayo Ikuti Beasiswa Kuliah S1-S2 ke Inggris Senilai Rp 321 Juta. University of East Anglia, Inggris, menawarkan berbagai macam program beasiswa untuk pelajar internasional termasuk Indonesia. Berlokasi di kota Norwich, kota pertama di Inggris yang mendapatkan penghargaan dari UNESCO sebagai City of Literature dan dapat ditempuh dalam 2 jam perjalanan dari London dengan…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
Photo
Tumblr media
TERBAIK, WA 0823-1618-5845 , Kampung Inggris Pare Kediri
klik https://WA.me/6282316185845 Kampung Inggris Ada Dimana Kediri, Kampung Inggris Dimana Saja Kediri, Kampung Inggris Ada Dimana Aja Kediri, Kampung Inggris  Biaya Kediri, Kampung Inggris Bahasa Arab Kediri, Kampung Inggris Bahasa Korea Kediri
          TOP Banget Buat Kamu Yang Ingin Jago Speaking Tanpa Demam Panggung
                                   KAMPUNG INGGRIS GREAT HADIR untuk mempermudah Anda mendapatkan metode dan cara belajar yang mudah difahami
1. 50+ Tips Metode Belajar               Metode Belajar Bahasa Inggris yang memahai karakter pikiran siswa adalah Pembelajaran               Yang Menyenangkan Tidak harus dengan Paksaan Metode yang kurang Efektif
2. Bimbingan belajar lifetime              Bimimgan belajar dari kami seumur hidup yang siap membantu anda untuk belajar dan berkembang              hingga kamu mecapai level yang anda targetkan
3. Asrama 100% English area              Asrama English Area yang disiplin & Pendampingan Trainer menjadi tempat yang 100% sangat effective             menjadikan kebiasakan berkomunikasi berbahasa inggris
4. Super Micro Teaching            Program yang fokus pada mikro teaching. Dengan one day one topic, Setaip Siswa Akan Di Bekali Teori & Teknik            Tentang Profesional Pembelajaran dan Diaplikasikan
5. Extreme Debate Skill            Trainer akan selalu mengarahkan & memonitor anda setiap praktik dan drilling dalam English debate program            secara intensive diberikan secara standar debat
6. Fasilitas Millennial            Trainer ahli, buku panduan, kaos, sertifikat, asrama kualitas millennial, belajar 6x/hari            Link Beasiswa dalam/Luar negri
                                  6 Hal Penting tentang GREATyang perlu anda ketahui
1. Super Metode Cepat Kami memiliki khas khusus dengan metode yang unik dan mudah difahami oleh siswa yang tertarget pastinya cocok untuk Pemula atau tingkat lanjutan
2. 100% Asrama English Area English Area sangat efektif banget untuk memperlancar kosa kata bahasa inggris sehari-hari dan pastinya di dampingi Trainer Ahli 24 jam
3. 6x Program/hari Dalam sehari anda akan mengikuti proses belajar 6x pertemuan/hari yang efektif mempercepat kemampuan Bahasa Inggris anda dengan fasih dan lancar
4. Trainer Ahli & Humbel Proses Belajar akan didampingi oleh TIM Pengajar kami yang sudah bersertifikasi Teaching Kampung Inggris Pare yang Ramah & Profesional dibidangnya
5. 100% Legalitas Resmi Lembaga BAhasa yang sudah bersertifikasi IJIN DIKNAS PENDIDIKAN AHU-00724.AH.02.01– TH.2014.tanggal 15 April 2017.No.02 & SK KEMENKUHAM
6. 24 Jam Gratis Penjemputan Setiap siswa yang Join dan datang akan mendapat HAK Spesial Penjemputan Stasiun/Terminal Kediri Untuk keamanan yang kenyamanan Siswa kami
                                                         Program kami sangat Efektif                                                    untuk Anda yang ingin Jago Speaking                           Belajar di Kampung Inggris tentunya memiliki banyak keuntungan seperti
1. Waktu untuk belajar lebih fleksibel 2. Jadwal belajar dapat dipilih sendiri 3. Biaya Pendidikan Terjangkau 4. Program yang didapatkan lebih banyak 5. Program dapat dipilih sesuai kebutuhan 6. Siap kerja/lanjut kuliah di luar/dalam negri
Super Program Yang Anda Dapatkan Di GREAT Kampung Inggris Pare
1. Super Expression Up Date A-Z 2. Pronunciation USA & UK Accent A-Z 3. Top Grammar dari A-Z 4. Speaking Mastery A-Z 5. Extreme Debate Skill A-Z 6. Super Micro Teaching Training A-Z
                                                               JANGAN BURU-BURU !!                                                  Dapatkan Bonus & Seminar Menarik ini                        Jangan lewatkan terbatas untuk 10 Pendaftar pertama setiap periode belajar
1. Tiket Beasiswa                           bonus terbatas untuk Anda yang mendapat tiket Beasiswa Great Speaking, Teaching, TOEFL/IELTS sifat lifetime dan bisa untuk siapa saja 2. Seminar Dana Talangan                          Seminar keren membahas bagaimana Anda mendapat investor dana talangan untuk proses kerja ke Ausie, USA, jepang dan 14 Negara lainnya... 3. Seminar Bisnis Export Mudah                          Seminar langka ini akan membahas bagaimana cara Export Mudah tanpa Modal Besar yang didukung oleh (klinikumkm.com) 4. Seminar Beasiswa Ausie                          Seminar ini khusus bagi yang ingin kuliah di Australia jalur personal atau Beasiswa S1 maupun S2 Ausie
                                                      Kerugian Jika Anda Tidak DAFTAR Program Sekarang juga
1. Kalah berkompetisi dengan generasi millennial yang sekarang test kerjanya kebanyakan ada wawancara bahasa Inggris 2. Gagal masuk PTN karena belum bisa mengerjakan tes yang berbasis inggris Test CBT atau Tertulis 3. Merasa kurang PD ketika rekan bisnis atau kerja anda adalah Native Speaker (bule) apalagi posisi anda penting dibidang itu 4. Gagal Test Akademi Militerkarena nilai bahasa inggris tidak sesuai standar lulus 5. Gagal Test Akademi Polisi Jika nilai tests Bahasa Inggris tidak sesuai standar lulus 6. Gagal mendapat kesempatan Beasiswa Dalam/Luar negri karena tidak lulus uji nilai bahasa inggris standar lulus
                                           Gratis Konsultasi Seputar Program? Hubungi Admin Kami
Kampung Inggris GREAT Jln.Asparaga N0.06 Rt.02 Rw.15 Dsn.Tegalsari Ds.Tulungrejo Kec.Pare Kediri Jawa Timur CALL/WA 0823-1618-5845 @great_kampunginggris kampunginggriskita.com
1 note · View note
kotakbeasiswa-blog · 5 years ago
Text
Beasiswa Pemerintah Polandia 2020 – 2021 Program S2 Full
Tumblr media
Kuliah ke Luar Negeri Program beasiswa Ignacy ?ukasiewicz bertujuan untuk mendukung pertumbuhan sosial-ekonomi negara-negara berkembang melalui peningkatan pengetahuan dan pendidikan. Tahun ini pelamar dari Indonesia kembali mendapatkan prioritas untuk memperoleh beasiswa Pemerintah Polandia 2020. Ada sekitar 18 negara berkembang yang diprioritaskan mendapatkan beasiswa Ignacy ?ukasiewicz.
Kuliah ke Luar Negeri
Apa saja yang ditawarkan? Kandidat asal Indonesia bisa mengajukan beasiswa S2 untuk studi master di universitas-universitas terbaik di Polandia. Jika terpilih, Anda akan dibebaskan dari biaya pendidikan di kampus tersebut. Serta mendapatkan tunjangan bulanan sebesar PLN 1.700 (± Rp 5,9 juta) untuk biaya hidup dan akomodasi. Selain itu, penerima beasiswa juga akan memperoleh tunjangan relokasi di Polandia sebesar PLN 500 (± Rp 1,7 juta) saat kedatangan serta tunjangan persiapan tesis sebesar PLN 500 di akhir studi.
Yang tidak ditanggung dalam beasiswa ini adalah biaya perjalanan pp ke Polandia serta asuransi. Biaya tersebut harus disediakan sendiri atau mendapatkan sumber pendanaan dari tempat lain.
Perkuliahan S2 akan menggunakan bahasa Polandia. Karena itu, peserta terpilih akan diberikan kursus persiapan bahasa Polandia selama satu tahun sebelum keberangkatan.
Beasiswa S2 ditawarkan untuk studi master yang berhubungan dengan bidang-bidang teknik, pertanian, ekstakta, dan sains kehidupan. Di luar bidang tersebut, pelamar tidak bisa mengajukan beasiswa. Yang menarik, pelamar bisa mendaftar ke program master berbahasa pengantar Polandia atau bahasa lain (misalnya: bahasa Inggris) baik di universitas pemerintah maupun universitas swasta.
Persyaratan:
   Warganegara dari negara yang mememuhi syarat (salah satunya Indonesia)    Bukan warganegara Polandia dan tidak mengajukan kewarganegaraan Polandia    Berencana untuk mengambil studi putaran kedua (master) atau kuliah persiapan pada tahun akademik 2020/2021    Saat ini mahasiswa tahun terakhir studi S1 jurusan teknik, pertanian, ilmu eksakta, sains kehidupan saat mengajukan aplikasi atau telah meraih gelar S1 pada jurusan tersebut selambatnya 2017    Belum pernah memperoleh gelar master (S2)    Belum pernah memperoleh beasiswa sebelumnya di bawah program (Ignacy ?ukasiewicz)    Mampu berbahasa Inggris sekurangnya level B2 (IELTS minimum 5.5, iBT TOEFL 87, iTP TOEFL 543, atau pBT TOEFL minimum 510)
Dokumen aplikasi:    Scan paspor yang masih berlaku yang menampilkan informasi diri, kewarganegaraan pelamar    Garis besar rencana tesis master di bidang teknik, pertanian, ilmu eksakta, atau sains kehidupan yang merinci topik dan metode penelitian. Deskripsi harus dimasukkan dalam formulir yang tersedia di sistem NAWA    Scan ijazah S1 jurusan teknik, pertanian, ilmu eksakta, atau ilmu-ilmu kehidupan beserta transkrip nilai IPK, yang diberikan tidak lebih awal dari 2017
  - Dalam hal pelamar yang masih berada di tahun terakhir studi S1, institusi perguruan tinggi pelamar harus mengkonfirmasi IPK dan ijazah (sementara) beserta tanggal rencana penyelesaian studi
   Pernyataan pelamar yang menjelaskan belum pernah studi gelar master sebelumnya    Scan sertifikat kemampuan bahasa Inggris sekurangnya level B2 (tertera di atas)
Pendaftaran:
Siapkan dokumen aplikasi yang diminta di atas. Sertakan juga terjemahan resminya ke dalam bahasa Polandia atau Inggris jika dokumen yang dimiliki menggunakan bahasa Indonesia. Pendaftaran beasiswa Pemerintah Polandia 2020 - 2021 dilakukan secara online di sistem NAWA ICT. Buat akun terlebih dahulu, selanjutnya login dan lengkapi formulir beserta dan dokumen yang diminta. Anda juga perlu menyediakan pasfoto yang nantinya diunggah di akun sebelum mengirim aplikasi.
Pendaftaran online beasiswa S2 Pemerintah Polandia dibuka mulai 3 Februari s/d 16 Maret 2020 pukul 15.00 Waktu Eropa Tengah. Hasil seleksi sekaligus pemenang beasiswa akan diumumkan paling lambat 17 Juli 2020. Studi akan dimulai pada 1 Oktober 2021 untuk perkuliahan di musim gugur, atau studi dimulai Februari/Maret 2022 untuk perkuliahan musim panas.
Kontak:
Ilia Markowski
[t] 0048 22-390-35-78
[w] https://nawa.gov.pl
1 note · View note
kemaladiah · 5 years ago
Text
Besok Mungkin Kita Sampai
Akhir-akhir ini, saya kecanduan pada lagu-lagu Hindia a.k.a @wordfangs sebagai proyek solonya Baskara (tetapi pada setiap penampilannya selalu membawa rombongan pemain tetap yang dinamakan Lomba Sihir. ah entahlah, biarkan saja) selain dirinya pun aktif sebagai vokalis pada band .feast yang lagu-lagunya juga saya dengarkan berulang kali.
Hampir semua lagunya menjadi favorit apabila ditanyakan kepada saya, tetapi pada satu lagu berjudul Besok Mungkin Kita Sampai, saya mengangguk-angguk mengiyakan dan turut mengamini.
Kawan-kawan pergi S2 Namun tujuanku belum tiba
Tak ada yang tahu Kapan kau mencapai tuju Dan percayalah bukan urusanmu untuk menjawab itu Bersender pada waktu
Kuatkanlah dirimu Atas pertanyaan yang memburu Tentang masa depan, pernikahan, pendidikan, pekerjaan, keimanan
Lagu ini membawa ingatan saya pada pertengahan tahun 2014 ketika salah satu teman saya akan melanjutkan pendidikan S2 nya di UI. Kondisinya saat itu, saya baru saja lulus S1 dan masih berdomisili di Padang. Belum punya gambaran akan turut menjadi perantau yang mengadu nasib di Ibukota sehingga kepergian teman dekat pada masa-masa menganggur adalah suatu kesedihan yang paripurna. 
Tapi Tuhan tak pernah kehabisan cara untuk menjawab setiap doa, itu yang saya percaya. Mengawali kuartal terakhir di tahun 2014, saya pun menyusul ke Ibukota dengan tujuan berbeda. Mencari kerja. Hingga pada 2015 saya mendapatkan pekerjaan pertama dan mengharuskan saya tinggal di Ibukota untuk waktu yang lama. Artinya juga, jarak saya dengan teman saya hanya sebatas rute Commuter Line yang apabila kami masing-masing berkesempatan, maka terjadilah pertemuan. 
Kehidupan berjalan biasa hingga akhirnya dia lulus dan saya pada kondisi menganggur. Beruntung, saya bisa menghadiri wisudanya dan juga menyempatkan liburan dengan teman-teman satu geng sebelum ia menikah pada tahun yang sama. Perfect time? Mungkin banyak yang melihat dan menilai begitu, tapi sungguh, saya tahu pengorbanannya di tahun tersebut. Sehingga bukannya sibuk membandingkan dan lantas iri, saya berbalik kagum dan menaruh respek pada setiap keputusannya. Memang sudah jalannya begitu.
Kini, teman dekat saya lainnya juga akan pergi S2, ke Inggris. Mendapatkan beasiswa penuh dan pergi “cuti belajar” dari rutinitasnya sebagai abdi negara selama pendidikan. Tapi saya tahu persis, dia sangat pantas mendapatkan ini. Setelah hari-hari melelahkan dalam bekerja namun tetap semangat dalam setiap proses aplikasi beasiswa, saya bersyukur dia bisa memilih negara mana yang dia mau. Tak terungkapkan rasa bangga melihat teman yang tumbuh bersama sedari kecil, kini menjalani mimpinya. Sedih, sedikit. Tapi lebih banyak bahagia dan sukacita untuknya. Setelah selama dua tahun belakangan rutinitas bertemu menjadi sangat mudah karena berada di kota yang sama, kini harus menghadapi kenyataan untuk dua tahun ke depan akan sangat minim pertemuan. Semoga saja, saya berkesempatan liburan menyambanginya suatu ketika. 
Perihal masa depan, saya akui sekarang sudah menjadi sangat dan lebih realistis. Tentang pekerjaan yang masih harus diperjuangkan, juga pikiran tentang pernikahan yang sudah mulai menuntut porsinya. Tapi satu yang pasti,
Hidup bukan saling mendahului Bermimpilah sendiri-sendiri~
We are on our own timeline. Semua, tepat pada waktunya.
1 note · View note
abidin-seto-blog · 5 years ago
Text
Jasa Pembuatan Sertifikat TOEFL dan IELTS Asli, Resmi, Original, dan Bergaransi. AbidinSeto TOEFL Terpercaya Se Indonesia.
Hallo agan-agan sekalian. Perkenalkan Saya Abidin Seto, disini kami menyediakan Jasa Pengurusan Pembuatan Sertifika TOEFL ITP PBT LIA ILP IELTS dan Ijazah Resmi Asli Original Mudah Berkualitas dan Terpercaya yang sudah Berpengalaman di bidang ini hampir 4 Tahun.
Bagi agan-agan sekalian pastinya sudah tidak asing lagi dengan namanya TOEFL ataupun IELTS kan? TOEFL merupakan singkatan dari Test Of English as a Foreign Languiage adalah Tes Proficiency yang digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa inggris seseorang tanpa dikaikan secara langsung dengan proses belajar mengajar.
Sedangkan IELTS merupakan singkatan dari International English Language Testing System yang artinya adalah suatu tes Internasional dalam kemampuan bahasa inggris yang diselengarakan oleh UNIVERSITAS CAMBRIGE, BRITISH COUNCIL dan IDP EDUCATIONAL AUSTRALIA. Pada tes IELTS, bahasa inggris yang di gunakan adalah bahasa inggris Britania atau british.
Back to the topic...
Dalam hal ini saya selaku Abidin Seto dapat membantu agan-agan sekalian untuk pengurusan dan pembuatan Sertifikat TOEFL dan IELTS yang agan-agan inginkan.
Untuk pemesanan TOEFL ataupun IELTS sangat mudah sekali.
Dapat di gunakan untuk keperluan sebagai berikut :
- Daftar perguruan tinggi negri
- Beasiswa luar / dalam negri
- Daftar kerja BUMN / SWASTA
- CPNS
- Syarat untuk Wisudah
- Untuk Skripsi / Thesis
- Kenaikan Jabatan
Untuk Kwalitas Sertifikatnya?
- Kita Jamin Asli Original Sertifikatnya karena memang Sertifikat kita sudah mengunakan Pengaman yang disebut sebagai Watermark dan sudah LOLOS uji Sinar UV.
Untuk Lembaganya?
Untuk lembaga kami menyediakan
TOEFL ITP
Lembaga :
- IES Foundation
- ELTI Gramedia
- LBI FIB UI
- EF (English First)
- ILP Pancoran
- LBPP LIA Pramuka
NB : (Reques lembaga lain juga bisa. Untuk paketnya sudah di lengkapi COPYAN Original atau Legalisir)
TOEFL PBT
Lembaga :
- TBI
- ILP Cikini
- ILP Pluit
- ILP Tanjung Duren
- EF (English First)
- ILP TOEIC
NB : (Untuk paketnya sudah di lengkapi LEGALISIR)
IELTS
Lembaga :
- IDP
- IALF
- British Council
Ijazah
- SMA
- S1
- S2
Untuk proses pemesanan memakan waktu berapa hari?
- Proses pengerjaan 1x24 jam siap kok gan. Aman Cepat Mudah dan Bergaransi!!!
Untuk pengirimannya?
- Pengirimanya Seluruh Indonesia bisa kok. Via JNE. Bagi yang Jabodetabek kita bisa bantu untuk gojek.
Untuk Scorsnya?
- Scors bebas mau berapa saja kita buatkan yang agan mau.
Apakah Terpercaya?
- Mungkin bagi agan-agan yang baru ingin melakukan pemesanan masih ragu dengan saya.
Gak masalah gan, namanya juga customer saya sebagai penjual mengerti.
Kalau yang sudah mengenal AbidinSeto pasti uda gak ragu kok gan hehe.
Untuk Privasi apakah bisa dijaga?
- Aman kok agan. Privasi customer saya jaga!
Untuk pemesan ataupun sekedar tanyak dan sharing bisa langsung contac saya di :
- W.A / HP : 082168610824
- Line : @urv6551h
- Web : https://www.jasasertifikatori.com/
Terima Kasih.
2 notes · View notes
alyaratnadewi · 6 years ago
Text
Study Exchange ke luar negeri? Siapa takut!
Baik, aku akan membahas hal yang lumrah aku bahas. Belum pernah study exchange juga, tapi hal ini menarik untuk dibahas. Biasanya yang kita ketahui itu kan soal beasiswa S1, S2 atau S3 ke luar negeri, Nah! berhubung program S2 terlalu jauh untuk dikejar jadi memanfaatkan waktu kuliah untuk ikut juga study exchange yang ada. Sebenarnya untuk mereka yang suka hunting study exchange atau beasiswa beasiswa pasti nggak asing dengan ini, tapi sayangnya di kampusku saja jarang sekali yang ikut study exchange ini padahal kesempatannya sangat sangat luas! Makannya, aku bakal share sedikit informasi dan tips and trick buat kalian yang berminat ikutan study exchange ini!
Tumblr media
Pertama aku akan bahas persiapan dulu deh, tentang apa aja yang harus di siapkan untuk ikut study exchange ini.
1. MOTIVASI
Motivasi itu penting banget loh buat mengasah diri kita dan mendorong diri sendiri untuk terus jadi lebih baik. Motivasi ini juga dibutuhkan buat kamu yang mau dan berniat ke luar negeri tapi punya pengalaman seperti kuliah disana. Study Exchange tidak seberat beasiswa full program, tapi usahanya jangan dibuat mudah juga. Selain itu, ada beberapa program study exchange juga yang meminta “motivation latter” kamu, maka dari itu, motivasi ini sangat penting mengenai apa yang kamu harapkan dari program exchange tersebut, apa yang akan kamu berikan terhadap negara, dirimu maupun program tersebut, apa yang melatar belakangi kamu mengikuti program study exchange, dan lain halnya yang bisa kamu cari tahu sendiri apa saja ketentuan membuat motivation latter. Sttt... setiap program yang meminta study exchange punya kriteria motivation letternya sendiri jadi jangan lupa searching-searching dulu ya!
2. TOEFL / IELTS / GRE (Sertifikasi Bahasa Asing)
Ini bukan hal asing lagi, mau beasiswa ke luar negeri, pertukaran pelajar atau apapun yang bersangkut dengan internasional dokumen-dokumen ini pasti dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan berbagai program. Hampir 70% program pertukaran pelajar ataupun studi ke luar negeri pasti membutuhkan sertifikat keahlian bahasa inggris ini. Kalau kamu mau ke luar negeri, jangan kebanyakan mikir hal-hal lain sebelum kamu yakin dengan kemampuan bahasamu. Dalam hal ini, aku merekomendasikan untuk mempelajari bahasa inggris dengan baik karena bahasa ini yang paling banyak dipakai secara internasional. Susah emang, tapi kalau motiv untuk bisa study exchange kamu kuat motivasi apapun bisa kamu cari buat mendorong motiv kamu itu kan. Nah,  jadi siapkan saja bahasa Inggris dari sekarang! terutama speaking skill. Dan jangan lupa ambil test TOEFL secepatnya karena hasilnya ga bisa langsung jadi. Jangan sampe kamu melewatkan sebuah kesempatan exchange gara-gara tidak punya TOEFL atau IELTS.
Eits! NONONO jangan ngedown karena hal ini, siapapun kamu, GAADA KATA TERLAMBAT! yuk mulai dari sekarang tingkatin keterampilan bahasa!
3. Visa dan Passport
FYI, Visa itu beda sama passport ya. Kita coba bahas satu satu.
Passport, ini semacam KTP yang berlaku secara internasional. Dan ini wajib kamu punya, entah untuk liburan atau program beasiswa dan pertukaran pelajar, kalau kamu pergi ke luar negeri pasti butuh ini. Dan passport sekarang udah gak seribet dulu, jadi cepet cepet bikin biayanya juga gak terlalu mahal sekitar 350.000 itupun untuk 5 tahun!
Lalu visa, visa adalah lembaran kecil yang ditempel di buku passport dan ini diurus untuk biaya biaya lain, di visa ini kamu diwajibkan membayar deposit sesuai dengan negara yang dituju. Nanti lembaran kecil itu menandakan kalau kita memang dibolehkan secara legal buat memasuki suatu negara untuk waktu waktu tertentu karena ada beberapa negara juga yang membebaskan visa untuk kunjungan dibawah 1-3 bulan.  Visa ini banyak bentuknya, catatannya visa ini sangat sangat penting, jangan urus dulu tiket pulang pergi ya sebelum visanya di apply, nanti malah gak jadi pergi gara-gara visa ditolak. hiks hiks
4. Curriculum Vitae
Curriculum Vitae atau yang biasa kita kenal CV ini isinya tentang data diri, riwayat pendidikan, pengalaman, atau pengalaman kamu secara umum dan ini penting agar orang tahu riwayat mengenai kehidupan kita seperti apa. Untuk bentuk cv seperti apa dan lain halnya bisa di googling yaaa!
5. Surat Rekomendasi
Ini biasanya diperlukan kalau kegiatannya berhubungan dengan keahlian khusus. Bisa untuk riset ke luar negeri atau internship, biasanya pihak universitas atau perusahaannya meminta rekomendator dari kampusmu. Ada hal yang sangat penting untuk diketahui tentang isi surat rekomendasi, ohya! sebaiknya suratnya itu bukan hanya berisi tentang pernyataan “I recommend si X to join this program .. blablabla”. Namun juga berisi tentang hal-hal detail yang mencerminkan keahlian kamu. Jadi kamu sebaiknya tidak ngasal mencari rekomendator. Carilah dosen yang memang tahu kamu dan dekat dengan kamu selama perkuliahan. Dosen biasanya tidak mau menuliskan surat rekomendasi dari nol, tetapi menyuruh kamu membuat draft nya. Dosen yang bersangkutan kemudian akan mengoreksi draftnya dan mengirimkan surat rekomendasi finalnya ke panitia penyeleksi.
6. Proposal Dana
Ini yang tidak boleh luput dari perhitungan anggaranmu. Terutama jika memang kamu tidak punya uang pribadi yang cukup untuk meng-cover pengeluaran selama di luar negeri dan tidak mendapat dana dari program tersebut. Untuk hal ini, kamu bisa mengajukan bantuan dana ke BUMN atau perusahaan besar lainnya untuk bekerjasama denganmu, dan memudahkan kamu untuk bisa study exchange. Jangan dadak mendadak ya, biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama, paling maksimal adalah 2 bulan sebelum untuk pengajuan proposal ini!
7. Exchange Group “Exchange opportunity”
Ada banyak grup ataupun program study exchange ini, bisa kamu searching dan dapatkan ketentuan ketentuan apa saja yang perlu dipersiapkan untuk bisa ikut study exchange, berikut ada beberapa NGO yang bisa kamu simak di google, instagram, twitter yang menyediakan program study exchange, seperti:
- AIESEC
- AFS
- Erasmus Mundus
- International Student Festival in Trondheim (ISFIT) – Norwegia
- Encompass Trust – Inggris
- Youth for Understanding (YFU) – Jerman
- Indonesia – Korea Youth Exchange Program (IKYEP) – Korea Selatan
- Ship for Southeast Asian Youth Programme (SSEAYP) – ASEAN
NP: YAKIN NIH MASIH MAU LEHA-LEHA?
YAKIN GAMAU KELUAR NEGERI?
YAKIN GAMAU MULAI DARI SEKARANG?
YAKIN GAMAU KE PRANCIS, JERMAN, KOREA SELATAN, INGGRIS TERUS KELILING DUNIA?
YAKIN???
3 notes · View notes
krisnamirka-blog · 5 years ago
Link
Hallo agan-agan sekalian. Perkenalkan Saya Abidin Seto, disini kami menyediakan Jasa Pengurusan Pembuatan Sertifika TOEFL ITP PBT LIA ILP IELTS dan Ijazah Resmi Asli Original Mudah Berkualitas dan Terpercaya yang sudah Berpengalaman di bidang ini hanpir 4 Tahun.
Bagi agan-agan sekalian pastinya sudah tidak asing lagi dengan namanya TOEFL ataupun IELTS kan? TOEFL merupakan singkatan dari Test Of English as a Foreign Languiage adalah Tes Proficiency yang digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa inggris seseorang tanpa dikaikan secara langsung dengan proses belajar mengajar.
Sedangkan IELTS merupakan singkatan dari International English Language Testing System yang artinya adalah suatu tes Internasional dalam kemampuan bahasa inggris yang diselengarakan oleh UNIVERSITAS CAMBRIGE, BRITISH COUNCIL dan IDP EDUCATIONAL AUSTRALIA. Pada tes IELTS, bahasa inggris yang di gunakan adalah bahasa inggris Britania atau british.
Back to the topic...
Dalam hal ini saya selaku Abidin Seto dapat membantu agan-agan sekalian untuk pengurusan dan pembuatan Sertifikat TOEFL dan IELTS yang agan-agan inginkan.
Untuk pemesanan TOEFL ataupun IELTS sangat mudah sekali.
Dapat di gunakan untuk keperluan sebagai berikut :
- Daftar perguruan tinggi negri
- Beasiswa luar / dalam negri
- Daftar kerja BUMN / SWASTA
- CPNS
- Syarat untuk Wisudah
- Untuk Skripsi / Thesis
- Kenaikan Jabatan
Untuk Kwalitas Sertifikatnya?
- Kita Jamin Asli Original Sertifikatnya karena memang Sertifikat kita sudah mengunakan Pengaman yang disebut sebagai Watermark dan sudah LOLOS uji Sinar UV.
Untuk Lembaganya?
Untuk lembaga kami menyediakan
TOEFL ITP
Lembaga :
- IES Foundation
- ELTI Gramedia
- LBI FIB UI
- EF (English First)
- ILP Pancoran
- LBPP LIA Pramuka
NB : (Reques lembaga lain juga bisa. Untuk paketnya sudah di lengkapi COPYAN Original atau Legalisir)
TOEFL PBT
Lembaga :
- TBI
- ILP Cikini
- ILP Pluit
- ILP Tanjung Duren
- EF (English First)
- ILP TOEIC
NB : (Untuk paketnya sudah di lengkapi LEGALISIR)
IELTS
Lembaga :
- IDP
- IALF
- British Council
Ijazah
- SMA
- S1
- S2
Untuk proses pemesanan memakan waktu berapa hari?
- Proses pengerjaan 1x24 jam siap kok gan. Aman Cepat Mudah dan Bergaransi!!!
Untuk pengirimannya?
- Pengirimanya Seluruh Indonesia bisa kok. Via JNE. Bagi yang Jabodetabek kita bisa bantu untuk gojek.
Untuk Scorsnya?
- Scors bebas mau berapa saja kita buatkan yang agan mau.
Apakah Terpercaya?
- Mungkin bagi agan-agan yang baru ingin melakukan pemesanan masih ragu dengan saya.
Gak masalah gan, namanya juga customer saya sebagai penjual mengerti.
Kalau yang sudah mengenal AbidinSeto pasti uda gak ragu kok gan hehe.
Nanti di bawah saya akan post kirim bukti sertifikat yang sudah saya urus dan TESTIMONI customer yang sudah memesan kepada saya.
Untuk Privasi apakah bisa dijaga?
- Aman kok agan. Privasi customer saya jaga!
Untuk pemesan ataupun sekedar tanyak dan sharing bisa langsung contac saya di :
- W.A / HP : 085664403055
- Line : krisnamirka
- Web : https://www.jasasertifikatori.com/
1 note · View note
konsultanpendidikan · 4 years ago
Text
Beasiswa Kuliah S2 di University of Lausanne, Swiss
Beasiswa Kuliah S2 di University of Lausanne, Swiss
Tumblr media Tumblr media
Program beasiswa di University of Lausanne, Swiss kembali dibuka untuk perkuliahan yang dimulai musim gugur 2021 dan musim semi 2022. Serupa dari tahun sebelumnya, beasiswa ini diberikan dalam bentuk hibah dan ditujukan bagi pelamar internasional yang ingin mengambil S2 di University of Lausanne. Namanya UNIL Master’s Grants. Bagi kandidat terpilih, mereka berhak mendapatkan dana hibah sebesar…
View On WordPress
0 notes
gandarasakata · 6 years ago
Text
SKCK part 1
Surat Keterangan Catatan Kepolisian
Setelah bapak pulang kapan hari itu, ibu dan bapak sibuk urus rentetan prosedur pembuatan SKCK.
RT -> RW -> Kelurahan.
Setelah itu ke mana?
Saya pulang setelah menguji lisan. Perkiraan sampai rumah jam 7 atau 8, ternyata baru sampai Lumajang jam 9 lebih sekian sekian. Padahal niatnya sampai Lumajang foto dulu baru pulang ke rumah.
Bapak jemput di terminal kemudian coba ke studio foto mungkin masih ada yang buka. (Mana ada jam segitu toko di jalan raya buka, adanya ya warung) batin ana rada’ kesal soalnya sudah capek sebab percakapan dengan bapak dari terminal.
“Mbak Ninda itu kemarin kuliah kan Tit?” (mbak Ninda ini anaknya budhe)
“Iya pak.”
“Sekarang sudah kerja ya?”
“Iya pak.”
“Kenapa kamu gak kayak gitu aja?”
Jleebb!!! ini rasanya kayak lagi ketusuk jarum suntik yang mestinya masuk ke urat nadi malah nancap di daging
“Iya pak, tapi aku gak mau kerja yang kayak gitu.”
“Temanmu yang di Kencong itu mau ke luar negeri juga ta?”
“Dia gak mau s2. Lulus paling mau kerja kalau gak nikah.” Jawab saya makin ketus.
Setelah percakapan itu rasanya rencana pulang saya akan berpindah tujuan.
______________________________________
Sampai di rumah ibu sudah tidur, tapi namanya juga ibu anaknya datang pasti berusaha melek meskipun berat.
Saat itu saya menjelaskan beberapa pemikiran saya selama ini.
“Bu, kemarin kan aku pernah bilang soal IZU; di IZU itu kemungkinan dapat beasiswa kuliah 50%, tapi untuk tiket keberangkatan, asrama, makan, dan biaya hidup di sana ditanggung sendiri. Sedangkan IZU itu di Istanbul, pastinya biaya hidupnya mahal. Semisal mau cari yang lebih murah ya di kota lainnya dan otomatis bahasa pengantarnya bukan Arab/Inggris. Mau gak mau harus kursus bahasa Turki dulu, itupun setahun. Jadi ada tambahan biaya buat TÖMER.
{İstanbul Sabahattin Zaim Üniversitesi}
Trus aku bandingin sama Pakistan yang kemungkinan lebih murah dibandingkan Turki alias Istanbul. Kakak kelasku berangkat ke sana total sekitar 14 jt termasuk tiket. Tiket Indo-pakistan sekitar 6 jt, daftar ulang kampus (fakultas umum 3-4 jt, dirasah islamiyah 1.5-2 jt), asrama (tergantung musim; kalau datangnya spring sekitar 1,8 jt, kalau datangnya autumn sekitar 2,5 jt), nanti ada tambahan uang pangkal sekitar 100 USD untuk organisasi dan sisanya untuk beli perlengkapan pribadi (peralatan dapur, kamar tidur, dll)
 {International Islamic University Islamabad (IIUI)}
Trus dari kedua itu aku bandingin juga sama India, perkiraan total semuanya untuk keberangkatan; biaya kuliah 4 semester, pendaftaran, tiket, asrama, uang makan, perlengkapan pribadi, visa, dll itu butuh 25 an jt.”
{Aligarh Muslim University}
“Sebelumnya maaf sekali Tit, ibu bukan bermaksud menghentikan keinginanmu, harapanmu, rencanamu, dan usahamu. Ibu di sini berpikir kalau ibu bertanggung jawab menyekolahkan Titah sampai S1 itu sudah finish. Sekarang, tahun ini sudah giliran adikmu. Ibu belum persiapkan apa-apa buat adikmu. Kalau dengan nominal seperti ibu insya Allah ibu ada, buat adikmu juga ada. Tapi ibu takut kalau sewaktu-waktu kamu sudah di sana ibu tidak bisa mengirim lagi bagaimana? Kamu itu hidup dan tinggal di negara orang. Kalau soal urus paspor dan SKCK silakan, ibu dukung dan ibu bantu sebisa ibu. Kamu itu juga gak fokus satu tujuan, kapan hari waktu liburan itu bilang mau ke Leiden, mau ke SOAS. Sudah di pondok bilang mau apply YTB pilih Marmara, trus mau ikut seleksi Brunei. Sekarang pulang bilang mau Paskistan atau India. Orang mau ke mana-mana itu butuh persiapan, dari jauh-jauh hari itu sudah dipersiapkan. Lha kamu deadline tinggal hitung jari baru keteteran.”
Baiklah, setelah percakapan itu saya tidak banyak bicara.
Lebih baik pergi daripada saya harus memaki-maki keinginan dan usaha saya selama ini.
7 notes · View notes
rainingyuki · 6 years ago
Text
Scholarship Journey (1)
Okey, saatnya menuntaskan rencana yang sudah dipikirkan sejak awal tahun 2018 ini. Sy ingin berbagi cerita perjalanan pribadi sy untuk mendapatkan beasiswa dan melanjutkan kuliah ke jenjang yg lebih tinggi. Ketika masih mencari peluang beasiswa dulu, sy sangat terbantu dengan sharing yang dituliskan oleh orang lain mengenai jatuh bangun dan proses mereka untuk meraih beasiswa. Setiap cerita selalu unik dan memiliki pelajaran yang bisa diambil. Terlebih lagi, sepertinya sy belum menemukan sharing or kisah pengalaman para penerima beasiswa yg skrg sedang sy dapatkan. Padahal beasiswa ini mencakup biaya kuliah dan juga memberikan uang saku bulanan yang sangat cukup untuk kebutuhan hidup di Malaysia. Oleh karena itu, sy ingin menceritakan pengalaman pribadi sy untuk meraih beasiswa, khususnya beasiswa Yayasan Khazanah Malaysia. Kindly note that sharing ini akan dibuat dalam bentuk cerita, jadi sy nggak akan lgsg membahas beasiswa YK tapi juga menceritakan pengalaman (hidup) di post scholarship journey ini. You've been warned lol.
Sebenarnya sy sdh mulai mencari informasi beasiswa untuk melanjutkan s2 sejak lama, bahkan sblm selesai kuliah sarjana. Sy dan teman2 yg lain beberapa kali mengunjungi pameran beasiswa dsb hingga kami sampai pada titik dmn merasa bahwa tidak ada gunanya lagi datang ke acara sejenis (karena sudah tau apa yg ditawarkan dan informasinya bs dicek sendiri di website terkait). Tp sy tidak ingin lgsg melanjutkan s2 selepas kuliah s1, karena biasanya jurusan sosial lbh cocok untuk merasakan dunia kerja terlebih dl agar tau bagaimana dunia kerja dan real practice di lapangan. Beberapa kali terjadi diskusi alot di keluarga terkait hal ini haha. 
Setelah lulus sarjana di bulan februari 2017, sy mengisi waktu dengan menjadi LO di program international office UI dan mencari peluang kerja dan kesempatan beasiswa. Di saat itu sy msh blm menentukan akan bekerja dl atau langsung lanjut kuliah, jd semua proses dilakukan berasamaan. Akhirnya sy mengambil preparation course untuk tes IELTS karena nilai bahasa inggris akan diperlukan untuk apply beasiswa. Selain itu, kampus tujuan sy awalnya berada di UK dan pendaftaran dibuka sepanjang tahun. Sy ingin segera mendaftar dan mendapatkan LoA -- proses ini pun membutuhkan nilai IELTS. Jadi setelah mendapat saran dan info dari Fatiya sy mengikuti les selama 5 hari dan mengikuti tes di hari setelahnya. Alhamdulillah nilai IELTS mencukupi syarat kampus dan seluruh berkas yang dibutuhkan sy upload di website kampus terkait. Dan di bulan Juni sy menerima Unconditional LoA yang menyatakan sy dapat mulai melanjutkan studi postgraduate di UK di bulan Oktober 2017. Alhamdulillah.. nggak sia-sia perjuangan les dan mengumpulkan dokumen2nya
Tapi sayangnya, sy belum memiliki beasiswa untuk mendukung perjalanan kuliah di UK. Akhirnya sy memutuskan untuk defer admission ke 2018. Dan sesuai dengan keinginan awal, akhirnya sy bekerja terlebih dulu sblm melanjutkan studi.  Alhamdulillah bekerja di tempat yang baik dan penuh tantangan sehingga dapat mengembangkan diri haha cc: Y san. Sy tetap mencari kesempatan beasiswa untuk ke UK dan program yg feasible adalah LPDP dan Chevening. Sy mencari banyak informasi terkait beasiswa ini, dan saat itu sy blm eligible untuk mendaftar chev karena pengalaman kerja or magang dsb belum mencukupi persyaratan. Akhirnya sy mencoba program LPDP LN di tahun 2017. Sy mengikuti berbagai informasi terkait lpdp, join grup telegram dsb dan juta meminta saran dari para senior yang sudah lulus lpdp dan melanjutkan kuliah mereka di uk. Ternyata di 2017 ada tahapan seleksi online yang sebelumnya tidak dilaksanakan. Tes psikologi dan kepribadian untuk mencari kandidat yang sesuai dengan kriterianya. Setelah dinyatakan lulus seleksi adminsitratif, sy mengikuti tes online di pagi hari sebelum kerja dan di rumah fatiya (partner in scholarship hunting haha). Tidak tau akan bagaimana hasil online test ini, grup telegram menumpuk dengan berbagai chat pendapat orang-orang. Dan akhirnya hasil tes keluar, di malam hari, dan ternyata sy tidak lolos. Huffff
Bagaimana rasanya nggak lolos lpdp? Ya sedih pasti haha setiap penolakan or kegagalan pasti menimbulkan kekecewaan.. yang mendalam lol. Akhir tahun 2017 tidak banyak pendaftaran beasiswa lain yang dibuka. Terlebih lagi jurusan yg sy inginkan berada di uk sehingga program beasiswa semakin terbatas. Karena sy diberikan notice dr orang tua untuk segera melanjutkan studi, sy beralih fokus untuk mengejar jurusan yg sama di negara lain yaitu Malaysia. Malaysia sudah menjadi salah satu incaran utama selama ini (selain itu sepertinya ibu sy lbh suka sy kuliah di malaysia drpd di uk). Tapi tidak banyak informasi mengenai beasiswa di malaysia pada saat itu. Di awal tahun 2018 barulah kembali tersedia banyak kesempatan pendaftaran beasiswa di berbagai negara. Oleh karena itu, akhir tahun 2017 merupakan salah satu periode terberat dalam hidup sy.
Kenapa? Karena pertanyaan dan ekspektasi dari orang-orang di sekitar. It's like, you've struggled a lot and the result was not good so you kept trying but people were curious and interrogated you with questions that hurted your feeling. Sometimes it's not like question but rather a judgement that you did not try hard enough. It was so so upsetting. Tapi lama kelamaan sy memaklumi bahwa itu salah satu bentuk perhatian, dan sy punya kendali penuh untuk menentukan reaksi sy akan pertanyaan2 tsb. Words can't hurt you unless you let them. Jadi untuk para scholarship hunter, be emotionally prepared untuk keadaan dan situasi yang tidak menyenangkan dalam proses memperjuangkan beasiswa. Fokus ke hal-hal penting dan lupakan drama yang tidak bermanfaat. Be prepared untuk menerima kegagalan yang mungkin ditemui dan selalu ingat kalau kegagalan itu tidak mendefinisikan dirimu. Sebagai muslim tugas kita adalah berusaha sebaik mungkin dan Allah yang akan menentukan hasilnya. Jika kita gagal dalam satu kesempatan, artinya ada kesempatan yang lebih baik yang Allah siapkan untuk kita. Many people have proved it, including myself. 
Okey, sekian untuk post 1. Panjang ya. But you've been warned X) Selanjutnya sy akan membahas tentang YK.Semoga post 1 ini bermanfaat. Sy hanya ingin berbagi pengalaman manis dan pahit beserta wisdom yg sy dapatkan dr pengalaman tersebut. I want you to realize that no one has it easy. So chin up and believe you can do it. See you soon! insya Allah..
6 notes · View notes
annisafithria · 6 years ago
Text
Menunggu, Tak Selamanya Semembosankan Itu*
Tumblr media
Memasuki subbab ketiga dari bab pertama tentang Masa Penantian di buku ketiga mbak Dewi Nur Aisyah yang berjudul Awe-Inspiring Us yang rasanya pengen distabiloin semua di setiap barisnya tapi sayang sama bukunya wkwk, alhamdulillah udah distabiloin langsung dari sananya ya.. tuh cuplikan bukunya 😆
Ada yang sedang dalam masa penantian?
Hmm, tenang~ kamu ndak sendirian hehe.
Apa yang bisa kita lakukan dalam masa penantian? Banyaak.
Menuntut Ilmu
Poin pertama yang disebutkan dalam buku tersebut adalah menuntut ilmu. Yup, hal ini juga yang saya lakukan ketika masa penantian setelah lulus S1. Saat jodoh tak kunjung datang, yang datang duluan adalah beasiswa S2.. alhamdulillah bisa lanjut sekolah. Setelah selesai S2, qadarullah pekerjaan datang duluan. Apakah ia akan datang sebelum saya melanjutkan S3? Wallahu'alam~ kita tunggu saja rencana Allah selanjutnya 🙃
Memaksimalkan Potensi
Mumpung masih single dan masih muda 😎 selain menuntut ilmu secara formal, ternyata banyak lhoo yang bisa kita lakukan dalam masa penantian, yaitu dengan memaksimalkan potensi. Dengan cara apa? Bisa dengan ikut beragam les atau kursus yang bermanfaat, bisa ikut kajian keislaman, dan atau bisa ikut kursus-kursus keterampilan.
Buat yang belum baik bacaan qur'annya, bisa memaksimalkan potensinya dengan mengikuti les tahsin Alqur'an. Ini penting banget buat diri sendiri dan buat persiapan sebagai orangtua. Jadi ingat kata ustadzah saat muslim camp kemarin, usahakan anak-anak kita nanti belajar qur'annya dari kita, orangtuanya, bukan dari orang lain.. bayangkan setiap bacaan sholatnya dan setiap bacaan qur'annya kita yang mengajarkan, pahalanya akan terus mengalir ke kita. Nah makanya penting banget bisa baca Alqur'an dengan baik dan benar dulu karena untuk bisa mengajarkan juga butuh dibekali ilmu tahsin dan tajwid yang benar.
Trus belajar bahasa. Bisa Bahasa Arab atau Bahasa Inggris, tergantung kebutuhan kita saat ini. Misal seperti saya yang punya rencana lanjut S3 berarti harus mempersiapkan TOEFL/IELTS kalau mau lanjut studi di LN. Bisa mulai dipersiapkan dari sekarang saat masa penantian, ndak perlu nunggu ntar lesnya bareng pasangan aja, belum tentu nanti bisa les bareng, atau bisa jadi nanti si dia udah ndak butuh les lagi, atau bisa jadi di belahan bumi lain si dia juga sedang memaksimalkan potensinya seperti kita hehe 🙃
Trus ikut kajian keislaman. Buat yang tinggal di jogja ndak perlu dipertanyakan lagi karena kajian sungguh mudah didapat dimana-mana setiap hari. Tinggal pilih mau datang ke kajian yang mana. Alhamdulillah, semoga Allah mudahkan langkah kita untuk menghadiri majelis ilmu ya dan senantiasa meluruskan niat hanya untuk Allah saja :"
Trus bisa ikut kursus-kursus keterampilan, seperti memasak atau menjahit misalnya. Katanya ini basic skill buat para wanita hehe. Makanya dulu kakak-kakak saya sebelum nikah semuanya pada ikut kursus menjahit, saya aja deh kayaknya yang ndak ikut karena dulu masih kecil 🙈 qadarullah juga dekat kost-an ada buibu tukang jahit yang baik hati yang selalu siap sedia menjahitkan, ndapapaya sekalian berbagi rejeki ke orang lain 😆 Kalau les memasak bisa sama mamak setiap liburan. Soalnya kalo di kost-an ga efisien juga kalo mau masak abis masak masak sendiri, makan makan sendiri~ #eh 🙈
Trus apalagi? Ikut kursus atau pelatihan yang menambah skill sesuai minat kita. Misal saya suka meneliti and I want to be a researcher 😎 yang bisa saya lakukan adalah ikut pelatihan-pelatihan yang bisa meningkatkan kemampuan meneliti saya. Alhamdulillah sambil jadi dosen juga masih bisa jadi asisten peneliti dosen senior dan masih bisa jadi peneliti di pusat kajian. Semoga setelah menikah masih bisa kayak gini juga 🙃
***
Udah ya dua itu dulu aja, selengkapnya silakan dibaca sendiri di buku mbak Dewi Nur Aisyah yang berjudul Awe-Inspiring Us dan sesuaikan dengan kehidupan kita masing-masing 😆😆
***
Ohya, ada hal lain yang tak kalah penting selain mengoptimalkan masa penantian, yaitu "attitude kita saat menunggu, apakah diiringi ragu dan gerutu, atau tetap bersabar meyakini rezeki dari-Nya tidak akan tertukar atau salah waktu".
Untuk semua yang sedang menunggu, jangan berputus asa dengan rahmat Allah dan tetap berprasangka baik sama Allah ya..
Yakinlah, apapun yang Allah tunda saat ini adalah semata-mata untuk mempersiapkan yang jauh lebih baik untuk kita di kemudian hari, insyaAllah..
Semangat menunggu dalam kesabaran dan keimanan 🙃
4 notes · View notes