#belajar di korea
Explore tagged Tumblr posts
Text
RANGKUMAN PERTANYAAN TEST SKILL EPS TOPIK KOREA
RANGKUMAN PERTANYAAN DALAM WAWANCARA SKILL TEST EPS TOPIK KOREA 이름이 뭐예요?/무엇입니까?/성함이 어떻게 되세요? Nama’mu siapa? 제 이름은 ‘Slamet’’입니다/ 저는 ’ Slamet’ 라고 합니다. Nama saya Slamet. 나이가 몇살이에요?/몇살 입니까?/연세가 어떻게. Umur’mu berapa? 제 나이는 사른살 입니다. Umur saya 30 tahun. 생일이 언제예요? / 언제 입니까? Ulang Tahun kamu kapan? 제 생일은 천구백 구십년 구월 삼십일 입니다. Ulang Tahun saya tanggal 30 September 1990. 종교가 뭣 입니까? Agamamu…
View On WordPress
#belajar bahasa korea#belajar bakor#belajar berhitung dalam bahasa korea#Belajar Mengucapkan Rasa Makanan dalam Bahasa Korea#belajar warna dalam bahasa korea#eps topik korea#mahir belajar bahasa korea#partikel korea#perintah di testskill eps topik korea#pertanyaan test skill eps topik korea#trik mudah belajar bahasa korea#색갈#수학
0 notes
Text
Tidak sesuai ekspektasi.
Benar, tidak sesuai ekspektasi.
Kukira menikah akan seindah di layar kaca. Akan seromantis drama Korea. Akan mulus bak jalan tol, bukan Pantura.
Kenapa gak ada yang bilang sebelumnya kalau menikah semenyenangkan ini?
Bukan soal romantisme-nya, tapi soal 'saling'-nya.
Saling menurunkan ego, saling berbagi peran, saling belajar dari lelah, bosan dan amarah, saling menjaga, saling menguatkan, saling menghargai, saling memperjuangkan, saling menenangkan, saling membahagiakan.
Itu sebab mengapa perlu mencari pasangan yang 'setara'.
Benar, setara upayanya untuk menjadi sepasang.
Karena setelah akad dia menjadi pakaianmu, kamu pun pakaiannya. Orang-orang tak akan lagi memandang kalian secara individu. Satunya menjadi tersemat dengan yang lain. Segalanya jadi serba tentang berdua.
Lagi pula seumur hidup bukan waktu yang sebentar.
Apalagi sehidup sesurga.
Sepuluh bulan haha-hihi berdua. Tahu-tahu udah bertiga.
Barakallahu fiik.

📸 Momen khitbah 5 Januari 2023, pas masih mikir tahun baru berikutnya backpackeran ada temennya
125 notes
·
View notes
Text
A Cozy Mundane Life
Lama banget nggak buka tumblr karena gue sekarang udah mulai belajar jadi narrative designer di game. Sekalinya buka nemu topik tentang kenapa belum menikah di usia segini?
Di usia 33, gue berada di tengah temen-temen yang anaknya baru masuk SD dan dari kolega gue di kampus, banyak juga yang anaknya udah lulus kuliah dan menikah. Perasaan tertinggal tuh sebenernya udah selesai dari dulu. Makin kesini yang pengen dilakuin ya justeru pengen punya kehidupan sehari-hari yang bisa dinikmati. Bukan yang mentereng banget. Pengen yang hangat aja.
Gue tuh sering banget dapet stigma bahwa perempuan yang belum nikah di atas usia 30 an tuh kalo nggak feminazi, problematik dan galak banget. Meanwhile gue hari ini malah bikin game sama gen Z yang rentang usianya belasan tahun lebih muda dari gue plus gue juga bukan leadnya. Beneran memulai belajar dari nol.
Soal menikah, ketimbang merenungi kenapa di usia segini belum menikah, gue malah berharap bisa pelan-pelan memperbaiki habit aja sih. Khususnya dari sisi mengelola ego dan keuangan.
Sebagai penderita ADHD, mood gue rentan terganggu oleh rutinitas yang berubah-ubah. Dan kalau mood sudah terganggu, belanja juga jadi kurang terkendali karena nggak sempet menyiasati gimana spend money dengan wise selama seminggu.
Instead of punya cita-cita yang tinggi, gue cuma berharap kelak punya lingkungan kerja dan keluarga yang ramah ADHD. Apakah lingkungan kerja gue yang sekarang udah ramah? Jelas belum.
Orang kayak gue cocok kerja di bidang yang gue suka dan banyak deep thinking di situ. Gue menikmati banget menghabiskan malam-malam gue untuk riset tentang konsep game ataupun ngoding. Ngerasa lebih hidup aja.
Sementara jadi dosen di Indonesia tuh ritme kerjanya sering terganggu karena interupsinya banyak sekali. Dulu sering stress banget kalau banyak kerjaan yang nggak selesai. Sekarang beneran mengusahakan yang terbaik. Tapi kalau nggak selesai, udah pasrah aja sambil berharap Allah mengampuni segala keterbatasan gue sebagai manusia.
Di luar belajar jadi narrative designer dan dosen, gue juga kadang masih menikmati drama korea. Pulang ke rumah kalo weekend dan ngasuh ponakan. Atau kadang-kadang random nonton youtube mukbang. Kayak hari-harinya manusia biasa aja.
Makanya kadang-kadang ketika ada judgemen yang gimana banget tentang perempuan yang belum menikah di usia segini, gue merasa perlu bertanya:
"Kenapa tidak memulai segala judgement tersebut dengan praduga yang baik?"
Tentu tidak semua di dunia ini adalah tentang gue and I don't take it personally. Tapi memulai segala penilaian dengan praduga yang kurang baik tuh seringnya menghasilkan stigma yang tidak baik juga. Sebagai orang yang sering banget kena stigma entah karena belum menikah, entah karena fisik yang beda, entah karena gue perempuan...................untuk mengenal manusia lain tuh kita jadinya harus nembus barrier. Kalau kamu bukan di pihak yang kena stigma, kamu nggak akan relate.
Nggak akan relate gimana rasanya ketika kamu cuma menjalani kehidupan sehari-harimu yang biasa banget lalu tiba-tiba orang menilai kamu sebagai orang yang sombong dan seleranya tinggi soal pria. Atau kamu yang lagi berusaha menyelesaikan masalah finansial keluarga lalu tiba-tiba dijudge sebagai orang yang takut menikah karena takut bertanggung jawab.
Gue rasa, ada banyak manusia medioker kayak gue yang sebenernya hanya ingin menjalani mundane life yang nyaman. Kebetulan aja takdir hidupnya nggak kayak orang kebanyakan. Jadinya harus dealing dengan opini orang lain yang embuh banget wkwkwk.
Saling mendoakan saja semoga hidup kita semakin baik dan hati kita semakin tenang.
176 notes
·
View notes
Text
Self Worth
Kalau self worth gua lagi tinggi (baca: alay), kadang tuh gua suka kepikiran, kalau orang yang nanti jadi pasangan gua tuh pasti beruntung banget.
Gua jago masak (dan enak), gua pinter cari uang (gua dari SMP udah punya penghasilan sendiri), gua seneng belajar jadi bisa lah diajak diskusi apa pun, gua suka (BANGET) sama anak kecil, jadi pasti nanti akan (berusaha) jadi ibu yang baik ((CAILAH)), gua jago beres-beres rumah, gua jadi pelawak bisa, jadi serius bisa, all in one lah pokoknya, oh iya gua juga cantik, yaa meskipun gak secantik artis korea.
Gua selama ini merawat diri dengan baik, jadi akan kurang ajar banget kalau usaha yang selama ini gua lakukan belum cukup juga untuk menganggap kalau gua ini cantik. Yaa walaupun balik lagi—definisi cantik tiap orang beda-beda. Kalau bagi diri gua sendiri, gua udah cukup layak untuk dianggap cantik dan menarik.
Untuk mengetahui nilai diri sendiri baik nilai yang ada di dalam (hati) dan di luar (fisik) itu gak semata-mata didapatkan dari asumsi semata, karena itu orang narsis namanya.
Gua pun begitu.
Pemahaman akan diri sendiri yang gua miliki saat ini itu gak gua dapatkan hanya dari pengalaman gua dalam belajar memahami diri gua sendiri, tetapi juga dari validasi yang gua dapatkan dari orang lain.
ya, gua baru sadar kalau mencari pengakuan akan nilai diri kita dari orang lain itu gak selalu hal yang negatif. Namun malah bisa membuat kita menjadi semakin kenal dengan diri kita sendiri. Dengan catatan, kita gak menjadikan pengakuan mereka sebagai tolak ukur siapa diri kita yang sebenarnya, dan juga tentu saja pengakuan yang kita dapatkan berasal dari orang-orang yang memang udah bersama kita dalam waktu yang cukup lama. Sehingga melalui interaksi cukup lama tersebut, kiranya sudah cukup lah untuk mereka menilai bagaimana diri kita, dari hal-hal 'konsisten' yang mereka lihat/rasakan dari diri kita.
gak hanya dari segi nilai diri, gua juga uda cukup paham sama berbagai kekurangan yang gua miliki. Meskipun belum semuanya, setidaknya beberapa kekurangan tersebut sudah gua usahakan untuk benahi dan juga perbaiki.
Mengetahui nilai dan kekurangan diri gua dengan baik secara gak sadar membuat gua menjadi lebih tenang dalam banyak hal. Salah satu contohnya dalam melepaskan seseorang. Gua dari dulu selalu berusaha konsisten, orang-orang yang gua izinkan untuk masuk dalam kehidupan gua saat ini hanyalah orang-orang yang mempunyai nilai yang sama dengan gua, jadi saat gua berkenalan dengan seseorang yang gua rasa orang ini gak mempunyai nilai yang sama—gua tanpa perlu pikir panjang lagi, tidak akan menganggap orang itu siapa-siapa.
Manfaat lain dari mengenal diri sendiri adalah gua juga gak takut lagi untuk ditinggalkan. Dulu, salah satu ketakutan gua untuk mengenal seseorang adalah gua takut banget ditinggalkan. Gua takut tanpa orang itu, gua gak bisa lagi apa-apa. Yah, gua sebodoh itu dulu. Sekarang? Pergi lu, kalau cuman jadi beban aja, gua bisa semuanya sendiri. Wkwk.
Salah satu persiapan gua juga sebelum menikah atau bersama seseorang nanti adalah memastikan diri gua sendiri MASIH & BISA tetap bahagia dan juga MANDIRI tanpa adanya orang tersebut. Sederhananya gua gak mau menggantung kan kebahagiaan atau hidup gua sendiri sama orang lain.
Jadi semisal pasangan gua nanti meninggal, gua masih mampu untuk bertahan hidup. Karena toh, sebelum sama dia juga gua udah punya penghasilan sendiri. Pelajaran ini gua ambil langsung dari Mama gua, karena dengan kepala mata gua sendiri, rasa malu dan harga diri belio bahkan beliau jual, hanya supaya anak-anaknya masih bisa makan. Dan gua gak mau kayak gitu.
Hal ini juga yang menjadi alasan kenapa Mama selalu memberikan nasihat sama gua untuk mencari seorang laki-laki yang udah punya pekerjaan alias bertanggungjawab dengan hidupnya sendiri. Gak harus kaya loh, tetapi setidaknya dia punya cukup kesadaran diri bahwa biaya hidupnya harus ditanggungnya sendiri, jadi dia akan berusaha bagaimana pun untuk tidak menjadikan dirinya sebagai tanggungan orang lain, sekalipun orang tuanya sendiri.
Lagian, gua aja yang cewek bisa nafkahi diri gua sendiri, masa situ yang laki-laki gak bisa?
Sampe sekarang gua tuh suka heran, kok bisa-bisanya yaa ada cewek mau-maunya biayain cowok? Kalau udah suami istri, dan suaminya emang qodarullah berada di dalam keadaan sedang/sudah gak bisa lagi cari nafkah, misal sakit, yaa itu gak masalah karena kondisinya berada di luar dari kehendaknya. Tetapi kalau udah belum suami istri, dan si laki-laki masih sehat walfiat, tetapi kerjaannya gak jelas apa dan cuman modal mulut doang si cewek mau-maunya aja biayain si cowok, fix si cewek bego banget.
Selain itu, karena gua juga udah tau seberapa bernilai diri gua sendiri, seandainya nanti gua (nauzubillah) memilih pasangan yang salah, sehingga dia meninggal kan gua, gua gak akan mudah terpuruk, menyalahkan diri gua sendiri, apalagi bertanya-tanya tentang apa yang salah dari diri gua. Tetapi gua akan yakin, dia ninggalin gua karena yaa dia aja yang bodoh.
Dalam hal memilih pasangan pun gua menjadi lebih mudah. Karena gua udah tahu, laki-laki seperti apa yang gua mau dan gua butuhkan. Sehingga saat gua bertemu dengan laki-laki yang gak nemu di dua hal tadi, gua sudah tau apa yang gua harus lakukan.
Semoga gua bisa ketemu dengan laki-laki yang juga udah tau nilai dirinya dengan baik. Karena yang gua inginkan dalam sebuah hubungan terutama sebuah pernikahan adalah saling, bukan paling...
Saling mengusahakan kebaikan masing-masing, saling berjuang membahagiakan, saling menasihati, saling sabar, dan berbagai kata 'saling' lainnya.
Gua gak mau berada dalam hubungan yang timpang sebelah. Alias gua sama pasangan gua berlomba-lomba menjadi si yang paling. Gua mau kita berdua selalu sama-sama.
Proses memahami nilai diri adalah proses yang panjang dan akan dilakukan seumur hidup. Dan gua tahu pasti ada keadaan di mana gua salah menilai diri gua sendiri. Namun gua akan selalu yakin, kalau gua adalah seseorang yang sangat layak dan sangat pantas untuk dicintai.
Jadi anggap saja saat ini gua masih sendiri bukan karena gak ada yang suka sama gua, tetapi belum ada laki-laki yang cukup beruntung untuk memiliki gua.
Mari menjadi alay sekali-kali...
39 notes
·
View notes
Text
Yang penting cukup
Ternyata, kalimat “yang penting cukup” ini sangat membahagiakan ketika dipahami dengan seksama.
Kita tak perlu menunggu kaya hanya untuk membeli beras 2 kg. Karena kita mampunya 2 kg, ya besok cari uang lagi untuk membeli kebutuhan hari berikutnya.
Begitupula dengan nilai toefl, standar minimalnya 500, ya alhamdulilah jika bisa mendapatkan nilai 548. Sudah lebih baik ada cukup banyak spare nilainya. Yang penting bisa lulus buat persyaratan ke depannya.
Atau ketika waktu mau kuliah di Korea dulu. Standar minimalnya 730 tes toeic nya, ternyata waktu test pertama nilai saya bisa 770. Alhamdulilah bisa lulus, walaupun mepet.
Kenapa kok saya bilang mepet? Iya karena memang mepet standar minimal, sedangkan temen ada yang mendapatkan nilai 900. Wah, saya auto insecure. Merasa kecil hati jadinya. Kok aku ngga bisa sepinter mereka?
Tiga tahun berlalu, saya baru menyadari. Walaupun nilai kita beda, ternyata kita masih bisa kuliah di tempat yang sama. Baru menyadari bahwa kemampuan saya pada waktu itu memang sebatas itu.
Allah memang memberikan sesuatu yang tidak lebih berat dari pundak hambaNya masing-masing. Sesuatu sudah ada ukurannya, tinggal bagaimana cara kita ridho atas ketetapanNya. Termasuk menyadari dan mensyukuri bahwa saya memang suka belajar akademik, walaupun nilainya ga bisa se-cetar yang lain^^
22 notes
·
View notes
Text
Gwan Sik
Beberapa waktu belakang, banyak orang membagikan soal series When Lifes Gives You Tangerine. Sebuah drama Korea yang menceritakan tentang Gwan Sik dan keluarganya. Gwan Sik digadang-gadang sebagai suami yang walking green flag, dan tentu saja diidamkan siapa saja, khususnya perempuan.
Aku pribadi memutuskan untuk tidak menonton series tersebut. Salah satu alasannya karena setiap pasangan punya kelemahan, dan mudah sekali menaruh ekspektasi pada pasangan berdasarkan media yang kita konsumsi.
Gwan Sik adalah tokoh khayalan, tidak nyata. Siapa pun bisa membuatnya sesempurna mungkin. Tapi manusia nyata terdiri dari banyak dimensi dan kekurangan. Karena itu, aku memilih untuk tidak mengkonsumsi hal seperti itu.
Aku ingin belajar bersyukur dengan suami apa adanya. Belajar menerima kekurangannya dan kelebihan yang ada padanya. Dan untuk itu, rasanya mengurangi ekspektasi adalah hal yang perlu untuk dilakukan.
Ditambah lagi, suamiku punya cara sendiri untuk mengungkapkan cinta yang sering kali tak sesuai bahasa wanita. Dia bukan suami romantis yang royal mengungkapkan sayang dengan kata. Tapi selalu membukakan pintu setiap kali kami naik mobil bersama. Bukan suami romantis yang royal peluk dan cium juga. Tapi di waktu-waktu tertentu dia mengajak jalan meski aku tahu dia juga membutuhkan waktu me time-nya sendiri.
.: Jakarta Selatan, 9 April 2025
2 notes
·
View notes
Text
Usaha Bisa Mengkhianati Hasil
Sering kita dengar bahwa usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Tapi, kenyatannya gak seperti itu. Karena sering kita berusaha tapi gagal. Gak tercapai. Atau mungkin menyerah sebelum mulai?
Terus kalau kayak gitu capek gak si berusaha? Sia-sia gak si kalau ujungnya gagal? Atau gak jadi?
Nah justru itu seninya berhasil. Kita kudu mencicipi kegagalan sehingga tahu yang mana yang harus diperbaiki, evaluasi, puter jalan, bahkan berhenti. Ini gue dapet pembelajaran dari perjalanan sebuah band korea yang lagi hits banget karena prestasi dan karya mereka.
Band itu bernama Day6, berisikan 4 member yang punya jalan kisahnya masing-masing. Member Day6 ini sebelum drummernya ada disiapkan bukan menjadi sebuah band. Pada awalnya mereka disiapkan untuk menjadi idol. Mereka semua tanpa terkecuali belajar dance layaknya idol lain.
Disini gue kayak mikir ternyata usaha bisa mengkhianati hasil. Udah belajar dance capek-capek ternyata gak kepake. Tapi sekarang kita bisa lihat kualitas musik mereka luar biasa. Dari vokal, lirik sampai penyusunan instrumennya keren banget.
Ketidakputus-asaan mereka saat itu yang buat mereka akhirnya bisa sampai saat ini. Meskipun usaha mereka (latihan dance) terkhianati tapi prosesnya mereka terus jalani buat debut, sampai akhirnya mereka memetik buah hari ini. Mereka gak berhenti meski akhirnya harus belajar lagi cara memainkan instrumennya (gitar, piano, bass). Mereka punya goals; debut. Jadi selama mereka bisa debut, berkarya di musik, mereka akan tempuh caranya dengan cara yang tentu sesuai koridor.
Dari hal itu dan sebenernya banyak kejadian dalam hidup tentang usaha dan hasil, gue belajar kalau tujuan kita adalah jangka panjang maka harusnya kita gak mudah menyerah sama kegagalan. Kalau goals hidup kita itu surganya Allah, harusnya kita gak putus asa karena tujuan kita udah jelas buat Allah yang Maha Penyayang yang udah pasti bakalan Allah bantu. Cuma untuk mendapatkan itu, untuk menunjukkan cinta kita bener gak sih? Prosesnya sudah yang Allah sukai belum? Itu butuh perjuangannya.
Jadi, selamat menata ulang goals hidup. Menata niat yang ada dalam hati dan semoga kita bisa mewujudkannya dengan mencicil, mencicipi kegagalan untuk nanti Allah menangkan di akhir hayat kita. Untuk segala cita cita semoga kita landaskan cinta yang menuju padaNya. Aamiin

3 notes
·
View notes
Text
Cerita tentang Korea
Sebagai manusia yang menyukai hal-hal yang telah terencana dan berjalan sebagaimana adanya. Pandemi memberi pukulan cukup berat karena banyak rencana yang tidak tunai, juga alasan demi alasan yang kadang sengaja dicipta untuk excuse yang seharusnya tidak perlu, tidak penting. Dari menyalahkan orang lain, situasi, hingga diri sendiri. Kehilangan demi kehilangan orang yang di cintai sampai hal-hal rumit menghampiri membuatku akhirnya memutuskan untuk pergi ke psikolog. Keputusan ikut CC dan selalu mencuri hikmah dari sgnya mas Gun membantu banyak keputusanku untuk pergi ke proffesional. Dua sesi ku lewati, aku di diagnosis emotional numbness. Iyaa, saking banyaknya kejadian bertubi-tubi aku ngga bisa nangis. Selain dipaksa oleh keadaan. Aku tidak ingin bunda khawatir. Walau disisi lain saat itu aku dapat kerjaan, finansial cukup stabil sehingga bisa bantu-bantu di rumah. Tapi rasanya masih kosong. Tiba tiba perasaan aneh. Lalu psikoterapi yang di tawarkan dokterku kala itu meminta untuk menekuni hobi kembali. Hahaha. Iyaa, aku lupa kebiasaanku membaca buku fiksi dan nonton. Kala itu dokterku bilang untuk menonton movie 2521. Saat itu aku kembali dibuat jatuh cinta dengan hobiku lagi. Padahal dulu ingat betul pas awal awal hijrah selalu bilang, aku ngga suka korea, boy/girl band sekarang malah sering lihat. Walau aku sadar disana banyak juga hal-hal yang terselip lgbtq dsb. Dari mereka belajar kegigihana atas karya. Kalau mereka membuat karya seyakin, segigih, setangguh dan se keren itu, kita sebagai muslim harusnya bisa lebih dari itu, karena kita punya contoh terbaik, uswatun hasanah yang menjadi rahmatan lil'alamin, Rasulullah shallallahu 'alayhii waa salam. Allahumma sholli 'ala Muhammad, wa 'alaa ali Muhammad.
Jadi, sebelum mengenal exo, aku ddi buat sesuka itu (aka. dibukakan pintunya dari) movie 2521 mba Taeri yang badas abis aktingnya, juga mas kyungso di it's okay that love yang nyeritain seorang penulis dan alter egonya. Setelah nonton bad persecutors jadi tahu lagunya kyungso dan kenal exo. Wkwkwk.
Rangkuman ini sengaja dibuat agar aku tidak berlebihan dalam mencintai, menyukai ataupun membenci. Dimasa depan tidak pernah tahu apa yang terjadi.
Semisal drama slice of life dan actionnya drakor bantu aku banyak mengenali emosi yang sengaja aku timbun dan release pelan-pelan hingga akhirnya kini pulih. Alhamdulillah. Atas izin Allah, Biidznillah. Drama korea juga ada sisi baiknya jika kita mampu memilih dan memilah yang menjadi input dalam diri kita. Pastikan ia bukan menjadi candu agar tetap logis antara realitas dan imaji.
Salam sayang untuk diriku sendiri,
Mimi🤍💐
7 notes
·
View notes
Text
a list so u dont need to ask me
film film (hampir semua romance korea sama barat soalnya kamu gasuka thiller kan)
Be with you 2018
Tune in for love
extreme job
how to lose a guy in 10 days
13 going to 30
nek drakor apa yah
reply 1988 (coba nonton 3 eps dulu soalya awal awal emang bosenin tp harusnya di episode 3 udah suka)
see you in my 19 life
strong girl boksoon
dear hyeri
light shop (serem dikit)
dah segitu aja ga yakin kamu tonton semua lumayan kan gaperlu cari cari referensi tapi diimbangi belajar juga yahhh semangat
2 notes
·
View notes
Text
Refleksi 2901
Abis aerobik sendirian di kamar, karena pada dasarnya manusia kek gue itu pengen olahraga tapi yang modalnya seminimal mungkin wkwk. Jadilah gue bermodal kuota kosan saja. Terus kelaparan, mau tidur ga bisa. Masih ada kerjaan, jadi baca buku aja buat ngisi waktu sambil nulis wkwk.
Sesore-an tadi keliling cari rumah untuk dihuni sama anak-anak. Adulting hits really hard. Pas kapan pernah hujan badai kenceng banget anginnya gue ngebatin "Ya Allah besok kalau hamba tinggal sendiri pas di rumah sendiri (Aamiin) tapi hujan badai, bakalan takut gak ya?"
Takut atap sengnya copot (inget banget kalimatnya mbaPut wkwk), harusnya udah ga takut lagi bakalan kerembesan pas hujan badai, tapi kan masih banyak other worst case yang bisa terjadi. Cuma beberapa hari setelah ngebatin itu, jadi mikir kan ada Allah ya. Duit juga bukan gue yang punya, tapi titipan dari Allah. Jodoh juga harusnya kalem aja, kalau udah waktunya pasti akan datang kan yaaaa (again).
Alasan terbesar gue mulai memaksa diri workout lagi adalah karena BB gue udah overweight. Ironis aja ketika gue gembar gembor soal makanan bergizi seimbang, aktivitas fisik lah guenya hobi mageran dan gegoleran sepanjang weekend. Pulang kantor juga gue biasanya minim gerak. Jadi, demi menjadi manusia yang sehat jiwa raga, gue mencoba olahraga lagi. Sekarang ganti ke aerobik sama mencoba weekend itu naik sepeda. Kemarin pas nyoba naik sepeda dari kosan ke pasar Baqa, ketemu sama bapack-bapack komunitas pesepeda lokal. Terus disemangatin. Kiyowo sekali mereka.
Alasan lain adalah agar mindset gue menjadi lebih sehat. Kalau gue kebanyakan scroll, entah kenapa gue jadi merasa tidak mindfull. Sekarang juga masih bisa sih scrolling tidak berguna, but at least udah ada porsi waktu buat olahraganya. But, I need to work more on time management.
Udah tahun ketiga ngebimbing skripsi, dan kalau ketemu variabel yang too simpel itu kaya hmm...pengen marah tapi aku siapa ya cuma pembimbing ke-2. Hmm...harus putar otak buat ngasih masukan dan saran agar variabelnya lebih berwarna. Bukannya apa, tapi kalau berulang-ulang, guenya yang bosan. Anggaplah ini ambisi pembimbing, tapi gue pun pengen belajar hal-hal baru di luar zona nyamannya gue dari yang udah - udah. Pengennya, gue pun bertumbuh sambil gue bimbingan, lewat pertanyaan-pertanyaan dan diskusi yang ada selama proses penulisan karya ilmiah ini. Semoga~
Tiap nonton vlognya mba-mba korea, suka ngiri kenapa mereka bisa seproduktif ituuuu. Mba - mba yang masih bisa ngevlog di tengah hectic kerjaan, punya suami (ya sama suaminya tipikal bukan patriarki, lebih ke balance the role aja kalau yang gue amati), dan tetep bisa baca buku minimal 1 bulan 1 buku.
Sedang terjebak pada kapal Kangyoo gegara MD udah kelar, terus selama cek bts nya entah kenapa itu matanya Songkang kalau natap dedek Yoo kaya ada madunya netes. Senyumnya juga manis pisan, kek ga bisa kendor itu bibir senyum mulu. Dedek Yoo juga lucu banget. Mereka ini kaya anak SD disatuin. Kalau mbaput dan suaminya kan kek anak SMP dinikahin, mereka ini gaktau sih ada feeling to each other apa gak, tapi kalau jadi beneran kaya anak bocah disatuin. Gak akan bosen sih kalau mereka berdua barengan, ada aja yang bisa dikerjain, jawil-jawilan, numpuk batu, slickback challenge, atau apalah itu. Tapi aku berusaha netral saja. Kalau jodoh gak kemana kan? ~
3 notes
·
View notes
Text
Perihal sebar undangan, berujung melacak keberadaan senior-senior zaman dulu. Tidak sedikit yang melaju pesat. Lalu kenapa saya diam di tempat?
Tidak. Saya tidak berdiam. Hanya arah berkembangnya agak beda. Tumbuh tidak selalu ke atas. Menghujam ke dalam tanah juga masuk kategori tumbuh.
Senior saya, sebut saja samudera. Secara akademis dan karir melaju sangat pesat. Jika mengenang rekam jejak beliau, sejak dahulu udah terlihat cemerlang. Jadi kalau sekarang makin bersinar, sungguh bukan hal yang mengagetkan.
Lain senior, lain pilihan hidupnya. Kali ini kita panggil dia jingga. Menjalani hari yang menyenangkan sebagai istri dan ibu. Suatu ketika saya mendapati ia bersemangat bercerita tentang perjalanannya belajar bahasa Korea. Jingga bersinar dengan caranya sendiri.
Saya tidak yakin apakah menekuni hobby sambil menjalani karir sebagai konsultan perorangan - jika tidak mau disebut sebagai karyawan tanpa ketetapan wkwk - bisa juga masuk kategori bertumbuh. Apakah bergabung dalam sebuah komunitas seni bisa disebut berkembang? Apakah ikut lari marathon 5k, 10k, dan klub panahan (ex), bisa masuk kategori aktivitas membanggakan? Apakah pencapaian dibatasi dalam rangka memperoleh pendapatan yang lebih dari sekian tahun ke belakang?
Saya tidak tahu. Yang jelas, saya tidak lagi terlalu peduli apa kata orang 🤣
11 notes
·
View notes
Text
PERINTAH DI WAWANCARA TEST SKILL EPS TOPIK KOREA
PERINTAH MENGHADAP / TENGOK 위를 보세요 : Lihatlah Keatas. 아래를 보세요 : Lihatlah Kebawah. 오른쪽을 보세요 : Lihatlah Kekanan. 왼쪽을 보세요 : Lihatlah Kekiri. 앞을 보세요 : Lihatlah Kedepan. 뒤를 보세요 : Lihatlah Kebelakang. PERINTAH ANGKAT TANGAN 윈손을 올리세요 /내리세요 : Angkatlah Tangan Kiri./ turunkan. 오른손을 올리세요 /내리세요 : Angkatlah Tangan Kanan./ turunkan. 양손을 올리세요 /내리세요 : Angkatlah Kedua Tangan./ turunkan. 두 손을 올리세요 …
View On WordPress
#belajar bahasa korea#belajar bakor#belajar berhitung dalam bahasa korea#Belajar Mengucapkan Rasa Makanan dalam Bahasa Korea#belajar warna dalam bahasa korea#eps topik korea#mahir belajar bahasa korea#partikel korea#perintah di testskill eps topik korea#trik mudah belajar bahasa korea#색갈#수학
0 notes
Text
sebuah hal yang mengecewakan karena rutinitas menulis tumblr di tahun baru malah baru ditunaikan di akhir bulan januari begini.
mengecewakan.
padahal ngga ada hal yang menghalangi untuk menulis lho. emang dasar aja pelupa.
jadi biasanya tulisan tahun baru tuh berisi apa yg ingin dilakukan di tahun baru kan ya. apa pula ngga tahu juga sebenernya tapi biar seru aja kita tulis.
selain harus bisa berhenti menghardik hujan, tahun ini aku mau lebih serius belajar noken kayaknya. kayaknya. haha
hasil ujianku tentu tidak lulus ya kemarin, tapi karena sebelum ujian aku tuh belajar ya jadinya ngga terlalu merasa sia-sia justru jadi kayak ohiya kemampuanku kemarin segitu ya berarti. jadi misal digas dikit lagi dan agak lebih maksa belajarnya aku yakin bisa lulus.
jadi sebenernya saat ini aku lagi mikir untuk gas ujian lagi bulan juli.
gitu aja sih awal tahun.
ohiya ada dorama romance baru TBS lucu banget yang main nikaido fumi sama orang korea. lucu sampe bikin ngomong "dih apaan dah lucu banget!" gitu.
lucu gemas, bukan lucu kyou kara ore wa.
adios~
2 notes
·
View notes
Text
Rasa
Selama ini sering banget diingetin jangan jadi people pleaser yang pengen nyenengin semua orang. Gue constantly bilang ke diri sendiri bahwa gue bukan people pleaser. Bukan karena gue sensi dengan people pleaser. Tapi lebih karena root cause yang beda tuh pasti butuh penyelesaian yang beda.
Gue ngerasain pas @earthvens kemarin bikin salah. Gue maju mundur buat negur bukan karena takut berkonflik tapi lebih karena gue takut nyakitin orang.
Dalam pikiran gue, gue berharap bisa ngasih lingkungan yang aman buat diri gue dan orang di sekitar gue biar kami bisa tumbuh bareng. Tapi lingkungan yang aman tanpa keberanian buat point out kesalahan orang tuh jadinya nggak bagus karena orang jadi nggak tahu salahnya. It's not a big mistake, actually. Overthinking gue aja yang parah wkwk.
Sejak gue belajar game desain, gue belajar membreakdown game feel ke game mechanics. In the end, gue tuh jadi mikir jauh banget tentang dampak tindakan ke perasaan orang lain. Jadi mikir banyak variabel.
....
Orang seperti apa yang membuat hati kita constantly bertanya "Kenapa aku nggak diperhatikan?"
Apakah orangnya yang bermasalah? ataukah hati kita?
Orang seperti apa yang membuat perasaan kita selalu nanya:
"Sebenarnya tindakanku ke dia salah atau tidak?"
Apakah orangnya yang bermasalah? ataukah kita?
Pada akhirnya setiap kejadian sering ngebawa ke pemikiran-pemikiran demikian.
Film exhuma adalah film horror yang ngebuat penonton constantly bertanya:
"Ini sebenarnya ada apa?"
Sampai ketika mereka keluar bioskop, mereka banyak yang nyari banyak hal tentang Korea sama Jepang.
Dulu gue mikir bahwa dunia yang gue pengen tuh dunia yang bebas konflik, semua orang tahu perannya jadi nggak perlu ditegur dst dst. Sekarang baru nyadar banget bahwa dunia kayak gitu impossible. Yang bisa kita usahakan adalah dunia yang orang-orangnya tuh caring each other. Kalau yang lain salah, kita kemukakan dengan penuh compassion sehingga arahnya ke: "Ayok kita perbaiki lagi". "Ayok kita berkembang"
....
Gue tuh belum nikah. Tapi again, sejak gue belajar tentang interaksi antara world building - mechanics - sama feel, gue berharap pas jadi ibu kelak tuh bisa ngasih perasaan-perasaan yang memupuk anak gue berkembang dengan baik.
Gue takut sama interaksi-interaksi yang dampaknya baru bisa dilihat jangka panjang dan baru sadar salahnya pas anak gue udah gede. Mungkin kita memang perlu banyak berdoa biar andai kelak Allah menitipkan sebuah keluarga ke kita, kita diberi keluarga yang berkah. Segala macam kesalahan kita diampuni sama Allah dan anak-anak kita bisa mendewasa dengan baik, memaafkan kesalahan-kesalahan kita juga. Habis nulis ini jadi memahami banget makna doa:
Barakallahu lakumaa wa baraka 'alaikuma, wa jama'a baynakumaa fii khair.
Semoga Allah memberi keberkahan di dalam rumah kita. Menambah iman kita setiap kali kita menghadapi takdir yang disuka ataupun tidak.
72 notes
·
View notes
Text
‘Godoksa’ lonely deaths in korea
https://youtu.be/SVYhqCMokps
i just seen this video. A documentary from ‘The Korea Times’ that i got the story from Quora and search on YouTube.
i got into tears and pain suddenly. cause this video remind me to my grandma’s sister who lived and died alone, without none knew that.
My heart was breaking.
Ceritanya, waktu itu tanteku tak sengaja mendapat berita ditemukannya jasad seorang nenek di atas ranjang di dalam kamarnya oleh tetangga si nenek tersebut yang sudah lama tidak melihat si nenek keluar rumah dan memutuskan untuk mengeceknya.
Rumahnya dalam kondisi tertutup, setelah beberapa kali memanggil dan mengetuk pintunya tak ada sahutan sama sekali. Akhirnya mereka memutuskan untuk membuka paksa pintu dan menemukan jasadnya sudah dalam kondisi tinggal tulang saja di beberapa anggota tubuh, sedang sisa daging yang masih menempel telah digerogoti oleh belatung.
bayangkan semengenaskan apa...
tanteku curiga, karena berdasarkan alamat yang tertera, itu adalah alamat rumah nenekku ini, sehingga tanteku langsung mengirim orang untuk mengeceknya.
grup wa keluarga pun heboh, ketika tanteku membagikan beberapa poto yang sangat mengerikan dan menyayat hati di saat yang bersamaan.
aku yang sudah lama keluar dari grup itu langsung ditelpon dan dikabari Mama.
aku cuman menyimak dan memberikan beberapa respon, tapi setelah telpon berakhir, dengan kondisi sendirian di dalam kos dengan mentalku yang sedang tidak baik-baik saja waktu itu..., aku langsung menangis dengan keras.
aku tak bisa membayangkan menjadi beliau, menghadapi kematian dalam kesepian dan kesendirian...
beliau sudah lama hidup sendiri, dengan kondisi pendengaran yang sudah mulai berkurang, suaminya meninggal lebih dulu, dan ia juga tak punya anak sama sekali, tapi punya seorang anak angkat yang lebih memilih tinggal terpisah setelah ia lulus sekolah dan menikah. beberapa keluarga sebenarnya pernah menawarinya untuk tinggal bersama, namun karena rasa tak enakkan beliau memilih menolak
melihat video ini saya belajar dua hal :
yang pertama, sebenarnya tidak ada seseorang pun yang benar-benar menginginkan kematian, yang seseorang sebenarnya inginkan adalah bebas dari rasa sakit dan juga keputusasaan yang menyayat. Naas, beberapa orang berpikir bahwa dengan kematian mereka bisa terlepas dari rasa sakit yang mereka rasakan.
yang kedua, betapa mengerikannya hidup dan mati tanpa seorang pun di sisi kita. meski saya pun juga sadar bahwa kelak semua orang akan sendirian, tetapi jika bisa memilih, tak ada orang yang ingin menghadapi kematian dengan kesepian, bukan?
hidup memang mengerikan ketika tidak mampu memaknai kehadirannya dengan lebih dalam.
semoga, akhir kehidupan kita adalah kematian yang baik.
dan untuk siapapun yang saat ini memikirkan bahwa kematian adalah opsi terbaik terlepas dari semua rasa sakit, semoga mereka bisa bertemu dengan seseorang yang bisa membuat mereka menyadari, bahwa bersama orang-orang yang tepat, dunia tidak semengerikan itu untuk dijalani, dan semua rasa sakit dan penderitaan hanyalah sementara...
10 notes
·
View notes
Text
Mengusahakan PhD #9
Belajar dari Kesalahan
Jika ada yang bertanya kenapa kok ingin lanjut ke tahap program studi doktoral?
Mungkin yang pertama memang karena tuntutan pekerjaan, it is kinds of take it or leave it. Kalo ngga punya ijazah S3, nantinya akan kena pemecatan di beberapa tahun ke depan. Ini alasan yang cukup realistis, karena memang saya bekerja untuk mencari nafkah halalan thoyyiban untuk keluarga, untuk memperpanjang nafas dalam beribadah. Saya butuh berjuang untuk hal ini sebagaimana tanggung jawab seorang suami dan seorang ayah kepada keluarganya.
Yang berikutnya adalah ternyata saya mulai menemukan passion disini. yang berarti, saya ingin melanjutkan passion belajar ini. Terdengar aneh, tapi memang begitu, saya suka belajar hal baru, dan kemudian berusaha memahaminya. Dalam konteks sains, berarti ya bertemu rumusan masalah dan berusaha untuk menemukan solusinya.
Dan untuk catatan pribadi saya, semoga dijauhkan dari niatan untuk melakukan "pembuktian" kepada orang lain bahwa "saya juga bisa!".
Dulu waktu program master's degree di Korea Selatan, saya berangkat dengan membawa ambisi bahwa saya ingin membuktikan diri bahwa saya juga mampu, saya ini ngga serendah itu, saya bisa kok berprestasi dan mengerjakan sesuatu di bidang ini.
Dari sudut pandang positive vibes, memang ini positif sekali, cuman ternyata pas kita lagi down, ini jadi salah, karena niatan kita ngga murni. Niatan kita ngga murni karena ingin belajar dan bekerja sebagai bagian dari ibadah, melainkan ingin dilihat oleh manusia.
Pas lagi capek, baru sadar kalo ini salah. sudah belajar dan bertahan hidup di luar negeri itu susah, kenapa harus dibebani dengan hal demikian? mereka pun juga tak akan mau dan tak akan mampu membantu mengerjakan tugas-tugas kuliah kita. Jadinya kita yang sengsara sendirian di antah berantah karena terlampau jauh untuk ingin melakukan pembuktian.
Apakah itu salah sebenernya? saya ngga ngomong salah, cuma lebih baik tidak demikian, jadi better untuk kita meluruskan niat terlebih dahulu, untuk apa kita memperjuangkan hal ini? jadi ketika ada apa-apa di depan, kita tidak menyalahkan siapa-siapa, karena kita sudah yakin bahwa ini adalah hal yang terbaik untuk kita dariNya.
3 notes
·
View notes