#beasiswa s1 engineering di australia
Explore tagged Tumblr posts
Text
Beasiswa Unicaf dan dapatkan gelar Sarjana, Magister atau Doktor yang Diakui secara Internasional!
Beasiswa Unicaf dan dapatkan gelar Sarjana, Magister atau Doktor yang Diakui secara Internasional!
scholars4dev.com
Unicaf menawarkan salah satu program beasiswa paling dermawan yang tersedia saat ini. Dengan dukungan keuangan dari Beasiswa Unicaf dan dengan memanfaatkan platform pembelajaran digital Unicaf yang canggih, siswa di sub-Sahara Afrika, dan hampir di mana saja di dunia, dapat memiliki akses ke pendidikan tinggi yang diakui secara internasional.
Unicaf bermitra dengan…
View On WordPress
#Beasiswa S1#beasiswa S1 dan S2 di australia#beasiswa S1 dan S2 di inggris#beasiswa S1 di American University#beasiswa s1 di amerika#beasiswa s1 di australia#beasiswa S1 di belanda#Beasiswa S1 di Korea Selatan#beasiswa s1 di luar negeri#beasiswa s1 engineering di australia#beasiswa s1 engineering di university of queensland#beasiswa s1 ke jepang#Beasiswa S1 Korea Selatan#beasiswa S1 luar negeri#Brosur Liverpool John Moores University#essay S1#kerja tanpa ijazah s1#kuliah s1 di inggris#Liverpool John Moores University#S1#S1 Australia#s1 di inggris#s1 di jepang#S1 di London#S1 inggris#s1 marketing#S1 teknik#s1dieropa#s1diinggris#s1dilondon
0 notes
Text
#ScholarshipJourney #6 : Listing Aneka Scholarship & Universitas.
Menapaktilasi perjuangan yang hingga hari ini belum selesai. Perjalanan yang dimulai tahun 2016 yang lalu pasca menuntaskan amanah akademik kampus. Hingga hari ini, betapa banyak pelajaran yang dapat dipetik. Bahwa hanyalah Allah sebaik-baik perencana. Hanya Allah yang mengetahui tetnang apa, kapan, di mana, dan bagaimana waktu yang terbaik untuk hamba-hambaNya. Ketika Dia merasa bahwa hambaNya telah pantas dan kuat menerima segala ketetapan dariNya, niscaya Allah tak akan segan-segan mengabulkan doa kita, bahkan memberikannya dengan cara yang jauh tak pernah kita sangka.
Melanjutkan tulisan saya yang terhenti setahun silam. Pada akhirnya saya berpikir untuk melanjutkannya agar senantiasa menjadi pengingat bahwa pada setiap impian akan selalu ada perjalanan panjang dan pengorbanan. Semoga bermanfaat.
Selepas tes IELTS di IALF Malang, saya tak banyak membuang waktu. Saya segera listing aneka macam beasiswa yang bisa saya apply serta menawarkan beasiswa-beasiswa yang ada. Pada tulisan ini, saya hanya akan membagikan beberapa jenis beasiswa saja yang pernah coba saya apply. Selain beasiswa, saya juga melakukan listing beberapa universitas se-detail-detailnya termasuk bagaimana silabusnya. Oh ya, beasiswa yang saya list di sini tentu saja beasiswa yang fully funded, karena memang tentu tidak mungkin bagi saya untuk apply beasiswa yang partially funded alias tidak semua aspek mendapatkan pendanaan. Tambahan lagi, beasiswa yang akan saya share di sini juga beasiswa yang terdapat untuk course yang saya tuju ya hehe (Industrial Engineering / Logistics & Supply Chain Management). Jadi jangan kaget kalau semisal nanti tidak ada course teman-teman. Karena sebenarnya opsi beasiswa itu bisa di cari di google dan sangat banyak sekali, tergantung seberapa gigih teman-teman mencari smpai ke halaman-halaman belakang. Hehe.
Mengenai website, ada dua web yang saya rekomendasikan dan menurut saya cukup lengkap memuat info aneka macam beasiswa. Yaitu:
1. www.scholars4dev.com . Website ini berisikan aneka macam beasiswa untuk negara-negara berkembang. Termasuk tentunya negara kita, Indonesia. Selain infonya update, di website ini sistem pengkategoriannya juga baik. Terdapat beberapa category by level of study, by field of study, by country destination of study, termasuk juga by target group (negara yang eligible untuk apply beasiswa tersebut). Menurut saya juga web ini cukup update dan informasinya cukup lengkap.
2. www.beasiswapascasarjana.com. Nah, kalau website ini sesuai dengan namanya yang bahasa Indonesia, maka beasiswa ini khusus untuk orang-orang Indonesia saja. Websitenya juga cukup lengkap dan update. Pengkategorisasiannya juga lumayan, mulai dari Beasiswa Diploma, Sarjana, Master, Doktor, Dalam Negeri, Luar Negeri, serta ada kanal khusus LPDP.
Selepas membrowsing website-website tersebut, tentu saja saya buat semacam timeline besar yang berisikan deadline pendaftaran dari beasiswa tersebut. Seperti ini nih :
Untuk yang berminat memiliki file-nya bisa download di sini yah :) Nah, berikut ini pada waktu itu setelah browsing, ada 13 jenis beasiswa yang saya putuskan untuk mendaftar. (Yang sesuai requirements saya, dan tentunya ada prodi saya untuk S-2):
1. Swedish Institute Study Scholarship. Beasiswa ini bisa saya katakan nominalnya 11-12 dengan LPDP. Pun juga dengan jenis tunjangannya. Hanya saja, sesuai namanya beasiswa ini khusus untuk universitas tujuan di Swedia. Tidak ada kontrak kerja di sana, dan kita bisa kembali ke negara asal selepas studi. Beasiswa ini buka setiap akhir tahun hingga deadline nya di awal tahun. Biasanya antara Oktober – Februari. Nah, untuk beasiswa ini persaingannya cukup ketat, karena untuk negara-negara berkembang di seluruh dunia. Pada beasiswa ini, kita harus mendaftar universitasnya dahulu, baru nanti mendaftar beasiswanya. Istimewanya untuk swedia, seluruh universitasnya pendaftarannya terpusat di satu portal. Sehingga sekali bayar application fee, kita bisa memilih 4 universitas langsung.
2. King Abdul Aziz University – Saudi Arabia. Beasiswa ini juga fully funded. Beasiswa yang diberikan penuh oleh King Abdul Aziz University. Kebetulan di sana terdapat prodi Industrial Engineering.
3. King Saud University – Saudi Arabia. Beasiswa ini diberikan oleh universitas King Saud juga. Oh ya, baik nomor 2 maupun nomor 3, keduanya kebetulan kuliahnya menggunakan bahasa inggris, bukan bahasa Arab.
4. Beasiswa MOST Taiwan. Beasiswa ini berasal dari Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Taiwan. Terdapat daftar-daftar prodi tertentu yang dibiayai oleh beasiswa ini.
5. Beasiswa MOE Taiwan. Hampir 11-12 dengan MOST, namun untuk beasiswa ini dibiayai oleh Kementerian Pendidikan. Secara kuota penerima juga lebih banyak, jadi untuk beasiswa MOST itu lebih ketat seleksinya karena kuotanya lebih sedikit. Beasiswa ini menyajikan untuk S1, S2, juga S3. Uang sakunya juga lumayan, dapat meng-cover biaya hidup.
6. NTUST Scholarship. Untuk beasiswa ini disediakan oleh universitas. Besarnya tidak sebesar MOE dan MOST, namun bisa dikatakan cukup untuk biaya hidup. Beasiswa ini ditawarkan saat kamu mendaftar ke NTUST (National Taiwan University of Science and Technology)
7. ICDF Scholarship. Beasiswa juga dari pemerintah Taiwan. Namun di sini kita harus jeli, karena tidak semua prodi yang ditawarkan menggunakan bahasa inggris. Kebanyakan menggunakan bahasa mandarin.
8. AIT (Asian Institute of Technology) Thailand. Universitas ini saat ini bisa dibilang sedang berkembang pesat. Semacam ITB dan ITS lah kalau di Indonesia. Saya pada waktu itu sempat diterima di beasiswa ini, namun ternyata diterima yang partially funded. Sehingga saya memutuskan tidak mengambil.
9. Fullbright Scholarship. Untuk beasiswa ini tujuan ke Amerika Serikat. Ya, teman-teman sudah tahu lah dan infonya cukup banyak di Internet. Bisa dibilang beasiswa yang prestis, dan yang diterima adalah orang-orang yang outstanding.
10. Australian Award Scholarship (AAS). Sepengetahuan saya beasiswa ini merupakan beasiswa dengan nominal terbesar untuk living cost-nya. Seleksinya cukup ketat, dan juga saya gagal di yang ini. AAS sendiri cukup bonafit mengingat ketika kita diterima, maka kita mendapat pelatihan bahasa gratis selama 9 bulan (kalau tidak salah), juga di tes-kan IELTS secara gratis.
11. Endeavour Scholarship. Hampir sama dengan AAS, namun bedanya beasiswa ini mensyaratkan kita harus sudah mendapat IELTS. Tujuan universitasnya juga untuk di Australia saja.
12. ASEAN Scholarship – Chulalongkorn University. Beasiswa ini dengan tujuan ke Chulalongkorn, Thailand. Nominalnya bisa dikatakan cukup. Apalagi sebagaimana yang kita tahu, Chulalongkorn termasuk salah satu universitas terbaik di ASEAN.
13. Beasiswa LPDP. Nah, ini sekaligus menjadi beasiswa terakhir yang saya apply dan saya diterima akhirnya :’) .
Berikutnya hal lain yang tak kalah penting adalah terkait me-list universitas-universitas yang akan dituju. Tentu saja dibuat se-detail mungkin. Ini saya belajar dari senior saya, Mas Hanif Azhar (Awardee BPI LPDP), untuk dibuat se-detail-detailnya. Pertama saya buat timeline seperti di bawah ini :
Kedua, saya melakukan riset mendalam seperti dibawah ini :
Di situ terdapat tab Universitas, Course Details (berisikan course yang ditawarkan dan sudah saya rangkum menjadi satu), bahkan termasuk Profil dosen tiap mata kuliahnya, untuk mengetahui latar belakang research-nya. Hal ini penting, khsusunya untuk teman-teman yang mengambil Master of Research, karena linearitas dan kesesuaian topik riset nantinya juga menentukan teman-teman di sana. Contoh file-nya bisa di download di sini.
Oh ya, yang perlu diketahui, saya melakukan listing se-detail itu bukan berarti teman-teman harus melakukan ya. Karena saya orangnya termasuk tipe yagn tersistematis, makannya saya lakukan hal di atas. Dan itu saya lakukan semenjak awal di Pare, sekitar Bulan Agustus 2017. So, bukan pasca tes IELTS baru melakukan listing se-detail itu ya.
Penantian baru saja dimulai. Penantian akan hasil IELTS. Jika gagal, maka timeline yang sudah disusun sedemikan rupa bisa saja berubah. Yups, sebab IELTS yang saya gunakan tes tersebut akan langsung disubmit ke beasiswa SISS pada akhir bulan Januari 2017.
Dan cerita perjuangan, masih akan terus berlanjut....
158 notes
·
View notes
Text
Memoar Perjalanan Kuliah S2 di Taiwan
Menuliskan ini sambil mengingat-ingat perihal perjalanan yang cukup jauh dilakukan hingga detik ini. You’ve been this far, mana syukurmu? Ah, ternyata diri ini harus terus diingatkan atas kebaikan Allaah Ta’ala yang tiada pernah berhenti meski itu hanya sepersekian detik saja.
Pergi melanjutkan studi di luar negeri boleh jadi mimpi setiap orang. Termasuk saya. Saya beruntung, dari sekain ratus juta penduduk Indonesia berkesempatan mengenyam pendidikan di luar negeri. Dulu, mimpi hanya sekedar mimpi. Bahkan ketika selesai membaca novel Negeri Lima Menara atau selepas menonton film Laskar Pelangi, saya belum berani bermimpi kuliah di luar negeri. “Mana bisa?” pikir saya.
Apabila kamu bukan orang terpintar di kelas, bahkan tidak masuk 10 besar saat SMA, tidak masuk universitas top Indonesia, merasa sedikit (banyak) salah jurusan, maka ada baiknya untuk membaca tulisan ini karena dalam hal ini aku adalah kamu. Sekali lagi saat itu saya bertanya, “apakah bisa?”. Namun, kenyataan bahwa akhirnya saya berada di Hsinchu, the Sillicon Valley of Taiwan, sekarang merupakan sebuah cerita yang panjang.
Allah never does anything wrong.
Kegagalan untuk mencari peluang internship di luar negeri hingga kegagalan mengajukan program master di Eropa, Australia, dan Jepang akhirnya berujung manis ketika email masuk dari Taiwan. Melalui skema beasiswa kampus kala itu saya diterima menjadi mahasiswa di Department of Materials Science and Engineering di National Central University sebelum akhirnya pindah ke National Chiao Tung University.
Kampus ini merupakan salah satu kampus teknik terbaik di Taiwan. Kalau orang lokal bertanya saya dari mana, cukup jawab Chiao Da (baca: Chiao Ta) maka mereka langsung membuka mulut dan berkata, “waaah”. Di sini, saya tergabung dari laboratorium yang berfokus pada devais penyimpan energi yaitu baterai dan superkapasitor. Yang membuat saya cukup bangga, saat Professor kami mengenalkan lebih jauh tentang laboratorium kami, beliau berkata bahwa untuk riset tentang Electric Double Layer Capacitor (EDLC), laboratorium kami termasuk yang terbaik di dunia.
September 2018 ketika pesawat yang saya tumpangi mendarat pertama kali di Taoyuan International Airport, saya panjatkan doa, “Ya Allah, lancarkanlah. Izinkanlah hamba meluaskan sujud di bagian lain dari Bumi-Mu, di Taiwan.”
Perjalanan pun dimulai. Saya memulai awal semester dengan menjadi pengurus PPI Hsinchu. Sebuah organisasi yang menaungi mahasiswa Indonesia yang menempuh kuliah di kota Hsinchu. Dari segi akademis, mulanya saya berekspektasi bahwa kegiatan perkuliahan bukanlah merupakan hal yang berat, sehingga saya dapat fokus kepada berbagai kegiatan sambil mengejar straight A’s pada kuliah. Selain itu, saya masih sangat naif untuk bisa mengambil kerja part-time disela-sela waktu kuliah untuk menambah penghasilan.
Namun hidup terlalu random untuk terus mengikuti apa yang kita inginkan
Terkadang dalam perjalanan hidup yang kita lalui tak pernah terlepas dari sedih dan bahagia. Kenyataannya, takdir Allah selalu berlaku kepada kita sekalipun kita berusaha mengontrol itu semua. Tertatih-tatih dalam awal perjalanan dibuatNya. Tapi mungkin memang harus begitu. Sesuatu yang berat memang harus dilalui. Sesuatu yang menyakitkan memang harus kita rasakan. Kita perlu dibenturkan, agar kita lebih kuat dalam menapakinya. kita perlu menangis agar kita paham perasaan sakit.
Secara umum, sebagian materi kuliah yang saya dapatkan sewaktu menempuh studi sarjana dan master berangkat dari dasar keilmuan yang sama yaitu Fisika. Namun harus ditambah pemahaman Kimia yang kuat, dalam fokus bahasan material. NCTU membawa level pembelajaran ke tingkat kompetisi yang sangat tinggi. Tidak ada pilihan. Bagaimanapun caranya harus bisa survive, harus paham materi, harus memenuhi nilai agar dapat beasiswa, dan harus sehat mentalnya. Ditambah juga kewajiban menyelesaikan projek laboratorium atau riset yang seolah tak berujung. Semua faktor ini membuat setiap peserta didik –atau setidaknya saya– harus melakukan kerja keras. Dibarengi nangis, dibarengi kepasrahan kepada Allah Ta’ala.
Keadaan ini membuat saya pontang-panting menyesuaikan diri. Saya, yang datang ke Taiwan pun dengan persiapan mental yang dirasa sudah cukup untuk menghadapi hal-hal seperti ini masih merasa sangat berat untuk menyesuaikan dengan pace yang ada. Perlahan saya sadari, bahwa melalui masa-masa sulit inilah ternyata banyak pembelajaran yang dapat saya ambil untuk dapat mentransformasikan diri untuk menjadi pribadi yang dewasa.
Saya ingat sekali di tahun pertama pulang-pergi naik bis kampus. Jam 10 malam menyusuri jalan menuju asrama di malam yang pekat dan dingin yang menyelimuti tubuh. Adakalanya ingin pulang jam 12 malam namun hujan turun akhirnya tertunda sampai jam 2 pagi. Namun keyakinan bahwa yang seperti ini lebih baik dari kondisi sebelumnya meneguhkan langkah saya. Sebab memprotes takdirNya tidak akan mengubah ketetapanNya. Lalu? Menerima dengan baik, berdamai, dan berbaik sangka selalu dan selalu. Saya yakin takdir baik itu akan datang dengan ketetapan yang baik.
Saya belajar untuk bekerja dengan segenap kemampuan. Menimba ilmu mungkin rasanya berat karena tujuan yang ingin dicapai adalah sesuatu hal yang mulia. Maka dari itu harus dibarengi sikap siap bekerja sepenuh hati demi menggapainya. Meski fase ini saya jumpai banyak sekali hambatan, tapi di fase ini pula saya belajar bahwa hambatan apapun bisa saya lalui berbekal ketekunan, tekad, dan keluwesan dalam melakukan penyesuaian-penyesuaian di lapangan. I wrote a plan, and I expect little adjustments along the way!
Saya belajar bahwa saya bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa tanpa Allah. Saya sangat bersyukur, dalam perjalanan meraih cita-cita, saya banyak mendapatkan pertolongan Allah melalui orang-orang yang dengan tulus bersedia membantu saya. Doa-doa gaib nan mustajab dari Ibu, Bapak, dan Kakak seolah meneguhkan kaki untuk tetap melangkah.
Tempaan di sini membuat saya mengerti bahwa perpaduan akumulasi beban kerja, rasa sepi, perasaan rindu orang-orang di Indonesia yang dirasakan ketika menempuh studi di Taiwan bukanlah hal yang mudah dijalani bagi setiap orang. Seiring berjalannya waktu, saya teringat prinsip saat kuliah S1 bahwa kemampuan yang paling penting bagi seorang mahasiswa adalah kemampuan mengukur diri. Saya menjadi terlatih untuk bekerja by target. Bila saya merasa seminggu adalah waktu yang kurang untuk mencapai target, maka saya akan memulai mengerjakan 2 minggu sebelumnya. Filosofi seperti ini ternyata efektif untuk memiliki performa yang bagus dan mencapai hasil yang diharapkan.
Menutup apa yang telah saya sampaikan diatas dan menyambung dengan kalimat saya pada bagian awal tulisan, saya ingin menunjukkan rasa terima kasih saya kepada Allah SWT, orang tua, UNS dan orang di dalamnya, dan NCTU terutama Professor JKChang beserta lab member. Merenungi ini, boleh jadi memang saya tidak pernah memilih Taiwan menjadi tujuan utama, namun Taiwan-lah yang memilih saya atas kehendak Allah untuk dapat merasakan suasana belajar yang sangat berharga.
Mengakhiri studi master ini, ada perasaan yang berkecamuk di hati, sesuatu yang tidak bisa dideskripsikan. Saya tidak dapat menemukan kata yang tepat untuk mengungkapkan betapa saya bersyukur bisa menyelesaikan studi dan mengingat orang yang berjasa dihidup saya, betapa saya sedih harus berpisah dengan segala yang ada di sini, betapa saya kangen untuk bisa berkumpul dengan keluarga dan teman-teman, dan betapa-betapa yang lain.
Work hard in silence, let the success be the noise.
dibawah langit Hsinchu, Juli 2020.
1 note
·
View note
Text
5 Universitas Teknik Terbaik di Jerman
5 Universitas Teknik Terbaik di Jerman
5 Universitas Engineering Terbaik di Jerman:
1. RWTH Aachen
2. TU München
3. KIT
4. TU Darmstadt
5. TU Berlin
Ada hal yang ingin anda tanyakan? Jangan ragu, silahkan hubungi kami. Konsultasi dengan kami gratis.
Whatsapp : 0812 5998 5997
Line : accesseducation
Telegram : 0812 5998…
View On WordPress
#bahasa jerman#beasiswa jerman#beasiswa ke jerman#beasiswa master ke jerman#beasiswa pascasarjana jerman#beasiswa s1 engineering di australia#beasiswa s1 engineering di university of queensland#beasiswa S2 di jerman#beasiswa s2 jerman#beasiswa s2 ke jerman#beasiswa s3 jerman#belajar engineering di amerika#electrical engineering#electrical engineering technology#engineering#Engineering and Technology#engineering design center#engineering mechanics#Engineering School#engineering schools australia#engineering studies#engineering tafe#jerman#jurusan biomedical engineering#jurusan engineering#kampus di jerman#kuliah di jerman#kuliah electrical engineering#kuliah engineering#kuliah engineering di australia
0 notes