#anti bapa
Explore tagged Tumblr posts
Text
Chapa when Bose is crying
vs
Mika when Bose is crying
8 notes
·
View notes
Note
You know; as revenge for Chapa exposing y’all’s crushes, I heard that online there are a lot of ways to tell if you’re friend is interested in someone
Man it would be a shame if your got revenge
Truly a shame…
*Mika scoffs* That doesn't you'll ever find out who any of us are interested in. I mean, at first Bose thought Chapa was in like-like with him.
No offense dude, but that's gross.
Hey! Miles thought you were in like-like with him too.
Now that makes more sense.
What?!
Ha!
Bose, you're like a brother to me, and besides, the person you like-like isn't even me. It's-
Don't you dare!
#ask danger force#danger force answers#send asks#asks open#danger force#mika macklin#bose o'brien#chapa de silva#miles macklin#anti bapa#just b/c
0 notes
Text
Imigrasi Baubau Ikuti Upacara Hari Bhakti Pemasyarakatan ke 60 Tahun 2024 di Lapas Baubau
Baubau – Plh. Kepala Kantor Imigrasi Baubau, Lingga Permana beserta pejabat struktural dan staff, pada hari Sabtu, 26 April 2024 mengikuti kegitan upacara Hari Bhakti Pemasyarakatan ke 60 Tahun 2024, bersama dengan Bapas Baubau di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Baubau. Rangkian kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB secara khidmat dengan tetap menjalan protokol dihadiri oleh Kepala Balai Pemasyarakatan, Ibu Sri Maryani dan jajarannya. Kegiatan upacara Hari Bhakti Pemasyarakatan dipimpin langsung oleh Kepala Lapas Baubau, Herman Mulawarman selaku Inspektur Upacara. Dalam pelaksanaannya upacara diikuti juga oleh forkopimda kota Baubau. Kegiatan berlangsung dengan khidmat. Dalam amanahnya, Bapak Herman menyampaikan sambutan Menkumham yaitu ucapan selamat hari bhakti pemasyarakatan ke-60 kepada seluruh pegawai pemasyarakatan. Selain itu, disampaikan agar senantiasa berkinerja tinggi, menjaga integritas dan berbudaya anti korupsi serta menyumbang berbagai prestasi seraya menghindarkan diri menjadi perilaku yang kurang terpuji. Pada Peringatan Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-60 dengan tema “Pemasyarakatan Pasti Berdampak”, bukanlah sekedar ceremonial semata tetapi ini adalah bentuk komitmen untuk menjawab berbagai tantangan ke depan, selaras dengan arah dan tujuan undang-undang nomor 22 tahun 2022 tentang pemasyarakatan dan undang-undang nomor 1 tahun 2023 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana maka kita harus siap dalam perubahan paradigma pemidanaan. Pemidanaan bukan hanya mampu memberikan penyelesaian secara berkeadilan namun juga memulihkan.
Selanjutnya, Bapak Menkumham mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas Kerjasama dan dukungan yang telah diberikan kepada satuan kerja pemasyarakatan di daerah. Sebuah kehormatan bagi kami dapat berkolaborasi dan inilah wujud nyata kepedulian pemerintah daerah terhadap masyarakatnya yang sedang menjalani pidana di Lapas atau Rutan. Akhir kata, Bapak Menkumham mengucapkan selamat dan penghormatan setinggi-tingginya atas prestasi yang di raih kepada seluruh jajaran pemasyarakatan. “Tetap semangat dengan penuh dedikasi dan pantang menyerah serta berikan darma baktimu melalui pengabdian yang terbaik,”pesan Yasonna
Kegiatan dilanjutkan dengan acara syukuran bersama keluarga pemasyarakatan Baubau yakni pemotongan tumpeng yang di berikan kepada jajaran pemasyarakatan yang termuda dan tertua dari Lapas dan Bapas Baubau. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian hadiah kepada pemenang lomba dalam rangkaian hari pemasyarakatan yang terlah dilaksanakan.
0 notes
Text
Janganlah Mengasihi Dunia
Renungan Minggu, 1 Oktober 2023 Nas: 1 Yohanes 2:12-17
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. - 1 Yohanes 2:15-16
"Ayat 15. Janganlah kamu mengasihi. Perintah ini ditujukan kepada seluruh pembaca (bukan kepada golongan tertentu) dan muncul secara mendadak. Dunia (kosmos lawan kata dari chaos). Dunia adalah sistem terorganisasi yang bertindak bertentangan dengan Allah. Dunia adalah hal "yang lingkungan dan sasarannya terbatas dan tanpa Allah" (Westcott, hlm. 63). Sekalipun Allah mengasihi umat manusia yang tinggal di dunia (Yoh. 3:16), kita tidak boleh mengasihi kekuatan yang mengumpulkan manusia menentang Allah. Seseorang yang benar-benar religius akan memelihara dirinya terhadap pengaruh dunia (Yak. 1:27) sebab persahabatan dengan dunia berarti perseteruan dengan Allah (Yak. 4:4). Dunia berada di bawah kekuasaan yang jahat (1 Yoh. 5:19) dan Yohanes memakai kata dunia sebagai kata lain dari kegelapan (Yoh. 3:19). Perintah yang diutarakan bukan "Jangan terlalu mengasihi," tetapi "Sama sekali jangan mengasihi." Dan apa yang ada di dalamnya. Jangan mengasihi apa pun yang ada di bawah pengaruh kosmos. Kita harus memanfaatkan hal-hal yang ada di dunia ini, tetapi pada saat kita mengasihi hal-hal tersebut sebagai ganti Allah, maka kita menyalahgunakan manfaat dunia tersebut (1 Kor. 7:31). (WYCLIEFE: 1 Yohanes 2:15-16, Tafsiran SABDA).
Orang yang mengasihi dunia berarti orientasi hidupnya semata-mata hanya tertuju kepada perkara-perkara duniawi, yaitu materialisme, yang hanya mengumpulkan harta kekayaan dan hedonisme, yang hanya mengejar kesenangan dan kenikmatan daging. Kalau saja beragama Kristen bukanlah melatih diri beribadah, menjadikan Tuhan berdaulat atas hidupnya, sebaliknya malah menuntut Tuhan taat kepadanya, seolah Tuhan wajib menjawab segala doa dan permintaannya. Gaya hidupnya yang duniawi dan mewah, segala pencapaian dan prestasinya diklaim sebagai bukti bahwa Tuhan sedang berkenan kepadanya. Dia tidak memperhatikan bahwa di luar kekristenan banyak orang yang lebih kaya raya bergelimang harta. Tentu penulis tidak anti kekayaan dan pencapaian, tetapi itu bukanlah tujuan hidup. Tujuan utama hidup Kristen adalah menjadi seperti Kristus dalam pola pikir dan pola tindaknya.
Refleksi: hanya orang yang telah dipilih Tuhan untuk diselamatkan dari sistem kehidupan dunia yang jahat ini yang dimampukan untuk mengasihi-Nya dan tunduk kepada kadaulatan-Nya. Janganlah mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya, dunia ini akan binasa! Ini adalah hari Anda dan saya siuman, lihat ke mana arah hidup Anda? (TWP)
0 notes
Text
SUATU PANDANGAN SESAMA JENIS pt 1
Barangkali aku bukanlah sebuah penulis besar layaknya bapa gereja dahulu dimana menulis adalah suatu pekerjaan yang hebat dan Tulisan adalah barang yang begitu mulia sebab tidak semua orang mempunyai akses terhadap sebuah tulisan , sekarang Tulisan menjadi barang yang mudah untuk diakses dan semoga ia tidak kekurangan nilai sekalipun dalam dunia ini , Pandanganku tertuang karena emosi melihat banyaknya kaum LGBT yang mulai memaksakan agendanya dalam masyarakat serta dalam agama, terutama agama penulis yaitu Kristen Protestan beraliran kharismatik , bagaimana pandangan Kristen mengenai hal ini ?
Mungkin aku akan mulai dari pandangan Katolik dengan sumber yang lengkap
Gereja Katolik
Katekismus Gereja Katolik mendefinisikan homoseksualitas sebagai berikut:
KGK 2357 Homoseksualitas adalah hubungan antara para pria atau wanita, yang merasa diri tertarik dalam hubungan seksual, semata-mata atau terutama, kepada orang sejenis kelamin. Homoseksualitas muncul dalam berbagai waktu dan kebudayaan dalam bentuk yang sangat bervariasi. Asal-usul psikisnya masih belum jelas sama sekali. Berdasarkan Kitab Suci yang melukiskannya sebagai penyelewengan besar
Bdk.
Kej 19:1-29 (Peristiwa Lot)
Rm 1:24-27 ( Persetubuhan tidak wajar)
1 Kor 6:10; ( janganlah sesat orang cabul,dkk)
1 Tim 1:10 ( orang cabul dan pemburit)
tradisi Gereja selalu menjelaskan, bahwa “perbuatan homoseksual itu tidak baik” (CDF, Perny. “Persona humana” 8). Perbuatan itu melawan hukum kodrat, karena kelanjutan kehidupan tidak mungkin terjadi waktu persetubuhan. Perbuatan itu tidak berasal dari satu kebutuhan benar untuk saling melengkapi secara afektif dan seksual. Bagaimanapun perbuatan itu tidak dapat dibenarkan.
Penting dipahami bahwa terdapat dua macam hal yang berbeda yaitu,
1) kecenderungan homoseksual
Kecenderungan ini baru akan berbuah menjadi dosa, jika terus dituruti keinginannya,
2) menjadi pelaku homoseksual.
Jadi kecenderungan ini benar-benar ada/ nyata, walaupun bukan berarti kita dapat membiarkannya
Gereja Katolik tidak menolak para gay dan lesbian, namun tidak membenarkan perbuatan mereka; melainkan mengarahkan mereka untuk hidup sesuai dengan perintah Tuhan untuk menerapkan kemurnian/ chastity. Maka di sini perlu dibedakan akan perbuatan/ dosa homoseksual dan orangnya.
Dosa/ praktek homoseksual perlu kita tolak karena merupakan dosa berat yang melanggar kemurnian, namun manusianya tetap harus dihormati dan dikasihi.
Walaupun demikian, Gereja tetap memegang bahwa kecenderungan homoseksual adalah menyimpang.(berdasarkan Congregation for the Doctrine of Faith yang dikeluarkan tgl 3 Juni 2003 mengenai, Considerations regarding Proposals to give legal recognition to unions between Homosexual Persons, 4).
Dalam hal ini kita harus tidak mempercayai banyak tulisan diluar sana yang menyatakan bahwa gereja katolik mendukung LGBT ,sangat naif sekali kita sebagai kristen protestan harus ikut mempercayai tulisan anti-katolik tersebut, Ada benarnya bahwa Gereja tidak menolak mereka melainkan mengarahkan mereka hidup sesuai perintahNya
Dosa/ praktek homoseksual perlu kita tolak karena merupakan dosa berat yang melanggar kemurnian, namun manusianya tetap harus dihormati dan dikasihi. Walaupun demikian, Gereja tetap memegang bahwa kecenderungan homoseksual adalah menyimpang.(berdasarkan Congregation for the Doctrine of Faith yang dikeluarkan tgl 3 Juni 2003 mengenai, Considerations regarding Proposals to give legal recognition to unions between Homosexual Persons, 4)
Ada yang menarik ketika aku membaca tulisan dari Katolisitas ,yaitu mengenai tahapan dosa
Tahap 1: Pikiran tentang dosa datang dalam pikiran. Ini bukan dosa, tetapi suatu godaan. Pada tahap ini, penolakan terhadap dosa akan menjadi lebih mudah
Tahap 2: Kalau pikiran dosa (godaan) ini tidak segera dibuang jauh-jauh, maka akan menjadi dosa ringan (venial sin). Ini adalah seperti menguyah-nguyah dosa di dalam pikiran. (lih Yak 1:15).
Tahap 3: Tahap ini adalah perkembangan dari pemikiran dosa yang didiamkan atau dinikmati oleh pikiran, kemudian akan membuahkan keinginan untuk berbuat dosa. Di sini bukan hanya pikiran, namun godaan sudah sampai di hati (the will). Yesus mengatakan bahwa orang yang mempunyai keinginan untuk berbuat dosa, sudah berbuat dosa (Mat 5:28).
Tahap 4: Akhirnya dalam tahap ini, seseorang memutuskan untuk berbuat dosa. Pada tahap ini keinginan untuk berbuat dosa sudah menjadi keputusan untuk berbuat dosa namun masih merupakan dosa yang ada di dalam hati. sehingga seseorang memutuskan untuk berbuat dosa.
Tahap 5: Pada saat kesempatan untuk berbuat dosa muncul, maka keputusan untuk berbuat dosa yang ada di dalam hati menjadi suatu tindakan nyata. Setelah keputusan untuk berbuat dosa dalam keinginan menjadi kenyataan, maka jiwa seseorang juga telah jatuh ke dalam dosa.
Tahap 6: Perbuatan dosa yang sering diulang akan menjadi kebiasaan berbuat dosa (habit of sin) atau kebiasaan jahat (vice). Dengan pengulangan perbuatan dosa, maka ada suatu tahap kefasihan untuk berbuat jahat dan keinginan hati sudah mempunyai kecenderungan untuk berbuat jahat.
Bapa Gereja menghubungkan bahwa tiga kali Yesus membangkitkan orang mati melambangkan Yesus membangkitkan manusia dari dosa di dalam hati, dosa yang dinyatakan dalam perbuatan, dan dosa yang sudah menjadi kebiasaan.
Yesus membangkitkan anak perempuan Yairus (Luk 8:49-56) di dalam rumahnya yang melambangkan kebangkitan dari dosa yang masih di dalam hati.
Sedangkan kebangkitan anak janda di pintu gerbang (Luk 7:11-16) melambangkan kebangkitan dari dosa yang telah dinyatakan dalam perbuatan.
Akhirnya, kebangkitan Lazarus yang telah dikubur (Yoh 11:3-43), melambangkan kebangkitan dari dosa yang sudah menjadi kebiasaan. Untuk membangkitkan Lazarus, Yesus menangis, menyuruh seseorang membuka batu kubur, berseru dengan suara keras, meminta orang untuk membuka kain penutup, dan membiarkan dia pergi. Ini menunjukkan bahwa begitu sulit untuk menghancurkan dan memutuskan ikatan dosa yang sudah menjadi kebiasaan.
Tahap 7: Perbuatan dosa dan kebisaan untuk berbuat dosa akan disusul dengan dosa yang lain. Karena rahmat Tuhan tidak dapat bertahta lagi dalam hati orang ini dan seseorang tidak dapat melawan dosa tanpa rahmat Tuhan, maka orang ini tidak mempunyai kekuatan untuk keluar dari dosa dan malah berbuat dosa yang lain. Alkitab menyatakan bahwa Tuhan mengeraskan hati Firaun untuk menggambarkan akan kebiasaan berbuat dosa, yang menjadikan Firaun berbuat dosa yang lain secara terus-menerus (Kel 9:12).
Rasul Paulus menyatakan bahwa Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas, karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah (Rom 1:28).
Tahap 8: Pada saat kejahatan benar-benar berakar dalam jiwa seseorang, maka seseorang akan melakukan dosa yang benar-benar jahat sampai pada titik membenci Tuhan. Dengan sadar dan segenap hati dia akan melawan dan menghujat Roh Kudus, dimana merupakan dosa yang tidak terampuni (Mrk 3:29).
Dosa yang menjadi kebiasaan adalah merupakan tahap 6. Untuk dapat lepas dari dosa ini, dosa yang telah menjadi kebiasaan (habitual sin) akan membutuhkan waktu untuk dipatahkan dan membutuhkan rahmat Tuhan. Hanya berkat Tuhan dan kerjasama dari kita, yang dapat mengalahkannya. Sehingga tak salah jika Gereja Katolik tidak menjauhi mereka karena dibutuhkan suatu kerjasama antara Berkat Tuhan dan kita sebagai umatnya , Habitual sin hanya dapat dikalahkan oleh virtue atau kebajikan
Hal ini pernah diutarakan oleh Paus Fransiskus untuk menyerukan kepada Orang tua agar tidak mengutuk anak2 yang merasa atau mengaku sebagai Gay dan Lesbian ,
Tulisan mungkin akan kulanjutkan pada part 2 tentang Komentar Bapa Gereja atas Tindakan homoseksual ini
Sumber dari tulisan diatas berasal dari website KATOLISITAS , sungguh seharusnya Umat Kristen Protestan dapat berkunjung ke web tersebut untuk meninjau suatu permasalahan dunia saat ini dengan iman kristen , meskipun ada beberapa hal yang memang tidak bisa dikompromikan dengan ajaran katolik
0 notes
Text
I don’t like to participate in ship wars but Mika and Bose could literally get married and profess their love in front of the entire town before taking a three-week honeymoon in Italy and people would still be like “yeah but that’s just how they act with everyone”.
#by people I mean b*pa shippers#mika macklin#bose o'brien#bomika#bose x mika#danger force#anti bapa#i guess???#like I'm not an anti but for black listing purposes
37 notes
·
View notes
Note
i like this question so i'm stealing it from the anon: what are some of YOUR favorite scenes that you've written across all of YOUR fics?
Ooh, let me have a think.... *saves this to drafts*
*returns* Okay - after going through my fics in chronological order, I’ve narrowed it down to these!
- In ‘A Taste of Apple Pie’, the introduction of Maggie, that whole section of her and Jenny realising they’re both hunters and eventually getting together.
The other girl smiles. 'Let me help you with that.’ She bends down to collect up the box of stuff Maggie didn’t even realise she’d dropped. Then she realises what box it was, and oh, shit. 'No! No, it’s fine, I - uh-’ But it’s too late, the girl already has the salt canister and sage in her hands, and oh shit, she’s spotted the hex bags too. Maggie’s heart sinks - not even moved in a day, and she’s already gonna be known as the weirdo with the witchcraft crap. Fan-tucking-fastic. And this girl’s really hot, too, she laments.
It’s a moment before she realises that the girl hasn’t backed off, looking freaked, or even asked her what all the stuff is for. Instead, she’s looking at it with something like wonder, and a second later she’s smiling up at Maggie. 'Do you like my necklace?’ …Ok, not what Maggie was expecting, and a very weird question to ask someone you just met. But she glances down - and sees the silver anti-possession charm looped around the girl’s neck.
- This transition in ‘Worth the Trouble’:
The ocean sparkles in front of them, and in all the happiness there’s a resignation, too. Because his answer doesn’t matter any more. Hers is too definite, and if his is different from what she barely dares hope it is, it won’t unwrite or unravel that. It’s been carved into her for years now. All that’s left is the waiting. *** The ocean sparkles in front of them, but he barely notices. He’s looking at her.
- The reunion between Magnus and Alec in ‘Everything I Need’ because I am a) predictable and b) always a slut for emotional h/c
And then Alexander himself appears in the doorway, alive and honest-to-god smiling when he sees Magnus, and everything else falls away. Magnus doesn’t even remember crossing the room, just finds himself with his arms around Alec, being held just as tightly in return. ‘I’m alright,’ Alec murmurs into his ear. ‘It’s okay.’
- Vampire!Alec’s emergence from the grave in ‘Watch Over Me’
‘There you are,’ Magnus says, and his smile widens. ‘You know, last-minute dramatic entrances are supposed to be my thing.’ And he takes a step towards Alec.
EarthysweetDELICIOUS- ‘No!’ Alec scrambles backwards, and Magnus stops in his tracks, expression tipping back towards heartbreak, and Alec holds his breath because something is wrong, something’s in his head and it wants to hurt Magnus, wants him to hurt the man he loves. ‘Don’t- don’t come any closer,’ he says desperately, covering his mouth and nose.
- In ‘We Always Seem...’, the scene where Max sees Raymond and calls Rafe in a panic, bless him.
‘Blue,’ Rafe says kindly, sadly. ‘I don’t know how much you’ve had to drink, but… Dad died, remember? Nearly thirty years ago.’ Max really does roll his eyes then. ‘I know, genius. I’m not the one whose memory and eyesight is going. I mean, I think Dad’s next life is sitting here right in front of me, drinking a margarita, which by the way he just cooled down with magic because I think he’s a fucking warlock this time.’ Max stops to catch his breath and lower his voice again before continuing, ‘Rafe, what the fuck do I do? Do I talk to him? Do I tell him who I am, who he is? Oh my god,’ he says, feeling the blood drain from his face as he panics, ‘do I tell Bapa? I can’t not tell him, but what if this guy is a total jerk and it just-'
- From ‘in floribus veritas’, the 3x20 scene which echoes ‘Parabatai Lost’:
The portal closes behind Magnus, and Alec clenches his fists so hard he can feel the ring dig softly into his flesh. His engagement ring, which means that they’re going to get married, which means that Magnus has to come back, right? He has to. There’s no other option.
All the strength leaves Alec in a rush, and he falls to his knees, the impact cushioned by a thick carpet of marigolds. Come back, he thinks. Please come back.
- The plane scene in ‘Planes Trains and Portalmobiles’, when Magnus is a little jittery before their flight:
‘If we get into trouble, I don’t know if I can keep us safe, or -’ ‘Well, that’s what the parachute is for,’ Alec says, cutting off Magnus’ increasingly-agitated tirade. Magnus looks at him, stunned. ‘…Alexander,’ he says carefully, ‘you are aware that planes don’t come with parachutes as standard, right?’ ‘Of course I am,’ Alec says, rolling his eyes, though he keeps his soft, reassuring smile in place. ‘That’s why I brought my own. Why else did you think I needed a carry-on?’ Magnus’ eyes briefly do their best impression of dinner plates. ‘You - Where the hell did you even get a parachute?’ ‘The Gard armory’s pretty well-stocked,’ Alec says, shrugging.
- Quite a few from ‘Heart of a Star’ (though I’ll just choose one for a snippet here aha) - most notably, Magnus tackling Alec out of the sight of a horse and rider, Alec worrying over kitten!Magnus, Alec running to Magnus after Asmodeus accepts the trade Magnus offers (see snippet), and the scene two nights later when Alec wakes to find Magnus very much in need of a hug (which he then gets)
‘Go,’ Asmodeus says. But Alexander ignores him – he runs forward, taking Magnus in his arms. ‘Magnus,’ he says helplessly. ‘Magnus, you can’t-‘ ‘It’s done,’ Magnus says, and he pulls back a little, takes Alexander’s face in his hands and gives a heart-shattering smile. ‘It’s all right, darling. Go, get out of here, the south route is safest - get back to your family, all right? I love you.’
- The soft fluffy ending of ‘Courage Will Pull Us Through’
Three hours later, they’re home and have all been patched up accordingly. Alec is now sat on Cat’s absurdly comfortable sofa – and it’s lucky that he doesn’t actually want to move, because both Magnus and Elsa have fallen asleep with their heads in his lap. He cradles his large mug of Galarian Brunch tea in his hands, letting the warmth seep into his bones as he gazes out of the window, smiling fondly at the sight of Madzie introducing her Spheal and Castform to the Froslass that occasionally visits Catarina’s garden.
There’s a small chirp, and Alec glances down and hushes Elsa. ‘Don’t wake Magnus, sweetheart,’ he murmurs. ‘Let him sleep, at least until Cat gets back. Okay?’
Thanks for the ask babe! 😘
5 notes
·
View notes
Text
DPM kata kerajaan memikirkan pendaftaran sekolah hanya untuk kanak-kanak imunisasi | Malaysia
DPM kata kerajaan memikirkan pendaftaran sekolah hanya untuk kanak-kanak imunisasi | Malaysia
Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail bercakap semasa pelancaran rasmi Yayasan Petronas di Kuala Lumpur 1 Mac 2019. – Gambar oleh Yusof Mat Isa
KUALA LUMPUR, 1 Mac – Timbalan Perdana Menteri Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail berkata kerajaan sedang mengkaji kemungkinan membenarkan kanak-kanak yang telah menerima imunisasi untuk mendaftarkan sekolah.
Beliau juga berkata cadangan itu akan dikaji…
View On WordPress
#anti-vaksxers#ibu bapa anti-vaksinasi#imunisasi di malaysia#Nasional#vaksin untuk kanak-kanak#wan azizah wan ismail
0 notes
Text
Shoutout to my girl @italljustkindahappened2 for sending this to me, especially since I’m in a rambling mood rn.
Same outfit? Yes.
But same story?? Nooo.
Like lbr here, aside from knowing each other since they were kids and the outfits, B*pa and Chenry are nothing alike. So to say they’re the same story is just…
Also Dana herself compared Bomika to Chenry and the writers intended to have Bomika parallel Chenry so…
#poorni speaks dangerverse#chenry#anti bapa#this reminds me of the n*ia formciotti comparisons#there a million parallels in canon w jeia & Formciotti and even the writers admit that jeia is supposed to be eric & donna#and yet…
7 notes
·
View notes
Text
Eksistensi “Insan”
Sudah lama jari-jemariku tidak menelusuri papan kekunci untuk menulis sesuatu penceritaan. Mungkin sudah kebas daripada menghentak lembut punat papan kekunci kerana sudah beralih kepada pena dan sahabat baik sebuah pena, kertas. Aku berasa janggal untuk menulis dalam bahasa ibundaku sendiri kerana terlalu lama dibiar sepi akan bahasa ini. Bahasa yang acap kalinya aku ketepikan aturan dan liku indah bahasa ini sesaat aku dilalikan dengan penggunaan bahasa luar. Dengan izin Allah yang Maha Esa dan Maha luas pengetahuanNya, akan aku cuba bercakap pada papan kekunci yang akan dicerminkan pada penulisanku. InshaaAllah.
Aku kali ini terasa seolah-olah terpanggil untuk menulis sesuatu ilmu yang terkait akan falsafah kemanusiaan itu sendiri. Sudah lama aku mencari perihal susuk ilmu persis kehidupan atas dasar pengalaman insan terhadap keinsanannya. Dalam kelarutan hidupku hingga ke saat aku diperkenal akan falsafah ini, aku terus hanyut dengan pandangan sains dan arus moden yang memandang insan dari sudut objektif dan umum. Terlalu lama aku tidur dalam dogma yang meracuni segenap pemikiranku dan eksistensiku sendiri. Ya, pernah akan dalam satu fasa kehidupanku yang penuh dosa ini membenci susuk yang dipanggil “insan” walhal aku juga “insan”. Namun atas keegoan dan terlalu lena dalam dogma yang menjadi bantal pengulit dengkuran, aku terus tetap pada basis yang terus menerus mengkritik insan. Bukan pada individu yang spesifik, tapi pada istilah dan pemahaman terhadap apa itu “insan”. Kerap kali aku bertanya pada diri, “mengapa mereka tidak mempunyai pemikiran sepertiku sahaja?”, “mengapa mereka ini terlalu pelbagai dan mengundang rencaman arus daya akli?” Tetapi, tidak pernah sesaat pun aku berhenti merenung kedalam diri bahawa aku juga “insan”. Jika semua insan itu sama sepertiku, bukan pada fisikal namun pada akal dan pemikiran, necaya punah dunia ini dikerjakan atas dasar “kesamaan”.
Terima kasih pada si filsuf yang menguturkan nama “Kierkegaard” pada telingaku, dan melalui gegendang terus menyelusup ke benak pemikiranku. Beruntung bagiku kerana pada ketika itu, masa bukanlah permasalahan bagiku. Terlalu banyak masa menyebabkan aku tinggalkan keseronokan bersosial dan pulang pada lembaran dan juga naskhah falsafah yang aku peroleh. Aku membaca asas idea dan pemikiran susuk “Kierkegaard” ini. Pada ksempatan ini tidak akan aku cerita sejarah hidupnya yang dihantui malang yang berterusan. Simpatiku pada susuk ini tersangatlah tinggi namun jika hidupnya hanyalah aman dan indah, nescaya tidak akan terhasil warkah-warkah yang banyak memperlihat akan jawapan kepada persoalan yang terkait akan “insan”. Mungkin sudah ketentuan Allah akan keterbukaan hatiku dalam bangkit daripada dogma Sains dan menilai semula akan erti “insan”. Terima kasih Allah yang Maha mengasihani, sesungguhnya benar hati manusia itu mudah dibolak-balikkan. KekuasaanMu mustahil dibataskan waktu. Terima kasih Allah, si filsuf dan “Kierkegaard”.
Apa itu insan? Mungkin para pemikir Aristotle akan menjawab bahawa manusia itu ialah haiwan yang rasional. Janggal yang teramat definisi ini bagiku. Sudah pasti aku tidak akan menerima definisi ini kerana aku bukan haiwan. Tidak, kalian semua bukan haiwan. Ya, aku setuju dengan rasional tapi mustahil bagiku untuk dikaitkan dengan haiwan. Ahli pemikir Plato akan menjawab bahawa insan itu adalah biped yang tidak berbulu. Ah, sekali lagi. Adakah kesongsangan ini telah diajarkan oleh Bapa Sains ini? Terima kasih kepada Diogenes si sinis kerana menyadarkan ahli pemikir Plato dengan menhadirkan kepada mereka bahawa definisi mereka itu tidak masuk akal dengan menunjukkan ayam yang tidak berbulu. Mana mungkin ciptaan Allah Azzawajal yang istimewa ini disamakan dengan haiwan. Sesungguhnya di dalam Al-Quran yang agung sudah jelas bahawa Nabi Adam ‘Alaihissalam, ayah kepada sekalian manusia itu dicipta khusus oleh Allah yang Maha kuasa daripada tanah dan susuknya Adam itu ialah “insan”. Bukan seperti apa yang diutarakan oleh Darwin si Bapa Evolusi. Mungkin ahli pemikir ini sangat tinggi keterujaan mereka untuk menyamakan “insan” dengan haiwan. Sungguh kejam perlakuan mereka ini.
Aku menolak kesemua definisi ini walhal aku begitu skeptik terhadap “insan” kerana kepelbagaian merupan salah satu ciri “insan”. Tuntas si filsuf menjawab persoalanku, “kamu mahukan erti “insan” dari segi umum? Mungkin Hegel boleh membantumu”. Aku pulang dengan satu peta besar yang diutarakn oleh Hegel dan cuba memahami ideanya. Sungguh berat dan aku akan berbohong jika aku mengatakan bahawa aku faham akan falsafahnya. Namun secara umum, manusia itu ialah “kejadian”. Dan lawannya ialah, maaf jika sudah jelas, “ke-tidak-jadian”. Aku bingung memikirkan kerana ya benar, “insan” itu memang kejadian. Namun apa yang menarik, bagi Hegel, untuk memahami “insan” haruslah memahami hubungan antara “kejadian” dan “ke-tidak-jadian”. Yang jitu pada “insan” itu adalah hubungan pada tesis dan anti-tesis tersebut dan sintesis itu adalah “menjadi”. “Insan” itu ialah proses “menjadi”. Aku merenung dan berfikir dalam mengenai idea ini. Ada betulnya juga. Ini menjadikan “insan” itu berbeza. Proses “menjadi” itu pastinya berbeza pada setiap susuk insan dan disebabkan ini, setiap satu “kejadian” akan berbeza. Pada ketika ini aku seolah mendapat jawapan. Ya, “insan” itu adalah proses “menjadi”.
Aku kembali pada si filsuf. Dan menyatakan akan kefahamanku yang sekelumit itu. Si filsuf tidak menidakkan kefahamanku namun pada ekspresi wajahnya, seolah dia berkata benar akan kefahamanmu tapi itu bukanlah “insan”. Dia berkata lanjut kepadaku dan intipatinya adalah satu persoalan yang menyadarkan aku, “adakah manusia itu harus dilihat secara objektif? Adakah perlu generalisasi dalam memberi maksud “insan”?” Dia bertanya kepadaku, “adakah kamu kenal akan perihal eksistensialisme?” Aku menggelengkan kepala lantas bertanya kepadanya apa akan maksud perkataan bombastik itu. “Oh, ini adalah salah satu cabang falsafah yang melihat “insan” dan kehidupan daripada sudut subjektif, bukan objektif yang seperti kamu pelajari pada belakangan ini. Falsafah ini adalah anti-tesis pada pemikiran Hegel dan sangat berbeza. Cuba kamu telusuri akan falsafah ini, dan mulakan dengan “Kiekergaard”. Mungkin kamu akan peroleh satu sudut perspektif yang berbeza akan perihal kehidupan.”
Sekali lagi, terima kasih Allah Azzawajal akan takdir yang telah ditentukan dan takdir dalam mempertemukan aku dengan si filsuf yang membuatku berubah pandangan terhadap ciptaanMu yang bernama “insan”. Akhirnya, aku tersedar daripada dogma yang mendodoiku selama ini. Mungkin seperti sedarnya Kant terhadap dogma “rasional” yang dipeluknya sebelum kehadiran Hume. Namun, aku tidaklah seperti Kant yang telah membuahkan satu bentuk pemikiran “idealisme” yang menyelaraskan “Rasionalisme Descartes” dan “Empirisisme Hume”. Aku tidak seperti Kant. Aku secara total adalah bertentangan dengan langkah yang diambil oleh Kant. Aku tidak menghasilkan sesuatu yang baharu, namun aku menerima anti-tesis Hegel, eksistensialisme. Seolah aku berjabat tangan Kierkegaard dan berdampinginya memahamai apa itu “insan”.
Ya, memang ada betulnya pemikiran Hegel. Namun, idea ini telah mendatangkan satu persoalan yang aku sendiri bingung untuk menjawab menggunakan dialektik Hegel. “Jika “insan” itu adalah proses “menjadi”, maka apakah perbezaan kehidupan seorang “insan” dan kehidupan seekor anjing memandangkan kedua-keduanya mengalami proses “menjadi”?” Aku kelu untuk menjawab persoalan ini ketika aku bersama falsafahnya Hegel. Namun, eksistensialisme yang mana Kierkegaard adalah perintis pada falsafah ini mempunyai jawapan yang menarik dan tidak sofistikated seperti Hegel.
Apa itu “insan”? Apa bezanya seorang “insan” dan seekor anjing bilamana kedua-duanya adalah kehidupan? Para eksistensialis terutamanya Kierkegaard pasti menjawab bahawa “insan” itu ialah kejadian yang memberikan “makna” kepada kehidupannya sendiri. Jika diteliti, jawapan ini adalah yang paling benar berbanding yang lain. Sudah tentu hanya Allah mempunyai jawapan yang terulung terhadap persoalan ini. Namun inilah jawapan yang tepat dalam keterbatasan akal manusia. Renungkan sejenak. Jika seekor anjing dihadapanmu, pasti kamu akan memberi makna ke atas anjing itu. Anjing yang tidak mempunyai akal dan hidup hanya atas dasar bertahan untuk hidup. Dan yang paling jelas, anjing tidak membuat pilihan, walhal “insan” lah yang akan menentukan pemilihan seekor anjing dan hal ini tidak hanya termaktub pada seekor anjing sahaja, hal ini dapat diperhatikan terhadap haiwan secara total.
“Insan” itu sendiri yang memberi makna dalam kehidupannya. Secara intrinsik mahupun ekstrinsik. Walaupun kedua-duanya ini mendatangkan jalur kehidupan yang berbeza, namun kedua-duanya masih mengundang makna dalam kehidupan “insan”. Dan jawapan ini buat aku lebih sedar akan perihal “insan”. Ya, sudah pasti proses “menjadi” itu mendatangkan kepelpagaian, namun makna dalam tiap satu susuk “insan” itulah adalah penyebab kepada kepelbagaian itu; intipati dalam kata lain. Dengan memahami eksistensialisme, aku tidak memandang manusia dari sudut objektif lagi, dan sudut pandang subjektif itu menjadi panduanku kerana aku juka “insan”. Satu sisi penting dalam eksistensialisme adalah ketinggian nilai emosi yang tidak pernah ditekankan dalam Sains yang terus berkembang dalam arus moden ini. Segala bentuk emosi diketepikan oleh Sains dan hanya rasional menjadi keutamaan dan mercu pandu dalam melalui selok belok kehidupan. Emosi sudah dianggap tidak relevan. Ini adalah terlalu salah kerana “insan” tanpa emosi bukanlah “insan”. “Insan” tanpa emosi adalah “objek” yang aku sangsi akan kehidupannya. “Insan” tanpa emosi adalah mustahil untuk menjadi sempurna dan mustahil untuk dinamakan “insan”. Peri pentingnya sudut pandang subjektif dalam menilai “insan” kerana aku dan kalian adalah sama-sama “insan”. Eksistensi “insan” adalah pada maknanya dan bukan pada objektifnya. Renungkan sejenak, adakah kalian telah hadirkan makna dalam kehidupan kalian, dan sebolehnya secara intrinsik. Mungkin perbincangan intrinsik dan ekstrinsik akan dikemudi dikemudian hari kerana panjang lebarnya penjelasan yang terkait akan ketulenan hidup seseorang “insan”. Dengan izin Allah Azzawajal, akan pasti aku perjelas. Namun aku mahu kalian lihat akan keutamaan “makna” dalam perihal “insan”. Utamakanlah “makna” itu. Aku yakin kalian akan berfikir sejenak dan renunglah ke dalam diri semahunya, sampaikan lubuk yang terdalam. Itulah subjektif seorang “insan”. Kita tidak perlukan pengetahuan umum mengenai “insan” kerana “insan” itu adalah individual dalam kehidupannya dan setiap individu pasti peroleh makna tersendiri. Ingatlah, kita dicampak di muka bumi ini atas kasih sayang Allah Azzawajal dan dengan amanah kehidupan yang telah dikurniakan oleh Yang Maha Esa, tentukanlah maknamu.
Sesungguhnya, aku telah bangkit dari lena dogma Sains yang mendatangkan satu pandangan monolitik dalam menilai “insan” dan kehidupan. Aku harap kalian yang masih beradu, semoga terbangun daripada tidur ini kerana lena dalam Sains bukanlah seperti lenanya para pemuda Ashabul Kahfi yang dalam lindungan Allah Azzawajal. Bangkit dan ciptakan “makna” demi menjaga amanah ini.
.faiqhuzir.
1 note
·
View note
Photo
*DAH DUDUK DIAM-DIAM KE BELUM KAT RUMAH TU?* . JOM sambil _Dok Diam-diam (3D)_ kita perangi virus Covid-19 dengan langkah yang sangat mudah: . *1. _Teguhkan benteng pertahanan sistem imun anda dengan Minyak Zaitun Extra Virgin_* . Terkenal sebagai ejen anti viral dan antibakteria semulajadi yang kaya dengan pelbagai khasiat antioksida seperti Oleocanthal, Hydroxytyrosol, Oleuropein dan banyak lagi Polyphenol yang lain. Minyak Zaitun sememangnya menjadi pilihan utama bagi meningkatkan kekuatan antibodi anda. Ini kerana khasiatnya yang sangat penting untuk membina benteng pertahanan sistem imun kita anak-anak kita dan ibu bapa yang tersayang. . 2. *_Cuci tangan anda secara kerap dengan menggunakan Sabun Al Ard Nabulsi 100% Olive Oil._* Virus Covid-19 mempunyai lapisan lemak yang mampu dihapuskan oleh sabun secara lebih efektif berbanding dengan penggunaan hand sanitizer. Sabun minyak zaitun yang bersifat antibakteria dan antiviral ini amat sesuai sebagai pilihan sabun anda. Sabun AlArd Nabulsi juga boleh digunakan berulang kali kerana ia tidak akan mengeringkan malah akan melembapkan lagi kulit tangan kita. . 3. _*Elak penularan Covid-19 dengan 3 ply Disposable Face Mask*_ . Kenapa kita perlu menggunakan face mask begini berbanding face mask yang diperbuat daripada kain biasa? Ini kerana Virus Covid-19 mampu menembusi saiz lubang di antara benang kain biasa. . Kekal Sihat Dan Selamat di rumah dengan solusi *4 pilihan* *Set Anti Covid-19* yang terhad dan menjimatkan: . #alamiliving #alamilivinghq #pilihyanglebihbaik #setanticovid19 (at Shah Alam, Malaysia) https://www.instagram.com/p/B9-3iulFUUu/?igshid=1q5za9v10zzsn
1 note
·
View note
Text
'Kalau anak ramai, kereta pula kecil, nak letak car seat celah mana? Maknya kena duduk atas bumbung?'
Bermula 1 Januari depan, kerajaan akan mewajibkan penggunaan kerusi keselamatan kanak-kanak bagi menyelamatkan mereka daripada mengalami kecederaan serius atau kematian sekiranya berlaku kemalangan. Rentetan dari pengumuman itu, pelbagai rungutan dan keluhan ibu bapa mengenai isu tersebut.
Wanita ini antaranya yang meluahkan rasa mengenai situasi ini. Melalui perkongsian di Facebook, wanita ini berkata terdapat banyak faktor yang membuatkan dirinya tidak bersetuju dengan peraturan tersebut. Antaranya, bebanan kos yang bakal ditanggung dengan jumlah anak yang ramai. Selain itu juga, faktor jenis kenderaan turut menjadi isu.
SAYA kena kecam katanya saya tak sayang anak sebab tu anti "car seat.” Bercakap pakai air liur tak kena bayar sebab tu ramai yang senang ja bercakap. Dia anak seorang so dia kata "nak seribu daya tak nak seribu dalih.”
Saya bukan anti car seat. Anak saya yang baby pun saya letakkan dalam car seat ya. Cuma saya terkesan dekat sini bila peraturan car seat ni diwajibkan pada 1 Januari 2020. Faham tak 1 Januari tu apa???
Time tu la ibu bapa berikat perut nak sediakan pakaian baru kasut baru beg sekolah baru untuk anak-anak sekolah, yuran sekolah lagi. Anak seorang bolehlah cakap. Ala banyak mana sangat. Habis kalau dah 3, 4, 5 orang anak yang sekolah macam mana??
Car seat murah?? Dah tak payah post beli kat sini murah sana murah. Murahlah kalau anak seorang. Kalau ikutkan piawaian yang sesuai paling murah car seat yang diluluskan RM250-RM 300 x 3 orang dah brapa? Itu belum ambil kira had umur yang ditetapkan lagi. Akak ni nasiblah tinggi 150 cm kalau rendah sikit rasanya dengan akak-akak kena pakai car seat (cuba korang bayangkan akak dalam car seat).
So tolong masuk group car seat ya. Itu baru untuk seorang anak. Kalau dah ramai anak macam mana nak sediakan benda-benda tu dalam 1 masa???
Ini masuk bab kereta pula. Anak 3-4-5 orang ni macam mana?? Kalau dah pakai kereta kecil, nak letak mana car seat tu? Atas bumbung kereta kah? Nak balik kampung bapak bawa anak-anak naik kereta. Mak kena naik bas dengan anak yang lain sebab tak muat lepas letak car seat (dalam bas pun wajib ada car seat sebab banyak juga kemalangan melibatkan bas) Tu tiket bas sapa nak belikan?? Kena keluarkan kos lagi.
Penyelesaiannya kena beli kereta besarlah ye. Macam orang tu komen semalam boleh upgrade van second. Wah! Hebatnya kamu, yakinnya kamu. Kalau bulan-bulan awak yang bayarkan. Aishhh tak ada hallah. Hari ni kita deal van baru ok, siap ada yang komen nak keluar tinggal anak yang besar-besar kat rumah. Aihhh kalau dah semua kecik-kecik macam mana? Hahaha. Kalau tinggalkan anak kat rumah, dijamin diorang selamat tak ada apa-apa berlaku senanglah kan. Ke kau nak tolong ngasuh anak akak??
Tahun depan balik kampung nak pergi mana-mana mak abah adik tak boleh tumpang dah sebab kereta penuh car seat. Jadi orang kedekutlah kita tahun depan ye.
Tolonglah, jangan bercakap ikut sedap mulut seolah-olah kami ni mak bapak yang tak sayang nyawa anak. Cuma pertimbangkanlah keadaan rakyat yang tak berkemampuan ni. Pandang dari sudut lain sama. Ni kalau ada yang kecam lagi lantak kaulah ye. Aku luahkan apa yang aku rasa.
"Buat yang nak beli preloved, car seat pun ada tarikh luput, sila cek"
#ibuanak6
#wirajepun
Sumber: Chienta Mul’aien
from The Reporter https://ift.tt/37d17V0 via IFTTT from Cerita Terkini Sensasi Dan Tepat https://ift.tt/2CDQMmZ via IFTTT
4 notes
·
View notes
Text
Nichrome to showcase its superior food packing solutions @BAPAFoodpro-2022
Bangladesh’s largest professional food technology and processing exhibition BAPA Foodpro International Expo 2022, is just round the corner! And the world’s leading integrated packaging solutions provider, Nichrome India Limited is all set to participate in this mega event and showcase its cutting- edge innovations in the packaging domain here. And the biggest integrated packaging machine supplier Nichrome India Limited will take part in the event.
About BAPAFoodpro 2022
BAPAFoodproInternational Expo 2022 is being hosted by the Bangladesh Agro Processors Association (BAPA) and will be held between November 18-20 at Dhaka.
…And here Nichrome will feature its potato chip packaging machine, chub packaging machine, spices packaging machine, liquid pouch packaging machine, automatic sachet packing machine, pouch sealing machine, pouch packing machines, airtight food packaging machine, and small packaging machine.
Attendees at the event will have access to Bangladesh’s largest pool of food tech equipment manufacturers and experience first-hand demonstrations of end-to-end production lines. Exclusive packaging solutions for startups and small-medium enterprises are the highlight of the event.
Nichrome in Bangladesh
Global packaging tech giant Nichrome India Limited has been operating in Bangladesh for decades. Armed with over four decades of brand equity and trust, Nichrome’s expertise in the field of integrated packaging solutions, and superior manufacturing quality is literally unparalleled. Nichrome’s compact, and affordable solutions are bespoke. They are capable of being customised for any space, budget, or performance expectations.
Nichrome is seldom equalled in offering a wide portfolio of automated machines using next-gen packaging technologies. A preferred and trusted brand in its class in Bangladesh, Nichrome has an enduring legacy of innovation, deep domain expertise and manufacturing excellence.
Nichrome creates value for Bangladeshi customers with its solutions for all packaging industries big and small and for use-cases ranging from the conventional and emerging. Nichrome’s integrated and automated packaging solutions span the entire packaged product lifecycle. Nichrome’s application-specific solutions are bolstered by reliable service and support.
Liquid Pouch Packing Machines
Nichorme’s high-performing Viscous Liquid Pouch Packing Machines are bespoke. Usually as per industry standards, they are manufactured with diving nozzles for anti-foaming, anti-drip, and shut-off nozzles. Containers are cleaned of dust and bacteria using online vacuum cleaning technology. They are normally flushed with nitrogen to extend the shelf life of the product that is filled. Automated oil filling machines are usually centre seal pouch sealing machines. They are fitted with a geared pump base that works at variable speeds. Such a machine can fill 1000 to 1200 pouches per hour.
Nichrome’s Solutions for Food Packaging
The demand for airtight food packaging has been growing steadily over the last decade. Need for convenience, hygiene considerations and influx of ready-to-eat and ready-to-cook options, driven by changing lifestyles, growing incomes, and increasing mobility are driving this demand.
Consumers now prefer packaged edible oil, food grains, milk, snacks, sweets, etc. over the traditionally popular loose products. The pandemic has underlined the need for proper food packing.
Supermarkets and restaurants too are opting for packaged staples, pre-packaged salads and cut vegetables, etc. Many food sellers are shifting to selling pre-made meals that are then frozen or packaged in film-covered trays. Nichrome’s best-in-class integrated solutions span a plethora of applications like packaging sugar, grains, edible oil, snacks, milk, powder, salt etc.
Nichrome’s world-class solutions
Wing 200 E-Line Snack Pack
Nichrome’s Wing 200 E-Line Snack Pack exclusive packaging solution for startups and small-medium enterprises is a resounding success story. It comes with technology that can pack up to 1 Kg per pack with the accurate weighing. Equipped with servo driven systems, it has a maximum speed of 80 pouches per minute. It is compact and fits well with any existing and new filling line.
Sprint 250 Plus Servo Auger
Nichrome’s Sprint 250 Plus Servo Auger is a super performing high-end packing machine that can fill up to 2 Kg of food per bag. Nichrome’s Sprint 250 Plus Servo Auger offers speed, accuracy, and efficiency for flexible packaging of a wide variety of snacks, grains, powders, etc.
Sprint 250 Plus Servo Auger is an automated machine with CE marked PLC and touch screen HMI. Its servo motor driven sealing system can effectively seal with pressure levels maintained. It is programmed to pull the exact length of film required for packaging and offers a perforation system to deliver a chain of small pouches.
Excel 400 Plus
Nichrome’s Excel 400 Plusis a flexible and versatile packaging solution for a wide range of applications. Excel 400 Plus comes equipped with control engineering programmable logic controller and touch-screen human-machine interface. It is fitted with an AC motor driven bag length control mechanism, pneumatic/servo motor driven horizontal sealing mechanism, and print mark scanner to use panel printed film. Expeditious and easy changeover and built-in jumbo roll trolley for increased productivity makes the Excel 400 the right choice for many applications. Excel 600 model is also available for bulk packaging solutions.
Conclusion With automated Nichrome packaging solutions, you do not just get machines to do this. We also hand hold you through the entire operation end-to-end. We believe in providing total turnkey automated secondary packaging solutions that will meet your packaging requirements like a glove.
#integrated packaging machine#potato chip packaging machine#chub packaging machine#spices packaging machine#liquid pouch packaging machine#automatic sachet packing machine#pouch sealing machine#pouch packing machines#airtight food packaging machine#small packaging machine#integrated packaging solutions#automated packaging machine#Liquid Pouch Packing Machines#seal pouch sealing machines#airtight food packaging
0 notes
Text
Bermain di Taman Kenangan
Adik saya sering bertanya pada Ummi kami, perihal kenapa sih Ummi suka makanan tradisional macam peuyeum, surabi, rengginang, atau kue-kue basah khas Sunda yang di mata anak milenial mungkin terlihat 'ngga banget.' Lalu, biasanya Ummi akan menjawab kurang lebih begini, "Dulu juga Ummi waktu masih kecil mah ngga menganggap makanan ini enak. Tapi Ummi inget sama Bapa Haji (Bapaknya Ummi, almarhum) yang dulu seneng makan ini."
Dari situ saya menangkap bahwa sebenarnya makanan-makanan tersebut pada dasarnya makanan yang biasa-biasa saja pada awalnya. Netral. Tapi ada hal yang membuat makanan itu spesial dan jadi digemari Ummi. Hal itu adalah kenangan. Ya, Ummi punya kenangan membahagiakan tentang almarhum Bapa Haji yang dulu senang memakan dan sering juga memasak makanan-makanan itu. Makanan-makanan tradisional itu membawa Ummi untuk bernostalgia tentang masa kecilnya bersama alm Bapa Haji. Dan itu membahagiakan bagi Ummi. Karena itulah makanan-makanan itu kini jadi terasa lebih menarik bagi Ummi.
Barangkali kami, anak-anaknya, saat ini belum melihat letak kenikmatan makanan-makanan itu. Tapi, 10-20 tahun lagi, ceritanya mungkin akan berbeda.
Bagi saya, mungkin nanti, tiap kali saya melihat surabi, alih-alih memikirkan bagaimana rasanya, pikiran saya malah akan beranjak ke masa di mana pada hari Minggu, Ayah saya pulang dari berjalan-jalan pagi dengan membawa sekresek penuh surabi hangat. Dan saya yang saat ini tidak begitu suka pada surabi, akan berubah menjadi penggemar setianya. Mungkin nanti, melihat tukang surabi saja sudah bikin air mata bercucuran karena ingat masa kecil.
Hal yang sekarang juga saya alami ketika mendengarkan lagu-lagu lawas dari Ebiet G. Ade, Bimbo, Dian Permana, atau Vina Panduwinata. Dulu saat SD, lagu-lagu itu terdengar ngga ramah di telinga. Tapi sekarang, lagu-lagu itu saya simpan di playlist pilihan. Karena saya ingin menahan kenangan indah masa kecil yang turut terbawa dalam melodinya. Masa ketika Abi membeli mobil pertamanya, Daihatsu Zebra, dan pertama kali mengendarainya saat mudik ke kampung halaman. Beberapa album Ebiet G Ade dan Bimbo mengiringi perjalanan kami.
Mengapa tulisan ini jadi bernuansa sedih?
Sebenarnya saya hanya sedang bercerita tentang bagaimana kita hidup dan menghidupkan diri dalam kenangan. Betapa powerful-nya sebuah memori mendorong diri kita sehingga memunculkan pilihan, persepsi, dan sikap kita.
Bukankah pada dasarnya, kenangan bahagia dan tidak bahagia menentukan siapa dan bagaimana kita bersikap hari ini.
Misalkan saja, seorang nonmuslim yang terkenang akan kebaikan tetangganya/kawannya yang Muslim, atau sebaliknya, seorang Muslim yang terkenang akan kebaikan tetangga/temannya yang nonmuslim, mungkin akan menunjukkan penolakan terhadap seruan-seruan bermuatan Islamofobia atau anti agama tertentu.
Seorang warga yang punya kenangan dibantu oleh seorang polisi baik hati, mungkin akan menentang stereotip bahwa polisi tidak melayani dengan baik. Seorang anak yang punya kenangan indah tentang masa kecilnya, tentang keharmonisan Papa Mamanya, mungkin akan menganggap bahwa berkeluarga adalah sesuatu yang membahagiakan dan karenanya ia pun membangun keluarganya sendiri dengan bahagia.
Begitu pun sebaliknya. Kenangan tidak bahagia banyak memengaruhi pilihan, persepsi dan sikap seseorang.
Kenangan yang tertanam dalam pikiran, itulah yang membayangi kacamata kita kemudian. Semua hal pada awalnya terlihat netral di persepsi kita. Lalu kenangan yang bahagia dan tidak tentang masing-masing hal itu membuat kita mulai mewarnai dan memilah-milah: mana yang kita suka mana yang tidak, mana yang mesti kita jauhi mana yang kita ikuti.
Barangkali tak butuh banyak kenangan. Cukup satu. Satu orang yang meninggalkan kenangan bahagia sudah berpotensi untuk menciptakan persepsi terhadap satu hal/orang/kelompok secara keseluruhan. Sama halnya dengan hanya butuh satu kenangan buruk untuk menciptakan prasangka dan generalisasi negatif tentang suatu hal/orang/kelompok.
Kita pun disusahkan oleh cara kerja kenangan yang punya kontradiksi. Kadang ia menjadi pembebas, kadang jadi perangkap. Ia bisa membuat hidup kita seolah terbebas dari keteraturan waktu. Yang sudah berlalu pun masih bisa kita lihat, kita dengar, kita ingat, kita rasakan--apalagi jika dibantu dengan segala perangkat yang kita gunakan. Sehingga kita sebut proses memotret sebagai kegiatan 'mengabadikan', yang adalah bertentangan dengan sifat waktu yang fana.
Namun, di lain waktu, atau bahkan di saat yang sama, kenangan juga yang memerangkap kita dalam pelukan-pelukannya. Membuat kita tak ke mana-mana. Tak beranjak, tak berdaya. Yang membuat kita menetap dalam momen yang sama, berjam, berhari, hingga bertahun lamanya.
Betapa kenangan yang tertinggal dalam benak bisa membuat kita melakukan atau tidak melakukan banyak hal.
Kenanganlah yang membuat sebuah momen seakan berlangsung selamanya. Kenanganlah yang membuat sebuah kisah selalu hidup. Namun, kenangan pulalah yang bisa membuat kita terjebak.
Barangkali tugas kitalah untuk menciptakan kenangan-kenangan bahagia bagi diri kita maupun sesama. Biar yang terus hidup dan mengudara, meski kematian telah merenggut satu-satunya nyawa kita, pun adalah yang baik dan membahagiakan orang-orang. Biar momen yang terekam, lebih-lebih terekam dalam pengetahuan-Nya, adalah kebaikan. Kalau pun kenangan bahagia itu memerangkap pikiran seseorang hingga ia tak ke mana-mana, maka perangkap itu menyelamatkannya dari keburukan, sebab kebaikannyalah yang lebih diingat dan dikenang.
Kita boleh menepuk dada, merasa diri kita sangat rasional, tidak mudah terpengaruh oleh perintilan emosi seperti yang termuat dalam kenangan bahagia dan tidak bahagia. Tetapi kita pun tak bisa menampik bahwa rasio manusia pun memiliki biasnya.
Tetap saja, kita adalah makhluk beremosi, yang sewaktu-waktu terkenang dengan satu kebaikan sederhana dan sewaktu-waktu begitu terganggu oleh satu kenangan kelam.
Memanfaatkan cara kerja kenangan, barangkali menjadi salah satu cara termudah untuk memengaruhi sikap, persepsi, serta pilihan-pilihan yang diambil.
Kesementaraan waktu semestinya cukup untuk membuat kita mulai membungkus hal-hal sederhana yang kita punya, semisal 30 menit di waktu petang yang penuh canda, dan menghadiahkannya sebagai kenangan yang baik untuk seseorang.
Umur kita mungkin tidak panjang, tapi kenangan baik bisa membuatnya terasa lebih panjang.
_____
Bandung, 16 April 2018
Hello again, Tumblr.
126 notes
·
View notes
Text
Jangan Salah Tafsir
Renungan Kamis, 17 Maret 2022 Oleh Wahyudi Purnomo Markus 11:1-11
"Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya. Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang." - Markus 11:7-8 (TB)
Biasanya acara penyambutan seorang kepala negara dilakukan seremonial yang sangat istimewa. Belum lagi ditambah pasukan pengamanan presiden sampai berlapis-lapis. Mobil yang menjemput presiden pun sudah dipasang anti-peluru dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan untuk keselamatan kepala negara.
Berbeda dengan Yesus masuk ke kota Yerusalem hanya ditemani oleh para murid-Nya. Ia tidak datang dengan ratusan kuda perang dan ribuan pasukan terlatih. Ia datang dengan cara sederhana dengan mengendarai seekor keledai muda yang belum pernah ditunggangi oleh siapapun (2). Keledai ini diperoleh Yesus tertambat di pinggir jalan tanpa ada pemiliknya (3-6). Sewaktu masuk menuju ke Yerusalem, Yesus tidak memakai jubah perang. Keledainya pun hanya dialasi dengan pakaian salah satu murid-Nya (7).
Tentu kedatangan-Nya ke Yerusalem bukan untuk mengobarkan rasa nasionalisme orang Yahudi berperang melawan penjajahan bangsa Romawi. Yesus datang dengan bendera cinta kasih dan kedamaian. Walau Ia adalah Juruselamat dunia, tetapi tujuan dan fokus hidup-Nya tidak pernah bergeser dari kehendak dan rencana Bapa Surgawi. Ia datang untuk menyelamatkan orang berdosa dengan cara memberikan dirinya mati di kayu salib.
Tetapi yang terjadi justru salah penafsiran. Penduduk Yerusalem menyanjung Yesus sebagai Sang Pembebas bangsa Yahudi dengan cara menghamparkan pakaian mereka dan menyebarkan ranting-ranting hijau (8). Seruan mereka memperlihatkan antusiasme bahwa raja bangsa Yahudi telah datang dan akan melepaskan mereka dari belenggu penjajahan serta mengembalikan kejayaan Daud di masa lampau (9-10). Mereka lupa bahwa konsep kerajaan yang diusung Yesus adalah kerajaan yang bersifat rohaniah.
Perang yang diserukan Yesus bukan bersifat politik, melainkan bersifat rohani melawan penguasa angkasa, para penghulu dan roh-roh jahat. Memerangi kuasa si jahat sama artinya menghadirkan kerajaan Allah di bumi.
Refleksi: kita menyambut Kristus dalam hati kita, itu semata karena kesadaran iman, bahwa Dia yang dapat membebaskan kita dari kutuk dosa, kuasa iblis dan kematian kekal.
Photo: NIck Dunlap | unsplash.com
0 notes
Text
Kedah di kalangan negeri mencatatkan bilangan penolakan vaksin tertinggi, kata pengarah kesihatan negeri | Malaysia
Kedah di kalangan negeri mencatatkan bilangan penolakan vaksin tertinggi, kata pengarah kesihatan negeri | Malaysia
Kedah adalah salah satu daripada negeri yang mencatatkan bilangan kes penolakan vaksin tertinggi di negara ini dengan 139 kes dilaporkan tahun lepas berbanding 133 kes pada 2017. – Gambar Reuters
ALOR SETAR, 28 Feb – Kedah adalah salah satu daripada negeri yang mencatatkan jumlah kes penolakan vaksin tertinggi di negara ini dengan 139 kes dilaporkan tahun lalu berbanding 133 kes pada 2017.
Peng…
View On WordPress
0 notes