#alghorie
Explore tagged Tumblr posts
Photo
Keep moving forward. One step at a time 📍Sultan Al Gory Mosque . Cairo #egyptpassion #iregipto #mosque #alghori #cairo
1 note
·
View note
Text
2021 Exchange Program_Jatiwangi Art Factory/Indonesia_Arie Syarifuddin
Arie Syarifuddin (1985, Indonesia) is also known as Alghorie. Affiliated as an artist, curator, cultural producer, designer, and director of artist in residency department to the artist initiative; Jatiwangi Art Factory in the village of Jatiwangi in West Java, which is Indonesia’s biggest roof-tile manufacturing centre. Established in 2005, Jatiwangi art Factory (JaF) is a community that embraces contemporary arts and cultural practices as parts of the local life discourse in a rural area. Redesigning; hacking; giving values and dignity to the ordinary things; negotiation between fiction, dreams, reality, and everyday life; and the intersection of historical reading is the most inclination of Arie’s works.
https://alghorie.home.blog https://jaf.art.blog
アリー・シャリフディン(1985年生まれ、インドネシア)は、Alghorie(アルゴリー)としても知��れています。アーティスト、キュレーター、文化プロデューサー、デザイナー、アーティスト・イン・レジデンス部門のディレクターとして、インドネシア最大の屋根瓦生産地である西ジャワ州ジャティワンギ村のアーティスト・イニシアティブ Jatiwangi Art Factory(ジャティワンギ・アート・ファクトリー)に参加している。 2005年に設立されたJatiwangi Art Factory(JaF)は、現代アートや文化的実践を地方の生活の一部として取り入れているコミュニティです。再設計すること、ハッキングすること、身の回りのありふれたものに価値と尊厳を与えること、フィクション、夢、現実、日常生活の間で折衝しようとすること、そして歴史的文脈をとらえることは、アリー・シャリフディンの仕事の強い傾向としてみることができます。
◇交換プログラムで取り組むプロジェクト
Terra-cotta Embassy
Terra-cotta Embassy is a diplomatic relation to open uo opportunities for cultural cooperation between Jatiwangi Art Factory with various institutions and countries with the initial premise of Terra-cotta City
This institution became the representative of its countries to make the Embassy for Terra-cotta city development for the future, with their specific focus, program, and approaches.
Jatiwangi Art Factory and Diplomatic Institution, countries making collaboration to build up a Terra-cotta Embassy building in Jatiwangi. Terra-cotta Embassy will be activated by exchange, residency, workshop, exhibition, etc., in the frame of Terra-cotta city, which held in Jatiwangi in the year 2021.
All the programs of Terra-cotta Embassy that run this year in Jatiwangi as a part of Terra-cotta City development ideas, will be translated and presented at Jabot Halle space as a part of Jatiwangi art Factory programme at Documentary Fifteen in Kassel 2022.
0 notes
Photo
3121-OPD No.: 181118020 Ahmed Alghori Age: 23 Gender: f Occupation: Country: saudi Chief Complaint:pain inlower back tooth Medical History:nil Periodontal Findings: Restorative: Class I 18.26,46,47 Remarks: impacted tooth 48 irregation was done by mohammed alkhyat
0 notes
Text
Download Free Alghorie Syawal Arabic Font
Download Free Alghorie Syawal Arabic Font
Download Free Alghorie Syawal Arabic Font
Download free Alghorie Syawal text style is composed by Manifestoyz. The textual style is intended for proficient use in office and print media where an Arabian calligraphy text style is an essential prerequisite for work. You can without much of a stretch introduce the textual style on Windows, Linux and Mac OS. To download free font file click on the…
View On WordPress
0 notes
Text
Download Free Alghorie Syawal Arabic Font
Download Free Alghorie Syawal Arabic Font
Download Free Alghorie Syawal Arabic Font Download free Alghorie Syawal text style is composed by Manifestoyz. The textual style is intended for proficient use in office and print media where an Arabian calligraphy text style is an essential prerequisite for work. You can without much of a stretch introduce the textual style on Windows, Linux and Mac OS. To download free font file click on the…
View On WordPress
0 notes
Link
0 notes
Text
Menangkap Kebaikan; Pembangunan Kolosal Jatiwangi.
Menyepakati Abidin Kusno; tentang suatu bentuk arsitektur atau ruang dari pinggiran yang ikut menyaksikan perjalanan panjang sejarah Indonesia, tetapi tidak pernah masuk dalam bagian dari sejarah itu karena ia masih hidup dan mungkin akan hidup terus untuk supaya kita bisa melupakannya. Ruang itu bernama Gardu. Juga tentang semangat resistensi teritorial yang tetap berjalan meski kala negara lepas tangan, yang memberi harapan bagi masyarakat; sekaligus memberdayakan masyarakat untuk menjaga stabilitas keamanan lingkungannya sesuai ritme sejarah yang berlangsung.
Namun sekarang kata "pemberdayaan" adalah sebuah yang sangat mainstream dan berangsur konotatif; maka jangan semena-mena menggunakan kata "pemberdayaan masyarakat". Sebab; benarkah sesungguhnya bahwa masyarakat itu tidak berdaya? masyarakat manakah yang tidak berdaya? atau mungkin malahan kita yang tidak berdaya. Untuk mengatasi kegugupan ini, sebentar saya ganti hurup "b" dalam kata "pem-berdaya-an" dengan hurup "p" sehingga menjadi; "pem-perdaya-an". Memperdaya masyarakat.
Rondafest. adalah proyek yang mencoba memperdaya masyarakat untuk sedikit memberi pause/ jeda dalam pembangunan kolosal yang begitu cepat di Jatiwangi, seperti pembangunan jalan tol, mall, bandara, pabrik tekstil, dll. Tidak ada pilihan bagi masyarakat Jatiwangi selain menonton dan panik. Alhasil, proyek ini mengundang lima seniman yang beberapa tahun terakhir fokus terhadap berbagai permasalahan di Jatiwangi sesuai dengan pendekatan dan strategi masing masing; untuk menangkap kebaikan-kebaikan bersama masyarakat Jatiwangi dari mulai anak-anak, remaja, ibu-ibu, bapak bapak, pengangguran serta jajaran pemerintahan di Kecamatan Jatiwangi. Tidak lupa juga memperdaya masyarakat untuk jangan lupa bergembira dan berbahagia dalam situasi se-khaotik apapun.
Rondafest. mengundang Dika Nurhasanah yang komikal. Dika adalah seniman keramik sekaligus pengajar paruh waktu di Sekolah Dasar Jatisura yang hobinya membuat komik, bercerita serta membuat keramik bersama anak-anak. Sesekali kadang membuat seblak. Dalam Rondafest. ini Dika mengenalkan kewaspadaan sejak dini lewat komik dan papan permainan. Pada sore yang mataharinya sederhana, Dika mengajak anak-anak ke gardu bermain "ronda dan maling". Semacam papan permainan ular tangga yang memainkannya dengan memerankan tokoh ronda dan maling. Permainan ini memberikan anak-anak kesempatan mengalami kegiatan ronda dalam ruang sesungguhnya dengan pikiran serta pilihan perannya secara demokratis; ronda atau maling, baik atau tidak baik.
Kemudian ada Loranita Theo, seniman juga ibu rumah tangga yang sering membuat lagu serta lokakarya bersama ibu-ibu dan anak-anak dengan gambar-menggambar. Loranita ingin menghimbau kepada ibu-ibu di Jatiwangi bahwa rumah atau ruang sekecil gardu pun bisa menjadi panggung yang hangat dan menyenangkan untuk bermain sekaligus belajar bersama anak-anak. Disamping itu Loranita juga mempunyai kehendak untuk mengokupasi ruang yang identik dengan laki-laki atau bapak-bapak tersebut demi kesetaraan gender. Mungkin bukan itu niatnya, tetapi kedepannya Loranita bersama ibu-ibu akan merencanakan kudeta perebutan ruang gardu tersebut dari para bapak-bapak, siapa tahu?
Ahmad Thian percaya bahwa musik adalah alasan paling mutakhir untuk membuat "darah muda" berkumpul berbanyak-banyak. Remaja dan pemuda desa di Jatiwangi yang sedang membutuhkan pemberontakan dan sesuatu yang keren diluar keumuman, disediakan Ahmad semacam gigs atau panggung musik. Panggung yang dikondisikan dalam sebuah gardu tersebut sebenarnya iming-iming untuk kawula muda kembali bersilaturahmi dengan ruang yang terlupakan. Namun sebelumnya Ahmad juga menjanjikan para pemuda ini pemberontakan. Pemberontakan melawan sampah plastik di desa; memunguti dan memisahkan yang plastik dan organik. Ahmad Thian adalah anggota dari kelompok musik keramik asal Jatiwangi "Hanyaterra".
Sementara lain ada Beben Nurberi; seniman yang sempat menjadi asisten pribadi Camat Jatiwangi ini piawai menyusupi sendi-sendi pemerintahan lewat pendekatan video. Beben paham betul bahwa video adalah senjata ampuh untuk menyelaraskan "kebutuhan sosial" antara negara dan rakyat di Jatiwangi. Beben yang selama ini senantiasa berada dibelakang kamera sebagai representasi program pemerintah, dalam Rondafest. mencoba bertukar posisi. Beben berada dalam bingkai video sekarang. Mendata, mengemas dan melemparkan kembali isu terhangat seputar desa yang sambil lalu dibicarakan warga di pos ronda dan warung kopi, menjadi sebuah program talk show yang dia beri nama "kanda bahaya". Niatannya adalah mengatasi bahaya dengan kanda (bercanda -bahasa sunda).
Ismal Muntaha yang yang mudah jatuh cinta, juga gemar mengumpulkan barang-barang bekas dan memorabilia, belakangan jatuh cinta untuk berkunjung ke tetangga. Tetangga dari yang terdekat hingga terjauh dalam rangka mengabarkan tetangga-tetangga baru yang datang. Tetangga yang serta merta datang dan membelah Desa Jatisura menjadi dua bagian ini adalah Jalan Tol Cikapa (Cikampek Palimanan). Ismal mencomot tanah Jalan Tol yang dibungkus daun jati serupa sesajen ini dido'akan dan diarak bersama warga keliling kampung dengan api obor dan Shalawat yang syahdu. Kemudian satu-presatu comotan tanah ini diletakan diteras depan rumah warga, harapannya tetangga baru yang sebentar lagi selesai pembangunannya ini menjadi kebaikan bagi warga dan tetangga sekitar.
Jatiwangi, Desember 2014
Arie Syarifuddin
0 notes
Video
If the kids are united
Occupy the street in order to blocking the motor vehicle to enter while the kids are doing marching and parade rehearsal. Because marching and parade is a picnic, and this space supposed to be free from motor vehicle.
#alghorie#kids#ifthekidsareunited#documentary#disconnected#jatiwangiartfactory#jatiwangi#picnic#space#picnicspace#indonesia#video
0 notes
Photo
CLICK HERE TO DOWNLOAD
Hampura is apologize in Sundanese language. This mixtape is contain my favorite Indonesian musician who tell the story about apology. This is a personal mixtape for my wife; Ghea Oktariana, because today is her birthday and I couldn't beside her. I just remember the day when i was compile a mixtape with the real tape cassete for her about 7 years ago. Also for her birthday.
Hampura Sweetheart...
Jakarta, October 06, 2013.
Alghorie
1 note
·
View note
Audio
Madrotter featuring Alghorie Nasyid Neraka
0 notes
Photo
2967-OPD No.: .: 221018008 Ahmed Alghori Age: 42 Gender: m Address: al khomra Occupation: worker Country: saudi Chief Complaint: check up Medical History: nill Periodontal Findings:+++ Mobile teeth: 44 Missing teeth: 14 15 17 25 26 27 Restorative: Class II 37 Class V 34
0 notes
Photo
975- OPD No.: 240717008 ahmed alghori 5th year Age: 36 Gender: female Occupation: worker Address: alrudah Country: Eretria Chief Complaint: I have broken teeth Past Dental History: first time Periodontal Findings: mild to moderate periodontitis (Scaling) Missing teeth: 24, 25, 26, 36, 37, 47 Endodontic Referrals: 17 pa 13 pa 12 pa Oral Surgery (Exo): 16, 18, 28, 46 Removable Prosthodontics: Cl: III mod. 1 (Upper) and Cl: I (Lower) Restorative: Class III 21 , 22
0 notes
Video
youtube
This week we had the privilege of visiting Mary-Ann Schreurs, the municipal executive councillor of culture and innovation in the city of Eindhoven. The idea of the ‘Claynialism’ project according to Arie Syarifuddin is to establish meaningful connections for future collaborations. And so, the official Declaration of Claynialism between the city of Eindhoven and Jatiwangi in Indonesia was signed.
Arie Syarifuddin is one of the six participants during this years’ edition of Age of Wonderland. He is connected to the Jatiwangi Art Factory based in a roof tile manufacturing centre in West Java, Indonesia.
The term ‘Claynialism’ was coined by the artist himself: "Claynialism is an effort to redesign 'clay' with all its particularities as the cool yet humble identity of the district, especially for the youth". Clay became a part of the peoples’ identity and way of living in Jatiwangi. It is not just the fact that Jatiwangi has economically and culturally thrived by the export and production of ceramic roof tiles. The joint declaration also emphasises a deeper historic fact, as the Dutch were the ones who introduced this industry during the colonial era.
During his research period in Eindhoven, Arie is exploring the idea of how to use the fertile soil of his village as a basis for food. In order to do this, he is experimenting with different types of clay. He is focusing on the materiality and chemical analysis of clay (a basis for roof tiles) and how to make this into edible cookies.
Arief Yudi, founder of Jatiwangi Art Factory and representative of the sixteen villages of the Jatiwangi district, came to the Netherlands especially for this occasion. During the ceremony, which took place at the majestic city hall in Eindhoven, Arief handed over a piece of clay from Jatiwangi to the councillor. After they both read the declaration and signed the agreement, they enjoyed a clay cookie, baked by Arie. To conclude this brand new bi-lateral collaboration, Arie and Arief sang the Jatiwangi song to the councillor.
“It was a very special moment. We felt fortunate to be able meet the councillor for such a wonderful occasion.” Arie and Arief stated.
#tahuntanah2015#claynialism#ariesyarifuddin#alghorie#theearthyear2015#eindhoven#netherlands#ageofwonderland
0 notes
Video
Waterpark Junction
Occupy a public space for picnic. Nothing's free in Singapore, you have to buy for everything. Even for clean water, and it's not cheap. But there's a father let his children playing with fountain and balloon in Bugis Junction Mall like picnic. Of course, it's free.
0 notes
Audio
Nasyid Neraka Posses 2006
0 notes