#akankah kita
Explore tagged Tumblr posts
Text
Jombang, 25 Juni 2023 - Industri musik indie Indonesia semakin dipenuhi dengan talenta-talenta yang menghadirkan warna baru.
Baca selengkapnya di Kompasiana: www.kompasiana.com/hendykriskurniawan5807/649865824addee4d692d38b2/melihat-perjalanan-aroenika-band-dari-lagu-senandika-hingga-karya-musik-pop-indie-terbaru
Salah satunya adalah Aroenika Band, grup musik indie asal Jombang, Jawa Timur, yang berhasil menarik perhatian pendengar dengan karya-karya musik yang unik dan orisinal.
Dibentuk pada 20 Februari 2021, Aroenika Band terdiri dari anggota berbakat: Hendy dan Ovi sebagai vokalis, Ade dan Demas sebagai gitaris, serta Alfath Flemmo sebagai pianis.
Nama Aroenika diambil dari Bahasa Sansekerta yang berarti "matahari terbit" menggambarkan semangat Aroenika yang menyinari industri musik Indonesia.
Salah satu ciri khas yang membedakan Aroenika Band dengan band baru lainnya adalah kemampuan Aroenika dalam menciptakan lagu-lagu yang original dan out of the box.
Aroenika menggabungkan beberapa genre musik menjadi satu, menciptakan kolaborasi yang unik dan menggugah rasa penasaran pendengar.
Karya lagu Aroenika seperti "Senandika" (2021) dan "Missen" (2022) telah berhasil menarik perhatian publik. Aroenika mengunggah karya-karyanya ke platform Aple Music, YouTube, dan Spotify.
Menarikya, Aroenika Band berencana untuk merilis beberapa single baru pada akhir tahun 2023.
Beberapa judul lagu yang sudah ditunggu-tunggu antara lain "Minor," "Mengapa," "Diam," "Akankah Kita," dan "Malam".
Tidak hanya berfokus pada eksplorasi musik yang unik, Aroenika Band juga memanfaatkan teknologi digital instrumen reality dan instrumen virtual dalam karya-karyanya.
Kombinasi antara teknologi dan realitas instrumen menghasilkan suasana yang semakin memikat dan menggugah jiwa, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pendengar.
Melalui Facebook, Instagram, YouTube, Twitter, dan TikTok Aroenika Official yang dijadikan sebagai platform untuk berinteraksi dan berbagi karya-karya terbarunya.
Aroenika Band terus mengukir prestasi dan menginspirasi generasi muda untuk mengeksplorasi musik dengan kreativitas tanpa batas.
Akun media sosial Aroenika Band @aroenikaofficial:
Open Spotify: https://open.spotify.com/artist/5YnhQItBBA953uiXtkcchY
Facebook: https://facebook.com/aroenikaofficial
Instagram: https://instagram.com/aroenikaofficial/
YouTube: https://youtube.com/c/AroenikaOfficial
TikTok: https://tiktok.com/@aroenikaofficial
LinkTree: https://linktr.ee/aroenikaofficial
WhatsApp: https://wa.me/6285645437170
Google Bisnis: https://aroenikaofficial.business.site
#aroenika #aroenikaband #aroenikaofficial #senandika #missen #minor #diam #mengapa #akankahkita #malam #band #musisi #bandmilenial #musik #lagu #grupmusik #musikindonesia #musisijombang #musisisurabaya #musisijawatimur #musisiindonesia #musikindie #industrimusik #musikpop #alfathflemmo #hendykris #adsamed #ade #ovi #music
#aroenika#aroenikaband#aroenikaofficial#senandika#missen#minor#diam#mengapa#akankah kita#malam#band#musisi#band milenial#musik#lagu#grup musik#musik indonesia#musisi jombang#musisisurabaya#musisijawatimur#musisiindonesia#musikindie#industrimusik#musikpop#alfathflemmo#hendykris#adsamed#ade#ovi#music
1 note
·
View note
Text
Hening mengajarkanku untuk tidak terpana pada bising.
Sunyi menegaskan kepadaku tentang damai dalam ramai.
Air mata, lalu tawa, menyadarkan bahwa yang tampak oleh mata tak lebih hanya maya.
Berdirinya kita, di sudut tak tampak oleh mata, jauh dari gemerlap puja-puja bukanlah sebuah hal yang hina. Sadarkah ?
Lihatlah.. Perhatikan. Lalu renungkan.
Bahkan bangkai sekalipun di gemari oleh lalat-lalat.
Lantas, masihkah gusar bila tak tenar?
Masihkah mendung bila tak disanjung?
Akankah cemar bila tak banyak nyawa yang gemar?
Selamat sore :)
#my writing#poems on tumblr#writers on tumblr#quotes#sajak puisi#puisi#poetry#tulisan#kumpulan puisi#sajak#senandika#nasihat
88 notes
·
View notes
Text
Memilih
@hardkryptoniteheart
Aku memilih menjadi diriku sendiri. Namun aku juga tidak akan menutup diri, untuk terus belajar menjadi seseorang yang lebih baik di setiap harinya. Kali ini, aku melakukannya atas kesadaranku sendiri. Kelak aku bersedia belajar mengerti dan memahami seseorang yang ditakdirkan menjadi teman hidupku. Aku berjanji terhadap diriku sendiri.
@padangboelan
Aku memilihmu sayangku, dengan segenap jiwa dan hatiku sebab aku mencintaimu dan akan terus begitu. Aku ingin berada di sisimu sayangku, dalam segala waktu. Saat ini, besok dan sepanjang adanya nafasku.
@yurikoprastiyo
Sebelumnya kita melangkah pada jalan yang sama-sama asing. Dua insan yang dipertemukan pada saat yang tidak direncanakan. Seperti anugrah yang diturunkan dari pucuk langit. Yang keduanya saling sadar bahwa satu sama lain adalah yang terbaik untuknya. Tanpa perlu saling berkata, kita sudah sama-sama saling memilih. Memilih berjalan bersama supaya langkah kaki lebih jauh lagi. Tetap bersama pada ribuan ketidaksepahaman. Saling mencintai dalam gelap dan terang. Dalam berat dan riang. Pada hari-hari yang dipatahkan dan ditinggikan. Dalam keyakinan bahwa seberat apapun dunia menghardik, memilih bersamamu hidup akan selalu terus baik. Pada sayang dan cinta yang kau berikan, setiap harinya selalu memberikan sepucuk harapan. Terus tumbuh cinta yang kita tanam bersama menjadi sebuah kebijaksanaan dari dua insan yang memilih bersama.
@gndrg
Hidup memang menyediakan beribu pilihan, namun sebenarnya kita tidak pernah benar-benar diizinkan untuk memilih. Apakah ada laki-laki yang memilih hidup tanpa perayaan dan dihajar habis-habisan oleh pertanggungjawaban? Atau perempuan yang memilih hidup terpenjara dibalik dinding dapurnya?Juga anak-anak yang menumbalkan diri sebagai persembahan mimpi orang tuanya? Lantas, apa artinya memilih jika pada akhirnya kita tidak benar-benar bisa memilih? Bukankah kita sama-sama tahu pada akhirnya takdirlah yang memenangkan semua pilihan, sebab keterlibatan campur tangan semesta dibaliknya?
@gizantara
Aku memilih diriku sendiri dan begitulah beberapa hubungan berakhir. Aku memilih Tuhanku, dan begitulah beberapa hubungan membaik. Dalam episode sebelumnya : Aku memilih semua orang, jadi aku kehilangan diriku sendiri.
@manusiafajar
Mereka bilang kita tidak bisa memilih dalam mencintai. Tapi menurutku itu salah, justru mencintai adalah bentuk pilihan itu sendiri. Dari awal kendali jatuh hati, beradaptasi, membuka lapang toleransi pada tiap kekurangan diri. Itu semua tugas sebuah kata kerja berjudul "memilih". Begitu pula pada waktu abadi mencintai, atau sebutan pada cinta sejati. Tidak ada yang berjalan begitu saja, mengikuti arah angin kemana mau membawa, tapi seluruhnya, seutuhnya, adalah mau tidaknya kita, akankah kuat hati mengikat setia? akankah tidak bosan hati memilih untuk terus berusaha berkali - kali jatuh cinta? Lagi dan lagi dengan objek yang sama? Dan ketika, rasa itu tiba - tiba tiada. Itu tidak "tiba - tiba menghilang begitu saja", ia adalah pilihan, ia adalah pilihanmu untuk tidak menjaga rasa.
@calonmanusia
Sayang, percayakah kalau manusia tidak bisa memilih?Memilih dari orang tua mana ia dilahirkan. izinkan aku mengutip potongan sebuah hadist yang artinya "Tidaklah setiap anak kecuali dia dilahirkan di atas fitrah. Maka, bapak ibunyalah yang menjadikannya Yahudi, atau menjadikannya Nasrani, atau menjadikannya Majusi" (HR. Bukhari no. 1358 dan Muslim no. 2658) Betapa menjadi orang tua adalah hal yang amat berat, berat pertanggung jawabannya atas anak-anak mereka. Memang manusia tidak bisa memilih keadaan saat ia dilahirkan, namun, setelah ia mampu atas dirinya sendiri, tak mungkin ia lewat dari Maha Besarnya hidayah dari Sang Kuasa. Memang manusia tidak bisa memilih dari rahim siapa mereka dilahirkan, namun, jika sudah besar manusia mampu memilih berperilaku yang pantas untuk sang ibu. Aku tidak menyalahkan para orang tua terdahulu, hanya saja mengajak para calon orang tua tuk menentukan bagaimana anak-anaknya kelak. Sayang, izinkan aku mengajakmu untuk menjadikan anak-anak yang suatu saat tidak kecewa dengan keluarga yang telah melahirkannya. Terakhir, ada sebuah kutipan oleh Tia Setiawati, tulisnya: Namun bila nanti Tuhan mengizinkan kita menjadi orangtua, pilih dan putuskanlah untuk menjadi orangtua terbaik yang kita bisa. Lalu bersyukurlah. Karena setiap orang adalah anak, namun tidak semua adalah orangtua.
@shofiyah-anisa
Hidup kita sekarang adalah salah satu dari sekian pinta masa lalu kita, dan terbentuk pula dari pilihan kita pada masa silam. Terkadang pilihan tanpa didasari pemikiran yang matang, akan membuat kita tak nyaman dan tak senang. Namun terkadang pula, pilihan dengan pemikiran matang harus terhempas oleh permintaan banyak orang yang bla bla bla. Makanya mari tanamkan pada diri bahwa pilihan itu sesuai dengan akal kita saja, tak usahlah berubah karena manusia tak suka akan pilihan kita. Karena standar baik buruk yang tepat hanyalah standar baik buruknya Allah. Maka, selain memiliki pemikiran yang matang mendekatlah pada Tuhan yang berkuasa di seluruh Alam.
@afifaharyani09
Begitu banyaknya pilihan yang terpampang saat ini, dan kita harus memilih. Bukan, ini bukan hanya tentang pemimpin negara saja, tapi juga tentang resiko-resiko yang harus dipilih. Karna dalam hidup ini, kita juga harus pandai dalam memilih hal yang sedikit resiko buruknya. dalam kuru podcast dikatakan, bahkan dalam hidup ini kita tidak disuguhkan "percobaan" karna sama saja ibarat kita mencoba akun yootube premium selama satu bulan tanda "resiko" untuk membayar alias "gratis". ya kalau mau memilih "do it" dengan segala resikonya atau bahkan "leave it" dengan meninggalkan segala resikonya.
@isnahidayatifauziah
"Kalaupun dahulu kita mengambil pilihan yang berbeda dari apa yang sedang kita jalani saat ini, belum tentu kita akan lebih kuat menjalani konsekuensinya, akan lebih lapang menerima rintangannya." Fokuslah pada apa yang ada di hadapanmu saat ini. Karena bagaimanapun apa yang telah kita pilih di masa lalu adalah bagian skenario terbaik dari-Nya yang mengantarkan kita sampai di titik ini.
106 notes
·
View notes
Text
Gugur
Oleh : kevin setyawan
Dibalik sepetember yang kering ini ada ribuan cintaku yang tengah berguguran padamu.
Jutaan cinta yang telah layu yang telah lama tak pernah kau sirami dan kau rawat dengan sepenuh hati itu.
Ia hanya gugur sementara tapi ia tak pernah mati karna jika kau lihat dibawahnya masih hidup sebongkah akar harapan yang masih berusaha mencarimu untuk tetap bertahan.
Entah seperti apa dirimu saat ini akankah kau selalu ingat dibalik ribuan rintik hujan kenangan yang akan bermuara pada hatimu?.
Apakah semua gambaran tentangku kini telah terganti?.
Apakah ia berkorban memberikan segalanya sebagaimana aku berkorban dulu?.
Kembalilah jika kau masih ingat bagaimana jalan untuk pulang, aku akan selalu disini ditempat awal kita bertemu dengan jutaan dahan rapuh dalam diriku.
Karena bagiku hanya kaulah hujan yang memberikan jutaan kehidupan dalam diriku untuk hati yang tengah gersang ini.
31 notes
·
View notes
Text
daun-daun sudah gugur, musim akan berganti, kemarau pasti tiba. tapi kita akankah tetap asing yang menghujani satu sama lain, tanpa pernah menjadi semi juga panas dalam dekapan dingin?
40 notes
·
View notes
Text
Sekedar saling mengingatkan dan mau untuk diingatkan.
Hari terus berganti, umur semakin mengurangi. Disitulah kita harus senantiasa merenungi, sudah sejauh mana kita mengumpulkan bekal untuk persiapan nanti?
Ingat manusia adalah buronan kematian yang tak tau diri, sudah tau dirinya akan di vonis mati tapi masih bersantai dalam memperbaiki diri.
Akankah ibadah-ibadah yang sudah dilakukan mampu menolong kita nanti? Atau malah sebaliknya akan memberatkan hukuman kita nanti?
Ingat ibadah itu harus sesuai keinginan Allah, bukan menurut keinginan kita.
اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰ نَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَ يُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًا
"Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar,"(QS. Al-Isra' 17: Ayat 9)
Al-Qur'an sebuah petunjuk yang paling benar tatacara beribadah kepada Allah. Sebuah kabar yang menyenangkan bagi orang mukmin yang mengerjakan ibadah baik lisan maupun tindakan sesuai Qur'an, tidak akan Allah sia-siakan. Akan Allah beri hadiah yang besar yaitu surga. Jadi mau enak mau gak enak kita laksanakan jangan pilih-pilih karena ibadah bukan seperti menu makanan di warteg yang suka kita pilih yang ngga suka ngga kita pilih.
Jangan cuma berasumsi, dan berekspektasi. Menyangka dan berharap mendapatkan pertolongan dari Allah dan rasul-nya. Karena pertolongan Allah dan rasul-nya yang di sebut syafaatnya itu hanya akan di berikan kepada orang-orang yang sudah melakukan perjanjian atau ijab kabul dengannya. Ngga hanya cukup dengan cara meminta dan memohon harus di lakukan dengan sebuah tindakan yaitu mengucap janji dan yang namanya janji itu arus adanya saksi atau ada yang menyaksikan.
Doa tanpa melakukan itu bohong, melakukan tanpa doa itu sombong.
لَا يَمْلِكُوْنَ الشَّفَا عَةَ اِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمٰنِ عَهْدًا
"Mereka tidak berhak mendapat syafaat, (pertolongan) kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi (Allah) Yang Maha Pengasih."
(QS. Maryam 19: Ayat 87)
Lantas sudahkah kita melakukan janji?
14 notes
·
View notes
Text
KALOPSIA
Duhai kekasih, sore belum juga menua ketika lirih terdengar alunan nada sedih di kejauhan. Dentingnya menggelisahkan benak yang tengah diperdaya kerinduan. Saat-saat seperti ini, aku ingin engkau membawa serta aku ke tempat dimana tak ada rasa kesepian. Beberapa waktu perasaan kita bertahan dalam diam yang kita sangka adalah tenang. Tabah ternyata telah dengan sengaja mengumpankan diri pada tetapnya jalan suratan.
Mengapa cinta di antara kita serasa tak berkenan?
Dalam hati aku bertanya-tanya, bila kita ini sebaiknya berlari ke ujung dunia sembari merapatkan genggaman yang sedari awal telah bercelah; atau jika kita pergi saja pada cakrawala yang mana matahari menolak untuk terbenam lalu menasbihkan janji cinta kepada Sang Kala.
Engkau selayak penjaga tenang semestaku.
Tegarmu menguatkan aku melalui terik kemarau dan risau badai seribu musim. Bersamamu aku seolah mampu melampaui gelap segemerlap Cassiopeia dengan kecepatan cahaya pada pusaran Andromeda.
Aku bahagia sekedar bersandar saja pada bahumu dan kita berbincang tentang rasi-rasi bintang.
Duhai belahan jiwa, sang gulita semakin liar membuai dalam lingkar enigma takdir yang menanti untuk dijumpa. Aku masih saja berkeras kepala memikirkan akankah kita terhapus dari catatan langit atau kita sebenarnya tengah tersesat saja.
Sejatinya kita adalah bidak catur yang penuh ketidaktahuan.
Bila kelam telah mengalahkan terang, kelak kecuplah aku penuh keberanian seperti terakhir kali senja menantang pendar sang Bulan. Dekap erat saja aku seberpeluh cintamu hingga aku berserpih dan keping-kepingnya menyatu dalam teka-teki misterimu.
Pada hari saat hujan tak henti membasahi tubuh kita, katamu, "selamanya takkan pernah ada yang berubah dari kita. Sebab ini bukan tentang jarak, tapi tentang rasa."
Tetapi sayang, andai terbang bukanlah pilihan akankah sayapmu bersedia jua patah bersama-sama?
#love#relationship#quotes#sayings#heartbreak#sajak patah#patah hati#perpisahan#goodbye#cintalks#cinta#puisi cinta#kata cinta
24 notes
·
View notes
Text
172.
Buk, Pak. Ingat tidak pertemuan pertama kita? Ah, sungguh sejujurnya hari itu aku gugup luar biasa. Tanganku dingin bukan main. Aku mematut wajah berkali-kali di cermin, begitu inginnya aku terlihat sempurna di hadapan Bapak dan Ibuk.
Sepanjang perjalanan aku terus mengatur nafas, kepalaku terus berpikir harus dari mana aku membuka obrolan di hadapan kalian? Bagaimana aku menjawab pertanyaan kalian nanti? Akankah aku terlihat pantas untuk menemani anak sulung kalian?
Buk, Pak. Ingat tidak, bagaimana kehangatan yang kalian tunjukkan kali pertama aku mencium tangan Ibuk? Betapa teduhnya wajah Ibuk hari itu, serupa Mamah. Betapa tulus senyuman Bapak kala itu. Aku yang tadinya ketakutan menjadi sedikit tenang. Aku yang tidak tahu harus bagaimana memulai obrolan menjadi terharu karena kalian lebih dahulu membuka topik pembicaraan sehingga aku tidak merasa asing berada di antara kalian.
Buk, Pak. Terima kasih sudah menerima kehadiranku dengan begitu ramah dan menghilangkan segala trauma dalam benak. Ternyata ada orangtua selain orangtuaku yang begitu bahagia menyambut kehadiranku. Selama ini aku saja yang terlalu ketakutan karena luka di masa lalu. Terima kasih juga sudah melahirkan anak lelaki sebaik ia dan membuatku menemukan rumah selain rumah Papa.
Ibuk-Bapak, sehat-sehat, ya karena masih banyak momen-momen baik yang ingin aku lewati bersama kalian berdua. InsyaAllaah.
Belitung, 15.55 | 12 September 2023.
74 notes
·
View notes
Text
Mendidik Hati..
Jalani saja hidup ini dengan hati lapang. Jangan terlalu banyak berandai jika begini akankah begitu, jika begitu bisakah begini. Sebab kita hanyalah hamba, yang tiada memiliki pengetahuan sekalipun apa yang akan terjadi semenit kedepannya.
Menjalani hidup dengan hati lapang menandakan bahwasanya kamu percaya, bahwa Allaah tidak akan membiarkanmu berjalan sendirian. Menjalani hidup dengan hati lapang menandakan bahwa kepasrahanmu hanya kepada Allaah saja, bukan kepada makhluk sekalipun. Menjalani hidup dengan lapang menandakan bahwasanya kamu bertauhid kepadaNya.
Jangan terlalu banyak khawatir pada apa-apa yang bukan menjadi ranahmu. Kamu diberi ilmu pengetahuan agar kamu bisa membedakan mana kebenaran dan mana kebathilan. Bukan malah penuh rasa khawatir.
Perbanyaklah berdoa, meminta kepada Allaah dengan menghadirkan harap yang utuh. Menghadirkan hati yang penuh dengan sungguh-sungguh. Sebab beda, hati yang meminta dengan sungguh-sungguh biasanya akan lebih mudah menangis tersebab ia paham apa yang sedang ia pinta, apa pula yang sedang ia rasakan. Sementara hati yang lalai, biasanya akan sedikit meminta kepada Allaah bahkan terucap begitu saja tanpa tahu perihal apa yang sedang ia pinta.
Allaah tahu mana-mana hati yang lalai dan tidak. Allaah Maha Tahu itu. Maka khawatir sekadarnya saja, perbanyaklah pinta. Sekalipun pintamu sangatlah banyak, engkau tak akan dirugikan. Dan mudah bagi Allaah untuk mengabulkannya.
Apa kabar, Maret?
197 notes
·
View notes
Text
Kamu berasal dari air yang tenang, sedangkan aku ombak bergelombang.
Kamu terbiasa menikmati pelukan, sedangkan aku mendengar teriakan.
Kamu bisa mengerti apa yang dirasakan, sedangkan aku kebingungan.
Akankah kita satu dalam sebuah ikatan?
11/30
8 notes
·
View notes
Text
Aku tahu, hal terburuk dari berduka adalah saat kita memutuskaan untuk hanyut di dalamnya, enggan beranjak apalagi move on.
Ada masanya, aku begitu larut ingin berdiam diri sambil menunggu kemana segala duka ini membawaku.
Akankah gelombang ini mengantarkanku ke hadapan rumah barumu? Rumah yang begitu ingin kau tuju hingga kau tak lagi pulang ke rumah yang ada aku di dalamnya.
Sungguh, aku ingin tau.
#my writing#writers on tumblr#tulisan#poems on tumblr#quotes#penulis#puisi#sajak puisi#kumpulan puisi#poetry
11 notes
·
View notes
Text
RESTART
Untuk pertama kalinya lagi dalam hidupku, aku akan memberanikan diri untuk memilih keputusan besar dalam hidup. Walaupun belum diresmikan, setidaknya keputusan itu insyaallah sudah matang dan permanen.
Aku belum pernah merasa seyakin dan sebersemangat ini sebelumnya. Ada ambisi dalam diriku yang meletup-letup. Ambisi itu rasanya masih sama seperti saat usiaku 12 tahun. Walaupun aku pernah kehilangan ambisi itu selama 9 tahun lamanya, tapi aku bersyukur ambisi itu tidak mati di dalam diriku, mungkin selama ini ia hanya hibernasi dan aku paksakan untuk tidur dalam jangka waktu yang amat lama.
Ketika aku memutuskan untuk melakukan hal yang sesuai dengan tujuanku, akan ada banyak sekali hal-hal yang aku korbankan. Apakah itu tandanya aku tidak bersyukur? Aku tidak tau. Aku masih bingung. Tapi ada sesuatu di dalam diriku yang memintaku untuk beranjak dan bertumbuh di kebun yang lain. Sesuatu di dalam diriku itu semacam sirine, "insyaallah sudah cukup, sudah waktunya" Begitu katanya. Dan aku meyakini, inilah waktuku. Apakah ini waktu yang baik dan tepat? Well, kita nggak akan pernah tau kalau kita nggak bertindak, kan?
Sudah lama aku ingin memutuskan hal ini, tapi sebelumnya sirine itu masih terdengar samar olehku, tidak seperti hari ini yang sirinenya sudah mulai riuh bersuara, menyemangati diriku, "let's against the world, Monica!" Begitu katanya menyemangatiku.
Sebelum memutuskan pun, masih ada rasa takut, cemas, dan kekhawatiran yang riuh. Tapi, mau sampai kapan? Aku juga tidak mau mengorbankan mimpi-mimpiku lebih lama lagi. Aku tidak mau menyesal ketika sudah tua nanti. Aku tidak mau membuang-buang waktuku lagi. Aku ingin menggunakan batas waktuku yang tersisa di dunia ini untuk bertumbuh.
Akankah hidupku lebih baik setelah keputusan itu diresmikan? Aku tidak tau. Aku tidak akan menjamin apa-apa pada diriku sendiri, selain jaminan aku akan baik-baik saja jika Allah bersamaku, walaupun dunia ini akan sering membuatku tidak baik-baik saja.
Apa lagi yang harus aku takutkan dan khawatirkan? Aku punya Allah yang menjamin kehidupan setiap hamba-Nya. Aku punya orangtua yang mendoakanku. "Mamah sama Papah selalu mendoakan yang baik-baik untuk Monic" Kata orangtuaku yang tak henti mendoakanku di setiap selesai salatnya. Jadi mau sampai kapan kalah lagi oleh isi pikiran sendiri?
Doaku, semoga ini memang waktuku, semoga Allah meridhai keputusan, harapan, dan pilihan yang akan aku jalani. Semoga aku tidak meninggalkan dunia ini tanpa manfaat.
Bismillah. Laa hawla wa laa quwwata illa billah✨
Bandung, 14 June 2024
@monicasyarah
8 notes
·
View notes
Text
Berjarak.
Sudah sekian waktu aku melepaskan harapan itu. Pada asa dan rasa yang pernah sedemikian rupanya tumbuh dan mengakar. Pada enggan dan segan yang berakhir jadi sungkan meski nala bersikeras ingin tahu segala keadaan.
Aku hanya manusia. Betapa serakah jika aku tetap ingin memaksa karsa. Wahai, kalaulah Puan boleh dan hendak memilih, maka bukankah begitu pula sang Tuan?
Satuan waktu kian terulur seiring jarak bertambah angka bentangannya. Juga aku yang masih tak mampu mengukur rindu meski telah kuhitung-hitung berapa jumpa yang sudah lewat masa tak kujamah.
Pada semua tanyaku yang tak pernah sampai alamat, masih pantaskah ia tetap kusimpan atas namamu? Adakah kecil kemungkinan terlintas sedikit 'aku' pada ramainya lalu-lalang kelindan di benakmu? Kalau-kalau suratan-Nya ternyata mengantarkanku menyampaikan semua tanya itu, akankah kamu seseorang yang membawa segala jawabnya?
Lagi, aku terjebak pusaran penasaran yang masih belum jelas dimana ujungnya itu.
Pada segala jarak yang tak bisa kudekap raga, aku merengkuhmu dalam doa. Dalam sunyi dua pertiga malam yang berusaha meredam rindu-rinduku yang teramat berisik, aku mencoba untuk tak banyak berisak.
Barangkali kita memang masih berjarak. Atau barangkali kita sedang berjarak saja. Atau barangkali pula, kita memang sudah berjarak. Entah kata mana yang lebih tepat kusandingkan jikalau menyoal jarak yang terhampar di antara kita.
Padamu, aku tak ingin meninggalkan apapun lagi. Karena akan merepotkan untukku menjemput apa-apa yang tertinggal di rumah lama. Rumah? Iya, bagiku sempat. Entahlah bagimu yang seringkali hilang kabar ditelan kesibukan itu.
Tapi karenamu, aku belajar berjalan membelakangi arah dari segala yang tengah menuju selesai. Ya, mungkin kamu salah satu pemberhentian sebelum aku melanjutkan perjalanan. Sebelum akhirnya, kita sekali lagi jadi dua orang asing di gerbong kereta, dan kembali merentangkan sebuah dimensi yang kita sebut sebagai jarak.
(Rumah, 18 Juni 2024. 18:25. Postingan dari draft bulan April lalu. Sisa-sisa lebaran Adha yang membuatku ingin berdiam diri lebih lama lagi di nyamannya rumah di Sukoharjo.)
8 notes
·
View notes
Text
Menjadi dewasa, apakah kita masih punya optimisme dan semangat yang membara dalam hati? Berulangkali dibenturkan dengan realita bahwa ternyata kenyataan tak seindah ekspektasi, bahwa diri tak sehebat yang dikira selama ini, bahwa menjalani proses yang tak jarang lambat dan gagal seringkali membuat menggigit jari, akankah kita masih berani menjalani kehidupan ini? Bukan hanya bertahan tapi berani menentukan nasib sendiri? Bukan hanya untuk menutupi kewajiban dan menghindari rasa tak berharga tapi demi meraih suatu tujuan besar yang mulia di depan sana? Tapi kalau tidak, apakah guna dan maknanya jika hidup hanya sekadar bertahan hidup, mencari keuntungan pribadi, atau sekadar mengalir tanpa arah yang jelas? Tidak, hidup hanya sekali maka harus bermakna dan berarti. Hidup hanya sekali maka harus berani dihadapi. Hidup hanya sekali maka berarti hanya punya kesempatan sekali untuk menggapai posisi terbaik di akhirat nanti. Oh, kelopak verbena dengan warna-warninya yang mencolok dan berani, ingatkan aku untuk selalu menghadapi hidup dengan pantang menyerah, gigih, dan berani...
#honnurizza#selfreminder#advicefromsomewhere#poem#selfcontemplation#analogy#positive vibes#poetry#learnfromnature#reading
7 notes
·
View notes
Text
Rupamu, bentukmu dan namamu tidak terlalu asing, tapi kenapa banyak dari kalangan manusia hampir sinting.
Dicari
Dicuri
Bahkan rela mengejarnya sampai mati
Lalu pada kemana perginya yang katanya di perjuangkan sampai mati?
Akankah ia mampu monolog disaat diri ini sudah menghadap sang illahi?
Padahal disaat kita sudah meninggal nanti, nama kita ngga ada orang yang akan mencari.
Setinggi apapun jabatan pasti akan ada yang mengganti.
Harta yang melimpah ruah akan di warisi, pasangan yang cantik pun pasti akan di nikahi.
7 notes
·
View notes
Text
Aku tersenyum kecil saat oranglain bilang "Mba,anakku udh hamil lo, mba gak pengen nyoba pijet disana? Anakku aja langsung hamil cocok disana, doaku kemarin bangun rumah langsung hamil, ucapanku terkabul" celoteh tetanggaku padaku beberapa bulan lalu setelah anaknya yang habis pulang kampung "isi" setelah pijat disini, sudah 9tahun anaknya menikah, beda 1 tahun dariku, yaa aku 10 tahun menikah ditahun ini. Padahal aku dan suamiku sudah pijat sana sini, promil ganti 5 dokter dibeda kota, ntah uang berapa yang telah kami keluarkan, bahkan kami pernah tertipu yang katanya "madu asli" dengan hrga ratusan ribu kami beli, jamu 2 botol bsr 1,5 liter dg hrga 300 ribu per 3hari kami komsumsi, pijat dengan tiap kali kesana ditarget bayar 150 ribu, terapi ke pak ustadz eh ternyata abal2, adzan maghrib rumahnya tertutup rapat ternyata mereka sedang tidur pulas didalam rumah, astaghfirullohhaladzim. Ntah berapa banyak juha vitamin dan obat2an dengan dosis tinggi untuk promil yang kami telan. Jamu2 yang pahit dan apapun ucapan orang kami coba, tapi semua masih nihil. Semua memang takdir Alloh seberapa besar usaha dan doaku jika Alloh belum berkehendak pastilah belum Alloh berikan kepadaku.
Orang memang tak pernah berfikir akankah oranglain itu merasa tersinggung sakit hati atau tidak dengan segala pertanyaan dan pernyataannya itu. Ya, memang orang selalu merasa bodoh amat dg apa yg mereka katakan selama mereka bahagia..merasa mereka "menang" dan "paling baik"
Tak jarang orang bilang bahwa yang belum punya anak itu yg salah yg wanitanya itu "mandul" atau yg wanitanya rahimnya gak sehat, semua serba wanitanya yg salah. Walaupun dijelaskan ke dokter berkali2 kalau gak ada masalah diantara suami istrinya yang artinya "sehat" tapi org selalu berfikir wanitanyalah yang tak sehat
Normalkah jika kami punya perasaan "Iri" terhadap orang2 yg beruntung disekitar kami?
Teman2 suami anaknya udah gede2 bahkan ada yang udah nikah dan udh ngasih cucu..teman2ku anaknya ada yg 1,2,3 dan 4..sedangkan suamiku dan aku belum
Anak2 kecil keponakan kami yg masih usia 7 tahun bahkan ada yg bertanya apakah kami ini belum menikah? Apakah kami ini masih pacaran? Kenapa kami belum punya anak?
Bagiku saat ditanya masalah anak, ya memang cukup lama 10tahun kami masih menanti, tapi bagiku 10 tahun menikah masih terasa sebentar, ntah kenapa terasa baru saja kenal suami padahal setiap hari kami lewati bersama sebisa mungkin kami isi hari2 kami dg canda tawa manja2 dan mencurahkan isi hati, kami juga "pillow talk" sampai2 adik ipar bilang katanya ngantuk tapi gak tidur2 malah ngobrol sampai malam, ya tapi itulah kebiasaan kami sebelum tidur, kami saling bertanya tadi apa aja yang dilakuin, terus cerita ngalor ngidul padahal aslinya suamiku seorang yang tipe2 kalau kamu gak tanya aku gak akan ngomong.
Katanya kalau belum punya anak bertahun2 dan masih bertahan itu beruntunglah kamu wahai wanita karena punya suami yang begitu sabar dan pengertian masyaAlloh memang begitulah yang aku rasakan. Aku bersyukur sekali diantara hinaan dan lain2 dari orang diluar sana aku punya suami yang begitu baik, ibuku dan orang2 yang aku sayangi disekitarku, mereka selalu kasih semangat dan doa untuk kami, masyaAlloh beruntungnya aku, harusnya aku selalu mensyukuri nikmat itu gak hanya menangis meratapi apa yang aku rasakan saat omongan2 orang yg begitu "pedas" menusuk ke hati. Maafkan aku ya Alloh karena ketika itu aku lupa untuk bersyukur 😢
Aku juga sering tanya ke suamiku
"Apakah aku akan ditinggalkan karena aku belum bisa berikan anak?"
Dan dijawab
"Gak akan..aku janji..udah percayalah aku gak akan kayak gitu"
Jawaban yg menyenengkan dan menenangkan hati itulah yang selalu inginku dengar masyaAlloh 🥹
Semoga semua pejuang garis 2 akan mendapatkan kabar bahagia ditahun ini.. mari kita pasrahkan kepada Alloh apapun yang diberikan pasti yang terbaik insyaAlloh
Tetap semangat ☺️
11 Mei 2024 19:57
9 notes
·
View notes