#Warga miskin
Explore tagged Tumblr posts
Text
Ironis! Realisasi Investasi 2023 Cilegon Meningkat Tajam, Masyarakat Miskin Bertambah
CILEGON – Pertumbuhan industri atau realisasi investasi di Kota Cilegon pada 2023 lalu mengalami peningkatan yang sangat signifikan melebihi target yang telah ditentukan. Dari target realisasi investasi 2023 yang ditentukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon sebesar Rp13 triliun, hingga akhir tahun justru mencapai Rp28,1 triliun lebih. “Realisasi investasi di 2023 dari investasi PMA dan PMDN…
View On WordPress
#Angka kemiskinan#angka kemiskinan kota cilegon#Data kemiskinan#Investasi kota Cilegon#Kepala DPMPTSP Kota Cilegon Hayati Nufus#kota cilegon#Pengangguran Kota Cilegon#Warga Cilegon#Warga miskin
0 notes
Text
Aiptu Syahrial, Polisi Kreatif yang membangun Produktivitas masyarakat lewat kegiatan positif
Sumbar, Sumbarlivetv — Kisah inspiratif dan patut diteladani muncul dari sosok Aiptu Syahrial seorang personel Ditsamapta Polda Sumbar lulusan Bintara tahun 2000 ini. Melalui perannya dalam Kepolisian, ia berhasil membuat ide kreatif dan Menyantuni Warga Miskin dengan membuka usaha bagi pemuda dan masyarakat untuk meningkatkan produktifitas dilingkungnya. Seperti dalam tugas pokoknya yang…
View On WordPress
0 notes
Text
Musdesus Desa Lubuk Sanai III: Pemanfaatan Dana Desa untuk BLT dan Ketahanan Pangan
Musdesus Desa Lubuk Sanai III: Pemanfaatan Dana Desa untuk BLT dan Ketahanan Pangan KANTOR-BERITA.COM, MUKOMUKO|| Pemerintah Desa (Pemdes) Lubuk Sanai III, Kecamatan XIV Koto, Kabupaten Mukomuko, menyelenggarakan Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) terkait penggunaan Dana Desa (DD) untuk program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan ketahanan pangan. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa pagi (10/12/24)…
#BLT Dana Desa#DesaLubukSanaiIII#Musdesus#Pemanfaatan#Program ketahanan pangan#warga miskin ekstrem#Dana Desa
0 notes
Text
Hidup Sebatang Kara, Seorang Kakek di Sukaraja Ditemukan Tewas Membusuk
RASIOO.id – Warga Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor menemukan mayat membusuk di rumah seorang kakek berumur 68 tahun tepatnya di Jl Mandiri No 9 RT 04/01 Desa Cijulang. Penemuan mayat itu dilaporkan oleh ketua RT 04, Haedar kepada Polsek Sukaraja, Polres Bogor pada Senin 9 Desember 2024 sore kemarin. Kapolsek Sukaraja Kompol Birman Simanullang, menjelaskan kronologis penemuan mayat berinisial…
0 notes
Text
Komitmen Pemkab Magelang Entaskan 18 Ribu Lebih Warga Miskin Ekstrem di Wilayahnya
BNews-MAGELANG_ Plt Bupati Magelang Sepyo Achanto, didampingi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang; membuka acara Rakor Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Tahun 2024 yang diselenggarakan di Ruang Rapat Bina Karya, Setda Kabupaten Magelang, pada Jumat (14/06/2024). Dalam sambutannya, Plt Bupati Magelang Sepyo Achanto mengungkapkan bahwa kemiskinan merupakan masalah serius; yang…
View On WordPress
#Berita Jateng#Berita Jogjakarta#Berita Magelang#Berita Nasional#Berita Viral#Borobudur News#Kemiskinan Ekstrem#Komitmen Pemkab Magelang Entaskan 18 Ribu Lebih Warga Miskin Ekstrem di Wilayahnya#Magelang
0 notes
Text
Data BPS : 145.000 Warga Purbalingga Miskin Ekstrem, Tempat Kelahirannya Isteri Ganjar
JAKARTA | KBA – Indonesia sampai saat ini masih berjibaku menghadapi kemiskinan ekstrem. Meskipun sumber resmi menyebut angka kemiskinan menurun, tetapi dalam hitungan satu dekade cenderung merayap naik. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Jawa Tengah adalah provinsi termiskin kedua di Pulau Jawa per September 2022. Persentase penduduk miskin mencapai 10,98 persen pada September 2022.…
View On WordPress
0 notes
Text
youtube
Coba tonton sampe beres deh. Satu setengah jam sih, tapi menurutku isinya bermanfaat ya daripada nontonin konten curhat orang random atau gosip sekuter (aka seleb kurang terkenal).
Paling ngena tuh pas si bapak bilang bahwa yang buat dia menyesal tidak jadi maju pilgub adalah para rakyat miskin kota. Disini dia jelaskan sedikit bahwa salah satu hal yang sudah dia lakukan adalah memberikan IMB kolektif untuk warga DKI yang tinggal di tanah sengketa. Karena IMB itulah yang dibutuhkan untuk mengurus air dan listrik.... yang selama ini mereka dapatkan dari sumber-sumber tidak resmi karena mereka tidak punya legalitas. Masalah sengketa tanah tetap diselesaikan di pengadilan, namun ia memastikan bahwa hak mereka tetap terpenuhi.
Dan bahwa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi para rakyat miskin kota ini, hanya bisa diselesaikan oleh level gubernur. Dari tiga calon yang sekarang maju di DKI, sayangnya sepertinya tidak ada yang peduli dengan mereka. Apalagi RK yang tiap muncul, yang keluar dari mulutnya cuma program-program sampah yang sifatnya kosmetik dan tidak berfaedah. Asli w gak paham deh sama si gumasep satu itu, bener-bener gak ada pencapaian yang bisa dibanggakan tapi bener-bener pede maju sana-sini. Menyedihkan.
9 notes
·
View notes
Text
Kita sedang berduka
Melihat Indonesia sedang sekarat, tak ada yang merawat baik-baik, perlahan denyut nadinya makin tidak bisa terasa lagi..
Ada beberapa pihak yang ingin menyelamatkannya segera, membawakan segala obat yang diperlukan, tapi secara mudah dihalangi dengan mengatakan obatnya rusak, orangnya tak berkapasitas. Makin tak bisa lagi diselamatkan kekritisan yang sedang dialami oleh Indonesia..
Banyak orang lain yang hanya bisa melihat, hanya bisa berteriak, hanya bisa menangis dalam diam, hanya bisa mengetuk-etuk pintu ruangan, layaknya penjenguk yang hanya bisa menunggu di luar, tak pernah bisa benar-benar hadir di samping nya. Indonesia terasa sendiri berjuang di dalam sana..
Sedangkan pihak lainnya, di kondisi Indonesia yang segawat ini, masih bisa-bisanya meraup harta Indonesia sebanyak-banyaknya, dikira dia akan benar-benar mati, sehingga tak salah memanfaatkan hartanya sekarang juga.. Makin miskin lah Indonesia untuk mendapatkan perawatan yang layak..
Kasihan sekali Indonesia, negeri indah serta kaya raya sedang dirampok dan diperdaya hingga jatuh sekarat :")
Kita, demokrasi Indonesia, sedang berduka
Demokrasi, yang berarti dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat, sedang diperkosa sekeji-kejinya.. Diminta untuk hadir agar memenuhi ambisi sebagian saja, tidak benar-benar mewakili seluruh rakyat Indonesia. Harga dirinya benar-benar sudah ditanggalkan begitu saja..
Kemampuannya untuk bebas berbicara, untuk bebas menampilkan segalanya digunakan dengan begitu mudah untuk menghalangi pihak² penyelamat Indonesia hanya dengan satu kata "fitnah" atau frasa "pasti dibayar". Hanya karena mereka "bukan rakyat biasa" merasa mudah mengatakan hal itu dg lantang.
Mimpi akan keindahan demokrasi yang diperjuangkan oleh seluruh mahasiswa tahun 1998, oleh seluruh aktivis yang hilang atau meninggal, oleh seluruh manusia yang bertahan.. Mahal harganya, kini bisa dihancurkan hanya dengan tanda tangan pada sebuah putusan pusat..
Suasana sedih, marah, geram, dirasakan oleh seluruh warga Indonesia
yang paham, yang peduli, yang sadar, yang menghargai harga mati dari demokrasi yang sekarang ada di negeri ini..
Apakah kita salah satu di antaranya?
Cintakah kalian pada Indonesia yang diperjuangkan oleh seluruh pahlawan-pahlawan kita? Relakah apabila seluruh perjuangan itu kebaikannya hanya dipegang sebagian saja? Tak cemburukah kau?
Tolong selamatkan Indonesia :"
2 notes
·
View notes
Text
Kini aku mengeluh, terbangun dari tidur. Mendengar percakapan antara umi dan adik laki-lakimu satu-satunya terdengar penuh emosi.
Umi mengeluh tentang denda pembayaran PDAM yang besarnya bahkan lebih dari membayar PDAM setengah bulan. Adikku mencoba memberi penjelasan rasional. Mengapa bisa denda jadi lebih mahal dari harga pengelolaan air itu sendiri.
Biaya pengelolaannya 31.000, dendanya 15.000. membayar denda seakan-akan membayar biaya pengelolaan sebanyak setengah bulan. 15.000 bagi kami bisa untuk makan 1 hari sekeluarga dengan anggota keluarga 5 orang. 15.000 rupiah bagi orang lain mungkin hanya untuk uang jajan, tapi tidka bagi kami. Uang sebesar itu bisa untuk menyambung hidup kami. Walaupun kami seringkali bertahan hidup tanpa uang sedikitpun.
Aku mencoba terlibat dalam percakapan dengan kesal berkata, "Seharusnya air itu gratis, biaya pengelolaan tidak semahal itu, denda harusnya tidak mencekik orang kecil seperti kita." Kurasa argumenku cukup kuat karena memang kondisi keuangan keluargaku yang rumit. Kebutuhan banyak dan uang yang sangat terbatas, tidak ada uang untuk disimpan dan tidak ada uang untuk besok. Kadang kekurangan dan harus gali tutup lubang.
Ditambah aku melihat di media, bagaimana undang-undang di India sana sangat diskriminatif dan represif terhadap kaum muslim, pemerintah disinipun begitu tidak hanya terhadap muslim tapi semuanya, dzolim. Peresmian PLTU terbesar se-Asia tenggara yang sangat membahayakan kehidupan orang-orang di Pulau Jawa, IKN yang membuka lahan baru dan disinyalir positif merusak lahan di Kalimantan sana. Represifitas 'penegak keadilan' terhadap warga Dago di Bandung. Masalah HAM yang terus coba ditutupi dan dilupakan. Pemilu penuh muslihat dan banyak lagi. Aku muak.
Sementara umiku masih mencoba bersikap seideal mungkin untuk kondisinya sekarang, umiku menyesal karena tidak segera membayar PDAM, ia berharap bisa membayar tepat pada waktunya, apa daya uangnya masih belum ada.
Bahwasanya orang seperti kita ini, harusnya tau diri. Sudah tau lemah, tidak punya harta dan kuasa. Harusnya bekerja lebih keras, fokus pada apa yang bisa kita kuasai dan dapat kita ubah. Begitu kira-kira kata motivasi yang kudengar dari orang-orang dengan hak istimewa lahir dalam keadaan kaya dan kemudahan, satu-satunya kesulitan mereka adalah mengelola harta mereka agar tidak boros atau agar kuasa mereka tidak sewenang-wenang, itu kesulitan mereka. Aduhai itu adalah resiko punya harta dan kuasa, kalian yang menginginkannya, itu bukan kesulitan, itu tanggungjawab. Berbeda dengan kami.
Kesulitan bagi kami adalah : tidak punya harta dan tidak punya kuasa, tanggung jawab kami banyak. Solusi apa yang kamu tawarkan wahai penguasa? Berhemat? Kurangi anak? Bekerja keras?
Yup, benar memang harus begitu. Mereka melupakan matriks dan variabel diluar kuasa mereka. Ada yang namanya kemiskinan sistemik. Orang-orang miskin semakin miskin dan orang kaya semakin kaya. Harta dan kuasa pada orang yang tidak tepat akan membuat iri orang yang tidak punya harta dan kuasa.
Yang dapat kulakukan kini adalah meminta tolong pada Allah, Rabb semesta alam, pemilik dan pencipta air di semesta ini yang sebenarnya.
Aku juga harus membebaskan dari dari berbagai belenggu penjajahan dengan ikhtiarku sendiri, semoga saja Allah tolong.
Lahawla walaa kuwwata illa billahil 'aliyill 'adzim.
Tidak ada kekuatan selain kekuatan Allah yang Maha Luar biasa.
Hasbunallah wa ni'mal wakiil ni'mal mawla wani'man nasiir.
Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allahlah sebaik-baiknya penolong.
2 notes
·
View notes
Text
[Orang Jujur Tidak Sekolah] - Andri Rizki Putra
Kawan, tahukah kau bahwa ikan salmon berenang melawan arus, sementara ikan bandeng berenang mengikuti arus? Namun, ketika dijual di pasaran, harga ikan salmon jauh lebih mahal dibanding ikan bandeng. Banyak yang bilang, kalau kita tidak bisa mengikuti arus maka kita akan tertinggal dari orang kebanyakan. Namun, kenapa harus menjadi orang kebanyakan jika kita bisa jadi berbeda dan menjadi "mahal"? Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai. Kadang kita kehilangan karakter diri, integritas, dan kejujuran hanya karena mengikuti tren yang berlaku di masyarakat. Bagaimanapun hasil akhirnya, setidaknya hiduplah sesuai dengan nilai-nilai yang kita yakini.
Pernah nggak kamu kecewa sama sistem di sekolah? Misalnya nih, tentang UN yang nggak jujur, tentang diskriminasi murid kurang mampu, tentang sistem pembelajaran di sekolah yang terlalu monoton, tentang apapun.
Penulis buku ini bolak-balik dikecewakan oleh sekolah -sebuah instansi pendidikan yang seharusnya terhormat dan bermartabat-. Waktu SD, karna nggak mampu bayar uang SPP, penulis dipaksa mengerjakan ujian di luar kelas, beralaskan lantai, tanpa meja dan kursi. Juga berbagai hinaan dan kecaman dari guru2nya semasa SD, hanya karna dia miskin.
Jika uang menjadi modal utama untuk bersekolah, maka pendidikan itu sendiri telah mengkhianati ruhnya. Bahkan, keluar dari amanat konstitusi negara ini bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
Di SMP, penulis dikecewakan oleh penyelenggaraan UN yang harusnya sakral itu justru diwarnai aksi mencontek massal dan pemberian jawaban oleh oknum guru. Dan herannya, semua orang mendiamkan. Meski cemas bahwa nilainya akan kalah dengan teman-temannya yang mencontek, penulis tetap berpegang bahwa kejujuran lah yang terpenting. Pada saat yang lain mencontek, dia tetap berpegang pada nilai hidupnya -kejujuran.
Lalu, apa jadinya apabila institusi pendidikan yang kita nilai sakral dan dipercaya akan mengantarkan seseorang memiliki karakter yang lebih baik, justru menjadi institusi yang menghalalkan segala cara untuk mengantarkan kesuksesan bagi seluruh muridnya? Negeri ini sudah menderita keterpurukan akibat korupsi, apa harus ditambah lagi dengan generasi muda yang mentalnya bobrok?
Seluruh kekecewaan itu kemudian membawa penulis pada sebuah keputusan besar: berhenti sekolah. Tentu saja keputusan itu menuai berbagai komentar negatif. Tapi penulis yang memang keras kepala didukung ibunya yang memberinya kebebasan absolut untuk menentukan hidupnya, memilih menutup telinga dari komentar negatif itu. Dia bertekad untuk membungkam seluruh prasangka buruk orang-orang dengan membuktikan dirinya. Dan lihatlah, seorang miskin yang putus sekolah dan menempuh UN kesetaraan itu mampu lulus cumlaude hanya dalam waktu 3 tahun di universitas terbaik di Indonesia.
Selain menjabarkan berliku-likunya jalan hidup penulis, buku ini juga memaparkan kritikan pada sistem pendidikan di Indonesia. Mulai dari biaya yang besar untuk beli buku, ikut ekskul, uang gedung, uang bulanan. Ketidakjujuran dan budaya mencontek. Menjamurnya lembaga bimbel yang harganya seroket -seolah, sekolah aja nggak cukup untuk bikin kita pinter-. Ijazah kesetaraan yang dipandang sebelah mata. Sekolah yang ada saat ini tidak mengakomodir keterbatasan fisik, kesulitan akses, kesusahan waktu dan usia, dan lain sebagainya.
Padahal, bagiku menuntut ilmu tidak terbatas dimensi waktu, tempat, status, keterbatasan fisik, dan finansial. Siapapun berhak untuk melanjutkan pendidikan dengan kondisi kehidupan apapun yang mereka miliki. Mereka berhak untuk mendapatkan kesempatan kedua, bahkan ketiga, keempat, dan selanjutnya untuk terus dapat menimba ilmu.
Kerennya lagi adalah penulis ini nggak cuma ngomong tok. Dia mengambil tindakan untuk menyelesaikan kerisauannya tentang pendidikan di Indonesia. Misi besar yang dibawanya adalah memperkenalkan pendidikan nonformal (homeschooling komunitas) dan menjadikan pendidikan mudah diakses untuk siapapun, terutama kaum marginal. Agar mereka yang sama-sama putus sekolah tidak pernah putus harapan.
Buku ini bagussss banget. Ide yang dibawanya untuk sedikit berkontribusi pada masalah pendidikan di Indonesia juga bagus. Terlepas dari itu semua, kekritisan, keberanian, dan kenekatan penulis juga patut ditiru -untuk hal baik-. Dan bagusnya lagi penulis punya ibu yang selalu mendukungnya untuk apapun keputusan yang diambilnya. Disini peran ibu penulis juga penting dalam membentuk sosok penulis hari ini.
Ini buku lama, makanya nggak ngantri di ipusnas. Jadi selamat membaca :D
2 notes
·
View notes
Text
Antara Kota dan Desa
Selama ini harusnya kita sadar bahwa yang menghidup kota adalah desa. Tapi dalam perjalanan sejarah manusia, pembanggunan dilakukan dari kota lalu ke arah desa. Sejak zaman dulu orang-orang membangun pusat peradaban dekat laut, tempat orang dari mana-mana saling bertemu dan mengenal. Disitulah terbangun sebuah kota yang ramai, pusat perdagangan, pendidikan, dan kesehatan mulai maju.
Berbagai barang daganggan didatangkan dari desa-desa ke kota. Orang desa memproduksinya dalam waktu yang lama dengan paling sedikit mendapatka keuntungan dibanding orang yang menjual. Pembangunan di desa berjalan lambat karena pertumbuhan ekonomi yang lambat. Keuntungan dari berjualan hasil tani desa memang hanya cukup untuk makan.
Mungkin kita berkata bahwa pembangunan bisa dinyalakan dari sunyi perdesaan. Hal itu memang benar adanya bagi masyarakat desa yang beradab. Selama ini yang kita tahu dari desa adalah nilai-nilai luhurnya. Warga masyarakatnya yang gemar saling tolong menolong, saling bermusyawarah, dan kekeluargaan yang erat di antara warganya.
Berbeda dengan di kota, kita menyebut masyarakat kota individualis, egoistik, konsumtif, dan banyak hal lain disematkannya. Kota-kota yang diiringi gemerlap lampu di malam hari yang membiarkan penduduknya berhadapan dalam arus putaran pasar yang keras. Kedamaian hidup di kota seperti nihilis.
Hal serupa berbanding terbalik dari pelukisan orang tentang desa. Suara gemericik air, pepohonan yang hijau, hamparan padi yang mmulai menguning dan kicau burung adalah pemandangan desa yang diimpikan masyarakt kota. Tapi bagi orang di desa hal sepeerti itu bukanlah yang perlu dinikmati setiap harinya karena sejak bangun sampai tidur lagi lingkungan tempat tinggalnya sudah seperti itu. Pemandangan yang indah seperti itu takk begitu memikat para penduduk desa. Buktinya banyak generasi muda yang ogah tinggal di desa.
Pemandangan alami yang indah di desa tak cukup berarti bagi penduduknya yang terhimpit kemiskinan dan terjerat hutang rentenir. Padi yang menguning, panen yang bagus tak cukup membeli kebahagiaan, juga tak cukup membuat anak-anak para petanni meneruskan pekerjaan orangtuanya, para pemuda anak petani desa dengan modal panen yang harganya murah pergi ke kota mencari pekerjaan baru.
Penduduk desa hari ini memanglah sudah tidak bisa disamakann dengan orang desa jamann dulu. Disentuh roda peradaban modern, orang desa hari ini juga mempunyai standar hidup yang sama dengan orang kota. Hidup petani yang dulunya cukup makan keluarga, bisa bayar iuran rt, gelar hajatan kampung. Kebutuhan warga desa sudah bertambaah lebih banyak. Mereka mulai membangun rumah yaang bagus, menyekolahhkan anak-anak di kota, atau mengirim anak bekerja di kota. Arus mdernitas merubahhh cra hidup desa. Nilai luhur desa kini jugaa berjalan beriingan dengann efek dari roda modernitas.
Masyarakat desa menikmati hidupnya kalau ia punya tanah. Tapi punya tanah saja tidak cukup jika mau bersanding dengan kebutuhan kehidupan moder. Harus didampingi dengan pekerjaan laiin, misalnya menjadi pejabat, menjadi pegawai, atau berdagang.
Capaian itu hanya bisa diraih para tuan tanah. Penduduk desa yang biasa buruh tani. Mencoba mengakhiri kemiskinan dengan meranntau di kota. Jika tidak hilanglah sumber penghasiilan. Mengandalkan buruh di tuan tanah seperti moyangnya dalu sudah tidak bisa lagi. Bayaran buruh tani sangat kecil. Lebih baik jadi buruh pabrik.
Di kota lah para orang desa bertemu dengan penduduk desa lain yang hampir serupa juga kasussnya. Pergi dari desa adalah keterpaksaan zaman. Lalu di kota berjumpa dengan konflik baru. Orang kota juga ada yg kaya dan miskin. Rumah reyot di pinggir-pinggir kalli yang kumuh menjadikan orang desa bersyukur. Semiskin moskinnya di desa lingkungannnyaa masih lebih bagus.
Orang desa bukannya tidak ingin membangun desanya. Tapi kenyataannya berkata, selama ini pembangunan itu dari kota baru ke desa. Pekerjaan yang beragam di kota menyediakan akses bertumbuh kaum muda. Di desa bukannya tidak bisa, tapi peluang tidaklah sebanyak di kota. Pun di desa kita berhadapan dengan lebih banyak keterbelakangan budi. Pemilihan kepala desa masih dimenangkan oleh calon yang menabur paling banyak uang meski minim gagasan.
2 notes
·
View notes
Text
Orang Miskin di Kota Cilegon Bertambah
CILEGON – Angka kemiskinan di Kota Cilegon per Maret 2023 mengalami peningkatan. Penduduk miskin di Kota Cilegon meningkat sebesar 0,34 persen atau bertambah 1,74 ribu jiwa dibanding pada 2022 lalu. Data itu diungkap melalui rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon pada Februari 2024. Dalam data tersebut disebutkan persentase penduduk miskin sejak 2016-2023 mengalami fluktuatif. Pada 2023,…
View On WordPress
#jumlah orang miskin#jumlah warga miskin#Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cilegon Damanhuri#kota cilegon#orang miskin#Pemkot Cilegon#Warga miskin
0 notes
Link
Jambi | Okebozz.Com | JSCgroupmedia ~ HUT ke-68 Provinsi Jambi 2025, bukannya memberikan kado istimewa bagi masyarakat kecil justru bikin sengsara. Warga miskin kini...
0 notes
Text
Penunggu Rumah Kosong
Dikisahkan dahulu kala, ada sepasang suami istri yang memiliki dua orang anak. Sepasang suami istri ini bernama bapak Joko dan Ibu Rina. Mereka adalah seorang pengusaha yang sukses. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki dan perempuan yang bernama Rio dan Maya. Bapak Joko dan ibu Rina memiliki sebuah rumah yang megah berada di seberang jalan.
Lima tahun berlalu, bapak Joko kehilangan sebuah perusahaan miliknya. Perusahaan milik bapak Joko telah hancur terbakar. Tidak ada sepeserpun barang yang bisa diselamatkan. Pada akhirnya bapak Joko jatuh miskin.
Bapak Joko stres dan mulai sakit-sakitan. Bapak Joko bingung akan menghidupi istri dan anaknya seperti apa. Bapak Joko dapat penghasilan hanya dari sebuah perusahaan tersebut. Sekarang perusahaan itu sudah hancur lebur tertelan api.
Bapak Joko mulai stress dan tidak tahu mau berbuat apa hingga bapak Joko nekat menghabisi nyawa istri dan anak-anaknya. Bapak Joko menghabisi nyawa istri dan anak-anaknya dalam rumah tersebut dimalam hari. Bapak Joko meletakkan mayat mereka begitu saja di kebun belakang miliknya. Setelah menghabisi nyawa istri dan anaknya bapak Joko pergi jauh ke luar kota.
Satu minggu berlalu, bapak Anto ingin pergi ke kebun miliknya dan kebetulan kebun bapak Anto dekat dengan kebun bapak Joko. Bapak Anto pergi berdua bersama anaknya Yanto.
”To ikut bapak ke kebun sama bawa cangkul ya,” ucap bapak Anto mengajak anaknya. “Iya pak,” ucap Yanto sambil mengambil cangkul dibelakang rumah. Bapak Anto dan Yanto bergegas menuju kebun yang berada di belakang rumah bapak Joko. Kebun milik bapak Anto tidak jauh dari kebun milik bapak Joko. Mereka berdua juga sering melihat bapak Joko berkebun bersama istrinya.
“Pak kasihan ya pak Joko, dulu mereka kaya raya sekarang mereka sudah tidak punya apa-apa,” ucap Yanto sambil berjalan menuju kebun. “Iya, mau gimana lagi sudah takdir juga,” ucap bapak Anto sambil berjalan menuju kebun.
Setelah mereka sampai di kebun yang berada di belakang rumah bapak Joko, mereka merasa ada yang aneh. Tercium bau menyengat yang tidak sedap dari kebun bapak Joko. Mereka kemudian pergi ke kebun bapak Joko untuk melihat bau yang menyengat itu berasal dari mana. Betapa kagetnya mereka dijumpai tiga mayat yang membusuk tergeletak begitu saja di tanah. “Yallah… jasad siapa ini,” tanya bapak Anto kebingungan. “Kita lapor saja pak, kepada pak rt,” ucap Yanto memberi saran. “Iya to, cepat kamu lari pergi ke rumah pak rt,” bapak Anto menyuruh Yanto. “Iya pak,” ucap Yanto berbalik arah bergegas menuju ke rumah pak rt.
Setelah sampai di rumah pak rt, Yanto menceritakan kejadian tersebut. Kemudian pak rt memberitahu warga dan menelepon polisi. Pak polisi datang ke rumah tempat kejadian. Warga sudah berkumpul di rumah itu. Di dalam rumah sudah kosong tidak ada siapa-siapa. Kemudian, jasad tersebut dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit.
Satu hari kemudian, dinyatakan bahwa jasad tersebut adalah istri dan anak dari bapak Joko. Namun, bapak Joko tidak tahu kemana. Warga setempat mengira bahwa bapak Joko pembunuhnya.
Satu bulan berlalu, akhirnya bapak Joko berhasil ditangkap. Rumah tersebut menjadi sunyi dan kosong. Konon ceritanya, istri dan anak dari bapak Joko bergentayangan dalam rumah tersebut dan suka menggangu warga setempat yang lewat depan rumah tersebut.
Tiga tahun berlalu, rumah tersebut sudah terkenal angker. Warga setempat mengakui bahwa istri dan anak bapak Joko masih bergentayangan dalam rumah tersebut.
Bapak Sutris tukang bakso keliling, sedang berkeliling menjual bakso. Bakso bapak Sutris terkenal enak. Hari sudah menjelang magrib, bapak Sutris mendorong gerobak baksonya lewat depan rumah bapak Joko yang terkenal angker. “Tiktok… tiktok… bakso… bakso…,” teriakan bapak Sutris penjual bakso. “Bang beli…,” ucapan lirih dari atas rumah tersebut. Kemudian bapak Sutris berhenti mendorong gerobaknya. Lalu menoleh ke belakang, dan bapak Sutris dikagetkan sosok berbaju merah, wajahnya hancur. Bapak Sutris kaget. Bapak Sutris ketakutan namun tidak bisa berbuat apa-apa, badanya kaku. Kemudian bapak Sutris memohon dan berdo’a kepada Allah untuk meminta perlindungan. Setelah itu bapak Sutris berlari sambil mendorong gerobaknya pergi.
“Yallah apa tadi itu mimpi ya,” ucap bapak Sutris dalam hati. “Ah sudahlah nggak penting juga,” sambungnya sambil mengambil air wudhu.
Setelah melakukan sholat, bapak Sutris pergi ke rumah bapak Wanto untuk menceritakan kejadian menjelang magrib tadi. “Assalamualaikum,” ucap bapak Sutris mengetok pintu. “Waalaikumsalam,” sahut bapak Wanto mempersilakan bapak Sutris masuk dan menawari secangkir kopi. “Di rumah seberang jalan itu kenapa ya to,” tanya bapak Sutris. “Tumben kamu tanya begitu, kenapa emangnya?” ucap bapak Wanto. “Tadi, menjelang magrib aku berkeliling jual bakso, kebetulan lewat di depan rumah itu. Tiba-tiba ada yang manggil mau beli, aku berhenti dan setelah aku menoleh ke belakang…,” bapak Sutris menceritakan kejadian menjelang magrib tadi. “Terus kenapa tris,” tanya bapak Wanto sambil memegang pundak bapak Sutris. “Kagetnya aku, aku diperlihatkan sosok wanita berbaju merah tetapi wajahnya hancur tak karuan. Disitu badanku semua bergetar, kaku. Aku minta perlindungan Allah, lalu aku lari membawa gerobak baksoku,” sambungnya.
“Jangan kaget ya, disini memang rumah itu terkenal dengan kenampakan sosok perempuan berbaju merah. Itu adalah penghuni rumah tersebut yang meninggal karena dibunuh. Karena perusahaannya bangkrut dan suaminya tidak bisa mengidupi istri dan kedua anaknya. Jadi, mereka dibunuh begitu saja sama suaminya. Mungkin sosok itu punya dendam jadi arwahnya gentayangan,” jelasnya. “Dulu juga banyak kejadian aneh. Setiap orang yang lewat depan rumah tersebut mau menjelang magrib bakalan ditampakkan dirinya dengan rupa yang hancur,” tambahnya.
“Jadi begitu, kasihan ya kok tega seorang suami membunuh istri dan anaknya,” bapak Sutris kebingungan dan tidak menyangka. “Iya bisa saja, kalau orang ke jalan sesat pasti fikirannya sempit hingga bisa senekat itu,” ucap bapak Wanto menjelaskan. “Iya juga sih,” ucap bapak Sutris menganguk pelan. “Iya begitulah jika kita tidak bisa menerima takdir dari Allah, berbuat seenak hati tidak berfikir apa yang terjadi nantinya,” ucap bapak Wanto sambil meminum secangkir kopi.
Lima tahun berlalu, rumah tersebut dijual dan dibeli oleh pengusaha muda yang tampan. Kemudian rumah itu diperbaiki dan direnovasi kembali. Tidak ada yang tahu mengapa pengusaha muda itu ingin membeli rumah tersebut. Padahal sudah terlihat bahwa rumah tersebut sudah tidak berpenghuni lama. Setelah rumah tersebut direnovasi, pengusaha muda tersebut mengontrakkan rumah tersebut.
Dua minggu kemudian, seorang gadis ingin mengontrak rumah tersebut. Dua minggu sudah dia tinggal di rumah itu. Waktu malam tiba, tiba-tiba dia mendengar lirihan suara minta tolong seorang perempuan dari arah belakang. “Tolong… tolong…,” suara lirih seorang perempuan dari arah belakang. “Siapa ya…,” ucap dalam hati Wati, gadis yang tinggal dalam rumah tersebut.
Wati memberanikan diri untuk melihat ke belakang karena dia penasaran akan suara tersebut. Wati berjalan pelan menuju belakang rumah, dia ingin tahu suara siapa minta tolong malam-malam begini.
“Brak…,” suara tendangan pintu dari depan. “Haa…,” terkejut hati Wati. Wati merasa dia diganggu kemudian dia lari kembali ke dalam kamar tidurnya. Lampu mati dan menyala kembali. Terus begitu, teriakan minta tolong tidak berhenti. Suara barang berjatuhan dari arah dapur. “Ya Allah lindungilah hamba,” Wati hanya bisa diam di dalam kamar. Keringat dingin badan Wati tidak berhenti. Rasa takut dan gemetar.
Setelah satu jam, lampu menyala kembali, tidak terdengar suara minta tolong. Disitulah, Wati merasa tenang dan dia berencana besok akan pindah dari rumah tersebut.
Keesokan harinya, Wati membereskan semua barang-barangnya dan pergi dari rumah tersebut. Sebelum pergi Wati menceritakan semua kejadian tadi malam kepada ibu penjaga warung dekat rumah Wati. Wati bermapitan kepada ibu tersebut dan pergi.
Akhirnya rumah tersebut dikontrakkan lagi, kisah Watipun viral. Tidak ada yang berani hingga saat ini untuk tinggal dalam rumah tersebut. Akhirnya rumah tersebut, kosong kembali.
0 notes
Text
Tak Punya Rumah Masuk Kategori Miskin
Ara Usulkan Rumah Pertama Jadi Indikator Kemiskinan dan Tanah Sitaan Dijual untuk Masyarakat Miskin. Usulan untuk memperluas indikator kemiskinan di Indonesia mencuat setelah Ara bertemu dengan perwakilan Bank Dunia (World Bank) baru-baru ini. Dalam pertemuan tersebut, Bank Dunia disebut memiliki indikator bahwa warga yang kekurangan konsumsi kalori harian tertentu sudah masuk dalam kategori…
0 notes
Link
0 notes