#Visi Misi BERBAKTI
Explore tagged Tumblr posts
Text
Taufadi Nyekar ke Guru Pesantren Minta Restu untuk Pilkada Pamekasan
PAMEKASAN, MaduraPost – Calon Wakil Bupati Pamekasan, dari Pasangan Berbakti, Taufadi, bersilaturahmi sekaligus nyekar kepada gurunya di Pondok Pesantren Darul Hikmah di Jalan H. Gazali, Kelurahan Jungcangcang, pada Sabtu (14/09/2024). Kunjungan ini bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan perjalanan spiritual bagi Taufadi, yang merupakan alumni pondok pesantren tersebut. Ia datang untuk nyekar…
#alumni#Ansari#Calon wakil bupati Pamekasan#Doa dan Restu#Dpr ri#KH. Rifa&039; Kaju Manis#Kunjungan Spiritual#Muhammad Baqir Aminatullah#Nyekar#Pamekasan#Pasangan &039;Berbakti&039;#Pdi perjuangan#Perjuangan Politik#pesantren#Pilkada Pamekasan 2024#Pondok Pesantren Darul Hikmah#Taufadi#Tawasul#Visi Misi BERBAKTI#Ziarah
0 notes
Text
Laki-Laki (Harus) Berilmu.
Beberapa waktu lalu ada yang bertanya begini, "Kenapa kamu memutuskan lanjut kuliah lagi? Terus aku liat kamu rutin ikut kajian, emang gak cape ya kuliah terus kajian kaya gitu?".
Pertama, menuntut ilmu itu wajib, karena dengan menuntut ilmu kita akan tau makna kebesaran Allah. Karena dengan ilmu kita akan sadar bahwa Allah itu Maha Besar yang telah menciptakan ilmu, dan mengatur semua tata cara berkehidupan di muka bumi ini.
Kedua, laki-laki itu harus berilmu dan paham agama. Karena laki-laki kelak akan menjadi imam (pemimpin) bagi keluarganya. Bagaikan sebuah kapal, laki-laki adalah nahkodanya. Maka nahkoda itu harus memiliki ilmu untuk menjalankan kapal itu dengan baik. Dan ketika terjadi cuaca yang buruk, nahkoda bisa mengetahui dengan baik cara menyelesaikan masalahanya melalui ilmu yang dimiliki.
Ketiga, dalam membangun rumah tangga juga harus di landasi ilmu. Karena dengan ilmu kita bisa paham bagaimana memperlakukan istri kita, bagaimana menuntukan visi misi berkeluarga yang baik menurut perintah allah , dan tau cara bagaimana mendidik anak agar menjadi anak-anak yang berbakti.
Laki-laki itu bertanggung jawab atas 4 wanita, yaitu Ibu, Istri, Anak Perempuan, dan Saudara perempuannya.
"Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..."
(QS. At-Tahrim : 6).
Menjadi imam dalam keluarga itu berat, maka laki-laki harus memiliki ilmu. Karena dengan ilmu kita bisa mengkoreksi mana yang salah dan menunjukkan mana yang benar.
Karena menjalankan kehidupan, berkeluarga, tujuannya adalah mendapatkan ridho Allah. Maka sudah seharusnya itu semua dijalankan atas dasar keimanan dan menjalankan perintah-perintah Allah swt.
Untuk aku, kamu, yang kelak jadi imam di keluarga, semoga tidak bosan untuk selalu menuntut ilmu, berkumpul di majelis ilmu, dan memperlajari kebesaran Allah melalui ayat-ayat Al-Quran.
-rekamdiksi
30 notes
·
View notes
Text
Random thought
Di umur ke-29 ini entah kenapa sampai sekarang masih belum sepengen itu untuk doa minta jodoh. Iya beberapa kali minta sih tapi kesannya enggak tulus ikhlas mintanya dan seperti "Yah, Allah tau yang terbaik buat hamba". Somehow ada perasaan losing interest in marriage. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sebenarnya.
Pertama, sudah terbiasa sendiri, apa-apa sendiri, kemana-mana sendiri, mau seneng, capek, sedih semua ditanggung sendiri. Sudah terlalu nyaman dan asik buat melakukan segala hal sendirian karena kalau sudah melibatkan orang lain rasanya agak ribet harus menyesuaikan ini itu. Bahkan aku sempat berpikiran "Untuk apa menikah? toh aku sudah cukup seperti ini. Aku bisa berkarier, aku bisa melakukan segala yang aku mau, aku bisa beli ini itu." Ya, tapi enggak memungkiri ada kalanya di saat-saat tertentu merasa "It must be nice to have someone to rely on". Misalnya, saat harus pulang malam-malam, ada yang jemput dan menjaga.
Kedua, terbiasa mencintai bukan dicintai. Misalnya, saat menyukai seseorang, aku akan benar-benar tulus dan perhatian. Namun nyatanya, aku tidak pernah mendapatkan kembali perasaan yang sama. Memang sih semuanya aku lakukan secara implisit. Padahal aku adalah tipe orang yang sangat sulit untuk jatuh cinta. Sekalinya jatuh, akan jatuh sedalam-dalamnya dan dalam waktu yang sangat lama, bertahun-tahun. Pun sampai sekarang tidak ada yang mendekati. Sehingga aku selalu merasa "I'm not deseved to be someone's special".
Ketiga, pernikahan itu terlalu complicated dan membuatku takut untuk percaya pada laki-laki. Dulu, saat kuliah aku punya impian untuk bisa menikah di usia 25 tahun dan sudah membayangkan dengan menikah aku akan sangat bahagia. Tetapi seiiring dengan berjalannya waktu, melihat berbagai permasalahan pernikahan di sekitarku membuat aku berpikir kembali "Apa urgensi dari menikah? Mengapa aku harus menikah selain karena sunnah dan menyempurnakan agama? Apakah aku masih akan tetap bahagia dan sebebas ini jika menikah?" Bahkan sampai sekarang aku masih terheran-heran dan belum paham bagaimana dua orang bisa memiliki rasa yang sama, bertemu dan menjalin ikatan? Kok, bisa?
Keempat, aku belum selesai dengan diriku sendiri. Masih ada banyak hal yang membuatku insecure, takut, padahal masih punya banyak mimpi. Aku masih belum selesai dengan mimpi-mimpiku. Sejujurnya, aku merasa siap secara mental untuk menjadi seorang ibu. Namun aku ragu siap secara mental untuk menjadi seorang istri. Bahkan, aku sering berfikir "Lebih pengen punya anak daripada punya suami". Eits tapi bukan berarti jadi melakukan hal yang buruk demi mendapatkan anak ya. Jika aku dalami lagi, sepertinya ini ada pengaruhnya dari pengalamanku mengasuh keponakan sejak dia bayi hingga usia 2 tahun. Rasa sayang dan cintaku itu terlalu besar untuk dia. Selain itu, skill-skill seperti memandikan, membuatkan susu, mengganti popok, mengatasi dia ketika tantrum atau nangis, membersamai ketika bermain dan belajar, bekerja sambil menggendong, memasak makanan ketika dia malas makan, menyuapi, semua sudah kulakukan dan aku merasa cukup percaya diri dengan itu.
Well, meskipun orang tua ingin sekali aku bisa menikah sebelum beliau berdua pensiun (tahun depan) dan ibu terutama selalu mengingatkan "Jangan terlalu picky", aku yakin karena Allah maha membolak-balikkan hati, nanti pasti ada saatnya pemikiran ini akan berubah jika Allah menghendaki aku bertemu dengan orang yang tepat, yang membuat aku merasa "Aku butuh dia", "Aku tahu alasan aku ingin menikah", "Visi dan misi hidup saling terkoneksi". Insyaa Allaah.
Tidak perlu terburu-buru. Enjoy the present moment. Aku senang karena Allah masih memberiku waktu yang lebih untuk berbakti kepada orang tua, belajar, membantu orang lain, dan menyenangkan diriku sendiri.
Terima kasih Allah yang sudah memberikanku hidup hingga saat ini. Terima kasih aku yang sudah kuat berjalan sejauh ini :)
-Jakarta, 21 Agustus 2023
2 notes
·
View notes
Text
Ibas harap kepemimpinan Prabowo dapat tuntaskan harapan masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas berharap kepemimpinan Presiden RI masa bakti 2024–2029 Prabowo Subianto dapat berjalan dengan baik dan menuntaskan segala harapan masyarakat.
“Kami berharap agar kepemimpinan Pak Prabowo berjalan dengan baik, dapat menuntaskan segala harapan masyarakat, menjalankan visi dan misi keduanya, sehingga negara kita lebih maju dan lebih sejahtera secara keseluruhan,” kata Ibas saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu.
Ibas juga berharap fondasi yang telah ditanamkan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo serta presiden terdahulu dapat dilanjutkan oleh Prabowo.
Menurut dia, karya bakti para pemimpin RI menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah bangsa.
“Kami juga berharap agar tantangan bangsa ke depan dapat dipecahkan dan diberikan solusinya. Itu juga saya yakin merupakan harapan masyarakat luas,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ibas menyebut pemerintahan Prabowo ke depan perlu menuntaskan permasalahan kemiskinan dan pengangguran, sekaligus senantiasa menciptakan kebersamaan dalam perbedaan.
“Tentunya saya juga berharap demokrasi yang berjalan ke depan mendapatkan ruang yang tentu tetap sesuai dengan etika,” sambung dia.
Menurut Ibas, demokrasi yang berjalan sesuai etika perlu agar masukan dan kritik yang disertai solusi dapat terus terdengar. Hal ini untuk memperkuat kepemimpinan Presiden Prabowo, sehingga tantangan dan isu yang belum tuntas dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI Periode 2024–2029 usai mengucapkan sumpah jabatan dalam Sidang Paripurna MPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Minggu.
Dengan berbalut setelan jas dan kain tradisional Betawi, Prabowo dan Gibran mengucapkan sumpah jabatan itu secara lancar di bawah kitab suci Al-Qur'an.
"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa," kata Prabowo membacakan sumpahnya.
Gibran pun mengucapkan sumpahnya sebagai Wakil Presiden RI. Setelah itu, keduanya menandatangani Berita Acara Pelantikan.
Sebanyak 709 anggota MPR RI menyaksikan prosesi pengucapan sumpah jabatan tersebut. Sidang Paripurna MPR RI itu juga dihadiri para tokoh nasional, pimpinan partai politik, dan perwakilan negara sahabat.
0 notes
Text
Konsisten Dukung Masyarakat, Bupati Tabanan Ngupasaksi Karya di Desa Perean dan Desa Payangan
BALIPORTALNEWS.COM, TABANAN - Shrada Bhakti dan wujud pengabdian di masyarakat, secara konsisten ditunjukkan oleh Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE., MM., saat menghadiri serentetan acara secara roadshow, di mana kegiatan tersebut tak hanya pembangunan yang bersifat sekala saja, namun juga secara niskala. Pihaknya beserta jajaran menghadiri Uleman Nodya Yadnya Atiwa-atiwa Massal/Pengeritan Kusa Pranawa dan Penyekahan di Desa Pakraman Perean, Desa Perean dan dilanjutkan ke Upacara Pitra Yadnya Ngaben Massal Banjar Adat Payangan Kaja dan Payangan Gereseh, Minggu (8/10/2023). Kegiatan pertama bertempat di Bale Wantilan Desa Adat Perean (Genah Peyadnyan), Desa Perean, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Karya yang digelar hingga 14 Oktober mendatang ini, diikuti oleh 47 Sawa Gede, 53 Ngelungah dan 96 peserta Metatah. Nampak hadir juga di kesempatan itu, anggota Komisi IV DPR RI, Perwakilan Pj. Gubernur Bali, salah satu anggota DPRD Tabanan, Sekda dan Kepala OPD terkait, Camat dan unsur Forkopimcam setempat. Hadir juga Perbekel, Bendesa Adat, Panitia Karya serta krama/masyarakat setempat. Tak hanya sebagai murdaning jagat dan ngupasaksi yadnya yang berlangsung di dua kecamatan, Bupati Sanjaya juga secara konsisten memberikan apresiasi serta pemahaman terhadap makna penyelenggaraan upacara untuk para leluhur, kepada masyarakat Hindu yang berkesempatan untuk bertatap muka dengan jajaran pemerintah siang itu. Bagi Sanjaya, dalam menjalankan kewajiban sebagai Krama Hindu, sudahlah sesuai dengan Visi dan Misi di Bali maupun Tabanan, Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yaitu Atma Kerti untuk upacara Ngaben dan Jana Kerti untuk upacara Metatah. “Dalam rangka menjalankan visi dan misi, Saya di Pemerintah Daerah sepakat untuk memberikan apresiasi atas apa yang dilakukan krama titiang, karena saling beririsan dengan program Pemerintah, sama-sama memiliki niat dan nilai yang sama. Bagaimanapun Saya selaku Kepala Daerah, bagaimana mengayomi, ikut berkontribusi dalam pelestarian adat, agama dan seni budaya. ini adalah tugas Pemerintah, ikut berkontribusi,” jelas Sanjaya saat itu serta menambahkan pemerintah dan masyarakat saling asah asih asuh, pembangunan akan terasa mudah. Maka pemerintah selalu hadir dalam apa yang dilakukan, selain memberikan doa restu, ngupasaksi juga ikut meringankan dan terbukti dengan biaya yang sangat terjangkau, tetap bisa berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam acara yang berlangsung di Desa Adat Perean, Biaya yang dikenakan untuk masing-masing sawa hanya berkisar Rp2,5 juta. Untuk nyekah sebesar Rp1 jutaan, ngelungah sebesar Rp300 ribu dan metatah Rp150 ribu per peserta. Sementara di acara kedua yang berlangsung di Balai Banjar Payangan Kaja, Desa Payangan, Kecamatan Marga, saat itu diikuti oleh 59 sawa ngaben, 7 orang ngelungah dan 19 orang metatah yang juga dipatok dengan biaya yang sangat terjangkau. “Pengabenan sangatlah murah, artinya yadnya ini nantinya akan dijadikan acuan di Pemerintah Daerah, ritatkala masyarakat mengadakan acara dengan biaya yang sangat terjangkau. Tabanan selalu dijadikan role model. Ngaben ini sangat luar biasa maknanya dan wajib kita lakukan, jangan sampai kita tidak membayar hutang atau kewajiban kita kepada leluhur," sebutnya sembari berpesan, bahwa Panca Yadnya wajib dilakukan, karena sebagai umat hindu memiliki kewajiban yang harus dibayarkan, sesuai dengan Tri Rna. Ketua Panitia Karya Atiwa-tiwa Banjar Adat Perean yang juga selaku Kelian Banjar Adat, I Nyoman Yuta menyampaikan, puncak karya dilaksanakan sampai 14 oktober mendatang, di mana persiapan telah direncanakan sejauh hari sebelumnya. Pelebon atau Pengabenan dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2023, tanggal 12 upacara ngerorasin mecaru, mendak don bingin, ngajum sekah, untuk di 13 oktober Metatah dan nyekah, dan di 14 Oktober nyegara gunung. “Terima kasih kepada Bapak Murdaning Jagat Tabanan sudah berkenan hadir dan nyaksi acara kami, kami mohon maaf apabila masih banyak yang kurang," ujar Nyoman Yuta saat mewakili krama setempat.(bpn) Read the full article
0 notes
Text
1. Visi misi dia menikah apa? Manhaj dia apa? Bagaimana hubungan dia dengan keluarga nya.
2. Niat dia menikah karena apa? tuntutan orang tua kah? atau desakan lingkungan atau apa?
3. Bagaimana nanti konsep parenting dalam mendidik anak?
4. Apakah dia merokok? suka main game? waktu luang nya dihabiskan untuk apa?
5. Bagaimana mengelola keuangan dalam rumah tangga, bagimana membagi pos pos keuangan nanti?
6. Jika belum punya rumah, apakah tinggal bersama dengan orang tua atau memilih sewa kontrakan?
7. Jika lama memiliki buah hati, bagaimana menghadapi nya berdua?
8. Jika masing masing masih punya orang tua, bagaimana untuk berbakti atau memberi (misal masalah memberi uang/ hal lain nya)
9. Pendidikan anak nanti bagiamana? sekolah pesantren atau formal?
10. Apa kriteria orang tua nya untuk menjadi menantu nya.
11. Apakah mempersalahkan masa lalu ?
12. Apakah mempunyai tanggungan hutang? atau apakah bekerja di tempat riba?
13. Bagaimana jika kita masih punya teman non mahrom setelah menikah?
14. Bagimana sikap dia menyelesaikan masalah?
15. Bagaimana sikap dia ketika dia marah?
16. Bolehkah mendaki atau camping seperti sebelum nya, apakah dia mau menemani? (semoga aku dapat yang suka juga dengan alam) wkwkwkw
17. Sudahkan belajar ilmu pra nikah? Sudahkah tau hak dan kewajiban suami istri?
18. Adakah planning jangka pendek atau jangka panjang?
20. Bagaimana kalau kita tidak diterima di keluarga besar ny? atau tidak diterima ipar2 nya?
21. Bagaiman cara pandang dia tentang musik, rokok dan hutang ?
22. Bagimana pandangan dia tentang poligami?
........
Untuk siapa pun yang sedang menanti dan berproses taaruf semoga Allah mudahkan, Semoga Allah lancarkan dan mempertemukan yang terbaik.
Jangan khawatir tidak ada yang sempit jodoh, Trust Allah, yakin sama Allah. Pasti datangkan, pasti pertemukan. Bagimana kuasa Allah begitu besar kan. Trust Allah .
Selamat mengencangkan doa, ikhtiar lalu tawakal.
Apa pertanyaan yang kamu ajukan sebelum menerima/memilih seseorang menjadi pasanganmu?
47 notes
·
View notes
Text
Jadi gimana cara dapetin jodohnya?
Perkara jodoh udah diatur sih. Tinggal gimana takdir kita ngebawa kesana dan gimana kita ngejemputnya. Nah, ada sebagian yang menjemput dengan metode pacaran, dan ada yang tidak.
Kalau aku, memilih untuk enggak pacaran.
Alasannya waktu itu adalah hidup aku aja udah ribet ngurusin macem-macem segala urusan sekolah, belajar, organisasi. Belum lagi otak udah ruwet kalau mikirin masalah krisis kepemimpinan, perang di timur tengah, global warming dan macem-macem. Jadi, aku otak aku enggak sanggup menanggung permasalahan pacaran.
Cara ngedapetin jodohnya, pakai rumus usaha plus doa akan membuahkan hasil. Jangan lupa serahin semua takdir sama yang punya hidup.
Jangan lupa juga berbakti sama orangtua soalnya itu adalah kunci. Restu orangtua itu adalah pelancar segala urusan hidup. Terus, selalulah berbuat baik. Karena kebaikan itu akan berputar dan kembali lagi kepada kita dalam kebbaikan yang lain.
Banyak lho orang yang ketemu jodohnya yaa ada ajaa gitu jalannya. Baik kenalan sendiri ataupun dikenalin.
Waktu itu sih aku punya targetan umur menikah. Dalam tenggang itu, kalau ada orang yang ngedoain aku cepetn nikah, akupun akan terang-terangan mengucap AAAMIIINNN, bukan yang malu-malu gitu. Ya siapa tau ada malaikat lewat kan pas ngedoa.
Aku punya target waktu menikah dan berusaha mempersiapkan fisik dan mental untuk jadi seorang istri dan ibu. Lalu, aku benar-benar punya visi misi pernikahan. Di waktu itu, kalau sampai ada orang yang ngedeketin aku, aku enggak mau pacaran tapi maunya langsung nikah.
1 note
·
View note
Text
Refleksi 2020-
365 Hari terlewati, waktu yang cukup panjang untuk sekedar mengingat setiap detik yang telah dilakukan lalu berakhir pada pertanyaan “apakah tahun ini lebih baik daripada tahu kemarin?” Kemudian kubuka rincian note resolusi 2020, buku agenda setiap hari, serta rangkaian memori yang tak sempat terabadikan dalam sebuah tulisan. Kalau ditanya makna 2020 buat saya apa? Maka dijawab Alhamdulillah ‘ala kulli haal, tahun belajar menaklukkan diri sendiri.
2020 saya yakin tahun yang berat bagi sebagian orang ditambah dengan hadirnya sebuah wabah pandemic global yang merubah kehidupan 360 derajat. Namun tak apa, saya yakin Allah melihat kita semua mampu hadapi makanya ujian ini ditimpakan kepada seluruh makhluknya.
2020 bisa disebut sebagai tahun belajar tentang penerimaan setelah beberapa rencana harus tertunda karena situasi dan kondisi yang tak memungkinkan, tahun kesabaran setelah beberapa kehilangn pekerjaan atau di PHK dan tak tahu harus makan apa untuk hari esok, tahun belajar banyak hal tentang digital dan belajar untuk focus disetiap keadaan. Apapun itu saya tetap berterima kasih kepada-Nya atas segala yang telah diberikan ditengah keterbatasan, kepada keluarga yang selalu mensupport, kepada sahabat yang memberi warna, kepada siapapun yang telibat dalam proses ini. Berikut saya merangkumnya:
Januari: Awal tahun ini saya awali dengan kenekatan pergi ke kampung Inggris Bersama seorang rekan untuk mengisi waktu libur selama 2 pekan. Disana saya kembali belajar disiplin Bersama orang-orang baru dan pulangnya bertambah lagi teman baru yang ternyata punya visi dan misi yang sama. Di akhir bulan dengan beberap pertimbangan memilih mata kuliah yang sebagian teman justru lari darinya dan akhirnya membuat saya berkecimpung di dalamnya lalu berakhir dengan mengambil topik tesis yang sama.
Februari: seperti tahun sebelumnya, rupanya Allah masih memberikan kesempatan saya untuk hidup, berbuat banyak hal, dan bersyukur di bulan kelahiran menurut calender masehi. Bertemu teman lalu mencari berbagai informasi conference LN dengan target bisa kesana bersama. Hari-hariku dilalui dengan history web yang hampir sama setiap harinya.
Maret: Jarang sakit tiba-tiba Allah berikan ujian sakit selam satu pekan. Dan bertepatan dengan awal Covid-19 di Indonesia. Pengetahuan tentang penyebaran virus ini masih minim yang dimana sekarang saya ketahui bahwa gejala yang terjadi ketika itu menghampiri Covid. Alhamdulillah bisa cepat pulih. 16 Maret kampus mengumunkan untuk kuliah daring, minggu ketiga dengan bismillah menyusun rencana baru dan jadwal rutin yang semuanya harus dilakukan dari kosan.
April: Dengan berbagai pertimbangan akhirnya saya memilih untuk pulang membersamai ummi di Rumah, merasakan yang Namanya isolasi mandiri. Survivor Covid pasti tahu bagaimana sulitnya isolasi mandiri dan edukasi kepada lingkungan yang 90% mengatakan Covid itu konspirasi. April dengan kesibukan amanah dan kuliah daring.
Mei-Juni-Juli-Agustus-September-Oktober: Puncak belajar tentang adaptasi, adaptasi menjalankan tanggung jawab di kepengurusan, rapat online dengan jaringan yang sering tidak stabil, kuliah di depan rumah di bawah pohon rambutan disertai suara bising kendaraan yang lalu Lalang, ketika hujan tiba koneksi terputus dan absen kuliah. Sekaligus bulan-bulan Panjang berbakti kepada Ummi, memecah rekor terlama di rumah setelah sejak memutuskan merantau. biasanya pulang paling lama 2 pekan. Hingga seringkali mendapat pertanyaan jika bertemu tentangga “Irfi masih disini, belum pulang ya?”., mungkin karena saking lamanya :D
Hari-hari yang kulalui di depan laptop untuk kuliah, ngerjaiin paper, proposal, webinar dari satu link ke link yang lain, handel kerjaan organisasi dll, memilih untuk stay di rumah dan tidak memberi kabar ke siapapun kalau sedang ada di rumah demi menghindari ajakan pertemuan yang pasti akan berakhir dengan meetup di suatu tempat.
Bulan-bulan dimana saya begitu merasakan momentum Ramadhan penuh cinta dan kasih, Idul fitri dan Idul adha dari rumah, sholat berjamaan Bersama kakak dan ummi, belajar masak yang selalu gagal tapi tetap diapresiasi oleh seisi rumah, wah terharu saya. Serta mengikuti program hafalan yang sedari dulu saya inginkan tapi tak pernah terealisasi karena harus nginap sedang Ramadhan masih tetap kerja. Masya Allah.
September-Oktober: Yey kedatangan keluarga baru ketika kakak memilih menyempurnakan separuh agamanya. Di tengah sibuknya persiapan lamaran dihari yang bersamaan saya harus mengikuti conference via daring. Ketika semua sedang sibuk saya diberikan kesempatan bersemedi dalam kamar menyelesaikan presentasi.
Detik yang berlalu setiap harinya mengajarkan saya arti keluarga yang sesungguhnya. Menyaksikan secara langsung berbagai pengalaman dalam mengambil keputusan, siapa yang bertahan dan memilih pergi.
November: ini momen saya berani mengambil keputusan kelas online berbayar untuk investasi leher ke atas setelah diskusi dengan diri sendiri bahwa saya membutuhkan kelas tersebut. Selanjutnya izin untuk kembali ke sini belajar, tak ketinggalan deraian air mata meninggalkan bandara. Kembali menata tujuan-tujuan yang sedang mepet deadline dan harus tertunda beberapa bulan kemarin. Diantara yang paling membuat sedih adalah “Bagaimana rasanya menjadi ummi yang ditinggalkan oleh anak-anaknya? Bagaimana jika ummi sakit dan sendiri di rumah? Serta berbagai kekhawatiran lainnya yang selebihnya hanya mampu kuurai dalam doa bahwa Allah sebaik-baik penjaga.
Desember: akhir bulan disertai perpisahan dengan rekan kepengurusan organisasi. 1) Kabinet Prestasi Keluarahan demisioner, 2) FMDK LPJ tengah periode, 3) Himmpas pun demisioner. Mengakhiri dengan sibuknya persiapan LPJ-an dan mengenang bahwa amanah ini rasanya cabinet online. Ahh tapi saya senang, allah masih melibatkan dalam project kebaikan Bersama dengan sahabat-sahabat yang memiliki visi dan misi yang sama yang bukan hanya orientasinya untuk dunia tapi juga untuk akhirat. Ditengah bulan alhamdulillah saya bisa ujian seminar proposal setelah sebelumnya nangis karena perubahan judul secara tiba-tiba, kemudia berlanjut dengan survey lokasi penelitian yang tentunya ada kendala juga di sana. Tapi apapun itu masih banyak hal yang harus disyukuri dibandingkan ujiannya. Masya Allah kuasa allah memang selali luar biasa.
Rangkaian peristiwa tahun 2020 adalah aplikasi dari ilmu yang selama ini diajarkan, dari ruang kelas, ruang tarbiyah oleh para gurunda, ruang majelis-majelis ilmu yang senantiasa didoakan oleh malaikat dan memang sudah waktunya untuk action. Kalau kata mba Avina…pada akhirnya ilmu (memang) akan lebih banyak didapat di luar sistem sekolah formal. Uniknya, ilmu kehidupan tak jarang dilalui dengan tahapan ‘abnormal’; praktik dulu baru belajar teorinya, kemudian akhirnya paham (walau seringkali masih harus ‘remedial’ di ‘pelajaran’ yang sama). That’s right mba!
Terakhir, untuk 2020 saya mau mengucapkan terima kasih kepada diri saya.
Terima kasih telah berjuang sampai saat ini, terima kasih karena selalu berusaha berpikir positif untuk setiap rencana yang kadang tak sesuai ekspektasi, untuk ruang penerimaan atas hal yang awalnya berat untuk kamu lepaskan, untuk selalu bersyukur disetiap hari . Terima kasih selalu berusaha bangkit tiap selalu ingin menyerah pada keadaan. terima kasih sudah melangkah sejauh ini dan selalu berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya.Terima kasih untuk tidak lagi membanding-bandingkan pencapaian diri sendiri dengan orang lain. Terima kasih sudah bersedia menerima dan memaafkan diri sendiri.
Saya percaya kamu kuat. Jangan lupa untuk selalu luruskan niat, doakan orang-orang baik yang selalu ada di sekitar mu. Teruslah bertumbuh dan berdampak untuk hal yang baik. Perjalanan kita masih panjang dan akan semakin menantang, tapi saya yakin, kita bisa melewatinya :)
Deslaimer: Dalam kalander hijriyah kita masih berada dipertengahan tahun yaitu 16 Jumadal Awwal 1442 H.
Yogyakarta, Desember 31 th 2020
12 notes
·
View notes
Text
Warga Bujur Timur Bersatu Dukung Pasangan Berbakti di Pilkada Pamekasan
PAMEKASAN, MaduraPost – Suasana di Desa Bujur Timur, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan, begitu hangat pada Rabu (18/9/2024) malam. Sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda milenial berkumpul di rumah H. Zubairi untuk menyatakan dukungan mereka terhadap pasangan calon Muhammad Baqir Aminatullah-Taufadi, atau yang dikenal dengan nama “Pasangan Berbakti,” pada Pamekasan 2024. Muhammad, salah satu tokoh…
#Deklarasi dukungan#Desa Bujur timur#Dukungan Warga#generasi muda#kabupaten pamekasan#Kecamatan Batumarmar#Komitmen Pelayanan#Latar Belakang Pesantren#Masyarakat terdampak#Muhammad Baqir Aminatullah#Pamekasan Maju#Paslon Berbakti#Pemuda Milenial#Peran Pemuda#Perubahan Pamekasan#Pilkada Pamekasan 2024#Ra Bakir#Taufadi#tokoh masyarakat#Visi-Misi
0 notes
Text
NYIAPIN NIKAH
"Lu nyante bae sih. Udah umur berapa sekarang? Disiapin bekalnya dari sekarang, jangan tua tua nikahnya" tutur seorang teman.
"Yaelaa sante bukan berarti ga nyiapin apa apa. Trus harus gitu, gue cerita uda nyiapin ini dan itu?"
Orang yang belum menikah tu punya banyak alasan dibaliknya, woy! Ada yang belum dapet restu orang tua, ada yang masih menanggung hidup keluarga, ada yang berkali-kali gagal, ada yang masih terluka sama masa lalunya, ada yang belum siap secara finansial maupun mental, ada juga yang emang belom dateng jodohnya, yah banyak deh. Jadi jangan men-generalisir orang yang belum niqa adalah orang yang hidupnya nyante bae tanpa arah tujuan, juga yang menunda niqa adalah orang yang punya alasan tyda syar'i.
Yawda kalo ada orang kek gitu dijelasin baik-baik aja biar doi ga sembarangan. Kali aja niatnya baik, cuma caranya aja yang bar-bar main tembak aja.
Seiring berjalannya waktu, maka pikiran kita akan lebih terbuka soal pernikahan. Pernikahan bukan hanya tentang di usia berapa kita menikah, melainkan sudah seberapa matang kita dihadapkan dengan pernikahan.
Menikah juga bukan hanya serba-serbi perasaan, bukan siapa yang melangkah duluan, melainkan memperbaiki diri untuk memperkuat visi misi dan tujuan.
Bukan hal yang memalukan apabila belum dipertemukan, kita bisa menikmati waktu-waktu yang ada untuk mempersiapkan banyak hal. Sebab, apabila kita sudah menata niat, keyakinan, dan tujuan juga membawa cukup bekal, ketika dihadapkan seperti si(apa)pun insyaAllah kita akan siap dengan segala konsekuensinya.
Tak perlu bersedih apabila belum mendapat restu orang tua, santai saja, dengan begitu kita punya waktu lebih untuk berbakti pada mereka sebelum mereka tiada, sebelum kewajiban utama kita berpindah alih ke suami (untuk perempuan), sebelum kita punya kewajiban di keluarga baru (untuk laki-laki).
Juga yang masih punya trauma masa lalu, its gonna be okay~ sebab yang paling mengerti keadaan dan ngerti bagaimana bersikap adalah diri sendiri. Yang penting jangan sampe lupa diri apalagi lupa sama Pencipta!
Dah yha, sekian~
Sidoarjo, 22 Desember 2019 | Pena Imaji
#self reminder#nasehat#kehidupan#cerita#memaknaiperjalanan#memaknai hidup#perjalananhidup#perjalanan#ntms#reminder#motivasi#inspirasi#pernikahan#nasihat#nasihatpernikahan#nasihatdiri#penaimaji#tulisan#tulisanbijak
142 notes
·
View notes
Text
Kamu pikir menjadi orang tua itu mudah? Seketika kalimat keluar dari mulut ibunya. *Memilih diam dan berlalu, dalam hati (Ibu, aku juga bingung, bagaimana semestinya aku terhadap ibu dan bapak)
Saling menuntut!
Setelah sekian lama aku jadi ngerti, bahwa kewajiban seorang anak adalah berbakti kepada kedua orang tuanya tanpa tapi, tepat dalam kitabullah di Qur'an Surah Luqman ayat 14 :
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسٰنَ بِوٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَفِ��ٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِى وَلِوٰلِدَيْكَ إِلَىَّ الْمَصِيرُ
"(Dan Kami wasiatkan kepada manusia terhadap kedua orang ibu bapaknya) maksudnya Kami perintahkan manusia untuk berbakti kepada kedua orang ibu bapaknya (ibunya telah mengandungnya) dengan susah payah (dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah) ia lemah karena mengandung, lemah sewaktu mengeluarkan bayinya, dan lemah sewaktu mengurus anaknya di kala bayi (dan menyapihnya) tidak menyusuinya lagi (dalam dua tahun. Hendaknya) Kami katakan kepadanya (bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada Akulah kembalimu) yakni kamu akan kembali."
(QS. Luqman 31: Ayat 14)
Sami'tu wa atha'tu, yaa Rabb aku hanya berupaya semampuku semaksimal mungkin kulakukan bukan karena keduanya, tetapi karenaMu, karena Engkau yang telah memerintahkan aku seharusnya berbuat baik selama bukan dalam kemaksiatan.
Seringkali pertanyaan muncul dipikirkanku:
Apakah visi dan misi keluarga ini? Apakah mereka benar-benar tahu hak dan kewajiban mereka sebagai orang tua?
Kalimat yang pernah aku dengar dengan jelas pada waktu itu saat ibu berbincang dengan temannya "Anak-anak hanya saya lahirkan, saya rawat semampuku, perkara mereka mau jadi apa terserah, nanti juga bakalan mengerti".
Iya, dan akhirnya anak-anak tumbuh tidak sesuai fitrahnya, orang tua yang tak dapat mengontrol emosi, anak usia 5 tahun dipukul seperti pembajak lagi memukul punggung sapinya agar bergerak lebih kencang, sayangnya anak 5 tahun itu, melemah dan hampir tak berdaya ditambah lagi teriakan-teriakan yang membuat hatinya terguncang. Ahhh banyak sekali...!
Apa sebenarnya yang salah...
Yang salah adalah orang tua yang tidak menjadi pembelajar, ia hidup apa adanya. Tidak mengupgrade dirinya, sibuk menikmati dunia yang fana ini.
Sayang sungguh sayang, anak-anak harus belajar Qur'an dari orang lain, mengenal Tuhannya dari orang lain, menjelang usia baligh ia kebingungan, bagaimana semestinya ia, bersyukurnya Allah titipkan rasa ingin tahu yang besar padanya, hingga mencari tahu bagaimana semestinya.
Banyak hal yang rumit dalam hidup ini, jangan pernah bertanya "kenapa" tetapi "bagaimana" sebab mencari solusi lebih baik dari hanya sekedar berkeluh.
Pesan singkat:
Bagaimana pun keadaan orang tuamu, tetaplah BERBAKTI
Sebagai anak, tetaplah BELAJAR agar tidak menuntut untuk dipahami tetapi belajarlah untuk memahami keadaan ini, kamu tidak bisa mengubah keduanya untuk menjadi yang kamu mau. Mulailah dari dirimu.
Tidak ada yang SALAH hanya saja kapasitas diri kita yang belum sampai untuk memahami keadaan ini.
BERSABARLAH lebih banyak, BERDOALAH lebih sering. 100% yakin bahwa Allah ada untukmu.
3 notes
·
View notes
Text
Aku diminta Ta'aruf Dengan Kenalan Ortu, Tapi Aku Gak Srek
Dear sholihat-sholihat queee..
Menikah itu ibadah terlama dan penuh dengan ujian dan cobaan. Pahalanya pun gak kalah besar ketika kita mengarungi kehidupan bersama dalam ketaatan dan ketakwaan. Maka, menikah itu seni dalam beribadah. Bagaimana kita bisa menjalankan ibadah terlama itu dengan penuh keridhoan dalam segala kondisi.
Menikah dengan yang kita dambakan emang penting untuk menjaga sakinah dalam RT. Tapi, inget lagi pilih dia yang kamu ridhoi agama dan akhlaknya agar bukan hanya sakinah yang kita dapet tapi lengkap seperangkat sakinah, mawaddah dan rahmahnya juga kita peroleh. Kenapa begitu? Karna setelah menikah kunci surga seorang istri itu ada di suami, bagaimana kita bisa meraih surga kalo salah satu diantara kita ada yang tak ridhoi? Gimana mau meraih samawa kalo diantara suami-istri ada yang gak ridho? Dan bagaimanapun perangai dan sifat asli suami kita nantinya wajib bagi istri berbakti pada suami apalagi kalo suaminya itu masih beriman gak ada uzur bagi kita untuk gak berbakti pada dia. Makanya pilihlah dia yang 'agama dan akhlaknya' kamu ridhoi. Yang terpenting 'Syarat dan Ketentuan' tetep berlaku dalam membangun visi-misi berRT. Mintalah fatwa pada Rabb-mu.. Mana diantara semua faktor dalam memilih 'S&K' itu yang paling mungkin membawamu dan keluargamu ke syurga.
Kalo bener-bener gak srek, sebelum menolak ta'aruf dari kenalan orang tua, dipastikan dulu kesholihan calonnya. Sebab, kita gak boleh asal tolak seseorang yang datang tanpa alasan yang syar'i, apalagi kalo yang dateng untuk memproses kita itu orang sholih. Galau, dilema, masih ragu-ragu itu datengnya dari setan. Hati dan penglihatan manusia itu lemah, libatkan Allah selalu dalam mengambil keputusan. Jangan asal putuskan memilih sesuatu karna sebab sreknya pandangan. Minta bimbingan Allah, agar diberi pilihan dan ketetapan terbaik menurutNya.
Menikah itu bukan persoalan "kita ada yang jagain dan kehidupan masa depan kita aman dan terjamin tersebab calonnya udah mapan finansial". Kehidupan berRT itu rumit belum lagi kejutan ujian dan cobaan lainnya. Gak bisa menyelesaikan masalah RT hanya dengan kemapanan finansial tapi juga harus ada yang paling utama dan wajib dimiliki yaitu soal keImanan apalagi posisinya sebagai qowwam.
Untuk persoalan ini ternyata masih banyak mentemen kita yang belum clear tentang visi-misi, cita-cita dan harapannya dalam berRT :'(
14 notes
·
View notes
Text
Tentang Kedewasaan
Aku jadi inget pernah ngomong ke umi "mi,pengen nikah muda kayak umi, boleh gak?" Dan jawaban umi itu, "boleh, bagus malah daripada dilamain nanti jadi zina juga kan bahaya" dan lanjut lagi "masalahnya emg ada yang mau sama ade?" disitu aku ketawa ngakak,tapi iya juga sih.
Lagian dari kejadian rantau juga aku belajar nikah bukan sekedar menghalalkan cinta tapi ada visi dan misi yang besar, ada tanggung jawab yang besar, dan itu menurut aku harus dipersiapkan sedini mungkin, karenaa ilmu rumah tangga ituu luas bangeet, mulai dari ilmu mendidik anak, ilmu sabar, ilmu komunikasi, menejemen keuangan (udah kayak jurusan kuliah ya wkwk), masih banyak lg deh kyknya aku mah blm khatam deh ada tentang apa aja wkwk, tapi ya sebanyak itu ilmu yang diperlukan.
Dan menurut aku kalo mempelajari ilmu pernikahan yg sebanyak itu dari sekarang menguntungkan banget loh walaupun gatau nanti bakal jodoh atau ajal duluan yang menjemput, karena belajar ilmu pernikahan itu mendewasakan kamu, membiasakan kamu berlaku baik, dan untuk menjaga keluarga itu juga butuh ilmu agama jadi secara gak langsung kamupun mempelajari ilmu agama yang bermanfaat.
Kalo dari pelajaran pranikah kita belajar harus menjaga diri dengan cara berpuasa dan kita menerapkannya itu bisa jadi pahala dan bekal, coba kalau tiba2 ajal menjemput sedangkan kita dalam keadaan menjaga diri dengan berpuasa.
Dan kamu tahu? Cara membangun keluarga bahagia itu dengan berdekatan dengan Allah dan menjalan kewajiban dan sunnah nya,ketika hal tersebut kita ketahui diperlukan dalam pernikahan tentu dari skrg pun kita mencoba untuk menerapkannya dan itu berdampak baik walaupun kita gatau nikahnya kapan kan yaa hehee, tapi tetap bisa kita terapkan di keluarga sama ayah,ibu,kakak,atau adik.
Contohnya seperti mengajak tahajjud bersama, melaksanakan puasa sunnah bersama, mengajak pergi ke kajian, dan saling mengingatkan kewajiban dan sunnah lainnya.
Ada juga tentang membangun komunikasi, berbakti kepada orang tua,mempelajari ilmu sabar, mengolah rasa dan mengatur rasa marah kita, itu pun akan berguna untuk diri kita agar terus bersabar,bersikap baik, bertutur kata yang santun ke orang2 sekitar terutama ke ayah,ibu dan anggota keluarga lainnya
See? Ngomongin parenting dan nikah itu bukan sekedar cinta doang tapi tentang kesadaran diri juga, jadi gaada salahnya dipelajari dari sekarang. Umur gak ada yang tau, tetapi kesadaran untuk terus berbuat baik harus tetap terlaksana.
Kebayangkan kalau baru belajarnya mepet2 mau nikah atau setelah nikah, ilmu rumah tangga bukan ilmu yang hanya perlu dihapalkan kemudian dinilai oleh guru, tapi ini tentang attitude atau sikap yang harus dibiasakan untuk dinilai oleh Allah.
Yuk, mulai skrg kita sadari dan pelajari bareng-bareng diniatkan karena Allah yaa,jangan karena pingin cepet nikah. Kalo dapet cepet nikah nya itu bonus🤣😆
Kalaupun kita sudah nikah tetap belajar karena tiap harinya selalu ada yang perlu kita perbaiki.
Menurut sebuah tulisan yang pernah aku baca, keluarga itu unit terkecil untuk membangun peradaban dan membuat perubahan. Maka nya kita coba dulu dari unit terkecil yang kita punya❤️
Tidak ada kata 'berhenti' dalam melakukan kebaikan dan memperbaiki diri.
3 notes
·
View notes
Text
Prioritas
Apakah prioritas seorang anak adalah orangtuanya. Dimana ridhonya kita cari dan perjuangkan.
Tapi bagaimana kalau kita tidak se visi dan sepemikiran. Masihkah kita menjadi anak yang berbakti?
Bukankah tugasnya adalah untuk mengkomunikasikan dengan baik apa visi dan misi mu.
Kalau kamu merasa sudah mengkomunikasikan, dan jawabnya iya walau terpaksa, buktikan bahwa 'iya' mereka adalah sesuatu amanah yang berat yang harus diselesaikan, harus dijalankan dan dibuktikan. Bahwa kamu cukup dewasa untuk bisa mengambil keputusan sendiri.
Jangan mengeluh, sedikitpun tidak boleh mengeluh. Bahkan hanya sekelebat dalam fikiran.
Sudah menetapkan tujuan kan? Jalani apa yang sudah kamu tetapkan untuk berjalan menuju tujuanmu. Saatnya fokus untuk meraihnya.
Eh inget!
Kabarin mbok mu setiap hari, selagi ada jaringan. Jangan lupaaaa itu kudu inget, :D
Masih Bogor di hari yang sama.
1 note
·
View note
Text
Pertama datang.
Tulisan-tulisanku mengenai siapa yang datang, mempertanyakan akan dibersamai siapa. Sekarang terjawab, juga ditertawakan.
Kamu yang tiba-tiba datang menemui ayah dan ibu, kamu yang tiba-tiba memintaku jadi istri, kamu yang tiba-tiba menanyakan visi misi setelah menikah.
Ternyata yang kupertanyakan siapa, jawabannya dekat, takterduga sama sekali, ternyata yang menjadi jawaban atas pertanyaanku adalah temanku sendiri, teman yang senantiasa rapat bersama, menyusun proker, sampai kegiatan bersama.
Ibadah paling panjang setelah berbakti pada orang tua, ternyata bersama kamu, gaakan selalu mudah, gaakan selalu baik baik saja, tapi insyaAllah dihadapinya selalu berdua. Terima kasih sudah berjuang dan diperjuangkan, terima kasih sudah datang setelah 6 tahun takberkabar.
Sering masih gapercaya ternyata Allah beri jalan yang indah sekali, dihantarkan dengan cara yang baik, dilancarkan juga prosesnya.
Apa yang pernah aku tuliskan, ingin bersama orang seperti apa benar-benar Allah ijabahkan. Ternyata jawabannya dekat, temanku sendiri yang takpernah sekalipun muncul dalam benak akan bersamanya.
Ternyata benar, doa seperti ayuhan sepeda, takselalu dijawab cepat, tapi pasti akan sampai pada tujuannya.
Terima kasih ya, setelah ini berdua.
Ternyata tulisanku 2015, terjawab.
Tertanda,
Calon istri Reynaldy Shabir Maulana 😅
Kantor, 21 April 2022
1 note
·
View note
Text
#cuma keresahan dalam pikiranku untuk diriku sendiri.
------
Spoiler ini sebenernya random thought hehe
------
Hai, aku ina
Skrng umurku 22
Lagi skripsian
Moga cepet sidang, cepet wisuda, cepet dapet kerjaan, cepet punya uang buat jajanin diri sendiri.
Akhir-akhir ini mungkin aku masuk dalam fase quarter life crisis, sesuai sama tulisan diatas. Masa dimana kebingungan dan kebimbangan menghinggapi. Tapi walaupun begitu sebenernya aku udh rancang hidupku jauh2 hari, iya, aku punya life plan hidup.
Tapi ya namanya hamba, kadang takdir Allah yang datang tidak sesuai sama apa yg kita ekspektasikan bukan(?) Kita hanya bisa menerima dan bersyukur.
Tentunya aku bersyukur bisa hidup hingga di usia sekarang, bisa menjalani kehidupan normal selayaknya manusia walaupun juga masalah pasti hadir untuk memberikan warna dalam hidup. No problem.
Namun terkadang pula aku merasa dunia tidak adil terhadap diriku.
Wajarkah itu?
Lagi-lagi, aku diingatkan bahwa memang dunia hanya tempat sementara untuk mengumpulkan amal-amal terbaik selama ini buat bekal perjalanan menuju akhirat yang aman.
Jadi itu prinsip yg kupegang hingga saat ini.
"Menjadi sebaik-baiknya manusia dan bermanfaat bagi orang lain"
Menurut versi terbaik diriku.
~
Tentang diriku, mungkin aku orangnya agak moody-an, bisa tiba-tiba marah, ga enakan, sedih, cuma karena sesuatu hal yang datang tidak sesuai ekspektasi. Mungkin juga karena sebab tertentu yg menurutku 'kok gitu sih'
Aku sangat-sangat menjaga prinsip 'lebih baik diam ketimbang sok-sok-an ikutan akan sesuatu hal yg menurutku 'apa banget deh' mungkin bisa dibilang 'cari aman' ya mending gitu sih cari aman buat kebaikan hihi tapi tergantung kondisi juga sih.
~
Di tulisan kali ini sebenarnya aku ingin bercerita tentang bagaimana rencana kehidupanku jika aku akan menikah nantinya hehe. Termasuk dalam life plan hidupku juga sih.
Ya buat reminder gitu lah. Jadi kalo melenceng ku akan baca note ini.
Kriteria calon pasangan, ku akan sebut ini, partner hidup. Ya karena nantinya akan hidup bareng 7/24 selalu sama-sama so pasti partner yang akan bisa saling memahami. Jadi dia yang akan nantinya membimbingku, ku harap bisa melebihi apa yang aku miliki sekarang, dari segi ilmu, amal, materi dan dia juga bisa jadi teman ngobrol yg asik, ga kaku *walaupun sebenarnya diriku yg kaku 😁, pengertian, menjaga diri dan pandangannya.
Mungkin yang paling utama itu visi misi apa yang akan ku bangun dalam rumah tangga.
Aku sangat ingin menjadi ibu yg hebat dan partner yang hebat untuk pasanganku. Menjadikan keluarga yang Rabbani, berlandaskan Al-Qur'an dan kesederhanaan. *Kek macem visi misi lembaga aja wkwkwkw.
Tapi seriusan deh keknya itu perlu karena bisa didetailkan menjadi misi-misi apa yang akan dicapai misal nih ya misi-nya
- ingin punya anak yang cinta Al-Qur'an dan jadi mujahid untuk agama, pasti sebelum ini kan orang tuanya harus siapin diri dulu, banyakin interaksi sama Al-Qur'an, ikutan kelas Qur'an, banyak belajar ilmu agama dan lain sebagainya. Begitupun aku. Tapi ya begitu aku akan #mulaiajadulu hehe walaupun sebenarnya sifat diriku masih jauh aku akan berusaha, nah .....
Aku, wanita cengeng, mudah marah, tiba-tiba mood berubah, tapi jika pasanganku bisa memahami dengan baik, tentu aku bisa mengatasi hal itu dengan perasaan yg baik juga.
Aku, bukan perempuan yang jago masak, sangat jarang sekali rasanya aku memasak selama kuliah, paling banter aku hanya kupas-kupas bawang saja atau masak yg instan hihi tapi aku sudah belajar sedikit sedikit memasak karena mungkin nanti dia yang akan jadi partner ku agar dia bisa betah di rumah dan selalu bisa mencicipi makananku nantinya.
Aku, bukan perempuan yang jago dandan, memakai make up kondangan pun, paling hanya bedak, lipstik tipis dan sedikit rona di pipi, itu menurutku sudah cukup, rasanya sangat malu jika harus berdandan ala-ala selebgram/beauty vlogger, walaupun ada keinginan untuk mencoba. Namun untuk menyenangkan partnerku nanti tentu sudah sepantadnya aku mencoba yang terbaik di depannya.
Aku, sangat ingin pola pengasuhan anak-anakku kelak bisa berbagi peran dengan partner hidupku, karena menurutku jika keduanya bisa saling, maka anak akan bisa mendapatkan kasih sayang yang optimal.
Dan tentunya fitrah sebagai istri dan ibu harus aku pelajari dari belajar parenting dengan ahlinya. Dan aku sangat ingin sekali memberikan yang terbaik kelak untuk anak-anak ku.
Maka aku harap partner hidup bisa saling belajar dan memahami akan perannya dalam pengasuhan anak.
Aku, mungkin bisa dibilang ga begitu perduliin nyinyiran orang kalo di dunia nyata, tapi kalo di dunia maya hmmm aku mudah insekyur-an banget. Tapi ya kadang aku bisa mulai menata kembali hidupku, kadang juga ambyar huhuhu.
Aku, mungkin sedikit sekali pergaulan ku dengan banyak orang, makanya mungkin aku agak kaku, tapi jika aku sudah kenal dengan seseorang aku akan menaruh perhatian sangat untuk orang tersebut, terlebih untuk teman-teman dekatku.
Aku seorang perempuan berkacamata, sangat sulit rasanya jika bepergian tanpa kacamata, bahkan mungkin saat ini aku sudah menjaga kawan setia kacamata. Mungkin untuk sebagian orang yg melihat perempuan berkacamata damage-nya karena cute, tapi sesungguhnya aku sangat takut sekali nanti jika lama kelamaan mataku bertambah minusnya menghambat proses persalinan. :(
Semoga tidak dan semoga sembuh untuk mataku ya , moga juga dia partner ku bisa memakluminya.
Sebenernya sih itu aja, cuma ingin menyampaikan smoga kelak yang akan menjadi partner hidupku nanti bisa menerima banyak-banyak kekuranganku, memaklumi kekurang pahaman dalam diriku, bisa saling membantu, saling menjaga kepercayaan, dan mau belajar bersama.
Sangat mudah bagi perempuan untuk mendapatkan surga, salah satu jalannya ialah dengan berbakti kepada suaminya, menuruti keinginan suaminya selama itu baik, menjaga diri dan harta suaminya, dan jika suaminya ridho terhadap dirinya, maka dia akan diberikan kemudahan untuk masuk surga.
Semoga aku bisa menjadi istri yg taat pada suamiku kelak. Huhu aamiin
-------
00.00
23 Februari 2021
1 note
·
View note