#Utsman
Explore tagged Tumblr posts
Text
Utsman bin Affan: Dari Sahabat Dekat Nabi Hingga Terpilih Khalifah Ketiga
PAMEKASAN, MaduraPost – Setelah wafatnya Khalifah Umar bin Khattab, umat Islam menghadapi momen penting dalam sejarah kepemimpinan mereka. Dalam situasi yang kritis, umat Islam tidak terburu-buru dalam memilih pemimpin baru, melainkan melalui proses musyawarah yang mendalam di antara sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW. Utsman bin Affan, seorang sahabat yang terkenal dengan kedermawanan dan…
#Abdurrahman bin Auf#Ali bin Abi Thalib#Bai&039;at Utsman#Dermawan Utsman bin Affan#Ekspansi wilayah Islam#Kekhalifahan Islam#Khilafah Rasyidah#Masa kejayaan Utsman bin Affan#Pembukuan Al-Qur&039;an#Pengangkatan khalifah#Proses syura#Sahabat Nabi#Sejarah Islam#Sejarah kepemimpinan umat
0 notes
Text
Bagian dari cinta..
Ini tentang pernikahan. Dua orang yang Allaah tetapkan menjadi satu ikatan bernama pernikahan. Allaah pasangkan dua orang dalam kebaikan dan menjalani hari demi hari dengan berpasang-pasangan.
Namun teruslah ingat, bahwa Allaah menyatukan kedua hati tak lantas keduanya harus terus sempurna tidak ada cela. Tidak, tidak demikian. Rumah tangga Rasulullaah Shallaahu alaihi wassalam pun tak luput dari ketidaksempurnaan.
Oleh karenanya jika setiap rumah tangga nanti engkau menemukan kekurangan ada pada pasanganmu. Nasihat Al-Quran begitu tinggi, yaitu "Sabar". Jangan mudah marah, jangan membesarkan hal-hal sepele. sebab boleh jadi dibalik apa yang tidak engkau sukai, Allaah telah menyiapkan hikmah besar yang tidak pernah engkau sangka-sangka untuk melengkapi kekurangan yang didapatkan di setiap pasanganmu, dan itu bagian dari "taqwa".
Nasihat Syaikh Utsman Al-khamis hafidzhahullaah ta'ala :
"Demi Allaah, ada banyak nasihat tentang rumah tangga. Tapi saya katakan, nasihat terbaik untuk para pasangan suami istri adalah mengabaikan hal-hal sepele. Tidak perlu mempermasalahkan hal-hal sepele. Abaikan dan jalani saja. Tidak ada manusia yang sempurna. Jikalau dalam segala hal engkau selalu menyalahkan pasanganmu. Maka semua yang dia lakukan akan selalu salah dimatamu. Dan siapalah yang hanya memiliki kebaikan saja? Tidak ada sama sekali. Kecuali Rasulullah Shallaahu alaihi wassalam."
Barangkali memang benar ya, dalam rumah tangga itu hal yang kita kira besar akan menjadi ringan bila meminta pertolongan Allaah. Dan hal kita kira kecil, bisa menjadi rumit dan besar tanpa meminta pertolongan Allaah. Maka rumah tangga yang bahagia adalah keduanya saling memberi udzur untuk satu sama lain. Bahwa keduanya adalah manusia biasa yang jauh dari kata sempurna.
Dijadikan menjadi satu sama lain tidak lain tidak bukan untuk melengkapi kekurangan dan kelebihan yang telah dimiliki. Memahami bahwasanya rumah tangga adalah ibadah terlama yang mana untuk menjalankannya dibutuhkan sabar. Sabar tidak hanya dilakukan ketika ditempat ujian, namun juga kala menjalankan ibadah kepada Allaah. Itulah mengapa sabar tidak hanya berdiam diri saja tidak melakukan apapun. Sabar ridho dengan apapun yang telah ditetapkan namun terus berikhtiar hingga selesai.
Sabar itu adalah upaya, jika hari ini engkau menemukan sabar itu ada pada pasanganmu. Maka banyaklah bersyukur. Bersyukurlah kepada Allaah bila hari ini pasanganmu begitu berupaya ingin membahagiakan mu dengan cara-caranya yang untuk ukuranmu mungkin terlihat sederhana. Sebab kau tidak akan pernah tahu semaksimal apa upaya yang telah ia lakukan untuk memberikanmu sebuah kebahagiaan.
Tidak ada pasangan yang saling bertemu karena Allaah yang tidak saling berupaya untuk memberikan yang terbaik. Maka bila hari ini kau mendapati pasanganmu begitu berupaya sekali untuk memberikanmu kehidupan yang layak. Maka cara terbaik untuk membalas kebaikannya adalah dengan mendoakan kebaikan untuknya, bersyukur kepadaNya dan berupaya semaksimal mungkin untuk mengupayakan hal yang sama kepadanya. Dengan cara melakukan yang terbaik pada perannya masing-masing.
Sabar, saling memberi udzur dan memaafkan pada hal-hal sepele. Akan mendatangkan ketenangan dan kebahagian bagi satu sama lain. Allaah akan hadirkan rasa itu kepada rumah tangga yang menahan dirinya untuk marah sekalipun ia sangat mampu untuk melakukannya namun ia tahan dan bersabar sebab Allaah yang perintahkan.
Tidak pernah ku lihat sebuah cinta yang lebih indah dari sebuah pernikahan yang dilandasi rasa takut dan cinta karena Allaah. Sebab sekecil apapun yang diupayakan dalam sebuah biduk rumah tangga akan selalu bernilai ibadah disisiNya.
Ya Allaah berkahilah setiap rumah tangga yang didalamnya saling mengupayakan kebahagian satu sama lain. Labuhkanlah cinta diantara keduanya di surgaMu nanti. Sebuah tempat yang tidak lagi menemukan rasa sakit dan sedih. Aamiin..
Mendoakan bagian dari cinta, dalam perjalanan menuju rumah || 10.45
#tulisan#pernikahanimpian#pernikahan#ruangsyukur#rumahtanggamuda#rumah tangga#menulis#catatan#nasihat#wanita#kebaikan#perjalanan#syukur#akumenulis
304 notes
·
View notes
Text
Kita dan Al-Quran
Alhamdulillah saat ini muslim tengah gencar berhijrah, berlomba - lomba dalam kebaikan. Banyak komunitas kajian juga tilawah Al-Quran ODOJ/OWOJ misalnya namun apa yang menjadikan sebagian mereka yang gencar mengkhatamkan Al-quran sebulan, sepekan bahkan beberapa hari sekali sikapnya masih bertentangan dengan Al-quran. Masih terlibat riba, berdusta & bergibah misalnya ? Menurut para ulama disebabkan karena Al-quran hanya dibaca tidak ditadabburi. Meski sebenarnya dengan membaca saja seseorang memperoleh pahala. Tapi Rasulullah bersabda bahwa sebaik2nya manusia adalah yang mempelajari dan mengajarkaannya dalam hal ini mencakup mengkaji, mentadabburi, mengamalkan, mengajak dan mendakwahkannya.
Dan mengapa engkau tidak mentadabburi al quran ? Seandainya al quran bukan dari sisi Allah niscaya akan ditemukan kontradiksi didalamnya.
dan "Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan." (QS;Al -Waqiah 77-79)
Ditafsirkan Ibnu Katsir maksud orang disucikan dalam ayat adalah orang2 beriman meskipun ia berdosa namun dikehendaki kebaikan dan dihendaki untuk diampuni dosa - dosanya. .Juga ditafsirkan sebagian ulama bahwa Al-quran tidak boleh disentuh oleh orang yang ber hadast. Pantaslah Utsman Bin Affan Ra. "Mengatakan seandainya hati bersih maka tiada akan bosan ia berinteraksi dengan Al - Quran" Sedangkan orang kafir, munafik yang mengeras hatinya karena sangat berdosa. "Sesungguhnya mereka benar-benar dijauhkan dari mendengar Al-Qur'an itu. (Asy-Syu'ara: 210-212)
#selfreminder#sabar#islamic quotes#syukur#inspiration#ikhlas#islamic reminders#surga#neraka#tawakal#istiqamah#hijrah#pernikahaan#jodoh#maut#doa#taubat#kajian#kajianislam#kajiansunnah#tadabbur#taffakur#nasihat#quote#quote islami#quotes#motivasiislami#motivasi islami#motivasi
23 notes
·
View notes
Text
إنما أعطاكم الله الدنيا لتطلبوا بها الآخرة ولم يعطيكموها لتركنوا إليها.
"Sesungguhnya Allah memberikan kalian dunia agar dengannya kalian cari kehidupan akhirat bukan malah condong kepadanya."
-Utsman bin Affan-
2 notes
·
View notes
Text
Ceritanya masih dalam proses menemukan diri sendiri. Mahabaiknya Allah yang udah menciptakan kisah Rasulullah sedemikian relevan buat diteladani. Termasuk bagaimana hubungan sosial beliau dengan keempat sahabat dekatnya. Empat sosok Khulafaur Rasyidin yang entah gimana ceritanya, Allah beneran buat keempat-empatnya punya karakteristik dan ciri khas yang variatif.
Kalaupun kita masih sulit untuk plek ketiplek sama Rasulullah, baik dari segi akhlak ataupun yang lainnya, kita masih bisa meneladani sahabat -sahabatnya. Biar, gaada lagi umatnya di jaman ini yang bilang "Ya kita gaakan bisa kayak Rasulullah lah, orang rasul punya sifat ma'sum." Oke, boleh. Allah yang Maha Tahu udah punya caranya sendiri buat mengantisipasi umat rasul dengan denial-denial kosong kayak gini.
And voila!
Adanya Abu bakar, Umar, Utsman, dan Ali akan memberikan perspektif yang lebih luas terkait bagaimana cara memanusiakan manusia, memahaminya dengan gayanya masing-masing, karakteristiknya masing-masing. Kita sebagai ahlussunah wal jamaah, harusnya udah clear nih tentang ke tsiqoh an kita ke sahabat nabi. Maksudnya, mau bagaimanapun kepribadiannya, ni Khulafaur Rasyidin ya tetep orang-orang yang udah duluan dijanjikan surga sama Allah. Kalaupun di sepanjang sirohnya nanti kita temukan perbedaan-perbedaan yang kurang sreg, kita bisa balikin lagi ke fakta bahwa, bahkan sahabat pun hanya seorang manusia biasa, yang pasti pernah salah. Bedanya, mereka sekali salah diingetin peka, langsung taubat dan terus-terusan inget kesalahannya. La kita? ditegor aja kudu berkali-kali dulu biar sampe kudu inget lagi sama hal-hal yang seharusnya. Itu pun masih bisa ngelakuin hal yang sama berulang kali setelahnya. Sksk istighfar.
Well, setelah habis baca novel "The Glory Story of Two Umars", aku sedikit merefleksikan diri. Umar bin Khattab sahabat rasulullah yang nabi sendiri bilang "Kalau ada nabi setelah Muhammad, pastilah dia Umar bin Khattab." Padahal kita tau bahwa sosok Umar sekeras apa dan setegas apa. Menurutku, Umar juga cenderung terburu-buru dalam memutuskan sesuatu. Tapi seringkali buru-buru nya beliau, emang langkah yang benar dan sesuai menurut Allah. Kayak pas dulu nentuin tawanan perang badar mau diapain. Rasulullah masih kasihan dan mending dilepasin. Tapi Umar lebih memilih dibunuh aja karena mereka jelas masih orang kafir dan memerangi Allah. Abu bakar yang tipikalnya lembut dan sangat sami'na wa'athona ke Rasulullah, langsung setuju keputusan Rasulullah. Sampai besoknya nabi sendiri yang minta maaf ke Umar kalau pendapat Umar justru lebih tepat dibandingkan keputusan yang nabi dan abu bakar sepakati. Umar juga ga nyangka kalo pendapatnya lah yang justru linier sama wahyu Allah bahkan sebelum Allah wahyukan. Masyaallah.
Umar mungkin keras, tapi hati kecilnya barangkali adalah hati terbening tanpa menyimpan dendam dan iri hati. Makanya seringkali keputusan-keputusan cepatnya tepat sasaran, karena yaa Allah sendiri yang bilang kalau sudah mencintai hambanya maka apa-apa dalam diri hambanya adalah apa-apa yang pasti Allah lakukan juga. Tangan, kaki, hatinya terkoneksi langsung ke Allah, sampai menciptakan harmonisasi. Antara kemauan hambanya dan kemauannya Allah.
Aku mau bilang kalau dari beberapa sisi diriku juga ada yang mirip-mirip Umar. Tapi buat urusan hati, aku masih banyak harus belajarnya. Hati ini emang bisa ya selembut dan sebening hati Umar? Tapi kalo dipikir-pikir, kalo hatiku belum kayak Umar, trus yang mirip di aku sisa kerasnya Umar doang dong wkwkwk. Ya Allah, jadi ini teh mirip atau nggak sii. Apa aku aja yang ngaku-ngaku dan cocoklogi wkwk.
Kejadiannya baru kemarin, aku gatau langkah yang kupilih udah bener atau belum. Tapi aku ngerasa terlalu keras ngingetin temenku. Maksudnya, aku tu siapa sih sampai berani ngingetin sebegitunya sksk. Iya aku sadar kok aku juga punya salah dan mungkin jauh lebih parah dibanding temenku yang ini. Tapi kemarin, refleksku bener-bener gatau gimana ceritanya bisa kayak gitu. Salah satu temenku tiba-tiba nyeletuk dan akhirnya dari sanalah motivasi buat nulis tentang ini hadir. Dia bilang, "Ga semuanya harus setegas Arin kok. Tapi emang mungkin kita perlu. Kalau dia Umar, aku Abu Bakarnya."
Apakah aku sekeras itu, wey? Apakah aku setegas dan seterburu-buru itu untuk akhirnya memilih caraku yang ini dalam mengingatkan temenku? Apakah aku sudah mengingatkan dengan cara yang ga baik? Kurang bijak kah? Mungkinkah objek yang diingetin bakalan sakit hati nantinya?
Yaa aku si gapapa yaa kalo mau dimiripin sama Umar, tapi aku jadi mikir dua kali loh ini. Takut beneran kalo sampai temenku sakit hati. Jangankan temen yang ini deh, orang-orang sebelumnya yang mungkin juga pernah aku ingetin. Heu, YaAllah nambah dosa ga si kayak gini tuh. Takut loh. Tapi gimana yaa, jadi galau.
Satu hal yang jadi evaluasi ku dari dulu. Setiap ada agenda jujur-jujuran, atau nulis kesan pesan, selalu ada kata-kata "omongannya nyelekit". Oke gapapa aku tulis disini, karena aku sadar ini bentuk kelemahan dan sejauh ini mau seberapa kuat aku buat sabar dan berusaha nahan lisan, tetep aja pada posisi-posisi tertentu juga bakalan keluar lagi. Astaghfirullah, Rin.
Kalau boleh dikatakan nyelekit adalah to the point, iya itu aku. Aku belum bisa menggiring ngebawa topik kemana-mana dulu untuk akhirnya ntar sampai di satu topik inti yang sebenernya mau dibahas, tanpa persiapan. Yaa dan keseringannya aku gapernah nyiapin sih. Kek, yaudah lah ntar se spontan nya aja.
Umar juga begitu. Umar tu pikirannya tajem, kritis, kadang skeptis bahkan pada beberapa wahyu Allah. Tapi bayangin deh kalo tanpa sikap skeptis dan kritisnya Umar dulu, mungkin ilmu fiqih gaakan seluas dan sememudahkan hari ini. Umar juga to the point, bahkan dalam konteks memahami arahan. Orang bilang A, dalam bahasa istilah, Umar nangkepnya tetep A tanpa mengkiaskannya ke istilah yang dipakai. Karena mungkin emang bagi Umar hidup tuh cuma ada hitam dan putih. Pola pikir Umar saat itu, justru yang bikin Marwah Islam pada saat kepemimpinannya terangkat drastis. Walaupun setelahnya gaada lagi Khalifah yang bisa sama-sama menerapkan gaya memimpin Umar.
Beda sama kepemimpinan Ali, Ali cerdas. Ali selalu ingin tau sebab musabab segala perkara. Kalau Umar beranggapan dunia ini hanya ada hitam dan putih, cara memimpin Ali karena bijaksananya muncullah area abu-abu. Mungkin Ali emang ga setegas itu, tapi bijaknya juga jadi satu hal yang jadi kelebihan Ali waktu jadi Khalifah. Walaupun pada akhirnya, sikap Ali yang kayak gini malah mendatangkan sikap sewenang-wenang dari keluarga besarnya sendiri. Oke aku belum bisa nyeritain Ali lebih lanjut karena belum baca dan menghikmahi kehidupan Ali itu sendiri.
Tapi di kisah Umar, sewaktu Umar menjabat jadi khalifah, Umar gapernah ga minta nasehat Ali dulu sebelum dia membuat kebijakan atau menjatuhkan hukuman. Umar sama Ali menurutku jadi sepasang kepribadian yang saling melengkapi dan menutupi kekurangan satu sama lain. Umar yang buru-buru, dilengkapin sama Ali yang berhati-hati. Umar yang tegas dan cenderung pemarah, dilengkapin Ali yang cenderung lebih cheersfull dan santai. Klop bgt sih.
Aku jadi ngerasa labil yang kek kadang-kadang aku kek Umar, kadang-kadang juga aku kek Ali wkwk. Kalo mo dibahasain ke istilah psikologinya, menurut penelitian Dr. Aisyah Dahlan, kepribadian Umar tu Koleris dan Ali tu Sanguninis. Oke bisa jadi emang aku perpaduan antara dua itu. Atau sebenernya lebih kompleks aku juga masih trying to figure myself out. Seru ya proses mengenali diri sendiri ini hwhw.
Figure it out || Ahad, 06 Oktober 2024
2 notes
·
View notes
Text
Mari Menangkan
Salah satu ayat yang turun untuk meredakan hati Nabi yang tengah gundah dan sangat bersedih karena satu peristiwa yang pelik.(1)
Manusia akan diuji dengan kesabaranya masing-masing. Ujian Melalui kebaikan-kebaikan ataupun rintangan demi rintangan.
Walaupun demikian, apapun yang terjadi, tidak pernah ada siapapun yang paling mencintai dan menginginkan kebaikan terhadap kita melebihi Allah. Tidak ada yang paling mengetahui badai dalam hati kita kecuali Allah.(2)
Setiap ujian akan selesai, setiap riuh akan usai, setiap kesusahan akan berganti kemudahan. Namun, tidak setiap yang melewati akan memenangkanya.
Pemenang dari setiap ujian kebaikan maupun keburukan bukan lah yang paing tegar, bukan yang paling cepat melewati, bukan yang paling kuat - melainkan yang paling banyak meminta pertolongan pada Allah.
For me before you
------------------------
(1) A Deeper Look Series -Surah Al Duhaa. Nouman Ali Khan
(2) Syaikh Dr. Utsman Al-Khamis
41 notes
·
View notes
Note
I like the little detail that Fatima is obviously noticing cahaya's distress but not knowing how to help exactly, like we know so little about these group of kids but you can kinda see their personality!
Could be incredibly wrong but when i first read that utsman, a 9 year old, and is incapable of reading. My first thought is that he has dyslexia
Yeah, i could understand why she stood there
And thats the enthusiam and dedication maiprim had to at least characterize these kids, even giving descriptions to how they look like and how they relate to each other
Whenever theres "bullies" theyre just classified as that with maybe some names, until theyre apart of the plot would they get characterized more
So even if theyre not technically bullies, its cool to have a brief characterization of them and its intriguing since its also their introduction and you want more!
Whether or not they have learned their lesson literally, if they might appear again, be some people in the background, apologize to cahaya maybe???
Its pretty cool!
3 notes
·
View notes
Text
Dari Utsman Bin Affan, beliau berkata bahwasanya Nabi ﷺ bersabda,
"Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya."
(HR. Bukhari)
12 notes
·
View notes
Text
Begitu banyak orang yang takut akan kehilangan dunianya ketika diseru ke jalan Allah. Tidakkah mereka lihat bagaimana Abu Bakar, Umar, Utsman, Khalid bin Walid, dan para sahabat terbaik nabi?
Adakah kehebatan mereka hilang sehingga mereka menjadi orang biasa yang hanya berdiam diri di dalam masjid setelah mengenal ad-din al Islam? Tidak. Mereka justru menjadi berkembang menjadi pemimpin level dunia yang mengguncang dinasti-dinasti congkak nan dzalim.
Islam tidak meminta kita sekedar taat dan pasrah secara pasif. Agama ini justru ingin memacu potensi-potensi setiap diri untuk terus berkembang dan memberi kemanfaatan yang lebih luas tanpa rasa takut pada selain Allah.
3 notes
·
View notes
Text
Mengenal 10 Sahabat Nabi yang Dijaminan Masuk Surga, Siapa Saja Mereka?
PAMEKASAN, MaduraPost — Dalam sejarah Islam, terdapat sepuluh sahabat Nabi Muhammad SAW yang mendapatkan keistimewaan luar biasa. Mereka adalah sahabat-sahabat yang secara langsung dijamin masuk surga oleh Rasulullah SAW, berkat keimanan, pengorbanan, dan peran besar mereka dalam menyebarkan Islam. Sepuluh sahabat ini dikenal dengan sebutan al-‘Asharah al-Mubashsharah. Berikut adalah daftar…
#Abdurrahman bin Auf#Abu Bakar ash-Shiddiq#Abu Ubaidah bin al-Jarrah#Al-‘Asharah al-Mubashsharah#Ali bin Abi Thalib#Jaminan surga dari Rasulullah#Keutamaan sahabat Nabi#Sa&039;ad bin Abi Waqqas#Sa&039;id bin Zaid#Sahabat Nabi dijamin masuk surga#Sejarah Islam#Thalhah bin Ubaidillah#Umar bin Khattab#Utsman bin Affan#Zubair bin Awwam
0 notes
Text
Nama : Aidatus Sholichah
Semester/Prodi : 6 Komunikasi dan Penyiaran Islam
"Runtuhlah Kekhalifahan terbitlah Kebangkitan (Islam Turki)"
Melihat kembali sejarah Turki Ustmani, Turki merupakan negara yang berada di dua benua. Wilayah Turki berada di benua Asia dengan luas 790.200 km persegi, dan di benua Eropa dengan luas wilayah 24.378 km persegi, jika ditotal luas wilayah negara Turki 814.578 km persegi. Menurut para peneliti menyebutkan bangsa Turki diperkirakan dari Asia Tengah.
Peninggalan dinasti Ustmani merupakan salah satu bentuk peradaban Islam di Turki. Peninggalan tersebut merupakan berupa warisan peradaban Islam. Menurut history sejarah mengungkapakan bahwa Islam tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan sang Maha Kuasa saja. Melainkan Islam juga mengatur segala kehidupan sosial dan hidup bertata negara.
Kerajaan Turki Ustmani berdiri pada tahun 1281 di Asia kecil. Kerajaan Turki Ustmani didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Qayigh Oghus yang merupakan anak suku Turki yang bernama Utsman bin Ertughril. Wilayah kekuasaannya meliputi Asia kecil dan daerah Trace (1354), kemudia menguasai selat Dardaneles (1361), Casablanca (1389), lalu kemudian kerajaan Romawi (1453). Dalam catatan sejarah, kerajaan Turki Usmani pada mulanya merupakan kerajaan yang memiliki wilayah yang minim, dengan adanya dukungan militer, pada masa kemajuannya tidak berapa lama Turki Utsmani memiliki kerajaan yang besar.
Para pemimpin kerajaan Turki Utsmani pada abad perdana adalah para pemimpin-pemimpin yang kuat, sehingga ke dapat mengalami kemajuan yang begitu pesat. Kemajuan kerajaan Turki Utsmani dapat dilihat dari bidang politik dan milite, terbukti bahwa kekuatan militer Utmani adalah salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan ekspansi Turki Utsmani, kemajuan lain yang dapat dilihat yaitu kemajuan dari bidang budaya, namun pada bidang ilmu pengetahuan (intelektual) pada kerajaan Turki Utsmani tidak begitu menonjol jauh dengan bidang-bidang yang lain. Selain itu pada masa-masa akhir, kerajaan Turki Utsmani mengalami kemerosotan dan kemunduran disebebabkan karena faktor kelemahan para sultan dan sistem birokrasi.
Sebelum masa kepemimpinan Recep Tayyip Erdoğan sebagi presiden Turki, Turki telah menjadi anggota OKI (Organisasi Konferensi Islam) pada tanggal 22 Mei 2014 berdasarkan keputusan Dewan Menteri, dan kantor perwakilan tetap diresmikan di Jeddah pada Juli 2015. OKI merupakan sebuah organisasi antarpemerintah dengan 57 negara anggota yang memiliki perwakilan tetap di PBB dan Uni Eropa. OKI didirikan oleh Hissein Brahim Taha pada 25 September di Maroko. Awal mula pembentukan OKI karena keprihatinan negara-negara Islam terhadap berbagai masalah yang dihadapi ummat Islam yang lain, khususnya setelah terjadinya peristiwa pembakaran masjid Al-Aqsho di Palestina.
Pada Ahad 12 November 2023 lalu, Presiden Indonesia Joko widodo melakukan pertemuan dua arah dengan Presiden Turki, Recap Tayyip Erdogan. Dalam pertemuan dua arah tersebut kedua presiden sepakat akan terus bekerja sama menyelesaikan masalah yang terjadi di tanah Gaza, terus mendukung perjuangan bangsa Palestina, dan termasuk dalam mewujudkan kemerdekaan bangsa Palestina. Dan dalam pidatonya presiden Turki, Recap Tayyip Erdogan terkait agresi Israel ke Palestina, beliau menegaskan diperlukan gencatan senjata permanen bukan hanya gencatan senjata sementara. Hal ini menunjukkan bahwa Negara Turki sangat mendukung adanya perdamaian dan keamanan internasional.
Keruntuhan pemerintahan Turki Utsmani dipengaruhi oleh banyaknya faktor, diantara salah satu faktor runtuhnya pemerintahan Utsmani adalah semakin menjauhnya pemerintahan Utsmani terhadap syari'at Allah yang menyebabkan kesempitan dan kesengsaraan bagi ummat di dunia. Dampak dari jauhnya pemerintahan Utsmani dari syari'at Allah mempengaruhi dalam kehidupan yang bersifat keagamaan, sosial, politik dan ekonomi.
Selain itu, sebab runtuhnya pemerintahan Turki Utsamani banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor eksternal kemunduran kerajaan Turki Utsmani terjadi pada masa Sultan II. Berbagai macam pertempuran mengakibatakan terjadinya kekalahan yang dialami Turki Utsmani. Misalnya, pertempuran di selat Lipoto Yunani. Ketika pertempuran melawan armada laut Maltha yang dipimpin oleh Don Juan, Turki mengalami kekalahan. Puncak pemerintahan Turki mengalami kekalahan, pada Desember 1914 Turki resmi melibatkan diri dalam perang Dunia 1 yang mengakibatkan Turki kehilangan seluruh provinsi semenanjung Balkan, MESIR, Inggris pun juga ikut lepat dalam cengkrama Turki.
Faktor Internal kemunduran kerajaan Turki Utsmani dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantara faktornya yaitu
1. Lemahnya para sultan di Turki Utsmani
Sepeninggal Sultan Sulaiman al-Qanuni, Turki Utsmani dipimpin oleh pemimpin yang lemah. Salah satunya yaitu Sultan Salim II yang menggantikan Sultan Sulaiman al-Qanuni. Sultan Salim II merupakan seorang publik figur pemimpin yang lemah dan Sultan Turki Utsmani yang tidak disukai oleh rakyatnya karena pemabuk. Akibat dari hal tersebut, Sultan Salim II menyerahkan tanggung jawabnya mengenai tatanan negara kepada Menteri Besar Sekoli.
Akibat dikendalikan oleh pemimpin yang lemah, timbul pemberontakan-pemberontakan didalam negeri diantaranya yaitu pemberontakan yang dilakukan oleh tentara Jennisary dan sultan-sultan yang berada dibawah kekuasaan herem. Pada saat yang sama, terjadi serangan-serangan dari negara Barat yang memicu terjadinya kemunduran Turki Utsmani Teori yang sesuai dengan uraian diatas adalah teori disintegritas sosial. Menurut Soekanto, disintegritas merupakan suatu keadaan yang terjadi pada masyarakat dalam situasi ketidakaturan. Hal tersebut didasari pada memudarnya nilai dan norma yang telah hilang.
2. Penyakit hedonisme (cinta dunia) masuk ke dalam diri umat Islam terutama dikalang para pejabat Turki Utsmani.
Teori hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham hedonisme, berhura-hura, senang-senang, ataupun berpesta pora merupakan tujuan utama hidupnya. Entah itu menyenangkan orang lain ataupun tidak. Karena mereka beranggapan bahwa hidup hanya sekali, sehingga mereka menginginkan hidupnya nikmat senikmat-nikmatnya
Penyakit hedonisme mulai menjangkit para pejabat Turki Utsmani pada abad ke 18, dan pada saat itu sejarah mencatat, para pejabat banyak yang berpenampilan glamor dan hidup bermewah-mewahan. Penyakit hedonisme ini secara perlahan menyebabkan kemunduran pemerintah Turki Utsami.
3. Modernisme
Teori moderisme merupakan yang berasal dari kata modern yang berarti baru atau sekarang. Dan berlanjut, modernieme diartikan sebagai pembaharuan-pembaharuan model kehidupan atau gaya hidup yang baru. Istilah lain yang sama dengan modernisme adalah modernisasi. Modernisasi yaitu suatu gerakan untuk mengganti tatanan kehidupan lama untuk menuju model kehidupan yang baru. Istilah modernisme juga dapat didefinisikan sebagai fase sejarah dunia yang paling akhir ditandai dengan kepercayaan sains, sekulerisme dan kemajuan.
Modernisasi Turki sudah ada sejak kesultanan Salim II hingga masa pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk. Pada tanngal 29 Oktober 1924 Musthafa Kemal Attaturk memproklamasikan Republik Turki dengan menciptakan negara modern. Dan pada tanggal 3 Maret 1924 Musthafa Kemal akhirnya melakanakan reformasi berupa westernisasi (menyatukan ngara Turki dengan Barat). Hal ini menjadi sebab Turki sekarang menjadi negara Modernisme dan Selulerime.
Jatuhnya Turki Utsmani pada tahun 1924 menyebabkan dampak positif dan dampak negatif, dampak negatif dari jatuhnya Turki Utsmani diantara salah satunya menimbulkan perpecahan dikalangan ummat islam hindia Belanda. Perpecahan ini berkaitan dengan perkembangan kondisi sosial politik bersamaan dengan runtuhnya turki ustmani terutama dikawasan hijaz. Sehingga keruntuhan turki ustmani seolah dapat dijadikan bukti bahwa sudah tidak ada lagi pihak yang akan membantu ummat islam hindia belanda, tajamnya pandangan ini menyebabkan fiksi antar golongan islam dan komunis pun menjadi semakin tajam.
Keruntuhan turki ustmani bagi golongan nasionalis dianggap sebagai momentum kemajuan dan kemerdekaan bagi rakyat untuk memilih persatuan bangsa dengan asas nasionalisme yang sekuler, sehingga perubahan turki menjadi negara yang sekuler, sebagaimana pendapat mereka dengan mneggunakan islam sebagai asas bernegara justru membuat turki dan juga islam justru jauh dari kebangkitan dan kemajuan.
Dampak positif dari runtuhnya turki ustmani juga terdapat nilai positif sebagaimana yang telah disebutkan yaitu, adanya persatuan dikalangan ummat islam dengan dibuktikan adanya pelaksanaan kongres islam, kongres ini pada awalnya mampu menyatukan beragam suara dan kepentingan dari beragam organisasi islam yang ada dihindia belanda belanda. Eratnya ummat islam dalam mempertahankan islam sangat kuat, keruntuhan ustmani juga memiliki dampak yang baik untuk ummat islam terutama dalam konteks politik dan strategis kehilangan ke Khalifah ini membuka jalan bagi penyebaran pengaruh barat wilayah-wilayah Muslim dan mempengaruhi dinamika,
Keruntuhan turki ustmani adalah peristiwa yang menandai perubahan besar dalam sejarah dunia islam yang masih dirasakan hingga saat ini. Meskipun turki ustmani sudah mengalami ke runtuhan namun dampak politik budaya dan kelompok islam yang masih masih terbawa dengan kisah kejayaan ustmani, pengaruh barat yang mempelopori ummat islam masih dirasakan hingga saat ini. Apa yang kita dengar dan kita saksikan pada saat itu hingga saat ini kondisi yang memperihatinkan kaum muslimin diberbagai penjuru, berupa penindasan, penghinaan terhadap islam seolah-olah agama islam ini bukanlah agama yang sempurna dan mulia dan tidak adanya pertolongan dari Allah kepada agama islam dan kaum muslimin. Tetapi dalam banyak ayat dalam kalamNya Allah menegaskan bahwa ketinggian, kemuliaan serta kejayaan serta pertolongan dari Allah itu pasti. Syaikh Abdurrahman As-Sa’di menafsirkan Q.S An-Nur : 5 kemenangan dan kebangkitan islam akan terus ada setiap waktu karena tidak mungkin ada yang mampu mengalahkannya., Q.S Al-Hajj : 40 dalam tafsir ibnu kasir juga dipaparkan “ sesungguhnya Allah pasti akan menolong orang yang menolongNya ( yang mengikuti syari’atNya), karena Allah maha kuat lagi maha perkasa.
Analisis dampak keruntuhan turki ustmani terhadap negara islam Runtuhnya kekhalifahan turki ustmani terhadap negara islam khususnya Indonesia berdampak keprihatinan. Diantaranya munculnya nasionalisme, sehingga banyak nepotisme-nepotisme di banyak muslim khususnya Indonesia, munculnya identitas nasional, sehingga identitas keislaman berada didalam identitas nasional yang baru terbentuk, mengakibatkan ummat islam indonesia banyak mengaktifkan diri di bidang politik dan sosial, menyebabkan pengaruh barat, seperti pemikiran-pemikiran oknum yang masuk pada ummat islam di indonesia baik dari bidang pendidikan. Namun, dari kejadian runtuhnya turki ustmani juga menjadikan ummat islam dunia begitu peduli dengan warga palestina yang menjadikan solidaritas sesama kaum muslimin tetap terjalin sehingga mendorong persatuan antar sesama negara beragama muslim.
Saran dan Rekomendasi
Sejarah kekhalifaahan turki utsmani menawarkan berbagai pelajaran berharga yang dapat memberikan daran dan rekomendasi bagi negara-negara islam dan masyarakat global dalam konteks politik, sosial, dan kebudayaan.
Saran dan rekomendasi yang bisa diambil diantaranya yaitu, pada tahun 1924 setelah Sekulerisasi Turki yang dibawa Musthafa Kemal yang bermaksud untuk memajukan Turki namun ternyata menjadi sesuatu yang memahayakan eksistensi Islam di Turki. Pergantian pemimpin Turki Usmani yang dipimpin oleh Recep Tayyip Erdoğan sebagai pemimpin Turki pada tahun 2014 menjadi titik terang kembangkitan Islam mulai kembali di Turki. Munculnya tokoh-tokoh Islam lain yang berada di pemerintahan juga memunculkan pembaharuan-pembaharuan negara sekuler yang dibawa Musthafa Kemal menjadi negara yang menjunjung Islam hingga saat ini.
Referensi :
1. Hasibuan, M. F. (2018). Efektivitas Layanan Informasi Dengan Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Dalam Mengurangi Sikap Siswa Terhadap Gaya Hidup Hedonisme. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Ar-Rahman, 4(1)
2. Soerjono, Soekanto. Sosiologi Sebagai Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers: (2012)
3. Nasution, H Pembaharuan dalam Islam: Suatu Telaah Analitis Atas Tesa Sosiologi Weber. Jakarta : Rajawali Pers:1984
4. M. Arfan Muammar. Kritik Terhadap Sekulerisasi Turki: Telaah Histori Transformasi Turki Utsmani. Journal Vol, 11 No. 1 Juni 2016
5. Fany Anggun, Rifky Fahmi, Surwandono. Peran Organisasi Islam (OKI) dalam Menyelesaikan Konflik Israel Palestina. Journal Legislasi Indonesia Vol,20 No.3 September 2023
6. Taqwatul Uliyah. Kepemimmpinan Kerajaan Turki Utsmani:Kemajuan dan Kemundurannya. JournalAn-Nur. Kajian Pendidikan dan Ilmu Keislaman. Vol, 7, No 2 Juli-Desember 2021
2 notes
·
View notes
Text
Inilah Bahasa Cinta Paling Mulia
“Ahlu Sunnah,” Ujar Ustadz Muhammad Nuzul Zikry Hafizhahullah, “harus banyak belajar ngomong, yang tidak asbun, asal bunyi saja.” Beliau menutupnya dengan tersenyum.
Betapa, jauh-jauh hari Rasulullah ﷺ telah mengajarkannya kepada kita, dialah sebaik-baik uswah, setinggi-tingginya qudwah. Yang siapa mampu mengelaknya, jika pujian itu adalah pujian yang diberikan oleh Allah Azza wa Jalla di dalam firman-Nya, dalam surat al-Ahzab ayat 21 “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Adalah, saat itu beliau ﷺ menunjuk�� Dihyah ibn Khalifah al-Kalbi membawa secarik kertas berisi surat yang ditujukan kepada sang Kaisar Romawi, Heraklius. Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibn Abbas kisah dari Abu Sufyan ibn Harb saat masih kafir bahwa sebelumnya dia pernah bertemu dengan Heraklius dan menjawab beberapa pertanyaan mengenai Rasulullah ﷺ.
Adalah sebuah pertanyaan panjang yang kesemuanya mencakup kebenaran apa yang dibawa oleh Baginda ﷺ . Dan inilah keajaibannya, bahkan dalam menjawab seluruh pertanyaan Heraklius kepada Abu Sufyan ibn Harb, ia menjawabnya dengan jujur tanpa berdusta sedikitpun. Padahal pada saat itu Abu Sufyan masih kafir dan memusuhi Baginda ﷺ. Hingga termaktublah dalam kalimat Heraklius, “..dia memerintahkan kepada kalian untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya, melaksanakan shalat, bersikap jujur dan menjaga kehormatan. Maka apabila itu benar, dia akan segera menguasai tempat dimana kakiku berpijak sekarang.”
“Aku yakin,” Dada Heraklius bergemuruh riuh, “..dia akan datang. Tapi aku tidak menyangka dia datang diantara kalian. Seandainya aku yakin bisa menjumpainya, pasti aku akan menemuinya. Dan seandainya aku berada didekatnya, aku benar-benar akan membasuh kakinya.”
Itulah ucapan dari musuh-musuhnya, betapa Rasulullah ﷺ memiliki tempat khusus di benak orang-orang yang menyelisihinya. Bahkan kepada mereka, Rasulullah ﷺ tidak menyebut dalam suratnya, “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya, kepada Kafir Romawi”, melainkan “..kepada Heraklius, Kaisar Romawi.”
Maka sekarang, apabila kita masih ketus dan keras terhadap mereka yang tidak sefaham dalam masalah yang diperbolehkan terdapat perbedaan, kemanakah kita bertauladan? Jika kepada musuhnya saja, Nabi Muhammad ﷺ menggunakan bahasa-bahasa yang santun lagi bertutur lembut, apalagi jika beliau ﷺ berlaku pada Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum? Kepada saudara seiman dan terlebih keluarga sendiri?
Inilah bahasa cinta paling mulia, yang di turun-temurunkan lewat pewaris para Nabi. Yang kemuliaannya tak akan habis menyinari. Wahai hati, melembutlah.. bukan ilmu itu membuatmu sempit, melainkan kekerasan jiwamu. Tanda diri masih harus terus belajar, membarengi ilmu dengan akhlak, sebab keduanya bagai burung yang memiliki dua sayap, hilang satu maka takkan mampu dia berkepak tegap. Selayaknya hud-hud, berendah dirilah dalam menyampaikan pesan-pesan kebenaran.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.”[1]. Lalu Syaikh Muhammad Al amin Asy Syinqithi mengatakan, “Berendah diri yang dimaksud dalam ayat ini hanya untuk mengungkapkan agar seseorang berlaku lemah lembut dan tawadhu’.” Dan dalam surat yang lain Allah berfirman, “Maka disebabkan Rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.”[2]
Rasulullah ﷺ bersabda, “Selamatkanlah diri kalian dari siksa neraka, walaupun dengan separuh kurma. Jika kalian tidak mampu mendapatkannya, maka cukup dengan bertutur kata yang baik.”. Begitu tergambarkan keutamaan akhlak yang beliau sampaikan, sebagaimana “Rasulullah ﷺ menjadikan tutur kata yang baik sebagai pengganti sedekah”, Ibnu Qayyim menjelaskan, “..bagi mereka yang tidak mampu bersedekah.”
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmus-shalihaat. Saksikanlah, bahwa ini adalah bahasa cinta yang paling mulia.
[1] Al-Hijr 88
[2] Ali-‘imran 159
11 notes
·
View notes
Text
Utsman
14 notes
·
View notes
Text
thinking of my boys yaqub qomarudin dibizah, khalid kashmiri, khidir karawitah, ismail ahmad khan nabawi, utsman abdul jalil shisha, and muhammad sumbul
4 notes
·
View notes
Text
إن الله إنما أعطاكم الدنيا لتطلبوا بها الآخرة،
ولم يعطكموها لتركنوا إليها،
إن الدنيا تفنى وإن الآخرة تبقى،
لا تبطرنكم الفانية ولا تشغلنكم عن الباقية،
وآثروا ما يبقى على ما يفنى،
*فإن الدنيا منقطعة، وإن المصير إلى الله*
Sesungguhnya Allah memberikan dunia ini kepadamu agar engkau dapat mencari akhirat,
dan Dia tidak memberikannya kepadamu agar engkau dapat bersandar padanya.
Dunia ini fana dan akhirat itu kekal.
Jangan biarkan yang fana membuatmu kewalahan, dan janganlah kamu tersibukkan dari apa yang kekal.
Prioritaskanlah apa yang kekal dari pada yang fana.
Karena dunia ini akan terhenti, dan perjalanan pulang ini menuju Allah.
(Di antara khutbah terakhir 'Utsman bin 'Affan radhiyallaahu 'anhu)
Disampaikan ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dalam https://www.youtube.com/live/NARNRkuAvMM?si=Xc24lt8yoNIUDH93
4 notes
·
View notes
Text
Membongkar nasab-nasab palsu kepada nabi Muhammad telah dilakukan ulama-ulama masa lalu. Seperti yang dilakukan Ibnu Hazm al-Andalusi dan Imam Tajuddin As-Subki dalam membongkar kepalsuan nasab Bani Ubaid yang mengaku sebagai keturunan nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam. Memberantas nasab-nasab palsu yang menisbahkan diri kepada Nabi Muhammad hukumnya fardu kifayah. Ia termasuk dalam kategori amar ma’ruf nahi munkar. Haram bagi para ulama untuk mendiamkan terjadinya pengakuan nasab seseorang atau sekelompok manusia yang menisbahkan diri sebagai keturunan Nabi Muhammad dengan dusta, karena yang demikian itu termasuk istihqor bi haqqi al mustofa (merendahkan hak Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam). Imam Ibnu Hajar al-Haitami al-berkata: ينبغي لكل احد ان يكون له غيرة في هذا النسب الشريف وضبطه حتى لا ينتسب اليه صلى الله عليه وسلم احد الا بحق (الصواعق المحرقة:2/537) “Seyogyanya bagi setiap orang mempunyai kecemburuan terhadap nasab mulia Nabi Muhammad dan mendhobitnya (memeriksanya) sehingga seseorang tidak menisbahkan diri kepada (nasab) Nabi Muhammad kecual dengan sebenarnya. (Ash-Showa’iq al Muhriqoh: 2/537)”. Membongkar nasab-nasab palsu kepada Nabi Muhammad telah dilakukan ulama-ulama masa lalu. Seperti yang dilakukan Ibnu Hazm al-Andalusi dan Imam Tajuddin As-Subki dalam membongkar kepalsuan nasab Bani Ubaid yang mengaku sebagai keturunan nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam. Begitu pula yang dilakukan Al-hakim An-Naisaburi yang membongkar kepalsuan nasab Abu Bakar ar-Razi yang mengaku keturunan Muhammad bin Ayyub al-Bajali; begitu pula dilakukan oleh Adz-Dzhabi yang membongkar kepalsuan nasab Ibnu Dihyah al-Andalusi; Demikian juga Ibnu hajar al-Asqolani yang membongkar kepalsuan nasab Syekh Abu Bakar al-Qumni. (Ushulu wa Qowaid Fi Kasfi Mudda’I al-Syaraf: 11) Wajib bagi ulama yang mengetahui batalnya nasab seseorang yang menisbahkan dirinya kepada nasab Nabi Muhammad untuk menyebarkannya kepada orang lain. Syekh Ibrahim bin Qosim berkata: ولا يجوز للعالم كتمان علمه في هذا الباب فامانة العلم والكشف عن اختلاط الانساب من الامر بالمعروف. “Dan tidak boleh bagi seorang alim menyembunyikan ilmunya dalam bab ini (nasab), maka amanah dalam ilmu dan membongkar tercampurnya nasab adalah bagian dari amar ma’ruf dan nahi munkar” (Ushulu wa Qowaid Fi Kasfi Mudda’I al-Syaraf: 13) Imam Malik bin Anas berkata: من انتسب الي بيت النبي صلى الله عليه وسلم يعنى بالباطل يضرب ضربا وجيعا ويشهر ويحبس . “Barangsiapa yang bernisbah kepada keluarga nabi, yakni dengan batil maka ia harus dipukul dengan pukulan yang pedih dan di umumkan serta dipenjara” (Ushulu wa Qowaid Fi Kasfi Mudda’I al-Syaraf: 9). Oleh: KH Imaduddin Utsman al-Bantanie
View On WordPress
2 notes
·
View notes