#Sejarah kepemimpinan umat
Explore tagged Tumblr posts
Text
Utsman bin Affan: Dari Sahabat Dekat Nabi Hingga Terpilih Khalifah Ketiga
PAMEKASAN, MaduraPost – Setelah wafatnya Khalifah Umar bin Khattab, umat Islam menghadapi momen penting dalam sejarah kepemimpinan mereka. Dalam situasi yang kritis, umat Islam tidak terburu-buru dalam memilih pemimpin baru, melainkan melalui proses musyawarah yang mendalam di antara sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW. Utsman bin Affan, seorang sahabat yang terkenal dengan kedermawanan dan…
#Abdurrahman bin Auf#Ali bin Abi Thalib#Bai&039;at Utsman#Dermawan Utsman bin Affan#Ekspansi wilayah Islam#Kekhalifahan Islam#Khilafah Rasyidah#Masa kejayaan Utsman bin Affan#Pembukuan Al-Qur&039;an#Pengangkatan khalifah#Proses syura#Sahabat Nabi#Sejarah Islam#Sejarah kepemimpinan umat
0 notes
Text
101 Cara Membebaskan Palestina
Sekadar membagikan apa yang ada di pikiran. Tak bermaksud menggurui, hanya ingin urun pikir dalam upaya pembebasan Palestina.
Sebelum mulai, kita dengerin lagu dulu biar semangat :
youtube
Cekidot :
1. Gerakan Sholat Subuh Berjamaah (GSJN)
Ada satu cerita yang cukup masyhur tentang sholat subuh. Alkisah seorang tentara israel setiap hari mondar-mandir di masjid saat subuh. Alasanya sederhana, kalau seandainya jamaah sholat subuh ramai seperti sholat jumat, maka kehancuran israel tinggal menunggu waktu. Mengerikan.
Bung Karno hanya butuh 10 pemuda untuk mengguncang dunia, umat Islam perlu menggalakan Gerakan Subuh Berjamaah untuk menghancurkan israel.
2. Dekat Dengan Al-Quran
Brigade Izzudin Al-Qassam memberikan contoh yang nyata bahwa kemenangan yang gemilang berasal dari kedekatan dengan Al-Quran.
Anak-anak Gaza di bombardir sana sini tapi memiliki ketenangan yang luar biasa. Mereka rutin membaca dan setoran hafalan.
Rekomendasi konten Al-Quran yang ringan tapi asyik. Quranreview.
3. Belajar Sirah dan Sejarah
Kisah Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam adalah standar tinggi dalam beramal. Selanjutnya, kita perlu mendalami sejarah Islam dari masa ke masa untuk melengkapi gambaran dan pelajaran berharga bagi generasi selanjutnya.
Bisa dengerin podcast Ngaji Budaya Bang Amar
Bisa mampir Youtube Sirah TV Ustadz Asep Sobari
youtube
Kalau konten IG bisa ke Gen Saladin Bang Edgar Hamas.
4. Membumikan Adab dan Ilmu
Ust. Wido Supraha dalam sebuah forum online mengatakan, "Bagaimana Islam akan maju apabila kuliah zoom tidak oncam. Ini sederhana untuk menghormati dosen, guru, dan orang yang sedang bicara di depan forum" Perkataan itu singkat tapi menusuk di dalam hati.
Untuk memulai ini memang lama, bisa tipis-tipis membaca Ringkasan Ihya Ulumuddin atau Taskiyatun Nafs Said Hawwa. Selanjutnya perlu berguru dengan Ulama kredibel, bersanad secara tematik agar menambah experience yang nyata, karena mayoritas kita tidak terbentuk di lingkungan Pondok.
Perihal Ilmu, mengacu dari buku Model Kebangkitan Umat Islam, setelah selesai dengan taskiyatun nafs, kita perlu internalisasi dan eksternalisasi ilmu kepada masyarakat sebelum masuk ranah siyasah politik.
Untuk lebih jelasnya bisa mempelajari konsep Islamic Worldview dari Syed Naqib Al-Attas, Ustadz Hamid Fahmi Zarkasy, Asatidz Gontor-insists, Ust. Asep atau Intelektual Sosial Profetik pemikiran Prof. Kuntowijoyo.
5. Menghidupi Organisasi
Teringat perkataan dari senior, apa yang kita kerjakan di lembaga dakwah saat ini, jadikan sebagai bekal persiapan untuk naik ke level pengelolaan organisasi yang lebih tinggi. Ketika berada di puncak kepemimpinan, jadikan organisasi itu untuk memperjuangkan Islam dan Palestina.
Diksi menghidupi ini jangan dimaknai sempit tentang materi, tapi juga soal ide-ide terbarukan. Kita perlu mengakui lembaga seperti LDK, KAMMI mulai ketinggalan zaman untuk menjawab kebutuhan pemuda. Perlu adanya shifting pengelolaan tanpa meninggalkan ashalah dakwah kampus.
Aku rekomendasikan e-book dari activist class x FSLDK ini. Semoga terpantik.
6. Gerakan Boikot
Sebagai warga sipil biasa kita perlu mengkonsolidasikan kekuatan bersama dan gerakan boikot adalah solusinya. Saya menyarankan untuk fokus dengan gerakan boikot yang diinisiasi oleh BDS Movement. Mereka terstruktur, akademis, dan masif secara internasional. Banyak FAQ yang akhirnya menjawab pertanyaan kita. Untuk produk lain saya mengambil refrensi dari Bang Amar.
Follow akun BDS Indonesia
Podcast Refrensi Boikot oleh Bang Amar Risalah
7. Gunakan Gadgetmu
Saatnya kita FOMO dengan kebaikan. Saatnya kita nyampah di timeline untuk dapat Pahala. Saatnya kita sebarkan Palestina ke penjuru Followers kita. One Day One Palestine.
Rekomendasi bahan propaganda :
Flyers For Falastin
Paliclub
8. Yaudah Gerak Apa Aja Untuk Palestina
Intinya gerak aja. Ini posisinya israel udah nggak masuk akal. Bikin setiap agenda dikaitkan dengan Palestina. Hiking for Palestine, CFD for Palestine, Bookdate for Palestine, Run For Palestine, writing for Palestine (termasuk saya nulis ini)
Saatnya kita beraksi. Kaum rebahan, gen-z, alpha, milenial, k-popers, skena, senja, introvert, dan semua umat manusia di muka bumi.
***
Dari 101 cara, baru 8 yang bisa saya tulis, masih ada 93 lagi. Intinya, gemakan genderang pembebasa dan bersiap menjadi bagian pembebasan Palestina!
youtube
21 notes
·
View notes
Text
Permasalahan Dunia Islam Masa Kini
Rasulullah SAW. membawa risalah kenabian sekitar 1.400 tahun lalu untuk menyempurnakan agama tauhid yang telah ada sejak manusia pertama diciptakan yaitu Adam AS. Agama tersebut merupakan Islam yang berasal dari akar kata Salam, yang berarti selamat. Islam merupakan agama yang sempurna dengan menurunkan kitab Al-Qurán yang merupakan kabar gembira dan peringatan bagi manusia, sebagai peta atau arah jalan yang benar. Apabila manusia telah mengikuti Al-Qurán dan Sunnah (segala hal yang dicontohkan Rasulullah SAW) maka ia akan selamat.
Al-Qurán diturunkan sebagai solusi atas seluruh permasalahan dalam hidup, namun di masa kini umat Islam semakin jauh dari petunjuk yang benar yakni Al-Qurán. Hal ini dikarenakan lemahnya kepemimpinan Islam di dunia Internasional. Merujuk pada sejarah, setelah terjadi perang dunia kedua muncullah negara super power yaitu Amerika Serikat dan sekutunya. Dunia seakan dibuat tunduk dengan Amerika dan nilai-nilai yang dibawanya. Nilai-nilai itu adalah sekularisme dan liberalisme yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Perang pemikiran (ghawzul fikr) yang dibawa oleh pengaruh barat secara tidak langsung merubah tatanan dunia. Dunia di cekoki dengan hal-hal semu seperti food, fashion, and fun. Anak muda Islam dengan akidah yang belum kuat mudah tergoda dengan pemikiran-pemikiran ini. Standar kesuksesan saat ini telah bergeser menjadi hal-hal yang bersifat materialistis. Sosial media yang berkembang dan tantangan arus globalisasi yang kuat tidak diimbangi oleh kualitas SDM yang baik membuat anak muda saat ini mudah terombang-ambing.
Pemikiran-pemikiran self oriented yang menggembor-gemborkan pencapaian diri sangat terasa di kehidupan anak muda Islam saat ini. Dengan massifnya sosial media membuat seluruh anak muda haus akan capaian-capaian duniawi yang seakan tidak ada habisnya. Isu-isu mental health juga menambah sederet permasalahan anak muda. Jika kita melihat kembali sejarah saat ummat Islam mengalami masa-masa emasnya, anak muda memiliki kekuatan yang besar. Kita bisa mencontoh Muhammad Al Fatih, di usianya yang masih 21 tahun dapat menaklukkan Kota Konstantinopel. Di zaman Nabi Muhammad SAW, anak-anak muda menjadi kekuatan dakwah. Kita bisa melihat Ali bin Abi Thalib, Musháb bin Umair dan masih banyak lagi sahabat nabi yang memeluk Islam di masa muda dan ikut bersama-sama dengan Nabi berdakwah menegakkan Islam. Namun, saat ini anak muda disibukkan dengan dirinya sendiri sehingga tidak memiliki kekuatan.
Pemikiran-pemikiran sekularisme tidak hanya menjangkiti anak muda, di dunia pemerintahan baik Indonesia secara khusus maupun negara-negara lainnya seakan berlomba-lomba meningkatkan pendapatan negaranya melalui jalan apapun. Uang seakan menjadi ukuran segalanya. Peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) selalu menjadi indikator dalam menentukan maju atau tidaknya suatu negara. Peningkatan PDB selalu diikuti oleh ketimpangan yang tinggi dikarenakan orang-orang yang memiliki pendapatan menengah ke atas semakin mudah mendapatkan uang dan suka menumpuk harta sedangkan masyarakat menengah kebawah sulit mencari sumber rezeki. Penguasaan kekayaan yang timpang ini dikarenakan masyarakat masih belum memasukkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Pejabat-pejabat rakus dengan membuat kebijakan yang menguntungkan diri sendiri tanpa melihat kemaslahatan ummat.
Ghawzul fikr yang semakin massif ini berdampak pada banyak hal. Di dunia pendidikan, kurikulum pendidikan yang masih jauh dari nilai-nilai fitrah dan masih suka berganti-ganti. Kurikulum pendidikan saat ini membentuk anak Indonesia menjadi mental pekerja yang tujuannya hanya menghasilkan uang. Nilai-nilai karakter sulit untuk ditanamkan. Di dunia kesehatan, semakin banyak trend-trend makanan fast food yang membuat kesehatan ummat semakin buruk. Trend kulineran dan makan-makan sangat mudah di temui di youtube. Padahal jika kita melihat nilai-nilai Islam, makanan dapat melemahkan nafsu dan akan melemahkan iman. Thibbun nabawi yang seharusnya menjadi pola hidup sehat dengan meniru pola hidup Rasulullah seakan-akan jauh dari masyarakat.
Permasalahan lain yaitu belum bersatunya ummat Islam. Ego antar golongan yang tinggi dan menganggap dirinya paling baik membuat ummat Islam sulit bersatu. Tak jarang antar satu ulama dan ulama yang lain apabila berbeda pendapat saling menghujat dan saling melemahkan. Adanya kelompok ummat islam yang telah disusupi oleh pemahaman-pemahaman liberal juga mempersulit persatuan ummat Islam. Saat ini ummat Islam juga dilanda oleh permasalahan penjajahan Israel atas Palestina. Masjidil Aqsha, yang merupakan kiblat pertama ummat Islam dan bumi Syam yang merupakan tanah yang di berkahi saat ini masih dalam masa-masa konflik. Selain di Palestina, terdapat wilayah-wilayang lain dengan kondisi ummat muslim yang masih dalam tekanan penjajahan bahkan genosida, yaitu Rohingya, dan Uighur. Pengaruh geopolitik sangat besar mempengaruhi kondisi ummat Islam. Amerika Serikat saat ini mulai dalam masa-masa krisis dan ketidak stabilan ekonomi, sementara kekuatan China mulai mengganti. Kondisi ini yang mengakibatkan ketidakstabilan kondisi di dunia. Negara-negara Islam masih memiliki pengaruh yang lemah di dunia Internasional.Upaya diplomasi maupun mengutuk keras atas tindakan Israel yang disuarakan oleh negara-negara Islam seakan tidak berpengaruh terhadap Israel. Negara-negara Islam belum bisa bersatu dan menekan Israel. Di antara umat Islam sendiri, juga masih banyak perbedaan berkaitan dengan pembelaan terhadap saudara-saudara kita di Palestina.
4 notes
·
View notes
Text
"Peran pendidikan agama islam dalam menangkal radikalisme di kalangan generasi muda”
Radikalisme merupakan ancaman nyata yang semakin berkembang di era globalisasi, terutama di kalangan generasi muda. Ideologi radikal, yang sering kali bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan ajaran agama Islam yang rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam), menyasar generasi muda melalui berbagai cara, termasuk media sosial dan forum-forum diskusi daring. Pendidikan agama Islam memiliki peran strategis dalam menangkal radikalisme, dengan mengajarkan nilai-nilai moderasi (wasathiyyah), toleransi, dan kasih sayang yang diajarkan dalam Al-Qur'an dan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Artikel ini akan membahas peran pendidikan agama Islam dalam menangkal radikalisme di kalangan generasi muda, meliputi pendekatan kurikulum, metode pembelajaran, dan strategi yang dapat diterapkan dalam lingkungan pendidikan formal maupun nonformal. Radikalisme dapat diartikan sebagai paham atau ideologi yang menginginkan perubahan mendasar secara cepat dan sering kali menggunakan cara-cara ekstrem untuk mencapai tujuan. Dalam konteks agama, radikalisme sering kali ditandai oleh sikap intoleransi, eksklusivisme, dan penggunaan kekerasan untuk memaksakan pandangan Radikalisme tidak hanya mengancam individu tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Dampaknya meliputi:
Isolasi Sosial: Orang yang terpengaruh radikalisme sering kali memisahkan diri dari masyarakat umum.
Konflik Antar-Komunitas: Radikalisme dapat memicu konflik horizontal, terutama di masyarakat yang beragam seperti Indonesia.
Ancaman Terhadap Keamanan Nasional: Dalam kasus ekstrem, radikalisme dapat mengarah pada terorisme.
Konsep Wasathiyyah (Moderasi) Islam mengajarkan konsep moderasi, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan..." (QS. Al-Baqarah: 143).Konsep ini menekankan keseimbangan dalam beragama, menjauhkan umat dari sikap berlebihan (ghuluw) dan ekstremisme. Pendidikan agama Islam dapat menangkal radikalisme melalui penanaman nilai-nilai berikut:Tauhid: Pemahaman tauhid yang benar membantu siswa memahami bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang dan keadilan.Akhlak Karimah: Mengajarkan akhlak yang baik, seperti toleransi, penghormatan terhadap perbedaan, dan empati terhadap sesama.Persaudaraan (Ukhuwah Islamiyah, Wathaniyah, dan Basyariyah): Pendidikan Islam menanamkan persaudaraan antarumat manusia, tanpa membedakan suku, bangsa, atau agama.Kurikulum pendidikan agama Islam di sekolah dan perguruan tinggi harus dirancang untuk menangkal radikalisme dengan memasukkan: Kajian Sejarah Islam: Menampilkan tokoh-tokoh Islam yang mempromosikan perdamaian dan toleransi.Studi Kasus Radikalisme: Mengajak siswa untuk menganalisis penyebab dan dampak radikalisme serta bagaimana Islam mencegahnya.Pendidikan Multikultural: Menekankan pentingnya menghargai keberagaman sebagai bagian dari ajaran Islam. 1. Metode Pembelajaran Dialog dan Diskusi: Mendorong siswa untuk berdialog tentang isu-isu kontemporer, seperti radikalisme, dalam lingkungan yang terbuka dan aman.Pendekatan Kontekstual: Mengaitkan nilai-nilai Islam dengan realitas kehidupan sehari-hari agar siswa lebih mudah memahami relevansinya.Penggunaan Teknologi: Memanfaatkan media digital untuk menyebarkan konten pendidikan yang moderat, seperti video, podcast, dan e-learning.2. Pelatihan Guru,Guru agama perlu diberikan pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang Islam yang moderat dan cara menyampaikannya kepada siswa. Guru juga harus menjadi teladan dalam perilaku dan sikap.3. Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan seperti diskusi lintas agama, seminar tentang bahaya radikalisme, dan pelatihan kepemimpinan dapat membantu memperkuat pemahaman siswa tentang Islam yang damai dan inklusif. Peran Keluarga dan Masyarakat Keluarga Keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama bagi anak. Orang tua harus memberikan teladan yang baik dalam beragama dan aktif mendampingi anak dalam memahami ajaran Islam. Selain itu, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dapat mencegah anak terpapar ideologi radikal.Masyarakat Tokoh agama dan organisasi masyarakat memiliki peran penting dalam menangkal radikalisme. Mereka dapat menyelenggarakan kegiatan seperti pengajian, seminar, atau kampanye publik yang menekankan pentingnya nilai-nilai moderasi dalam Islam.
Beberapa tantangan dalam upaya menangkal radikalisme melalui pendidikan agama Islam antara lain: Minimnya Pemahaman Agama: Masih banyak guru atau pendidik yang belum memiliki pemahaman yang memadai tentang Islam moderat. Akses Informasi yang Tidak Terkontrol: Generasi muda sering kali terpapar informasi radikal melalui media sosial tanpa bimbingan. Kurangnya Dukungan dari Lingkungan Sosial: Lingkungan yang kurang mendukung dapat menghambat upaya pendidikan agama dalam menangkal radikalisme.
Rekomendasi untuk Meningkatkan Efektivitas Revitalisasi Kurikulum Pemerintah perlu merevisi kurikulum pendidikan agama Islam agar lebih relevan dengan tantangan kontemporer, seperti isu radikalisme.Penguatan Peran Guru,Guru agama perlu dilatih secara intensif untuk memahami dan mengajarkan Islam moderat.Kampanye Digital Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk memproduksi konten digital yang mempromosikan Islam sebagai agama yang damai dan moderat.Kolaborasi Antar lembaga Kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat harus diperkuat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung nilai-nilai moderasi.
Pendidikan agama Islam memiliki peran yang sangat penting dalam menangkal radikalisme di kalangan generasi muda. Dengan mengajarkan nilai-nilai moderasi, toleransi, dan kasih sayang, pendidikan agama dapat menjadi benteng yang kuat melindungi generasi muda dari pengaruh ideologi radikal. Melalui pendekatan kurikulum yang tepat, pelatihan guru, dan kerjasama antara berbagai pihak, pendidikan agama Islam dapat membantu menciptakan generasi yang tidak hanya religius, tetapi juga toleran, inklusif, dan berkontribusi bagi perdamaian dunia.
Referensi:
Amin, A. (2017). Islam Moderat dan Tantangan Radikalisme di Era Globalisasi. Yogyakarta: LKiS.
Departemen Agama RI. (2020). Panduan Pendidikan Agama Islam dan Moderasi Beragama. Jakarta: Kemenag RI.
Wahid, A. (2018). Islam sebagai Rahmatan lil 'Alamin. Jakarta: PT Gramedia.
Hidayat, N. (2021). “Peran Pendidikan dalam Menangkal Radikalisme.” Jurnal Pendidikan Islam, 15(2), 23-34.
Yusuf, M. (2019). Strategi Pendidikan Islam dalam Menghadapi Radikalisme. Bandung: Alfabeta.
2 notes
·
View notes
Text
"Game dengan Karakter Protagonis Terkuat: Inspirasi dari Heroik Virtual"
Karakter protagonis dalam video game lebih dari sekadar figur yang dikendalikan pemain. Mereka adalah ikon, pahlawan, dan sering menjadi inspirasi bagi jutaan gamer di seluruh dunia. Dalam perjalanan melalui narasi epik, kekuatan, kemampuan, dan moralitas karakter utama memainkan peran penting. Berikut adalah beberapa protagonis terkuat dalam dunia game yang telah mencuri hati para pemain dan membentuk standar baru untuk penceritaan heroik.
1. Kratos - God of War
Kratos adalah dewa perang yang dikenal karena kekuatan fisiknya yang luar biasa dan kemampuan tempur yang menakjubkan. Dalam mitologi Yunani hingga Norse, Kratos membuktikan dirinya sebagai protagonis yang mampu melawan dewa-dewa terkuat sekalipun. Lebih dari sekadar kekuatan, perjalanannya juga menggambarkan perjuangan manusia melawan trauma, amarah, dan pengampunan, menjadikannya karakter yang kompleks dan inspiratif.
2. Geralt of Rivia - The Witcher
Sebagai seorang witcher, Geralt adalah petarung tangguh yang ahli dalam berburu monster. Dengan kombinasi kekuatan, kemampuan alkimia, dan kecerdikan, Geralt menunjukkan bahwa menjadi pahlawan tidak selalu berarti memiliki kekuatan luar biasa, tetapi juga empati dan pilihan moral yang sulit. Perjalanan Geralt adalah kisah keberanian, cinta, dan tanggung jawab yang mendalam.
3. Lara Croft - Tomb Raider
Lara Croft adalah simbol kekuatan dan keberanian dalam dunia petualangan. Dengan kecerdasannya, keterampilan bertarung, dan semangat tak kenal takut, Lara tidak hanya menjadi protagonis wanita yang ikonis tetapi juga menunjukkan bagaimana keberanian melampaui keterbatasan fisik. Reboot seri Tomb Raider membawa kedalaman baru pada karakternya, memperlihatkan perjuangan Lara dalam menemukan jati dirinya.
4. Link - The Legend of Zelda
Meski tanpa dialog, Link menjadi salah satu protagonis yang paling dicintai dalam sejarah gaming. Dalam setiap perjalanannya untuk menyelamatkan Hyrule, Link memperlihatkan keberanian luar biasa meskipun seringkali menghadapi ancaman yang jauh lebih besar dari dirinya. Inspirasi dari karakter ini adalah semangat pantang menyerah dan keinginan melindungi orang lain.
5. Master Chief - Halo
Sebagai prajurit super yang dikenal dengan nama Master Chief, protagonis dari seri Halo adalah lambang kepemimpinan dan keberanian dalam menghadapi invasi alien. Dilengkapi dengan kekuatan fisik dan kecerdasan buatan Cortana sebagai pendampingnya, Master Chief adalah karakter yang menginspirasi melalui dedikasinya terhadap tugas dan pengorbanan demi umat manusia.
6. Arthur Morgan - Red Dead Redemption 2
Arthur Morgan menonjol sebagai karakter yang menggambarkan perjuangan moral dalam dunia yang keras. Sebagai anggota geng Van der Linde, Arthur memulai perjalanannya sebagai karakter yang kompleks dan berkembang menjadi pahlawan yang penuh dengan penyesalan dan empati. Narasi emosional yang membingkai Arthur membuatnya menjadi salah satu protagonis terkuat secara mental dan emosional dalam gaming.
7. Aloy - Horizon Zero Dawn
Aloy adalah protagonis yang mencerminkan keberanian menghadapi dunia yang penuh bahaya dan ketidakpastian. Dengan kecerdasan, kemampuan berburu, dan tekadnya untuk mencari kebenaran, Aloy membuktikan bahwa kekuatan sejati berasal dari rasa ingin tahu dan kemampuan untuk beradaptasi. Karakternya memberikan inspirasi bagi pemain untuk tidak menyerah pada tantangan yang tampaknya mustahil.
Mengapa Karakter Protagonis Penting?
Protagonis dalam game sering menjadi cerminan perjuangan manusia. Mereka menghadapi tantangan, membuat pilihan sulit, dan tumbuh melalui pengalaman mereka. Gamer terhubung secara emosional dengan karakter ini, melihat mereka sebagai cerminan atau inspirasi untuk menghadapi kehidupan nyata.
Kesimpulan
Karakter protagonis dalam video game tidak hanya menjadi pusat narasi tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang keberanian, ketekunan, dan pengorbanan. Dari Kratos yang penuh amarah hingga Aloy yang penuh tekad, mereka mengajarkan bahwa kekuatan sejati bukan hanya soal otot atau senjata, tetapi juga hati dan pikiran. Siapakah protagonis favoritmu, dan apa yang membuatnya menginspirasi?
0 notes
Text
Sebelum Israhell datang, tiga umat beragama hidup aman dan damai di Palestina di bawah naungan Kekhilafahan Turki Utsmani.
Sekarang..
Semuanya porak poranda.
Fakta sejarah mencatat, kepemimpinan mana yang paling baik kepengurusannya terhadap tanah Palestina.
1 note
·
View note
Text
Sejarah Pemikiran dan Munculnya Firqoh dalam Masyarakat Islam
Pada awal mula peradaban islam yaitu masa kenabian dan masa kekhalifahan rasyidun, umat Islam berada dalam persatuan iman yang menjadi landasan kehidupan politik, sosial dan ekonomi yang utuh dan kuat. Semua tantangan dan fitnah yang mengancam keutuhan masyarakat Islam dapat diatasi dengan kokohnya landasan persatuan umat dalam bimbingan Rasulullah s.a.w.
Ketika kemudian fitnah terjadi, awal mulanya dalam urusan politik.. yaitu pada masa kekhalifahan Utsman, sampai terbunuhnya Utsman radhiyallahu anhu secara dzhalim, yang menyebabkan rentetan peristiwa (fitnah) besar pada masyarakat Islam. Umat kemudian terpecah menjadi 3 golongan besar khususnya berdasarkan haluan politik, 1 golongan yang tetap pada "pakem" yang digariskan Allah dan Rasulnya serta petunjuk mayoritas kalangan sahabat radhiyallahu anhum... para ulama menyebut golongan ini sebagai ahlus sunnah wal jamaah.. karena berpegang teguh pada Sunnah Rasulullah s.a.w dan diikuti oleh mayoritas ("jamaah") kalangan umat Islam terdahulu yang didalamnya para sahabat besar menjadi teladan bagi umat pada jaman fitnah tersebut.
Sementara 2 golongan lainnya condong ke kanan dan ke kiri, yang satu mengarah pada masyarakat takfiri yang cenderung memusuhi bahkan membatalkan keabsahan keislaman mayoritas umat Islam itu sendiri hanya dikarenakan sebab perpecahan politik yang terjadi khususnya pada masa kekhalifahan Ali r.a. Ini disebut golongan khawarij.
Golongan lainnya yaitu Syiah berlebih-lebihan dalam mendukung kepemimpinan Ali r.a. dan keturunannya tanpa berpegang pada dalil-dalil yang kuat dari Quran dan Sunnah serta pemahaman para sahabat terdahulu. Kecenderungan politik ini pada akhirnya melahirkan madzhab yang sangat jauh berbeda dengan ahlus sunnah wal jamaah khususnya dilihat dalam hal akidah, fiqih, serta etika politik.
Tidak seluruhnya fitnah dalam urusan politik mendasari timbulnya perpecahan dalam tubuh umat Islam generasi awal. Satu abad setelah hijrah, fitnah lainnya dalam hal akidah terjadi karena persentuhan peradaban islam dan peradaban lain di sekitarnya khususnya sentuhan filsafat romawi, pemikiran yahudi dan nasrani. Wilayah Iraq yang pada saat itu merupakan "halaman depan" dari peradaban Islam yang baru saja tumbuh kuat, menjadi titik pembauran dan "benturan" berbagai jenis pemikiran yang sebetulnya "asing" dan tidak bersumber dari cahaya nubuwah. Dimulai dengan mempertanyakan konsep Nama dan Sifat Allah SWT. Muncullah pada abad 1 H, paham Jahmiyyah yang dipelopori Jahm bin Shafwan yang salah satu paham sesat utamanya adalah menolak sifat-sifat yang dinisbatkan pada Allah SWT.
Kemudian debat melebar pada konsep takdir dan kehendak manusia yang dipertentangkan dengan kehendak Sang Khaliq. (bersambung)
0 notes
Text
🕌🍃🍃🍃🕌🍃🍃🍃🕌
🎤 Pembukaan 🎤
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
بِسْــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمن الرَّحِيْمُ
الحمد لله
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ…
ام بعد
Segala puji bagi
الله سبحانه وتعالى
☘️Yang telah menunjukkan jalan yang lurus kepada orang-orang yang di kehendaki-Nya.
☘️Melimpahkan taufik kepada mereka untuk berbuat amal shalih, hingga mereka beruntung menggapai apa yang di inginkan.
Shalawat dan salam semoga Senantiasa tercurahkan pada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.
🌞 yang telah membawa umat nya dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya islam yang terang benderang
✨ Ucapan ✨
Terimakasih kepada Ananda Shelly Destriani atas undangan untuk memberikan Kajian Islami, di Grub WhatsApp yang Insyaallah penghuni nya orang orang Shalih/a
Sesuai dengan Forumnya *Kajian Sahabat Till Jannah* Insyaallah semoga semuanya menjadi penghuni surga Allah. Aamiin ya Rabbana
🌸🌸🌸Materi 🌸🌸🌸
Saat ananda Shelly mengamanahkan untuk menjadikan saya sebagai pemateri, pikiran ini pun langsung tertuju untuk mengangkat sebuah tema *Remaja Ideal dalam Islam*
Teringat nasihat yang cukup menggetarkan hati, datang dari Al Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi’I rahimahullahu Ta’ala kepada para pemuda;
Bersabarlah atas pahitnya sikap kurang mengenakkan dari guru
Karena sesungguhnya endapan ilmu adalah dengan menyertainya
Barangsiapa yang belum merasakan pahitnya belajar meski sesaat
Maka akan menahan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya
Barangsiapa yang tidak belajar di waktu mudanya
Bertakbirlah 4 kali atas kematiannya
Eksistensi seorang pemuda –demi Allah- adalah dengan ilmu dan ketaqwaan
Jika keduanya tidak ada padanya, maka tidak ada jati diri padanya
(Dalam Diwan Al Imam Asy Syafi’I halaman 33-34, Maktabah Ibnu Sina, tahqiq : Muhammad Ibrahim Salim)
Dalam pandangan Islam pemuda yang baik adalah yang berkarakter Ashabul Kahfi dan beriman. Pemuda Ashabul Kahfi akan mendapat kemuliaan dimata Allah. Dengan keyakinan dan keimanan tersebut kita akan selalu merasa diawasi oleh Allah, jadi kita akan merasa malu untuk bermaksiat walaupun tidak ada manusia yang melihat.
Ashabul Kahfi merupakan sekelompok anak muda yang memiliki integritas moral (iman)
نَّحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِٱلْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ ءَامَنُوا۟ بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَٰهُمْ هُدًى
✨Artinya : ”Mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS al-Kahfi:13)✨
Pemuda memiliki andil besar dalam sejarah kebangkitan bangsa. Maju mundurnya bangsa tergantung pada kondisi para pemudanya. Jika pemudanya memiliki jiwa yang maju, jiwa besar, dan jiwa kepemimpinan, maka bangsa itu akan maju, besar dan mampu memimpin peradaban dunia. Pun sebaliknya, jika pemudanya menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, apalagi bertentangan dengan nilai-nilai agama, seperti mabuk-mabukan, tawuran, pornografi, dan pornoaksi, maka masa depan bangsa itu akan suram.
💕💕Dalam sejarah kita mengenal pemuda yang bernama Mush’ab bin Umair, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf dan banyak lagi. 💞💞
Memiliki karakteristik yang Masya Allah, sebagai berikut
🌻pemuda yang selalu menyeru kepada alhaq (kebenaran)
”Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan.” (QS Al-A’raf [7]: 181).
🌺mereka mencintai Allah dan Allah pun mencintai mereka
”Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Maidah [5]: 54).
🌞mereka saling melindungi dan saling mengingatkan satu sama lain serta taat menjalankan ajaran agama
”Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS At-Taubah [9]: 71).
💓mereka adalah pemuda yang memenuhi janjinya kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Allah berfirman, ”(Yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian.” (QS Ar-Ra’d [13]: 20).
✨mereka tidak ragu-ragu dalam berkorban dengan jiwa dan harta mereka untuk kepentingan Islam. ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS Al-Hujurat [49]: 15).
🌸pemuda yang (tumbuh) selalu beribadah kepada Allah dan hatinya senantiasa terpaut dengan masjid
Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wassallam bersabda, ”Ada tujuh (7) golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari tidak ada naungan selain naungan-Nya, (yaitu): pemimpin yang adil, pemuda yang (tumbuh) selalu beribadah kepada Allah, orang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, orang laki-laki yang senantiasa mengingat Allah (berdzikir kepada-Nya) dalam keseharian sampai air matanya mengalirkan, orang laki-laki yang diajak seorang wanita yang mulia lagi cantik lalu ia berkata, ”Aku takut kepada Allah yang menguasai seluruh alam”, dan orang laki-laki yang bersedekah dan menyembunyikan (amal) sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan tangan kanannya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Para pemuda/i, anak anak remaja merupakan aset berharga untuk agama dan Bangsa.
Bagus sekali jika para pemuda meluangkan waktu untuk membuat suatu komunitas positif seperti hal nya kegiata Kajian online seperti ini, nah ini merupakan salah satu contoh pemuda pemuda ideal, yang membuat wadah perkumpulan untuk menyampaikan dakwah.
Ingat, pemuda yang taat lebih mulia di sisi Allah, dari pada yang tua yang taat, karena pemuda itu menghadapi tantangan, hawa nafsu, syahwat, godaan, makanya kalo ada musuh Islam yang merusakkan Islam, dia rusak akhlak pemuda. Masukan macam macam filem yang tidak bagus, masukan narkoba, perzinahan, minuman keras. Sampai Rasulullah bersabda, 7 golongan yang dibawah naungan Allah diantaranya, seorang pemuda yang Istiqomah.
•┈┈•○○❁🌵🚿❤🌵🚿❁○○•┈┈•
Demikian materi kali ini
Mohon maaf jika ada salah salah kata dalam penulisan, kepada Allah saya mohon pengampunan
Satu kata untuk kita semua,
من اراد الدنيا فعليه بالعلم، ومن ارادالاخرة فعليه بالعلم ومن ارادهما فعليه بالعلم
🌍 Barang siapa yang menginginkan dunia maka hal itu dapat dicapai dengan ilmu, barang siapa yg menginginkan akhirat hal itu bsa didapat dengan ilmu, maka yg mnginginkan keduanya dapat didapat dengan ilmu
العلم بلاعمل كا لشجر بلا ثمر
🌴Ilmu itu apabila.tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah..
Syukron Katsiran atas waktunya
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
0 notes
Text
Dear, Future Me
Dikutip dari surat cinta bagi diriku di masa depan yang ditulis di lima belas menit terbaik pada pertemuan sesi pengenalan Rumah Kepemimpinan.
Mungkin saat ini kau sedang berdiri di depan beratus-ratus pasang mata calon penerus estafet kepemimpinan umat dan bangsa di masa depan; mencoba merangkai dan menghidupkan untaian kata membara serta menanamkan berbagai idealisme hebat untuk membangun bangsa yang hebat pula.
Atau mungkin kau sedang sibuk mengurus naskah berisi ide-ide luar biasamu yang siap dicetak sebagai sejarah; supaya nantinya ruhmu bisa tetap hidup—bersamaan dengan narasi-narasi besar yang kau wariskan pada generasi setelahmu melalui tarian aksara dalam hidup tulismu—walaupun jasadmu sudah terkubur tanah.
Atau mungkin kau sedang duduk di tengah para petinggi negeri; entah menjadi secercah harap bagi perjuangan pulihnya lingkungan yang sedang sakit, atau menjadi obat bagi sistem pendidikan yang tak kunjung membaik, atau menjadi toa bagi mereka yang suaranya tak bisa didengar oleh hati-hati yang tuli—yang pasti kau sedang sibuk berdiskusi terkait mau dibagaimanakan nasib bangsa saat ini.
Atau mungkin, saat ini kau sedang sekadar berkumpul menikmati hangatnya ruang tamu bersama anak-anakmu yang cerdas; berbagi cerita dan tawa bersama mereka, berusaha sebisa mungkin hadir membersamai mereka sebagai madrasah pertama terbaik bagi calon-calon pemimpin hebat di masa depan.
Sedang apa pun kau saat ini, ada satu hal yang ingin kusampaikan untukmu, Naf. You’ve gone through all the bad and good things these years, and thank you for being strong walking on this tough ways. Kamu orang hebat.
Terlepas jadi apapun kamu saat ini: entah menteri, atau ketua yayasan, atau penulis hebat, atau ibu rumah tangga yang hadirnya selalu dinanti oleh suami dan anak-anaknya, aku mau kamu pesen satu hal ke kamu: tetap jadi orang baik, ya. Tetap jadi orang yang tinggi tanpa merendahkan, orang yang rendah hati, yang haus akan kontribusi, dan senantiasa peduli dengan aktif jadi garda terdepan yang rela dengan semangat memperjuangkan kebaikan nasib ummat dan bangsa.
Jadilah ibu peradaban terbaik, yang selama darahmu mengalir, kau senantiasa mengejar ridha-Nya melalui berbagai kontribusi-kontribusi terbaik yang bisa kau beri.
Thank you for being a great woman who always greatly stands on your own feet. Sincerely, You, years ago.
Ditulis di Bandung, 27 Juli 2022
naf.
9 notes
·
View notes
Text
Menggali Warisan Abu Bakar ash-Shiddiq, Sahabat Dekat Rasulullah
PAMEKASAN, MaduraPost – Abu Bakar ash-Shiddiq, lahir dengan nama Abdullah bin Abu Quhafah, adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Islam. Ia dilahirkan di Mekah sekitar tahun 573 Masehi dan dikenal sebagai teman dekat Nabi Muhammad SAW sejak masa muda mereka. Abu Bakar merupakan salah satu orang pertama yang menerima ajaran Islam. Ketika Nabi Muhammad mulai menyebarkan wahyu…
#Abu Bakar ash-Shiddiq#Dermawan dan setia#Dukungan terhadap dakwah Islam#Gelar ash-Shiddiq#Hijrah ke Madinah#Keimanan dan pengorbanan#Kesetiaan dan kebenaran#Khalifah pertama#Pengumpul Al-Qur&039;an#Perang Ridda#Persahabatan dengan Nabi#Sahabat Nabi Muhammad#Sejarah Islam#Teladan umat Islam#Warisan Kepemimpinan
0 notes
Text
Belajar dari Khulafaur Rasyidiin ke-5
Sebagian ulama menempatkan Beliau sebagai Khulafaur Rasyidiin ke-5, Umar bin Abdul Aziz.
Di masa mudanya, Beliau hidup dengan beban sejarah yang memilukan. Keluarganya adalah orang yang memberikan tinta kelam terhadap Islam, mengatasnamakan dakwah namun merusak dakwah itu sendiri. Bagaimana tidak, Kekhilafahan dengan metode tangan besi, mencekal, bahkan membunuh musuh politik mereka, dan juga memporakporandakan Kota Nabi yang dimuliakan.
Ayahnya juga korban politik, ditepikan dari ibu kota, masa kecilnya dihabiskan di tepi sungai nil jauh dari prahara kekejian kekuasaan.
Sampai suatu saat, beliau berkesempatan menimba ilmu di kota Nabi tercinta, kembali menjadi pemimpin adil di Hijaz, lalu menjadi Khalifah Islam.
Umar bin Abdul Aziz R.A adalah orang yang faqih namun juga punya kebiasaan hidup dengan kemewehan harta sebelum menjadi Khalifah. Ketika amanah umat itu hadir, hal yang pertama dilakukan adalah melepaskan segala kemewahan itu, memberikan haknya kepada negara, dan selanjutnya dibagikan kepada orang yang lebih membutuhkan.
Beliau juga meminta harta para anggota keluarganya untuk dikembalikan, yang pada akhirnya mendapat banyak pertentangan dan mempengaruhi kepemimpinanya menjadi sangat singkat.
Selain itu, kewibawaan beliau selama menjadi Gubernur Hijaz menjadi cerita tersendiri. Mengembalikan majelis syuro, menempatkan sesuatu pada tempatnya, menghilangkan rasa sakit rakyatnya dengan meminta maaf atas perlakuan pemimpin terdahulu, dan memberikan ketenangan dengan keadilan bagi semua pihak.
Di usianya yang cukup muda, beliau mencurahkan segala tenaganya untuk berkhidmat dalam pelayanan dan menegakan keadilan. Dari rumah ke rumah menanyakan adakah yang tersakiti hatinya oleh orang lain, atau orang yang punya hutang, juga para bujang yang sedang ingin menikah tak punya harta.
Memang benar, kepemimpinan itu adalah penderitaan. Sang Khalifah ke-5 banyak sekali memberikan teladan, ketika hari ini banyak orang memimpin malah memperkaya dan menindas, bahkan di level organisasi kecil sekalipun.
Sungguh, kita harusnya malu, bukankah amanah itu hadir dari Allah, dan setiap amanah akan dimintai pertanggungjawaban?
Beliau adalah oase dalam sebuah zaman kegelapan dan apa yang beliau contohkan tentunya harus kita teruskan dalam upaya menjadikan Islam rahmat bagi seluruh alam, bukan untuk golongan sendiri.
Wallahua'lam Bissawwab
22 notes
·
View notes
Text
Catatan nasehat dari sang guru
Umat Islam dalam kurun waktu yang panjang senantiasa dalam keadaan aman sentosa.
Pemerintahan Khilafah Utsmaniyah mereguk kejayaan selama empat abad. Kekuatan persenjataan dan pasukan, luasnya daerah yang dikuasai dan wibawa hukum yang berlaku, membuka jalan bagi ekspansi wilayah Islam.
Namun, bila kita melihat kondisi umat Islam hari ini, sangatlah memprihatinkan. Islam sebagai tatanan hidup (nizhamul hayah) yang mengatur sendi kehidupan, saat ini hanyalah sebatas konsep dan simbol-simbol belaka. Kemunduran demi kemunduran diderita oleh umat ini, terutama sejak runtuhnya Khilafah Islamiyah, dengan tumbangnya kepemimpinan Turki Utsmani sebagai khilafah terakhir pada akhir Perang Dunia I (1924). Dua fungsi khilafah, yaitu hirasatuddin (menjaga tegaknya din) dan siyasatuddunya bid-dien (mengelola dunia dengan visi din) menjadi mandul. Umat Islam di berbagai belahan bumi ini bagaikan anak ayam kehilangan induknya.
Kaum muslimin pun mengalami keadaan yang kritis dan berada pada posisi yang lemah. fitnah syubhat (keragu-raguan dan kerancuan pemikiran) dan fitnah syahwat telah mencengkeram umat ini, dan melemparkan mereka ke dalam kehinaan dan keterpurukan. Peradaban barat dan ideologi rusaknya telah meracuni pemikiran umat ini, serta menjadikan mereka berkiblat kepadanya
Abul A’la Al-Maududi menggambarkan lemahnya posisi umat dengan mengibaratkan jika dunia ini adalah kereta, maka orang-orang Barat sebagai masinisnya dan kaum Muslimin sebagai penumpangnya. Betapa umat ini senantiasa dimarginalkan dan menjadi bulan-bulanan oleh musuh-musuh Islam.
Untuk bangkit dari keterpurukan, bukanlah hal yang mudah. Butuh waktu panjang dan perjuangan yang berat. Perlu adanya penopang-penopang yang kuat dari setiap komponen umat. Setiap sumber daya harus dipotensikan dan diarahkan dalam perjuangan penegakan Islam.
Salah satu unsur penopang kebangkitan tersebut adalah para muslimah, yang memiliki posisi strategis dan urgen dalam memperjuangkan kebangkitan Islam. Peran yang bisa dimainkan oleh para muslimah, tak dapat hanya dipandang sebelah mata. Sejarah pun mencatat, bahwa para wanita dalam lintas perjuangan Islam di masa nubuwwah telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi tegaknya risalah tauhid.
Dalam berbagai lini kehidupan, terhamparlah pentas iqamatuddin (perjuangan menegakkan din) bagi muslimah untuk memfungsikan dirinya. Besarnya tanggungjawab muslimah dalam iqamatuddin menuntut dirinya untuk aktif berpartisipasi dan berkiprah. Dia dibutuhkan dalam dakwah dan tarbiyah, baik dalam skala individu, keluarga, masyarakat bahkan negara.
Muslimah harus ‘bergerak’ dan berperan, tidak hanya diam, ‘duduk manis’, dan sekadar berpangku tangan. Dialah imadul bilad (tiang negara), murabbiyah (pendidik), ustadzah (pengajar), madrasatul ula (madrasah pertama bagi anak-anaknya), muharikah (aktivis pergerakan), dan da’iyyah (juru dakwah). Dialah parameter kemuliaan masyarakat dan bangsa.
Dalam aplikasinya bentuk-bentuk peran yang dimainkan oleh seorang muslimah dalam upaya-upaya iqamatuddin tidaklah terikat dan terbatas pada label-label dan predikat-predikat yang ada. Karena dalam memainkan peran tersebut, tiap individu memiliki ruang kapasitas dan posisi yang berbeda-beda.
Titik tekan pemberdayaan peran muslimah lebih kepada kontribusi apa yang bisa ia berikan dalam kancah iqamatuddin, baik besar atau kecil, tergantung pada kapabilitas yang dimiliki. Menjadi ustadzah TPA, ibu rumah tangga ataupun aktivis dakwah, semuanya akan memiliki nilai tambah bagi iqamatuddin, selama kita meniatkannya karena Allah dan menjadikan tujuan turunannya sebagai manifestasi menuju kebangkitan Islam.
Karena itulah, sebagai muslimah yang menyadari urgensi perannya, jangan hanya diam dan menjadi penonton. Perjuangan Islam menantikan ‘sentuhan’ kita. Apapun posisi kita, sebagai siapapun kita, dan berada dimanapun kita, peran kita sangatlah dibutuhkan.
Apa yang bisa dan mampu kita berikan, mari kita berikan. Think globally, act locally. Berpikirlah secara global tentang kebangkitan Islam, dan bertindaklah secara lokal tentang apa yang bisa kita lakukan. Sekecil apapun itu, akan bernilai besar di sisi Allah dan bagi perjuangan Islam. Jangan hanya diam, ayo kita berperan !
39 notes
·
View notes
Text
Catatan Kajian Kepemimpinan (1/4)
Korelasi antara kesatuan umat dengan jatuhnya Baitul Maqdis
Peristiwa yang paling mengguncang dalam sejarah Islam ialah jatuhnya Al Aqsha di tangan Pasukan Salib dan hal itu sangat berkaitan dengan kondisi umat secara umum.
Eropa di abad 11 dan 12 sebenarnya masih jauh dari kebangkitan. Maka perebutan Masjidil Aqsha di tangan Pasukan Salib lebih dikarenakan lemahnya kaum Muslimin dibandingkan kekuatan Eropa.
Karena sekuat apapun seseorang, jika ia terkulai lemah tak berdaya untuk mengalahkannya tidak perlu lawan yang setara. Jadi bukan karena Pasukan Eropa yang kuat, namun umat Islamnya yang sedang sekarat.
Bab 1 dan 2 dalam kitabnya, Syakih Najib Irsyad Al-Kilani mengadakan kajian sejarah yang sangat penting dengan menyertakan saksi sejarah pada masa itu, semisal Ibnu Katsir, Ibnu Syaddad, dan Abu Syam Al-Maqdishi yang menunjukkan bahwa memang sedang ada permasalahan besar di tubuh umat Islam.
Pada tahun 400-an Hijriah umat Islam sudah jauh dari tren peningkatan kualitas seperti abad awal Hijriyah. Sekitar akhir abad ketiga H, mulai turun kondisi umat secara massif.
Dan kemunduran umat Islam ini ditelusuri serta digambarkan dari Bab 1 Halaman 15 sampai Bab 2 sekitar halaman 70 yang menunjukkan bahwa kondisi umat itu ternyata jauh dari kata pantas dan sangat memprihatinkan. Seperti misalnya rusaknya aspek ekonomi, sosial, perpecahan politik, juga konflik syiah-sunni.
Namun menariknya dari aspek penulisan Syaikh Najib, beliau memaparkan kondisi umat yang memprihatinkan diatas itu hanyalah gejala, sedangkan analisa terkait akar permasalahan itu terangkum dalam empat hal :
1. Permasalahan Pemikiran dan Perpecahan dalam Madzhab
Gejala luaran yang tampak seperti ekonomi, sosial, dan politik timbul dari sesuatu yang sifatnya abstrak, yaitu permasalahan dalam pemikiran.
Ketika orientasi hidup tidak lagi Lillahi Ta’ala, ketika pemikirannya tidak lagi menjunjung risalah peradaban Islam maka gejala yang tampak akan terlihat dari aspek-aspek yang tadi.
2. Perpecahan dan Penyimpangan Tasawuf
Aslinya Tasawuf itu esensinya Tazkiyah, ranahnya ialah kondisi ruhiyah. Namun ketika aspek orientasi ruhiyah itu timbul penyimpangan akan menjadi problem besar dan timbulnya madzhab kebathinan yang menyimpang, semisal Syiah Ismailiyah Bathiniyah.
3. Ancaman para Filsafat
Tentu saja filsafat yang dikhawatirkan ialah orang orang yang membahas filsafat ke ranah metafisis atau ketuhanan. Bukan para filsuf yang menekankan filsafat sebagai kerangka berpikir.
4 notes
·
View notes
Text
Jumat 7 mei 2021, di bawah langit yang sendu dan tenang, malam itu begitu syahdu, masyarakat berbondong-bondong untuk melaksanakan shalat tarawih. Ada yang mengajak keluarga, ada yang datang dari tempat nan jauh, semata-mata hanya untuk bisa merasakan shalat dan I’tikaf di masjid yang amat dimuliakan. Al Aqsha. Atmosfer dan suasana di sini begitu berbeda, mungkin ini yang telah menjadi salah satu daya tarik.
Al Aqsha bukan hanya sekedar bangunan tapi ia telah menjadi sejarah yang mengagumkan dan begitu panjang. Masjid Al aqsha telah menjadi kiblat pertama umat islam, menjadi titik tolak keberangkatan Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam, dibebaskan pada masa pemerintahan Umar bin Khattab radhiallahu’an, dan setelah disandera oleh tantara salib kemudian dibebaskan kembali oleh Shalahudin Al Ayubi. Dan lagi, Rasulullah memberikan sabda khusus untuk tempat ini,
Tidak dikerahkan melakukan suatu perjalanan kecuali menuju tiga Masjid, yaitu Masjid Al-Haram (di Mekkah), dan Masjidku (Masjid An-Nabawi di Madinah), dan Masjid Al-Aqsha (di Palestina)”.
(H.R. Bukhari dan Muslim).
Melihat fakta sejarah ini. Siapa yang tidak ingin mengunjungi dan shalat di Masjid Al Aqsha?
Tapi, malam yang syahdu itu, langit-langit malam yang indah dipenuhi bintang bertepatan 25 ramadhan, kini berubah berwarna kemerahan akibat tembakan peluru kejut serta karet, yang dilakukan oleh tantara Israel. Penduduk yang sedang menikmati shalat tarawih dan I’tikaf pun terpaksa berhamburan, berlindung, dari tindakan arogansi yang tidak jelas juntrungnya.
Penyerangan tiba-tiba ini juga bukan sekali-duakali mereka lakukan tetapi sering hingga harus melukai masyarakat setempat dan tak sedikit yang meninggal akibat penyerangan ini. Sejak tulisan ini dibuat, penyerangan pun masih terus dilakukan oleh tantara Israel dan telah menelan 24 korban jiwa meninggal dunia.
Teman-teman mungkin juga telah melihat video-video yang beredar terkait penyerangan ini. Dan, sebagai seorang muslim, siapa yang tidak mendidih darahnya, meninggi emosinya melihat tindakan mereka yang menyakiti kaum muslimin. Kalau kita ingin melihat hal ini dari kacamata kemanusiaan saja ini jelas merupakan kesalahan, sesuatu yang buruk. Mari kita bayangkan, mereka tengah menikmati malam Ramadhan dengan sedu berharap bertemu dengan malam terbaik, tetapi mereka bertemu peluru yang menghilangkan nyawa. Ini jelas merupakan hal yang tidak bisa dibiarkan.
Dan soal sudut pandang, kita melihat dari kacamata yang jauh lebih baik dari itu. Sudut pandang keimanan. Mereka bukan menyerang rakyat palestina tapi menyerang kaum muslimin, mereka bukan memporak-porandakan bangunan, mereka sedang menghancurkan kiblat pertama kaum muslimin. Kalau kita tidak marah melihat hal ini, periksalah hati kita apakah ghirah (semangat membela islam) itu sudah redup?
Penyerangan tantara Israel tentu bukan kali pertama. Sudah cukup sering. Kecaman-kecaman yang kita layangkan kepada mereka telah banyak juga diterima. Tapi, apa mereka berhenti?
Mereka tidak akan takut sebelum seluruh kaum muslim bersatu, untuk itu kita butuh persatuan. Mereka tidak akan berhenti sebelum kaum muslim memiliki pemimpin yang kuat, untuk itu kita butuh kepemimpinan islam.
Hari ini, di bulan penuh kemuliaan dan perjuangan, untuk sementara kita hanya bisa berdoa yang terbaik untuk saudara kita yang nun jauh di sana, berharap Allah menggulingkan kesombongan Israel dan menundukkan mereka dengan Islam.
Dan, untuk mereka yang telah meninggal atas penyerangan ini, semoga Allah memberikan gelar syahid pada mereka & memberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Bersahur di dunia, berbuka di Surga.
#hijrah#dakwah#asolstais_elkaffah#muslimah#selfreminder#oneminutebooster#repost#pemudahijrah#quotes#islam
1 note
·
View note
Photo
Kisah Nabi Muhammad, Sejarah Panjang Perjalanan Hidup hingga Wafat
Nabi Muhammad SAW merupakan junjungan bagi muslim dan merupakan sosok utama dalam sejarah agama Islam.
Bahkan dapat dikatakan, seluruh muslim pasti mengenal sosok seorang nabi dengan segala kebaikan dan kerendahan hatinya ini.
Nabi Muhammad lahir di Makkah, 12 Rabiul Awal kalender Hijriah. Peringatan hari kelahirannya pun kerap disebut dengan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Maulid Nabi Muhammad setiap tahunnya selalu berbeda dalam kalender Masehi. Hanya pada kalender Hijriah yang tetap jatuh pada 12 Rabiul Awal.
Nabi Muhammad pun disebut sebagai utusan Allah yang menjadi teladan seluruh umat di dunia, baik dari zaman kenabian hingga zaman modern saat ini.
Nabi Muhammad merupakan nabi paling akhir yang diutus Allah untuk menuntun umat di dunia. Di mana, Allah menjadikan Muhammad sebagai nabi penutup.
Sebagai utusan Allah paling akhir, Nabi Muhammad menyempurnakan ajaran Allah yang telah disampaikan oleh nabi-nabi sebelumnya.
Seperti dilansir dalam situs NU, sebagai nabi terakhir, perjalanan Nabi Muhammad tidak lepas dari upaya menyeru seluruh umat manusia agar beribadah kepada Allah dan menunjukkan mereka jalan yang lurus dalam urusan dunia maupun akhirat.
Sama seperti nabi-nabi sebelumnya, Muhammad pun mendapatkan wahyu yang luar biasa dari Allah SWT. Tetapi berbeda, Allah memberikan wahyu berupa petunjuk bagi Muhammad untuk membaca kitab suci Al-Qur'an agar terang dalam menjalani kehidupan.
Kelahiran Nabi Muhammad
Kisah Nabi Muhammad yang pertama harus diketahui adalah soal kelahirannya. Kala itu, kelahiran Nabi Muhammad bertepatan dengan peristiwa pasukan gajah yang tengah berusaha merobohkan Ka’bah.
Pada saat itu, Allah mengirimkan burung-burung ababil untuk menjatuhkan batu-batu pembawa wabah penyakit kepada pasukan Gajah yang sedang berupaya menghancurkan tempat suci dan bersejarah umat Islam, Ka’bah.
Di tahun Gajah inilah, Nabi Muhammad lahir di Makkah dan besar sebagai anak yatim karena Ayah Nabi Muhammad, Abdullah telah wafat sebelum Nabi Muhammad lahir. Nabi Muhammad dididik dan dibesarkan oleh seorang ibu yang mulia, yaitu Aminah.
Setelah beberapa waktu bersama sang ibu, kemudian Nabi Muhammad dibesarkan oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib.
Namun tak berselang lama, setelah dua tahun bersama sang kakek tercinta, Nabi Muhammad harus rela ditinggalkan kakek yang turut membesarkannya.
Pada usia delapan tahun setelah kepergian sang kakek, Nabi Muhammad kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.
Meskipun hidup fakir atau kesulitan dalam mencukupi kebutuhan hidup, namun Abu Thalib adalah seorang dermawan yang rajin berbagi dan bersedekah kepada sesama.
Walau dalam keadaan sulit, Nabi Muhammad dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bersama pamannya.
Wahyu Pertama Sang Rasul
Setelah peristiwa kelahiran, kisah Nabi Muhammad berikutnya yang patut menjadi teladan adalah peristiwa diturunkannya wahyu pertama dari Allah.
Sebelum dijadikan seorang Rasul, Allah pun telah memberikan anugerah keistimewaan kepada Nabi Muhammad.
Salah satunya adalah wajahnya yang bersinar terang hingga mampu mengalahkan sinar rembulan. Ini dikatakan sebagai tanda kebesaran Allah yang menunjukkan nabi terakhir dengan kemuliaan dan kedudukan yang tinggi.
Selain karunia wajah yang bersinar, Rasulullah juga diberikan wahyu pertama yang sungguh luar biasa dari Allah SWT.
Menjelang diturunkannya wahyu pertama, Rasulullah mendapatkan sebuah mimpi di mana Malaikat Jibril datang menghampirinya.
Nabi Muhammad pun merenung dan memikirkan mimpi yang dialaminya dengan menyendiri di Gua Hira. Kemudian di tempat itulah, Nabi Muhammad diperlihatkan Allah bahwa mimpi yang dialaminya benar adanya.
Pada saat itu, Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah dan menurunkan wahyu pertama yang diberikan Allah SWT. Saat itulah, Allah menurunkan ayat dari QS Al-Alaq 1 – 4, yaitu sebagai berikut:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-‘Alaq, 1-4)
Setelah peristiwa itu, Nabi Muhammad pulang dengan perasaan takut. Namun di sinilah waktu di mana kisah kerasulan Nabi Muhammad dimulai.
Di mana, Nabi Muhammad sebagai utusan terakhir yang akan membawa kedamaian bagi seluruh umat manusia.
Berdakwah Secara Rahasia
Kisah Nabi Muhammad berikutnya yang tidak kalah menarik adalah kisah perjalanan dakwahnya secara diam-diam.
Setelah mendapatkan wahyu pertama, Nabi Muhammad kemudian mulai melakukan dakwah secara rahasia atau sembunyi-sembunyi.
Khadijah, Abu Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah, Ummu Aiman, Ali bin Abu Thalib, dan Bilal bin Rabah merupakan orang-orang yang menjadi pengikut pertamanya.
Setelah beberapa tahun melakukan kegiatan dakwah secara rahasia, kemudian Allah memberikan perintah untuk berdakwah secara terang-terangan.
Perintah ini seperti yang tercantum dalam QS Al-Hijr ayat 94 yaitu sebagai berikut :
"Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik."
Peristiwa Isra Mi'raj
Peristiwa Isra Mi'raj juga termasuk perjalanan penting dari Kisah Nabi Muhammad yang bermakna dan mempunyai pesan mendalam.
Peristiwa perjalanan Nabi Muhammad ini bermula ketika istrinya Khadijah dan pamannya Abu Thalib wafat.
Meninggalnya dua orang penting dalam hidup Nabi Muhammad ini terjadi pada tahun ke-11 kepemimpinan Nabi Muhammad.
Tahun tersebut merupakan tahun yang menyedihkan bagi seorang Nabi Muhammad. Ia harus kehilangan istri tercinta yang selalu mendampingi serta pamannya yang telah mengasuh sejak kecil.
Namun setelah peristiwa itu, Allah mengutus Malaikat Jibril untuk mendampingi Rasulullah melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Perjalanan ini disebut juga dengan Isra Mi'raj.
Isra di sini ketahui sebagai perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Aqsa, menuju langit ke-7 yang disebut dengan Mi'raj.
Pada peristiwa inilah, Rasulullah mendapatkan perintah salat 5 waktu yang wajib ditunaikan seluruh umat muslim.
Wafatnya Nabi Muhammad
Kisah Nabi Muhammad berikutnya yang tidak boleh dilupakan adalah peristiwa wafatnya utusan Allah paling akhir ini.
Konon, Nabi Muhammad menderita sakit yang dialami selama beberapa bulan. Setelah melewati penyakitnya, Nabi Muhammad dikabarkan meninggal dunia.
Pada saat terjadinya peristiwa menyedihkan itu, sahabatnya Abu Bakar sedang tidak berada di Madinah. Kemudian setelah diberitahu, beliau segera datang ke rumah Aisyah dan mengucapkan pidato, yaitu sebagai berikut:
"Ketahuilah, barang siapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad kini telah mati, dan barangsiapa menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah tetap senantiasa hidup tidak akan pernah mati."
Kemudian beliau pun mengucapkan firman Allah dalam QS Az-Zumar ayat 30:
"Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)."
Pada saat itulah, seluruh umat muslim berduka dan harus merelakan suri tauladan yang tidak lelah mengajarkan kebaikan dalam menjalani kehidupan.
Peristiwa ini akan selalu dikenang umat muslim sebagai peristiwa besar dan bersejarah dari perjalanan seorang yang memiliki segala sifat baik dan kemuliaan.
4 notes
·
View notes
Link
Peran Pemuda dalam Mengemban Risalah
Jika kita mencermati profil para sahabat Rasulullah, dapatlah diketahui banyak sekali diantara mereka itu adalah para pemuda:
Usamah bin Zaid (18 tahun). Memimpin pasukan yang anggotanya adalah para pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar untuk menghadapi pasukan terbesar dan terkuat di masa itu.
Sa’d bin Abi Waqqash (17 tahun). Yang pertama kali melontarkan anak panah di jalan Allah. Termasuk dari enam orang ahlus syuro.
Al Arqam bin Abil Arqam (16 tahun). Menjadikan rumahnya sebagai markas dakwah Rasul shallallahu’alahi wasallam selama 13 tahun berturut-turut.
Zubair bin Awwam (15 tahun). Yang pertama kali menghunuskan pedang di jalan Allah. Diakui oleh Rasul shallallahu’alaihi wasallam sebagai hawari-nya.
Zaid bin Tsabit (13 tahun). Penulis wahyu. Dalam 17 malam mampu menguasai bahasa Suryani sehingga menjadi penterjemah Rasul shallallu’alalihi wasallam. Hafal kitabullah dan ikut serta dalam kodifikasi Al-Qur’an.
Atab bin Usaid (18 tahun). Diangkat oleh Rasul shallallahu’alaihi wasallam sebagai Gubernur Makkah pada umur 18 tahun.
Mu’adz bin Amr bin Jamuh (13 tahun), bersama Mu’awwidz bin ‘Afra (14 tahun) berhasil membunuh Abu Jahal, jenderal kaum musyrikin, pada perang Badar.
Thalhah bin Ubaidullah (16 tahun). Orang Arab yang paling mulia. Berbaiat untuk mati demi Rasul Shallallahu’alaihi wasallam pada perang Uhud dan menjadikan dirinya sebagai tameng bagi Nabi.
Perhatikanlah kisah-kisah dalam Al-Qur’an. Bukankah kebanyakan darinya adalah kisah-kisah para pemuda?
Ibrahim ‘alaihis salam berjuang menegakkan tauhid berhadapan dengan bapaknya dan kaumnya, bahkan berhadapan dengan penguasa zalim pada masanya.
إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَا هَٰذِهِ التَّمَاثِيلُ الَّتِي أَنْتُمْ لَهَا عَاكِفُونَ
“(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: ‘Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?’” (QS. Al-Anbiya, 21: 52)
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِي حَاجَّ إِبْرَاهِيمَ فِي رَبِّهِ أَنْ آتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ إِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّيَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا أُحْيِي وَأُمِيتُ ۖ قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: ‘Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,’ orang itu berkata: ‘Saya dapat menghidupkan dan mematikan’. Ibrahim berkata: ‘Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,’ lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah, 2: 258)
Perhatikan pula kisah Yusuf, Ashabul Kahfi, Musa, Daud, Isa dan Muhammad. Bukankah kisah-kisah mereka adalah kisah-kisah para pemuda?
Fakta sejarah ini mengisyaratkan bahwa pemuda memiliki peran yang sangat strategis dalam perjuangan kebangkitan umat. Bahkan bisa dikatakan, pemuda adalah tulang punggung dalam perjuangan. Maka, para pemuda hendaknya menyadari tuntutan pada dirinya untuk berperan dalam perjuangan Islam.
Pertama, ba’tsul himmah minat tasaulat, membangkitkan semangat untuk menjawab berbagai persoalan yang muncul di sekitarnya.
Berkenaan dengan peran pemuda dalam perjuangan, Syaikh Hasan Al-Banna rahimahullah berkata, “Ada di antara pemuda yang tumbuh dalam situasi bangsa yang dingin dan tenang, di mana kekuasaan pemerintah telah tertanam kuat dan kemakmuran telah dirasakan oleh warganya. Sehingga aktivitas pemuda yang tumbuh dalam suasana ini lebih banyak tertuju kepada diri sendiri daripada untuk umatnya. Dia pun kemudian cenderung main-main dan berhura-hura karena merasa tenang jiwanya dan lega hatinya.
Ada juga pemuda yang tumbuh dalam suasana bangsa yang keras dan bergolak, di mana bangsa itu sedang dukuasai oleh lawannya dan dalam semua urusan diperbudak oleh musuhnya. Bangsa ini berjuang semampunya untuk mengembalikan hak yang dirampas, tanah air yang terjajah, dan kebebasan, kemuliaan, serta nilai-nilai agung yang hilang. Saat itulah kewajiban mendasar bagi pemuda yang tumbuh dalam situasi seperti ini adalah berbuat untuk bangsanya lebih banyak daripada berbuat untuk diri sendiri. Jika ia melakukannya, ia akan beruntung dengan mendapatkan kebaikan segera di medan kemenangan dan kebaikan—yang tertunda—berupa pahala dari Allah SWT.”[1]
Kedua, naqlul ajyal, peran sebagai generasi penerus perjuangan.
Islam menanamkan nilai-nilai agung kepada para para penganutnya. Diantaranya adalah menanamkan cita-cita agar mereka bersama anak-cucu dan generasi penerusnya senantiasa menjadi pemimpin dalam rangka menegakkan agama dan memberikan manfaat kepada manusia demi menggapai keridhoan-Nya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Dan orang orang yang berkata: ‘Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan, 25: 74)
Berkenaan dengan ayat di atas, Syaikh Muhammad Sulaiman Al-Asyqar rahimahullah berkata, “Ayat ini menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam beragama adalah bagian dari hal yang wajib untuk kita harapkan, namun bukan untuk berbangga diri, akan tetapi agar dapat memberi manfaat yang besar bagi orang lain dan agar mendapatkan pahala yang besar.”[2]
Sementara itu Syaikh Wahbah Zuhaili rahimahullah berkata, “Ini adalah dalil tentang hukum memohon kepemimpinan yang berlandaskan agama guna mendirikan kewajiban kepemimpinannya, bukan untuk menyombongkan diri dengan kepemimpinan itu.”[3]
Para pemuda muslim hendaknya memiliki kesadaran tentang peran mereka untuk meneruskan kebaikan-kebaikan dan keteladanan generasi sebelumnya, serta risalah perjuangan mereka.
Ketiga, istibdalul ajyal, peran sebagai generasi pengganti masyarakat yang menyimpang dari nilai-nilai kebajikan.
Para pemuda Islam harus berupaya menjadi ‘generasi pengganti’, bukan malah menjadi ‘generasi yang digantikan’. Renungkanlah ayat-ayat berikut ini,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah, 5: 54)
هَا أَنْتُمْ هَٰؤُلَاءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَمِنْكُمْ مَنْ يَبْخَلُ ۖ وَمَنْ يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ ۚ وَاللَّهُ الْغَنِيُّ وَأَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ ۚ وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ
“Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini.” (QS. Muhammad, 47: 38)
Di saat banyak orang yang berpaling dari nilai-nilai agama, para pemuda Islam harus menyadari posisi dirinya sebagai generasi pengganti yang siap berkomitmen terhadap nilai-nilai ketaatan, dan selalu menyambut seruan-seruan Allah Ta’ala.
Keempat, tajdidu ma’nawiyatil ummati, peran sebagai pembaharu moral umat.
Dalam Risalahi Ilas Syabab, Syaikh Hasan Al-Banna rahimahullah menyebutkan bahwa‘awamilu an-najah (faktor-faktor kesuksesan) sebuah fikrah (gagasan/pemikiran) ada empat: al-iman (keyakinan), al-ikhlash (ikhlash), al-hamasah (semangat), dan al-amal (amal/kerja). Keempat hal tersebut tenyata adalah min khashaisis syabab (bagian dari karakteristik pemuda). Maka—dalam kebangkitan ini—pemuda harus menjadi: pilar kebangkitan, rahasia kekuatan, dan pengibar panji fikrah.[4]
Para pemuda harus menjadi pengobar api kebangkitan. Menyegarkan ma’nawiyah umat agar mereka memiliki keyakinan, ketulusan, semangat, dan siap beramal.
Kelima’ ‘anashirul Ishlah, peran sebagai komponen perbaikan.
Para pemuda harus turut serta dalam proyek perbaikan dan kebangkitan umat. Ia harus menjadi salah satu komponen yang berkontribusi dalam perbaikan umat. Namun mereka harus menyadari, tidak ada fikrah yang benar kecuali satu saja, yaitu fikrah Islam. Maka kewajiban pertama bagi para pemuda pejuang di dalam proyek pernbaikan dan kebangkitan ini adalah menyampaikan fikrah Islam kepada manusia.
At-Tazawwud (Pembekalan)
Untuk menjalankan peran strategis di atas, para pemuda Islam perlu menyiapkan bekal yang cukup:
Pertama, at-tarbiyyatul fitriyah, yakni pembinaan, penjagaan, dan perawatan terhadap kemurnian fitrah Islam mereka seraya membersihkannya dari berbagai polutan aqidah, fikrah, dan akhlak.
Allah Ta’ala berfirman,
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar-Rum, 30: 30).
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah; orangtuanyalah yang menjadikan ia yahudi, nasrani, atau majusi.” (HR. Bukhari)
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda,
أَلا أُحَدِّثُكُمْ بِمَا حَدَّثَنِي اللَّهُ فِي الْكِتَابِ ، أَنَّ اللَّهَ خَلَقَ آدَمَ وَبَنِيهِ حُنَفَاءَ مُسْلِمِينَ ، وَأَعْطَاهُمُ الْمَالَ حَلالا لا حَرَامَ فِيهِ ، فَجَعَلُوا مِمَّا أَعْطَاهُمُ اللَّهُ حَلالا وَحَرَامًا
“Apakah kamu suka aku menceritakan kepadamu apa yang telah diceritakan Allah kepadaku dalam Kitab-Nya? Sesungguhnya Allah telah menciptakan Adam dan anak cucunya cenderung kepada kebenaran dan patuh kepada Allah. Allah memberi mereka harta yang halal tidak yang haram. Lalu mereka menjadikan harta yang diberikan kepada mereka itu menjadi halal dan haram.” (H.R. Iyad bin Himar)
Kedua, al-hikmatu wal ‘lmi, yaitu pemahaman dan pengetahuan yang matang berdasarkan ilmu, sehingga mampu mengendalikan dan memutuskan permasalahan secara tepat.
Perhatikanlah kisah Adam ‘alaihissalam. Tidaklah beliau diberi amanah menjadi khalifah di muka bumi kecuali setelah diajarkan kepadanya ilmu.
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: ‘Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!’ Mereka menjawab: ‘Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.’ Allah berfirman: ‘Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.’ Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: ‘Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?’” (QS. Al-Baqarah, 2: 31-33).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَعَلَّمَ آدَمَ الأَسْمَاءَ كُلَّهَا حَتَّى القَصْعَةِ، وَالقُصَيْعَةِ
“Allah mengajarkan Adam tentang segala sesuatu, sampai tentang qash’ah (tempat makanan untuk sepuluh orang) dan qushai’ah (kurang dari sepuluh).”[5]
قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَنَفَرٌ مِنَ التَّابِعِيْنَ: عَلَّمَهُ أَسْمَاءَ جَمِيْعِ الأَشْيَاءِ كُلِّهَا: جَلِيْلِهَا، وَحَقِيْرِهَا.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu dan beberapa orang tabi’in berkata: “Allah Ta’ala mengajarkan kepada Adam nama-nama semua hal, yang besar maupun yang kecil.”[6]
Disamping itu Allah Ta’ala telah memberikan kepada Adam ‘alaihis salam kemampuan mengenali karakteristik segala sesuatu dan sarana memanfaatkannya. Az-Zamakhsyari berkata: “Allah Ta’ala telah mengajarkan Adam keadaan segala sesuatu dan semua manfaat yang terkait dengannya baik manfaat duniawi maupun dini (agama).”[7]
Hal ini menjadi ibrah, bahwa ilmu adalah bekalan utama bagi siapa pun yang ingin mengambil peran dalam kehidupannya.
Ketiga, as-syakhshiyyatul qiyadiyyatu wal jundiyyah, membentuk dirinya menjadi individu yang memiliki jiwa kepemimpinan, sekaligus jiwa keprajuritan.
Pemuda Islam yang ingin melibatkan diri dalam gerakan kebangkitan harus menyadari bahwa gerak perjuangan yang digulirkan adalah ‘amal jama’i (kerja kolektif), bukan ‘amal fardhi (amal individu). Karenanya, mereka harus menyiapkan mentalnya untuk memimpin dan atau dipimpin.
Mereka harus memahami makna kepemimpinan dalam amal jama’i, amanah dan tanggung jawab, sikap dan akhlak seorang pemimpin atau prajurit, interaksi pemimpin dan prajurit, hak dan kewajibannya, pembagian tugas, serta manajemen gerak organisasi.
******
Setelah bekal terpenuhi secara memadai, barulah mereka dapat terlibat dalam at-taharruk (pergerakan).
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.’” (QS. At-Taubah, 9: 105)
Catatan Kaki:
[1] Majmu’atu Rasail, Hasan Al-Banna, hal. 35 – 36, Era AdiCita Intermedia, Solo.
[2] Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, hal. 366, Darun Nafais, Yordania.
[3] Tafsir Al-Wajiz, https://tafsirweb.com/6330-quran-surat-al-furqan-ayat-74.html
[4] Lihat: Risalah Ila Syabab, Hasan Al-Banna rahimahullah.
[5] Tafsir Al-Qurthubi: I/284.
[6] Lihat Tafsir Al-Qurthubi : I/282, di dalamnya tersebut tabi’in yang dimaksud yaitu Ikrimah, Qatadah, Mujahid dan Ibnu Jubair rahimahumullah. (penerjemah).
[7] Al-Kasyaf – Lihat: Adam as, Al-Bahi Al-Khuli.
Baca selengkapnya di: https://tarbawiyah.com/2020/08/13/daurusy-syabaabi-fi-hamli-risalati/
7 notes
·
View notes