aliviazahra
Coretan kisah
11 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
aliviazahra · 1 month ago
Text
Jangan terlalu lama terbenam dalam kebersalahan
Menyampaikan Apa yang Dirasakan
Salah satu seni yang sulit saat dewasa adalah menyampaikan apa yang dirasakan. Tidak hanya urusan rasa dalam asmara, tapi juga di pekerjaan, juga di keluarga, di pernikahan, di pertemanan, juga di hal-hal lain yang sifatnya membuat kita tidak nyaman dan berpikir keras terhadap keadaan yang sedang terjadi. Banyak hal di saat dewasa yang sulit kita ceritakan, bahkan untuk bertanya kepada orang lain, kita pun takut untuk dihakimi, takut untuk dinilai tidak loyal, takut untuk dinilai mengadu domba, takut dinilai kurang bersyukur, takut diketahui kelemahan kita oleh orang lain.
Ketidakberanian kita untuk mengungkapkan apa yang dirasakan, jujur pada kondisi diri, jujur pada apa yang sedang memenuhi ruang hati dan pikiran sudah sangat akut. Sementara, badan kita tidak bisa berbohong. Ia gemetar, ia asam lambung, ia psikosomatis, ia jari-jemarinya bergetar dan kebas, ia mengalami sakit kepala hebat, ia tidak bisa tidur nyenyak. Badan kita memberi sinyal-sinyal yang terus menerus kita halau, kita kuat-kuatkan karena merasa kitalah yang salah di keadaan ini. Kita yang kurang berusaha. Kita yang kurang teliti.
Lupa untuk melihat dalam konteks yang lebih luas bahwa sebenarnya lingkungan kitalah yang salah, orang lainlah yang tak mampu membendung emosi dan ambisinya, keadaan yang sebenarnya sangat mampu untuk kita ganti dengan satu-satunya cara yaitu keluar dari jalan tersebut.
Memberanikan diri kembali setelah kita kehilangan rasa berdaya, kehilangan keberhargaan diri, kehilangan keberanian, kehilangan keyakinan kepada diri kita sendiri bahwa nggak apa-apa loh untuk mengambil jalan lain. Meninggalkan apa yang sedang kita jalani untuk memilih takdir lainnya yang lebih baik.
Sulit sekali memang menjadi berani setelah seluruh ketakutan itu telah dibenamkan dan ditanamkan kedalam diri kita. Seolah-olah kita tidak ada pilihan lain. Seolah-olah kita tidak akan berhasil jika mengambil jalan yang berbeda.
Kita masih punya pilihan yang ada di depan mata. Jarak kita kepada pilihan itu hanya sejengkal keberanian. Sesuatu yang selama ini digerus dari diri kita. Maka, janganlah takut. Kita tahu persis, apa yang sedang kita rasakan dan alami. Kita tahu persis, bagaimana kehidupan kita ini ingin kita jalani seperti apa. Jangan terjebak terlalu lama.
(c)kurniawangunadi
Tumblr media
193 notes · View notes
aliviazahra · 1 month ago
Text
Seperti Makkah dan Madinah
Mungkin kita sudah familiar dengan sirah Nabi Muhammad SAW. Dari zaman Rasulullah hingga saat ini Makkah tetap menjadi sebuah kota metropolitan, penuh pendatang, riuh ramai, kotanya para pedagang. Tempat Allah SWT menempa hamba yang paling mulia. Perjuangan melawan kebathilan dimulai dari sini. Keringat, darah, air mata Rasulullah dan sahabat di awal kenabiannya rasanya sudah cukup menggambarkan betapa kerasnya kota ini.
13 tahun kemudian, Allah memperjalankan Rasulullah bersama Abu Bakar ke Madinah al-munawarah artinya kota yang terang benderang, kota harapan, kota yang menjadi titik terang dakwah. Jika di Makkah ayat-ayat yang banyak turun tentang aqidah, di Madinah banyak tentang kehidupan sosial dan masyarakat. Bahkan hingga hari ini, jika kita umroh pasti merasakan kedamaian dan ketentraman kota ini, sehingga sangat cocok untuk mulai menyusun strategi-strategi dakwah. Di Madinah lah kita bisa melihat sisa-sisa peradaban terbaik itu, dari level rumah tangga hingga level negara. Bahkan hingga peristiwa fathul Makkah, walau Makkah kembali di tangan ummat Islam, Rasulullah masih tinggal di Madinah hingga sisa hidupnya. Di madinahlah tempat peristirahatan terakhir manusia paling agung Nabi Muhammad SAW beserta istri dan sahabat-sahabatnya.
Jika kita refleksikan di kondisi sekarang, tinggal di Makkah ibarat tinggal di Jakarta, Surabaya atau kota-kota lainnya. Kota metropolitan, tempat orang mengadu nasib, ramai. Kondisi sosial masyarakat kota besar lebih beragam. Permasalahan dan pemikiran serasa penuh, mau apa aja ada. Sebuah kota perjuangan dan simbol ketangguhan. Meski sangat tidak setara membandingkan Makkah dan Jakarta setidaknya itulah yang kulalui sekarang, mental besi harus dibutuhkan untuk melewati hari-hari di Jakarta. Mungkin itu sebabnya juga, kajian-kajian aqidah ramai terlebih saat ini pemikiran aneh-aneh mudah sekali masuk di kota-kota besar. Feminisme, LGBT, sekuler, liberal, materialisme, kapitalisme dll, memang jd target untuk dakwah di kota besar. Selain hal-hal buruk layaknya Makkah sebelum Islam datang, hal baik tentu mudah berkembang pesat di kota besar (yaa sekarang kan udah ada islam yaa jd gak se jahiliyyah itu juga). Kajian-kajian islam sangat cepat berkembang, kalau kata seseorang udah kayak prasmanan aja tinggal milih, mau ustadz yang mana, mau bahasan apa tiap hari ada. Komunitas muda-mudi juga berkembang cepat dan rasanya ga banyak kendala yang dihadapi, mau bentuk kayak gimana, mau dibuat seperti apa kegiatan selalu ada.
Lain halnya dengan kota-kota kecil lainnya di Indonesia. Kita pilih satu, Probolinggo contohnya (karena bingung kasih contoh apa) meskipun tak bisa di bandingkan dengan Madinah, perlu diakui kota-kota kecil sangat nyaman dan tenang. Kalau orang jawa bilang ayem. Kondusif untuk membentuk dakwah-dakwah peradaban, lintas generasi, kokoh, dan tak lekang oleh waktu. Walau tantangan ummat lebih beragam di kota besar, kota-kota kecil pun juga punya tantangannya sendiri. Pola pikir masyarakat tentang pendidikan yang perlu di tingkatkan, kesejahteraan masyarakat, serta akses terhadap ilmu agama yang belum se masif di kota-kota besar juga jadi tantangan tersendiri.
Mudahnya akses 'ngaji' dan bertemu orang-orang inspiratif dengan pemikiran luar biasa di Jakarta ini selalu membuatku teringat akan Probolinggo atau Jawa Timur lah yang lebih luas. Tiap datang ke majelis ilmu, komunitas hijrah anak muda, komunitas sosial, klub buku, kelas intensif islam dll di pikiranku 'bisa ga ya diterapin di rumah yang kaya gini' sampai tak jarang ku kejar-kejar panitia/pengurusnya buat nanyain hal-hal yang membuatku penasaran, gimana pendanaannya, siapa ustadznya, gimana mekanismenya, gimana metodenya dll.
Dari awal aku sadar, kontrak janji tinggal di kota ini dengan orangtua hanya sementara bukan untuk selamanya. Pun bekerja, banyak ilmu baik, buruk yang bisa dijadikan pelajaran berharga. Menjadi anak rantau membuatku belajar memahami banyak hal. Berpacu dengan waktu rasanya, saat berat dan kasur memanggil-manggil untuk rebahan saja di akhir pekan, kupaksakan langkahku untuk terus bergerak untuk hal-hal baik yang mungkin bisa menjadi ilmu di masa depan.
Allah SWT memang paling memahami hambanya. Allah SWT kasih teman-teman seperjuangan yang luar biasa, Nanda orang ter paham aku dari jaman kuliah sampai kerja di hal-hal yang tak jauh beda. Anggit yang semangat belajarnya tinggi selalu aja ada yang di share. Dan Naqila, orang yang aku gak nyangka bisa kenal di kantor dengan isi pikiran yg hampir sama dan keluarganya yang luar biasa. Sayang kalian karena Allah.
Obrolan-obrolan dengan Anggit yang cukup idealis, pengen bikin ini itu, dari pengen jadi ibu yang baik, pengen punya anak hafizh, pengen punya anak pembebas Al Aqsha, pengen bikin usaha, pengen punya rumah dakwah, pengen bikin perpustakaan, pengen bikin klub buku dll. Cerita BPU nya Anggit, cerita orang tua kita di masa pensiun tetap di jalan kebaikan cukup meningkatkan semangat itu. Kalau dipikir-pikir kita cukup pemimpi yaa. Tapi gak apa-apa, gusti Allah mboten sare, Allah tahu dan menghargaimu walau progresmu cuma 0,000001 persen di hari ini untuk menjemput mimpimu Allah tetap catat kebaikan itu. Mungkin saat ini Allah lagi persiapkan ilmunya, bukankah ilmu sebelum amal? maka berlelah-lelahlah dengan ilmu sebelum mewujudkan amal itu.
Dinding-dinding asrama mutiara yang penuh dengan mimpi itu semoga terealisasi satu per satu (walau entah kertasnya udah hilang). Semoga keinginan membuat peradaban Islam di daerah sendiri layaknya Rasulullah membentuk peradaban di Madinah itu tak lekang oleh waktu. Semoga tulisan ini, menjadi pengingat untukku untuk selalu semangat bahwa ada segudang kebaikan-kebaikan untuk meraih Ridho-Nya dalam setiap nafas hidup ini. Terlepas, seberat apa rintangan nanti, dengan siapa menjalani ini, dengan atau tanpa sarana yang ada saat ini mimpi itu akan terus ada dan terealisasi... Yakin Allah SWT membersamai. Bersabarlah ditempa di kota ini, layaknya Nabi Muhammad ditempa di Makkah sebelum hijrah ke Madinah.
Di tulis di hari pahlawan, semoga semangatnya terus berkobar seperti para Pahlawan kemerdekaan.
10.11.2024 00.15 WIB
4 notes · View notes
aliviazahra · 4 months ago
Text
Serahin saja sama Allah :)
Ada sebuah pertanyaan malam itu ketika perkuliahan Sekolah Pemikiran Islam (SPI) di kelasnya Ust. Wido Supraha. Pembahasan malam itu terkait Islamic Worldview, ada seorang ikhwan bertanya ke ustadz yang intinya kurang lebih seperti ini: Allah menaikkan derajat orang yang berilmu beberapa derajat, beliau suka belajar Fisika, akhirnya memutuskan untuk ambil jurusan Fisika namun ketika lulus dibenturkan kenyataan sulit mencari kerja dan banyak yang pekerjaannya tidak linier. Bagaimana cara memandang dari worldview Islam?
Ust. Wido memberikan jawaban yang sangat bikin adem. Beliau menyampaikan, bahwa Allah menyuruh kita belajar yaa belajar saja, bukan untuk mencari pekerjaan. Jadi kalau mau belajar yaa belajar saja niatkan untuk mencari Ridho Allah dan mengimplementasikannya. Allah juga ngga nyuruh linier juga kok. Gak harus S1 fisika s2 fisika s3 fisika, bahkan kalau kita lihat ilmuwan Islam, Ibnu Sina misalnya, beliau tidak hanya ahli kedokteran, namun juga belajar filsafat, aqidah dll. Beliau juga menceritakan kisah hidupnya, yang kurang lebih hampir sama dengan Ust. Akmal yang berkuliah di berbagai disiplin Ilmu, S1 Teknik Elektro, S2 Kajian Timur Tengah, S3 Pemikiran Islam… Tidak ada yang salah dengan belajar, Belajar beda dengan mencari uang. Dan Islam mencontohkan mencari uang dengan menjadi pengusaha. Dan cara cepat mendapat uang yaa pengusaha. Terkait keilmuan yang kita miliki mau diimplementasikan dimana itu juga serahkan pada Allah, pasti akan ada saja dan pasti Allah tolong ilmu kita tersalurkannya lewat mana. Dan pelajari ilmu yang kita suka serta dibutuhkan ummat. Ust. Wido juga menambahkan, usia 20 an memang lagi galau2nya itu wajar tapi jangan takut… Nanti kalau usianya sudah diatas 45 kalau di refleksikan kembali di masa muda, ketika menggantungkan semuanya ke Allah tanpa sadar Allah yang tolong dan permudah semuanya.
Dari cerita diatas jadi keinget hal-hal kecil yang terjadi 2 minggu kebelakang. Kejadian pertama berawal dari dua minggu lalu, aku dan Anggit memutuskan untuk mengikuti perkuliahan SPI tiap Rabu malam. Di awal pertemuan baru tau ternyata ini kegiatan se serius itu, bukan kajian series biasa. Ada 2 tahap masing-masing tahap 10 kali pertemuan offline tiap Rabu malam, jika 3 kali tidak datang maka akan gugur dan tiap pertemuan di minta untuk membuat Karya Tulis Ilmiah Sederhana, dan nanti di akhir ada Karya Tulis Akhir (semacam skripsi). Disitu aku ada kepikiran, bisa ngga yaa yaaAllah bantuin aku :”) Takut juga kalau ada kerjaan ke luar kota gimana, karya tulisnya tiap pekan lagi bisa gak yaa? Tapi entah kenapa, rasa semangat itu kalah sama rasa takut, dan tetap sampai sekarang minta tolong ke Allah untuk dipermudah. Dan tiba-tiba esoknya di hari Kamis, di kantor ada penugasan baru dari Bu Direktur. Tugasnya apaa?? Bikin karya tulis dan review jurnal digilir tiap hari per orang gaesss dan di post di grup kantor buat di diskusikan… asli aku merinding, kayak Allah tuh kasih wadah buat belajar, lalu Allah juga kasih implementasi ladang dakwahnya dan itu cuma selang sehari. Tapi aku masih mikir sih implementasi nilai-nilai Islam di bidang Statistik Pemerintahan/Ekonomi/Perencanaan itu kayak gimana perlu banyak baca lagi, semoga Allah kasih pertolongan, petunjuk, dan bimbingan buat bisa ngerjain ini yaa…
Kejadian kedua terkait Kajian Muslimah Kantor. Aku mendapat amanah buat koordinir Kajian Muslimah di Kantor dari bulan Januari lalu, namun di bulan Mei tiba-tiba anggarannya tidak ada, dan harus nunggu revisi anggaran dahulu. Aku mengakui aku lalai siih disini, aku merasa tidak mengusahakan yang terbaik. Tau berita tidak ada anggaran itu sempat ngusahain apa talangi dulu pakai uang pribadi yaa… tapi akhirnya ngga jadi, dan 3 bulan berlalu begitu saja. Bulan Juli sempat di tanya Bu Direktur, kenapa kok pending dan tetap diminta mengadakan namun banyak ke skip nyaa… yaaAllah ampuni hamba yang kurang amanah inii.. Tiba-tiba Selasa malam kemarin kaya diingatkan kembali di semangatin lagi sama Allah, lewat mentoring online sama ibu-ibu liqo, ditanya “Kamu pernah ngadain kajian kan ya di kantor? Gimana kabarnya?” ceritalah kalau gaada uang dll… Lalu dikenalkanlah aku dan dimasukkan Grup Kajian Muslimah Kantor se-Jakarta udah kaget aja “waduh grup circle apa inii ibu ibu” tapi maasyaallah beliau-beliau supportif sekali buat diskusi bareng, sharing-sharing tentang Kajian Muslimah di tempat masing-masing. Dan besoknya hal lain yang bikin merinding adalah, di kantor tiba-tiba out of nowhere di lift ketemu Mba Ami (bagian SDM yang pegang uang kajian) bilang “Dek uangnya udah ada lagi nihhh ayo bikin kajian lagi” aku merinding gaes, lagi-lagi Allah yang bantu kasih inputan sumberdaya (berupa anggaran uang kajian) dan support system dari luar (grup perkumpulan Kajian Muslimah Perkantoran) ituuu… udah ter yaaAllah yaaAllah… Dari dua hal kecil yang bikin merinding tadi jadi keinget Ust, Wido lagi, kalau kita serahkan semua ke Allah lantas apa lagi yang kita resahkan? Kalau niatnya dakwah, Allah langsung yang kasih ladangnya… menghubungkan satu orang ke orang lainnya… yang mungkin di nalar manusia gaakan bisa sampai kesana…
Akhir-akhir ini ada dua orang yang nanya ke aku Anggit dan Wanda dengan pertanyaan hampir sama, “Kalau misalkan nih yaa kita gatau kedepan gimana, kalau kamu gak tinggal di Jakarta, apakah kamu akan kecewa ninggalin zona nyaman dengan fasilitas super lengkap kajian dimana-mana ini?”… Kalau berkaca pada kejadian, kejadian tadi aku akan dengan yakin menjawab, “Apapun itu asalkan Allah bersama gak bakalan takut, mau tinggal di desa mau di kota mau di luar negeri mau di hutan, hidayah Allah akan datang ketika kita mau mencari dan mau minta tolong ke Allah… jika pada akhirnya gak di Jakarta lagi gak bisa kajian-kajian offline yang banyak pilihannya yaudah, pasti Allah kasih pengganti, hidayah akan datang dari manapun dengan bentuk apapun…. Lah wong yang di Jakarta yang banyak kajian dan event2 juga ga semua orang mau untuk menjemput kan… semua tergantung kita mau atau ngga menjemput hidayah…”
Allah jangan tinggalin aku yaa... keinget ayah yang selalu ngulang-ngulang pengingat hadits ini ke aku
"Jika seorang hamba mendekati-Ku sejengkal, niscaya Aku mendekatinya satu hasta. Jika dia mendekati-Ku satu hasta, niscaya Aku mendekatinya satu depa. Jika dia mendatangi-Ku dengan berjalan kaki, niscaya Aku mendatanginya dengan berlari kecil."   Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Bukhari
last but not least… aku suka sama doá memohon pertolongan Allah ini
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا
Artinya: Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Maha Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata mendapat pertolongan dari-Mu selamanya.
1 note · View note
aliviazahra · 5 months ago
Text
Permasalahan Dunia Islam Masa Kini
Rasulullah SAW. membawa risalah kenabian sekitar 1.400 tahun lalu untuk menyempurnakan agama tauhid yang telah ada sejak manusia pertama diciptakan yaitu Adam AS.  Agama tersebut merupakan Islam yang berasal dari akar kata Salam, yang berarti selamat. Islam merupakan agama yang sempurna dengan menurunkan kitab Al-Qurán yang merupakan kabar gembira dan peringatan bagi manusia, sebagai peta atau arah jalan yang benar. Apabila manusia telah mengikuti Al-Qurán dan Sunnah (segala hal yang dicontohkan Rasulullah SAW) maka ia akan selamat.
Al-Qurán diturunkan sebagai solusi atas seluruh permasalahan dalam hidup,  namun di masa kini umat Islam semakin jauh dari petunjuk yang benar yakni Al-Qurán. Hal ini dikarenakan lemahnya kepemimpinan Islam di dunia Internasional. Merujuk pada sejarah, setelah terjadi perang dunia kedua muncullah negara super power yaitu Amerika Serikat dan sekutunya. Dunia seakan dibuat tunduk dengan Amerika dan nilai-nilai yang dibawanya. Nilai-nilai itu adalah sekularisme dan liberalisme yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Perang pemikiran (ghawzul fikr) yang dibawa oleh pengaruh barat secara tidak langsung merubah tatanan dunia. Dunia di cekoki dengan hal-hal semu seperti food, fashion, and fun. Anak muda Islam dengan akidah yang belum kuat mudah tergoda dengan pemikiran-pemikiran ini. Standar kesuksesan saat ini telah bergeser menjadi hal-hal yang bersifat materialistis. Sosial media yang berkembang dan tantangan arus globalisasi yang kuat tidak diimbangi oleh kualitas SDM yang baik membuat anak muda saat ini mudah terombang-ambing.   
Pemikiran-pemikiran self oriented yang menggembor-gemborkan pencapaian diri sangat terasa di kehidupan anak muda Islam saat ini. Dengan massifnya sosial media membuat seluruh anak muda haus akan capaian-capaian duniawi yang seakan tidak ada habisnya. Isu-isu mental health juga menambah sederet permasalahan anak muda. Jika kita melihat kembali sejarah saat ummat Islam mengalami masa-masa emasnya, anak muda memiliki kekuatan yang besar. Kita bisa mencontoh Muhammad Al Fatih, di usianya yang masih 21 tahun dapat menaklukkan Kota Konstantinopel. Di zaman Nabi Muhammad SAW, anak-anak muda menjadi kekuatan dakwah. Kita bisa melihat Ali bin Abi Thalib, Musháb bin Umair dan masih banyak lagi sahabat nabi yang memeluk Islam di masa muda dan ikut bersama-sama dengan Nabi berdakwah menegakkan Islam. Namun, saat ini anak muda disibukkan dengan dirinya sendiri sehingga tidak memiliki kekuatan.
Pemikiran-pemikiran sekularisme tidak hanya menjangkiti anak muda, di dunia pemerintahan baik Indonesia secara khusus maupun negara-negara lainnya seakan berlomba-lomba meningkatkan pendapatan negaranya melalui jalan apapun. Uang seakan menjadi ukuran segalanya. Peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) selalu menjadi indikator dalam menentukan maju atau tidaknya suatu negara. Peningkatan PDB selalu diikuti oleh ketimpangan yang tinggi dikarenakan orang-orang yang memiliki pendapatan menengah ke atas semakin mudah mendapatkan uang dan suka menumpuk harta sedangkan masyarakat menengah kebawah sulit mencari sumber rezeki. Penguasaan kekayaan yang timpang ini dikarenakan masyarakat masih belum memasukkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Pejabat-pejabat rakus dengan membuat kebijakan yang menguntungkan diri sendiri tanpa melihat kemaslahatan ummat.
Ghawzul fikr yang semakin massif ini berdampak pada banyak hal. Di dunia pendidikan, kurikulum pendidikan yang masih jauh dari nilai-nilai fitrah dan masih suka berganti-ganti. Kurikulum pendidikan saat ini membentuk anak Indonesia menjadi mental pekerja yang tujuannya hanya menghasilkan uang. Nilai-nilai karakter sulit untuk ditanamkan. Di dunia kesehatan, semakin banyak trend-trend makanan fast food yang membuat kesehatan ummat semakin buruk. Trend kulineran dan makan-makan sangat mudah di temui di youtube. Padahal jika kita melihat nilai-nilai Islam, makanan dapat melemahkan nafsu dan akan melemahkan iman. Thibbun nabawi yang seharusnya menjadi pola hidup sehat dengan meniru pola hidup Rasulullah seakan-akan jauh dari masyarakat.  
Permasalahan lain yaitu belum bersatunya ummat Islam. Ego antar golongan yang tinggi dan menganggap dirinya paling baik membuat ummat Islam sulit bersatu. Tak jarang antar satu ulama dan ulama yang lain apabila berbeda pendapat saling menghujat dan saling melemahkan. Adanya kelompok ummat islam yang telah disusupi oleh pemahaman-pemahaman liberal juga mempersulit persatuan ummat Islam. Saat ini ummat Islam juga dilanda oleh permasalahan penjajahan Israel atas Palestina. Masjidil Aqsha, yang merupakan kiblat pertama ummat Islam dan bumi Syam yang merupakan tanah yang di berkahi saat ini masih dalam masa-masa konflik. Selain di Palestina, terdapat wilayah-wilayang lain dengan kondisi ummat muslim yang masih dalam tekanan penjajahan bahkan genosida, yaitu Rohingya, dan Uighur. Pengaruh geopolitik sangat besar mempengaruhi kondisi ummat Islam. Amerika Serikat saat ini mulai dalam masa-masa krisis dan ketidak stabilan ekonomi, sementara kekuatan China mulai mengganti. Kondisi ini yang mengakibatkan ketidakstabilan kondisi di dunia. Negara-negara Islam masih memiliki pengaruh yang lemah di dunia Internasional.Upaya diplomasi maupun mengutuk keras atas tindakan Israel yang disuarakan oleh negara-negara Islam seakan tidak berpengaruh terhadap Israel. Negara-negara Islam belum bisa bersatu dan menekan Israel. Di antara umat Islam sendiri, juga masih banyak perbedaan berkaitan dengan pembelaan terhadap saudara-saudara kita di Palestina.
4 notes · View notes
aliviazahra · 10 months ago
Text
“The Incredible Journey Praising the Meaning” 
Pentingnya Baitul Maqdis
Acara dibuka dengan penyampaian materi dari Ust. Arif Rahman Lubis dengan menyampaikan materi betapa pentingnya Baitul Maqdis. Kurang lebih inti kajiannya membicarakan bahwa daerah Syam adalah negeri para nabi terdahulu, nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW adanya di Syam. Nabi Musa AS, pernah meminta kepada Allah SWT agar makamnya satu lemparan batu dari Baitul Maqdis, dan di akhir zaman Nabi Isa AS. Akan turun di Baitul Maqdis, jadi Baitul Maqdis ini sama sucinya seperti Makkah dan Madinah, tidak boleh ditinggalkan. Bahkan kita sering mendengar kalau standar iman terbaik di akhir zaman di Negeri Syam. Kita selalu disuguhi betapa kuat iman penduduk palestina, di tengah perang yang ada Allah SWT masih hadirkan ketenangan dalam hati mereka. Bahkan visi hidup mereka mati syahid, apalah daya kita yang masih jauh dan masih takut dengan kematian. “Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai, saling mengasihi dan saling menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Muslim). 
Mendidik Anak Pembebas Al-Aqsha
Obrolan lalu dilanjutkan dengan Ust. Yosi. Ust. Yosi lalu menjelaskan tentang menanamkan rasa cinta akan Baitul Maqdis sejak dini ke anak kita. Misi pembebasan Baitul Maqdis sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW (pada zaman Nabi, Baitul Maqdis di kuasai oleh Romawi) sehingga misi pembebasan Baitul Maqdis harus terus di sampaikan ke anak cucu kita kelak. Dengan konflik di Palestina saat ini, akan lebih mudah menanamkan aqidah ke anak-anak kecil, begitu banyak cuplikan video yang bisa kita sampaikan ke anak-anak sehingga mudah memahami rasa sabar dan syukur. Yang bisa kita lakukan adalah mengirimkan do’a, hadiah (nabi menganjurkan mengatakan memberi hadiah bukan sodaqoh untuk memuliakan penduduk Syam), memposting tentang palestina, serta memboikot produk-produk yang terafiliasi dengan Israel. 
Di tengah-tengah acara tiba-tiba ada tamu spesial, yaitu Bang Rizal Armada, kami pun dibuat hanyut dalam sholawat asyghil bersama.
Peristiwa Isra Mi’raj
Acara lalu dilanjutkan dengan pengisi acara lainnya, yaitu Ust. Zaky A. Rivai. Beliau menyampaikan tentang isra’ miraj Nabi Muhammad SAW. Jika berbicara Isra’ Miraj kita berbicara kesedihan, motivasi, dan ketaatan. Kesedihan karena tahun itu Rasulullah di tinggal oleh dua orang yang beliau sayang, yaitu istrinya (Bunda Khadijah) dan pamannya (Abu Thalib). Hal ini menunjukkan bahwa sedih itu hal manusiawi, bahkan seorang Nabi pun merasakan kesedihan yang luar biasa. Kemudian cobaan Rasulullah SAW juga semakin bertambah setelah kematian Abu Thalib dan Siti Khadijah. Allah SWT menghibur  Nabi Muhammad SAW dengan memberi motivasi menurunkan Surah Ad Dhuha “Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu” (Ad Dhuha :3). Surah Ad Dhuha juga menunjukkan waktu dhuha atau esok hari akan lebih baik. Di satu sisi, kaum Quraisy pada saat itu semakin gencar menekan dan menghalangi dakwah Rasulullah SAW dengan menyakitinya secara fisik, menghina, dan melecehkan beliau. Di antara banyaknya peristiwa menyedihkan yang dialami Nabi Muhammad SAW adalah pengusiran yang dilakukan oleh kabilah Tsaqif terhadap Rasulullah SAW saat datang ke Thaif. Beliau sempat diolok-olok, dilempari bebatuan, dan diusir dari Thaif. Sehingga Allah memberi hadiah kepada Rasulullah dengan mengajak Isra’ Miraj. Peristiwa Isra’ Miraj bukan hanya jiwa Rasulullah SAW yang naik namun fisiknya juga. Isra’ yaitu peristiwa Nabi berpindah dari Makkah ke Baitul Maqdis mengendarai Buroq, lalu Miraj ke langit. Risebutkan juga bahwa ketika Nabi Muhammad SAW miraj bertemu Nabi-Nabi terdahulu, dari Nabi Adam AS hingga Nabi Isa AS. Hingga, sampailah Rasulullah SAW menghadap Allah SWT. Dalam peristiwa itu Allah SWT memerintahkan langsung kepada Nabi Muhammad SAW agar ummatnya menegakkan sholat. Awalnya 50 waktu, ketika turun bertemu Nabi Musa AS, Nabi Muhammad SAW diminta untuk nego kembali ke Allah hingga lima waktu. Jadilan sholat yang kita kerjakan 5 waktu, begitu spesialnya perintah sholat 5 waktu Allah sampaikan sendiri ke Nabi Muhammad SAW berbeda dengan perintah ibadah lainnya. Dan ibadah sholat adalah ibadah satu-satunya yang ada di ummat Nabi Muhammad SAW membedakan dengan ummat terdahulu. Kalau tahu perjuangan Nabi Muhammad SAW dan betapa pentingnya sholat lima waktu hingga Allah SWT sendiri yang menyampaikan ngerasa jadi harus taat ngejaga sholat tepat waktu yaaa :”) Maka dari itu Isra’ Miraj mengingatkan tiga hal (Kesedihan-Motivasi-Ketaatan)
Energi untuk Berjuang
Sebelum kajian dilanjutkan kami di putarkan video penjajahan di Bumi Syam Palestina, tak kuasa kami menahan air mata. Lalu dilanjutkan oleh Ust. Salim A. Fillah menyampaikan bahwa ketika ibadah kita menggapai kenikmatan ruhani (kekhusyu’an) dimana kenikmatan ruhani itu akan menjadi kekuatan jiwa untuk berjuang di dunia yang nyatanya banyak ketidak adilan, kemiskinan, kebodohan itu ada. Sebelum adanya Isra’ Miraj perjuangan Nabi Muhammad SAW di Kota Makkah adalah perjuangan dakwah sembunyi-sembunyi dan terang -terangan di mana Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya ditindas, dan diminta Kaum Kafir  Quraisy untuk kembali ke agama lama, namun setelah Isra’ Miraj tantangan dakwah Rasulullah SAW adalah membuka wilayah baru, meluaskan dakwah, berhadapan dengan masyarakat yang berbeda, menghadapi peperangan yang skala semakin besar, yang mengirimkan berbagai misi dakwah dengan menata peradaban dengan begitu rapi, perjuangan pasca Isra’ Miraj bukan semakin ringan, namun tantangannya semakin rumit semakin kompleks dan itu mampu dihadapi oleh Nabi Muhammad SAW karena energi ruhani yang diterima setelah Isra’ Miraj. “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat”(Al Isra’:1).
Bacaan Tasyahud Akhir
Maka ketika sangat memaknai bacaan tasyahud akhir, kita akah terus mendo’akan Nabi Muhammad SAW. 
“Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah. Ya Allah aku sampai shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarganya. Sebagaimana Engkau sampaikan shalawat kepada Nabi Ibrahim As., serta kepada para keluarganya. Dan, berikanlah keberkahan kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarga. Sebagaimana, Engkau telah berkahi kepada junjungan kita Nabi Ibrahim, serta keberkahan yang dilimpahkan kepada keluarga Nabi Ibrahim. Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Kekal.”
“Kalau Sholat aja masih terasa berat berarti hidup kita kurang berjuang” -Ust Salim A. Fillah
Allahu Akbar!
-Lirik Lagu Palestina Tercinta-
Untukmu jiwa-jiwa kami
Untukmu darah kami
Untukmu jiwa dan darah kami
Wahai Al-Aqsho tercinta
Untukmu jiwa-jiwa kami
Untukmu darah kami
Untukmu jiwa dan darah kami
Wahai Al-Aqsho tercinta
Kami akan berjuang
Demi kebangkitan Islam
Kami rela berkorban
Demi Islam yang mulia
Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami 'kan terus bersamamu
Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami 'kan terus bersamamu
Haa-haa-haa
Haa-haa-haa
Haa-haa-haa
Haa-haa-haa-haa
Kami akan berjuang
Demi kebangkitan Islam
Kami rela berkorban
Demi Islam yang mulia
Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami 'kan terus bersamamu
Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami 'kan terus bersamamu
Untukmu jiwa-jiwa kami
Untukmu darah kami
Untukmu jiwa dan darah kami
Wahai Al-Aqsho tercinta
Ya Robbi, izinkanlah kami
Berjihad di Palestina-Mu
Ya Allah, masukkanlah kami
Tercatat sebagai syuhada-Mu
Ya Rabbi, izinkanlah kami
Berjihad di Palestina-Mu
Ya Allah, masukkanlah kami
Tercatat sebagai syuhada-Mu
Tercatat sebagai syuhada-Mu
Tercatat sebagai syuhada-Mu
0 notes
aliviazahra · 1 year ago
Text
Refleksi hari ibu...
Hari ibu kali ini terasa berbeda. Sebulan lalu di sore hari sebuah pesan singkat sampai di ponselku, belum selesai membacanya mata ini sudah berkaca-kaca... Buru-buru kuusap air mataku karena malu takut dilihat orang, yaa karena masih di kantor.
Pesan itu datang dari ibuku yang isinya "Assalamualaikum..Alhamdulillah 25 th aku jadi ibukmu ...oke ada saran2 kekurangan dan kelebihan ibuk agar kedepan ibuk bisa memperbaikinya demi jadi orangtua yg shalehah...."
Seketika muncul kilas balik sosok ibu yang luar biasa di mataku... sosok ibu rumah tangga yang tangguh, support sistem utama...
Teringat kembali cerita-cerita beliau tentang perjuangannya tuk membuat aku ada di dunia ini... 7 tahun menunggu hadirnya qurotta 'ayyun bukan waktu yang singkat, bahkan demi dikaruniai buah hati beliau rela resign dari tempat kerjanya yang saat itu sudah menjabat kepala seksi sebuah perusahaan.
Walau hanya di rumah, semangat belajar beliau patut diacungi dua jempol, buku-buku, majalah menjadi teman sehari-hari, bahkan setelah tau youtube, rasa2nya kajian2 habis dilahap terutama favorit beliau dr aisyah dahlan. Dalam hal ini rasanya aku kalah jauh dari ibu yang sambil masak kajian, sambil jualan kajian, sambil setrika kajian.
Pernah suatu ketika beliau berkata, "suksesnya ibu ketika lihat ayah & kamu aktivitasnya lancar dan bahagia" Dari beliau aku jadi paham bahwa menjadi ibu rumah tangga bukan berarti tak punya cita-cita, namun itu adalah ladang pahala yang luar biasa luasnya...
Ibu juga pernah berkata, bahwa ia sadar menjadi ibu do'anya mustajabah.. tak terhitung jumlahnya beliau tetap bersabar dan mendoakan yang baik-baik ketika tingkahku yang kadang kekanakan ini.
Beberapa minggu lalu mengunjungi salah satu teman yang mulai berganti peran menjadi ibu, membuatku menjadi tersadar bahwa menjadi ibu butuh persiapan matang. Terbiasa di kasihi dan berubah menjadi mengasihi tentu butuh hati yang luas. Teringat kata-kata temanku ini, dia bilang bahwa dari sekian banyak cita-cita yang ingin dia raih, namun tertunda sesaat karena perubahan peran menjadi ibu tak pernah sedikitpun ia sesali, justru berkali kali lipat ia syukuri.
Gaya parenting ibu yang terbuka dan menganggapku sebagai teman adalah salah satu pengalaman dan kesempatan luar biasa bagiku. Punya kesempatan saling bertanya apa yang perlu diperbaiki, dan saling mengingatkan adalah hal yg luar biasa... Mungkin jika pertanyaan ibu itu ditanyakan 10 tahun lalu kepadaku, akan banyak list-list ku untuk ibu, mungkin aku akan berkata... "ibu terlalu protective main aja gaboleh" atau mungkin ketika akhir masa sma dimana ibu punya harapan kuliahku yang tak sesuai keinginanku, rasanya akan banyak yang kusampaikan.
Namun, jika pertanyaan itu harus dijawab sekarang, entah bagiku tak ada lagi hal yang perlu diperbaiki dari beliau. Yang terfikir justru sebaliknya, apakah 25 tahun mendatang diriku sudah cukup baik menjadi ibu? Apakah bisa seperti beliau? Apakah diri ini sudah memberikan yang terbaik untuk beliau? Apakah sudah cukup solehah? Rasa-rasanya masih jauh...
Ada masa-masa kuberpikir ingin 'main' jauh, ingin banyak pengalaman, ingin mencari sosok perempuan lain yang mungkin bisa menjadi contoh sukses di semua hal di rumah, di masyarakat. Tapi makin ku pergi jauh makin kusadari bahwa contoh terbaik ada di rumahku yaitu ibu.
Narasi-narasi wanita karier atau ibu rumah tangga harusnya tak boleh dibanding-bandingkan... Karena yang terbaik adalah yang bertakwa dan masing2 ada ladang kebaikannya masing-masing...
Dear ibuk, makasih sudah menjadi teman, makasih sudah sama-sama belajar jadi solehah yang mungkin aku masih jauh sekali.. makasih udah selalu jadi pengingat, makasih sudah jadi orang yang pertama bahagia ketika aku bahagia... sehat selalu yaa...
Aku, kamu dan setiap orang pasti punya cerita tentang ibu yang luar biasa, cerita sederhanaku ini mungkin cuma jadi sedikit penyemangat bahwa menjadi ibu adalah peran luar biasa yang Allah amanahkan...
Selamat hari ibu untuk ibu-ibu & calon ibu, semoga Allah selalu mudahkan peran itu & jadi lebih baik dari hari ke hari🫶
-Ditulis di bis 22/12/2023 semoga 25 tahun lagi jadi ibu yang baik aamiin.
6 notes · View notes
aliviazahra · 3 years ago
Text
Ada hal kecil yang selama ini tidak disadari yang sesungguhnya sebuah kenikmatan, yaitu nikmat akan info. Hah info? Maksudnya?
Iyaa info... ada hal yang baru kusadari akhir-akhir ini. Hal sepele. Sekadar recommendation system instagram, youtube, atau share-share an di wa grup atau telegram. Baru menyadari bahwa hidayah bisa datang dari mana saja. Setiap pikiranku haus akan suatu hal, Allah selalu langsung jawab tak sengaja lewat postingan atau share-share an orang. Dan seringnya langsung, kok bisa yaa, heran deh.
Hp orang tuh isinya beda-beda. Baru sadar akhir-akhir ini, ketika teman ada yang bilang "kok kamu selalu dapet info-info bagus sih". Jadi mikir, "iya yaa kenapa yaa" hehe.
Emang bener ya, sosial media itu tergantung orang yang makai. Suka heran sama yg bilang sosmed mereka toxic. Atau bahkan ada beberapa orng yang males buka wa, ig.
Bersyukur juga punya circle-circle luar biasa di wa. Grup-grup salman misalnya yang isinya selalu webinar bermanfaat. Tapi terkadang Allah sudah kasih hidayah, tapi orangnya saja yg masih menutup diri, sebanyak apapun hidayah yang datang di hp nya gak sadar. Ya mudah-mudahan dijauhin dari sifat kufur nikmat, dan ditambah nikmat haus akan hidayah.
Berikut beberapa tips supaya info di hp mu bermanfaat :
1. Cari circle-circle positif. Entah, mungkin dulu di kampus sampai sekarang sih, suka ikut kegiatan-kegiatan manfaat jadi kebawa. Gak sengaja misal share share an temen di grup jadi hal yang bagus-bagus. Kalau gak nemu circle nya ciptakan, ajak teman-teman fastabiqul khairat. Grup ngingetin amal yaumi, grup sharing kerjaan, grup al mulk an bareng, grup tahsin dll.
2. Cari teman-teman supportive yang support kita berproses memperbaiki diri. Nah cari temen itu bukan yang menerima kita apa adanya, tapi menerima dan membangun kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Yang ikut bahagia ketika kita bahagia, pun sebaliknya.
3. Setting following instagram yg bermanfaat. Jangan asal follow akun, lihat dulu, dapet apa sih kalau follow itu, harus ada value nya. Gak cuma gambar-gambar bagus (yaa mungkin bermanfaat yaa kalau anak desain dan butuh referensi). Dan juga bersih bersih followers, kalau gak bener-bener kenal maaf yaa gak aku konfirm , dan kalau toxic banget share gak penting aku hide. Begitu juga sebaliknya di wa. Bahkan kalau saking toxic nya sambat sambat/ ghibah/ pamer aku hapus nomernya ya hehe maap, daripada suka suudzon yah nambahin dosa diri sendiri mending gak lihat aja 🙏
4. Kalau habis ikut webinar atau kajian jangan out grup taruh aja di archive sapa tau nnt dpt info info dari situ.
5. Lihat youtube yang bermanfaat-bermanfaat. Jangan di subscribe kalau gak ada value yg diambil dari channel itu.
Yang paling penting dari semuanya yaitu hati kita. Hati kita harus terbuka akan hidayah-hidayah yang Allah beri. Jangan cari pembenaran tetapi kebenaran. Haus akan ilmu, haus akan informasi-informasi baik. Have a nice day, semoga bermanfaat. 😊
4 notes · View notes
aliviazahra · 3 years ago
Text
Cahaya Qur'an di Kaki Gunung Salak (Part 4)
Tasmi’ dan Imtihan
Tumblr media
Setelah dua pekan kami belajar tentunya ada tasmi’ dan imtihan, tasmi’ dimulai sejak pagi. Kami dibagi menjadi empat kelompok dan menyemak hafalan teman-teman kami. Ada yang setoran sekali duduk setengah juz, 1 juz, 2 juz, hingga 2,5 juz. Lalu dilanjut siangnya yaitu imtihan, namun berupa games dibagi menjadi empat kelompok semacam cerdas cermat. Lalu kami foto bersama.
Jalan-Jalan ke Ranggon Hills Gunung Salak
Tumblr media
Esok harinya tepatnya pada hari Rabu, 29 Desember 2021 kami rihlah dan tadabbur alam ke Ranggon Hills naik dua angkot.Sesampainya di tempat kami harus menaiki anak tangga untuk ke tempat outbond. Pemandangan yang indah dan melihat Kota Bogor dari atas semakin menambah kekaguman kita kepada Allah SWT. Lalu kami berfoto-foto menaiki jembatan gantung, flying jumping, sepeda di ketinggian. Lalu kami melanjutkan perjalanan untuk tracking menuju curug/ air terjun. Perjalanan cukup panjang dan licin dengan kanan kiri hutan serta gemericik air dan kicauan burung membuat perjalanan ini semakin sempurna. Melihat aliran air di dekat kaki kita membuatku berangan-angan “Yaa Allah ini baru di dunia seindah ini, sejak awal dua pekan ditemani teman-teman para pejuang al-Qur’an, hingga menikmati pemandangan sebagus ini, ini baru di dunia, gimana di surga nanti yaa” . Perjalanan ini serasa pergi ke surga sejenak, Cuma dua pekan aja hehe.Ini foto-foto kami di Ranggon Hills dan sungai.
Muhadhoroh dan Perpisahan
Tumblr media
Di hari Rabu Malam kami menampilkan Muhadhoroh, Hani dan naila sebagai MC, serta empat orang yang menampilkan pidato, yaitu Teh Eneng, Risma, Juwita, dan Elfa. Seluruh penampilan pidato bagus-bagus. Kegiatan lalu dilanjutkan dengan penampilan hadroh dan hadits yang sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari. Kegiatan ini live di ig. Kegiatan lalu ditutup dengan bersalam-salaman berpelukan, kami semua menangis dan menyampaikan pesan dan kesan dan permintaan maaf melingkar satu persatu, lalu ditutup dengan video kegiatan kami dari awal. Tangis haru menyelimuti malam itu.
Esoknya dilakukan penutupan kegiatan, penutupan dihadiri oleh pendiri Maskanul Huffadz sekaligus sahabat Umma Oki yaitu Umi Della dan Manda Ayu. Para orang tua hadir di tengah-tengah kami. Ayah Elfa memberikan sambutan sebagai perwakilan orang tua yang jauh-jauh dating dari Pontianak, bahkan Elfa tidak tahu jika ayahnya akan dating. Lalu perwakilan dari santri disampaikan Naila. Naila berpesan agar kebiasaan baik di Maskanul Huffadz tetap terjaga, silaturahimnya juga terjaga. Lalu kegiatan ditutup dengan pembagian hadiah juara pidato yaitu Risma, Santri terbaik yaitu Teh Eneng, santri paling sering mengajak kebaikan yaitu Naila, Santri terdisiplin yaitu Juniza, Santri Tahfidz dengan mujahadah terbaik yaitu Nada, dan Santri Tahsin dengan mujahadah terbaik yaitu saya , alhamdulillah. Setelah kegiatan usai satu per satu santri dijemput dan pulang.
Tumblr media
Selepas dari Maffaz Camp
Selepas dari Maffaz Aku, Naila, Dini, Fitri, Juniza, dan Hani ke rumah Nada di daerah Cibinong Kab. Bogor. Kamis siang kami dijemput oleh orang tua Nada menuju arah Cibinong. Ternyata, orang tua Nada punya kontrakan kosan dan kami dipersilahkan menginap di sana. Hari itu kami istirahat, bersih diri, dan beres-beres. Sorenya abahnya Nada mengobrol Bersama aku Dini, Nada, dan Bu Juni. Tampaknya pengalaman hidup abah Nada luar biasa, beliau cerita masa mudanya selepas kuliah D1 lalu ditempatkan di Banten, Beliau bekerja di bidang Lingkungan Hidup, bercerita pengelolaan sampah, lingkungan, kesehatan, tentang agama, sampai cerita taaruf dengan umminya Nada yang hanya bertemu tiga kali langsung menikah hehehe… Abah Nada menanyai kami pesan kesan selama mengikuti Mukhoyyam Qur’an kemarin, kata beliau selama di Maffaz Camp jadi tempat merapikan file-file di otak kita, untuk melanjutkan kehidupan harus berpegang teguh dengan Al-Qur’an. Abah Nada juga suka bercanda, beliau berkata “Disini saja deh cari kerja, ntar kalau dapat pasangan baru pulang” wkwkwk kami pun tertawa.
Dari abah dan umminya Nada terlihat begitu hangat dan bahagianya keluarga ini, tulus sekali memberi kami tempat untuk menginap sementara.
Walau sudah di luar Maffaz Camp kami tetap berusaha menjaga sholat berjamaah dzikir pagi petang di kosan. Senang sekali punya teman-teman yang fastabiqul khairat seperti mereka. Esok harinya kami jalan-jalan ke BTM (Bogor Trade Mall) untuk mengantar Naila membeli koper karena barangnya tidak muat, lalu makan Bersama dan nonton bioskop. Lalu kami jalan-jalan menyusuri jalanan Kota Bogor di sepanjang Istana Bogor dan pulang naik angkot.
Tumblr media
Esok paginya Nada mengajakku, Naila dan Bu Juni ke saung di dekat rumahnya, kebetulan hari itu tanggal 1 Januari 2022. Nada bercerita masa-masa dulu ia di pondok SMP-SMA di Banten, Naila pun juga menceritakan kehidupannya, lalu kami sama-sama mengingat kenangan di Maskanul Huffadz Camp. Harapan kami, semoga kebiasaan-kebiasaan baik terus berlanjut dan semakin semangat belajar Al-Qur’an, semangat ngafalinnya yaa.
Lalu hari itu kami memutuskan untuk berlibur di Jungle Land, naik bianglala dan masuk rumah hantu setelah itu kami ke AEON Mall di daerah Sentul City berjalan-jalan ngantar Naila beli bed cover karena mau lanjut Maffaz Camp di Bintaro dan pulang naik grab. Esoknya kami bersiap-siap untuk pulang. Pagi harinya Bu Juni pergi meninggalkan kami dahulu, Naik Bus Damri ke Bandara Soekarno Hatta lalu menuju ke Bengkulu. Sebelum aku dan Dini pulang, tetehnya Nada datang membawa dua anaknya yang lucu-lucu yaitu Aina dan Abib. Tetehnya Nada berpesan, “mumpung masih belum menikah punya anak, bersyukur bisa ikut kegiatan kayak gini, kalau udah ada anak waktu untuk upgrade diri lebih sedikit, jadi dimanfaatin waktunya”.
Setelah berbincang-bincang, sekitar pukul 2 siang aku dan Dini diantar abah dan tetehnya Nada ke tempat bus, Dan kami pulang menuju Surabaya. Esok harinya kami sampai di terminal Purabaya pukul 5 pagi, setelah sholat subuh aku melanjutkan perjalanan ke Probolinggo, dan sampai dengan selamat di kota tercinta.
Tumblr media
Dua pekan menghasilkan cerita yang luar biasa dan cukup merubah pola pandangku, bahwa dunia sekadarnya akhirat selamanya. Ketika kita mengejar dunia, yang didapat hanya dunia saja, ketika kita mengejar akhirat, dunia akan mengikuti Bersyukur bisa merajut ukhuwah, dan bersama-sama fastabiqul khairat. Bersyukur atas nikmat hidayah, nikmat ketenangan, nikmat rasa cukup dan nikmat-nikmat lainnya. Namun jangan sampai rasa syukur kita akan nikmat-nikmat Allah membuat kita tanpa sadar merendahkan orang lain. Setiap orang memiliki perjalanan menjemput hidayahnya masing-masing. Buat teman-teman semua yang membaca semangat selalu mengejar cita-cita, dan pastikan libatkan Allah dalam setiap prosesnya. Terima kasih untuk musyrifah, kakak-kakak, teman-teman, dan adik-adik semoga ilmu yang kita dapatkan dapat bermanfaat dan bisa bertemu kembali, jika tidak di dunia, di surga-Nya kelak, aamiin.
1 note · View note
aliviazahra · 3 years ago
Text
Cahaya Qur'an di Kaki Gunung Salak (Part 3)
Hari-Hari di Maffaz Camp
Maffaz Camp Desember terletak di Villa Kanaya Pamijahan Bogor. Letaknya di kaki Gunung Salak membuat udara di sini cukup dingin. Terdapat 6 kamar santri yang diberi nama sesuai nama-nama surga, ada Kamar Firdaus, Kamar Adn, Kamar Na’im, Kamar Ma’wa, Kamar Darussalam, dan Kamar Ar-Royyan serta dua kamar musyrifah. Di dalam villa juga terdapat kolam renang, lapangan basket, ayunan, perosotan, jungkat-jungkit, dan tiga saung serta kolam ikan dan taman. Pemandangan yang indah membuat kita tak hanya belajar dari ayat-ayat qouliyah yaitu Al-Qur’an namun juga ayat-ayat kauniyah yaitu alam sekitar. Aula atas yang terbuka dengan pemandangan indah dan setiap sholat lima waktu melihatnya membuat rasa kagum kita terhadap ciptaan Allah semakin bertambah. Bisa melihat sunrise dan sunset tiap sholat subuh dan maghrib merupakan kenikmatan tersendiri. Suasana yang tenang membuat belajar al-qur’an semakin nyaman.
Tumblr media
Hari demi hari tinggal di villa ini semakin betah. Rutinitas yang padat dan berulang-ulang tak terasa membuat habit baru untukku. Suasana yang sejuk membuat nafsu makanku bertambah, makan pun harus sesuai jadwal dan bersama-sama, yang awalnya dulu aku jarang makan dan menunda nunda makan sekarang tidak lagi apalagi masakan teh dewi yang enak, sayang sekali jika terlewat makan. Pun hampir sama dengan jam tidur. Jam tidur siang yaitu pukul 10.30 hingga dhuhur sesuai sunnah nabi, dan tidur malam pukul 10 malam hingga 3 pagi. Karena kegiatan yg berulang, saat ini bangun di sepertiga malam tak lagi sulit, bahkan ketika haid sekalipun ku terbangun di sepertiga malam. Sholat lima waktu berjamaah tepat waktu, sholat rawatib, dzikir pagi dan petang, sholat dhuha, puasa senin kamis, sunnah sebelum tidur sudah menjadi rutinitas. Harapanku merubah pola hidup menjadi lebih baik alhamdulillah kesampaian, semoga akan tetap terjaga selalu walau sudah di rumah sekalipun aamiin.
Tumblr media
Setiap pagi dan sore kami selalu piket, aku se grup piket bareng Naila, Dini, Azel dan Zahra. Di awal awal kami diberi tugas piket saung dan di pekan kedua piket kolam renang. Waktu-waktu piket kita buat asik, bahkan pernah nyikat kolam sambal hafalan hadits wkwk.
Di Ahad kedua kami kedatangan tamu pemilik villa yang dating berkunjung bersama teman-temannya, lalu kegiatan dilanjut dengan masak bersama yang dipimpin oleh Kak Fani. Kami memasak ayam goreng cabe ijo, nasi daun jeruk, tahu isi, pisang coklat, dan es jelly nata de coco. Sore harinya kami berenang bersama dan tertawa bersama karena saling menceburkan ke kolam renang membuat suasana menjadi lebih berwarna.
Tumblr media
Menemukan Hikmah di Maffaz Camp
Tumblr media
Sepulang melihat wisuda akbar di Jakarta, motivasi belajar Al-Qur’anku semakin meningkat, aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan dan waktu sedikitpun di tempat ini, setiap halaqoh aku bersungguh-sungguh mendengarkan talaqqi Ustadzah Nurul walau kadang menahan rasa kantuk. Semakin ku belajar Al-Qur’an ku semakin sadar ilmuku masih sangat sedikit dan ilmu Allah luaaass sekali. Ini baru belajar membaca, belum lagi tafsirnya, penerapannya yaa Allah sungguh tak pantas rasanya menyombongkan diri.
Metode tahsin dan pengajaran tajwid di Maskanul Huffadz benar-benar detail, kami juga diajarkan mengenai Al-Qur’an waqaf Madinah/Timur Tengah yang berbeda dengan cetakan Indonesia, belajar Matan Jazari dan metode mengajar yang menarik. Semoga ilmu ini menjadi ilmu yang bermanfaat, bisa mengajari orang-orang sekitar kelak aamiin.
Sabtu malam waktunya book time, aku memberanikan diri untuk sharing buku yang aku baca. Biasa aku baca bukunya Dr. Dewi Nur Aisyah “Awe Inspiring Us�� dari buku itu menjelaskan bahwa kita harus memanfaatkan masa muda kita, jangan mau jadi pemuda biasa, lalu tentang menjadi bermanfaat untuk sekitar, selain menghafal qur’an kita juga harus punya amalan untuk bisa bermanfaat bagi sesame seperti Dr. Dewi yang luar biasa jasanya bagi negeri.
Selain aku, Risma juga menceritakan buku yang dibacanya, kalau tidak salah tentang meneladani wanita-wanita terdahulu. Lalu yang paling membuatku tertegun adalah buku yang dibaca Teh Eneng mengenai perjuangan seorang ibu membesarkan anaknya yang hafidz-hafidzoh, teh eneng juga berpesan sebagai wanita kita harus menjaga marwah kita, karena wanita adalah tiangnya peradaban. Dari situ aku berfikir, bahwa menjadi wanita perlu belajar agama dengan baik karena nanti akan menjadi madrasah pertama untuk anak-anaknya, mencetak peradaban dengan generasi qur’ani.
Di Ahad kedua kami kedatangan tamu pemilik villa Pak Dodi beliau mengajak rekan-rekannya alumni SMA 8 Jakarta yang seluruhnya orang-orang sukses, ada yang menjadi dokter, chef, bekerja di perusahaan, dan ada pula yang menjadi ustadz. Beliau-beliau ingin sharing-sharing dengan kami. Ustadz (lupa namanya siapa) menjelaskan mengenai keutamaan menghafal Al-Qur’an, lalu juga menjelaskan mengenai orang yang meninggal dalam keadaan menuntut ilmu akan mendapat derajat yang tinggi di mata Allah. Jadi teringat ayah ibu lagi, di tengah usianya yang sudah lanjut, masih semangat mendengarkan youtube kajian, diskusi-diskusi agama di meja makan, Semoga Allah selalu menjaga beliau dan bisa husnul khotimah aamiin.
Malam itu selepas halaqoh aku berdiskusi dengan Kak Fani tentang tantangan di dunia kerja. Kak Fani berpesan untuk menyuruhku sungguh-sungguh gak boleh setengah-setengah kalau ngapa-ngapain. Kak fani juga bercerita bahwa saat ini banyak temannya yang gajinya habis untuk dirinya sendiri, selalu kurang harusnya kan ada buat orang tua juga. Menurut teh eneng itu karena tidak barokah, segala sesuatu yang tidak barokah akan merasa kurang, jika barokah pasti rezeki itu dating dari arah yang tidak disangka-sangka, kuncinya selalu bersukur, minta segala sesuatunya menjadi barokah.
Di pembelajaran sore terakhir Ustadzah Nurul memberi pesan dan kesan kepada kami, beliau menyampaikan untuk tetap belajar ilmunya Allah, yang kita pelajari baru sedikit, dan semoga semangat selalu untuk belajar ilmunya Allah. Selain itu beliau juga menyampaikan bahwa Al-Qur’an adalah sahabat sejati kita, sahabat kita manusia belum tentu di akhirat akan bersama, namun bacaan-bacaan Al-Qur’an kita itu yang dapat menolong kita di akhirat kelak, jadi bertemanlah, bersahabatlah dengan Al-Qur’an.
Selama dua pekan kami semua fastabiqul khairat, tidak ada rasa jengkel apalagi bermusuh-musuhan. Semua memanfaatkan waktu dua minggu ini dengan baik, rugi waktu kalau hanya dibuat bergosip atau saling jengkel satu sama lain. Tinggal Bersama-sama teman-teman dan adik-adik yang luar biasa selama duapekan memberikanku banyak arti kehidupan, semakin bisa saling menghargai, saling membantu, saling mengingatkan untuk kebaikan.
Hal yang paling disyukuri adalah hampir sepanjang hari di Villa Kanaya Pamijahan diguyur hujan, waktu-waktu mustajab untuk memanjatkan do’a sangat sering, terutama di hari Jum’at sore atau saat berpuasa menjelang berbuka. Semoga do’a-do’a kami diijabah oleh Allah SWT aamiin.
Bersambung...
0 notes
aliviazahra · 3 years ago
Text
Cahaya Qur'an di Kaki Gunung Salak (Part2)
Melihat Wisuda Akbar Tahfidz 30 Juz
Tumblr media
Hari Ahad pun tiba, saatnya hari jalan-jalan, Ternyata kami akan dibawa ke Jakarta untuk melihat Wisuda Tahfidz 30 juz. Itu merupakan wisuda terbesarnya Maskanul Huffadz, terdapat 92 wisudawan wisudawati dari seluruh penjuru nusantara yang diwisuda, rentang usia mereka dari usia 18 hingga 23 tahun. Betapa kagetnya aku, ternyata tempat wisuda di Menara 165 punya pak Ari Ginanjar ESQ itu. Jadi inget waktu kuliah dulu sempet ikut ESQ lalu di jelasin ada Menara 165 yang diatasnya ada masjidnya, yaa Allah gak nyangka bisa ke sana. Ruangan yang megah, dan wisudawan yang memakai gamis putih serta wisudawati memakai dress putih dilengkapi mahkota, dan orangtua mereka duduk berjajar di depan, menambah khidmad acara pagi itu. Kami dari tribun atas mengikuti kegiatan dengan baik. Sepanjang acara suasana haru menyelimuti seluruh ruangan gedung itu.
Sambutan umma Oki di awal begitu menyentuh hati, sosoknya begitu luar biasa di mataku, Umma Oki tidak hanya sebagai public figure beliau juga semangat dalam menuntut ilmu agama hingga S3, mendirikan pesantren, bermanfaat untuk ummat, dan sosok ibu, serta istri yang baik, ini baru melihat wanita saat ini, gimana yaa kalau melihat sosok Bunda Khadijah, Aisyah, Fatimah, Maryam, dan Asiyah dulu. Dalam pidatonya Umma Oki selalu diawali berterima kasih kepada suaminya, yang sudah mengizinkannya sampai ke titik itu. Umma lalu bercerita awal mendirikan Maskanul Huffadz Bersama dua orang sahabatnya yaitu Umi Dela dan Manda Ayu. Umma Oki menyampaikan walaupun Islam ada beberapa golongan tetapi dalam berdakwah Al-Qur’an harus Bersatu dan Bersama-sama. Umma juga bercerita keutamaan menjadi Hafidz Qur’an, yaitu dapat memberikan syafaat untuk keluarganya nanti di surge, dan memberikan mahkota kemuliaan untuk orang tua. Umma berharap semoga Indonesia kelak dipimpin oleh orang-orang yang baik akhlaknya, pemimpin-pemimpin yang paham Al-Qur’an, dari situ Indonesia akan menjadi negeri yang penuh berkah.
Lalu satu per satu wisudawan dipanggil namanya, nama orang tua mereka, dan waktu menghafalnya. Aku tidak menyangka ternyata, banyak diantara mereka yang menghafal Al-Qur’an hanya dalam waktu 5 bulan. Yaa Allah memang benar ya firman Allah Di antara keistimewaan Alquran adalah Allah mudahkan ia dengan semudah-mudahnya. Allah ﷻ berfirman,
وَلَ��َدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17).
Allah sendiri yang bilang kalau Allah mudahkan belajar Al-Qur’an, tapi kitanya yg masih menutup diri, tidak mau mempelajarinya atau hanya sekedar membacanya saja, tajwidpun masih trabas sana-sini, belum benar-benar memaknai artinya dengan sungguh-sungguh. Yaa Allah betapa hinanya hambamu ini, 23 tahun kemana aja.
Mengetahui kemuliaan menjadi hafidz Qur’an yang dapat mengajak 10 anggota keluarganya masuk surga semakin membuatku tersentak. Yaa Allah aku sayang kedua orang tuaku, aku ingin bersama mereka hingga ke surga-Mu kelak. Satu persatu wisudawan diminta untuk menemui kedua orang tuanya. Tak terasa air mata terus keluar dari kedua pelupuk mataku, membayangkan jika aku ada di posisi mereka. Melihat kedua orang tua bahagia melihatnya. Puisi yang dilantunkan tiga orang hafidzoh di depan panggung menambah syahdu suasana. Kurang lebih puisi mereka berisi, bahwa masa depan itu gelap kita dapat melihatnya, namun Al-Qur’an adalah penerangnya. Jika kita dekat dengan Al-Qur’an dekat dengan Allah, Allah pasti yang menunjukkan jalannya pada kita. Ku tertegun, mungkin selama ini interaksiku dengan Al-Qur’an belum se-intens itu, masih suka galau ngurusi masa depan, Yaa Allah. Bait puisi terakhir yang di baca mereka juga menyentuh hati, mereka berkata, teruntuk orang tua yang anaknya hafidz, tolong jangan berbangga dulu, bangganya nanti aja jika sudah bertemu di surga. Iya yaa, untuk apa berbangga diri, kita Cuma makhluk Allah yang tidak pantas sombong, bangganya nanti saja kalau sudah masuk surga.
Sepanjang acara air mataku terus mengucur, menannyakan ke diri sendiri, apakah aku bisa benar-benar menghafal Al-Qur’an? Tapi aku ingin bersama kedua orang tuaku di surga kelak. Entah tiba-tiba terbesit dalam pikiranku, Yaa Allah jika engkau masih belum mengizinkan hambamu ini menghafalkan kalam-kalammu, izinkan anak keturunan hamba nanti bisa melakukannya. Akhir-akhir ini aku sering berpikiran seperti itu, semakin sadar bahwa diri ini akan menjadi madrasatul ula buat anak-anakku nanti, anakku berhak mendapat ibu yang terbaik, seperti aku mendapat ibuku, ibu yang terbaik.
Hari Ahad itu tanggal 19 Desember 2021 adalah waktu untuk menghubungi orang tua, tetapi hanya diizinkan menggunakan HP jadul. Di awal pendaftaran aku sempat meminta izin ke Ustadzah Nurul untuk membuka email/ hp android karena ada urusan & mau cek tawaran pekerjaan sebelumnya. Tapi niatku aku urungkan, aku takut ke distract, niatku lurus kembali, aku ingin benar-benar memanfaatkan waktu dua minggu yang singkat ini untuk belajar Al-Qur’an. Tampaknya suasana pagi itu menumbuhkan motivasiku. Yaa sekarang aku benar-benar ingin bersungguh-sungguh belajar Al-Qur’an.
Orang-Orang Hebat di Maffaz Camp
Tumblr media
Kegiatan di Maffaz Camp pastinya tak lepas dari empat orang musyrifah beliau adalah Ustadzah Nurul, Ustadzah Farihah, Ustadzah Ayu, dan Ustadzah Safira. Kalau dilihat-lihat usia mereka kurang lebih sama sepertiku, tapi maasyaallah sekali lah ustadzah-ustadzah ini, seluruhnya lulusan Maskanul Huffadz dan sekarang lagi mengabdi jadi beliau-beliau hafidzoh 30 juz. Dari keempatnya Ustadzah Nurul yang paling banyak berinteraksi denganku, Ustadzah Nurul asalnya dari Medan maasyaallah kalem sekali, murah senyum, dan sering memberi motivasi ke kami semua. Sabar banget bimbing aku, bakal kangen banget sama tilawahnya Ustadzah Nurul ketika Talaqqi. Ustadzah Farihah sesuai Namanya beliau selalu bahagia dan ceria, Kata Elfa beliau suka bercerita ketika halaqoh Tahsin jadi gak bikin ngantuk halaqohnya hehe. Ustadzah Ayu juga tak kalah hebat, suara merdunya ketika sholat berjamaah pasti bikin kangen, beliau juga yang pegang ig maskanulhuffadzcamp jadi kemana-mana story hehe. Ustadzah Safira juga sabar banget maasyaallah, suka bercanda sama kita terutama sama Lala wkwk.
Tumblr media
Teh Eneng Siti Fatimah, adalah panutan kami semua, dari 25 orang yang ikut camp beliau satu-satunya yang sudah menikah. Salut banget sama beliau semangat selalu menambah hafalannya, beliau mengajar ngaji anak-anak jadi sudah punya basic agama yang kuat, kami sering bertanya dan berkonsultasi banyak hal dengan teh eneng yang maasyaallah jawabannya selalu luar biasa. Perjalanannya menggunakan niqob sejak 2016 juga luar biasa. Di sela-sela halaqoh aku pernah meminta membenarkan bacaanku ke Teh Eneng. Teh Eneng juga sering mengingatkan kita tentang kemuliaan wanita. Teh Eneng juga suka bercanda, dan sering main-main ke kamar Firdaus.
Kak Fani, kakak satu ini juga luar biasa. Beliau saat ini juga mengajar Bahasa inggris anak-anak SD. Semangatnya belajar Al-Qur’an juga luar biasa, walaupun sempat capek di tengah-tengah namun beliau bangkit lagi. Kak Fani juga sering berdiskusi denganku tentang dunia kerja, karena sebelumnya beliau juga bekerja di salah satu perusahaan. Makasih Kak Fani wejangannya. Kak Fani masakannya juga enak, waktu happy cooking Kak Fani banyak membantu memasak yg enak-enak.
Teman-teman sekamarku Naila, Elfa dan Putri , ketiganya lebih muda dariku, jadi malu merasa tua. Naila ambil program satu bulan jadi lebih dulu tinggal disini, asalnya dari Sampit Kalimantan Tengah, dia orang yang paling semangat dan periang rasanya semua orang selalu dapat energi positif dari anak ini. Selain periang naila paling semangat belajar, menjadi pj ibadah yang selalu mengajak kami fastabiqul khairat, semoga cita-cita Nai jadi sultan dermawan kesampaian ya Nai, lancer bisnisnya dan lanjut ngecampnya. Sementara itu Elfa berkuliah jurusan PGSD di Pontianak, Elfa keren banget maasyaallah paling rajin di kamar, logat Elfa yang melayu menjadi ciri khas tersendiri, di tengah-tengah camp Elfa mendapat kabar bahwa menang lomba karya tulis, Elfa juga cerita bahwa dia menolong tiga orang temannya yang dari desa untuk berkuliah di Pontianak. Elfa gak suka pedas dan sempat beberapa kali sakit, jangan sakit-sakitan lagi ya fa.dan Putri masih SMA asal Bandung, tingkahnya yang gemesin kadang sedikit ngeselin juga, membuat suasana kamar kami semakin berwarna. Semangat Putri juga luar biasa sampai lanjut ngecamp di Bintaro. Kalau ke Bandung bolehlah gratis makan di Baksonya hehe.
Tumblr media
Selain itu ada yang juga seumuran denganku yaitu Nada, Juniza, Hani, dan pastinya Dini. Nada juga baru lulus jurusan Pendidikan Geografi asal Cibinong Bogor yang usianya terpaut 8 hari denganku. Nada asik banget buat diajak diskusi, baik banget paraaah wkwk keluarganya juga rela menampung kami setelah dari camp. Semangatnya juga luar biasa, ambil Tahsin dan tahfidz sekaligus, semangat selalu nambah hafalannya yaa. Juniza asal Bengkulu, kami biasa menyebutnya bu juni wkwk, maasyaallah banget rajin ibu dapur semangat banget kalau bersih-bersih, disiplinnya mantaap. Resign kerja analis kesehatan buat ikut kegiatan ini maasyaallah bu jun, hatinya lembut banget gampang terharu dan menitikkan air mata, selalu bersyukur sama lingkungan ini ya bu jun. Hani juga maasyaallah asal Bekasi, keluar dari lingkungannya untuk semangat belajar Al-Qur’an, ilmu agamanya juga mantapp ya Han, suka cerita banyak hal semangat selalu. Dini juga, maasyaallah semangat murojaahnya seperjuangan banget temen diskusi apa apa, mulai di kampus bareng di asrama bareng sampai sini juga ya Din.
Ada juga yang perjuangannya luar biasa, asal Maluku (Kepulauan Aru/Dobo) Namanya Fitri kami memanggilnya Beta, karena kalau bicara bahasanya biasa menyebut Beta, ia rela menempuh perjalanan menggunakan kapal 6 hari 6 malam maasyaallah, pahalanya banyak Beta nih. Celetukannya yang lucu sering membuat kami tertawa. Semangat selalu yaa Beta selamat sampai Dobo.
Teman-teman yang lain juga, ada Risma yang usianya masih muda tapi hafalannya sudah maasyaallah bacaannya bagus banget public speakingnya juga. Saniyya yang selalu ceria, Reni dengan logat ngapaknya, Fia yang juga perjuangan belajar Al-Qur’annya luar biasa beberapa bulan di camp, Zahra, Aini, Aulia, Ulvia, Dinda, Azel, Juwita, Kaesi, Dea. Lala yang gak bisa dideskripsikan satu-satu karena dua minggu terlalu sedikit untuk mengenal, pastinya semua orang-orang baik dan luar biasa. Sebagian besar masih usia-usia sekolah, semangat sekali belajarnya.
Bersambung...
0 notes
aliviazahra · 3 years ago
Text
Cahaya Qur'an di Kaki Gunung Salak (Part 1)
Tumblr media
Bismillahirrahmanirrahim.
Pengalaman berharga beberapa waktu kebelakang terlalu sayang untuk disimpan di memori sendiri. Semoga tulisan ini dapat menjadi pengingat diri dan teman-teman. Selamat menikmati tulisan ini, semoga ada manfaat dengan membacanya.
Awal Mula
Juni, 2021.
Sore itu di tengah hiruk pikuk mengerjakan skripsi seperti biasa ku scroll-scroll instagramku dan muncullah Instagram Umma Oki Setiana Dewi, mungkin karena sering aku lihat Instagram Umma Oki, jadi selalu muncul di awal beranda ig-ku. Kali ini Umma Oki membagikan poster tentang pesantrennya, yaitu Maskanul Huffadz. Sebelumnya aku pernah mendengar Maskanul Huffadz dari Hanim, temanku di Asrama Mutiara dulu. Dia sering menceritakan adiknya yang hafidzoh menerima beasiswa dari Maskanul Huffadz beberapa waktu lalu. Cerita Hanim kala itu selalu membuatku penasaran dengan tempat ini. Postingan kali ini tak biasa, tertulis bahwa Maskanul Huffadz membuka Camp untuk 1 bulan dan 2 pekan, “Wah asik juga nih, capek juga euy mikir skripsi mulu pengen bener-bener ada waktu deketin diri ke Allah” batinku. “Biar gak kecanduan hp juga enak kali yaa”. Karena tempatnya jauh, tidak mungkin diizinkan jika berangkat sendiri, ku coba ajak beberapa teman yang memungkinkan untuk diajak, tak disangka respon mereka cukup positif untuk kegiatan ini.
Waktu terus berlalu, saat ini sudah selesai wisuda. Sepertinya rencana beberapa bulan lalu hanya wacana. Selepas wisuda semua sibuk dengan urusan masing-masing. Kirim lamaran sana sini, upgrade skill, kegiatan komunitas dll sedikit banyak menyita waktu. Setelah lulus memang masa-masanya memasuki kehidupan yang sesungguhnya, Katanya orang sih, masa-masa quarter life crisis. Masa-masa mulai banyak yang menanyakan, mau kerja? nikah? atau lanjut S2? Bagiku masa-masa ini adalah masa-masa memperbanyak muhasabah diri, mulai berbenah menata tujuan-tujuan yang semua muaranya harus mencari ridho Allah SWT. Di masa-masa ini perlu banyak-banyak menata niat, jika tidak, setan mudah sekali membelokkan hati kita, tanpa sadar ingin memuaskan ekspektasi orang terhadap kita, ingin membuktikan ini itu dengan capaian-capaian kita, yaa intinya eksistensi diri lah… padahal mah harusnya niatnya karena Allah, membuktikan rasa cinta kita sungguh-sungguh hanya untuk Allah SWT, dan meluaskan manfaat untuk ummatnya Allah SWT. Hati memang sulit sekali ditebak, terkadang terbang terlalu tinggi, ataupun jatuh terlalu rendah.
Kehidupan pasca kampus memang tak berpola, tak seperti dulu, waktu teratur harus ini itu jelas, sekarang tidak. Hal ini membuat kehidupanku sedikit berubah, tidur kemalaman, makan tak teratur, rasanya tak karuan, ibadah pun menjadi tidak nyaman. Masih untung tinggal di rumah, punya ibu yang luar biasa mengajakku beribadah, masih bisa sholat 5 waktu tepat waktu, tapi ya gitu agak berat kurang ada ruh dalam setiap ibadahnya, tiap di bangunin sholat malam pun, tidur lagi. Jadi mikir banget, kenapa sih hidup ini kok berat banget ibadah yaaAllah, punya dosa apa yaa?
Di masa-masa seperti ini, sering banget denger berita kematian, jadi pengingat diri ini, bahwa dunia tidaklah selamanya, dan masih bersyukur punya orang tua lengkap dan punya ladang pahala untuk membahagiakannya. Sore itu selepas dzikir sore ku bertanya ke ayahku. “Ayah mau aku kayak gimana sih?” Beliau menjawab, “Jadi anak sholihah aja sudah cukup”. Deg hatiku berdegup kencang, yaaAllah permintaan beliau sesederhana itu, bukan pingin aku jadi gimana-gimana cukup jadi sholihah saja, anak beliau cuma satu, aku, yaa aku satu-satunya, kalau bukan aku siapa lagi? Siapa lagi yang bisa mendo’akan ayah ibu jika sudah tiada nanti. Harus mulai dari mana ini? Setelah kupikir-pikir, sepertinya harus mulai berbenah belajar Al-Qur’an, nambah hafalan atau benerin bacaan yang masih suka trabas tajwidnya, asstaghfirullah. Sepanjang tiga bulan, sudah dua kali ku mengikuti setoran online, tapi yaa gitu ada aja godaannya, yang jaringan ustadzahnya lemot, atau aku nya yang gak konsisten. Sepertinya butuh tempat yang intensif, gak bisa nih gini-gini terus.
Ku teringat niatku dulu untuk ikut Maskanul Huffadz Camp, niatan baik harusnya tak boleh ditunda-tunda. 28 November 2021 ku kembali membuka Instagram maskanulhuffadzcamp, wah ternyata ada program Mukkhoyam Desember, dari situ langsung ku bergegas mengajak Dini. Dari beberapa orang yang ku tawari dulu, sepertinya Dini paling excited, bahkan dia langsung tancap gas cek tiket kereta, tiket bus, tanya teman-temannya di Bogor dll. Untuk kegiatan satu bulan akan dimulai 1 Desember, artinya dua hari lagi dong, sementara aku masih ada tanggungan beberapa hal, akhirnya kami putuskan untuk mengambil program dua pekan dimulai tanggal 15 hingga 30 Desember 2021.
Hari Keberangkatan
Lima hari sebelum berangkat seorang temanku bertanya “Ditinggal 2 pekan yakin? gak takut ada interview liv?” tanyanya “Aku dah gak mikir gituan wes wkwk mau fokus ini dulu” jawabku. Baru paginya bilang gitu, langsung diuji Allah hahaha. Tiba-tiba ada kakak kelas yang nawarin kerja “Dek aku resign terus suruh cari pengganti, coba kamu kirim cv dll kesini nanti prosesnya cepet kok sering-sering on aja nanti aku infoin lagi”, hah apa-apa an ini, batinku. Tapi aku ikuti perintah mbak itu hehe kali aja rejeki. Niatku disitu mulai terguncang dan terpecah, masih suka kepikiran sana-sini, padahal sudah mendekati hari H Mukkhoyam. Namun, pesan ayahku menguatkanku, beliau berpesan, “Kalau disana nanti gausa mikir lain-lain dulu, fokus, harus dijalanin bener-bener”.
Pagi itu aku diantar orang tuaku ke rumah Dini. Siangnya, aku masih sempat nge-prank Ziehah main ke depan rumahnya karena dia ga tau kalau aku mau ke Bogor wkwk emang gak cerita-cerita sih (wkwk part ga jelas banget, ga penting skip). Lalu sorenya diantar orang tua Dini dan adik-adiknya ke terminal. Sepanjang perjalanan ngobrol banyak sama Dini, lama gak ketemu. Oh iya, terima kasih untuk Hani yang sudah ngirimin coklat buatan sendiri yang jadi teman perjalanan enak banget, sampai ketagihan, suratnya juga masih kusimpan hehe.
Bus kami berangkat pukul 18.00. Setelah melewati tol yang cukup panjang, kami tiba esok harinya di terminal Bubulak pukul 07.00. Karena kebetulan jalan yang kami lewati searah dengan kampus IPB, mampirlah kami ke Masjid Al Hurriyah IPB, karena penasaran dengan kampus ini.
Tumblr media
Setelah bersih diri dan sholat Dhuha, kami melanjutkan perjalanan ke daerah Pamijahan. Ternyata daerahnya jauh banget, kearah Gunung Salak, dan jalannya macet, akhirnya kami terlambat sampai tujuan, kami datang pukul 10.00, terlambat dan tidak bisa bertemu Umma Oki Setiana Dewi huhuuu sedih☹. Ini foto Umma Oki Bersama teman-teman yang tidak terlambat.
Tumblr media
Hari-Hari Awal di Maffaz Camp
Sesampainya di Maffaz(Maskanul Huffadz) kami berdua bergegas registrasi lalu diantar ke kamar masing-masing. Aku mendapat kamar di bawah, sedangkan Dini di lantai dua. Kamar yang aku tempati Namanya kamar Firdaus, mudah-mudahan beneran orangnya masuk surga Firdaus yaa aamiin. Lalu ku berkenalan dengan teman sekamarku Naila, Elfa, dan Putri.
Setelah malamnya berkenalan, esok paginya tanggal 16 dimulai pembelajaran, terdapat tiga program belajar yaitu Tahsin, Tahfidz, dan Murojaah. Dini ambil program murojaah. Aku? Aku apa yaaa hahaha…. Sebenernya bingung, mau tambah hafalan tp pingin benerin bacaan sampai bener-bener clear dulu dan pingin dapet ilmu teorinya juga biar bisa ngajarin orang-orang deket nanti, jadi gak hanya setoran-setoran aja. Setelah di tes akhirnya disarankan Tahsin dengan setoran bi nadzar, baiklah it’s okay, memang masih banyak hal yg perlu dibenerin dari bacaanku ini, yang penting prosesnya sungguh-sungguh, bismillah. Maka dimulailah perjalanan dua minggu dengan Al-Qur’an ini. Terdapat 4 musyrifah yang membersamai kami disini, sabar dan tulus terpancar dari mata mereka, maasyaallah banget deh ustadzah-ustadzah ini. Aku mendapat Halaqoh Ustadzah Nurul Bersama Teh Eneng, Kak Fani, Dinda, Aulia, Aini, dan Kaesi.
Hari-hari awal di Maffaz tidak kesulitan untukku, karena kegiatannya gak jauh berbeda dengan kegiatan di Asrama Mutiara dulu, tapi lebih padat sih kegiatannya jadi sedikit kaget karena lama gak kegiatan padet gitu. Jadi pagi bangun jam 3/ setengah 4 buat sholat Tahajjud, lalu Sholat Subuh, Al-Ma’tsurat pagi, Pembelajaran pagi (Hadits/ Bhs Arab) lanjut piket, mandi, makan. Jam 7 pagi harus siap semua untuk pembukaan Halaqoh pagi. Kegiatan dibuka dengan do’a Bersama dan suwaru (menghafalkan nama-nama surah ada nyanyiannya gitu hehe) lanjut Halaqoh pagi (setoran) hingga pukul 10 lalu Sholat Dhuha dan tidur siang, pukul 12 siang Sholat Dhuhur berjamaah, makan lalu Halaqoh siang belajar Tahsin hingga pukul 3 sore, dilanjut sholat ashar berjamaah, Al-Ma’tsurat sore lalu piket dan bersih diri. Pukul 16.45 dilanjut lagi pembelajaran sore, biasanya diisi dengan tilawah jama’i atau belajar matan jazari hingga maghrib tiba. Setelah sholat maghrib berjamaah, kegiatan dilanjut makan malam dan sholat isya’ berjamaah, lalu halaqoh malam (setoran) hingga pukul setengah 10 malam. Terakhir melakukan sunnah sebelum tidur, yaitu membaca surah Al-Mulk, 3 qul, ayat kursi, bersih diri, lalu tidur deh. Gitu terus tiap hari kecuali Ahad.
Awal-awal di Maffaz terasa lamaaaa sekali, mungkin karena gak megang hp, rasanya hp sudah diganti dengan Al-Qur’an wehee… Sejujurnya niatku saat itu masih belum bulat, yaa kepikiran interview kerja itu, dan kepikiran hal-hal lain di luar Maffaz asstaghfirullah.
Tumblr media
Bersambung...
1 note · View note