#Universitas
Explore tagged Tumblr posts
quidam-vir · 3 months ago
Text
quandōcumque minima incommoditās advenit: fīnis mundī adest, Atlās mortuus est, īlicet, āctum est, mē necātūrus sum
cum una (I) classis rescinditur: sum fēlīcissimus vir temporum omnium! Fortūna ipsa mē favet! sōl nec rūrsus occīdet!
25 notes · View notes
chillinaris · 4 months ago
Text
Tumblr media
Sepintar apa pun seseorang, namun ia tidak memiliki adab, gugurlah nilai semua pengetahuannya; tak dapat dijadikan rujukan, takkan pula memproduksi kebaikan-kebaikan. Bahkan amal-amal ibadahnya pun tak bernilai apa-apa bila tidak dihiasi dengan adab.
Tumblr media
Adab di atas ilmu.
10 notes · View notes
tankesus-skriveprosjekt · 11 months ago
Text
Ei verdig studietid
Tidlegare har eg skrevet om studentane sine kår, og at dei må betrast. Eg står framleis for det eg skreiv, og skriv sikkert ein artikkel til. Titlane under fører til artiklane:
Delttidsjobben er ikkje eit valt avbrekk (03/2022)
Hugs at du skal ut i arbeid, student (10/2022)
Det å vere student er meir enn berre det du lærer på undervisningsbenken, ein fest, og deltidsjobben på Rema 1000. Krev endring, student!
2 notes · View notes
sazzadiyatan · 2 years ago
Text
Tumblr media
2 tahun setengah yang tidak mudah
ustadzah mohon diterima ya, dan wajib dipakai saat wisuda kita besok. ini kenang kenangan dari kami, terimakasih sudah membersamai selama ini. angkatan 56 Smamsatu Gresik Program MBS
Surat terbuka ini ustadzah tulis untuk kalian anak anak yang kami bersamai selama 2 setengah tahun pada program MBS Smamsatu Gresik. masih ingat hari itu di Awal bulan Ramadhan tahun 2021, aku diamanahi untuk membersamai kalian.
waktu itu ustadzah masih ingat ada yang menangis karena belum terbiasa jauh dari keluarga, belum ada teman dan penyesuaian penyesuaian lainnya yang membuat kalian tidak nyaman. waktu itu diri ini masih belajar bagaimana menghadapi remaja remaja seperti kalian yang masih ingin mencari kebebasan di luar yang tiba tiba dibatasi dengan begitu banyak peraturan.
belum lagi ustadzah harus belajar berkomunikasi agar kalian nyaman dengan diri ini, nak kalian tau menjadi sosok pendengar yang baik dan pemberi nasihat adalah PR besar bagi diri ini, dibesarkan di lingkungan act of service, membuat ustadzah tidak banyak diberi pujian, dan jarang berkomunikasi dengan orang sekitar. berkat kalian sedikit banyak diri ini berubah meski masih banyak kekurangannya.
mendidik sesama tulang rusuk membuat ustadzah menurunkan ego serendah mungkin, tetap tersenyum saat marah, tetap gembira di saat gemuruh hati begitu riuh berkat drama drama yang kalian timbulkan, sesekali merasa apa yang diusahakan untuk kalian kurang maksimal sehingga sedikit banyak mengecewakan orangtua yang mempercayakan amanah kepada diri ini.
belum lagi masukan dari berbagai sisi terhadap kinerja diri, mulai dari orangtua, pimpinan, warga sekolah bahkan kalian sendiri membuat ustadzah berpikir apakah mundur saja dari amanah ini, dibentuk dengan disiplin tinggi kadang membuat ustadzah untoleran terhadap apa apa yang kalian langgar dari tata tertib.
tapi ternyata 2,5 tahun itu berlalu di bulan ini kalian resmi menjadi Alumni, ada yang sudah diterima di perguruan tinggi yang diimpikan ada juga yang masih berikhtiar, yakinlah anak anakku apapun nanti yang Allah berikan pasti akan ada kebaikan kebaikan untuk kalian, diri ini akan terus mendoakan kebaikan untuk kalian.
terimakasih atas segala kenangan yang diberikan dan hadiah sepatu yang sangat indah, doakan sepatu yang kalian berikan mampu menemani ustadzah untuk terus berbagi kebaikan, sehingga kalian juga mendapatkan kebaikan dari apa yang diri ini lakukan.
terimakasih 2,5 tahunnya meski banyak air mata semoga kebaikan selalu menyertai kita semua
untuk anak anakku kelas 12 Program MBS Smamsatu Gresik Angkatan 56
Gresik, 3 Juni 2023
Sazzadiyatan
6 notes · View notes
rkpublisherr · 28 days ago
Text
Biaya kuliah Universitas Strada
Tumblr media
UNIVERSITAS STRADA adalah salah satu perguruan tinggi yang terus berkomitmen untuk menyediakan pendidikan berkualitas dengan fokus pada bidang kesehatan dan manajemen. Lokasinya yang strategis di Jl. Manila, No. 37, Sumberece, Kec. Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur 64133, menjadikan universitas ini mudah dijangkau oleh calon mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Bagi calon mahasiswa yang ingin mengetahui rincian lebih lanjut mengenai universitas ini, kontak dapat dilakukan melalui Telp: (0354) 695130, Handphone: +62 811-3500-876, atau email di [email protected]. Selain itu, UNIVERSITAS STRADA juga aktif di media sosial, seperti Instagram: @universitasstrada dan YouTube: Strada Tv.
Salah satu aspek penting yang sering menjadi perhatian calon mahasiswa adalah biaya kuliah. Di UNIVERSITAS STRADA, biaya kuliah dirancang untuk tetap terjangkau dengan mempertimbangkan kualitas pendidikan yang diberikan. Biaya tersebut bervariasi tergantung dari prodi atau program studi yang dipilih oleh mahasiswa. Adapun beberapa program studi unggulan yang tersedia di universitas ini, antara lain D3- Kebidanan, S1 & Profesi Kebidanan, S1 & Profesi Keperawatan, S1- Ilmu Kesehatan, S1- Administrasi Rumah Sakit, S1- Farmasi, S1- Radiologi, S1- Bisnis Digital, dan S1- Manajemen Ritel.
Secara umum, biaya kuliah di UNIVERSITAS STRADA terdiri dari beberapa komponen. Pertama adalah biaya pendaftaran yang harus dibayarkan pada saat mendaftar sebagai calon mahasiswa. Biaya ini merupakan tahap awal yang perlu diperhatikan sebelum mahasiswa dapat memulai perkuliahan. Selain itu, terdapat pula biaya SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) yang dibayarkan setiap semester. SPP ini mencakup biaya perkuliahan, penggunaan fasilitas, serta dukungan akademik lainnya yang akan diterima mahasiswa selama menempuh pendidikan di universitas.
Untuk program studi D3- Kebidanan, yang merupakan salah satu pilihan populer, biaya kuliahnya relatif terjangkau. Program ini bertujuan untuk menghasilkan tenaga bidan yang kompeten dalam memberikan layanan kesehatan ibu dan anak. Selain itu, mahasiswa di program ini juga diajarkan keterampilan klinis yang aplikatif, sehingga lulusan siap menghadapi tantangan di dunia kerja. Tentu saja, biaya pendidikan di sini disesuaikan dengan kualitas pembelajaran dan pelatihan yang diterima mahasiswa.
Program studi S1 & Profesi Kebidanan dan S1 & Profesi Keperawatan juga menawarkan biaya kuliah yang kompetitif. Kedua program ini memiliki kurikulum yang dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan industri kesehatan. Mahasiswa akan mendapatkan pengalaman praktik yang luas di berbagai rumah sakit dan klinik, yang merupakan bagian dari upaya UNIVERSITAS STRADA dalam menyiapkan lulusan yang siap kerja. Biaya yang dibutuhkan untuk menempuh program ini sudah mencakup pembelajaran teori dan praktik, serta pelatihan yang bersifat komprehensif.
Bagi yang tertarik di bidang manajemen pelayanan kesehatan, program S1- Administrasi Rumah Sakit juga memiliki struktur biaya yang sesuai dengan layanan pendidikan berkualitas yang diberikan. Program ini menekankan pada pengelolaan rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, yang semakin penting di tengah perkembangan sektor kesehatan di Indonesia. Biaya pendidikan di sini mencakup pembelajaran manajemen, sistem informasi rumah sakit, serta keterampilan manajerial lainnya yang akan membantu lulusan untuk menjalankan tugasnya dengan baik di lingkungan rumah sakit.
Di bidang farmasi, program S1- Farmasi juga menjadi pilihan menarik dengan biaya kuliah yang dirancang agar dapat diakses oleh berbagai kalangan. Program ini mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi ahli di bidang farmasi, yang mampu menangani berbagai aspek terkait obat-obatan dan terapi medis. Selain teori yang mendalam, mahasiswa juga akan mendapatkan pengalaman praktik yang cukup intensif. UNIVERSITAS STRADA memastikan bahwa setiap biaya yang dikeluarkan mahasiswa akan sebanding dengan manfaat yang mereka terima selama proses pendidikan.
Selain itu, S1- Radiologi juga menawarkan biaya kuliah yang bersaing, mengingat tingginya biaya teknologi medis yang digunakan dalam pembelajaran. Program ini membekali mahasiswa dengan kemampuan untuk mengoperasikan berbagai alat diagnostik seperti sinar-X, CT scan, dan MRI. Mahasiswa akan mendapatkan akses ke laboratorium berteknologi tinggi, yang tentu saja menjadi salah satu faktor dalam penentuan biaya kuliah.
Di luar bidang kesehatan, UNIVERSITAS STRADA juga menyediakan program S1- Bisnis Digital dan S1- Manajemen Ritel, yang sangat relevan dengan perkembangan ekonomi digital saat ini. Kedua program ini memiliki biaya kuliah yang cukup kompetitif, terutama mengingat bahwa lulusan dari program ini sangat dibutuhkan di dunia usaha yang semakin mengarah pada transformasi digital. Program S1- Bisnis Digital mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi pengusaha atau manajer yang mampu mengelola bisnis di era digital, sementara S1- Manajemen Ritel fokus pada pengelolaan bisnis ritel yang saat ini menjadi salah satu sektor penting dalam ekonomi global.
Untuk jenjang yang lebih tinggi, UNIVERSITAS STRADA juga menawarkan program magister seperti S2- Kesehatan Masyarakat dan S2- Keperawatan. Program magister ini ditujukan bagi mereka yang sudah berkarier di bidang kesehatan dan ingin meningkatkan kompetensi mereka. Biaya kuliah untuk program magister ini disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, serta mencakup berbagai fasilitas akademik yang lebih eksklusif, seperti bimbingan intensif dari dosen ahli, serta akses ke laboratorium riset.
Selain biaya kuliah reguler, UNIVERSITAS STRADA juga memberikan berbagai kesempatan beasiswa bagi mahasiswa berprestasi atau yang memiliki keterbatasan finansial. Beasiswa ini diharapkan dapat membantu meringankan beban biaya kuliah, sehingga pendidikan tetap dapat diakses oleh semua kalangan. Universitas ini terus berkomitmen untuk mendukung mahasiswa dalam mencapai pendidikan terbaik tanpa harus khawatir dengan kendala biaya.
Selain aspek biaya, UNIVERSITAS STRADA juga memastikan bahwa setiap lulusan dipersiapkan dengan baik melalui konsep 4G STRADA: Good Competence, Good Mentality and Personality, Good English, dan Good Placement Preparation. Keempat karakter ini menjadi pondasi dalam mencetak lulusan yang siap bersaing di kancah internasional. Dengan biaya kuliah yang terjangkau dan kurikulum yang dirancang untuk menghadapi tantangan global, UNIVERSITAS STRADA terus menjadi pilihan yang tepat bagi mereka yang ingin meniti karier di bidang kesehatan maupun bisnis.
Bagi calon mahasiswa yang tertarik untuk mendaftar atau mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai biaya kuliah, pendaftaran dapat dilakukan melalui website resmi www.strada.ac.id. Di website ini, calon mahasiswa dapat mengakses informasi lengkap mengenai persyaratan pendaftaran, biaya kuliah, serta berbagai program studi yang ditawarkan. Selain itu, universitas ini juga menyediakan berbagai layanan dukungan akademik dan fasilitas pendidikan yang memadai, termasuk laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas praktik yang dirancang untuk menunjang proses belajar-mengajar.
UNIVERSITAS STRADA tidak hanya berfokus pada pendidikan akademik, tetapi juga memberikan perhatian khusus pada pengembangan karakter mahasiswa. Dengan fasilitas modern, kurikulum yang up-to-date, serta biaya yang kompetitif, universitas ini menjadi pilihan tepat bagi mereka yang mencari pendidikan berkualitas di Indonesia.
0 notes
cinews-id · 2 months ago
Text
Pakar Hukum Minta Kejagung Periksa Ketua Mahkamah Agung di Kasus Zarof Ricar
JAKARTA, Cinews.id – Pakar hukum pidana Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar mengatakan, tindakan Kejagung yang melakukan pemblokiran sejumlah rekening terkait dengan ZR harus dilakukan secara cepat dan menyeluruh, terlebih lagi banyak hakim di berbagai daerah yang diduga terlibat dalam jual beli perkara. “Karena sudah jelas kedudukan ZR sebagai makelar kasus baik ketika aktif sebagai…
1 note · View note
Text
Fasilitas Olahraga di Universitas STRADA yang Mendukung Gaya Hidup Sehat
Tumblr media Tumblr media
Pendidikan tinggi tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga pada pengembangan diri secara menyeluruh, termasuk kesehatan fisik. Universitas STRADA menyadari pentingnya menjaga kesehatan dan kebugaran mahasiswanya. Oleh karena itu, kampus ini menyediakan fasilitas olahraga terbaik yang dirancang untuk mendukung gaya hidup sehat. Berikut adalah penjelasan mengenai fasilitas olahraga yang ada di Universitas STRADA dan bagaimana hal ini berkontribusi terhadap kesejahteraan mahasiswa.1. Lapangan Olahraga yang LengkapSalah satu fitur utama dari fasilitas olahraga Universitas STRADA adalah keberadaan lapangan olahraga yang lengkap. Terdapat lapangan sepak bola, basket, dan voli yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk berlatih atau bersenang-senang bersama teman. Lapangan-lapangan ini dirawat dengan baik, sehingga menciptakan kondisi yang ideal untuk berolahraga.Keberadaan lapangan ini tidak hanya menjadi tempat untuk berolahraga, tetapi juga menjadi sarana interaksi sosial di antara mahasiswa. Berbagai kegiatan, seperti turnamen antarkelas dan kompetisi olahraga, sering diadakan di sini, mendorong semangat tim dan kerja sama di antara mahasiswa.2. Pusat Kebugaran yang ModernUniversitas STRADA juga dilengkapi dengan pusat kebugaran yang modern dan lengkap. Dengan berbagai peralatan olahraga terkini, mahasiswa dapat melakukan berbagai macam latihan, mulai dari angkat beban hingga latihan kardiovaskular. Pusat kebugaran ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan semua mahasiswa, baik yang ingin menjaga kebugaran, menurunkan berat badan, maupun yang ingin membangun massa otot.Selain itu, pusat kebugaran ini juga menawarkan program pelatihan dan kelas kelompok yang dipandu oleh instruktur berpengalaman. Hal ini memberikan mahasiswa kesempatan untuk berlatih dengan teknik yang benar dan mendapatkan bimbingan dalam mencapai tujuan kebugaran mereka.3. Ruang Serbaguna untuk Aktivitas OlahragaSebagai tambahan, Universitas STRADA memiliki ruang serbaguna yang dapat digunakan untuk berbagai aktivitas olahraga. Ruangan ini dapat disesuaikan untuk kegiatan seperti senam, yoga, atau bahkan pelatihan bela diri. Fasilitas ini memberi mahasiswa fleksibilitas dalam memilih jenis olahraga yang ingin mereka lakukan, sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing.Ruang serbaguna ini juga sering digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler, seperti klub olahraga dan kelas kebugaran. Hal ini memungkinkan mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan yang meningkatkan kesehatan fisik sekaligus memperluas jaringan sosial mereka.4. Kegiatan Olahraga dan Acara RutinUniversitas STRADA aktif mengadakan berbagai kegiatan olahraga dan acara rutin untuk meningkatkan minat mahasiswa terhadap olahraga. Event-event seperti festival olahraga, lomba lari, dan pertandingan antarkampus menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan bakat dan keterampilan mereka.Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman berharga, tetapi juga membangun rasa kebersamaan dan solidaritas di antara mahasiswa. Dengan mengikuti berbagai kompetisi, mahasiswa dapat belajar tentang sportivitas dan pentingnya kerja keras untuk mencapai tujuan.
0 notes
pelatihanjurnalistikkedirii · 3 months ago
Text
Sistem Pembelajaran Inovatif di Universitas Strada Indonesia
Tumblr media
Pendidikan merupakan salah satu pilar penting dalam menciptakan generasi yang cerdas dan siap menghadapi tantangan global. Sistem pembelajaran UNIVERSITAS STRADA INDONESIA mengadopsi pendekatan inovatif yang dirancang untuk mengoptimalkan potensi setiap mahasiswa. Terletak di Jl. Manila, No. 37, Sumberece, Kec. Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur 64133, universitas ini berkomitmen untuk menyediakan pengalaman belajar yang tidak hanya teoritis, tetapi juga praktis dan aplikatif.
Pendekatan Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Salah satu keunggulan dari sistem pembelajaran di UNIVERSITAS STRADA INDONESIA adalah penerapan pendekatan berbasis kompetensi. Metode ini memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja. Dalam prosesnya, mahasiswa diajak untuk berpartisipasi aktif, berdiskusi, dan terlibat dalam proyek nyata yang berkaitan dengan bidang studi mereka.
Pengembangan Keterampilan Praktis
Setiap program studi, baik D3- Kebidanan, S1 & Profesi Kebidanan, S1 & Profesi Keperawatan, maupun program lainnya, dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan industri. Misalnya, pada program S1- Ilmu Kesehatan, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga diberikan kesempatan untuk berpraktik di fasilitas kesehatan terkemuka. Hal ini menjadi salah satu bentuk komitmen universitas dalam mempersiapkan lulusan yang siap kerja.
Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran
Sistem pembelajaran UNIVERSITAS STRADA INDONESIA juga mengintegrasikan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Penggunaan platform e-learning memudahkan mahasiswa untuk mengakses materi kuliah, melakukan diskusi daring, dan mengikuti ujian secara online. Selain itu, dengan adanya YouTube yang dikelola oleh universitas, mahasiswa dapat memperoleh materi tambahan yang mendukung pemahaman mereka.
Pembelajaran Kolaboratif
Selain teknologi, pendekatan pembelajaran kolaboratif juga diterapkan. Mahasiswa didorong untuk bekerja dalam kelompok, berbagi pengetahuan, dan mengembangkan ide-ide kreatif. Dalam konteks ini, sistem pembelajaran tidak hanya fokus pada pencapaian akademis, tetapi juga membangun karakter dan kepribadian mahasiswa. Hal ini sejalan dengan karakter 4G STRADA yang diusung oleh universitas, yaitu Good Competence, Good Mentality and Personality, Good English, dan Good Placement Preparation.
Keterlibatan Dunia Industri
UNIVERSITAS STRADA INDONESIA menjalin kemitraan yang erat dengan berbagai institusi dan industri. Kolaborasi ini memberikan mahasiswa akses langsung ke dunia kerja dan memperluas jaringan profesional mereka. Program magang dan kunjungan industri adalah beberapa bentuk keterlibatan yang dilakukan, sehingga mahasiswa bisa melihat secara langsung aplikasi ilmu yang mereka pelajari.
Pengalaman Internasional
Dalam upaya untuk meningkatkan daya saing global, universitas juga menawarkan program pertukaran pelajar dan kerjasama internasional. Hal ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar negeri dan mendapatkan pengalaman yang lebih luas. Lulusan yang memiliki pengalaman internasional tentu memiliki nilai tambah di mata calon pemberi kerja.
Lingkungan Belajar yang Mendukung
UNIVERSITAS STRADA INDONESIA tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Fasilitas modern, ruang belajar yang nyaman, dan akses ke sumber daya belajar yang lengkap menjadi prioritas. Universitas juga menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang dapat meningkatkan soft skills mahasiswa, seperti kepemimpinan, kerjasama tim, dan manajemen waktu.
Bimbingan Karir
Dukungan terhadap mahasiswa tidak berhenti pada proses pembelajaran. UNIVERSITAS STRADA INDONESIA menyediakan layanan bimbingan karir yang membantu mahasiswa merencanakan dan mempersiapkan karir mereka. Melalui seminar, pelatihan, dan konsultasi individu, mahasiswa dibekali dengan strategi yang efektif untuk memasuki dunia kerja.
Kesimpulan
Dengan sistem pembelajaran yang inovatif, UNIVERSITAS STRADA INDONESIA telah menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lulusan yang berkualitas dan siap bersaing di pasar kerja. Melalui pendekatan berbasis kompetensi, integrasi teknologi, dan keterlibatan dunia industri, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis tetapi juga keterampilan praktis yang sangat dibutuhkan. Dengan bekal Good Competence, Good Mentality and Personality, Good English, dan Good Placement Preparation, lulusan universitas ini akan menjadi tenaga profesional yang mampu berkontribusi secara signifikan dalam masyarakat.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program studi dan fasilitas yang ditawarkan, silakan kunjungi website resmi UNIVERSITAS STRADA INDONESIA di www.strada.ac.id, atau ikuti Instagram di @universitasstrada dan YouTube di Strada Tv untuk mendapatkan update terkini.
0 notes
adiariomx · 3 months ago
Text
La tarde de ayer, el Presidente Municipal, Cruz Pérez Cuéllar, asistió a la ceremonia de graduación de 469 estudiantes de la Universidad Autónoma de C...
0 notes
gamboagarcia · 4 months ago
Text
Gracias de antemano por sus comentarios Llevan la navidad al suroriente de la ciudad La Universidad realizó un festival musical en el Centro Comunitario UACJ. Ciudad Juárez, Chih. (UACJ) -Con música y danza, la Universidad Autónoma de Ciudad Juárez (UACJ) realizó el Festival Navideño 2021 en su Centro Comunitario, ubicado en el fraccionamiento Cerradas del Sur etapa 3, al suroriente de la ciudad. El apoyo de 21 estudian... Sigue leyendo: https://www.adiario.mx/universitas/llevan-la-navidad-al-suroriente-de-la-ciudad/?feed_id=174361&_unique_id=66f234b126795
0 notes
chillinaris · 4 months ago
Text
Kita tidak membayar pajak—mereka 'majakin' kita 🤭
2 notes · View notes
toko-baju-toga-wisuda · 4 months ago
Text
Supplier Toga Wisuda Universitas Kualitas Premium Grosir
Supplier Toga Wisuda Universitas Kualitas Premium Grosir | 0852-8008-4081 Wisuda merupakan salah satu momen penting yang selalu dinantikan oleh setiap mahasiswa. Sebagai simbol pencapaian akademis, penggunaan toga wisuda menjadi bagian yang sangat berkesan dalam upacara kelulusan. Bagi universitas yang rutin mengadakan acara wisuda, memilih toga wisuda berkualitas premium adalah keharusan. Di…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
intijatim2022 · 5 months ago
Text
Suprawoto Hadir di Peresmian Akbar Kampus 5 Unesa, Inisiator Kampus di Magetan
MAGETAN | INTIJATIM.ID – Ada sejarah terkait berdirinya Kampus Unesa di Magetan. Salah satunya adalah Suprawoto, atau dikenal dengan sebutan Kang Woto”. Mantan Bupati periode 2018-2023 ini termasuk orang yang berjasa atas berdirinya Kampus 5 Unesa Magetan yang hari ini diresmikan?. Pun, diundang dalam acara Peresmian Akbar Kampus 5 Unesa Magetan. Suprawoto menginisiasi lahirnya kampus Unesa di…
1 note · View note
arrahmahcom · 6 months ago
Text
Waspada, komunitas LGBT Makassar manfaatkan Jumat berkah untuk kampanye terselubung
MAKASSAR (Arrahmah.id) – Sekelompok pemuda yang tidak diketahui identitasnya membagikan snackbox dengan beberapa aksesoris yang memuat pesan dukungan kepada kaum LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender). Kampanye LGBT dengan sistem pembagian snackbox itu ditemukan di beberapa kampus di Kota Makassar pada Jumat (28/6/2024). Para pemuda tersebut memanfaatkan momen Jumat berbagi saat…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
rkpublisherr · 28 days ago
Text
Strada program studi Universitas
Tumblr media
UNIVERSITAS STRADA telah dikenal sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi terkemuka yang berfokus pada pengembangan tenaga kesehatan berkualitas di Indonesia. Dengan beralamat di Jl. Manila, No. 37, Sumberece, Kec. Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur 64133, universitas ini terus menunjukkan komitmennya dalam mencetak lulusan profesional yang siap bersaing di dunia kerja, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Berbagai program studi atau prodi yang ditawarkan oleh UNIVERSITAS STRADA mencakup berbagai disiplin ilmu kesehatan yang sangat dibutuhkan saat ini. Dengan terus berkembangnya dunia kesehatan dan kebutuhan akan tenaga medis yang kompeten, universitas ini menyediakan beberapa pilihan program studi unggulan, seperti D3- Kebidanan, S1 & Profesi Kebidanan, S1 & Profesi Keperawatan, serta program kesehatan lainnya yang didesain secara khusus untuk memenuhi kebutuhan industri.
Salah satu keunggulan dari UNIVERSITAS STRADA adalah pendekatan pendidikan yang komprehensif dengan dukungan fasilitas modern. Para mahasiswa yang menempuh pendidikan di sini tidak hanya dibekali dengan pengetahuan akademis yang mendalam, tetapi juga keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan industri. Selain itu, universitas ini memiliki visi global dengan menciptakan lulusan yang berkarakter 4G STRADA: Good Competence, Good Mentality and Personality, Good English, dan Good Placement Preparation. Karakter ini mencerminkan kesiapan lulusan untuk menghadapi tantangan di era globalisasi, di mana kompetensi, mentalitas, dan kemampuan berbahasa Inggris menjadi kunci keberhasilan di pasar kerja internasional.
Selain itu, UNIVERSITAS STRADA juga menawarkan S1- Ilmu Kesehatan, sebuah program studi yang sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat modern yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan. Program ini dirancang untuk menghasilkan tenaga ahli yang mampu memberikan kontribusi nyata dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
Program studi S1- Administrasi Rumah Sakit juga menjadi salah satu pilihan menarik bagi mereka yang ingin terlibat dalam manajemen pelayanan kesehatan. Profesi ini semakin dibutuhkan seiring dengan perkembangan sektor kesehatan yang memerlukan manajemen profesional dan efisien di rumah sakit maupun fasilitas kesehatan lainnya. Mahasiswa di prodi ini akan mempelajari segala hal yang berkaitan dengan manajemen rumah sakit, mulai dari pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, hingga pelayanan pasien.
Tidak hanya itu, bagi mereka yang tertarik dengan bidang farmasi, UNIVERSITAS STRADA juga menawarkan program S1- Farmasi, yang bertujuan mencetak tenaga apoteker yang memiliki pengetahuan mendalam tentang obat-obatan dan terapi farmasi. Dengan berkembangnya industri farmasi dan kebutuhan akan layanan kesehatan yang lebih baik, program ini menjadi pilihan ideal bagi mereka yang ingin berkarier di bidang ini.
Program S1- Radiologi juga patut dipertimbangkan bagi mereka yang tertarik dengan teknologi medis. Radiologi merupakan salah satu bidang yang berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi dalam dunia kesehatan. Para lulusan dari program ini akan dibekali dengan keterampilan teknis yang tinggi dalam menggunakan peralatan radiologi untuk diagnosis dan pengobatan penyakit.
Selain program studi yang berfokus pada bidang kesehatan, UNIVERSITAS STRADA juga menawarkan program-program yang relevan dengan kebutuhan dunia digital dan bisnis modern, seperti S1- Bisnis Digital dan S1- Manajemen Ritel. Program S1- Bisnis Digital dirancang untuk mencetak tenaga profesional yang mampu mengelola bisnis di era digital, di mana transformasi digital menjadi kunci keberhasilan dalam dunia usaha. Sementara itu, S1- Manajemen Ritel menawarkan pembelajaran yang mendalam tentang manajemen bisnis ritel, yang sangat dibutuhkan dalam industri perdagangan modern.
Untuk pendidikan lanjutan, UNIVERSITAS STRADA menyediakan program magister yang fokus pada bidang kesehatan, seperti S2- Kesehatan Masyarakat dan S2- Keperawatan. Program S2- Kesehatan Masyarakat memberikan kesempatan bagi para profesional di bidang kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan di tingkat masyarakat luas. Sementara itu, program S2- Keperawatan dirancang untuk mencetak pemimpin di bidang keperawatan yang mampu mengelola tim perawat, memberikan perawatan berkualitas tinggi, dan berkontribusi pada peningkatan kualitas layanan kesehatan.
Salah satu hal yang membuat UNIVERSITAS STRADA menonjol adalah dukungannya terhadap perkembangan karier mahasiswa melalui pendekatan berbasis pengalaman dan jejaring yang kuat. Dengan adanya Good Placement Preparation, universitas ini memastikan bahwa setiap lulusan dipersiapkan untuk menghadapi dunia kerja dengan baik, melalui bimbingan karier, pelatihan, dan kemitraan dengan berbagai rumah sakit, klinik, dan institusi kesehatan lainnya.
Untuk mendukung proses pembelajaran, UNIVERSITAS STRADA juga menyediakan berbagai kanal komunikasi dan informasi yang memudahkan calon mahasiswa dan masyarakat umum dalam mengakses informasi terkait universitas ini. Bagi yang membutuhkan informasi lebih lanjut, dapat menghubungi kontak Telp: (0354) 695130, Handphone: +62 811-3500-876, atau melalui email di [email protected]. Selain itu, universitas ini juga aktif di media sosial, seperti Instagram: @universitasstrada dan YouTube: Strada Tv, yang memberikan berbagai informasi terbaru tentang kegiatan akademik, prestasi mahasiswa, dan berbagai program lainnya.
Dengan visi dan misinya yang kuat, UNIVERSITAS STRADA terus berinovasi untuk menjadi institusi pendidikan tinggi yang mampu mencetak tenaga kesehatan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki integritas dan moralitas yang tinggi. Dukungan dari para pengajar profesional, kurikulum yang up-to-date, serta fasilitas pendidikan yang memadai, menjadikan universitas ini pilihan tepat bagi mereka yang ingin meniti karier di bidang kesehatan dan manajemen.
Website resmi www.strada.ac.id menyediakan informasi lengkap tentang pendaftaran, program studi, dan berbagai layanan akademik yang ditawarkan. Melalui platform ini, calon mahasiswa dapat mengakses segala kebutuhan mereka, mulai dari informasi terkait jadwal pendaftaran hingga detail mengenai kurikulum yang ditawarkan.
Dengan semua program yang ditawarkan, UNIVERSITAS STRADA menjadi pilihan ideal bagi mereka yang bercita-cita untuk menjadi profesional di bidang kesehatan dan manajemen. Setiap program studi dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan industri dan tren global, menjadikan para lulusan siap bersaing di dunia kerja yang semakin dinamis.
0 notes
shamsaddinmegalommatis · 7 months ago
Text
Educational-Intellectual De-Westernization for Africa: Rejection of the Colonial, Elitist, Racist and Profane European Concepts of 'University' and 'Academy'
In a previous article published under the title "Beyond Afrocentrism: Prerequisites for Somalia to lead African de-colonization and de-Westernization", I expanded on the diverse misconceptions, oversights, errors and problems that existed in the early discourses of the African Afrocentric intellectuals who wanted to liberate Africa from the colonial yoke but did not assess correctly all the levels of colonial penetration and impact, namely spiritual, religious, intellectual, educational, academic, scientific, cultural, socio-behavioral, economic, military and governmental. You can find the article's contents and links to it at the end of the present, second part of the series.  
Tumblr media
What matters mostly is not the study and the publication of Assyrian cuneiform texts, but the reestablishment of the Ancient Mesopotamian conceptual approach to Medicine as a spiritual-material scientific discipline; "a large collection of texts from the Assyrian healer Kisir-Ashur's family library forms the basis for Assyriologist Troels Pank Arbøll's new book. In the book entitled Medicine in Ancient Assur - A Microhistorical Study of the Neo-Assyrian Healer Kiṣir-Aššur, Arbøll analyses the 73 texts that the healer, and later his apprentices, scratched into clay tablets around 658 BCE. These manuscripts provide an incredibly detailed picture of the elements, which constituted this specific Mesopotamian healer’s education and practice". https://humanities.ku.dk/news/2020/new-book-provides-rare-insights-into-a-mesopotamian-medical-practitioners-education-2700-years-ago/
Contents
Introduction
I. Centers of education, science and wisdom from Mesopotamia and Egypt to Constantinople and Baghdad: total absence of the Western concept of "university"
II. The Western European concept of "university": inextricably linked to the Crusades, colonialism and totalitarianism  
III. De-colonization for Africa: rejection of the colonial, elitist and racist concepts of "university" and "academy"
Introduction
As I stated in my previous article, the most erroneous aspects of the African Afrocentric intellectuals' approach were the following:
a) their underestimation of the extremely profound impact that the colonization has had on all dimensions of life in Africa,
b) their failure to identify the compact nature of the colonial system as first implemented in Western Europe, then exported worldwide via multifaceted types of colonization, and finally imposed locally by the criminal traitors and stooges of their Western masters in a most tyrannical manner, and
c) their disregard of the fact that the multilayered colonization project was carried out indeed by the colonial countries in other continents (Asia, Eastern Europe, Latin America, etc.) as well, being thus not only an African affair.
To the above, I herewith add another, most crucial, element of the worldwide colonial regime that the African Afrocentric intellectuals failed to identify:
- its indivisibility.  
In fact, you cannot possibly think that it is possible to reject even one part of the evil system (example: its Eurocentric pseudo-historical dogma, the promotion of incest and pedophilia, the sophisticated diffusion of homosexuality or another part) while accepting others, namely 'high technology', 'sustainable development', 'politics', 'democracy', 'economic stability', 'human rights', etc. Of course, this relates to the element described in the aforementioned aspect b, but it is certainly very important for all Africans not to make general dreams and not to harbor delusions as regards the Western colonial system that they have to reject as the most execrable and the most criminal occurrence that brought disaster to the Black Continent (and to the rest of the world) for several centuries.
In the present article, I will however stay close to the fundamental educational-academic-intellectual aspects of colonization that African academics, intellectuals, mystics, wise elders, erudite scholars, and spiritual masters have to take into account when considering how to reject and ban from their educational and research centers the colonially imposed pseudo-education and the associated historical forgeries, such as Eurocentrism, Hellenism, Greco-Roman world, Judeo-Christian civilization, etc. In part IV of my previous article, I explained why "Afrocentrism had to encompass severe criticism and total rejection of the so-called Western Civilization". Now, I will take this issue to the next stage.
I. Centers of education, science and wisdom from Mesopotamia and Egypt to Constantinople and Baghdad: total absence of the Western concept of "university"
You cannot possibly decolonize your land and de-Westernize your national education by tolerating the existence of 'universities' on African soil or anywhere else across the Earth. Certainly, this word is alien to all Africans, because it is part of the vocabulary or the barbarian invaders (université, university, etc.), who imposed it without revealing to the African students the racist connotation, which is inherent to this word.
Actually, the central measure taken and the principal practice performed by the inhuman Western colonial masters was the materialization of the evil concept of 'university' and the establishment of such unnecessary and heinous institutions in their colonies. This totalitarian notion was devised first in Western Europe in striking contrast to all the educational, academic, scientific systems that had existed in the rest of the world.
Since times immemorial, and noticeably in Mesopotamia and Egypt before the Flood (24th – 23rd c. BCE), institutions were created to record, archive, study, comprehend, represent, preserve and propagate the spiritual or material knowledge and wisdom in all of their aspects. From the Sumerian, Akkadian and Assyrian-Babylonian Eduba (lit. 'the house where the tablets are completed') and from the Ancient Egyptian Per-Ankh (lit. 'the house of life') to the highest sacerdotal institutions accommodated in the uniquely vast temples of Assyria, Babylonia and Egypt, an undividable method of learning, exploring, assessing, and representing the spiritual and material worlds (or universes) has been attested in numerous texts and documented in the archaeological record.
About Education, Wisdom, and Scientific Research in Ancient Mesopotamia:
About Education, Wisdom, and Scientific Research in Ancient Egypt:
There was no utilitarian approach to learning, studying, exploring, comprehending, representing and propagating knowledge and wisdom; in this regard, the human effort had to fit the destination of Mankind, which was -for all civilized nations- the epitome of all eschatological expectations: the ultimate reconstitution of the original perfection of the First Man.
Learning, studying, exploring, assessing or concluding on a topic, and representing it to others were parts of every man's moral tasks and duties to maintain the Good in their lives and to unveil the Wonders of the Creation. The only benefit to be extracted from these activities was of moral and spiritual order – not material. That is why the endless effort to learn, study, explore, assess, conclude and represent had to be all-encompassing.
The same approach, attitude and mentality was attested among Cushites, Hittites, Aramaeans, Iranians, Turanians,  Indians, Chinese and many other Asiatic and African nations. It continued so all the way down to Judean, Manichaean, Mazdaean, Christian, and Islamic times as attested in
a) the Iranian schools, centers of learning, research centers, and libraries of Gundishapur (located in today's Khuzestan, SW Iran), Tesifun (Ctesiphon, also known as Mahoze in Syriac Aramaic and as Al-Mada'in in Arabic; located in Central Mesopotamia), and Ras al Ayn (the ancient Assyrian city Resh-ina, which is also known as Resh Aina in Syriac Aramaic; located in North Mesopotamia);
b) the Aramaean scientific centers and schools of Urhoy (today's Urfa in SE Turkey; which is also known as Edessa of Osrhoene), Nasibina (today's Nusaybin in SE Turkey; which is also known as Nisibis), Mahoze (also known as Seleucia-Ctesiphon), and Antioch;
c) the Ptolemaic Egyptian Library of Alexandria, the Coptic school of Alexandria, and the Deir Aba Maqar (Monastery of Saint Macarius the Great) in Wadi el Natrun (west of the Nile Delta);
d) the Imperial school of the Magnaura (lit. 'the Great Hall') at Constantinople (known in Eastern Roman as Πανδιδακτήριον τῆς Μαγναύρας, i.e. 'the all topics teaching center of Magnaura');
e) the Aramaean 'Workshop of Eloquence', which is also known as the 'Rhetorical school  of Gaza' (earlier representing the Gentile tradition and later promoting Christian Monophysitism);
f) the Judean Rabbinic and Talmudic schools and Houses of Learning (בי מדרשא/Be Midrash) that flourished in Syria-Palestine (Beit Hillel and Beit Shammai) and in Mesopotamia (Nehardea, Pumbedita, Mahoze, etc.); and
g) the Islamic schools (madrasas), centers of learning, research centers, observatories, and libraries of Baghdad (known as House of Wisdom - Bayt al Hikmah/بيت الحكمة), Harran (in North Mesopotamia, today's SE Turkey), al-Qarawiyyin (جامعة القرويين; in Morocco), Kairouan (جامع القيروان الأكبر; in Tunisia), Sarouyeh (ساروی��; near Isfahan in Iran), Maragheh (مراغه; in NW Iran), Samarqand (in Central Asia), and the numerous Nezamiyeh (النظامیة) schools in Iran, Caucasus region, and Central Asia, to name but a few.
About Iranian, Aramaean, Judean, and Christian schools, centers of learning, research centers, and libraries:  
About Islamic schools (madrasas), centers of learning, research centers, observatories, and libraries:
All these centers of learning did not develop the absurd distinction between the spiritual and material worlds that characterizes the modern 'universities' which were incepted in Western Europe. Irrespective of land, origin, language, tradition, culture and state, all these temples, schools, madrasas, observatories, and libraries included well-diversified scientific methods, cosmogonies, world perceptions, approaches to life, interpretations of facts, and considerations of data. Sexagesimal and decimal number systems were accepted and used; lunar, solar and lunisolar calendars were studied and evaluated; astronomy and astrology (very different from their modern definition and meaning which is the result of the Western pseudo-scientific trickery) were inseparable, whereas chemistry and alchemy constituted one discipline. These true and human centers of knowledge and wisdom were void of sectarianism and utilitarianism.
Viewed as moral tasks, search, exploration and study, pretty much like learning and teaching constituted inextricably religious endeavors. Furthermore, there was absolute freedom of reflection, topic conceptualization, data contextualization, text interpretation, and conclusion, because there were no diktats of theological or governmental order.
In brief, throughout World History, there were centers of learning, houses of knowledge, libraries, centers of scientific exploration, all-inclusive schools, but no 'universities'.
II. The Western European concept of "university": inextricably linked to the Crusades, colonialism and totalitarianism   
Western European and North American historians attempt to expand the use of the term 'university' and cover earlier periods; this fact may have already been attested in some of the links that I included in the previous unit. However, this attempt is entirely false and absolutely propagandistic.
The malefic character of the Western European universities is not revealed only in the deliberate, absurd and fallacious separation of the spiritual sciences from the material sciences and in the subsequently enforced elimination of the spiritual universe from every attempt of exploration undertaken within the material universe. Yet, the inseparability of the two universes was the predominant concept and the guiding principle for all ancient, Judean, Christian, Manichaean, Mazdaean, and Islamic schools of learning.
One has to admit that there appears to be an exception in this rule, which applies to Western universities as regards the distinction between the spiritual and the material research; this situation is attested only in the study of Christian theology in Western European universities. However, this sector is also deprived of every dimension of spiritual exercise, practice and research, as it involves a purely rationalist and nominalist approach, which would be denounced as entirely absurd, devious and heretic by all the Fathers of the Christian Church. As a matter of fact, rationalism, nominalism and materialism are forms of faithlessness.
All the same, the most repugnant trait of the Western European universities is their totalitarian and inhuman nature. In spite of tons of literature written about the so-called 'academic freedom', the word itself, its composition and etymology, fully demonstrate that there is not and there cannot be any freedom in the Western centers of pseudo-learning, which are called 'universities'. The Latin word 'universitas' did not exist at the times of the Roman Republic, the Roman Empire, and the Western Roman Empire. The nonsensical term was not created in the Eastern Roman Empire where the imperial center of education, learning, and scientific research was wisely named 'Pandidakterion', i.e. 'the all topics teaching center'.
The first 'universitas' was incepted long after the anti-Constantinopolitan heretics of Rome managed to get rid of the obligation to accept as pope of Rome the person designated by the Emperor at Constantinople, which was a practice of vital importance which lasted from 537 until 752 CE.
The first 'universitas' was incepted long after the beginning of the systematic opposition that the devious, pseudo-Christian priesthood of Rome launched against the Eastern Roman Empire, by fallaciously attributing the title of Roman Emperor to the incestuous barbarian thug Charlemagne (800 CE). 
Last, the first 'universitas' was incepted long after the first (Photian) schism (867 CE) and, quite interestingly, several decades after the Great Schism (1054 CE) between the Eastern Roman Empire and the deviate and evil Roman papacy.
In fact, the University of Bologna ('Universitas Bononiensis'; in Central Italy) was established in 1088 CE, only eight (8) years before the First Crusade was launched in 1096 CE.
It is necessary for all Africans to come to know the historic motto of the terrorist organization that is masqueraded behind the deceitful title "University of Bologna': "Petrus ubique pater legum Bononia mater" (: St. Peter is everywhere the father of the law, Bologna is its mother). This makes clear that these evil institutions (universities) were geared to function worldwide as centers of propagation and imposition of the lawless laws and the inhuman dogmas of the Western European barbarians.
At this point, we have to analyze the real meaning and the repugnant nature of the monstrous word. Its Latin etymology points to the noun 'universus', which is formed from 'uni-' (root of the Genitive 'unius' of the numeral 'unus', which means 'one') and from 'versus' (past participle of the Latin verb 'verto', which in the infinitive form 'vertere' means 'to turn'). Consequently, 'universus' means forcibly 'turned into one'. It goes without saying that, if the intention is to mentally-intellectually turn all the students into one, there is not and there cannot be any freedom in those malefic institutions.
'Universitas' is therefore the inauspicious location whereby 'all are turned into one', inevitably losing their identity, integrity, originality, singularity and individuality. In other words, 'universitas' was conceived as the proper word for a monstrous factory of mental, intellectual, sentimental and educational uniformity that produces copies of dehumanized beings that happen to have the same, prefabricated world views, ideas, opinions, beliefs and systematized 'knowledge'. In fact, the first 'students' of the University of Bologna were the primary industrial products in the history of mankind. Speaking about 'academic freedom' and charters like the Constitutio Habita were then merely the ramifications of an unmatched hypocrisy.
To establish a useful parallel between medieval times in Western Europe and modern times in North America, while also bridging the malefic education with the malignant governance of the Western states, I would simply point out that the evil, perverse and tyrannical institution of 'universities' definitely suits best any state and any government that would dare invent an inhumane motto like 'E pluribus unum' ('out of many, one). This is actually one of the two main mottos of the United States, and it appears on the US Great Seal. It reflects always the same sickness and the same madness of diabolical uniformity that straightforwardly contradicts every concept of Creation.
One may still wonder why, at the very beginning of the previous unit, I referred to "the racist connotation, which is inherent to" the word 'universitas'; the answer is simple. By explicitly desiring to "turn all (the students) into one", the creators of these calamitous institutions and, subsequently, all the brainless idiots, who willingly accepted to eliminate themselves spiritually and intellectually in order to become uniformed members of those 'universities', denied and rejected the existence of the 'Other', i.e. of every other culture, civilization, world conceptualization, moral system of values, governance, education, and approach to learning, knowledge and wisdom.
The evil Western structures of tyrannical pseudo-learning did not accept even the 11th c. Western European Christians and their culture an faith; they accepted only those among them, who were ready (for the material benefits that they would get instead) to undergo the necessary process of irrevocable self-effacement in order to obtain a filthy piece of paper testifying to their uniformity with the rest. Western universities are the epitome of the most inhuman form of racism that has ever existed on Earth.
As a matter of fact, there is nothing African, Asiatic, Christian, Islamic or human in a 'university'. If this statement was difficult to comprehend a few centuries or decades ago, it is nowadays fully understandable.
III. De-colonization for Africa: rejection of the colonial, elitist and racist concepts of "university" and "academy" 
It is therefore crystal clear that every new university, named after the Latin example and conceived after the Western concept, only worsens the conditions of colonial servility among African, Asiatic and Latin American nations. As a matter of fact, more Western-styled 'universities' and 'academies' mean for Africa more compact subordination to, and more comprehensive dependence on, the Western colonial criminals.
It is only the result of pure naivety or compact ignorance to imagine that the severe educational-academic-intellectual damage, which was caused to all African nations by the colonial powers, will or can be remedied with some changes of names, titles, mottos and headlines or due to peremptory modifications of scientific conclusions. If I expanded on the etymology and the hidden, real meaning of the term 'universitas', it is only because I wanted to reveal its perverse nature. But merely a name change would not suffice in an African nation's effort to achieve genuine decolonization and comprehensive de-Westernization.
Universities in all the Arabic-speaking countries have been called 'Jamaet' (or Gamaet; جامعة); the noun originates from the verb 'yajmaC ' (يجمع), which means collecting or gathering (people) together. At this point, it is to be reminded that the word has great affinity with the word 'mosque' (جامع; JamaC) in Arabic. However, one has to take into consideration the fact that the mere change of name did not cause any substantive differentiation in terms of nature, structure, approach to science, methods used, and moral character of the overall educational system.
Other vicious Western terms of educational nature that should be removed from Africa, Asia and Latin America are the word 'academy' and its derivatives; this word denoted initially in Western Europe 'a society of distinguished scholars and artists or scientists'. Later, in the 16th-17th c., those societies were entirely institutionalized. For this reason, since the beginning of the 20th c., the term 'academia' was coined to describe the overall academic environment or a specific independent community active in the different fields of research and education. More recently, 'academy' ended up signifying any simple place of study or training company.
As name, nature, contents, structure and function, 'academy' is definitely profane; in its origin, it had a markedly impious character, as it was used to designate the so-called 'school of philosophy' that was set up by Plato, who vulgarized knowledge and desecrated wisdom. In fact, this philosopher did not only fail to pertinently and comprehensively study in Ancient Egypt where he sojourned (in Iwnw; Heliopolis), but he also proved to be unable to grasp that there is no knowledge and no wisdom outside the temples, which were at the time the de facto high centers of spiritual and material study, learning, research, exploration and comprehension. He therefore thought it possible for him to 'teach' (or discuss with) others despite the fact that he had not proficiently studied and adequately learned the wisdom and the spiritual potency of the Ancient Egyptian Iwnw (Heliopolitan) hierophants and high priests.
Being absolutely incompetent to become a priest of the sanctuary of Athena at the suburb 'Academia' of Athens, he gathered his group of students at a location nearby, and for this reason his 'school' was named after that neighborhood. It is noteworthy that the said suburb's name was due to a legendary figure, Akademos (Ακάδημος; Academus), who was mythologized in relation with the Theseus legends of Ancient Athens. Using the term 'school' for Plato's group of friends and followers is really abusive, because it did not constitute an accredited priestly or public establishment.
In fact, all those, absurdly eulogized, 'Platonic seminars' were informal gatherings of presumptuous, arrogant, wealthy, parasitic and idiotic persons, who thought it possible to become spiritually knowledgeable and portentous by pompously, yet nonsensically, discussing about what they could not possibly know. It goes without saying that this disgusting congregation of immoral beasts found it quite normal to possess numerous slaves (more than their family members), consciously practiced pedophilia and homosexuality, and viewed their wives as 'things' in a deprecatory manner unmatched even by the Afghan Taliban. This nauseating and execrable environment is at the origin of vicious term 'academy'. And this environment is the target of today's Western elites.
Consequently, any use of the term 'academy' constitutes a straightforward rejection of the sacerdotal, religious and spiritual dimension of knowledge and wisdom, in direct opposition to what was worldwide accepted among civilized nations with great temples throughout the history of mankind. In fact, the appearance of what is now called 'Ancient Greek Philosophy' was an exception in World History, which was due to the peripheral and marginal location of Western Anatolia and South Balkans with respect to Egypt, Cush, Syria-Palestine, Mesopotamia, Anatolia, and Iran. In brief, the Ancient Greek philosophers (with the exception of very few who were true mystics and spiritual masters and therefore should not be categorized as 'philosophers') failed to understand that, by exploring the world only mentally and verbally (i.e. by just thinking and talking), no one can sense, describe, and represent (to others) the true nature of the worlds, namely the spiritual and the material universes.
Plato and his pupils (his 'school' or 'academy') were therefore ordinary individuals who attempted to 'prove' orally what cannot be contained in words and cannot be comprehended logically but contemplatively and transcendentally. All the Platonic concepts, notions, ideas, opinions and theories are maladroit and failed efforts to explain the Iwnw (Heliopolitan) religion of Ancient Egypt (also known among the Ancient Greeks as the 'Ennead'). But none of them was able to perform even a minor move of priestly potency or any transcendental act.
Furthermore, I have to point out that the absurd 'significance' that both, the so-called Plato's school and 'Ancient Greek Philosophy', have acquired in the West over the past few centuries is entirely due to the historical phenomenon of Renaissance that characterized 15th-16th c. Western Europe. But this is an exception even within the context of European History. Actually, the Roman ruler Sulla destroyed the Platonic Academy in 86 BCE; this was the end of the 'Academy'. Several centuries later, some intellectuals, who were indulging themselves in repetition, while calling themselves 'successors of Plato', opened (in Athens) another 'Academy', which was erroneously described by modern Western university professors as 'Neo-Platonic'. All the same, the Roman Emperor Justinian I the Great put an irrevocable end to that shame of profanity and nonsensical talking (529 CE).
The revival of the worthless institution that had remained unknown to all Christians started, quite noticeably, little time after the fall of Constantinople (1453); in 1462, the anti-Christian banker, statesman and intellectual Cosimo dei Medici established the Platonic Academy of Florence to propagate all the devilish and racist concepts of the Renaissance and praise the worthless institution that had been forgotten.
I recently explained why the Western European Renaissance and the colonial conquests are an indissoluble phenomenon of extremely racist nature; here you can find the links to my articles:
It becomes therefore crystal clear that Africa does not need any more Western-styled universities and academies; contrarily, there is an urgent need for university-level centers of knowledge and wisdom, which will overwhelmingly apply African moral concepts, values and virtues to the topics studied and explored. Learning was always an inextricably spiritual, religious, and cultural affair in Africa. No de-colonization will be effectuated prior to the reinstallation of African educational values across Africa' s schools.
Consequently, instead of uselessly spending money for the establishment of new 'universities' and 'academies', which only deepen and worsen Africa's colonization, what the Black Continent needs now is a new type of institution that will help prepare African students to study abroad in specifically selected sectors and with pre-arranged determination and approach, comprehend and reject the Western fallacy, and replace the Western-styled universities with new, genuinely African, educational institutions. Concerning this topic, I will offer few suggestions in my forthcoming article.   
======================= 
Beyond Afrocentrism: Prerequisites for Somalia to lead African de-colonization and de-Westernization
Introduction
I. Decolonization and the failure of the Afrocentric Intelligentsia
II. Afrocentric African scholars should have been taken Egyptology back from the Western Orientalists and Africanists 
III. Western Usurpation of African Heritage must be canceled.
IV. Afrocentrism had to encompass severe criticism and total rejection of the so-called Western Civilization
V. Afrocentrism as a form of African Isolationism drawing a line of separation between colonized nations in Africa and Asia
VI. General estimation of the human resources, the time, and the cost needed
VII. Decolonization means above all De-Anglicization and De-Francization
================
Download the article in PDF:
0 notes