#Tak Lolos
Explore tagged Tumblr posts
tangerangraya · 9 months ago
Text
Menantu Atut, Adde Rosi Diprediksi Tak Lolos Duduk ke Senayan Dapil Banten 1
Banten – Adde Rosi Khoerunnisa diprediksi tidak akan duduk di kursi DPR RI perwakilan Dapil Banten 1 pada Pileg 2024. Hal itu tersebut perolehan suara Partai Golkar untuk DPR RI Dapil Banten 1 berada di posisi ketujuh dengan angka 73.073. Adde Rosi yang berstatus sebagai caleg DPR RI Dapil Banten 1 petahana tak mampu mendulang suara signifikan. Diketahui, DPR RI Dapil Banten 1 meliputi dua…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
borobudurnews · 2 years ago
Text
Partai Ummat Tak Lolos di Pemilu 2024, ini Jawab KPU RI
Partai Ummat Tak Lolos di Pemilu 2024, ini Jawab KPU RI
BNews–NASIONAL-– Komisioner KPU RI Idham Holik merespons tudingan Partai Ummat bahwa lembaga yang ia pimpin memanipulasi data agar partai baru itu tidak lolos sebagai peserta Pemilu 2024. Idham menyebut tudingan itu merupakan logical fallacy atau kesesatan berpikir. “Retorika politik itu sering kali terjebak pada fallacy. Untuk bicara tentang pemilu adil atau tidak adil, kita (harus melihat)…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
ummumukhbita · 4 months ago
Text
Sebuah Tulisan Penguat Hati
“Allah tahu kapan waktu terbaiknya. Allah lebih tau.”
Jadi inget salah satu kutipan nasihat dari Ustadz Nuzul Dzkiri bahwa skill yang perlu dimiliki oleh seorang hamba adalah menunggu pertolongan Allah.
Ya, kadang kita tuh ga sabaran. Kita pengen cepetan padahal Allah lebih tau waktu yang tepat. Maka menunggu pertolongan Allah itu adalah hal yang perlu kita latih sebagai seorang hamba yang tak berdaya. Menunggu yang bukan sekadar berdiam diri. Tapi menunggu dengan ikhtiar yang sabar. Ikhtiar yang ikhlas semata-mata karena Allah.
Ceritanya aku haid lagi pagi ini. Tepat ketika hendak sholat tahajjud. Air mataku sudah siap tumpah saat itu. Tapi suami menyambut dengan senyuman terbaiknya seraya berkata dengan lembut,”Ingat ay, jangan sedih. Kan ini semua dari Allah.”
Aku tersenyum. Mencoba menutupi kesedihan karena harusnya aku bersyukur memiliki sosok yang mendukungku dalam setiap keadaan. Tapi tetap saja ada air mata yang lolos untuk jatuh. Buru-buru aku menyelimuti diri dengan selimut agar tangisan itu tak nampak olehnya.
Ya Rabbbi, kami berprasangka baik bahwa Engkau sedang persiapkan hadiah terbaik untuk kami. Mungkin Allah sedang menata kondisi kami agar siap menjadi orangtua terbaik. Dan kami yakin, ini adalah jalan takdir terbaik dari Allah.
Bisa jadi belum sekarang karena Allah ingin kami beramal pada ladang pahala yang lain. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Tapi Allah tahu semuanya.
“Nak, Umma dan Abuyya sudah ingin bertemu. Tapi Allah minta kami menunggu. Husnudzonnya Allah sedang siapkan kondisi terbaik kami sebelum bertemu denganmu, nak. Semoga di saat waktunya tiba kita bertemu dalam sebaik-baik keadaan dan juga iman. Agar kami bisa menjadi ladang pahala untukmu dan kamu menjadi ladang pahala juga untuk kami. Semoga kami menjadi hamba Allah yang sabar menunggu pertolongan Allah ya, nak. Semoga bisa berkumpul di dunia sebelum kembali bersama di surga Allah.”
Sambil menahan nyeri Haid || Sabtu, 29 Juli 2024 || Semangat wahai diri~
Tumblr media Tumblr media
206 notes · View notes
milaalkhansah · 11 months ago
Text
Ujian yang Tak Kunjung Selesai
Tumblr media
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan 'kami telah beriman' dan mereka tidak diuji?
Seseorang pernah mengatakan; "Hidup ini umpama ujian kenaikan kelas. Kalau tidak lulus ujian, ujian ulang akan diberi dengan bobot dan soal yang setara. Apa mungkin yang tak lulus ujian Matematika tapi ujian ulang diberi soal pelajaran Bahasa Indonesia?"
Selama kita hidup, maka kita akan selalu diuji dengan berbagai persoalan. Untuk mengetes kita, apakah 'pelajaran-pelajaran' yang telah diberikan telah kita pelajari dan ingat baik-baik. Dengan tujuan menaikkan kita ke jenjang atau tingkat kelas yang lebih tinggi.
Sehingga, jika kita merasa seakan ujian yang sedang kita hadapi tak kunjung selesai, atau kita belum juga menemukan jawaban dari permasalahan yang sedang kita hadapi. Itu artinya masih ada yang keliru dari cara kita menghadapi ujian tersebut. Kita dituntut untuk terus-menerus mengulang ujian yang sama, sampai kita menemukan jawaban yang pasti dari apa yang sedang diujiankan.
Ada orang yang sekali diuji langsung lolos seleksi.
Ada yang perlu mengulang hingga bertahun-tahun lamanya, mengamati kesalahan apa yang membuatnya perlu mengulang, belajar dari kesalahan tersebut, hingga akhirnya menemukan jawaban.
Ada pula yang tetap bertahan dengan kesalahan-kesalahan yang sama dan masih belum lolos darinya.
Dunia ini ibarat sebuah ruangan di mana di dalamnya terisi berbagai macam 'siswa' yang sedang melaksanakan ujian secara bersamaan. Dan pelajaran yang sedang diujiankan adalah; bagaimana kehidupan masing-masing.
Tingkat kecepatan seorang siswa menjawab setiap soal tergantung dari seberapa cepat ia memahami & mengambil 'arti' dari setiap apa yang telah ia lewati. Semakin sering seseorang belajar, semakin mudah pula baginya untuk keluar dari ujian tersebut.
Semakin seseorang sering menyepelekan pelajaran yang diberi, meniru bagaimana orang lain menjawab, atau bahkan 'mencontek' jawaban orang lain semakin lama pula ia harus mengulang ujian yang sama.
Setiap bobot kesulitan ujian yang diberikan oleh Si Pemberi Ujian pasti telah Dia ukur sendiri mengenai kapasitas yang menerima ujian tersebut. Dalam artian, makin berat suatu persoalan yang diberikan untuknya, makin besar pula kepercayaan Si Pemberi Ujian tersebut terhadap kemampuannya untuk menyelesaikannya.
Semakin naik tingkatan seseorang. Semakin rumit persoalan yang akan diberi. Semakin besar pula hadiah yang akan ia raih.
Anggaplah dunia ini sebagai ruangan kita diuji dengan berbagai macam pelajaran. Yang mana kita harus terus menerus belajar untuk bisa menyelesaikan setiap 'ujian' kita dengan baik. Dan bilamana saat ini kita merasa terkurung dengan satu persoalan yang tak kunjung selesai, mungkin ada yang perlu diperbaiki dari cara kita menyelesaikan atau menjawab ujian tersebut.
Dan bila kita belum mendapatkan 'hadiah' setelah berhasil dari ujian-ujian tersebut, yakinlah... Bila bukan sekarang, pasti akan ada saatnya nanti. Bila bukan di sini, di akhirat pasti telah menanti.
Selamat menjalani setiap ujian dengan hati yang lebih lapang
@milaalkhansah
111 notes · View notes
cahayaandalusi · 4 months ago
Text
Mas Adit dan Semua yang Ada Pada Lagu Nadin Amizah
Aku tidak tau bagaimana harus memulai tulisan ini tapi dari tulisan kacau ini ijinkan aku mengenalkan padamu (dengan sedikit proper, seperti janjiku yang sudah-sudah) tentang seorang laki-laki yang akhirnya berhasil meredam banyak apiku, lelaki yang kutemui secara random di titik tertidaksiapku membuka hati pada laki-laki. 
Lelaki yang kesemua tingkahnya adalah pengejawantahan semua lirik pada lagu-lagu Nadin Amizah di Album Untuk Dunia Cinta dan Kotornya
Track 1 — Jangan Ditelan 
Oke, mari kita mulai dengan track pertama “Jangan Ditelan” 
Aku, sebelum bertemu dengan Mas Adit adalah apa-apa yang Nadin tulis di lagu ini “aku dan pahitku persetan siapa aku”.  Tidak lolos CPNS dengan cara yang paling tidak terduga, tidak lolos beasiswa S3 (ya padahal ga maksimal berusaha mau ngarep apa), dan tiba-tiba harus berhenti terkoneksi dengan orang yang aku kira akan menjadi tujuku dengan banyak mimpi yang sempat kita rencanakan bersama* adalah a series of heartbreak yang membuatku berkali bertanya ini dunia bercandanya gila ya? Duniaku berhenti beberapa saat.  Aku sudah tidak tau lagi harus bagaimana melanjutkan hari. Bahkan tiap pagi aku bangun rasanya entah harus kepura-puraan seperti apa lagi yang harus aku pakai. Tapi, kalau kata Bernadya, sialnya hidup harus terus berjalan so I just keep swimming keep swimming.
*If you happened to read this note, you are so childish, Bre :) Go get healed!
Bunga Tidur - Track 2
Di titik series of heartbreak itu, aku meyakini aku adalah sumber masalahnya, aku yang “penghancur seisi dunia”, aku tidak cukup untuk diusahakan — dan semua semua kebencian akanku dariku sendiri. Aku sempat berada pada titik aku tidak lagi mau menjalani hidup. Semua yang aku usahakan apapun bentuknya, hancur entah ke mana. Kacau, berantakan. Semuanya adalah aku sebabnya. Hancurku karenaku. Aku tidak bisa menghidupkan apapun.
Rayuan Perempuan Gila - Track 3
Lalu Mas Adit datang tanpa kurencanakan. Menawarkan banyak hal manis. Aku terjebak diantara perasaan mau dan tidak. Iya dan jangan. Entah berapakali pertanyaan “Mas Adit beneran sayang aku?” terlontar secara langsung atau berputar hanya di kepala. Entah berapa kali aku meyakinkan diriku dan bertanya ini akan sampai kapan? Mas Adit akan sayang aku sampai kapan? Apakah akan ada momen di mana aku bangun tidur dan Mas Adit tidak lagi menyayangiku sama seperti yang sudah-sudah? Tak pernah ada yang lama menungguku, kan? 
Ah - Track 4 
Ah, akhirnya cinta yang tak menguras air mata. Lirik pertama pas dengerin (sembari nulis ini) aku nangis. Nangis kejer, I would say haha. Setelah banyak drama nangis-hancur-kacau-diabaikan-ditinggalkan-dibuang, kemudian ketemu Mas Adit yang mencintaiku seharus sehalusnya, yang mengusahakan banyak bentuk bahagiaku. 
Ah, ternyata Tuhan baik sekali, masih memberiku kesempatan bertemu dengan orang sebaik Mas Adit yang berkali-kali membuatku terkejut karena ternyata setelah sekian banyak yang tidak tinggal, Mas Adit memilih tetap tinggal. Ternyata bahagia itu benar adanya ya?
Semua Aku Dirayakan - Track 5
Masih dengan keadaan kaget dan tidak menyangka, dengan aku dengan segudang trust issueku, aku akhirnya mulai percaya, di tengah banyak takut dan khawatirku ternyata benar ya kacau bisa luluh. Sama Mas Adit, tantrumku bahkan juga dirayakan. Clingyku di entertain. Aku yang selalu punya attachment issue ini ditenangkan berkali. Mas Adit selalu menggenggam apa yang kuragukan.
Dulu, aku menyakini bahwa badaiku tidak akan pernah reda, tapi nyatanya bersama Mas Adit aku mereda seperti semestinya. Tiada yang bilang badainya kan reda berhadapan dengan cahaya yang kerap membutakan, tiada yang bilang jawaban kan datang jauh dari seram yang selama ini kubayangkan.
Kekal - Track 6 
Saat ketemu Mas Adit, aku adalah hancur yang paling hancur rasanya. Kacau yang paling kacau. Family problems hit me hard sejak circa 2022-2023, a series of heartbreak tadi, termasuk juga ketemu sama laki-laki childish yang ga pandai berkomunikasi wkwk, but again, sama Mas Adit yang telah hancur pelan-pelan dia kembalikan.  
Sama Mas Adit, aku bisa jadi apa adanya aku. Jadi Wirda kecil yang never been loved properly bahkan oleh Bapaknya sendiri. Sama Mas Adit, Wirda kecil dipeluk dengan erat, disayang, dituruti maunya apa. Aku akhirnya menemukan orang yang memeluk raga kecilku yang menyayangi kecilku yang memeluk jiwa kecilku dan semua semua aku. 
*nangis dulu
Di Akhir Perang - Track 7 
Perang telah usai, aku bisa pulang? 
Rasanya dari semua kejadian yang lalu lalu aku akhirnya paham dunia tidak menyakiti, Mas Adit panggil jahat yang menyelimuti sampai kutau ternyata dunia tidak lagi menyakiti. 
Sama Mas Adit, aku bisa ga lagi pakai survival mode. Sama Mas Adit, aku bisa sepenuhnya mengandalkan Mas Adit :') aaaaa
Tapi Di terima - Track 8 
Dulu aku berpikir tidak akan ada yang pernah hidup di tanganku. Dulu aku berpikir tidak akan pernah adalagi yang menerimaku sebagaimana aku yang banyak kacaunya, yang banyak lukanya, yang pecahannya sering kali melukai yang lain. Tapi, saat Mas Adit datang, tanganku yang berapi diciumnya tanpa banyak pikir, belum pernah aku menghidupkan sesuatu tapi di tanganku engkau tumbuh
Ternyata sebenarnya aku ga seindependent itu, kok. Aku sering kali tiba-tiba nangis atau ngeluh untuk hal-hal yang receh banget. Aku pikun, aku ngeselin, aku saat sama Mas Adit ngerasa jadi bocah tantrum paling tengil yang pernah aku temui. Tapi, sama Mas Adit, "siapapun aku, dia tangan yang terbuka" 
Berpayung Tuhan - Track 9 
To Mas Adit, if you happened to read this one, maka Mas, jalan panjang kita semoga menyenangkan! 
Mas, ini rasanya terlalu awal yaaaa bilang gini, tapi aku mau kita bersama selama lama lama lama lamanya, biar kita jadi doa yang nyata, bermuara pada lapang yang indah~ 
Tawa & Nadin Amizah - Track 10 & 11 
Dan selesai, track ini ditutup dengan semoga bahagia ceritanya, ditutup dengan kalimat “Gadis kecilku, lihat kamu banyak mimpimu sudah terwujud” 
Jadi, Mas, mau mewujudkan banyak mimpi mu dan mimpiku bersama? 
Aku takut. Takut sekali. Tapi, mari bersama mengusahakan hal baik kedepannya ya. I love you so much, Mas ❤️
Bandung, 23 Juli 2024
32 notes · View notes
skinnysillygirl · 6 months ago
Text
"Tik tok : Makijaż po kilku dniach nie malowania się>>>"
Osoby z surowymi rodzicami, co dostają pasem za kolorowy błyszczyk a jedyne kosmetyki chowają pod panelami albo gdzieś głęboko pod łóżkiem itp łączymy się, bo tylko my zrozumiemy jaki to czasem jest kurwa przywilej i mimo że czuję się w chuj kurwa brzydko i ochydnie, mimo że czasem mam ochotę poprostu albo chcę się poczuć jak inne nastolatki i nie odstawać nie mogę. Thats all. Nie mogę. I będę ryczeć i wrzeszczeć kiedy ktoś napiszę mi że "no mama nie pozwoliła mi zrobić tego alt makeup jagby żenadaaa" bo mam do tego pierdolone prawo. I wiem że mogę brzmieć w chuj pick me albo tak że "Boże makijaż? Fuu" albo "dziewczyny noszą makijaż żeby być ładne lolo" ale mam nadzieję że mnie zrozumiecie poprstu czasem chcesz się pomalować thats all a czasem masz wywalone pryszczy a czasem poprstu czujesz się brzydko i chcesz to zakryć. To normalne. Ale nie możesz więc siedzisz i patrzysz w lustro i wyobrażasz sobie jak gram korektora mógł by zmienić twoje życie. Ale nie możesz.
(Wiem że dziwne i żałosne ale traktuję tumblr jak swój pamiętnik lolo I chciałem się pożalić trochę jak się wkurwaim na żyxie)
20 notes · View notes
audadzaki · 4 months ago
Text
Alasan Laki-laki Menangis
Viktor Axelsen atlet tepok bulu peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu kini lolos lagi ke final Paris. Tampak usai memenangi laga semifinalnya kontra Lakshya Sen, pemain India, ia menangis di lapangan ungu.
Tangisan pemain tunggal unggulan Denmark ini mungkin dipertanyakan, sebab kemenangannya mudah diprediksi. Axelsen memiliki rasio menang hampir 80% selama karirnya. Ia meraih rekor tertinggi 39 kemenangan beruntun dalam event BWF World Tour melangkahi jejak Lin Dan dan Lee Chong Wei. Seharusnya, lolos final Olimpiade untuk kedua kalinya bukan lagi barang yang seemosional itu.
Tapi tidak.
Di hadapan awak media ia mengutarakan alasan air matanya tumpah, “A man like me must show emotions, because I'm very passionate about what I'm doing.”
Badminton adalah bagian fundamentalnya dalam hidup, ia harus melibatkan emosinya. Mungkin hal yang sama juga berlaku untuk semua atlet di pagelaran olahraga terbesar di dunia itu.
Laki-laki memang tidak dilarang menangis. Untuk membuktikan gairahnya pada hal-hal yang fundamental luapan emosi itu menjadi wajar, bahkan harus.
"If men can't cry, what world do we live in?" Kata Axelsen.
Kita mungkin perlu menangis meskipun tidak ada yang terlalu mengejutkan. Tapi pikirkan, pada bagian fundamental hidup manakah yang perlu kita suguhkan emosi itu di sana?
Rasulullah SAW, sebagai contoh, pernah menangis di perang Badr. Beliau begitu takutnya pertempuran itu menjadi akhir bagi umat Islam bila harus kalah di tangan musuh. Kalau itu terjadi lalu siapa yang akan melanjutkan agamanya ini?
Ali bin Abi Thalib bercerita bahwa Nabi menangis di bawah pohon saat pasukan istirahat di malam hari. Tangannya terangkat berdoa dan gemetaran. Ibadahnya tak putus-putus.
Padahal perang Badr itu sudah dijamin menang. Allah tidak akan membiarkan Islam hilang apalagi sebelum risalahnya selesai tersampaikan. Pertolongan Allah itu pasti datang. Rasulullah juga tahu sejak Allah mengizinkan beliau berperang meskipun winrate masih 0% probabilitas kemenangannya sudah melonjak menjadi 100%.
Tapi Rasulullah menangis sebab agama ini adalah bagian paling krusial dalam hidupnya. Umat ini adalah potongan yang tak terpisahkan dari nyawanya. Beliau meletakkan emosinya di sana.
Rasa emosional pada umatnya itu sama terluapkannya seperti saat beliau membaca kata-kata Nabi Isa dalam Al-Quran, “Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
Beliau terisak-isak di sini sambil berbisik, “Ya Allah, umatku, umatku,” nasib umat adalah gemuruh batinnya.
Kepedulian pada agamanya tergambar pula dengan tangisan beliau di malam-malam lainnya meskipun tahu dosanya telah diampuni, “Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur?” Ibadah pun telah menjadi hal yang fundamental bagi jiwanya.
Hari ini seperti perang Badr, umat Islam sudah dijamin menang, Yahudi sudah dijamin kalah. Kemenangan ini hanya soal waktu dan alur takdir yang naik turun sebelum sampai ke titik klimaksnya.
Tapi saat kita melihat pembantaian Gaza dan kita tidak pernah menangis, tanyakan, sereceh itukah maslahat umat Islam dalam hidup kita?
Kalau bukan itu, lalu di bagian hidup manakah emosi kita mendapatkan ruang ekspresinya?
Mari mengingat-ingat, sebenarnya selama ini kita menangisi apa?
@audadzaki
AUC Avenue, 4 Agustus 2024.
13 notes · View notes
ambuschool · 2 months ago
Text
Tumblr media
5 Years Of Togetherness
Kata orang 5 tahun pernikahan itu adalah yang paling sulit. Tapi karena bener2 baru 5 tahun jadi gak tau apakah kedepannya bakal sulit atau nggak tp kuberdoa semoga enggak 🤣 tapi buatku sebagai anak yang penuh luka pengasuhan, these 5 years was completely challenging walau aku ngerasa my life was way more better sama suamiku skrg daripada sama org tuaku!
Tapi di hari ulang tahun pernikahan kami yang kelima ini juga, kami berisak tangis berdoa panjang buat kedua orangtua kami, karena kami nggak akan disini tanpa kehadiran, dukugan dari orangtua kami. Buat kami berdua, ini pertama kalinya kami jauh dari orangtua. Dan karena udah ada anak, kami sadar bahwa jadi orangtua gak mudah, apalagi menanamkan keimanan, keislaman yang sampai saat ini Alhamdulillah msh kami pegang, salah satunya pasti karena usaha dan doa org tua kita.
Aduh jadi kemana-mana. Tadinya tuh udh mau buat video ala-ala anniversary tp gak sempet WKWKWK udh buat story-board nya. Footage-nya udh dipilih, tapi sumpah mager bgt ngeditnya, wkwkw jadi story board-nya aku post disini aja deh ya!
Inget …. CEO NIKE yg awalnya adalah intern disana?
Persis suamiku, ia mengawali karir di Maxima Indonesia sebagai intern dan tahun 2020 menjadi Managing Director di tengah gempuran COVID-19
Kemudian ia melamar beasiswa di MM UGM yang bekerja sama dengan Kementrian Luar Negeri Norway, dan ia berhasil diterima dari 20 orang se-ASEAN Raya.
Dengan agak terseok-seok karena tetap sambil part time kerja, ia menjadi salah satu Cum Laude di angkatannya.
Tak lama berselang, ia diterima bekerja di sebuah perusahaan multinasional yang Head Quarter-nya di Singapura. Kerjanya hampir full WFH, sehingga ia memiliki banyak waktu dengan anak kami di rumah.
Dengan titelnya sebagai business development manager di perusahaan multinasional, ia malah melepas titel itu dan ikut pindah ke Australia untuk mendukungku. Ternyata cari kerja disini gak seindah postingan orang2 WHV
Ia bekerja mulai dari bongkar barang di gudang, uber, nganter baranng, jadi penjaga toko kaya indomaret dan skrg jadi kang sortir barang di Amazon DVT3 atau kalau di Indo kerja di DC Cakung
Tak terhitung, sudah puluhan CV ia apply ke seek, linkedin, jora, indeed, you name it, waktu itu pernah ada 1 lolos smp interview tapi nggak pernah ada kabar sampe skrg
Sejujurnya.. buatku sbg istri sempet kena mental, lulusan Cum Laude International Class MBA UGM jadi kuli 😂 berbulan-bulan kubutuh waktu untuk menerima takdir ini karena kutahu temen-temen seangkatan suamiku yang S2 sudah mulai pada punya “posisi”. Bukan kerja di negara maju. Hal ini membuatku sadar bahwa emg diatas langit ada langit.
Berat untukku, Melihat tiap hari dia kecapekan krn nggak pernah kerja fisik sebelumnya. Beberapa kali badannya keseleo karena nggak terbiasa buat angkat2 barang banyak.
But HE NEVER COMPLAIN anything. And it makes me to stop complaining as well. Gue udah mulai masuk ke tahap acceptance.
Dia ttp fokus bekerja, memenuhi kebetuhan rumah, belum lagi memenuhi kebutuhan di Indonesia. Bahkan tadi saat makan malam aku bertanya, apakh kamu ngerasa cukup dengan kerjaan di Amazon dan hanya ingin menambah waktu atau tetap ingin berusaha mencari pekerjaan white colar? Aku bahkan berhenti untuk mendorong dia mencari pekerjaan yang lebih “proper”, karena buatku dia sudah sangat berusaha…
Yang lucu, saat makan malam tadi aku juga jujur sama Dia “Sebenernya akutuh pengen loh punya suami yang keren kaya founder apalah gitu. Aku tuh ngebayangin dulu, pas punya pasangan, bisa kaya Diajeng Lestari dan Ahmad Zaki!” hahahahahah.. lalu kami terbahak bersama, karena semakin kesini kami cuma ingin tinggal di desa, ngelakuin something small yg bisa kita lakuin buat orang-orang sekitar.
Terlebih, aku juga bersyukur karena Hannah bisa punya plenty of time sama Bapaknya disini. Dianter jemput sekolah sama Bapak. Tidur malam ada Bapak. Aku hampir lupa bahwa itu nikmat yang amat sangat besar pula. Kehadiran bapak.
Memang penerimaan itu juga karena kami pernah “dinasehati” sama salah satu dosenku yang kami temui berdua di lantai Mezanine Melbourne Connect, “Terkadang mungkin ada fase dimana kita jadi pendukung dan gak bisa maksimal sama diri kita, dan biarkan pasangan kita yang maju. Apalagi dgn keterbatasan support system dan resources. Its okay” kami berdua termenung. No one has told us before. Dan benar juga….
Sehingga, kuucapkan terima kasih untuk 5 tahun ini, terlebih 8 bulan kebelakang. Makasih udah mau bersusah-susah bersama. Makasih udah gak pernah nyerah dan mau selalu sabar membimbing.
To many more years together dan aku berdoa semoga kehidupan kita dari tahun ke-tahunnya semakin baik menurut penilaian Allah :”) walau mgkn untuk ukuran manusia rasanya terseok-seok banyak ujiannya :”) laa hawlaa walla quwwata illa billah @giandarsthoughts ❤️
9 notes · View notes
iradatira · 8 months ago
Text
Dibalik momen patah hati, aku selalu mengambil keputusan yang cukup penting bagi hidupku selanjutnya. Saat SMP setelah aku putus dari mantan, aku langsung memutuskan fokus ingin mengejar SMA favorit. Belajar sangat rajin sampai aku yang SMP ga pernah masuk 10 besar bisa masuk SMAN favorit dengan persyaratan nilai tinggi dan lolos tes masuk. Lalu setahun setelah lulus dari kampus, aku patah hati lagi, aku semakin nekat untuk rantau agar menemui lingkungan baru untukku sembuh, daftarlah aku menjadi relawan mengajar di pojok negeri. Terus sepulang relawan, sekarang patah hati lagi, apakah ini saatnya aku menjemput mimpiku yang sudah beberapa tahun tertunda, yakni sekolah ke luar negeri? Mungkinkan patah hati selalu menjadi momen kembalinya mimpi-mimpi yang pernah terpatri?
Kalau patah hati bisa request sama Allah, maunya sih ini yang terakhir ya. Asli capeek banget harus berusaha sembuh sendirian tanpa orang baru, terus baru sembuh, jatuh hati lagi dibuat patah lagi tust issue lagi, rugi dong! I have no time for this drama things anyway, mending cari uang, bangun karir dan sekolah ajaa. Pengen dibuat mati rasa, sampai akhirnya aku bertemu dengan yang tepat itu, cuma butuh saling mencintai dengan satu yang tepat, gausa banyak-banyak, gamau capek nyeleksi, apalagi ikut saingan memperebutkan satu orang aja, i have no energy for that, yang jelas aja, yang menjadikanku tujuan satu-satunya :).
Sebenarnya capek juga mengalami patah hati berturut-turut seperti ini, inginnya sih kisah asmaraku mulus seperti teman-temanku yang lain, tapi ternyata jalur yang kulalui memang harus demikian.
Apakah aku marah? Selama ini aku belum pernah marah sih sama Allah, cuma yaa komplain pasti, karena siapa weehhh yang mau berduka terus ke orang yang masih hidup, apalagi doi sudah bahagia dengan yang baru wkwkw. Hal buruk tentang berduka itu, hidup harus jalan terus padahal sebenernya hati sedang babak belur ga mau jalan.
Beberapa bulan ini, utamanya ramadan, aku mencoba untuk kontemplasi, memunguti hikmah dari ambyarnya kisahku ini. Bahwa sejatinya aku sebagai manusia tidak memiliki apapun, semuanya hanyalah titipan, yang abadi hanyalah zatNya. Mungkin memang masanya sudah habis, kami sudah menyelesaikan tugas masing-masing selama bertemu, mungkin di masa depan takdir kami tak bersisian. Berusaha meyakini bahwa Allah selalu punya rencana yang terbaik untuk masing-masing dari kami, meski itu membuatku sangat kecewa. Mungkin nanti setelah melalui momen ini, aku akan sadar dan berterima kasih padaNya karena sudah dijauhkan.
Aku mencoba memperluas sudut pandang kali ini. Memandang momen patah hati sebagai masa tambahan untuk mencintai diri sendiri sebelum jatuh cinta lagi dengan benar. Memperbaiki hubunganku dengan keluargaku. Kesempatan menciptakan momen terbaik dengan teman-teman dan keponakanku. Kesempatan untuk belajar dan fokus meningkatkan karir karena belum terlalu banyak tanggungan dibandingkan ketika sudah berkeluarga nanti. Kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, jadi rasanya cuma sama Allah aku bisa mendapatkan rasa tenang, setelah nangis berderai dengan doa yang sama, atau masalah yang itu-itu lagi.
Belakangan, aku merasa terkuatkan dengan ayat "and He found you lost and guided you", segalau apapun hidupku, Allah memang selalu tahu cara untuk menuntunku kembali. Entah lewat mimpi-mimpiku yang memanggil untuk diwujudkan, juga lewat teman-teman dan keluargaku yang selalu mendukungku di keadaan apapun.
Aku percaya bahwa orang-orang patah hati yang sembuh tanpa orang baru itu terberkati, karena masa-masa limbung menjadi momen untuk semakin mendekat padaNya. Allah membuka jalanNya agar hamba ini kembali bersujud padaNya. "Call upon Me, I will response to you"
"At the end of the day, its only me and Allah"
"I lost him, but I find Allah and myself, so I win" :)
16 notes · View notes
snagyeon · 10 months ago
Text
tagged by @honeydewtual and @baekhyunnybyun (hi guyssss) to post my top 5 songs at the moment <3 in no particular order:
1. FAMJAM4000 - Jordan Ward
2. Attitude - fromis_9
3. Tik Tak Tok - Silica Gel feat. So!YoON!
4. Out Of Luck - Tkay Maidza, Lolo Zouaï, Amber Mark
5. movie boy - lil hero
tagging @heartual @1ovestay @hellofuture @disillusionmp3 @nvwu @28reas0ns 🫶🏽 if anyone else wants to do this say i tagged you!
7 notes · View notes
lilanathania · 2 months ago
Text
Menjadi Peneliti
Dua tahun lebih saya mencari peluang S3 dan pekerjaan di luar negeri. DUA TAHUN LEBIH. Menyedihkannya, selama dua tahun itu saya sama sekali tidak pernah mencapai tahap interview. Selalu ditolak, dikabari kalau tidak terpilih, atau dikabari lolos tapi tidak pernah sampai dipanggil wawancara. Apakah saya sedih dan galau? Tentu. Apakah saya menyerah? Tidak pernah.
Tumblr media
Kalau dihitung-hitung, saya sudah apply program S3 di lebih dari 20 universitas. Kirim email dan proposal penelitian ke lebih dari 25 professor. Total Apply pekerjaan, lebih dari 30 juga. Dari semua itu, tidak ada satupun yang berhasil.
Tidak ada satu pun dari total sekitar 75 aplikasi.
Let that sink in, please.
Berkali-kali saya merasa stress, bodoh, dan gagal. Seperti memang tidak punya kemampuan untuk meraih masa depan yang saya dambakan. Rasa frustrasi berkepanjangan ini membuat saya sering merasa kehilangan arah.
Walau jadi cengeng, saya tak mau putus asa. Berhenti berusaha adalah mati, dan saya tak mau mati atau stagnan. Memang saya sangat mengamini pepatah yang berkata, 'Don't stop when you're tired. Stop when you're done.'
Puncaknya, beberapa bulan lalu saya merasa sangat terpuruk. Rasanya betul-betul ingin menyerah dan pasrah pada keadaan.
Lalu satu hal aneh terjadi. Saya ingat betul, hari itu saya melihat-lihat lowongan pekerjaan yang disarankan secara otomatis oleh LinkedIn. Kemudian saya Apply ke salah satu universitas swasta di Singapura. Tentu tanpa ekspektasi apapun karena saya sudah sangat terbiasa gagal. Lebih baik tidak berharap ketimbang terlalu kecewa.
Lucunya, tak genap 24 jam, saya mendapatkan email. Professor dari universitas tersebut kontak dan meminta ijazah serta transkrip nilai. Tentu saya excited, tetapi saya redam supaya jangan terlalu bahagia di tahap seawal ini. Keesokan harinya, saya mendapatkan email singkat berikut.
Tumblr media
Batin saya sudah berisik sekali. OMG OMG OMG OMG. Interview?? Di universitas level dunia itu?? Saya buru-buru mengecek QS ranking karena tak percaya. Ranking 15!! Saya sungguh tak percaya karena selama ini selalu ditolak ketika melamar di universitas-universitas lain (Eropa, Australia, dan Asia) yang memiliki ranking jaauhhh di bawah universitas ini. Bahkan bermimpi pun saya tak pernah karena merasa terlalu tinggi. Bagaimana bisa saya justru dipanggil di sini?
Singkat cerita, saya mendapat email susulan terkait waktu wawancara, tepat satu minggu setelah saya apply. Sesuatu yang menurut saya sangat wow karena prosesnya begitu cepat dan terasa mudah. Padahal, saya terbiasa menunggu jawaban aplikasi hingga tiga minggu lebih (dan berakhir dengan kegagalan). Kali ini, apakah dewi fortuna memang sedang mampir?
Di hari interview, saya sudah mempersiapkan berbagai jawaban pertanyaan. Tentu saya mencari dahulu di internet, kira-kira pertanyaan macam apa yang akan muncul. Saya pun membuat catatan dan mengingat-ingat beberapa poin tertentu yang saya duga akan ditanyakan. Pokoknya, saya harus siap! Wawancara pertama setelah mencari dan berjuang dua tahun lebih, siapa yang tidak grogi?
Ternyata wawancara berjalan dengan sangat singkat, tak genap 30 menit. Selain dikonfirmasi mengenai kemampuan dan pengalaman, mereka juga terdengar sangat tertarik pada satu hal: mengapa saya mau meninggalkan posisi yang mentereng demi menjadi seorang akademika?
Salah satu profesor pewawancara rupanya dari bidang ilmu bisnis. Dia bertanya dengan heran, "Are you okay to leave your current job? Don't you think it will affect your career in the long run?" Saya justru tersenyum sumringah kemudian mengucapkan terima kasih. Seorang profesor mengkhawatirkan pilihan hidup saya yang ingin menjadi peneliti! Anda mau tahu jawaban saya?
"I really don't mind. I think it's much more important for me to develop as a lecturer and researcher rather than just keeping that job title. It will be such an amazing opportunity to work with the great minds there."
...and I knew that I nailed the interview when all of them smiled ;)
Kalian tahu kapan saya diberi tahu hasilnya? THE VERY NEXT DAY. Not even a full 24 hours after the interview.
Tumblr media
Reaksi pertama: diam. Saya mencoba benar-benar meresapi pengalaman ini.
Total hanya 9 hari, sejak saya apply, interview, sampai dikabari diterima. SEMBILAN HARI.
Kalau boleh teriak, saya ingin memekik sekencang-kencangnya, "HOREEE AKU JADI PENELITI!!!" Terima kasih Tuhan :')
Tumblr media
Fun fact, waktu pertama kali masuk S1, saya pernah mengikuti semacam tes minat bakat. Waktu itu, saya masih sangat ingin menjadi jurnalis. Ketika melihat hasilnya, saya tertawa tidak percaya. Di urutan pertama: PENELITI. Saya ingat sekali waktu itu berpikir, "Haaa? Tesnya aneh banget! Emang siapa yang suka neliti? Mikir mau jadi peneliti aja ga pernah!"
Mungkin kalau tes itu bisa mengejek, hari ini dia akan ngakak sekencang-kencangnya, "HAHAHA!! I told you so!"
Setelah mendapatkan berita itu, saya menikmati dan meresapinya seorang diri seharian tanpa mengabari siapapun. Saya berdoa, bersyukur, mewek, dan memikirkan berbagai hal yang akan terjadi setelah ini.
Baru di keesokan harinya, saya memberi kabar pada keluarga dan orang-orang terdekat. Membiarkan mereka ikut berbahagia dengan kabar tersebut. Rasanya aneh. Seperti menonton ending film yang tak terduga. Menyenangkan, tapi mengejutkan dan tak wajar. Masih ada begitu banyak pertanyaan yang tersisa. Bagaimana bisa saya malah diterima di universitas yang sangat bagus ini? Padahal bertahun-tahun, saya apply di berbagai universitas lain yang secara ranking sangat jauh di bawahnya. Ketika apply untuk universitas yang ranking 200-300 saja saya sering merasa minder. Tapi kemudian saya diterima di universitas ranking 15? Tuhan terlalu baik :')
Masih penasaran dengan nasib baik tadi, akhirnya saya membaca lebih lanjut tentang school tersebut. Ternyata fakultas itu ranking 4 dunia untuk bidang Communication and Media Studies. Mengalahkan nama-nama besar lain seperti Harvard, Stanford, dan Cambridge. Lebih ngerinya lagi, ternyata profesor yang mewawancarai dan akan menjadi direct supervisor saya adalah dekan fakultas tersebut :'') Saya sampai tidak tahu harus berkata apa :'')
Saya tetiba ingat cerita ini. Mungkin Anda juga sudah pernah baca. Intinya adalah soal bagaimana seseorang tak akan bisa dihargai bila berada di tempat yang salah. Tuhan seakan menunjukkan bahwa selama ini saya masih diasah dan dipersiapkan untuk diangkat ke tempat yang lebih tinggi. Jauuuhh lebih tinggi dari impian dan harapan terliar saya. Matur nuwun Gusti.
Kejadian ini pada akhirnya mengajari saya makna bekerja keras dan berserah. Saya bekerja sekeras mungkin dan mengusahakan segala sesuatu dengan takaran saya sebagai manusia. Namun, sisanya perlu percaya pada apa yang direncanakan Tuhan. Ia memiliki waktu dan cara tersendiri. Memang sering tidak sesuai dengan standar manusia karena Ia melihat segalanya sebagai satu perjalanan hidup yang utuh.
Seandainya saya punya iman yang kuat, tentu tak perlu ada stress dan kekhawatiran berlebih tentang dengan segala sesuatu dalam hidup. Proses penerimaan kerja yang begitu cepat ini seakan menampar keras di pipi. Saya membayangkan Tuhan berkata,
"Hei kamu yang kurang percaya. Dalam waktu 9 hari Aku bisa mengubah seluruh hidupmu. Semudah itu. Buat apa semua risau dan sedihmu itu?"
Dua ayat ini kemudian membuat air mata saya merebak lagi.
Tumblr media Tumblr media
Sesakit dan selama apapun, perjuangan kita tak akan sia-sia. Selama kita berusaha dengan cara dan tujuan yang baik, akan tiba waktunya untuk menuai hasil. Terima kasih Tuhan. Ampunilah saya yang kurang percaya ini. Waktu dan rancangan-Mu memang selalu yang terbaik. God is good, all the time.
3 notes · View notes
itsjournalfi · 6 months ago
Text
Terjun di dunia pendidikan, mendorong untuk bisa memahami karakter dan psikologi anak. Anak berangkat sekolah tak semangat seperti biasanya, akhir-akhir ini tak fokus di kelas, anak ADHD berbeda dari yang lain; kadang bikin gemes sendiri.
Ada masalah apa sih?
Ada satu sisi, akar masalah bersumber dari hubungan kedua ortu atau batin masing-masing mereka???
Berangkat dari pembahasan "Jika anak yatim mejadi tanggungan masyarakat, lalu siapa yang mengayomi anak-anak yang diabaikan kedua orang tuanya?"
Ketika seorang anak kehilangan seorang ibu, tanggung jawab peran ibu akan ditanggung oleh ayah. Begitu pula sebaliknya. Namun, dalam Islam, ketika seorang anak menjadi yatim, tanggung jawab atasnya juga dibebankan kepada masyarakat umum. Para ulama menyimpulkan hal ini atas dasar hadis Nabi,
أَنَا أَوْلَى بِكُلِّ مُسْلِمٍ مِنْ نَفْسِهِ، مَنْ تَرَكَ مَالاً فَلِوَرَثَتِهِ وَمَنْ تَرَكَ دَيْنًا أَوْ ضِيَاعًا فَإِلَيَّ وَعَلَىّ
"Aku lebih pantas untuk (menanggung) setiap muslim daripada diri mereka sendiri. Siapa saja yang mati meninggalkan harta, itu milik para ahli warisnya. Namun, siapa saja yang mati meninggalkan hutang atau anak yang masih kecil, itu semua menjadi tanggunganku." (HR. Muslim)
Bahkan, Nabi sampai memastikan kedekatannya dengan orang-orang yang rela merawat serta menanggung anak yatim bagaikan jari telunjuk dan jari tengah (HR. Bukhari).
Namun, yang lolos dari pandangan banyak orang adalah anak-anak yang memiliki kedua orang tua, tetapi mereka berdua sangat sibuk dengan urusannya masing-masing. Ayah sibuk dengan bisnis dan kariernya, sedangkan ibu sibuk dengan penampilan, perhiasan, dan derajat sosialnya. Keduanya tidak ada yang tahu apakah anaknya bahagia dengan kehidupan rumahnya. Inilah yang disorot oleh Syekh Qardhawi.
Bahkan, beliau mengatakan bahwa anak-anak seperti inilah yang sesungguhnya disebut yatim! Beliau menjelaskan.
لَقَدْ أَضْحَى هَذَا الْوَلَدُ يَتِيمَ الْأَبَوَيْنِ وَكِلَاهُمَا حَيَّ بَيْنَ النَّاسِ يَمْشِي فِي مَنَاكِبِ الْأَرْضِ وَيُثْبِتُ وُجُودَهُ فِي كُلِّ مَوْقِع إِلَّا مَوْقَعَ الْأُبُوَّةِ وَالْأُمُومَةِ
"Anak ini menjadi yatim piatu, padahal ayah dan ibunya masih hidup. Ia akan berkelana tak tentu arah dan berusaha menunjukkan eksistensinya di mana-mana, kecuali di hadapan ayah dan ibunya sendiri."
Anak dengan keadaan seperti ini jelas tanggung jawab orang tuanya, sebab merekalah yang tidak menghadirkan perannya pada diri sang anak. Namun, Syekh Qardhawi menyamakan anak-anak ini seperti anak yatim. Sehingga, menurut beliau, kita sebagai masyarakat juga secara tidak langsung memiliki tanggung jawab memastikan kebahagiaan anak tersebut.
5 notes · View notes
worteline · 6 months ago
Text
Percaya engga? Kita akan tau apa yang benar-benar kita inginkan, saat kita sedang sendirian. Jauh dari orang-orang yang selalu menjejali kita dengan penilaiannya akan diri kita. Seolah mereka lebih tahu diri kita, daripada kita sendiri.
Hei, kita memang pernah muda. Kita pernah mudah dibaca. Tapi kita juga bertambah usia, dan kita sudah membuka dunia yang lebih luas dengannya (usia). Kita menemukan banyak hal yang dulu tak pernah kita jumpa, dan penemuan terhebat kita adalah: diri kita sendiri.
--
Kelas 2 SD, aku disuruh bu guru membuat koreografi untuk ditampilkan sembari bernyanyi. Aku memilih menyanyikan lagu naik ke puncak gunung. Aku membuat koreografi sendiri di kamar. Kemudian dengan percaya diri kutunjukanlah pada orang-orang di rumah. Otomatis koreoku langsung dikoreksi dan diganti dengan gerakan yang dianggap lebih sesuai untuk anak-anak. Aku? Sejujurnya sangat bingung, apa yang salah dari gerakanku? Perasaan gerakanku sudah sesuai dengan lirik lagunya, dan aku tidak merasa buruk membawakannya di depan cermin. Kenapa harus diejek dan ditertawakan?
Entah kenapa peristiwa itu membekas sekali. Setelah aku kuliah, kupikirkan lagi gerakanku dulu. Rasanya masih tidak aneh untuk dibawakan oleh anak kelas 2 SD. Bahkan gerakanku ekspresif, mataku ikut menari, dan aku tetap merasa koreoku bagus 😅. (Tentu saja ini berdasarkan ingatanku semata, bisa saja ada sudut pandang lain yang tidak seperti ini)
Selain koreo, semua kegiatan seniku berujung buruk dimata orang-orang terdekatku. Dulu ada kegiatan menganyam, setiap kali anyamanku tidak rapih, langsung disuruh mengganti atau dibuatkan yang rapih. Harus begini harus begitu. Setiap kali suaraku dianggap fals saat menyanyi, langsung dikoreksi, ditertawakan, diejek. Setiap kali gambarku dirasa aneh, langsung dicap ga pinter gambar, ga punya rasa seni. Anehnya, aku malah menang lomba gambar di TPA dan mendapat hadiah mushaf wkwk. Meski cuma sekali itu doang.
Perihal berkarya seni ini, aku akhirnya setuju kalau aku memang gapunya bakat seni. Kubuang jauh-jauh diriku dari dunia ini. Bahkan sampai aku sudah menjadi ibu pun, ada tetangga jauh yang (ga ada angin ga ada ujan) tiba-tiba mengomentariku dengan berkata: "eh kamu waktu kecil tiap pelajaran seni suka ngamuk, ujung-ujungnya selalu dikerjakan ibumu". Mmm kalimat yang cuma kutanggapi dengan senyum karir, padahal otakku ga berhenti berpikir: Apa iya aku segitunya? Dia tau sendiri atau dikasih tau orang rumah? Apa dia benar-benar mengenalku? Karena aku benar-benar ga ingat sama sekali. Aku cuma ingat aku selalu dianggap buruk dan gabisa menyelesaikan PR kesenian SESUAI standar orang rumah. Itu aja.
Tapi setelah umurku menginjak 30th, kenapa hidupku terasa jungkir balik? Aku menggilai seni visual. Carouselku sering dipuji pembaca, sampai menang beberapa challange. Bahkan pernah lolos di komunitas kesehatan Australia jaman covid dulu. Aku jadi ikut les menggambar pakai aplikasi. Meski menurutku gambarku engga bagus, tapi aku suka. Aku bahagia setiap kali menggambar.
Empat tahun berlalu, rasanya hampir tiada hari kulewati tanpa menggambar. Terutama bersama anak-anak di rumah. Akhir bulan adalah hari yang selalu kami tunggu, karena kami bisa menyobek kalender untuk menggambar bersama. Dan, sebagai bentuk dukungannya, suamiku membelikan aku laptop yang ideal untuk membuat gambar digital. Bukan yang mahal, tapi dukungannya itu yang tak ternilai harganya.
Aku bertanya-tanya,, Kalau saja masa kecilku tidak selalu disalahkan, diejek, dihilangkan kreativitasku, aku akan menjadi apa ya? Apakah aku akan hebat di dunia seni? Kalau ini ya belum tentu juga sih wkwk. Tapi aku yakin, aku akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri, yang mudah mengapresiasi setiap usahaku, yang lebih mudah mencintai diri sendiri juga.
Tapi yasudahlah,. Semua sudah berlalu. Sekarang bagaimana caranya aku harus bisa menyikapi anak-anakku dengan lebih baik. Mudah mengapresiasi usaha mereka, juga menghargai apapun karya mereka. Selama bukan hal yang melanggar syari'at, kenapa tidak kan?
-j16, btp, 21 Mei 2024-
3 notes · View notes
galeritumbang · 4 months ago
Text
Tumblr media
Hai diriku, alhamdulillah ternyata sudah sejauh ini ya langkah kita dalam berproses bersama. Ternyata pada akhirnya aku kembali meniti jalan di dunia pendidikan, bahkan aku kembali lagi ke Muhammadiyah. Haha, rasanya lucu sekali hidup ini.. karena dari bangku TK-kuliah selalu sekolah di Muhammadiyah. Tapi justru pengalaman pertama kali mengajar di sekolah negeri selama ±12 bulan pada tahun 2021 lalu.
Tahun 2022 resign dari SD Negeri dan memilih untuk mencoba mengajar di suatu bimbel dgn metode montessori. Meskipun muridku di bimbel tidak banyak, namun alhamdulillah senang sekali dpt mencoba dan merasakan hal baru dgn belajar sambil bermain bersama anak usia 3-7th. Dulu ketika bekerja di bimbel, 60 menit rasanya berjalan begitu cepat sekali ditambah jam mengajar yg fleksibel dan tanpa harus menggunakan seragam. Ah, ternyata rindu masa² mengajar di bimbel.
Lalu, pada bulan November 2023 kemarin aku kembali mencoba untuk menjadi guru lagi di SD. Bedanya kali ini di sekolah swasta/Muhammadiyah yg jaraknya dari rumah saat ini 5 menit ditempuh dgn jalan kaki, bisa dibayangkan sedekat apa jaraknya haha. Meskipun sebenarnya kemarin aku masih belum yakin dan belum bersedia dgn sepenuh hati untuk kembali bekerja di sekolah. Karena jujur saja, rasanya ingin sekali mencoba pekerjaan lain yg di luar ranah pendidikan. Seperti misalnya di suatu perusahaan atau bidang² yg memang fokusnya bukan di pendidikan, tp sepertinya ridho bapak ibukku memang ada di jalur pendidikan. Jadi ya udah, bismillah mari kembali dan yakini hati untuk berjalan bersama ridho mereka.
Dan alhamdulillah bulan Juni kemarin, ada pembukaan tes bagi GTT di wilayah PDM Bantul. Aku dan beberapa guru baru yg masih honorer pun diikutsertakan oleh kepala sekolah untuk mengikuti tes tersebut. Tes yg diujikan mengenenai keagamaan, kemuhammadiyahan, dan praktek ibadah.
Pada hari berlangsungnya tes, aku dan temanku merasa lelah sekali karena memang banyak kegiatan di sekolah di waktu yg sama. Sehingga untuk belajar dan menghafal terjemahan dari berbagai bacaan shalat secara lengkap sudah tak lagi maksimal. Di posisi itu aku hanya membaca doa "allahumma laa sahla illa maa ja’altahu sahlaa wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa". Dan ketika namaku dipanggil untuk tes wawancara, pengujiku tak langsung mengujiku seperti yg lainnya. Beliau masih sibuk dgn berkasnya, mungkin ada 5-10menit aku diam saja menunggunya.
Kemudian pengujiku mulai bertanya, "namanya siapa mba? sudah berkeluarga? dulu alumni mana?". Haha jujur kaget dan takut bgttt karena yg ditanyakan justru tentang status pernikahan. Sedangkan temanku yg lain sudah menghafal bacaan shalat dan tes membaca al-qur'an. Di satu sisi ingin sekali tidak merespon, tp di suatu instansi pastilah hal² tersebut memang sering ditanyakan. Dan aku pun menjawab jujur, "belum berkeluarga pak, hehe mohon doanya saja". Sontak beliau terkejut, kemudian justru pertanyaan semakin melebar kemana² dan sampai di titik beliau berkata, "mba, pasti saya doakan. tapi perlu diingat, nikah itu penting loh.. kamu cantik juga, tak kenalin ya nanti?".
Ya Allah, rasanya ga nyaman bgttt tapi bisa apa lagi selain ketawa-ketiwi doang wkwk. Sampai pada akhirnya beliau pun memudahkanku dalam proses tes wawancara, karena kebetulan aku juga masih menjadi kader di PCNA Cabang di daerah rumah yg sebelumnya. Sehingga pertanyaan mengenai kemuhammadiyahan tidak terlalu ditanyakan oleh beliau. Mungkin disitulah letak kemudahan dari Allah, lewat penguji yg tidak terlalu mengujiku dgn pertanyaan sesuai wawancara, namun justru membahas hal pribadiku. Momen lucu sekaligus melelahkan sekali dgn usia akhir 26 ini yg penuh dgn "aku kenalin mau ngga?".
Selang beberapa pekan, pengumuman hasil tes pun keluar. Alhamdulillah aku dan teman²ku lolos semua, sehingga saat ini kami sudah masuk di dapodik sekolah. Dan yaaa.. ternyata hari ini namaku sudah dipanggil kepala sekolah untuk dpt mengisi PMM. Haha, ga nyangka bgt tapi yaudah lah gapapa dijalani aja meskipun rasanya masih bertanya², "seriusan ini aku ikut ngisi PMM juga? serius ini jadi guru beneran?". Gapapa, bismillah semoga Allah mudahkan segala sesuatu jalannya. Semoga Allah bukakan berbagai pintu rezeki yg baik, halal dan berkah bagiku maupun keluargaku.
Mohon do'anya yaa teman² di tumblr supaya aku yg masih sbg guru honorer ini diberi banyak berkah meskipun dgn gaji yg belum terbilang banyak, semoga Allah lipatgandakan rezekiku dari arah yg tak disangka². Dan semoga usahaku dlm mengajar ini menjadi ladang amal jariyahku juga. Aamiin🤲🏻🤍✨
Jogja, 17 Juli 2024 | 20.33
3 notes · View notes
kuumiw · 8 months ago
Text
Pada lautan langit yang aku jajak bacaannya. Aku menggambarkan satu paras yang tangguh! ia yang tak luput pendengerannya. Senang mengajak orang lain turut berbahagia dan kuat sekali untuk mendaki mimpi besarnya.
Lautan langit yang aku banyak tulisi isinya. Di dalamnya aku simpan banyak tanya juga harapan besar. "Akan seperti apa wujud mimpinya saat ia berani mengemukakan seluruh gagasan besar pada dunia yang tak jarang mengerdilkan?" Aku tersenyum berdoa kepada Tuhan semoga Ia membantunya.
Keyakinan pada hatiku belum juga sirna, kian hari air keyakinan semakin riak berisik mengisi relung. Saluran pernapasan kadang tercekat sebab aku beberapa kali mencegat doa di ujung kerongkongan agar tak terlalu meminta pada Tuhan, namun ternyata naif, aku tak bisa mencegatnya hingga ia lolos keluar berlarian terbang menuju angkasa, tempat seluruh doa bermuara.
Aku bersikeras pada diri bahwa tak apa jika menunggu, tak apa jika meyakinkan hati berkali-kali, bahkan tak apa jika belajar mendalami apa keinginan diri, sekali lagi. Dari sana, aku mungkin akan mendapatkan makna yang lebih dalam soal cinta apa yang sebenarnya aku cari.
Maka lanjutkan perjalanan yang penuh dahaga untuk menjumpai hajat banyak orang itu. Lanjutkan langkah yang penuh semangat dan bisa memberikan banyak baik pada dunia. Aku tunggu disini.
Tenang, aku masih senang membereskan ruang ini sendiri. Tak apa. Aku suka, sungguh!
Syahdu selepas hujan sore. Bandung, 23 Maret 2024: 17.23 WIB
6 notes · View notes
xyynaa · 1 year ago
Text
Catatan Pertengahan Juli
Pertama, aku mau cerita tentang perjalanku,
Alhamdulillah akhirnya aku mendapatkan satu kesempatan baru, namun konsekuensinya aku harus merantau agak jauh dikit ke luar kota. Sejujurnya sedikit berat ketika mengambil tawaran itu, takut nggabisa mengemban amanah baru, karena sudah setahun tidak pernah megang alat-alat laboratorium lagi, ya benar karena pekerjaan ku saat ini sangat jauh dari background pendidikan ku sebelumnya. Namun setelah istikharah dan meminta saran dari banyak teman dan kerabat InsyaAllah memutuskan untuk mengambil tawaran di tempat baru tersebut dengan segala konsekuensinya, selain karena lebih relate dengan jurusan kuliahku sebelumnya aku juga merasa sudah saatnya keluar dari zona nyaman (ya gak nyaman-nyaman banget sih sebenernya).
Takut?? pasti, khawatir, resah, gundah gulana ceilahh.. tapi aku percaya Allah udah kasih jalan kesana pasti Allah juga bakal bantuin aku gimana caranya biar bisa survive disana. Bismillah ada Allah ada Allah.
Kedua...
Gatau yaa rasanya susah gitu menghilang rasa iri hati ini, ketika teman-teman lolos di tes TBI Pertamina jujur rasanya tuhh berattt buat legowo wkwk kayak yang "kok dia bisa sih, kok aku enggakk.. " tapi aku sadar Allah udah kasih porsi masing-masing, ya harus banyak-banyak sadar diri sih harusnya, mungkin memang usahaku yang kurang maksimal, gapapa Bismillah InsyaAllah suatu saat pasti ada jalan kesana, restu ibu menyertai ku wkwkwk..
Tiga..
sudah mulai khawatir tentang jodoh, awalnya biasa aja, cuman ketika kemarin dapat banyak undangan nikah dari temen-temen kantor langsung terbesit "aku kapann yaaa Ya Allah, kok tanda-tanda hilal jodoh tak kunjung nampak hihihi", tapii sadar sih ilmu ku belum cukup, aku belum benar-benar siap, baik dari lahir, batin, finansial juga hahaha dasar emang
udah ini dulu ceritanya, besok sambung lagii
17-07-2023
19 notes · View notes