#Pikiran Yang Positif
Explore tagged Tumblr posts
herricahyadi · 10 months ago
Text
Postingan
Saya hanya mau bilang sedikit. Kalau lagi pakai media sosial, Instagram misalnya, selalu luangkan waktu untuk merespon postingan temanmu. Meski dengan sekadar celetukan lucu, pujian, doa, dan reply-reply random. Kadang kita tidak sadar telah menjadi zombie yang angkuh: hambar melihat aktivitas orang lain dan sentralistik egois terhadap diri sendiri. Ini yang menjadikan media sosial akhirnya penjara pikiran yang menyesatkan. Memuat jiwa-jiwa jadi kosong melompong.
Gunakan momen postingan tersebut untuk terlibat percakapan dengan mereka. Bahkan sekadar komentar receh pun tidak bermasalah. Kita bisa tetap jadi orang yang ramah tanpa perlu berpura-pura. Bukan buat siapa-siapa atau cari perhatian manusia. Bukan. Tapi untuk menjaga diri kita sendiri dari karakter yang tidak memanusiakan manusia.
Ambil bagian membentuk sirkel yang positif dan saling terhubung dengan kebaikan-kebaikan.
249 notes · View notes
menyapamakna1 · 7 months ago
Text
Pikiran manusia.
Ternyata pikiran manusia amat berbahaya. Bisa liar kemana-mana, tergantung bagaimana manusia itu mengambil pandangan dari sudut yang mana. Benar bisa seperti pisau kalau tidak bisa dikendalikan.
Bisa tersesat jauh, juga bisa berjalan dijalan yang tepat. Manusia itu penuh keingin tahuan, pikirannya selalu mencari tahu apa yang menurutnya menarik dan ketidak tahuan membuatnya selalu ingin mencari informasi yang baru dia temukan. Menjelajah jauh ke tempat-tempat yang menumbuhkan rasa penasaran lebih besar.
Hasrat manusia bisa menjadi pembunuh kalau langkah pikirannya menuju hal yang gelap dan hitam. Dan kebanyakan manusia kadang tidak bisa membedakan hitam dan putih. Jiwanya selalu ingin menelusuri hal-hal baru, selalu ingin mencoba hal-hal baru yang kali pertama ditemui.
Pikiran manusia itu amat mengerikan kalau tidak bisa di kontrol oleh diri sendiri. Bisa merusak diri kalau tidak membuat dinding memilah mana yang dibiarkan masuk, mana yang hanya dibiarkan lewat.
Bisa jadi pembunuh jiwa, kalau dibiarkan melangkah ke tempat-tempat gelap. Memang benar manusia bebas menentukan pilihan, bebas ingin terbang kemana. Tapi sebagai manusia juga harus bisa melihat lebih jeli apa yang bisa merusak dan menghancurkan dirinya sendiri. Karena pikiran manusia itu bisa menjadi racun, kalau sudah masuk ke lingkaran gelap. Bisa menjadi penawar yang menyembuhkan banyak orang kalau melangkah kearah yang positif.
Manusia itu benar bisa menjadi penjahat penghancur dunia, bisa juga menjadi penerang dunia bagi jalan-jalan manusia lainnya.
Kamu termasuk yang mana?
@menyapamakna1
48 notes · View notes
penaimaji · 1 year ago
Text
Berhentilah Berburuksangka
Orang lain memposting kesehariannya, kamu tidak suka dan merasa terganggu. Orang lain memposting prestasi atau pencapaianya, kamu menganggapnya sombong. Orang lain memposting tumbuhkembang anaknya, kamu tersinggung karena punya treatment yang berbeda. Orang lain memposting liburan, kamu menganggapnya pamer. Orang lain menuliskan pendapatnya, kamu marah karena tidak sependapat. Orang lain memposting ceramah, kamu merasa tersindir
Aduh. Nggak capek apa punya pikiran negatif terus? Itu kan orang lain cuma sharing aja. Kenapa merasa sakit hati?
Sadarlah.. bahwa apa yang kita lihat, apa yang kita baca, respon kita tergantung bagaimana perasaan kita saat itu juga. Coba renungi, dan bertanya pada diri sendiri, kenapa bisa seperti itu? Apa yang membuatmu selalu sakit hati? Kamu merasa semua orang menyakitkan bagimu, padahal itu hanya perasaanmu sendiri
Bukankah memang tidak apa-apa kalau memang kamu tidak baik-baik saja? Tidak perlu denial; jangan mencari kambing hitam untuk menutupi apa yang sakit dalam dirimu. Cari penyebabnya, lakukan sesuatu yang bisa menghindarkanmu dari hal tersebut; lakukan sesuatu yang positif untuk mengalahkan prasangka negatifmu
Kalau media sosial sudah membuatmu banyak terkena penyakit hati, coba istirahatlah sebentar. Jangan kepo dengan aktivitas orang lain kalau masih terus melihat dari kacamata negatif
Berbaiksangkalah.. sungguh itu akan menyelamatkan hatimu sendiri
Jakarta, 14 Agustus 2023 | Pena Imaji
187 notes · View notes
kayyishwr · 11 months ago
Text
Sudah lama untuk tidak membicara soal cinta, dan cenderung menjauhi soal ini; karena secara pandangan subjektif pribadi, membahas hal tersebut membuat kita terlena dan lupa, bahwa ada hal-hal lain yang bisa kita bicarakan
Tidak sepenuhnya salah membicarakan cinta, bahkan hidup tanpa cinta, ya tidak akan bewarna, hanyasaja, persoalan cinta di mayoritas kita hanya berkutat soal mencintai dia, sehingga lupa Dia
Padahal secara ilmu, cinta adalah makhluk ciptaanNya juga. Sebagaimana sifat wajib Allah yaitu Qidam, yg berarti yang Paling Awal, maka yang datang setelahnya adalah makhluk. Maka sejatinya kita serahkan perkara ini kepada Yang Menciptakan dan Memilikinya
Lalu kenapa dibahas? Karena ada kepentingan merapikan pikiran sebelum dituangkan di presentasi, yang kedua sebagai seorang kakak laki-laki yang sering jadi tempat curhat adiknya, maka sekiranya perlu belajar lagi.
Ya cinta; satu kata yang menggerakan, bahkan bisa jadi membawa perubahan. Karena cinta itu membuat jiwa menggelora, akal pikiran terus bergerilya, hingga akhirnya perbuatan yang memutuskan; sekali cinta harus diperjuangkan
Cinta, sebenernya netral. Maka tergantung konteks yang membuatnya muncul, dan pada tulisan ini kita coba diskusikan soal konteks kita kepada lawan jenis kita masing-masing; pr kepada lk, lk kepada pr.
Itu fitrah! Yaps, lagi-lagi cinta adalah makhluk Allah yang dihadirkan agar kita bisa merasakan kasih sayang, sebagaimana Sang Pencipta; Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang
Tapi terkadang fitrah cinta ini, terlalu besar kendalinya dalam diri kita, hingga kita melampaui batas. Ada yg kemudian melanggar batas-batas dalam adab komunikasi, hingga muncul prasangka satu sama lain, hingga melanggar fitrah itu sendiri, ya menjadi kaum yang terlaknat.
Lalu bagaimana kita menyikapi cinta?
1. Bersyukurlah Allah masih karuniakan cinta dalam diri kita, yang dengan itu, lagi-lagi kita bisa merasakan kasih sayang satu sama lain
2. Kendalikan cinta dengan ilmu. Lagi-lagi pengikat agar tak melampaui batas adalah ilmu yang sudah Allah jabarkan untuk kita; lewat quran, hadist, ataupun sejarah
3. Jika memang ikhtiar ilmu sudah semaksimal mungkin kita lakukan; coba kita tengok, kira-kira cinta yang kita rasakan apakah positif menuju ridhonya atau semakin membuat kita jauh dari hal tersebut
4. Beberapa amalan untuk mengendalikan cinta; berpuasa, jika tak sanggup maka menikahlah, semoga lebih menentramkan hati kita masing-masing
Sebenernya ada yg ingin banyak ditulis, tapi ini point-point saja, semoga berkenan
Lalu apakah saya sedang jatuh cinta? Biarlah Allah dan keluarga terdekat saya yang tahu, yang terpenting jangan lelah terus mencari ilmu🫡🌾🔥
70 notes · View notes
milaalkhansah · 7 months ago
Text
PLAGIATT
Halo teman-teman Tumblr, aku cuman mau infoin kalau pemilik akun ini @coklatmaniss memplagiasi tulisan aku yang ini
Tumblr media
Tumblr media
Tulisan ini di post di akun dia tanggal 23 Mei 2024 TANPA IZIN & CREDIT dari aku si PEMILIK TULISAN
Sedangkan ini tulisan aku
Tumblr media
Di post tanggal 9 Maret 2024
Aku menemukan akun dia sebagai salah seorang yang menyukai postingan aku itu
Tumblr media
Sebelum tulisan ini aku bagikan, aku udah konfir ke yang bersangkutan @coklatmaniss mengirimkannya pesan, bertanya mengapa menyalin tulisanku tanpa minta izin bahkan menulis sumber di mana dia menyalin tulisan tersebut, seakan-akan tulisan itu buah pikiran atau dia sendiri yang tulis.
Aku orang yang malas ribut alias gak suka berantem. Di awal melihat postingan dia yang memplagiasi tulisanku, aku udah mencoba berprasangka baik. Berpikir positif, barangkali dia juga gak sengaja atau gimana. Sederhananya aku cuman mau bicara baik-baik aja. Tapi gak ada tanggapan sama sekali. Dan itu udah berlangsung 1 minggu yang lalu.
Aku mau positif thinking pesanku dia belum baca, tapi pas aku cek, akunnya memposting tulisan baru wkwk.
Tumblr media
Aku mengirimkannya pesan pada hari Senin minggu lalu, dan tulisan ini dia post 1 hari setelahnya wkwk
Menurutku, sepertinya lebih mudah deh buat membalas/membuka sebuah pesan daripada memposting tulisan baru, atau memposting tulisan baru lebih mudah bagi dia karena tinggal copas tulisan lain lagi? UPSSSS...
Dan per detik ini, pas aku cek akunnya udah gak ada, entah aku dia blokir, atau akunnya udah deactivated
Aku selama ini oke oke aja tiap ada yang membagikan tulisanku, TAPI tentu dengan IZIN atau CREDIT AKU SEBAGAI PENULISNYA. Bukan asal main copas/salin gitu aja terus post ke akun milik sendiri, seakan-akan itu tulisan dia yang tulis sendiri.
Atau kalau gak mau repot-repot minta izin tapi pengen share tulisan orang lain, di tumblr itu ada FITUR REBLOG/REPOST loh, hayuk atuh digunain. Apa gak malu jadi pencuri tulisan orang lain gini?
Sebagai seseorang yang 'hidup' dan 'makan' dari nulis, apalagi semenjak punya buku, DEMI ALLAH AKU GAK RELA DUNIA AKHIRAT TULISANKU DIPLAGIASI/DI COPAS GITU AJAA
Beberapa orang mungkin akan berpikir 'apa sih lebay amat, tulisan gitu doang...'
NGGAK! cuman aku sendiri yang tau perjuanganku dalam menulis. Bagaimana capeknya nyari ide tulisan yang gak selalu muncul gitu aja, bagaimana 'hopeless' nya bengong depan laptop gak tau mau nulis apa, bagaimana stress gak bisa tidur mikirin ide, atau pas nyelesain draft tulisan.
Orang-orang cuman tau 'nulis ya tinggal nulis', gak pernah tau dan ngerasain struggle nya gimana pas lagi writing slump, writers block, yang mereka cuman tau nulis sesepele mengetik lalu mengunggahnya di media sosial.
Aku harap setelah aku memposting tulisan ini, teman-teman mulai lebih aware sama dampak plagiasi. Entah dampak kepada si pelaku, dan juga kepada si korban.
Teruntuk kepada PARA TUKANG PLAGIAT tolonglah coba menulis/membuat tulisan sendiri supaya kalian bisa lebih menghargai tulisan seseorang, bagaimana sakit hatinya saat tulisan diri sendiri diakuin oleh orang lain.
Emang apa sih yang dikejar dari memplagiat tulisan orang lain? Nyari likes yang banyak? Nyari followers? Haus validasi orang lain? Mending nyari duit atau kerja kata aku mah, lebih bermanfaat...
Sebenarnya ini bukan sekali tulisanku diplagiat gini, tapi baru ini aku dapat yang memplagiasinya langsung di Tumblr (dan semoga ini doang, gak adalagi) dan apesnya si akun @coklatmaniss tapi—kelakuan— gak —maniez ini, postingan dia langsung muncul di berandaku. Dia pikir kalau tulisannya dipotong gitu ajah aku gak akan hapal sama tulisanku sendiri gitu? Cihhh
Pliss jangan rusak laman biru, 'rumah' bagi kita semua dengan perbuatan-perbuatan tidak baik ya kawan-kawan, salah satunya dengan memplagiasi tulisan orang lain.
41 notes · View notes
bersuara · 4 months ago
Text
Ayok mulai perbaiki pikiran positif yang akhir-akhir ini berantakan kembali. Bahwa apa yang aku tabur, itulah yang akan aku tuai dikemudian hari. Bahwa ngga apa-apa kalau kebaikan belum berbalas kebaikan oleh orang yang sama. Bisa jadi, Allah memberikan kebaikan lain lewat perantara orang lain bahkan orang asing. It's okay, jangan menyesali perbuatan baik yang pernah dilakukan karena perasaan kecewa. Insyaa Allah, Allah ganti yang lebih baik.
Kalau kebaikan itu berupa mempermudah urusan orang lain, maka Allah akan mempermudah urusanku di hari ini atau esok hari.
- 4 September 2024
23 notes · View notes
kurniawangunadi · 1 year ago
Text
Beberapa orang yang pernah kamu temui dalam hidup telah membuat hidupmu berbeda.
Beberapa orang yang pernah kamu temui dalam hidup mungkin adalah orang yang tidak pernah percaya dan tidak bisa menerima bahwa dirinya bermasalah, ada hal-hal yang harus dibenahi sebagai seorang manusia yang memiliki kehidupan sosial. Mungkin, kamu akan menemukan ragam alasan dan pikiran yang membuatmu sampai terheran-heran, kok ya ada manusia seperti itu di dalam kehidupanmu dan seperti biasa, playing victim. Beberapa orang yang pernah kamu temui dalam hidup mungkin adalah orang yang pandai sekali memanipulasi. Membuatmu bingung atas tindakan atau sikapmu, membuatmu terus merasa bersalah, dan membuatmu terus menerus berada dalam kebingungan harus bagaimana. Bahkan, di lain waktu, mungkin kamu melihatnya dari kacamata temanmu, mereka yang terjebak dalam toxic relationship. Sudah tahu pasangannya tidak benar saja masih dibela, sudah tahu sangat red flag saja masih bingung harus bersikap apa. Lain waktu, kamu juga mendengar kabar pernikahan temanmu yang sebelum pernikahannya terdengar seperti dongeng indah, sekarang jadi film thriller. Beberapa orang yang pernah kamu temui dalam hidup juga mungkin adalah orang-orang baik tapi terlalu polos. Tidak berani mengambil sikap dan pilihan, tidak bisa membedakan mana hal baik dan buruk bagi hidupnya karena dia sangat berpikiran positif. Sampai-sampai salah dalam memilih teman karib, salah dalam memilih lingkungan, sering dimanfaatkan, dan tak kunjung bisa memahami keadaannya. Sampai-sampai kamu dibuat gemas, kenapa dia polos sekali. Beberapa orang yang pernah kamu temui dalam hidup juga mungkin adalah orang yang sebaiknya tak pernah kamu temui dalam hidup, berharap tidak ada singgungan garis takdir sama sekali, karena kamu tahu betul di masa depan dia adalah orang yang akan melukaimu. Beberapa orang yang pernah kamu temui dalam hidup juga mungkin adalah orang yang pernah kamu berikan kepercayaan, tapi kemudian membicarakanmu secara buruk di belakang. Tak menyangka bahwa selama ini kamu yang tidak pernah berniat buruk sedikitpun dan berpikir buruk tentangnya, sekarang harus memiliki pikiran buruk tentangnya. Dan itu sangat mengganggumu. Dan ya, cukup tahu saja. @kurniawangunadi
165 notes · View notes
o-agassy · 23 days ago
Text
Luka Pengasuhan
Setelah beberapa edisi berdiskusi dengan psikolog, saya mulai memahami bahwa saya memiliki luka pengasuhan yang hingga kini belum sepenuhnya sembuh.
Tumbuh dalam lingkungan yang minim afirmasi positif menjadi salah satu penyebabnya. Apalagi, saya berasal dari keluarga menengah ke bawah. Saat di sekolah dulu, saya sering merasa tidak dianggap sebagai bagian dari “golongan” yang dianggap layak menjadi pemeran utama.
Kesibukan orang tua mencari nafkah menjadi faktor lain yang mendukung kurangnya aspek diskusi dalam keluarga. Pertanyaan sederhana seperti “Bagaimana kabar hari ini?” atau “Apa rencana ke depan?” mungkin hampir tidak pernah terjadi.
Nilai-nilai tradisional yang masih kental turut menjadi alasan kultural di mana orang tua dan orang yang lebih tua kerap menekan anak untuk tidak bertanya macam-macam. Hal ini membuat banyak hal berakhir tanpa kejelasan.
"Ssst, sudah sana diam, jangan banyak tanya."
Padahal, anak juga manusia yang ingin mendapatkan penjelasan. Anak sedang tumbuh dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Jika pertanyaan mereka dijawab dengan seksama dan tepat, hal itu dapat menjadi pemicu positif untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Lalu, apa luka pengasuhan saya?
Saya merasa kurang mendapatkan apresiasi dan afirmasi positif sepanjang perjalanan hidup saya. Saya tahu saya bukan dari keluarga kaya, apalagi seorang siswa yang menonjol di sekolah. Kuliah pun saya tempuh dengan sepeda bekas proyek mahasiswa, bukan dengan mobil.
Budaya di sekolah juga tidak banyak membantu. Guru-guru cenderung hanya memperhatikan siswa-siswa yang dianggap cemerlang dan outstanding di kelas. Sedangkan saya, hanyalah siswa medioker yang keberadaannya nyaris tidak memengaruhi iklim akademik di sekolah.
Ternyata, kurangnya afirmasi positif semasa kecil menjadi pemicu bagi alam bawah sadar saya untuk mencari validasi di kehidupan dewasa. Pikiran-pikiran seperti “Aku kok tidak dianggap,” “Kenapa cuma dia yang selalu dielu-elukan pimpinan?” atau “Sepertinya aku memang tidak bisa apa-apa; buktinya aku tidak diajak dalam proyek itu” kerap muncul.
Tubuh dan pikiran memiliki batas lelahnya. Ketika keduanya sedang dalam kondisi “low battery,” itu adalah saat yang paling menyebalkan. Kita merasa tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan orang lain. Padahal, kenyataannya kita juga berkontribusi dengan baik, bahkan bisa jadi sangat baik.
Namun, luka pengasuhan ini menjadi pelajaran berharga bagi saya untuk lebih memahami diri sendiri dan berusaha menciptakan lingkungan yang lebih positif, baik untuk diri saya maupun untuk orang-orang dan terutama keluarga kita.
9 notes · View notes
sorotbalik · 8 months ago
Text
Dapat Amanah? Bawa Happy ajaa :D
Tumblr media
Oiya, disclaimer: saya berlatar belakang HRM, bukan seorang psikolog, tulisan dibawah tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat profesional. Hanya pov dari kacamata praktisi HR. Selamat membaca!
Statement "Dapat amanah? Dibawa happy aja!" rasa-rasanya mulai rutin saya gaungkan saat berkesempatan mengisi di forum-forum upgrading pengurus baru. Lebih khususnya kepengurusan organisasi pasca pandemi.
Gen Z yang seringkali mendapat stereotipe "strawberry" (terlihat indah dari luar tapi lembek dari dalam) menjadi pembenaran generasi lama dalam menyoroti fenomena 'menolak amanah' ketika mencari sosok penerus mereka.
Amanah yang sering kali identik dengan satu momok yang berat; dari menyita tenaga, waktu, bahkan biaya, seringkali menjadi ketakutan tersendiri (bahkan termasuk mereka yang baru saja dilantik). Tidak heran, jika banyak yang akhirnya menolak ketika ditawarkan, meskipun di sisi lain dari dunia ini ada yang rela menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Just another case :D
Memang, amanah pada dasarnya satu hal yang berat, bukan hanya pada saat proses saat menjalankannya yang seringkali menuntut banyak hal, tetapi juga pada saat pertanggungjawaban baik yang dunia maupun akhirat. Akan tetapi, bukan berarti ketika qadarullah 'kehendak' itu sudah sampai pada diri, harus dijalani dengan penuh ketegangan sampai akhir periode, kan? I mean, let's go with the flow and just enjoy the moment :D
Salah satu fenomena yang sering kali saya jumpai ketika pengurus baru telah dilantik biasanya mereka mengalami yang namanya inferiority complex.
101 Inferiority Complex
WHAT - Apa sih Inferiorty Complex itu?
Istilah ini mulai dikenalkan seorang psikolog ternama Alfred Adler asal Austria pada awal abad 20, merujuk pada perasaan 'tidak mampu' atau 'kurang' dibandingkan dengan orang lain. Fenomena ini terjadi di awal masa kepengurusan 1-3 bulan pertama bahkan hampir masuk 1 semester! Fenomena tersebut, salah satunya termanifestasi dalam ucapan "Harusnya dia mbak atau mas, bukan aku". Satu kondisi atau curhatan yang begitu lumrah saya dapati selepas mereka dilantik.
Kata Alfred Adler, "Setiap orang memiliki perasaan inferioritas. Perasaan ini normal dan sehat. Yang menjadi masalah adalah ketika perasaan ini menjadi berlebihan dan mencegah kita untuk mencapai tujuan kita." nah ini yang jadi PR!
WHY - Faktor penyebabnya?
Alfred Adler berpendapat, bahwa perasaan ini muncul karena kurangnya pengalaman menguasai tugas atau mencapai tujuan di masa lalu. Bisa juga karena trauma masa lalu, ekspektasi berlebihan terhadap diri sendiri, gaya asuh yang kurang, dsb. Sehingga menjadikan apapun (teurtama hal baru) menjadi sesuatu yang seolah 'mustahil' untuk diraih dengan sempurna.
Oleh karenanya, meskipun (dalam konteks organisasi) hal ini menjadi satu hal yang wajar atau normal, tetapi harus segera disikapi. Bukan hanya tentang 'nasib organisasi' tetapi juga tentang kamu, tentang dirimu dan masa depan.
HOW - Bagaimana caranya?
Pada beberpa kasus, mungkin hal ini bisa diselesaikan diri sendiri, semisal coba untuk lebih fokus pada eksplorasi kelebihan atau nilai yang kita miliki, mengurangi pikiran-pikiran negatif, membangun relasi positif, dsb.
Atau kenapa tidak bangun mindset bahwa dengan amanah ini justru menjadi sarana eksplorasi diri? Mencari missing dots dalam kehidupan ini lalu connect them each other?
Yah, meskipun sekali lagi saya tekankan, jika ini berlanjut menghubungi profesional semacam psikolog atau psikiater menjadi opsi bijak yahh.
Conlusion - Jadi apa intinya?
Seringkali kita ini terjebak pada asumsi-asumsi diri yang tak bertepi, konotasinya seolah selalu buruk pada setiap capaian diri. Belum mencoba sudah takut duluan. Padahal apa yang salah dengan kegagalan? Bukankah kegagalan adalah sebab terbaik untuk kita ingin berubah lebih baik?
Terkadang kita ini terlalu keras dengan diri sendiri. Pada kesalahan orang lain kita maklumi, sedang pada diri sendiri kita begitu sukarnya memaklumi. Secara tidak langsung kita seolah menihilkan ruang untuk berbuat salah dan evaluasi, padahal itu merupakan serangakain fase belajar dan bertumbuh.
Maka dari itu, ketika amanah sudah 'diberikan', tugas selanjutnya adalah cukup jalankan semampumu. Itu saja. Kita tetap sadar, bahwa kita punya kekurangan, tetapi setidaknya biarkan kita mencobanya dulu, sembari kita berbenah pada hal-hal 'teknis' di tengah jalan.
Pun sebenarnya, tawaran itu diberikan bukan ditunjuk ala kadarnya, tetapi betul-betul dipertimbangkan karena track recordmu, kapabilitasmu, dsb. So kalau mereka saja percaya kamu, kenapa kamu enggak? ~ Jadi semangat!
24 notes · View notes
yonarida · 11 months ago
Text
Prinsip Stoik untuk Menjadi Kuat dan Tenang di Tengah Tantangan Kehidupan
Tumblr media
Dalam pandangan Epictetus, ada beberapa prinsip: 1. Mendengarkan lebih banyak daripada berbicara - Kebijaksanaan seringkali terletak pada suara orang lain. Ketika kita mendengarkan dengan penuh perhatian, kita membuka diri untuk belajar dari orang lain dan mendapatkan sudut pandang baru.
2. Membayangkan yang terburuk - Penyebab utama kecemasan adalah kekhawatiran akan hal-hal yang tidak pasti. Dg membayangkan yang terburuk kita bisa mempersiapkan diri untuk situasi terburuk.
3. Bersiaplah untuk gagal - Kegagalan adalah bagian alami dari kehidupan. Semua orang gagal, bahkan orang-orang yang paling sukses. Tetapi banyak orang takut gagal, dia takut dianggap bodoh atau tidak kompeten. Kita harus bersiap untk gagal. Belajar dari kesalahan. Analisis apa yang salah. Gunakan informasi untuk perbaiki diri di masa depan.
4. Sadari bahaya "keberuntungan" - Keberuntungan kadang menjadi bumerang. Beberapa orang mungkin memanfaatkan kita untuk keuntungan mereka sendiri. Jangan biarkan keberuntungan mengubahmu. Tetaplah rendah hati dan berpegang teguh pada nilai-nilai moralmu. 5. Jangan bergantung pada satu harapan - Kita perlu punya banyak tujuan dalam hidup. Beberapa tips: - bayangkan beberapa kesuksesan di masa depan, seolah-olah sudah terjadi. Tulislah berbagai tujuan yang ingin km capai. Fokus pada proses, bukan hasil. 6. Ingat kematian - Kita akan mati suatu hari nanti. Ini bukan berarti kita menjadi takut atau pesimis, sebaliknya, artinya kita harus "hidup" setiap hari seakan-akan itu hari terakhir kita. Dengan cara ini, kita akan lebih menghargai waktu yang kita miliki dan akan cenderung fokus pada hal-hal yang penting dalam hidup. Tips: - Sempatkan waktu untuk merenungkan kematian. Pikirkan hal yang penting dalam hidup. Fokuslah pada saat ini dan hiduplah setiap hari seakan itu adalah hari terakhir kita.
7. Kekayaan sejati terletak pada jiwa yang puas - Kebahagiaan adalah tentang bersyukur atas apa yang kita miliki, bukan menginginkan apa yang tidak kita miliki. Orang yang bijak adalah orang yang tidak bimbang atas hal-hal yang tidak dimilikinya, melainkan bersuka cita atas hal-hal yang dimilikinya. Hargai apa yang sudah kita capai alih2 fokus pada apa yang tidak kita miliki. Tips: - sempatkan waktu untuk bersyukur setiap hari - fokuslah pada hal-hal positif dalam hidup - bandingkanlah diri dengan orang yang kurang beruntung
8. Kerendahan hati adalah kunci untuk belajar - Kerendahan hati adalah sikap yang mengakui bahwa kita tidak mengetahui segalanya. Dengan bersikap rendah hati, kita akan lebih terbuka untuk belajar hal-hal baru. Kita juga akan lebih menghargai pengetahuan dan pengalaman orang lain. Kita perlu untuk bersedia belajar dari orang lain dan belajar menerima bahwa kita mungkin salah. Tips: - Dengarkan orang lain dg penuh perhatian - Berani untuk bertanya - Bersikaplah terbuka untuk belajar dari kesalahan - Jangan menganggap diri kita lebih baik dari orang lain
9. Rasa bersalah adalah kebodohan - Rasa bersalah adalah emosi yang kompleks yang dapat memiliki dampak besar pada kehidupan kita. Rasa bersalah yang jelek adalah yang membuat kita rendah diri, menyesal, depresi, dan yang membuat kita berfokus pada masa lalu dan tidak membuat kita belajar dari kesalahan. Ada 3 jenis sikap orang dalam menangani rasa bersalah: - Orang yang sempit pikiran menyalahkan orang lain atas kesalahan mereka. Mereka tidak mau bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri. - Orang biasa menyalahkan diri mereka sendiri atas kesalahan mereka, mereka merasa malu dan menyesal tetapi mereka tidak mengambil tindakan untuk memperbaiki kesalahan mereka. - Orang bijak melihat rasa bersalah sebagai kebodohan. Mereka berfokus pada masa depan dan memperbaiki kesalahan mereka. Memaafkan diri sendiri. Yang ketiga adalah yang terbaik.
10. Berteman dekatlah dengan orang-orang yang positif Teman bisa berpengaruh pada diri. Pikiran dan sikap negatif bisa menular. Khususnya untuk yang pertahan dirinya masih lemah, berteman dekatlah dengan mereka yang positif. Orang positif akan membantu kita melihat dunia dengan cara yang lebih positif. 11. Reaksi anda membentuk takdir anda Apa yang terjadi pada kita tidak selalu ada dalam kendali kita. Namun bagaimana kita bereaksi adalah sepenuhnya dalam kendali kita. Reaksi kita membentuk takdir kita. Kita bisa memilih tetap ada dalam kesedihan atau kita bisa memilih untuk membuka jalur pengetahuan diri. Ketika kita memilih untuk bereaksi secara positif, kita membuka diri untuk kemungkinan baru. Kita dapat belajar dari pengalaman kita dan menjadi orang yang lebih kuat dan lebih bijaksana. Tips: - fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan - jangan menyalahkan orang lain atas situasi anda - pelajari dari pengalaman anda - bersikaplah optimis terhadap masa depan 12. Lakukan kewajiban Kita semua punya kewajiban sesuai dg bagian kita. Penting untuk memenuhi kewajiban kita. Kita harus melakukan tugas kita tanpa menunggu kesenangan atau pujian dari orang lain. Matahari tidak memerlukan pujian atau pesona untuk terbit setiap hari. Matahari hanya melakukan apa yang sudah seharusnya dia lakukan tanpa mengharap pengakuan. Lakukan itu karna itu hal yang benar untuk dilakukan. Ketika kita melakukan kewajiban kita, itu adalah hal yang baik untuk diri kita sendiri dan untuk orang lain. Tips: - Kenali peran Anda - Fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan - Jangan menunggu kesenangan atau pujian untuk melakukan pekerjaan Anda 13. Abaikan mereka yang membenci anda - Kita semua pernah mengalaminya. Penting untuk tidak membenci mereka yang membenci kita. Kita perlu untuk mengabaikan mereka. Mereka tidak layak untuk waktu dan perhatian kita. Mereka tidak pantas untuk kita habiskan energi kita untuk membenci mereka. Mengembangkan kebencian hanya akan menyakiti diri kita sendiri. Kebencian akan membuat kita menjadi orang yang negatif dan tidak bahagia.
14. Kesederhanaan - Kemewahan adalah hal yang menarik. Kita semua ingin hal-hal yang kita inginkan dan butuhkan. Namun apakah kemewahan itu benar-benar membuat kita bahagia? Sejatinya, kesederhanaan adalah kunci untuk kebahagiaan. Hidup sederhana dapat membuat kita lepas dari tekanan dan kecemasan. Kemewahan membutuhkan komitmen dan banyak energi sehari-hari untuk dapat mempertahankannya. Kita harus bekerja keras untuk mendapatkan barang-barang mewah, juga untuk merawatnya. Ketika kita memilih hidup sederhana, kita berhenti dikelilingi tekanan tanggal jatuh tempo tagihan. Ketika hidup sederhana, kita lebih ada banyak waktu untuk menikmati hal-hal yang penting, spt: keluarga, teman, dan hubungan kita dengan diri sendiri. Kesederhanaan dapat membantu kita lebih menghargai hal-hal yang kita miliki.
15. Jangan biarkan orang lain mengendalikan kehidupan anda - Kita hanya akan bisa marah jika kita membiarkan diri terganggu oleh orang lain. Sebaliknya, jika kita bisa mengendalikan emosi kita, kita akan menjadi orang yang lebih kuat dan lebih bahagia. Kita memiliki kunci internal di dalam diri kita. Beberapa kunci membawa kita ke kebahagiaan, sementara yang lain langsung menuju ke kehancuran emosional. Kunci yang menuju kehancuran emosional adalah kunci yang kita serahkan kepada orang lain. Kita menyerahkan kunci ini ketika kita membiarkan orang lain mengendalikan emosi kita. Solusi: mendirikan suatu penghalang yang mencegah kita terpengaruh dengan sikap orang lain. Kita bisa membangun penghalang ini dengan menyadari bahwa setiap individu adalah pemilik dari apa yang mereka katakan. Kita juga mempunyai kekuatan untuk memutuskan apa yang kita pilih untuk didengar. Ketika kita menyadari hal ini, kita akan lebih sulit untuk mendengar dan terpengaruh dengan sikap orang lain (khususnya yang negatif). Tips: - fokus pada diri sendiri dan pada hal yang kita sukai - jangan biarkan orang lain menguasai pikiran anda - bersikaplah positif dan optimis
16. Persahabatan adalah kekayaan sejati Persahabatan adalah hubungan yang sangat berharga. Teman sejati adalah orang selalu ada untuk kita, baik dalam suka maupun duka. Mereka akan mendukung kita saat kita membutuhkannya, dan mereka akan membuat kita tertawa saat kita merasa sedih. Persahabatan juga dapat memberikan kita rasa kebersamaan dan ikatan yang kuat. Teman-teman kita dapat membantu kita untuk lebih terhubung dengan dunia sehingga bisa membuat kita merasakan dukungan dan cinta. Tips: - jadilah diri sendiri - jadilah pendengar yang baik, luangkan waktu untuk mendengarkan teman-teman anda - berikan dukungan - bersedialah membantu teman-teman anda saat mereka membutuhkannya - nikmatilah kebersaman - luangkanlah waktu untuk bersama teman-teman anda
17. Selalu cari kebaikan dari setiap situasi - Penting untuk memiliki sikap positif dalam hidup. Ketika kita mencari kebaikan dalam setiap situasi, kita akan lebih mudah dalam menghadapinya. Kita juga akan cenderung melihat peluang baru yang tidak kita sadari sebelumnya. 18. Jangan khawatir pada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan - Kehidupan bisa menjadi hal yang kompleks dan penuh tantangan. Kita seringkali dihadapkan pada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan. Ketika kita fokus pada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, kita hanya akan membuat diri kita sendiri menjadi stress dan gelisah. Kita adalah pemilik pendapat kita sendiri tetapi bukan reputasi kita. Kita bisa mengontrol apa yang kita pikirkan dan rasakan, tetapi kita tidak dapat mengontrol apa yang orang lain pikirkan atau katakan. Kita juga memiliki keinginan dan semangat untuk mencari, tetapi kita tidak dapat mengontrol jumlah keberuntungan dan kesuksesan kita. Kita bisa bekerja keras dan berusaha sebaik mungkin, tetapi kita tidak dapat menjamin mendapat hasil spt yang kita inginkan. Oleh karena itu, khawatir dan menjadi pahit pada hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan hanyalah membuat keputusan untuk membuang-buang waktu.
Source: diringkas dari video di laman https://www.youtube.com/watch?v=bQD367YMTH4
33 notes · View notes
herricahyadi · 1 year ago
Text
Percaya deh, hidup tanpa berpikiran negatif terhadap orang lain itu membuat tenang. Melihat sesuatu tanpa prejudis yang justru membebani pikiran kita sendiri. Kita terbebas dari prasangka; bebas dari duga-duga. Apa-apa dibawa bahagia. Kita akan menemukan diri sendiri dipenuhi energi positif. Karena kita telah terbebas dari memikirkan orang lain dan fokus pada kebebasan diri.
460 notes · View notes
fael02 · 7 months ago
Text
Kamu lagi down gara-gara banyak masalah? Saya tau kok rasanya kayak mau nyerah aja gitu kan?. Tapi, dengerin saya dulu. Kamu ga lemah. Kamu cuma lagi kena badai dikit. Dan badai ini pasti berlalu kok.
Langkah Pertama: Terima Kenyataan
Ga usah sok tegar dan pura-pura ga ada masalah. Terima aja kenyataan kalo kamu lagi ada di situasi yang berat. Tapi inget, ini ga selamanya bakal gini.
Langkah Kedua: Tenangin Pikiran
Otak kamu lagi penuh sama pikiran negatif? Wajar. Tapi jangan sampe dikuasai. Coba tarik napas dalem-dalem, meditasi, atau dengerin musik yang bikin kamu tenang.
Langkah Ketiga: Bahagiain Diri Sendiri
Di tengah masalah, jangan lupa buat bahagiain diri sendiri. Lakukan hal-hal yang kamu sukai, entah itu nonton film, main game, atau nongkrong bareng temen.
Langkah Keempat: Bersyukur
Luangkan waktu buat bersyukur atas hal-hal baik yang masih kamu punya. Ini bakal bantu kamu buat fokus ke hal positif dan ga terjebak dalam rasa sedih.
Langkah Kelima: Semangat Lagi!
Inget lagi mimpi dan tujuan hidup kamu. Gunakan itu sebagai motivasi buat bangkit dan hadapi masalah kamu. Percayalah, kamu punya kekuatan buat ngelewatin ini semua.
Langkah Keenam: Bikin Plan Buat Masa Depan
Ga usah cuma terpaku di masalah sekarang. Coba bikin plan buat masa depan. Apa yang ingin kamu capai? Gimana caranya?
Langkah Ketujuh: Belajar dari Masa Lalu
Setiap masalah itu ada pelajarannya. Ambil pelajaran dari masalah kamu sekarang dan gunakan buat jadi pribadi yang lebih kuat.
Langkah Kedelapan: Minta Bantuan Kalo Butuh
Ceritakan masalah kamu ke keluarga, temen, atau profesional. Mereka bisa bantu kamu buat ngelewatin ini semua.
Langkah Kesembilan: Sabar
Bangkit dari keterpurukan butuh waktu dan kesabaran. Ga usah terburu-buru. Teruslah berusaha dan pantang menyerah, pasti kamu bakal berhasil.
Langkah Kesepuluh: Percaya Diri!
Kamu punya kekuatan buat ngelewatin ini semua. Percaya sama diri sendiri dan kemampuan kamu. Kamu ga lemah. Kamu cuma lagi kena badai dikit. Dan badai ini pasti berlalu kok
Mangat!💪
25 notes · View notes
nonaabuabu · 1 year ago
Text
Ternyata Egoku Terluka
Saat suatu hari seseorang menemukan hal baik dalam diriku, dia langsung berkomentar "wah ternyata kamu bisa baik ya, semoga tetap baik ya." Dan dia tersenyum sumringah seolah sudah memberikan pujian paling positif hari itu.
Dan untuk pertama kalinya setelah aku membiasakan diri untuk mengucapkan terimakasih kepada pujian hari itu aku tidak mengucapannya, aku justru bilang "duh jadinya nggak pengen baik lagi."
Setelah kejadian itu, aku diam berpikir, ada perasaan menyesal membiarkan dia tahu, ada keinginan ke depannya tidak melakukannya lagi, atau setidaknya tidak melakukannya di depan orang-orang seperti dia.
Tapi pertanyaan yang timbul akhirnya, kenapa aku harus peduli?
Aku akhirnya sadar, ternyata egoku terluka. Aku merasa yang dia lihat dariku hal buruk aja (barangkali juga orang lain), padahal untuk hal baik yang dia puji dariku adalah, hal yang biasa aku lakukan. Aku menangis sejenak, saat menyadari betapa buruk aku di mata orang.
Tapi apakah semua kebaikan layak dipertontonkan di depan umum? Apakah menurut orang-orang hanya karena tidak menunjukkan diri baik maka tak pernah melakukan kebaikan? Apa orang selalu mengukur orang lain dari apa yang mereka lihat saja?
Bukankah manusia memiliki kesadaran yang mampu berpikir dan memahami? Aku tahu barangkali baginya adalah dukungan moral, baginya tepat berlaku demikian. Itulah kenapa kadang sangat tidak perlu memberikan komentar apalagi pujian, tidak semua orang menerjemahkannya sebagaimana ia disampaikan.
Aku tak marah, sungguh tidak.
Hanya saja akhirnya aku menangis lebih lama, menyadari betapa hina aku di matanya. Sehingga kata ternyata dan doa semoga terdengar lebih melukai daripada hinaan.
Tapi tidak apa, aku belajar lebih banyak untuk diam. Untuk menyadari bahwa kata-kata yang bagiku terdengar dukungan bisa jadi bagi orang lain adalah luka.
Aku tahu aku tak sempurna, aku bahkan yakin luka ini akan menimbulkan rasa berhenti dalam diriku, tapi dia yang tidak paham kan? Aku hanya perlu lebih berhati-hati dalam tindakan dan pikiranku sendiri. Tapi aku tidak hidup untuk penilaian manusia kan?
Sekali lagi aku tahu aku tidak bisa mengendalikan pikiran manusia, tapi aku bisa memutuskan mana yang perlu kulakukan dan tidak. Meski sejujurnya mulutku sudah gatal ingin bilang 'itulah kalau terbiasa pamer kebaikan, kamu tidak tahu kebaikan apa saja yang dilakukan orang lain saat diam.'
Ah, semoga aku bisa lebih bijak dari diam tapi bergemuruh dalam dada. Memang, betapa sulit menahan diri.
61 notes · View notes
penaimaji · 1 year ago
Text
Jadi Ibu Tak Semudah Itu
Entah kenapa, makin kesini, makin belajar untuk memaklumi orang lain. Kalau ada teman curhat soal anaknya, bertanya atau minta saran, aku senang hati berusaha membantu jalan keluarnya. Memahami kondisinya terlebih dahulu, pasti tidaklah mudah. Mencari duduk permasalahannya; apa yang perlu kita cari penyebabnya. Semua ibu pasti pernah khawatir, lelah, merasakan masa-masa sulitnya
Begitu pula aku yang juga sharing dengan beberapa temanku, siapa tahu memang punya case sama dengan yang aku alami. Terkadang, aku juga dapat masukan dari ibu psikolog, yang mana beliau jg bertahun2 beliau berpengalaman di dunia anak, dulu pernah menjadi wali muridku. Aku juga terkadang dapat masukan dari teman dekatku di pesantren, yang agamanya lebih baik dariku. Atau dengan teman-teman yang punya background kesehatan
Aku bisa dengan mudah menerima, kalau sedang mencari solusi. Namun, di lain waktu juga tidak mudah mencerna, saat aku pengalami parental burn out
Hal seperti ini normal kok. Setiap orang butuh waktu, butuh banyak mengurai satu persatu, juga butuh waktu untuk kembali dekat dengan-Nya. Tentu setiap individu memiliki caranya masing-masing. Bukan masalah kalau kita butuh jeda
Jadi, kini saatnya aku memposisikan orang lain sebagai diriku sendiri. Mungkin dia dalam kondisi yang tidak baik-baik saja, disaat anggapan atau pertanyaan kita justru direspon dengan pandangan 'negatif' atau bisa dibilang tersinggung. Padahal, tutur kata kita sama sekali tidak menyakiti
Jangankan ini yang langsung berkomunikasi, bahkan kalau kita sharing cerita pribadi di story saja, ada pula yang tersinggung. Kok bisa ya? Tapi, yaudah lah.. toh kita juga nggak bisa mengontrol orang lain. Maka dari itu, kita hanya perlu pemakluman yang luas. Mewajarkan sesuatu yang tidak perlu dijadikan masalah
Respon kita terhadap sesuatu, berhubungan erat dengan kondisi hati dan pikiran kita saat itu juga. Memang tidak mudah, sadar menerima masukan positif, saat berada pada kondisi yang penuh energi negatif
Take your time. Gapapa kok. Nanti apabila dipaksa berlari menuju energi positif, padahal kondisi kita berbeda, atau kita tidak sedang baik-baik saja, malah jadi toxic positivity. Semoga tidak lupa kemana seharusnya kita kembali
Jakarta, 15 Januari 2023 | Pena Imaji
74 notes · View notes
wedangrondehangat · 2 years ago
Text
Batasan Mengenal Diri
Tumblr media
Antara tahu dan sadar
“Mengapa ya ada orang yang melakukan kesalahan, dia tahu yang dilakukannya salah, tetapi tidak kunjung berubah?”
Karena berbeda antara “tahu dan sadar”. Tahu hanya sekedar tahu, tetapi jika sadar akan menghasilkan suatu tindakan atau dengan kata lain ada aksi untuk berubah, untuk memperbaiki.
Kadang, kita tahu bahwa diri kita bermasalah, tetapi kita bingung harus bagaimana. Suatu saat ketika kita telah “sadar” mungkin kita tidak akan kebingungan lagi dengan cara melihat masalah yang ada dalam diri kita dengan kacamata yang berbeda, dengan kacamatanya Allah.
“Jadi, apakah perasaan dalam diriku itu salah? Apakah aku tidak boleh marah, kesal, sedih, menangis, kecewa?”
Benar bahwa perasaan-perasaan yang hadir dalam diri kita baik untuk divalidasi. Namun, tidak berhenti di situ saja. Ingat kata-kata ini; perasaan divalidasi, pikiran dievaluasi.
“Kenapa ya saya sedih dan kecewa?” Oke, mari validasi perasaan diri sendiri. Kemudian pikirkan asal mula kesedihan ini, apakah karena ekspektasi kita yang terlalu tinggi terhadap sesuatu? Apakah kita kecewa dengan takdir yang tak sesuai keinginan kita? Apakah ada bagian dari hati kita yang sulit menerima?
Menyadari bahwa ada hati yang kurang bersyukur adalah hal baik karena telah “sadar”. Nantinya ketika rasa bersyukur telah melanda hati, maka akan lahir hal-hal positif dari perasaan tersebut.
Ya memang, harus berani mengakui bahwa ada kurangnya rasa syukur itu yang menjelma jadi pikiran-pikiran buruk dalam diri, serta melahirkan rasa sedih berkepanjangan. Kita disakiti oleh pikiran kita sendiri.
Dari perasaan-perasaan kita ini saja kita mampu belajar bahwa bersyukur adalah hal mewah.  Efek dari bersyukur adalah membuat hati merasa tenang.
Bukankah ini impian setiap orang? Orang-orang menginginkan hidup yang tenang, tetapi lupa bahwa kadang ketenangan dalam hidup diperoleh dari tenangnya hati.
 Ada rahasia di balik perasaan iri
“Kenapa ya dia yang kayak gitu bisa dapat banyak rejeki? Sementara, saya tidak.”
Hati-hati dalam mengatakan hal tersebut karena khawatir melahirkan kesombongan dalam hati karena merasa seseorang tidak pantas memperoleh sesuatu, sementara kita merasa kitalah yang seharusnya mendapatkannya.
 Apakah kita yang paling mengenal diri kita sendiri?
Allah akan menguji kita pada apa yang paling dipegang oleh hati.
Ujian yang kita alami boleh jadi mengisi ulang apa yang dalam hati kita.
Di satu sisi benar bahwa kitalah yang paling mengenal diri kita, tetapi jangan melupakan bahwa di sisi lain, Pencipta kitalah yang lebih tahu apa yang paling tersembunyi dalam hati kita.
Oleh karena itu, Allah mampu menguji kita dengan apa yang paling dipegang oleh hati kita.
Melihat dengan sudut pandang yang berbeda bahwa ujian adalah jalan untuk dekat pada-Nya. Contohnya sudah banyak pada kisah-kisah Nabi terdahulu yang kita ketahui begitu banyak doa-doa para nabi yang mengungkap ketidakberdayaan diri.
Allah yang paling kenal dengan diri kita, bukan diri kita sendiri. Bukankah kita sering bingung tentang perasaan yang kita rasakan? Tentang emosi yang tak kunjung mereda? Tentang solusi yang tak kunjung datang?
Dia membuat kita tidak berdaya agar kita sadar kita adalah hamba. Jika kita bisa bukan karena kita mampu, tetapi karena Allah yang memampukan.
Saking mudahnya masa kini setiap orang berkoar-koar tentang apapun yang mereka ingin bagikan, pernahkah bertanya dalam diri, “Apa lagi rahasia yang hanya aku dan Allah saja yang tahu?”
Dalam mengenal batasan diri, ada dua ranah. Pertama, ranah usaha. Kedua, ranah yang Allah lebih tahu. Pada ranah kedua ini meliputi ujian. Alih-alih protes pada-Nya, bukankah lebih tenang ketika memikirkan hikmah di baliknya. Meski terkadang hal yang tidak enak bernama ujian itu, makna di baliknya belum kunjung ditemukan, namun terkadang Allah perlihatkan pada nanti saatnya.
Catatan Sharing bersama Mba Sarita dan teman-teman
Sumber gambar: Pexels
Bogor, 4 April 2023
163 notes · View notes
milaalkhansah · 5 months ago
Text
how depression feels like
#part2
"kalau aku lompat dari motor yang lagi jalan ini, aku bisa langsung mati ga ya"
"kalau aku minum obat pembersih wc ini sakitnya gimana sih? apa bisa langsung mati?"
"kalau pake piso kayaknya ribet deh,"
"gak mau pake tali, aku pendek gak bisa manjat,"
dulu, aku berpikir pemikiran-pemikiran seperti itu wajar saja dirasakan anak usia 14 tahun. wajar juga setelah 10 tahun berlalu, pemikiran-pemikiran itu gak pernah memudar. pemikiran bahwa tak ada lagi yang menyenangkan dalam hidup ini sehingga kematian kiranya menjadi pilihan yang lebih mudah. Benar kata Nadin Amizah, "hancur lebih mudah daripada bertahan".
Saat aku sedang konsul, aku cerita soal pemikiran-pemikiran ini kepada psikologku. Terus dia tanya, aku mulai memikirkan hal-hal itu sejak kapan. Sebelum membalasnya, aku sempat berpikir "emang orang lain gak pernah mikir kaya gitu?" ternyata emang gak wkwk. Aku ketawa terus ngerasa aneh. Kok orang-orang pada pengen hidup lama, ya? Padahal aku udah cape banget.
Psikologku juga nanya, apa penyebab aku sering berpikiran seperti itu, dan apakah aku pernah mencoba merealisasikan apa yang aku pikirkan. Aku jawab jujur: terakhir kali aku memikirkannya baru-baru ini. Dia menanyakan penyebab mengapa aku berpikir seperti itu. Dengan badan gemetar, aku memaksa diri untuk bercerita. Salah satu alasan aku gak pernah berbagi hal ini kepada siapa pun, bahkan ke keluargaku sendiri, karena setiap bercerita, aku seakan mengulang adegan yang sama berkali-kali. Rasa sakitnya masih sama. Menjijikkannya masih sama. Memalukannya masih sama. Dan bisa dibayangin betapa gilanya aku saat harus mereka ulang itu semua. Berkali-kali.
Ngerasain ini semua aku jadi paham, kenapa banyak sekali berita orang-orang yang mengalami kejadian traumatis memilih untuk menyimpan semua lukanya sendirian. Karena memang tidak pernah mudah untuk bercerita. Dan tidak akan ada yang bisa memastikan, apakah setelah bercerita, orang-orang bisa mengerti itu semua.
Psikologku bilang, setiap pemikiran-pemikiran itu datang lagi, dan keinginan untuk menyakiti diri begitu besar aku bisa mencoba cara-cara berikut:
• cerita ke orang dewasa yang dipercaya (aku ketawa soal ini, kalian akan tau kenapa)
• menggenggam es batu
• meremas kertas
apalagi, ya? Aku lupa. Atau mungkin merasa teralu ribet melakukannya.
tadi malem, aku kumat lagi. Perasaannya campur aduk. Capek kenapa harus ngerasain perasaan ini lagi. Capek gak tau harus ngapain. Capek harus menjalani semua ini sendirian lagi.
Berusaha untuk lebih waras. Aku mencoba untuk menghubungi satu-satunya orang yang aku percaya (sisanya). Kepercayaan yang sudah 1% ini kuberikan untuk dia semua. Siapa dia? sahabatku. Dia satu-satunya orang yang tau kondisiku. Itu pun setelah bertahun-tahun. Awalnya aku mengirim pesan:
"daripada memiliki bunuh diri, aku lebih suka untuk minta Allah mencabut nyawaku saja. Tapi aku juga takut kalau Dia mengabulkan itu, aku masih punya banyak dosa yang aku gak tau tanggung jawabnya gimana. tapi aku benar-benar udah gak ada motivasi apalagi untuk hidup lebih lama..."
ceklis satu.
Poto profil dan status akun tidak terlihat.
Di sisa-sisa kekuatan aku mencoba positif thinking.
"mungkin hapenya lagi dicas makanya mati. Mungkin kuotanya habis, makanya gak aktif, dan berbagai mungkin-mungkin lainnya."
Aku mencoba menelpon dan video call juga gak aktif. Aku cek jaringanku, gak ada masalah.
ternyata aku yang lagi-lagi suka membohongi diri.
Menganggap bahwa semua orang akan stay selamanya. Menganggap atau mencoba percaya bahwa orang yang ku percaya bisa selalu ada.
Mencoba bercerita dan meminta bantuan kepada orang dewasa yang dipercaya...
Haha omong kosong.
Kenapa sih Allah menjadikanku sebagai seorang manusia kalau dibuat selelah ini?
Dengan perasaan yang hancur berkeping-keping. Aku memilih untuk tidur saja. Ditemani pemikiran "kalau aku benar-benar gak ada lagi, dia sepertinya gak akan sedih atau merasa bersalah kan?"
Aku lelah dengan peperangan pikiran setiap malam.
Aku hanya ingin ditemani. Apa sesusah itu?
27 notes · View notes