#Pembelajaran di Sekolah
Explore tagged Tumblr posts
Text
#Abdul Mu’ti#Bulan Ramadhan#Muhammad Tito Karnavian#Nasaruddin Umar#Pembelajaran di Bulan Ramadhan#Pembelajaran di Sekolah
1 note
·
View note
Text
IMACSSS dan GSMACC 2024: Laporan Komprehensif Tiga Hari di Putrajaya sebagai Platform Global Seni Mempertahankan Diri dan Budaya
oleh GM Prof Dr Mohamad Nizam Mohamed Shapie (IMACSSS) Pendahuluan IMACSSS dan GSMACC 2024 merupakan acara persidangan antarabangsa yang berlangsung selama tiga hari di Putrajaya, Malaysia. Dengan tema utama “Unity in Diversity: The Future of Combat Sports & Martial Arts Worldwide Through Cultural Diversity, Scientific Advancement & Professionalism in Governance”, acara ini menjadi platform…
#aplikasi teknologi dalam seni bela diri#bengkel silat praktikal#cabaran melestarikan silat tradisional#demonstrasi seni bela diri#falsafah seni mempertahankan diri#falsafah silat moden#inovasi dalam seni mempertahankan diri#inovasi pedagogi dalam silat#kecerdasan buatan dalam seni bela diri#kelebihan seni bela diri tradisional#kepentingan silat melayu#kolaborasi antarabangsa dalam silat#kolaborasi seni bela diri global#latihan bela diri interaktif#latihan silat di Malaysia#latihan silat intensif#manfaat seni bela diri untuk kesihatan#pameran seni bela diri antarabangsa#pembelajaran silat untuk kanak-kanak#pengajaran silat di sekolah#pengaruh silat dalam budaya#pengembangan silat global#penggunaan kecerdasan buatan dalam silat#penyelidikan silat di universiti#penyelidikan silat global#peranan silat dalam pembangunan sosial#program latihan seni bela diri intensif#realiti maya dalam silat#seni bela diri dan psikologi#seni bela diri Korea
0 notes
Text
Integrasi Digital Marketing di Jurusan Akuntansi SMKN 1 Grogol: Persiapan Menjadi Profesional Multidisiplin
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/f04fbbcad684022019182fc55b638804/4b220a2492c079d2-80/s540x810/c70aa3bebd8459a6a1bb3a6cfd3fa540d8d8e32a.jpg)
Di era digital yang berkembang pesat, kemampuan multidisiplin menjadi kunci kesuksesan dalam dunia kerja. SMKN 1 Grogol memahami pentingnya mempersiapkan siswa jurusan Akuntansi dengan keterampilan yang tidak hanya terbatas pada aspek keuangan, tetapi juga merangkul perkembangan teknologi digital. Salah satu langkah inovatif yang diambil oleh sekolah ini adalah mengintegrasikan digital marketing ke dalam kurikulum jurusan Akuntansi.
Mengapa Integrasi Digital Marketing Penting di Jurusan Akuntansi?
Jurusan Akuntansi secara tradisional berfokus pada pembelajaran tentang manajemen keuangan, pelaporan pajak, serta prinsip-prinsip akuntansi. Namun, di dunia bisnis modern, seorang akuntan tidak hanya diharapkan memiliki keterampilan teknis, tetapi juga pemahaman tentang strategi pemasaran, teknologi digital, dan pengelolaan data. Digital marketing membantu siswa mengembangkan kemampuan analisis yang lebih luas, sehingga mereka dapat berkontribusi lebih signifikan dalam aspek pemasaran dan keuangan di berbagai industri.
Dengan menguasai digital marketing, siswa jurusan Akuntansi di SMKN 1 Grogol dipersiapkan untuk memahami bagaimana strategi pemasaran online berkontribusi pada keberhasilan bisnis. Mereka akan memahami bagaimana sebuah kampanye pemasaran mempengaruhi laporan keuangan, cash flow, dan bagaimana pengambilan keputusan berbasis data dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Manfaat Integrasi Digital Marketing bagi Siswa Akuntansi
Keterampilan Multidisiplin Mengintegrasikan digital marketing ke dalam jurusan Akuntansi membuka wawasan siswa tentang bagaimana bidang akuntansi terhubung erat dengan berbagai fungsi bisnis lainnya, terutama pemasaran. Hal ini menjadikan siswa lebih fleksibel dan siap menghadapi berbagai tantangan di dunia kerja.
Peluang Karir yang Lebih Luas Siswa yang menguasai digital marketing dan akuntansi akan lebih mudah diterima di pasar kerja, terutama di perusahaan yang membutuhkan staf yang mampu memahami analisis data digital serta keuangan. Mereka juga dapat bekerja di berbagai sektor seperti pemasaran digital, e-commerce, dan perusahaan jasa keuangan.
Pemahaman Data yang Mendalam Digital marketing banyak berfokus pada pengelolaan dan analisis data. Ini sangat relevan dengan keterampilan yang dipelajari di bidang akuntansi, seperti analisis laporan keuangan dan pengelolaan anggaran. Dengan kemampuan untuk menganalisis data digital, siswa dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang kinerja bisnis.
Pengembangan Soft Skills Selain kemampuan teknis, integrasi digital marketing juga mendorong pengembangan soft skills seperti komunikasi, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis. Kampanye pemasaran digital memerlukan perencanaan yang matang, analisis pasar, dan kemampuan berkomunikasi yang efektif, semua keterampilan ini sangat diperlukan dalam dunia bisnis modern.
Implementasi Digital Marketing di Kurikulum SMKN 1 Grogol
Integrasi digital marketing di SMKN 1 Grogol dilakukan melalui berbagai pendekatan, termasuk pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) dan pelatihan praktis. Siswa jurusan Akuntansi tidak hanya belajar tentang teori pemasaran digital, tetapi juga langsung mempraktikkan konsep-konsep seperti:
Search Engine Optimization (SEO): Siswa belajar bagaimana meningkatkan visibilitas situs web perusahaan secara organik di mesin pencari.
Pay-Per-Click (PPC) Advertising: Pemahaman tentang iklan berbayar dan bagaimana menganalisis Return on Investment (ROI) dari kampanye iklan digital.
Social Media Marketing: Siswa dilatih untuk merencanakan dan mengelola kampanye pemasaran di media sosial, serta menganalisis dampaknya terhadap penjualan dan keuangan perusahaan.
Email Marketing: Mereka juga belajar membuat strategi email marketing yang efektif, yang dapat digunakan untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan meningkatkan penjualan.
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Meskipun integrasi digital marketing di jurusan Akuntansi memberikan banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti keterbatasan sumber daya teknologi dan perlunya pelatihan khusus bagi guru. Namun, SMKN 1 Grogol terus berupaya untuk meningkatkan fasilitas dan keterampilan pengajarnya agar siswa mendapatkan pengalaman belajar yang optimal.
Ke depan, dengan semakin berkembangnya teknologi, keterampilan digital marketing diperkirakan akan menjadi salah satu kompetensi penting yang harus dimiliki oleh setiap profesional, termasuk akuntan. Oleh karena itu, integrasi ini tidak hanya relevan saat ini, tetapi juga akan mempersiapkan siswa menghadapi masa depan yang penuh tantangan.
Kesimpulan
Integrasi digital marketing di jurusan Akuntansi SMKN 1 Grogol adalah langkah strategis yang mempersiapkan siswa menjadi profesional multidisiplin. Dengan keterampilan di bidang keuangan dan pemasaran digital, mereka akan siap menghadapi dunia kerja yang semakin dinamis dan berbasis teknologi. Bagi para siswa, ini adalah kesempatan untuk berkembang menjadi individu yang tidak hanya ahli dalam angka, tetapi juga memiliki wawasan luas tentang bisnis secara keseluruhan.
#Digital Marketing#Akuntansi#SMKN 1 Grogol#Integrasi Digital Marketing#Pendidikan Multidisiplin#Karir Akuntansi#Pembelajaran Digital#SEO untuk Akuntansi#Pemasaran Digital di Sekolah#Keterampilan Digital
0 notes
Text
Cerita Mengajar
Mengajar dan mendidik anak-anak SD barangkali treatment nya memang berbeda dari anak-anak SMP, maupun SMA. Beberapa waktu lalu, saat kami (guru) sedang rapat, mereka membahas beberapa murid yang bermasalah. Dikarenakan saat itu aku dan beberapa guru lainnya, masih ada jadwal pendalaman materi (bacaan Al-Qur'an untuk murid kelas 6 yang masih kurang), jadi kami menyusul untuk ikut rapat.
Saat aku masuk ruangan, mereka sedang membahas satu murid yang dari segi adab memang kurang, akademiknya pun juga. Dia murid kelasku. Yaa memang pertama kali aku mengajar di kelas ini, luar biasa sekali tantangannya. Saat itu kelasnya masih dicampur antara laki-laki dan perempuan. Sampai ada murid laki-laki yg protes, karena aku lebih condong memberi pertanyaan ke anak-anak perempuan. Padahal saat itu, memang anak laki-laki lebih unggul, mereka lebih mudah dikondisikan daripada anak-anak perempuan. Jadi kesannya aku lebih perhatian ke anak-anak perempuan.
Kembali lagi dengan si anak yang dibahas ketika rapat. Semua guru membicarakan dia, bagaimana dia di kelas-kelas sebelumnya. Memang dulu pertama kali aku mengajar di kelas ini, dia sama seringkali tidak mau belajar, nulis catatan pun tidak. Suka mengganggu teman, kadang merusak fasilitas sekolah, tidak sopan dengan guru, bahkan caper ke teman laki-laki. Sudah diingatkan berkali-kali, bahkan sudah dipanggil kepala sekolah.
Setelah mencoba untuk pendekatan secara personal, memang dia ini sepertinya kurang perhatian. Ibunya bukan pekerja kantoran, namun mengurus beberapa bisnis. Dia anak pertama, dan punya tiga adik masih kecil, dengan kondisi ibunya sedang hamil. Menjadi ibunya pun pasti tidak mudah.
Dikarenakan adiknya yang masih duduk di kelas satu, juga belum bisa mengikuti pelajaran, jadilah beberapa guru dan bagian yayasan pun berkomentar, "Harusnya si ibu ini bisa mengorbankan diri untuk fokus mengurus anak-anaknya, dengan melepas pekerjaannya. Apa sih yang dicari? Gaji bapaknya sebagai *** masa nggak cukup?".
Namun, apakah semudah itu? Semudah itukah berkomentar demikian, tanpa kita tahu apa yang terjadi pada orang lain? Kalau dikupas satu-satu pasti panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya. Tapi, kata-kata seperti itu rasanya kurang pantas. Tentu bukan ranah kita. Tugas kita sebagai guru menjembatani, mengarahkan dan saling kerjasama terkait perkembangan anak.
Seperti yang kita tahu, memiliki banyak anak, tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, untuk menghidupi mereka secara layak. Ini sedang tidak menyalahkan siapa-siapa, tetapi tidak bisa kita langsung men-judge demikian.
Sepertinya.. tidak semua orang berada dalam kondisi yang "ideal" menurut kebanyakan orang. Terkadang, beberapa memilih melakukan sesuatu yang penuh dengan risiko, karena memang keadaannya demikian.
Aku yakin, secapek-capeknya seorang ibu, pasti ia akan melakukan yang terbaik untuk anaknya.
Enam bulan berjalan, memang sangat tidak mudah mengkondisikan beberapa murid di kelasku, menjadi seperti sekarang ini. Sampai akhirnya, anak ini mulai terlihat antusias, dan nilai akademiknya pun meningkat. Sikapnya juga mulai berangsur baik, meski kadang-kadang kumat lagi. Jadi intinya, mereka itu masih anak-anak yang perlu diperhatikan, perlu banyak nasihat, arahan dan kompromi dengan pikiran mereka.
Oh iya, saat kemarin sempat pembelajaran online karena wabah cacar dan gondongan, ibunya juga pro aktif dan selalu membantu mengirimkan tugas si anak.
Padahal kalau dipikir-pikir, anak itu perlu berproses, temani saja prosesnya. Kenapa harus diungkit lagi yang lalu? Bukankah kita sebagai orang dewasa, juga melalui proses yang panjang?
Memang tidak mudah ya, jadi guru? Jadi orang tua pun juga demikian. Yang penting, apapun yang dijalani saat ini, laa haula wa laa quwwata illa billah, bahwasannya tiada daya dan kekuatan, melainkan atas izin Allah.
Semoga Allah hadirkan hati kita ini—hati yang mudah, hati yang tulus, hati yang bersih untuk berupaya berprasangka baik.
Jakarta, 9 Januari 2025 | Pena Imaji
53 notes
·
View notes
Text
Jiwa yang Sakit
Masih lanjutan obrolan dengan psikiater kemarin. Dari mulai tentang kondisi diri, fenomena pernikahan, dan banyak diskusi lainnya.
Banyak orang yang nggak menyadari bahwa hambatan dalam hidupnya sebagian besar berasal dari dirinya sendiri, memang ada di dalamnya peran lingkungan, orang lain, dan lain-lain. Tapi keputusan atau respon atas masalah tersebut, berasal dari cara berpikir / sudut pandang terhadap masalah dan bagaimana keputusan itu diambil.
Bagaimana caranya agar kita tahu, kita itu bagaimana? Asesmen, kalau mau tahu lebih cepat. Memang bisa melewati proses pembelajaran hidup, tapi mungkin butuh waktu, butuh banyak sumber daya. Proses untuk mengenal diri memang sebuah perjalanan panjang, dari hasil diskusi sebelumnya aku pun lebih terbuka untuk memahami kenapa hidup membentukku seperti sekarang. Apa yang harus dipertahankan, ditingkatkan, atau direduksi karena hal itu berpotensi merusak fungsi hidup ataupun hubungan sosial.
Aku belajar untuk bisa memahami kenapa cara pengambilan keputusanku demikian. Apa yang membuatnya jadi demikian. Aku juga menyadari kalau banyak sekali masalah yang terjadi itu lebih karena pikiran. Tidak benar-benar ada, tapi di ada-adain. Bahkan dalam kondisi mental emosional yang benar-benar bermasalah, ada orang lewat depan kita - salah, padahal orang tersebut nggak kita kenal, cuma lewat doang.
Dalam narasi yang kubaca beberapa waktu yang lalu, setiap orang itu ibarat truk sampah, dan kadang dia perlu untuk membuang sampah-sampah itu jika sudah penuh. Sayangnya, nggak semua orang bisa mengontrol dimana buang sampahnya.
Emosi kita dijalan raya, di tempat kerja, di sekolah, di media sosial, dan sebagainya bisa jadi karena manajemen emosi tersebut tidak bisa kita kendalikan dengan baik, atau mungkin orang lain tidak bisa mengendalikan itu dengan baik sehingga dia buang sampah emosinya kepada kita. Padahal menurut kita, nggak salah apa-apa. Kita cuma lewat doang. Entah mungkin hidupnya penuh kebencian, penuh ketidaksukaan, kita nggak tahu. Kalau ada orang yang kayak gitu, biarin aja lahh gak usah diurus, ujar psikiaterku kemarin.
Memahami perspektif masalah dari sudut pandang yang tepat dan luas membuat kita lebih mudah menjalani hidup. Karena nggak semua masalah, itu masalah. Tapi juga tidak mematikan kepekaan untuk melihat masalah.
Hidup manusia itu kayak buku. Kita sering tak bisa membacanya dari luar, tapi kadang, buku itu menceritakan isinya sendiri tanpa kita perlu membacanya. (c)kurniawangunadi
264 notes
·
View notes
Text
A Request From a teacher @cikgunurizann
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/af683aa7d1f8c9fd0ee1f0c7cdb6dc12/0033418d7befca83-9b/s540x810/cb6856358c84fcf9b2b3c562fef88503344d87cc.jpg)
*Teachers Pet*
Chapter 1 - Cikgu Baru
Name aku Syam, Student tingkatan 5 di sebuah sekolah di pinggir Putrajaya. Aku ni someone yang sangat bersocial dalam and luar sekolah. Disebabkan aku jenis mudah mesra with other students dan cikgu² jadi name aku agak dikenali dalam sekolah. Di sekolah aku, ade seorang cikgu yang sangat² rapat dengan aku. Namenye Cikgu Nurizan seorng guru Biology berumur 33 tahun. Cikgu Nurizan dah pun berkahwin dan mempunyai 2 orang anak. Berkulit Putih cantik, suke pakai baju kurung yang nampak bentuk badannya, bertudung and dia mempunyai buah dada dan bontot yang paling solid dalam sekolah...
Aku sejak awal lagi aku dah jatuh hati kat Cikgu Nurizan ni dri mula² dia mengajar subject mathematic waktu aku tingkatan 3 . Waktu tu Cikgu Nurizan baru je ditransferkan daripada Victoria Institution, Kuala Lumpur ke sekolah aku . Jadi Ceritanya bermula disini....
Dalam keriuhan pagi isnin dalam kelas. Subject yang pertame ialah Mathematic. Satu subject yang aku sangat² tak gemar untuk belaja. Semua menunggu kehadiran guru baru yang akan menggantikan Cikgu Azhar yang telah di transfer kan ke sekolah di Sabah...
Kedengaran bunyi tapak kasut bertumit memasuki ruang bilik darjah...
"Semua Bangun... Good morning Cikgu"... Adnan memberi salam sebagai ketua kelas
"Selamat pagi everyone ... Sila duduk"... Jawab Cikgu Nurizan yang memakai baju kurung songket pahang warna biru dan tudung berwarna cream.
Buah dada dan bontot cikgu menjadi perhatian aku kerana kelihatan sangat solid walaupun dia berjalan. Tibe² terasa something dalam seluar mengeras.
"Baiklah murid2,nama saya Cikgu Nurizan. Saya yang akan menggantikan Cikgu Azhar untuk mengajar korang semua subjek Mathematic, Cikgu harap korang semua boleh bagi kerjasama dengan cikgu untuk memudahkan cikgu untuk menyampaikan segala ilmu untuk korang semua nak hadapi peperiksaan PT3 hujung tahun ini..." Kata Cikgu Nurizan....
"Baik Cikgu," kata murid2..
"Tanpa melengahkan masa saya nak berkenalan dengan korang semua boleh kan?"... Kata Cikgu Nurizan...
Sambil² dia menarik kerusi dari meja dan diletakkan ditengah, Dia melabuhkan punggung dia diatas kerusi sambil menyilangkan kaki. Kelihatan kakinya yang disarung kasut tumit tinggi berwarna hitam, betisnya yang putih gebu dibaluti stockings berwarna nude.. Kelihatan juga kain dalam berwarna cream yang rendanya bunga2 cukup membuatkan aku terangsang memerhatikan dari meja kedudukanku. Pemakaian kain dalam ni penting lagi2 bila pakai baju kurung,ye la kalau tak pakai nanti bila lalu ditengah2 cahaya matahari mmg jelas nmpk bayang betis.
Sesi berkenalan pun bermula dri meja hadapan smpailah hujung dibelakang. Selepas sesi kenal2 maka bermula sesi pembelajaran untuk bulan Januari.
Sejak dari hari itu, Kelas Mathematics jadi kelas favorite aku...
Bersambung...
21 notes
·
View notes
Text
Aldi Taher was right "semua orang bingung, yang ga bingung kalau udah di surga"
Dulu SMA bingung pilih jurusan dan kampus buat kuliah. Setelah kuliah bingung mau pilih kerja sesuai passion dan impactful walau gaji dikit atau kerja apa aja yang penting layak dan hidup mapan. Setelah bekerja bingung pilih pasangan, bingung siapin modal buat kehidupan pernikahan. Selanjutnya bingung gimana cara punya anak, cara punya rumah, cara didik anak, dan milih sekolah yang baik buat anak, juga bingung biaya hidup harian bahkan sampai tabungan buat pensiun. Kalau dipikir-pikir, hidup tuh ternyata perpindahan dari kebingungan yang satu ke kebingungan lainnya. Never ending "bingung" 😂
Pada malam-malam yang penat dan hampa, muncul pertanyaan yang menghampiri "apa sih yang dikejar?" Entah bergerak menyelami diri, juga bergerak mengeksplor sekitar. Sampai lah aku di titik ini, yang mencoba mewajari kebingunganku sendiri wkwk. Gapapa bingung, kalau bingungnya bikin diri bergerak mencari jawaban.
Pada akhirnya, kebingungan ini juga yang akan mengantarkanku ke filter nilai hidup yang cocok untuk dijalani dan dihidupi. Tentu saja setelah melewati fase uji coba gagalnya, kepentoknya, nangisnya, dan bingungnya, sampai akhirnya ketemu di titik tenangnya. Oh ya, jawabannya ga harus ketemu saat ini juga, atau ketemu dalam waktu dekat.
Ra, kamu harus belajar untuk tetap mindful di antara berbagai kebingunganmu. Caranya? Fokus pada apa yang kamu kerjakan sekarang, pada berkat yang kamu terima hari ini. Cobalah menjadi detektif dari hidupmu, anggap hidupmu sebagai eksperimen, nanti akan ketemu kok polanya!
Kebingungan tentang masa depan memang perlu dipersiapkan, masa lalu memang menjadi pembelajaran. Tapi jangan sampai masa depan dan masa lalu begitu memenuhi pikiran. Sampai kebingungan untuk sekadar mengambil napas dan menikmati hari.
Ah iya, dari sekian kebingungan, pilihlah konsekuensinya yang paling bisa dijalani. Pilihlah yang menghidupi nilaimu, tidak membuatmu kehilangan diri sendiri. Selalu pilihlah hal yang diridhoi Tuhanmu.
Ditulis saat lagi bingung, direvisi sedikit pada malam ini.
Surabaya, 18 September 2024
19 notes
·
View notes
Text
Mendewasa bersama Anak-Anak
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/998291aa64dd9a7c31416c112f662a07/92eac552cfe841b7-25/s540x810/6ebc93b0d440de2e9f5c6a5bfe69a406f75ec82b.jpg)
Sepanjang aku bertumbuh dewasa, aku ditemani oleh anak-anak. Aku belum menikah, berpasangan apalagi. Anak-anak itu adalah anak-anak yang Allah tempatkan dalam satu tempat yang sama denganku, dalam kurun waktu yang lumayan lama. sehingga beberapa tahun yang kulewati bersama mereka, membuatku ikut menyaksikan tumbuh kembang mereka semua.
Beranjak dewasa dengan ditemani banyak anak-anak, membuatku mengambil banyak sekali pelajaran. Di antara pelajaran yang kudapat itu ialah :
1. Menjadi orang tua adalah belajar menjadi pribadi yang lebih sabar
Menyaksikan berbagai bentuk kesabaran seorang orang tua, selalu mampu membuat mataku berkaca-kaca. Membayangkan betapa sabarnya orang tuaku dalam merawat dan membesarkanku. Karena merawat seorang manusia yang belum sempurna akal dan perasaannya bukanlah sesuatu yang mudah. Bergadang, kelelahan, kelaparan, stres, penilaian orang lain, dan serentetan ujian lainnya adalah makanan sehari-hari yang harus dikomsumsi oleh para orang tua kita. Bahkan tak jarang, mereka melakukan kezaliman melanggar hak-hak tubuh mereka sendiri— hanya karena kasih sayangnya kepada anak yang sangat besar.
Menjadi orang tua adalah suatu latihan penguji kesabaran yang tidak ada garis finish, pemenang bahkan hadiah yang diberikan.
2. Anak kecil adalah orang dewasa yang berhati lapang
Meskipun memiliki sifat yang naif dan juga ego yang tinggi, anehnya mereka mempunyai hati yang lapang dalam memaafkan dan melupakan kesalahan. Kita seringkali melihat begitu mudah mereka kembali berbicara dengan seseorang yang bahkan semenit yang lalu telah membuat mereka menangis. Apakah hal seperti itu mudah kita lakukan sebagai seseorang yang mengaku telah dewasa? kita seringkali menganggap bahwa anak kecil adalah seseorang yang kekanak-kanakan. Padahal, bukan hal yang kekanakan bila seseorang dengan mudah mampu memaafkan seseorang yang membuat mereka bersedih, bahkan dengan jejak tangis yang masih basah di pipi.
3. Anak adalah pribadi yang jujur
Betapa sering kita mendengar celetukan-celetukan konyol dan lucu mereka, ketika sedang melihat, merasakan, ataupun mengalami suatu kejadian? Mereka adalah pribadi-pribadi yang tidak malu ataupun segan untuk melontarkan apa yang mereka rasakan dan juga pikirkan di mana hal tersebut seringkali bisa tergambar jelas dalam bahasa tubuh mereka.
Mereka menangis saat merasa sedih & terluka. Mereka tertawa dan tersenyum saat merasa senang dan bahagia. Sehingga jika kita melihat ada anak-anak yang selalu tertutup dengan perasaannya. Itu adalah sebuah alarm, bahwa ada yang tidak beres dan harus diselidiki penyebabnya.
4. Fitrah seorang anak yang selalu bersih dan suci
Saat lahir, anak seumpama kertas atau kanvas putih kosong yang belum berisi apa-apa. Dan orangtuanyalah yang akan pertama kali menjadi pena ataupun kuas gambar yang akan menorehkan berbagai macam "bentuk" dan juga menghiasnya dengan berbagai "warna".
Anak-anak yang baru lahir ataupun masih kecil fitrahnya akan selalu memiliki akhlak yang baik. Sehingga saat kita bertemu dengan anak-anak yang masih kecil namun telah dengan fasih berucap kata-kata kotor, dan berprilaku kurang baik. Orang tua akan selalu menjadi sosok yang pertama kali disalahkan.
5. Menjadi orang tua dan seorang anak adalah proses pembelajaran seumur hidup.
Tidak ada sekolah bagaimana menjadi orang tua yang baik, tetapi di banyak pelajaran sekolah, berbuat baik dan berbakti kepada orang tua adalah hal yang sering dibahas. Seolah tugas belajar hanya dibebankan untuk seorang anak, bukan kepada orang tua. Seolah-olah yang mempunyai tugas-tugas untuk ditunaikan dengan baik hanyalah seorang anak. Orang tua akan selalu menjadi pihak yang benar dan tidak punya salah.
Aku paham, kedudukan orang tua tentu jauh lebih besar daripada kedudukan seorang anak. Tetapi bukan berarti orang tua tidak dituntut untuk ikut belajar memperbaiki diri. Di masa depan nanti, kuharap kesenjangan ini dapat diperbaiki. Sehingga generasi yang tercipta bisa lebih baik lagi. Tidak lagi fokus saling menyalahkan dan menuntut hak dan kewajiban masing-masing.
Sampai saat ini, meskipun aku belum menikah dan merasakan langsung menjadi orang tua. Aku bersyukur Allah mengenalkanku dengan banyak anak. Tingkah polos dan lucu mereka selalu mampu membuatku mengobati kerinduan akan masa kecilku dulu. Dan dari sosok orang tua mereka pula, aku lebih dini bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang tua.
Ke depannya, entah dengan anakku sendiri atau anak-anak yang "dititipkan" padaku. Aku pengen untuk belajar lebih banyak lagi. Belajar memahami sosok anak kecil dan juga orang tua. Berharap, darisanalah aku bisa menjadi seorang anak dan juga seorang orang tua yang lebih baik.
35 notes
·
View notes
Text
Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/6cea4c28a03bf997dae1af85d7c4cdf6/b626b9d4af4f9dfa-77/s540x810/4d494b76b091e157058e75fc7aaaeac615e49bb9.jpg)
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
Assalamu’alaikum Wr. W
Perkenalkan saya Mutiana, S.Pd Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 11 Kabupaten Bireuen dari UPTD SMPN 1 Bireuen.Selama menjadi CGP Angkatan 11 ini saya didampingi oleh Heri Susanto, S.T.,Gr selaku Fasilitator dan Ibu Rizayani, S.Pd.,Gr selaku pengajar praktik saya
Sebelum saya menjelaskan rangkuman materi pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, marilah kita renungkan
Pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan kognitif. Tetapi pendidikan yang mengajarkan Pendidikan karakter seperti adab sopan santun (karakter), integritas, kejujuran, keadilan, empati, dan nilai-nilai kemanusiaan lainnya. Pendidikan yang berkarakter akan menghasilkan produk dan sumber manusia yang mulia dan beradab.
Pada modul 3.1 ini kita belajar bagaimana mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Sebagai pemimpin pembelajaran, pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal sangat dibutuhkan oleh seorang guru atau kepala sekolah.
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Ki Hajar Dewantara adalah tokoh pendidikan Indonesia. Filosofinya, yang dikenal dengan "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani," menekankan tiga prinsip utama:
Ing Ngarsa Sung Tuladha: Seorang pemimpin harus memberi contoh yang baik.
Ing Madya Mangun Karsa: Seorang pemimpin harus bisa memotivasi dan menginspirasi di tengah-tengah kelompoknya.
Tut Wuri Handayani: Seorang pemimpin harus memberikan dorongan dan dukungan dari belakang, mendorong dan membiarkan yang dipimpin berkembang secara mandiri.
Dalam konteks pengambilan keputusan, filosofi ini mengajarkan bahwa pemimpin harus memimpin dengan memberikan contoh yang baik, mendorong kreativitas dan partisipasi dari bawah, serta memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan untuk memungkinkan anggota tim berkembang dan mengambil inisiatif sendiri.
Sedangkan Pratap Triloka merupakan pemikiran tentang keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan. Dalam konteks pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin, filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pratap Triloka dapat saling melengkapi:
Keseimbangan dan Harmoni: Pratap Triloka mengajarkan pentingnya keseimbangan antara berbagai aspek kehidupan dan pemahaman mendalam. Seorang pemimpin yang mengintegrasikan prinsip ini akan mengambil keputusan yang mempertimbangkan berbagai dimensi dan dampak dari keputusan tersebut, serta keseimbangan antara kebutuhan individu dan kelompok.
Contoh dan Inspirasi: Filosofi Ki Hajar Dewantara menggarisbawahi pentingnya memberi contoh dan inspirasi. Pemimpin yang memahami filosofi ini akan tahu bahwa keputusan mereka harus mencerminkan nilai-nilai yang ingin mereka tanamkan dan bahwa keputusan tersebut harus menginspirasi orang lain untuk berperilaku dan bekerja dengan cara yang diharapkan.
Dukungan dan Dorongan: Seperti prinsip Tut Wuri Handayani, seorang pemimpin yang baik harus memberikan dukungan dan dorongan, memungkinkan orang lain untuk berkembang dan berkontribusi secara efektif. Filosofi Pratap Triloka mendukung ini dengan menekankan pentingnya harmoni dan integrasi dalam seluruh sistem, yang membantu dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan inovasi.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai bagi seorang guru penggerak adalah berpihak kepada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif. Nilai-nilai tersebut harus ada dalam proses pengambilan keputusan. Nilai-nilai tersebut sebagai cerminan dari arah keputusan yang akan kita ambil. Seperti tujuan pengambilan harus berpihak pada murid, mandiri bagaimana kita sebagai guru merespon suatu konflik dan permasalahan yang ada, kemudian adanya kerja sama dan kolaborasi tim di dalam penyelesaian masalah, pengambilan keputusan yang selalu dievaluasi dan direfleksikan untuk perbaikan ke depannya, serta penanganan masalah dengan cara kreatif dan praktis. Selain itu, pengambilan keputusan ini juga harus berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang lain seperti keadilan dan bertanggung jawab.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Coaching bertujuan untuk membantu individu atau kelompok dalam proses pengambilan keputusan dengan cara yang lebih terstruktur dan reflektif. Dalam sesi coaching, pendamping atau fasilitator akan:
Membantu Mengidentifikasi Tujuan: Mengarahkan klien untuk memahami tujuan mereka dengan lebih jelas, yang akan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih terfokus.
Menyediakan Perspektif Baru: Mengajukan pertanyaan yang mendorong klien untuk melihat situasi dari berbagai sudut pandang, sehingga keputusan yang diambil lebih informatif.
Memfasilitasi Refleksi: Membantu klien untuk merefleksikan keputusan yang telah diambil, termasuk mengevaluasi hasil dan proses pengambilan keputusan tersebut.
Coaching dengan TIRTA dapat membantu guru dan pendidik untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi, sehingga dapat membantu klien untuk menyelesaikan masalahnya dengan pertanyaan-pertanyaan berbobot. Model alur TIRTA sangat berkaitan dengan 9 langkah pengambilan keputusan. Secara keseluruhan, coaching memberikan kita dukungan dalam proses pengambilan keputusan dengan memfasilitasi refleksi, evaluasi, dan pengembangan keterampilan. Ini memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih efektif serta menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Pengelolaan dan kesadaran aspek sosial-emosional memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan, terutama ketika menghadapi dilema etika. Guru yang mampu mengelola emosi mereka (kesadaran diri), manajemen diri, kesadaran sosial dengan rasa empati yang tinggi terhadap orang lain, tetap menjaga hubungan komunikasi baik dengan orang yang terlibat dan tetap konsisten dengan nilai-nilai etika mereka, akan membuat keputusan yang bertanggung jawab, lebih adil, rasional, dan berdampak positif bagi lingkungan pendidikan.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang fokus pada dilema etika danbujukan moral sangat bergantung pada nilai-nilai yang dianut pendidik. Sehingga pendidik atau guru harus memiliki nilai-nilai kebajikan universal, seperti: kebenaran, keadilan, kejujuran, integritas, tanggung jawab, empati, kemanusiaan dsb. Dengan merujuk pada nilai-nilai kebajikan universal dan profesional, pendidik dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya adil dan etis tetapi juga konsisten dengan prinsip-prinsip yang mereka anggap penting. Pendekatan berbasis nilai ini membantu dalam membuat keputusan yang lebih informatif, reflektif, dan bertanggung jawab, sambil memastikan bahwa keputusan tersebut mendukung kesejahteraan semua pihak yang terlibat.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Keputusan yang tepat memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Dengan memastikan keadilan, membangun kepercayaan, meningkatkan kesejahteraan, dan mendukung partisipasi serta keterlibatan, keputusan yang bijaksana dan etis dapat secara signifikan mempengaruhi kualitas dan atmosfer lingkungan, baik di tempat kerja, sekolah, maupun dalam komunitas.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan dalam pengambilan keputusan terkait dilema etika sering kali terkait dengan konflik nilai, tekanan eksternal, keterbatasan informasi, kompleksitas situasi, perbedaan perspektif, dan kepatuhan terhadap regulasi. Empat paradigma dilema etika yang sering berkaitan dengan lingkungan sekolah adalah:
Individu lawan kelompok (individual vs community)
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Menyadari dan mengatasi tantangan ini secara proaktif dapat membantu kita dan sekolah membuat keputusan yang lebih baik dan lebih etis dalam lingkungan yang terus berubah.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengambilan keputusan dalam pengajaran mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemerdekaan murid dalam proses pembelajaran. Seorang guru atau pendidik harus memahami kebutuhan dan potensi murid, menetapkan tujuan pembelajaran yang relevan, menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan pendekatan sosial emosional. Pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid. Memilih metode pengajaran yang tepat untuk berbagai potensi murid dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung pembelajaran. Dengan keputusan yang baik, pendidik dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang memberdayakan murid untuk mencapai potensi optimal mereka.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran mempengaruhi berbagai aspek pengalaman pendidikan murid. Keputusan yang bijaksana dan berorientasi pada kebutuhan murid dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, adil, dan berkualitas tinggi, yang pada gilirannya mempersiapkan murid untuk masa depan yang sukses. Dengan memprioritaskan perkembangan holistik, keterlibatan keluarga, dan perbaikan berkelanjutan, pemimpin pembelajaran dapat memberikan dampak positif yang mendalam pada kehidupan dan masa depan murid-murid mereka.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Secara keseluruhan, modul 3.1 ini menggarisbawahi hubungan erat antara pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin dengan materi pada modul-modul sebelumnya. Prinsip dan paradigma dilema etika dalam pengambilan keputusan hendaknya harus berdasarkan dengan nilai-nilai kebajikan universal, bertanggung jawab dan berpihak kepada murid. Semua dasar pengambilan keputusan tersebut terdapat dalam modul sebelumnya, yaitu filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, dan budaya positif. Seorang guru harus memenuhi kebutuhan belajar muridnya dengan pembelajaran berdiferensiasi. Keterkaitan antara modul-modul ini menunjukkan bahwa keputusan yang bijaksana dan berbasis nilai-nilai kebajikan universal mempengaruhi kualitas pembelajaran dan hasil pendidikan murid secara menyeluruh. Integrasi aspek-aspek ini dalam praktik sehari-hari mendukung pembelajaran yang memberdayakan murid dan mempersiapkan mereka untuk masa depan dengan lebih baik.
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
A. Dilema etika (benar vs benar) adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan. Sementara itu, bujukan moral (benar vs salah) yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar dan salah.
B. Empat paradigma pengambilan keputusan
Individu lawan kelompok (individual vs community)
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
C. Tiga prinsip pengambilan keputusan
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
D. Sembilan langkah pengambilan keputusan
Mengenali nilai yang bertentangan
Menentukan pihak yang terlibat
Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi
Pengujian benar atau salah
Pengujian paradigma benar lawan benar
Melakukan prinsip resolusi
Investigasi opsi trilema
Buat keputusan
Lihat lagi keputusan dan refleksikan.
Hal-hal di luar dugaan saya adalah dalam mengambil keputusan sebagai guru atau pendidik kita diharuskan untuk memahami lebih dalam tentang masalah atau kasus dari perspektif yang berbeda. Karena dalam dilema etika terdapat nilai-nilai yang sama-sama benar tetapi saling bertentangan, dan dalam kasus bujukan moral terdapat nilai benar vs salah.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Pernah, tetapi yang saya lakukan tidak selengkap dengan apa yang saya pelajari dari modul 3.1 ini. Sebelumnya, dalam pengambilan keputusan saya hanya berpikir satu dua kali secara matang dan dampak yang akan ditimbulkan setelah mengambil keputusan tersebut. Setelah mempelajari modul 3.1, sebelum pengambilan keputusan ternyata seorang pendidik harus mengetahui paradigma dan prinsip dilema etika, serta melalui tahapan pengujian pengambilan keputusan.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak yang saya dapatkan setelah mempelajari modul 3.1 ini adalah pengambilan keputusan dalam kasus dilema etika dan bujukan moral lebih bijaksana dan reflektif, dengan pertimbangan yang mendalam tentang etika, prinsip, dan proses pengambilan keputusan. Adanya peningkatan kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi keputusan dengan cara yang lebih kritis dan sistematis. Kemudian dalam konteks kepemimpinan atau manajemen, pemahaman ini membantu saya dalam membuat keputusan yang lebih adil, bijaksana, efektif dan bertanggung jawab sehingga meminimalisir dampak negatif yang dapat merugikan orang lain akibat keputusan yang sudah saya buat.
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Menurut saya modul 3.1 ini sangat penting karena memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan yang adil, bijaksana, etis, efektif, dan bertanggung jawab baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin. Sebagai individu, topik modul 3.1 ini membantu saya dalam membuat keputusan yang lebih bijaksana dan konsisten dengan nilai-nilai kebajikan universal yang saya yakini. Sebagai pemimpin, topik modul 3.1 ini meningkatkan kemampuan saya untuk memimpin dengan adil dan efektif, serta dapat meciptakan lingkungan kerja yang positif. Keterampilan dan pemahaman yang diperoleh dari modul ini tidak hanya meningkatkan kualitas pengambilan keputusan tetapi juga memperkuat integritas dan kredibilitas saya sebagai pendidik.
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/a0dbfd48655a8893b876e3c703d81862/b626b9d4af4f9dfa-e1/s540x810/ce18e21a53fcf1502c9cc86f70902da95339c512.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/733f261108c015c0148281512034170f/b626b9d4af4f9dfa-1b/s540x810/6cc3e5c16646bc86037c27c52ad79bb04623678f.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/bbd93500169d27630d1870579b8f9793/b626b9d4af4f9dfa-49/s540x810/8d0e424129b3fd259bfec597c0aaf0f42f420ac1.jpg)
5 notes
·
View notes
Text
Pentingnya Adab Sebelum Ilmu: Pondasi Etika dalam Pendidikan
Adab, atau etika, adalah prinsip-prinsip perilaku yang baik yang membentuk dasar dari interaksi manusia. Sebelum seseorang memperoleh pengetahuan atau keterampilan tertentu, memiliki adab yang baik adalah hal yang esensial. Dalam konteks pendidikan, pentingnya adab sebelum ilmu sangatlah signifikan, karena adab adalah fondasi yang kuat bagi pembelajaran yang bermakna dan berkualitas. Artikel ini akan membahas mengapa adab sebelum ilmu sangat penting dalam pendidikan, bagaimana adab memengaruhi pembelajaran, dan bagaimana kita dapat mengintegrasikan nilai-nilai adab ke dalam lingkungan pendidikan.
Mengapa Adab Sebelum Ilmu Penting dalam Pendidikan?
Membentuk Karakter yang Baik: Adab membantu membentuk karakter individu. Sebelum seseorang memperoleh pengetahuan atau keterampilan tertentu, memiliki karakter yang baik adalah hal yang penting. Adab mencakup nilai-nilai seperti kesopanan, kerendahan hati, kejujuran, dan empati, yang merupakan landasan bagi karakter yang baik.
Membangun Lingkungan Belajar yang Positif: Adab menciptakan lingkungan belajar yang positif di mana setiap orang merasa dihargai dan dihormati. Ketika siswa, guru, dan staf pendidikan mempraktikkan adab yang baik, suasana di dalam kelas dan di sekolah secara keseluruhan menjadi lebih harmonis dan produktif.
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran: Ketika siswa mempraktikkan adab, mereka menjadi lebih fokus dan terlibat dalam pembelajaran. Mereka belajar untuk mendengarkan dengan baik, berbicara dengan sopan, dan menghormati pendapat orang lain, yang semuanya merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Membantu Menciptakan Hubungan yang Baik: Adab membantu dalam membangun hubungan yang baik antara siswa dan guru, serta antara siswa satu sama lain. Ketika setiap individu mempraktikkan adab yang baik, hubungan di antara mereka menjadi lebih saling menghargai dan menguntungkan.
Persiapan untuk Kehidupan di Masyarakat: Mengajarkan adab sebelum ilmu membantu menyiapkan siswa untuk kehidupan di masyarakat. Keterampilan sosial dan emosional yang mereka pelajari melalui adab membantu mereka berinteraksi dengan baik dengan orang lain di berbagai situasi, baik di sekolah maupun di luar.
Menanamkan Kesadaran Etis: Adab juga mencakup kesadaran etis, yaitu kesadaran tentang apa yang benar dan salah. Memiliki kesadaran etis yang kuat membantu siswa membuat keputusan yang tepat dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Bagaimana Adab Memengaruhi Pembelajaran?
Menciptakan Kehadiran Mental yang Positif: Ketika siswa mempraktikkan adab, mereka menjadi lebih terbuka terhadap pembelajaran dan memiliki kehadiran mental yang positif. Mereka merasa nyaman dan aman dalam lingkungan belajar, yang memungkinkan mereka untuk fokus pada pembelajaran.
Meningkatkan Partisipasi: Adab yang baik mendorong partisipasi aktif dalam kelas. Siswa yang menghormati pendapat orang lain dan berbicara dengan sopan lebih cenderung untuk berpartisipasi dalam diskusi kelas dan berbagi ide-ide mereka.
Memperkuat Komunikasi: Adab yang baik memperkuat komunikasi antara siswa dan guru. Ketika siswa menggunakan bahasa yang sopan dan menghargai waktu dan ruang belajar guru, komunikasi antara keduanya menjadi lebih efektif dan produktif.
Meningkatkan Kolaborasi: Adab yang baik juga membantu meningkatkan kolaborasi di antara siswa. Ketika siswa menghargai pendapat dan kontribusi satu sama lain, mereka lebih mungkin bekerja sama dalam proyek-proyek kelompok dan mencapai hasil yang lebih baik.
Membangun Keterampilan Sosial dan Emosional: Praktik adab membantu membangun keterampilan sosial dan emosional siswa, seperti empati, pengendalian diri, dan kerjasama. Ini adalah keterampilan yang sangat berharga tidak hanya dalam pendidikan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Integrasi Nilai-Nilai Adab ke dalam Lingkungan Pendidikan
Program Pembinaan Karakter: Sekolah dapat mengembangkan program pembinaan karakter yang melibatkan pelatihan adab sebagai bagian integral dari kurikulum mereka. Program semacam itu dapat mencakup pelatihan dalam hal-hal seperti sopan santun, kerendahan hati, kejujuran, dan empati.
Pendidikan Etika: Sekolah juga dapat memasukkan pendidikan etika ke dalam kurikulum mereka, yang mencakup pemahaman tentang prinsip-prinsip etika dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Model Perilaku Positif: Guru dan staf pendidikan dapat berperan sebagai model perilaku positif dengan mempraktikkan adab yang baik dalam interaksi mereka dengan siswa dan sesama staf.
Penghargaan dan Pengakuan: Sekolah dapat memberikan penghargaan dan pengakuan kepada siswa yang menunjukkan adab yang baik. Ini dapat menciptakan insentif tambahan bagi siswa untuk mempraktikkan adab dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Partisipasi Orang Tua: Orang tua juga dapat berperan dalam mengajarkan adab kepada anak-anak di rumah. Mereka dapat memberikan teladan yang baik dan mendukung upaya sekolah dalam membangun budaya adab yang positif.
Untuk artikel lain, silahkan kunjungi website KB-RA Impianku Malang
#pendidikan#parenting#parenting islami#adab#pendidikan anak paud#keluarga#sekolah paud kota malang#tk islam kota malang#mendidik anak usia dini
7 notes
·
View notes
Text
Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa pendidikan merupakan sebuah cara untuk menuntun tumbuh kembang anak agar mereka dapat menjadi manusia dan masyarakat yang memiliki keselamatan dan kebahagiaan setinggi tingginya.
Pendidikan di Indonesia mengalami perubahan dan perkembangan dari masa ke masa,baik dari segi kurikulum yang diterapkan ataupun cara pendidikan disampaikan.
Sebelum saya mempelajari makna pendidikan menurut filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara,saya memiliki sudut pandang bahwa murid sudah seyogyanya diberi pembelajaran yang sesuai dengan teori atau buku teks yang di selenggarakan oleh pemerintah.Mereka harus bisa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan oleh masing-masing sekolah . Murid idaman bagi seorang guru menurut pemikiran saya adalah apabila ada anak yang rajin datang ke sekolah,mengerjakan tugas dengan rapi dan baik ,aktif bertanya dan selalu mendapat nilai diatas kriteria ketuntasan minimal.Menjadi seorang murid menurut saya juga lebihbaik mendengarkan guru menjelaskan daripada bertanya terlalu berlebih yang diluar konteks pembelajaran.
Ternyata,selama ini saya telah abai terhadap karakter anak yang harus dituntun sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman menurut Ki Hajar Dewantara.Bagaimana bisa seorang guru hanya menjadi guru yang mampu mencerdaskan murid tanpa memikirkan budi pekertinya atau tanpa mengetahui kebutuhannya?Saya merasa bersyukur mendapat pengetahuan baru sehingga saya berharap saya belum terlambat mempelajari bagaimana menjadi guru yang tidak hanya mampu mengajar namun juga mampu mendidik sesuai kodrat zaman dan kodrat alam.Kodrat alam sesuai dengan kondisi alam mereka tinggal,dan kodrat zaman sesuai dengan perkembangan anak agar mereka menjadi anggota masyarakat yang mampu berguna di masa depannya.
Beberapa hal yang bisa diterapkan didalam kelas pada saat proses pembelajaran yaitu dengan membuat iklim belajar yang lebih interakitf dan kondusif serta berpusat kepada siswa .Kondusif dalam artian tidak hening namun aktif dalam sebuah diskusi yang menyenangkan dan dapat memberi makna bagi murid.Mengajar sesuai dengan kodrat zaman anak-anak yaitu dengan selalu berinovasi terhadap perkembangan teknologi contohnya.Selain hal tersebut,sebagai seorang guru yang telah mempelajari makna pendidikan dan pengajaran menurut KHD,tentunya budi pekerti merupakan hal yang tidak , dapat dipisahkan dari pendidikan dan pengajaran.Tidak hanya kecapakan kognitifnya saja yang penting melainkan guru harus bisa mengajarkan budi pekerti yang baik seperti kejujuran,saling tolong menolong,toleransi,kerjasama dan lain sebagainya.Semoga,kelak kita bisa menjadi guru yang sesuai dengan yang murid butuhkan.
11 notes
·
View notes
Text
Mylog : Berbicara
Salah satu tolak ukur perkembangan anak-anak adalah berbicara. Semakin banyak kosakata/kalimat yang mampu dibuat anak, berarti semakin banyak informasi yang mampu dia serap untuk kemudian dimengerti lalu diolah menjadi bagian dari 'celoteh'nya sehari-hari.
begitu pun ketika masuk usia sekolah, peserta didik didorong untuk bisa dan mau berbicara sebagai bagian dari sosialisasi dan pembelajaran public speaking dari usia dini. di usia segitu, skill berbicara mulai diasah, mengemukakan pendapat di ranah publik adalah suatu skill mutlak yang harus dikuasai.
masuk sma dan perkuliahan, kemampuan mengemukakan pendapat bertransformasi dalam bentuk lain, yaitu 'berdebat' atau 'memperjuangkan pendapat'. hal ini tentu baik jika didasari oleh tujuan dan diiringi tata cara yang baik dalam pelaksanaannya. kemampuan berdebat menjadi salah satu aspek penilaian kecerdasan seseorang dan bahkan menjadi sesuatu yang dapat dilombakan.
Tapi, beranjak mendewasa justru skill yang diperlukan adalah kebalikannya. Di usia 30-an, aink merasa justru skill yang harus dilatih setiap individu adalah menahan keinginan untuk berbicara.
bicara disini tentu ga dalam artian sempit, tapi meluas ke ranah tulisan, komentar dan menyatakan pendapat dalam bentuk apa pun.
apa ga boleh? ya engga juga. cuman ditahan.
di era sosmed dengan kebebasan yang dibawanya, betapa banyak bibit permusuhan yang muncul cuma dari tulisan atau komentar seseorang.
sekarang tuh, medsos uda seperti air keruh. keruh oleh kalimat-kalimat pelecehan, penghinaan, pencemaran nama baik sehingga hal-hal positif yang bisa diambil justru tertutup oleh 'pembicaraan yang buruk'.
di titik ini, aink mulai ngerasa kalo aink sebaiknya ga banyak komentar dalam postingan apapun sebelum yakin komentar itu ga memicu api perdebatan.
hayati lelah bang,
entahlah, faktor U mungkin yah wkwkwk. aink uda makin males menanggapi postingan 'nyeleneh', 'click bait', 'opini tanpa dasar' dan beragam hal yang sebetulnya aink gatel buat nimbrung.
mungkin energinya uda ga cukup buat dipake debat, atau mungkin ainknya aja yang uda ga peduli sama arah opini publik.
Mindset aink tuh sekarang pengen hidup tenang, small circle, private happy life, ga banyak drama
Semakin dikit yang aink tahu tentang sesuatu yang ga perlu, semakin baik
Selamat november
50 notes
·
View notes
Text
Cerita Ramadan
Allahu ash Shomad
Hari ini ada jadwal kunjungan pengamat pembelajaran Al-Qur'an ke sekolah. Namun, rekan-rekanku yang seharusnya menjadi objek pengamatan ternyata tidak masuk karena sakit. Aku baru mengetahuinya tadi pagi. Sementara tim pengamat sudah membuat janji akan datang hari ini. Mengetahui rekanku yang sakit, aku jadi sibuk sendiri. Beberapa kelas terpaksa harus diisi oleh anak-anak yang sedang melaksanakan PKL. Buru-buru aku menginformasikan tim pengamat bahwa beberapa pengajar Al-Qur'an tidak semuanya hadir di hari ini. Tetapi itu terlambat. Karena ternyata tim pengamat sudah terlanjur melakukan perjalanan dari sejak pagi buta untuk menuju ke sekolah kami, dan saat aku kabari ternyata sudah sampai di halaman depan sekolah.
Aku bingung harus bagaimana, tapi aku berusaha untuk tetap tenang menghadapi semuanya. Rekan-rekanku yang lain menunjukkan rasa empati melihatku harus menghadapi tim pengamat sendiri. Dari situ aku berpikir bahwa ternyata tidak ada orang lain yang dapat membantu kita sesuai dengan apa yang kita harapkan saat kita dalam keadaan terdesak dan diliputi kekhawatiran.
Beruntungnya kita masih punya Allah yang menjadi tempat menggantungkan harapan. Maka dari situ aku diingatkan bahwa jika kita membutuhkan pertolongan, lalu kita datang kepada manusia, itu tidaklah tepat. Bagaimana mungkin seseorang yang juga butuh pertolongan dimintai tolong? Maka satu-satunya jalan adalah kembali pada Allah.
Aku juga diingatkan tentang sebuah ayat yang berisi tentang pernyataan mengembalikan segala urusan kepada Allah.
Seperti biasa, saat suasana hatiku sedang tidak stabil, aku selalu melakukan self talk. Dan kali ini aku mencoba menguak ingatanku tentang kisah-kisah dalam Al-Qur'an,
"Wahai diriku, tidakkah kau ingat bahwa Nuh mengadukan keluhannya akan dakwahnya yang tidak diterima? Yunus lari dari kaumnya lantaran kekesalan yang mendera? Musa lari ketakutan lantaran kesalahan yang dilakukannya? Lalu apa yang mereka lakukan setelah itu? Ialah mengadu dan mengakui ketidakberdayaan mereka. Hingga Allah mengampuninya dan memberikan jalan keluar yang tidak terduga. Maka di tengah kebingungan yang mengepungmu, selama kamu menjaga prasangka baikmu kepada Allah, menyerahkan urusanmu kepada-Nya, percayalah pertolongan Allah itu sangatlah dekat dan akan segera kamu rasakan."
Alhamdulillah, akhirnya proses pengamatan itu selesai. Kekhawatiranku akhirnya sirna, berganti dengan rasa syukur karena telah Allah mudahkan segala prosesnya di hari ini.
@penaalmujahidah
10 notes
·
View notes
Text
Cikgu Yang Gersang
Kini genaplah 6 bulan Cikgu Noridah menjanda setelah suami kesayangannya meninggal dunia akibat kemalangan jalan raya. Cikgu Noridah tidak dapat melupakan kemalangan yang dilihatnya di dalam tv itu, rupa-rupanya melibatkan suaminya. Cikgu Noridah hanya mengetahui bila mana adik iparnya sendiri membawa dia ke hospital untuk pengecaman mayat suaminya. Hatinya bederai, matanya tidak berhenti menangis.
“Bangun semua… Selamat pagi Cikgu!”
“Selamat pagi murid-murid, sila duduk.”
“Cikgu hari ni, kenapa Cikgu ganti kelas kami ke?”
“Iye, Cikgu Cikgu Tini tak dapat hadir, dia kurang sihat.”
Itulah rutin Cikgu Noridah setiap hari, mendidik anak bangsa di negara tercintanya. Cikgu Noridah bukanlah cikgu yang senang dibawa beborak, dia amat mementingkan pembelajaran anak-anak muridnya. Hari ini Cikgu Tini tidak dapat hadir kerana dia kurang sihat katanya. Cikgu Tini berjanji pada Cikgu Noridah, dia akan belanja Cikgu Noridah makan petang ni, lagi pun Cikgu Tini masih belum berkahwin.
Cikgu Noridah meneruskan pembelajarannya. Terpandang di hujung kelas Cikgu Noridah, kelihatan Raju dan Kamal duduk memberikan tumpuan sepenuhnya di atas pembelajaran yang sedang berlangsung. Baru Cikgu Noridah teringat, Cikgu Tini berpesan pada Cikgu Noridah, setelah habis kelas pada hari tu, Cikgu Tini menyuruh Cikgu Noridah membawa mereka berdua ke rumahnnya.
“Kamal, Raju, mari ke mari!”
“Ada apa yang kami boleh bantu Cikgu?”
“Oohhh tidak, cuma tadi Cikgu Cikgu Tini ada berpesan pada saya.”
“Hal mustahak ke Cikgu?”
“Tidak lah, dia cuma pesan pada saya menyuruh membawa kamu berdua datang ke rumahnya petang ini.”
“Oohhh kami ingat ada hal mustahak tadi.”
“Ingat pukul 3 petang, saya tunggu di tempat parking kereta.”
Kamal dan Raju hanya tersenyum melihat Cikgu Noridah. Bagi Cikgu Noridah tiada apa yang berlaku. Jam menunjukkan 2.30 petang. Cikgu Noridah bersiap sedia untuk pulang, dia sempat melihat jadualnya keesokkan harinya. Sabtu tiada aktiviti di sekolah. Jadi dapatlah dia berehat di rumahnya dua hari, Sabtu dan Ahad.
Cikgu Noridah berjalan ke parkir kereta melintasi tandas guru. Dia terasa untuk membuang air sebentar. Dia melihat ke parkir kereta dari beranda bilik guru yang juga berhampiran parkir kereta. Terlihat Raju dan Kamal menanti hanya berpakaian ko-kurikulum.
Cikgu Noridah megangkat tangan isyarat menunggu sebentar. Cikgu Noridah melangkah masuk ke tandas. Selesai dia membuang air, dia ke parkir kereta mendapatkan Kamal dan Raju. Mereka menyusuri jalan ke rumah Cikgu Tini.
Di dalam perjalanan mereka hanya berdiam membatukan diri, mungkin perasaan malu Raju dan Kamal, mereka jarang bercakap. Sepatah Cikgu Noridah bertanya, sepatah mereka menjawab. Ketika Cikgu Noridah ingin melihat cermin sisi kiri, Cikgu Noridah teperasan satu bonjolan di seluar Kamal, separuh mengeras, betul betul memanjang di celah peha Kamal.
Degupan jantung Cikgu Noridah kuat begetar. Belum pernah dia melihat remaja berusia 15 tahun, mempuyai saiz sebesar itu. Nafsunya kini bergelora. Sudah lama dia tidak merasa bonjolan panjang itu di telaga keramatnya. Nafsu Cikgu Noridah yang mudah terangsang itu, mengemut sendirian di dalam seluar dalamnya. Kelembapan mula terasa.
Cikgu Noridah membelok ke kanan dan terlihat Cikgu Tini sedang membuang sampah di depan rumahnya. Kelihatan Cikgu Tini hanya bert-shirt putih nipis dan seluar panjang yang juga kelihatan agak nipis. Cikgu Noridah hanya mengelengkan kepala. Memang terang keadaan yang membaluti tubuh Cikgu Tini yang berada di dalam baju dan seluar tersebut. Warna yang mungkin menaikkan nafsu remaja yang dibawanya.
Cikgu Noridah meletakkan kereta di hadapan rumah Cikgu Tini. Ketika ingin turun, Cikgu Noridah menjengok kebelakang ingin mencapai begnya. Ketika itu juga Cikgu Noridah terpandang susuk bonjolah seperti ingin meletup dari belahan peha Raju. Cikgu Noridah tergamam tapi meyembunyikan perasaan ghairahnya.
“Wahhhh senang kau cari rumah saya Ida.”
“Alah Cikgu Tini, rumah kau ni bukan jauh dari sekolah pun.”
“Iyer aku tahu, bagaimana kelas tadi? Ok ke?”
“Ok je, takde masalah. Wah! Kau bukan main lagi, terang betul kaler dalam tu!”
“Alah Ida, bukan ada orang kiri kanan rumah aku ni, biasa-biasa je.”
“Aku dengan kau biasa-biasa la… yang dua orang ni!”
Cikgu Tini hanya tersenyum melihat Raju dan Kamal, lagak tidak tahu apae yang berlaku. Cikgu Tini menjemput mereka masuk ke dalam untuk meyajikan mereka makanan. Raju membontot dari belakang, manakala Kamal berlari masuk hendak ke tandas untuk membuang air.
Mereka menjamu makanan yang tersedia di atas meja. Sungguh berselera Kamal dan Raju menjamu makanan, mungkin juga kerana lapar. Cikgu Tini begitu bersungguh bercerita. Cikgu Noridah pula hanya ketawa melihat gelagat Cikgu Tini, Kamal dan Raju. Tapi ada sesuatu yang menjalar dari bahagian dalam badannya. Sesuatu yang kebiasaannya bila berdampingan dengan lelaki sahaja dia akan mendapatkan sensasi tersebut.
Cikgu Tini mengemas barang-barang di atas meja makan, ditemani oleh Cikgu Noridah, tetapi Cikgu Noridah terasa pelik apa yang berlaku keatas dirinya, perasaan resah dan gelisah mula meyelinap ke dalam tubuhnya.
“Kau kenapa Ida? Pelik semacam aku lihat kau ni!”
“Tak tau la Tini. Badan aku ni terasa meluap-luap tapi tak tau mana datangnya.”
“Emppphh… perkara biasa je tu. Apa yang kau fikirkan?”
“Entah Tini. Aku pinjam baju kau boleh? Aku rasa nak mandilah.”
“Kau naiklah bilik aku, kau pilih saja mana yang kau suka.”
Cikgu Noridah terus ke bilik Cikgu Tini ke bahagian atas. Jam menunjukkan pukul 6 petang. Cikgu Noridah menutup pintu bilik Cikgu Tini, terus dia membogelkan dirinya. Resah masih menjalar ke tubuhnya.
Cikgu Noridah mencapai tuala mandi lalu ke bilik air, dibuka shower air, mula membasahi badannya yang putih mulus itu. Digosok kesemua angota badannya. Apabila sampai di buah dadanya, dia mula mengentel sedikit puting susunya. Dia merasakan kenikmatan di situ, sementara tangan kanannya pula mencari permata di celah pehanya.
Cikgu Noridah kini terduduk di atas tandas di dalam bilik air mengentel permatanya. Desahan mulutnya tak keruan, bergetar keluar dari mulutnya. Cikgu Noridah terbayang balak kepunyaan Kamal dan Raju sebentar tadi di dalam kereta. Khayal dia sementara. Dia membayangkan balak Raju berada di dalam telaganya. Cikgu Noridah segera melajukan pegerakan jarinya semakin lama semakin laju dan tidak disangka-sangka Raju membuka pintu bilik air, di mana Cikgu Noridah sedang mandi!
Cikgu Noridah terkejut dengan anak muridnya yang membuka pintu. Lalu dia menutupi bahagian atas dan di bawah kemaluannya. Raju menghampiri Cikgu Noridah di dalam keadaan berbogel, sasa juga badan Raju.
“Mari Cikgu! Saya tolong Cikgu.”
“Apa yang kamu lakukan ni Raju?”
“Saya hanya ingin membantu Cikgu. Dari Cikgu bermain sendirian, biarlah saya menemani Cikgu.”
“Jangan Raju! Saya tak mahu… jauhi saya sebelum saya menjerit!”
Raju tidak mempeduli apa yang Cikgu Noridah luahkan. Dia semakin berani menghampiri Cikgu Noridah. Cikgu Noridah pula teperangkap dinding. Raju menghampiri Cikgu Noridah, dipeluk pinggang Cikgu Noridah, sementara Cikgu Noridah seperti merelakan walaupun pada mulanya dia merasa jijik tetapi nafsu mula menguasai dirinya.
Kini Raju mula membelai tubuh Cikgu Noridah. Tangan Cikgu Noridah yang tadi menutupi buah dadanya, ditarik ke pinggang Raju. Raju mula mencumbui Cikgu Noridah. Bermula dari leher Cikgu Noridah, Cikgu Noridah hanya berdiam diri. Dia mula bertindak balas memeluk Raju. Tangannya kini membelai kepala Raju. Kini dia pula beria mencumbui Raju, lidah seorang Cikgu Melayu bertikam lidah bersama pelajar India.
Cikgu Noridah mula mencari senjata Raju. Dia membelai dan kini duduk di atas tandas. Kini Cikgu Noridah seperti terpaku melihat senjata Raju. Dia membelai nafsunya, meruap-ruap melihat betapa gagahnya senjata anak muridnya.
Kini Cikgu Noridah perlahan-lahan menelan dengan mulut comelnya. Puas dia mengulum senjata Raju tetapi tidak muat sepenuhnya, sementara Raju hanya menarik-narik rambut Cikgunya. Dia memdesis kesedapan. Sensasi dari seorang wanita Melayu menyebabkan punggungnya terangkat-angkat.
Raju sudah tidak dapat bertahan lagi. Dia mencapai tangan Cikgu Noridah dengan keadaan basah itu mereka ke katil. Raju menolak Cikgu Noridah ke katil. Dia kini berada betul-betul di celah kangkang Cikgu Noridah tapi bukan mudah bagi Raju untuk menyelami telaga Cikgu Noridah.
Dia memaut kakinya ke pinggang Raju lalu menarik Raju ke arahya. Dia mencapai tengkuk Raju, lalu mereka bertikam lidah. Cikgu Noridah mula menolak kepala Raju ke arah pukinya. Raju terpaksa walaupun dia sudah tidak tahan dengan telaga Cikgu Noridah. Cikgu Noridah menongkat badannya dengan siku sebelah kiri, sementara tangan kanannya menekan-nekan kepala Raju ke arah pukinya. Raju kelemasan diasak Cikgu Noridah. Kini permainan di ketuai oleh Cikgu Noridah.
“Eeiiii uuurrhhh ahhhh apa kau ingat senang kau nak puki aku emmphh…”
“Emmpphh ahh Cikgu punya sedap! Aahhh air banyak…”
“Kau yang goda aku, sekarang kau puaskan aku dengan mulut kau dulu ahhh…”
Hampir 10 minit Cikgu Noridah menekan kepala Raju ke arah pukinya. Kini Cikgu Noridah menolak Raju. Cikgu Noridah masih tidak puas hati dengan jilatan Raju ke pukinya. Raju terbaring, Cikgu Noridah duduk di atas dada Raju lalu menyuakan pukinya ke arah Raju. Kelihatan sungguh ganas Cikgu Noridah petang itu.
Raju hanya menurut kata Cikgunya. Setelah puas Cikgu Noridah kembali merocoh balak Raju, diludahnya balak Raju. Kini dia mengenggam balak Raju. Perlahan-lahan Cikgu Noridah memasukkan ke telaganya telaga yang 6 bulan kering tanpa sebarang air likat didalamya.
Namun bukan mudah bagi Cikgu Noridah memasukkannya. Cikgu Noridah bengang dengan keadaan itu. Nafsunya harus dipenuhi petang itu juga. Cikgu Noridah terpandang ke arah meja solek Cikgu Tini. Terdapat minyak baby oil. Dia mencapainya lalu kembali ke katil. Dia mengulum balak Raju, lalu menuangkan minyak ke balak Raju, lebihannya pula disapu sedikit ke pukinya.
Raju menghunus balaknya ke arah puki Cikgu Noridah. Kini barulah lancar pergerakkan balak Raju ke telaga Cikgu Noridah. Penuh, ketat, sensai itu yang dirasakan Cikgu Noridah. Belum permainan bermula, klimaks pertama telah menghantuinya. Dia mengigit dada Raju, kemutan enam bulan dirasai oleh Raju. Dengan Cikgu Tini pun belum pasti dia dapat kemutan begini, bagai nak terputus kepala balak Raju!
Sementara Cikgu Noridah mengalami klimaksnya, Raju kembali bertikam lidah dengan Cikgu Noridah. Raju membiarkan Cikgu Noridah mengambil ruang apabila semuanya sudah. Acara menyorong telaga dilakukan oleh Raju penuh kasih sayang. Cikgu Noridah kini hanya mampu melelapkan matanya menerima tusukkan mengasyikkan dari Raju.
Perlahan tapi getarannya menusuk ke dalam badan Cikgu Noridah. Kini Raju melajukan hentakkan. Cikgu Noridah meraung asyik. Kini dia mengambil alih posisi. Cikgu Noridah pula menunggang Raju. Laju hentakkannya sehinggakan Raju hanya menerima asakkan Cikgu Noridah.
Raju tidak dapat bertahan. Dia memberhentikan permainan Cikgu Noridah. Cikgu Noridah kebingungan. Kini Raju bangun dari katil dia mendapatkan bantal, disuruhnya Cikgu Noridah meniarap di atas bantal tetapi punggung Cikgu Noridah diangkatnya.
Kini tusukkan besar datang dari arah belakang. Raju begitu geram dengan jubur Cikgu Noridah, bersih tiada kesan hitam di lubang juburnya. Raju mengambil minyak lalu dilumurnya ke dubur Cikgu Noridah. Kini dia menunggang Cikgu Noridah di bahagian belakang tetapi ke puki Cikgu Noridah, sementara ibu jari Raju bermain-main di dubur Cikgu Noridah. Kadangkala Raju saja mencungkil-cungkil dubur Cikgu Noridah tanpa disedarinya.
“Emmpphh ahhh Raju… please kuat lagi…”
“Aahhh uuhhh… Cikgu suka…”
“Aahh Raju… please lepas ni kamu mintak sahaja saya boleh tunaikan ahhh…”
“Aahhhh uhhhh cikgu mesti tunai… itu janji…”
“Tak jadi masalah… yang penting kamu puaskan saya!”
Seronok mereka bersetubuh. Cikgu Tini membuka pintu. Raju memberhentikan tusukkan ke puki Cikgu Noridah. Terlepas peluang Raju untuk merasmikan dubur Cikgunya, sementara Cikgu Noridah bangun lalu mencapai kain selimut lalu menutupi badannya. Cikgu Tini hanya tersenyum melihat Cikgu Noridah.
“Kenapa berhenti? Ida teruskan sahaja.”
“Eemmpphh Cikgu Tini, aku mintak maaf. Aku terpengaruh dengan nafsu aku.”
“Aku memang sengaja panggil mereka ni datang.”
“Jadi…..”
“Iyer mereka ni dah lama sangat geram dengan kau.”
“Jadi kau yang aturkan semua?”
“Iya Ida… maafkan aku.”
“Tapi tak mengapalah… benda dah terjadi. Kau tengok balak Raju ni sedap tau Cikgu Tini!”
“Emmpphh nampaknya kau suka sangat dengan Raju tu, tapi kita ada lagi tetamu.”
“Ehhh! Cikgu Tini… bukan kita berempat sahaja ke?”
“Mari sini aku tunjukkan kau tetamu tu sapa.”
Cikgu Noridah mengikut Cikgu Tini ke ruang tamu hanya berkemban, manakala Raju memakai seluar pendek. Dari atas rasanya Cikgu Noridah sudah tahu siapa tetamu yang dimaksudkan oleh Cikgu Tini tu. Kalau Cikgu Noridah tak salah, Cikgu Noridah semakin yakin orang yang bakal Cikgu Tini kenalkan itu adalah orang yang selalu mereka temui di sekolah. Nampaknya Kamal sedang duduk di atas sofa, manakala tetamu yang dimaksudkan oleh Cikgu Tini itu sedang sibuk membersihkan balak Kamal.
“Cikgu… nilah ahli baru saya katakan itu.”
“Ooohhh kamu Cikgu Noridah, nampaknya kamu dah ambil bahagian dalam group ni.”
“Emmpphh ya Puan Pengetua, tapi apa kurangnya dengan puan.”
“Cikgu Tini, nampaknya kita boleh tubuhkan persatuan ni.”
“Persatuan Guru Gersang.”
“Tapi ahli lelakinya cuma 2 orang sahaja yang baru kita temui.”
Mereka gelak di tengah ruang tamu. Puan Pengetua adalah seorang wanita yang awal 40an, suaminya seorang ahli perniagaan dan mempunyai seorang lagi isteri. Pengetua sering kali ditinggalkan, sehingakan suatu hari Pengetua menangkap Raju sedang asyik bermadu kasih belakang sekolah bersama kekasihnya.
Pengetua memberi amaran kepada Raju, sama ada dibuang sekolah atau dia harus memuaskan dirinya. Kamal pula diajak oleh Raju. Pada mulanya Kamal sebenarnya amat meminati Cikgu Tini tapi setelah Kamal dan Raju memuaskan Puan Pengetua, mereka pula membuat tawaran kepadanya sama ada dapatkan Cikgu Tini atau mereka melaporkan pada suami Puan Pengetua.
Puan Pengetua akur, lalu memberi amaran pada Cikgu Tini. Cikgu Tini yang ketakutan pada masa itu dipindahkan ke sekolah lain hanya menuruti kehendak Pengetua.
“Jadi Puan,sekarang kita berlima.”
“Uah la panggil Puan Cikgu Tini, panggil saya Kak Maria sahaja.”
“Baiklah kak Maria, jadi sapa yang harus kita mulakan dahulu?”
“Baik… macam ni, Cikgu Tini dan Cikgu Noridah ambil Raju, saya dan Kamal.”
“Macam mana Ida?”
“Aku ok je tapi kau pun tahu tadi, aku dah separuh jalan.”
Cikgu Tini hanya tersenyum. Cikgu Noridah terus melucutkan kembannya, menarik Raju ke sofa panjang. Cikgu Noridah menolak Raju terduduk, lalu kembali mengulum, sementara Puan Pengetua menarik Cikgu Tini ke celah pehanya, sementara dia pula membersihkan balak Kamal. Mereka bekerjasama.
Cikgu Tini begitu asyik membersihkan puki kak Maria sambil matanya ke arah Cikgu Noridah. Kini Cikgu Noridah kembali menunggang Raju. Cikgu Noridah memaut leher Raju, ditariknya kepala remaja itu ke busung dadanya. Raju kelemasan, Cikgu Noridah sudah tidak keruan meracau bagai nak gila.
Nafsu Cikgu Tini kini sampai kepuncaknya. Dia meningalkan puki kak Maria. Kini dia menghampiri Raju dan Cikgu Noridah. Cikgu Tini mula menyedut buah dada Cikgu Noridah di sebelah kiri, manakala kanan disedut oleh Raju. Cikgu Noridah sampai ke puncak klimaksnya yang terakhir, bergetar tubuhnya.
Raju memberhentikan permainan. Air nikmatnya masih belum lagi menunjukkan tanda-tanda ingin muntah. Cikgu Tini megambil alih tugas Cikgu Noridah, ditariknya Raju ke permaidani ruang tamunya. Raju di bawah Cikgu Tini. Kini sibuk mengulum balak Raju, kemas dalam mulut Cikgu Tini, sementara Cikgu Noridah duduk di sofa mengentel puting susunya sambil melihat Cikgu Tini dan kak Maria.
Kak Maria tidak kurang hebatnya, kini dia menawan Kamal sepenuhnya. Baju dalam tidak dibukanya, dibiarkan melekat kemas didadanya. Kini Kamal begitu agresif menghentak puki Pengetua sekolahnya, kak Maria meraung kesedapan. Mujurlah tiada siapa di kiri kanan rumah Cikgu Tini.
“Aahhhh uuhhh sayang Kamal uhhhh… ahhhh balak kamu memang sedap ahhh…”
“Sayang suka… sayang suka balak ni?”
“Suka… mengalahkan suami aku ahhh auuuww ahhhh…”
“Saya aahh uuhh ada satu permintaan.”
“Aahhhh uuhhh apa dia?”
Kamal hanya berdiamkan diri, sambil menghenjut hebat puki kak Maria. Raju tersenyum melihat Kamal. Kini Kamal menongengkan kak Maria, dihenjutnya dari belakang. Ganas Kamal melakukan hubungan seks.
Cikgu Noridah seperti tidak mempercayai apa yang sedang berlaku. Kalau dia tahu anak muridnya boleh memuaskan nafsu seperti ini, mungkin dia tidak segersang ini selama 6 bulan.
Kini Raju mula menghentak puki Cikgu Tini, mulut mereka bertikam lidah, bagaikan ada kontra antara mereka. Perbezaan kulit nampak jelas antara mereka putih dan hitam, segalanya jelas di situ. Kini Cikgu Tini melekat di dada Raju, punggungnya kemerah-merahan ditunggang Raju, sementara kak Maria telah selesai permainan antara mereka.
Kamal masih belum puas menikmati seks. Dia begitu terpesona melihat dubur Cikgu kesayangannya dari belakang. Dia mencapai sesuatu didalam beg sekolahnya, minyak pelincir. Itulah apa yang dilihat oleh Cikgu Noridah dan kak Maria tetapi tidak pada Cikgu Tini, yang begitu asyik dilanyak Raju.
Kini Kamal meloroti minyak ke balaknya dan dititiskan sedikit ke dubur Cikgu Tini tanpa pengetahuan Cikgu Tini. Kak Maria menghampiri Cikgu Noridah duduk bersama di atas sofa mellihatkan anak murid mereka melanyak rakan sejawat di sekolah. Kamal menunjukkan isyarat kepada Raju.
Kini Raju mengunci pinggang Cikgu Tini dengan tangannya kemas dan Raju menghentikan pergerakkan. Cikgu Tini bingung. Kini Kamal sudah sedia sepenuhnya balaknya betul-betul di pintu dubur Cikgu Tini. Cikgu Tini sempat menoleh kebelakang. Belum sempat Cikgu Tini bersuara Kamal menghunuskan balaknya.
“Uuuhhhh ahhhhhh mak ahhhhhhh Ida… kak Maria… uhhhhhh tolong…”
“Hhhhaaaaahhhhhh uhhhhh sedapnya ahhhhhh Cikgu ahhhh jangan tekan!”
“Kamal… tolong jangan di situ, koyak saya rasa!”
“Rileks la Cikgu, sekarang memang sakit, sekejap lagi reda la.”
“Tolonng Kamal…”
“Aahhh Cikgu Tini, jangan la macam ni, bagi la sikit ruang untuk mereka.”
“Tapppiii ahh uhh kak… sakkiittt.”
Serentak itu juga, Cikgu Tini belum selesai berkata-kata, Kamal menghunus sedalamnya. Balaknya setengah sudah sampai ke pangkal duburnya. Cikgu Tini meraung. Raju melepaskan kuncian tangannya.
Kini Raju dan Kamal berusaha memuaskan Cikgu Tini. Kini Cikgu Tini sudah mula menyesuaikan diri dengan dua balak di dalam rongganya. Kamal tidak dapat menahan.
Setelah 10 minit bertarung di dubur Cikgu Tini, kini mereka melajukan hentakkan. Mereka bekerjasama. Kamal mencabut balaknya. ditutup lubang kencingnya. Raju juga bertindak, juga Cikgu Tini ditolak ke tepi. Terbaring kedua-dua anak murid ini mencangkung di muka Cikgu Tini.
Kak Maria datang bersebelahan Cikgu Tini, membuka mulut Cikgu Tini. Serentak itu juga kedua-dua air nikmat remaja tersebut berhamburan keluar lurus menerokai ke dalam mulut Cikgu Tini. Cikgu Tini tersedak, ada yang tertelan, ada yang melimpah keluar. Raju dan Kamal terduduk di sofa.
Belum sempat mereka berehat, Cikgu Noridah telah meyambar balak mereka. Kini Cikgu Noridah pula megulum kemas balak remaja tersebut. Cikgu Tini masih terbaring. Kak Maria pula ke dapur megambil jus oren dan memberi mereka minum, terasa kelat air oren yang diminum. Kak Maria memang sengaja memberi mereka minum air tersebut kerana dia telah mencampurkan ubat perangsang didalamnya.
Lama Cikgu Noridah mengulum balak mereka, terasa bahang Raju dan Kamal balak mereka kembali tegang tahap maksimum. Kini Cikgu Noridah pula di sandwich oleh mereka, serupa dengan Cikgu Tini. Habis dubur dan puki Cikgu Noridah dibalun oleh mereka.
Hampir 30 minit bertarung, Kamal dan Raju sampai ke kemuncak. Kini Cikgu Tini pula membuka mulut Cikgu Noridah. Cikgu Tini seolah-olah membalas dendam. Kini Cikgu Noridah menjadi mangsa seterusnya.
Kak Maria tersenyum girang. Dilihatnya jam di dinding tepat pukul 9 malam. Mereka mandi bersama, kelesuan teryata di muka mereka. Malam itu mereka bergelak ketawa membersihkan diri lalu berpakaian kemas pergi ke gerai berhampiran menjamu makan malam.
Selepas pulang dari makan, mereka keletihan kesemua. Mereka bersetuju untuk menyambung nikmat pada keseokkan harinya. Mereka tidur awal malam itu tapi tidak pada Kamal dan Raju.
“Raju, kau pegi periksa betina betina jalang tu, semua dah tidur ke?”
“Dah! Aku dah periksa, siap jolok 3 jari ke lubang puki masing-masing. Semua tidur mampus, letih la tu!”
“Ok! Jom kita periksa camcodeer yang kita pasang tu. Lepas tu kita edit semua.”
“Kau pegi ambil, aku nak pegi kunci bilik mereka dan ambil laptop.”
“Ok… ahhhh siap juga akhirnya video ni!”
“Hahahahaha padan muka betina tua ni!”
“Betul tu Kamal, ok sekarang kau download dalam handphone aku.”
“Ok… kau tahu apa seterusnya.”
“Itu kau tak payah risau, tahu lah aku nak jalankan misi seterusnya.”
“Ok Kamal, aku pegi dulu. Kau tunggu sini. Bagi aku masa satu jam.”
“Cepat Raju! Sebelum mereka terjaga.”
“Hello… kak Zie ke tu? Ni Raju.”
“Iyer Raju, ada apa kau fon akak malam-malam ni?”
“Akak dah tidur ke?”
“Belum lagi, tengah study dengan Mira.”
“Hahhh elok lah tu kak Zie dengan Mira datang kat luar sebentar. Saya ada hal nak bincang.”
“Apa hal Raju? Penting ke?”
“Penting kak. Ini pasal mak akak ni.”
“Mak akak? Ok kau tunggu kat luar.”
“Ehhhh Raju! Mana kau dapat video ni?”
“Hahhhh sekarang saya tak kisah, akak setuju atau tidak, akak kena ikut saya.”
“Ehhhh Raju! Kau biar betul! Ni mak aku ke?”
“Eehhh Mia,tak kan aku nak tipu.”
“Jadi kak… apa kita nak buat ni?”
“Akak malu adik, akak malu.”
“Jadi kak?”
“Kita pergi. Akak tak percaya kita lihat dengan mata kepala kita sendiri.”
Itulah perangkap yang cuba dipasang oleh Raju dan Kamal.
Sementara di rumah, Kamal mengambil alih tugas Raju iaitu menelifon ayah kepada Raju, yang kini telah berada di rumah tersebut. Kamal megaturkan strategi di mana dia membawa puan Pengetua di bilik sebelah. Sebelum itu Kamal telah memberi ubat perangsang kepada kak Maria.
Kamal mencumbui kak Maria. Kak Maria sudah hilang arah, kini dia telah bersedia sepenuhnya. Kangkangnya dibuka luas. Kamal tersenyum. Kak Maria kehairanan. Tiba-tiba muncul ayah Raju dari belakang. Kak Maria terkejut!
Kamal menutup mulut kak Maria. Kini ayah Raju megambil alih posisi Kamal, dikepaknya kaki kak Maria, sementara Kamal menutup mulut dan mengikat tangan kak Maria. Kak Maria teperangkap dalam situasi ini.
Ayah Raju bernama Gopal telah siap sedia untuk merasa puki Melayu. Sekali hentakkan, penuh puki kak Maria dengan balak Gopal. Kamal masih lagi menutup mulut kak Maria. Terbeliak matanya menahan tujahan Gopal.
Kini Gopal mula meyorong tarik puki kak Maria. Kesan ubat perangsang mula meyelinap ke tubuhnya. Kini kak Maria sudah tewas. Kamal mula membuka ikatan tangan kak Maria, mulutnya kini menjerit kesedapan. Kak Maria hanyut, sementara Raju memberi pesanan kepada Kamal. Kamal membalas semuanya sudah selesai.
Raju membawa anak dara kembar kak Maria masuk ke rumah Cikgu Tini. Anak dara baru berusia 17 tahun itu pula bakal disula oleh Kamal dan Raju, sedang asyik kak Maria ditunggang Gopal.
Anak dara kembarnya membuka pintu. Kamal yang menyorok di belakang pintu sudah siap sedia berbogel. Kini anak dara kak Maria tergamam melihat maknya di tunggang oleh lelaki India. Terkejut mereka!
Sementara Raju pula sudah bersiap sedia berbogel. Raju menarik tangan Zie, sementara Kamal menarik tangan Mira. Kini anak beranak dirogol di dalam satu bilik. Puas hati Raju dan Kamal.
Sementara kak Maria hanya menitiskan air mata melihat anak-anaknya dirogol sebegitu rupa. Mira menangis dirodok oleh Kamal, sementara Zie pula sedang kusyuk mengulum balak Raju sambil tangannya terikat. Akhirnya sempurna. Sementara Cikgu Tini dan Cikgu Noridah mabuk dilamun mimpi.
Lunaslah segala dendam kesumat Raju dan Kamal.
7 notes
·
View notes
Text
SMP Al-Hikmah IIBS Batu: Membangun Generasi Berprestasi dan Generasi Pemimpin
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/9544f0471b2bf0c1423226b933004614/1057af932c0f7578-73/s540x810/39ad4aa0fbcdcac2d635feea21cec2ac6e66f72c.jpg)
SMP Al-Hikmah IIBS Batu merupakan salah satu institusi pendidikan berbasis asrama yang didirikan oleh Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Al-Hikmah. Resmi beroperasi pada tahun ajaran 2020/2021, sekolah ini melengkapi program pendidikan asrama Al-Hikmah selama enam tahun, yang sebelumnya dimulai dari jenjang SMA. Terletak di lereng Gunung Arjuno, Kota Batu, SMP Al-Hikmah IIBS Batu hadir dengan tujuan utama membentuk generasi aqil baligh yang mampu mengemban tanggung jawab hidup sesuai tahap perkembangannya.
Visi:
Meluluskan peserta didik yang sholih, siap mengemban tanggung jawab kehidupan, muslih dan berprestasi optimal.
Misi:
dengan adanya visi tersebut, al hikmah iibs batu berusaha mewujudkannya dengan misi sebgai berikut:
Menyelenggarakan proses pendidikan yang menyeimbangkan pencapaian masa aqil dan baligh siswa.
Menyelenggarakan proses pendidikan yang menumbuhkan kesadaran siswa akan tujuan penciptaan dan hakekat kehidupannya.
Menyelenggarakan proses pendidikan yang mengoptimalkan potensi siswa untuk berprestasi.
Menyelenggarakan proses pendidikan yang menumbuhkan kesadaran siswa akan kepedulian terhadap lingkungan alam dan sosial.
Menyelenggarakan proses pendidikan yang menumbuhkan karakter berkebhinekaan global.
Menyelenggarakan proses pendidikan yang berpihak kepada peserta didik dan menempatkan mereka sebagai subjek belajar.
Keunggulan Pendidikan di SMP Al-Hikmah IIBS Batu
Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Nilai Islam
SMP Al-Hikmah IIBS Batu mengintegrasikan kurikulum nasional dengan ajaran Islam, memadukan pelajaran umum dengan pembelajaran berbasis Al-Qur’an, Tahfidz, dan Sunnah. Selain itu, program STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) serta proyek inovasi memperkaya pengalaman belajar siswa.
Pendekatan Pembelajaran Modern
Sekolah ini menggunakan teknologi seperti Learning Management System (LMS) yang memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri. Proses pembelajaran juga menerapkan metode ilmiah, pembelajaran berbasis proyek, dan konsep self-managed learning yang mempersiapkan siswa menghadapi tantangan dunia modern.
Fasilitas Asrama Berstandar Internasional
Kehidupan asrama di SMP Al-Hikmah IIBS Batu dirancang untuk melatih kemandirian, kedisiplinan, dan tanggung jawab siswa. Asrama dilengkapi fasilitas modern seperti kamar nyaman, pantry, dan ruang belajar. Program keseharian siswa juga menanamkan pembiasaan beribadah dan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi.
Pengembangan Keterampilan Hidup
Selain pendidikan akademik, siswa dilatih keterampilan hidup seperti kepemimpinan, toleransi, dan pemecahan masalah. Program kewirausahaan, olahraga, dan ekstrakurikuler seperti robotika, seni, dan olahraga memberikan kesempatan siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka.
Karakteristik Lulusan SMP Al-Hikmah IIBS Batu
Lulusan SMP Al-Hikmah IIBS Batu adalah individu yang:
Mampu menyeimbangkan pertumbuhan fisik, emosional, dan spiritual serta menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari hari dengan penuh kesadaran.
Mengaitkan setiap tindakan dengan nilai-nilai Al Quran dan Sunnah.
Beremampuan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan potensi diri.
Memiliki pola pikir bertumbuh dan belajar sepanjang hayat.
Berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan dan terlibat aktif dalam kegiatan sosial.
Memiliki sikap terbuka dan toleran terhadap keberagaman budaya, agama, dan pandangan hidup.
Menunjukkan kemampuan kepemimpinan yang efektif.
SMP Al-Hikmah IIBS Batu tidak hanya memberikan pendidikan berkualitas, tetapi juga membentuk siswa menjadi individu yang unggul secara akademik, bermoral tinggi, dan siap menghadapi dinamika global. Dengan lokasi strategis di kawasan sejuk Kota Batu, sekolah ini menjadi pilihan ideal bagi orang tua yang menginginkan pendidikan holistik bagi anak-anak mereka.
2 notes
·
View notes
Text
Manusia dan Kebahagiaan
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/020bec1875efa9aa1b62b2b00aef113d/f17114f015b44b0b-05/s540x810/2d642a73ae274479965b632bda8ebfd84b29ea2c.webp)
Siapa yang menyangka, ulama klasik Islam Imam Al Ghazali memiliki kitab berjudul "Kimiaus Saadah". Tidak salah lagi, yang kamu baca itu kimia. Ya, kimia. Kimia yg dimaksud di sini adalah proses terjadinya sesuatu.
Sa'adah = kebahagiaan. Jadi, kimiaus sa'adah adalah proses terjadinya kebahagiaan.
Menurut Imam Ghazali, ada beberapa faktor dan ciri kebahagiaan pada manusia. Salah duanya, yaitu memiliki teman/lingkungan yg baik, dan memiliki tujuan.
Kurikulum pembelajaran Allah itu tidak selesai dalam beberapa tahun seperti sekolah-sekolah kita, tetapi terangkai bertahun-tahun membentuk hikmah yang hanya bisa dibaca oleh orang-orang yang bersedia membuka matanya untuk membaca.
Melihat indikator kebahagiaan Imam Al-Ghazali, rupanya hidupku sangat membahagiakan, meski sambil ya Allah ya Allah.
Mengenal warga dan adik-adik Keputih, sepertinya cara Allah mulai mendidik dan mematahkan mitos bahwa manusia bahagia ketika mementingkan diri sendiri. Di tengah gempuran ego ke-aku-an, Allah mendidik hati untuk ikut berbahagia melihat ibu-ibu perlahan mampu membaca huruf hijaiyah meski tertatih. Atau saat melihat adik-adik bersemangat ikutan lomba, ikutan kegiatan, yg belum pernah diikuti sebelumnya.
Ketika 'masa'-nya sudah habis, rupanya Allah tidak mencabut kebahagiaan itu. Ia menurunkannya pada bentuk yang lain, yakni ghirah belajar. Akses belajar melimpah di ibukota, pertemanan yang menjaga diri ini dari rutinitas yang melenakan. Banyak hal di sekitar yang meski belum mampu mengaktualisasikan selayaknya dulu ketika di Keputih, tetapi Allah jaga api semangat ini dalam lingkaran-lingkaran yang kondusif.
Aqidah Islam telah memberikan tujuan yang besar. Aqidah Islam yang sama yang telah membuat para sahabat menjadi para pemimpi visioner dan pejuang yang merindukan surga.
Ya Allah, Tuhan penguasa segala yang ada di langit, di bumi, dan di antara keduanya, jagalah bara api semangat ini. Hidupkan tujuan-tujuan besar itu dalam hati dan langkah-langkah kecil kami.
Nyalakan terus api semangat itu, agar kami mampu menirukan Bilal bin Rabbah yang menyerukan "Ahad" Ketika bongkahan batu besar ditindihkan di atas tubuhnya.
Atau Ali bin Abi Thalib yang dalam usia 23 tahun berani menggadaikan nyawanya untuk berselimut menggantikan Rasulullah di ranjangnya.
Atau seperti Khadijah yang merelakan seluruh hartanya untuk jalan dakwah Rasulullah, yang memercayai dan membenarkannya di saat semua orang mendustakannya.
Tetap hidupkan api semangat itu, agar semua onak dan duri yang bersemayam di jalan yang jauh dari hingar bingar ini, senantiasa dapat kami tempuh dengan mengucap nama Allah.
"Maka, sesungguhnya seluruh pembicaraan mengenai kebahagiaan, selalu berawal dari ma'rifatullah, yaitu mengenal Allah.." -Ustad Wido
3 notes
·
View notes