#Pelayanan masyarakat
Explore tagged Tumblr posts
Text
Pemdes Dusun Baru Tingkatkan Efisiensi Pelayanan dengan Pembelian Mobil Carry Tayo Pickup
Pemdes Dusun Baru Tingkatkan Efisiensi Pelayanan dengan Pembelian Mobil Carry Tayo Pickup KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU SELATAN|| Pemerintah Desa (Pemdes) Dusun Baru di Kecamatan Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan, mengalokasikan anggaran belanja tahun 2024 untuk pembelian kendaraan berupa mobil Carry Tayo Pickup. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas…
#Anggaran belanja Desa#Carry Tayo Pickup#Desa Dusun Baru#Husnaniah#Kendaraan dinas#Kepala Desa#Pembelian mobil#Pemdes Dusun Baru#Efisiensi Pelayanan#Pelayanan Masyarakat
0 notes
Text
Potret Dedikasi Pak Dani di Pamekasan: Dari Insan Pers hingga Masyarakat
DALAM rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-78, Kapolres Pamekasan AKBP Jazuli Dani Iriawan telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam melayani masyarakat dan membangun hubungan harmonis dengan berbagai elemen di Pamekasan. Langkah-langkah yang diambilnya sejak awal masa jabatan sudah memberikan sinyal positif yang diterima dengan baik oleh masyarakat dan insan pers. Salah satu upaya pendekatan…
View On WordPress
#AKBP Jazuli Dani Iriawan#Citra kepolisian#Hari Bhayangkara ke-78#Hubungan dengan media#Integritas dan profesionalisme#Kampanye anti narkoba#Kapolres Pamekasan#Keamanan dan kesejahteraan#Partisipasi masyarakat Kepemimpinan inspiratif#Pelayanan masyarakat#Pendekatan humanis#Program unggulan Polres#Refleksi Hari Bhayangkara#Transparansi kepolisian
0 notes
Text
Tindak Lanjuti SP4N-LAPOR, Pemkot Tangsel Sebut Laporan Tertinggi Masalah Pencemaran Lingkungan
Tangerang Selatan – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus memperkuat sarana pengaduan masyarakat melalui Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N) – Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online (LAPOR). Hal ini menjadi upaya dalam meningkatkan transparansi pelayanan publik di wilayah Tangsel. Pranata Humas Ahli Muda dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangsel,…
#Aduan Masyarakat#Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangsel#Laporan masyarakat#Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online#Pemerintah Kota Tangsel#Pemkot Tangsel#Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional#SP4N-LAPOR
0 notes
Text
Pengelolaan Umpan Balik
Pengelolaan umpan balik dalam Kriteria 1.1.2 diharapkan mencakup beberapa langkah penting untuk memastikan bahwa Puskesmas dapat menerima, menindaklanjuti, dan menggunakan umpan balik dari pengguna layanan secara efektif. Berikut adalah rincian pengelolaan umpan balik yang diharapkan: Pengumpulan Umpan Balik: Puskesmas harus memiliki sistem yang jelas dan mudah diakses oleh masyarakat untuk…
0 notes
Text
Pengobatan Gratis di Colomadu: IPN Wujudkan Kepedulian Sosial bagi Warga
RELASIPUBLIK.OR.ID, KARANGANYAR – Ikatan Praktisi dan Budaya Nusantara (IPN) kembali meneguhkan komitmennya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui acara pengobatan gratis yang digelar di Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, Karanganyar. Acara yang berlangsung pada Minggu, 23 Juni 2024 ini berhasil menjadi tonggak kemanusiaan yang membanggakan, memberikan harapan baru bagi…
View On WordPress
#Bakti sosial#Colomadu#Ikatan Praktisi Budaya Nusantara#IPN#Karanganyar#Kesehatan Masyarakat#Pelayanan Kesehatan#Pengobatan Gratis
0 notes
Text
Dinkes Cilegon Bakal Dirikan 6 Posko Pelayanan Kesehatan
CILEGON – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon akan mendirikan 6 posko pelayanan kesehatan selama arus mudik lebaran 2024. Posko itu akan melayani pemudik mulai 4-16 April 2024. Kepala Bidang Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat Dinkes Cilegon, dr Febri Naldo mengatakan 6 posko itu bakal berdiri di jalur pemudik. “Posko 1 itu ada di Landmark, posko 2 ada di Gerem,…
View On WordPress
#arus mudik 2024#Dinas Kesehatan Kota Cilegon#dr Febri Naldo#Kepala Bidang Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat Dinkes Cilegon#Merak-Bakauheni#Pelabuhan Merak#posko kesehatan#Posko Pelayanan Kesehatan#Terminal Terpadu Merak#Tiket Merak Bakauheni
0 notes
Text
0 notes
Text
Antusias Masyarakat Urus Adminduk Pasca Libur Idul Fitri, Disdukcapil Kota Medan Tetap Berikan Pelayanan Maks
Antusias Masyarakat Urus Adminduk Pasca Libur Idul Fitri, Disdukcapil Kota Medan Tetap Berikan Pelayanan Maks
Medan, Goosela.com – Pasca libur hari raya idul Fitri 1444 H, Pemko Medan melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Medan tetap memberikan pelayanan yang maksimal (maks) kepada masyarakat sesuai dengan visi dan misi Wali Kota Medan Bobby. Hal ini juga sudah terlihat sejak hari pertama masuk kerja di hari Rabu (26/4), pelayanan Administrasi dan Kependudukan (Adminduk) sudah…
View On WordPress
#Antusias Masyarakat#Disdukcapil Kota Medan#Pasca Libur Idul Fitri#Tetap Berikan Pelayanan Maks#Urus Adminduk
0 notes
Text
Ada istilah yang menarik waktu nyoba nyari tahu peran perempuan menurut agama Nasrani. Di sana disebutkan bahwa:
Perempuan adalah tiang doa.
Terus jadi mikir, ini ternyata beneran kejadian di masyarakat Indonesia pada umumnya. Kita seringkali lihat effort berdoanya ibu-ibu tuh suka lebih gacor daripada bapak-bapak. Banyak kasus seorang ayah pemabuk, penjudi, pezina, KDRT, jauh dari Tuhan, tapi istrinya tuh nggak henti-hentinya mendoakan. Pernah beberapa kali juga baca kasus semacam ini di twitter dari point of view anaknya tentang doa ibu. Yang disuguhkan di film-film azab pun rerata kasusnya demikian: istri yang kelewat protagonis dan suami yang kelewat antagonis, wkwk. Ya tentunya alur di sinetron itu kan diangkat dari realita di masyarakat soalnya supaya laku harus relatable.
Akhirnya yang aku peroleh adalah selama ibu masih berdoa dan berpegang teguh dengan keyakinannya, masih ada yang bisa diharapkan dari keberlangsungan rumah tangga. Lebih bagus kalau bapaknya juga. Kalau bapaknya sholeh sendirian juga tetep bisa diharapkan kok, buktinya keluarga Nabi Luth dan Nabi Nuh.
Nah cuma kalau dalam kasus "bapak sholeh dan ibu tidak sholehah" nggak semua anak bisa menganggap bapaknya sebagai tempat pulang, soalnya "rahim" itu kan hakikatnya adalah peran perempuan. Tapi dalam kasus "ibu sholehah dan bapak tidak sholeh" hampir semua anak setidaknya dapat merasa masih punya "rumah" selama ibunya masih fungsional menjalankan peran sebagai tiang doa dan sebagai "rahim".
Mamski pernah bilang ke aku bahwa perempuan dalam hidup laki-laki (entah itu ibu, istri, atau anak) adalah sumber berkah bagi si laki-lakinya (syarat dan ketentuan berlaku). Maksudnya apa?
Berkah tuh kan artinya bertambahnya kebaikan, jadi apapun yang laki-laki berikan kepada anak/istri/ibunya, Allah akan lipat gandakan. Contoh sederhananya aja perihal nafkah, misalnya laki-lakinya ngasih materi berupa uang, nah perempuannya menjadikan uang tersebut dapat bermanfaat bagi seluruh anggota keluarga misalnya buat masak makanan sehari-hari. Dari makanan yang dimakan, keluarga pun dapat melaksanakan aktivitas penghambaan.
Jadi maksudnya berkah di sini adalah perempuan berperan sebagai pengelola. Dan dampak dari pengelolaan yang dilakukan perempuan adalah berlipat gandanya kebaikan dan pembuka keran kebaikan-kebaikan lainnya.
Akhirnya ini make sense setelah coba nyambungin gimana dampak perempuan yang nggak sholehah terhadap kehidupan laki-laki. Contoh kasusnya aku pernah baca, salah satu alasan pejabat melakukan korupsi tuh bukan untuk memenuhi keinginan dirinya, tapi untuk memenuhi keinginan anak istrinya. Pantesan, kita tau sendirilah yang perempuan materialistis itu keinginannya apa aja, nggak jauh-jauh dari tren, printilan lucu, ngidol, konser, pakaian, makanan, dan perhiasan mewah. Intinya mah gaya hidup.
Kalau istri atau ibu-ibu di setiap keluarga rajin pengajian (kalau di Nasrani rajin persekutuan/pelayanan) maka yang begini tidak akan terjadi; gaya hidup bermewah-mewahan, korupsi, dll.
Sering denger atau baca juga, di antara penunjang kesuksesan seorang lelaki adalah doa ibunya ketika belum menikah dan doa pasangannya ketika sudah menikah. Sebagian besar laki-laki baik memvalidasi hal ini. Kenapa laki-laki baik? Karena syarat dan ketentuan berlaku yaitu harus saling, harus sama-sama baik. Kalau perempuan tiangnya, maka laki-laki adalah atapnya yang berfungsi sebagai pelindung harga diri keluarga.
Atau di analogi bahtera, perempuan itu tiangnya, laki-laki itu layarnya. Tiangnya harus kuat dan layarnya harus seimbang soalnya yang dihadapi tuh bukan cuma senang-senang aja melainkan ombak dan angin ribut. Ketika tiangnya kuat, layarnya juga dapat membawa ke arah yang sama-sama dituju.
Sementara itu, pernah denger point of view dari laki-laki bahwa pencapaian utama mereka adalah membahagiakan perempuannya. Sempet viral kan, Arie Kriting yang sering nanya ke istrinya, Indah Permatasari, "kamu happy nggak?" Nah sebenarnya pengakuan happy-nya perempuan tuh beneran sepenting itu untuk laki-laki.
Refleksinya, kita sebagai perempuan harus punya standar bahagia yang sederhana alias sifat qana'ah. Tentunya laki-lakinya pun harus punya mental provider atau sifat qawwam yang baik dan benar. Konon, meningkatnya jumlah wanita karir di era ini adalah karena secara umum para perempuan melihat semakin sedikit laki-laki yang bisa menjadi provider.
Di sisi lain, salah satu sifat perempuan yang tidak boleh dinikahi adalah annanah (suka mengeluh). Mengeluh karena selalu merasa kurang sehingga hanya akan mendatangkan mudharat, membuat keluarga kesusahan untuk menjadi taat kepada Allah dan susah mencapai sakinah (ketenangan).
Soalnya sifat annanah dalam perempuan kalau dibiarkan bisa merembet kemana-mana. Laki-laki akan merasa gagal menjadi provider yang baik, lalu mencari orang lain yang akan selalu merasa cukup terhadap pemberiannya. Laki-laki bisa juga mencari uang dengan cara yang tidak baik (contoh kasusnya yang korupsi tadi). Atau laki-laki jadi overworking dan tidak dapat menjalankan ibadah dengan maksimal.
Makanya Nabi Ibrahim menitipkan pesan untuk Nabi Ismail untuk "mengganti palang pintunya" karena istrinya saat itu tidak memiliki sifat qana'ah. Dan setelah menggantinya, Nabi Ibrahim menitipkan pesan lagi untuk "memperkokoh palang pintunya" karena istri barunya Nabi Ismail memuji Allah dan tidak mengeluh tentang kehidupan yang melarat.
Refleksi yang diperoleh, jangan jadi perempuan yang terlalu fokus berdoa untuk mendapat imam yang baik, padahal diri sendiri belum tentu bisa menjadi makmum yang baik. Minimal di keluarga yang sekarang bisa dimulai jadi anak yang selalu bersyukur menerima apapun yang diberikan oleh orang tua.
Terus makin menyederhanakan keinginan karena sifat qana'ah itu ga akan datang dari pemikiran yang materialistis. Sifat qana'ah ga akan datang dari kebiasaan melihat standar orang lain dan tren di tiktok (atau sosmed lainnya). Sifat qana'ah ga akan datang dari kebiasaan membandingkan. Sifat qana'ah ga akan datang dari orang yang pengendalian dirinya rendah. Makanya salah satu tips membiasakannya adalah dengan berpuasa.
Refleksi selanjutnya adalah buatku pribadi, aku bersyukur banget punya mamski yang jarang banget ngeluh, soalnya bagi sebagian besar orang, ngeluhnya seorang ibu tuh bikin nggak betah di rumah (nggak sakinah). Bersyukur juga punya bapak yang effortnya semaksimal mungkin untuk jadi provider yang baik.
Belakangan ini juga lagi seneng baca-baca tentang how amazing tahajud buat ngebangkitin semangat berdoa. Soalnya yang namanya "tiang doa" tuh harus dibiasain dari sebelum nikah. Soalnya pengen jadi perempuan yang fungsional. Soalnya untuk jadi tiang yang kokoh, harus punya kebergantungan kepada Yang Maha Kokoh. Apalagi sebagai orang yang pas berdoa tuh harus mindful, tentunya dalam berdoa pun butuh energi kan? Jadi harus pinter-pinter mengalokasikan energi kehidupan, jangan keseringan dipakai begadang nonton yang nggak jelas atau scrolling without consciousness.
Yang jadi PR sekarang juga adalah memahami konsep rezeki. Atau kalaupun emang susah dipahami (karena pola rezeki tuh kadang serandom itu tapi dalilnya pun ada), minimal nggak perlu suuzon tentang rezeki kita maupun rezeki orang lain. Dan nggak usah takut miskin karena hampir semua nabi juga diuji dengan kemiskinan (apalagi Nabi Musa, benar-benar homeless yang harus melawan orang terkaya di negerinya). Nggak perlu juga sok ngatur ke Allah tentang waktu, jumlah, dan jalan masuknya rezeki.
Kita ga bisa ngatur ke depannya bakal seideal apa, tapi kita bisa mempersiapkan mental dan pondasi diri yang stabil dengan kebiasaan-kebiasaan baik dari sekarang. Kebiasaan berpuasa yang mindful dapat melatih self-control dan sifat qana'ah. Kebiasaan tahajud dapat membuat kita fungsional sebagai tiang doa dan tiang negara.
Mudah-mudahan Allah mengaruniakan kita sifat qana'ah dan memudahkan kita dalam melakukan fungsi dan peran sebagai perempuan muslim, sebagai anak, dan mungkin nanti sebagai istri maupun ibu.
— Giza, agak aneh bahasannya akhir-akhir ini tentang perempuan mulu padahal tomboi wkwk. Tapi seru dan pengen enjoy dalam memperbaiki diri.
54 notes
·
View notes
Text
Peringatan HUT Bhayangkara ke-78 di Mukomuko, Kapolres Tekankan Inovasi dan Pelayanan Prima
Peringatan HUT Bhayangkara ke-78 di Mukomuko, Kapolres Tekankan Inovasi dan Pelayanan Prima KANTOR-BERITA.COM, MUKOMUKO|| Pada hari Senin, 1 Juli 2024, pukul 08.00 WIB, di lapangan Pemda Kabupaten Mukomuko, dilaksanakan upacara peringatan HUT Bhayangkara ke-78. Upacara ini mengusung tema “Polri Presisi Mendukung Percepatan Transformasi yang Inklusif dan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas.”…
View On WordPress
#AKBP Yana Supriatna#HUT Bhayangkara ke-78#Kapolres Mukomuko#Polri Presisi#Upacara peringatan#Pelayanan Masyarakat#Polres Mukomuko
0 notes
Text
Polres Pamekasan Raih Penghargaan Pelayanan Publik dari Ombudsman RI
PAMEKASAN, MaduraPost – Polres Pamekasan kembali mencatat prestasi gemilang dengan menerima piagam penghargaan dari Ombudsman Republik Indonesia dalam ajang Penganugerahan Predikat Kepatuhan Penyelenggaraan Pelayanan Publik 2024. Acara berlangsung di Hotel JW Marriott Surabaya, Jumat (13/12). Penghargaan bergengsi ini diberikan atas komitmen Polres Pamekasan dalam memberikan pelayanan publik yang…
#Hotel JW Marriott Surabaya#Inovasi Pelayanan Publik#Kapolres Pamekasan AKBP Jazuli Dani Iriawan#Komitmen Pelayanan#Pelayanan Kepolisian Berintegritas#pelayanan publik#Penganugerahan Predikat Kepatuhan#Penghargaan Ombudsman RI#Polda Jawa Timur#Polres Pamekasan.#Prestasi Polri#Rekomendasi Ombudsman RI#Sinergi dengan Masyarakat#Transparansi dan Profesionalisme#Wakapolres Kompol Andy Purnomo
0 notes
Text
Mengeluh Soal Pelayanan, Masyarakat Berhak Tau Wewenang Anggota DPRD
Tangerang Selatan – Tokoh pemuda Serua, Ciputat, Kota Tangsel Roy mengeluhkan sulitnya mendapatkan akses pelayanan kesehatan dan pendidikan. Roy mengatakan puluhan warga masih menunggak BPJS Kesehatan. Karena tunggakan itu, mereka jadi sulit berobat atau mendapatkan pelayanan kesehatan, meski ber-KTP Tangsel. “Selain itu, akses pendidikan yang saat ini menggunakan zonasi, membuat beberapa…
View On WordPress
0 notes
Text
Peran Kebaikan #02
Bogor, 21 Juni 2024 | Jumat, 14 Dzulhijjah 1445 H.
Berbicara tentang pekerjaan, banyak sekali jenis pekerjaan yang ditawarkan di dunia kerja dan bidang pekerjaan yang ada sekarang juga cukup beraneka ragam. Ada yang memilih untuk bekerja sesuai dengan jurusan kuliah, ada juga yang memilih untuk bekerja di bidang yang jauh dari jurusannya saat kuliah dulu. Dari kedua pilihan tersebut tidak ada yang salah, yang salah adalah orang yang tidak mau berusaha untuk bekerja dan hanya mau minta-minta.
Berbicara tentang jenis pekerjaan, ada pekerjaan yang sifatnya generalist ada juga pekerjaan yang sifatnya spesialist. Aku sendiri memilih untuk pekerja dengan lingkup pekerjaan generalist dari latar belakang jurusanku dulu management aku belajar banyak hal tentang bisnis dan ekonomi. Di jurusan kuliahku juga belajar sedikit materi programming dasar. Tidak ada yang salah dengan pekerjaan generalist atau spesialist, karena kedua sifat pekerjaan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Sebagai seorang fresh graduate, saat awal-awal mencari pekerjaan bagiku sangat struggle karena aku sendiri saat itu belum mengetahui aku ingin bekerja dibidang apa dan posisi kerja yang sesuai dengan passion. Beberapa bulan aku menganggur tidak mendapatkan pekerjaan. Rasanya putus asa dalam menjalani kehidupan. Selalu membandingkan diri dengan teman-teman yang sudah sukses di dunia kerjanya. Saat menganggur aku sering sekali overthinking dan kurang optimis dalam menjalani kehidupan. Betul-betul saat itu adalah titik terendah dalam kehidupanku.
Alhamdulillah setelah berdoa dan banyak muhasabah diri dan pastinya belajar skill baru untuk persiapan memasuki dunia kerja. Aku diterima kerja dibagian unit pelayanan dibawah kementerian pertahanan. Namun sejujurnya pekerjaan ini jauh dari impian yang aku cita-citakan saat kuliah dulu. Lagi-lagi aku hanya bisa berencana dan berikhtiar namun Allah yang maha tau tempat terbaik untukku bekerja dimana. Disisi lain aku bersyukur karena tidak bekerha di dunia perbankan, karena banyak sekali teman-temanku dari prodi management yang ujung-ujungnya bekerja di bank. Aku sendiri punya prinsip tidak mau bekerja di lembaga perbankan karena menghindari riba. Namun aku tidak menyalahkan teman-temanku yang sekarang sudah bekerja di bidang perbankan, mungkin mereka ingin mencari pengalaman kerja dan pekerjaan yang sekarang dijadikan sebagai batu loncatan untuk bisa berpindah ke bidang kerja yang lebih baik.
Aku bersyukur karena pekerjaanku sekarang akan banyak berhubungan dengan orang dan aku bersyukur sebagai seorang ekstrovert aku akan banyak melakukan sosialisasi dengan pihak lain, aku bersyukur karena pekerjaanku yang sekarang memiliki tujuan akhirat yang besar dan insya Allah akan banyak membantu orang lain. Sebagai seseorang yang bekerja di unit pelayanan pastinya aku membutuhkan bekal dan skill yang memadahi sehingga harapannya nanti ketika sudah dilantik dan mulai bekerja bisa bekerja secara maksimal, untuk mewujudkan itu aku sekarang sedang mengikuti pelatihan unit pelayanan yang diadakan di Universitas Pertahanan, tempatnya di Sentul, Bogor.
Aku berdoa semoga Allah berikan kesehatan padaku sehingga aku bisa menyelesaikan pelatihan unit pelayanan dan dimudahkan untuk proses pelantikan kerjanya nanti. Aku juga berharap semoga aku bisa di tempatkan di pulau jawa bukan diluar jawa, agar bisa dekat dengan keluarga. Dan pastinya aku berdoa semoga nantinya aku bisa bekerja secara maksimal dibidang pelayanan ini. Aku selalu berdoa kepada Allah, jika memang ini adalah pekerjaan yang baik, mudahkan aku untuk bisa maksimal dalam menjalaninya atau melakukannya. Mudahkan aku untuk bisa memberikan kebermanfaatan untuk umat Islam, khususnya masyarakat Indonesia.
20 notes
·
View notes
Text
PENANGANAN ANAK REMAJA BERKEBUTUHAN KHUSUS DALAM BERKOMUNIKASI
Nanda Nova Agusvina, Muhammad Zakki Muttaqin.
Komunikasi menjadi salah satu kebutuhan bagi manusia. Manusia perlu berkomunikasi untuk menyampaikan pesan maupun gagasan yang dimiliki kepada orang lain. Menurut Berelson dan Stainer (1964) komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka- angka, dan lain-lain. Sedangkan menurut Everett M. Rogers (1983) komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih. dengan maksud untuk merubah tingkah laku mereka. Skill komunikasi dibutuhkan oleh setiap orang karena dengan komunikasi yang baik ide atau gagasanya dapat di dengar dan di mengerti oleh orang lain. Komunikasi menjadi salah satu interpersonal skill yang di butuhkan oleh setiap orang.
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang membuat manusia dapat saling berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari di mana saja berada. Proses komunikasi terjadi melalui bahasa, bentuk bahasa dapat berupa isyarat, gestur, tulisan, gambar, dan wicara. Komunikasi akan berjalan dengan lancar dan berhasil apabila proses itu berjalan dengan baik. Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang berarti sama. Secara umum komunikasi dapat diterjemahkan sebagai penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak lainya supaya terjadi pengertian yang sama. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya. ABK ini menghadapi kesulitan dalam belajar dan perkembangan. Oleh sebab itu mereka memerlukan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar masing- masing anak. Salah satu programnya yaitu mengetahui siapa dan bagaimana anak berkebutuhan khusus serta karakteristiknya. Dengan pemahaman tersebut diharapkan guru mampu melakukan identifikasi peserta didik di sekolah, maupun di masyarakat sekitar sekolah.
Anak remaja berkebutuhan khusus merujuk pada individu yang mengalami keterbatasan dalam berbagai aspek perkembangan, baik itu fisik, kognitif, emosional, maupun sosial, yang memerlukan perhatian dan perlakuan khusus agar dapat berkembang secara optimal. Dalam konteks ini, "berkebutuhan khusus" mencakup berbagai kondisi seperti disabilitas fisik, intelektual, sensorik, atau emosional yang mempengaruhi kemampuan anak untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Anak remaja berkebutuhan khusus memerlukan pendekatan pendidikan, sosial, dan kesehatan yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka untuk mendukung perkembangan mereka secara holistik. Santrock (2007) dalam bukunya yang berjudul Adolescence menjelaskan bahwa anak remaja berkebutuhan khusus adalah individu yang menghadapi kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari karena adanya kondisi fisik, mental, atau emosional tertentu yang memerlukan penyesuaian atau intervensi dari lingkungan sekitar.
Komunikasi pada anak remaja berkebutuhan khusus sangat penting karena merupakan sarana untuk interaksi sosial, pengembangan keterampilan, dan pembelajaran. Anak remaja dengan kebutuhan khusus, seperti gangguan pendengaran, autisme, keterlambatan perkembangan, atau gangguan bahasa, sering kali menghadapi tantangan dalam hal komunikasi verbal maupun nonverbal.
Anak remaja berkebutuhan khusus sering kali mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang sehat. Dengan komunikasi yang efektif, mereka dapat belajar untuk mengekspresikan diri, memahami perasaan orang lain, dan membangun keterampilan sosial yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, Anak dengan keterlambatan perkembangan atau gangguan bahasa memerlukan pendekatan komunikasi yang disesuaikan untuk membantu mereka meningkatkan kemampuan berbicara atau memahami bahasa. Terapi wicara, misalnya, dapat sangat bermanfaat bagi ABK dalam mengembangkan keterampilan komunikasi mereka, Komunikasi juga berperan dalam meningkatkan kemandirian remaja berkebutuhan khusus. Dengan memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik, mereka dapat lebih mandiri dalam melakukan tugas sehari-hari, seperti memesan makanan, meminta bantuan, atau mengungkapkan kebutuhan mereka.
Anak remaja dengan kebutuhan khusus mungkin memerlukan pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya. Misalnya, untuk anak dengan gangguan pendengaran, komunikasi bisa dilakukan dengan menggunakan bahasa isyarat, teks, atau alat bantu dengar. Sedangkan untuk anak dengan autisme, penggunaan gambar atau sistem komunikasi berbasis visual dapat lebih efektif. Tanpa komunikasi yang memadai, anak remaja berkebutuhan khusus bisa merasa terisolasi dari teman sebaya mereka. Komunikasi yang baik membantu mereka untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan mendapatkan dukungan emosional, yang pada gilirannya membantu perkembangan psikologis mereka. Secara keseluruhan, komunikasi pada anak remaja berkebutuhan khusus adalah kunci untuk mendukung perkembangan sosial, emosional, dan kognitif mereka. Intervensi yang tepat, seperti terapi wicara, teknologi asistif, atau dukungan sosial, sangat penting untuk memastikan bahwa mereka dapat berkomunikasi dengan efektif dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Seperti permasalahan komunikasi pada anak autis yang kita bisa ambil adalah Komunikasi akan ada selama interaksi sosial berlangsung. Setiap manusia tentunya akan menggunakan komunikasi sebagai sarana dalam berinteraksi sosial. Beberapa orang terkadang mengalami gangguan dalam berkomunikasi dengan faktor gangguan yang berbeda-beda. Salah satu orang yang mengalami gangguan komunikasi dalam berinteraksi yaitu anak autis. Anak melakukan komunikasi secara verbal dengan tambahan pendukung komunikasi secara nonverbal. Penjelasan tersebut tentunya mengacu dengan kemampuan komunikasi anak autis dalam berinteraksi dengan anak normal lain di sekolah inklusi.
Autisme didefinisikan sebagai suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia 3 tahun. Bahkan pada autisme infantile, gejalanya sudah ada sejak lahir. Anak penyandang autis mempunyai masalah gangguan dalam bidang komunikasi, interaksi sosial, gangguan sensoris, pola bermain, perilaku dan emosi. Kanner (dalam Berkell, 1992) mendeskripsikan gangguan ini dengan 3 kriteria umum yaitu adanya gangguan pada hubungan interpersonal, gangguan pada perkembangan bahasa dan kebiasaan untuk melakukan pengulangan atau melakukan tingkah laku yang sama secara berulang-ulang.
Menurut Puspita (2004) bentuk penerimaan orangtua dalam penanganan individu autisme adalah dengan memahami keadaan anak apa adanya; memahami kebiasaan-kebiasaan anak; menyadari apa yang sudah bisa dan belum bisa dilakukan anak; membentuk ikatan batin yang kuat yang akan diperlukan dalam kehidupan di masa depan dan mengupayakan alternatif penanganan sesuai dengan kebutuhan anak. Deddy Mulyana (2011:426) menyatakan mereka percaya bahwa kebersamaan, ngobrol, dan kegaduhan adalah tanda kehidupan yang baik, tetapi untuk anak autis mereka cenderung diam bukannya tidak mau tetapi mereka memiliki keterbatasan dalam komunikasi sehingga mempengaruhi perilaku mereka
Adapun terapi yang dapat dilakukan untuk anak autisme dalam mengatasi kesulitan berkomunikasi adalah Terapi Wicara (Speech Therapy) Terapi wicara dapat membantu anak autis dalam mengembangkan keterampilan komunikasi verbal dan non-verbal. Terapis wicara akan bekerja untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengucapkan kata-kata, memahami makna kata, serta keterampilan berbicara secara sosial. erapi wicara atau speech therapy merupakan bentuk terapi yang dilakukan untuk membantu individu yang mengalami gangguan bicara, bahasa, atau komunikasi. Terapi ini dapat mencakup berbagai jenis gangguan, seperti gangguan bicara (artikulasi, suara), bahasa (pemahaman dan ekspresi), serta gangguan komunikasi sosial.
Penerapan Terapi Wicara (Speech Therapy), Pemeriksaan dan Penilaian Awal Langkah pertama dalam terapi wicara adalah melakukan pemeriksaan untuk mengetahui jenis dan tingkat keparahan gangguan komunikasi yang dialami. Terapi wicara biasanya dimulai dengan penilaian formal dan informal yang mencakup pengamatan, wawancara, dan penggunaan instrumen penilaian yang tepat. Alat penilaian yang umum digunakan meliputi tes bahasa, tes bicara, dan penilaian motorik untuk mengetahui kelancaran atau kejelasan berbicara. Penerapan Terapi Berdasarkan Jenis Gangguan Gangguan Bicara Pada kasus gangguan artikulasi (kesulitan dalam menghasilkan suara yang benar), terapis akan menggunakan latihan untuk melatih pengucapan yang benar, seperti teknik pembelajaran dengan menggerakkan lidah, bibir, dan rahang dengan cara yang benar. Untuk gangguan suara, terapi dapat mencakup latihan pernapasan, pengaturan volume suara, dan teknik relaksasi untuk mengurangi ketegangan. Gangguan Bahasa Terapi untuk gangguan bahasa mencakup latihan memperkaya kosa kata, latihan memahami perintah, serta latihan merangkai kalimat yang benar. Penggunaan gambar, kartu, atau alat bantu visual dapat sangat efektif dalam memperbaiki kemampuan bahasa
Gangguan Komunikasi Sosial Bagi individu dengan gangguan komunikasi sosial, seperti pada autisme, terapi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berinteraksi, memperbaiki bahasa tubuh, serta mengajarkan keterampilan berbicara dalam konteks sosial. Penerapan Teknologi dalam Terapi Wicara Pemanfaatan perangkat lunak atau aplikasi komunikasi berbasis teknologi, seperti aplikasi ponsel pintar, dapat sangat berguna dalam membantu klien mengembangkan kemampuan bicara dan bahasa mereka. Alat bantu komunikasi augmentatif dan alternatif (AAC) seperti papan komunikasi dan perangkat penghasil suara juga sering digunakan, terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan berbicara atau tidak bisa berbicara sama sekali.
Keterlibatan Orang Tua dan Lingkungan Terapi wicara tidak hanya terbatas pada sesi dengan terapis, tetapi juga melibatkan latihan di rumah. Orang tua dan keluarga dapat berperan aktif dalam memberikan stimulasi komunikasi yang dapat membantu perkembangan anak. Keterlibatan dalam situasi sosial dan interaksi sehari-hari juga dapat membantu mempercepat perkembangan kemampuan bicara dan bahasa. Terapi untuk Kelompok Usia Berbeda Anak-anak Terapi wicara pada anak-anak biasanya berfokus pada pengembangan bahasa, kemampuan berkomunikasi, dan keterampilan sosial. Intervensi dini sangat penting untuk mengatasi gangguan bicara dan bahasa. Dewasa Terapi wicara pada orang dewasa lebih difokuskan pada rehabilitasi setelah cedera atau penyakit seperti stroke atau gangguan saraf yang mempengaruhi kemampuan bicara dan bahasa.
Terapi wicara yang di lakukan oleh Femy Debora Siwi yang berjudul “ latihan terapi wicara dalam meningkatkan efektivitas berkomunikasi anak autis” Berdasarkan pada hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa latihan terapi wicara efektif dalam pembelajaran artikulasi untuk siswa autis di SLB-C Katolik Santa Anna Tomohon. Kemampuan artikulasi yang dimiliki siswa berhasil mengucapkan sebanyak 26 huruf, 21 suku kata, dan 55 kata. Terapi wicara juga di lakukan oleh Nurmi Yanti dkk, yang berjudul “pelaksanaan terapi wicara dalam menstimulasi kemampuan berkomunikasi anak autis usia 5-6 tahun di SLB autis center kota bengkulu” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan terapi wicara sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat perencanaan pelaksanaan terapi wicara yang memiliki tujuan, standar pelaksanaan yang jelas dan memiliki waktu pelaksanaan yang telah terjadwal yaitu seminggu dua kali selama kurang lebih 30 menit tiap terapi.
KESIMPULAN
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang membuat manusia dapat saling berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari di mana saja berada, sedangkan Anak remaja berkebutuhan khusus sering kali mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang sehat. Dengan komunikasi yang efektif, seperti yang di alami oleh anak autis yang dimana mengalami kesulitan berkomunikasi maka kami menyarankan penanganan yang tepat dalam kesulitan berkomunikasi pada anak autis adalah terapi wicara (Speech Therapy) yang di mana banyak peneliti yang berhasil menerapkan terapi wicara pada anak autis.
DAFTAR PUSTAKA
Berelson dan G.A.Steiner. 1964. Human Behaviour an Inventory of Scientific Finding. New York: Harcurt, Brank 721.P
Everett M. Rogers. 1983. Diffusion of Innovations. London: The Free Press.
Santrock, J. W. (2007). Life-span development (11th ed.).
Deddy Mulyana. (2012). Ilmu komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Arief, S. (2014). Terapi Wicara: Pendekatan Klinis dan Praktis dalam Rehabilitasi Gangguan Bicara dan Bahasa. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Damayanti, R. (2018). Terapi Wicara untuk Anak dengan Gangguan Bahasa. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Suryana, R. (2016). Dasar-Dasar Terapi Wicara. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
2 notes
·
View notes
Text
Penanganan Psikologi pada Perkembangan Anak dan Remaja Berkebutuhan Khusus yang Mengalami Hambatan Sosial
Dinda Haniyati Rizki (2230901305)
Sae Maharani Ahmad (2230901307)
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan individu yang memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan anak-anak seusianya, baik dari aspek fisik, kognitif, maupun sosial-emosional. Hal ini menyebabkan mereka memerlukan pelayanan pendidikan dan dukungan yang lebih spesifik. Secara umum, ABK meliputi anak-anak yang mengalami tunanetra, tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, gangguan komunikasi, serta gangguan emosi dan perilaku (Hallahan dan Kauffman, 1988). Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh ABK adalah hambatan dalam menjalin relasi sosial, yang dapat berdampak signifikan pada perkembangan emosional dan sosial mereka.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki karakteristik unik yang membutuhkan pendekatan khusus, terutama dalam mengatasi hambatan sosial. Relasi sosial merupakan kebutuhan penting bagi mereka, tetapi seringkali sulit dijangkau karena keterbatasan komunikasi atau stigma dari lingkungan. Hambatan ini dapat memunculkan kecemasan sosial, tantrum, hingga penurunan kepercayaan diri. Oleh karena itu, pendekatan psikologis diperlukan untuk membantu mereka membangun hubungan sosial yang sehat dan mendapatkan dukungan emosional dari lingkungan sekitar.
Dalam penanganannya, psikologi menyediakan berbagai strategi seperti terapi sosial-edukasi untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan terapi kognitif-perilaku untuk membantu mereka mengelola pikiran negatif. Selain itu, keluarga dan guru memiliki peran besar dalam menciptakan lingkungan yang mendukung. Dengan memberikan pelatihan kepada keluarga dan edukasi kepada teman sebaya, ABK dapat merasa diterima dan dihargai. Di sekolah, kebijakan anti-bullying dan pendekatan proaktif dari guru dapat menjadi langkah efektif untuk melindungi ABK dari perundungan yang sering mereka alami.
Masyarakat juga perlu dilibatkan untuk mengurangi stigma terhadap ABK. Melalui program komunitas, kampanye kesadaran, dan kolaborasi berbagai pihak, lingkungan sosial yang lebih inklusif dapat terwujud. Dengan pendekatan yang holistik dan berbasis empati, ABK tidak hanya mampu mengatasi hambatan sosial, tetapi juga berkembang menjadi individu yang percaya diri dan mandiri. Dukungan ini bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan mereka, tetapi juga memastikan bahwa mereka dapat berkontribusi positif dalam komunitasnya.
Hambatan sosial pada ABK sering kali dipengaruhi oleh faktor internal, seperti keterbatasan komunikasi, serta faktor eksternal, seperti lingkungan yang tidak mendukung dan adanya perilaku bullying. Untuk itu, peran psikologi menjadi sangat penting dalam membantu ABK mengatasi hambatan sosial mereka, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal di lingkungan masyarakat.
Dalam konteks pendidikan inklusif di Indonesia, ABK memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan anak-anak lainnya, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan inklusif bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang ramah, fleksibel, dan responsif terhadap kebutuhan semua anak, termasuk ABK (Stubss, 2002).
Pendidikan inklusif menempatkan ABK di sekolah umum bersama anak-anak tanpa disabilitas. Hal ini bertujuan untuk mendorong interaksi sosial yang positif dan membantu mereka belajar beradaptasi dalam lingkungan yang lebih luas. Namun, penerapan pendidikan inklusif sering kali menghadapi tantangan, seperti kurangnya pemahaman guru dan teman sebaya mengenai kondisi ABK, serta minimnya fasilitas pendukung yang sesuai.
Relasi sosial merupakan kebutuhan mendasar bagi semua individu, termasuk ABK. Relasi sosial tidak hanya membantu seseorang merasa diterima di lingkungannya, tetapi juga memengaruhi perkembangan emosional dan psikologis secara keseluruhan. Namun, ABK sering kali menghadapi kesulitan dalam menjalin hubungan sosial akibat perbedaan yang mereka miliki.
Hambatan komunikasi, kurangnya pemahaman lingkungan, dan stigma sosial menjadi faktor utama yang menghambat relasi sosial ABK. Akibatnya, banyak ABK yang mengalami isolasi sosial, rasa rendah diri, hingga kecemasan sosial. Situasi ini semakin diperparah oleh pengalaman bullying yang sering kali mereka alami di sekolah maupun lingkungan tempat tinggal. Bullying terhadap ABK dapat berupa ejekan, penolakan, atau bahkan perilaku agresif dari teman sebaya.
Hambatan sosial yang dialami ABK dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan mereka.
Beberapa dampak tersebut meliputi: 1.Kecemasan Sosial ABK yang mengalami kesulitan berkomunikasi sering kali merasa cemas ketika berada di lingkungan sosial. Mereka mungkin takut berbicara dengan orang lain, menghindari kontak mata, atau merasa tidak nyaman di tempat ramai. Kecemasan sosial ini dapat menghambat partisipasi mereka dalam kegiatan kelompok dan mengurangi peluang mereka untuk membangun hubungan sosial yang sehat.
2.Tantrum dan Ketidakmampuan Mengontrol EmosiKetidakmampuan untuk mengekspresikan kebutuhan atau perasaan secara verbal dapat membuat ABK menjadi frustrasi. Frustrasi ini sering kali diekspresikan melalui tantrum atau perilaku agresif. Tantrum pada ABK tidak hanya mengganggu proses interaksi sosial, tetapi juga dapat memengaruhi hubungan mereka dengan keluarga dan teman sebaya.
3.Rendahnya Kepercayaan Diri Pengalaman negatif dalam interaksi sosial, seperti ditolak atau diejek, dapat menurunkan rasa percaya diri ABK. Mereka mungkin merasa tidak berharga atau tidak mampu memenuhi harapan lingkungan, sehingga lebih cenderung menarik diri dari interaksi sosial.Psikologi memiliki peran penting dalam membantu ABK mengatasi hambatan sosial yang mereka alami. Pendekatan psikologis yang digunakan harus bersifat holistik, melibatkan anak, keluarga, dan lingkungan sekitar.
Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat diterapkan:
1.Terapi Sosial-EdukasiTerapi ini bertujuan untuk mengajarkan keterampilan sosial kepada ABK, seperti cara berkomunikasi, berbagi, dan bekerja sama dalam kelompok. Terapi sosial-edukasi dapat dilakukan melalui permainan kelompok, simulasi situasi sosial, atau kegiatan interaktif lainnya.
2.Terapi Kognitif-PerilakuTerapi kognitif-perilaku membantu ABK mengatasi pola pikir negatif yang dapat menghambat interaksi sosial mereka. Misalnya, seorang anak yang merasa bahwa dirinya tidak disukai dapat diajarkan untuk mengidentifikasi dan mengganti pikiran tersebut dengan keyakinan yang lebih positif.
3.Pelibatan Keluarga Keluarga memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan sosial ABK. Orang tua dapat dilibatkan dalam program pelatihan untuk memahami kebutuhan anak mereka, serta belajar cara memberikan dukungan emosional dan membantu anak mengembangkan keterampilan sosial.
4.Kolaborasi dengan SekolahSekolah adalah tempat di mana ABK menghabiskan sebagian besar waktu mereka, sehingga penting untuk menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif dan mendukung. Guru dan staf sekolah perlu dilatih untuk memahami kondisi ABK dan mengembangkan strategi untuk mengintegrasikan mereka dalam kegiatan kelas dan sosial.
5.Pendekatan KomunitasSelain keluarga dan sekolah, komunitas juga memiliki peran penting dalam mendukung ABK. Program komunitas, seperti kelompok pendukung orang tua atau kegiatan sosial inklusif, dapat membantu mengurangi stigma terhadap ABK dan menciptakan lingkungan yang lebih ramah. Bullying menjadi salah satu masalah terbesar yang dihadapi ABK di lingkungan sosial mereka.
Untuk mencegah hal ini, diperlukan pendekatan yang melibatkan berbagai pihak:
1.Edukasi Teman Sebaya Program edukasi di sekolah dapat membantu anak-anak tanpa disabilitas memahami kondisi ABK dan belajar menghargai perbedaan. Dengan memahami bahwa ABK memiliki kemampuan dan keunikan mereka sendiri, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih inklusif.
2.Kebijakan Anti-Bullying Sekolah perlu menerapkan kebijakan tegas terhadap perilaku bullying, termasuk memberikan sanksi kepada pelaku dan menyediakan mekanisme pelaporan yang aman bagi korban.
3.Pendekatan Proaktif Guru Guru harus secara proaktif mengawasi interaksi antar siswa dan mengidentifikasi tanda-tanda bullying. Guru juga dapat mengajarkan keterampilan resolusi konflik kepada siswa untuk membantu mereka menyelesaikan masalah tanpa menggunakan kekerasan. Perkembangan sosial-emosional adalah aspek penting dalam kehidupan setiap anak, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus. Hambatan sosial yang dihadapi ABK memerlukan penanganan psikologis yang komprehensif dan kolaboratif. Melalui terapi, dukungan keluarga, serta lingkungan pendidikan yang inklusif, ABK dapat mengembangkan keterampilan sosial mereka dan mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya inklusi dan penghargaan terhadap perbedaan menjadi langkah krusial dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan ABK. Dengan pendekatan yang tepat, ABK dapat menjalani kehidupan yang bermakna dan menjadi bagian yang berharga dalam komunitas mereka.
Referensi
Cohen, S. (2004). Social Relationships and Health. American Psychologist, 59(8), 676-684.
Hallahan, D. P., & Kauffman, J. M. (1988). Exceptional Children: Introduction to Special Education. Prentice Hall.
Stubbs, S. (2002). Inclusive Education: Where There Are Few Resources. The Atlas Alliance.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wade, C. (2000). Psychology: Principles in Practice. Holt, Rinehart and Winston.
2 notes
·
View notes
Text
FACTION BACKGROUND
Abnegation
Abnegation berada di Kota Tua Bern yang tenang dan bersejarah, di mana prinsip-prinsip yang memandu mereka adalah tidak mementingkan diri sendiri dan kesederhanaan. Di situs Warisan Dunia UNESCO ini, jalan-jalan sempit dan bangunan-bangunan kuno menciptakan suasana yang tenang dan bermartabat, cocok untuk faksi yang berdedikasi pada layanan publik dan pemerintahan.
Anggota Abnegation menjalani hidup yang sederhana dan rendah hati, dengan fokus pada pelayanan kepada orang lain dan kebaikan yang lebih besar. Mereka menjauhi materialisme dan kemewahan, tinggal di rumah-rumah yang sederhana dan mengenakan pakaian sederhana. Rutinitas harian mereka berkisar pada membantu masyarakat, baik melalui kerja sukarela, layanan publik, atau tindakan kebaikan.
Abnegation menjunjung tinggi sifat tidak mementingkan diri sendiri dan kerendahan hati. Tujuan utama mereka adalah melayani orang lain, dan pekerjaan mereka melibatkan pemerintahan, layanan publik, dan dukungan masyarakat. Anggota Abnegation bekerja dalam peran seperti pejabat pemerintah, pekerja sosial, dan pengasuh, dengan fokus pada kebutuhan masyarakat dan memastikan bahwa sumber daya masyarakat digunakan untuk kebaikan yang lebih besar.
Amity
Amity membangun faksinya di pinggiran kota Bern yang damai, khususnya di Wabern dan Köniz, tempat dimana alam memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Dikelilingi oleh ladang hijau, hutan, dan padang rumput, anggota Amity hidup dalam harmoni dengan alam, berfokus pada pertanian, komunitas, dan hidup berdampingan secara damai.
Kehidupan di Amity berpusat pada pertanian dan dan hidup berkesinambungan. Komunitas ini berkembang pesat melalui kerja sama, bersama-sama mereka mengolah tanah dan berbagi hasil kerja keras mereka. Lingkungannya tenang, dengan rumah-rumah yang dibangun agar menyatu dengan lanskap dan meningkatkan rasa kesejahteraan. Musik, seni, dan kegiatan komunal merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan, yang mencerminkan nilai-nilai Amity tentang kedamaian, kegembiraan, dan harmoni.
Amity menghargai kedamaian dan harmoni. Prinsip utama mereka adalah kebaikan, dan pekerjaan mereka melibatkan pembinaan kesejahteraan masyarakat dan kehidupan yang berkelanjutan. Anggota Amity bekerja di bidang pertanian, pengorganisasian masyarakat, dan konservasi lingkungan. Mereka berdedikasi untuk menciptakan lingkungan yang harmonis, meningkatkan ikatan masyarakat, dan memastikan bahwa semua anggota masyarakat hidup dalam kenyamanan dan kedamaian.
Candor
Candor didirikan di jantung kota Zurich, di distrik Altstadt yang bersejarah, tempat nilai-nilai kebenaran dan keadilan tertanam kuat. Dikelilingi oleh arsitektur abad pertengahan dan jalan-jalan yang ramai, anggota Candor tinggal dan bekerja di lingkungan yang menuntut kejujuran dan transparansi. Pusat kota, dengan lembaga hukum dan pusat keuangannya, berfungsi sebagai tempat yang sempurna bagi sebuah faksi yang berdedikasi untuk menegakkan kebenaran.
Di Candor, hidup adalah dialog yang konstan. Para anggota dilatih untuk bersikap jujur dan adil, dituntut untuk terlibat dalam perdebatan dan proses hukum yang membentuk tatanan moral masyarakat. Alun-alun publik sering kali menjadi tuan rumah forum terbuka tempat warga berdiskusi dan menyelesaikan masalah secara terbuka. Komitmen Candor terhadap kejujuran memastikan bahwa masyarakat mereka tetap adil dan etis, tanpa ruang untuk penipuan atau korupsi.
Candor menghargai kejujuran dan integritas. Prinsip utama mereka adalah kejujuran, dan tugas mereka meliputi pengawasan masalah hukum, memastikan transparansi, dan menegakkan keadilan. Para anggota Candor bekerja sebagai hakim, pengacara, dan pejabat publik, yang berdedikasi untuk menjaga masyarakat yang etis dan transparan. Mereka bertanggung jawab untuk menangani perselisihan, menegakkan hukum, dan memastikan bahwa semua tindakan dan kebijakan dilakukan dengan jujur.
Dauntless
Faksi Dauntless bermukim di Zurich Barat, distrik industri yang dulunya terkenal dengan lingkungan perkotaannya yang keras dan lingkungan budaya yang semarak. Anggota faksi ini berkembang pesat di gedung-gedung industri yang kokoh dan telah ditransformasikan, tempat dimana kekuatan, keberanian, dan ketahanan menjadi kunci untuk bertahan hidup. Daerah ini, yang dulunya merupakan pusat industri, kini menjadi tempat pelatihan yang sempurna bagi mereka yang melindungi dan mempertahankan masyarakat mereka.
Kehidupan di Dauntless sangat intens dan penuh aksi. Para anggota menjalani pelatihan fisik yang ketat, mendorong diri mereka hingga batas maksimal dalam rintangan dan latihan taktis. Faksi ini menghargai keberanian dan keberanian, mempersiapkan para anggotanya untuk menghadapi tantangan secara langsung. Ikatan sosial ditempa melalui pengalaman bersama, dan suasana distrik yang menegangkan mencerminkan semangat berani dan tangguh dari faksi ini.
Dauntless menghargai keberanian dan tindakan. Prinsip utama mereka adalah keberanian, dan pekerjaan mereka melibatkan perlindungan dan pertahanan. Para anggota Dauntless bertanggung jawab untuk menjaga keamanan, menangani keadaan darurat, dan mengambil tugas-tugas berbahaya. Mereka bekerja sebagai petugas penegak hukum, pemadam kebakaran, dan responden darurat, selalu siap menghadapi risiko secara langsung dan memastikan keselamatan masyarakat.
Erudite
Faksi Erudite bermukim di daerah Zürichberg di Zurich yang sebelumnya menjadi rumah bagi universitas-universitas di Swiss. Terletak di antara perbukitan dan pepohonan hijau yang rimbun, para anggota Erudite tinggal di bangunan-bangunan modern yang menyatu dengan alam. Distrik ini cocok untuk lingkungan belajar dimana Erudite mendedikasikan hidup mereka untuk menghidupkan kembali keberadaan universitas-universitas dan lembaga-lembaga pengetahuan.
Jalanan di Erudite dipenuhi dengan perpustakaan, laboratorium, dan ruang belajar tempat ide-ide mengalir bebas. Erudite percaya bahwa kunci untuk membangun kembali umat manusia terletak pada pemahaman dunia di sekitar mereka dan mendorong batas-batas sains dan teknologi. Mereka adalah para pemikir, cendekiawan, dan visioner, yang selalu berusaha untuk mengungkap kebenaran-kebenaran baru dan memajukan masyarakat.
Erudite menghargai kecerdasan dan pengetahuan di atas segalanya. Tujuan utama mereka adalah mengejar kebenaran dan pemahaman. Mereka bertanggung jawab atas pendidikan, penelitian, dan kemajuan teknologi. Para anggota Erudite terlibat dalam berbagai kegiatan seperti penelitian ilmiah, pengajaran, dan pengembangan teknologi inovatif. Tugas mereka adalah memimpin kemajuan masyarakat melalui pengembangan intelektual dan memastikan bahwa semua keputusan didasarkan pada data dan akal sehat
2 notes
·
View notes