#PATOKAN
Explore tagged Tumblr posts
abahaderm · 3 months ago
Text
Obat Jerawat Herbal
Tumblr media
1 note · View note
Tumblr media
LANGSUNG PRODUSEN HUB.WA : 0895-1005-9310 Grosir Sprei Resleting Pegangsaan Dua Kelapa Gading Jakarta Utara
HUBUNGI https://wa.me/6289510059310, Sarung Kasur Busa Zipper, Ukuran Sprei Dan Kasur, Sprei Kasur Busa Yang Bagus, Sprei Resleting Model Terbaru
"Melayani Grosir Sprei Busa Resleting, Sprei Set, Sprei Kosongan, Sarung Bantal, Sarung Guling, Sarung Bantal Cinta, Sarung Kasur Busa Berbagai Ukuran Dan Motif Dengan Bahan Katun Disperse Berkualitas.
Head Office :
EJAMAS GROSIR Jl. Nusa Indah RT. 4 RW. 4 Desa Waung, Kecamatan Baron Kab. Nganjuk - Jawa Timur - Patokan : Stasiun Baron ke Utara +- 200 meter Barat Jalan - Tlp. / WA = 0895 - 1005 - 9310 - Link WA : https://wa.me/6289510059310"
Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading Timur, Pegangsaan Dua
#spreikasurhomemade, #spreihomemademurah, #sarungkasurbusamurah, #spreiresletingkarakter, #spreikasurbusahalus, #sarungkasurbusaresleting, #sarungkasurresletingmurah, #spreikasuratasbawah, #spreihomemadeadem, #sarungkasurbusahomemade
0 notes
Text
Tumblr media
Hub. WA : 0822-3362-9573, Jasa Sewa Laptop & Rental Proyektor EJAMAS Macanan Loceret Nganjuk
CALL-WA https://wa.me/6282233629573 Tempat Penyewaan Komputer Di Nganjuk, Tempat Rental Komputer Terdekat, Jasa Rental Proyektor Terdekat, Persewaan Lcd Proyektor Di Nganjuk
"EJAMAS DIGITAL ACADEMY - Vendor Rental Jasa Sewa Proyektor & Laptop serta Layar/LCD Proyektor - Vendor/Jasa promosi atau posting iklan di google, youtube, facebook, g.maps dan banyak lagi media lainnya
Head Office : Ejamas Digital Academy - Alamat : Jl. Kandeg RT.4 RW. 4 Dusun Kandeg Desa Waung Kecamatan Baron Kab. Nganjuk
- Patokan : Stasiun Baron ke Utara +- 200 meter Barat Jalan - Telp : 0822-3362-9573 (Ecka Juwita) - Link WA : https://wa.me/6282233629573 - Lokasi Maps ketik : Ejamas Digital Academy atau klik https://maps.app.goo.gl/dJ7QyXXGuBaYquN49"
Bajulan, Candirejo, Gejagan, Genjeng, Godean, Jatirejo, Karangsono, Kenep, Kwagean, Loceret, Macanan, Mungkung, Ngepeh, Nglaban, Patihan, Putukrejo, Sekaran, Sombron, Sukorejo, Tanjungrejo, Teken Glagahan, Tempel Wetan
#ejamasdigitalacademy, #ejamasdigitalmarketing, #rentalproyektorharian, #sewalcdproyektorinfocus, #sewalcdproyektormurahgrand, #sewalaptopterdekat, #penyewaanlaptop, #rentallaptopsatuan, #rentalproyektoruntuknatal, #rentallcdproyektor,
0 notes
vinomaganggmacademy · 2 years ago
Text
Call 0878-6620-4033, Pusat Prakerin Manajemen Terdekat Malang
Tumblr media
0 notes
artforiasenibudayajepang · 2 years ago
Text
Rekomendasi Tempat Wisata Alam Di Manado Yang Wajib Anda Kunjungi
Rekomendasi Tempat Wisata Alam Di Manado Yang Wajib Anda Kunjungi
Berita Wisata Indonesia – Manado merupakan ibukota dari Provinsi Sulawesi Utara. Sebagai salah satu kota besar di Pulau Sulawesi, tentunya Manado memiliki daya tarik wisata tersendiri yang menarik untuk dijadikan destinasi berlibur. Kota Manado terkenal dengan salah satu tempat wisata di Manado yang populer yaitu Taman Laut Bunaken. Pada tahun 2005, Taman Laut Bunaken sudah menjadi salah satu…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
milaalkhansah · 3 months ago
Text
If it's the right time, everything will be easy
Kalau sudah waktunya. Jalannya pasti akan dipermudah. Kamu tidak lagi perlu sekeras itu untuk mempertahankan seseorang. Kamu tidak akan lagi mempertanyakan kelayakan dirimu sendiri, karena kelak kamu akan bertemu dengan seseorang yang membuat kalian berdua merasa sangat bersyukur dan beruntung dimiliki oleh satu sama lain. Kamu tidak akan lagi sibuk memikirkan bagian mana dari dirimu yang membuat dia jatuh hati. Kamu tidak lagi perlu memaksa dirimu untuk berubah menjadi orang lain hanya untuk membuatnya bisa menyukaimu. Kamu tidak perlu lagi berandai-andai: "seandainya aku begini, seandainya aku begitu..." Karena kamu dan segala yang ada dirimu sangat cukup dan mudah untuk dicintai.
Kelak kalau sudah waktunya, semuanya pasti akan dipermudah: perasaanmu, restu keluargamu, proses kalian berdua untuk bersama. Kalian tidak perlu lagi bersusah payah. Tidak akan ada lagi sakit hati, apalagi air mata. Hatimu pula diberikan ketenangan dalam mempersiapkan segalanya.
Kamu pasti tahu, bahwa tanda kamu belum siap adalah perasaan tidak tenang, dan juga keraguan yang kamu rasakan. Kamu takut untuk mulai mengenal orang lain. Kamu takut menjalin sebuah hubungan. Kamu takut mencintai orang lain. Dan kamu pasti juga tahu semua perasaan itu datang dari berbagai hal yang perlu kamu persiapkan. Perlu kamu tuntaskan dan selesaikan terlebih dahulu. Sederhananya, semuanya pasti tidak akan serumit itu bila beban yang menahan langkahmu selama ini sudah jauh berkurang. Kalau kamu telah berjanji untuk menuntaskannya satu per satu dulu, sebelum memulai langkah yang lebih besar.
Seseorang pernah bilang,
Selesaikan dirimu sendiri dulu sebelum memulai hubungan dengan orang lain.
Selesaikan apa yang kamu tahu harus kamu selesaikan. Berdamailah dengan apa yang terjadi di masa lalumu. Jangan pernah berharap seseorang akan datang menyembuhkan dan menyelamatkanmu. Karena orang lain bukan tempat rehabilitasi. Setiap orang bertanggung jawab dengan lukanya masing-masing.
Jangan jadikan kehidupan orang lain sebagai segala alasanmu memulai sesuatu. Jangan pula jadikan apa yang ada di kehidupan orang lain sebagai standar atau patokan kamu terhadap sesuatu. Kita mungkin bisa mengambil pelajaran dari kehidupan mereka. Tapi tidak adil rasanya bila mengukur nasib kita akan sama dengan apa yang kita lihat.
Kelak, kalau semuanya telah kamu selesaikan. Kamu akan lebih ringan melangkah. Ketakutan mungkin akan sesekali kamu genggam. Namun tanpa adanya lagi beban yang memberatkan perasaanmu, kamu pasti akan percaya kalau kamu pun juga bisa bahagia seperti mereka.
Ayo mulai benahi segalanya satu per satu. Karena kelak kalau waktunya sudah tepat, tanpa bersusah payah lagi, kalian pasti akan saling menemukan.
191 notes · View notes
kurniawangunadi · 5 months ago
Text
Cinta yang Lebih Matang
Setelah menjelang 8 tahun usia pernikahan, menjalani naik turunnya. Jadi merasa lebih bisa memahami kenapa pernikahan itu bisa mematangkan rasa cinta, dan kematangan itu menjadi rasa-rasa yang lainnya seperti kepercayaan, ketergantungan, rasa aman, dan berbagai bentuk rasa yang lain.
Mungkin bagi teman-teman yang masih sendiri, kemudian pikiran sudah berpikir sangat jauh : Apakah ini? Apakah itu? Bagaimana jika? dan berbagai pertanyaan yang menciptakan rasa takut yang mendominasi. Tidak mudah bagi teman-teman untuk seketika menerima konsep bahwa pernikahan itu bisa menentramkan jiwa. Bahkan kalimat sebelum ini pun mungkin sudah memiliki sanggahan di kepala : Ya itu kalau ketemu pasangan yang tepat! Kalau nggak, gimana? Nah, apakah jadi takut? Bahkan untuk kita bisa mengimani bahwa pernikahan itu akan membuka pintu rezeki pun, sulit. Karena dari masa sendiri, kita sudah kepikiran dengan harga rumah, biaya pendidikan, dan sebagainya. Serta semua hal itu dijadikan standar umum keberhasilan pernikahan. Tapi, apakah pernah belajar sebenarnya pernikahan yang berhasil itu yang seperti apa? Kalau membaca bagaimana overthinkingnya orang lain terkait pernikahan, sulit untuk memberikan nasihat yang bisa diterima serta-merta. Rasanya sulit sekali menjelaskan bahwa beberapa aspek dalam hidup ini tidak berjalan dengan logika dan cara manusia. Semua itu sepertinya akan tetap menjadi perjalanan spiritual individu hingga seseorang itu benar siap untuk masuk ke fase pernikahan. Fase yang mungkin bagi sebagian besar umat manusia, jika rata-rata usia nya 75 tahun,1/2 atau 2/3 nya akan ada di dalam pernikahan. Usia pun tidak menjadi patokan kematangan dalam kesiapan diri. (c)kurniawangunadi
251 notes · View notes
nonaabuabu · 9 months ago
Text
Aku tahu kamu, tapi tidak dengan kita.
Sepanjang aku pernah jatuh cinta, maka menceritakanmu adalah bagian paling sulit yang pernah ada. Kau tak hanya bias dari daftar yang kujadikan patokan, namun kau juga galat dari seseorang yang mampu kuterima.
Jatuh cinta padamu membuatku kehilangan puisi, sedangkan nadiku penuh dengan rasa iri. Terkadang kepada gadis jelita penyuka bangunan tua yang kerap kau sapa, kadang kepada gadis manis pemilik ruang hangat di mana kau suka singgah.
Aku melihat kemunduran dari pemahamanku akan cinta, saat aku melihatmu. Aku selalu mempertanyakan inikah cinta yang kukenal dan kupercaya, atau ini hanya anomali dari kehidupan yang semakin memberikan harapan tentang rumah.
Aku semakin dewasa, namun sepertinya kebijaksanaanku semakin pudar. Aku kerap bertanya, bolehkan aku membiarkan perasaan ini merajalela, atau kesekian kali kupangkas habis sebelum ia bertunas hingga berbuah?
Berulang kali aku memberi jawaban dari jarak dan kesempatan yang kulipat habis hingga tiada, namun berulang kali juga aku berlari mundur tanpa kira-kira.
Aneh, aku bahkan tak punya bayangan apa yang kuinginkan tentang kita. Sebab rasanya, kau adalah nama sedang aku adalah huruf vokal tanpa konsonannya.
81 notes · View notes
rumelihisari · 10 months ago
Text
Pilihlah laki-laki yang mendukungmu dalam bertumbuh dan meraih mimpi
"Nanti kuliahnya gantian setelah aku lulus, ya"
"Tahun depan kuliah, ya!" Berkali-kali kata itu keluar semenjak dua tahun lalu saat kami resmi menikah. Bahkan disaat kemarin aku terluka, pun, kalimat ini masih la lontarkan untuk menyemangatiku.
Semasa SMA, aku memang pernah menggebu pengin melanjutkan pendidikan tinggi sampai orang-orang terdekat mengenalku pada saat itu sebagai seseorang yang ambis. Sebagai orang desa yang minim informasi, aku mempersiapkan dan mengulik seluruh informasi bagaimana caranya supaya bisa kuliah terlebih di PTN. mengingat saat itu sekolahku belum ada yang kuliah di PTN. Dan memang hanya sedikit orang yang minat untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Tapi karena satu dan hal lain, qadarullah aku memutuskan untuk gapyear dan memilih bekerja.
Setelah itu aku memutuskan untuk kembali memperjuangkan mimpi, sudah daftar mengisi berkas juga membayar administrasi untuk tes di salah satu universitas islam negeri, tapi karena satu dan lain hal lagi, aku memutuskan untuk mengurungkan niat itu. Akhirnya aku menyudahi mimpi itu. Menguburnya bersama tumpukkan mimpi lain dan tak mengharapkan semua itu harus terwujud. Lalu membuat prinsip bahwa belajar tak harus di tempat formal.
Hingga tibalah laki-laki itu membersamai perjalanan hidup. Memulainya dengan visi yang sama yang menjadi alasan untuk selalu mendukung satu sama lain.
Kini alasan pengin kuliah bukan lagi soal ambisi anak desa yang pengin mengubah nasib wajahnya. Tapi soal kebermanfaatan diri untuk kepentingan dakwah dan umat. Sudah tidak menjadikan PTN dan PTS sebagai patokan keren atau enggaknya saat kuliah. Karena memang ada hal-hal yang enggak bisa kita dapatkan saat enggak kuliah, yang mungkin salah satunya adalah pengalaman. Walau begitu, ilmu tetap bisa kita dapatkan di mana saja.
Ternyata masih ada yang mau menghidupkan mimpi yang kita pun rasanya lupa akan mimpi yang kita miliki sendiri. Tapi yang paling penting adalah la mendukungku bertumbuh sebagai perempuan dan ibu. la memberi fasilitas supaya sebagai ibu aku bisa belajar dengan tenang dalam meluaskan peran. ia menghadirkan keutuhan dirinya sebagai seseorang yang mendukung. Mengarahkan ku untuk mengikuti berbagai kelas. Kelas menulis, kelas jadi istri, kelas jadi ibu, mengkaji islam, mengikuti komunitas, dll.
Begitu seharusnya pasangan. la tak mengecilkan peran sebagai kepala atau pun ibu rumah tangga. Dan memilih untuk mengapresiasi hal-hal kecil hal yang ada pada pasangan. Mendukungnya untuk terus bertumbuh menjadi istri dan ibu, juga suami dan ayah yang baik, dan sama-sama menyebarkan kebaikan itu. Tiada lain yang disemogakan dari saling mendukung untuk bertumbuh dan menyemogakan seluruh hasilnya bermuara pada ridho Allah saja.
Kota Cilegon, 21.47
102 notes · View notes
andromedanisa · 2 years ago
Text
Tulisan: Sebelum Pernikahan.
Beberapa tahun lalu setiap kali Ramadhan datang, banyak hal yang dimintakan kepada Allaah. Paling kenceng mintanya untuk segera dipertemukan seorang suami. Banyak yang menyarankan untuk tidak terlalu ribet soal kriteria calon suami kala itu. Yang penting sholat, udah cukup katanya. Yang penting bekerja, udah cukup juga katanya. Atau yang penting agamanya baik, udah lebih dari cukup katanya.
Aku yang memahami bahwa menikah tidak pernah sesederhana itu. Meminta dengan sungguh-sungguh seseorang yang memang bisa menyamai perjalananku dan membimbing diri ini bertumbuh dalam manhaj salaf. Bagiku patokan manhaj menjadi penting agar hal-hal kecil tidak menjadi permasalahan baru nantinya.
Lalu beberapa hari ini membaca tulisan untuk tidak ribet memilih pasangan hidup. Nggak salah dengan tulisan itu, namun kurang sependapat saja. Bahwasanya nggak salah kok kalau diri kita menginginkan yang seperti ini dan itu dengan beberapa kriteria yang menurut kita wajar. Bukankah membawa semua hal yang kita inginkan dalam doa termasuk menceritakan kondisi betapa lemahnya kita dalam menentukan pilihan. Nah, setelah dibawa dalam doa. Urusan dikabulkannya doa kita sekarang, ataupun ditunda nanti sudah bukan termasuk dalam ranah kita sebagai manusia.
Membawa dalam doa serta diiringi perbaikan dalam diri setiap harinya. Jika menginginkan yang berkualitas, tentu diri kita juga harus berkualitas bukan? Ibaratnya kalau kita tahu suatu barang itu berkualitas apa tidak, tentu kita harus punya ilmunya. Sebab hanya yang berkualitas saja yang tahu standar kualitas baik itu seperti apa. Itulah dibutuhkan ilmu dalam pelaksanaannya.
Sebab rumah tangga itu tidak selalu sederhana seperti roman picisan yang kita lihat pada hari ini. Pun rumah tangga itu tidak selalu rumit seperti drama makjang yang juga sering kita lihat pada hari ini. Terkadang sesuatu yang kita kira ringan bisa jadi rumit bila tidak meminta pertolongan Allaah. Dan sesuatu kita kira rumitpun bisa jadi ringan juga karena pertolongan Allaah.
Tidak ada yang sederhana dalam memilih seseorang sebelum pernikahan. Kerepotan dalam memilih pasangan sebelum menikah itu lebih baik daripada kerepotan setelah menikah nanti. Jangan jadikan dalil 'dia bisa berubah setelah menikah'.
Enggak, enggaak ya. Menikah justru seharusnya saling menguatkan. Sebelum menikah nggak apa-apa repot memilih. Ketika proses ta'aruf nggak apa-apa banyak bertanya, banyak menyelidiki diam-diam, agar kita paham seperti apa pasangan kita ini. Ingat, pernikahan itu adalah ibadah terlama. Oleh karenanya sebab terlama jangan sampai salah memilih.
Berkali-kali gagal ta'aruf itu lebih baik daripada menyesal setelah menikah."
ahhh, mumpung bulan Ramadhan. Banyakin doa sama Allaah, kencengin doa di 10 hari terkahir Ramadhan. Minta ampun, minta semuanya agar dimudahkan. Jelaskan semuanya kepada Allaah, jelaskan. Tanpa sekat, dan katakan semua hajatmu kepada Allaaj dengan yakin, dengan sungguh-sungguh. Sebab pada akhirnya segala sesuatunya kita kembalikan kepada Allaah, dan takwa adalah sebaik-baik bekal.
16 Ramadhan 1444H
311 notes · View notes
kuumiw · 1 month ago
Text
Teh, kapan lulus? Udah mulai nyusun belum? Masih banyak kegiatan di luar kamus, ya? Gak mau gitu berhenti organisasi dulu? Gak cape harus atur waktu ini itu bahkan bagi skala priotas yang jadi lebih susah dari sebelumnya?
Beberapa pertanyaan yang muncul ditelinga mahasiswa tingkat akhir, rasanya jadi buat diri tertuntut untuk segera mempriotaskan tanggung jawab.
Tapi jadi manusia yang bertambah tingkatannya. Rasanya ajang perlombaan jadi semakin sempit. Kita bukan lagi ditantang oleh orang lain, tapi justru dibuat sadar dan tertantang oleh diri sendiri. Usia kadang jadi patokan yang lebih bisa mendorong diri untuk menciptakan sesuatu, bukan lagi soal kejar-kejaran siapa yang bisa lulus tepat waktu. Masa depan jadi ajang pertaruhan, keputusan mana yang bisa kita ambil untuk meminimalisir resiko. Bukan lagi soal siapa yang punya pasangan lebih dulu.
Bertambahnya tingkat dan tanggung jawab, ternyata membuat kita semakin terjatuh. Terjatuh untuk bisa lebih berserah dan memulangkan diri, mengingat kepada siapa harus mengadu.
9 notes · View notes
rubahlicik · 2 years ago
Text
Mylog : Sebelum berdoa
Beberapa minggu ke belakang, aink lagi di fase capek capek nya hidup..
Iya, seorang ayah/suami/lelaki juga bisa lelah meski ga fii sabilillah.
Kadang iri sama istri yang kalo mumet bisa ngomel, komplain panjang lebar biar separo bebannya ilang. Ada kebutuhan untuk didengarkan yang mesti disalurkan
Nah, otw menuju 6 tahun menikah aink baru ngeh kalo aink ga pandai komplain, atau menyuarakan problem. Mungkin karena aink liat bapak kali ya yang irit bicara, jadi ketika ada masalah apa gitu, ya diem diem aja.
Trus tadi pagi juga ngobrol sama istri soal anak pertama yang 'baik' ga rewel dan cenderung ga ekspresif, beda sama si bungsu. Aink jadi ovt, apa mungkin dia diem karena bingung menyuarakan kebingungannya?
Kayak aink,.
Aink baru banyak ngobrol ini itu tuh baru pas uda nikah aja, lumayan banget ada istri, bisa nanya ini itu. Meskipun masi sering bengongnya, tapi sekarang aink lebih sering minta pendapat.
Enaknya gimana,
Tips: carilah istri yang bisa mendengarkan, bukan yang cuma minta didengar
Kemarin, pas lagi nyari stok ***** di laptop, aink nemu mp3 lama kajiannya ust.hanan,. Bahasannya tentang menyikapi problema hidup termasuk menyikapi takdir yang ga sesuai harapan.
Gila juga sih, nyari ***** malah nyangkut ke kajian. Subhanallah, akhi, ini petunjuk ilahiah
Ust. hanan ngangkat kisah nabi musa vs firaun. Kebetulan, selain nabi yunus aink juga ngefans sama nabi musa. Kenapa? Karena doa nabi musa dalam alquran tuh banyak. Which means, ujiannya macem2, musuhnya juga elit, ga kaleng kaleng cerita hidupnya. Berdakwah di jaman penyihir lagi hits dan penguasa lokalnya uda berani ngaku ngaku Tuhan. GG emang nabi musa.
Anyway, yang jadi highlight adalah ketika nabi musa disuruh dakwah ke firaun,. Ternyata nabi musa ga minta tongkat sakti yang bisa jadi ular, atau beragam skill ulti yang kelak datang kemudian. Ternyata yang diminta pertama adalah
Tumblr media
Minta lapang dadanya, biar apa?
Biar apa pun yang terjadi ga banyak guncangan jiwanya. Lapang dada bukan berarti ga sedih, tapi bikin kita mampu menerima keadaan.
Beda,
Contoh dada yang ga lapang tuh ada di kisah nabi Yunus. Ketika mentok dakwah, dadanya ga mampu lagi menampung penentangan audiencenya, nabi yunus memilih pergi
Dan ujungnya dimakan ikan,..
Hidup ini emang susah, masalah ada aja dan ga bisa kita kontrol,. Yang diusahakan belum tentu dapet.
Takdir bisa aja ngetroll dengan sama sekali ga ngasih apa yang kita pengen. Padahal uda doa dan ikhtiar maksimal tapi,.
Tumblr media
Cuma dapet hikmahnya aja.
Disinilah pentingnya berlapang dada. Pada sikap manusia, pada Takdir Tuhan dan beragam persoalan yang ga kita punya solusinya.
Kita beruntung jadi umatnya nabi Muhammad,. Risalah uda beres, petunjuk uda lengkap.
Terkait permasalahan hidup, uda dijawab di surat Al Insyirah
Tumblr media
Ampe diulang, biar yakin banget kali yah. Cuman ya aink sebagai manusia kadang suka gegabah ketika baca surat ini.
Ya Allah, kesulitannya nampak dengan jelas, trus kemudahannya sebelah mana?
Ya balik lagi, tetap lapang dada meski belum liat kemudahan dalam himpitan kesulitan. Karena Kesenangan dan kesedihan ga bisa jadi patokan, hidup kita diridhoi Tuhan atau enggak
136 notes · View notes
lacikata · 1 year ago
Text
Safar.
Ada salah seorang teman yang tadinya hanya saya ketahui dari akun twitter miliknya yang di-retweet oleh infogunung, qadarullah beberapa bulan kemudian kami tergabung dalam satu komunitas yang sama, salah satu komunitas para pendaki gunung. Pertama kali bertemu ketika acara kopdar komunitas di Margonda 2014 silam dan alhamdulillah Allah Subhanahu Wata’ala masih menjaga hubungan kami meski fase hidup telah berubah dari ia single hingga sekarang sudah menjadi ibu dan memiliki 2 anak. Dari kami masih ‘begitulah’ di awal pertemuan hingga Allah Subhanahu Wata’ala izinkan kami meniti jalan-Nya untuk mengenal sunah di beberapa tahun kemudian.
Banyak hal positif yang saya belajar darinya, salah satunya tentang safar. Ketika beberapa tahun lalu ia akan menikah, ia memberitahu saya, sebagai teman tentu ingin datang, ia pun berharap temannya bisa datang namun ada hal yang dirinya tekankan, “Kamu boleh datang kalau ada mahramnya.” sebagai kaum LDF yang sudah mulai paham tentang fikih safar hanya bisa legawa pada waktu itu sebab qadarullah tidak memungkinkan pergi dengan mahram.
Pertemanan yang hampir memasuki tahun ke-10 namun baru 2 kali bertemu. Terakhir bertemu di bulan April 2015 dan hingga hari ini pertemuan belum juga memihak kepada kami kembali namun beberapa waktu lalu ia sempat membuat saya tersentuh dengan harapannya, “Jika tidak bertemu di dunia semoga surga jadi tempat reuni.”; tempat di mana tidak ada lagi perpisahan. Aamiin Ya Mujibassailin.
Betapa beruntungnya saya dipertemukan olehnya. Jarang bertemu, jarang komunikasi namun tetap terhubung dan Allah Subhanahu Wata’ala izinkan kami meniti jalan yang tidak mudah ini sama-sama; untuk saling mengingatkan ketika futur, saling menasihati untuk tetap on track (istikamah), saling mendoakan untuk kebaikan meski raga tidak selalu bisa bertatap.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan Hari Akhir bersafar sehari semalam tanpa disertai mahramnya.” (HR. Bukhari, no. 1088 dan Muslim, no. 1339)
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa: 59)
Sehingga begitu jelas, konsekuensi dari beriman adalah taat pada-Nya, Rasul-Nya dan ulil amri. Itulah yang lebih utama dan baik akibatnya.
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu) maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS. Al-Jasiyah: 18)
Ikutilah syariat bukan keinginan atau kehendak pribadi; meski berat. Sejatinya, apa yang diperintahkan oleh-Nya pun pasti mengandung maslahat dan apa yang dilarang oleh-Nya mengandung mudarat, keduanya juga sudah sesuai dengan batas kemampuan manusia.
Tidak ada dari keduanya yang tidak mampu diamalkan/ditinggalkan oleh manusia kecuali mereka yang mengingkari Tuhannya dan menaati hawa nafsunya.
Kapan seseorang dikatakan bersafar? Ada khilaf di kalangan ulama namun secara umum terbagi menjadi 2 yaitu:
Jumhur ulama di mana jarak safar sebagai patokan (-/+ 80 km).
Urf atau tradisi masyarakat sebagai patokan (bukan penilaian pribadi).
Siapa saja mahram bagi seorang wanita?
Ayah, suami, ayah suami, saudara laki-laki dari ibu/ayah (paman, om), kakak/adik laki-laki, keponakan laki-laki dari saudara laki-laki/saudara perempuan (kakak/adik), anak laki-laki; bukan sepupu laki-laki, keponakan laki-laki dari sepupu, kakak/adik ipar laki-laki, kawan laki-laki apalagi pacar.
Sesama wanita pun bukan merupakan mahram sehingga meski ada kawan tetap mengandung mudarat apalagi yang sendirian.
 “Kita ngetrip cewek semua juga mandali.”
“Halah, aku ke mana-mana sendiri juga aman kok.”
Jika sudah ditunggangi hawa nafsu akan ada saja pembenaran. Ia akan mengingkari apa yang dilarang Tuhannya. Boleh jadi ketika di dunia kamu merasa aman namun ingat ada pertanggungjawaban setelahnya di akhirat.
Kebenaran tidak akan bergeser. Syariat yang dikandung Alquran dan sunah tidak pernah berubah sejak pertama kali diturunkan melalui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berlaku hingga akhir zaman. Manusia yang mengikuti syariat bukan syariat yang mengikuti bagaimana kehendak pribadi atau perkembangan zaman.
“Bagi setiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang mereka amalkan maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syariat) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus.” ( QS. Al-Hajj: 67)
Taatlah tanpa membantah sebab itulah jalan yang lurus. Jika kamu benar-benar beriman kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan Hari Akhir.
Safar terbagi menjadi 3:
Safar ketaatan (Haji, Umrah).
Safar mubah (Healing ke pantai, gunung, dsb).
Safar maksiat.
Dalam safar ketaatan yaitu kewajiban haji atau melaksanakan umrah pun bisa gugur jika memang mampu secara keuangan namun tidak memenuhi syarat bersama mahram.
Dalam safar mubah pun perlu diperhatikan, tidak hanya dibersamai oleh mahram namun juga apakah ketika berkunjung ke tempat wisata tersebut justru akan menambah rusaknya iman atau tidak? Sebab fitnah di mana-mana, fitnah pandangan (aurat yang terbuka), fitnah pendengaran (musik yang terdengar), dsb.  
“Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti.” (QS. Ali ‘Imran: 198)
Jika demikian, ya tidaklah mengapa apabila seseorang memilih tidak pergi haji atau umrah untuk beribadah kepada-Nya meski ingin sekali dan dananya cukup namun terbentur tidak ada mahram yang bisa menemani (hanya ada kawan sesama wanita saja) atau ada mahram namun tidak cukup untuk membiayai keduanya.
Pilihan inilah yang diyakini olehnya sesuai dengan perintah-Nya dibanding tetap pergi namun ada larangan-Nya yang diingkari. Keduanya, haji dan umrah untuk beribadah kepada-Nya seyogianya perlu dibarengi pula dengan mempelajari ilmu fikih dalam pelaksanaannya di mana sudah memenuhi definisi safar. Inilah yang paling dasar namun sering diabaikan. Semoga kelak Allah Subhanahu Wata’ala tempatkan di surga, tempat bagi mereka yang bertakwa dengan mengamalkan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
Pun, ketika seseorang memilih untuk pensiun dini dari naik gunung atau berupaya menahan diri untuk tidak tergoda ketika ada ajakan dari kawan ke tempat-tempat indah, Labuan Bajo misalnya meski jiwa ini meronta-ronta.
Pilihan inilah yang juga diyakini olehnya sebagai salah satu wujud bertakwa kepada-Nya, ia lakukan karena-Nya. Semoga kelak Allah Subhanahu Wata’ala tempatkan pula di surga, sebuah taman yang indah yang penuh kenikmatan yang tidak pernah dilihat mata, didengar telinga dan terlintas di hati sebab tidak ada bandingannya di dunia.
Jangan pula bersedih hati, mereka yang lebih memilih apa yang ada di sisi-Nya sebab itu adalah sebaik-baiknya bagi orang yang berbakti. Jauh lebih baik dibanding kesenangan yang ditawarkan dunia. Kesabarannya di dunia pun hanya sebentar sedang mereka akan kekal di surga-Nya, semoga. Aamiin Ya Mujibassailin.
“Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya kemudian mereka bertobat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 119)
Semoga Allah Subhanahu Wata’ala ampuni sebab kebodohan diri atas kesalahan-kesalahan yang telah lalu. Tidak ada daya dan kekuatan bagiku untuk mempelajari dan terlepas dari godaan hawa nafsu selain atas pertolongan dan petunjuk dari-Mu.
Juga tanpa pertolongan dan petunjuk dari-Mu, sekalipun sudah diterangkan jalan kebenaran tetap akan tersesat dan terkunci mati hatiku. Tidak akan ada seorang pelindung dan pemberi syafaat selain-Mu. Engkaulah sebaik-baik pelindung dan pemelihara; untuk dunia dan akhiratku.
Faedah kajian fikih safar oleh Ust. Firanda hafidzahullah dan Nasihat Singkat: Ketika Wanita Harus Umrah Tanpa Mahram oleh Ust. Ammi Nur Baits hafidzahullah.
51 notes · View notes
sepertibumi · 1 year ago
Text
[SEDERHANA]
Banyak orang berdoa meminta kelancaran rezeki. Namun yang jarang dipahami, bahwa rezeki seringkali hadir dalam bentuk non-materi. Rezeki ga melulu tentang harta dan kekayaan.
Diberi lingkungan yang baik, teman yang supportif, keluarga yang hangat, menghirup udara yang cuma-cuma, bahkan tergeraknya hati untuk berdoa dan meminta kepada Allah sebenarnya adalah manifestasi dari rezeki itu sendiri.
Bayangkan betapa gelapnya hati-hati yang sombong dan ga pernah minta ke Allah. Susahnya dipendem sendiri, dicari jalan keluarnya sendiri, pusing-pusing stress dan depresinya ditelan mentah sendiri. Kenapa? karena ga punya backingan.
Makin dewasa juga makin belajar gimana caranya menyederhanakan sudut pandang. Diajarin buat lebih fokus ke esensi suatu hal daripada sibuk mikirin faktor eksternal yang kalo diturutin ga akan ada habisnya karena standarnya adalah kesempurnaan.
Padahal patokan sempurna setiap orang berbeda, kemampuan dan potensinya juga berbeda, apa ga capek harus terus maksain diri buat jadi dogma masyarakat?
Memahami esensi berarti menyederhanakan sudut pandang. Singkatnya, yang pasti-pasti ajalah.
Kalau mengartikan rezeki sebagai pemberian, otomatis akan menerima dengan lapang apapun yang datang. Dengan menerima akan lebih mensyukuri. Dengan mensyukuri akan lebih tenang bukan?
Kalau udah sadar bahwa berdoa juga bentuk dari rezeki itu sendiri, yakin deh bakal lebih jatuh cinta lagi sama Allah. Berkali-kali. Gimana engga? Baru mau minta dilancarin, eh udah dikabulin.
Semakin yakin bahwa, ya emang setenang itu kalo udah menyandarkan segala sesuatu sama Pemiliknya.
— @sepertibumi
84 notes · View notes
vinomaganggmacademy · 2 years ago
Text
Call 0878-6620-4033, Pusat Prakerin Manajemen Terdekat Malang
Tumblr media
0 notes
audadzaki · 5 months ago
Text
Yang Perlu Diketahui Sebelum Kita Ribut Sendiri
Menyambung perkara ikhtilaf kemarin, rasanya perlu saya kutipkan penjelasan Syaikh Adham Al-Asimi saat beliau menyampaikan tajuk "Kulliyyat yang Mempersatukan, dan perbedaan Juz'iyyat yang Tidak Mempengaruhi Persatuan".
Penjelasan beliau termasuk salah satu yang mudah untuk dirangkum. Tidak rugi untuk menyempatkan sedikit membaca.
Ada tiga jenis perkara syariat yang masing-masing menentukan sikap kita terhadap perbedaan pendapat; kapan berhenti mentoleransi, kapan harus lapang dada, dan kapan justru harus bahu membahu meski berbeda.
1. Qath'iyyat: Perkara yang kebenarannya satu, dan pemahaman ulama' di sana satu.
Perkara ini berdasar pada dalil (dari Al-Quran atau Hadits) yang qath'i dilalah alias jelas dan pasti sehingga tidak melahirkan perbedaan. Kebenarannya satu, dan pemahamannya satu.
Misal dari Qath'iyyat adalah bahwa Allah itu satu, kiblat shalat itu Ka'bah, haji itu di Makkah, puasa Ramadhan itu wajib, dll. Tidak ada satupun ulama' sampai kapanpun yang menyelisihi pemahaman itu.
Karena tidak menerima perbedaan maka ini menjadi batasan toleransi umat. Siapa yang menyelisihi berarti keluar dari umat.
Tapi selagi masih sejalur pada hal-hal qath'i, perbedaan apapun di luar itu tidak mengharuskan adanya permusuhan, ulama' menerima keleluasaan perbedaan pendapat yang didapat dengan kaidah tertentu.
2. Dzanniyyat: Perkara yang kebenarannya satu, tetapi pendapat ulama' di sana berbilang.
Perkara ini lahir dari dalil yang dzanniyu tsubut, mengandung sahih dan tidak, dan dzanniyu dilalah, mengandung multi interpretasi makna.
Misalnya adalah apakah meletakkan tangan saat shalat di atas pusar atau di bawah pusar? Dua pendapat ulama' ini ada. Tapi tidak ada satu ulama' pun yang menganggap kebenaran salah satunya seperti kebenaran "Allah itu satu".
Adanya pendapat yang berbilang ini artinya kita tidak bisa menghilangkan perbedaan itu. Ia akan tetap ada. Pilihannya bergantung pada kecondongan dzann seorang mujtahid.
Tidak bisa diputuskan mana yang benar dan salah, yang ada adalah dua kemungkinan yang dikuatkan salah satunya berdasarkan kaidah pembandingan yang hasilnya bernilai relatif.
Imam As-Syafii secara terang mengungkapkan, "Pendapatku benar tapi mengandung kemungkinan salah, pendapatmu salah tapi memiliki kemungkinan benar,"
Lalu apakah Allah yang menyebabkan terjadinya perbedaan ini? Iya.
"Dan mereka masih saja berbeda-beda. Dan untuk itulah Kami ciptakan mereka," (QS. Hud)
Sehingga ulama' mengganggap bahwa empat madzhab adalah empat akal dalam menjalankan Islam, sebab Islam terlalu luas untuk dibatasi dengan pemahaman satu akal saja.
3. Perkara yang kembali pada pengalaman dan penelitian.
Ini perkara yang tidak ada hubungannya dengan dalil, di mana umat Islam semestinya saling menyempurnakan, dan bukan saling berbenturan.
Misalnya, ada kelompok yang melihat bahwa perbaikan itu harus dimulai dari puncak piramida: kekuasaan. Sebaliknya ada kelompok lain yang memandang bahwa memperbaiki umat itu dimulai dari akar rumput: dakwah dan pendidikan. Kelompok yang lainnya memandang perbaikan itu dimulai dari diri sendiri: tazkiyah.
Hal ini tidak bisa dibenturkan. Masing-masing sejatinya sedang menempati pos yang tidak dimiliki kelompok lainnya. Jika berjalan lancar maka tujuannya akan tetap bertemu di titik yang sama.
Adapun kekurangan yang ada pada salah satu bukan berarti yang lain sempurna, setiap manusia memiliki titik lemahnya.
Itulah tiga jenis perkara syariat untuk patokan dalam menyikapi perbedaan pendapat.
Kesimpulannya, poin Qath'iyyat adalah bagian Kulliyyat dalam agama Islam. Mencakup pokok-pokok beragama yang cukup untuk menganggap seseorang dalam barisan umat Islam. Sebaliknya, poin kedua dan ketiga adalah juz'iyyat yang tidak mempengaruhi status seseorang dalam persatuan umat.
Tapi yang menjadi catatan, semua ini adalah bidang pembahasan ulama'. Perbedaan pendapat yang diakui juga perbedaan yang dikeleluarkan oleh para ulama'.
Kita sebagai masyarakat awam cukup memilih ulama' mana yang akan diikuti (taqlid), sebab kekurangan alat dalam menggali sumur hanya akan menjerumuskan amatir dalam galiannya sendiri.
@audadzaki
Gannet Mishr, 16 Juni 2024. Mendinginkan kepala melihat perdebatan receh orang bodoh.
7 notes · View notes