Tumgik
#Murtad
arrahmahcom · 2 years
Text
Sadar dari Kesalahannya, Rapper Inggris asal Nigeria Bertobat dan Menjadi Muslim Lagi
KANO (Arrahmah.id) — Penulis lagu, penyanyi, pemenang penghargaan, dan juga pembuat, Abdulrasheed Bello, mengatakan telah kembali memeluk Islam. Rapper Inggris asal Nigeria itu mengungkapkan berita tersebut dalam serangkaian postingan di akun Instagram terverifikasinya pada Jumat (20/1/2023). “Aku tersesat tapi sekarang aku ditemukan. Ya Allah, aku mohon ampunan dan kesejahteraan-Mu di kehidupan…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
travelumrohklaten · 2 years
Text
Travel Umroh Subang, Wa. 0813-2938-3355, TERMURAH..!!!
Tumblr media
TERMURAH..!!!, Wa., 0813-2938-3355, Travel Haji Umroh Plus Di Subang, biro travel umroh subang, Travel Umroh Haji Subang (Travel agency) - West Java, paket umroh al hijaz vip di Subang, paket umroh Subang
Menerima Pendaftaran Travel Umroh Samira Umroh Dulu Bayar Kemudian
Pesan/Daftar Sekarang Silahkan hubungi. tlp, 0813-2938-3355 WA klik https://wa.me/6281329383355 WA klik https://wa.me/6281329383355 WA klik https://wa.me/6281329383355
#travelumrohgratis, #gtravelumroh, #travelumrohamanah, #travelumrohalhijaz, #travelumroharminareka
0 notes
journal-rasa · 7 months
Text
Ibadah Terlama, Bukan Menikah
Menikah memang ibadah jangka panjang, tapi bukan berarti adalah ibadah terlama.
Jadi, beberapa waktu lalu aku melihat video anak-anak Palestina yang penampilannya lusuh berlumuran noda sisa peperangan. Namun sinar wajah mereka begitu memancarkan keteguhan dan keyakinan.
Sang pengambil video mengajukan beberpa pertanyaan padanya, pertanyaan khas kanak-kanak seperti:
"Siapa tuhanmu?"
Allah
"Apa agamamu?"
Islam
"Siapa nabimu?"
Muhammad, shalallahu 'alaihi wassalam
"Apa kitabmu?"
Qur'an
"Apa ibadah yang paling utama?"
Jujur, aku kaget pas denger jawaban anak-anak kecil itu ketika ditanya tentang "Apa ibadah paling utama?"
Karena ternyata, jawaban mereka bukan shalat, bukan puasa, bukan zakat, sedekah, haji apalagi menikah.
Jawaban mereka adalah, Tauhid.
Yup! Tauhid.
Ibadah paling utama sekaligus paling lama. Karena menjalaninya perlu waktu seumur hidup. Gak peduli kamu masih bujang, gadis, menikah, gak menikah, janda, duda, selama kamu masih bernyawa, selama itu pulalah kamu wajib memegang erat tauhid.
Eh, kamu paham gak maksudnya? Bukan, ini bukan perkara murtad gak murtad aja.
Gini, ketika kamu hidup bertauhid. Ketika kamu yakin bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Esa, yang tidak membutuhkan siapa-siapa, yang maha berkuasa atas segalanya,
Maka, ketika suatu saat nanti kehidupan kamu berada di titik terendah yang paling rendah sekali pun, kamu gak akan pernah terpikir untuk bunuh diri, untuk menyerah.
Karena kamu yakin bahwa Allah pasti akan menolong kamu, entah bagaimana pun caranya. Akhirnya kamu dipaksa ikhlas untuk melepaskan semuanya... dan hanya berpasrah kepada-Nya.
Inilah kenapa surat Al-Ikhlas (Qul huwallahu Ahad) justru isinya tentang tauhid, bukan tentang 'ikhlas'.
Karena esensi dari kata 'ikhlas' sendiri akan merujuk pada tauhid. Dzat yang tunggal. Dzat yang nasib semua makhluk bergantung pada-Nya. Dzat yang tidak mempunyai sifat seperti makhluk-Nya (beranak dan diperanak). Dzat yang tidak ada sesuatu apa pun yang bisa setara dengan-Nya.
Iya, karena hanya ketika kita berada di titik terbawah sajalah kita baru menyadari tentang betapa kecilnya diri kita. Betapa kita membutuhkan Yang Lebih Besar dari kita, yang hanya satu-satunya, yang mampu menolong kita, suatu Dzat yang lebih besar, yang tidak terjangkau oleh akal makhluk-Nya, tapi dapat menjangkau seluruh urusan makhluk-Nya.
🌸🌸🌸
Jadi, please tolong jangan lagi bilang kalau "menikah adalah ibadah terlama", dan kalau ada yang posting kata-kata kayak gitu, tolong diingetin, dikasih tau.. please... karena efeknya fatal banget..
Ketika seseorang menganggap bahwa "menikah adalah ibadah terlama", maka yang belum menikah jadi takut buat menikah. Dan yang sudah menikah tapi malah saling mendzalimi sesama, jadi takut untuk bercerai.
Padahal cerai itu halal lho. Cerai itu solusi, bukan parameter kualitas diri.
🌸🌸🌸
Ketika kita paham bahwa tauhid adalah ibadah paling utama dan paling lama, maka kita gak akan mempermasalahkan lagi apakah seseorang itu bisa membina rumah tangga atau malah gagal, karena kita tahu bahwa takdir setiap manusia itu digenggam Allah.
Mempertahankan keutuhan rumah tangga itu perbuatan yang mulia, tapi tolong diingat bahwa kehidupan, dan planet Bumi ini, bukan hanya milik orang-orang yang menikah.
Hey, menikah bahkan gak termasuk rukun Islam?!
303 notes · View notes
mamadkhalik · 11 months
Text
Palestina selalu memberi pelajaran berharga. Tentang bangkitnya sebuah kaum, tentang sejarah yang berulang, tentang musuh berbaris hendak menerjang, dan tak lupa orang-orang munafik yang selalu hadir melemahkan persatuan.
Palestina memberi pelajaran akan pentingnya menjaga prasangka. Dengan tak mudahnya melabeli sesama saudara hanya dari penilaian dini, kata-kata orang munafik, atau bahkan hanya karena tak sama harokahnya. Bahkan dalam memutuskan suatu perkara misal murtad, berzina, dan maksiat lainya, ada kaidah-kaidah ketat yang harus dilewati, maka dari itu, berhati-hatilah dalam setiap perkataan dan juga prasangka.
Palestina mengingatkan tentang lemahnya seorang manusia. Kondisi yang nyaman dengan mudahnya menggoda iman, sedikit demi sedikit melemahkan badan, sampai akhirnya melemahkan daya juang melihat yang haq dan bathil.
Guru kami berpesan, pentingnya setiap muslim untuk menjaga iman, melihat peluang dengan keoptimisan, dan yang paling penting banyaknya mengambil hikmah dari setiap kejadian.
Sekali lagi, tiada masa tuk berpangku tangan.
Inilah kami, wahai Palestina, Kau ajarkan artinya keberanian, Walaupun tak seperti anak-anakmu, Tekad kami tetap s'lalu bersamamu.
Shoutul Harokah - Palestina Milik Kita
135 notes · View notes
p2ii · 1 year
Text
Anyway I love you "kafir/kuffar" I love you "murtad" I love you "infidel"
14 notes · View notes
Text
Diantara Manusia Ada yang berjihad membela agama Allah dan ada pula yang berjihad Membela Thogut..
Lalu mau diposisi manakah kita sekarang?
Karena yang membela Agama Allah itu tidaklah banyak bahkan diantara manusia ada yang murtad dan malah memusuhi Dien ini...?
Persiapkan diri kita untuk Meraih Syahid membela Dienullah karena hakekat kemenangan adalah mati masuk Jannah dan itu kemenangan yang sebenarnya..
Tumblr media
4 notes · View notes
calmmay · 2 months
Text
Yang paling aku suka adalah kita bisa menjadi apa adanya. Dan apa-apa yang ingin kusampaikan, biarlah diwakilkan oleh Tulus dalam Tujuh Belas.
Yang tak ku sangka namun ini nyata adanya adalah saat ku bercerita dan kau menangkap tanda-tanda, ku teringat Abu Bakar ra kepada Rasulullah SAW. Turunnya ayat terakhir itu menjadi kabar gembira bagi umat muslim. Namun Abu Bakar dapat merasa, sempurnalah amanah Rasulullah SAW di dunia dan semakin dekatlah perpisahan dengan beliau.
Kabar dariku memang mengejutkan dan membahagiakan tapi alasanmu menitikkan air mata juga karena kita tidak tahu kapankah perjumpaan kita yang selanjutnya.
Sama seperti Abu Bakar ra kepada Rasulullah SAW. Di saat yang lain bercucuran air mata tak percaya, Abu Bakar ra menjadi sosok yang tenang dan menenangkan.
"Siapa yang menyembah Muhammad, sesungguhnya Muhammad telah wafat. Siapa yang menyembah Allah, sesungguhnya Allah Maha Hidup tak pernah mati."
وَمَا مُحَمَّدٌ اِلَّا رَسُوْلٌۚ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۗ اَفَا۟ىِٕنْ مَّاتَ اَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلٰٓى اَعْقَابِكُمْ ۗ وَمَنْ يَّنْقَلِبْ عَلٰى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَّضُرَّ اللّٰهَ شَيْـًٔا ۗوَسَيَجْزِى اللّٰهُ الشّٰكِرِيْنَ
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika ia wafat atau dibunuh engkau berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (Q.S. Ali Imran:144)
Kita bukan pemuda yang mendramatisir keadaan. Buru-buru mengambil tisu, mengerjapkan mata dan mendongakkan kepala sebelum air mata itu betul-betul turun. Berganti dengan lawakan receh dan kata-kata yang memberikan kekuatan.
Jelas sekali, masih jauh level kita dengan keimanan Rasulullah SAW dan Abu Bakar ra. Berani sekali aku mengaitkan air mata dan senda gurau remeh kita dengan peristiwa dahsyat manusia-manusia mulia ini.
Namun, boleh lah kita berdoa dan berupaya ya, agar lingkaran pertemanan yang masih compang-camping imannya ini sedikit demi sedikit dapat diperbaiki hingga pantaslah kita berjumpa Rasulullah SAW dan salafus shalihin dengan bangga.
n.b. bonus foto kulineran kita di kopitiam
Tumblr media Tumblr media
See u when I see u. Terima kasih untuk seluruh doa baiknya. Hanya Allah yang bisa membalas🥹🤗❤️
2 notes · View notes
sabaryangindah · 1 year
Text
Hijrah Begitu Berat Namun Aku Tahu Pengadilan Allaah di Akhir Jauh lebih Berat
"Karena amalan seseorang tergantung pada akhirnya"
Sahl bin Sa’ad As-sa’idi berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat ada yang membunuh orang-orang musyrik dan ia merupakan salah seorang prajurit muslimin yang gagah berani. Namun anehnya beliau malah berujar, “
Siapa yang ingin melihat seorang penduduk neraka, silakan lihat orang ini.” Kontan seseorang menguntitnya, dan terus ia kuntit hingga prajurit tadi terluka dan ia sendiri ingin segera mati (tak kuat menahan sakit, pen.).
Lalu serta merta, ia ambil ujung pedangnya dan ia letakkan di dadanya, lantas ia hunjamkan hingga menembus di antara kedua lengannya.
Selanjutnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh ada seorang hamba yang menurut pandangan orang banyak mengamalkan amalan penghuni surga, namun berakhir menjadi penghuni neraka.
Sebaliknya ada seorang hamba yang menurut pandangan orang melakukan amalan-amalan penduduk neraka, namun berakhir dengan menjadi penghuni surga. Sungguh amalan itu dilihat dari akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6493)
Dalam riwayat lain disebutkan,
وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6607)
Amalan yang dimaksud di sini adalah amalan shalih, bisa juga amalan jelek. Yang dimaksud ‘bil khawatim’ adalah amalan yang dilakukan di akhir umurnya atau akhir hayatnya.
Az-zarqani dalam Syarh Al-Muwatha’ menyatakan bahwa amalan akhir manusia itulah yang jadi penentu dan atas amalan itulah akan dibalas. Siapa yang beramal jelek lalu beralih beramal baik, maka ia dinilai sebagai orang yang bertaubat. Sebaliknya, siapa yang berpindah dari iman menjadi kufur, maka ia dianggap murtad.
13 notes · View notes
maynuverse · 3 months
Text
Perhatikan Baik-Baik Calon Pasanganmu
Tumblr media
Pict from Pinterest
Seiring dengan bertambahnya usia, kita akan dihadapkan pada kekhawatiran-kekhawatiran tentang masa depan: pekerjaan, pernikahan dan kematian.
Sering diri kita bertanya-tanya, "apakah pekerjaanku saat ini cukup layak untuk diandalkan lima belas tahun ke depan?", "apakah aku sudah cukup layak untuk dipertemukan dengan jodoh yang sepadan?" atau "apakah amal salihku sudah lebih banyak daripada dosaku untuk dijadikan bekal ketika sewaktu-waktu Allah memanggilku untuk pulang?"
Walau kita mengerti bahwa tiga hal seperti rezeki, jodoh serta maut sudah ada yang menakar, sebagai seorang hamba terkadang kita masih saja merasa khawatir soal masa depan. Terutama bagi seorang perempuan yang banyak kubaca keluhan-keluhannya di media sosial karena masih belum mendapatkan pasangan di usia lewat dua puluh enam. Mereka bekerja mati-matian untuk menghilangkan rasa jenuh dan kesepian, ada yang karena tuntutan keluarga dan tanggungan, pun ada yang bahkan bekerja untuk mendapatkan jodoh yang sepadan.
Omong-omong soal kekhawatiran untuk menikah dan memilih pasangan, aku jadi teringat dengan salah satu tulisan Mas Kurniawan Gunadi dalam kumcernya yang berjudul Lautan Langit, tentang nasehat Ibu pada anak perempuannya dalam memilih pasangan. Cara agar kita tahu bahwa dia adalah pasangan yang tepat yaitu dengan mengetahui bagaimana ia memperlakukan orang-orang terdekatnya terutama keluarga dan mengetahui bagaimana cara dan keputusan yang ia ambil sebelum bertemu dengan kita. Kesimpulannya adalah dalam memilih pasangan kita harus mengutamakan sikap dan personality mereka karena sikap dan kepribadian seseorang merupakan cerminan iman dan agamanya sehingga jika ia baik dalam berhubungan dengan sesama manusia maka insya Allah akan baik juga hubungan ia dengan Rabbnya.
Lalu aku juga jadi teringat dengan ucapan Ustadz Felix Siauw dalam kanal YouTubenya tentang pernikahan. Beliau mengatakan, "ada dua hal yang tidak bisa saya toleransi dalam pernikahan. Hanya dua ini saja, yaitu ketika pasangan memilih murtad dan berselingkuh." Bagi beliau murtad berarti meninggalkan agama Islam dan tidak mungkin pernikahan yang begitu sakral dan merupakan ibadah terpanjang tersebut diisi oleh pasangan yang tak satu visi-misi dan tak satu tujuan. Yang kedua adalah perselingkuhan, bagi beliau selingkuh merupakan hal yang mencederai martabat seseorang dan merupakan dosa besar zina yang membuat pernikahan hancur lebur.
Pr sekali bagi perempuan masa kini yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam diri mereka terutama dalam memandang sebuah pernikahan, jangan sampai kita memilih pasangan hanya berdasarkan rasa nyaman saja. Pun jangan sampai kita masuk ke jurang sesal pernikahan hanya karena kita memilih pasangan sebab rupa di awal saja. Di antara maraknya jenis modern relationship yang mengerikan akhir-akhir ini, semoga kita senantiasa dijauhkan oleh tipu muslihat syaitan untuk tidak masuk ke dalam jurang maksiat serta semoga Allah senantiasa menjaga keistiqomahan kita untuk selalu berada di jalan yang tepat.
Pertanyaan serta kekhawatiran berikutnya adalah, "bagaimana cara kita agar mendapatkan pasangan yang sepadan?"
Menurutku, cara kita mendapatkan pasangan yang sepadan adalah dengan belajar lebih dalam soal agamamu sendiri. Semakin kita mengenal Islam, semakin kita tahu bahwa ada kriteria yang cukup tinggi atas seorang suami dan istri dalam rumah tangga, maka kita akan menjadi lebih mudah untuk mengetahui apakah calon pasangan kita memiliki visi-misi serta pandangan yang sama terhadap pernikahan. Pun akan mempermudah juga bagi calon pasangan kita untuk mengetahui value yang kita punya.
Maynuverse
2 notes · View notes
kiai-cosmos · 5 months
Text
Tumblr media
Seseorang yang sudah memiliki niat tidak baik dan atau setengah-setengah dalam memiliki niatan untuk memahami Allah, ia akan cenderung tersesat dengan hal-hal yang menjadi pikirannya sendiri. Ia mencari-cari kesalahan atas argumen serampangannya itu dan pada akhirnya ia memiliki pembenaran atas pikirannya dan hatinya untuk tidak beriman kepada Allah.
Memang kaitannya tentang wujud Allah, seorang mukmin acap kali diperdaya oleh setan yang masuk melalui pemikiran-pemikiran yang rancu. Agar kemudian mereka tidak beriman dan murtad. Dan orang yang kafir akan semakin yakin kepada berhalanya itu.
Orang-orang yang telah belajar dengan benar dan dianugerahi ilmu, pasti akan beriman kepada Allah. Karena apa yang dilihat daripada orang yang berilmu adalah segalanya kepemilikan Allah. Dan itu juga buah pikir dari orang yang berakal dengan benar.
Kemudian setelah itu, berdoalah. Agar ditetapkan iman kita itu. 🌻
2 notes · View notes
riwayataksaraku · 9 months
Text
Thanks 2023!
Tahun dimana fase hidup yang luar biasa naik turun. Tapi sangat bikin bersyukur banyak-banyak atas semua yang sudah aku lewati selama satu tahun.
Semua atas kehendak Allah. Ada yang selaras dengan keinginan, meleset dikit, banyak, lebih, kurang. Bagaimanapun hasilnya, semua tidak akan sia-sia. Boleh jadi jika meleset, dalam ikhtiar perlu ditingkatkan. Boleh jadi jika selaras dengan keinginan, Allah ingin menunjukkan bahwa dalam perkara tersebut, Allah dan hambaNya sedang sepemikiran.
Tahun dimana full time menjadi budak corporate. Dengan segala tuntutan hidup di Ibukota, ekspektasi tinggi dari orang sekitar karena kerja di perusahaan yang ternama walaupun status OS, gaji gaseberapa dan murtad dari bidang keilmuan. Sejujurnya masih bingung karir ke depannya gimana. Tapi Alhamdulillah sangat bahagia karena berada di lingkungan yang sehat, atasan yang baik dan suportif. Harapannya semoga aku bisa tetep kerja dan kalau diizinkan dapet status organik atau dapet baru di Jawa Timur. Aamiin.
Tahun dimana cerita cinta sangat kompleks dan indah! Memiliki dan dimiliki oleh manusia yang super baik dan hangat. Mendampingi di segala mood dan sifat bocilku. Mewujudkan wishlist receh dan randomku. Semoga di tahun ini progress kisah cintaku bisa naik level. Tanpa halangan suatu hal apapun. Aamiin.
Tahun dimana kisah keluarga yang sangat tidak terduga. Musibah sana sini, tapi bahagianya juga banyak. Saling sayang, saling melengkapi, saling menguatkan. Tahun dimana resmi memutuskan balik ke tempat asal, karena ada tanah tapi gaboleh dijual sama sesepuh haha. Yaudah yang muda ngalah. Harapannya semoga bisa hidup damai sesuai rencana. Diberikan kesehatan dan rezeki yang cukup. Aamiin.
Dan untuk diriku sendiri. Terima kasih banyak sudah kuat. Semoga semakin menjadi penerang untuk sekitar. Hal-hal buruk dijauhkan. Dihilangkan sifat tercela yang bikin orang sakit hati. Yang paling penting, ibadahnya jangan ditinggalkan dan gak jadi sumbu pendek!
📍Ngk-Jkt, 010124
3 notes · View notes
frasa-in · 2 years
Text
Tumblr media
Ramlah binti Abu Sufyan atau yang biasa dipanggil Ummu Habibah, sosok wanita yang terpelihara. Dia adalah keponakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan tidak ada di antara istri-istri beliau yang lebih dekat garis keturunannya dengan beliau, dan lebih banyak sedekahnya daripada Ummu Habibah. Sebelum menikah dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Ummu Habibah menikah dengan Ubaidullah bin Jahsy.
Suatu malam, Ummu Habibah terbangun dari tidurnya. Ia bermimpi buruk tentang suaminya. "Aku melihat di dalam mimpi, suamiku Ubaidullah bin Jahsy dengan bentuk yang sangat buruk dan menakutkan. Maka aku terperanjat dan terbangun, kemudian aku memohon kepada Allah dari hal itu. Ternyata tatkala pagi, suamiku telah memeluk agama Nasrani. Maka aku ceritakan mimpiku kepadanya namun dia tidak menggubrisku," ujarnya.
Pagi harinya, Ubaidullah bin Jahsy berkata, "Ummu Habibah, aku berpikir tentang agama, dan menurutku tidak ada agama yang lebih baik dari agama Nasrani. Aku memeluknya dulu. Kemudian aku bergabung dengan agama Muhammad, tetapi sekarang aku kembali memeluk Nasrani."
Ummu Habibah berkata, "Demi Allah, tidak ada kebaikan bersamamu!" Kemudian ia menceritakan kepada suaminya tentang mimpi itu, tetapi Ubaidullah tak menghiraukannya. Ubaidullah kemudian murtad dan mabuk-mabukan sampai akhir hayatnya.
Ummu Habibah membesarkan anaknya sendirian di Habasyah. Peristiwa yang menimpa Ummu Habibah didengar oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Setelah masa iddahnya selesai, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meminta bantuan Negus, penguasa Habasyah untuk melamarkan Ummu Habibah.
Negus kemudian mengutus Abrahah, seorang budak perempuannya untuk menjumpai Ummu Habibah. Ia menerima lamaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan mahar sebesar 400 dinar. Pernikahan itu terjadi sekitar tahun ke-7 H.
Setelah kemenangan kaum muslimin dalam perang Khaibar, rombongan muhajirin dari Habasyah termasuk Ummu Habibah kembali ke Madinah dan menetap bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ummu Habibah selalu tegas, dan berpegang teguh kepada Islam termasuk dalam menghadapi Abu Sufyan, bapaknya. Salah satu ucapannya kepada Abu Sufyan adalah, "Ayahku adalah Islam. Aku tidak mempunyai ayah selainnya, selama mereka masih membanggakan Bani Qais atau Bani Tamim."
Beberapa tahun setelah berkumpul dengan Ummu Habibah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat. Sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dia benar-benar menyibukkan diri dengan beribadah dan berbuat kebaikan. Dia berpegang teguh pada nasihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan senantiasa berusaha mempersatukan kaum Muslimin dengan segala kemampuannya sampai ia meninggal dunia pada tahun ke-46 H.
Menjelang wafatnya, Aisyah berkata pada Ummu Habibah, "Terkadang di antara kita sebagai istri-istri Nabi ada suatu khilaf, semoga Allah mengampuniku dan mengampunimu dari perbuatan atau sikap itu." 
Ummu Habibah membalas, "Engkau telah membahagiakan diriku, semoga Allah juga membahagiakan dirimu."
Frasa: Perempuan, Ilmu, dan Rasa
27 notes · View notes
mamadkhalik · 2 months
Text
Cerita Haji
Kita semua saat kecil (nggak tau sih semua atau nggak) pasti pernah punya cita-cita :
Saya ingin naik haji. Kalau sudah dewasa ingin memberangkatkan orang tua.
Hingga sampai ke suatu masa :
Gaji belum seberapa. Cicilan banyak. Punya rumah atau mobil dulu. Umroh atau haji. Furoda atau haji plus. Toriq haji 2 bulan.
Tapi, hari ini saya disadarkan kembali tentang hakikat kehidupan dari sudut pandang haji.
Pertama, Allah itu Maha Kaya. Urusan doa tentang dunia dan isinya itu sangat mudah. Dan kita semua paham bahwa tanah suci adalah tempat yang doanya mustajab.
Mungkin kita banyak mendengar kisah orang yang secara status sosial belum siap berangkat haji. Tapi kenyataanya banyak yang berangkat, dapat melihat ka'bah, dicukupkan sandang panganya, dan sebagian mereka berumur tua.
Kedua, haji itu ujian. Belum tentu yang dimudahkan secara materi mendapat ketenangan batin.
Saya jadi teringat quote Buya Hamka, "Kita itu akan dipertemukan dengan apa yang kita cari"
Ada yang haji tapi tidak berbanding lurus dengan perilaku. Ada yang murtad. Atau bahkan pamer produk boikot di depan ka'bah untuk mendapat atensi. Kurang kerjaan.
Ust. Kasori Mujahid menjelaskan perihal haji bahwa semua itu perlu dipersiapkan dengan baik. Sama seperti poin pertama, urusan doa tentang materi itu sangat kecil. Allah itu Maha Kaya.
Tapi apa untuk itu saja kita ke tanah suci? Ada 2 hal penting yang perlu dilakukan :
1. Haji itu perjalanan spiritualitas. Mintalah untuk diberikan kemudahan dalam setiap urusan, diperhalus hatinya, diminimalkan dari perbuatan cela, dan yang terpenting mendapat ridha dari-Nya.
2. Haji juga adalah pertemuan dengan Rasullullah Shallahu alaihi wasallam. Aturlah adab saat mengunjungiNya. Siapkan diri dengan semaksimal mungkin. Di akhir mintalah syafaat dengan setulus hati.
2 hal diatas menurut Beliau tak sekadar dilakukan saat di Tanah Suci, tapi dipersiapkan sejak dini, hari ini juga.
Kita membiasakan untuk menata niat dalam hati. Kita membiasakan diri dengan shalawat dan mencontoh perilaku Beliau.
Berdoa soal dunia dan materi boleh-boleh saja. Lebih lanjut, Beliau memberikan tips untuk itu diselesaikan saat awal-awal, dan diakhir agar fokus kepada taskiyatun nafs meliputi 2 hal itu.
Tentu nasihat Ust. Kasori ini dapat diimplementasikan di kehidupan sehari hari. Bahwa ada saatnya kita memikirkan urusan dunia, tapi jangan sampai kita melupakan tentang hakikat dari ibadah itu sendiri : Mencapai ketenangan jiwa dan mendapakan ridha Allah semata.
Yuk semangat lagi. Bareng-bareng ya!
Bumi Allah, 22 Juli 2024
*) Catatan silaturahim haji dengan Ust. Kasori Ketua Yayasan Nur Hidayah Surakarta dengan sedikit penambahan
Tumblr media
9 notes · View notes
rrrecklessabandon · 7 months
Text
ya sebenernya ya, boleh boleh aja kalo mau ancur setres copot jilbab pindah agama murtad mabok apapun lah serah dah, tapi gue kata sih kalo buat hidup gue sendiri gue akan dengan berani bilang "NGGAK!! NGGAK BOLEH" yang bener aja rugi dong, banyak tanggung jawab yang harus dipikirin, orang tua, mimpi mimpi yang udah diperjuangkan sejak lama. Gak boleh mleyot cuma gara gara cinta, hidupku, tanggung jawabku. Kalo udah mleyot ga punya motivasi, emang terus mau berharap ditolongin sama temen temen lo? ya mungkin ada yang peduli, tapi pada akhirnya ga ada yang bener bener bisa nolongin lo, yakan. Jaga diri baik baik biar ga gampang mleyot, karena gawat kalo udah mleyot ngerti ngga!
2 notes · View notes
re-ta-ri-ka · 8 months
Text
ANTARA AKU, KAMU & ALLAAH
Islam tidak pernah melarang manusia untuk jatuh cinta. Islam hanya melarang zina dan segala sesuatu yang mendekatinya.
Aku teringat do’a-do’a dan segala bentuk kriteria calon pasangan yang pernah ku panjatkan sejak tahun 2017 berubah 180 derajat.
Yang dulunya berikan aku pasangan yang baik dan mencintai aku (de-el-el) berubah menjadi pasangan yang baik agama dan akhlaknya, yang rupanya aku sukai, yang tidak merokok, yang senang memakmurkan masjid, yang sholat Jum’atnya tidak ketinggalan, yang sama-sama mau belajar mengenal islam lebih baik, yang memuliakan istrinya, yang senang berbagi, yang mencintai aku dan kelurgaku, yang nge-treat aku layaknya seorang ratu, yang mau menjemput pertemuan kami dengan cara yang terjaga, yang aku hanya akan jatuh cinta padanya hanya setelah menikah.
Sejak 2017 aku benar-benar mendoakan perihal jodoh sedetil itu pada Allaah. Sejak tahun itu pula aku menjadi orang yang lebih tertutup kepada lawan jenis. Sebab seyakin itu aku akan dipertemukan dengan do’a-do’aku.
Hari-hari berlalu, silih berganti orang-orang datang. Namun tidak ada yang membuat aku berkata “iya”. Banyak yang bilang sulit menemukan kriteria seperti itu di zaman sekarang. Sebab laki-laki yang merokok itu sudah biasa, sebab tidak ada pernikahan yang tidak dilalui tanpa pacaran, sebab tidak ada manusia yang sempurna, dan sebab ini itu dan lain-lain.
Tentu beberapa kali pendirianku nyaris goyah. Perihal umur(lah), tentang diri sendiri(lah) yang masih belum sesuai standar itu, dan tentang-tentang yang lain yang menggoyahkan pendirian.
Alhamdulillah ternyata Allaah menolongku. Hingga seseorang datang kepada bibiku sesaat setelah selesai sholat idul adha, meminta diri untuk mengenalku secara terhormat.
Aku yang belum sempat melihatmu tapi sudah jenuh dengan berbagai macam pertemuan memilih mencari cara melarikan diri. Aku yang sudah pernah mengenal baik seorang teman yang pernah (muallaf tapi kemudian murtad) memilih menutup pintu hati darimu hanya karena menyamakanmu dengan temanku itu.
Kita yang tidak sempat bertemu, tapi keluargaku sepakat membiarkanmu bertamu. Ringkas, padat dan jelas. Kali kedua kau datang dengan berani menemui Ayahku dengan alasan yang sama. Katamu kau ingin menikah dengan seseorang yang mampu mengajakmu untuk lebih dekat lagi dengan Allaah. Agar semakin menguat akar keimananmu.
Maka semakin terpukaulah Ayah dan keluargaku kepadamu. Mengingat keistiqomahanmu belasan tahun memeluk islam. Dalam pencarian yang tidak mudah dengan pertahanan yang kuat ditengah beragam rintangan.
Lalu kita bertemu sepintas malam itu. Aku yang sepulang dari rumah pasienku sedang mengenakan gamis maroon dengan kerudung hitam, sepaket dengan masker diwajah. Lalu kau mengenakan batik bernuansa kebiruan amat serasi dengan kulit putihmu. Kita yang hanya saling melirik sejenak. Mencuri pandang diantara kata pamit yang kau ucapkan.
Hari itu kau semakin yakin untuk meminangku. Tapi aku masih ragu-ragu padamu. Sedang keluargaku sudah lebih dulu tertarik padamu. Waktu itu sungguh rumit. Tapi aku tetap meminta Biodatamu pada sepupuku yang menjadi perantara kita saat itu.
Waktu berlalu cepat, istikhorohku semakin sering. Sedang keluargaku sudah sepakat. Dan aku masih tetap ragu. Padahal hampir 70% segala kriteria calon pasanganku ada padamu. Hanya saja aku belum pernah melihatnya. Sampai akhirnya ada saudara jauh yang tidak sengaja melihatmu sholat isya di Masjid Agung lalu disampaikanlah padaku kesaksian itu.
Kita bertemu untuk pertama kalinya di rumah kakakku untuk menceritakan visi misi pernikahan kita. Maka cenderunglah aku padamu. Hingga dua minggu sebelum kita menikah, kita yang tak sengaja bertemu di masjid Al furqan saat itu semakin membuatku yakin bahwa istikhorohku telah menemui jawaban.
Hingga pernikahan kita pun berlangsung lalu cinta tumbuh dari hari-hari kita. Aku yang baru menyadari betapa baiknya Allaah yang mengabulkan do’aku. Aku menemukan laki-laki yang menjadi do’a-do’a ku sejak 2017. Diantara banyak ketidakmungkinan tapi Allaah memberi kemungkinan dengan caraNya yang paling indah.
Tidak pernah ku sangka 2017 aku mulai mendo’akanmu. 2021 lah Allaah mengabulkan do’aku. Tentu bukan waktu yang sebentar. Tapi ternyata Maha Indah Allaah mengabulkan do’a hambaNya dengan cara yang indah pula. Kau adalah jawaban do’a-do’aku yang dengan sabar ku pinta padaNya. Maha suci Allaah yang menjaga kesucian pernikahan kita. Betapa bersyukurnya aku menjadi istri dari seorang lelaki yang benar-benar meratukan aku, mencintai agama ini dengan caranya, istiqomah sampai akhir hayatnya. Aku mencintainya, sungguh mencintainya karena Allaah. Allaah memurnikan cinta kami setelah menikah. Allaah menjaga cinta kami, Allaah memang paling mencintai kami.
6 notes · View notes
setelahhujanadapelangi · 11 months
Text
*TENTANG SEMBELIHAN*
Diantara hal-hal yang berkaitan dengan _majhul hal_ dan yang mana hal itu menjadi ajang perdebatan pada hari ini adalah _status sembelihan_ di negeri-negeri ini (darul kufr-riddah) bersama keadaan ketidak tahuan si penyembelih dan ada kemungkinan ia itu orang murtad dengan sebab diakuinya keberadaan kaum murtadin diatas kemurtadannya di negeri- negeri yang dihukumi dengan qowanin wadh'iyyah (undang-undang buatan) ini, maka apakah mesti tawaquf dari makan sembelihan di negeri- negeri ini? Dan apakah wajib atas orang yang mau membeli daging untuk tabayun tentang keadaan si penyembelih padahal bisa saja si penyembelih itu bukan si penjual?
Jawabnya :
Bahwa pembahasan masalah ini dibangun diatas pengharaman sembelihan orang murtad, dan ini memang yang benar. Asy-Syaukani rohimahulloh berpendapat bahwa sembelihan orang kafir itu boleh jika dia menyebut nama Alloh diatasnya dan bahwa tidak ada dalil yang mengharamkannya (As-Sail Al Jarror 4/64), dan ini adalah pendapat yang salah, sedangkan dalil pengharaman adalah apa yang dituturkan Syaikh Manshur Al Bahuty dalam ucapannya, *_" Dan tidak Halal sembelihan orang murtad meskipun riddahnya kepada agama ahli kitab, dan tidak halal pula sembelihan orang Majusi, penyembah berhala, zindiq dan juga darwiz, tayaminah dan nushoiriyyah di Syam berdasarkan Kalam Alloh ta'ala_*,
_' Dan makanan (sembelihan) orang- orang yang diberi kitab adalah halal bagi kalian.'_ (Al Maidah : 5)
*_Sedangkan mafhumnya adalah haramnya sembelihan orang- orang kafir selain mereka."_*
[ Kasysyaful Qina' 6/205 ]
Dan atas dasar ini maka sembelihan di negeri ini ada tiga macam :
*1.* Bila diketahui bahwa si penyembelih adalah muslim masturul hal atau ahlul kitab maka ini halal.
*2.* Dan jika diketahui bahwa si pemyembelih adalah orang kafir, seperti orang murtad atau penyembah berhala, maka ini haram, sama seperti bangkai dalam keharaman.
*3*. Dan jika tidak diketahui keadaan orang yang menyembelihnya maka inilah yang menjadi persoalan.
Bila itu di darul Islam maka ulama' telah ijma' akan kebolehan membeli daging yang ada dipasar- pasar tanpa menanyakan tentang kehalalannya, padahal hukum asal pada daging adalah haram (Jami'ul 'Ulum wal Hikam, Ibnu Rojab Al Hambali hal.60 dan Al Mughni ma'asy- syarhil Kabir 4/308), akan tetapi sesungguhnya hal dhohir bahwa kaum muslimin tidak mengakui suatu penjualan yang tidak halal di pasar- pasar mereka, dan keadaan mereka itu dibawa pada kondisi sah dan selamat, maka hukum dhohir ini didahulukan terhadap hukum asal (daging), dan dari sinilah ulama' ijma' akan kebolehan membeli daging di darul Islam tanpa bertanya kehalalannya, sampai- sampai Syaikh Mansur Al Bahuti berkata dalam Syarhul Iqna', *_" Dan halal sembelihan yang dipasarkan ditempat yang halal sembelihan mayoritas orang- orangnya, walaupun tidak diketahui pengucapan basmallah oleh si penyembelih, karena sangat sulit mengecek setiap sembelihan dan sebagai bentuk pengamalan dengan dhohirnya."_* (Kasysyaful Qina' 6/212)
Dan adapun di negeri-negeri yang kita bicarakan, yang mana ada kemungkinan sebagian orang- orang yang menyembelih disana adalah orang-orang murtad, maka kehalalan dan keharaman tergantung pada kekuatan dan kelemahan syubhat. Bila orang-orang murtad banyak disuatu tempat maka kuatlah syubhat pada daging-daging yang tidak jelas (majhul) dan dikedepankanlah keharaman sehingga tidak boleh membeli dari tempat ini. Dan bila sedikit kaum murtadun disuatu tempat maka melemahlah syubhat pada daging-daging majhulah (yang tidak jelas) karena sembelihan kaum murtadun yang mana ia sama dengan bangkai, telah bercampur dengan sembelihan-sembelihan yang halal yang sangat banyak yang tak terhitung, maka boleh membeli (dari sana). Syaikh Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata, *_"Bila bercampur yang haram dengan yang halal yang tak terhitung seperti bercampurnya saudari orang (sepesusuan) dengan penduduk negeri dan bercampurnya bangkai dan hasil ghoshop dengan penduduk sebuah negeri, maka itu tidak menyebabkan pengharaman apa yang ada di negeri itu, sebagaimana bila berbaur saudari (sepesusuan) dengan wanita-wanita lain dan sembelihan dengan bangkai, maka kadar yang disebutkan tadi tidak memestikan pengharaman sembelihan -sembelihan mereka yang tidak diketahui keadaannya"_* (Majmu' Al Fatawa 21/532), dan beliau berkata juga, *_" Dan hal yang haram apabila bercampur dengan yang halal maka ia ada dua macam :
Pertama, ia itu diharamkan karena dzatnya, seperti bangkai dan saudari (sepesusuan), maka ini bila tersamar dengan suatu yang tak terhitung maka ia tidak haram, seperti orang yang mengetahui bahwa di negeri Fulan itu ada saudarinya dari persesusuan namun ia tidak mengetahui orangnya, atau disana ada orang yang menjual bangkai yang tidak ia ketahui barangnya, maka (dalam kondisi) ini tidak haram atasnya wanita dan daging. Adapun jika tersamar saudari (sepesusuan)-nya dengan seorang wanita lain atau sembelihan dengan bangkai maka keduanya haram seluruhnya." (Majmu' Al Fatawa 29/276)
Dan ucapannya, *_"Adapun bila tersamar..."_*, dimaksudkan dengannya : bila ia tersamar dengan jumlah yang sedikit, maka disini syubhat amat kuat dan didahulukan status pengharaman. Dan kaidah, *_halal : bila bercampur yang haram dengan jumlah besar yang tak terhitung dari yang halal_*. Dan *_haram : bila bercampur hal yang haram dengan jumlah terbatas dari yang halal._* Ini telah dikatakan oleh umumnya para ulama'.
[ Silakan lihat : Al Mughni Ma'asy-Syarhil Kabir 1/51, Badai'ul Fawaid, Ibnul Qayyim, 3/258, Al Qowaid, Ibnu Rojab Al Hambali hal. 241, Al Inshaaf, Alauddin Al Mardawi 1/78-79, Risalah Kasyfu Syubuhat 'anil musytabihat, Asy-Syaukani hal. 16 dalam Ar-Rosail As-Salafiyah, karya beliau ]
Jadi kewajiban atas orang muslim di negeri-negeri ini : adalah berupaya membeli daging dari orang yang menyembelih dari orang yang dia percayai akan agamanya, kemudian bila sulit maka ia bertanya kepada si penjual daging tentang keadaan dan agama si penyembelih, kemudian bila sulit juga maka ia memakai kaidah bercampurnya hal yang haram dengan hal yang halal yang terhitung dan yang tidak terhitung. Dan kehati-hatian dan tabayun ini tidak cukup dengan sekedar membaca bismillah saat makan daging, karena hadits _"Baca bismillah-lah kalian dan makanlah"_ telah datang berkenaan dengan keadaan bila diketahui bahwa yang menyembelih adalah orang muslim akan tetapi diragukan apa dia membaca bismillah saat menyembelih atau tidak. Dan hadits ini tidak datang tentang ketidak tahuan tentang agama di penyembelih. Dari Aisyah rodhiyalllohu 'anha berkata, _"Sesungguhnya orang-orang berkata kepada Nabi shollalllohu 'alaihi wa sallam, 'Sesungguhnya ada kaum datang kepada kami dengan membawa daging yang tidak kamu ketahui apakah disebut nama Alloh atau tidak atasnya', maka beliau berkata, 'Bacalah bismillah kalian terhadapnya dan makanlah.' Ia (Aisyah rodhiyallohu 'anha) berkata, 'Sedang mereka itu baru masuk Islam_. ' (HR. Bukhori : 5507) yaitu bahwa orang-orang yang menyembelih itu baru masuk Islam lagi dekat dengan masa kekafiran, sehingga bisa jadi mereka tidak mengetahui kewajiban baca bismillah saat menyembelih. (Majmu' Al Fatawa, Ibnu Taimiyah, 35/240).
Inilah dan tidak selayaknya masalah sembelihan yang tidak jelas (majhul) ini dan makan darinya menjadi sumber perseteruan dan percekcokan diantara kaum muslimin, karena ia adalah masalah ijtihadiyah. Bisa saja seseorang memandang bahwa syubhat adalah kuat disuatu tempat terus ia tidak memakan dari sembelihannya, namun orang lain memandang dengan pandangan yang berbeda, dan selagi masalahnya mengandung kemungkinan, maka tidak ada pengingkaran dalam hal- hal yang _muhtamal_(mengandung kemungkinan), akan tetapi yang diingkari adalah dalam suatu yang jelas lagi nyata, seperti orang yang makan dari sembelihan orang murtad yang jelas kemurtadannya, maka ini seperti memakan bangkai, mesti diingkari.
◼️ *_Disalin dari :_*
*_Ebook : Status Orang- Orang Yang Diam, bagian dari kitab Al Jami' juz 9, Bab lanjutan ke tujuh, Syaikh Abdul Qodir bin Abdul 'Aziiz, alih bahasa : Ustadz Abu Sulaiman Aman Abdurrohman_*
*# Al Bulury*
_________________________________
3 notes · View notes