#Lampu Masjid Madinah
Explore tagged Tumblr posts
thelampunabawimurah · 2 months ago
Text
Apakah Anda Mencari Lampu Hias Masjid yang Elegan dan Berkualitas Tinggi? Kami adalah Solusi Tepat untuk Anda!
Sebagai pengrajin dan distributor lampu hias masjid, kami menyediakan berbagai jenis lampu yang tidak hanya memperindah interior masjid, tetapi juga memberikan sentuhan spiritual yang mendalam. Jika Anda sedang mencari lampu gantung masjid, lampu kubah masjid, atau bahkan lampu masjid minimalis, kami hadir untuk memenuhi kebutuhan Anda. Dengan pengalaman bertahun-tahun dalam menciptakan lampu…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
lampumasjid · 7 months ago
Text
Tumblr media
0856-4211-5547 COD!!!, Toko Alamat Pengrajin Lampu Hias Masjid Kota Jakarta Barat Langsung ORDER KLIK WA http://wa.me/6285642115547 , Toko Alamat Pengrajin Lampu Hias Masjid Kota Jakarta Barat, Toko Alamat Pengrajin Lampu Hias Masjid Kota Jakarta Barat, Toko Alamat Pengrajin Lampu Hias Masjid Palmerah, Toko Alamat Pengrajin Lampu Hias Masjid Taman Sari, Toko Alamat Pengrajin Lampu Hias Masjid Tambora, Toko Alamat Pengrajin Lampu Hias Masjid Cempaka Putih, Toko Alamat Pengrajin Lampu Hias Masjid Gambir, Toko Alamat Pengrajin Lampu Hias Masjid Johar Baru, Toko Alamat Pengrajin Lampu Hias Masjid Kemayoran Kami pengrajin lampu hias gantung untuk kubah masjid anda Kualitas terbaik dengan harga yang pantas, sesuai dengan mutu pekerjaan kami Percayakan lampu utama kubah masjid anda dengan produk terbaik kami Bergaransi awet asli dan memuaskan Jaminan jujur amanah aman terkendali Silakan bayar ditempat setelah lampu masjid idaman anda sudah terpasang di masjid kesayangan anda semua Untuk pemesanan silakan whatsapp atau telpon nomor di bawah ini 085642115547 085826661921 www.galleryintan.com #Toko Alamat PengrajinLampuHiasMasjidKotaJakartaBarat, #Toko Alamat PengrajinLampuHiasMasjidKotaJakartaBarat, #Toko Alamat PengrajinLampuHiasMasjidPalmerah, #Toko Alamat PengrajinLampuHiasMasjidTamanSari, #Toko Alamat PengrajinLampuHiasMasjidTambora, #Toko Alamat PengrajinLampuHiasMasjidCempakaPutih, #Toko Alamat PengrajinLampuHiasMasjidGambir, #Toko Alamat PengrajinLampuHiasMasjidJoharBaru, #Toko Alamat PengrajinLampuHiasMasjidKemayoran
1 note · View note
embunmerindu · 4 months ago
Text
KA'BAH merupakan kiblat atau arah bagi umat Islam saat melaksanakan shalat lima waktu. Sebagai pusat ibadah utama dalam agama Islam, Ka'bah menjadi simbol persatuan umat Muslim dari berbagai belahan dunia. Dalam perjalanan sejarahnya, ka'bah sempat akan dihancurkan oleh pasukan gajah pimpinan Raja Abrahah dari negeri Habasyah sekarang negara Ethiopia di Afrika. Namun rencana itu gagal karena Allah mengirim pasukan burung ababil yang menghancurkan pasukan bergajah. Peristiwa yang berlangsung tahun 570 M itu terjadi menjelang kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi wasalam.
Tumblr media Tumblr media
RAJA ABRAHAH dari Habasyah (Ethiopia) ingin menghancurkan Ka'bah di Mekkah karena ia iri dengan kemajuan ekonomi masyarakat Arab, khususnya di Mekkah. Kemajuan ekonomi di Mekkah disebabkan adanya bangunan Ka'bah. Dengan adanya bangunan itu, banyak orang berdatangan ke Mekkah selain untuk beribadah juga untuk jalan-jalan. Abrahah dan para pemimpin Abessinia menginginkan agar tempat ziarah itu berada di Yaman, bukan di Mekkah. Akhirnya mereka membangun gereja megah di Sana'a yang diberi nama al-Qalis dengan harapan dapat menjadi tempat ibadah terbesar di seluruh Arab, menyaingi Mekkah.
KA'BAH merupakan bangunan di tengah-tengah masjid paling suci yaitu Masjidil Haram, di Mekkah, Arab Saudi. Ka'bah memiliki panjang sekitar 12,86 meter, lebar 11,03 meter, dan tinggi 13,1 meter. Adapun batu sakral di sudut tenggara Ka'bah bernama Hajar Aswad atau batu hitam berukuran diameter 30 cm dan terletak 1,5 meter di atas tanah pada dinding Ka'bah. Dalam Alquran pada surat _Al Baqarah_ ayat 127 disebutkan "Ka'bah ditinggikan (bangunannya) oleh Nabi Ibrahim dan dibantu oleh anaknya yaitu Nabi Ismail". Setelah itu, Allah memberi perintah agar menjadikan bangunan tersebut tempat suci umat Islam.
Tumblr media
ISI KA'BAH, berdasarkan informasi dari _Arab News_ , tidak menyimpan benda-benda yang istimewa. Bagian dalamnya hanya berisi tiga pilar yang menopang atap dan sejumlah lampu yang digantung. Tidak ada yang istimewa atau benda antik di dalam bangunan ini. Sedangkan menjelang Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, di dalam Ka'bah ada sekitar 360 patung berhala milik berbagai suku. Namun setelah Rasulullah menaklukan Mekkah maka Ka'bah dibersihkan dari semua berhala tanpa ada pertumpahan darah. Kini orang yang boleh masuk ke dalam Ka'bah hanyalah yang telah mendapat izin dari Raja Saudi atau wali kota Mekkah.
PINTU KA'BAH , pembangunan Ka'bah oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail pada awalnya memiliki 2 pintu yaitu Pintu Timur dan Pintu Barat. Kedua pintu tersebut dibuat merapat hingga ke tanah. Namun, menurut catatan sejarah, kedua pintu tersebut berubah-ubah kedudukannya.
Kini, hanya terdapat satu pintu saja di Ka'bah, yaitu yang terletak di sebelah timur laut. Ketinggiannya dari atas lantai adalah 2 meter. Pintu itu terbuat dari emas murni seberat 280 kg yang menelan biaya lebih dari 13 juta riyal Arab Saudi. Pintu ini dapat dicapai dengan tangga kayu beroda yang disimpan di dalam Masjidil Haram. Pintu ditinggikan dari atas permukaan tanah untuk melindunginya dari penyusup dan banjir.
JURI KUNCI KA'BAH kini dipegang keturunan tertua Al-Shaibi, Syekh Abdul Wahab bin Zain Al-Abidin Al-Shaibi. Dia menjadi penjaga dan pemegang kunci Ka'bah ke-78. Upacara adat penyerahan kunci Ka'bah dilakukan di Mekkah pada Senin (24/6/2024), lapor Saudi Gazette. Dia menggantikan Saleh Al-Shaibi, penjaga senior Ka'bah yang meninggal tiga hari sebelumnya. Menurut sejarah Islam, kunci Ka'bah awalnya dipegang oleh Nabi Ismail yang membangun kembali Ka'bah bersama ayahnya, Nabi Ibrahim. Setelah itu, sejumlah suku menjadi juru kunci Ka'bah, hingga akhirnya kunci Ka'bah dipegang oleh Bani Syaibah. Jabatan yang diberi wewenang untuk menjaga kunci Ka`bah disebut hijabah.
0 notes
Text
FREE ONGKIR, Call 0856-4211-5547, Jual Lampu Gantung Masjid Bekasi, Lampu Gantung Masjid
Tumblr media
KLIK https://WA.me/6285642115547, Jual Lampu Gantung Masjid Bekasi, Harga Lampu Gantung Masjid Bekasi, Harga Lampu Gantung Kubah Masjid Bekasi, Harga Lampu Hias Gantung Masjid Bekasi, Daftar Harga Lampu Gantung Masjid Bekasi, Harga Lampu Gantung Buat Masjid Bekasi, Harga Lampu Gantung Untuk Masjid Bekasi, Harga Lampu Gantung Tembaga Masjid Bekasi, Harga Lampu Hias Gantung Untuk Masjid Bekasi, Harga Lampu Gantung Tembaga Untuk Masjid Bekasi
Percayakan pesanan lampu gantung masjid anda kepada kami, kualitas terjamin dan pelayanan yang terbaik kami berikan, kepuasan pembeli adalah yang paling utama bagi kami.
Kami siap mengirimkan pesanan anda ke seluruh wilayah di INDONESIA
Intan Galeri Sidomulyo RT.03, RW.06 Kelurahan Penggung, Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah
(Belakang Gudang Semen Varia Usaha Penggung) Langsung OWNER 0858-2666-1921 http://www.galleryintan.com
#Jual Lampu Gantung Masjid Bekasi #Harga Lampu Gantung Masjid Bekasi #Harga Lampu Gantung Kubah Masjid Bekasi #Harga Lampu Hias Gantung Masjid Bekasi #Daftar Harga Lampu Gantung Masjid Bekasi #Harga Lampu Gantung Buat Masjid Bekasi #Harga Lampu Gantung Untuk Masjid Bekasi #Harga Lampu Gantung Tembaga Masjid Bekasi #Harga Lampu Hias Gantung Untuk Masjid Bekasi #Harga Lampu Gantung Tembaga Untuk Masjid Bekasi
0 notes
lampumasjidnabawi · 4 years ago
Photo
Tumblr media
PUSAT, Call 0856-4211-5547, Jual Lampu Gantung Masjid Bekasi, Lampu Gantung Masjid
KLIK https://WA.me/6285642115547, Jual Lampu Gantung Masjid Bekasi, Harga Lampu Gantung Masjid Bekasi, Harga Lampu Gantung Kubah Masjid Bekasi, Harga Lampu Hias Gantung Masjid Bekasi, Daftar Harga Lampu Gantung Masjid Bekasi, Harga Lampu Gantung Buat Masjid Bekasi, Harga Lampu Gantung Untuk Masjid Bekasi, Harga Lampu Gantung Tembaga Masjid Bekasi, Harga Lampu Hias Gantung Untuk Masjid Bekasi, Harga Lampu Gantung Tembaga Untuk Masjid Bekasi
Percayakan pesanan lampu gantung masjid anda kepada kami, kualitas terjamin dan pelayanan yang terbaik kami berikan, kepuasan pembeli adalah yang paling utama bagi kami.
Kami siap mengirimkan pesanan anda ke seluruh wilayah di INDONESIA
Intan Galeri Sidomulyo RT.03, RW.06 Kelurahan Penggung, Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah
(Belakang Gudang Semen Varia Usaha Penggung) Langsung OWNER 0858-2666-1921 http://www.galleryintan.com
#Jual Lampu Gantung Masjid Bekasi #Harga Lampu Gantung Masjid Bekasi #Harga Lampu Gantung Kubah Masjid Bekasi #Harga Lampu Hias Gantung Masjid Bekasi #Daftar Harga Lampu Gantung Masjid Bekasi #Harga Lampu Gantung Buat Masjid Bekasi #Harga Lampu Gantung Untuk Masjid Bekasi #Harga Lampu Gantung Tembaga Masjid Bekasi #Harga Lampu Hias Gantung Untuk Masjid Bekasi #Harga Lampu Gantung Tembaga Untuk Masjid Bekasi #Jual Lampu Gantung Masjid Bekasi #Jual Lampu Gantung Masjid Cirebon #Jual Lampu Gantung Masjid Bogor #Jual Lampu Gantung Masjid Tasikmalaya #Jual Lampu Gantung Masjid Depok #Jual Lampu Gantung Masjid Cimahi #Jual Lampu Gantung Masjid Banjar #Jual Lampu Gantung Masjid Sukabumi #Jual Lampu Gantung Masjid Kota Bekasi #Jual Lampu Gantung Masjid Bekasi #Jual Lampu Gantung Masjid Cianjur #Jual Lampu Gantung Masjid Jakarta #Jual Lampu Gantung Masjid Cikarang #Jual Lampu Gantung Masjid Garut #Jual Lampu Gantung Masjid Indramayu #Jual Lampu Gantung Masjid Karawang #Jual Lampu Gantung Masjid Kuningan #Jual Lampu Gantung Masjid Majalengka #Jual Lampu Gantung Masjid Pangandaran #Jual Lampu Gantung Masjid Purwakarta #Jual Lampu Gantung Masjid Subang #Jual Lampu Gantung Masjid Sukabumi #Jual Lampu Gantung Masjid Cibubur #Jual Lampu Gantung Masjid Cilegon #Jual Lampu Gantung Masjid Cibinong #Jual Lampu Gantung Masjid Ciamis #Jual Lampu Gantung Masjid Serang #Jual Lampu Gantung Masjid Banten #Jual Lampu Gantung Masjid Tangerang
0 notes
Text
MURAH! 089_626_969_369 Jual Harga Produsen Lampu Hias Mushola Di Kendari Bogor Ciamis Cianjur Cirebon Garut Indramayu Karawang
MURAH! 089_626_969_369 Jual Harga Produsen Lampu Hias Mushola Di Kendari Bogor Ciamis Cianjur Cirebon Garut Indramayu Karawang
Tumblr media
Jual Harga Produsen Lampu Hias Mushola Di Kendari Bogor Ciamis Cianjur Cirebon Garut Indramayu Karawang Kami adalah Jual, Harga, Produsen, Pusat, Pengrajin, Grosir, Toko, Lampu Masjid, Lampu Robyong, Lampu Masjid Nabawi, Lampu Masjid Madinah, Lampu Masjid Kuningan, Lampu Masjid Tembaga, Lampu Bentuk Masjid, Lampu Gantung Buat Masjid, Lampu Hias Bentuk Masjid, Lampu Masjid Chandelier
============…
View On WordPress
0 notes
amntsdy · 6 years ago
Text
Gua Hira' (1)
Aktivitas di Makkah terasa lebih padat jika dibanding sewaktu di Madinah. Jarak Masjidil Haram dan hotel memang tidak terlalu jauh, tapi jika tidak ingin terlalu lelah berjalan, tetap saja kami harus naik bus. Pulang ke hotel hanya di jam-jam makan, selebihnya kami menunggu waktu sholat di Masjidil Haram agar tidak bolak-balik. Waktu tidur pun hanya sebentar. Pulang dari masjid biasanya hampir pukul 10 malam. Esoknya pagi-pagi sekali sekitar pukul 2 atau 3 kami bergegas kembali ke masjid. Kata temanku, tak apa maksimalkan mumpung masih di Makkah, istirahatnya besok-besok saja ketika sudah sampai di Indonesia.
Entah waktu itu malam ke berapa aku di Makkah. Ada janji naik ke Jabal Nur malam ini bersama para asatidz dan beberapa rekan. Tapi, rasanya lelah sekali ingin segera tidur. Hampir aku batalkan karena tergiur bantal. Hanya saja sungkan jikalau tiba-tiba tidak ikut, tak ada alasan. Baiklah, aku masukkan 1 buah apel, 1 buah jeruk, dan sebotol air ke dalam tas. Tak ada bekal lain, tak ada roti. Segera memakai jaket dan syal tanda pengenal, lalu turun ke lobi hotel karena kamarku di lantai 12.
Satu jam lebih kira-kira aku dan temanku menunggu asatidz di lobi. Sebenarnya bukan teman, lebih pantas dipanggil kakak karena beliau lebih tua beberapa tahun dariku. Hampir tertidur di kursi tunggu, akhirnya beliau-beliau yang ditunggu datang. Tiga ustadz, satu ustadzah, teman rasa kakak, dan aku. Lagi-lagi aku yang terkecil. Kami berenam berangkat naik taxi ke Jabal Nur. Sekita 15-20 menit dari hotel. Malam itu Makkah sejuk, karena masih pergantian musim dari musim dingin ke panas.
Sampai di area Jabal Nur, suhu bertambah sedikit dingin. Tapi rasanya seperti pulang kampung. Mirip sekali dengan suasana di rumah. Jalannya, suhunya, sama. Karena aku tinggal di lereng gunung. Kami membeli beberapa senter karena jalan naik ke gunung tidak ada penerangan. Tidak terlalu susah untuk naik, karena semua sudah ada tangganya. Memang perlu berhati-hati karena gelap dan khawatir tergelincir. Aku menikmatinya, karena medan seperti itu sudah biasa dan tidak asing bagiku. Tak terasa ternyata aku berjalan sendirian, karena yang lain masih di bawah. Memang butuh usaha keras untuk naik kalau tidak terbiasa. Yang terpenting, perbanyak sholawat dan jangan sampai sombong karena mampu.
Aku berhenti sebentar sambil menunggu yang lain sampai. Makkah benar-benar sejuk malam itu. Gemerlap lampu di bawah membuat suasana semakin syahdu. Bernafas panjang, mengingat-ingat ulang tentang perjuangan Sayyidah Khadijah ketika mengantar makanan kepada Rasulullah SAW saat beliau menyendiri di Gua Hira'. Hari ini memang sudah ada tangga, tidak terlalu sulit. Bagaimana dengan beberapa tahun silam ketika Jabal Nur hanyalah batu terjal, tinggi, salah melangkah sedikit saja bisa-bisa tergelincir jatuh ke bawah. Tapi kasih sayang dan keimanan Sayyidah Khadijah telah mengalahkan terjalnya Jabal Nur. Aku masih memandangi sisi kanan kiri tangga yang masih murni batu terjal. Membayangkan kakiku berpijak di sana tanpa tangga saja aku sudah tidak sanggup. Tiba-tiba aku merindukannya, bunda Khadijah. Seperti apakah kehangatan jiwanya? Oh, Jabal Nur yang menyimpan jejak dan rahasia, beruntungnya dirimu pernah menjadi saksi kokohnya langkah bunda Khadijah.
Angin Makkah berhembus pelan. Aku melirik jam tangan. Sudah pukul 1 dini hari. Kurang setengah perjalanan lagi untuk bisa sampai ke puncak.
2 notes · View notes
obrolanrandom · 7 years ago
Text
Pintu 7 menuju taman surga
Terlihat kubah hijau disokong bangunan putih yang megah dan elegan, disekelilingi payung payung raksasa. Memantul cahaya sore diatas kubah yang mulai tenggelam beradu dengan gemerlap lampu serambi Nabawi. Alhamdulillah
Tak henti henti aku mengucap takbir, talbiyah, dan sholawat kutujukan kepada Rasulullah. Menetes air mata tanpa disengaja. LabbaikaAllahumma Labbaiik.
Syukur kepada Allah sudah mengijinkanku bertamu walau masih banyak dosa dan hina.
Turun dari bus yang mengantar dari bandara, aku masuk hotel memasukkan koper ke kamar dengan segera. Tak sabar rasanya melangkahkan kaki menuju pintu Nabawi.
Aku, Adek, Ibuk berpisah dengan Abah di pintu 7. Untuk bertemu di pintu 7 lagi setelah sholat nanti.
Udara disana dingin tetapi berdebu. Toko-toko disekitar Nabawi sudah bergegas tutup karena mendekati panggilan sholat, sebelum adzan aku berniat untuk iktikaf terlebih dahulu. Berlama lama didalam Nabawi ada ketenangan tersendiri. Berjuta umat muslim saling berebut shaf dibagian dalam masjid, semakin ke dalam semakin dekat dengan Makam Rasulullah atau yang disebut Roudhoh.
Adzan disana menggetarkan hati, dengan suara Muadzin yang sangat merdu. Aku berdoa diantara Adzan dan Iqomah, lagi lagi menetas air mata tanpa disengaja.
“Bah, Buk, terimakasih, sudah berusaha menepati janji mengajak aku dan adek kesini, nanti kalau aku sudah mampu dengan hasil usahaku, kita balik sini lagi ya sama sama, gantian nanti aku yang mengajak Abah Ibuk kesini” dalam hati.
Kalimat pertama yang aku ucapkan setiba di Nabawi. Alloohummaghfirlii waliwaalidayya warham humma kamaa rabbayaa nii shaghiiraa
Selepas sholat maghrib dan Isya, kami bertemu di pintu 7 kembali. Mengambil jalan yang berbeda saat berangkat tadi sambil menikmati suasana malam di kota Madinah.
Angin malam disana sangat dingin, tetapi sepanjang kami berjalan beberapa kali penduduk asli Madinah menyapa kami dengan keramahannya. Jadi, dingin angin malam beradu dengan hangatnya keramahan orang Madinah.
Esok paginya masih pukul 4 waktu setempat. Berjuta orang sudah berbondong bondong menuju masjid dengan udara dingin yang sampai menusuk tulang.
Kami masuk lewat pintu 7 lagi, karena pintu yang terdekat dengan hotel kami.
Aku pikir bakal masih sepi dan akan mudah mendapatkan shaf didalam masjid. Dengan buru-buru aku menggandeng tangan adek dan Ibuk agar dapat shaf didalam masjid.
Dalam hal berbagi, disana merupakan suatu kebiasaan. Tidak hanya orang kaya yang berbagi, orang yang sangat sederhanapun tidak malau kalah berbuat kebaikan. Biasanya setelah sholat jamaah selesai mereka membagikan kurma, coklat, roti, buah, kopi, teh yang sengaja disiapkan dari rumah untuk dibagikan pada jamaah lainnya. Lalu aku pun meniru kebiasaan mereka beberapa kali. Rupanya memang ada kebahagiaan sendiri.
Disepanjang jalan dari masjid menuju hotel banyak pertokoan yang menjajakan kuliner, baju, Al Quran, Sajadah, Asesoris dsb. Setiap pejalan kaki yang lewat disapa dengan baik dan dipersilahkan melihat-lihat dagangannya.
Siangnya menjelang dhuhur, kami berangkat lebih awal dengan berniat berziarah dulu ke Roudhoh ( makam Rasulullah) lagi lagi berdesakan dengan jamaah lain. Salam dan sholawat bercampur tangis haru dan rindu tak pernah sepi didekat Roudhoh.
Dan masih banyak lagi cerita di Madinah selama 4 hari, dilanjut perjalanan menuju ke Makkah untuk menjalani ibadah inti disana, mengambil Miqat, berniat ikhram, tawaf, sai dan tahalul. Selama 4 hari juga.
Datang untuk kembali. Sampai berjumpa kembali pintu 7 Nabawi.
3 notes · View notes
thelampunabawimurah · 2 months ago
Text
Jual Lampu Hias Masjid, Lampu Gantung Masjid, Lampu Kubah Masjid, dan Banyak Lagi – Pilihan Terbaik untuk Keindahan Rumah Ibadah Anda
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
wildaawaliyah · 7 years ago
Text
Bagaimana Mereka Belajar
Sabtu, Ba’da Maghrib - Masjid Nurul Iman Blok M
Sekelumit tentang para ‘ulama ini belajar penting untuk kita pelajari bersama, karena dewasa ini kita melihat gelombang orang yang berhijrah begitu besar, mulai banyak orang yang mengenal Islam, mengenal kajian Islam, berbondong-bondong melangkahkan kaki ke majelis-majelis Ilmu, namun tidak tahu metode belajar para Wali Allah. 
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu, Rasulullahu Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Ada dua jenis orang yang tamak dan masing-masing tidak akan pernah kenyang. Pertama, orang tamak untuk menuntut ilmu, dia tidak akan kenyang. Kedua, orang tamak memburu harta,dia tidak akan kenyang.” (HR. Thabrani)
Dengan mensejajarkan penuntut Ilmu dan penuntut Dunia seolah menjadikan hadits ini sebagai mu’jizat yang dibuktikan kebenarannya oleh para ‘ulama. 
Hadits ini seperti menggambarkan sifat para ‘ulama yang haus terus menerus dengan Ilmu tidak pernah kenyang, layaknya seorang penuntut dunia yang tidak pernah merasa kenyang dengan dunia. 
menggambarkan seorang ahli dunia mengejar dunia, mengejar hobby-nya, begitupun para ‘ulama mengejar Ilmu. 
Kisah ulama besar tabi’in, Abul ‘Aliyah Rufai’ bin Mihran Ar-Riyahi Al-Bashri (wafat tahun 93 H). Ulama hadits dan sejarawan Islam, imam Al-Khathib Al-Baghdadi, dalam bukunya Ar-Kifayah fi Ilmir Riwayah menulis: “Abul Aliyah berkata: “Kami mendengar riwayat hadits dari para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam saat kami berada di Bashrah, maka kami tidak puas sampai kami mengadakan perjalanan ke Madinah untuk mendengar hadits-hadits tersebut secara langsung dari mulut para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam.” 
Kesungguhan Abu Aliyah untuk mendengar hadits langsung dari para Sahabat, mereka melakukan perjalanan dari Irak ke Madinah. sedang haditsnya sudah beberapa kali didengar oleh beliau. 
fenomena hari ini adalah ilmu dibuka seluas-luasnya, tapi para ‘ulama terdahulu, seperti Jabir yang berjalan kaki satu bulan untuk mendapat satu hadits tentang manusia yang akan dibangkitkan kembali dalam keadaan telanjang. perjalanan satu bulan untuk satu hadits tentu bukan satu hal yang mudah, sedang kemudahan sekarang bermodalkan jari-jari kita, kita bisa dengan mudah mengakses bukan hanya satu hadits, melainkan satu buku hadits kita bisa dapat. 
di zaman dahulu, para penuntut ilmu bangkrut (kehabisan hartanya) karena besarnya biaya menuntut ilmu, bahkan untuk dapat satu hadits saja ada yang sampai menjual perkakas rumah milik ibunya yang dijual sampai 7 dinar, ada yang sampai menjual genteng rumahnya hanya untuk dapat satu hadits saja, bukan keadaan orang kebanyakan sekarang, ketika tidak ada biaya untuk menuntut ilmu dijadikannya sebagai ‘udzur syar’i. 
Kenapa kualitas ‘ulama zaman dulu lebih baik ?
karena keberkahan mengalahkan segalanya. sehingga seharusnya niat kita dalam thalab ilmu adalah mencari keberkahan ilmu, mengharap ilmu yang bermanfaat.  sebagaimana do’a yang diajarkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam dalam hadits : 
اَللَّهُمَّ إِنِّى أُعُوذُبِكَ مِنْ عِلْمٍِ لاَيَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍِ لاَيَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍِ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍِ لاَ يُسْتَچَابُ لَهَا [Allahumma inni a’udzubika min ‘ilmin laa yanfa’ wa min qolbin laa yakhsya’ wa min nafsin laa tasyba’ wa min da’watin laa yustajaabulaha] "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari Ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan” (HR. Muslim: 2722)  
upaya mendapatkan keberkahan ilmu butuh effort yang besar tentunya, butuh upaya yang sungguh-sungguh, sebab ilmu yang didapat sungguh-sungguh dan tingkat sulit akan bernilai dan bekerja keras untuk diamalkan. 
Diantara kesungguhan mendapat keberkahan ilmu:
1. Sungguh-sugguh dan kerja keras 
Ja'far bin Darastawaih menceritakan pengalamannya, "Selepas shalat ashar aku sudah berada di majelis pengajian Ali bin Al­-Madini, yang baru akan diselenggarakan keesokan harinya. Sepanjang malam aku berada di tempatku karena khawatir tidak mendapatkan tempat untuk mendengarkan pengajiannya. Bahkan, aku pernah melihat seorang kakek yang terpaksa harus buang air kecil di jubahnya, juga karena khawatir tempatnya akan diduduki orang lain jika ia harus meninggalkannya untuk buang air kecil." 
sebagaimana dalam Ad Dhuha ayat 4, bahwasanya akhirat lebih baik dari pada dunia. dan akhirat adalah kekal. maka, jika ingin dapat dunia yang fana saja perlu usaha yang keras, hingga jungkir balik, bagaimana dengan akhirat yang lebih baik dan kekal ?
bukankah banyak kisah pengusaha sukses yang sebelumnya berusaha gagal hingga puluhan kali? lalu bagaimana dengan akhirat yang keidupannya lebih baik. 
“ketahuilah, yang Allah tawarkan itu MAHAL, SYURGA, mungkinkah kita dapat dengan usaha segampang itu ?”. 
“kaidah di dunia ini adalah NO FREE LUNCH, bagaimana mungkin makan siang di syurga GRATIS?”.
“ Jika syurga itu murah, maka tidak mungkin Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam dan para sahabat berat-berat berhijrah? hijrah itu bukan pindahan, tapi ditinggalkan semua, harta, rumah, keluarga, diikhlaskan ditinggalkan di jalan Allah. Jika syurga itu murah, tidak mungkin ada penyiksaan untuk Bilal Radhiyallahu anhu, air mata di keluarga yasir radhiyallahu anhu. lalu bagaimana mungkin kita yang bukan para sahabat ingin syurga dengan semudah itu ?”
untuk menuju syurga kuncinya belajar, belajar, dan belajar ilmu syar’i sehingga menumbuhkan iman  yang berbuah amal untuk menggapai syurga. 
mereka generasi salafushalih belajar dengan sungguh-sungguh, sehingga Imam subaweih sampai memberi gelar Al Imam Kutrup (binatang yang muncul di malam hari)  kepada Imam Abu Ali Muhammad, dikarenakan Imam kutrup ini selalu stand by di depan rumah Imam Subaweih sejak sebelum subuh agar dapat waktu lebih intens untuk berkonsultasi dengan Imam Subaweih.    
banyak lagi kisah-kisah kerasnya usaha para ‘ulama terdahulu dalam mendapatkan keberkahan ilmu. bukan uang yang membuat kita dapat ilmu, bukan karena prestige juga kita bisa mendapat ilmu, melainkan dengan 3 hal : tawadhu - merendahkan dirinya di hadapan Allah, kehidupan yang sempit - bukan kemiskinan, tapi saking sibuknya belajar, tidak sempat menikmati hartanya, menikmati fasilitas, bermegah-megahan, dll. , dan khidmat pada ‘ulama. 
“Tidak akan sukses para penuntut ilmu yang malu bertanya, minder, dan sombong - bertanya untuk mengetes ustadz (misal). “
2. Mereka belajar bertahap dan perlahan-lahan 
Qs. Ali Imran : 79 
  مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَٰكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.
Di dalam ayat tersebut diceritakan tentang Rabbani, 
apa itu Rabbani ?
Dalam Shahih Bukhori, Rabbani adalah orang-orang yang mempelajari ilmu bertahap, mulai dari hal-hal basic, sebelum mempelajari perkara-perkara yang besar dan kompleks. 
mereka belajar bukan melihat kualitas pembahasannya, tapi mematangkan terlebih dahulu asas, pondasinya, basicnya, karena jika kita sudah mengurusi perkara-perkara yang besar tanpa asas yang kuat adalah sesuatu yang berbahaya. 
dalil kelembutan dalam menuntut ilmu juga bermaksud bertahap, step by step,perlahan-lahan, sedikit demi sedikit. 
3. Mengutamakan Adab Dalam Menuntut Ilmu 
para ulama salaf, mereka belajar adab di saat, mereka belajar Ilmu. itulah yang membuat mereka bukan hanya cerdas, tapi juga bertaqwa. 
kisah menarik dari dialog, Ibn Hazm dengantokoh Malikiyyah terkenal yaitu Abu al-Walid al-Baji dan sempat terjadi perdebatan yang panjang diantara mereka. namun berakhir dengan kata-kata penutup yang memilki makna adab yang luhur dari keduanya. 
Abdul Walid Al Baji profesinya penjaga, bukan orang kaya.
ibnu Hazm seorang yang kaya raya
Abdul Walid Al Baji : Maafkan saya jika saya keliru, karena mayoritas murojaah saya dilakukan pada waktu malam di bawah lampu redup. 
Ibnu Hazm : Maafkan saya jika dalil saya salah dalam berdebat, salah menukil, atau lainnya, karena saya selama belajar mayoritasnya berada d dalam mimbar emas dan perak.
maksud dari pernyataan kedua ‘ulama ini begitu luhur,
Al Baji : menyampaikan secara material - karena kemiskinannya 
Ibnu Hazm: menyampaikan secara psikologis bahwa tidak mudah juga belajar  ketika menjadi orang kaya, dengan kenikmatan yang bisa saja melalaikan, bukankah kita cepat tertidur saat merasakan kenyamanan ? tapi ibnu hazm tetap belajar. 
dan keduanya tetap meminta maaf dalam perdebatan yang panjang dengan adu dalil. karena mereka murni berdebat saling berbantahan karena cemburu karena ALLAH. 
Adapun tahapan dalam belajar, ilmu yang harus dicari :
Ilmu tentang Iman 
Ilmu tentang Ibadah 
Ilmu tentang Adab 
Wallahu’alam 
Ustadz Muhamad Nuzul Dzikri
3 notes · View notes
dmbagas · 5 years ago
Text
BELAJAR DARI HAJI
Bag. 4
Suatu ketika kakek tua yang berasal nan jauh dari gempita lampu kota, pergi berhaji dan harus menginap di salah satu hotel bintang 6 di sebelah pintu 21 Masjid Nabawi.
Setelah tiba gilirannya pergi ke kamar yang berada di lantai belasan, sang kakek pun pergi menuju lift.
Karena melihat lantai lift yang bersih, sang kakek berinisiatif melepas sandalnya dan masuk ke dalam lift.
Sesampainya di lantai yang dituju, sang kakek kaget bukan kepalang dan melapor ke salah satu petugas.
Petugas: “kenapa kek?”
Kakek: “Tadi saya taruh sandal di depan pintu ini, kok sekarang sudah hilang?!”
Petugas: #*@-$+$#6#*#
Disadur dari cerita asli yang dikisahkan Dodi, Petugas Sektor 1 Madinah 2019.
@dmbagas - Madinah, 20 Juli 2019
0 notes
faizolfaiz-blog · 5 years ago
Photo
Tumblr media
PAKEJ KHAS UMRAH 2019 28 Nov - 9 Dis 2019 Pakej Tambahan 1. Praktikal melontar jamrah di Mina. 2. Berbuka puasa nasi arab kambing/ayam (masak dlm tanah) di gurun sahara. 3. Ziarah Taif. Kemudahan 👍 Perkhidmatan shuttle bas ( sewa khas ) 24 jam dari hotel ke masjidilharam. Setiap 15 minit sekali khas utk jemaah UMRAH RABBANI TRAVEL ( 2 MINIT MASA PERJALANAN ). 👍Masuk pintu Babussalam, dekat dgn permulaan tawaf (lampu hijau),sai Safa Marwah. 👍Melalui maulid nabi (tapak rumah kelahiran NABI S.A.W) / Jabal Abi Qubais ( tempat Nabi membelah bulan ) 👍Kemudahan perkhidmatan DOBI PERCUMA di Hotel. 👍Di madinah hotel berdekatan dengan PINTU 25 khas utk jemaah UMRAH MUSLIMAT masuk ke RAUDHAH YG MULIA..MASJID NABAWI. Berminat? Untuk info lebih lanjut, sila klik link www.wasap.my/60139272313 https://www.instagram.com/p/B2Wo_dMBGLC/?igshid=1tqk1vbenid9w
0 notes
bungkuskenang · 6 years ago
Text
Belajar Dari Haji
Bag. 4
Suatu ketika kakek tua yang berasal nan jauh dari gempita lampu kota, pergi berhaji dan harus menginap di salah satu hotel bintang 6 di sebelah pintu 21 Masjid Nabawi.
Setelah tiba gilirannya pergi ke kamar yang berada di lantai belasan, sang kakek pun pergi menuju lift.
Karena melihat lantai lift yang bersih, sang kakek berinisiatif melepas sandalnya dan masuk ke dalam lift.
Sesampainya di lantai yang dituju, sang kakek kaget bukan kepalang dan melapor ke salah satu petugas.
Petugas: "kenapa kek?"
Kakek: "Tadi saya taruh sandal di depan pintu ini, kok sekarang sudah hilang?!"
Petugas: #*@-$+$#6#*#
Disadur dari cerita asli yang dikisahkan Dodi, Petugas Sektor 1 Madinah 2019.
@dmbagas - Madinah, 20 Juli 2019
0 notes
Text
PRODUSEN! 089-626-969-369 Produsen Jual Harga Harga Lampu Hias Masjid Di Mataram Sumatera Selatan Musi Banyu Asin Empat Lawang Lahat
PRODUSEN! 089-626-969-369 Produsen Jual Harga Harga Lampu Hias Masjid Di Mataram Sumatera Selatan Musi Banyu Asin Empat Lawang Lahat
Tumblr media
Produsen Jual Harga Harga Lampu Hias Masjid Di Mataram Sumatera Selatan Musi Banyu Asin Empat Lawang Lahat Kami adalah Produsen, Jual, Harga, Pusat, Pengrajin, Grosir, Toko, Lampu Dinding Masjid, Lampu Di Masjid Nabawi, Desain Lampu Masjid, Dekorasi Lampu Masjid, Toko Lampu Gantung Masjid Di Jakarta, Lampu Gantung Masjid Kubah Emas, Lampu Gantung Masjid, Lampu Gantung Masjid Minimalis, Lampu…
View On WordPress
0 notes
wardahaliya · 5 years ago
Text
Aku dan engkau dalam ranah berpikirku.
Sekujur tubuh tak kuat menahan letih yang menghampiri. Aku terseok-seok melangkahkan kaki di jalanan paling luas di sudut kota Madinah yang sangat indah itu. Berbagai panorama lampu kerlip terlihat sembunyi-sembunyi menerangi gelapnya langit arab pada dini hari. Suhu dingin yang mencapai 4 derajat celcius tak ubahnya sebagai letupan-letupan kecil listrik yang menyengat kulit tubuhku. Sangat indah. Sangat eksotis.
Ditengah semaraknya lingkungan yang kurang bersahabat, Aku tetap berjalan menyusuri deretan pepayungan indah Masjid Nabawi yang masih tertutup. Berjalan lurus menuju salah satu pintu masuk masjid sembari melantunkan doa dan sholawat atas junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Didalam, terlihat banyak sekali ukiran megah bernuansa arab memenuhi langit-langit masjid. Deretan galon air minum berisi zam-zam dingin nampak menghiasi lorong-lorong masjid yang lengang. Rak-rak berisi Al-qur'an juga menempel kuat secara melingkar di seluruh tiang penyangga masjid. Di dekat salah satu tiang tersebut, nampak seorang ibu dengan khusyuk memperdengarkan anak perempuannya yang sedang membaca lirih Al-Qur'an, kitab suci umat islam.
Tak terasa, kakiku berhenti disalah satu sudut masjid. Tepat di shaf terdepan diatas deretan karpet merah lembut nan tebal untuk mengawali dini hari dengan ibadah. Penuh penghayatan. Penuh kekhusyukan.
Kujalani hariku kembali dengan lambat, melalui kebiasaan lamaku yang sangat kurang kerjaan, merenung. Aku sibuk memikirkan berbagai kemungkinan yang sangat tidak rasional dan bizzare bagi beberapa orang yang kurang begitu paham tentangku. Saat ini aku akan berbicara tentang probabilitas, tentang berbagai kemungkinan.
Aku mengambil kertas dan pena, serta sekotak jus jeruk manis favoritku dari ransel hitam yang selalu kubawa kemana-mana. Ransel yang telah lama mengingatkanku tentang perjuangan masa-masa SMA yang begitu membahagiakan. Disaat semua masalah sekiranya terasa begitu mudah untuk terselesaikan. Aku mulai menyesap dalam diam bulir-bulir jeruk yang terasa dengan cepat masuk ke kerongkongan. Mataku tetap terfokus ke depan, melihat berbagai gerakan di kiri dan kanan.
Gerakan tanganku semakin cepat. Merekam segala jejak memori dalam bentuk gambaran abstrak yang kurang begitu terinci makna letterlejk-nya. Aku lebih suka menggambarkan segala makna dengan angka. Membuat goresan sambung menyambung penuh warna, tanpa mengurangi sisi seni dalam proses pengerjaannya.
Sepertinya kali ini berbeda. Aku sengaja atau tidak sengaja menambahkan satu buah titik disisi angka satu paling kanan diluar lingkaran kecil lucu yang aku gambar. Tak biasanya aku menambah-nambah. Bahkan biasanya aku mengurang-ngurang. Mengurang-ngurang takut akan perfeksionisme yang tak akan kunjung tercapai. Akupun memulai lagi goresan penaku. Kali ini sama, aku dengan sengaja atau tidak sengaja menambahkan sebuah koma tepat diujung angka tujuh didalam gambaran polihidral abstrak diujung kertas putih yang sedang aku pegang.
Anehnya lagi, aku begitu puas. Kupegang kertas didepanku dengan pandangan bahagia bukan kepalang. Sekotak jus jeruk telah habis kuminum sedari tadi. Terlihat gambaran warna-warni beragam memenuhi kertas putih yang sedang kupegang. Sudut demi sudut mencoba berbicara satu sama lain melalui jarak yang tergambar dengan jelas disana. Lengkung-lengkung indah juga memaknai beragam keinginan dan kebatinan disana. Aku dan engkau sangat tergambar jelas, melalui komanya aku dan titiknya engkau. Kita masih berada dalam satu ranah yang sama. Awalan kertas berwarna putih tanpa goresan tinta warna-warni yang akhirnya akan bertemu menjadi satu, seakan-akan sebuah kemungkinan paling kecil sengaja ditakdirkan untuk terjadi diantara kita.
.
Jikalau engkau ingin tau, aku sedang berbicara tentang bedanya aku dan seragamnya engkau. Dengan garis pemisah tak kasat mata diantara kita. Warna membuatnya menjadi lebih hidup. Coretanpun membuatnya mulai memiliki suara. Akarku pun sedikit tergugah. Antar egonya aku dan fanatiknya engkau, mengapa begitu susah untuk memulai dan mencoba mengungkap? Jikalau itu membuatnya berjalan ritmik nan indah berdampingan, aku pun akan segan menorehkan warna-warna diantara kabut kelabu yang tercipta dalam bayang-bayang keputusasaan.
Jikalau saja itu terjadi... Batinku akan selalu tenteram melihat sebuah pencapaian besar diungkap oleh zaman. Iya, engkau. Engkau dan aku ditengah kesadaran.
mas.war
Solo, 17 Desember 2016. 03.36
0 notes
farizhadi · 5 years ago
Text
Cerpen : Utarakan
      Entah kenapa hari yang begitu cerah tiba-tiba menjadi mendung, membuat sebagian orang mempercepat langkahnya dan membuat sebagian orang tergesa-gesa untuk menyelsaikan pekerjaanya. Seharusnya bulan ini tak ada hujan. Juni, mungkin hujan ini terjadi karena cuaca sudah tidak jelas disebabkan pemanasan global, atau hujan bulan juni ini  hujan yang menandakan awal kesedihanku.
           Aku masih duduk di bangku stasiun menunggu kereta tujuan stasiun pondok cina. Sore yang seharusnya indah berubah menjadi mendung dan di guyur air hujan yang sangat deras. Tapi perasaanku  tidak lah segelap sore ini, aku harus tersenyum hari ini, lalu memberikan apa yang ku genggam sekarang. Cincin ini aku membelinya dengan tabungan travelling ku. Aku sadar bahwa cinta bukan hanya dikatakan, aku sadar bahwa cinta bukan hanya menuliskan orang yang kita sayang di buku harian kita. Tapi cinta harus kita buktikan, maka aku akan membuktikannya hari ini. Sebenarnya aku ingin bersama denga orangtuaku untuk melamarnya, tapi apa daya orangtuaku ada kesibukan lain.
           Terdengar dari kejauhan masinis menyalakan klakson kereta, pengeras suara memberi tahu bahwa kereta tujuan pondok cina akan segera tiba. Aku pun berdiri bersiap untuk memasuki kereta. Penumpang tak begitu ramai sore ini, karena kereta menuju arah jakarta selalu ramai di pagi hari. Aku pun bisa duduk di kursi kereta untuk memikirkan kata-kata yang akan aku ucapkan nanti ketika bertemu orangtuanya. Sebenarnya aku sudah dekat dengan orangtuanya yang kebetulan adalah dosenku dulu di UI. Tapi perihal memberi tahu perasaanku kepada anaknya adalah suatu hal yang gamang menurutku. Aku telah menelponnya tadi pagi dan memberi tahu bahwa aku bermaksud untuk bersilaturahmi kerumahnya, dan kebetulan pada malam hari mereka berada di rumah.
           Kereta pun mulai melambatkan laju roda-rodanya, dan berhenti pas di stasiun pondok cina yang diapit oleh dua universitas, yaitu Gunadharma dan Universitas Indonesia. Penumpang mulai berhamburan keluar dari kereta, termasuk aku. Banyak sekali penumpang yang baru saja pulang dari tempat kerjanya dan bergegas menemui keluarganya.aku harap aku pun bisa seperti itu, bisa pulang menemui keluarga kecilku kelak. Hujan masih saja turun tapi tak sederas tadi. Jam lima sore langit yang biasanya berwarna oranye berubah menjadi abu-abu gelap. Tapi itu tak menyurutkan semangatku. Dari pada menunggu lama hujan reda, aku memutuskan untuk membeli payung saja.
Aku mulai berjalan menuju rumahnya yang tidak begitu jauh dari stasiun. Kendaraan mulai menyalakan lampunya, perkiraanku matahari mulai sedikit menjauh walau tak terlihat. Hari semakin gelap, suara tilawah Al-quran mulai terdengar dari pengeras suara masjid, adapun lampu lampu rumah mulai dinyalakan. Aku berjalan memasuki gang yang lumayan besar. Di ujung jalan sana, rumah merah besar berada. Dan itulah tujuanku hari ini, memasuki rumah lalu sedikit berbincang. Entah kenapa aku gugup kali ini padahal aku sudah sering mengunjungi rumah ini, terlebih ketika pak edo menjadi dosen pembimbingku ketika skripsi dulu. Oh iya, dari tadi aku bercerita belum memperkenalkan gadis yang akan aku pinang dan siapa orangtuanya, sebelum aku melamarnya aku akan memperkenalkan ia pada kalian.
           Atikah namanya, perempuan yang membuat ku kikuk saat pertama kali memandangnya. Ketika aku sedang mengurus skripsi, ia sedang belajar di Al-azhar Kairo mengambil jurusan syariah. Kala aku bertemu, kebetulan ia sedang pulang ke indonesia. Satu hal yang membuatku kagum kepadanya, ia tak berani memandangku ketika bertemu denganku. ia terus menundukan kepalanya. Dan anehnya jantungku berdetuk kencang ketika mencoba melihatnya, terdengar lebay memang tapi itulah yang aku rasakan. Kebetulan waktu itu kami bertemu di sebuah rumah makan. Aku sedang bersama keluargaku dan dia hanya berdua bersama pak edo ayahnya. Siang itu aku menyapa pak edo, lalu ia mengenal kan putrinya kepadaku. Entah ingin menjodohkan atau hanya memperkenalkan saja, yang jelas aku mulai menyukainya. Lambat laun aku pun sering berkunjung ke rumah pak edo bermoduskan konsultasi akan skripsi padahal dalam hati hanya ingin bertemu dengan atikah. Sampai akhirnya atikah harus kembali ke Mesir dan aku fokus kepada skripsiku.
           Dua tahun berselang, aku rasa ini waktu yang tepat untuk meminangnya. Ia baru saja lulus dari Al-azhar 3 bulan lalu. Aku tidak tahu apakah dia menyimpan perasaan untukku atau tidak, tapi aku akan tunjukan kepadanya bahwa aku benar-benar mencintainya.
           Aku mematung di depan rumahnya, rasa gugup terus meyerangku. Aku terus mengatur nafasku, kupejamkan mata, “Bismillah” kataku dalam hati. Aku pun menyalakan bel yang terpasang di pagar rumahnya. Tak lama kemudian keluarlah seorang perempuan paruh baya. Mbok sup aku memanggilnya. Beliau sudah lama bekerja di rumah atikah, bahkan ia tau seluk beluk bagaimana sifat atikah. Dan biasanya aku selalu bertanya akan atikah kepada mbok sup. Mungkin juga hanya mbok sup yang tau aku menyukai atikah.
           “ eh ada mas fairuz, masya Allah rapih banget. Mau ada apa toh?” Sapanya kepadaku sambil membukakan gerbang          
           “ ah mbok masih basa-basi niih, aku mau menyelsaikan perjuangan mbok.” Jawabku dengan nyengir sambil menunjukan sebuah cincin.
           Mbok sup membalasku dengan tersenyum dan mengacungkan jempol. Lalu ia menuntunkun menuju rumah. Sebetulnya jika ada tamu, keluarga pak edo selalu meneriman tamu di depan teras rumahnya yang di sulap menjadi ruang tamu, tapi kebetulan keluarga pak edo sudah mengenalku, jadi aku selalu di persilahkan untuk memasuki rumahnya.
           Aku pun duduk dengan rasa  gugup. Kulantunkan terus shalawat, tasbih dan tahmid agar Allah meridhoi apa yang aku lakukan. Beberapa menit kemudian pak edo menghampiriku.
           “ assalamualaiakum pak, bagaimana kabarnya?” sapaku sambil mencium tangannya.
           “ waalaikum sallam alhamdulillah sehat ruz, tumben kamu rapih banget ada urusan apa nih?” tanyanya.
           Aku makin bingung apa yang harus aku katakan, apakah akan aku katakan lansung atau basa-basi terlebih dahulu.
           “ atikah sehat pak?” aku terkejut mengapa bisa pertanyaan itu terlontar dari mulutku.
           “ atikah alhamdulillah sehat, tumben nanyain atikah. Bapak harus siaga satu nih” jawab pak edo sambil tertawa. Selain cerdas, pak edo pun dikenal sebagai dosen yang bersahabat dengan para mahasiswa. Tak heran banyak mahasiswa yang senang belajardi kelasnya.
           “Rencana atikah kedepan bagaimana pak? Ingin melanjutkan kuliah atau apa?”
           “ Oh bapak serahkan sama dia ruz, toh dia juga sudah dewasa. Sudah harus bisa menentukan hidupnya sendiri.”
           “Jadi makusid saya kesini......”
           Belum selsai aku berbicara tiba-tiba bel pintu berbunyi, terlihat wajah pak edo begitu sumringah. Aku pikir itu adalah atikah yang baru saja pulang, tapi ternyata dugaanku salah.
           Ketika mbo sup membukakan pintu, masuk lah dua orang laki-laki. Yang satu sebaya denganku satu lagi sebaya dengan pak edo, entalah aku tak tahu siapa mereka. Satu hal yang aku tahu, melihat dari cara mereka berpakaian sepertinya ada hal penting yang akan dibicarakan.
           Pak edo menyapa mereka dengan hangat, tampak keakraban telah terjalin sudah lama diantara mereka. Aku pun menyalami mereka. Pak edo mengenalkan mereka kepadaku dan begitu sebaliknya.
           “Pak surya perkenalkan ini fairuz, murid saya dulu.”
           Aku pun tersenyum kepada laki-laki yang sebaya dengan pak edo. Lalu mereka pun duduk, kami saling berhadap-hadapan. Aku heran, aku yang semenjak tadi gugup berubah menjadi kesal. Entah kenapa perasaan itu berubah secara tiba-tiba. “Semoga semuanya baik-baik saja”, ucapku dalam hati. Karena sepertinya ada urusan penting, akhirnya aku ijin untuk menunggu terlebih dahulu di teras rumah.
           “Jadi begini pak edo, seperti yang saya katakan tadi siang di telphone. Maksud dan tujuan saya datang kesini ingin melamar atikah dengan anak pertama saya kukuh. Alhadulillah sekarang kukuh membuka usaha konveksi di dekat rumah kami, dan kukuh ini alumni dari madinah.” Walau pelan suara itu sangat jelas terdengar.
           Benar saja dugaanku, semua ini berjalan baik-baik saja hanya saja hatiku berubah menjadi tidak baik. aku berusaha tetap tenang walau hatiku tidap tenang. Aku bingung apa yang harus aku lakukan pergi membiarkan ia bersamanya atau berbicara apa adanya. Hatiku tecampur aduk oleh rasa kesal,sesal dan takut. Aku buru-buru saja mengahampiri mbok sup menanyakan siapa kukuh itu. Benar saja  firasatku, ternyata memang kukuh adalah laki-laki yang akan dijodohkan dengan atikah sudah dari lama. Orang tua kukuh adalah teman dekat pak edo semenjak SMA.
           Aku bingung, bertanya-tanya dalam hati. “Apa yang harus ku lakukan ? Apa yang harus aku perbuat ?” akhirnya aku melangkan kaki untuk mengambil wudhu mencoba untuk menenangkan diri. Aku putuskan sudah apapun yang terjadi, niat baikku ini harus aku katakan kepada pak edo. Diterima atau ditolak itu sudah menjadi resiko.
           Beberapa lama kemudian kukuh dan orangtuanya terlihat tertawa lalu bersalaman bersama pak edo. “In sya Allah kita doakan saja semoga atikahnya mau” suara pak edo terdengar jelas, entah kenapa kalimat itu menumbuhkan sedikit rasa percaya diri. Kalian tau berapa lama aku menunggu mereka berbincang ? Hampir satu jam aku menunggu, aku hanya duduk dengan begitu banyak pertanyaan yang mengganggu pikiranku.
           Kukuh pun keluar dari rumah, tersenyum sedikit kepadaku lalu bersamalam. Disusul oleh orangtuanya dan melakukan hal yang sama. Pak edo mengantarkan mereka menuju gerbang, dan aku masih duduk di bangku teras.
           “Aduh maaf ya fairuz kamu jadi nunggu lama, biasalah ada sedikit urusan”  Pak edo berjalan kepadaku  sembari senyum. “ Jadi ada hal apa nih fairuz dateng ke rumah ?”.
           Aku sedikit menarik nafas, ku lafalkan basmalah tiga kali lalu ku utarakan saja. “Mohon maaf pak edo jika saya telah menggangu waktu bapak istirahat. Ada hal penting yang harus saya katakan dan tak bisa saya tunda. Jujur saja pak edo tujuan saya datang ke rumah bapak untuk “ aku diam sejenak, ah sial pikirku mengapa kata itu susah sekali untuk aku katakan. Aku diam beberapa detik.
           “Untuk apa fairuz ?” Pak edo mengejar.
           “Untuk melamar anak bapak, jujur saja perasaan ini sudah saya simpan semenjak beberapa tahun yang lalu. Dan malam ini saya utarakan saja niat baik saya. Mohon maaf pak edo orangtua saya juga tidak bisa datang menemani saya karena ada beberapa alasan. Saya tadi sudah dengar niat teman bapak yang akan menjodohkan anaknya dengan atikah. Tapi saya pun mempunyai niat yang sama untuk melamar atikah. Saya pohon keputusan ini bisa di bicarakan dengan atikah langsung dan pikirkan baik-baik. Mohon maaf atas kelancangan saya, tapi saya pun tidak bisa diam atau malah pergi menyerah begitu saja atas keadaan ini”. Jujur saka berbicara itu seperti sedang di kejar seekor anjing saja, keringat mulai keluar, aku sedikit gemetar dan nafasku tersengal-sengal. Tapi hatiku sudah lega.
           Pak edo tersenyum sambil geleng geleng lalu dilanjutkan dengan sedikit tertawa. “ Nekat kamu ruz ruz, sudah malam sekarang. Baiknya kamu pulang terlebih dahulu. Banyak doa saja”.
           “Baik terima kasih pak” lalu aku pun pamit kepada pak edo dan perlahan mulai keluar dari rumah, mbok sup tersenyum sambil memberi jempolnya padaku. Aku pun berpamitan jua kepada mbo sup.
           Selanjutnya aku tidak tahu apa keputusan pak edo dan atikah, akankah mereka menerimaku atau menerima kukuh itu. tidak ada yang bisa aku lakukan sekarang kecuali tawakkal kepada-Nya. Mulai saat ini doa-doa harus sering aku panjatkan. Kebaikan harus lebih banyak aku lakukan. Banyak kemungkinan yang terjadi, dan aku tidak tahu. Bisa jadi hujan yang turun sore tadi menandakan kesedihanku atas perginya atikah. atau hujan itu adalah kebaikan karena hujan rahmat, bisa jadi hujan tadi menandakan semua ini akan berjalan baik. Aku ulangi lagi aku tidak tahu. Doakan saja, semoga ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang diinginkan.
0 notes