#Lagunya begini nadanya begitu
Explore tagged Tumblr posts
Video
youtube
Hidup adalah doa yang panjang
Semua hal yang ada di dunia ini memiliki relevansi terhadap waktu, “kita abadi yang fana itu waktu”. Lagunya begini nadanya begitu, pengennya kaya gini tapi ya gitu. Barangkali hidup adalah doa yang panjang karena jawabannya memang ga ada yang tau.
Walaupun tidak ngopi dan tidak banyak turun hujan di bulan Juni, ternyata setengah tahun telah terlewati. Sedikit menangis menerka gerimis, tapi semoga selanjutnya terukir manis. Beberapa kali coba memikirkan maksud takdir, apa daya takdir begitu keras kepala. Kupasrahkan saja, sebab Tuhan akan merawat dan menunjukkan jalannya.
Kadang hati juga seperti selembar daun, terombang-ambing terserah angin akan membawanya ke mana. Belum lagi semesta suka bercanda. Kenyataan tak sesuai rencana, sudah biasa. Hanya mampu melangitkan doa-doa panjang dengan segala upaya yang bisa dicoba. Waktu hanyalah irama dan kita akan terus berjalan di atasnya.
Semoga selalu sehat, dibahagiakan, diberi umur yang berkah nan panjang serta senantiasa dilindungi dalam penjagaan terbaik-Nya.
22:27 | Bertepatan malam Idul Adha, semoga pengorbanan yang kita berikan di tahun ini menjadi amalan ibadah yang ikhlas serta membawa damai dan bahagia
8 notes
·
View notes
Text
0 notes
Text
Memoar Melodi
Playlistku Kini memutar kidung milik Jason Ranti “lagunya begini, nadanya begitu” Dalam gaung melodi Merengkuh kembali Histori kita yang tersembunyi Yang ternyata mengundang sepotong kenangan juga ya, Aku Kamu Dan ruangan itu Surakarta, 2023
0 notes
Text
Menerka Gerimis
SMA waktu itu, senggang dan remaja mengisi masa itu. Ingin upgrade diri dengan apa saja biar terlihat keren.
Ikut latihan moshing di kelas, touring sana-sini, sparing futsal, CFD tiap minggu di alun-alun, jadi blogger, bikin video absurd dan terakhir membaca buku. Pokoknya apa saja lah, biar keren--cenderung crinji.
Tibalah suatu waktu membeli buku berjudul "Ibuk" karya Iwan Setyawan di Gramedia/Togamas Surabaya, tepatnya saya lupa. Yang saya ingat adalah, ada buku yang ingin sekali saya baca sedikit isinya, tetapi tidak ada yang plastiknya terbuka. Di ujung buku ada plastik yang sedikit robek, akhirnya demi berjalannya peradaban, plastik itu saya lepaskan sepenuhnya dari buku. Hehe sorry.
Dan itu sama Lia. Astaghfirullaahh
Saat akan membeli buku itu, sebelum masuk bab pertama ada puisi yang berjudul "Aku Ingin". Lia tiba-tiba berkata "sumpah puisi2nya pak Sapardi lagi. Ini ada di mana-mana".
"bagus, kah"
"bagus banget!!"
Dari situ saya baru mendengar ada manusia unik, penyair kelas utama Indonesia, the one and only pak Sapardi.
Kemudian penasaran dengan puisi-puisinya yang lain. Sangat menikmatinya, tetapi tidak bisa memaknainya. Lingkar otak saya memang tidak akan pernah sampai jika disuruh mengapresiasi puisi dengan menjabarkan maknanya.
Tapi setelah membaca beberapa hal, ternyata banyak afirmasi. Bahwa puisi tidak harus dimaknai, ia tidak selalu harus ada makna baku, tidak harus seperti logo perusahaan atau apapun itu yang memiliki simbol makna yang ketat. Puisi memang bisa dinikmati dengan sepolos itu, sesantai itu, setidak-paham itu, dan tetap seindah itu.
Lha wong puisi "Aku Ingin", yang hampir seluruh umat manusia memaknai itu sebagai cinta yang luar biasa saja, dulu pak Sapardi membuatnya salah satu tujuannya untuk menjabarkan kondisi cinta tak terbalas. Wkwk
Pak Sapardi abadi, yang fana ya kita-kita ini.
Tahun lalu, Pak Sapardi didatangi Tuhan, dan ia langsung bertanya, "tuan tuhan, bukan?" // "Mari silahkan, saya tidak lagi keluar".
Sebab ia sudah kembali, Sutradara itu mengambil penyair kita. Sutradara itu sudah bertemu dengannya, menikmati puisi-puisinya, dan mengabarkan dialog kita.
Terima Kasih Pak Sapardi, tanpamu hidup tak seindah puisi. Rasan-rasan tentang sampeyan niku tidak habis-habis.
Emha seharusnya menulis "Anggukan Ritmis Kaki Pak Sapardi".
Ditulis karena mendengar lagi lagunya Jason Ranti "Lagunya Begini Nadanya begitu", lagu apresiasi yang juga banyak berisi parodi tentang karya-karyanya pak Sapardi.
11/365-2021
#Jurnal365
2 notes
·
View notes
Text
Ternyata hatiku hanya selembar daun
ah sialan, ku mudah terombang-ambing
tapi kutahu Tuhan 'kan merawat segalanya
sebab katanya Jakarta itu kasih sayang.
Aku tak ingin menangis
menerka gerimis
di sepanjang lorong itu
aku tak ada nyali
oh Pak Sapardi,
ku hanya ingin ngopi dengan sederhana
di bulan Juni
Dengan murid cantikmu di UI...
((Jason Ranti - Lagunya begini nadanya begitu))
2 notes
·
View notes
Audio
(Nidamia)
Selamat Jalan Oh Pak Sapardi.. Karyamu Abadi! :') (20 Maret 1940 - 19 Juli 2020)
1 note
·
View note
Text
kepada: ruth
aku tahu bahwa kita memang dulu saling berbagi kasih dan kisah, menyenangkan dengan menenangkan dan sendu haru yang kita lewati berdua. tapi tahukah kamu bahwa semua hal yang ada di dunia itu mempunyai relevansi terhadap waktu, dan kata kata jason ranti tentang "kita abadi yang fana itu waktu" di lagu lagunya begini nadanya begitu itu bukan kita, bukan.
aku tahu bahwa pengetahuan kita tentang satu sama lain masih sangat kurang, karena kita menjalani kisah bukan atas dasar cinta tapi ego.
aku tahu bahwa waktu itu aku adalah pemeran pengganti yang hanya melakukan hal hal berbahaya saat aktor utama tidak mau melakukan hal berbahaya atau aktor utama sedang tidak ada mood untuk melakukan hal itu.
tapi, ruth, sudahlah.
kita tidak abadi, waktu relevansi kata kita antara aku dan kamu sudah usang.
aku sudah terlalu jengah berada di tengah. aku sudah terlalu kamu untuk bisa menjadi aku.
pun dengan kamu yang datang kembali saat hari hariku sudah dipenuhi oleh mejikuhibiniu tidak akan mengubah hal yang sudah pasti: kita sudah mati.
lagipula, apalagi yang mau kau sakiti setelah semua hal tentang kewarasanku sudah kamu lukai?
lagipula, banyak kata, rima, nada hingga rasa yang sudah kau koyak.
ruth, sudah, aku ingin merdeka.
dari ramai yang belum juga menemukan damai, fuady jayawangsa — 18 agustus 2022.
0 notes
Audio
Alunan gitar akustik dan suara harmoni jadi komposisi utama untuk menemani kumpulan lirik indahnya Jason Ranti. Ada banyak bait-bait kalimat yg dalam hati batin “shit kok kepikiran lirik-lirik kek gini”.
“Barangkali hidup adalah doa yang panjang“ “Tapi oh sayang doanya mesti seragam“
“Lagunya begini, nadanya begitu Maknanya tak ada mirip seperti pejabat Ternyata hatiku hanya selembar daun Ah sialan, ku mudah terombang-ambing Tapi kutahu Tuhan 'kan merawat segalanya Sebab katanya Jakarta itu kasih sayang“
1 note
·
View note
Text
Music and beyond.
Sedang di perjalanan. Lagu ini keputer dari randoman Tak Kan Ada Cinta yang lainnya dari Dewa.
Lagu ini kedengarannya aja jumpy, energetic dan seolah bahagia. Seolah lagu ini sekedar soal orang kasmaran dengan hati berbunga melihat sang pujaan hati.
Tapi kalau diubah nadanya, lirik lagunya sebenarnya cukup sedih, karena ya soal cinta bertepuk sebelah tangan, which is banyak lagu lain yg menggambarkan begitu.
Tapi yasudah, maka maafkan jika ku mencintaimu, atau biarkan ku berharap kau sayang padaku. Sayang ya, hal-hal begini harus on our mutual interest and understanding, not just us even. What a sad world we live in.
Jakarta, 21 Agustus 2020
0 notes
Text
Lirik Lagu Lagunya Begini, Nadanya Begitu - Jason Ranti
Lirik lagu Lagunya Begini, Nadanya Begitu dari Jason Ranti. source https://www.bola.net/lain_lain/lirik-lagu-lagunya-begini-nadanya-begitu-jason-ranti-c9257f.html
0 notes
Text
very first impression: STRIKE SERIES
<<<spoiler allert>>>
Buku dan film sama-sama punya magnet sendiri buatku –mungkin buat kisanak juga demikian, jadi pas tau ada buku favorit (ga favorit-favorit amat deng) yang dibuat series, aku excited.
Bukunya ditulis oleh Robert Galbraith, nama samaran yang dipakai oleh Jeanne K. Rowling agar lepas dari image harry potter. Fun fact, sebelum ketahuan kalo itu nama samaran JK Rowling, ini buku ga laku-laku amat, aku juga beli karena tau ini karya JK Rowling. lol.
Strike. Begitu nama series yang ditayangkan oleh BBC ini. Strike itu sebenernya nama tokoh utama dari 3 novel (sekarang baru 3, katanya sih bakal sampe 7) besutan Galbraith ini. Kali pertama liat trailernya, aku kaget, IH NAHA CASTNYA KOK GA COCOK JADI STRIKE SIH?! Karena di bayanganku, strike harusnya lebih tinggi lagi, lebih gendut lagi, lebih brewok lagi dan lebih berantakan lagi (tanpa mengurangi kesang ganteng, anak rock star sama ibu cantik masa ga ganteng. lol).
Protes serupa juga ga bisa ditahan pas liat Robin, tokoh utama perempuan yang berperan sebagai asistennya Strike. LAH KOK RAMBUTNYA GA MERAH SIH, IH APAAN INI KURUS BANGET, ROBIN HARUSNYA LEBIH CURVY, EH INI KAYANYA SEDIKIT KETUAAN DEH, ROBIN KAN 26 TAHUN. Dasar penonton, ga bikin, protes doang.
*
Episode pertama dibuka dengan view malam bersalju dan langsung fokus ke Lula Landry, model cantik yang mau balik ke rumah. Lula mirip sama yang aku bayangin kecuali......... rambutnya. Ngahahah
Ada yang keren dari opening ini: backsoundnya, Boi! Beuh, monoton dan bikin kesel, cocok banget buat tema pilemnya, nice choice!
Btw musik openingnya juga pas, kelam kelam gimana gitu, pertama kali denger mirip lagunya adele yang jadi soundrrack skyfall eta tah, lupa judul. Gatau mirip apanya, nadanya beda, kelamnya sama. Ya kalo menurut Kisanak ga mirip, mohon maap dah.
Yang paling menantang dari film adalah deskripsi non verbal yang harus cepet ditangkep sama penontonnya, karena kalo di novel kita punya banyak waktu dan halaman untuk menjelaskan detail (bahkan itu yang jadi kekuatan karya-karyanya JK Rowling), tapi di film kan ada durasi, kalo ga meninggalkan kesan dan maksud tertentu, nantinya ga akan kuat, tapi kalo terlalu bertele-tele penonton bakal bosen, nah menurutku, film ini udah bisa tuh ngakalin visualnya supaya ‘bicara’ banyak.
masih di awal, kamera langsung nge-shoot cincin zamrudnya Robin dan muka Robin yang senyum-senyum mulu: she’s happy bacause of that (ini pasti bukan cincin beli di abang-abang depan gerbang SD Negeri, begitu idealnya yang muncul di pikiran penonton).
Lalu penggambaran kantor Strike, ada suara marah-marah lalu perempuan bare face keluar dari situ. Setelahnya, di-shoot kondisi kantor yang berantakan cenderung suram, ada selimut bantal segala rupa, kita tau kalo semalem dia tidur di kantor dan ini mengindikasikan 2 hal: dia terlalu sibuk sama urusan kantor atau dia homeless ga ada duit. Tapi kalo orang belom baca bukunya, dia belom tentu peka nangkep kalo Strike boke sih :’)
Hal lain yang bikin penasaran soal Strike di layar kaca adalaaaah: kakinya! Nunggu adegan saat Strike lepas kaki palsunya, dan puas! wah edun sih, kaki terpotongnya terlihat sangat nyataaaaa! Green screen level 999+
Next, Robin segera membuktikan keberadaannya menguntungkan buat Strike. Selain bebenah, Robin nyiapin minum juga buat tamu (kalo di novelnya bahkan dia sengaja menyempatkan ke toko buat beli teh gula), di puluhan menit berikutnya keliatan Strike udah kerasan dengan keberadaan Robin, karena begitu Robin mau pamit berhenti kerja beberapa hari (atau pekan?) berikutnya, Strike kaget dan semangat begitu Robin menawarkan diri buat balik kantor lagi tanpa diketahui agensi.
Penonton, meski yang belom baca bukunya, harusnya bisa sih nangkep kesan kalo Robin ini emang punya passion besar buat kerja di bidang detektif-detektifan, dia inisiatif menyusun dan mengumpulkan informasi tentang orang-orang di sekitar kasus mereka, dia susun foto-foto orang yang dateng ke pamakaman, di rumahnya dia bahkan masih ngepoin kasus Lula Landry (berapa orang di muka bumi ini yang sudi bawa kerjaan kantor ke rumah sih?), analisisnya juga tajem sampe Strike ngajak dia buat ke rumah Lula Landry (padahal sebelumnya keberadaan Robin lebih sering diabaikan). Dia juga jago ngomong berbagai accent (yang nantinya di buku ketiga akan semakin bermanfaat nih haha).
Tapi ada satu yang ngeganjel: kenapa Robin ngepoin bosnya pake search engine bing sih?! asdpgfiuaskf dan ini jadi lelucon tersendiri, "If your private detective company uses Bing to source information, fire them IMMEDIATELY" (Source: http://www.mirror.co.uk/tv/tv-news/cuckoos-calling-viewers-notice-something-11068322)
So, di awal emang sempet protes kenapa castnya ga begini ga begitu tapi kubetah nontonin ampe akhir kok. Ga gampang loh bikin ratusan halaman penuh detail situasi dan banyak tokoh dengan deskripsinya masing-masing ke dalam 3 episode masing-masing sejam. Kalo first impression episode pertama ini harus dikasih skor, id love to give 8 out of 10.
anyway, ada yang punya info loker asisten private investigator? krik
5 notes
·
View notes
Text
JUNI
Juni tak lengkap tanpa mendengarkan song anthem "Lagunya Begini, Nadanya Begitu". Juni ini, selain tanpa emyu (sebab tak ada pertandingan) juga masih tanpa kamyu (*tsahhh).
Maaf telat untuk yang sudah lewat, yang belum kuucapkan duluan saja biar jadi yang pertama. Bagi gemini dan cancer, selamat bertambah umur dan berkurangnya usia. Serta mulia, aman, sentosa, dan kaya raya. Semoga lambungmu tak nyeri karena hantaman kopi. Walaupun banyak hal sedang terjadi, tolong dikurangi. Jika tak kuat, minum saja jus alpukat. Aku suka soalnya hahaha.
youtube
Kata Pak Sapardi, hidup adalah doa yang panjang. Maka bertahan juga adalah doa. Sedih adalah doa. Senang adalah doa. Semua adalah doa. Doa sendiri, justru sejatinya bukan doa. Sebab kebanyakan adalah pemaksaan. Biarlah doa muncul dengan sendirinya. Dari kita-kita yang tak pernah kenal lelah berusaha.
Itu sebabnya, konon Sayyidina Ali r.a. selalu bersyukur atas segala doa yang Allah “tolak”. Para sahabat yang merasa heran bertanya, “Wahai Ali, kenapa engkau justru bersyukur atas apa yang tidak Allah kabulkan?”
Dengan tersenyum Sayyidina Ali r.a menjawab, “Bagaimana mungkin saya tidak bersyukur sementara dengan tidak dikabulkannya doa, itu pertanda bahwa Allah tengah menyelamatkanku dari musibah yang jauh lebih besar?”
Semoga Juni ini lebih banyak alhamdulillah dibanding walahdalah.
Aku ingin menutup tulisan ini dengan lagu Jason Ranti yang lain:
Wahai pemerintah Kalau bisa jangan sombong Ingat di atas langit Masih ada bisnisman Dan di atas bisnis tiada apa apa :( (Sabda Tiang Listrik)
11 notes
·
View notes
Text
i love you but i'm letting go
Hari itu hujan, siang hingga menjelang petang. Aku terjaga seorang diri didalam kereta yang melaju cepat. Apa kau pernah, merasakan sesuatu kepada seseorang, dan berharap itu juga akan berbalik kepadamu. Benar, itu memuakkan. Tapi, rasa suka dan nyaman tidak bisa diatur sesuka jidat, bisa saja muncul tiba-tiba tanpa memilih ingin berakhir dengan siapa. Dia seperti sihir, tak terlihat namun menyentuh relung dada, yang lebih mengerikan adalah, berakhir dengan orang yang salah, seseorang yang tidak bisa mencintaimu, seperti kau mencintainya. Dan pada akhirnya engkau akan mati perlahan terbunuh, oleh perasaan. Benar kata orang bijak, rasa suka tidak memandang siapa dia, ntah dia baik, buruk, urakan, brengsek atau tidak mencintaimu sekalipun, hingga berakhir menyedihkan.
Sendiri terkadang perlu, seperti halnya yang aku lakukan saat ini. Melakukan perjalanan jauh, menaiki kereta, menuju kota yang mungkin tidak aku kenal sebelumnya. Bagiku, dengan begini akan menemukan apa yang oranglain tidak bisa temukan dalam kesibukannya. Apalagi jika bukan diriku sendiri dan ketenangan dari hiruk pikuk tekanan orang-orang disekitar. Hei, menyelamatkan diri sendiri salah satunya adalah menjauhi penilaian manusia yang menekan. Dan berakhir damai.
Kalian kenal Pamungkas? Musisi muda yang terkenal dengan singlenya i love you but i'm letting go. Selain itu, ada juga single sorry. Keduanya nikmat didengar, apalagi dengan suasana sendu melihat hujan didalam kereta. Sunday night after a rainy day, salah satu liriknya terdengar menyeluruh digendang telinga. Dadaku seketika hangat, otakku mengingat seseorang yang masuk hanya sebagai teman dalam list orang-orang yang aku kenal.
Petang, waktu setempat. Seorang laki-laki memperkenalkan single apik itu kepadaku, memasangkan earphone ketelinga kiriku, sambil menatapku, "bagaimana?"
Aku meresapi dan mencoba mendengarkan lebih seksama alunan musik dan nadanya, cukup lama. Aku berdehem kecil, "hemm, selera musikmu selalu nomer satu." Responku sambil mengangkat jempol kedepan mukanya.
Ia tersenyum sambil merapikan rambut depannya yang sedikit panjang, "selera kita selalu sama, begitu seharusnya."
"Judulnya mengerikan." Sahutku
"Ish, kau selalu begitu. Terlalu kejam." Sewotnya, dan segera melepas earphone yang masih menempel ditelingaku.
Aku terkekeh, "maksudku, judulnya menyedihkan. Tapi aku suka."
Ia menyentuh Cappucinonya, "alasan klasik, selalu saja begitu." Ucapnya dan berakhir dengan tawa.
Aku merampas earphone yang tergeletak dimeja, "aku pinjam earphonemu semalam, warnanya biru langit, aku suka." Dia sedikit melotot dan berakhir mengangguk pasrah. Aku tersenyum menampakkan gigi putihku. Tenang, dia bukan dukun yang bisa membaca pikiranku. Jadi aman, dia tidak pernah tau jika sesuatu itu muncul dalam dadaku, yang tak akan pernah bisa aku ucapkan didepannya. Bagaimana bisa aku mengatakan, jika memikirkannya saja cukup membuatku gila dan takut kehilangannya.
Dia menjentikkan jari didepan mukaku, "hei melamun apa? kau tersentuh dengan lagunya? ah iya kau harus coba mendengarkan single sorry." Aku mengangguk seadanya, lalu berpamitan pergi terlebih dulu, meski latteku masih sisa setengah. Kau tak perlu cemas, jika ada penyesalan dalam jalan takdir mengenalmu, mengagumimu adalah penyesalan terindah dan aku bersedia mengulangnya setiap hari, seorang diri. Cukup aku.
0 notes
Text
Kecil, seorang penipu mahir
Sehingga tak ada lagi tanya
Apakah kau tak apa
Menertawakan rintih
Sampai ragamu lupa
Terbiasa letih
-Seperti Tulang, Nadin Amizah
Pagi-pagi membuka Spotify, menemukan satu playlist yang penuh dengan suara-suara magis Nadin Amizah. Kalau dari segi nadanya, aku lebih suka yang berjudul Star. Tapi ketika mulai bergeser ke Seperti Tulang, entah mengapa rasanya setiap bait liriknya seperti berbicara pada diriku. Seakan lagu itu ditujukan kepadaku, yang akhir-akhir ini cuma bisa menoleh ke kanan dan ke kiri sejak pukul 10 malam hingga 3 pagi: menghadapi gelisah, sedih, jemu yang tak berujung hingga mau terlelap pun tidak bisa.
Dari awal liriknya, aku seakan diajak bicara. Aku menangis; sebab untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ada suara-suara yang seakan mengerti bahwa inilah perasaanku yang sebenarnya: aku yang masih terbalut luka dan berusaha memenuhi ekspektasi orang untuk terlihat ceria dan baik-baik saja. Buat pertama kalinya, ah... akhirnya aku bisa bilang "Capek juga ya, jadi diriku." Rupanya begini kalau letih dan sedih sudah menjadi bagian dari jiwa dan raga kita: terbiasa hingga sudah lupa rasanya meski ada.
Nadin membawaku pada masa-masa yang selama ini selalu membuat getir untuk diingat, bahkan sekejap memikirkan sudah membuat aku tidak waras sampai menangis sejadi-jadinya: saat satu-satunya harapanku dalam hidup menorehkan luka yang begitu dalam sampai aku merasa lebih baik usai. Ah bukan harapanku, tapi manusia yang menjadi harapanku. Aku hancur saat itu, dan benar-benar hancur hingga saat ini. Sewaktu dia belum memiliki tempat dalam hidupku, aku memang dalam kondisi tidak baik-baik saja. Hidupku berjalan normal, orang bilang segalanya lancar. Tapi yang sebenarnya, aku ini berantakan. Mereka cuma tidak lihat sisi itu, mereka cuma lihat sisi aku yang rapi dan baik-baik lainnya.
Kala dia datang, aku sudah mantap bahwa tidak mungkin manusia itu akan bertahan lebih dari 3 bulan. Aku yakin konsistensinya dalam berupaya menarik atensiku tidak akan bertahan lama. Dia akan kelelahan dengan sikapku yang tak acuh dan begitu dingin ini. Rupanya aku salah prediksi, dan singkat cerita kami menjadi dekat. Tidak ada menu sarapanku yang tidak dia tahu, dan tidak ada malam tanpa ceritanya tentang rekan kerja yang menyebalkan atau penjual ketoprak yang terlambat datang. Dia menyayangiku, dan padanya segala hal berantakan dalam hidup ini aku curahkan. Dia mengerti aku dengan begitu baik, meyakinkan aku perihal masa depan. Bahkan, membantuku menyusun masa-masa itu. Sungguh menyenangkan.
Hingga aku tahu bahwa pengertian, rasa nyaman, loyalitas, kesetiaan, dan cinta rupanya tidak cukup untuk membuat dia tinggal bersamaku. Entah apa, namun dia bilang bahwa ada sosok puan lain yang membuat dia merasa lebih hidup. Meski begitu, dia bilang bahwa akan tetap tinggal dan tidak akan pergi dariku. Dia bilang maaf, namun tetap ingin menemaniku. Aku, awalnya menerima kesepakatan itu. Tentu atas dasar bahwa: aku mungkin terluka perihal pengkhianatan ini, tapi mungkin aku akan hancur kalau dia benar-benar hilang. Aku bilang padanya, aku tidak akan pernah memaksa dia untuk tinggal. Mencintai siapa dan karena apa adalah mutlak hak dia, aku tidak bisa memaksa. Aku cuma minta satu: tolong pamit dengan baik apabila mau pergi. Dia mengelak, dia bilang :
"Aku sudah pernah mencoba pergi darimu, tapi aku merasa begitu kehilangan. Ada sisi yang rumpang dalam hidupku yang tidak bisa diganti dengan siapa atau apapun. Itu kamu."
Aku menangis, sejenak mulai menyalahkan semesta mengapa sepahit ini saat membuat lelucon. Saat itu juga aku benar-benar tidak mampu memahami dia lagi. Dia menginginkanku, dia merasa hidupnya rumpang tanpaku, dia ingin terus dapat mencurahkan hari-harinya kepadaku, dia ingin terus menemaniku sebab nyaman, tapi dia tidak mencintaiku. Aku yang sudah terlanjur menyerahkan satu paket diriku yang paling lengkap tanpa ada embel-embel dijual terpisah ini kepadanya, tentu luluh. Tapi aku juga tahu, melegalkan pengkhianatan dalam suatu hubungan itu sama saja dengan merencanakan perpisahan yang tinggal menunggu waktu.
Aku tidak punya pilihan selain menerima dia, mengupayakan yang terbaik agar dia berubah pikiran dan mau menetap untuk selamanya. Namun semakin aku berusaha membuatnya menetap, sebagian dari dirinya mulai berusaha untuk pergi dariku. Satu demi satu dusta dia ciptakan, untuk melindungi puan yang lain itu dan agar aku tetap mau ditemani olehnya. Hingga suatu hari setelah kami menghabiskan perjalanan pulang bersama, aku tahu dia berdusta padaku dan memanfaatkan aku untuk membahagiakan puan yang dia cintai. Saat itu juga, aku terluka. Sangat dalam.
Aku tidak marah sebab telah dikhianati. Aku marah sebab rupanya, lelakiku sudah tidak menganggap aku sebagai manusia lagi. Aku cuma sampah rupanya. Aku murka saat itu dan tentu saja aku hancur, dia lebih memilih bungkam dan menghilang. Aku juga tidak lagi berusaha mencari, sebab luka yang dia torehkan kali ini tidak main-main. Dia tahu bahwa harga diri adalah harta paling besar yang aku punya, dan dia mengambil itu secara tidak langsung. Sejak saat itu, aku hancur... lebih hancur dari sebelumnya, dan berteman dengan sendiri lagi. Sempat memang dia ingin kembali dan memperbaiki kami, tapi apa yang perlu diperbaiki kalau dia saja tidak mengerti apa yang salah?
Aku jadi sangat lelah, terlebih dia adalah manusia dengan pikiran yang rumit. Enggan duduk semeja, untuk sekedar berucap maaf secara langsung kepadaku. Nadin, melalui lagunya membuat aku mengerti mengapa aku begitu lelah. Luka ini seperti tulang, meski sembuh namun tak akan pernah membuat aku utuh kembali.
0 notes
Text
Video cover pertama di 2022
Jason Ranti - Lagunya begini nadanya begitu (Pak Sapardi)
1 note
·
View note
Quote
Ku tak bisa menulis yang indah, yang berbunga-bunga. Yang kuingin langsung saja menikam dihati. Ku tak rela kau menangis menerka gerimis. Di sepanjang lorong itu aku tak ada nyali.
Jason Ranti - Lagunya Begini Nadanya Begitu.
3 notes
·
View notes