#Kuliah di Sydney
Explore tagged Tumblr posts
Text
Semester genap sudah usai. Aku pun sudah hampir menyelesaikan mata kuliah pertama di semester pendek musim panas tahun ini. Dengan libur semester yang memakan waktu tiga bulan, sebagian besar mahasiswa internasional pun terbang ke negara masing-masing.
Teman-teman dari Indonesia yang sudah menyelesaikan semester ini pun sudah pulang sejak blok ujian selesai pada pertengahan November lalu.
Seniorku di program yang sama, baru saja menyelesaikan tesisnya dan akan pulang Natal nanti. Teman seangkatanku akan pulang ke Indonesia bersama keluarganya yang berkunjung ke Brisbane sejak awal Desember. Temanku dari Malaysia pun juga akan menghabiskan liburan bersama keluarganya di Indonesia.
Teman serumahku yang satu sudah merencanakan untuk menghabiskan liburan di New Zealand sejak akhir November. Kamarnya kosong, dan kabarnya akan diisi oleh penghuni baru pertengahan Desember nanti.
Teman serumahku yang dua sudah berlibur ke Melbourne, dan pulang ke Malaysia. Kabarnya, ia akan pindah pada semester baru bersama teman serumah kami yang lain.
Teman serumahku yang tiga akan wisuda tak lama lagi, mengakhiri masa gelar gandanya di sini, untuk kemudian pulang ke Indonesia untuk menyelesaikan skripsi.
Teman serumahku yang empat tidak pulang. Aku heran dan bertanya-tanya, mengapa. Dia tidak ada semester pendek sepertiku, atau mengikuti proyek riset musim panas. Namun seminggu yang lalu ia mengabarkan jika pertengahan Januari nanti akan terbang ke Jepang, mengunjungi teman, dan kembali ke Indonesia sebelum semester gasal dimulai.
Aku ... sebenarnya memiliki rencana untuk mengunjungi kerabat di Sydney. Namun ketika melihat tiket pesawat yang cukup mahal di pertengahan Desember, aku mengurungkan niatku.
Lantas, entah mengapa aku merasa kesepian. Aku tidak memiliki aktivitas untuk kujalani selama liburan tiga minggu, sebelum memulai mata kuliah intensif yang lain. Yah, memang ada tugas yang harus kukerjakan, dan tentu saja itu menjadi aktivitas berat untuk menghabiskan waktu. Hanya saja ... tahu nggak sih, rasanya kesepian?
Rasanya aku pengen main, tapi nggak tahu sama siapa. Kalau sudah begini, aku jadi khawatir menjadi vulnerable. Maksudku, sifatku yang baper akan muncul ke permukaan dan mengemis akan quality time.
Rasanya aku pernah mengalaminya. Tahun 2021, ketika semua terasa menjauh dan aku tak tahu harus pergi ke mana, terkurung di kos-kosan tanpa tahu apa yang harus kulakukan. Sampai akhirnya aku benar-benar baper, meskipun tidak secara langsung di saat yang sama. Aku mulai mencari pelarian untuk melampiaskan rasa kesepian itu. Akhirnya apa? Naksir kormanit!
Ya, itu tidak lama sih.
Lantas aku takut jika nanti, di saat aku masih vulnerable dan kesepian begini, ada yang memberi perhatian sedikit saja, lantas aku akan baper. Tolong, aku sedang tidak ingin jatuh cinta lagi.
Wah, jangan-jangan selama ini perasaan yang kumiliki terhadap cowok-cowok ini, yang kuanggap perasaan suka — bahkan cinta — adalh manifestasi dari rasa kesepian yang menumpuk. Perasaan yang dulu kuanggap murni dan suci itupun tak lagi valid dan signifikan. Hahahaha.
Ternyata begini dunia bekerja.
0 notes
Text
Menyempatkan meet-up sama @ikhwanreza sebelum dia terbang ke Sydney buat melanjutkan studi di bulan ini. .. Aku menjadi salah satu saksi hidupnya di tahun 2018 saat dimana dia berada dalam kebimbangan antara 2 pilihan. Saat itu secara bersamaan dia mendapat beasiswa LPDP ke Jerman dan juga diterima di korporat sebesar Telkom Indonesia. .. Setelah lama bergalau-galau di sebuah kedai masakan Aceh seputaran Jaksel, akhirnya saat itu dia memutuskan akan melepas LPDP (sampai-sampai dia di black list selamanya oleh LPDP) dan akan mengambil kesempatan berkarir dari 0 di Telkom. .. Karena saat itu dia punya keyakinan klo suatu saat nanti perusahaannya akan membiayai impiannya untuk ber kuliah lagi di luar negeri. Padahal menurut ku itu adalah keputusan yang sangat beresiko, karena pada saat itu kita tidak tau apakah karirnya akan cemerlang disana atau tidak. .. Dan ternyata benar, 5 tahun kemudian sejak 2018 itu, dia berhasil membuktikan klo dirinya mampu meniti karir yang cemerlang sekaligus juga mendapatkan beasiswa dari perusahaan nya. .. Wah, teman se apartemenku (Saat kita di Brisbane dulu) ini memang bener-bener hebat. Dan akhirnya dia kembali lagi ke Australia untuk melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi. .. Sukses selama di Sydney brother, dan mungkin bisa pertimbangkan masukanku tadi: "Kayanya punya anak dengan akta kelahiran Sydney keren juga" hahahhahaa.
0 notes
Text
Tidak ada yang tahu betapa menyebalkannya si M Aussie ini.
Setelah aku jelaskan dengan baik-baik soal paspor Australia itu nggak perlu visa ke Indonesia, dia masih ngotot. Pinter di kuliah sih, tapi goblok. Emangnya Indonesia itu seberapa kuat sih paspornya sampe bule Australia harus bayar visa buat dateng ke Indo???
Lu kok dibegoin sampe segitunya sih… Gua jadi khawatir elu itu bakal dibegoin sampe sejauh mana. Itu satu hal ya. Aku masih kesal karena dia nggak percaya padaku trus ya ngotot belain suaminya yg bikin aku jadi curiga.
Cici ini nggak pernah menceritakan suaminya sama sekali. Ya hak dia sih. Maksudnya, orang itu nggak ada yang sempurna, tapi dia tidak transparan. Aku takut berantemnya sampe pukul-pukulan tapi dia nggak ada yang nolong.
Trus, kalau dia udah minta tolong tuh, rasanya emang kayak ngebabuin orang sih. Udah nyuruh trus ujung-ujungnya emang dia yang nyusahin hidup orang lain.
Grabak grubuk minta telpon apartemen buat cek barang 17A sampe ngotot-ngototan sama resepsionisnya. Taunya, dia pesen orang sendiri buat ngecek. Udah gitu dia salah kasih nomor unitnya ke gua.
Trus buat apa lu nyusahin gua, anjiiiiing beneeerrrrrrr!!!!
Lu aja kepikiran buat nggak nyusahin temen lu ya karena lu tau dia lagi IVF. Lu tanya kan ke dia lagi sibuk apa nggak, bisa dimintain tolong apa nggak dll. Emangnya lu pernah tanya???
Gua bantuin lu itu karena gua masih anggap lu itu temen gua yang perlu gua tolong. Tapi, setiap kali gua nolongin lu itu kesannya kayak gua itu babu lu trus emang sesimpel lu itu panik dan nyusahin orang aja.
Lu nggak ada tuh kepikiran buat nyusahin orang lain, kayak abang ojek yg lu bayar itu. Bener kok kasih alamat unitnya. Sedangkan gua???? Udah salah, kagak dibenerin pula. Ujung-ujungnya minta maaf aja seakan-akan itu becandaan. Padahal lu panik karena itu 5 juta rupiah lu dll. Tapi gua itu nggak lu anggap anjir. Nggak pernah lu pikirin gua.
Gua nggak bisa cerita ini ke mbak N - temen deket satu-satunya yang gua punya saat ini. Temen yg bisa gua percaya untuk saat ini. Udah tiga orang yang bener-bener mengkhianati atau malah nggak menghargai gua selayaknya seorang temen. Cik P yg mamanya meninggal hari ini, Cici M yg tinggal di Sydney ngikut suaminya, dan Mbak D yg punya nyali untuk ngebego-begoin gua meski udah ketangkap basah.
Berulang kali gua percaya orang dan selalu kejadiannya kayak gini. Nggak cewek, nggak cowok. Nggak ada yang bisa dipercaya.
Mungkin gua perlu menjaga diri dari Mbak N biar kalo dikhianati, gua nggak terlalu sakit hati.
Ini gua salah pilih temen apa gimana deh. Huft, sedih bener hahahahahahahahaha tragis aja sih hidup gua. Kenapa gua nggak mati aja sih??? Cape banget harus ngerasa kayak gini terus.
0 notes
Text
idk bro, dont ask me.
Persiapan LPDP 2025? Tiap orang punya pacenya masing-masing, ya. Temen-temen gue pada ke UK/Europe. Beberapa ada juga yang tembus US. Gue udah coba filter sih yang menjadi inceran gue.
US
UK
Singapore
Australia
NZ
Canada
Gue bisa coret nomor 5 dan 6. Mungkin banyak ya alesan gak masuk akal ketika memilih tempat tujuan yang mau gue raih. Kayak gue milih US bener-bener karena kalo ditanya, "lulusan mana?" gue bisa jawab sambil nyengir, "US."
Ga penting kan? Pride? Entah. Kalo UK gue rasa less harsher than US. UK lebih hangat nampaknya & lebih mudah nyari tempat ibadah kalo UKnya di London. Tapi sayangnya rata-rata programnya setahun kalo di UK, jadi gue mau cari yang lebih lama sebenarnya.
Singapore kayaknya gue bisa bayangin gue bakal stress karena fast-paced living. Tapi NUS/NTU tuh sangat menjual.
Australia gue pikir udah yang paling friendly dan paling masuk akal untuk kebutuhan gue. Tapi gue butuh buang jauh-jauh pemikiran, "oh lulusan Sydney doang?" Kalo gue S2 di Aussie, at least gue udah beradaptasi lebih cepat.
Saat ini urutannya:
Australia - US Singapore - UK
Gue masih mau ngewujudin cita-cita gue buat kuliah di US, yeah me and my ego. Tapi kadang harus masuk logic juga, ya. Berat sekali rasanya untuk melepas.
At least gue udah tau apa yang mau gue raih: S2 sebagai sarana yang intensif untuk meningkatkan kompetensi gue agar bisa berkontribusi lebih baik kepada masyarakat, khususnya di bidang yang gue geluti sebagai seorang konsultan.
0 notes
Text
Gue Berguna Gak, Sih?
Written in Bahasa and broken English. This is today's rant.
Feeling useless, dumb, worthless and other negative things about yourself? This is so me. I still couldn't get this things out of my head every day, every time.
Still jobless, stuck, don't know what to do with future, burnout, why am I left behind than my friends, and more more more.
I believe that every creatures in this world are born to be useful. Just like what was written in Qur'an that Allah has created every creation in the best form, perfect. But I still unconvinced this bcs of this insecurity towards other people.
Selama 24 tahun hidup ini, gue selalu dicekoki dengan kata-kata negatif seputar diri ini karena kekurangan secara akademik. You know, math has always been the top tier school' subject, and those people who can do it considered as genius. Period. You sucks at math? then you're stupid no matter what other talent you have.
"Gini aja gak bisa?"
"Hahahah, nilainya anjlok"
"Si ay itu kurang banget matematikanya"
Entah gue yang kepedean merasa selalu jadi topik perbincangan orang, atau memang kenyataannya iya, kelemahan gue semasa SD adalah hal paling traumatis. Efek buruk berteman dengan anak dan kaum ibu populer adalah otomatis kehidupan lo juga jadi sorotan mereka.
Jujur aja gue gak tahu kenapa dari kecil sangat amat lemah di bidang matematika, EVEN THE BASIC ONES padahal Abah adalah sosok yang pintar hitung-menghitung. Nih otak susah banget cerna angka-angkaan, berasa ada yang menghalangi. Setelah ngubek Google, kondisi gue serupa kayak tokoh Nobita dan itu dinamakan Diskalkulia. Gue cuman diagnosis sendiri, belum pernah ke psikolog nanyain langsung. Hanya berdasarkan apa yang dibaca, kondisi ini persis seperti gue.
Buruknya kemampuan menghitung ini jadi nutup kepercayaan diri untuk nunjukin bakat lainnya. Dari dulu gue udah jadi langganan lomba mewarnai, menggambar, dan tampil buat nyanyi atau nari. Sayangnya keahlian seni kagak pernah dilirik kalau dibandingin sama keahlian matematis.
Mau dibejek segimanapun, gue tetep goblog soal matematika walau sekarang agak mendingan dikitlah. Telat banget sih.
Semenjak lulus kuliah, gue jadi makin makin mempertanyakan diri sendiri kenapa kok berasa sekolah dari TK-kuliah kayak gak berguna gini, makin sini hilang semangatnya. Merasa ada yang salah dgn diri ini sebab buruk hitung-menghitung yang khawatirnya bakal menghalangi masa depan gue.
Rasa insekyur juga makin memuncak ketika lihat idola gue rupanya orang yang berbakat dalam matematika, ibunya juga dulu pernah jadi guru mtk. Dan sempat keterima di kampus bergengsi di Sydney. Perasaan gue pas baca inituh kek.....
"Kok orang-orang bisa sesempurna ini, ya? Pinter seni, pemikirannya oke, apalagi matematikanya top udah gitu emaknya juga????"
Bangun tidur langsung overthink apa kudu gue reset kehidupan, atau minta cancel aja lahir ke dunia ya. TAPI, rasa insekyur ini pun agak terobati karena ada temennya hehe, Jeon Jungkook.
Bias kesukaan gue, JK juga ngaku lemah secara akademis, ngerasa lambat dibanding temennya, susah belajarnya (gue banget), pun sempet khawatir sama masa depan. Tapi doi akhirnya nerima diri, sekaligus lebih milih buat fokus sama hal yang jadi bakatnya dia.
Apa yang JK bilang tuh sebenernya cukup bikin gue sadar bahwa ya gak apa-apa gak pinter matematika, toh gue juga jago di bidang lainnya. Bahkan tanpa disadari gue sering jadi inspirasi orang-orang terdekat.
Pelan-pelan gue kudu belajar sadar bahwa semua ciptaan Tuhan memang ada gunanya, diciptakan sesempurna mungkin sesuai takaran-Nya. Gue turun ke bumi juga pasti ada tujuannya, ada gunanya yang mungkin belum atau bahkan gak gue sadari.
Inget yah Ay, kecoa aja yang menjijikan dan dibenci banyak umat di muka bumi ini tetap punya gunanya. Masa lo engga, sih?
Yaudah sekian dari saya.
041023
1 note
·
View note
Text
Heute
Heute sind viele Sache passiert. Ditambah otak ini gabisa berhenti kepikiran, they call me as si overthinker. Masalah sama mantan jadi memanjang karna kedengerannya dia masih gamau ngelepas gue untuk kedua kalinya dengan berkedok 'teman'. Kami mengenal baik sifat masing-masing. Perbedaan situasi ini mempersulit kami banget, terutama dia. Tapi mudah-mudahan secepatnya selesai, emang karena udah gak kuat banget punya masalah sama orang tuh. Rasanya kayak kabur dari masalah. Tapi tadi siang, pertama kalinya dia ngeliat gue bener-bener nangis berkali-kali, karna pikiran gue terhadap istrinya jauh lebih besar, ditambah kebawa pingin nangis karna masalah Rifky. Malu banget nangis depan mantan. Ya mudah-mudahan bener-bener cepet selesai. I dont want more drama with him.
Makin hari, perasaan makin kuat buat nyuruh diri untuk tetep stay sama Rifky. Banyak ketakutan tapi lebih banyak yakinnya untuk stay. Tau semua kebrengsekan dia, tapi bener-bener ketutup sama rasa sayang yang begitu besar dan rasa ingin liat Rifky sukses. Im not wishing to be the woman behind his success, i just want him to know bahwa sukses atau tidaknya dia di sana dan di manapun, im here for him. Lebih pingin lagi bisa sukses berdua hehe tp gue sendiri harus jalanin plan ke Jerman dulu. Toh kita bisa jalan bareng-bareng di jalan masing-masing, tapi kita saling berdampingan. Allah tahu betul kerja keras kita selama ini. Kita bukan orang suci, kita banyak dosa pula, tapi kita percaya Allah melindungi selalu hambanya. Anyway kangen bgt Rifky tapi gamau maksa dia untuk ngeluangin waktunya yg lebih berharga buat istirahat. Hari ini, hari pertama sholat lagi. Doa yang bener-bener diminta ya hubungan yang langgeng sama Rifky dan tentunya ujian kemaren lulus alle Module. Aaminn ya Allah.
Oh iya tadi ibu telponan sama Abah, bilang kalau anaknya yang di Aussie minta abah buat ke sana. Abah bilang ke ibu kalau abah emang kesepian jauh dari anak-anak kandungnya, tapi ngerasa seneng karna punya buyut, punya kami sebagai keluarganya. Abah bahkan bilang udah pingin punya buyut dari gue wkwkwk doain aja ya bah sing lancar jalan aku ke pelaminan. Nambah lagi deh tuntutan hehe. Issokay, emang udah fasenya. Anyway balik lagi, om aa, anak abah yg di Aussie ngajak abah ke sana. Abah mau aja tapi om aa maunya abah ditemenin. Abah gamau ngerepotin anak-anaknya buat bulak-balik nganter abah. Abah maunya ibu yang nganter hahaha. Gue tanya, om aa di mananya Aussienya, kata ibu di Sydney. Huaaa pingin banget ikutt. Ibu pingin aja nganter tp gabisa bahasa inggris. Rasa ingin ikut tinggi bangett, siapa tau bisa sekalian ketemu Rifky hehe. Itu sih tujuannya.
Hari ini muter otak gimana ya kenal sama native Jerman. Kalau dari grup, pusing banget. Pengen punya satu Deutschfreund/in buat lernpartner. Mudah-mudahan bisa dapet yang baik dan supportif dehh. Kalau udah dapet, bisa sambil belajar IELTS. Kepikiran mau tes IELTS pas di jerman, trus pengen nabung pake Taschengeld yang mudah-mudahan cukup buat uang penjamin kalau jadi WHV di Aussie. Pengen tetep jalanin plan itu dari pas kuliah, bukan karna Rifky. Sambil WHV, pengen sambil kuliah lagi atau ambil Course lagi. Pokoknya gue ngeplan dulu aja hehe. Pengen satu-satu mimpi dicapai. Udah lama banget ga bermimpi kayak gini. Mudah-mudahan dimudahkan segala actionnya ya. Jujur dari dulu gapernah bermimpi punya pekerjaan yang luar biasa, tapi pingin punya pengalaman-pengalaman yang beda sama orang-orang.
So far, pengalaman paling beda apalagi kalo bandingin sama sodara kandung sendiri, tiba-tiba pas SMA malah sekolah boarding school hahaha mereka milih sekolah islam yang deket dari rumah. pas kuliah, si paling Bandung ya emang haha. yang lain milih di surabaya, gue kekeuh pengen di bandung pokoknya. lagi-lagi milih kerja/magang di bangka. i know semua keputusan gue sangat berat buat ortu. gue selalu berusaha jauh hahaha baru sadar deh. lagi-lagi, keputusan pengen ikut program ke Jerman. Kalau mudah-mudahan lancar, pingin WHV ke Aussie. Setelah itu belom tau haha. Masih pengen ke Kanada sih, tapi pengen juga ke New Zealand. Pengen deh kerja di NZ. Gue kebanyakan berkhayal di post ini haha. Tuhan, temen-temen, doain yaa. I'll try my very best to reach my dream <3
0 notes
Text
Road to IISMA 2024, GEP Gelar Mentoring Class Vol.1
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR - Global Engagement Program (GEP) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana melaksanakan Mentoring Vol.1 (Tailored Training Program) pada Jumat (10/2/20233) secara online melalui aplikasi Zoom Meeting dengan mengusung tema ‘Initiate an International Undergraduate Program to Prepare our Student to Meet Global Challenge and Competitive in The Global Workplace’. Kegiatan mentoring ini dikemas khusus bertujuan untuk mempersiapkan sedari dini mahasiswa GEP untuk menghadapi Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) pada tahun 2024 mendatang. Acara ini merupakan program wajib yang diikuti oleh seluruh mahasiswa GEP angkatan tahun 2022. Kegiatan Mentoring Class Vol.1 ini menghadirkan tiga pembicara yang luar biasa untuk memberikan pendampingan kepada mahasiswa GEP yang akan dipersiapkan mengikuti IISMA tahun 2024. Ketiga pembicara tersebut diantaranya Ria Aprilia sebagai IISMA Awardee 2022 di University of Sydney, Shakira Olivia yang merupakan IISMA Awardee 2022 di University College Cork - National University of Ireland, dan I Gede Nandya Oktora P., S.E., MBA., CRA., CRP., selaku Koordinator program GEP. Ria Aprilia yang merupakan pembicara pertama membahas materi tentang panduan dan berbagai tahap yang harus dilalui mahasiswa sebagai bentuk pertimbangan untuk mengikuti IISMA. Untuk bisa lolos menjadi IISMA Awardee yang merupakan ajang pertukaran mahasiswa tingkat internasional dengan persaingan yang tidak mudah dan harus dipersiapkan dengan matang. Selain itu, ia juga memaparkan mengenai time line pendaftaran IISMA di tahun 2024 agar mahasiswa lebih terarah dalam mengikuti seleksi guna mempersiapkan segala sesuatunya dari sekarang. Selanjutya, Shakira Olivia memaparkan materi yang memberikan data mengenai peminat dua universitas tuan rumah yang mewakili setiap universitas yang menjalin kerja sama dengan Kemendikbudristek. Ia menyebutkan ada persyaratan khusus yang harus dipersiapkan oleh mahasiswa sebelum mendaftar ke universitas tuan rumah yang dituju yaitu berupa skor IELTS, TOEFL iBT, dan Duolingo yang melewati batas skor minimal. Selain skor dalam tes tersebut, ia juga mengungkapkan bahwa pesaing merupakan hal penting lainnya yang harus diperhatikan apabila ingin memilih universitas tuan rumah. Guna mendukung data yang dipaparkan, Shakira Olivia turut menjelaskan bahwa universitas terbaik dunia tidak selalu mendapat peminat terbanyak. Contohnya, Universitas Hanyang di Korea Selatan yang menerima peminat terbanyak dibandingkan Universitas Korea, meskipun Universitas Korea merupakan salah satu universitas terbaik di Korea Selatan. Hal ini dapat disebabkan dari jumlah mata kuliah di Universitas Hanyang terbilang lebih banyak dibanding Universitas Korea. Menutup pemaparannya, beliau menjelaskan bahwa pemilihan mata kuliah juga merupakan hal yang krusial karena menyangkut minat dan ketersediaan universitas tuan rumah. Melalui pembinaan ini, mahasiswa GEP mendapatkan pengetahuan baru sehingga dapat mempersiapkan diri untuk mengikuti ajang bergengsi tingkat internasional seperti IISMA. Setelah keberlangsungan acara, akan timbul berbagai harapan sebagai output bahwa program ini telah sukses diselenggarakan.
Road to IISMA 2024, GEP Gelar Mentoring Class Vol.1. Sumber Foto : Istimewa Begitupun dengan Nandya Oktora yang menyampaikan bahwa mahasiswa GEP yang nantinya akan mampu berkompetisi di dunia internasional tuk mengikuti acara mentoring yang dilakukan secara berkala agar mendapatkan insight mengenai berbagai strategi dalam memenangkan program IISMA, terutama memilih kampus tuan rumah. “Kegiatan ini sangat penting dilakukan guna mempersiapkan mahasiswa GEP dalam mengikuti IISMA dengan persiapan yang lebih matang sehingga yang lolos lebih banyak. Selain itu, GEP juga akan memberikan berbagai program special yang menambah eksposur global yang diharapkan membuat mahasiswa GEP semakin siap untuk menghadapi persaingan global,” ungkapnya. Selaras dengan hal tersebut, salah satu peserta Mentoring Class yakni Putu Ari Kammani yang merupakan mahasiswa GEP dari Program Studi Akuntansi mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut sangat informatif untuk mempersiapkan diri jika ingin mengikuti IISMA. “Saya sangat bersyukur menjadi salah satu mahasiswa GEP di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang diberikan fasilitas mentoring mengenai IISMA dengan materi yang sangat mudah dipahami sehingga nantinya besar harapan saya dan mahasiswa GEP yang lainnya bisa semakin yakin dan siap untuk mengikuti tes IISMA ini. Semoga ke depannya mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana bisa lebih banyak lagi yang lolos IISMA,” ungkapnya saat wawancara via online. (bpn) Read the full article
0 notes
Text
4 Alasan Sydney negara terbaik untuk kuliah Masters in Business Administration (MBA)
4 Alasan Sydney negara terbaik untuk kuliah Masters in Business Administration (MBA)
Terletak di pantai tenggara Australia, Sydney menjadi salah satu tujuan studi paling populer bagi siswa yang ingin melanjutkan studi MBA Ekonomi yang multikultural menawarkan pendidikan dan gaya hidup yang cukup mewah Berikut adalah empat alasan terbaik mengapa Anda harus mempertimbangkan Sydney untuk kuliah MBA
keunggulan akademik yang tidak diragukan lagi
University of Sydney Business…
View On WordPress
#akomodasi kuliah di university of sydney#beasiswa kuliah di university of technology sydney#beasiswa mba#belajar di sydney#belajar mba di luar negeri#gambaran pekerjaan di australia#jurusan bisnis#jurusan di australia#jurusan di luar negeri#jurusan it di australia#jurusan kuliah#jurusan kuliah di luar negeri#Jurusan MBA#jurusan terbaik di luar negeri#jurusan terkenal di luar negeri#jurusan untuk kerja di australia#Kampus di Sydney#Kuliah di Sydney#Kuliah di University of Technology Sydney#kuliah mba#kuliah mba di luar negeri#Living in Sydney#mba australia#mba di luar negeri#Perguruan tinggi di Sydney#Sekolah di Sydney#sydney#Sydney College of the Arts#tips hemat kuliah di luar negeri#tips kuliah di luar negeri
0 notes
Text
Recharging Energy
Beberapa hari kemarin aku sempat putus asa dan juga down terhadap diriku sendiri karena beberapa hal. Mungkin masih belum waktunya atau aku harus berusaha lebih keras lagi. Kemudian ibuku memberiku info tentang workshop scholarship. Kegiatan ini diadakan di Retrorika Cafe, salah satu cafe hits di Kota Batu yang kecil ini tapi menyejukan hehe. Tanpa berpikir panjang aku langsung mengisi form online tiga acara yang berlangsung secara bertahap.
Hari ini aku bertemu dengan pemateri yang sangat luar biasa dan tidak aku duga akan hadir sebelumnya. Workshop yang pertama ini membahas tentang beasiswa LPDP. Aku kira yang akan hadir hanya awardee nya aja, dan ternyata hadir juga Bapak Eko Prasetyo Siddik, yapp beliau adalah Direktur LPDP tahun 2013-2017. Saat ini beliau menjadi Scholarship Coach di sebuah lembaga hmm aku lupa namanya apa wkwkkw. Kurang lebih ini materi yang beliau sampaikan.
1. Kita harus punya alasan yang reasonable untuk apa kita lanjut studi master? Apa tujuan kita? Harus punya goal setting, planning, mau kemana dan mau ngapain?
2. Dream Big, Set Goals, Take Action
Dalam rangka menyusun goals dan juga action harus ada ukuran yang jelas Specific, Measurable, Achievable, Relevant , Timed
3. Jangan lupa untuk menuliskan Studi, Paska studi, dan juga bentuk kontribusi terhadap Indonesia nantinya. Kuncinya adalah kegiatan yang bermanfaat untuk banyak orang bangsa dan negara. Tidak harus menjadi dosen.
4. Jangan lupa mengenali diri sendiri dengan menuliskan Strong dan Weakness dari diri kita. Perlu Self Assesment untuk mengenal diri kita sendiri lebih dalam lagi. Bisa dengan MBTI, 16 personalities, Psikotes, Minta feedback dari mentor atau coach atau teman teman alumni/ awardee lainya untuk menuliskan kelemahan dan kekuatan kita.
5. Lima pertanyaan penting
*Who inspires you?
*Lima nilai apa saja yang paling kamu hargai/pegang?
*Hal apa yang menjadi panggilan jiwamu?
*Apa bakatmu?
*Ingin dikenang seperti apa waktu meninggal nanti?
6. Riset lebih lagi tentang kampus yang ingin dituju dengan sangat detail. Apa saja mata kuliah yang akan dipelajari, Berada di kota apa?, bagaimana keadaan geografis sekitar, faktor akademis, kenapa perlu jurusan itu?
7. Untuk rencana kontribusi ke Indonesia, riset lagi terkait dengan apa yang dibutuhkan oleh Indonesia beberapa tahun ke depan?
Kurang lebih itu materi yang dijelaskan oleh Bapak Eko yang tentunya sangat membantu untuk membuat tujuan dan juga langkah yang diambil selanjutnya. Materi kedua dibawakan oleh Bu Milda Istiqomah salah seorang awardee Ph.D dengan LPDP. Beliau juga menceritakan perjuangan yang tidak mudah dalam mempersiapkan scholarship dan untuk studi S3 nya. Kita juga harus memiliki banyak pilihan beasiswa dan juga kampus sebagai plan cadangan. Karena banyak jalan untuk meraih beasiswa dan melanjutkan studi ke luar. Bu Milda mengambil jurusan hukum kriminologi di Sydney. Pembicara ketiga oleh mbak Uyun Nishar. Mbak Uyun melanjutkan studi di University College London, beliau dulu menempuh S1 di UM Pendidikan Bahasa Inggris dan juga aktif di Debate Club. Dari semester satu ikut debat beliau baru menang untuk pertamakali di semester lima. Lagi dan lagi semua tentang sebuah proses dan juga belajar. It takes time :)
Because study abroad isn't as pretty as Instagram photos, it's about our personal journey:')).
7 notes
·
View notes
Text
Review: Nocturne (2020)
Film Nocturne menjelaskan dengan gamblang kalau terlalu sama itu justru hanya menimbulkan iri dan dengki. Alkisah hiduplah saudari kembar Juliet (Sydney Sweeney) dan Vivian (Madison Iseman). Keduanya punya bakat musik piano. Mereka sama-sama sekolah di SMK khusus seni. Namun sayangnya jalan hidup mereka mulai berbeda. Vivian yang periang dan sudah punya pacar diterima kuliah di universitas musik…
View On WordPress
1 note
·
View note
Text
One Step Closer
Tulisan ini bercerita tentang pengalaman pertama saya mengikuti seleksi beasiswa LPDP. Tentu, saya tidak akan menceritakannya secara detail. Hanya poin-poin penting saja yang akan coba saya sampaikan agar tulisan ini tidak terlalu panjang dan terkesan membosankan. Meskipun demikian, saya berharap tulisan ini dapat terbaca secara runtut dan tidak melupakan esensi utama dari pengalaman yang akan saya sampaikan.
Sudah lama sebenarnya saya punya keinginan untuk mendaftarkan diri di beasiswa ini. Bahkan, keinginan itu sudah ada semenjak saya masih kuliah S1. Mimpi untuk bisa melanjutkan studi master sedang tinggi-tingginya waktu itu. Tapi apa mau dikata, kesempatan untuk mendaftarkan diri baru datang tahun ini, setelah 20 bulan saya lulus dari jenjang S1. Dan saya rasa, pengalaman pertama ini begitu menarik dan mendebarkan. Saya merasa mendapatkan banyak keajaiban dan pertolongan yang seolah membuat yang tidak mungkin menjadi sangat mungkin.
Saya mengikuti seleksi beasiswa LPDP batch kedua yang dibuka sekitar bulan Agustus. Saya putuskan untuk mengambil jalur afirmasi pada program magister luar negeri. Indeed, itu adalah keputusan yang tidak serta-merta. Saya harus menimbang banyak hal sebelum memutuskan, mulai dari urgensi, kesiapan pribadi, dan terutama tentang eligibilitas saya untuk setidaknya dapat memenuhi persyaratan mendaftar di jalur itu. Modal bismillah waktu itu. Dengan eligibilitas yang menurut saya masih pas-pasan akhirnya saya mencoba mempersiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk mendaftar di jalur tersebut.
Seleksi Administrasi dan Seleksi Berbasis Komputer
Beasiswa LPDP tahun ini memiliki sedikit perbedaan dari tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, tahapan seleksinya masih sama yaitu terdiri dari seleksi administrasi, seleksi berbasis komputer, dan seleksi substansi. Pada tahap seleksi administrasi, saya harus menyiapkan dokumen-dokumen yang akan digunakan dalam seleksi berkas. Selain dokumen yang bersifat administratif, saya juga harus membuat proposal dan rencana studi sebagai gambaran terkait apa saja yang akan saya lakukan selama dan setelah kuliah. Membuat proposal dan rencana studi tentunya tidak mudah, apalagi bagi saya yang baru pertama kali mendaftar beasiswa. Akan tetapi, menurut saya LPDP telah dengan jelas memberikan gambaran tentang apa saja poin-poin yang harus ditulis dalam kedua berkas tersebut. Tidak ada jalan lain yang lebih baik menurut saya selain mengikuti rambu-rambu tersebut agar apa yang saya tuliskan tidak out of the topic.
Saya mencoba mencari beberapa referensi bagaimana cara menulis proposal dan rencana studi dari para awardee terdahulu. Tentunya mencari informasi itu tidaklah sulit karena banyak awardee yang memiliki kanal Youtube maupun blog pribadi yang menyediakan informasi bagi para pendaftar seperti saya. Dan jika saya boleh menyimpulkan, kunci mengalirnya tulisan dalam proposal dan rencana studi setidaknya adalah mengenali motif, tujuan studi, kontribusi, dan universitas tujuan. Semakin kita mengenali keempat hal tersebut, maka tulisan kita akan semakin mengalir, tidak dibuat-buat, dan murni. Tentunya, benang merah dari keempat hal itulah yang penting untuk dirajut agar apa yang dituliskan memiliki keterkaitan satu sama lain.
Saya harus menunggu sekitar 2 minggu hingga hasil seleksi administrasi diumumkan. Yap, alhamdulillah, saya dinyatakan lulus seleksi administrasi dan berhak mengikuti seleksi berbasis komputer. Tentunya lulus seleksi administrasi bukanlah hal yang sepele, terutama setelah saya tahu bahwa ada beberapa pendaftar yang tidak lulus meskipun mereka telah mengantongi LoA dari universitas tujuan serta memiliki kompetensi bahasa yang memadai. Saya tidak berani berspekulasi apapun. Yang jelas, LPDP pasti memiliki pertimbangan tersendiri dalam menentukan lulus dan tidaknya calon pendaftar dengan mengacu pada dokumen-dokumen yang dikirimkan.
Pelaksanaan seleksi berbasis komputer berjarak sekitar satu bulan pascapengumuman seleksi administrasi. Seleksi ini hampir mirip dengan tes TPA dengan materi ujian berupa soal-soal numerik, verbal, dan logika. Dalam seleksi ini juga terdapat essay on the spot. Setiap peserta harus bisa memberikan pendapatnya terkait permasalahan aktual yang sedang terjadi di Indonesia.
Mempersiapkan diri dalam menghadapi seleksi berbasis komputer tentu tidak mudah, terlebih saat itu tuntutan pekerjaan sedang tinggi-tingginya. Hampir setiap saat group chat messenger riuh dengan pembahasan materi seleksi berbasis komputer dan saya hanya bisa menjadi penonton setia. Ingin rasanya take a break for a while untuk ikut mengerjakan soal tapi itu tidak mungkin karena jam kantor belum usai. Tapi beruntunglah, saya bisa mengakses kumpulan soal yang dibagikan oleh sesama peserta di group tersebut sehingga saya bisa sedikit mempelajarinya di waktu senggang atau seusai kewajiban di tempat kerja berakhir.
Bagi saya, tes berbasis komputer ini sebenarnya adalah momok karena memuat materi-materi yang telah lama saya tinggalkan semasa sekolah menengah dulu. Ingatan tentang materi-materi itu seakan sudah usang, dan tentunya harus dibuka kembali dan dipelajari dalam waktu yang singkat. Tidak berhenti sampai disitu, keberadaan essay on the spot juga membuat saya berdebar. Pertama, tentu ini adalah pengalaman pertama saya untuk belajar bagaimana menulis opini singkat dengan struktur yang enak dibaca namun dapat menembak langsung pokok permasalahan yang diajukan. Tentu saya belum punya pengalaman semacam ini terlebih durasi pengerjaannya hanya selama 30 menit.
Kedua, topik atau isu yang mungkin ditanyakan cukup banyak sehingga membutuhkan waktu untuk membaca dan memahami inti dari masing-masing persoalan. Dan, ketiga, ini yang paling penting, oleh karena saya mengambil program magister luar negeri, essay yang dituliskan harus menggunakan bahasa inggris. Saya sempat merasa bahwa saya telah memilih jalur yang salah hahaha. Honestly, saya belum pernah menulis opini dan semacamnya langsung dalam bahasa inggris tanpa menggunakan translasi (maksud saya menuliskannya dulu dalam bahasa Indonesia kemudian mengubahnya menjadi bahasa inggris secara manual). Tentu pemilihan kata, grammar dan sebagainya harus diperhatikan sementara waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal sangat terbatas. Dan saya harus berupaya dengan berlatih agar apa yang nantinya saya tulis dapat memenuhi standard. Saya mencoba untuk tidak berekspektasi macam-macam waktu itu. Yang terpenting adalah mencoba mempersiapkannya sebaik mungkin untuk menghadapi seleksi berbasis komputer.
Hari seleksi berbasis komputer tiba. Alhamdulillah, saya dapat melewatinya dengan cukup baik meskipun sebelum dimulainya seleksi saya beberapa kali ke kamar mandi. Hal yang paling saya ingat dalam seleksi ini adalah ternyata saya menjadi orang terakhir yang keluar ruangan ujian. Saya memang sengaja mengambil jeda 2-3 menit setiap akan berpindah mengerjakan sub soal selanjutnya agar dapat sejenak mengambil nafas. Sampai-sampai salah satu pengawas ujian mendatangi saya ketika waktu pengerjaan essay on the spot miliki saya menyisakan 5 menit terakhir dan berkata, “Wah pakai bahasa inggris to, Mas?” Bejamu, Mas”. Saya tersenyum geli sambil mengiyakan pertanyaan beliau. Beliau terus berdiri di samping saya dan secara tidak langsung kami berdua seakan bersama-sama menghitung mundur timer dalam komputer 5, 4, 3, 2, 1, dan aplikasi dalam komputer menutup secara otomatis. Lantas kami pun sontak tertawa dan saya beranjak keluar ruangan.
Tentu, saat itu adalah hari yang melelahkan terlebih saya tiba di rumah selepas maghrib. Namun saya sontak tersenyum sendiri ketika melihat buah tangan yang diberikan oleh salah satu rekan kerja yang baru saja pulang menjenguk cucunya dari Sydney. Saya gantungkan benda itu di sudut kamar yang selalu terjangkau oleh pandangan mata. Sebuah topi bergambar Benua Australia berwarna cream dan telah dituliskan nama saya di salah satu sudut labelnya. Saat itulah energi saya terasa ter-recharge kembali.
Seleksi Substansi
Butuh waktu beberapa minggu hingga hasil seleksi berbasis komputer diumumkan. Dan ketika saatnya tiba, saya dinyatakan lulus dan berhak melaju ke seleksi substansi. Sungguh, ini adalah nikmat yang banyak dan tidak saya sangka. Tidak terpikir sebelumnya jika saya dapat melaju sejauh itu. Seleksi substansi adalah muara dari rangkaian seleksi LPDP dimana akan menentukan diterima atau tidaknya peserta menjadi calon awardee. Seleksi substansi pada tahun ini hanya meliputi seleksi wawancara saja. Tentu saya berdebar, ini adalah pengalaman pertama saya untuk mengikuti wawancara dalam proses seleksi beasiswa. Lalu, saya harus melakukan apa?
Lagi-lagi, saya beruntung karena informasi tentang gambaran seleksi wawancara LPDP dapat saya akses baik dari Youtube, blog, maupun group chat messenger. Saya rasa sumber-sumber itu dapat memberikan gambaran yang lengkap tentang apa saja yang harus dipersiapkan. Dan jika saya boleh menyimpulkan, hal yang terpenting yang harus dipersiapkan adalah kembali pada apa yang telah kita tulis sebelumnya pada proposal dan rencana studi. Tentang motif, tujuan studi, kontribusi, dan universitas tujuan yang harus benar-benar kita kuasai. Dengan menguasai hal tersebut, insyaallah, kita akan memiliki bekal untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh interviewers.
Seleksi wawancara pada tahun ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu wawancara 1 dan wawancara 2. Seleksi wawancara 1 lebih memberatkan pada proposal dan rencana studi, sementara seleksi wawancara 2 menitikberatkan pada aspek nasionalisme dan wawasan kebangsaan. Saya cukup was-was pada dua sesi wawancara itu. Di wawancara 1, saya akan banyak ditanya tentang rencana studi dalam bahasa inggris. Dan sekali lagi, to be honest, ini adalah pengalaman pertama saya had a direct conversation dalam bahasa inggris. Dan itu terjadi pada momen yang sangat penting; wawancara beasiswa. Di samping itu, di wawancara 2, saya juga harus mempelajari banyak isu terutama terkait dengan nasionalisme dan kebangsaan. Dan tidak ada pilihan lain untuk menghadapi keduanya selain dengan mempersiapkan sebaik mungkin.
Hari seleksi substansi tiba berselang sekitar satu bulan pascapengumuman seleksi berbasis komputer. Dan dapat ditebak, sebelum memasuki gedung lokasi wawancara, saya harus menepi ke kamar mandi karena saking gugupnya. Selanjutnya, saya menuju ruang aula di mana banyak peserta lain telah berkumpul. Saya harus menunggu beberapa saat hingga giliran saya untuk melakukan verifikasi dokumen tiba. Tak berselang lama, saya kemudian dipanggil untuk masuk ke ruang wawancara 1. Ah, itu adalah saat yang mendebarkan, terlebih saya harus naik tangga 2 lantai untuk sampai ke ruang wawancara. Sampai-sampai, salah satu panitia yang sudah menunggu saya di depan ruangan berkata, “Tarik nafas dulu, Mas!”, sambil tersenyum ramah.
Saya masuk ke ruang wawancara dan telah ditunggu oleh 3 orang interviewers. Terdapat satu bapak-bapak di tengah diapit dua orang ibu-ibu yang sudah siap melontarkan pertanyaan. Bapak itu membuka sesi wawancara dan menyampaikan bahwa saya harus menjawab pertanyaan menggunakan bahasa inggris. Wawancara pertama saya berlangsung sekitar 40 menit. Lega rasanya dapat melewati fase itu meskipun saya sempat berfikir apakah jawaban yang saya berikan sudah tepat atau belum. Tapi sudahlah, setidaknya saya telah berupaya menjawab dengan jujur, apa adanya. Dan saya rasa sangatlah penting untuk tampil original.
Ada dua hal yang saya ingat dari wawancara pertama itu. Pertama, selepas saya memperkenalkan diri, salah satu intervierwer berkata, “Your english is good. But, why is your english score just bla bla bla”. Saya mendadak tercengang dan tidak percaya jika beliau akan berkata demikian. Sungguh, sebenarnya saya tidak cukup percaya diri dengan kemampuan bahasa saya. Kedua, ketika sesi wawancara akan berakhir, tiba-tiba salah satu interviewer bertanya secara spontan, “One more question. What day is today?”. Untung saja saya ingat, jika hari itu bertepatan dengan The International Disability Day karena saya sempat membuka media sosial ketika menunggu giliran verifikasi dokumen. Nampaknya beliau memang sengaja karena berkata, “I just want to know because you have some activities in the disability issue”, sambil tersenyum ramah. “Ya, lets we celebrate it”, jawab saya menanggapi beliau dengan membalas tersenyum.
Setelah wawancara 1 berakhir, saya masih harus menjalani tahap wawancara 2 di ruangan yang berbeda. Wawancara 2 ini hanya didampingi oleh 1 interviewer saja. Seperti yang telah saya ceritakan sebelumnya, wawancara 2 ini memiliki tema seputar nasionalisme dan isu-isu kebangsaan. Awalnya saya bisa mengikuti ritme yang dibawa oleh interviewer, namun pada beberapa kesempatan saya harus berfikir keras guna mempertahankan argumen yang saya bangun dalam menjawab pertanyaan. Meskipun cukup menguras pikiran, wawancara 2 ini cenderung lebih santai karena menggunakan bahasa Indonesia secara keseluruhan. Saya masih ingat ketika beliau bertanya, “Lho, Mas-nya masih bujang? Kok belum menikah?”. Saya spontan saja menjawab, “Saya punya rencana menikah tahun bla bla bla, Bu”. Beliau pun menjawab, “Sama siapa, Mas? Kan belum punya pacar”. Sontak kami tertawa dan saya langsung menjawab, “Nanti saya cari dulu, Bu”.
Pengumuman Kelulusan
Butuh waktu sekitar 2 minggu terhitung sejak saya menjalani seleksi wawancara hingga pengumuman kelulusan akhir tiba. Informasi terkait kelulusan ini cukup membuat saya mual. Terlebih karena saya merasa ada beberapa bagian dalam seleksi wawancara yang tidak bisa saya jawab dengan baik. Sore hari pada Jumat, 20 Desember 2019, saya mendapatkan notifikasi melalui surat elektronik yang memberitahukan bahwa hasil seleksi wawancara telah diumumkan melalui akun masing-masing peserta. Saat itu saya tidak berani berspekulasi apa-apa, dan mencoba untuk segera membuka akun guna memastikan hasil kelulusan. Dan alhamdulillah, tanpa diduga, It was a miracle, saya dinyatakan lolos seleksi wawancara. Ah, saat itu saya tidak bisa berkata apa-apa karena tidak menyangka bisa mendapatkan beasiswa ini dalam percobaan pertama. Hampir 5 kali saya membuka kembali akun saya untuk memastikan bahwa tulisan yang tertera di dalamnya tidak berubah. Dan ternyata, memang tidak berubah.
Sungguh, jikapun saya mendapatkan beasiswa ini, itu berarti saya telah dimampukan. Jikapun saya bisa menyiapkan berkas-berkas untuk seleksi administrasi dengan baik, itu berarti saya telah dimampukan. Jikapun saya dapat melalui seleksi berbasis komputer meskipun harus keluar paling akhir, itu berarti saya juga telah dimampukan. Dan jikapun saya dapat melewati seleksi wawancara meskipun saya merasa belum cukup eligible, itu berarti saya telah benar-benar dimampukan. Saya menyadari bahwa mungkin proses di balik ini semua tidaklah dimulai hanya sejak 3 bulan masa pembukaan beasiswa saja. Tapi saya percaya bahwa proses itu telah dimulai sejak saya dulu menginjakkan kaki untuk memulai kuliah S1 hingga saat ini. Mungkin saja, apa yang saya upayakan dulu hingga sekarang, baik di dalam maupun di luar kuliah, merupakan langkah-langkah kecil yang dapat mengantarkan saya kepada LPDP. Ibarat kata, kita tidak pernah tahu kebaikan mana yang akan mengantarkan kita ke surga, maka segera berbuat baiklah.
Dan akhirnya, pekerjaan rumah terbesar yang saat ini dihadapkan kepada saya adalah tentang bagaimana saya dapat menjawab kepercayaan yang telah diberikan oleh LPDP. This is one step closer to beyond my limit. Terima kasih LPDP. Semoga saya akan dimampukan kembali, insyaallah.
Masih di Yogyakarta, 22 Desember 2019.
2 notes
·
View notes
Text
Di tengah agenda bimbingan teknis hari ini, aku membuka lembaran kertas hotel di hadapanku, menggenggam pensil hotel yang telah diserut runcing, dan mulai menuliskan:
Dear Beliau,
if you read this, I might've been on an airplane to Sydney. About 5 hours flight from Jakarta and I would have to wait about 2 hours before I continue to Brisbane.
Kami belum bercakap lagi sejak tahun baru, atau setidaknya sejak beliau menolak aku untuk mengembalikan kelebihan ongkos kirim buku.
Selama satu bulan ini, beberapa kali aku masih memperbarui kabarnya melalui status WhatsApp atau Insta story. Namun entah sejak kapan, aku tak mau lagi. Apakah karena aku tidak ingin menerima pembaruan kabar darinya, atau aku hanya kembali menjadi diriku yang enggan membuka updates — kecuali jika aku penasaran.
Sudah seminggu ini aku pun jarang memperbarui kabarku melalui status. Hanya sesekali membagikan feed dari Instagram ke Insta story. Itupun tidak dilihat olehnya.
Sementara beliau masih beberapa kali memperbarui statusnya. Entah apa yang beliau bagikan, aku sebenarnya tidak ingin tahu. Namun dari status-statusnya, beberapa telah dihapus sebelum 24 jam.
Aku penasaran. Akankah beliau mencariku — hahaha, enggak lah. Akankah beliau bertanya-tanya, apakah selama ini aku baik-baik saja. Katanya jangan putus kontak, tapi ... Akankah beliau mengabarkan padaku, kapan beliau mengambil IELTS. Akankah beliau mengabarkan padaku, kapan beliau kembali ke laut. Akankah beliau bertanya padaku, bagaimana persiapan PK-ku bulan depan, apakah aku excited, kelelahan, atau ... Akankah beliau mengabarkan padaku, apakah ia jadi mendaftar ke Melbourne, mendapat LoA, dan mengajukan defer. Akankah beliau bertanya padaku, bagaimana Queensland, kuliah pertamaku, dan lain sebagainya. Akankah beliau mengabarkan padaku, kapan beliau akan berangkat ke Aussie. Akankah beliau mengabarkan padaku, kunjungan pertamanya ke Brisbane, barang untuk menemui teman-temannya — aku temannya, lho.
Lantas, akankah beliau suatu hari akan menyampaikan padaku, undangan pernikahannya dengan wanita pilihannya.
Katakanlah aku sudah mengikhlaskan.
Tapi, Mas Gan, pernahkah sepersekian detik saja, aku terlintas di benakmu?
0 notes
Text
Launching VR2ISEP UM Sumbar
UM SUMATERA BARAT LUNCURKAN PROGRAM PERTUKARAN MAHASISWA INTERNASIONAL PERTEMUAN RANAH DAN RANTAU (VR2ISEP)
Dalam upaya mencetak lulusan yang memiliki daya saing internasional, sekaligus menjaga jati diri diaspora Minangkabau agar tidak tercerabut dari akar budayanya, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UM Sumatera Barat) meluncurkan Program Pertukaran Mahasiswa Internasional “VR2ISEP” atau “Virtual Ranah Rantau International Student Exchange Program”. Peresmian program dilakukan oleh Rektor UM Sumatera Barat, Dr. Riki Saputra, MA tanggal 6 Juli 2022 di Kampus III Bukittinggi. Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat, Dr. H. Shofwan Karim, MA, Dekan dan Ketua Prodi di lingkungan UM Sumatera Barat.
Program pertukaran mahasiswa pada tahun pertama ini dilakukan secara virtual antara mahasiswa UM Sumatera Barat yang berdomisili di Sumatera Barat (Ranah) dengan mahasiswa keturunan Minangkabau di Amerika Serikat dan Australia (Rantau).
Kegiatan yang bertema “When Ranah Meets Rantau” tersebut terselenggara atas kerjasama UM Sumatera Barat dengan “Minang in USA”, sebuah paguyuban diaspora Minang di Amerika Serikat dipimpin oleh Muhammad Afdhal dan “Surau Sydney Australia” atau SSA yang dipimpin oleh Novri Latif.
Dalam laporannya, Ketua Panitia VR2ISEP, Isral Naska, MA menyatakan bahwa program ini diikuti oleh 16 orang mahasiswa UM Sumatera Barat, 6 orang mahasiswa dari Amerika Serikat dan 6 orang mahasiswa dari Australia. Kriteria peserta dari mancanegara tersebut adalah merupakan mahasiswa undergraduate pada perguruan tinggi di masing-masing negara dan memiliki latar belakang etnis Minangkabau.
Bentuk kegiatan berupa diskusi antara peserta dari tiga negara seputar Minangkabau, Kepemudaan dan Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Kegiatan diskusi secara virtual akan dimulai setelah keluarnya izin belajar bagi mahasiswa asing tersebut dari Kemedikbud RI. Selain itu, pada bulan Desember 2022, para mahasiwa dari Australia akan berkunjung ke Sumatera Barat dalam rangka “Summer School”.
Usai peluncuran dilanjutkan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) antara UM Sumatera Barat dengan mitra program yaitu “Minang in USA” dan “Surau Sydney Australia” sehingga kegiatan ini dapat terselenggara secara berkelanjutan.
Untuk memantik diskusi mengenai Minangkabau, forum menghadirkan Wakil Presiden Minangkabau Diaspora Network Global (MDNG) Dirwan Ahmad Darwis. Kuliah Umum yang dimoderatori oleh Efri Yoni, SS, MA tersebut menjelaskan mengenai jati diri orang Minangkabau yang sudah terseret arus alias “hanyuik”. Salah satu buktinya adalah sudah semakin berkurangmya penutur bahasa Minangkabau baik yang berada di kampung halaman maupun perantauan. Aspek berbahasa adalah salah satu indikator yang dapat diukur karena bahasa menunjukkan bangsa. Selama ini bahasa dalam banyak hal sangat memainkan peranan dalam membentuk kepribadian atau budi pekerti dan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sebagai gambaran jati diri.
****
0 notes
Text
Kapan terakhir kali kamu ke bonbin? waktu masih kecil ditemenin papa mama? masa paling indah di sekolah bareng mantan? atau saat jadi mahasiswa abadi bareng temen-temen kuliah? Biasanya semakin dewasa, kita semakin jarang ke bonbin. Entah karena keseringan ketemu teman yang mirip acu, ataupun karena sudah bosen liat nyemot tiap pagi di cermin. Saya pun begitu. Makin gede, makin males ke bonbin. Alesan nya banyak, mulai dari yang klise seperti lebih milih ngemol dan nonton bioskop. Sampai yang dalem karena ga tega ngeliat hewan di bonbin kita yang terkesan kumuh, bau dan ga terawat. Jadinya mentok nonton National Geographic dan mainan kucing dirumah. Lain cerita saat di Sydney kali ini. Jauh-jauh nyampe Aussie, saya penasaran pingin liat langsung seperti apa Koala dan Kangaroo. Hewan unik nan fluffy yang cuma bisa kamu temukan di benua Australia. Bertatap muka langsung dan fotoin mereka pasti jadi experience yang menyenangkan.
That beautiful sky in Sydney. What a lovely weather to start a day!
Pagi itu langit terlihat biru bak lukisan. Cerahnya sukses bikin hati adem. Cuaca seperti ini bikin saya semakin semangat berjalan-jalan. Dari hotel saya langsung berangkat dengan kereta ke Wynyard Station, kemudian berjalan kaki menuju ke Wild life Sydney Zoo. Bonbin ini berada ditepian pelabuhan Darling Harbour. Jadi kamu bisa menikmati indahnya pemandangan kapal yang sedang berlabuh, lengkap dengan lautan biru dan burung-burung yang terbang tanpa pelindung. Sehabis menikmati pemandangan, saya langsung antri untuk masuk ke bonbin.
Wild Life Sydney Zoo
Address: 1/5 Wheat Rd, Sydney NSW 2000
Hours: Senin – Minggu 10AM–5PM
Ticket Prices: Adult 33.60 AUD | Rp. 361,000, Kids 23.60 AUD | Rp. 254,000
Direction: Dari Wynyard dan Town Hall Stations. Jalan kaki ke King Street, kemudian menuruni trotoar berbukit menuju Darling Harbour.Wild Life Sydney Zoo Google Maps Location
Australia is an outdoor country. Everyone will always have a slice of heaven view to enjoy
Wildlife Zoo, Madame Tussauds, and the Aquarium rests along the Harbour
Wild Life Sydney Zoo merupakan kebun binatang dengan banyak hewan ikonik yang berhabitat asli di Australia. Ada beberapa spesies yang hanya ada di sini, yang ga bisa kamu temukan di Taronga Zoo ataupun kebun binatang lainnya. Jika kamu memiliki waktu terbatas, bonbin ini juga sangat pas dikunjungi karena bersebelahan dengan tourist attraction kaya Madame Tussauds, Sydney Sealife Aquarium, dan Sydney Tower Eye. Sekali menyelam, dua tiga pulau ternodai. Ada harga paket khusus kalo kamu ingin mengunjungi keempat tempat wisata tersebut. Cukup membayar 70 AUD, semuanya bisa kamu datangi. Lumayan menghemat uang dan ge perlu antri lagi pas disana. Kamu bisa memesan tiket nya di link ini Wild Life Sydney Zoo Ticket Prices Karena patung lilin nya rata-rata hampir sama dengan Madame Tussaud yang saya kunjungi di negara lain. Saya jadi ga membeli paket ini.
Mengasyikkan! Begitu kesan saya setelah memasuki kebun binatang dalam ruangan ini. Tempatnya memang sedikit kecil dibandingkan Taronga Zoo. Namun, hewan yang ditampilkan disini bener-bener yang khas dan eksotis. Dijaga dan dirawat dengan baik oleh petugas yang berpakaian ala Steve Irwin “The Wildlife Master”. Lengkap dengan papan yang menjelaskan tentang seluk beluk menarik dari hewan-hewan tersebut. Jadi ga cuma menyenangkan tapi juga menambah wawasan! Bonbin nya juga bersih dan teratur. Berikut saya jabarkan beberapa hewan yang saya lihat paling unik, diantara species hewan yang banyak banget disini. Hewan yang menghibur dan bikin saya semangat fotoin mereka dengan ciki ciki bum bum. Buat yang nanya saya moto pake kamera apa disini, all pictures taken by me with Sony A7ii Zeiss 55mm
Wild Life Sydney Zoo Map. Courtesy by Wild Life Sydney Zoo
1. Australian Green Tree Frog
Green Tree bukan Green Tea! jangan tertukar hanya karena warna kodoknya nya yang memang mirip Teh Hijau. Begitu masuk bonbin, saya langsung disambut oleh kodok swikee pemalas yang lagi asyik tidur di kasur favoritnya, batang pohon. Kodok ini merupakan kodok terbesar di Aussie. Ukurannya sekepal tangan manusia dewasa (10cm x 4″), ga cocok untuk dijadikan bahan es kepal. Kulit nya memiliki semacam lapisan pelindung antibakteri dan antivirus. Kulit mereka terus dipelajari oleh para dokter dan ilmuwan demi ilmu pengobatan yang lebih baik di masa depan.
Kodok ini bertipe sanguinis. Aktif di siang hari, suka berjemur kaya lagi di pantai dan suka cari perhatian dengan update foto di Instagram. Kodok ini suka dengan betina yang apa adanya dan tidak merokok. Kodok ini juga serem, selain pemakan serangga dia juga suka makan kodok yang badannya lebih kecil dari dia. Kanibal! hiiii… kaya Sumanto. (yang ini serius, ga ngarang, cek aja di Wikipedia!) Mungkin kalo lagi emosi, dia bisa berubah jadi segede raksasa kaya jurus musuhnya Stephen Chow di film Kungfu Hustle (betul, kalo soal ini saya ngarang). Kodok ini termasuk langka, cuma ada di Australia dan Papua Nugini. Karena keunikannya, kodok ini menjadi salah satu hewan eksotis populer untuk dipelihara. Bukan dijadikan selingkuhan.
The average lifespan of this frog is about sixteen years. They are okay with living near human buildings. They are often found on windows or inside houses. The green tree frog screams when it is in danger. It does this to scare off animals that have threatened them, squeaks when it is touched. The green tree frog is known as the most recognizable frog in Australia – Wikipedia
2. Laughing Kookaburra
Yang membuat burung ini terkenal adalah kicauannya yang seperti orang lagi ketawa, ketawa ngajak berantem. Bulu tubuh bagian bawahnya berwarna putih dengan warna sayap putih abu-abu, mungkin dia masih SMA. Bulu disekitar matanya berwarna hitam kaya make maskara yang ga rapih, mlengse sana-sini. Burung ini penganut paham monogami, satu pasangan untuk seumur hidup. Burung ini tidak suka kawin-cerai. Jika pasangannya mati, dia ga berusaha mencari pasangan lain. Melainkan akan tetap menjomblo sampai akhir hayatnya. Bumi gonjang-ganjing, sungguh burung yang setia dan romantis!
Habitat asli Kookaburra ada di Tasmania, Australia dan New Zealand. Burung ini termasuk predator karena dia ga cuma makan serangga tapi juga kadal, ular kecil, bahkan anak burung kecil dari species lain (ternyata masih bisa bedain mana keluarga mana bukan). Kookaburra biasanya bertengger di dahan pohon, sampai melihat buruannya lewat baru terbang menukik untuk menerkam mangsanya. Burung ganas!
Kookaburra is monogamous, retaining the same partner for life. 100% faithful to his mate. What a faithful bird. Romantic yet so tragic
3. Wallaby
Serupa tapi tak sama. Semarga tapi berbeda. Sekilas Wallaby memang mirip Kanguru. Yang bedain cuma bentuk tubuh Wallaby yang lebih kecil. Spesies Wallaby paling unik yang ada disini adalah Yellow-Footed Rock Wallaby. Buntutnya panjang banget dan belang-belang warnanya. Mereka suka tinggal di lingkungan berbatu yang jauh dari pemukiman manusia. Wallaby tipe hewan yang suka manjat batu dan melompati jurang besar (tipe hewan yang suka memacu adrenaline dan mencari sensasi). Wallaby juga hewan yang suka diet, mereka pemakan sayuran, rumput, dan dedaunan.
A Yellow-Footed Rock Wallaby! It’s not to be confused with the Kangaroo. Wallaby is just another brother from another father. Wallaby really means small Kangaroo.
Musuh utama Wallaby adalah rubah (What does the fox say? ding ding ding ding ding…) Rubah alay bisa datang dan menggigit mereka kapan saja. Hati-hati, Walla! Manusia juga merupakan ancaman nyata bagi Wallaby, karena mereka diburu untuk diambil daging dan bulunya. Wallaby melindungi diri mereka dengan cara menendang sekeras-kerasnya. Ga kaya di kartun, mereka ga pake sarung tinju. Wallaby ini kadang kurang smart! seringnya nongkrong di tengah jalan, jadilah banyak Wallaby yang meninggal, luka berat dan dilarikan kerumah sakit.
Zoo animals are ambassadors of their cousins in the wild – Jack Hanna
Agile Wallaby. Suka tinggal di sepanjang sungai, hutan, dan padang rumput tropis Australia
4. Lizard Dr. Connors
Masih ingatkan kamu Dr. Curt Connors yang berubah jadi kadal raksasa dalam film Spiderman? Kadal raksasa yang ingin mengubah manusia di kota New York menjadi Kadal sama seperti dirinya. Baginya kadal itu istimewa, bersisik cantik, bisa memulihkan diri. Membuat satu tangan Dr. O Connors yang tadinya buntung bisa tumbuh kembali. Walaupun ga seekstrim seperti yang Dokter O. Connors bilang, kadal di Aussie memang terlihat bersisik cantik penuh warna. Bahkan banyak yang menjadikannya kadal-kadal sebagai hewan peliharaan. Di kebun binatang ini terdapat banyak kadal dari yang kecil sampe yang segede gaban, tentunya masih kalah gede sama Komodo di negara kita.
Bumpy, spiny or crested lizards in Australia are usually called Dragons. Dragon Ball? Kamehameha!
Australia has more skinks than any other country, and there are more skink species in Australia than any other kind of lizard
Rainbow lizard. Colourful AF!
Australia has more lizards than any other part of the world. The Zoo also houses Australia Largest lizards. There is a huge variety of them. They range in size from the tiny Grey’s Skink which is only 25mm long, to the impressive Perentie, which can grow to over two metres!
5. Green Tree Python
Selain ditemukan di Australia Utara, ular ini juga ditemukan di hutan negara kita Indonesia dan Papua Nugini. Ular hijau yang hidup dalam kondisi panas dan lembab. Warna hijau kulit mereka membantu untuk menyamar di antara pohon dan dedaunan lebat. Body-nya termasuk langsing. Panjangnya mencapai 2 meter dengan berat 1.6 kg. Makanan favoritnya adalah tikus, reptil kecil kaya tokek kadal, dan mamalia kecil seperti tupai. Apakah dia akan menolak bila dikasi Whiskas? saya kurang tahu.
The green tree python is a popular species among reptile enthusiasts and breeders on account of its adult and juvenile colours. This has led to large numbers being illegally caught in the wild to the detriment of native populations – Wikipedia
6. Scrub Python
Uler kelebihan hormon dengan tubuh besar, gempal dan berotot. Panjangnya ga main-main 7 meter! Spesies ular terbesar di Australia yang bisa menelan mangsa segede Kanguru. Mungkin kalo dia ngamuk, mantannya juga ditelan. Bayangin Kanguru segede itu diremek didalem perutnya. Memang keren ni raja uler Ostrali. Scrub Pythons cuma bisa ditemukan di Australia dan Papua Nugini. The Scrub Python juga terkenal karena gampang emosian, meskipun dia ga lagi datang bulan. Walaupun pemarah ular ini ga akan menggigit kecuali diganggu. Dia cukup pemalu dan tak suka diganggu. Mereka akan mendesis keras ketika terangsang, mirip kaya manusia. Ssssssss…. Sssssss…. Uggh!
The king of all snakes. Creepy, crawly and cool at the same time
7. Southern Cassowary
Burung paling gagah dan berbahaya di muka bumi. Jika mukamu ngeselin atau kamu ganggu dia lagi nyantai, siap-siap aja kamu dipatuk dengan moncong talonnya yang tajam. Jari-jari kaki nya memiliki kuku yang setrong dan tajam, yang dapat dengan mudah merobek bahkan membunuh manusia. Kasuari sebenarnya tidak berbahaya jika dibiarkan sendiri. Namun, kalo kamu kamu berusaha mengambil telur nya kaya di film Jurassic Park, jangan harap kamu akan selamat. Saat berada di bonbin ini, Kasuari ditutupi oleh kaca. Jadi kita bisa berdiri dekat dengannya tanpa harus takut ditujeb moncongnya.
The most dangerous bird on this planet
Kasuari bisa hidup sampai 50 tahun. Waktu yang lama untuk ukuran hewan. Meskipun termasuk dalam kelompok burung, Kasuari ga bisa terbang. Mungkin karena berat badannya yang obesitas mencapai 60-83 kg, sampai masuk kategori burung terbesar di Australia. Yang paling bikin saya melongo saat mengamati Kasuari adalah bulunya yang tebal dan pucuk kepalanya yang sangar. Pucuk kepala yang disebut casque ini bisa tumbuh sampai 1,8 meter. Kasuari mirip dengan Ostriches si burung unta. Setelah betina bertelur, Kasuari jantan akan mengerami dengan cara duduk di atasnya. Ga nanggung nanggung, ngeraminya sampe 54 hari. Aje gile, ga cuma menghamili, tapi si cowo juga mengerami. Berat jadi suami Kasuari. Setelah telur menetas, Kasuari jantan akan memberi makan dan menjagai anak-anak nya sampai mereka mandiri. Sungguh suami yang siaga, siap antar jaga!
Cassowaries are famous for their spectacular head crest or casque. They can grow to be about 1.8 metres tall. It makes him look like a punk. Manly and Heroic!
8. Echidna aka friend of Sonic The Hedgehog
Echidna sering disebut juga sebagai trenggiling berduri. Meskipun menyerupai landak aka Sonic The Hedgehog, Echidma memiliki sifat yang berbeda. Hewan ini memiliki dua jenis bulu rambut yang menutupi tubuhnya. Bulu kasar nya yang pendek, berguna untuk melindungi dirinya dari hawa dingin. Sementara rambut panjangnya yang tajem kaya duri, melindungi dirinya dari predator seperti kadal besar, rubah, elang, dan tasmania devil.
Makanan favoritnya adalah semut, rayap, dan cacing. Moncong runcing Echidna memang dibuat untuk memburu mangsanya. Cangkeme bisa merasakan sinyal listrik dari badan serangga. Setelah mendeteksi mangsanya, Echidna menggunakan cakarnya yang panjang dan tajam untuk menggali tanah.
9. Quokka
Dari bodynya Quokka terlihat seperti hamster raksasa. Mirip kucing dengan muka tikus. Aneh bikin dredeg. Bayangin kalo ada tikus segede ini tiba-tiba muncul dirumah, gimana ga dredeg. Tapi setelah diliat lebih deket, ternyata Quokka jauh lebih manis dibandingkan tikus pengerat. Wuokka juga termasuk hewan sosialita, untuk ukuran hewan. Dia ramah dan suka bergaul dengan manusia. Saya lihat beberapa kali dia datang mendekat ke turis yang sedang ingin berfoto dengannya. Makanan favoritnya adalah rumput dan daun. Di bonbin, biasanya kan kita seneng ngasih makanan ke binatang padahal sebenarnya ga baik buat mereka. Konon, kalo makanannya ga cocok malah bisa menyebabkan mereka dehidrasi dan sakit.
10. Tasmanian Devil
Saat itu saya cuma bisa ngeliat bokong Tasmanian Devil yang sedang tertidur lelap di pojokan yang gelap. Jadinya saya cuma bisa cantumin foto plank yang ada didepan kandang Tasmania ini. Siapa yang ga kenal tokoh kartun Looney Tunes, Tasmanian Devil? seperti inilah bentuk asli dari tokoh kartun tersebut. Terkenal karena jeritannya yang memekakkan telinga, Tasmania Devil adalah karnivora terunik yang menjadi ikon Australia.
Mereka memiliki tubuh kekar, bulu hitam dengan sedikit bulu putih di dekat dada dan tangannya, kepala besar dengan gigi taringnya besar dan tajam. Sebagai hewan liar, Taz cukup gaul. Mereka akan memakan semua daging yang mereka temukan, mirip dengan kartunnya. Antara gaul apa gragas yah ini? Sebenarnya Taz memiliki sifat asli pemalu dan cenderung memilih hewan yang udah mati daripada membunuh mangsa mereka sendiri. Tapi kalo terpaksa di hutan rimba, mau ga mau Taz butuh makan bukan?
11. Kangaroo
Akhirnya impian untuk ngeliat Kanguru dari dekat tercapai! Meskipun Kanguru nya ga sebesar di Animal Planet, tapi saya cukup puas. Kanguru di bonbin ini terlihat masih muda-muda dan ababil. Mungkin demi alasan keamanan, biar kita ga ditendang dan digigit sama Kanguru yang gede-gede. Setidaknya kalo yang muda lagi PMS pun ga bakal nendang kita sampe terkapar guling-guling.
Kenapa mereka dinamakan Kanguru? awal mulanya sungguh lucu. Pada suatu hari, pelaut Inggris terdampar di benua di Australia. Pelaut itu lalu melihat seekor hewan yang sangat unik, lompat-lompat ga jelas sambil menggendong anaknya didalam kantung. Pelaut itu lalu bertanya kepada suku asli sana, orang Aborigin.
‘Hewan apakah itu?’ lalu orang Aborigin itu menjawab ‘Kang-Ga-Roo.’ yang artinya dalam bahasa Aborigin ‘I don’t know.’ Namun pelaut Inggris itu gagal paham dan menganggap Kanggaroo adalah nama hewan itu. Jadilah nama Kanggaroo tersebar luas ke seluruh Australia dan dunia. Nama hewan yang sebenarnya tidak memiliki makna apapun. Kangaroo. Saya tidak mengerti.
Kanguru mempunyai dua kaki belakang yang kuat. Telapak kakinya yang besar seperti per yang membuat dia bisa meloncat dengan jauh. Kanguru bisa melompat santai dengan kecepatan 20–25 km/jam, sementara kalo lagi lumayan buru-buru ke pasar, mereka bisa mencapai kecepatan 40 km/jam sampai jarak 2 km! Kecepatan maksimal Kanguru disaat lomba ngejer cewe jarak pendek bisa mencapai 70 km/jam! Amazing! Manusia tercepat di bumi, Usain Bolt aja paling cepet lari 44.72 km/jam dalam jarak tempuh 100 meter. Bayangin kalo lomba sama Usain Bolt di jarak yang sama, kecepatan maksimal Kangoroo yang 70km perjam pasti bakal bikin Usain serangan jantung mendadak.
One of my favourite enclosures had to be the Kangaroo. I was allowed to come close and interact with them!
Kanguru bisa hidup sampai 18 tahun. Walaupun ada juga Kanguru yang bisa bertahan hidup hingga 28 tahun. Tergantung dari beban hidup nya. Apakah semasa hidup dia disio-sio atau tidak. Makanan favorit Kanguru adalah rumput, dedaunan, dan sesekali serangga. Mereka ga suka makan rumput tetangga. Kanguru betina memiliki kantong yang ada puting susu buat anak-anak mereka nenen. Selain buat nenen, kantong ini juga ternyata jadi tempat anaknya pipis dan pup. Walaupun kantongnya memang didesain untuk menyerap, terkadang sang ibu kanguru ga tahan buat bersihin kantongnya dengan cara masukin moncongnya trus mengeluarkan kotoran dengan lidahnya. Kasih ibu memang tak terhingga sepanjang masa bukan? Mau manusia atau hewan, semua ibu sama. Mereka sayang anaknya melebihi apapun juga.
Kangaroos are just T-rex deer. Look at that happy feet!
Kanguru juga suka berantem dengan sesamanya. Rata-rata Kanguru jantan berantem karena memperebutkan wanita, sama kaya kita. Lho bukannya kanguru betina banyak? kenapa harus sampe berantem demi memperebutkan satu betina? kalo kita berantem karena memperebutkan cewe cantik nan keibu-ibuan, mereka berantem karena memperebutkan betina yang subur jadi bisa dihamili. Ga beda jauh bukan?
Mereka juga bisa berantem karena alasan lain. Kalo kawasan yang mereka tempati cadangan air minumnya terbatas, mereka akan bertarung untuk memperebutkan siapa yang berhak jadi bos dikawasan itu. Perkelahian ini juga menetapkan hierarki dominasi antar lelaki. Yang menang bisa mengintimidasi Kanguru lain untuk tunduk, sementara kanguru betina akan berteriak histeris kagum kepadanya. Saya jadi ngebayangin mereka berantem ala Mike Tyson pake sarung tinju. Saat berantem mereka akan berdiri dengan kedua kaki abis itu mulai cakar-cakaran (bener, mirip kaya cewe). Mereka juga akan mengunci lengan bawah, bergulat, saling mendorong dan menendang di perut. Mirip MMA yah! Terus tau siapa yang menang dan kalahnya darimana? Pemenang ditentukan saat Kanguru tersungkur ke tanah atau lari terbirit-birit.
Kanguru nungging. Look at that big tail!
12. Minty The Bilby
Bilbies dikenal juga sebagai kelinci malam. Bukan karena dia hewan nakal yang suka ditawar om-om di malam hari, ‘memang aku hewan apaan?!’ jawab Bilby membela diri. Bilbies bersifat nokturnal, dia keluar malam untuk mencari makan. Dengan menggunakan moncongnya yang panjang, Omnivora ini berburu umbi-umbian, jamur, laba-laba, dan rayap. Berhabitat asli digurun Pilbara dan Kimberley Australia Barat. Bilby nyaris punah karena persaingan dengan hewan lain untuk mendapatkan makanan, dan banyak dimangsa oleh predator seperti rubah. Ukuran badannya hampir sebesar kucing. Bulunya berwarna abu-abu, memiliki hidung dan moncong runcing yang sangat panjang. Sebelas dua belas sama Crash Bandicoot! tokoh game PS favorit saya waktu kecil. Bilby menggunakan cakar yang kuat untuk membangun terowongan agar bisa berlindung dari panas dan predator ganas. Karena penglihatannya yang buruk, Bilby bergantung pada indra pendengaran dan penciuman. Sulit mengambil foto dengan jelas karena di bonbin ini, Bilby dirawat dan disesuaikan dengan habitatnya di ruang gelap. Kamu tidak diperbolehkan menggunakan flash, karena Bilby bisa stress.
Minty the bilby arrived at WILD LIFE Sydney Zoo at the beginning of 2014. Although she was shy to begin with, she has become very outgoing and is the friendliest of the Zoo’s five bilbies. Minty loves to eat mealworms straight from her keepers’ hands and can be a little sassy! – Wild Life Sydney Zoo
13. Koala
Super cute, fluffy baby. He is cute and hilarious. Just like a cotton wadding. The koala has a body length of 60–85 cm and weighs 4–15 kg.
Puncak kebahagiaan saya adalah bisa melihat buntelan berbulu ini dari dekat. Dengan membayar 22 AUD, kamu bisa foto bareng dengan Koala dan dapet hasil print print-nan fotonya. Setelah mengamati langsung dari dekat, ternyata Koala memang makhluk MAHA UNYUU. Unyuu namun tak dungu. Koala memiliki cakar yang tajam untuk membantu mereka memanjat dan bertahan hidup. Hidung nya yang besar bukan cuma hiasan, indra penciumannya berguna untuk mendeteksi level racun di daun yang akan mereka kunyah. Bulu tebalnya menjaga mereka tetap hangat di tengah musim dingin dan hujan. Para jomblo seharusnya dilahirkan dengan bulu tebal seperti mereka, agar tidak mati kedinginan di malam minggu.
Koala memiliki tingkat metabolisme yang rendah untuk seekor mamalia. Mereka tidur 20 jam sehari. Ga heran, seperti yang kamu liat dari foto yang saya ambil, mereka semua lagi asyik bobo. Koala cuma melek 4 jam sehari! Dasar pemalas, enak bener hidupmu beruang bantet!
Karena ga bisa beli Pedigree rasa keju, Koala hidup hanya dari daun eucalyptus. Daun yang mengandung protein berkadar rendah, air dalam kadar tinggi dan senyawa fenol yang terkenal yang beracun bagi spesies lain. Trus kenapa dia sendiri ga keracunan? Kekuatan Koala ada di hati. Hatinya bisa memisahkan zat beracun untuk dibuang. Selain itu perut bagian belakang Koala yang disebut “hind gut” bisa mengambil nutrisi maksimum dari semua makanan yang ia cerna. Hebat yah, coba semua hati manusia kaya gitu, bisa tau mana cinta yang beracun mana yang tidak. *suasanamendadakgalau
Koala memiliki beberapa musuh abadi. Ular piton besar dapat memangsa mereka hidup-hidup, sementara burung pemangsa kaya Elang mengincar anak koala yang masih kecil. Koalabisa hidup sampai 15 tahun. Walaupun lucu dan penurut, menjadikan Koala sebagai binatang peliharaan adalah pelanggaran hukum di Australia. Mereka harus tetap tinggal di habitat aslinya agar tidak punah. Mereka ga suka jalan-jalan ke mol ataupun nongkrong di cafe. Intinya mereka ga cocok hidup di kota. Jadi, jangan paksa mereka untuk mengikuti gaya hidupmu! #WakoalaForever
“What do you mean i’m not a bear? I have all the Koalifications” – Imaginary Koala
KOALA memiliki singkatan yang bermakna K = Kiyut namanya O = Oce cakarnya
A = Asyik bulunya L = Lucu mukanya A = Asoy bulunya #ngarangabis
The koala experience is definitely the coolest. The staff is really nice and professional. A great attraction even for adult like me
14. Saltwater Crocodile
Eye to eye with a huge Saltwater Crocodile. The terrifying saltwater crocodile is the largest reptile in the world, measuring sometimes over six metres from tip to tail and can weigh a mind-boggling 2000 kilograms
Semakin serem, bad boy, dan ga bisa diprediksi biasanya semakin disuka. Sama halnya dengan buaya ini. Jika pria tak suka dipanggil buaya. Maka dia adalah raja dari segala buaya. Buaya predator air asin terbesar dari semua reptil yang ada di dunia, tentunya setelah kepunahan T-rex. Dia adalah “Rex the Saltie Croc.”
Buaya ini ditempatkan di kolam yang dalam. Untuk bisa melihat mereka saya harus masuk ke terowongan kecil dimana dindingnya terbuat dari kaca. Sambil jongkok saya terkesima sama ukuran tubuhnya, gileee.. body saya kalah telak. Kalo kecebur kesana mungkin saya bisa dikunyah hidup hidup sama dia. Bayangkan, buaya jantan ini ukurannya mencapai 6,7 meter dengan berat 2.000 kg!
Buaya ini adalah bos dari segala rantai makanan. Pemangsa segala jenis karnivora yang memasuki teritori nya. Predator klasik yang mengintai mangsanya dengan sabar dari bawah permukaan air. Begitu mangsanya meleng, tanpa ba bi bu buaya akan muncul dari air, menggigit dan menyeretnya mereka ke dalam air hingga mati tenggelam. Hiiiii… Bisa rusa yang lagi mencari minum ditepian danau, reptil di rawa-rawa, burung, monyet, babi hutan, ikan, hiu sekalipun bahkan manusia bisa jadi makan siangnya.
A smile from a child is a packaged sunshine and rainbows’ – unknown. I took this picture after seeing their gorgeous smile.
Nah, kejutan utamanya ada dibagian akhir. Sesuatu yang sangat menyeramkan. Tak lain tak bukan adalah gift shop! Toko souvenir yang bisa bikin dompetmu menangis. Menangis karena menyesal beli barang ga berguna. Ataupun menangis karena sga ada duit sama sekali buat beli aksesoris.
Secara keseluruhan, saya bersenang-senang di Wildlife Sydney Zoo. Saya terkesan dengan segala tingkah laku hewan yang liar dan unyu. Tapi yang paling mencuri hati saya adalah ekspresi anak-anak disini. Senyum dan tawa ceria mereka yang polos saat melihat binatang lucu dan serem. Seperti 2 anak bule yang saya foto diatas. Polos apa adanya, tanpa dibuat-dibuat. Kebahagiaan dari melihat keceriaan mereka bersama keluarga. Mendadak saya jadi pingin bikin anak, eh! ‘Ngarep lo, mblo. cari dulu cewe nya!’ suara Deadpool terdengar dari balik pintu hati yang paling anjay.
Zoo: An excellent place to study the habits of human beings – Evan Esar
Nonton Koala and The Gang di ‘BonBin’ Wild Life Sydney Zoo Kapan terakhir kali kamu ke bonbin? waktu masih kecil ditemenin papa mama? masa paling indah di sekolah bareng mantan?
#Australia#Bonbin#Darling Harbour#Kangaroo#Kebun binatang Sydney#Koala#National Geographic#Sydney#where to see koala and kangaroo in Sydney#wild animals#Wild Life Sydney Zoo
1 note
·
View note
Text
Reunion
Hi.. 5 tahun setelah postingan pertama dan terakhirku. Astaga.. aku tidak menyangka hanya dalam kurun waktu 5 tahun seseorang dapat merubah banyak hal kedalam hidupnya. Dan bukan hanya lulus kuliah lalu mendapat kerja atau sedang dalam pencarian sebuah jabatan. Yang terjadi lebih baik dari itu dan bisa jadi tak terduga.. Satu tahun dari postinganku di bulan April 2016, aku telah menjalani babak baru dalam karirku. Yup!!! Aku tinggal di Jakarta dan sibuk mempelajari tentang 90 detik evakuasi dari pesawat. Aku sedang menjalani training untuk menjadi seorang Awak Kabin Pesawat atau Pramugari di maskapai kebanggaan Indonesia, Garuda Indonesia. Astaga.. aku benar-benar menyelami hidup. Aku tinggal di Apartemen, aku berbelanja segala yang aku ingin tanpa ragu atau harus menunggu sampai tabungan terkumpul, aku bisa makan apa dan di resto mana saja tanpa khawatir harga, dan bahkan aku bisa membelikan barang-barang branded untuk keluarga, bahkan HP baru untuk adikku Abby Aku mencicipi beragam makanan khas daerah-daerah di Indonesia, tinggal di hotel-hotel berbintang saat dinas terbang, sampai breakfast di buffet menjadi hal yang sangat basic aku lakukan Ahhhh… aku juga memiliki pengalaman jalan-jalan ke luar negeri meski hanya regional HAHAHA Saat itu ketika masih menjadi 'kekuatan' base Jakarta, aku berkunjung ke Bangkok, Hongkong dan Singapore Aku menjelajah Universal Studio Singapore dengan sangat semangat dan perlu dicatat… aku melakukannya sendiri. That was so COOL!! Keseruan tidak hanya sampai disitu, sejak awal aku menandatangani kontrak menjadi Pramugari, aku tau bahwa posisiku tidak lama lagi di Jakarta. Aku akan dipindah tugaskan ke Bali. Apa itu menjadi hal menarik menurut kalian ? Entahlah… aku kira akan seperti itu, tapi padatnya Jakarta secara waktu kerja dan secara harfiah membuatku teralihkan dari rasa sepi dan banyak rindu Dan damai juga sunyinya Bali membuat semua rasa yang semula semu jadi nyata juga berat, terutama di 3 tahun pertama. Tapi menariknya aku jadi lebih banyak mengunjungi negara-negara di dunia, mulai dari Australia yaitu Melbourne, Perth, Sydney lalu Korea Selatan, Osaka Jepang, Mumbai India, hingga Shanghai, Xian, Beijing, Zhengzhou di China Menarik memang… bahkan bisa dibilang LUAR BIASA
0 notes
Text
Mempertanyakan Vonis Ketiadaan Faedah Fiksi
Kala masih kuliah, salah satu dosen menasihati kami bahwa masih lebih baik gemar membaca novel daripada menonton film. Kata beliau, membaca novel akan melatih daya abstraksi seseorang. Secara kebetulan beliau mengajar mata kuliah aljabar yang memang menguras otak untuk berimajinasi.
Di sisi lain, saya pernah mengalami suatu masa di mana bacaan fiksi dianggap sebagai karya yang tiada faedah jika dinikmati. Saat pengisian lembar evaluasi pribadi mengenai kebiasaan sehari-hari, membaca buku ternyata dimaksudkan untuk buku non-fiksi saja.
Saya memahami barangkali peraturan ini dibuat karena tidak sedikit tulisan fiksi yang hanya bergulat masalah romantika dengan alur itu-itu saja. Tetapi menganggap bahwa karya fiksi merupakan bacaan tanpa manfaat jelas sesuatu yang gegabah.
Coba saja baca novel karya Dan Brown, John Grisham, Sydney Sheldon, Agatha Christie atau membaca cerita pendek karya A.A Navis, Budi Darma, Seno Gumiro Adji, dan lainnya. Karya-karya mereka yang semuanya masuk dalam genre fiksi pada penulisannya jelas tidak bisa melewati proses secara sembarangan. Meskipun fiksi tetap saja diperlukan keilmuan yang mumpuni agar karya tersebut tetap berbobot.
Seperti novel-novelnya John Grisham yang kesemuanya bertema hukum. Tentu latar pelakang Grisham yang pernah bekerja sebagai pengacara membantunya dalam menulis cerita yang kental dengan aroma pengadilan. Lain lagi dengan Dan Brown yang sarat dengan pengetahuan akan simbol pagan. Kalau tidak rajin menelusuri literatur perihal sejarah dan arkeologi, novel Da Vinci Code, Inferno, Angels and Demond pasti terasa kering oleh pembaca. Bahkan novel super fiksi macam Harry Potter dan Hunger Games tetap membutuhkan proses berpikir yang rumit dalam penulisannya.
Bahkan novel kontroversial karya Herlinatiens, Garis Tepi Seorang Lesbian, terlepas dari keberpihakan penulisnya, tetap saja membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Menulis kehidupan seorang lesbian secara detail tidak cukup dengan bahan cerita dari mulut ke mulut.
Sefiksi apapun sebuah tulisan, sebenarnya tersirat bermuatan realita yang dipahami oleh penulisnya. Supaya realita bisa dipahami secara artistik maka genre fiksi memainkan perannya. Sebelum memvonis bahwa karya fiksi tidak bermanfaat, kita perlu mencoba terlebih dahulu bagaimana rasanya menulis sebuah cerita pendek ataupun novel.
3 notes
·
View notes