#Kiriman
Explore tagged Tumblr posts
Text
Wartawan Tempo dapat Kiriman Kepala Babi, Bentuk Teror Kebebasan Pers
Hargo.co.id, JAKARTA – Kantor Tempo mendapat kiriman kepala babi pada Rabu (19/3/2025). Kepala babi tersebut dibungkus kotak kardus yang dilapisi styrofoam. Kotak berisi kepala babi tersebut ditujukan kepada “Cica”. Di Tempo, Cica adalah nama panggilan Francisca Christy Rosana, wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik. Paket tersebut diterima satuan pengamanan Tempo pada 19 Maret…
0 notes
Link
Panduan Lengkap Tentang Barang Kiriman Melalui Bea Cukai Indonesia
0 notes
Text
Perkenalan
pembatas dari @cafekitsune
『Untuk Rembulan』 adalah laman untuk mencurahkan segenap isi hati dan pikiran kepada satu-satunya Tuan pemilik cahaya terang, Licht Klein.
Karakter Licht Klein sepenuhnya adalah milik dari CYBIRD.
0 notes
Text
Irna Sebut Sampah di Teluk Labuan Kiriman dari Daerah Lain
PANDEGLANG – Bupati Pandeglang, Irna Narulita menyebut jika sampah yang kembali menggunung di Desa Teluk, Kecamatan Labuan merupakan sampah kiriman dari daerah lain bukan murni sampah rumah tangga milik warga yang dibuang ke laut, Rabu (24/4/2024). Meski demikian, Irna mengaku tidak akan menyalahkan siapapun dalam masalah ini. Malah dirinya mengaku permasalahan ini harus diatasi oleh semua pihak…

View On WordPress
#Irna Narulita#komunitas pandawara#Pantai carita#sampah kiriman#Sampah teluk Labuan#sampai di pantai
0 notes
Text
Mengungkap Pentingnya Jasa Kiriman dalam Era Modern
Di era modern ini, dengan kemajuan teknologi dan konektivitas yang semakin luas, jasa kiriman telah menjadi salah satu elemen yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Baik untuk keperluan bisnis maupun personal, jasa kiriman memainkan peran krusial dalam memfasilitasi pengiriman barang dan dokumen ke berbagai tujuan di seluruh dunia. Pentingnya Jasa Kiriman dalam Era Modern Artikel ini…

View On WordPress
0 notes
Text
obscure cartoon character designs that go crazy:

Kiriman from Ozanari Dungeon. he's a mute dog wizard who communicates with signs (not sign language, he literally writes on signs and holds them up)
Dr. Paula Hutchinson from Rocko's Modern Life. she's a dentist, vet, and surgeon who got hitched up with a turtle in an episode defying the taboos of interracial marriage. (rocko's modern life is based af)
The Gromble from Aaahh!!! Real Monsters, the principal for a school focused on human-scaring subjects. his voice is delightful and i am such a sucker for his insane body layout and fashion sense
and finally, Henry's Cat from Henry's Cat, a character that somehow exactly embodies the energy of popuko from pop team epic but 40 years earlier. (nobody knows who Henry is btw)
1K notes
·
View notes
Text
˚⊹◖𝐀𝐫𝐜𝐚𝐧𝐞 𝐌𝐚𝐬𝐭𝐞𝐫𝐥𝐢𝐬𝐭 ◗₊˚⊹

You find yourself in an endless void of darkness, hands reaching out to try and touch something, anything. It wasn't warm nor cold, the floor being the only surface in the overwhelming darkness. Your head snaps towards a pillar of light, its origin unknown, yet it beams down almost like a spotlight.
Basking in the light stood a statue of yourself, roughly carved out, chiseled, grinded down in places to become the art it was, coming down to the details of your hair — pattern, texture, length — face — whether sharp or soft — and even your body, height, shape, even posture. It was an uncanny reflection of your current self, even with the current attire you wore.
Just as you stepped close enough to stand at the edge of the spotlight, another appeared, and yet another statue of you, but different.
This time, you wore attire unfamiliar to your current body. You were dressed in a uniform that was unknown to you, a weapon carved into your hands and a stern look up on your stony face.
Another light appeared as yet another statue of yourself, this time, more somber. A cloak smoothed over your head, face hidden away in the shadows of the smooth stone that looked veiled across your stony image. Your face was carved to show some trait of sadness or sorrow.
Another pillar of light appeared and the statue was much larger, scary even. The facial traits looked like yours, but the body, everything that came with it, looked like a monster. Something you barely recognized.
More spotlights and statues seemed to make a circle around the original and around you, all different with emotions and bodies that varied. Some brutish looking, bullish, scary, others feeble, normal, almost heroic as well. They were all different, but they were all some version of you.
A voice rumbles and rattles through your skull, a string of multiple merging into one singular voice.
"Whatever you choose to be, live that life without regret. Live it boldly and freely. Your paths are limitless."
꒷꒦︶︶︶︶︶︶︶︶꒦꒷‧₊˚⊹
Arcane Masterlist
last updated | 12.12.14
· request open
Yes, I do Jayvik x Male Reader
Yes, I will do Zaundads x Male Reader
** = explicit/nsfw
Yes, I will do request for Season 2
yk the drill MDNI
꒷꒦︶︶︶︶︶︶︶︶꒦꒷‧₊˚⊹
𝐀𝐫𝐜𝐚𝐧𝐞
ׂ╰┈➤ series
𝐔𝐩𝐜𝐨𝐦𝐢𝐧𝐠
ׂ╰┈➤ A Glance at Greatness | Kiriman Male Reader
ׂ╰┈➤ Shield of Zaun | Arcane x Male Reader
𝐄𝐤𝐤𝐨
• no works here yet! feel free to request!
𝐕𝐚𝐧𝐝𝐞𝐫
• no works here yet! feel free to request!
𝐒𝐢𝐥𝐜𝐨
ׂ╰┈➤ drabbles
ׂ╰┈➤ oneshots
ׂ╰┈➤ series
𝐉𝐚𝐲𝐜𝐞
· Mini Series | ¹Broken Bones & Broken Hearts | ²Best Thing I Never Knew I Needed**
• no works here yet! feel free to request!
𝐕𝐢𝐤𝐭𝐨𝐫
• no works here yet! feel free to request!
𝐎𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬 / 𝐄𝐱𝐭𝐫𝐚𝐬
· This includes any other characters not listed down
꒷꒦︶︶︶︶︶︶︶︶꒦꒷‧₊˚⊹
a/n : will edit visuals later
#❍ jackalopes graze#male reader#Arcane#arcane x male reader#x male reader#male reader insert#arcane x you#malereader#top male reader#vander x male reader#silco x male reader#ekko x male reader#jayce x male reader#viktor x male reader#arcane x reader#arcane silco#arcane jayce#arcane viktor#arcane vander#arcane x y/n#x reader#reader insert#silco x reader#silco x you#vander x reader#vander x you#jayvik#jayvik x reader#jayvik x male reader#male!reader
247 notes
·
View notes
Text
The fact that Caitlyn got no pushback from anyone after GASSING A CIVILIAN POPULATION on her revenge quest. Vi got called out by Jinx (though more for being an enforcer than the chemical warfare) and Kiriman gets nothing for a major abuse of power and for being an authoritarian figurehead for like a year? Crazy what privilege does to a persons ability it be judged for their war crimes.
#arcane#arcane spoilers#arcane season 2#caitlyn kiramman#caitlyn arcane#I hate Caitlyn for real#she abused women and power and got no punishment#loosing an eye is not enough for gassing civilians she’s been oppressing for her whole life#klukluxkiriman
24 notes
·
View notes
Text

udah mulai..
kupikir cerita tempo ditekan penguasa itu cuma sejarah, ternyata waktu aku tua malah kejadian lagi
tp yg bikin lbh marah juga, kiriman ini ditujukan khusus buat fransisca, satu²nya jurnalis perempuan di bocor alus, kenapa gituuuu
14 notes
·
View notes
Text
Hari ini aku mencoba kirimi dia paket macaroon atas namanya buat hampers lebaran, meski nomerku di blokir. Sebenarnya sebagai bentuk permintaan maafku tapi biar dia ga keberatan, anggap aja hampers lebaran. Ku pikir, blokiranku di buka, dan dia ngehubungi aku lagi tapi ternyata engga. Dia tetap diam tapi setidaknya paketku diterima dengan baik. Tapi dia gatau sii kalau itu dariku, kan aku pakai atas namanya😂 Mestinya dia tau kalau itu dariku mengingat aku pernah ngasih makanan yang sama.
Tapi bisa aja teman temannya juga pernah ngasih makanan yang sama. Temannya kan lebih banyak dariku. Kok dia ga penasaran yaa? Kalau aku dapet kiriman paket yang aku sendiri ga order, mesti nanya beberapa teman terdekatku sii. Tapi ini kok dia diam dan ga penasaran ya. Yauda lah, jalannya emang gini. Pengen baikan dengan datang kerumahnya tapi takut ditolak, disuruh pulang. Kayak mantannya yang mau ngasih makanan tapi malah disuruh balik karena dia ga dirumah. Gimana ya caranya baikan sama dia? Tapi sebenarnya kayak ga marahan. Kayak sepakat kalau perasaanku sepihak dan aku mundur. Trus dia blokir😩 Haa sudahlah, berhenti mengejar. Berhenti usaha buat baikan biar bisa jadi temen lagi. Dia uda gamau.
8 notes
·
View notes
Text
"THE REAL, ALLAH ITU MAHA MENDENGAR"
Satu miracle yang gue alamin di bulan puasa. Kemarin gue ngerasa gak kuat ambil keputusan stay di Jogja dan gak balik ke properti. Berbulan-bulan gue ngerasa berat banget. Tapi, pas gue kajian, sering dengerin konsep rezeki, mental kaya dan berkelimpahan, konsep Tauhid, itu semua tanpa sadar ngebentuk mental dan pemahaman baru.
Gue kadang mikir, baru terlintas aja belum tengadahkan tangan buat minta dan bahkan gue udah lupa sama doa itu, Allah kabulin... 😭
Beberapa hari lalu, gue udah bikin planning buat tuntasin amanah. Alhasil, ambil keputusan buat saving money lebih di gajian. Gue ceritanya udah minta ijin buat gak pulang, stay Jogja Lebaran tahun ini. Ini keputusan pahit yang gue ambil. Tiket kereta pun di cek, udah abis. Gak bisa booking juga.
Mama dan Papa, mulai sering chat soal tiket kereta. Sampai gue bilang, "Mama, minta doa yah. Kemarin aku drop pas pulang karena kecapean di bis. Doain tiket kereta ada biar lebih cepet pulangnya."
Gak tahu gimana ceritanya, dua bulan sebelumnya gue cek sold. Pas tanggal 6 maret gue cek, ada dong. Meski gue denger kabar Papa masuk RS. Booking tiket itu bagian usaha gue buat bahagiain mereka... 😭
Tapi, problemnya adalah gue pake money yang gue anggarin bayar amanah ke Mbak A. Gue bayar dikit, dari yang seharusnya gue lunasin. Gue minta keringanan, Alhamdulillah dia baik banget mau mundurin lagi waktunya.
Pas gue chat sama Mbak A, sambil bilang dalam hati, "Ya Allah mudah bagi Engkau menitipkan rezeki kepada hamba untuk melunasi amanah ke Mbak A sesuai target planner. Kasih kemudahan Ya Allah, beliau orang baik, hamba gak mau menahan hak rezekinya yang ada pada hamba."
Dan selang beberapa jam, gue dapat pesan dari Ustadzah. Beliau mau ketemu gue ngasih sesuatu. Kita punya agenda di hari yang sama. Bedanya, gue nemenin Tim ngaji kelompok, sedangkan Ustadzah di agenda anak-anak.
Akhirnya gue balesin chat. Janjian ketemu abis agenda kita selesai. Qadarullah, Ustadzah buru-buru pulang. Gak ketemulah kita, jadi di tunda lagi. Tapi, pas beliau sampai rumahnya, bilang minta No rekening gue. Akhirnya, kirimlah apa yang diminta. Posisi tadi sore gue lagi kajian di Masjid.
Gak lama setelah itu, gue dapet notif wa lagi dari Ustadzah. Kiriman sejumlah uang sekian. Dan lu tahu, jumlah nominal itu melebihi dari yang gue butuhin buat bayar ke Mbak A.
Gue auto melongo. Dan Ustadzah bilang, ini amanah dari seseorang Mbak buat Mbak. Terima yah, Semoga Berkah.
Gue setelah melongo berkaca-kaca. Sampai keluar masjid dulu. Nangis gue, kok Allah baik banget. Gue baru ngebatin dalam hati belum doa sungguh-sungguh udah di bantu. 😭
Uang titipan dari Ustadzah itu, bukan cuma bisa buat bayar amanah aja. Tapi, bayar kelas dauroh usul fiqih sama tambahan buat beli tiket kereta pulangnya ke Jogja. Ya Rabb speechless cuma bisa bilang Alhamdulillah... 😭
Ada beberapa poin yang gue ambil dari kejadian hari ini.
1️⃣ Jadiin Allah satu-satunya tempat lu berhantung. Curhat mao mewek-mewek bebas. Yang penting minta sama Allah yang tulus dan gak modus.
2️⃣ Jadiin dakwah dan menuntut ilmu yang utama. Ajak juga orang yang lu sayang, or yang lu temui buat kenal islam lebih dalam.
3️⃣ Minta doa sama orangtua or guru. Meskipun lu jauh, chat or telpon buat apapun yang mau lu lakuin. Insyaallah doa mereka jadi wasilah kemudahan.
4️⃣ Banyakin lagi syukurnya sama minta ampunan Allah. Makin inget Allah lagi, meskipun lu tiap hari maksiat. Ini jalan mudahin segala urusan kita juga.
Gue jadi inget salah satu apa yang di bilang syekh, "Allah akan mudahkan orang-orang yang senantiasa dekat dengan Quran sama jaga interaksi dengan Quran. Apalagi kalau hidupnya, amalan bersumber dari Quran."
Mungkin itu satu yang menancap di hati gue. Dan ibrahnya yang 4 hal tadi yang gue jalanin. Gue makin yakni, kalau hadapin masalah dekingannya Allah, tenang banget Guys. Meskipun banyak mustahilnya kalau di pikir logika manusia.
Gak semua hal bisa masuk di logika manusia. Karena kejadian sore ini, cuma bisa di pake kacamata Iman.
Dan gue jadi inget bahasan dari guru gue juga tadi sore. Ciri orang beriman ada dua, yaitu:
✅ Apabila di perintahkan Allah maka samina wa atona (kami dengan dan kami taat)
✅ Apabila di sebut nama Allah, maka hatinya bergetar.
Ternyata taat itu jalan pintasnya orang beriman. Sisanya ikhtiar di balut tawakal di awal, tengah sampai akhir. Hasilnya, biar Allah yang kasih. Dah lah, memang paling bener jadiin Allah gantungan. Sekalian belajar juga jadi hamba yang manja sama Allah. Tapi, cukup tahu diri gimana adabnya sama Allah.
Allah bukan kantong doraemon yang bisa ngabulin semua yang kita pengen. Tapi Allah itu Raja, Rabb semesta alam, pencipta sekaligus penguasa yang Maha Segalanya.
Semoga yang baca cerita gue, gue doain lu dapet miracle dari masalah yang lu hadapin. Allah kasih pertolongan gak terduga sampai lu ngerasain lega yang kayak gue rasain.🤲🏻😇
Anyway, masalah gue belum kelar sepenuhnya. Tapi, gue ngerasa tenang aja hadapin semuanya karena gue yakin Allah pasti bantu, dan punya maksud tertentu. Satu di antaranya, lewat masalah ini, gue jadi belajar agama lebih dalam,hal yang gak pernah gue jadiin dream dalam hidup gue. Masha Allah 😭❤️
#literasi#penahanaid#penahana#diaryinspiration#diariinspirasi#quotes#diaryinspirasi#katamotivasi#katapenyemangat#motivasi#inspirasihidup
9 notes
·
View notes
Text
Sejatinya yang lebih membuat tercekik itu harga sembako naik. Belum ada pelantikan apa-apa harga udah meroket; cabe, telur, beras, dll. Ini yang lebih ditakutin dan sering dikeluhin sama para ibu khususnya.
Makan gratis? Di samping hanya ditargetkan untuk anak-anak dan bumil, gw yakin distribusinya akan dilakukan secara maksimal utk 82jt penerima nanti di 2029. You know why. Trus abis itu dapet kiriman berita...

Uwu sekali kaaan bapak gemoy 🤣
Iya monmaap, bahkan kepercayaan sekecil bon cabe pun gak ada untuk pemerintahan tercingta kita. Buktinya? Pihak yg menjanjikan makan gratis berkata sumber dananya adalah dengan memangkas subsidi BBM 🫰🏻Belum peresmian loh, udah buka topeng 🙀

Takut banget gak tu, definisi yang kaya makin kaya, yang miskin tinggal di bikini bottom aja 😭
Jadi sekarang bisa apa? Bisa tetap kerja keras membantu perekonomian keluarga dan tentunya bisa gak sewot duluan ngeliat harga skinker karna insyaallah masih sanggup beli + tak lupa jajan kopi (aamiin).
Makasih banget loh pendukung 02 udah bikin negara makin sejahtera HAHAHA. Se-chaos apapun di luar sana, you do you guys, agar tetap waras 💃
34 notes
·
View notes
Text
Puluhan tahun tinggal bersama orangtua, tidak pernah kita ditagih biaya kontrakan rumah. Jika merujuk pada harga kontrakan rumah saat ini yang mungkin kisaran standar, senilai 25 juta per tahun di Depok. Coba dikalikan dengan 26 tahun. Akan ketemu angka 650 juta. Sedap. Baru tempat tinggal. Belum sewa furniture, layanan makan, listrik, wifi, keamanan, transportasi.
12 tahun bersekolah di sekolah swasta, tidak pernah kita ditagih biaya SPP ataupun biaya pendidikan lainnya oleh orangtua. Estimasi setiap tahun membutuhkan biaya 1.5 juta untuk SD. Kalikan dengan 6, ketemu angka 9 juta. Sebentar, itu baru biaya SPP. Peralatan operasional, ongkos antar jemput, uang saku.
Belum lagi biaya ketika sekolah di pesantren. Dulu SPP sekitar 500k/bulan, kalikan dengan 6 tahun. Dapat angka 36 juta. Ditambah dengan masa SD, 45 juta. Baru SPP, apakabar uang awal tahun, tas dan sepatu baru, kiriman logistik untuk anak pesantren. Selama 6 tahun. SELAMA 6 TAHUN.
Ngga berani buat lanjutin "hitung jasa" mereka, takut ketemu angka yang terlalu fantastis. Itu baru satu anak.. Bahkan jika memberikan cash tunai 1 milyar kepada orangtua, belum juga bisa melunasi apa apa yang mereka telah beri pada kita.
Satu hal yang harus dipegang di fenomena yang marak saat ini, yaitu sandwich generation adalah, jangan pernah buat hitung-hitungan angka dengan orangtuamu. Ditambah dengan isu tentang kesehatan mental yang sedang marak, jangan asal melabeli orang tuamu toxic. Jatuh bangun mereka perjuangkan dirimu semasa bayi agar bisa tetap hidup. Ingat itu selalu ya.
48 notes
·
View notes
Text
Ucapan atau Sekadar Bualan?
Bukankah hati yang mencinta takkan mudah melupa?

Meja kerja
Isi kepala di balik topi baja… ♬♬ … suara alarm.
Sabtu, 22 Maret 2025, tepat pukul 7 pagi. Aku terlempar kembali ke dunia nyata, setelah asyik mengembara di alam mimpi. Dunia idea itu terkoyak seketika, tatkala alarm HP-ku meraung, memekakkan telinga, memaksaku tuk bangun.
“Hoaaaam… bangsat!” ketusku. Seperti biasa. Entah mengapa, bangun pagi selalu saja menyisakan rasa lelah yang membekas. Alih-alih segar, tubuhku malah terasa remuk, seolah habis ditabrak truk. Maaf, mungkin ini berlebihan. Aku tak segera bangkit. Ragaku memang sudah terjaga sepenuhnya, namun jiwaku masih terjebak di antara dua dunia, terombang-ambing di ambang bawah sadar. Seolah ia enggan kembali.
Ah, iya. Mimpiku semalam begitu indah. Begitu nyata, begitu penuh warna, hingga rasanya aku tak ingin meninggalkannya. Aku tak tahu apakah ini pertanda baik atau buruk. Konon, orang-orang dulu berkata, bila mimpimu terlalu indah, dunia nyata akan menuntut bayaran. Ada yang bilang, balasannya bisa datang dalam bentuk kesialan.
“Ah, bacot,” kataku tegas. Aku anak filsafat, yakali percaya hal begituan.
Lagi-lagi, dunia penuh misteri. Hari-hari tak bisa diprediksi.
Aku akhirnya bangkit dari atas dipan. Menarik tirai jendela, ternyata langit mendung. Pagi ini, alam seakan menyambutku dengan wajah muram, tak banyak senyum. “Mudah-mudahan hari ini tetap baik,” gumamku dalam hati, meski tak terlalu yakin.
Aku meraih HP, bersiap mengirim ucapan “Selamat pagi” ke grup keluarga. Hehe, rutinitas anak kos yang tak pernah absen. Namun, sebelum tanganku sempat menyentuh layar, tiba-tiba pintu kamarku diketuk.
Oh, ternyata sekuriti. Aku bergegas membuka pintu.
“Ada kiriman paket, Mas,” ucapnya, suaranya datar, tak menunjukkan ekspresi yang berarti.
“Nggih, matur nuwun, Pak,” balasku sedikit heran.
Aku menatap paket itu dengan bingung. Itu bukan barang yang aku pesan, dan aku tak ingat ada yang mengirimkan sesuatu padaku. Wajahku mulai dirundung rasa penasaran yang tak tertahankan, namun aku berusaha menahan diri.
“Siapa yang mengirimnya, Pak?” tanyaku sedikit penasaran.
“Eh, nggak ada nama pengirim, Mas. Hanya ada nama penerima, dan alamat yang dituju,” jawab sekuriti, sambil menyerahkan paket itu.
Aku mengangguk, meski hatiku dipenuhi tanda tanya. Paket tanpa pengirim? Tak ada yang lebih membingungkan dari ini. Tetapi aku tahu, sudah tak ada waktu lagi untuk mempertanyakan hal-hal yang tak dapat dipahami. Yang pasti, aku harus membuka paket ini. Entah apa yang akan aku temui di dalamnya.
Aku berharap paket ini berisi uang, atau setidaknya voucher belanja kebutuhan pokok — mengingat minggu ini sudah memasuki tanggal tua, di mana uang bulanan sudah pasti menipis. Dengan harapan se-sederhana itu, akupun membuka paket tersebut.
Ternyata, isinya hanyalah beberapa lembar kertas yang tersusun rapi, diikat dengan anggun. “Banyak sekali,” gumamku dalam hati. Perlahan, aku mengambilnya satu per satu. Ternyata kertas-kertas itu dipenuhi tulisan indah. Ada yang berbentuk puisi, ada pula yang disusun menjadi prosa.
“Indah sekali,” desahku pelan, hampir tak percaya.
Saat menilik tumpukan kertas itu, mataku tiba-tiba tertumbuk pada sebuah surat kecil yang tersembunyi di antara yang lainnya. Surat itu hanya berisi sepenggal kalimat:
“Jaga dirimu, ya.”
Hanya kalimat pendek, namun terasa begitu dalam, seakan setiap hurufnya menembus relung hatiku.
Kata-kata ini memang indah, tapi apa maksud dari semua ini? Aku yakin, surat-surat ini ditulis oleh seseorang yang piawai dalam merangkai kata, seseorang yang akrab dengan bahasa & sastra. Namun, asumsiku masih mentah — terlalu dini untuk memastikan apa yang baru saja terbesit di benak kepala.
“Jaga dirimu ya.”
Aku tersipu. Hatiku yang semula kaku, kini berdebar girang. Satu hal yang pasti, setiap kata yang dirangkai menjadi kalimat di atas surat ini merupakan doa dan harapan, sebuah bisikan yang tulus dari penulisnya. Setiap kalimat terasa mengalir begitu fasih, begitu penuh perasaan. Sungguh, kata-kata ini berhasil mengacak-acak emosiku.
Dan… aku punya firasat siapa pengirimnya.
Ah, lupakan.
Yang jelas, setiap kata dalam surat ini telah menghidupkan kembali sesuatu di dalam diriku — sesuatu yang mungkin sudah lama tertidur, terbenam dalam lamunan waktu.
Lama sekali.
“Jaga dirimu, ya.”
Aku mencoba menafsirkan kalimat itu. Kurasa, kalimat tersebut bukan sekadar perintah agar aku selalu hati-hati, makan tepat waktu supaya tidak sakit, atau hal-hal serupa. Memang ada benarnya, tetapi aku merasa ada makna yang jauh lebih dalam di balik kata-kata yang terlihat ringan.
Aku yakin, musabab, baik kata maupun kalimat memiliki yang namanya nyawa. Setiap tulisan adalah bentuk komunikasi antara perasaan dan logika yang tak sempat — atau bahkan tak mampu — diucapkan secara langsung. Salah satu cara menyampaikannya adalah melalui tulisan. Ia menjadi wadah bagi penulis untuk mengekspresikan perasaan, menyuarakan isi hati yang terlanjur tertahan, ketika mulut sudah keburu kelu.
Aku pun setuju, daripada terpaku dan memilih bisu, lebih baik menuangkannya ke dalam tulisan seperti itu. Aku bisa merasakan bahwa sepenggal kalimat yang tertulis di atas kertas itu bukanlah sekadar pesan biasa. Ia adalah ungkapan perasaan yang sangat mendalam. Bahkan, kalau saja kalimat itu disampaikan secara langsung, aku membayangkan si penulis mungkin akan mengucapkannya dengan nada yang nyaris bergetar.
Aku juga bisa membaca kekhawatiran yang tersirat di dalamnya — kekhawatiran yang sulit disembunyikan. Karena sejatinya, kita tak hanya bisa terluka secara fisik, tetapi juga secara batin. Luka yang ditinggalkan oleh kata-kata yang tak terbalas, kepergian yang tak sempat dijelaskan, atau sesak yang timbul akibat perasaan yang tak pernah bersambut… semua itu lebih pedih daripada luka yang terlihat oleh mata.
Maka, ketika seseorang menyampaikan, “Jaga dirimu, ya.” — percaya atau tidak — itu adalah salah satu bentuk cinta paling sederhana dan tulus yang bisa diberikan oleh seseorang yang menganggap kita berharga.
Aku pun teringat. Rasanya dulu, aku juga pernah menyampaikan kalimat yang serupa kepada seseorang. Tapi… ah, sudahlah. Masa lalu biarlah berlalu. Tak ada gading yang tak retak.
Entah kenapa, firasatku kali ini terasa lebih baik.
Apakah ini pertanda lampu hijau untuk memulai petualangan kasih yang baru?
Aku tidak tahu. Satu hal yang pasti, aku telah menyelipkan rasa ikhlas di setiap harapan yang ku semogakan. Karena, seperti yang dikatakan para filsuf, manusia hidup bersama harapannya, namun harapan itu pulalah yang pada akhirnya dapat menjadi alasan bagi manusia untuk mati.
Dunia ini penuh dengan ketidakpastian, dan harapan sering kali menjadi satu-satunya yang bisa kita pegang. Namun, aku tahu satu hal, setiap ucapan yang kuterima, setiap kalimat yang menembus relung hati, akan tetap membekas di jiwa yang paling dalam.
4 notes
·
View notes
Text

Dapet kiriman foto dari Interlaken, Swiss, so dreamy 🥹 dulu pas ke sini ga salju aja bagus banget, apalagi ini
2 notes
·
View notes
Note
Teh dinii pernah capek sama sosmed gak siih?
Soalnya kalo liat story instagram teteh selalu on firee gituu🤣🤣
ini gen z gen z kalo lelah dikit sangat mudah sekali deactivate ig wkwk
Hmmm, seingatku, aku gak pernah deactivated sosmed manapun. Mungkin aku terlihat begitu aktif di ig, kecuali kalo lagi liburan, pasti off karna aku suka liburan yang mindful.
Selain itu, aku buka ig tuh bukan yg doom scrolling, atau ngeliatin semua stori mutual/teman yang beneran kenal in person. Aku buka ig paling cuma liat 1-3 stori temen yang kebetulan lewat, baca berita (tempo/kompas/katadata), baca kiriman reels temen, dan tentunya posting storiku sendiri yang lebih banyak agenda baku hantamnya wkwkk. Jadi, buatku ig gak bikin lelah/insekyur.
Kalau misalnya ada stori orang yang menurutku alay/lebay, simply aku mute saja. Jadi boundaries itu sudah ku lakukan dari awal, sebelum bikin "drained". Dalam case ku, misal stori titik-titik newly wed person.
Justru, yang membuatku "kena mental" itu LinkedIn, hal berbau profesional yang aku suka merasa "envy", waw ada loh, banyak diluar sana se-usiaku yang udah PhD, bahkan Associate Prof. Kek, "u kemane aje din kemarin".
Anyway, sekarang ini aku lebih "yaudahlah mau gimana lagi", gak yang kakean overthinking berujung capek terus uninstall-install ulang ig. No. Main sosmed seperlunya, senyamannya, yang normal-normal aja.
1 Agustus 2024
9 notes
·
View notes