#Keluarga Selamanya
Explore tagged Tumblr posts
unimiff · 2 years ago
Text
Tentang Kemarin
Tumblr media
2022: 2023 pengen deh kayak teman-teman di Jawa, ketemu Kepsek CC & lebih banyak lagi teman-teman CC. Semoga bisa ikut Jajal Wae Trip 2023: Bu Kepsek CC yang datang ke Sumbar, #CCRoadTripSumatera
Kalau nggak sama Career Class #SelamanyaKeluarga
#KeluargaSelamanya, entah kapan akan diizinkan ke sini. Alhamdulillah dengan segala skenario dari Allah, sampai jumpa di lain waktu. Better time, better place, more stories to create, more memories to remember inshaAllah💙💛
Cerita panjang di balik layarnya menyusul kalau rajin nulis ehehee
2 notes · View notes
ulvafdillah · 7 months ago
Text
Rumah tangga adalah privasi. Maka ia tidak boleh diisi oleh selain suami dan istri. Serta anak-anak yang menjadi buah cinta dari keduanya.
Rumah tangga adalah hak permanen antara dua manusia yang terikat oleh perjanjian di hadapan Tuhan. Ia tidak boleh diganggu gugat oleh keluarga dari kedua belah pihak. Maka seorang suami yang tetap taat kepadanya ibunya, serta tahu cara memuliakan istrinya adalah baik. Karena ia mampu menjaga dua perasaan wanita secara bersamaan.
Seorang istri yang mampu taat kepada suaminya dan tidak menjadi penghalang bagi suaminya untuk berbakti kepada ibunya adalah baik. Sebab ia paham bahwa selamanya suaminya adalah milik ibunya.
Untuk itulah mengapa rumah tangga di dalam Islam, tidak boleh dicampur baurkan antara menantu dan mertua. Karena dua perempuan di dalam rumah tidak akan pernah habis masa berseterunya. Begitu pun jika di dalam rumah terdapat dua kepala keluarga, tidak akan habis masa bertikai antara keduanya.
Oleh karena itu, ketika telah menikah, sebaik-baik tempat bagi perempuan adalah rumahnya sendiri. Walau harus berbayar, walau harus hidup seadaanya. Namun itulah sebaik-baik tempat bagi perempuan.
Karena di dalam rumahnya, perempuan bisa mengekspresikan banyak hal. Perempuan bisa melakukan banyak hal tanpa perlu menghadirkan rasa sungkan dan tidak enak hati.
Maka lelaki, buatlah dinding terpisah antara istri dan ibumu. Sebab dua perempuan ini sangat rentan menghadapi miskomunikasi.
Maka perempuan, keluarlah dari rumah ibu-bapakmu. Ikutlah dan pergilah dengan suamimu. Karena pasca menikah, kau bukan lagi tanggung jawab dari kedua orang tuamu. Tanggung jawab itu berpindah di atas tangan lelaki yang memintamu dalam sucinya akad nikah.
Tak perlu ada yang saling tuntut. Karena memahami kewajiban adalah sebaik-baik pemikiran, dibanding menuntut hak yang mesti ditunaikan oleh pasangan.
11.29 p.m || 06 April 2024
254 notes · View notes
yasirmukhtar · 1 year ago
Text
Bismillah, apa kabar?
Semoga sehat-sehat, ya.
Bagi yang hidup lagi berat-beratnya, lagi capek-capeknya, sini duduk dulu. Ngobrol dulu.
Emang biasanya rasa sakit, sesak, itu muncul pada sesuatu yang terus berkembang.
Inget ngga rasanya waktu tumbuh gigi? Sakit, kan?
Inget ngga waktu kaki masih numbuh dan sepatu jadi kekecilan? Sesak, kan?
Atau inget ngga momen-momen saat kita terpaksa harus jadi lebih dewasa? Mungkin saat masuk kuliah, merantau, berpisah dari orang tua, punya keluarga sendiri, dan seterusnya. Berat. Ngga mudah.
Tapi semua ada ujungnya. Rasa berat itu ngga akan selamanya.
Setelah semua itu berlalu, kamu jadi orang yang sedikit berbeda. Lebih kuat, lebih bijak, lebih tahu, lebih cermat, atau lebih-lebih lainnya.
Mungkin sekarang ngga kebayang dalam benak kita gimana caranya melalui ujian ini--apapun itu. Sanggup kah kita? Apa solusi yang akan muncul untuk menyelamatkan kita? Apakah Allah benar-benar akan menolong kita? Kapan? Gimana caranya?
Tenang. Atur nafas. Tenang.
Kita tahu kita harus berpikir rasional dan segera mencari solusi. Tapi tenang dulu. Kasihan diri kita kalau terus diserang dengan berbagai spekulasi dan kekhawatiran yang belum terjadi. Bisa-bisa otak kita malah membeku, marah pada keadaan, atau ingin melarikan diri dari masalah.
Mari fokus pada hari ini saja dulu. Apa yang hari ini bisa saya lakukan? Pilih sesuatu. Tidak harus langsung benar atau besar, yang lebih penting dimulai.
Lalu apa?
Besok lakukan lagi. Besoknya lakukan lagi, dan seterusnya.
Dengan mengambil tindakan pada apa-apa yang bisa kita kendalikan, kita merasa lebih berdaya. Kalau kita merasa berdaya, rasa takut dan cemas akan berkurang.
Kalau rasa takut dan cemas itu semakin berkurang, kita bisa melihat lebih jauh ke depan. Bisa jadi setelah itulah kita menemukan solusi atas apapun yang sedang kita hadapi saat ini.
Yuk, jalan pelan-pelan aja. Lakukan satu per satu.
Bismillah, ya Allah kuatkan kami, tolong kami.
338 notes · View notes
langitawaan · 1 day ago
Text
196.
Laras, kau pernah bertanya apa yang membuatku meninggalkannya; lelaki berlesung pipi dengan tatapan sendunya. Mari ku jawab malam ini, melalui surat yang entah kapan akan sampai kepadamu atau justru tidak sama sekali.
Laras, aku pernah mencintainya setengah mati sekaligus membencinya hidup-hidup dan sialnya bagian mencintainya adalah terbaik dari semua kisah yang pernah mampir. Aku diajarkan banyak hal melaluinya, termasuk tentang segala kesakitan dan bagaimana aku menyembuhkannya, atau sebenarnya tidak pernah sembuh?
Laras, aku melalui kisah panjang bersamanya. Bukan sekedar hitungan bulan atau seumur anak yang sedang duduk di bangku TK. Lebih dari itu. Jika dihitung setara dengan jumlah jemari yang ada di kedua tanganmu. Aku memahami kelucuan, kecerobahan berikut romantismenya pun dia terhadapku.
Kami pernah memimpikan mahligai rumah tangga dan keluarga cemara yang ingin kami ciptakan di dalamnya. Segala romansa tentang hidup di masa depan dengan anak kecil di dalamnya sudah menjadi menu favorit dalam obrolan.
Ah Laras, dunia memang tidak selamanya berjalan sebagaimana yang kita mau. Kami tidak menginjak anak tangga yang sama. Aku tidak mau menuruni anak tangganya sementara ia pun tak mungkin menaiki tangga berikutnya, saat itu.
Percayalah Laras, segala kemungkinan itu sudah kami tabrak agar bisa melangkah searah. Kami sudah mengusahakannya. Entah aku yang tidak sabar dalam menunggu atau ia yang terlalu lama untuk berani melaju mengambil keputusan di hadapan badai yang besar.
Aku akhirnya menyerah, Laras. Aku mengaku kalah. Energiku sudah tidak bersisa. Aku sudah tidak mampu memperjuangkannya dan kakiku sudah lebih dulu menaiki anak tangga berikutnya. Jelas, kini kami semakin jauh. Jauh, jauh sekali.
Aku meninggalkannya namun ia juga tidak bersikeras berlari menggapaiku. Aku harus apa Laras, selain tetap memilih maju? Bagaimana mungkin ku pilih langkah mundur setelah jauh aku berjalan.
Aku bisa apa, Laras? Aku tidak mungkin melawan garisan tangan, kami hanya bersinggungan untuk saling memberi pembelajaran dan dengan segala luka dan liku aku mencoba ikhlas melepaskannya. Mungkin dengan tidak bersamaku ia akan terbang lebih tinggi bukan sekedar menaiki anak tangga?
Laras, kau tahu, di dunia ini sekalipun ia jatuh cinta lagi ku pastikan cinta itu separuh. Tapi dengan separuh itulah ia akan mencintai dengan penuh. Ia akan memperjuangkan dengan hebat. Ia akan mengusahakan yang terbaik, dan ku tegaskan kau adalah bagian dari separuh itu. Apa lagi yang harus kau khawatirkan?
Purna, 18.28 | 10 November 2024.
26 notes · View notes
milaalkhansah · 4 months ago
Text
berteman dengan kesepian
Salah satu hal paling berat dan menyesakkan yang aku masih berusaha untuk berdamai dengannya adalah menerima bahwa perjalanan menuju dewasa adalah perjalanan berteman dengan kesepian. Kita tidak akan pernah bisa memaksa seseorang untuk stay dan selalu ada di setiap fase kehidupan yang sedang kita jalani. Mau seberapa dekat dan akrab pun kita dengan seseorang, pada akhirnya setiap orang akan punya dunianya sendiri yang tak harus selalu bersama kita.
Bahkan dengan keluarga sekali pun. Orang tua atau saudara kita pun pasti akan berjuang dengan dunianya masing-masing. Pada akhirnya memang kita gak pernah benar-benar punya siapa pun di dunia ini selain diri kita sendiri.
People come and go adalah suatu keniscayaan dalam hidup. Namun, ada beberapa orang dalam hidup kita yang pasti sangat ingin kita pertahankan selamanya. Orang-orang yang semula kita yakini akan menetap, namun cara kerja takdir memang tak pernah kita sangka. Ia selalu saja punya cara untuk memisahkan kita bila sudah waktunya.
Begitupun saat rasanya kita belum pulih dari perpisahan dan duka yang ditinggalkan oleh orang-orang sebelumnya. Orang-orang baru kemudian berdatangan sedangkan energi kita untuk berkenalan dan memulai semuanya dari awal tidak lagi tersisa. Memang benar kata orang, beberapa perasaan kita habis di orang lama.
Belum lagi jika perpisahan kita dengan seseorang menimbulkan trauma atau ketakutan sendiri untuk kembali menjalin hubungan dengan seseorang. Segala bayang-bayang akan ditinggalkan, atau perasaan bahwa orang-orang tersebut tidak akan sama dengan orang-orang sebelumnya sungguh melelahkan. Karena di satu sisi, ingin rasanya kita mengizinkan mereka untuk masuk. Namun, ketakutan akan dikecewakan itu sungguh melekat di pikiran kita.
Setiap orang akan selalu punya tempatnya sendiri di hati kita masing-masing. Dan bagaimana pun, tidak adil rasanya bila kita berusaha menyama-nyamakan satu dengan yang lainnya. Berusaha menemukan pribadi seseorang di dalam pribadi yang lainnya.
Tidak perlu bersikeras untuk menghapus keberadaan seseorang dalam hati kita, apalagi memaksa untuk menggantinya dengan orang lain. Mari pelan-pelan belajar untuk menerima, bahwa ada beberapa orang dalam hidup kita yang memang tidak akan pernah tergantikan.
Pada akhirnya, hidup kita akan selalu berteman dengan sepi, perpisahan, dan ditinggalkan. Tak peduli sudah seberapa sering kita mengalaminya. Kita tidak akan pernah benar-benar terbiasa. Kita akan selalu hidup dengan perasaan yang tidak lagi utuh. Akan selalu ada bagian kosong dalam diri kita yang menunggu untuk diisi. Tidak selalu harus mengisinya dengan orang baru. Beberapa orang mungkin lebih memilih untuk mengisinya dengan hobi, atau kegiatan apa pun selain seorang manusia; yang mereka tahu bisa meninggalkan mereka kapan saja.
Pada akhirnya, siap tidak siap, rela tidak rela, suka tidak suka kita akan selalu dipaksa untuk belajar bahwa tidak akan seorang pun yang akan menetap selamanya.
Jadi mari belajar untuk berteman akrab dengan kesepian. Hingga satu waktu, dia tidak lagi terasa semenakutkan sebelumnya.
24 notes · View notes
kuumiw · 8 months ago
Text
Sekarang makin sadar, kalo orientasi untuk bahagia ternyata bukan hanya untuk diri sendiri saja. Lebih dari itu, keluarga jadi poros utama yang perlu diberikan orientasi sama.
Bagaimana mungkin seseorang bisa berbahagia saat keluarganya sendiri ternyata begitu banyak menaruh derita? Ya, memang tidak akan mudah jika harus membahagiakan semua orang. Jikapun memang kebahagian orang lain bukanlah tanggung jawab kita pun sebaliknya, namun akan salah menurutku jika dalam hidup kita tidak pernah memikirkan bagian orang lain, satu celah kecil saja itu akan berharga untuk kebahagiaan orang lain. Sungguh.
Seperti pertanyaan Ayah dan Ibu yang sederhana, "Sudah makan?", "Bagaimana kegiatan hari ini?", "Maaf ya, Ayah dan Ibu belum memberikan yang terbaik." atau hal lain sejenis. Mereka bertanya soal biasa, tapi makna didalamnya sungguh mempesona. Mereka ingin kita berbahagia, hanya itu. Tidak banyak memikirkan hari ini perut mereka harus diisi dengan apa hanya karena berusaha memenuhi kekenyangan perut anaknya. Terlebih untuk anak rantau, sepertinya akan sangat memilukan apabila jauh dari orang tua yang selalu berkata bahwa kondisi rumah baik-baik saja.
Pun dengan kita, yang sering kali menyembunyikan segala duka dalam bilik bahagia. Nyatanya kita hanya memaksa diri untuk terlihat baik-baik saja bukan? hanya karena tidak ingin membuat mereka khawatir. Haha, terima kasih sudah menjaga hati banyak orang lewat segala cemas yang kita simpan. Tapi yakinlah, bahwa segala perasaan kita memang harus memiliki tempatnya.
Rawat segala perasaan yang kita miliki. Rawat ia dengan penuh penerimaan dan kelayakan. Ucapkan bilang tidak sanggup, jangan memaksa hingga enggan meminta pertolongan. Berbahagialah yang semampunya, jangan enggan menerima kondisi dengan berusaha lebih banyak lewat jalan yang mungkin akan sulit terkendali, seperti kita mendahulukan gengsi! Aku yakin itu akan sulit untuk kita nantinya. Bersikaplah sederhana dan apa adanya.
Sambut segala sulit keluargamu dan peluk segala yang bahagia. Keadaan apapun tidak akan hadir selamanya, jika bukan kita yang merawat diri dan mereka, maka siapa yang akan berusaha untuk saling ada?
Lagi kangen rumah, Bandung 06 Maret 2024. 08.50
45 notes · View notes
irawanyusuf · 1 year ago
Text
Tumblr media
Terbentur, terbentur, terbentur, dan terbentuk. Tumbuh dewasa dari keluarga dan lingkungan yang biasa-biasa saja (tidak memiliki privilege) itu tidak pernah mudah. Tiap hari berkutat pada pilihan harus merelakan mimpi atau mengejarnya. Waktu sebagian besar dihabiskan untuk berjuang agar diri tidak menyerah.
Dalam proses menggapai kehidupan yang lebih baik di masa depan, orang tersebut belajar terbiasa untuk tidak dipertimbangkan oleh orang lain, diabakan, ditinggalkan, dan dilupakan. Di saat orang lain memiliki privilege berupa resources dan waktu untuk bisa menyenangkan diri melalui beragam cara, orang tersebut masih berusaha untuk mendapatkan resouces itu. Berjuang nyatanya adalah perjalanan yang teramat sunyi.
Malam tidak selamanya malam, dan siang tidak selamanya siang. Bagi kamu yang lahir untuk hidup dan membantu menghidupi keluarga, sudah berjuang sampai hari ini adalah pencapaian yang hebat.
Jakarta yang menunggu hujan. 2 Juni 2023.
169 notes · View notes
findingmyway2nowhere · 7 months ago
Text
Kalo ditanya, apa yang paling lo sesali sekarang, jawaban gue adalah MENIKAH.
Jadi, pliss, banget buat lo semua yang masih single, lo wajib ketemu manusia yang bener-bener tepat. Dia juga harus punya keluarga yang mendukung lo apapun keputusan lo dan pasangan lo. Lo harus ketemu pasangan yang, mereka ngga banyak di atur sama keluarganya, harus punya pasangan yang punya pendirian, punya prinsip, punya visi dan misi yang sama dengan lo. Biar hidup yang bakal berjalan selamanya itu terasa ringan untuk di jalani.
Satu lagi, lo perlu ketemu kelurga besar calon pasangan lo minimal sekali. Biar lo punya gambaran tentang hidup lo kedepannya, bakal gimana setelah gabung jadi keluarga mereka.
Dan, semoga kalian ngga takut nikah ya.
Menikah akan indah ketika bersama dengan orang yang tepat.
😉
48 notes · View notes
ghyyts · 1 year ago
Text
Jangan semaunya, karena kita ga bisa dapetin semuanya.
Pengennya seneng trus, pengennya bahagia trus, pengennya semua keinginannya dipenuhi. Ga bisa gaes, berbahaya.
Hidup naik turun, gaakan selamanya menderita, gaakan selamanya juga bahagia.
Jaga pandangannya, kapan liat ke atas agar semangat terpantik, kapan nengok ke bawah agar syukur bertumbuh.
Kebanyakan liat atas itu ga baik, bisa iri, dengki, munculin banyak ekspektasi. Jadi banyak mau, pengennya ini-itu.
Terlalu lama nengok bawah juga ga bagus, bisa jumawa, pongah, sombong. Ego jadi tinggi, jadi mandang rendah org lain.
Trus kudu gimana?
Ya biasa aja.
Kita ummatan washatan, ga kanan banget, ga kiri banget, cukup stay ditengah. Biasa aja, ga ush berlebihan, ga ush kelewatan, semua udh ada ketetapannya.
Trus kudu gimana?
Syukuri.
Apa yang dateng kepada kita itu baik. Yakin pasti baik.
Karena kadang baik buruk itu relatif kawan. Beda cara pandangnya, beda juga interpretasinya.
Kalau ga baik buat kita? Mungkin untuk keluarga kita. Kalau ngga buat keluarga? Mungkin masyarakat sekitar. Kalau ngga baik buat siapa-siapa? Mungkin memang bukan sekarang. Nanti, akan ada waktu dimana semua orang akan menuai kebaikannya.
Apa yg kamu dapetin saat ini(yg mungkin kau kesali), bisa jadi adalah hal yang sudah orang lain impikan dari jauh hari.
One man stone is another man gem, ceunah.
Sekali lagi. Syukuri, kendalikan hati, kontrol ekspektasi.
Jangan semaunya, karena kita ga bisa dapetin semuanya~
Wallahu a'lam bishawab.
73 notes · View notes
jemarimenari93 · 7 months ago
Text
Ketika seorang anak yang sudah menikah harus memilih, antara keluarga atau orangtua, entah dari pihak istri maupun suami, tentu sangatlah menyakitkan....
aku sadar, semua orang memiliki ujian hidup yang sudah ditakar sesuai kemampuannya, meski terkadang tak mudah untuk melaluinya. Namun harus tetap yakin semua bisa dilalui dan menjadikan kita lebih dewasa...
Memikirkan kedepannya, aku jadi sadar bahwa pasangan adakah seseorang yang akan menemani kita selamanya. Meskipun ini tak berlaku untuk semua pasangan. Tetapi orangtua punya pasangan dan kehidupannya sendiri, anak suatu saat juga akan punya kehidupannnya sendiri..
Sebagai seorang anak yang sejak kecil dibesarkan oleh kakek nenek dan orangtua yang brokenhome, hal yang sangat aku takutkan adalah melihat anakku merasakan sakit yang pernah aku rasakan dari terpecahnya sebuah keluarga...
aku tak bisa menahan airmata dan overthinking ku setiap kali membayangkannya, ada kebahagiaan yang ingin aku rajut bersamamu, ada pecahan hati yang berantakan yang ingin aku rapikan kembali untukmu...
aku berharap semoga Allah menguatkan kita dan memudahkan jalan kita, aku sangat sadar dengan segala ketidaksempurnaanku, dan aku pun sadar kita sama-sama bukan manusia yang sempurna, namun semoga kita bisa saling melengkapi, saling membenahi, saling menguatkan...
Meskipun, seringkali terbesit dalam fikiran untuk berhenti memperjuangkan dan mempertahankan, tapi aku berfikir hidup ini singkat, siapa tau kita hanya butuh untuk bersabar sedikit lagi baru menemukan keindahannya. Memang seumur hidup itu lama dan akan sangat rugi jika kita bersama dengan orang yang salah, Tetapi Allah sudah menentukan dan yakin kita mampu menjalaninya...
Semoga, kita bisa saling memperbaiki, semoga langkah kita kedepannya diberi kemudahan, kita harus sering-sering memperbaiki segala yang rusak agar tak semakin rusak parah...
Semoga Allah Ta'aala mengampuni segala dosa-dosa kita, dan memberikan kita keberkahan dalam rumahtangga dan keturunan kita, Aamiin
Bunda mencintai kalian, bunda berharap keluarga kita tetap utuh karena Allah...
34 notes · View notes
fael02 · 5 months ago
Text
Kamu lagi down gara-gara banyak masalah? Saya tau kok rasanya kayak mau nyerah aja gitu kan?. Tapi, dengerin saya dulu. Kamu ga lemah. Kamu cuma lagi kena badai dikit. Dan badai ini pasti berlalu kok.
Langkah Pertama: Terima Kenyataan
Ga usah sok tegar dan pura-pura ga ada masalah. Terima aja kenyataan kalo kamu lagi ada di situasi yang berat. Tapi inget, ini ga selamanya bakal gini.
Langkah Kedua: Tenangin Pikiran
Otak kamu lagi penuh sama pikiran negatif? Wajar. Tapi jangan sampe dikuasai. Coba tarik napas dalem-dalem, meditasi, atau dengerin musik yang bikin kamu tenang.
Langkah Ketiga: Bahagiain Diri Sendiri
Di tengah masalah, jangan lupa buat bahagiain diri sendiri. Lakukan hal-hal yang kamu sukai, entah itu nonton film, main game, atau nongkrong bareng temen.
Langkah Keempat: Bersyukur
Luangkan waktu buat bersyukur atas hal-hal baik yang masih kamu punya. Ini bakal bantu kamu buat fokus ke hal positif dan ga terjebak dalam rasa sedih.
Langkah Kelima: Semangat Lagi!
Inget lagi mimpi dan tujuan hidup kamu. Gunakan itu sebagai motivasi buat bangkit dan hadapi masalah kamu. Percayalah, kamu punya kekuatan buat ngelewatin ini semua.
Langkah Keenam: Bikin Plan Buat Masa Depan
Ga usah cuma terpaku di masalah sekarang. Coba bikin plan buat masa depan. Apa yang ingin kamu capai? Gimana caranya?
Langkah Ketujuh: Belajar dari Masa Lalu
Setiap masalah itu ada pelajarannya. Ambil pelajaran dari masalah kamu sekarang dan gunakan buat jadi pribadi yang lebih kuat.
Langkah Kedelapan: Minta Bantuan Kalo Butuh
Ceritakan masalah kamu ke keluarga, temen, atau profesional. Mereka bisa bantu kamu buat ngelewatin ini semua.
Langkah Kesembilan: Sabar
Bangkit dari keterpurukan butuh waktu dan kesabaran. Ga usah terburu-buru. Teruslah berusaha dan pantang menyerah, pasti kamu bakal berhasil.
Langkah Kesepuluh: Percaya Diri!
Kamu punya kekuatan buat ngelewatin ini semua. Percaya sama diri sendiri dan kemampuan kamu. Kamu ga lemah. Kamu cuma lagi kena badai dikit. Dan badai ini pasti berlalu kok
Mangat!💪
25 notes · View notes
delimacanda · 4 months ago
Text
Kepada yang kelak datang lalu menetap #2
Sebelum benar-benar yakın untuk memulai hidup bersamaku nanti, mari bersepakat untuk memahami beberapa hal sederhana namun krusial, bahwa : setiap kita memiliki kelebihan maupun kekurangan, masa lalu yang tidak selamanya indah, luka yang mungkin belum sembuh sempurna, dan mungkin beberapa episode hidup tak seindah dalam bayangan satu sama lain.
Ketika kamu memutuskan untuk memilihku nanti, jangan terlalu tinggi menaruh ekspektasi. Karena kamu sedang memilih manusia sebagai teman hidupmu, bukan malaikat :)
Bukan, bukan hanya untukmu semua disclaimer di atas. Tentu untukku juga. Aku hanya ingin kita sama-sama sepakat tentang beberapa hal diatas atau mungkin kamu memiliki usulan lain, apa yang harus disepakati bersama ? Boleh kok. Nanti kita sepakati dan kita bahas sama-sama yah. Agar beberapa hal di atas selesai di awal. Agar kita saling paham dan bisa saling menyikapi ketika ada kerikil-kerikil sandungan terkait hal tersebut.
Kamu juga pasti sudah banyak mendengar cerita tentang kehidupan rumah tangga yang tak selamanya indah bukan? Katanya, terkadang masalah-masalah yang muncul adalah masalah sepele yang tidak selesai. Yang mana muara dari semua itu adalah buruknya pola komunikasi. Aku jadi sering berdoa, agar tidak banyak miss komunikasi ketika berumah tangga nanti. Karena, kata seorang konselor keluarga yang pernah ku temui,
"Komunikasi adalah penghubung hati. Jadi, ketika komunikasi antara pemberi pesan dan penerima pesan itu tersambung, maka hatinya pun akan tersambung. Pun begitu sebaliknya"
Kamu juga pasti sudah familiar dengan kalimat,
"segala yang hari hati, akan sampai ke hati" bukan?
Aku juga pernah membaca, Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-Abbad hafizhahullah berkata,
فكون الإنسان يُحدَّث بشيء لا يعقله ولا يطيقه فهمه قد يترتب عليه مضرة
“Ketika seseorang berbicara kepada orang lain tentang hal yang tidak digapai oleh akalnya, dan tidak mampu ia cerna, terkadang akan menimbulkan bahaya baginya” (Syarah Sunan Abi Daud, 3: 12).
(Sumber: https://muslim.or.id/61504-berbicara-dengan-orang-lain-sesuai-dengan-tingkat-pemahamannya.html)
Aku izin menyimpulkan yah, sepertinya komunikasi yang baik, komunikasi yang menyertakan hati adalah salah satu kunci keharmonisan di dalam rumah. Semoga dengan demikian bisa menjadi awal terciptanya baiti jannati. :)
Bagaimana menurutmu? Nanti kita diskusi yah :)
- Rumah | Senin, 1 Juli 2024
17 notes · View notes
careerclass · 11 months ago
Text
Surat untuk Career Class
Kepada Career Class
di tempat
Hai, 
Dalam kamusku, aku–sebisa mungkin–menghindari melihat sesuatu hal terjadi karena kebetulan. Karena kupercaya bahwa semua itu sudah diatur melalui ketetapan-Nya. Begitupun ketika akhirnya benang merah kehidupan mempertemukanku denganmu di tengah tidak kunjung meredanya badai pikiran yang juga hampir menenggelamkanku dalam samudera keputusasaan tentang menjadi dewasa.
Dari melewati hari demi hari, bulan demi bulan, aku merasa selalu ditemani hingga tidak lagi punya cukup waktu untuk menatap kosong masa depan yang penuh ketidakpastian. Kau–berulang kali–memberiku satu keyakinan yang semula tidak pernah kupikirkan bahwa :  semua orang punya kesempatan untuk mengusahakan apa yang akan terjadi di masa depannya. Tidak ada salahnya dengan berusaha. Jika setelahnya, memang belum sesuai dengan hasil yang kita harapkan, maka tentu ceritanya akan berbeda dengan tidak berhasil tapi sedari awal memang tidak mengusahakan apapun. 
Masa lalu kita boleh (saja) kurang baik, tapi masa depan kita (harus) bisa lebih baik.
Terimakasih sudah menjadi wasilah Allah untuk menarik tanganku kembali ke permukaan. Terimakasih sudah membuat banyak warna di kosongnya kanvasku. Terimakasih karena sudah ada. Terimakasih sudah jadi temanku bertumbuh.
Semoga kita keluarga selamanya (sampai surga), Career Class <3
Salam sayang,
-dari (yang akan segera menjadi) alumni CC23-
49 notes · View notes
koniginderrosen · 3 months ago
Text
Ayah, Mengapa Aku Indonesia?
Ayah, bisakah kau mencarikanku pekerjaan?
Aku mau makan roti empat ratus ribuan
Tidak mau pontang-panting melamar dan
harus terhalang usia; aturan tak relevan
Ayah, bisakah kau memberi waktu untukku
berjalan-jalan naik jet pribadi Gulfstream
dan berbelanja? Selama ini aku hanya tahu
suara pesawat tanpa pernah menaikinya
Ayah, hanya kau orang yang kupunya
dan tentu satu-satunya yang kupercaya
Jadi, kau pasti akan melakukan segalanya
demi anak dan keluarga ini. Bisa, kan, Yah?
Ayah, dengarkan pintaku saja, dengar suara
hatimu; yang lain pasti bisa dibungkam
dengan mudah. Mudah-mudahan paham
dan bisa segera dilaksanakan. Betul, Ayah?
Ayah, mengapa aku Indonesia? Di luar
negeri lebih menarik, tetapi sepertinya
cintamu pada negara ini tak bisa pudar,
benar-benar mengakar hingga selamanya.
8 notes · View notes
langitawaan · 1 year ago
Text
182.
Na, aku pulang. Ku dengar kau pun masih mendiami kota kecil ini bersama keluarga kecilmu. Di sepanjang jalan menuju rumah ingatan tentang dua remaja yang percaya bahwa mereka akan bersama selamanya membuatku tersenyum getir.
Betapa naifnya aku dulu. Aku yakin bahwa kau tidak akan pernah meninggalkanku meski aku berulang kali melakukan kesalahan dan kecerobohan yang sama. Aku percaya bahwa pintu maaf darimu akan terus terbuka untukku.
Aku terlupa bahwa setiap kali kesalahan itu ku lakukan bersama itu juga rasamu kepadaku semakin berkurang dan aku belum siap untuk kehilangan saat tiba-tiba kau ucapkan kalimat perpisahan.
Na, bagaimana? Apa dia mau mendengarkan 20 Ribu kata milikmu dalam sehari? Apa dia bisa memahami marahmu kesalmu, diammu, sedihmu juga ketidakjelasanmu dalam berbagai hal? Apa dia sudi menenggelamkan egonya untuk membahagiakanmu? Apa dia memang sebuah pilihan yang tidak akan kau sesali di masa depan?
Banyak sekali kekhawatiranku tentang dia yang kau pilih untuk mendampingi seumur hidupmu. Bisakah ia memperlakukanmu sebaik aku dulu? Sebaik apa ia sampai keberuntungan berpihak padanya untuk mempersuntingmu?
Aku tidak bisa marah pada takdir. Sebab jikapun waktu bisa ku putar kembali pada masa itu aku tetaplah seorang yang belum bisa untuk memberimu jawaban akan seperti apa kita ke depan. Aku hanya pecundang. Aku tidak ingin kau dimiliki oleh siapapun tetapi aku juga belum bisa untuk mengikatmu dengan janji terikat.
Bersamaku jalanmu menjadi berantakan, sebagian mimpimu harus kau kubur hanya demi bisa sejajar berdiri di sampingku. Kau bahkan rela berjalan mundur untuk bersamaku. Aku saja yang tidak punya malu dan kurang bersyukur akan kehadiranmu.
Na kepergianmu adalah pukulan telak untuk hidupku. Ku kira kau akan terus menemaniku bagaimana pun kenakalan yang ku lakukan dengan atau tanpa sepengetahuanmu. Kini di sisa usiaku pernah ditemani dan diterima apa adanya olehmu adalah hadiah terbaik untukku walau aku terlambat menyadari itu.
Na..., aku hampir tiba. Mobil yang ku tumpangi sedikit lagi berhenti di depan pagar rumah. Ku lihat senyum Ibu juga lambaian tangan Ayah di sebalik jendela mobil. Kali ini, kepulanganku begitu sunyi. Aku mati rasa dan merasa begitu hampa.
Na, jika memang kau tak pernah lagi merindukanku paling tidak pernahkah kau mengingatku barang sedetik? Seperti aku saat ini.
Na, maafkan kebodohanku kala itu dan semoga kebahagiaan selalu menyertai hidupmu.
Bbu, 18.20 | 22 November 2023.
58 notes · View notes
milaalkhansah · 5 months ago
Text
Menuju 23 dan hal-hal yang kupelajari darinya:
Semua teman ada masanya, dan semua masa ada temannya.
Some people won't stay. Ada masanya kita akan lost contact dengan seseorang bukan karena ada masalah. Cuman karena fasenya aja yang udah beda. Dan fase-fase ini bisa saja berupa: sebagian sudah pada sibuk berkeluarga, melanjutkan pendidikan, membangun karier, atau bisa juga sedang sibuk mengurus orang tua yang sudah renta.
Masing-masing orang sudah punya prioritasnya sendiri, dan diri kita mungkin tidak ada dalam daftar prioritas tertinggi mereka.
Semakin lanjut usiaku, aku semakin merasa hubungan pertemanan bukan lagi sesuatu hal yang dipentingkan seperti dulu. Karena merasa beberapa teman pun berlaku demikian. Tidak lagi berusaha untuk teralu 'menjaga' pertemanan.
Saat masih bersekolah, pertemanan mungkin menjadi salah satu hal yang selalu diprioritaskan, karena teman merupakan seseorang yang hampir setiap hari ditemui, dan diajak berbagi banyak hal. Beberapa orang malah lebih sering bertemu dengan teman-temannya daripada keluarga, atau orang tuanya sendiri.
Namun saat sudah lulus sekolah, berpisah dengan teman-teman, melanjutkan kehidupan masing-masing dan menjalani peran sebagai seorang orang dewasa, kita akan merasakan bahwa sepanjang kita hidup, pertemanan kita pun akan berganti. Tidak akan ada seorang pun yang akan menetap dalam hidup kita selamanya.
Kita mungkin punya beberapa orang yang tetap menjadi teman kita di banyak fase yang telah kita lalui. Tetapi kita juga pasti akan merasakan bahwa mereka tidak selalu bisa dan akan ada di segala keadaan, dan selalu bersedia jika dimintai tolong. Bukan karena mereka tidak mau, tetapi lagi-lagi karena prioritas hidup tiap orang yang kini sudah berbeda.
Bertambah dewasa berarti harus siap untuk berkawan dengan sepi. Dan tidak lagi teralu menganggap seseorang sebagai segalanya. Maka jadikanlah diri kita sebagai seorang "teman" yang kita bisa merasa nyaman dengannya di setiap keadaan. Karena ia satu-satunya orang yang akan menemani kita di segala fase kehidupan
20 notes · View notes