#Kasur Nomor 3 Berapa Kali Berapa
Explore tagged Tumblr posts
tokokasursemarang · 8 months ago
Text
Toko Kasur Klaten Purwodadi PALING DICARI Telp/WA 0813-2566-9656 Spring Bed Romance
Toko Kasur Magelang, Toko Kasur Matras Ponorogo, Toko Kasur Matras Semarang, Toko Kasur Purwokerto, Toko Kasur Salatiga Dapatkan Tidur Berkualitas dengan Spring Bed Romance Semarang: Pengalaman Tidur Terbaik ! Perkenalkan, Agen Resmi Springbed Romance Semarang Masterpiece of Indonesia, Creating Your Personal Comfort Harga Matras Kasur Olahraga,Kasur Nomor 2 Berapa Kali Berapa,Jual Spring Bed…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
rumpikerzzzworld · 3 years ago
Text
Tibra Vacation 2021
I. Pendahuluan
Penulisan ini dibuat sebagai arsip memori selama refreshing dan staycation di tempat yang akan dibahas di bawah dan juga untuk memenuhi permintaan teman-teman yang budiman untuk membuat review mengenai tempat tersebut.
Jangan serius-serius amat cuiii!!
II. Latar Belakang
Di tengah kejenuhan sosial yang melanda dunia di era pandemi yang mana ruang gerak masyarakat sangat dibatasi, sehingga menimbulkan frustasi tingkat tinggi selama dua tahun ini (bacanya sambil nge-rap guys). Maka dari itu, ada rasanya perlu sesekali untuk menghempaskan ke-stress-an ini, beberapa diantaranya adalah dengan pergi dari kota, tinggalkan rutinitas sebentar, hirup udara segar, melihat hal-hal yang baru, mencicipi makanan-makanan yang enak, istirahat~
III. Rumusan Masalah
1.       Apa yang harus dilakukan ketika bosan selama pandemi?
2.       Kenapa kita harus menghilangkan kebosanan ini?
3.       Kapan saat yang tepat untuk mengursir kebosanan?
4.       Kemana kita harus pergi?
5.       Bagaimana cara melakukannya?
IV. Pembahasan
Dalam bab berikut, penulis tidak akan menggunakan bahasa yang baku dan sesuai standar ejaan yang disempurnakan, biar gak tegang bacanya ya shay.
Okay cuss!
I and my friends actually had a lot of plans to go here and there, tapi failed terus selama pandemi, entah karena border ditutup or adanya ppkm level 4, and because of one by one of us got the c-virus. Jadi, ketunda terus agenda yearly vacation nya. Dikarenakan kalo nge-plan jauh-jauh hari agak mustahil untuk keadaan sekarang, jadi yang gercep dan realistis aja selama semuanya lagi pada sehat.
Actually, we wanted to do glamping at Legok Kondang, tapi udah penuh sampai tahun depan bun, so skip!! We tried to find other places dan seleksi beberapa tempat yang akhirnya kita putuskan untuk milih villa ini dikarenakan vibe nya asik dan agak-agak mirip glamping. We booked for 2 nights. Gw booking H-6 sebelum pergi.
I found the place on Airbnb tbh, lalu pas di cek di ig ada akunnya dan kontak personnya. Jadi sebelum booking, gw sempet kontak orang villanya via wa dan ybs mengarahkan gw untuk reservasi via web berikut, silakan klik:
web booking villa tibra
ini akun ig nya guys -> ig villa tibra
Dibanding di Airbnb, pilihan di web tsb lebih banyak untuk unitnya. Jadi kita bisa langsung pilih mau book unit nomor berapa. Gw dkk memutuskan untuk book unit 504 dari sisa 4 unit yang tersedia. Harga per malam nya fluktuatif tergantung hari (weekdays/weekend) dan demand sepertinya. Kali ini gw dapet dengan harga only Rp1.950.000 untuk 2 malam. Nama tempatnya: Villa Tibra, yang setelah gw googling ternyata tibra adalah bahasa sunda yang artinya tidur nyenyak. Villanya is a pet friendly, jadi boleh bawa anjing atau kucing peliharaan.
Untuk sekarang ini ada 8 unit villa. Dari paling bawah ada unit nomor 507 & 508 yang mana ratenya lebih mahal dibanding unit yang lain, dikarenakan 2 villa tsb pemandangannya langsung view hijau-hijau pepohonan dan ladang, ruangannya agak lebih luas, dan ada tempat tidur jaring-jaring di lantai 2 nya. Ratenya beda dikit sih, sekitar 100ribuan aja. Sehari setelah booking, gw sempet mau upgrade ke villa nomor 507 or 508, tapi gataunya sudah fully booked. But later on, I thanked God, gw gak jadi upgrade, karena gw lebih suka unit 504 secara lokasi dan beberapa hal yang akan dijelaskan di bawah.
Kalo ngurut dari timeline perjalanan gw dkk, dari Jakarta kita ke kota Bandung untuk cari supermarket buat belanja cemilan dan stok kebutuhan makanan selama di villa karena gak ada breakfast dan restonya pun belum jadi. Tapi, villa nya somehow kerjasama dengan Rumah Makan Mang ijot yang letaknya di dekat jalan masuk ke villa. Jadi, sebenarnya bisa pesan makanan via wa yang menu booknya ada disediain di kamar.
Tumblr media
Setelah beres belanja kebutuhan, kita cuss lunch di Sei Sapi Lamalera cabang DU yang cukup hits di Bandung yang katanya enak banget. Hemmm overall menurut gw sih lumayanlah, harganya sih murah sekitar 20-30k an, tapi porsi sei nya dikit untuk yang reguler dan potongan dagingnya agak kekecilan kalo menurut gw. Jadi kalo lagi kelaperan mending pesen yang jumbo atau pesen beberapa menu.
Tumblr media
Lanjut nyari outdoor kafe di Dago Pakar, and we decided to visit Kopi Bawah Pohon. Ambience dan tempatnya sih asik banget buat nongki-nongki outdoor, cukup sejuklah. Tapi, temen gw pesen kopinya rasanya zonk! Loll.
Tumblr media
Gapake lama, kita langsung cuss tujuan utama kita: staycation at Villa Tidur Nyenyak aka Tibra, yuhuuuu~
Perjalanan menuju ke Villa Tibra cukup menanjak karena agak di atas. Letak Villa Tibra ada di Jl. Kolonel Masturi No. 508c, Jambudipa, Kec. Cisarua, Kab. Bandung Barat. Jalan Kolonel Masturi ini ternyata panjang bingit kek Jalan Raya Bogor. Jalan ini ada di sepanjang Cimahi sampai Lembang. Jadi lumayan jauh, sekitar 10km lebih kalau mau ke Lembang dari tempat ini.
Jalan masuk ke villanya gak jauh dari jalan raya, tapi belum ada plang petunjuk kalo di dalam jalan itu adalah jalan menuju Villa Tibra. Jadi, patokannya bisa diliat dari RM Mang Ijot, atau cek di gmaps udah available sih lokasinya. Parkirannya ngepas aja untuk beberapa mobil. Sesuai dengan tamu yang datang, ada sekitar 8 mobil yang terparkir pada hari itu.
Pada saat check in sempet bingung karena gak ada petunjuk untuk check in dimana, ternyata meja respsionistnya belum ready. Jadi, cuma ada yang jagain dan belum strict sih sejauh ini, tergolong masih belum formal mekanismenya. Kayaknya petugasnya juga orang lokal. Teteh-teteh yang anterin ke unit kita pun sopan, ramah, dan baik.
Sesampainya di unit 504, we’re very happy about the place, sesuai ekpektasi or even better than our expectation. Bentuk bangunannya kayak rumah dibangun setengah gitu. Di teras utama ada small garden dan kursi-kursi buat duduk santai which I liked very much about this place. Lalu, di lantai satu ada meja cabinet beserta kursinya, kasur king size nomor 1, standing mirror, smart tv, private wifi, small living room, dan toilet. Sedangkan di lantai 2 ada dua bedroom ukurang single bed, small cabinet, area ngedeprak aesthetic dekat jendela, dan balkon disampingnya.
The place was very clean and well maintained. Kalau siang-siang agak cukup panas di lantai dua, tapi kalau malam dingin sekitar 14-16 derajat. I love it so much karena dari pagi sampai sore ada suara burung berkicau which is bikin  lebih menyatu dengan alam. Eyaaaa.
Tumblr media Tumblr media
Tempat ini emang cocok banget buat healing staycation, dan bikin mager untuk kemana-mana. Lebih asiknya lagi mereka provide Netflix di smart tv nya trus juga ada beberapa provider tv lain, youtube, dan browsing via smart tv nya. Yang agak minus dari unit nya adalah karena bangunannya mostly dari kaca dan kayu jadi agak berisik kalo lagi beraktivitas di atas. Pintu kacanya pun suaranya berisik kalo lagi ditutup.
Untuk complimentary F&B mereka provide kangen water, nescafe, dan teh sariwangi. Di minibar nya ada beberapa cup noodles, snack, dan air mineral literan. Yang gw suka dari minibarnya, mereka nempelin harga langsung di stuffnya, jadi kalo mau beli snack minibarnya bisa tau harganya langsung.
Yang perlu be careful dari selama menginap di villa ini, dikarenakan mostly kaca jadi keliatan aktivitas di dalem dari unit depan dan beberapa angle dari unit belakang. Jadi, pastikan kalau mau melakukan hal-hal yang private kayak ganti baju dll ditutup dulu tirainya. Selain itu, ada cctv direct langsung juga yang menghadap ke villa.
Okay, I think it’s quite detail untuk deskripsi unitnya. Lanjut ke ativitas selanjutnyahh~
Malamnya gw dkk bikin dinner nge-grill daging karena kita bawa kompor portable dan cooking tools. Gw juga sebenarnya gak tau apakah ada peraturan yang ngebolehin atau gak ngebolehin untuk ngelakuin aktivitas ini. Yang pasti kita ngelakuinnya di teras outdoor yang mana keliatan cctv jadi kalau seandainya ditegur orang villa kita bakal stop. Dan ternyataaaa unit sebelah kita keluarga gitu juga rame-rame pada nge-grill. So, keknya boleh untuk masak-masak outdoor?
Keesokan harinya gw baru tau ternyata mereka ada sediain beberapa bbq tools di samping kolam renang. Atau itu untuk kegiatan wedding? Oh ya!! Di depan pintu masuk setelah parkir ada area luas berikut untuk wedding venue. Viewnya kolam renang. Keknya boljug adain private wedding sewa semua villa untuk orang-orang terdekat yang dateng ke wedding. Seruuuu pasti unchhhh kpn y.
Tumblr media
Skip!!
Setelah dinner-dinner gak cantik karena kita makannya agak bar-bar, lanjutlah ngeteh sambil nge-netflix (unchh syurgaaa), lalu sesi malem deep talk tentang kehidupan masing-masing dan masa depan. Mantafff~
Pagi-pagi gw sebenarnya berniat mau liat sunrise, tapi the day after gw bangun setengah 6 untuk subuhan ternyata udah terang gess. Jadi, yg cocok buat liat sunrise keknya jam 5 subuh. Udara pagi-paginya superb, I wish I could breathe in that kind of fresh air everyday. Bikin badan, jiwa, pikiran sejuk dan tenang banget suasana paginya tuh.
After breakfast, kita sebenarnya rencana mau ke curug Pelangi, di google ada informasi kalo tempatnya temporary closed. Tapi, kita gak percaya dan berniat untuk cek langsung dan ternyata emang tutup selama ppkm, LOLL. Kata penjaganya semua curug lagi tutup sih selama ppkm level 3-4 ini. Yaudslah kita balik lagi ke villa aja, karena agak males ke tempat wisata lain yang mostly kita udah pernah sambangi.
Lunch nya kita pesen makanan di warung Mang Ijot, tinggal telepon atau chat ke nomor yang tertera, kemudian bisa langsung diantar ke room kita. Mang Ijot to the rescue~ ketika pengen gak ribet masak atau pesen makanan yang jauh. Menunya makanan khas sunda. Rasanya not bad. Harganya juga lumayanlah. Tapi kalau mau pesan makanan yang lain, alhamdulilah ada grab/gofood gess. Simpel, gak pake ribet.
Sorenya, gw dkk niat mau berenang. Sesampainya di tkp, hemmm airnya tidak sejernih seperti yang terlihat dari jauh. Kalo kata temen gw, bisa jadi karena gak pakai kaporit makanya airnya kek gitu. Gw agak ragu, jadi mengurungkan niat untuk berenang. Jadi, yauds enjoying the pool view aja sambil putu-putu di kasur jaring-jaring.
Out of nowhere, tetiba pen maem pizza. Cocok nichh dimakan sambil mandangin sunset. Pesen pizza di grab lumayan jauh jaraknya sekitar 5km. Alhamdulilah ada aa’ ojol yang mau ambil orderan gw. This is us with black dresscode, enjoying pizza and sunset sambil buat konten. Eyaaaa.
Tumblr media Tumblr media
The last nite before going home the day after huhu T.T I want to live in this kinda place. Somehow inspiring me untuk bikin rumah masa depan gw yang gausah gede-gede. Cukup sederhana, sejuk, adem, nyaman, tenang, dan homey. Someday yaaa aminnnn.
Udah siap-siap mau bobo, lampu udah mati tetiba temen gw ke-ide-an ngambil foto di carpet zone deket jendela and ternyataaa hasilnya bagus so romanticcc~ gw tidur di lantai 2 btw karena kalah suit heolll. Tapi di lantai 2 tuh vibenya emang romantic banget kalo malem. Cucokkk.
Besokkan paginya, kita enjoying the place for the last time. Hirup udara segar sebanyak-banyaknya, minum hot chocolate, makan croissant. Duh nikmatnya dunia, alhamdulilah ya Allah dikasih kesehatan, rejeki, dan teman-teman se-frekuensi untuk ngerasain hal kek gini.
Btw, ada peraturan tertulis kalo checkout maksimal jam 12 siang. Kalo lebih dari itu bakal dikenakan charge 100k per jam. Jadi, mending packing dari malem atau pagi biar gak buru-buru dan bisa tepat waktu checkoutnya. Untuk jam-jam checkoutnya teteh-tetehnya bakal strolling around the villa ngecekkin kondisi villa sebelum kita leaving the place.
Sebelum checkout, gw strolling around the neighbourhood untuk screening unit-unit lain untuk the next reference kalo nginep disini lagi. Setelah gw ceki-ceki, unit 504 paling private lokasinya karena di ujung samping dan lebih private frontyard-nya, gabisa dilewatin orang lain unit ini karena gak ada jalan setapaknya. Selain itu juga pemandangan depannya lebih seru karena ada unit-unit lain di depannya. So, secara lokasi gw prefer unit ini.
Gw pun kepo-kepo nanya ke mamang-mamang tukang bangunan yang lagi kerja. Mereka bilang lagi bangun 5 unit lagi gess!! Jadi kemungkinan totalnya bakal ada 13 unit dari 8 unit yang udah ready. Selain itu, mereka juga lagi bangun rumah pohon, cocok nih buat tempat main anak. Emang family friendly banget nih villa. According to teteh-teteh nya, villa ini udah setahunan. Jadi, emang masih baru dan belum semuanya jadi. Okay then, I will come again if everything has been built. Semoga lebih kece dan tetap well maintained ya.
Tumblr media
Villa Tibra kudu kasih gw reward nih karena udah secara langsung mempromosikan tempatnya via ig story dan tulisan di blog ini. At least there were some potential customers whom kept asking me about the place are interested in this place. Apalagi kalo tulisan gw ini banyak yang baca, beuhh!! Lol jk.
Anyway, See You Tibra!! It’s time for us to leave you, but don’t be sad because we’ll come again inshaAllah.
Sebelum back to Jekardah, kita rencana mau lunch di Iga Bakar si Jangkung, but apparently it’s weekend and so crowded. Jadi, gw langsung cari tempat makan di area situ via grab food, cek yang bintangnya tinggi dan yang beli udah ribuan. Kita akhirnya milih makan di Bakso Semar Asli di Jalan Cihampelas. Bakso uratnya enak!! Rusuknya kebanyakan tulang, daging-daging yang nempelnya dikit beudd huhu padahal ekspektasi gw kek rusuknya Bakso Samrat yang dagingnya banyak dan lembut banget. Yaudslah ya~
Tumblr media
IV. Kesimpulan
1.       Staycation dengan orang-orang terdekat adalah pilihan yang pas untuk mengobati kebosanan selama pandemi.
2.       Carilah cara untuk menghilangkan kebosanan di era pandemi ini agar tetap waras dan semangat lagi untuk menjalani rutinitas sehari-hari.
3.       Saat yang tepat untuk mengusir kebosanan adalah ketika sudah merasakan burn out, dan momennya ketika semua sedang ada waktu, rejeki, dan kesehatan.
4.       Pergilah ke tempat yang gak ribet, aman, dan jauh dari keramaian selama ppkm level 3-4
5.       Googling, liat review, dan referensi sebelum pergi.
 V. Penutup
Sekian dan terima gaji gess. Jangan lupa like comment and subscribe youtube channelnya bigbang~
I will continue to write the prev trekking dan trip to Da Nang yang tulisannya ke pending karena gw mager.
See you on another review and stay healthy!!
5 notes · View notes
fahdpahdepie · 5 years ago
Text
Tumblr media
ABDAN KINI BEBAS
Oleh Fahd Pahdepie
Abdan Shidqi. Ia selalu menyesal nama depannya dimulai dengan gabungan huruf A dan B, membuatnya selalu menjadi nomor satu di daftar kehadiran. Sialnya, huruf ketiga dari namanya juga alfabet yang dangkal. Kecil kemungkinan yang lain bisa menumbangkannya dari peringkat pertama di buku absensi. Ia harus menerimanya.
"Abdan Shidqi!" Pagi itu namanya dipanggil. Ia tampak sudah ikhlas untuk hampir selalu mendapatkan giliran pertama. Sambil nyengir ia berdiri, berjalan perlahan ke depan kelas. Kedua tangannya memeluk al-Quran di dada. Meski giliran kesatu, ia sama sekali tak ragu, pelajaran tahfidz adalah wilayah kekuasannya.
Sejak kelas satu, Abdan selalu jadi penghafal Quran nomor satu. Saat masuk pondok, konon ia sudah hafal tiga juz. Bikin kami semua keder. Ia otomatis menjadi murid kesayangan guru tahfidz. Seolah segalanya mudah bagi Abdan untuk menghafal ayat-ayat baru. Ada semacam pola atau cetak biru yang sudah tertanam di otaknya.
Dan seperti biasa, murid yang sudah lolos tugas hafalan boleh istirahat duluan. Kadang saya jadi murid kesepuluh atau kelima belas yang berhasil melewati ujian itu. Saat tiba di asrama, Abdan sudah bersinglet dan bersarung saja. Tiduran sambil membaca buku, sebelah kakinya diangkat. Sombong sekali memang dia.
Saya banyak belajar dari Abdan. Ia murid yang rajin. Bacaannya banyak, dari mulai komik hingga majalah remaja. Seolah segalanya dilahap olehnya. Kadang ia mengkhatamkan Majalah HAI dari halaman pertama hingga akhir. Yang lebih aneh lagi, ia juga membaca majalah komputer CHIP dan menghafal daftar komponen komputer keluaran terbaru. Untuk apa? "Euweh gawe weh," Jawabnya lugu. Nggak ada kerjaan aja.
Saya tahu film-film terbaru dari Abdan. Tahu gosip tentang Keanu Reeves dari Abdan (kadang ia sering mengaku-ngaku sebagai Keanu, sambil menuliskan nama samarannya sebagai Keanu Shidqi atau Abdan Reeves di bindernya). Ia ngefans berat sama trilogi The Matrix. Seolah semua itu sudah ada di kepalanya, cerita-cerita yang sering membuat saya terpukau. Selalu keren. Di pondok, semua informasi itu seolah datang dari negeri yang jauh. Hanya orang-orang seperti Abdan yang mengetahuinya.
Sejak kelas satu, saya sudah dekat dengan Abdan. Untuk mencuri pengetahuan-pengetahuan seru dari kepalanya, tentu saja. Kadang kami berdebat, soal hal-hal penting atau tidak penting. Dari prinsip-prinsip usul fiqh, tafsir-hadits, hingga perbedaan pendapat tentang siapa yang lebih cantik: Drew Barrymore atau Natalie Portman?
Dengan Abdan, saya bisa berdiskusi tentang apa saja. Kami bisa menghabiskan waktu berjam-jam. Bahkan jika pulang libur bulanan, kami menginap bergantian di rumah saya atau di rumahnya. Kami menonton film bersama, membongkar komputer bersama, ke warnet bersama, bersepeda berkilo-kilo meter bersama. Mencoba nakal bersama.
Pernah suatu ketika kami main jauh sekali dari rumah. Kalau lapar, biasanya Abdan mengajak saya makan mie ayam. Makanan kesukaannya. Seperti siang itu, "Lapar, euy, Pie. Dahar mie ayam weh, yuk!" Ia memanggil saya Depie. Saya mengiyakan. Lalu kami lahap makan mie ayam yang baru saja disajikan.
Di kios mie ayam dekat terminal Cicaheum, Bandung, itu ada sebuah kaleng krupuk. Di depannya ada tulisan BEBAS. Abdan menatap saya sambil memberi kode tentang kaleng kerupuk itu, "Bebas, Pie? Gratis!" Katanya. Kamipun makan banyak sekali. Mungkin masing-masing tiga atau empat. Ketika hendak membayar, penjual mie ayam menanyakan berapa kerupuk yang kami makan?
Kami saling pandang. Baru menyadari kalau tulisan BEBAS di kaleng itu bukan berarti gratis, tetapi itu nama perusahaannya. Atau merek kerupuk itu. Saya panik karena uang kami tidak cukup. Tapi, Abdan dengan santai mengatakan, "Dua. Kerupuknya dua. Masing-masing satu." Katanya. Setelah membayar, kami lari, takut ketahuan. Di ujung jalan kami tertawa sampai sakit perut!
Kedekatan saya dan Abdan agak renggang di kelas tiga tsanawiyah. Waktu itu saya melaporkannya kepada pembina dan kepala sekolah. Saya tidak bisa membiarkan kebiasaan buruk Abdan terus berlangsung. Pasalnya ia menilap uang SPP dan menunggak hingga tiga bulan. Setelah kejadian itu Abdan diskors selama seminggu. Sejak itu kami tak saling berbicara lagi.
Tahun demi tahun berlalu, saya hanya bisa mengamati Abdan dari jauh. Kami berpisah asrama. Kadang hanya bertemu jika berpapasan di jalan atau di kantin. Saya tahu ia mulai suka pada seorang santri puteri, mencoba menulis surat cinta, bertekad untuk menjadi ranking satu di mata pelajaran agama.
Hingga suatu hari di kelas lima, kelas dua tsanawiyah, kabar buruk itu datang. Ayah Abdan meninggal dunia. Ia terpukul. Tetapi dari sana saya punya kesempatan untuk berbicara kepadanya. Kami mulai dekat lagi setelah Abdan pulih dari kesedihannya. Saya kembali bisa mengakses pengetahuan-pengetahuan unik dari kepalanya. Hal-hal yang ia kumpulkan secara telaten dari proses membaca yang intens.
Saya sempat berbisnis komputer rakitan ketika menjadi pengurus IRM, semacam OSIS untuk sekolah Muhammadiyah. Waktu itu di tahun 2003, omzet saya sudah 15 jutaan setiap bulan. Bisa merakit 3-5 komputer per bulannya. Di tengah-tengah bisnis itu, Abdan adalah karyawan pertama saya, yang sebenarnya banyak memberi tahu tentang perkembangan aneka hardware dan software terkini. Ia katalog berjalan. Otak kiri saya untuk menjalankan bisnis ini. Berasama Denden, teman yang lain, waktu itu kami jadi santri elit yang kaya raya.
Setelah lulus dari pondok, kami pun berpisah. Saya melanjutkan kuliah ke Jogja sementara Abdan diterima di Politeknik Manufaktur di Bandung. Kami hanya bertukar kabar lewat Facebook. Sesekali bertemu kalau ada reuni atau buka bersama. Setelah lulus, Abdan kemudian bekerja di sebuah perusahaan farmasi dan menikah dengan santri puteri teman seangkatan kami.
Tahun 2016, saya mendapat kabar ia menderita sakit yang cukup serius. Ada tumor yang tumbuh di otaknya. Tumor sialan yang ingin mencuri pengetahuan dari kepala Abdan. Selepas operasi pertama, saya menjenguknya. Ia menceritakan kepada saya sambil tertawa bagaimana kepalanya dibelah dan harus dipasang selang di belakang telinga.
"Maneh loba teuing maca!" Canda saya. Ia terlalu banyak membaca. Membuat tumor ganas itu jadi tumbuh di otaknya.
"Urang jadi siga robot." Ujarnya. Sambil menirukan gerak robot yang lambat. Memang sejak operasi itu, kemampuan motoriknya jadi menurun. Konon kalau sedang kambuh, ia merasakan sakit kepala yang luar biasa, sampai tak bisa bergerak. Daya penglihatannya juga banyak berkurang. Ia tidak bebas lagi bergerak atau bepergian.
Empat bulan lalu, kami masih bertemu di sebuah reuni. Bicaranya sudah lambat sekali. Diam-diam ia minta nasi padang, mumpung tak ketahuan isterinya. Saya melihatnya makan lahap sekali. Ada bekas luka jahitan yang melingkar membelah kepalanya. Entah apa yang diambil dokter dari sana? Mungkin bacaan-bacaan dari Majalah HAI atau hafalan qurannya selama di pondok dulu. Ia tertawa ketika saya mengingatkannya tentang cerita kerupuk BEBAS. "Insya Allah halal. Malaikat oge karunyaeun." Malaikat juga kasihan, katanya.
Beberapa waktu kemudian, Abdan harus menjalani operasi lanjutan yang penuh resiko. Kemungkinannya 50-50 antara ia bisa sembuh atau kehilangan kesempatan sama sekali. Hampir tak ada dokter yang mau mengambil risiko itu. Setelah berunding dengan keluarga, akhirnya diputuskan untuk Abdan menunggu saja. Meski kondisinya terus memburuk. Ia dirawat dengan cara dibersamai keluarga, dibacakan buku-buku kesukaannya, diperdengarkan lantunan murottal al-Quran.
Sebelum Ramadhan, saya menanyakan kabarnya pada istrinya. Anisa mengirimkan video Abdan yang sudah kehilangan kemampuan komunikasinya. Tatapan matanya kosong. Tangannya gemetar, sulit dikendalikan. Ia sudah tak bisa apa-apa selain berbaring di tempat tidur. Saya menangis menyaksikan video itu. Apalagi kalau ingat puteri semata wayangnya, Adeefa.
Malam ini, kabar duka itu datang seperti mimpi buruk. Abdan dinyatakan meninggal dunia pukul 22.30 tadi. Kini ia telah BEBAS. Sebebas-bebasnya. Saya percaya semua hal baik yang ia lakukan, semua pengetahuan yang ia bagi, hafalan Quran dan hal-hal hebat lain di kepalanya, serta sakit yang dideritanya sebelum meninggal, menjadi penyucian bagi dosa-dosa manusiawi yang ada pada dirinya. Saya yakin ia meninggal dengan husnul khotimah.
"Abdan Shidqi!" Panggilan itu terasa nyaring di telinga saya. Kali ini mendapat giliran pertama di angkatan kami untuk 'pulang' duluan.
Lalu Abdan melenggang tenang, meninggalkan kami yang bersedih dan kehilangan. Tapi saya percaya, ia akan baik-baik saja. Jika di surga ada asrama, mungkin kini ia sedang bersantai. Memakai sarung dan singlet. Rebahan di atas kasur, membaca komik kesukaannya, sambil satu kakinya menumpang ke kaki yang lain.
Selamat jalan, Hiw. Tenang di sana. BEBAS.
Bintaro, 10 Mei 2020
FAHD PAHDEPIE
42 notes · View notes
hazumio · 5 years ago
Text
Ber-ilmulah sebelum Ber-amal
Judul ini saya terinspirasi dari seorang laki-laki yang mengajak ta’aruf teman saya, tapi dia sama sekali gak punya ilmu ta’aruf. Saya cuma bisa geleng-geleng kepala, bukannya mau ngejudge niat baik ngajak nikah anak orang, cuma hmmm, gimana model kek gini mau jadi kepala rumah tangga, apa-apa dikerjain sesuai insting belaka sedangkan hal-hal demikian jatuhnya cuma dua kalau tidak disetir hawa nafsu ya disetir kebiasaan masyarakat setempat jatuhnya namanya doang ta’aruf tapi aktifitas gak ada bedanya dengan pacaran.
Ada kisah yang bener-bener menguras emosi, sampai-sampai kalau lihat orangnya pengen saya rajam, sama-sama mengkaji Islam, ta’aruf pakai perantara, tapi karena menyepelekan batasan komunikasi akhirnya bertemu tanpa diketahui perantara, ceritanya mereka dari awal sudah keliru karena tukeran nomor HP lebih dulu mereka saling suka jadi sudah ada perasaan diawal, setelah itu baru nyari perantara, ta’aruf berjalan perantara sudah setengah sewot karena cara mereka yang bikin emosi orang yang paham syariat Islam.
Nah ternyata orangtua perempuan belum mengizinkan si wanita menikah, karena masih kuliah yang selesainya masih 3 tahun lagi, akhirnya pilihannya cuma dua menunggu atau mengakhiri.
Awalnya laki-laki memilih untuk mengakhiri, tapi karena kepalang suka, dan aktifitas si laki-laki ini cuma sibuk dengan urusan perasaan mengkaji Islam sekenanya saja, si perempuan selalu mengirimi video-video potongan ceramah pada si laki-laki, akhirnya silaki-laki benar-benar tidak tahan untuk tidak berhubungan dengan siperempuan, mulailah dari potongan-potongan video agama itu menjadi pintu gerbang komunikasi mereka.
Hingga akhirnya mereka berzina, BERZINA, naudzubillahimindzallik.
Sang perantara mengetahui ini dari orang lain yang membaca gerak gerik aneh laki-laki dan perempuan ini karena mereka pergi berboncengan dan keluar kota. Sang perantara Murka benar-benar murka hampir saja perantara menghabisi keduanya, akhirnya sang perantara memaksa si laki-laki untuk segera menikahi perempuan, awalnya si perempuan tidak ingin, karena takut dimarahi ayahnya, tapi perantara terus menerus memaksa agar lebih baik menikah.
Sampai akhirnya ada banyak permasalahan yang muncul dari mulai mahar yang tidak cukup orangtua laki-laki yang belum mengizinkan anaknya menikah, Hingga akhirnya mereka pun tidak menikah-menikah, sayangnya orangtua belum tahu mereka telah berzina. Kalaupun tahu paling biasa saja, karena si wanita tidak hamil.
Dari kisah ini maka saya sampaikan untuk berilmulah sebelum beramal, walaupun itu hanya persoalan ta’aruf, ta’aruf itu perkenalan yang butuh ilmu, bukan asal suka langsung gas.
Nah Mungkin ada banyak juga kawan-kawan disini yang bingung sebenarnya kalau mau ngajak ta’aruf anak orang itu gimana langsung ngadep bapaknya kah? atau gimana? ketahuilah langsung ngadep bapaknya itu hanya berlaku bagi orang-orang tertentu tidak semua ta’aruf bisa diawali dengan langsung ngadep bapaknya.
saya share beberapa ilmu yang saya dapati dari kuliah pra nikah, dan berbincang-bincang bersama senior-senior saya yang lebih memahami seluk beluk per ta’arufan.
Pertama, niat dilurusin, kalau sekiranya ada yang ingin diajak ta’aruf mending ngaca dulu, udah punya ilmunya belum? jangan sampai ternyata hanya namanya doang pengen ngajak nikah padahal cuma diisi hawa nafsu durjana aja apalagi laki-laki. Dikira orang nikah itu kerjaannya cuma ngurusin kasur ama badan aja apa.
Yang saya heran laki-laki zaman sekarang ini sedikit sekali yang mau serius belajar Islam, banyak dari mereka yang bener-bener gak kenal diri mereka sendiri, tanggung jawab yang mereka pegang benar-benar tidak mereka sadari, alias kurang self-awareness. Bahkan saking beratnya tanggung jawab mereka sebagai laki-laki, ketika menikah perempuan bahkan diibaratkan kalau ada manusia yang bisa disembah yang disembah suaminya, ini cuma perumpamaan saja, tapi bisa kita sadari tanggung jawab seorang laki-laki itu sungguh amat berat udah tanggung jawabnya berat gak sedikit yang akhlaknya bener-bener memprihatinkan.
Cara lurusin niat, pertama-tama pahami dengan pasti tujuan menikah itu untuk apa, jangan asal terobos lihat cewe/cowo yang disuka langsung gas, padahal dia sendiri masih gak ngerti nikah untuk apa yang dimaksud ibadah itu apa dlsbg, yang ada dikepalanya cuma nikah itu ya kayak selebgram-selebgram yang jalan-jalan, foto-foto, hamil, punya baby lucu-lucu, ada yang dipeluk, dicium dan lain sebagainya.
Kedua, persiapkan diri dan keluarga, terutama anak laki-laki please deh ya kalau belum mandiri jangan kebanyakan gaya ngajak nikah anak orang, nanti emakmu lagi yang jadi kepala rumah tangga, empet-empetanlah istrimu bagus kalau orangtuamu paham agama hingga ikhlas mewakilimu memberi nafkah ke anak istrimu tapi tapi naudzubillahimindzallik.
Maksud saya mandiri disini, mandiri dalam keputusan maupun cara berfikir, setidaknya bertanggung jawab atas pilihan-pilihan hidup yang kalian ambil tanpa memberatkan orang lain lagi.
Saya hanya heran kalau ada laki-laki ngajak nikah anak orang pas ditanya soal mahar dia bilang itu urusan orangtuanya maksudnya orangtuanya yang harus berhadapan dengan orangtua sigadis, ckck
HAAA? girls kalau ada laki-laki kek gini kamu bisa tebak, nih anak belum bener-bener bertanggung jawab atas hidupnya, masak ditanya mahar bilang itu urusan orangtua, sekalipun lu gak ada duit, lu harus mampu mengomunikasikan persoalan mahar ini sama orangtua lu, jadi lu udah tau berapa kemampuan orangtua lu untuk bantuin elu kalau-kalau lu mau ngelamar anak orang.
Jadi misal orangtuamu bilang ‘mama dan papa hanya mampu bantu kamu 50 juta nak, nah pas datang berhadapan dengan orangtua perempuan, ditanyain mahar mintanya 100 juta, kamu coba tawar, 50 juta bisa gak? orangtua perempuan bilang gak bisa.
yaudah kamu sebagai laki-laki mau gak mau silahkan banting tulang nyari sisa 50 juta, jangan malah merengek ke bapak ibumu kalau gak dipenuhi nanti bunuh diri, kabur dari rumah, ckck baru masalah kek gitu aja udah payah banget dalam bersikap. Sikap kek gitu bisa membuat benih benci muncul didalam diri orangtuamu terhadap menantunya kelak.
Nah dipihak perempuan, sekalipun tuh calon belum nampak cobalah diskusikan soal mahar ini ke orangtuamu, banyak yang gagal nikah cuma gara-gara persoalan mahar-mahar kagak jelas ini.
Tapi ada juga emang jenis orangtua yang suka banget nyelesein masalah anaknya, akhirnya anaknya jadi anak manja yang apa-apa nuntut orang lain yang nyelesein masalahnya.
Ketiga, soal ta’aruf rambu-rambunya diperhatikan dan berpegang erat pada hukum syara, kalau sekiranya ngerasa sudah ada rasa butterfly di hati setiap mengingat namanya hati berdegup kencang, jangan pernah sekali-kali berkomunikasi tanpa diketahui perantara apalagi hanya dengan alasan kan cuma cuma, anda bisa terjerumus dilubang kemaksiatan, setan itu pintar dia lebih berpengalaman dibandingkan anak baru lahir 25 tahun yang lalu.
106 notes · View notes
junenarchiq · 4 years ago
Text
Ini adalah sesuatu yang gw alami beberapa waktu lalu waktu gw masih dinas di Kendari. Meski udah lebih dari setahun sejak kejadian itu, ga tau kenapa gw masih inget sama kejadian itu dan bener bener ga bisa gue lupain. Makanya gue cerita di sini.
As a memorandum.
Seinget gw waktu itu gue nginep di hotel Plaza ***. Kalo kalian tau Kendari, kalian tau hotel itu termasuk hotel bintang 4/3 gitu. Seinget gw gue berangkat dari Kolaka sekitar habis isya, jam set 8 an. Kita sampek di Kendari sekitar jam 11 an.
Kondisi udah capek banget, gw sekamar berdua sama temen kantor gw. Gw lupa di lantai berapa atau kamar nomor berapa, yang gue inget cuma dia kamar double bed standar buat pelaksana kayak gw. Gw milih bed yg deket jendela meanwhile temen gue yg deket kamar mandi.
Perlu gw jelasin ya kalo gw bukan anak indigo yg punya sixth sense. Sepanjang 24 th hidup gw, gw cuma pernah mengalami hal ‘aneh’ 2 kali dan itupun hanya sebatas suara-suara. Gw pun juga ga tau apa yang gw alami itu hanya imajinasi gw atau emang something real. Tapi gw masih inget desperation dan ketakutan gw malam itu. Malam yang membuat gw ga berani nginep di hotel sendirian atau tidur di kasur deket jendela. Sejak kejadian itu.
Jadi waktu itu, karena capek, kita langsung tidur atau gimana gw lupa. Gw sama temen sekantor gw itu tinggal se kos dan biasanya kita selalu matiin lampu pas kita tidur.Dan... gue kebangun. Gue ga terlalu inget itu jam berapa, kayaknya pas itu mau shubuh atau gimana. Soalnya biasanya kita bangun pas shubuh gitu buat sholat. Yang jelas gue bangun dengan kondisi ruangan gelap.
Nah... pas mata gw lihat di sekeliling ruangan, saat itu gw lihat dia. Dia berdiri di ujung tempat tidur gw, depan jedela. Dia pakek gaun warna coklat dengan rambut panjang sepinggang. Gue ga keliatan jelas wajahnya. Soalnya waktu itu yang gue lakuin...
Gue nutup selimut ke muka gue
Gue berkali kali nyebut ‘astagfirullahhaladzim’
Dan disela sela itu gue nyebut ‘Nurul!! Nurul!!! Nyalain lampu!!!’
Gue ngulang itu berkali kali
Berusaha buat bangunin temen gue yang ntah kenapa ga bangun bangun. Gue masih inget badan seluruh badan gw gemetaran parah. Gue bener bener takut dan waktu kayak berjalan sangat panjang.
Gue ga tau di titik mana temen gw bangun dan nyalain lampu. Gue ga tau dititik mana gue nangis. Yang jelas kejadian itu merubah hidup gue.
2 notes · View notes
nhadiyati · 5 years ago
Text
Burn Out
“Bu Nur, saya beberapa hari ini ngerasa burn out, gak sadar ya saya sering izin pulang cepet, kalau ke kantor tuh rasanya mual gitu lemes dan sesak nafas”, demikian curhat salah seorang rekan saya di tempat kerja. istilah yang gak asing dan kayaknya saya juga hampir merasakan wkwkw maka tulisan kali ini punya maksud ngasih pencerahan apa itu burnout dan tahap healing buat saya.
Burn Out secara sederhana adalah stress berlebihan, buat saya kenapa bilang hampir merasakan ini karena meski saya amat teramat senang dengan kerjaan sekarang akhirnya terlontar juga dimulut saya “iya nih bu, batas kewarasan saya diuji, salut sama orang-orang yang bisa kerja tanpa keluhan���.Organisasi kesehatan dunia (WHO) baru-baru ini menetapkan burnout untuk menggambarkan kondisi stres kronis yang berhubungan dengan pekerjaan. Pekerja yang mengalami sindrom ini menunjukkan gejala berupa kelelahan secara fisik dan emosional. Umumnya, kondisi tersebut muncul akibat ekspektasi dan kenyataan karyawan tidak sama dengan apa yang diharapkan. Selain itu, rasa lelah dan stres berkepanjangan juga bisa terjadi karena seseorang kewalahan dengan perintah atasan yang terus-menerus datang. 
Gejalanya bisa dibaca disini, terus ada juga artikel yang ngebahas bedanya burn out dan stress disini  yang intinya kalau stress itu bisa jadi motivasi bergerak kalau burnout justru gak mau bergerak sama sekali, cerita stress itu bikin bergerak mungkin kayak kisah ikan hiu di tangki yang pernah saya tulis disini
Buat saya sepertinya alasan pertama terkait bedanya ekspetasi dan realita jadi pemicu burn out, jadi di Kantor itu kita sebelum bekerja harus melaporkan rencana kerja dan setelah pulang kita juga melaporkan dalam realisasi rencana kerja. Mungkin buat beberapa orang ini hanya angin lalu, tapi buat saya apalagi setelah tahu ternyata atasan saya amat rajin dan membaca hal tersebut jadi buat kepikiran sendiri, sudahlah sepertinya punya bakat lack of confidence (its really worse i think, ditempat kerja lama malah kalau habis ditegur bisa blank seharian).Saya ngerasa kesel sendiri kenapa rencana dan realisasi saya gak pernah match, kenapa rasanya kerjaan saya gak selesai sesuai rencana wkwkkw
Kesel karena gak sesuai tapi bukan karena bermalas-malasan, diri ini ngerasa udah ngeluarin effort yang cukup, kalender sudah terpenuhi dengan beraneka ragam hingga kemudian pattern yang terjadi dihidup saya adalah senin-jumat bekerja dengan segala interaksi sosial, sabtu-minggu hibernasi dalam pengasingan, orang tua saya sampai ngomel (lebih tepatnya mama) dengan nyindir bilang saya kayak anak kost. deep inside my heart i know what i am doing is wrong, i know if i want something to be perfect there must be a sacrifice but i dont want it that way. (sampai sekarang tulisan yang direncanakan tentang wanita dengan segala aktifitasnya gak jadi-jadi wkwkw padahal pengen kayak ngasih apresiasi gitu untuk segala hal yang bisa kita lalukan as a women tanpa mengeluh mulu). Dan ketika saya ngerasa gak puas dengan kerjaan saya, orang lain justru put so much expectation to me (dari kuliah amat teramat sangat takut dengan harapan orang lain)
Diotak berulang kali terbayang kalau mati gimana yak tapi pas ngingat jumlah ibadah langung buyar haha terus ngebayangin cara bunuh diri langsung ogah. dan akhirnya pikiran saya melunak dengan membayangkan kalau berhenti kerja gimana, enak kali kalau dapat suami sultan gak perlu kerja wkwkw. Meski saya lahir di tahun 90an, saya merasa bukan kebanyakan seperti generasi milenial yang mudah untuk resign dan menemukan pekerjaan baru. secara sederhana otak saya berpikir udah syukur dikasih kerjaan, siapa yang masih uang segitu kalau gak kerja, dst. 
Pekerjaan sekarang gak ada salah apa-apa karena semua orang bekerja dan mereka bisa berpuluh-puluh tahun bekerja dan saya sudah sangat berterimakasih dapat diterima bekerja sekarang ini, I know if there’s something wrong, its me :’). Mungkin kalau dulu kuliah saya enek sama kampus atau organisasi saya akan bolos dan menghilang (atau bahkan kabur keluar kota wkwkw), tapi sekarang otak saya sudah bekerja dalam nominal angka, berapa banyak unpaid yang akan diberikan atas kepergian saya, ongkos kalau mau jalan-jalan, beberapa banyak orang yang akan kewalahan atau mencari atau kesal, berapa banyak perkejaan yang akan tertumpuk karena saya memutuskan untuk lari.
Kenapa akhirnya ngait2in stress kerjaan ini dengan burn out walaupun belum tentu pas adalah karena untuk pertama kalinya dipekerjaan baru saya bisa lupa sama suatu hal yang ditugaskan jadi sorenya diminta mengantikan rapat untuk jam 7 malam dan saya beneran blas lupa malah main hp, dikalender juga gak ada ditandai.
Saya tau keadaan begini gak boleh dibiarkan berlarut-larut, apapun itu stress atau burn out. Maka, Ilmu klasik pertama yang pertama diterapkan adalah melist semua pekerjaan dan mana yang jadi skala prioritas. Berhujung buat saya ngempas ni buku terus narik napas dalam-dalam dan teriak dibalik bantal wkwkwk
Tumblr media
llmu klasik yang kedua adalah mencari teman curhat, dari beberapa dihubungi alhamdulillah ada dua orang yang ngebalas dan dua orang teman saya ini punya karakter yang amat sangat berbeda. Jadi malam itu yang ngebalas ada Fadli (realistis) dan Indri (religius). saran keduanya sebenarnya adalah saran yang sebenarnya saya sendiri paham dan tau (sok bener wkwkw), tapi esensi dari bercerita keorang lain adalah kita butuh kata-kata tersebut dikatakan oleh orang lain, kita perlu orang yang mengamini penderitaan kita, orang yang bilang “iya kamu udah berusaha kok, kamu terbaik dst”. Jadi saya simpulkan saran dari kedua teman saya ini ya :
Fadli : coba dicek mana yang perlu dikurangin mana yang diproritasin, cerita keteman kerja ko, ko bagus bikin 2 nomor jadi kalau udah lewat jam kerja nomor yang memang untuk kerjaan dimatiin. emang udah capek ko itu butuh istirahat full (dalam hatiku gak tau dia aku kalau udah hibernasi kayak apa mungkin itu yang bikin belum nikah), kalau ada yang gak enak masuk telinga kanan keluar telinga kiri, kerja itu pasti ada celahnya, kuatir cuti unpaid.. duit bisa dicari tinggal lembur aja kalau mau, tapi kondisi sendiri kesehatan, happiness sulit maintainnya. (dan dipenghujung chat dia suruh aku cutii...cutii sama tidur yang bener jangan kebanyakan main hp)
Indri: biasanya mulai dari nata waktu shalat, itu ngebantu banget nata jadwal harian walaupun kita gak boleh sih nata ibadah buat dunia (ini kali yak ndri yang dinamain one way to jannah, dunia akhirat balance), jangan kebanyakan tidur karena kadang ngerasa waktu tidur kurang trus balas dendam tidur dijam yang bukan waktu tidur jadinya mood ga bagus (btw masalah bangun tidur dan mood ini, ini ada artikel masalah alarm dan bangun tidur disini
ada beberapa hal yang saya tau : 1) mau dikeluh atau dihindar gimanapun masalah itu tetap mesti dihadapi, dia bakal tetap nongol diwaktu dan tempat yang semesti; 2) mau nangis berdarah-darah gimanapun kalau dikerjakan pasti dia bakal selesai dan akan ada masa yang bikin bilang “wah ternyata”; 3) mau cerita atau minta tolong kesiapapun tetap semuanya balik ke kita.
Dan kemudian saya menyerah, malam itu saya memilih untuk tidur dan menjauhkan semua yang berbau kerjaan serta handphone lalu bangun siang hari wkwkw, sebelum saya menulis tumblr ini yang saya lakukan beberapa hal untuk memperbaiki mood saya adalah : dengerin musik sambil nyanyi, telponan, mesen makanan enak (good food is good mood, kalau quote jaman sekolah suka saya plesetin dari didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, untuk bisa sehat harus makan yang lezat). 
Mood saya sedikit banyak membaik dan nulis ini kayak tertakjub bisa juga (sok) bijak hahaha (swing mood saya emang cepet sepertinya btw).dan akhirya saya coba kelompokkan sekala prioritas dalam kotak-kotak sticky note sebelah kasur dengan keyakinan mereka satu persatu akan saya lepas huahahahahaha :D
Tumblr media
Akhir kata dari tulisan ini adalah SEMANGAT PARA PEKERJA
2 notes · View notes
batakbotak · 6 years ago
Text
PERPANJANG SIM BUKAN DI KOTA ASAL
Buat kamu para perantau, kini gak perlu lagi repot untuk memperpanjang SIM. Tapi ini thread untuk perpanjang SIM C ya, kalo A belum pernah nyoba. Tapi kayaknya sih bisa juga.
Oke kita mulai darimana ya?!
Pertama, SIM atau Surat Izin Mengemudi A/C itu punya masa berlaku, yaitu 5 (lima) tahun. Jika masa berlaku sudah habis, maka SIM tersebut haruslah diperpanjang. Perpanjang dimana? Ya di tempat pertama bikin dong, atau perpanjang di layanan SIM KELILING (yang juga harus di kota asal). Buat saya sebagai perantau punya pemikiran bahwa untuk memperpanjang SIM itu harus di kota asal. Saya asal Bandung, Jawa Barat; so kalo saya mau memperpanjang SIM ya harus di Bandung juga dong, yaitu di SAMSAT-nya Bandung atau layanan SIM KELILING di kota Bandung.
Namun anggapan itu kini salah. Karena sekarang sistem nya Kepolisian atau pejabat terkait, udah online braaay~ wah kereeen dong!
Tumblr media
Berawal dari kesibukan yang sebenernya gak-sibuk-sibuk-banget-sih, saya gak punya waktu perihal perpanjang SIM ini. Ketika ada kesempatan untuk pulang kampung, sebenarnya bisa saya urus, cuman ya itu….lupa. Jiaaah! Kirain apaan…taunya lupa…. Dan hingga menjelang batas 5 tahun tersebut, baru deh keingetan. Akhirnya pada saat itu hari Sabtu, dan baru inget pas siang-nya jadi mau-gak-mau harus diurus hari Minggu (yang kebetulan masih di Bandung). So cari informasi lewat aplikasi berlogo burung biru, lokasi SIM KELILING pada hari minggu ada di CFD (Car Free Day) Jalan Dago.
Minggu. Bangun pagi. PR banget gak sih??!! Iya banget. Tapi demi kelangsungan saya sebagai pengendara kendaraan bermotor, maka harus diniatin.
Minggu pagi bangun jam setengah 6 pagi. Hahahaha tumben-tumben-an dah. Langsung meluncur ke CFD, dan tiba di lokasi sekitar jam setengah 7. Untuk urusan apapun, jam segitu adalah jam yang sangat pagi. Bahkan kantor-kantor aja belum ada yang buka jam segitu. Tapi you-know-what?! UDAH ADA ANTRIAN MENGULAR! WTF DUDE!!! Dateng pagi-pagi ternyata orang-orang udah pada ngantri aja. Akhirnya saya pun mencoba berbaur dengan masyarakat sekitar, alias orang-orang yang ada di antrian. Usut punya usut, ternyata antrian itu adalah antrian cek kesehatan.
Tumblr media
Jadi prosedur/syarat untuk PERPANJANG SIM yaitu :
1. Cek Kesehatan / Surat Keterangan Sehat dari Instansi yang ditunjuk oleh Kepolisian.
2. Fotokopi KTP (2 lembar) & Fotokopi SIM (1 lembar)
3. Isi formulir yang diberikan
4. Tunggu giliran untuk Foto
5. Foilaaa! SIM pun sudah jadi
Kurang lebih begitu-lah gambaran besar prosedur-nya. Meski mungkin agak berbeda di tempat-tempat lain, contohnya Fotokopi SIM itu gak perlu, dll. Oiya, kalo bisa Surat Keterangan Sehat dan Fotokopi KTP udah kalian siapin dari rumah ya, biar gak makan waktu lagi pas ngurus. Kalo emang gak sempet, tenang aja! Karena disitu biasanya ada jasa fotokopi, dengan tarif se-ikhlas-nya. Meski ini yang bikin saya bingung, kasih berapa ya :))))
Balik lagi ke cerita ya…. Setelah mencoba antri selama kurang lebih 15 menit, saya pun menjadi pesimis karena dalam 15 menit tersebut, hanya 2 orang saja yang beres diperiksa. Disitu ada kurang lebih 20 orang, kalo memakai persamaan itu bisa habis 150 menit buat nunggu giliran doing. Buset dah! Karena pada hari Minggu itu, saya punya kesibukan lain, jadi saya tinggalkan-lah pengurusan SIM itu. “udah lah urus ntar siang aja…” Namun hingga siang-nya pun tidak saya urus….zzz… akhirnya saya pun memutuskan akan pulang kampung (lagi) di minggu depan-nya. Cuman ya….masa pulang kampung demi ngurus SIM doang :(((
Akhirnya saya pun kembali ke kota perantauan…coba tanya orang-orang sini dan….katanya BISA PERPANJANG SIM DIMANAPUN. Hah?!!! Iya karena sekarang kan udah sistem online. FYI sekarang juga ada situs untuk perpanjang SIM, semacam kita ambil nomor antrian untuk perpanjang / buat baru SIM. Yaitu di
(insert link here)
Sebagai seseorang yang iseng dan ingin tahu, ane pun nyoba berseluncur di website tersebut. Ada kolom inputan, isi nomor SIM. Ya saya coba lah isi, dan dibilang “data anda belum termutasi dari sistem lama ke sistem baru”. Laaaah! Suka bingung deh, udah online tapi tetep aja ada masalah. Emang sih ini masalah mutasi data. Sayangnya tuh, kita belum punya sistem yang terintegrasi semuanya. Kalo bicara tentang data, ada namanya primary key. Yaitu semacam data yang bisa menghubungkan semuanya. Contohnya, nomor ktp. Jadi ketika kita input nomor ktp, maka akan terlihat kartu apa saja yang telah kita urus sebelumnya (contoh, dari nomor ktp lari ke nomor SIM C, bisa lari juga ke SIM A, dll). Jadi kalo ada yang kayak gitu (semoga aja ada ya), kita tinggal inget nomor KTP aja. Jadi ngurus apa-apa udah ada datanya, gak perlu lagi fotokopi KTP atau mungkin fotokopi KK dll lah (paperless). Bahkan kalo bisa, satu kartu KTP itu bisa buat ngurus semua, dari SIM hingga kartu kredit, e-toll lah dan macem-macem. Jadi ntar di dompet kita cuman isi 1 kartu doang yaitu KTP. Keren kan?! Gak perlu lagi kita kalo mau naik busway, keluarin kartu e-maniy/flezz. Begitu juga bayar ini itu, harus pake cc ini lah, cc itu lah.
Oke balik lagi ke cerita ya….Jadi dimanapun kita mau perpanjang SIM, seharusnya sih bisa. Akhirnya saya pun memutuskan akan ngurus di hari Jumat. Kenapa hari Jumat? Ada yang tahu kenapa?! Nanti yang bisa saya jawab, saya kasih hadiah…. #lha #kok #jadi #kuis #bang
Karena saya…..males. Udah gitu doang. #gubrak iya karena senin sampe kamis nya males buat ngurus, jadi ya Jumat aja dah. Iya dah bebas bang! Oke balik lagi ke cerita, untuk lokasi SIM KELILING di Jakarta ini letaknya ada di 5 tempat, kebagi di Jakarta Pusat, Barat, Timur, Utara, Selatan (bisa di-googling aja ya) dan saya memilih yang terdekat yaitu Jakarta Pusat, posisi-nya ada di Kantor Pos deket Lapangan Banteng. Akhirnya saya pun buat strategi (halah…) agar tidak mengganggu jam kerja, yaitu dateng pagian. Ya jam 7 lah udah di TKP. Namun ya namanya manusia ya….manusia berkehendak namun kasur yang menentukan… Saya bangun jam 6 pagi, dan tidur lagi…sampe jam 7…bahkan…sampe….jam setengah 8….. haduhhhh si betet ini yaaa. Akhirnya saya pun sampe sana jam 08.05 ya lumayan lah cukup pagi. ((((cukup)))) akhirnya saya pun mendatangi mobil SIM KELILING nya, dan ternyata di lokasi ini ada 2 pengurusan, ada untuk perpanjang SIM dan STNK. Wah keren bang!
(insert photo here)
Terpantau di lokasi ada sekitar belasan orang. Yaa gak begitu banyak lah, semoga aja cepet ngurusnya. Jadi pas nyampe, langsung kasih fotokopi KTP dan ternyata disini diminta fotokopi SIM. Untungnya, di sana ada mesin nya, meski dari printer doang. Pas saya nanya, berapa fotokopi selembar? Dijawab “ya se-ikhlas-nya aja”. Ini nih pertanyaan menjebak. Ngasih gede, situ enak, ngasih kecil, ane tekor. Mana sebelumnya ada ibu-ibu yang ngasih 10rebu buat fotokopi 2 lembar. Ebuseettt! Mayan juga tuh fotokopi 2 lembar = 10 rebu. Sempet mikir juga, ah paling ini si ibu ngasih segitu biar dibantu. Mulai deh jiwa skeptis nya keluar. Akhirnya saya pun tidak mau kalah dalam ngasih duit, saya kasih 10 rebu tapi 0 nya diilangin 1, jadi 1 rebu. Iya serebu, serebu koin pula. Bodo amat, orang cuman selembar. Masa iya gw ngasih goceng hahahaha. Dan si bapak nya terima-terima aja tuh. Hehe. Setelah itu, kita disodorin formulir yang harus diisi. Ya isi aja pokoknya sesuai identitas yang kita punya.
Bagusnya disini, cek kesehatan itu sudah ada di dalem mobil SIM KELILING. Meski cek kesehatan yang hanya formalitas sih, masa kita cuman nebak angka doang. Tinggi badan gak diukur, berat badan juga gak diukur. Apalagi tensi dll hahahaha. Enaknya kita gak perlu pindah tempat, sekali masuk ke mobil itu, cek kesehatan, foto, dan beres. Proses nya pun tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 5 menit per orang. Saya pun yang datang jam 08.05 itu, bisa selesai di jam 08.45. Proses yang sangat cepat menurut saya, hanya lama di antrian. Bayangin aja kalo lagi sedikit orang, 15 menit juga beres kali. Hahaha. Oiya untuk tarif, semua dibuat all-in yaitu Rp. 130.000,- dan untuk rincinya, kurang lebih 75.000 (biaya perpanjang), 30.000 (asuransi), sisanya mungkin untuk cek kesehatan. Tapi untuk biaya segitu ya wajar aja sih.
Jadi kurang lebih begitulah proses perpanjang SIM yang saya alami. Khususnya perpanjang SIM untuk para perantau, mengurus di kota perantauan-nya. Saya urus di Jakarta, jadi mungkin agak beda kalo di kota lain. Dan pendapat saya, dibanding dengan kota asal, pelayanan ini so-much-better lah. Mungkin karena di ibukota ya, kota panutan dari kota-kota lainnya. #tsaah
Oiya sedikit saran, kalo bisa gunakan lah pakaian yang rapih dan sebisa mungkin cuci muka dulu, agar di foto terlihat lebih bagus. Karena ini kan untuk 5 tahun ke depan, soalnya pengalaman sebelumnya, foto pas muka lg kumal. So mukanya engga banget deh. Hahaha. Jadi kalo bisa, pake pakaian rapih, pake make up juga boleh dan jangan lupa senyum ketika foto. Hehe.
Tumblr media
1 note · View note
kereta-aksara · 7 years ago
Text
Sail to Natuna (Part 1): Tujuh Hal Ini Cuma Kamu Temuin Kalau Traveling dengan Kapal PELNI.
Traveling memang penawar ampuh dalam manajemen stres saat kamu begitu disibukkan berbagai rutinitas dan kegiatan yang itu-itu saja serta nyaris melampaui batas. Salah satu traveling yang menyenangkan yakni mengunjungi pulau-pulau di luar pulau tempat tinggalmu. Iya, pasti menyenangkan. Tapi jangan salah, traveling juga bisa menjadi sangat menyebalkan ketika budget minim namun tekad melakukan perjalanan terlanjur maksimal. Salah satu hal yang bisa menjadi solusi adalah menekan budget dengan memilih alternatif kendaraan untuk melakukan traveling.
Tumblr media
Kali ini, kereta aksara punya alternatif yang sangat bisa dipertimbangkan yakni ke luar pulau naik kapal laut; membersamai badai dan bermesraan dengan ombak; disuguhi sunset dan sunrise. Beberapa waktu lalu, kereta aksara melakukan perjalanan selama 3 hari 4 malam menuju Natuna, Kepulauan Riau menggunakan jalur laut bersama kapal PELNI. PELNI merupakan singkatan dari Pelayaran Nasional Indonesia, yang merupakan maskapai pelayaran milik pemerintah Indonesia sebagai salah satu alternatif alat transportasi. KM Bukit Raya dioperasikan menuju Natuna, Kepulauan Riau dengan biaya Rp 427.000 saja. Ya, tentu saja seperti kata ibu-ibu, ada uang abang disayang  ada barang. Menghabiskan waktu hingga 4 malam di kapal bukan hal mudah tentu, hanya saja tidak salah jika sesekali mencobanya. Sebab kereta api belum memadai bagi masyarakat pulau jawa menuju Kepulauan Riau, dan angkutan buspun sepertinya begitu, sedangkan harga tiket pesawat yang tidak tanggung-tanggung (silahkan buka aplikasi pemesanan tiket pesawat andalanmu sekarang!), maka memilih kapal PELNI sebagai sarana perjalanan bisa membantumu membuat pertimbangan untuk berlayar menuju Natuna tanpa takut tidak punya dana.
Menuju Natuna dengan membelah badai dan ombak lautan kadang menjemukan namun tentu memiiliki kesempatan untuk juga bisa merasakan kebahagiaan di atas kapal. Tentu saja, jenis-jenis kebahagiaan seperti ini tidak kamu jumpai kalau kamu memilih naik pesawat yang mungkin hanya menghabiskan waktu 1-2 jam saja di udara. Eh, emang beneran perjalanan laut dengan kapal PELNI lebih “mengesankan”? Beneran. Kamu seolah akan lupa daratan, coba deh simak tujuh hal ini yang cuma kamu dapat kalau traveling via laut dengan Kapal PELNI.
1. Rebutan Kasur di Deck
Tiket kapal sudah di tangan. Lalu apa selanjutnya? Sama seperti ketika akan berpergian dengan pesawat, check in dan pemeriksaan tiket sesuai identitas juga harus dilewati oleh penumpang kapal. Enggak hanya itu, salah satu kelebihan dari pelayanan PELNI adalah mempersilahkan penumpang perempuan masuk ruang tunggu kapal lebih dulu daripada laki-laki. Tapi, jangan salah. Kalau selama ini kamu pikir kapal laut enggak akan ada delay saat akan mengangkut penumpang, itu salah. Sebab, bahkan kereta aksara menunggu mencapai 8 jam hingga akhirnya kapal bisa berlayar. Ya, meskipun kapal enggak bisa terjebak nostalgia macet, kapal juga memperhatikan cuaca-cuaca tertentu demi  keselamatan penumpangnya ke tempat tujuan sehingga keputusan untuk mendelay pelayaran adalah sebuah keputusan beralasan.
Masuk ke kapal, kamu tidak bisa begitu saja melenggang dengan nyaman. Pasalnya, nomor kasur atau tempat dudukmu bisa saja bukanlah milik kamu, begitupun dengan nomor kasur orang lain. Loh kok kasur? Iya, kapal PELNI memiliki beberapa kelas yang bisa dinikmati penumpang dengan menyesuaikan harga tiket, di mana salah satu fasilitas dari masing-masing kelas adalah kasur. Pada kelas ekonomi, penumpang kapal bisa menggunakan tenaga dan usahanya lebih banyak lagi untuk berebut kasur saat baru naik kapal. Perhatikan selalu barang bawaanmu. Masuk kapal dan mendapatkan kasur di deck merupakan segelintir dan hanya awal dari perjuangan kamu ketika matang memilih kapal sebagai maskapaimu menuju Natuna. Kamu akan menjumpai berbondong-bondong orang berlarian menaikki tangga kapal yang berbeda dari tangga lainnya. Tidak hanya itu, setelah masuk kapal, sangat penting bagi kamu menguatkan tekad untuk menghabiskan hari-harimu menuju Natuna, kalau perlu bawalah buku atau peralatan hiburan yang mencukupi. Serius, ini penting banget. Selebihnya, percayalah bahwa kamu bakal mendapatkan waktu tidur lebih banyak dari hari-hari biasa. Kalau biasanya sehari kamu cuma tidur 8 jam, di kapal laut kamu bisa tidur mencapai 12 jam. Just try.
Tumblr media
2. Makan Ikan ala PELNI, 3 Kali Sehari
Sama halnya dengan pesawat, kapal PELNI menyediakan makan bagi penumpang kapal. Bedanya, di kapal laut terdapat juru masak dan anak buah kapal yang turut menjadi bagian dari pembasmian rasa lapar para penumpang kapal sebanyak 3 kali sehari. Kamu yang biasanya hanya makan sebanyak 2x (apalagi anak kost), atau di pesawat hanya mendapat makanan 2x, di kapal, kamu akan dimanjakan dengan jadwal makan yang teratur. Menunya jangan ditanya. Seolah tidak mau kelewatan nuansa perairan, menu makan PELNI memiliki variasi menu yang “canggih” dengan olahan ikan andalan. Kadang digoreng, dikuningi, kadang ikan tongkol, kadang ikan bandeng, yang tidak mungkin ada di menu makanmu ketika di kapal yaitu ikan Indosiar. Nasi yang tidak terlalu banyak, tidak lupa sedikit sayur atau kadang tambahan bihun sebagai variasi menu. Makan ikan 3x sehari memang memberikan gizi lebih, hanya saja rasa rindu pada makanan yang mudah dijumpai di daratan pasti ada. Jangan lupa bawa sambal! Oh, atau kalau tidak bersahabat dengan pedasnya cabai, jangan lupa membawa lauk lain yang mampu membuatmu lebih sabar bertahan bersama perjuangan sang kapal hingga Natuna. Meskipun begitu, juru masak kapal PELNI juga menambahkan jus atau susu kemasan kotak sebagai pelengkap menu makan. Harapannya, gizi tetap seimbang dan sesuai dengan prinsip 4 sehat 5 sempurna. Apa daya, 4 malam di kapal bahkan tidak satu buahpun bertengger di kotak makan penumpang, sehingga perlu juga dirasa membawa lebih vitamin sebagai pengganti nutrisi dari buah.
Tumblr media
3. Sensasi Goyangan Kapal di Toilet
Satu hal lain yang pastinya tidak akan ditemukan di pesawat, kereta api, bis, atau angkutan darat lain yakni serbuan angin laut ke badan kapal. Angin laut tidak pernah luput menjadi pemanis dalam pelayaran menuju Natuna. Kadang angin kencang hingga mengakibatkan badai, tapi juga kadang aman-aman saja. Ya, siapa yang tidak tau kalau sensasi naik kapal laut adalah intens-nya goyangan kapal yang diakibatkan oleh cuaca atau angin yang terjadi. Saat angin begitu kencang, badai tidak terelakkan. Lucunya, ketika kamu harus pergi ke kamar mandi atau toilet, goyangan kapal turut menghebohkan kegiatanmu. Kalau kamu punya keseimbangan yang baik, selamat! Atau kamu punya keahlian tetap tegar di atas badai hidup, juga selamat! Untuk mandi cuci kakus di toilet kapal memang harus banyak menaruh prihatin, sebab persediaan air terbatas dan harus ingat kalau yang butuh air di kapal tidak hanya kita. Meskipun begitu, setiap penumpang akan nyaman menggunakan toilet loh asal pandai-pandai menjaga kondisi kebersihan toilet. Siapa yang betah, hidup 4 malam di kapal dengan kondisi toilet yang tidak manusiawi.
4. Tiket Bioskop Rp 10.000
Berapa sih biasanya kamu menghabiskan uangmu untuk bisa nonton film ala XXI atau bioskop? Ya, paling murah Rp 30.000 lah ya. Tapi, cuma kapal PELNI nih yang punya! Nonton film Rp 10.000. Eits, sayangnya nih, film-film yang diputar hanya diperuntukkan bagi penumpang berusia 21 tahun ke atas. Dengan harga tiket yang sangat terjangkau ini, kamu bisa menghabiskan satu buah film di sebuah ruangan yang tidak terlalu besar dan memang tidak begitu mirip bioskop. Ya, bagi yang sangat membutuhkan hiburan akibat dirundung bosan di kapal yang sudah tak teratasi, bioskop mungil ini mungkin bisa menjadi salah satu alternatif solusi ya. Pastinya, di pesawat dan kereta api tidak kamu jumpai kan bioskop serupa?
5. Menangkap Senja dan Fajar Langsung
Romantis. Bagi kamu penikmat senja dan fajar atau bahasa kerennya nih sunset dan sunrise, cocok banget loh traveling dengan menggunakan kapal laut selama berhari-hari. Pemandangan terbit dan tenggelamnya matahari bisa menjadi alternatif solusi lain ketika kebosanan yang terlampau parah kamu rasakan. Khususnya yang berjiwa puitis, dua waktu ini tidak boleh kamu lewatkan, sebab senja dan fajar yang bisa kamu nikmati langsung dengan mata telanjang di sudut-sudut terbaik kapal akan menjadi ladang ide untukmu menuangkan kata demi kata. Begitupun kamu para pecinta fotografi, menangkap sunset dan sunrise dengan lensa kameramu pasti akan menjadi kegiatan yang dinanti-nanti di kapal ketika pagi dan sore menuju malam hari. Kamu disarankan turun dari kasur dan mencari sudut-sudut terbaik kapal dari deck ke deck yang bisa memanjakan matamu dengan keindahan matahari terbit dan tenggelamnya. Masih kekeuh mau naik pesawat dengan biaya selangit? Untukmu pecinta terbit dan tenggelam matahari, kenapa harus pikir 2 kali?
Tumblr media
6. Singgah di Berbagai Pulau
Nah ini dia yang tidak akan kamu dapatkan saat traveling dengan moda transportasi publik apapun. Menuju Natuna, kamu akan berhenti di beberapa pelabuhan seperti Pelabuhan Belinyu, Pelabuhan Kijang, dan Pelabuhan Tarempa di Anambas. Biasanya, akan terdapat jadwal kapal berhenti berlayar sekitar 4 jam di Pelabuhan Kijang, Bintan, Kep. Riau dan sekitar 2 jam di Pelabuhan Tarempa, Anambas. Sangat disarankan untuk keluar dari zona nyamanmu di kapal, menjelajahi tempat sekitar pelabuhan atau bisa juga sekadar mencicipi makanan khas daerah setempat. Dijamin, kali ini enggak akan membuatmu menyesal memilih kapal laut untuk mengantarmu ke Natuna deh. Oh ya, ketika mampir singgah di Pelabuhan Tarempa di Anambas, kereta aksara mencoba secangkir kopi hitam yang disebut Kopi O di sebuah kedai kopi di pasar tidak jauh dari Pelabuhan Tarempa. Dengan uang Rp 5.000 kamu akan merasakan orgasme lidah yang dihasilkan dari kopi itu. Kental, gurih, dan tidak berampas. Konon ditambah dengan mentega sehingga menciptakan cita rasa yang berbeda. Nah, di Pelabuhan Kijang, sekitar 2 km dari pelabuhan terdapat pasar dengan aneka jajanan khas Bintan, Kep. Riau. Terdapat Mie Lender (baca: mie lendir) yang juga akan memanjakan lidahmu serta memberikan rasa kenyang dan pembaruan gizi bagi tubuh setelah berhari-hari bergelut dengan menu makanan kapal yang sederhana. Kapan lagi bayar tiket murah tapi dapat banyak?
Tumblr media Tumblr media
7. Sujud di Atas Lautan Luas
Melewatkan setiap waktu sholat dengan arah sholat yang berbeda akan kamu rasakan lho di kapal laut menuju Natuna. Kadang menghadap kanan kapal, kiri kapal, dengan derajat kemiringan posisi sholat yang berbeda-beda setiap waktunya. Jangan khawatir, kapal PELNI menyediakan musholah yang begitu nyaman untuk kaum muslim menjalankan ibadahnya. Tidak hanya itu, pemberitahuan sholat setiap waktupun diumumkan, sehingga tidak perlu khawatir terlewat waktu sholat. Satu hal yang bisa kamu syukuri adalah merasakan sujud tepat di atas lautan Allah yang begitu luas dan sempurna. Kalau biasanya kamu merasakan sujud dan di bawahmu adalah tanah atau lantai, maka kali ini, bersama hembusan angin yang menyelimuti perjalanan kapal, doamu akan digiring kepada langit menuju Allah. Bagi yang senang merenung, pasti akan merasa sangat kecil ketika bisa sholat di atas kapal di tengah birunya lautan yang membentang. Ini loh, satu hal paling keren yang juga bisa menguatkan tekadmu ketika matang menjalani hari-hari di kapal selama beberapa waktu menuju Natuna.
Tumblr media
Bagaimana? Sudah ada bayangan bagaimana melakukan traveling ala anak kapal laut? Kalau kamu penasaran banget sama cara kerja Nahkoda dan Anak Buah Kapal, kamu juga bisa loh mampir ke ruang kerja para kapten untuk menyimak langsung apa saja yang mereka lakukan untuk membuat kapal tetap on the track. Bagaimana mengarahkan jalur kapal dengan tidak gegabah dan seenaknya meskipun laut begitu luas dan sebenarnya bisa melintasi sudut laut mana saja. Belajar juga dari para ABK tentang arti ikhlas ketika mereka harus meninggalkan keluarga untuk sebuah tugas yang mulia. Jadi, keuntungan apa lagi sih yang masih kamu ragukan saat traveling dengan kapal laut?
3 notes · View notes
alkeadora · 7 years ago
Text
#TRIPTOSG2K17
Seperti yang sudah aku janjikan di postingan sebelumnya, kali ini aku mau cerita tentang liburan very short (and-not-so) sweet escape ke dua negara tetangga, Singapura dan Malaysia. Maaf nih sebelumnya kalo terlalu molor atau telat banget posting ini hehehe.
Tumblr media
8 Juli 2017
02:00-an a.m. GMT+7
Pukul 2 dini hari kita mandi. Aku ngga inget kapan terakhir kali mandi jam-jam gila kayak gini jadi krrrrasa banget dinginnya, walaupun udah pake air anget. Selepas mandi, kita siap-siap nih. Kalo kamu mikir “kenapa mandinya pagi-pagi banget? Bandara Adi Sumarmo deket, kan?” Yap, bandara Adi Sumarmo emang deket, 30 menit perjalanan juga udah sampe. Tapi sayangnya tidak ada jadwal flight tujuan Singapura sepagi itu di Adi Sumarmo, jadi kita pindah ke tetangganya, Adi Sucipto, Jogja. Singkat cerita, kita berangkat ke Adi Sucipto pagi-pagi buta sebelum subuh karena take off pesawat juga ngga kalah pagi, pukul 7.25 WIB.
07:08 a.m. GMT+7
I officially put my butts on the waiting room at International Destination, Adi Sutjipto International Airport. Ada cerita menarik sebelum bisa duduk anteng di ruangan ini. Jadi kan kakakku bawa tripod tapi kita ngga pesen bagasi dan ternyata tripod termasuk barang-barang yang harus masuk bagasi. Alhasil, kita ditahan pas pengecekan. Kakakku awalnya mau pesen bagasi tapi ternyata satu kilo bagasi is way too expensive jadi itu tripod ditinggal - lebih tepatnya dikasih ke orang yang ada di bandara.
07:25-an a.m. GMT+7
Kita berangkat.
10:25 a.m. GMT+8
Halo, Changi Airport, bandara yang ada di monopoli, sebelahnya dana umum/kesempatan, yang harganya 25.000! Akhirnya aku bisa secara resmi menginjakkan kaki di atasmu, tidak hanya pion-pion warna-warni yang bergerak oleh adu nasib dadu. Bandara ini mungkin menjadi bandara paling luas dan yang paling arsitektural (halah) yang pernah aku kunjungi. Di setiap terminal antar trem selalu aja ada yang eyecatching gitu.
Halah, udah lah, langsung saja ya.
Habis dari Changi Airport, kita beli tiket MRT tujuan Little India, hotel yang udah kita pesen jauh-jauh hari.
12:51 p.m. GMT+8
Kita sampai di Little India Station. Memang lama sejak kita landing di pesawat karena banyaknya iklan seperti makan, ngurus tentang imigrasi, makan, bingung-bingung dulu cari tujuan selanjutnya, makan, baca-baca travel guide yang didapet dari bandara, dan makan tentunya. Namanya juga for the first time coming here, bahkan habis dari bandara pun kita masih bingung mau jalannya. Kebetulan juga Google Maps ngga bisa diakses karena free wifi dari pemerintah khusus untuk pengguna dengan nomor lokal. Meh. Jadi, in the travel guide maps, we trust.
01:30 p.m. GMT+8
Alamat si hotel di Serangoon Rd., dan kita juga udah menu jalannya. Tapi karena teriakan cacing-cacing di perut, akhirnya kita memutuskan untuk makan dulu. Kebetulan, nih, ada rumah makan India dengan label halal (ngga semua rumah makan berlabel halal, jadi harus hati-hati memilih). Di sini kita pesen kompakan nasi briyani plus kambing. Dengan dibalut aluminium foil, satu mangkuk besar dituangkan dan tada! here comes the briyani. Jadi perbedaan antara nasi briyani dengan nasi biasa adalah ukurannya yang lebih pipih namun panjang, mungkin panjangnya bisa dua kali lipat nasi biasa. Bumbu India yang khas dengan rempah-rempah hangat disambut perut. Daging kambingnya juga empuk, bahkan bau kambing yang kadang masih ada tertutup sama bumbunya. Ngga ngerti lagi deh, berapa panci bumbu atau berapa lama masaknya untuk satu porsi nasi briyani ini.
Oh, iya. untuk harganya satu porsi briyani plus minum sekitar $6 atau 60.000 rupiah. Ya, tolong jangan di-convert ke rupiah mulu, ntar kesannya mahal terus.
2:00 p.m. GMT+8 
Setelah kenyang dan senang, kita lanjut berangkat dari Buffalo Rd., tempat kita makan, ke Serangoon Rd. Detail alamat hotel di 531, Serangoon Rd. dan pas aku liat nomor bangunan yang ada di ujung jalan... aku terkedjoed. Nomor 2. Itu berarti, hotel ini ada di Serangoon Rd. yang paling ujung sana. 2 ke 531 ngga terlalu jauh, kan, kakiku sayang?
Berjalanlah kita menuju nomor 531.
Tapi percayalah, teman-teman. Menyusuri Serangoon Rd. ini emang worth it banget. Karena kalo misalkan naik kendaraan, kita ngga akan bisa menikmati lebih dekat dan lebih lama nuansa India di Little India. Mulai dari mengamati bangunan-bangunan yang aesthetics sampai orang-orang yang lalu-lalang. Ini yang kadang bikin males. Dan karena aku merasa jadi seorang backpacker (halah), yang beginian itu yang menyenangkan.
Singkat cerita aja ya, hehehe.
3:00 p.m. GMT+8
Kita sampe di hotel. Acara dilanjutkan dengan gegoleran dan guling-guling di kasur karena capek. Kemudian dilanjutkan dengan bersih-bersih badan karena kita bakal keluar lagi. Destinasi kita sore sampe malem ini adalah Garden by the Bay, Marina Bay, Merlion si Singa Muntah, dan liat-liat suasana kota.
....to be continued dulu...
1 note · View note
dineinaja · 6 years ago
Text
ENJOY THE GLOW OF GOOD HEALTH
Pada bulan Februari 2015, aku mendapatkan diagnosa penyakit yang benar membuat aku cukup down pada saat itu. Pada awalnya gak ada rasa sakit sedikitpun, cuma semakin lama aku merasa terganggu karna adanya benjolan itu. Tapi aku berusaha untuk tetap positif thinking dan berbulan bulan aku diamkan karna aku rasa tidak akan terjadi apa-apa.
Sampai akhirnya pada saat pra-menstruasi, aku merasa ada yg tidak beres dengan kondisi tubuh ini, kemudian pertama kali berobat aku datang ke klinik dokter umum. Seperti pada biasanya klinik umum, apalagi menggunakan asuransi kesehatan pasti selalu ramai dengan orang-orang. Sambil menunggu ditemani dengan adanya getaran dalam hati lalu aku memberanikan diri untuk masuk ke ruang pemeriksaan ketika sudah dipanggil.
Selesai diperiksa, aku kena omel mamaku sudah pasti. Diceramahin ini itu sudah jelas. Aku jatuh dan aku sakit. Diagnosa dokter umum di klinik itu terlalu serius menyampaikan, sampai bilang “yang semangat ya neng, berobat ke RS sama dokter bedah”. Aku pulang, dan esoknya langsung cari rumah sakit dengan pelayanan terbaik, RS. Al Islam yang aku pilih, walaupun jauh setidaknya disana memberlakukan asuransi kesehatan yang aku punya, tentunya sebelum itu aku menghubungi dan menggali informasi ke bagian keuangan di rumah sakit tersebut.
Setelah dapat rumah sakit yang sesuai, aku diarahkan untuk bertemu dengan dokter Liza esok harinya. Bertemu dengan dia membuat aku tenang, dia orangnya sangat positif thinking (emg basicnya dokter gaboleh panikkan kali ya hehe). Disana aku ikuti arahan dr. Liza untuk melakukan rongent dan usg sesuai jadwal yang sudah diberikan pihak radiologi. Minggu depannya aku kembali lagi ke RS untuk radiologi. FYI : aku ke RS selalu dateng subuh subuh untuk ambil nomor antrian, dan seharian berada disana karna takut nomornya terlewat (namanya juga pengorbanan supaya bisa pakai asuransi hehe). Pertama aku menjalani rongent paru-paru, besoknya aku bertemu dengan dr. Liza lagi, terus dia bilang aku gak perlu usg karena hasil pengecekkan manual dengan menggunakan tangan dan hasil rongent sudah cukup dan siap untuk dibedah katanya. Aku hanya nurut saja apa kata dia, walaupun hati dekdekan parah!.
Selesai pemeriksaan hari itu, kemudian aku pulang. Hari demi hari, minggu demi minggu, aku kembali lagi bertemu dengan dr. Liza, pertemuan ke berapa kali aku lupa tapi aku selalu menjalani rawat jalan dan pemeriksaan manual dengan dr. Liza, ditakutkan ada tambahan benjolan atau malah ada pengurangan (yg aku harapkan saat itu), tapi sayangnya setiap cek up selalu saja bertambah, padahal cuma selang waktu beberapa minggu saja. Waktu berlalu, aku bertemu dr. Liza lagi. Hari itu benar benar syok dan belum menyangka kalo aku benar harus melakukan pembedahan. Ya..... i’ve got it! Ya, aku dapat jadwal untuk menjalani operasi 2 minggu setelah cekup itu. Sebelum operasi aku disarankan untuk puasa sedari pagi sampai operasi akan dimulai, pentingnya sih puasa makanan saja, kalo air putih tetap harus dikonsumsi. Biasanya orang-orang sudah tidak aneh ketika akan menjalankan operasi, harus puasa seperti itu caranya.
Hari itu tiba! Degup jantung aku kencang dan semakin kencang mulai melangkah dari rumah sampai dirumah sakit, suasana mulai mencekam. Tepat 10 Maret 2015 aku menjalani operasi......
Pada saat aku masuk ruang bedah, sepanjang digeret kasur beroda empat dengan sehelai kain yang disebut “selimut” itu berbalut ditubuhku dengan rapi, selain itu tidak ada lagi yang menempel di tubuhku, ohya ada plastik berkaret juga yang sudah terpasang dikepalaku, sering aku sebut itu “showercap”. Lalu didorongnya aku dengan kedua tangan mama dan papa (dibantu suster juga) ke ruangan itu sambil menangis sepanjang jalan, sampai akhirnya aku melihat pintu ruangan operasi terbuka lebar, dimasukkan aku kesana beserta kasur beroda itu, lalu pintu tertutup rapat dan orangtuaku hanya menunggu diluar.
Semenyeramkan itu ternyata masuk ruang bedah di rumah sakit. Didalamnya terang, banyak orang, hanya saja suasananya terlalu mencekam. Lampu besar diatas wajahku yang telentang belum menyala, tapi 2 perawat laki-laki mulai mendekati aku kemudian mereka memasangkan selang pada seluruh tubuhku saat itu aku masih sadar, 2 perawat itu mengajak aku bicara. Salah satu darinya ada yang bertanya “Namanya siapa?” Setelah aku jawab, perawat satunya bertanya “Tinggal dimana” Setelah aku menjawab, kemudian selang lainnya masuk kedalam hidungku dan mereka masih bertanya padaku “Hobinya apa” tidak sempat aku menjawab lagi, aku cuma rasa ada jarum yang menusuk di tangan dan kakiku yang disebut obat bius, setengah sadar, seperempat sadar lalu tiba tiba gelap sudah penglihatan ini, tidak ada yang aku ingat dan tidak ada yang rasakan saat itu.
Selang kurang lebih 5 jam, aku sudah berbaring di “ruang transit” namanya. Membuka mata pertama kali yang kulihat adalah wajah mama, kemudian kakakku, dan 2 temanku disebelahnya.
Sesulit itu ingin bicara dan bergerak selesai dari efek obat biusnya, setelah mata bangun aku hanya mau pegang tangan mama dalam hati aku sebenarnya teriak “mah sakit sekali yang aku rasain ini” (sambil berderai air mata, mama mengusap kepalaku yang masih ditutup showercap) ucap mama “sabar sayang, kamu kuat”. Tidak terlalu lama, kemudian 2 temanku mendekat, mereka pamit pulang (karna saat itu dia harus masuk kuliah), hanya berbalas kedipan mataku yang masih lemah, merekapun berlalu dari pandanganku.
Setelah sore ke malam hari kesadaranku lumayan pulih, masih agak sulit untuk berdiri dan bicara normal, sambil aku digeret menggunakan kursi roda diantarnya aku masuk ke dalam mobil papa, kemudian aku pulang. Ya! Aku pulang setelah operasi! Aku tidak di opname selesai pembedahan (ya Tuhan, masi ada yang aku syukuri saat itu). Operasi yang berjalan lancar dan tidak perlu di opname apalagi harus minum obat (; hal yg paling ku benci sampai saat ini) walaupun ada sih, obat hanya penahan nyeri saja yang benar aku hanya ingin nahan sakit daripada minum obat.
Sampai rumah aku hanya bisa berbaring di kasur, menangis, menangis berlarut larut menahan sakit tiada henti. Selama perawatan selesai bedah, aku hanya dianjurkan makan makanan yg lembut dan belum dianjurkan makan nasi. 3 hari kemudian aku cek up kembali untuk ganti perban, diulangi sebanyak 5x kalau tida salah selama 2 minggu. Setelah pertemuan terakhir, dr. Liza menyarankan aku untuk tida makan mie instant dan junkfood, (; itu garis keras banget bener deh makanan jahat! Tp enak sih gak naif) kemudian bakso juga!. Beberapa bulan karena trauma aku sebisa mungkin menghindari makanan tersebut. Tapi beberapa tahun kemudian karena rindu ayam Mekdi, Bakso dan juga Mie Instant, aku mulai nakal lagi (tapi masih di porsir ya makannya).
Singkat cerita selang dari Februari 2015 dan tepat pada bulan Oktober 2018 kemarin, aku merasa ada (lagi) yang tida beres diarea tubuh ini. Setelah memberanikan kembali cek ke klinik umum, dan benar benar..... kamu muncul lagi! Bandel sih memang aku yang kurang menjaga asupan makanan selama itu karena merasa dirinya sudah “sehat” padahal tidak sama sekali. Masih sama, selesai dari klinik aku dirujuk ke rumah sakit bertemu dengan dokter bedah (lagi). Tentu yang aku pilih rumah sakit dengan fasilitas baik untuk service asuransi kesehatan. Hermina Pasteur pilihanku yang kebetulan sekali dr. Liza praktek juga disana.
Kembali lagi aku bolak balik rumah sakit (untung sekarang dekat dan pelayanannya cukup baik, tidak perlu mengantre dari subuh. Kali kedua aku bertemu dr. Liza, aku penasaran dan aku bertanya dengan sangat lancang “dok, ini gimana ya kenapa bisa muncul muncul lagi? Apa benar benar penyebabnya dari konsumsi/asupan makanan?” Dia menjawab dengan tenang “sebagian faktor iya, selanjutnya itumah takdir neng, udah bakatnya dan hormonnya harus kena, jadi yang sabar ya neng, gak akan apa apa nanti kalo sakit diangkat lagi ya”. Tentu kalian tau apa yang aku rasain saat itu. Aku lanjut bertanya “gak bisa ada obatnya ya dok? Atau penyembuhan lain selain diangkat/dibedah lagi dan lagi?” Dia cuma geleng-geleng kepala sambil senyum lebar dan mencatat jadwal cekup ku selanjutnya, juga jadwal untuk pemeriksaan radiologi. Aku lemah, aku sakit, aku harus sadar aku sudah tidak sekuat apa yang aku bayangkan, aku belum sehat, aku tidak sehat. Ya, begitu rasanya, cukup terpukul dengan kondisi aku sekarang ini, cukup kecewa dan rasa hati ingin memarahi dan memaki diri sendiri. Tapi takdir ini, sudah Tuhan catat untuk ku lewati, bahkan sebelum manusia diciptakan. Innallaha Ma Anna..
Singkat cerita berulang kali ke rumah sakit, sampai saat ini aku masih menjalani perawatan, hanya rawat jalan, tida begitu intensive juga, karena dr. Liza berkata “kali ini lain type diagnosa dengan tahun tahun lalu.” Kemudian akhirnya dia memilih penyakitku untuk di observasi terlebih dahulu. Maka aku (lagi lagi) menjalani radiologi, rongent, usg, dan cek darah, terus begitu. Aku hanya nurut saja yang penting baik bagi kondisi tubuhku sampai benar benar bisa diambil keputusan kapan dan bagaimana seharusnya menangani penyakit ini. Kenapa? Karena biasanya kalau benjolan sudah diangkat, tida akan muncul lagi. Tapi aku lain, setelah 3 taun kemudian muncul lagi dan bukan satu atau dua, serta perbedaan di 2015 itu aku benar tida merasakan kesakitan saat benjolan itu terasa mengganggu jika aku pegang. Sedangkan kondisi di 2018 ini benjolan itu akan terasa sangat ngilu dan sakit pada saat aku akan menstruasi atau selesai menstruasi. Sehingga begitulah dr. Liza mengambil keputusan itu dan sangat besar harapannya (dan juga aku) bahwa “semoga aja benjolannya dapat mengecil dan hilang” (; ia harap hanya karena hormon sehingga kelenjar membentuk benjolan yg sifatnya temporer) mudah-mudahan aamiinn..
Long-short story..... Kiranya begitu perjalanan salah satu diagnosa penyakit aku dari 2015 hingga sekarang.
Untuk teman-teman yang sudah cape sekali membaca cerita sharing kondisi kesehatanku ini semoga kelak tulisanku ini berguna, dan aku ucap terimakasih sebanyak banyaknya untuk semua yang sudah membantu aku, mendoakan aku, semoga ujian ini menjadi penggugur dosaku dan membuat aku kuat melawannya.
—————————————————————
Dhineu HS
Penderita Kista dan Tumor,
Since 2015 - now
9:40 AM
Bdg | Jan 8, 2019
0 notes
anisa-nurina-blog · 8 years ago
Text
Berkendara Aman dengan Taksi (Stasiun Tawang - Tembalang)
Oke, It’s been a loooooooooong time since my last post. Semoga ini tulisan pengalaman (bukan curhat!)  yang cukup aman dan bisa bermanfaat buat yang baca. Karena tulisan curhatan (You-Know-Who / He-Who-Must-Not-Be-Named) cukup ada dalam draft atau buku pengeluaran harian wkwk, dan siapa juga mau baca curhatan saya disini (SPAM!).
Back to the topic! Pastinya setuju ya jika saya katakan ketika kita melakukan perjalanan, transportasi menjadi salah satu hal yang penting. Keamanan, kenyamanan, pelayanan, dan fasilitas yang disediakan menjadi salah satu penyebab gonjang ganjingnya mood kita dalam perjalanan.
Ini pengalaman travelling (gaya, padahal cuma Jakarta-Semarang, rumah-wisma, ppffft!), yang akan saya share. Jika kamu berlabuh di Stasiun Tawang, ada beberapa alternatif transportasi menuju Tembalang (yang saya tahu) :
Angkot jurusan Banyumanik (warnanya merah agak orange)
Ojek - Gojek - and friends
Jemputan keluarga, teman atau pacar halal
Taksi
Kali ini akan saya share pengalaman saya naik taksi beberapa waktu lalu dari Tawang menuju Tembalang. Karena waktu saya sampai di Semarang sudah cukup malam, maka saya putuskan untuk tidak minta jemput, cari angkot sudah tidak banyak yang beroperasi, rayuan tukan ojek-pun tidak bisa meluluhkan karena guyuran hujan yang berkah. Akhirnya malam itu saya putuskan untuk menggunakan taksi menuju Tembalang untuk keamanan (apa daya seminggu ke depan makan kucingan, bakoh!)
Belum selesai, memilih itu memang tidak mudah dan cepat ya. Setelah memutuskan menggunakan taksi, taksi mana yang akan saya pilih? Di Kota Semarang ada banyak taksi yang bisa dipilih, cek disini. Tapi biasanya hanya beberapa yang sering mejeng di depan Stasiun Tawang, seperti Blue Bird, Kosti Semarang, New Atlas, Puri Kencana, ini berdasarkan penglihatan saya yang terbatas. 
Tips Aman Naik Taksi Sendiri dari Stasiun Tawang Semarang ala - ala
Malam itu, Blue Bird tetap menjadi pilihan ketika saya memilih untuk menggunakan taksi. Hal ini berdasarkan pesan-rekomendasi bapak, pengalaman-pengalaman orang atas keramahan dan kejujuran para supirnya, dan karena saya anggap Blue Bird adalah Rajanya Taksi, bukan karena taksi lain tidak baik. Oke, ini dia tipsnya :
Setelah turun dari kereta, maka carilah pintu keluar stasiun! Sudah pasti akan disambut dengan rayuan - rayuan supir taksi atau ojek. Tahan! Jangan luluh! Kamu kuat! 
Cari taksi di luar gerbang stasiun, ini sedikit mengurangi ongkos karena tidak perlu bayar parkir, yang tarifnya cukup lumayan untuk anak kost.
Pilih taksi sesuai panggilan hati kalian, kalo saya ya Blue Bird aja hehe.
Naik taksi yang ada dalam gerombolan taksi lainnya. Biasanya akan berjejer taksi yang menunggu penumpang di luar area Stasiun Tawang.
Pastikan supirnya berseragam resmi.
Sebelum masuk ke dalam taksi, lihat dan ingat - ingat kode armada yang kamu naiki, atau jika ingatan kamu bagus bisa juga ingat - ingat plat nomor taksinya. Biasanya jika Blue Bird kode armadanya diawali dengan huruf FR atau RR dan dilanjutkan dengan 3 nomor acak dibelakangnya. Misal, FR164, RR417, dll.
Jika menggunakan bagasi belakang, pastikan barang rapi dan teratur. Barang - barang seperti laptop, handphone, dompet, dan yang sekiranya berharga sebaiknya kamu bawa, tidak masuk bagasi. 
Saat masuk ke dalam taksi, lihat tanda pengenal supir taksi yang diletakkan di dashboard, minimal lihat namanya. Biasanya, supir Blue Bird akan menyapa “Sugeng enjing/siang/sore/malam mbak.” “@jfbhabkjcvahbshvivcvzda.” yang intinya minta izin untuk memulai pemasangan argo menggunakan Bahasa Jawa (lupa bapaknya ngomong apa, jawab aja nggih!). Jika tidak salah, tarif buka pintu (flag fall) Blue Bird sekitar Rp 6.500 dan akan berlaku tarif per-kilometer untuk selanjutnya sebesar Rp 3.500 setahu saya.
Sampaikanlah tujuan kemana kamu pergi (Tembalang) sekitar 15 km jaraknya. Saran saya, jika supir menawarkan lewat tol atau tidak, jawab saja lewat jalan biasa saja (karena lebih dekat). Biasanya supir akan menawarkan dengan alasan jalan biasanya macet. Ya berdoa aja macetnya sudah selesai saat kamu melintas. Tapi biasanya, Supir Blue Bird akan melalui jalan tercepat tanpa nanya - nanya “Mau lewat mana mbak?”
Jika perjalanan malam, ikutlah fokus terhadap jalanan yang dilalui, perhatikan gerak - gerik supir. Tetap santai tapi waspadalah! Waspadalah! Meskipun kamu ada di Blue Bird.
Sedikit basa - basi dengan supir, misal “udah solat pak?”, “udah makan pak?”, “Semarang hujan terus ya pak?”. Ya, pasti tau manfaatnya lah ya. Biasanya Supir Blue Bird cerewet - cerewet senang ajak ngobrol penumpangnya. 
Setelah sampai, bayar sesuai tarif. Jangan hanya lihat argo, tapi tanyakan pada supir sebagai salah satu bentuk kesopanan kali ya. 
Pastikan barang bawaan tidak ada yang tertinggal. Biasanya Supir Blue Bird juga akan mengingatkan tentang barang bawaan. 
Turun dan ucapkan “Mampir pak!” “Terimakasih.” 
Tertinggal Barang di Blu Bird? Santai!
Dari beberapa keunggulan yang sudah saya sampaikan tentang Blue Bird di atas, ada beberapa hal lagi yang perlu diketahui mengenai taksi yang sudah menyebar di hampir seluruh wilayah Indonesia ini, salah satunya tentang kejujuran dan keramahan para supir dan pegawainya terkait barang tertinggal di dalam taksi. Berdasarkan pengalaman saya beberapa waktu lalu, ini dia tips jika barang bawaan kamu tertinggal di dalam taksi :
Telpon nomor Blue Bird di (024) 670 1234. Dengan nomor ini bisa langsung dilayani untuk laporan kehilangan, bisa juga tidak (tergantung yang angkat telepon siapa). Karena biasanya nomor ini hanya untuk pemesanan. Jika tidak bisa lewat nomor tersebut, jangan panik!
Jika waktu kejadiannya sudah melewati waktu malam, lebih baik hubungi nomor Kantor Blue Bird di (024) 673 2333. Karena sebagian taksi akan selesai beroperasi pada malam hari. Sebelum taksi diistirahatkan, ada pemeriksaan dan pembersihan oleh security dan petugas pembersih Blue Bird untuk memeriksa kondisi taksi, jika ada barang tertinggal maka langsung dilaporkan ke pihak kantor Blue Bird. 
Setelah terhubung, maka akan ada yang menyambut telpon kamu dengan ramah. Laporkan jika ada barang tertinggal di dalam taksi. Jika kamu ingat kode armada taksi, plat nomor taksi, atau nama supir taksi, akan mempermudah proses pencarian. Karena ada sekitar 500 armada Blue Bird di Semarang!!!
Jika tidak ingat semuanya, jangan khawatir. Laporkan kronologi kamu naik taksi, naik dari mana menuju kemana, kira - kira pukul berapa naik taksi, argo yang dikeluarkan, dan clue lainnya yang dapat membantu. 
Tunggu hingga ada konfirmasi selanjutnya. Biasanya prosesnya cepat. 
Insya Allah, barang yang tertinggal di dalam taksi akan kembali tanpa kurang suatu apapun. Kecuali, jika memang barang bawaan kamu tidak tertinggal di dalam taksi, atau ada penumpang lain setelah kamu yang “mengamankannya”.
Ini poin terakhir yang paling penting dan perlu ditekankan, pastikan barang bawaan kamu benar - benar tertinggal di dalam taksi! 
...
Panjang yah nis, padahal tadinya cuma mau bilang makasih dan minta maaf kepada seluruh Kru Blue Bird yang hari ini saya repotkan karena dompet saya yang tidak juga ditemukan di dalam taksi yang saya tumpangi. Semoga tulisan ini sudah cukup membuat Blue Bird makin laku dan buat krunya naik gajinya ya wkwk.
Dan permintaan maaf saya ke Pak Bayu yang sudah saya khianati. Yang seharusnya saya melaju menuju ruangan, tapi saya belok ke Tawang ngurus dompet yang ternyata keselip di bawah kasur!!! Alhamdulillah ... 
Sekian
2 notes · View notes
ichsantikamilah · 8 years ago
Text
KKNM Day 17 - 20 Jan 2017
Hari ini jum’at. Hari yang insyaallah berkah. Seperti biasa, bangun pagi, mandi, sholat, ngobrol di belakang sama ibu bapak. ada nasi dikit sisa semalem dibikin nasi goreng deh akhirnya. jam 6 udah sarapan nihhhh. alhamdulillah
Hari ke-17 ini bener2 produktif. Dari pagi sampe malem bergerak terus, gaada leye2 di kasur. Pagiku dimulai dengan kajian jum’at di alun2 kadugede. Kami membahas mengenai keutamaan sholat berjama’ah. Beres kira2 jam 8. Abis itu langsung meluncur ke kantor desa, karena hari ini ican giliran magang. Begitulah di kantor desa, banyak gabut sepertinya, malah wifian hahaha. tapi nggak gabut2 amat sih, kita ngodein buku gitu pake nomor panggil dsbnya. padahal sebenernya nggak ngerti hahaha. Sambil searching buat nyari tau gimana cara ngodein buku sesuai kelompoknya, buka medsos deh. Kemarin ican ngupload foto backgroundnya sawah, captionnya kuningan gitu. Kemudian sepupuku Hasna yang pesantren di Kuningan ngomen “Teh sini dong main ke pondok, deket kok dari situ”. Kemudian berasa pengen nengok juga sih, lama banget gak ketemu dia. Setelah nanya2 temen, katanya cukup naik elf sekali doang. Oke sip ngebales komentar dia, bilang kalo nanti siang mau kesana.
3 jam di kantor desa banyaknya diem doang, soalnya badan kerasa berat gitu, kepala agak pusing. Eh teh dila bilang katanya kalo di desa hari jum’at tuh cuma sampe jam 12. Ya makin seneng aja kita. Yuhuuuu. Jam 12 ican langsung caw, nungguin elf pinggir jalan. Pertama banget nih naik elf, mau nyobain sensasinya kaya gimana.
Naik kaaan ke elf, meskipun nunggunya lumayan lama. Pertamanya kosong, terus banyak yang naik turun. Buseeeeet jalannya kenceng amat loh. Di jalan yang bolak-belok aja ngebut, ada kendaraan ngehalangin di depan langsung di klakson. Kaget ini sampe deg2an, takut celaka abisnya. Tapi akhirnya nyampe juga ke tempatnya, alhamdulillah 30 menitan lah. 
Pas turun nggak ada ojek, soalnya lagi pada jum’atan. Ditambah panas karena siang bolong, Akhirnya jalan ke atas, lumayan cape 20 menitan lah :( sampe berhenti dulu di tukang pop ice, beli yg rasa durian. abis itu caw lagi. jalan jalan jalan,akhirnya nyampelah ke gerbangnya. Tulisannya itu Islamic Boarding School Husnul Khotimah. Jadi pengen pesantren aslinyaaa :( kemudian ke dalem ngeliat santri2nya, duh adem bener muka2 mereka. Dijauhkan dari dosa2 duniawi. Kenapa ya dulu ican nggak pesantren aja pas lulus SD/SMP? Pengen pinter ilmu agama. Yaudah cari calon suami yang pinter agama aja kalo gitu. Oke Sip. Masalahnya dia mau apa enggak nih? Wkwkwk
Yuhuuu ketemulah dengan hasna. Udah gede dia, mau lulus SMA bentar lagi. Terus diajakin masuk ke dalem, sholat dzuhur dulu. Masjidnya gede, santrinya juga banyak. Teduh banget hati adek bang. Abis itu kita makan siang, maka kita dateng ke kantin. Beli bakso, padahal kemarinnya udah makan 2 kali wkwkw. terus beli cireng isi, beli kopi, beli jasuke. Ican bilang ke hasna kalo mau apapun sok aja, kalem. Dia keliatan seneng pas ican dateng. Terus makannya banyak banget, lahap. Seneng deh kalo gitu. Soalnya santri gak banyak makan kan. Sambil makan ya kita ngobrol2 banyak, tentang keluarga, sekolah, dia selama pesantren disitu. Terus nyinggung soal dia yang pengen kuliah. Dikasih masukan2 juga biar dia gak salah jalan. Banyak tukar pikiran juga, banyak ngasih pendapat dan saran. Pas di kantin ujan gede banget, akhirnya ngobrol disitu terus sampe ashar.
Adzan ashar berkumandang. Kami sholat ashar di masjid. Sebelumnya dia ngambil mukena dulu. Diajakin lah ican ke kamarnya. Pas ditanya ada berapa orang di kamar, dia bilang sekitar 26. Waaaw banyak banget. Pas masuk ke dalem, waaaa banyak sekali orang. Tapi barang2nya pada berantakan, maklum sih ya santri kan gak punya banyak waktu luang. 
1 note · View note
anakmu-blog · 8 years ago
Text
Kehilangan Selalu Menyapamu dalam ke-Tidak siap-an
Setahun lalu. Hari dimana ibu datang untuk pergi. Hari yg tdk pernah saya dambakan untuk datang. Pagi itu, saya ke rumah sakit mengambil nomor antrean untuk kontrol ibu pasca kemotherapy perdananya. Ibu mengidap kanker ovarium yg sudah rampung di operasi dan entah stadium berapa, belum jelas diagnosanya krn semuanya terjadi sangat cepat.Tak disangka, itulah pagi terakhir saya pamit pergi dan mencium tangannya dengan keadaanya yg sudah terlihat membaik.
Cukup lama saya menunggu di rumah sakit, tak kunjung ada pertanda ibu dan kakak saya datang. Saya hubungi kakak saya yg saat itu mengantar “ibu masih buang2 air, belum berangkat” jawabnya. Kira2 pukul 11.00 pagi mobil yang membawa ibu tiba di depan lobby. Kaget, karena keadaan ibu sangat berbeda dibanding pagi tadi saya saat saya hendak pergi. Ibu terlihat sudah sangat lemas, tak bisa mengangkat beban tubuhnya sendiri, bahkan nampak kesulitan membuka matanya. Padahal pagi tadi, ibu bisa duduk dan turun dr ranjang dengan cukup gagah, ibu bisa berjalan ke dapur, makan sendiri di kasur, menyisir rambutnya dan kamar mandi dengan perlahan. Segera kami menggendongnya duduk ke kursi roda yg kami bawa dr rumah. Kami berniat membawanya langsung ke unit gawat darurat, tapi beliau menolak dan meminta ke poli saja untuk bertemu dokter sesuai jadwal kontrol. Kami hanya bisa menuruti. Ibu terlihat cukup payah saat menuju poli. Sesampainya di poli, perawat2 disana langsung memerintahkan dan mengantar kami ke unit gawat darurat sebelum kami bertemu dokter, melihat kondisi ibu yg sudah terlihat payah. Saya berusaha tenang, karena sebelumnya sudah beberapa kali kami niat kontrol tetapi ternyata ibu perlu di rawat inap.
Di unit gawat darurat, ternyata kursi roda maupun tempat tidurnya habis. Untung kami memang membawa kursi roda sendiri, sehingga ibu bisa langsung di tangani. Dokter mengatakan bahwa ibu dehidrasi karena diarenya beberapa hari terakhir. Ibu sudah berusaha minum saat perjalanan dr rumah ke rumah sakit sampai saat di unit gawat darurat pun kami terus2an memberinya minum tapi nampaknya ibu kesulitan untuk minum krn terlalu lemas, bahkan ketika diberikan minum dengan sendok. Beberapa kali juga kami menyuapinya madu dan sari kurma supaya ibu tetap punya tenaga, tapi sepertinya saat itu menelan bukan hal mudah untuk ibu karena semuanya secara otomatis mengalir lagi keluar. Perawat dan dokter kesulitan mencari pembuluh darah ibu untuk memasang infus, sekitar sejam lebih jarum infusan baru bisa terpasang setelah itu pun berkali2 infusannya macet.
Kami bergantian menjaga ibu, saya mencari tempat tidur ke gedung2 lain supaya ibu bisa lebih nyaman dan ditangani lebih baik. Mondar mandir, ternyata tidak mudah mendapatkannya… orang sakit itu sangat banyak. Setelah dapat, saya meninggalkan kartu identitas dan mendorongnya sendiri ke unit gawat darurat yang saya masih bingung arah2nya, beberapa kali saya salah jalur. Akhirnya sekitar pukul 03.00 sore ibu bisa ditangani di atas tempat tidur dan dan bisa masuk ke sisi lain ruang unit gawat darurat yg lebih lengkap fasilitasnya. Ibu sudah mulai kehilangan kesadaran dirinya, kondisinya masih dlm keadaan kritis. Tidak terasa ternyata hari sudah menjelang maghrib, kondisi ibu sedikit lebih baik meski belum sadarkan diri –yang sepertinya ibu sedang tertidur– dan masih masuk kategori kritis. Kami hanya bisa berdoa dan membacakan alquran, kami sangat yakin ibu akan baik2 saja hari itu. Kakak pertama saya menelepon kakak saya yg lain di rumah, “siapin baju2 sama perlengkapan ibu ya, kondisinya membaik tp kayaknya mesti rawat inap lagi”.
Ibu sempat tersadar sedikit, lebih tepatnya membuka matanya dan menggumam saat kakak pertama saya mendampinginya. Ibu meminta kakak pertama saya untuk memanggil saya dan kakak laki2 saya, nampaknya beliau ingin melihat anak2nya. Namun, karena peraturan yg hanya membolehkan 1 org yg berjaga, kami pun bergantian keluar.
Kali ini ibu benar2 sadar lagi, ibu membuka matanya dan berbicara cukup jelas. Ibu meminta untuk membuka semua alat yang terpasang di tubuhnya dengan sedikit memaksa, beliau bilang sudah tidak kuat. Kami menguatkannya sebisa kami, terus memintanya istighfar dan mengikuti lafazh2 yg kami ucapkan. Tidak lama setelah itu beliau tenang.
Terakhir yang menjaga ibu adalah saya, saya terus membisikkannya lafazh2 sambil memintanya mengikutinya dan terlihat ibu berusaha mengikutinya, dalam keadaan ibu yg tidak sadar itu, tiba2 tangannya menggenggam tangan saya kuat. Air mata yg sedari lama saya tahan akhirnya tumpah dan saya berbisik, “maafin Aci ya bu, Maaf Aci banyaaak banget salah, suka ngambek, sering males, bikin ibu marah, bikin ibu kesel, Aci belum jadi anak yg baik yang berbakti ibu kuat… bangun ya bu. Ibu mau liat Aci lulus kan? Katanya mau liat Aci wisuda? Nanti Aci wisuda sm siapa? Aci belum bisa bahagiain ibu... Ibu bangun, ibu kuat, ibu paling kuat”. Seolah ingin menjawab, saya melihat ada air yg mengalir dari sisi matanya, harapan saya melambung lg. Saya yakin ibu masih akan lama bertahan di dunia.
Selama menjaga ibu, pandangan saya tak pernah luput dr alat yang menginformasikan indikator tekanan darah, denyut nadi dan nafas ibu.
Tak lama setelah kejadian tadi, saya masih terus menyemangati ibu dengan membisikkannya lafazh2, tiba2 ada sedikit getaran pada ujung kaki ibu dan genggaman yg terasa sedikit lebih kuat. Refleks, saya terus memandangi alat2 itu sambil terus membisikkan lafazh ke telinga ibu. Angka yg menunjukkan nafas ibu dr rata2 angka 7 tiba2 drastis turun menjadi 3, padahal sebelumnya sempat naik ke angka 13. Angka itu terus stuck di angka 3 dan naik turun ke angka 2, dr angka 2 kemudian naik turun ke angka 1, dan 0…. jantung saya berdebar kencang, saya langsung memangg dokter, “Dok, itu kok jd nol, gmn ya?”. Dokternya sangat tenang, meminta saya minggir dan menunggu sebentar dan tirai ditutup. Dokter meminta saya memanggil kakak pertama saya, saya kemudian langsung meceritakan keadaannya “Itu mba yg indikator nafasnya turun drastis, tau2 jd nol”. Kakak saya mendampingi dokter memberikan tindakan untuk ibu, saya berdiri di belakangnya. Setelah memberikan beberapa tindakan, diantaranya memasukkan selang pernafasan lewat mulut dan memicu jantungnya, dokter bicara kepada kakak pertama saya sambil memegang bahunya “ibunya udah gak ada, doain ya”. Saya yg berdiri tidak jauh seharusnya sadar dgn ucapan dokter itu, sebenarnya saya memang sadar tetapi pikiran saya masih melayang diselimuti atmosphere yg tidak jelas. Saya masih terus memandangi ibu saya, dan menunggu tindakan apalagi yg akan dilakukan dokter. Sampai akhirnya, kakak pertama saya dengan mata nanar berkata, “ibunya udah gaada”.
Lagi2, orangtua saya menghembuskan nafas terakhirnya di tangan saya. Rasanya dunia saya runtuh, rasanya saya tidak bisa menapakkan kaki, tenggorokan saya terasa kering dan tercekat, kepala saya pun merasakan sakit yang teramat. Tanpa dapat berkata2, kaki saya lemas, saya tersungkur berjongkok dan tertunduk. Sesak. Hanya air mata yg tak hentinya mengalir. Rasanya, usaha kami untuk kesembuhan ibu baru di mulai. Rasanya baru kemarin (yang ternyata sudah hampir setengah tahun) saya berjanji pada diri sendiri akan melakukan apapun untuk kesembuhan ibu dr kanker yang diidapnya, saya rela meninggalkan dan menukarkan semuanya demi kesembuhan ibu. Semuanya terasa begitu cepat dan tak terduga. Saya tahu, ibu sakit dan bisa kapanpun pergi meninggalkan kami.
Tapi, kehilangan memang selalu menyapamu dlm ke-tidak siap-an yang memang tidak akan pernah siap meski telah di persiapkan.
Malam itu, 5 Januari 2016 di jam yang sama seperti saya kehilangan bapak. Saya kehilangan tujuan hidup saya, kehilangan motivasi saya, kehilangan supporting system terbaik dlm hidup saya, kehilangan salah satu pintu syurganya anak manusia.
3 notes · View notes
weningts · 5 years ago
Text
“Berapa hari ke Jogja, yank? Mau nginep dimana? Tidur rumahku aja yank”
Begitu pesan yang dikirimkan sahabat saya, Lisna, ketika saya bilang mau ke Jogja. Sudah lama sekali saya tidak bertemu dengan Lisna. Sudah kangen pingin nostalgia dan bertukar cerita. Oiya, Lisna dan saya bareng saat kuliah di UNY. Rumah dia di Gamping, tapi seringnya tidur di kosan saya, Karangmalang.
Karena agenda saya dimulai pagi hari, jadi saya memutuskan untuk berangkat ke Jogja di malam sebelumnya, dan Alhamdulillah di sela-sela kesibukan mbak bankir, kami bisa bertemu dan bonus curhat semalaman. Berasa jadi mahasiswa baru lagi ya, Na! Secepatnya kita ketemu lagiiii!
Paginya, saya ke Solo naik kereta Pramex pertama kali! Besok cerita satu postingan sendiri aaah… Siangnya, saya menuju ke penginapan. Btw, salah satu hal yang saya persiapkan jauh-jauh hari sebelum bepergian ke suatu tempat adalah soal penginapan. Mungkin ada sekitar 1 bulanan sebelum berangkat udah galau menentukan pilihan mau nginep dimana, haha. Akhirnya ya mantengin aplikasi seperti Agoda dan lainnya buat memantau harga. Daaaan, kali ini, pilihan jatuh ke Hotel Yellow Star Gejayan! Harga standar sekitar 900ribuan, tapi saya dapat harga 300ribuan, hahaha. Promo lagiii… Agoda dan Telkomsel!
Awal tahu hotel ini ya bermodal searching di google dan review-review di Agoda. Penasaran lah saya, dan tertarik karena berdasar yang saya baca, hotel ini nyaman dan tentunya lokasinya strategis. Jadi, kalau mau kemana-mana bisa dekat. Tentunya, di Gejayan! Nostalgia lagi lah, masa-masa dulu.
Yellow Star Hotel adalah hotel bintang tiga. Fyi, ada satu properti lagi selain di Gejayan, yaitu Yellow Star Ambarrukmo Hotel di Jalan Laksda Adisucipto. Nhah, kalau yang di Gejayan ini, punya 61 kamar, sedangkan yang Ambarrukmo ada 70 kamar.
Dengan konsep modern and youth style, hampir semua ruangan dan sudut Hotel Yellow Star Gejayan terdapat sentuhan modern. Tembok warna putih, juga banyak mural yang bikin kesan anak muda gitu deh. Furniturenya juga kebanyakan kayu dengan warna alami, yang bikin kesan sederhana. Saat kita masuk di lobi, kita langsung bisa melihat sebenarnya hotel ini tidak terlalu luas, namun pengaturan furniturnya yang membuat agak lega. Cukup instagramable, misal kamu-kamu hobi dan suka plus pinter cari angle foto yang bagus.
Area lobby dan depan
Saat check in, prosesnya juga cepat. Saya cuma menyerahkan KTP untuk difotokopi, mengisi formulir dan tandatangan. Langsung dikasi keycard dan menuju ke kamar nomor 704, yang artinya di lantai 7, wow! Tenang aja, ada lift kok.
Oiya, kamar yang saya pesan adalah Standard Room dengan ukuran kamar 18m2. Satu kasur ukuran king size dengan sprei dan bantal yang berwarna putih, dengan furniture kayu-kayu gitu. Simpel sih. Ada lemari yang buat gantung dan rak buat nata-nata, trus meja kecil dan kursi, TV, AC, trus asyiknya lagi, ada jendela besar dengan pemandangan jalan Gejayan! Bonusnya, ada slippers yang lucuu! Biasanya kan warna putih biasa gitu, yang ini warna hitam dengan gambar bintang warna kuning, sesuai logo Hotel Yellow Star Gejayan.
Karena seusai perjalanan dari Solo yang cukup melelahkan, masuk kamar saya langsung ingin mandi. Tapi, ternyata sabunnya habis, kemudian saya telpon resepsionis, dan nggak ada 3 menit, mas-masnya datang buat refill sabun. Gercep! Untuk fasilitas kamar mandi sendiri, ada toiletries yang lumayan lengkap, soalnya ada cotton bud juga, haha. Air panas juga mengalir dengan lancar. Fyi, tembok kamar mandi, di bagian showernya, itu kaca yang tirainya bisa diatur.
Saat istirahat, kasurnya empuk banget. Niat rebahan sebentar, jadinya kebablasan karena saking capek dan nyamannya. Plusnya, lampu penerangannya juga cukup terang, tinggal kita yang ngatur mau untuk tidur, baca, atau lainnya. Channel TV si tidak begitu banyak pilihan, tapi nggak masalah si, karena seperti kebiasaan saya kalau tidur, TV-nya malah yang nonton saya, hahaha.
Betah sih berada di Hotel Yellow Star Gejayan ini. Walaupun letaknya di pinggir jalan banget, tapi tetap nyaman nggak ramai. Kamarnya juga semacam kedap suara, jadi nggak terganggu dengan aktivitas di luar, mengingat, atas kamar saya ini adalah rooftop. Dan malamnya, kebetulan ada acara Live Accoustic gitu, tapi amaan, tidak terganggu istirahat saya. Meskipun saya tidak sempat untuk menikmati duduk-duduk cantik di Sky Lounge dan Restaurant yang ada di rooftopnya, tapi pagi harinya sebelum checkout saya sempat naik dan ambil foto. Emang paling nyaman si saat sore menjelang malam. Karena kalau pagi ke siang, puanaaas.
Masalah kebersihan cukup baik, karena dari awal saya masuk ke lobby hingga ke kamarpun terlihat rapi dan bersih. Untuk AC pastinya terawat, karena kerasa dinginnya, malah adem banget, haha dasar saya yang gak kuat AC, hihi. Untuk pelayanan, mulai dari resepsionis, petugas kebersihan, keamanan juga sangat ramah. So far, pengalaman saya menginap semalam di Hotel Yellow Star Gejayan ini cukup menyenangkan. Suruh balik? Mauuu!
  Hotel Yellow Star Gejayan Jl. Gejayan 27A, Catur Tunggal, Depok 55281 Yogyakarta
  Pengalaman Menginap di Hotel Yellow Star Gejayan “Berapa hari ke Jogja, yank? Mau nginep dimana? Tidur rumahku aja yank” Begitu pesan yang dikirimkan sahabat saya, Lisna, ketika saya bilang mau ke Jogja.
0 notes
rebeccadeavers · 6 years ago
Text
Review: Sensasi Menginapa ala Orang Korea di Tama Boutique Hotel, Bandung
Review: Sensasi Menginapa ala Orang Korea di Tama Boutique Hotel, Bandung:
Bagi warga Jakarta, Bandung telah menjadi destinasi liburan paling favorit. Meskipun liburan akhir pekan di Bandung akan disambut dengan kemacetan di mana-mana, tapi hal itu tak lantas menyurutkan minat para wisatawan untuk datang ke Kota Kembang ini. Seperti saya yang tak pernah merasa bosan untuk terus datang ke Bandung. 
Liburan ke Bandung kali ini saya telah membooking kamar di salah satu hotel yang akhir-akhir ini ramai diperbincangakan oleh kalangan millenial. Katanya, sih, termasuk hotel paling hits di sana. Adalah Tama Boutique Hotel yang menjadi pilihan hotel tempat saya menginap. 
Kalau mendengar dari namanya, memang seperti tidak ada yang spesial dari hotel satu ini. Tapi, kalau kamu mencarinya di Google, hotel ini selalu berhasil masuk ke dalam jejeran hotel paling unik dan juga Instagramable di Bandung. Hmm, lantas apa, sih, yang membuat Tama Boutique Hotel itu menjadi begitu populer di kalangan wisatawan? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini. 
1. Lokasinya sangat dekat dengan Stasiun Bandung
Tumblr media
Review Tama Boutique Hotel. (BukaReview/Luthfa Nurridha)
Untuk saya yang lebih suka naik kereta ke Bandung, saya sangat senang dengan lokasi hotel yang berada cukup dekat dengan Stasiun Bandung. Bisa dibilang lokasinya sangat strategis karena terletak di jantung kota. 
Tumblr media
Review Tama Boutique Hotel. (BukaReview/Luthfa Nurridha)
Tiba pada pukul 11.30 WIB, saya memutuskan untuk langsung menuju ke Tama Boutique Hotel. Kala itu, jalanan Kota Bandung sedang padat merayap, apalagi saya datang tepat di hari Sabtu. Melihat kondisi jalanan yang sedang ‘tidak bersabahabat’, saya pun memutuskan untuk naik ojek online yang saya anggap lebih cepat dan praktis. 
Tumblr media
Review Tama Boutique Hotel. (BukaReview/Luthfa Nurridha)
Rute 1,5 km dari Stasiun Bandung ke Tama Boutique Hotel saya tempuh menggunakan sepeda motor dalam waktu kurang dari 10 menit. Saking dekatnya lokasi hotel dari stasiun, saya cuma membayar Rp 4.000 saja. Yap, Tama Boutique Hotel sendiri terletak di kawasan Pasir Kaliki, Bandung, di mana masih berada dalam satu kawasan dengan Stasiun Bandung. 
2. Bukan di lantai dasar, lobby hotel justru terletak di lantai teratas
Tumblr media
Review Tama Boutique Hotel. (BukaReview/Luthfa Nurridha)
Sesampainya di sini, situasi pintu masuk hotel terlihat sangat sepi. Yakarena lobby hotel tidak berada di lantai dasar melainkan terletak di lantai paling atas. Jadi, ketika kamu masuk lift, akan ada pilihan lantai L yang akan membawa kamu langsung ke rooftop hotel. Tiba di lobby, saya langsung disambut oleh resepsionis yang menyinggungkan senyumnya dengan sangat ramah.
Waktu memang masih menunjukkan pukul 12.00 WIB, tapi untungnya saya diperkenankan untuk check in lebih awal. Wah, betapa senangnya saya saat itu. Tak lama, saya pun langsung diberikan kunci hotel dengan kamar nomor 507. 
Tumblr media
Review Tama Boutique Hotel. (BukaReview/Luthfa Nurridha)
Ohiya, lobby hotel ini memang tidak seperti lobby hotel pada umumnya. Karena, tempatnya sangat nyaman dan lebih mirip seperti kafe. Ada are sky lounge yang langsung dihadapkan dengan pemandangan Kota Bandung. Selain itu, juga ada area private dining room yang juga bisa kamu bisa kamu manfaatkan sebagai ruang tunggu. 
Tumblr media
Review Tama Boutique Hotel. (BukaReview/Luthfa Nurridha)
Kesan teduh ditonjolkan dari hotel satu ini. Di sisi bagian kiri, terdapat taman vertikal yang ditumbuhi dengan tanaman hijau yang asri. Rasanya, mata saya seketika langsung segar melihat tanaman hijau yang menghiasi dinding hotel. Konsep industrial juga ditekankan pada lobby hotel, terlihat jelas pada langit-langit hotel yang dibiarkan unfinished lengkap dengan lampu gantung temaram berwarna hitam. 
Tumblr media
Review Tama Boutique Hotel. (BukaReview/Luthfa Nurridha)
Material kayu juga terlihat mendominasi. Lantai dan dindingnya serta furniture seperti kursi dan mejanya terbuat dari kayu, sehingga menonjolkan kesan homey yang nyaman. Karena area sky lounge dibiarkan terbuka dan hanya dibatasi dengan dinding kaca, hotel ini bisa dibilang ramah lingkungan, karena tanpa lampu yang dinyalakan, lobby hotel sudah sangat terang karena mendapat pencahayaan alami. 
3. Mengangkat Negara Ginseng Korea sebagai tema utama hotel
Tumblr media
Review Tama Boutique Hotel. (BukaReview/Luthfa Nurridha)
Satu hal yang pertama kali membuat saya penasaran dengan hotel ini adalah tema negara Korea yang diangkat oleh Tama Boutique Hotel. Padahal, nama hotelnya sendiri tidak mengandung unsur kata-kata khas Korea. Ternyata, tema Korea ini diaplikasikan pada hiasan lobby dan juga dekorasi kamar hotel.
Pemandangan Bukchon Hanok Village yang ada di Seoul, Korea, terpampang jelas di salah satu sudut kamar, lengkap dihiasi dengan ornamen kayu yang seakan mengibaratkan sebuah jendela dari rumah tradisional Korea. Bukcheon Hanok Village sendiri adalah sebuah kawasan perumahan tradisional Korea yang masih berdiri gagah di tengah gemerlap Kota Seoul. 
Tumblr media
Review Tama Boutique Hotel. (BukaReview/Luthfa Nurridha)
Melihat gambar Bukchon Hanok Village pada salah satu dinding kamar seakan membawa saya pada masa Joseon di Korea. Mendukung tema Negeri Ginseng, juga ada sebuah tulisan menarik di bagian dinding lorong hotel yang bertuliskan “Keep Calm & Eat Kimchi”. 
Tema Korea juga bisa kamu rasakan pada menu breakfast yang ditawarkan oleh Tama Boutique Hotel. Rata-rata, semua menunya merupakan menu khas Negeri Ginseng. Tak heran, kenapa banyak orang yang menilai bahwa hotel satu ini bisa memberikan sensasi menginap ala orang Korea. Bahkan, ada restoran korea Born Ga yang bisa kamu kunjungi di lantai 1 hotel, lho. Tapi pastinya, restoran ini di luar dari biaya menginap di hotel, ya. 
Baca Juga: Rekomendasi 11 Hotel Paling Kids-Friendly di Bandung
4. Pemilihan material bangunan yang didominasi oleh kayu
Tumblr media
Review Tama Boutique Hotel. (BukaReview/Luthfa Nurridha)
Turun ke lantai 5, saya cukup terkesima dengan desain hotel yang dibuat dengan sangat unik. Material kayu mendominasi seluruh area. Dinding berwarna putih yang berpadu dengan pintu kayu kamar menekankan kesan nyaman dari hotel satu ini. 
Konsep hotel ramah lingkungan tampaknya menjadi concern utama Tama Boutique Hotel. Memasuki area lorong, ada rangkaian pot berisi tanama merambat yang diletakkan di area tengah lorong. Cahaya matahari pun menembus masuk dari langit-langit kaca sehingga membuat area hotel tetap terang walau lampu tidak dinyalakan. Juga ada beberapa pajangan mangkuk kayu dan mangkuk khas Korea yang sengaja dipajang di dinding lorong hotel. 
Tumblr media
Review Tama Boutique Hotel. (BukaReview/Luthfa Nurridha)
Tumblr media
  Review Tama Boutique Hotel. (BukaReview/Luthfa Nurridha)
Material kayu juga terlihat di dalam ruangan kamar. Meja dan lemari serta sisi kasur didominasi oleh material kayu. Sedangkan, area kamar mandinya menggunakan material keramik berwarna hitam gelap sehingga memberikan kesan eksklusif dan mewah. 
Baca Juga: Mulai Rp220 Ribu, Ini Hotel Instagramable di Bandung untuk Solo Traveler
5. Fasilitas kamar sangat lengkap
Tumblr media
Review Tama Boutique Hotel. (BukaReview/Luthfa Nurridha)
Menempati kamar 507, saya cukup puas dengan ukruan kamar hotel ini. Ukuran kamarnya cukup luas sehingga membuat saya leluasa bergerak. Sesuai dengan penjelasan saya di atas, salah satu dinding kamar dihias dengan latar Bukchon Hanok Village berwarna hitam putih yang dilengkapi dengan orname kayu layaknya jendela rumah tradisional Korea. 
Tumblr media
Review Tama Boutique Hotel. (BukaReview/Luthfa Nurridha)
Dalam kamar deluxe twin bed ini terdapat single sofa empuk berwarna navy di sudut kiri, dan tepat di belakangnya ada standing lamp yang unik. Lemari kaca geser turut disediakan dengan beberapa gantungan baju dan kotak brangkas di dalamnya. Lalu, ada meja panjang bermaterial kayu yang dilengkapi dengan laci kaca berisi cangkir dan aneka minuman sachet seperti kopi, teh, dan gula pasir. Juga disedaiakan dua botol air mineral, heater untuk memasak air panas serta kulkas kecil di bagian tengah meja. 
Tumblr media
Review Tama Boutique Hotel. (BukaReview/Luthfa Nurridha)
Sama seperti hotel lainnya, tv kabel di sini juga menayangkan aneka film menarik pilihan. Jadi, kamu tak akan bosan selama berada di dalam kamar. Ohiya menariknya, tak ada meja lampu yang biasa diletakkan di sisi-sisi kasur, melainkan ada area dinding yang disulap menjadi meja yang bisa kamu manfaatkan untuk meletakkan aneka barang penting seperti handphone dan laptop. Karena bentuknya yang bisa dimanfaatkan sebagai meja, juga diletakkan kursi kayu di bagian ujung kasur. Notes kecil dan pensil kayu turut disediakan di dekat telepon kabel hotel. 
Tumblr media
Review Tama Boutique Hotel. (BukaReview/Luthfa Nurridha)
Ruangan kamar mandinya juga unik, bentuknya persegi panjang. Semua sisi paling kanan kamar dijadikan sebagai ruangan kamar mandi, lengkap dengan pintu kaca buram yang bisa digeser. Luas kamar mandi yang tidak terlalu besar dimanfaatkan sedemikian rupa oleh pihak hotel demi memberikan kesan nyaman. Wastafel sengaja diletakkan di bagian tengah memisahkan area shower dan toilet. 
Fasilitas kamar mandinya juga sangat lengkap, ada sabun, shampo, sikat dan pasta gigi, shower cap, cotton bud, dan sanitary bag. Yang saya suka dari ruangan kamar mandinya, meskipun ukurannya tidak terlalu luas, tapi semua fasilitas mandinya diperhatikan dengan maksimal. Menjunjung tinggi konsep ramah lingkungan, ada sebuah pesan yang digantung pada gantungan handuk dengan kalimat yang berisi pesan tentang penghematan air demi menjaga lingkungan. 
Baca Juga: 5 Penginapan di Bandung dengan Kolam Renang seperti Waterpark. Asyik Banget!
6. Breakfast bisa diantar ke kamar, lho!
Tumblr media
Review Tama Boutique Hotel. (BukaReview/Luthfa Nurridha)
Tak seperti hotel pada umumnya, breakfast di sini bisa diantar ke kamar, lho. Kamu tinggal bilang ke resepsionis hotel untuk mengantar sarapan yang kamu inginkan. Lalu, kamu sebutkan saja jam berapa sarapan mau diantar. Saya memilih jam 8, dan benar saja tepat pada jam 8 staff hotel mengantarkan sarapan yang sudah saya pesan sebelumnya. Saya pun bisa menikmati sarapan di kamar dengan leluasa. 
7. Pilihan menu makanan yang didominasi oleh menu Korea
Tumblr media
Review Tama Boutique Hotel. (BukaReview/Luthfa Nurridha)
Dari pertama kali check in, pihak hotel langsung menyodorkan menu sarapan yang disediakan di Tama Boutique Hotel. Menu paling banyak didominasi oleh menu makanan Korea, mulai dari bulgogi, topokki, seaweed soup, Korean chicken, dan lain sebagainya. Banyaknya pilihan menu ini sebenarnya membuat saya kebingungan. Akhirnya, pilihan jatuh pada Alacarte Package Korean 1 yang terdiri dari Beef Bulgogi, Tama Tofu, Japchae, Pomp Potato, Snack Fish Fillet, Seaweed Soup, Rice, Pudding, dan Jus Melon. 
Keseluruhan makanannya memang merupakan menu khas Korea. Namun rupanya, rasanya cukup enak dengan rasa asin dan gurih yang sangat pas. Jus melonnya juga sangat segar dan bisa menetralisir rasa dari hidangan utama.  
Ohiya, untuk bisa menginap di sini, range harganya cukup bervariasi, mulai dari Rp 650 - Rp 1,3 jutaan. Untuk ukuran hotel bintang tiga, rasanya Tama Boutique Hotel cocok dijadikan sebagai pilihan tempat kamu menginap bersama keluarga. Bagaimana? Tertarik menginap di Tama Boutique Hotel?
from https://review.bukalapak.com/travel/review-sensasi-menginapa-ala-orang-korea-di-tama-boutique-hotel-bandung-91336 from https://bukareview0.tumblr.com/post/181242284373
0 notes
diparaditya · 8 years ago
Text
I Kapten Abram
Kapten Abram mengepulkan asap berkali-kali dari mulut dan hidungnya. Entah kenapa dia merasa lebih ingin merokok dari biasanya. Lebih lagi, udara sedikit sejuk yang membuat keinginan merokoknya sangat impulsif. Di depannya, suasana sedang hiruk pikuk. Tim CSI mengumpulkan barang bukti, beberapa opsir sedang menyalakan garis polisi dan mendirikan kubah anti huru hara dengan targeted EMP agar tidak terlalu banyak warga sekitar yang menonton. “Okay, apa saja yang bisa kita dapat sekarang?” tanya Kapten Abram kepada salah satu detektif yang ada di sana. “Waktu kematian sekitar jam 23:11 malam, sekitar 5 menit yang lalu. Kemungkinan dilempar dari lantai atas, beberapa memar di daerah leher, tulang belakang hingga tengkorak hancur hingga 85 persen.” Ada bunyi bip  dari lapisan kulit detektif tersebut. “Pengenal wajah hanya bisa merekonstruksi hingga 50 persen.” “Ada identitas pengenal? Dompet?”tanya kembali Kapten Abram sambil  menghisap kembali rokoknya. “Tidak ada sama sekali.” kata detektif tersebut. Kapten Abram melengos pergi sambil menggerutu, “Ini kenapa aku benci setengah mati dengan HM”[1]. Kapten Abram menklik dua kali rokok elektriknya dan mulai menghembuskan asapnya. Asap yang berbau mint. Ia mengambil handphonenya dan menyentuhkan jari-jarinya pada layar tersebut. Ia mengetik angka dan mulai menelepon Alabar. Tidak ada jawaban. Begitu seterusnya hingga 40 kali. “Ke mana lagi si bangsat itu?” keluh Kapten Abram. Ia mulai gelisah dan melangkah dengan sedikit gontai kembali ke TKP. “Kapten!” Kapten Abram menoleh. Petugas CSI itu menyerahkan satu plastik berisi gelang. “Kami menemukan ini tadi, sepertinya gelang kaki ini milik korban.” “Hmm… sudah dimasukkan ke database CSI? Alert semua distrik dan titik temu kemungkinan bersinggungan dengan benda ini.” “Siap, Pak!” petugas CSI memberi hormat. “Sepertinya gestur itu bakalan makin usang” lamun Kapten Abram. “Hmmm… Kapten?” kata petugas CSI itu. “Iya, ada apa?” “Anuu…. Kapten? Mau di-scan copy barangnya seperti biasa?” tanya petugas CSI. “Boleh” kata Kapten Abram mengangguk tegas. Petugas CSI itu menyerahkan plastik barang bukti berisikan gelang kaki tadi. Dengan cekatan, Kapten Abram menscan copy dengan sebuah alat scanner dan duplikat barang bukti. Setelah itu, Kapten Abram mengirimkan paket itu melalui teleporter mini yang ia miliki ke alamat yang ia tuju. Kapten Abram menuju ke daerah jatuhnya korban sambil melihat-lihat, lalu memanggil dua petugas CSI lainnya sambil memberikan perintah “Okay, kamu ikut saya ke apartemen, yang lain tetap amankan situasi”. Kapten Abram bersama satu petugas CSI bernama Mackerel menuju lift apartemen TKP untuk mencari petunjuk. Tidak perlu waktu lama untuk lift sampai di lantai 45. Kapten Abram dan Mackerel masuk ke unit 45517. “Mackerel, mulai sisir unit ini, saya akan mencari sudut sudut lain.”, perintah Kapten Abram. Merekapun berpencar mencari bukti. Apartemen sempit ini tidak terlalu banyak barang, namun banyak rusak. Wastafel, kasur yang terbalik, alat alat dapur yang sudah entah berapa lama tidak dicuci. Kapten Abram mengecek lemari pakaian, dan nihil. Tidak banyak yang bisa ditemukan. Kapten Abram menyalakan scannernya, dan di layar hanya ada beberapa angka yang tidak membantu. Furniture rusak 45%, bekas benturan 25%, jendela hancur 95%, guratan rambut, begitu yang tertera layar, begitu yang tertulis di layar. “Mack, ada yang menarik?” teriak Kapten Abram. “Ya kapten, sepertinya ini sedikit aneh.” kata Mackerel. Kapten Abram masuk ke ruang di mana Mackerel berada. Ruangan itu adalah dapur kecil. Di lantai dapur, tersebut ada bekas gesekan meja, dan beberapa bercak darah. Bukan darah manusia, karena berwarna biru. “Bagus sekali” puji Kapten Abram sembari menyalakan scannernya dan memasukkannya ke database. Beberapa saat berselang, Kapten Abram dan Mackarel mulai menyisiri dan menemukan banyak petunjuk lain. Yang paling tidak biasa adalah senjata plasma namun tidak ada sidik jari maupun residu digital. Senjata plasma yang mereka temukan juga tidak memiliki nomor registrasi. TKP ditutup dan semua unit kembali ke tempatnya masing-masing, kecuali Kapten Abram.Ia sedang tidak ingin kembali ke rumah. Kasus ini aneh, tidak biasa. Dia sering melihat kasus pembunuhan, menangani beberapa namun tidak pernah ada yang seaneh ini. Pelakunya seperti tidak pernah eksis sama sekali. Kapten Abram membiarkan malam menggerogoti pikirannnya dan berjalan melalui stasiun teleporter. XC-918. Stasiun teleporter yang sudah mulai sepi. Wajar, karena waktu sudah menunjukkan jam 1 malam. Kapten Abram menggesekkan kartu dan masuk ke salah satu pod teleporter. Ada 5 orang yang masuk di satu pod yang sama, 4 manusia dan 1 android. Selesai memasukkan destinasi masing-masing, pod mulai mengeluarkan sinar dan dalam sekejap, sampailah Kapten Abram ke kantor polisi Neopolis Distrik 37. Dalam keadaan mata yang masih berkunang-kunang dan mual, Kapten Abram memasuki kantor polisi Neopolis yang ramai. Kantor polisi ini memiliki beberapa ruangan, dari mulai ruang interogasi, ruang barang bukti, ruang IT, cafeteria, ruang senjata, administrasi dan lobby. Kapten Abram menekan tombol di lift dan menuju ruangannya yang berada di lantai 11. Sesampainya di sana, Kapten Abram masih sempat bertegur sapa dengan petugas jaga, Opsir Hypotenuse, si android. Kapten Abram melangkah gontai, membuka jaketnya, menyalakan rokok elektrik serta PCnya dan membuka laporan kasus yang di hari ini. Kecelakaan teleporter, overdosis neuroin di pesta kelulusan, kasus pembunuhan karena perceraian dan yang terbaru pembunuhan misterius yang belum ada titik terangnya sama sekali. Yang sedikit berbeda adalah kebanyakan laporan ini sekarang dibuat oleh android. Abram mengecek email pribadinya yang cuma berisikan awaran kerja private security dari Tangential, e-pamphlet Partai Konservatif tentang bahayanya HMN (Hampir Manusia Network) kalau benar-benar diimplementasikan penuh. Kapten Abram mengarahkan jarinya ke layar datar komputernya, dan melakukan voice command untuk Alabar. Dengan cepat, Kapten Abram mengirimkan email ke Alabar tanpa basa basi. Dia perlu insight darinya. Kapten Abram tertidur tidak lama berselang setelah mengirim email. Pagi berjalan seperti biasa di kantor polisi Neopolis. Kapten Abram terbangun dari meja kerjanya. Waktu menunjukkan jam 9 pagi. Kantor polisi masih tidak berkurang riuhnya. Kadet dan beberapa opsir berbaris di lapangan, suara apel pagi dan beberapa mobil patroli yang berangkat ke beberapa titik. Kapten Abram menempelkan beberapa caffeine patch dan menyalakan rokok elektriknya. Kasus tadi malam masih menghantui pikirannya. Android baru mulai diperkenalkan ke divisinya yang membuat dirinya semakin kesal. Ada alasan kenapa Kapten Abram tidak begitu menyukai kehadiran android yang semakin hari semakin banyak, dan semakin mirip manusia. Ledekan seperti HM yang akhirnya dipolitisasi sedemikian rupa membuat keadaan semakin keruh. Semakin hari semakin banyak laporan kejahatan yang di mana android menjadi korban. Buruknya lagi, politisi di atas sana mulai mencoba menggolkan android untuk memiliki hak yang sama seperti manusia. Kapten Abram merindukan suasana lama. Minum minum setelah kasus selesai, belasungkawa ketika ada petugas yang gugur, dan lain sebagainya. Sekarang? Di divisinya saja hanya ada dua manusia yaitu dirinya sendiri dan Mackarel. Pikirannya yang semakin kalut dibuyarkan oleh nada panggilan PCDnya. Ada kasus ternyata. Kasus penikaman di pod teleporter Distrik 15, menurut dari PCD[2]. Kapten Abram mengambil jaketnya dan bergegas menuju toilet, mencuci muka lalu masuk ke pod teleporter milik Kepolisian. Satu-satunya kemajuan teknologi yang masih bisa dia tolerir. Teleporter sampai dan TKP sudah penuh dengan beberapa opsir, CSI. Kapten Abram mulai memberikan komando untuk menanyakan para saksi. Kapten Abram melipir sedikit dan mulai mencoba menelpon Alabar kembali. Telpon tersambung dan Alabar seperti biasa lupa mengisi baterai. Setelah puas memaki, Kapten Abram menutup telepon dengan setengah kesal dan kembali menyusuri TKP penikaman terjadi. “Chimera[3] ya?” begitu konfirmasi dari detektif MR-417 ketika menanyai salah satu saksi, pensiunan wanita NMR[4]. “Ada insight lain?” tanya Kapten Abram kepada detektif android. “Sejauh ini tidak, dan si wanita tidak berbohong. Denyut nadi sedikit kencang, adrenalin meningkat 40%, kecocokan alibi dan nada suara 95%.” jawab detektif itu. Kosong. Pandangan kosong dari android dan ekspresi muka datar juga jadi salah dua dari kenapa Kapten Abram membenci HM.   “Oke Hey MR siapalah itu” kata Kapten Abram. “Anda bisa memanggil saya dengan Maroon” jawab si android. “Okay Maroon, run semua database Chimera di server kepolisian distrik 5, dan akses semua security camera.” perintah Kapten Abram. “Running, pak. Tingkat kecocokan 5%, facial recognition sedang dijalankan di 48 titik dari distrik 5 sampai 17.” “Cih, tidak seru sekali kalau begini” gerutu Kapten Abram sambil menyalakan rokok elektrik yang baterainya tinggal 3 persen. Nada dering berbunyi, Kapten Abram mengangkat teleponnya dan menjawab “Halo Jessica, ada kabar apa?”“Hmmm… Kapten. Alabar ke tempatmu bukan? Katanya dia follow up kasus dan pergi terburu-buru” kata Jessica“Memang aku ada rencana ketemu dia di Gloria Pub. Tapi aku masih ada kerjaan.” Kata Kapten Abram“Aku punya firasat buruk soalnya” kata Jessica. “Ah itu kan perasaan kamu saja, memangnya ada apa?” “Entahlah, tapi sebaiknya kapten langsung ke Gloria Pub saja” kata Jessica . “Aku masih ada kasus, jangan galau tidak penting begini dong.” bentak Kapten Abram sambil langsung menutup telponnya.Belum beberapa detik berselang, PCD Kapten Abram berbunyi. “Penculikan di Gloria Pub. Tim terdekat harap datang” Kapten Abram mengirim pesan lewat PCDnya dengan tulisan “Code 816. Puma Foxtrot. Gloria Pub dan langsung ke teleporter khusus polisi. Sinar putih menyelubunginya dan teleport pun jalan. (lanjut ke POV Samson I) [1] Hampir Manusia, sebuah bahasa slang untuk unit cyborg atau android di Neopolis.[2] Police Cases Devices : Gawai multiguna yang mulai digunakan setelah Zaman Kegelapan Teknologi. Dengan satu narahubung, polisi di Neopolis bisa mendapatkan brief awal kasus, lokasi. Jika selesai, bisa diberikan rating 1-5 bintang oleh atasan mereka.[3] Manusia setengah binatang. Chimera Project pernah dibuat di Zaman Kegelapan Teknologi, ketika android mulai sempurna kebanyakan dari mereka dipekerjakan di tempat-tempat kumuh atau proyek bangunan serta pekerjaan kasar lainnya.[4] Neopolis Marine Ranger : Satuan Tempur Neopolis yang banyak berjasa di Zaman Kegelapan Teknologi. Sekarang, dikenal sebagai NSDF (Neopolis Self Defense Forces)
0 notes